PERANAN PENDIDIKAN DALAM MEMOTIVASI DAN MENSEJAHTERAKAN WANITA DI BIDANG PEMBANGUNAN DESA Studi Peningkatan Peranan Wanita Di Bidang Publik Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara Oleh Dra. Farida Hasyim, M. Hum. Dosen Tetap Jurusan PKn FKIP Universitas Lampung ABSTRACT This research aims to explain the connection between the level of education and women’s role in public sector. By using descriptive analysis, this research took place in four villages of East Abung District of North Lampung Regency. Data were gathered by using angket, interview, and focus group of discussion. Then data were analyzed with qualitative data analysis. This research comes to conclusion that the low level of education experienced by women in the such villages has determined the low level participation of the women in public sector. Kata kunci: women, education, public sector LATAR BELAKANG Salah satu wujud dari adanya masyarakat majemuk, yaitu adanya masyarakat Lampung Utara, Lampung Selatan, Lampung Barat dan Lampung Timur. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan meneliti masyarakat Lampung Utara khususnya kecamatan Abung Timur yang masih mempunyai Desa dengan karakteristik khas Lampung yang dikenal dengan nama "Desa empat serangkai", yaitu terdiri dari: Desa Penagan Ratu, Desa Gedung Nyapah, Desa Pungguk Lama dan Desa Bumi Agung Marga. Keempat desa tersebut mempunyai karakteristik budaya serta iklim sosial budaya yang masih kuat adat istiadatnya. Memasuki tahap reformasi dalam konteks globalisasi bagi manusia berarti memasuki kurun waktu di mana dimanfaatkan sumber daya manusia sebagai salah satu faktor pembangunan. Dengan kata lain, sebagai sumber daya pembangunan menuntut peningkatan kuaitas dan partisipasi wanita sebagai sumber daya manusia dalam pembangunan. Peningkatan kulitas salah satunya adalah pendidikan. Dalam menyongsong era globalisasi yang menuntut kompetisi yang ketat, tingkat pendidikan wanita telah dilakukan penajaman prioritas dan program yang akan dan perlu dilaksanakan, yaitu: (1) Pendidikan dalam mencerdaskan kaum wanita; (2) Memberikan kesempatan untuk bergerak dalam bidang publik; (3) Meningkatkan kesejahteraan keluarga. 2 Peranan wanita dalam kaitan dengan tingkat pendidikan pada masyarakat Lampung Utara khususnya Kecamatan Abung Timur masih belum menduduki posisi yang begitu baik terutama di desa Empat Serangkai karena masih adanya kaum wanita yang buta aksara, masih banyak kaum wanita yang tidak tamat sekolah baik tingkat SD, SMP dan SMA atau sederajat maupun pendidikan tinggi. Sebagaimana dikemukakan di atas pendidikan dan tingkat pendidikan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas manusia. Pendidikan disini adalah terutama pendidikan formal yaitu melalui proses belajar mengajar yang dilakukan oleh sekolah baik oleh negara (pendidikan negeri) atau pendidikan yang dilakukan oleh swasta (pendidikan swasta). Melalui pendidikan diperoleh kemampuan dan keterampilan baik bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik yang pada akhirnya akan memberikan dasar bagi sumber daya dasar pembangunan antara lain manusia untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya. Oleh karena itu dapat dikatakan ada kaitannya antara pendidikan dengan peranan seseorang wanita dalam memotivasi diri untuk melakukan kegiatan publik atau melakukan pembangunan desa. Berkaitan dengan hal tersebut perlu diketahui tingkat pendidikan kaum wanita dalam suatu desa agar dapat memberikan gambaran apakah desa tersebut terdapat peranan wanita dalam bidang publik. Khusus dalam kegiatan publik yaitu dalam pembangunan desa perlu pendidikan yang menunjang agar mempunyai wawasan yang luas dalam berhubungan dengan masyarakat luas. Dalam keluarga yang sifatnya institusional/ tradisional, seperti pada masyarakat Abung Timur yang tinggal di Desa Penagan Ratu, Desa Gedung Nyapah, Desa Pungguk Lama dan Desa Bumi Agung Marga, di mana, adat dan pendapat masih sangat dominan, sudah barang tentu kegiatan publik bagi wanita menimbulkan masalah dan konflik di kerenakan kultur yang masih kuat. Adapun sub-sub masalah antara lain: (1) Sejauh mana peranan pendidikan dalam memotivasi wanita untuk terlibat dalam bidang publik demi mensejahterakan keluarga; (2) Faktor-faktor apa saja yang menghambat wanita dalam meningkatkan pendidikannya; (3) Untuk mensejahterakan keluarganya apakah wanita di desa Empat Serangkai tersebut ikut serta dalam bidang publik? KERANGKA KONSEPTUAL Peranan adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan status seseorang baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Peranan lebih menggambarkan pada aktivitas seseorang yang berkaitan dengan kedudukannya atau statusnya, baik dari sudut kedudukan formal (berkaitan dengan jabatan) dan non formal yang berkaitan dengan tingkat pendidikan orang tersebut (achievement academic). Pada masyarakat adat Lampung memang ada perbedaan antara "adat" dengan "hukum adat", perbedaannya terletak dari cara 3 mempertahankan adat tersebut dengan kata lain adat merupakan perilaku sosial dari anggota masyarakat sebagai suatu kebiasaan, kebiasaan mana jika tidak dilakukan atau dilanggar tidak mendapatkan sanksi dari masyarakat adatnya. Sedangkan hukum adat merupakan perilaku sosial anggota masyarakat atau kelompok yang apabila tidak dilakukannya atau dilanggar dapat diberi sanksi oleh masyarakat adatnya. Sebagaimana kita ketahui dalam keluarga dan rumah tangga masyarakat Lampung menganut sistem kekerabatan yang bersifat patrilinial di mana kedudukan wanita terhadap pria bersifat subordinat karena kaum pria yang lebih berperan dalam menarik garis keturunan akan membentuk keluarga, besar (extendent family) di mana laki-laki paling dominan dalam keluarga tersebut. Suami sebagai kepala keluarga adalah figur yang paling berhak untuk memberi keputusan dan tidak seorangpun dapat melepaskan dari pengaruh sistim kekerabatan tersebut sebagaimana yang dikernukakan oleh Parsudi Suparlan (1989: 3): Disadari ataupun tidak, sebenarnya tidak ada seorangpun di antara kita yang tidak terjerat dan diatur kehidupannya dalam berbagai aturan kekerabatan dan keluarga. Secara sadar ataupun tidak, sebenarnya kita masing-masing mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada dalam sistem kekerabatan yang kita jumpai sesuai dengan kebudayaan kita masing-masing. Sifat masyarakat Lampung adalah merupakan pencerminan dari sistem nilai yang terkandung di dalam budaya masyarakat Lampung itu sendiri. Sifat watak orang Lampung yang dikemukakan oleh Hilman Hadikusuma (1990: 51-52), yaitu: (1) Pi'il Pesenggiri yaitu rasa harga diri; (2) Juluk Adek yaitu bernama gelar; (3) Nemui Nyimah yaitu terbuka tangan; (4) Nengah Nyapur yaitu hidup bermasyarakat; (5) Sakai Sambayan yaitu tolong menolong. Pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak didik agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan sadar terhadap hubungan dan tugas-tugas mereka. Menurut M.Surya (1975:3). Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, dalam rangka sebagai suatu hasil interaksi individu dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial sejak lahir sampai sepanjang hidup itu sendiri dimana warisan sosial sebagai salah satu bagian di lingkungan sosialnya menjadi suatu alat yang dipergunakan untuk perkembangan individu seoptimal mungkin yang akan memajukan kesejahtraan umat manusia. TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum dari penelitian adalah untuk menjelaskan tentang peranan wanita dalam pendidikan khususnya keikutsertaannya dalam program-program pemerintah atau sejauhmana peranannya dalam bidang publik untuk mensejahterakan keluarganya. Tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) Untuk menjelaskan apakah peranan pendidikan dapat memotivasi kaum wanita di kecamatan Abung Timur khususnya desa Empat Serangkai; 4 (2) Untuk menjelaskan sejauh mana kaum wanita berperan di bidang publik. METODOLOGI Tipe penelitian bersifat deskriptif analisis, yaitu untuk mengetahui bagaimana peranan wanita Lampung Utara khususnya masyarakat Lampung Pedalaman/ Pepadun dalam mensejahteraan keluarganya. Selanjutnya juga ingin mengetahui apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap peranan pedidikan dalam memotivasi wanita untuk bergerak di bidang publik. Dengan demikian penelitian ini disebut deskriptif karena ingin menggambarkan fenomena sosial dalam kehidupan keluarganya. Dikatakan analisis, karena mencoba membahas dengan mengungkapkan latar belakang kehidupan sosial mereka terutama berkaitan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki mereka secara utuh. Penelitian ini dilakukan di kalangan Masyarakat Lampung Utara (masyarakat Pepadun), yang masih memegang adat istiadat mereka, penduduk asli yang mendiami Desa Penagan Ratu, Desa Gedung Nyapah, Desa Pungguk Lama, dan Desa Bumi Agung Marga. Kriteria informan adalah kaum wanita yang sudah berkeluarga. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 2549 (dua ribu lima ratus empat puluh sembilan) dengan rincian masing-masing ditetapak sebagai berikut: (1) Desa Penagan Ratu sebanyak 706 Orang; (2) Desa Gedung Nyapah sebanyak 589 Orang; (3) Desa Pengguk Lama sebanyak 680 Orang; (4) Desa Bumi Agung Marga sebanyak 574 Orang. Untuk menentukan sampel tersebut dilakukan secara purposive sampling yaitu dengan langsung menemui keluarga-keluarga yang memiliki kriteria yang dimaksud, dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik peranan dilihat dari tingkat pendidian yang dimiliki responden dan yang dilakukan serta pola komunikasinya dan lain-lain. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan cara analisis kualitatif, yaitu dengan cara menyajikan hasil penelitian dalam bentuk menggambarkan secara utuh gejala yang ada pada masyarakat, dan selanjutnya diambil kesimpulan baik secara induktif maupun deduktif. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden untuk mengetahui bagaimana peranan pendidikan dalam memotivasi wanita dalam kegiatan publik, maka harus diketahui dahulu tingkat pendidikan, karena tingkat pendidikan sangat menetukan bentuk peranan khususnya kaum wanita di bidang publik. Untuk itu perlu dikemukakan tingkat pendidikan responden pada desa penelitian. Tingkat pendidikan perlu diidentifikasi terlebih dahulu, karena dengan mengetahui tingkat pendidikan dapat diketahui keterampilan dan kemampuan (ability) dari seorang responden. Keterampilan dan kemampuan seseorang akan memberikan dorongan atau motivasi untuk melakuan sesuatu atau 5 menentukan bentuk kegiatan (peran), yaitu melakukan kegiatan publik dalam rangka kesejahteraan masyarakat desa. Berdasarkan hal tersebut di atas maka pada bagian ini akan disajikan tabel sebagai berikuti: (1) Tingkat pendidikan rendah pada Desa Empat Serangkai, yaitu mereka yang memiliki pendidikan tidak tamat SD sebanyak 200 orang atau 18,35% di mana peranan mereka di bidang publik sangat rendah dan tamat SD sebanyak 890 orang atau 81,65% di mana peranan mereka di bidang publik rendah. (2) Pada tingkat pendidikan tidak tamat SMP sebanyak 107 orang atau 16,49% peranannya di bidang publik kurang sekali, dan tamat SMP 542 orang atau 83,51% kurang berperan di bidang publik. (3) Pada tingkat SMU tidak tamat sebesar 65 orang atau 12,21 % kurang sekali melakukan kegiatan di bidang publik, sedangkan yang lulus SMU berjumlah 515 orang atau 88,79 % terbukti aktip melakukan/mengikuti kegiatankegiatan bidang publik. (4) Pada tingkat Perguruan Tinggi, terdapat 33 orang atau 53,23 % tidak tamat Perguruan Tinggi aktip berperan dalam bidang publik (terutama dalam bidang-bidang pemerintahan, baik pendidian, penyuluhan, kegiatan PKK dan lainlain yang menyangkut pelaksanaan program pemerintah), sedangkan yang tamat dari Perguruan Tinggi sebanyak 29 orang atau 53,23% dapat dikatakan berperan aktif dalam rangka pemberdayaan masyarakat di desanya masingmasing. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil diskusi kelompok dari responden terhadap pertanyaan mengapa wanita kurang berkeinginan untuk meningkatkan pengetahuan mereka, sehingga dapat bekerja di kantor-kantor pemerintah maupun swasta atas pertanyaan ini maka diperoleh jawaban bahwa wanita tidak begitu dapat menentukan keinginannya sendiri untuk melakukan kegiatan di luar rumah (kegiatan publik). Karena mereka masih sangat terikat kepada tradisi atau budaya masyarakat asli Lampung, yang menganggap kegiatan di luar rumah tangga (kegiatan publik) secara tradisi hanya dilakukan oleh kaum pria karena ini merupakan kewajiban kaum pria. Berdasarkan adat istiadat dari empat desa ini (desa Empat serangkai) bahwa anak-anak pria lebih diutamakan dari anak wanita, karena masyarakat ini disebut sebagai masyarakat adat Pepadun yang masih kental adat budayanya yang menarik garis keturunan patrilinial (menarik garis keturunan dari lakilaki). Dari hasil wawancara dengan para responden pada masyarakat Desa Empat Serangkai juga dapat diketahui bahwa upaya mendudukan kesetaraan antara wanita dan pria untuk ikut berperan dalam bidang publik masih mengalami kesulitan bila kita melihat dari tingkat pendidkan kaum wanita masih jauh tertinggal. Sudah barang tentu keadaan seperti ini tidak boleh dibiarkan, harus ada kemauan dan kesadaran dari kaum wanita bahwa pendidikan itu penting, dan masyarakat jangan lagi membedakan antara pria dan wanita. Karena kaum wanita adalah sumber daya manusia, jumlah wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria. Oleh karena itu perlu 6 diikut sertakan pada segala tingkat perencanaan dan perlunya peranan kaum wanita dalam programprogram pemerintahan, wanita dituntut untuk mengeluarkan pendapat serta perlunya pengetahuan dan pendidikan untuk menopang keikut sertaannya dibidang publik. Meningkatkan kesadaran mereka tentang situasi diri dan kemamapuan mereka mengungkapkan kebutuhan mereka sendiri, sudah merupakan proses pemberdayaan tersendiri. Sekalipun perencanaan dan penerapan pembangunan pada prinsipnya merupakan proses yang lebih kurang bersifat top down, efek positif menyeluruh hanya mungkin dicapai jika bersamaan dengan itu diberdayakan. Sayangnya wanita kurang berperan atau hanya sebagian kecil saja, karena pendidikan dan pengetahuannya masih jauh tertinggal dibandingkan dengan laki-laki, padahal wanita dapat berperan disegala bidang di segala kegiatan dari tingkat pelaksanaan sampai tingkat perumusan serta mampu dalam mengambil keputusan. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Bahwa peranan pendidikan sebagai stimulus untuk berperan dalam bidang publik, karena pendidikan merupakan modal untuk menentukan seseorang itu mempunyai pengetahuan ini dapat kita lihat dari hasil pembahasan tersebut seperti, bahwa semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka semakin kecil/rendah perannya di bidang publik dan kurang terwujusnya dalam kegiatan-kegiatan. Pada tingkat pendidikan rendah seperti tidak tamat SD atau tamat SD peranannya dibidang publik sangat rendah, dan tidak tamat SMP dan tamat SMP perananya dibidang publik kurang, tidak tamat SMU dan tamat SMU peranannya di bidang publik sedang, tidak tamat Perguruan Tinggi dan tamat perguruan tinggi aktip dibidang publik dan masyarakat karena pengetahuan dan pendidikan dirasakan dapat mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada. b. Bahwa karena tingkat pendidkan wanita di Desa Empat Serangkai secara mayoritas atau dominan berpendidikan rendah, maka tingkat keterampilan dan kemampuan merekapun sebagian besar rendah. Oleh karena itu peranan pendidikan dalam mewujudkan untuk melakukan kegiatan publik umumnya dan khususnya melakukan kesejahteraan masyarakat baik frekuensi maupun bentuk kegiatan di bidang publik juga sebagian besar dapat dikatakan sangat kurang. c. Sebagai kosekuensi atau akibat dari peranan pendidikan dalam mewujudkan untuk mensejahterakan keluarga kurang, maka kegiatan publik kaum wanita di deas Ampat Serangkai dapat dikatakan secara umum masih sangat kurang dan demikian pula 7 bentuk kegiatannya adalah belum menunjukan variasi kegiatan publik yang beraneka warna. Adapun saran antara lain Agar ditingkatkan pendidikan umumnya dan khususnya kaum wanita di Desa Empat Serangkai, sehingga dapat pula meningkatkan peranan wanita dalam kegiatan publik. Bahwa perlunya ditingkatkan peranan pendidikan bagi kaum wanita di desa Empat Serangkai, sehingga dapat diharapkan meningkat pula kesejahteraan keluarga untuk tidak hanya memperbaiki taraf hidup mereka tetapi juga taraf hidup masyarakat desa umumnya dengan cara melakukan interaksi yang lebih luas dalam kehidupan bermasyarakat. Serta agar ditingkatkan kegiatan publik dikalangan wanita dalam rangka ikut serta dalam pembangunan desa dan ditingkatkan pula bentuk-bentuk atau macam-macam kegiatan publik kaum wanita dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa khususnya dan kesejahteraan daerah Lampung umumnya. DAFTAR PUSTAKA Hadikusuma, Hilman. 1990. Masyarakat dan Adat Budaya Lampung. Mandar Maju. Bandung. Maria, Etty. 2004. Wanita Memutus Mata Rantai Asimetri.PT Gramedia widiasarana Indonesia. Jakarta. Ihromi, T. 0. 1990. Masalah-Masalah Dalam Keluarga ibut Bekerja dan Ibu Tidak Bekeja. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Parson, Talcot. 1987. Teori Sistem ( Suatu Gerakan Kearah Kesatuan Teori Ilmu Perilaku Dalam Sosiologi Kotemporer). Rajawali. Jakarta. Rosaldo. 1974. Woman Cultur and Society a Theorilical Overview. Stanford University. California. Sadli, Saparinah. 1995. Anak Wanita Antara Harapan dan Kenyataan. HUT Dharma Wanita. Sayogyo, Pudjiwati. 1984. Indonesia Fakta dan Citra Kerja dan Wanita Suatu Tinjauan Antropologis, Sosiologis dan Ekonomi. Program Pengembangan Karir Wanita. Seminar Nasional Wanita, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial. Soekanto, Soerjono. 1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Yayasan Penerbit Indonesia. Jakarta. 8 Suparlan, Parsudi. 1989. Sistem Kekerabatan Keluarga dan Peranan Pria Dalam Keturunan. Majalah Berita Antropologi Sosial dan Budaya Indonesia ,Nomor 46 Tahun XXI Tamagola, Tamrin Amal. 1992, Citra Wanita Kelompok Studi Wanita FISIP Universitas Indonesia. Jakarta. Sekretariat Negara. 1998, Kumpulan TAP MPR 1998. MPR.RI, Jakarta