perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB IV

advertisement
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
ANALISIS DATA
Data yang diperoleh akan dianalisis sesuai dengan teori yang mendukung
pembahasan. Tahap analisis bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengolah data
sehingga diperoleh kesimpulan yang tepat. Deskripsi dalam analisis data ini
meliputi karakteristik pemakaian bahasa, fungsi bahasa, dan kosakata ciri penentu
register.
A. Karakteristik Pemakaian Bahasa Penyiar Radio FM di Surakarta
Karakteristik pemakaian bahasa yang digunakan oleh penyiar radio FM di
Surakarta meliputi pemakaian bahasa lisan. Pemakaian bahasa lisan terjadi antara
penyiar dengan pendengar dan penyiar dengan rekan kerjanya. Beberapa
karakteristik pemakaian bahasa dalam penyiar radio akan penulis jabarkan sebagai
berikut.
1. Penggunaan Istilah Asing
Istilah asing banyak digunakan oleh penyiar radio FM di Surakarta. Istilah
asing yang digunakan banyak mengambil dari bahasa Inggris. Hal tersebut terjadi
karena radio pertama kali berkembang di negara Amerika Serikat yang mayoritas
penduduknya berbahasa Inggris. Sejak pertama kali radio didirikan di Indonesia,
penggunaan istilah asing memang sering dilakukan oleh penyiar radio.
Penggunaan kata asing tersebut untuk menunjukkan prestise si penyiar radio itu
sendiri. Selain itu pengguaan bahasa Inggris juga dianggap lebih sederhana.
Misalnya saja kata „siaran berduaan‟ dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa
Inggrisnya tandem, penyiar akan lebih memilih menggunakan kata tandem
commit
user yang digunakan di antaranya:
daripada „siaran berduaan‟. Istilah
asingtolainnya
44
perpustakaan.uns.ac.id
45
digilib.uns.ac.id
speed, break, open mike, live report, cue, greeting, mixing, file, output, taping dan
lain-lain. Penggunaan istilah asing yang ditemukan dalam data adalah sebagai
berikut:
(1)
Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang
sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang
tentang announcing skill di radio RRI Surakarta
pada tanggal 7 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “O ya speed-nya tadi ya kecepeten, aja cepet ya
aja alon-alon. Nah kae rungokno sing maca
beritane, kae apik ora kecepeten ora terlalu
lambat.”
DJ magang
: “Iya Mas, aku besok lama-lama juga bisa Mas.”
(001/KPB/PIA/OFF/RRI/7 Mei 2013)
Istilah asing dalam bahasa Inggris yang digunakan adalah speed yang
dalam bahasa Indonesia artinya „kecepatan‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:544).
Penggunaannya dalam data yang ditemukan tidak mengalami perubahan makna.
Maksud kata speed dalam tuturan yakni kecepatan di dalam membaca berita.
(2)
Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang
sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang
tentang operating di radio RRI Surakarta pada
tanggal 27 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Kamu yang pegang operatornya ya tadi? Waktu
mau break kamu jangan langsung di-full suara
iklannya, naikin perlahan-lahan inget fade in fade
out lah, ben gak njeglek, ben dirungokne ya penak.”
DJ magang
: “Masih grogi aku Mas, bingung, mesti konsen ke
semua tombolnya. Bingung, habis ini mau ngapain
habis itu mau ngapain lagi.”
(002/KPB/PIA/OFF/RRI/27 Mei 2013)
Istilah fade in fade out berasal dari bahasa Inggris, fade in maksudnya
commit to user
adalah memunculkan secara perlahan sedangkan fade out adalah menghilangkan
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
secara perlahan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:230). Fade in fade out
merupakan salah satu teknik untuk mengoperasikan alat siar. Fade in oleh penyiar
dimaknai dengan memunculkan suara secara perlahan suara yang dimaksud
biasanya adalah musik, sedangkan fade out kebalikan dari fade in yakni
menghilangkan suara secara perlahan.
(3)
Konteks situasi
:
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan
kepada DJ magang tentang announcing skill di radio
RRI Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013.
DJ magang
: “Kata bu Ina opening-ku tadi masih monoton Mas.
Biar gak monoton tu gimana Mas?”
Rido Wicaksono
: “Jadi pada saat kamu open mike biar gak monoton
tiap hari tu kamu ganti-ganti, misal hari ini pakai
huruf a misalnya „Apa kabar anda hari ini? Semoga
selalu dalam keadaan sehat tidak kurang satu apa
pun‟, besok pakai b besoknya lagi c dan seterusnya.”
(003/KPB/PIA/OFF/RRI/27 Mei 2013)
Kata open mike berasal dari bahasa Inggris yang dalam bahasa
Indonesianya berarti membuka mik (mikrofon) (Kamus Inggris Indonesia,
2003:405,380). Penggunaan kata open mike tentu saja tidak diartikan sedang
membuka mik (mikrofon), tetapi mengalami perubahan makna menjadi kata
pembuka pada saat siaran.
(4)
Konteks situasi : Percakapan antara Sari Nugraha
dengan rekan kerjanya, tentang laporan langsung
(live report) di radio RRI Surakarta pada tanggal
19 Juni 2013.
Sari Nugraha
: “Mau berangkat Cin”?
Rekan kerja
: “iya, kenapa”?
Sari Nugraha
: “Sebelum live report BBM aku dulu ya”.
commit to user
: “oke”.
Rekan kerja
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(004/KPB/PIA/OFF/RRI/19 Juni 2013)
Istilah live report berasal dari bahasa Inggris yang artiya laporan langsung
(Kamus Inggris Indonesia, 2003:362,478). Penggunaannya dalam data yang
ditemukan tidak mengalami perubahan makna. Makna live report dalam tuturan
adalah berita atau informasi yang dilaporkan secara langsung oleh reporter pada
saat siaran sedang berlangsung.
(5)
Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang
sedang memberikan pengarahan kepada Aji (DJ
baru) tentang cue yang akan digunakan untuk siaran
di radio RRI Surakarta pada tanggal 20 Juni 2013.
Sari Nugraha
: “Aji, untuk siaran nanti cue-nya pakai yang ini
(sambil menunjukkan file di komputer).”
DJ magang
: “Iya Mbak.”
(005/KPB/PIA/OFF/RRI/20 Juni 2013)
Cue bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti isyarat atau
tanda (Kamus Inggris Indonesia, 2003:159). Penggunaan dalam data yang
ditemukan tidak mengalami perubahan makna. Kata cue sering diartikan sebagai
musik sebagai tanda akan dimulainya suatu acara atau program di radio.
(6)
Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha dengan
rekan kerjanya tentang greeting Raisa untuk sebuah
event, pada saat rapat di radio RRI Surakarta pada
tanggal 22 Juni 2013.
Rekan kerja
: “Greeting Raisa-nya gimana?”
Sari Nugraha
: “Emm udah jadi kok greeting-nya, udah siap puter
tuh.”
(006/KPB/PIA/OFF/RRI/22 Juni 2013)
commit to user
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kata greeting dalam data berasal dari bahasa Inggris, bila diartikan dalam
bahasa Indonesia menjadi salam atau sapaan (Kamus Inggris Indonesia,
2003:279). Penggunaan kata greeting dalam penyiaran sering diartikan kata-kata
sapaan atau salam yang berdurasi kurang dari satu menit.
(7)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan
rekan kerjanya tentang THT MP (program acara
untuk hari Sabtu) di radio Metta FM Solo pada
tanggal 23 Mei 2013.
Lidya Saka
: “Mas Yos, THT MP-nya dah di-mixing belum?”
Rekan kerja
: “Uwis, ngapa?”
Lidya Saka
: “Ora apa-apa, makasih ya Mas.”
(007/KPB/PIA/OFF/RM/23 Mei 2013)
Mixing jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti percampuran
(Kamus Inggris Indonesia, 2003:383). Penggunaan dalam data yang ditemukan
tidak mengalami perubahan makna. Kata mixing dalam data diartikan sebagai
percampuran antara rekaman suara penyiar dengan musik untuk program THT
MP (Twenty Hot Trake dan Metta Pemuda). THT MP merupakan salah satu nama
program di radio Metta FM, dimana Twenty Hot Trake menyajikan chart lagu
manca negara dan Metta Pemuda menyajikan 10 lagu yang paling banyak diminta
oleh pendengar.
(8)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan
rekan kerjanya tentang backsound untuk iklan yang
akan diproduksi di radio Metta FM Solo pada
tanggal 24 Mei 2013.
Lidya Saka
: “Mas Yos, iklannya di-mixing pakai backsound
yang baru ya.”
Rekan Kerja
: “Endi?”
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lidya Saka
: “Sik bentar (sambil mencari file di komputer), ini
di file yang ini ya Mas (sambil menunjukkan file di
komputer).”
(008/KPB/PIA/OFF/RM/24 Mei 2013)
Kata file jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya berkas
(Kamus Inggris Indonesia, 2003:240). Penggunaan kata file dalam data tidak
mengalami perubahan makna. Para penyiar memang lebih sering menggunakan
istilah asing tersebut daripada bahasa Indonesia. Penggunaan istilah asing yang
terlalu sering mengakibatkan tidak terdengar familiar saat digunakan padanannya
dalam bahasa Indonesia.
(9)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan
rekan kerjanya pada saat istirahat makan siang di
radio Metta FM Solo pada tanggal 2 Juli 2013.
Lidya Saka
: “Eh kok output suaranya gak stereo ya?”
Rekan kerja
: “Ah apa ya?”
Lidya Saka
: “Coba dengerin sik to, mangan wae kowe kui.”
(009/KPB/PIA/OFF/RM/2 Juli 2013)
Kata output jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya hasil
atau inforMasi (dari komputer) (Kamus Inggris Indonesia, 2003:410). Dalam data
kata output berarti suara yang dihasilkan pada saat siaran yang keluar dari
headphone penyiar. Adanya output bagi penyiar berfungsi untuk mengontrol
suara siaran apakah terlalu keras atau pelan, sehingga penyiar bisa menyajikan
kualitas suara yang enak didengar bagi para pendengar radio.
(10)
Konteks situasi
: Percakapan Lidya
Saka dengan rekan kerjanya tentang id’s
untuk Masa lebaran, pada saat rapat di radio
MettatoFM
commit
userSolo pada tanggal 6 Juli 2013.
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rekan kerja
: “Kalau semuanya minta libur lebaran, trus
yang siaran siapa? Apalagi WM kan
penyiarnya cuma dua, gak ada yang bisa
gantiin lagi. Kalau yang lainnya sih
gampang, semua bisa tapi kalau Wo ai
Metta?”
Lidya Saka
: “Ya udah Mas kalau Ailin pulang Jakarta
trus Bintangnya itu juga pengen cuti lebaran,
kita taping aja untuk pas hari H-nya. Terus
nanti seterusnya setelah hari H bisa Bintang
yang siaran WM-nya.”
(010/KPB/PIA/OFF/RM/6 Juli 2013)
Kata taping berasal dari bahasa Inggris yang artinya perekaman (Kamus
Inggris Indonesia, 2003:579). Penggunaan kata tersebut dalam data tidak
mengalami perubahan makna. Penggunaan kata taping oleh para penyiar biasa
diartikan sebagai melakukan perekaman untuk salah satu program acara yang
nantinya akan diputar pada saat siaran.
(11)
Konteks situasi : Percakapan antara Sara
Neyrhiza dengan rekan kerjanya, tentang
rencana
siaran di
radio PTPN pada
tanggal 13 Mei 2013.
Rekan kerja
: “Ra lagi repot ra?”
Sara Neyrhiza
: “Lagi mau bikin script siaran buat nanti
malem, kenapa Mas?”
Rekan kerja
: “Kalo dah selesai ke ruanganku bentar ya.”
(011/KPB/PIA/OFF/PTPN/13 Mei 2013)
Kata script
berasal dari bahasa Inggris, jika diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia artinya naskah (Kamus Inggris Indonesia, 2003:506).
Penggunaan kata script dalam data tidak mengalami perubahan makna.
Penggunaan kata script oleh penyiar diartikan sebagai naskah yang bertuliskan
commit to user
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kata-kata yang akan diucapkan pada saat siaran mulai dari opening sampai
closing.
(12)
Konteks situasi : Percakapan antara Sara
Neyrhiza dengan rekan kerjanya, saat
pergantian jam siaran di radio PTPN pada
tanggal 14 Mei 2013.
Sara Neyrhiza
: “Mas mau pas break iklan tho eneng telpon
minta nomer HP-mu.”
Rekan kerja
: “Apa meneh? Mbok keki ra?”
Sara Neyrhiza
: “Ya oralah, edan aku. Wis sekarang aku
mulih tenan iki, sik ya Mas.”
(012/KPB/PIA/OFF/PTPN/14 Mei 2013)
Istilah asing yang digunakan dalam data adalah break jika diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia artiya istirahat (Kamus Inggris Indonesia, 2003:79).
Penggunaan kata break dalam data yang ditemukan tidak mengalami perubahan
makna. Makna kata break dalam tuturan adalah waktu dimana siaran harus
berhenti sejenak untuk memutar iklan.
(13)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang bertanya kepada rekan kerjanya
tentang backsound untuk acara talkshow di
PTPN pada tanggal 3 Juni 2013.
Sara Neyrhiza
: “Mas Arif, buat talkshow nanti tu pake
backsound apa Mas?”
Rekan Kerja
: “Emm, pake backsound gota aja.”
(013/KPB/PIA/OFF/PTPN/3 Juni 2013)
Istilah asing yang digunakan dalam data adalah talkshow istilah tersebut
berasal dari bahasa Inggris, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya
pertunjukan percakapan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:578,523). Di dalam
commit to user
52
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penggunaannya kata talkshow tidak diartikan sebagai pertunjukan percakapan
tetapi sebuah program acara yang mendatangkan narasumber. Program acara
tersebut berupa percakapan antara penyiar dengan narasumber dan juga
melibatkan pendengar secara langsung melalui telepon.
(14)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang mengikuti breafing di radio
PTPN pada tanggal 4 Juni 2013.
Sara Neyrhiza
: “Untuk event nanti LO-nya kamu ya Dit.”
Rekan kerja
: “Sip, jangan lupa juga konsumsi tadi tuh
tadi belum kebahas.”
(014/KPB/PIA/OFF/PTPN/4 Juni 2013)
Kata event berasal dari bahasa Inggris jika diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia artiya peristiwa atau kejadian (Kamus Inggris Indonesia, 2003:220).
Penggunaan kata event oleh penyiar biasanya dipakai untuk memberi label kata
acara atau kegiatan.
(15)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
dengan rekan kerjanya saat pergantian jam
siaran di radio PTPN pada tanggal 4 Juni
2013.
Sara Neyrhiza
: “Gimana? Disuruh ngapain?”
Rekan kerja
: “Disuruh buat insert tuh, ribet amat ya.
Amat wae gak seribet ini.”
Sara Neyrhiza
: “Masih mending cuma buat insert doang,
coba kalau disuruh bikin kaleidoskop kaya
Hendra, ribet lagi kan. Mesti buka-buka
berita lama dulu.”
(015/KPB/PIA/OFF/PTPN/4 Juni 2013)
Istilah insert berasal dari bahasa Inggris jika diterjemahkan ke dalam
commit
user
bahasa Indonesia berarti sisipan
atauto selipan
(Kamus Inggris Indonesia,
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2003:324). Insert mengalami perubahan makna dari sisipan menjadi informasi.
Penggunaan kata insert oleh para penyiar diartikan sebagai sekilas inforMasi yang
berdurasi kurang dari satu menit.
(16)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang memberi pengarahan kepada
rekan kerjanya (DJ baru) tentang opening di
radio PTPN pada tanggal 6 Juni 2013.
Sara Neyriza
: “Kalau opening tu jangan lebih dari tiga
menit, pendengar tu bosen dengernya.
Pokoknya diinget-inget ya, jangan lebih dari
tiga menit.”
DJ magang
: “Iya Mbak iya, kan gak tau kalau lebih dari
tiga menit.”
(016/KPB/PIA/OFF/PTPN/6 Juni 2013)
Kata opening berasal dari bahasa Inggris, jika diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi pembukaan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:406).
Penggunaan kata opening dalam data diartikan sebagai kata-kata pembuka pada
saat siaran dimulai. Opening bisa berupa sapaan seperti „Hai pendengar
semuanya, apa kabarnya hari ini? Semoga baik dan sehat selalu ya.‟
(17)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang memberi pengarahan kepada
rekan kerjanya (DJ baru) di radio PTPN pada
tanggal 6 Juni 2013.
Sara Neyrhiza
: “Operating oke, tandem juga sudah oke,
bulan depan mungkin kamu sudah siaran
sendiri tuh. Latihan pernapasan jalan terus
lho ya, walaupun sudah DJ senior sekalipun
masih tetep latihan juga.”
DJ magang
: “Hah? Iya Mbak.”
(017/KPB/PIA/OFF/PTPN/6 Juni 2013)
commit to user
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Istilah asing yang digunakan dalam data adalah operating, jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya menjalankan (Kamus Inggris
Indonesia, 2003:406). Maksud kata operating dalam tuturan yakni menjalankan
atau mengoperasikan alat siar. Penggunaan istilah asing memang sering
digunakan oleh penyiar, karena dianggap lebih praktis. Jika digunakan
padanannya dalam bahasa Indonesia akan lebih panjang mengucapkannya yaitu
menjalankan alat siar, berbeda dengan bahasa Inggrisnya yang lebih singkat yakni
operating. Oleh karena itu penyiar lebih sering dan lebih suka menggunakan
istilah asing daripada bahasa Indonesia.
(18)
“Semangat hari ini, iya dong ya tanggal muda mau weekend juga
ee trus juga ee hari terakhir kerja mungkin buat kamu yang kerjanya cuma
sampe hari Jumat, besok udah libur gitu kan Jaka Dara.”
(018/KPB/PIA/ON/PTPN/1
November
2013)
Weekend jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya akhir
pekan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:641). Penggunaan istilah asing oleh
penyiar radio karena dianggap lebih memiliki prestise. Selain itu latar belakang
pendidikan penyiar juga sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahasanya.
Tuturan dalam data di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza yang sekaligus juga
seorang mahasiswa.
(19)
“Jadi sempet emosi-emosi aja cuman ya alhamdulillah sih bisa
istirahat sebentar, makanya bisa nemenin Jaka Dara pagi hari ini gitu.”
(019/KPB/PIA/ON/PTPN/1
2013)
commit to user
November
55
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Istilah asing berikutnya adalah alhamdulillah yang berasal dari bahasa
Arab, jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi pujian itu hanya untuk
Allah (http://id.wikipedia.org/wiki/Alhamdulillah). Penggunaannya dalam data
untuk menunjukkan agama si penyiar yakni agama Islam. Kata alhamdulillah
tidak hanya sering diucapkan oleh penyiar saja tetapi seluruh umat muslim di
dunia akan sering mengucapkan kata ini.
2. Pemakaian Istilah dari Bahasa Gaul
Selain ditemukan istilah dari bahasa Inggris dan Arab terdapat pula
pemakaian istilah dari bahasa gaul dalam pemakaian bahasa penyiar radio. Hal ini
terjadi karena sebagian besar penyiar adalah anak muda, sehingga mereka sering
menggunakan bahasa gaul. Bahasa gaul yang terdapat dalam data ada dua yaitu
rempong dan brow.
(20)
“Biasanya jam segini kan jam-jam rempong Jaka Dara kalau Sara
bilang rempong Bro kan dijalan kan biasanya kalo jam segini rame, di
jalan macet gitu kan.”
(020/KPB/PIBG/ON/PTPN/2 November 2013)
Kata rempong memiliki arti situasi atau kondisi yang merepotkan,
menyusahkan, bisa juga diartikan sebagai selalu mengeluh terhadap apa yang
sudah atau belum terjadi. Belum diketahui secara pasti asal mula kata rempong,
kata ini awalnya sering digunakan di dunia maya dan akhirnya terbawa ke dalam
kehidupan sehari-hari. Tidak hanya penyiar saja yang menggunakan istilah
rempong untuk memberi label sesuatu yang merepotkan, tetapi sebagian besar
anak muda di Indonesia juga menggunakannya.
commit to user
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(21)
“Biasanya jam segini kan jam-jam rempong Jaka Dara kalau Sara
bilang rempong Bro kan dijalan kan biasanya kalo jam segini rame, di
jalan macet gitu kan.”
(021/KPB/PIBG/ON/PTPN/2 November 2013)
Bro merupakan salah satu bahasa gaul yang ada di Indonesia yang banyak
dipakai oleh anak muda. Bro kependekan dari brother dalam bahasa Inggris, jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi saudara (Kamus Inggris
Indonesia, 2003:85). Penggunaan kata Bro dalam data memiliki makna yang lebih
luas dari arti yang sesungguhnya. Kata Bro bisa diartikan panggilan untuk teman,
kawan, ingin menunjukkan sikap akrab dan dekat. Seperti penyiar yang ingin
terdengar akrab dengan pendengarnya, oleh karena itu menyapa pendengar
dengan kata Bro.
3. Terdapat Hibrida (Hibrid Word) Antara Afiks Bahasa Indonesia
dengan Kata Dasar Asing
Istilah asing selain digunakan dalam bentuk kata yang utuh dalam
kepenyiaran juga menggunakan istilah asing yang menggunakan afiksasi bahasa
Indonesia. Istilah ini disebut dengan hibrida (hibrid word) yaitu kata kompleks
yang
bagian-bagiannya
berasal
dari
bahasa-bahasa
berbeda
(Harimurti
Kridalaksana, 2001:72). Penggunaan hibrida karena kesulitannya mencari istilah
yang tepat dalam bahasa Indonesia, akibatnya digunakan istilah asing yang diberi
afiks bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan oleh penyiar masuk ke dalam
ragam informal sehingga penggabungan afiks bahasa Indonesia dengan istilah
asing sering dilakukan dan dianggap lazim.
(22)
Konteks situasi :
commit
to user yang
Wicaksono
Percakapan
Rido
sedang memberikan
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengarahan kepada DJ magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 7 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “O ya speed-nya tadi ya kecepeten, aja
cepet ya aja alon-alon. Nah kae rungokno
sing maca beritane, kae apik ora kecepeten
ora terlalu lambat.”
DJ magang
: “Iya Mas, aku besok lama-lama juga bisa
Mas.”
(022/KPB/HIB/OFF/RRI/7 Mei 2013)
Speed telah berhasil diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia dengan
menambahkan akhiran –nya. Kata speed merupakan kata dari bahasa Inggris yang
artinya kecepatan, memiliki kelas kata nomina (Kamus Inggris Indonesia,
2003:544). Nomina ditambah akhiran -nya menjadi kata keterangan kepemilikan.
Sehingga arti yang muncul akibat penggabungan afiks di atas adalah kecepatan
baca yang dimiliki oleh penyiar.
(23)
Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha
dengan rekan kerjanya tentang greeting Raisa
untuk sebuah event, pada saat rapat di radio
RRI Surakarta pada tanggal 22 Juni 2013.
Rekan kerja
: “Greeting Raisa-nya gimana?”
Sari Nugraha
: “Emm udah jadi kok greeting-nya, udah
siap puter tuh.”
(023/KPB/HIB/OFF/RRI/22 Juni 2013)
Greeting telah diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia dengan
menambahkan akhiran –nya. Kata greeting merupakan kata dari bahasa Inggris
yang artinya salam atau sambutan, dan memiliki kelas kata nomina (Kamus
Inggris Indonesia, 2003:279). Nomina+nya menjadi kata keterangan kepemilikan.
Jika dilihat dalam data di atas commit
arti yang
muncul akibat penggabungan afiks
to user
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut adalah salam atau sambutan yang dimiliki oleh penyiar yang diperoleh
dari Raisa.
(24)
“Jadi Lyla ini sedang dalam tahap recording lah ya untuk album
terbarunya, dan ini disampaikan oleh vokalisnya juga vokalis dari Lyla
yaitu Naga Jaka Dara. Nah album keempat ini rencananya bakalan berisi
sepuluh lagu, buat jadwal release-nya sepertinya e belom belom ada ya,
masih menunggu waktu yang tepat juga.”
(024/KPB/HIB/ON/PTPN/2 November 2013)
Release telah berhasil diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia dengan
menambahkan akhiran –nya. Kata release merupakan kata dari bahasa Inggris
yang artinya pelepasan, memiliki kelas kata nomina (Kamus Inggris Indonesia,
2003:475). Nomina+nya menjadi kata keterangan kepemilikan. Sehingga arti yang
muncul akibat penggabungan afiks di atas adalah pelepasan album yang dimiliki
oleh band Lyla.
(25)
“Lagunya udah materiya udah siap tinggal di-edit-edit e di-mixingmixing jadi deh gitu.”
(025/KPB/HIB/ON/PTPN/2 November 2013)
Kata edit merupakan kata dari bahasa Inggris yang artinya perbaikan
(Kamus Inggris Indonesia, 2003:207). Termasuk dari golongan kelas kata nomina,
kemudian diberi prefiks di- sehingga kata edit setelah bergabung dengan prefiks
di- menjadi di- edit yang mengandung makna diperbaiki. Dalam hal ini yang
semula dari kelas kata nomina berubah menjadi kata kerja.
(26)
“Lagunya udah materiya udah siap tinggal di-edit-edit e di-mixingmixing jadi deh gitu.”
(026/KPB/HIB/ON/PTPN/2 November 2013)
commit to user
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kata mixing berasal dari bahasa Inggris yang artinya campuran (Kamus
Inggris Indonesia, 2003:383). Termasuk dari golongan kelas kata benda,
kemudian diberi prefiks di- sehingga kata mixing setelah bergabung dengan
prefiks di- menjadi di-mixing yang mengandung makna dicampur. Dalam hal ini
yang semula dari kelas kata benda berubah menjadi kata kerja.
(27)
“Manusia Jaka Dara di jam delapan lebihnya empat puluh dua
menit Ahmad Dhani dan juga Indra Lesmana, tadi udah diputerin ya
banyak lagu yang udah di-request Jaka Dara.”
(027/KPB/HIB/ON/PTPN/4 November 2013)
Kata request merupakan kata dari bahasa Inggris yang artinya permintaan
(Kamus Inggris Indonesia, 2003:479). Termasuk dari golongan kelas kata benda,
kemudian diberi prefiks di- sehingga menjadi di-request yang mengandung
makna diminta. Dalam hal ini yang semula dari kelas kata benda berubah menjadi
kata kerja.
(28)
“Bagi kamu yang mau me-request lagu Indonesia terbaru bisa
bergabung bersama kami di layanan telepon 666400 dan 666500 atau
layanan sms di 0812 2656 400.”
(028/KPB/HIB/ON/RM/14 November 2013)
Kata request merupakan kata dari bahasa Inggris yang artinya permintaan
(Kamus Inggris Indonesia, 2003:479). Termasuk dari golongan kelas kata benda,
kemudian diberi prefiks me- sehingga menjadi me-request yang mengandung
makna meminta. Dalam hal ini yang semula dari kelas kata benda berubah
menjadi kata kerja.
4. Pemendekan (Kontraksi)
commit to user
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kontraksi merupakan proses pemendekan yang meringkaskan leksem
dasar atau gabungan leksem (Harimurti Kridalaksana, 2001:121). Proses
pemendekan banyak dilakukan dalam penggunaan bahasa lisan. Meringkas
leksem dilakukan dengan tujuan agar di dalam pengucapan suatu kata menjadi
lebih cepat dan singkat. Seperti yang ditemukan dalam data di bawah ini:
(29)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada DJ magang di radio RRI
Surakarta pada tanggal 6 Mei 2013.
Rido Wicaksono
penyiar?”
: “Kamu beneran pengen banget jadi
DJ magang
: “Iya Mas, udah lama banget pengen jadi
penyiar tapi baru ini baru bisa.”
Rido Wicaksono
: “Jadi seorang penyiar itu gak gampang lho,
gak cuma asal ngomong, harus punya
announcing skill yang bagus.”
(029/KPB/KON/OFF/RRI/6 Mei 2013)
Kata gak merupakan hasil pemendekan dari kata enggak (tidak) dalam
bahasa Indonesia. Pengucapan kata enggak dinilai terlalu panjang dan tidak cepat
diucapkan, terlebih ketika penggunaan kata tersebut untuk diucapkan secara cepat
dan singkat pada saat penyiar sedang siaran. Pemendekan diambil dari bagian
yang mudah diucapkan, biasanya bagian penggalan bunyi terakhir.
(30)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
penjelasan kepada DJ magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 6 Mei 2013.
DJ magang
: “Kalo jadi penyiar yang harus dipelajari
apa aja Mas?”
Rido Wicaksono commit
: “Emm
to userbanyak, jadi kamu harus belajar
bagaimana berbicara, mengeluarkan suara
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan benar, misalnya latihan pernapasan
supaya suara diafragmamu keluar dan napas
yang bagus, trus gimana membaca yang
baik, intonasinya, artikulasinya harus jelas
dan banyak lagi.”
(030/KPB/KON/OFF/RRI/6 Mei 2013)
Kata trus merupakan hasil pemendekan dari kata terus dalam bahasa
Indonesia, yang dihilangkan hanya satu huruf saja yaitu huruf e. Pemendekan
seperti ini memang sering kita dengar, misalnya saja dalam data di atas bahwa
seorang penyiar melakukan pemendekan supaya terdengar lebih ringkas dan cepat
dalam pengucapannya.
(31)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
penjelasan kepada DJ magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 6 Mei 2013.
DJ magang
: “Kalo jadi penyiar yang harus dipelajari
apa aja Mas?”
Rido Wicaksono
: “Emm banyak, jadi kamu harus belajar
bagaimana berbicara mengeluarkan suara
dengan benar, misalnya latihan pernapasan
supaya suara diafragmamu keluar dan napas
yang bagus, trus gimana membaca yang
baik, intonasinya, artikulasinya harus jelas
dan banyak lagi.”
(031/KPB/KON/OFF/RRI/6 Mei 2013)
Kata gimana merupakan hasil pemendekan dari kata bagaimana dalam
bahasa Indonesia. Dalam bahasa lisan selalu saja terjadi pemendekan terlebih lagi
tuturan yang terjadi dalam situasi informal seperti pada saat siaran radio.
Penggunaan bahasa lisan dalam situasi informal dinilai lebih efektif untuk
mendekatkan diri dengan pendengar.
commit to user
62
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(32)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang meminta DJ magang
untuk membaca berita di radio RRI Surakarta
pada tanggal 7 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Coba kamu baca berita kamu itu, satu aja
dulu terserah yang mana.”
DJ magang
: “Yang ini ya Mas ya.”
(032/KPB/KON/OFF/RRI/7 Mei 2013)
Kata aja merupakan hasil pemendekan dari saja dalam bahasa Indonesia.
Dalam data pemendekan yang dilakukan hanya dengan menghilangkan satu huruf
saja yaitu s.
(33)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada DJ magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 7 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Kalau baca berita artikulasinya tadi gak
jelas, makanya setiap pagi bangun tidur kamu
latihan a i u e o itu fungsinya untuk itu. Tadi
masih kedengerannya masih kaya diseret
gitu, gak jelas.”
DJ magang
: “Iya Mas, Masih kurang jelas ya. Nanti aku
latihan lagi.”
(033/KPB/KON/OFF/RRI/7 Mei 2013)
Kata gitu merupakan hasil pemendekan dari kata begitu dalam bahasa
Indonesia. Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu suku kata pertama.
Kata begitu dipendekkan menjadi gitu karena dinilai lebih cepat dan singkat
dalam pengucapannya.
(34)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada DJ magang tentang
commit to user
63
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 7 Mei 2013.
DJ magang
: “Ehh ternyata jeda aja jadi masalah ya
Rido Wicaksono
: “Eh jangan salah walaupun cuma jeda tapi
kalau kamu salah naruhnya maknannya isoh
berubah lho. Trus sama aja ma penekanan,
salah naruh juga maknanya jadi berubah,
dadi aneh.”
Mas.”
(034/KPB/KON/OFF/RRI/7 Mei 2013)
Data yang satu ini pemendekan dilakukan dari kata sama menjadi ma
dalam bahasa Indonesia. Pemendekannya dengan cara mengambil suku kata
terakir yaitu ma dari kata sama.
(35)
Konteks situasi
: Percakapan Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada DJ magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 27 Mei 2013.
DJ magang
: “Kata bu Ina opening-ku tadi masih
monoton Mas. Biar gak monoton tu gimana
Mas?”
Rido Wicaksono
: “Jadi pada saat kamu open mike biar gak
monoton tiap hari tu kamu ganti-ganti, misal
hari ini pakai huruf a misalnya „Apa kabar
anda hari ini? Semoga selalu dalam keadaan
sehat tidak kurang satu apapun‟, besok pakai
b besoknya lagi c dan seterusnya.”
(035/KPB/KON/OFF/RRI/27 Mei 2013)
Kata tu merupakan pemendekan dari kata itu dalam bahasa Indonesia.
Pemendekan ini dengan cara menghilangkan satu huruf di awal kata tersebut.
(36)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono dengan rekan kerjanya pada saat
pergantian jam siaran di radio RRI Surakarta
commit to user
pada tanggal 28 Mei 2013.
64
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rido Wicaksono
: “Mbak, tolong sini bentar.”
Rekan kerja
: “Apa?”
Rido Wicaksono
: “Mbak tolong jagain dulu ya, aku mau ke
kamar mandi bentar, mules banget, sebelum
closing tak usahain kelar.”
Rekan kerja
: “Iya, jangan lama-lama lho, masih berapa
menit ni?”
Rido Wicaksono
: “Sepuluh Mbak.”
(036/KPB/KON/OFF/RRI/28 Mei 2013)
Kata bentar merupakan pemendekan dari kata sebentar dalam bahasa
Indonesia. Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu suku kata dibagian
depan kata sebentar.
(37)
Konteks situasi
: Percakapan Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada DJ magang tentang
announcing skill pada saat siaran berdua di
radio RRI Surakarta pada tanggal 18 Juni
2013.
Rido Wicaksono
: “Aduh, kalau mau break itu, jangan gitugitu terus ngomongnya, jadinya monoton
kan. Lebih gimana ya, lebih kreatif dikit lah,
tau kan maksudku?”
DJ magang
: “Waduh, iya ta Mas. Gak nyadar aku.”
(037/KPB/KON/OFF/RRI/18 Juni 2013)
Kata dikit merupakan pemendekan dari kata sedikit dalam bahasa
Indonesia. Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu suku kata dibagian
depan kata sedikit.
(38)
Konteks situasi
: Percakapan Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada DJ magang tentang
commit
to user skill pada saat siaran berdua di
announcing
65
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
radio RRI Surakarta pada tanggal 18 Juni
2013.
Rido Wicaksono
: “Tapi comment mu tadi dah lumayan
bagus lho, ya lumayanlah buat anak magang.
Cuma kurang santai, masih kaku kamunya.”
DJ magang
: “Oke Mas. O ya Mas bukumu tak balikin
besok ya.”
Rido Wicaksono
: “Sip.”
(038/KPB/KON/OFF/RRI/18 Juni 2013)
Untuk data di atas pemendekan dilakukan dari kata sudah menjadi dah
dalam bahasa Indonesia. Pemendekannya dengan cara menghilangkan satu suku
kata bagian depan kata sudah.
(39)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha
yang
sedang
memberikan
pengarahan kepada Aji (DJ baru) tentang
urutan memutar iklan dan RE di radio RRI
Surakarta pada tanggal 21 Juni 2013.
DJ magang
: “Mbak kalau iklannya pas dikit gitu
gimana Mbak ngaturnya?”
Sari Nugraha
: “Kalau iklannya dikit ya kamu muter RE
aja, biasanya tiap pagi tu masih dikit
iklannya. Tapi kamu taruh RE-nya paling
bawah sendiri setelah iklan ya. Trus iklannya
juga kalau muter yang nasional dulu baru
yang lokal.”
DJ magang
: “Siap Mbak siap.”
(039/KPB/KON/OFF/RRI/21 Juni 2013)
Kata tiap merupakan pemendekan dari kata setiap dalam bahasa Indonesia.
Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu suku kata dibagian depan kata
setiap.
commit to user
66
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(40)
Konteks situasi
: Percakapan antara Sara Neyrhiza dengan
rekan kerjanya, saat pergantian jam siaran di
radio PTPN pada tanggal 13 Mei 2013.
Sara Neyriza
: “Tumben banget tadi yang atensi dikit,
biasanya banyak.”
Rekan kerja
: “Mosok to?”
Sara Neyriza
: “Iya ki Mas, tapi gak apa-apa lah. Ya wis
Mas duluan ya.”
(040/KPB/KON/OFF/PTPN/13 Mei 2013)
Data yang satu ini pemendekan dilakukan dari kata uwis menjadi wis
dalam bahasa Jawa, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya sudah
(Kamus Indonesia-Jawa, 1991:309). Pemendekannya dengan cara menghilangkan
satu huruf bagian depan kata uwis.
(41)
“Jadi ceritanya gini ni Jaka Dara pagi-pagi tu sebenernya Sara itu
dah udah, sebenernya bukan sebel lah ya, agak sedikit terganggu gitu jadi
apa hehe ndak isa tidur Jaka Dara semalem critanya ya.”
(041/KPB/KON/ON/PTPN/1 November 2013)
Kata gini dipendekkan dari kata begini dalam bahasa Indonesia.
Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu suku kata dibagian depan kata
begini.
(42)
“Jadi ceritanya gini ni Jaka Dara pagi-pagi tu sebenernya Sara itu
dah udah, sebenernya bukan sebel lah ya, agak sedikit terganggu gitu jadi
apa hehe ndak isa tidur Jaka Dara semalem critanya ya.”
(042/KPB/KON/ON/PTPN/1 November 2013)
Kata isa merupakan hasil pemendekan dari kata bisa dalam bahasa
Indonesia. Pemendekan seeperti ini memang sering dilakukan oleh orang
commit to user
67
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keturunan Tionghoa. Dalam data di atas, si penyiar yang bernama Sara memang
masih keturunan Tionghoa sehingga dia mengucapkan kata bisa menjadi isa.
(43)
Konteks situasi
: Percakapan Lidya Saka dengan rekan
kerjanya pada saat istirahat makan siang di
radio Metta FM Solo pada tanggal 2 Juli
2013.
Lidya Saka
: “Mas Mas Tian, yang nglamar jadi penyiar
yang itu lho yang amit-amit mukane ndeso
ngomongnya medhok, gak mbo trima Mas?”
Rekan kerja
: “Ya gak lah, aku tu nahan ketawa pas dia
VO.”
Lidya Saka
: “Aku ya ngampet ngguyu Mas, tapi
ngguyuku tak batin tok ha ha ha. Kon
nglamar nang JPI wae pasti di trima.”
(043/KPB/KON/OFF/RM/2 Juli 2013)
Kata trima dipendekkan dari kata terima dalam bahasa Indonesia.
Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu huruf yaitu e dari kata terima.
(44)
“Itu deh infonya Jaka Dara, mudah-mudahan jadi nambah-nambah,
nambah info pagi-pagi gitu kan Jaka Dara.”
(044/KPB/KON/ON/PTPN/2 November 2013)
Kata info merupakan hasil dari pemendekan kata informasi dalam bahasa
Indonesia. Pemendekan dilakukan dengan cara mengambil satu suku kata pertama
dan dua huruf setelah suku kata pertama dari kata informasi.
Pemendekan tidak mengubah arti karena hanya mengambil dari bagian
suku kata maupun huruf dari kata supaya mudah diucapkan. Berdasarkan data
yang diperoleh, ditemukan pemendekan banyak terjadi dalam tuturan lisan dan
dalam situasi informal karena pemendekan kata bertujuan agar pengucapan lebih
cepat dan ringkas.
commit to user
68
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Pemanfaatan Bentuk Singkatan
Akronim merupakan kependekan yang berupa gabungan huruf, suku kata
atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang sesuai dengan
kaidah fonotaktik bahasa bersangkutan (Harimurti Kridalaksana, 2001:5).
Penggunaan singkatan tidak hanya ditemukan dalam bahasa tulis saja tetapi dalam
bahasa lisan juga banyak sekali ditemukan penggunaan singkatan. Seperti dalam
penelitian ini yang memang menggunakan bahasa lisan sebagai datanya.
Di bawah ini bentuk-bentuk singkatan yang ditemukan dalam penggunaan
bahasa penyiar radio FM di Surakarta.
(45)
Konteks situasi
: Percakapan Sari Nugraha yang sedang
memberikan pengarahan kepada Aji (DJ
baru) tentang operating di radio RRI
Surakarta pada tanggal 21 Juni 2013.
Sari Nugraha
: “Kalau masih takut fade in fade out ya
pake PNS aja, aku aja kadang masih pake
PNS. PNS tu Play Next Stop, kalau mau
muter ya tinggal pencet di keyboard huruf P,
kalau mau lanjut ke lagu berikutnya ya
pencet N, kalau mau berhenti ya tinggal
pencet S. Itu udah otomatis nge-fade in fade
out sendiri kok.”
DJ magang
: “Iya Mbak, biasanya aku juga pake itu, tapi
tadi pengen nyobain aja.”
(045/KPB/SING/OFF/RRI/21 Juni 2013)
PNS merupakan kependekan dari Play Next Stop dalam bahasa Inggris jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi memainkan, berikutnya, dan
berhenti (Kamus Inggris Indonesia, 2003:433,394,558). PNS merupakan salah
satu cara dalam mengoperasikan alat siar. Play untuk memutar musik, iklan, atau
apapun yang akan disiarkan melalui radio. Next untuk memindah dari musik
commit to user
pertama ke musik berikutnya. Biasanya next digunakan untuk memotong musik
69
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang terlalu panjang supaya segera memutar ke musik berikutnya. Stop untuk
memberhentikan musik, iklan, atau apapun supaya tidak turun ke bawah ke lagu
atau program berikutnya. Stop juga bisa digunakan untuk memberhentikan iklan
yang salah diputar.
(46)
Konteks situasi
: Percakapan Sari Nugraha yang sedang
memberikan pengarahan kepada Aji (DJ
baru) tentang urutan memutar iklan dan RE
di radio RRI Surakarta pada tanggal 21 Juni
2013.
DJ magang
: “Mbak kalau iklannya pas dikit gitu gimana
Mbak ngaturnya?”
Sari Nugraha
: “Kalau iklannya dikit ya kamu muter RE
aja, biasanya tiap pagi tu masih dikit
iklannya. Tapi kamu taruh RE-nya paling
bawah sendiri setelah iklan ya. Trus iklannya
juga kalau muter yang nasional dulu baru
yang lokal.”
DJ magang
: “Siap Mbak siap.”
(046/KPB/SING/OFF/RRI/21 Juni 2013)
RE adalah hasil singkatan dari Radio Expose dalam bahasa Inggris, jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi menampakkan radio (Kamus
Inggris Indonesia, 2003:225). Radio Expose merupakan iklan mengenai programprogram yang ditayangkan oleh radio.
(47)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha dengan rekan kerjanya tentang VO
untuk iklan baru yang akan diproduksi di
radio RRI Surakarta pada tanggal 22 Juni
2013.
Sari Nugraha
: “Mas, aku mau VO dulu.”
Rekan kerja
: “VO opo to?”
Sari Nugraha
: “VO buat iklan baru lah. Rido mana Mas?
commit to user
Aduh kemana to, mana ini iklannya disuruh
70
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
cepet-cepet ma bu Ina. Habis aku ma Rido
VO langsung kerjain ya Mas.”
(047/KPB/SING/OFF/RRI/22 Juni 2013)
VO merupakan kependekan dari voice over yang artinya pengambilan
suara rekaman (Kamus Inggris Indonesia, 2003:632). VO digunakan untuk
produksi iklan, RE, program siaran yang direkam (taping) dan lain-lainnya.
Sebagai contoh dalam proses pembuatan iklan, akan dilakukan VO terlebih dahulu
baru kemudian diolah oleh bagian produksi.
(48)
Konteks situasi
: Percakapan
Sari Nugraha yang sedang memberikan
pengarahan kepada Aji (DJ baru) tentang
latihan pernapasan di radio RRI Surakarta
pada tanggal 15 Juli 2013.
DJ Magang
: “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa
cara sih?”
Sari Nugraha
: “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu
ada 15 cara, ada lion face (sambil
memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke
bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel
wings trus apalagi lupa, liat aja di buku
AAJP, punya gak?”
DJ Magang
: “Gak ki Mbak.”
(048/KPB/SING/OFF/RRI/15 Juli 2013)
AAJP adalah singkatan dari Andai Aku Jadi Penyiar. Bentuk singkatan ini
digunakan untuk meringkas judul buku yang sangat panjang untuk diucapkan.
AAJP merupakan judul buku yang ditulis oleh Wanda Yulia. Buku AAJP berisi
tentang dunia penyiaran, mulai dari teori dasar komunikasi, apa itu penyiar radio,
komunikasi dunia radio, berita untuk radio, ketrampilan siaran, reportase radio,
commit to user
71
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan iklan radio. Buku ini memang khusus dibuat untuk orang-orang yang ingin
terjun di dunia radio.
(49)
Konteks situasi
: Percakapan Lidya Saka dengan rekan
kerjanya tentang THT MP (program acara
untuk hari Sabtu) di radio Metta FM Solo
pada tanggal 23 Mei 2013.
Lidya Saka
: “Mas Yos, THT MP-nya dah di mixing
belum?”
Rekan kerja
: “Uwis, ngapa?”
Lidya Saka
: “Ora apa-apa, makasih ya Mas.”
(049/KPB/SING/OFF/RM/23 Mei 2013)
THT MP merupakan nama salah satu program acara di radio Metta FM.
Kepanjangan dari THP MP adalah Twenty Hot Trake dan Metta Pemuda yang
hadir setiap hari Sabtu pukul 19.00. Twenty Hot Trake menyajikan chart lagu
manca negara sedangkan Metta Pemuda menyajikan 10 lagu yang paling banyak
diminta oleh pendengar.
(50)
Konteks situasi
: Percakapan Lidya Saka dengan rekan
kerjanya pada saat pergantian jam siaran di
radio Metta FM Solo pada tanggal 1 Juli
2013.
Lidya Saka
: “Jangan lupa nanti putar insert Ramadan ya
Dik, udah ada di RS kok, Mas Tian udah
nulis di RS.”
DJ Magang
: “Oke, Mbak.”
(050/KPB/SING/OFF/RM/1 Juli 2013)
RS merupakan kependekan dari Rencana Siar. Rencana Siar adalah sebuah
catatan yang harus diisi oleh penyiar satu hari sebelum siaran. Rencana Siar yang
kemudian disingkat menjadi RS berisi tentang iklan yang akan diputar, lagu apa
commit to user
72
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang nanti akan diputar, serta informasi apa saja yang nantinya akan disampaikan
kepada pendengar. Pengisian RS berfungsi untuk mencegah terjadinya pemberian
informasi dan lagu yang sama dalam satu hari.
(51)
Konteks situasi
: Percakapan Lidya Saka dengan rekan
kerjanya tentang id’s untuk Masa lebaran,
pada saat rapat di radio Metta FM Solo pada
tanggal 6 Juli 2013.
Rekan kerja
: “Kalau semuanya minta libur lebaran, trus
yang siaran siapa? Apalagi WM-kan
penyiarnya cuma dua, gak ada yang bisa
gantiin lagi. Kalau yang lainnya sih
gampang, semua bisa tapi kalau Wo ai
Metta?”
Lidya Saka
: “Ya udah Mas kalau Ailin pulang Jakarta
trus Bintang-nya itu juga pengen cuti lebaran,
kita taping aja untuk pas hari H-nya. Terus
nanti seterusnya setelah hari H bisa Bintang
yang siaran WM-nya.”
(051/KPB/SING/OFF/RM/6 Juli 2013)
WM kependekan dari Wo ai Metta, merupakan salah satu nama program di
radio Metta FM. Wo ai Metta merupakan program acara berbahasa Mandarin yang
menyajikan musik-musik Mandarin. Wo ai Metta hadir setiap hari Senin sampai
Jumat pukul 10.00.
(52)
Konteks situasi
Sara Neyrhiza
: Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang
memberikan pengarahan kepada rekan
kerjanya (DJ baru) pada saat siaran berdua di
radio PTPN pada tanggal 3 Juni 2013
: “Kita itu punya SOP, tau gak kamu? Jadi
udah ada aturan-aturan yang jelas, kalau
comment gak boleh lebih dari tiga menit,
dimana kita mesti nempatin smash, gimana
urutan muter iklan, semuanya udah ada di
SOP. Jadi kamu kudu baca tuh, tuh ada di rak
di map, cari aja ntar habis siaran.”
commit to user
73
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DJ magang
: “Rak yang mana Mbak?”
Sara Neyrhiza
: “Itu, yang nomer dua.”
(052/KPB/SING/OFF/PTPN/3 Juni 2013)
SOP kepanjangan dari Standart Operasional Prosedure. SOP merupakan
sebuah aturan untuk menjalankan suatu program. Dalam kepenyiaran, seorang
penyiar dituntut untuk mengikuti SOP yang ada sehingga ketika siaran seorang
penyiar tidak boleh semaunya sendiri.
(53)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang mengikuti breafing di radio
PTPN pada tanggal 4 Juni 2013.
Sara Neyriza
: “Untuk event nanti LO-nya kamu ya Dit.”
Rekan kerja
: “Sip, jangan lupa juga kosumsi tadi tuh tadi
belum kebahas.”
(053/KPB/SING/OFF/PTPN/4 Juni 2013)
LO kepanjangan dari Liaison Officer jika diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi perwira penghubung (Kamus Inggris Indonesia, 2003:356).
Tugas dari seorang LO adalah mengatur segala keperluan artis untuk sebuah
acara. Seorang LO wajib mengurus artis mulai dari mengatur kedatangan artis
sampai kepulangannya. LO merupakan koordinator artis dan merupakan
penghubung antara pihak manajemen artis dengan pihak yang memiliki acara.
(54)
Konteks situasi : Percakapan Dewa dengan
rekan kerjanya (DJ baru) tentang operating
pada saat pergantian jam siar di radio PTPN
pada tanggal 22 Juli 2013.
Dewa
belum?”
Rekan kerja
: “Kamu dah pernah siaran sore sendiri
: “Belum Mas, baru kali ini.”
commit to user
74
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dewa
: “Emm gini we, nanti tiap jam empat sore tu
ada relay KBR 68H Jakarta. Nanti kalau si
Intan gak dateng berarti kamu siaran
sendirian tu, soalnya aku hubungi belum
bisa-bisa. Kalau kamu beneran siaran
sendirian, sebelum jam empat tu kamu cek
KBR-nya di cue dulu udah naik pa belum.
Nyalainnya tinggal kamu buka aja streamingnya KBR 68H Jakarta. Emm nanti BBM aku
aja lah kalau bingung ya, aku pulang dulu
ya.”
(054/KPB/SING/OFF/PTPN/22 Juli 2013)
KBR singkatan dari Kantor Berita Radio. KBR atau sering disebut dengan
KBR68H merupakan lembaga kantor penyedia berita radio independen pertama di
Indonesia. KBR68H berdiri pada tahun 1999, dan hingga kini sudah ada 900 radio
yang berjejaring dan memanfaatkan layanan informasi dari KBR68H di seluruh
wilayah Indonesia, Asia, dan Australia. Radio Metta, PTPN, dan RRI juga
memanfaatkan layanan informasi dari KBR68H.
(55)
“Okey Sara tunggu juga kalau saja misalnya Jaka Dara mau usul
lagu langsung aja Masuk di telpon kita di 656710 atau di 11 sama sms-nya
di 02717009960.”
(055/KPB/SING/ON/PTPN/1 November 2013)
SMS kepanjangan dari Short Message Service, fitur yang biasanya ada
pada telepon seluler. SMS merupakan sebuah layanan yang banyak diaplikasikan
pada sistem komunikasi tanpa kabel (wireless). SMS juga dimanfaatkan dalam
dunia penyiaran, yakni sebagai sarana berkomunikasi dengan pendengar. Melalui
SMS pendengar bisa meminta lagu yang ingin diputarkan serta bisa juga berkirim
salam.
(56)
“Gak bisa tidur bukan
commitgara-gara
to user memang gak ngantuk, ngantuk
sih ya cuman agak sedikit curcol ya gak pa-pa pagi-pagi ya.”
75
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(056/KPB/SING/ON/PTPN/1 November 2013)
Curcol merupakan kependekan dari curahan hati colongan. Singkatan
tersebutu banyak digunakan oleh remaja di Indonesia karena dinilai lebih singkat
dalam pengucapannya.
6. Sapaan
Sapaan adalah morfem, kata, atau frase yang dipergunakan untuk saling
merujuk dalam situasi pembicaraan dan yang berbeda-beda menurut sifat
hubungan antara pembicara (Harimurti Kridalaksana, 2001:191). Sapaan
digunakan untuk memanggil orang satu dengan yang lainnya sesuai latar belakang
dari pemanggil dan yang dipanggil. Sapaan yang sering digunakan adalah sapaan
yang memperlihatkan hubungan kedekatan antara pemanggil dan yang dipanggil.
Seperti dalam data di bawah ini,
(57)
Konteks situasi
: Percakapan antara Sari Nugraha dengan
rekan kerjanya, tentang live report di
radio RRI Surakarta pada tanggal 19 Juni
2013.
Sari Nugraha
: “Mau berangkat Cin”?
Rekan kerja
: “iya, kenapa”?
Sari Nugraha
: “Sebelum live report BBM aku dulu ya”.
Rekan kerja
: “Oke”.
(057/KPB/SAP/OFF/RRI/19 Juni 2013)
Sapaan yang digunakan pada tuturan di atas adalah Cin. Kata Cin
merupakan kependekan dari cinta, dalam hal ini penggunaan sapaan Cin ditujukan
untuk teman perempuan penutur. Sapaan Cin yang digunakan bukan berarti bahwa
penutur dengan mitra tutur memiliki
hubungan
commit
to user asmara, akan tetapi sapaan Cin
76
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memang sering digunakan oleh penyiar-penyiar perempuan yang sudah lama
menjadi rekan kerja dan mengenalnya dengan baik. Penggunaan sapaan Cin
memperlihatkan kedekatan yang sangat tinggi antara penutur dengan mitra tutur,
tetapi kedekatan tersebut tidak melibatkan asmara hanya sebatas sahabat.
(58)
Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha
dengan rekan kerjanya tentang VO untuk
iklan baru yang akan diproduksi di radio RRI
Surakarta pada tanggal 22 Juni 2013.
Sari Nugraha
: “Mas, aku mau VO dulu.”
Rekan kerja
: “VO apa ta?”
Sari Nugraha
: “VO buat iklan baru lah. Rido mana Mas?
Aduh kemana to, mana ini iklannya disuruh
cepet-cepet ma bu Ina. Habis aku ma Rido
VO langsung kerjain ya Mas.”
(058/KPB/SAP/OFF/RRI/22 Juni 2013)
Penggunaan sapaan Mas digunakan untuk menyapa seorang laki-laki yang
dianggap memiliki usia yang lebih tua. Selain itu, penggunaan sapaan Mas juga
dikarenakan mitra tutur memiliki jabatan yang lebih tinggi dari penutur.
(59)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka
dengan rekan kerjanya pada saat pergantian
jam siaran di radio Metta FM Solo pada
tanggal 1 Juli 2013.
Lidya Saka
: “Jangan lupa nanti putar insert Ramadan ya
Dik, udah ada di RS kok, Mas Tian udah
nulis di RS.”
DJ Magang
: “Oke, Mbak.”
(059/KPB/SAP/OFF/RM/1 Juli 2013)
Sapaan Dik digunakan untuk menyapa orang yang usianya lebih muda.
Selain itu, penggunaan sapaan Dik juga dikarenakan penutur yang belum hafal
commit to user
77
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan nama mitra tuturnya. Fungsi dari penggunaan sapaan tersebut sebagai
penanda bahwa penutur dan mitra tutur belum saling mengenal dengan baik.
7. Campur Kode
Profesi penyiar radio terdiri dari berbagai usia serta latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda dengan kemampuan berbahasa yang bermacammacam. Latar belakang kemampuan berbahasa yang berbagai macam tersebut
menjadi salah satu sebab munculnya peristiwa campur kode. Kachru (1978)
(dalam Suwito, 1996:89) menjelaskan gejala campur kode merupakan pemakaian
dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa satu ke
dalam bahasa yang lain secara konsisten.
Peristiwa campur kode sering terjadi dalam percakapan antara penyiar
radio dengan rekan kerjanya. Biasanya campur kode digunakan ketika terjadi
percakapan dua orang atau lebih yang berbeda latar belakang dan status sosial.
Tujuan dari penggunaan campur kode adalah agar pembicaraan terlihat lebih
santai dan mampu bercampur tanpa terikat dengan keharusan penggunaan bahasa.
a. Campur Kode Berwujud Kata
Campur kode dalam profesi penyiar radio memiliki berbagai bentuk atau
wujud yang bermacam-macam. Salah satunya adalah campur kode berwujud kata.
Berikut adalah datanya:
(60)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada DJ magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 7 Mei 2013.
DJ magang
Mas.”
: “Ehh ternyata jeda aja jadi Masalah ya
commit to user
78
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rido Wicaksono
: “Eh jangan salah walaupun cuma jeda tapi
kalau kamu salah naruhnya maknanya isoh
berubah lho. Trus sama aja ma penekanan,
salah naruh juga maknanya jadi berubah,
dadi aneh.
(060/KPB/CK/OFF/RRI/7 Mei 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa. Bentuk kata yang menandai adanya campur kode dalam
bentuk kata adalah isoh (bisa) dan
dadi (menjadi) (Kamus Indonesia-Jawa,
1991:37,115). Tuturan tersebut diucapkan oleh penyiar radio yang sudah senior
kepada penyiar yang baru magang ketika memberikan pengarahan tentang
kepenyiaran. Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan
karena penyiar tersebut asli orang Jawa, sehingga meskipun terbiasa
menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya
yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya. Penyiar magang sebagai mitra tutur
juga asli Jawa sehingga penyiar senior beralih kode ke bahasa Jawa karena
menganggap bahwa mitra tuturnya akan lebih mudah mengerti apa yang
diucapkannya.
(61)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada DJ magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 10 Mei 2013.
Rido Wicaksono
DJ magang
: “Kalau nulis berita buat radio itu beda sama
koran. Kalau koran kan untuk dibaca kalau
radio kan untuk didengar, jadi ya beda. Kalau
untuk konsumsi radio digawe bertutur, tapi
tetep pake EYD yang bener.”
: “Bertutur
commit
to userpiye ta Mas?”
79
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(061/KPB/CK/OFF/RRI/10 Mei 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa. Bentuk kata yang menandai adanya campur kode dalam
bentuk kata adalah digawe jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
„dibuat‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:40). Tuturan tersebut diucapkan oleh
penyiar radio yang sudah senior kepada penyiar yang baru magang ketika
memberikan pengarahan tentang kepenyiaran. Percampuran bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa disebabkan karena penyiar tersebut asli orang Jawa, sehingga
meskipun terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang
bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya.
(62)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada DJ magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 10 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Tanda bacanya bedo lho, jadi ada tanda
baca khusus untuk penulisan di radio. Garis
miring satu itu koma, dua untuk titik, tiga
untuk akhir penulisan.”
DJ magang
: “Ohh kenapa ya Mas kok gak pake titik ma
koma aja, kenapa garis miring ya Mas?”
Rido Wicaksono
: “Aduh kenapa ya, dari dulu emang gitu
kok.”
(062/KPB/CK/OFF/RRI/10 Mei 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa. Bentuk kata yang menandai adanya campur kode dalam
commit to user
80
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bentuk kata adalah bedo jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi
„beda‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:28). Tuturan tersebut diucapkan oleh
penyiar radio yang sudah senior kepada penyiar yang baru magang ketika
memberikan pengarahan tentang kepenyiaran. Percampuran bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa disebabkan karena penyiar tersebut asli orang Jawa, sehingga
meskipun terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang
bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya. Penyiar magang
sebagai mitra tutur juga asli Jawa sehingga penyiar senior bercampur kode ke
bahasa Jawa karena menganggap bahwa mitra tuturnya akan lebih mengerti apa
yang diucapkannya.
(63)
“Jadi kalo makanan yang bersantan itu memiliki rasa sangat kaya
rasa yang bikin perut kita jadi, apa ya dibilangnya penuh ya, jadi kalo
orang Jawa bilang muneg.”
(063/KPB/CK/ON/PTPN/5 November 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa. Bentuk kata yang menandai adanya campur kode dalam
bentuk kata adalah muneg artinya dalam bahasa Indonesia yaitu „mual‟ (Kamus
Indonesia-Jawa, 1991:207). Tuturan tersebut diucapkan oleh penyiar pada saat
siaran. Penyiar tersebut bercampur kode ke dalam bahasa Jawa untuk
memudahkan
penyiar
menjelaskan
kepada
pendengar
apa
yang
ingin
disampaikannya. Dengan menggunakan bahasa Jawa penyiar menganggap bahwa
apa yang ingin disampaikannya mudah dimengerti oleh pendengar, karena
sebagian besar pendengarnya adalah asli orang Jawa.
commit to user
81
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(64)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada DJ magang tentang
operating di radio RRI Surakarta pada
tanggal 27 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Kamu yang pegang operatornya ya tadi?
Waktu mau break kamu jangan langsung difull suara iklannya, naikin perlahan-lahan
inget fade in fade out lah, ben gak njeglek,
ben dirungokne ya penak.”
DJ magang
: “Masih grogi aku Mas, bingung, mesti
konsen ke semua tombolnya. Bingung, habis
ini mau ngapain habis itu mau ngapain lagi.”
Rido Wicaksono
: “Santai aja jangan grogi.”
(064/KPB/CK/OFF/RRI/27 Mei 2013)
Peristiwa campur kode yang terjadi pada data di atas yaitu campur kode ke
luar (outer code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara
bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Bentuk kata yang menandai adanya
campur kode dalam bentuk kata adalah break (istirahat) dan full (penuh) (Kamus
Inggris Indonesia, 2003:79,259). Tuturan pada data di atas diucapkan oleh penyiar
radio yang sudah senior kepada penyiar yang baru magang ketika memberikan
pengarahan tentang operating (mengoperasikan alat siar). Pemakaian unsur
bahasa asing (bahasa Inggris) tersebut disebabkan oleh latar pendidikan penyiar
yang baik, sehingga memiliki penguasaan bahasa asing yang bagus. Penutur
bercampur kode ke dalam bahasa asing juga karena dianggap lebih bisa
dimengerti oleh mitra tuturnya.
(65)
“Ada juga Efendi di Solo, halo Efendi pengen denger lagunya
Avril yang “Rock and Roll”, play lagunya ya Ra, salamnya buat yang lagi
dengerin PTPN aja, kebetulan lagunya udah ya udah di-play juga lagunya
e Avril yang “Rock and Roll”, gitu.”
commit to user
(065/KPB/CK/ON/PTPN/4
November 2013)
82
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Peristiwa campur kode yang terjadi pada data di atas yaitu campur kode ke
luar (outer code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara
bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Bentuk kata yang menandai adanya
campur kode dalam bentuk kata adalah play yang artinya „mainkan‟ (Kamus
Inggris Indonesia, 2003:433). Tuturan pada data tersebut diucapkan oleh penyiar
pada saat siaran. Pemakaian unsur bahasa asing (bahasa Inggris) tersebut
disebabkan oleh latar pendidikan penyiar yang baik, sehingga memiliki
penguasaan bahasa asing yang bagus. Selain itu dengan bercampur kode ke dalam
bahasa asing dianggap lebih berprestise.
b. Campur Kode Berwujud Frasa
Peristiwa campur kode dalam profesi penyiar radio tidak hanya berwujud
kata, akan tetapi ada juga yang berbentuk frasa atau gabungan kata. Berikut
datanya:
(66)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada DJ magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 7 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “O ya speed-nya tadi ya kecepeten, aja
cepet ya aja alon-alon. Nah kae rungokno
sing maca beritane, kae apik ora kecepeten
ora terlalu lambat.”
DJ Magang
: “Iya Mas, aku besok lama-lama juga bisa
Mas.”
(066/KPB/CK/OFF/RRI/7 Mei 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk frasa atau kelompok kata antara
commit to user
bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Bentuk frasa yang menandai adanya
83
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
campur kode adalah terlalu lambat. Tuturan tersebut dituturkan oleh Rido
Wicaksono salah satu penyiar dari RRI Surakarta. Penutur adalah seorang yang
memiliki latar belakang pendidikan yang baik sehingga ketika bertutur
menggunakan bahasa Jawa sering dicampur dengan bahasa Indonesia maupun
sebaliknya. Penutur bercampur kode ke dalam bahasa Indonesia supaya mitra
tuturnya bisa lebih mudah mengerti apa yang diucapkannya.
(67)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono dengan rekan kerjanya pada saat
pergantian jam siaran di radio RRI Surakarta
pada tanggal 28 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Dina kok rasane cepet banget ya Mbak,
ngerti-ngerti wis tanggal tuwek, dompet wis
kempes dhuwitku gari limapuluh ribu tok
iki.”
Rekan kerja
: “Gayamu le le, dompet kempes wong
dhuwite nang ATM kabeh.”
Rido Wicaksono
: “Ora ya Mbak, entek tenan ki.”
(067/KPB/CK/OFF/RRI/28 Mei 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk frasa atau kelompok kata antara
bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Bentuk frasa yang menandai adanya
campur kode adalah limapuluh ribu. Tuturan tersebut dituturkan oleh Rido
Wicaksono salah satu penyiar dari RRI Surakarta dengan rekan sesama penyiar
pada saat pergantian jam siaran. Penutur adalah seorang yang memiliki latar
belakang pendidikan yang baik sehingga ketika bertutur menggunakan bahasa
Jawa sering dicampur dengan bahasa Indonesia maupun sebaliknya. Selain itu,
dalam profesi penyiar radio memang harus dibiasakan menggunakan bahasa
commit to user
Indonesia supaya terbiasa dan tidak medok. Penggunaan bahasa Jawa memang
84
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masih digunakan oleh penyiar yang sudah akrab satu sama lain, akan tetapi
pemakaian bahasa Indonesianya juga masih sering muncul.
(68)
Konteks situasi : Percakapan antara Sara
Neyrhiza dengan rekan kerjanya, saat
pergantian jam siaran di radio PTPN pada
tanggal 15 Mei 2013.
Rekan Kerja
: “Ini laguku yang terakhir, tak tinggal ya
Sara Neyriza
: “Iya-iya, sana-sana tak on air sik, aja rame
wae. Jamnya udah mepet ini, mana aku
belum nyiapin bahan lagi, aduh mati aku.”
Ra?”
(068/KPB/CK/OFF/PTPN/15 Mei 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa. Bentuk frasa yang menandai adanya campur kode adalah aja
rame wae „jangan ramai saja‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:117,183).
Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan karena penyiar
tersebut asli orang Jawa, sehingga meskipun terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa
muncul dalam tuturannya. Penutur bercampur kode ke dalam bahasa Jawa juga
karena tingkat kedekatan yang tinggi dengan mitra tuturnya. Maksudnya adalah
penutur dan mitra tutur sudah mengenal cukup lama sehingga penutur tahu bahwa
mitra tuturnya juga menguasai bahasa Jawa.
(69)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang memberikan pengarahan kepada
rekan kerjanya (DJ magang) pada saat siaran
berdua di radio PTPN pada tanggal 3 Juni
2013.
commit to user
85
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sara Neyriza
: “Muter jingle itu setelah iklan, jangan
sebelumnya. Salah naruh apa lupa?”
DJ Magang
: “Iya ya, maaf Mbak lupa.”
Sara Neyriza
: “Ya wis ra apa-apa, lain kali jangan
diulangi lho ya, untung wae pak produser
lagi keluar. Jal kalau lagi dikantor dia
dengerin, bisa bisa herrrrrr.”
(069/KPB/CK/OFF/PTPN/3 Juni 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa. Bentuk frasa yang menandai adanya campur kode adalah ya
wis
ra
apa-apa
„ya
sudah
tidak
apa-apa‟
(Kamus
Indonesia-Jawa,
1991:367,309,339,15,). Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa
disebabkan karena penyiar tersebut asli orang Jawa, sehingga meskipun terbiasa
menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya
yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya. Penutur bercampur kode ke dalam
bahasa Jawa supaya mitra tuturnya bisa lebih mudah mengerti apa yang
diucapkannya karena mitra tuturnya juga asli orang Jawa.
(70)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang bertanya kepada rekan kerjanya tentang
DJ dan radio DJ, di radio PTPN pada tanggal
25 Juni 2013.
Sara Neyrhiza
: “O ya Mas, kan ada DJ sama radio DJ.
Kalau DJ udah pasti disc jockey, lha kalau
radio DJ yang gimana sih Mas? Aku ki
bingung, dekwingi ditakoni koncoku aku
raisoh jawab, raisoh jelaske ta. Isin banget
len. Mas, Mas, jawab dong malah diem aja
sih. Makan mulu?”
Rekan kerja
: “Bentar ahh, ntar keselek.”
commit to user
(070/KPB/CK/OFF/PTPN/25
Juni 2013)
86
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke luar (outer code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk frasa atau kelompok kata antara
bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Bentuk frasa yang menandai adanya
campur kode adalah disc jockey. Tuturan tersebut diucapkan oleh Sara Neyrhiza
pada saat sedang bercakap-cakap dengan rekan kerjanya. Penutur mengatakan
kepada mitra tuturnya tentang arti dari DJ yang merupakan singkatan dari bahasa
Inggris,
kemudian
menanyakan
tentang
radio
DJ.
Penutur
melakukan
percampuran kode ke dalam bahasa Inggris karena sesuatu yang ingin ditanyakan
kepada mitra tuturnya memang berbahasa Inggris.
(71)
“Pagi hari ini enaknya ma e santai-santai bangun tidur gitu kan
Jaka Dara, dengerin lagu yang kamu suka kaya yang satu ini ya habis
lagunya Justin Timberlake JKT fourty eight yang river stay tune.”
(071/KPB/CK/ON/PTPN/2 November 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke luar (outer code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk frasa atau kelompok kata antara
bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Bentuk frasa yang menandai adanya
campur kode adalah fourty eight dan river stay tune (Kamus Inggris Indonesia,
2003:255,488). Tuturan tersebut diucapkan oleh Sara Neyrhiza pada saat siaran.
Penyiar melakukan campur kode ke dalam bahasa Inggris karena ingin
menunjukkan latar pendidikan yang baik sehingga ketika bertutur sering dicampur
dengan penggunaan bahasa asing.
(72)
“Ada juga Efendi di Solo, halo Efendi pengen denger lagunya
Avril yang “Rock and Roll”, play lagunya ya Ra, salamnya buat yang lagi
dengerin PTPN aja, kebetulan lagunya udah ya udah di play juga lagunya e
Avril yang “Rock and Roll”, gitu.”
(072/KPB/CK/ON/PTPN/4
November 2013)
commit to user
87
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke luar (outer code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk frasa atau kelompok kata antara
bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Bentuk frasa yang menandai adanya
campur kode adalah Rock and Roll. Tuturan tersebut diucapkan oleh Sara
Neyrhiza pada saat siaran. Penyiar bercampur kode ke dalam bahasa Inggris
karena menyebutkan salah satu judul lagu berbahasa Inggris.
c. Campur Kode Berwujud Perulangan Kata
Campur kode jenis ini, unsur-unsur yang menjadi sisipan berwujud
perulangan kata. Seperti pada data berikut:
(73)
Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha
dengan rekan kerjanya tentang VO untuk
iklan baru yang akan diproduksi di radio RRI
Surakarta pada tanggal 22 Juni 2013.
Sari Nugraha
: “Mas, aku mau VO dulu.”
Rekan kerja
: “VO apa ta?”
Sari Nugraha
: “VO buat iklan baru lah. Rido mana Mas?
Aduh kemana ta, mana ini iklannya disuruh
cepet-cepet ma bu Ina. Habis aku ma Rido
VO langsung kerjain ya Mas.”
(073/KPB/CK/OFF/RRI/22 Juni 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk perulangan kata antara bahasa
Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk perulangan kata yang menandai adanya
campur kode adalah cepet-cepet „cepat-cepat‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:54).
Tuturan tersebut diucapkan oleh Sari Nugraha pada saat bercakap-cakap dengan
rekan kerjanya. Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan
user sehingga meskipun terbiasa
karena penyiar tersebut asli commit
orang toJawa,
88
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya
yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya.
(74)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka
yang sedang memberikan pengarahan kepada
Kiki (DJ baru) tentang persiapan untuk siaran
pagi di radio Metta FM Solo pada tanggal 20
Mei 2013.
Sari Nugraha
: “Kalau kamu dapet jatah siaran rohani, kan
pagi tu, baru bangun tidur tu biasanya
lidahnya Masih kaku. Suara yang muncul
juga beda nantinya. Jadi kamu tiap mau
siaran pagi, dijalan tu latihan dulu biar lemes
lidahnya. Humming hmmmmmmm gitu trus
a i u e o sampai ototnya ke tarik kalau a ya
aaaa dibuka yang lebar mulutnya, i ya iiiiii
ditarik mulutnya, pokoknya sampai ketarik
lah mulutnya, sama lidah ditekuk ke atas dan
ke bawah, dah itu aja cukup buat pemanasan
tiap mau siaran pagi, aku juga gitu, tiap di
jalan mbengok-mbengok.”
DJ Magang
: “Iya ya Mbak, bangun tidur tu suaranya
jelek banget ya.”
(074/KPB/CK/OFF/RM/20 Mei 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk perulangan kata antara bahasa
Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk perulangan kata yang menandai adanya
campur kode adalah mbengok-mbengok „teriak-teriak‟ (Kamus Indonesia-Jawa,
1991:338). Tuturan tersebut diucapkan oleh Sari Nugraha pada saat memberikan
pengarahan kepada DJ magang. Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa
Jawa disebabkan karena penyiar tersebut asli orang Jawa, selain itu mitra tuturnya
juga asli Jawa sehingga penutur menganggap bahwa percampuran kode ke dalam
bahasa Jawa akan dapat cepat dipahami oleh mitra tuturnya.
commit to user
89
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(75)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka
dengan rekan kerjanya pada saat istirahat
makan siang di radio Metta FM Solo pada
tanggal 2 Juli 2013.
Lidya Saka
: “Mas Mas Tian, yang nglamar jadi penyiar
yang itu lho yang amit-amit mukane ndeso
ngomongnya medok, gak mbo trima Mas?”
Rekan kerja
: “Ya gak lah, aku tu nahan ketawa pas dia
VO.”
Lidya Saka
: “Aku ya ngampet ngguyu Mas, tapi
ngguyuku tak batin tok ha ha ha. Kon
nglamar nang JPI wae pasti di trima.”
(075/KPB/CK/OFF/RM/2 Juli 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk perulangan kata antara bahasa
Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk perulangan kata yang menandai adanya
campur kode adalah amit-amit „amit-amit‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:10).
Tuturan tersebut diucapkan oleh Lidya Saka pada saat istirahat makan siang.
Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan karena penyiar
tersebut asli orang Jawa, sehingga meskipun terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa
muncul dalam tuturannya.
d. Campur Kode Berwujud Klausa
(76)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan tugas
dan menanyakan hasil evaluasi kepada DJ
magang di radio RRI Surakarta pada tanggal
9 Mei 2013.
commit to user
90
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rido Wicaksono
: “Wah nganyelke tenan mosok jadwalku
dina iki akeh banget, do ngijol jadwal
sakpenake dewe. Piye wingi ro bu Ina? Saiki
aku repot ki, sesuk ae ya, kamu buat berita
meneh telu ya.”
DJ magang
: “Udah dievaluasi beritaku yang kemaren.
Ya ampun Mas, buat berita lagi ki?”
(076/KPB/CK/OFF/RRI/9 Mei 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia.
Bentuk klausa yang menandai adanya campur kode adalah „kamu buat berita‟.
Tuturan tersebut diucapkan oleh Rido Wicaksono saat memberikan tugas dan
menanyakan hasil evaluasi kepada DJ Magang. Penutur sudah terbiasa
menggunakan bahasa Indonesia dalam tuturannya sehari-hari sehingga ketika
bertutur menggunakan bahasa Jawa bahasa Indonesianya Masih sering muncul.
(77)
Konteks situasi : Percakapan antara Sara
Neyrhiza dengan rekan kerjanya, saat
pergantian jam siaran di radio PTPN pada
tanggal 14 Mei 2013.
Sara Neyrhiza
: “Mas mau pas break iklan to eneng telpon
minta nomer HP-mu.”
Rekan kerja
: “Apa meneh? Mbok keki ra?”
Sara Neyrhiza
: “Ya oralah, edan aku. Wis sekarang aku
muleh tenan iki, sik ya Mas.”
(077/KPB/CK/OFF/PTPN/14 Mei 2013)
Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing)
sebab terjadi percampuran kode antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia.
Bentuk klausa yang menandai adanya campur kode adalah „minta nomer HPmu‟. Tuturan tersebut diucapkancommit
oleh Sara
Neyrhiza pada saat pergantian jam
to user
91
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
siaran. Penutur adalah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik
sehingga ketika bertutur menggunakan bahasa Jawa sering dicampur dengan
bahasa Indonesia.
8. Alih Kode
Pemakaian bahasa dalam profesi penyiar radio selain terjadi peristiwa
campur kode juga terjadi peristiwa alih kode. Alih kode adalah peristiwa peralihan
dari kode yang satu ke kode yang lain (Suwito, 1996:80). Peristiwa alih kode
sering terjadi dikarenakan penyiar-penyiar radio pada umumnya adalah
multilingual. Seorang penyiar minimal mampu menguasai dua bahasa yaitu
bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Seperti yang ditemukan pada data berikut:
(78)
Konteks situasi
: Percakapan Rido Wicaksono yang sedang
memberikan tugas dan menanyakan hasil
evaluasi kepada DJ magang di radio RRI
Surakarta pada tanggal 9 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Piye wingi ro bu Ina? Saiki aku repot ki,
sesuk ae ya, kamu buat berita meneh telu
ya.”
DJ magang
: “Udah dievaluasi beritaku yang kemaren.
Ya ampun Mas, buat berita lagi ki?”
(078/KPB/AK/OFF/RRI/9 Mei 2013)
Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara
bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Kalimat pertama, penutur sedang
menanyakan hasil evaluasi kepada mitra tuturnya dengan menggunakan bahasa
Jawa. Kalimat kedua, penutur memberitahukan bahwa dirinya sedang sibuk
dengan menggunakan bahasa Jawa, kemudian beralih kode menggunakan bahasa
Indonesia ketika meminta mitra tuturnya membuat berita „Saiki aku repot ki, sesuk
commit to user
ae ya, kamu buat berita meneh telu ya’ (Sekarang saya repot, besok saja ya,
92
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kamu buat berita lagi tiga ya). Tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono
penyiar radio RRI Surakarta kepada penyiar magang ketika memberikan tugas dan
menanyakan hasil evaluasi.
(79)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono dengan rekan kerjanya pada saat
pergantian jam siaran di radio RRI Surakarta
pada tanggal 28 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Dina kok rasane cepet banget ya Mbak,
ngerti-ngerti wis tanggal tuwek, dompet wis
kempes dhuwitku gari limapuluh ribu tok
iki.”
Rekan kerja
: “Gayamu le le, dompet kempes wong
dhuwite nang ATM kabeh.”
Rido Wicaksono
: “Ora ya Mbak, entek tenan ki.”
(079/KPB/AK/OFF/RRI/28 Mei 2013)
Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara
bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Peristiwa alih kode tersebut ditandai
dengan tuturan limapuluh ribu. Pada data di atas penutur sedang berbicara
mengenai kondisi keuangannya dengan menggunakan bahasa Jawa dan beralih
kode ke dalam bahasa Indonesia ketika menyebutkan nominal uang „Dina kok
rasane cepet banget ya Mbak, ngerti-ngerti wis tanggal tuwek, dompet wis
kempes dhuwitku gari limapuluh ribu tok iki.‟ (Hari terasa begitu cepat sekali
mbak, tahu-tahu sudah tanggal tua, dompet sudah kempes uang saya tinggal
limapuluh ribu saja ini). Tuturan tersebut diucapkan oleh Rido Wicaksono penyiar
radio RRI kepada rekan kerjanya untuk bercerita tentang kondisi keuangannya.
(80)
Konteks situasi : Percakapan antara Sara
Neyrhiza dengan rekan kerjanya, saat
pergantian jam siaran di radio PTPN pada
commit
to user
tanggal
14 Mei 2013.
93
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sara Neyrhiza
: “Mas mau pas break iklan to eneng telpon
minta nomer HPmu.”
Rekan kerja
: “Apa meneh? Mbok keki ra?”
Sara Neyrhiza
: “Ya oralah, edan aku. Wis sekarang aku
muleh tenan iki, sik ya Mas.”
(080/KPB/AK/OFF/PTPN/14 Mei 2013)
Pada data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara bahasa
Jawa dengan bahasa Indonesia. Peristiwa alih kode tersebut ditandai dengan
tuturan minta nomer HPmu, dan sekarang. Tuturan pertama penutur sedang
memberitahukan bahwa ada yang mau minta nomor handphone mitra tuturnya
„Mas mau pas break iklan ta eneng telpon minta nomor HPmu‟ (Mas tadi waktu
istirahat iklan ada telepon minta nomor HP kamu). Penutur yang semula memakai
bahasa Jawa beralih kode menggunakan bahasa Indonesia. Tuturan kedua penutur
memberitahukan bahwa dirinya tidak memberikan nomor telepon tersebut dengan
menggunakan bahasa Jawa dan beralih kode ke bahasa Indonesia „Ya oralah, edan
aku. Wis sekarang aku muleh tenan iki, sik ya Mas.‟ (Ya tidak lah, gila aku. Ya
sudah sekarang saya pulang beneran ini, duluan ya Mas). Tuturan di atas
diucapkan
oleh
Sara
Neyrhiza
seorang
penyiar
radio
PTPN
untuk
memberitahukan kepada mitra tuturnya tentang seseorang yang minta nomor
telepon.
(81)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang memberikan pengarahan kepada
rekan kerjanya (DJ baru) pada saat siaran
berdua di radio PTPN pada tanggal 3 Juni
2013
Sara Neyriza
Rekan kerja
: “Lho lho kok bar lagu, lagu meneh ta? Sik
jal nonthon. Oalahh, gak gini.”
commit
to userMbak?”
: “Gimana
94
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sara Neyriza
: “Habis satu lagu ki dikeki smash sik ta ya,
ben gak ndlujur kaya sepur.”
(081/KPB/AK/OFF/PTPN/3 Juni 2013)
Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara
bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Peristiwa alih kode tersebut ditandai
dengan tuturan gak gini, dan habis satu lagu. Tuturan pertama penutur sedang
meninjau ulang pemutaran lagu „Lho lho kok bar lagu, lagu meneh ta? Sik jal
nonton. Oalahh, gak gini‟ (Lho lho kok habis lagu, lagu lagi? Bentar lihat. Oalah,
gak gini). Tuturan kalimat pertama penutur berbicara menggunakan bahasa Jawa,
pada kalimat kedua beralih kode menggunakan bahasa Indonesia. Tuturan kedua
penutur menjelaskan kepada mitra tuturnya tentang urutan memutar lagu memakai
bahasa Indonesia kemudian beralih kode menggunakan bahasa Jawa „Habis satu
lagu ki dikeki smash sik ta ya, ben gak ndlujur kaya sepur‟ (Habis satu lagu itu
dikasih smash dulu ya, biar tidak lurus seperti kereta). Tuturan pada data di atas
diucapkan oleh Sara Neyrhiza penyiar radio PTPN yang sedang memberikan
pengarahan kepada penyiar magang tentang urutan memutar lagu yang benar.
(82)
Konteks situasi : Percakapan antara Sara
Neyrhiza dengan rekan kerjanya, saat
pergantian jam siaran di radio PTPN pada
tanggal 13 Mei 2013.
Sara Neyrhiza
: “Tumben banget tadi yang atensi dikit,
biasanya banyak.”
Rekan kerja
: “Mosok ta?”
Sara Neyrhiza
: “Iya ki Mas, tapi ra apa-apa lah. Ya wis
Mas duluan ya.”
(082/KPB/AK/OFF/PTPN/13 Mei 2013)
commit to user
95
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara
bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Peristiwa alih kode tersebut ditandai
dengan tuturan Iya ki Mas „iya Mas‟, ra apa-apa lah „tidak apa-apa‟, wis Mas
„sudah Mas‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:367,339,15,309). Tuturan pertama,
penutur berbicara mengenai atensi dari pendengar yang jumlahnya sedikit dengan
menggunakan bahasa
Indonesia.
Tuturan
kedua,
penutur
beralih kode
menggunakan bahasa Jawa ketika menanggapi respon mitra tuturnya „Iya ki Mas,
tapi ra apa-apa lah‟ (Iya Mas, tapi tidak apa-apa lah). Tuturan di atas diucapkan
oleh Sara Neyrhiza untuk membicarakan jumlah atensi dari pendengar dengan
mitra tuturnya.
(83)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang bertanya kepada rekan kerjanya tentang
DJ dan radio DJ, di radio PTPN pada tanggal
25 Juni 2013.
Sara Neyriza
: “O ya Mas, kan ada DJ sama radio DJ.
Kalau DJ udah pasti disc jockey, lha kalau
radio DJ yang gimana sih Mas? Aku ki
bingung, dekwingi ditakoni koncoku aku
raisoh jawab, raisoh jelaske ta. Isin banget
len. Mas, Mas, jawab dong malah diem aja
sih. Makan mulu?”
Rekan kerja
: “Betar ahh, ntar keselek.”
(083/KPB/AK/OFF/PTPN/25 Juni 2013)
Data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara bahasa
Indonesia dengan bahasa Jawa. Kalimat pertama dan kedua penutur menggunakan
bahas Indonesia ketika membicarakan tentang radio DJ dengan mitra tuturnya.
Selanjutnya penutur beralih kode menggunakan bahasa Jawa „Aku ki bingung,
dekwingi ditakoni koncoku aku raisoh jawab, raisoh jelaske ta. Isin banget len’
commit to user
(Saya bingung, kemarin ditanya temanku saya tidak bisa menjawab, tidak bisa
96
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjelaskan. Malu sekali). Tuturan di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza untuk
menanyakan tentang radio DJ kepada mitra tuturnya.
(84)
“Pagi hari ini enaknya ma e santai-santai bangun tidur gitu kan
Jaka Dara, dengerin lagu yang kamu suka kaya yang satu ini ya habis
lagunya Justin Timberlake JKT fourty eight yang river stay tune.”
(084/KPB/AK/ON/PTPN/2 November 2013)
Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode ekstern yakni antara
bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Peristiwa alih kode tersebut ditandai
dengan tuturan fourty eight, river, stay tune. Tuturan di atas diucapkan oleh Sara
Neyrhiza pada saat siaran. Tuturan pada awal kalimat menggunakan bahasa
Indonesia, kemudian di akhir kalimat penutur beralih kode menggunakan bahasa
Inggris „Pagi hari ini enaknya ma e santai-santai bangun tidur gitu kan Jaka Dara,
dengerin lagu yang kamu suka kaya yang satu ini ya habis lagunya Justin
Timberlake JKT fourty eight yang river stay tune‟. Tuturan di atas diucapkan
oleh penutur untuk memberitahukan kepada pendengar bahwa akan diputar
lagunya JKT 48 yang judulnya river.
(85)
“Lagunya udah materiya udah siap tinggal di-edit-edit e di-mixingmixing jadi deh gitu. Nah album keempat ini rencananya bakalan berisi
sepuluh lagu, buat jadwal realese-nya sepertinya e belom belom ada ya,
Masih menunggu waktu yang tepat juga.”
(085/KPB/AK/ON/PTPN/2 November 2013)
Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode ekstern yakni antara
bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Peristiwa alih kode tersebut ditandai
dengan tuturan di-edit-edit, di-mixing-mixing, realese-nya. Tuturan di atas
diucapkan oleh Sara Neyrhiza pada saat siaran. Tuturan pada awal kalimat
commit to user
pertama menggunakan bahasa Indonesia kemudian menjelang akhir kalimat
97
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beralih kode menggunakan bahasa Inggris „Lagunya udah materiya udah siap
tinggal di-edit-edit e di-mixing-mixing jadi deh gitu‟. Awal kalimat kedua juga
menggunakan bahasa Indonesia, kemudian dipertengahan kalimat beralih kode
menggunakan bahasa Inggris „Nah album keempat ini rencananya bakalan berisi
sepuluh lagu, buat jadwal realese-nya sepertinya e belom belom ada ya, Masih
menunggu waktu yang tepat juga‟. Sara Neyrhiza beralih kode ke dalam bahasa
asing untuk memudahkan pendengar mengerti apa yang dimaksud oleh penutur.
Bahasa asing yang digunakan oleh penutur dianggap lebih mudah diterima oleh
pendengar dari pada jika menggunakan bahasa Indonesianya.
(86)
“Ninety nine point sixty PTPN radio seratus persen baru seratus
persen beda, happy Friday for all. Selamat pagi Jaka Dara, gimana kabar
kamu di Jumat pagi ini, Masih semangat, Masih banget.”
(086/KPB/AK/ON/PTPN/5 November 2013)
Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode ekstern yakni antara
bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Peristiwa alih kode tersebut ditandai
dengan tuturan ninety nine point sixty, happy Friday for all. Tuturan di atas
diucapkan oleh Sara Neyrhiza pada saat siaran. Awal kalimat pertama penutur
menggunakan bahasa Inggris untuk menyebutkan saluran radio PTPN, kemudian
beralih kode menggunakan bahasa Indonesia, dan pada akhir kalimat beralih kode
kembali menggunakan bahasa Inggris untuk menyapa para pendengar „Ninety
nine point sixty PTPN radio 100% baru 100% beda, happy Friday for all‟. Sara
Neyrhiza beralih kode ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan latar
pendidikannya yang baik, dimana dia adalah seorang mahasiswa yang menguasai
bahasa Inggris.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
98
digilib.uns.ac.id
B. Fungsi Bahasa Penyiar Radio FM di Surakarta
Bahasa merupakan alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi.
Seseorang berkomunikasi untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep dan
perasaan melalui bahasa. Penggunaan bahasa seseorang bergantung pada tujuan
dari tuturan masing-masing orang. Tuturan seseorang terdapat bermacam-macam
fungsi bahasa yang muncul.
Fungsi bahasa dalam Sosiolinguistik dapat dilihat dari sudut penutur,
pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraan (Abdul Chaer, Leoni Agustina,
2014:15). Pemakaian bahasa para penyiar radio sering mengekspresikan bentukbentuk tuturan dengan maksud-maksud tertentu sebagai strategi tuturnya. Sebuah
tuturan akan memiliki tujuan tertentu yang ingin disampaikan serta memiliki
fungsi-fungsi tersendiri dalam sebuah percakapan para penyiar radio. Pembahasan
ini akan terfokus pada tuturan yang digunakan penyiar radio ketika memberikan
pengarahan kepada penyiar baru. Hal tersebut dilakukan
supaya diperoleh
gambaran bentuk tuturan yang ada dalam profesi penyiar radio.
1. Membicarakan Teknik Latihan Pernapasan
Tuntutan yang dibebankan kepada penyiar semakin banyak dan dari tahun
ke tahun semakin rumit. Mengingat bahwa suara penyiar adalah sarana satusatunya untuk menjalin komunikasi dengan pendengar maka kesalahan dalam
mengeluarkan suara harus dihindari sebisa mungkin. Ada banyak cara yang bisa
dilakukan untuk melatih perangkat bicara seorang penyiar supaya kesalahankesalahan dalam mengeluarkan suara bisa dihindari. Salah satu caranya yaitu
dengan melakukan latihan pernapasan. Latihan pernapasan dimaksudkan untuk
commit
to user
melatih seluruh perangkat bicara,
termasuk
bagian badan lainnya yang terkait
99
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam fungsi penggunaan perangkat bicara. Selain itu, dengan latihan pernapasan
penyiar dapat mengeluarkan suara diafragma (suara yang terbentuk dari rongga
perut). Keuntungan dari menggunakan suara diafragma adalah suara lebih
bertenaga, bulat terdengar jelas, keras tanpa harus berteriak, mampu mengatur
stamina, serta memperjelas intonasi dan aksentuasi.
Dalam proses latihan pernapasan terjadi percakapan antara penyiar senior
dengan penyiar magang. Penyiar senior akan menjelaskan kepada penyiar magang
tentang latihan pernapasan. Pada proses ini terjadi fungsi konatif menjelaskan dan
konatif menyarankan antara penyiar senior dan penyiar magang.
a. Fungsi Konatif Menjelaskan Antara Penyiar Senior dengan Penyiar
Magang.
(87)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha
yang
sedang
memberikan
pengarahan kepada Aji (penyiar magang)
tentang latihan pernapasan di radio RRI
Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013.
Penyiar Magang
: “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa
cara to?”
Sari Nugraha
: “Sebenernya untuk latihan pernapasan
itu ada 15 cara, ada lion face (sambil
memeragakan), melipat lidah ke atas dan
ke bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf,
angel wings trus apalagi lupa, liat aja di
buku AAJP, punya gak?”
Penyiar Magang
: “Gak ki Mbak.”
(87/FB/OFF/RRI/15 Juli 2013)
Data di atas dituturkan oleh Sari Nugraha seorang penyiar ketika
commit to user
membicarakan tentang latihan pernapasan
dengan penyiar magang. Tuturan di
100
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atas mengandung fungsi konatif menjelaskan. Menjelaskan adalah menerangkan
atau menguraikan secara terang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:465).
Dalam hal ini Sari Nugraha berusaha memberikan gambaran tentang latihan
pernapasan yang tampak pada tuturan “Sebenernya untuk latihan pernapasan
itu ada 15 cara, ada lion face (sambil memeragakan), melipat lidah ke atas
dan ke bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel wings trus apalagi lupa,
liat aja di buku AAJP, punya gak?” Pemakaian kalimat “Sebenernya untuk
latihan pernapasan itu ada 15 cara” merupakan fungsi menjelaskan dari
pertanyaan yang diajukan oleh penyiar magang.
Pesan yang ingin disampaikan dalam percakapan di atas adalah ada 15
cara yang bisa dilakukan untuk latihan pernapasan. Dari lima belas cara tersebut
diantaranya lion face, melipat lidah ke atas dan ke bawah, motor boat, ping-pong,
pif-paf, dan angel wings.
b. Fugsi Konatif Menyarankan Antara Penyiar Senior dengan Penyiar
Magang.
(88)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka
yang sedang memberikan pengarahan kepada
Kiki (penyiar magang) tentang persiapan
untuk siaran pagi di radio Metta FM Solo
pada tanggal 20 Mei 2013.
Sari Nugraha
: “Kalau kamu dapet jatah siaran rohani,
kan pagi tu, baru bangun tidur tu
biasanya lidahnya masih kaku. Suara
yang muncul juga beda nantinya. Jadi
kamu tiap mau siaran pagi, dijalan tu
latihan dulu biar lemes lidahnya.
Humming hmmmmmmm gitu trus a i u e
o sampai ototnya ke tarik kalau a ya aaaa
dibuka yang lebar mulutnya, i ya iiiiii
ditarik mulutnya, pokoknya sampai
ketarik
lah mulutnya, sama lidah ditekuk
commit
to user
ke atas dan ke bawah, dah itu aja cukup
101
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
buat pemanasan tiap mau siaran pagi, aku
juga gitu, tiap di jalan mbengok-mbengok
koyo wong edan.”
Penyiar Magang
: “Iya ya Mbak, bangun tidur tu suaranya
jelek banget ya.”
(88/FB/OFF/RM/20 Mei 2013)
Data di atas dituturkan oleh Lidya Saka ketika membicarakan tentang
latihan pernapasan dengan penyiar magang. Ketika membicarakan tentang latihan
pernapasan dia memberikan cara bagaimana melakukan pemanasan ketika
mendapat tugas siaran pagi. Suara yang keluar ketika pagi hari sehabis bangun
tidur akan terdengar lebih jelek dari biasanya, oleh karena itulah perlu dilakukan
pemanasan terlebih dahulu.
Tuturan di atas mengandung fungsi konatif menyarankan. Menyarankan
adalah memberi nasihat, ajaran, pelajaran yang baik, teguran atau anjuran yang
baik. Dalam hal ini Sari Nugraha berusaha memberikan pelajaran serta anjuran
tentang latihan pernapasan yang tampak pada tuturan “Kalau kamu dapet jatah
siaran rohani, kan pagi tu, baru bangun tidur tu biasanya lidahnya Masih
kaku. Suara yang muncul juga beda nantinya. Jadi kamu tiap mau siaran
pagi, dijalan tu latihan dulu biar lemes lidahnya. Humming hmmmmmmm
gitu trus a i u e o sampai ototnya ke tarik kalau a ya aaaa dibuka yang lebar
mulutnya, i ya iiiiii ditarik mulutnya, pokoknya sampai ketarik lah
mulutnya, sama lidah ditekuk ke atas dan ke bawah, dah itu aja cukup buat
pemanasan tiap mau siaran pagi, aku juga gitu, tiap di jalan mbengokmbengok koyo wong edan.” Selain itu pemakaian kalimat “dijalan tu latihan
dulu” merupakan fungsi menyarankan untuk melakukan kiat yang dikatakan
sebelumnya.
commit to user
102
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Membicarakan Teknik Mengoperasikan Peralatan Audio
Seorang penyiar tidak hanya dituntut untuk berbicara saja tetapi juga harus
bisa mengoperasikan peralatan audio. Jika dibandingkan dengan jaman dulu
ketika seorang penyiar hanya bertugas berbicara di depan mikrofon saja, saat ini
penyiar radio dituntut untuk dapat mengoperasikan peralatan audio sendiri tanpa
bantuan operator. Penguasaan peralatan audio menjadi mutlak bagi penyiar radio.
Pada saat membicarakan teknik mengoperasikan peralatan audio terjadi
percakapan antara penyiar senior dengan penyiar magang. Penyiar senior akan
menjelaskan kepada penyiar magang tentang cara mengoperasikan peralatan
audio. Pada proses ini terjadi fungsi konatif menasehati, menyarankan antara
penyiar senior dan penyiar magang; fungsi referensial memberikan gambaran
antara penyiar senior dan penyiar magang; fungsi emotif kekecewaan antara
penyiar senior dan penyiar magang.
a. Fungsi Konatif
1) Fungsi Konatif Menasehati Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang.
(89)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada penyiar magang tentang
operating di radio RRI Surakarta pada
tanggal 27 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Kamu yang pegang operatornya ya
tadi? Waktu mau break kamu jangan
langsung di-full suara iklannya, naikin
perlahan-lahan inget fade in fade out lah,
ben gak njeglek, ben dirungokne ya penak.”
Penyiar magang
: “Masih grogi aku Mas, bingung, mesti
konsen ke semua tombolnya. Bingung, habis
ini mau ngapain habis itu mau ngapain lagi.”
Rido Wicaksono
: “Santai aja jangan grogi.”
commit to user
(89/FB/OFF/RRI/27 Mei 2013)
103
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data di atas dituturkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang memberikan
pengarahan kepada penyiar magang. Tuturan di atas mengandung fungsi konatif
mensehati.
Rido
Wicaksono
berusaha
memberikan
pelajaran
tentang
mengoperasikan peralatan audio yakni bagaimana mengolah suara supaya enak
didengar. Hal ini tampak pada tuturan
“Waktu mau break kamu jangan
langsung di-full suara iklannya, naikin perlahan-lahan inget fade in fade out
lah, ben gak njeglek, ben dirungokne ya penak.” Tuturan tersebut menggunakan
kata “jangan” yang berfungsi sebagai penanda larangan dari penutur, kemudian
diteruskan dengan memberikan masukan dan alasan.
2) Fungsi Konatif Menyarankan Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang.
(90)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha
yang
sedang
memberikan
pengarahan kepada Aji (penyiar magang)
tentang operating di radio RRI Surakarta
pada tanggal 21 Juni 2013.
Sari Nugraha
: “Kalau Masih takut fade in fade out ya
pake PNS aja, aku aja kadang Masih pake
PNS. PNS tu Play Next Stop, kalau mau
muter ya tinggal pencet di keyboard huruf
P, kalau mau lanjut ke lagu berikutnya ya
pencet N, kalau mau berhenti ya tinggal
pencet S. Itu udah otomatis ngefade in
fade out sendiri kok.”
Penyiar magang
: “Iya Mbak, biasanya aku juga pake itu, tapi
tadi pengen nyobain aja.”
(90/FB/OFF/RRI/21 Juni 2013)
Data di atas diucapkan oleh Sari Nugraha ketika memberikan pengarahan
kepada penyiar magang. Tuturan di atas mengandung fungsi konatif
menyarankan. Dalam hal ini Sari Nugraha berusaha memberikan saran kepada
penyiar baru supaya memakai keyboard
commit to PNS
user agar menghasilkan suara yang
104
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diinginkan. Hal tersebut tampak pada tuturan “Kalau Masih takut fade in fade
out ya pake PNS aja, aku aja kadang Masih pake PNS. PNS tu Play Next
Stop, kalau mau muter ya tinggal pencet di keyboard huruf P, kalau mau
lanjut ke lagu berikutnya ya pencet N, kalau mau berhenti ya tinggal pencet
S. Itu udah otomatis ngefade in fade out sendiri kok.” Tuturan tersebut
menggunakan kalimat “ya pake PNS aja” yang berfungsi sebagai penanda
menyarankan.
(91)
Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha
yang sedang memberikan pengarahan kepada
Aji (penyiar magang) tentang operating di
radio RRI Surakarta pada tanggal 21 Juni
2013.
Sari Nugraha
: “Ji, sini Ji.”
Penyiar magang
: “Apa Mbak?”
Sari Nugraha
: “Kemarin tu pas di rumah aku dengerin
kamu siaran, waktu kamu masih comment
dan mau ke lagu, diusahain sebelum katakata terakhirmu lagunya udah di fade in
pelan-pelan, jadi
kamu ngomong
perlahan musik masuk, asal suara kamu
gak kemakan musiknya.”
Penyiar magang
: “Iya Mbak, he he he. Tapi aku seneng lho
Mbak Sari mau dengerin aku siaran.”
(91/FB/OFF/RRI/21 Juni 2013)
Dialog di atas mengandung fungsi menyarankan antara penyiar senior
dengan penyiar magang. Dialog di atas dituturkan oleh Sari Nugraha ketika
berbicara mengenai perpindahan dari comment (komentar) ke lagu pada saat
siaran. Sari Nugraha menyarankan untuk menaikkan lagu pelan-pelan sebelum
comment terakhir supaya tidak terdengar kosong. Hal tersebut tampak pada data
commit
user
berikut “Kemarin tu pas di rumah
akutodengerin
kamu siaran, waktu kamu
105
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masih comment dan mau ke lagu, diusahain sebelum kata-kata terakhirmu
lagunya udah di fade in pelan-pelan, jadi kamu ngomong perlahan musik
masuk, asal suara kamu gak kemakan musiknya.” Penggunaan kata
“diusahain” merupakan penanda fungsi menyarankan.
(92)
Konteks situasi
: Percakapan Sari Nugraha yang sedang
memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar
magang) tentang operating di radio RRI
Surakarta pada tanggal 16 Juli 2013.
Sari Nugraha
: “Kalau ada telpon sebaiknya kamu
pencet dulu baru kamu naikin, kalau udah
selesai diturunin lagi.”
Penyiar Magang
: “Sip Mbak, yang ini ta yang dinaikin?”
Sari Nugraha
: “Iya, tapi pelan-pelan ya.”
(92/FB/OFF/RRI/16 Juli 2013)
Tuturan di atas mengandung fungsi menyarankan antara penyiar senior
dengan penyiar magang. Tuturan tersebut diucapkan oleh Sari Nugraha ketika
berbicara mengenai cara mengangkat telepon yang Masuk saat on air
(mengudara). Penutur menyarankan kepada mitra tutur untuk memencet tombol
terlebih dahulu sebelum menaikkannya. Hal tersebut tampak pada data berikut
“Kalau ada telpon sebaiknya kamu pencet dulu baru kamu naikin, kalau
udah selesai diturunin lagi”, kata “sebaiknya” merupakan penanda lingual
fungsi menyarankan.
(93)
Konteks situasi : Percakapan Dewa dengan
rekan kerjanya (penyiar magang) tentang
operating pada saat pergantian jam siar di
radio PTPN pada tanggal 22 Juli 2013.
Dewa
belum?”
Penyiar Magang
: “Kamu dah pernah siaran sore sendiri
commit to user
: “Belum Mas, baru kali ini.”
106
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dewa
: “Emm gini we, nanti tiap jam empat sore
tu ada relay KBR 68H Jakarta. Nanti
kalau si Intan gak dateng berarti kamu
siaran sendirian tu, soalnya aku hubungi
belum bisa-bisa. Kalau kamu beneran
siaran sendirian, sebelum jam empat tu
biar aman tu mending kamu cek KBR-nya
di-cue dulu udah naik pa belum.
Nyalainnya tinggal kamu buka aja
streaming-nya KBR 68H Jakarta. Emm
nanti BBM aku aja lah kalau bingung ya,
aku pulang dulu ya.”
(93/FB/OFF/PTPN/22 Juli 2013)
Tuturan di atas mengandung fungsi menyarankan antara penyiar senior
dengan penyiar magang. Tuturan tersebut diucapkan oleh Dewa ketika berbicara
mengenai cara mengatur relay saat on air (mengudara). Penutur menyarankan
kepada mitra tutur untuk memencet tombol cue terlebih dahulu untuk mengecek
KBR. Hal tersebut tampak pada data berikut “Kalau kamu beneran siaran
sendirian, sebelum jam empat tu biar aman tu mending kamu cek KBR-nya
di-cue dulu udah naik pa belum. Nyalainnya tinggal kamu buka aja
streaming-nya KBR 68H Jakarta.” Penggunaan frasa “biar aman tu mending
kamu cek” merupakan penanda fungsi menyarankan.
b. Fungsi Referensial Memberikan Gambaran Antara Penyiar Senior dan
Penyiar Magang.
(94)
Konteks situasi
Rido Wicaksono
: Percakapan Rido Wicaksono yang sedang
memberikan pengarahan kepada penyiar
magang tentang operating di radio RRI
Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013.
: “Nah lupa ta sama fade in fade out itu.
Fade in itu musik masuk perlahan-lahan,
jadi kamu naikin pelan-pelan sreettt gitu,
kalo fade out ya kebalikannya kamu
commit to user
107
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
turunin pelan-pelan musiknya, yang halus
gitu lho gak kaya tadi.”
Penyiar magang
: “Iya Mas, iya. Maaf Mas.”
Rido Wicaksono
: “Ya udah diinget-inget lho ya.”
(94/FB/OFF/RRI/27 Mei 2013)
Dialog di atas dituturkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang memberikan
penjelasan kepada penyiar magang tentang fade in „memunculkan secara
perlahan‟ dan fade out „menghilangkan secara perlahan‟ (Kamus Inggris
Indonesia,
2003:230).
Tuturan
tersebut
mengandung
fungsi
referensial
memberikan gambaran. Hal tersebut terlihat pada data berikut “Fade in itu musik
masuk perlahan-lahan, jadi kamu naikin pelan-pelan sreettt gitu, kalo fade
out ya kebalikannya kamu turunin pelan-pelan musiknya, yang halus gitu
lho gak kaya tadi.” Di dalam tuturan tersebut penutur berusaha menggambarkan
bagaimana melakukan fade in dan fade out dengan benar.
c. Fungsi Emotif Kekecewaan Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang.
(95)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha
yang
sedang
memberikan
pengarahan kepada Aji (penyiar magang)
tentang operating di radio RRI Surakarta
pada tanggal 16 Juli 2013.
Sari Nugraha
: “Aduh piye ta, kamu turunin pelan-pelan
dong, jangan langsung jrett gitu, jadinya
gak enak didengar.”
Penyiar Magang
: “Sorry Mbak, kebablasen.”
(95/FB/OFF/RRI/16 Juli 2013)
Tuturan di atas diucapkan oleh Sari Nugraha yang sedang kecewa dengan
cara operating dari penyiar yang baru magang. Fungsi bahasa yang terdapat pada
commit to user
tuturan tersebut adalah fungsi emotif kekecewaan. Fungsi bahasa ini digunakan
perpustakaan.uns.ac.id
108
digilib.uns.ac.id
oleh penutur untuk menunjukkan rasa kecewa kepada mitra tuturnya. Penutur
merasa kecewa karena mitra tuturnya melakukan kesalahan yaitu kesalahan dalam
operating, tombol yang seharusnya diturunkan pelan-pelan justru diturunkan
dengan cepat sehingga suara pada saat siaran langsung menghilang. Hal tersebut
ditandai dengan “aduh piye to” sebagai penanda rasa kecewa.
3. Membicarakan Kemampuan Membuat Berita
Salah satu kelebihan radio adalah menyajikan berita yang paling baru.
Maksudnya adalah radio berpeluang untuk menyampaikan sesuatu yang terbaru
karena radio membutuhkan proses yang relatif cepat dalam penyampaian
inforMasi jika dibandingkan dengan media cetak dan TV. Berita dalam dunia
radio bisa disampaikan secara reportase (laporan pandangan mata), membaca
secara langsung dari surat kabar, dan bisa juga mencari dari internet. Tentu saja
masing-masing memiliki cara-cara tersendiri dalam penyajiannya. Seorang
penyiar dituntut untuk bisa menyampaikan berita dengan baik, oleh karena itu
sebelum menyampaikan berita alangkah baiknya jika dipersiapkan terlebih
dahulu.
Terdapat percakapan antara penyiar senior dengan penyiar yang masih
magang dalam proses membicarakan kemampuan membuat berita. Saat-saat
magang inilah penyiar akan diajari banyak hal, salah satunya adalah bagaimana
membuat berita yang baik dan benar. Terdapat fungsi konatif menyuruh, meminta;
dan fungsi metalingual yang akan diuraikan pada pembahasan berikut.
a. Fungsi Konatif
1) Fungsi Konatif Menyuruh Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang
commit to user
109
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(96)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberi tugas
kepada penyiar magang untuk membuat
berita di radio RRI Surakarta pada tanggal 6
Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Besok kamu buat lima berita untuk
radio, besok kamu kasih ke aku. Di ketik
boleh, tulis tangan juga boleh. Di kasih
lead-nya ya jangan lupa.”
Penyiar magang
: “Iya Mas.”
(96/FB/OFF/RRI/6 Mei 2013)
Tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang
memberikan tugas kepada penyiar magang untuk membuat berita. Fungsi bahasa
yang terdapat pada tuturan tersebut adalah fungsi konatif menyuruh. Terlihat di
dalam data bahwa si penutur menyuruh mitra tuturnya untuk membuat berita. Hal
tersebut terlihat pada tuturan berikut “Besok kamu buat lima berita untuk
radio, besok kamu kasih ke aku.”, kalimat tersebut sebagai penanda menyuruh.
(97)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang meminta penyiar
magang untuk membaca berita di radio RRI
Surakarta pada tanggal 7 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Coba kamu baca berita kamu itu, satu
aja dulu terserah yang mana.”
Penyiar magang
: “Yang ini ya Mas ya.”
(97/FB/OFF/RRI/7 Mei 2013)
Dialog di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono dengan penyiar magang.
Fungsi bahasa yang terdapat pada tuturan tersebut adalah fungsi konatif
menyuruh. Penutur menyuruh mitra tuturnya untuk latihan membaca berita.
Membaca berita untuk radio tidak boleh sembarangan, harus ada teknik-teknik
commit to user
khusus yang harus dipelajari. Oleh karena itu setiap penyiar baru wajib dilatih
110
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk membaca berita. Hal tersebut tergambar dalam “Coba kamu baca berita
kamu itu”, tuturan tersebut sebagai penanda menyuruh.
2) Fungsi Konatif Meminta Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang
(98)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono dengan penyiar magang tentang
berita yang telah dibuat di radio RRI
Surakarta pada tanggal 10 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Maaf ya kemarin aku sibuk banget. O
ya mana beritamu? Coba liat.”
Penyiar magang
: “Ini Mas, wah kemarin tu aku bingung
mesti ngapain, lha bu Ina juga gak ada.”
(98/FB/OFF/RRI/10 Mei 2013)
Tuturan pada data di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika meminta
berita kepada penyiar magang. Pada tuturan tersebut mengandung fungsi konatif
meminta yang tergambar pada tuturan berikut “O ya mana beritamu?”.
Penggunaan kata „mana‟ berfungsi sebagai penanda meminta.
b. Fungsi Metalingual Mendeskripsikan Antara Penyiar Senior dan Penyiar
Magang
(99)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada penyiar magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 10 Mei 2013.
Rido Wicaksono
Penyiar magang
: “Kalau nulis berita buat radio itu beda
sama koran. Kalau koran kan untuk
dibaca kalau radio kan untuk didengar,
jadi ya beda. Kalau untuk konsumsi radio
digawe bertutur, tapi tetep pake EYD yang
bener.”
commit to user
: “Bertutur piye ta Mas?”
111
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(99/FB/OFF/RRI/10 Mei 2013)
Tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang
memberikan pengarahan kepada penyiar yang sedang magang di radio RRI
Surakarta. Tuturan di atas mengandung fungsi metalingual. Fungsi tersebut untuk
menunjukkan perbedaan makna dari „penulisan berita untuk radio‟ dan „penulisan
berita untuk koran‟. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kalimat berikut “Kalau
nulis berita buat radio itu beda sama koran” setelah itu disusul dengan
penjelasan antara keduanya. Dalam hal ini pemakaian bahasa yang digunakan oleh
Rido Wicaksono adalah untuk menjelaskan bahasa itu sendiri yakni antara
„penulisan berita untuk radio‟ dan „penulisan berita untuk koran‟.
Pesan yang ingin disampaikan dalam percakapan di atas adalah penulisan
berita untuk radio berbeda dengan penulisan berita untuk koran. Penulisan berita
untuk radio dibuat bertutur supaya pendengar lebih cepat memahami berita yang
ingin disampaikan.
4. Membicarakan Keterampilan Berbicara di depan Mikrofon
Keterampilan berbicara di depan mikrofon atau announcing skill
merupakan hal mutlak yang harus dikuasai oleh setiap penyiar radio. Pada proses
membicarakan keterampilan berbicara di depan mikrofon terjadi percakapan
antara penyiar senior dengan penyiar yang masih magang. Penyiar magang harus
bisa menguasai announcing skill oleh karena itu penyiar senior wajib
mengajarinya. Pada proses ini terjadi fungsi konatif menjelaskan, menyuruh,
menasehati; dan fungsi emotif memuji, emotif kekecewaan.
a. Fungsi Konatif
commit to user
112
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Fungsi Konatif Menjelaskan Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang
(100)
Konteks situasi
: Percakapan Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada penyiar magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 27 Mei 2013.
Penyiar magang
: “Kata bu Ina opening-ku tadi Masih
monoton Mas. Biar gak monoton tu gimana
Mas?”
Rido Wicaksono
: “Jadi pada saat kamu open mike biar
gak monoton tiap hari tu kamu gantiganti, misal hari ini pakai huruf a
misalnya „Apa kabar anda hari ini?
Semoga selalu dalam keadaan sehat tidak
kurang satu apapun‟, besok pakai b
besoknya lagi c dan seterusnya.”
(100/FB/OFF/RRI/27 Mei 2013)
Data pada tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika
memberikan pengarahan kepada penyiar baru tentang cara opening (kata-kata
untuk membuka siaran) supaya tidak terdengar monoton. Ketika berbicara
mengenai opening, Rido menjelaskan cara-cara supaya pada saat opening tidak
terdengar monoton.
Tuturan di atas mengandung fungsi konatif menjelaskan. Menjelaskan
adalah menerangkan atau menguraikan secara terang. Dalam hal ini Rido
Wicaksono berusaha menjelaskan bagaimana cara opening supaya tidak terdengar
monoton. Rido berusaha memberikan penjelasan kepada penyiar baru, hal tersebut
tampak pada kalimat berikut “Jadi pada saat kamu open mike biar gak
monoton tiap hari tu kamu ganti-ganti, misal hari ini pakai huruf a misalnya
„Apa kabar anda hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat tidak kurang
satu apapun‟, besok pakai b besoknya lagi c dan seterusnya.”
commit to user
113
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Fungsi Konatif Meminta Antarpenyiar
(101)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono dengan rekan kerjanya pada saat
pergantian jam siaran di radio RRI Surakarta
pada tanggal 28 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Mbak, tolong sini bentar.”
Rekan kerja
: “Apa?”
Rido Wicaksono
: “Mbak tolong jagain dulu ya, aku mau
ke kamar mandi bentar, mules banget,
sebelum closing tak usahain kelar.”
Rekan kerja
: “Iya, jangan lama-lama lho, Masih berapa
menit ni?”
Rido Wicaksono
: “Sepuluh Mbak.”
(101/FB/OFF/RRI/28 Mei 2013)
Tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono yang sedang meminta
tolong kepada rekan kerjanya untuk menjaga ruang siaran. Tuturan ini
mengandung fungsi konatif meminta, hal tersebut tampak pada tuturan berikut
“Mbak tolong jagain dulu ya.” Rido meminta kepada rekan kerjanya untuk
menjaga ruang siar karena ia ingin pergi ke kamar mandi. Ruang siaran memang
tidak boleh ditinggal karena takut terjadi suatu hal yang tidak diinginkan,
misalnya saja iklan yang diputar habis dan harus ganti memutar lagu. Jika tidak
ada yang menjaga setelah iklan selesai maka akan berhenti dan terjadi kekosongan
pada saat siaran, padahal pada saat siaran tidak boleh terjadi hal tersebut.
3) Fungsi Konatif Menasihati Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang
(102)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang memberi pengarahan kepada
rekan kerjanya (penyiar magang) tentang
comment di radio PTPN pada tanggal 6 Juni
2013.
commit to user
114
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sara Neyriza
: “Kalau comment tu jangan lebih dari
tiga menit, pendengar tu bosen dengernya.
Pokoknya diinget-inget ya, jangan lebih
dari tiga menit.”
Penyiar magang
: “Iya Mbak iya, kan gak tau kalau lebih dari
tiga menit.”
(102/FB/OFF/PTPN/6 Juni 2013)
Tuturan di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza yang sedang memberikan
pengarahan kepada penyiar magang mengenai comment (komentar). Penyiar wajib
memberikan komentar pada saat siaran dan komentar yang disampaikan dalam
satu waktu tidak boleh lebih dari tiga menit. Apabila komentar diberikan lebih
dari tiga menit pendengar bisa merasa bosan dan dikhawatirkan akan beralih ke
radio lain.
Tuturan di atas mengandung fungsi konatif menasihati. Menasihati adalah
memberi nasihat, ajaran, pelajaran yang baik, teguran atau anjuran yang baik
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:775). Sara Neyrhiza berusaha memberikan
teguran kepada penyiar baru bahwa setiap comment tidak boleh lebih dari tiga
menit. Jika comment lebih dari tiga menit akan membuat pendengar merasa bosan,
apalagi kalau penyiar tersebut dalam menyampaikan informasi kurang cakap.
Teguran tampak pada tuturan berikut “Kalau comment tu jangan lebih dari tiga
menit, pendengar tu bosen dengernya.” Tuturan tersebut menggunakan kata
„jangan‟ yang berfungsi sebagai penanda larangan.
b. Fungsi Emotif
1) Fungsi Emotif Memuji Penyiar Magang
(103)
Konteks situasi
: Percakapan Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
commit
to user kepada penyiar magang tentang
pengarahan
115
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
announcing skill pada saat siaran berdua di
radio RRI Surakarta pada tanggal 18 Juni
2013.
Rido Wicaksono
: “Tapi comment mu tadi dah lumayan
bagus lho, ya lumayanlah buat anak
magang. Cuma kurang santai, masih kaku
kamunya.”
Penyiar magang
: “Oke Mas. O ya Mas bukumu tak balikin
besok ya.”
Rido Wicaksono
: “Sip.”
(103/FB/OFF/RRI/18 Juni 2013)
Dialog
di
atas dituturkan oleh
Rido
Wicaksono
yang sedang
membicarakan tentang comment pada saat siaran. Tuturan di atas mengandung
fungsi emotif memuji penyiar yang sedang magang. Pujian tersebut ditunjukkan
dengan tuturan “lumayan bagus”. Penutur memuji penyiar magang yang sudah
bisa menampilkan comment yang bagus. Bagi penyiar magang memang untuk
bisa berbicara dengan baik dan benar di depan mikrofon tidaklah mudah, harus
banyak hal yang perlu diperhatikan. Misalnya saja, bagaimana mengatur jarak
antara mulut dengan mikrofon, bagaimana merangkai kata-kata yang bisa
dimengerti oleh pendengar. Seorang penyiar untuk sekedar berbicara saja memang
tidak semudah yang dibayangkan karena penyiar juga harus berkonsentrasi untuk
menjalankan alat audio sendiri. Oleh karena itu Rido Wicaksono memberikan
pujian kepada penyiar magang atas perkembangannya selama magang di radio
RRI Surakarta.
2) Fungsi Emotif Kekecewaan
(104)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang memberikan pengarahan kepada
rekanto kerjanya
(penyiar magang) tentang
commit
user
116
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
announcing skill pada saat siaran berdua di
radio PTPN pada tanggal 6 Juni 2013.
Sara Neyriza
: “Comment kamu tadi kok gak enak ya,
coba liat script kamu (sambil membaca
script di komputer), lho kamu kasih
teasing dong jangan langsung gini. Pake
tuh bahasa tutur yang baik dan enak
didenger trus mudah dicerna juga. Kalau
kamu comment langsung gini gak enak,
kasih teasing ya. Ngerti teasing kan?”
Penyiar Magang
: “Emm iya Mbak.”
Sara Neyrhiza
: “Oke kalau gitu yuk cus langsung
dibenerin aja, mumpung Masih ada waktu,
Masih dua lagu lagi kan. Aduh bawel banget
ya aku, aja lara ati lho ya, ini semua juga
biar kamu belajar.”
(104/FB/OFF/PTPN/6 Juni 2013)
Tuturan di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza yang sedang mengeluhkan
comment dari penyiar magang. Pada saat siaran berdua penutur mengeluhkan
comment yang diberikan oleh mitra tutur pada saat siaran. Penutur merasa kecewa
karena script yang dibuat tidak diberi teasing (kalimat sapaan yang berfungsi
sebagai pemanis pada awal comment) sehingga comment yang diberikan terdengar
kaku.
Data di atas terdapat fungsi emotif kekecewaan, penutur memperlihatkan
emosi ketika menyampaikan maksudnya. Fungsi bahasa ini digunakan untuk
menunjukkan ekspresi kekecewaan penutur kepada mitra tutur. Hal tersebut
tampak pada kalimat berikut “Comment kamu tadi kok gak enak ya, coba liat
script kamu (sambil membaca script di komputer), lho kamu kasih teasing
dong jangan langsung gini.”
(105)
Konteks
situasi
commit
to user
Wicaksono yang
: Percakapan Rido
sedang memberikan
117
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengarahan kepada penyiar magang tentang
announcing skill pada saat siaran berdua di
radio RRI Surakarta pada tanggal 18 Juni
2013.
Rido Wicaksono
: “Aduh, kalau mau break itu, jangan
gitu-gitu terus ngomongnya, jadinya
monoton kan. Lebih gimana ya, lebih
kreatif dikit lah, tau kan maksudku?”
Penyiar magang
: “Waduh, iya ta Mas. Gak nyadar aku.”
(105/FB/OFF/RRI/18 Juni 2013)
Dialog di atas dututurkan oleh Rido Wicaksono pada saat siaran berdua
bersama penyiar yang baru magang. Tuturan tersebutu mengandung fungsi emotif
kekecewaan. Hal tersebut tergambar pada penggunaan kata „Aduh‟ pada data di
atas. Kata „aduh‟ yang dipakai bukan berarti menunjukkan rasa sakit, tetapi jika
dilihat konteksnya „aduh‟ merupakan bentuk kekecewaan dari penutur terhadap
mitra tuturnya. Penutur yang bernama Rido Wicaksono merasa kecewa karena
pada saat siaran, penyiar magang selalu mengucapkan kalimat yang sama setiap
akan break iklan. Sebagai seorang penyiar pengucapan kalimat yang sama harus
dihindari supaya tidak terdengar monoton. Seorang penyiar harus menjadi sosok
yang cerdas, jika selalu monoton maka akan tergambar bahwa penyiar tersebut
tidak smart. Hal tersebut dilakukan karena pendengar akan cenderung
mengidolakan sosok penyiar yang cerdas, jadi jika ingin memiliki banyak
pendengar maka seorang penyiar harus terdengar cerdas.
5. Membicarakan Kemampuan Membaca
Membaca bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang sulit, tetapi bagi
penyiar radio membaca memiliki standar yang lebih tinggi sehingga perlu belajar
terlebih dahulu. Ada banyak halcommit
yang to
harus
user dikuasai, misalnya saja seorang
118
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penyiar harus memiliki suara diafragma, mampu membaca dengan intonasi yang
menarik,
menempatkan
aksentuasi
(penekanan)
dalam
beberapa
kata,
memperhatikan kecepatan membaca, dan artikulasi terlatih dengan baik. Selain itu
seorang penyiar juga harus menguasai materi yang akan dibacakan sehingga tahu
betul bagaimana menampilkannya.
Kemampuan membaca bagi seorang penyiar radio merupakan hal yang
mutlak harus dipelajari dan dikuasai. Pada proses membicarakan kemampuan
membaca terjadi percakapan antara penyiar senior dengan penyiar yang masih
magang. Pada proses ini terjadi fungsi konatif menasehati, menjelaskan; dan
fungsi metalingual.
a. Fungsi Konatif
1) Fungsi Konatif Menasehati Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang
(106)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada penyiar magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 7 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Kalau baca berita artikulasinya tadi
gak jelas, makanya setiap pagi bangun
tidur kamu latihan a i u e o itu fungsinya
untuk itu. Tadi Masih kedengerannya
Masih kaya diseret gitu, gak jelas.”
Penyiar magang
: “Iya Mas, Masih kurang jelas ya. Nanti aku
latihan lagi.”
(106/FB/OFF/RRI/7 Mei 2013)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
119
digilib.uns.ac.id
Tuturan pada data di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang
memberikan pengarahan kepada penyiar magang tentang artikulasi. Tuturan di
atas mengandung fungsi konatif menasehati. Rido Wicaksono berusaha
memberikan pelajaran serta masukan tentang bagaimana melatih artikulasi supaya
pengucapannya menjadi jelas. Hal tersebut tampak pada tuturan berikut “Kalau
baca berita artikulasinya tadi gak jelas, makanya setiap pagi bangun tidur
kamu latihan a i u e o itu fungsinya untuk itu.” Pemakaian kata “makanya”
oleh penutur merupakan fungsi menyarankan supaya mitra tuturnya melakukan
hal yang dia dikatakan.
2) Fungsi Konatif Menjelaskan antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang
(107)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada Penyiar magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 7 Mei 2013.
Penyiar magang
: “Ehh ternyata jeda aja jadi masalah ya
Rido Wicaksono
: “Eh jangan salah walaupun cuma jeda
tapi kalau kamu salah naruhnya
maknannya isoh berubah lho. Trus sama
aja ma penekanan, salah naruh juga
maknannya jadi berubah, dadi aneh.”
Mas.”
(107/FB/OFF/RRI/7 Mei 2013)
Data pada tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika
memberikan penjelasan kepada penyiar baru tentang pemberian jeda dan
penekanan (aksentuasi). Tuturan di atas mengandung fungsi konatif menjelaskan.
Rido Wicaksono berusaha menjelaskan bahwa ketika membaca pemberian jeda
atau penekanan yang salah bisa merubah makna. Sehingga peletakan jeda dan
commit to user
penekanan harus tepat supaya makna dari inforMasi dapat tersampaikan dengan
120
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
baik kepada pendengar. Rido berusaha memberikan penjelasan kepada penyiar
baru mengenai pemakaian jeda dan penekanan, hal tersebut tampak pada kalimat
berikut “Eh jangan salah walaupun cuma jeda tapi kalau kamu salah
naruhnya maknannya isoh berubah lho. Trus sama aja ma penekanan, salah
naruh juga maknannya jadi berubah, dadi aneh.”
(108)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada penyiar magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 10 Mei 2013.
Penyiar magang
: “Bikin script tu semuanya ditulis ya Mas?”
Rido Wicaksono
: “Ya iyalah apa yang mau kita omongin
nanti ditulis, trus misal ada kata-kata
yang sulit misalnya GUANTANAMA itu
tulisannya kan dibacanya beda sama
tulisannya, dibaca GWAHN-TAH-NAHMOH, jadi biar kamu gak salah baca
dibelakangnya kamu kasih cara bacanya
yang bener dikasih kurung gitu GWAHNTAH-NAH-MOH gitu.”
(108/FB/OFF/RRI/10 Mei 2013)
Tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono pada saat membicarakan
penulisan script (naskah) dengan penyiar baru. Pada data tersebut terdapat fungsi
konatif menjelaskan. Rido Wicaksono menjelaskan bagaimana menulis script
(naskah) supaya tidak salah dalam pelafalannya. Rido menjelaskan bahwa dalam
menulis naskah semunya harus di tulis termasuk juga tanda bacanya. Lebih lanjut
lagi Rido menjelaskan untuk penggunaan kata-kata sulit misalnya saja bahasa
asing yang antara tulisannya dengan bunyinya saling bertolak belakang, supaya
tidak terjadi salah ucap maka diberi ejaan fonetiknya. Hal tersebut tampak pada
data berikut “Ya iyalah apa yang
mau to
kita
omongin nanti ditulis, trus misal
commit
user
121
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ada kata-kata yang sulit misalnya GUANTANAMA itu tulisannya kan
dibacanya beda sama tulisannya, dibaca GWAHN-TAH-NAH-MOH, jadi
biar kamu gak salah baca dibelakangnya kamu kasih cara bacanya yang
bener dikasih kurung gitu GWAHN-TAH-NAH-MOH gitu.”
b. Fungsi Metalingual Mendeskripsikan Tanda Baca
(109)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada penyiar magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 10 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Tanda bacanya bedo lho, jadi ada tanda
baca khusus untuk penulisan di radio.
Garis miring satu itu koma, dua untuk
titik, tiga untuk akhir penulisan.”
Penyiar magang
: “Ohh kenapa ya Mas kok gak pake titik ma
koma aja, kenapa garis miring ya Mas?”
Rido Wicaksono
: “Aduh kenapa ya, dari dulu emang gitu
kok.”
(109/FB/OFF/RRI/10 Mei 2013)
Dialog di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang
membicarakan tentang tanda baca untuk penulisan naskah (script) di radio.
Tuturan di atas mengandung fungsi metalingual. Fungsi tersebut untuk
menunjukkan perbedaan tanda baca antara penulisan biasa dengan penulisan
untuk naskah di radio. Untuk radio „garis miring satu‟ sebagai pengganti „koma‟,
„garis miring dua‟ sebagai „titik‟, dan „garis miring tiga‟ untuk „akhir penulisan‟.
Hal tersebut tampak pada data berikut “Tanda bacanya bedo lho, jadi ada tanda
baca khusus untuk penulisan di radio. Garis miring satu itu koma, dua untuk
titik, tiga untuk akhir penulisan.”
commit to user
122
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kosakata Ciri Penentu Register Penyiar Radio FM di Surakarta
Penggunaan istilah khusus dalam profesi penyiar radio banyak ditemukan
berupa register. Istilah-istilah tersebut hanya bisa dimengerti oleh penyiar radio
saja. Penggunaan register berdasarkan keperluan dan kegunaan kata sesuai makna
yang terdapat dalam masing-masing kosakata. Register ditentukan dalam kosakata
khusus penyiar radio untuk keperluan berikut.
1. Nama Program Acara
Stasiun radio yang ada di Surakarta hampir semuanya memiliki nama
program acara yang berbeda. Program acara tersebut disesuaikan dengan
positioning radio itu sendiri. Misalnya saja jika radio Metta FM adalah radio
keluarga maka program acaranya seputar keluarga.
Penciptaan istilah khusus untuk melabelkan nama suatu program acara
dilakukan untuk mempermudah membedakan antara program yang satu dengan
yang lainnya. Seperti istilah berikut Romansa Warna-Warni, Romansa Keluarga,
Cakrawala Metta, Morning Fresh, Pro IT dan lain-lain.
(110)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka
dengan rekan kerjanya tentang THT MP
(program acara untuk hari Sabtu) di radio
Metta FM Solo pada tanggal 23 Mei 2013.
Lidya Saka
: “Mas Yos, THT MP-nya dah di-mixing
belum?”
Rekan kerja
: “Wis, ngapa?”
Lidya Saka
: “Ora apa-apa, makasih ya Mas.”
(110/RPR/OFF/RM/23 Mei 2013)
Istilah THT MP kepan jangan dari Twenty Hot Trake dan Metta Pemuda.
THT MP merupakan salah satu commit
programto acara
user di Radio Metta FM setiap hari
123
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sabtu pukul 19.00. Twenty Hot Trake menyajikan chart lagu manca negara dan
Metta Pemuda menyajikan 10 lagu yang paling banyak diminta oleh pendengar.
Program acara tersebut dibawakan dengan santai oleh penyiar karena sasaran
pendengarnya adalah anak muda.
(111)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka
dengan rekan kerjanya pada saat rapat di
radio Metta FM Solo pada tanggal 6 Juli
2013.
Lidya Saka
: “Yang siaran Romansa Warna-Warni
nanti sapa ya? Aku ada brosur kuliner,
lumayan kan buat info.”
Rekan kerja
: “Ketoke Pindul.”
(111/RPR/OFF/RM/6 Juli 2013)
Romansa Warna-Warni adalah salah satu program acara di radio Metta FM
yang hadir setiap hari sabtu pukul 14.00. Romansa Warna-Warni merupakan
program acara yang menyajikan berbagai informasi tentang tempat wisata dan
kuliner di seluruh dunia.
(112)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka
dengan rekan kerjanya tentang id’s untuk
Masa lebaran, pada saat rapat di radio Metta
FM Solo pada tanggal 6 Juli 2013.
Rekan kerja
: “Kalau semuanya minta libur lebaran, trus
yang siaran siapa? Apalagi WM-kan
penyiarnya cuma dua, gak ada yang bisa
gantiin lagi. Kalau yang lainnya sih
gampang, semua bisa tapi kalau Wo ai
Metta?”
Lidya Saka
: “Ya udah Mas kalau Ailin pulang Jakarta
trus Bintang-nya itu juga pengen cuti lebaran,
kita taping aja untuk pas hari H-nya. Terus
nanti seterusnya setelah hari H bisa Bintang
yang siaran WM-nya.”
commit to user
(112/RPR/OFF/RM/6 Juli 2013)
124
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
WM singkatan dari Wo ai Metta, merupakan salah satu program acara
berbahasa Mandarin yang hadir setiap hari Senin sampai Jumat pukul 08.00 di
radio Metta FM. Program Wo ai Metta menyajikan musik-musik mandarin dan
belajar bahasa Mandarin. Program tersebut khusus dibuat untuk pendengar Metta
yang merupakan keturunan Tionghoa.
(113)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka
dengan rekan kerjanya pada saat rapat di
radio Metta FM Solo pada tanggal 6 Juli
2013.
Lidya Saka
: “Yang siaran Romansa Keluarga iki sapa
ta?”
Rekan Kerja
: “Bintang ki.”
(113/RPR/OFF/RM/6 Juli 2013)
Romansa Keluarga salah satu program acara di radio Metta FM yang hadir
setiap hari Sabtu pukul 10.00. Program tersebut menyajikan berbagai informasi
tentang ibu dan anak.
(114)
“Seratus empat koma tujuh Metta FM your inspiring family,
selamat pagi Metta Miarsa Cakrawala Metta kembali hadir diruang
dengar anda, bersama saya Lidya Saka yang akan menyajikan berbagai
inforMasi pilihan seputar Solo raya.”
(114/RPR/ON/RM/11 November 2013)
Cakrawala Metta merupakan nama salah satu program acara di radio Metta
FM. Cakrawala Metta hadir setiap hari Senin sampai Jumat pukul 06.00 yang
menyajikan berbagai inforMasi pilihan seputar Solo raya. Program acara tersebut
dibawakan dengan resmi oleh penyiar. Berita untuk Cakrawala Metta mencakup
head line yang akan dibacakan di awal, kemudian ekonomi, sosial, budaya,
commit toBerita-berita
user
nusantara, solo raya dan mancanegara.
yang sudah dipersiapkan
125
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebelumnya akan dibacakan dengan tegas oleh penyiar yang bertugas. Lagu yang
boleh diputar pada acara tersebut adalah lagu tahun 2011 sampai 2013.
(115)
“Selamat pagi Metta Miarsa dimanapun anda berada semoga selalu
dalam keadaan baik ya, Gerrai Metta bersama Solo Grand Mall edisi
Senin 11 November bersama saya Lidya Saka akan menemani anda
sampai jam 2 siang nanti.”
(115/RPR/ON/RM/12 November 2013)
Gerrai Metta merupakan salah satu program acara di radio Metta FM yang
hadir setiap hari Minggu sampai Jumat pukul 10.00. Program tersebut menyajikan
berbagai informasi tentang life style, karir, olahraga, cuaca, unik, ekonomi,
teknologi, olahraga dan entertainment khusus untuk hari Minggu. Lagu yang
boleh diputar di Gerai Metta adalah lagu-lagu tahun 1990 sampai 2000.
(116)
“Anda bisa me-request lagu-lagu kenangan kesukaan anda dalam
Gita Memori.”
(116/RPR/ON/RM/13 November 2013)
Gita Memori merupakan salah satu program acara di radio Metta FM yang
memutarkan lagu-lagu kenangan tahun 1960 sampai 1980. Gita Memori hadir
setiap hari Minggu sampai Jumat pukul 14.00. Acara tersebut merupakan salah
satu program terfavorit di Radio Metta FM.
(117)
“Dan selama tiga jam ke depan bersama saya Lidya Saka akan
menemani kamu semuanya dalam acara Galeri Kampus.”
(117/RPR/ON/RM/14 November 2013)
Galeri Kampus merupakan program acara di radio Metta FM yang hadir
setiap hari Senin sampai Jumat pukul 17.00. Acara tersebut menyajikan informasi
seputar kampus dan teknologi serta
memutarkan
lagu-lagu Indonesia terbaru.
commit
to user
126
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Program acara ini dibawakan dengan energik karena sasaran pendengarnya adalah
anak muda.
(118)
“Buat kamu yang mau gabung di kuis KPU Kuis Pengetahuan
Umum, langsung aja deh telpon di 666400 atau 666500.”
(118/RPR/ON/RM/14 November 2013)
KPU kepanjangan dari Kuis Pengetahuan Umum. KPU merupakan salah
satu program acara di radio Metta FM berupa kuis berdurasi 15 menit. Acara
tersebut hadir setiap hari Senin sampai Jumat pukul 18.00 yang menyajikan
pertanyaan seputar pengetahuan umum.
(119)
“Selamat malam Metamiarsa anda kembali menyimak kilasan
informasi pilihan dalam Cakrawala Utama pukul sembilan belas bersama
saya Lidya Saka.”
(119/RPR/ON/RM/14 November 2013)
Cakrawala Utama merupakan salah satu program acara di radio Metta FM
yang menyajikan sekilas informasi terbaru. Cakrawala Utama hadir setiap hari
Senin sampai Jumat pukul 11.00, 16.00 dan 19.00. Informasi yang diberikan pada
pukul 11.00 mencakup politik dan hukum; pukul 16.00 yakni ekonomi dan bisnis;
sedangkan untuk pukul 19.00 adalah berita lokal.
(120)
“Berita-berita terhangat pagi ini akan saya hadirkan untuk anda,
informasi seputar Solo raya sudah saya siapkan untuk anda dalam program
Solo Menyapa hari ini, jadi pastikan anda untuk terus stay tune di Metta
FM bersama saya Lidya Saka.”
(120/RPR/ON/RM/16 November 2013)
Solo Menyapa merupakan salah satu program acara di radio Metta FM
yang menyajikan berbagai informasi seputar Solo. Solo Menyapa hadir setiap hari
commit to user
Sabtu pukul 06.00. Perbedaan Solo Menyapa dengan Cakrawala Metta terletak
127
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada cara pembawaan serta isi beritanya. Cakrawala Metta isi beritanya mencakup
ekonomi, sosial, budaya, nusantara, solo raya, dan mancanegara sedangkan Solo
Menyapa hanya Solo raya saja. Cara membaca berita untuk Cakrawala Metta
tegas sedangkan untuk Solo Menyapa lebih santai.
(121)
“Selamat pagi Metta Miarsa dimana pun anda berada, seperti biasa
setiap Sabtu pagi program Halo Solo hadir menemani anda semua.”
(121/RPR/ON/RM/16 November 2013)
Halo Solo merupakan salah satu program acara di radio Metta FM berupa
talk show bersama wali kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo. Halo Solo merupakan
talk show yang membahas seputar permasalahan yang ada di Solo. Program
tersebut hadir setiap hari Sabtu pukul 07.00 yang menyajikan informasi dan juga
tanya jawab seputar perasalahan yang ada di Solo.
(122)
“Pertengahan bulan di bulan November, berharap semoga
kebersamaan kita pagi ini dapat menghibur teman teman semua yang
sedang bergabung bersama Romansa Oriental.”
(122/RPR/ON/RM/16 November 2013)
Romansa Oriental merupakan program acara yang hadir setiap hari Sabtu
pukul 08.00 di radio Metta FM. Acara tersebut memutarkan lagu-lagu Korea
Jepang.
(123)
“Metta Miarsa, dan kawan-kawan selamat pagi, kabar baik ya pagi
ini? Berjumpa kembali bersama saya Lidya Saka dalam program Metta
Ceria.”
(123/RPR/ON/RM/16 November 2013)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
128
digilib.uns.ac.id
Metta Ceria merupakan program yang khusus dibuat untuk anak-anak di
radio Metta FM. Acara tersebut memutarkan lagu-lagu anak dan menyajikan
cerita anak. Metta Ceria hadir setiap hari Sabtu pukul 16.00 di radio Metta FM.
(124)
“One of four poin seven Metta FM your inspiring family Indigo.”
(124/RPR/ON/RM/16 November 2013)
Indigo merupakan salah satu program acara yang hadir setiap hari Sabtu
pukul 17.00 di Radio Metta FM. Acara tersebut memutarkan lagu-lagu indi
terbaru dan menyajikan informasi seputar musik indi yang ada di Solo raya.
(125)
“Terima kasih buat Metta Miarsa yang masih setia bergabung
bersama kami di Metta Familia sampai pukul tujuh malam nanti masih
ada beberapa informasi seputar keluarga yang akan Lidya bagikan untuk
anda.”
(125/RPR/ON/RM/17 November 2013)
Metta Familia salah satu program acara yang hadir setiap hari Minggu
pukul 18.00 di radio Metta FM. Acara tersebut menyajikan informasi seputar
keluarga.
(126)
“Sahabat Kreatif masih terus bersama Pro 2 RRI Surakarta,
sekarang Rido Wicaksono hadir dalam Pro IT sampai nanti pukul
sebelas.”
(126/RPR/ON/RRI/11 November 2013)
Pro IT merupakan salah satu program acara yang hadir setiap hari Minggu
pukul 10.00 di radio RRI Surakarta. IT sendiri merupakan singkatan dari
Information Technology. Acara tersebut mengupas tentang perkembangan IT.
(127)
“Seratus lima koma lima Pro 2 FM Solo suara kreatifitas, selamat
pagi Sahabat Kreatif kembali saya Rido Wicaksono yang bakalan menjadi
commit to user
129
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
temen kamu dikesempatan pagi hari ini, oke sampai nanti jam sembilan
untuk Morning Fresh pagi hari ini Senin 11 November 2013.”
(127/RPR/ON/RRI/12 November 2013)
Morning Fresh merupakan salah satu program acara yang ada di radio RRI
Surakarta. Morning Fresh hadir setiap hari Senin sampai Sabtu pukul 07.30
sampai 10.00. Morning Fresh pukul 07.30 menyajikan informasi lalu lintas dari
petugas CCTV Dishub Surakarta, pukul 08.00 menyajikan berita dalam bahasa
Inggris, dan pukul 09.00 menyajikan head line berita dari berbagai media.
(128)
“Salam olahraga, sari berita olah raga kontingen Indonesia akan
dikukuhkan tanggal 2 Desember mendatang untuk tim Sea Games, inilah
Warta Berita Olahraga selengkapnya.”
(128/RPR/ON/RRI/13 November 2013)
Warta Berita Olahraga salah satu program acara yang hadir setiap hari
Senin sampai Minggu pukul 11.00. Warta Berita Olahraga merupakan salah satu
program di radio RRI Surakarta yang menyajikan informasi seputar olahraga.
2. Berita untuk Radio
Paul D. Maessenner (dalam Wanda Yulia, 2010:113) mengatakan bahwa
berita merupakan sebuah informasi baru tentang peristiwa yang menarik perhatian
dan minat pendengar. Berita radio dapat pula berarti apa yang terjadi saat ini, apa
yang segera terjadi, dan yang akan terjadi. Ada berbagai macam bentuk penyajian
berita dalam radio misalnya saja kaleidoskop dan insert seperti pada data berikut.
(129)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono yang sedang memberi tugas
kepada DJ magang untuk membuat berita di
radio RRI Surakarta pada tanggal 6 Mei
2013.
commit to user
130
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rido Wicaksono
: “Besok kamu buat lima berita untuk radio,
besok kamu kasih ke aku. Di ketik boleh,
tulis tangan juga boleh. Di kasih lead-nya ya
jangan lupa.”
DJ magang
: “Iya Mas.”
(129/RPR/OFF/RRI/6 Mei 2013)
Istilah lead berasal dari bahasa Inggris yang artinya „petunjuk‟ (Kamus
Inggris Indonesia, 2003:351). Istilah lead dalam profesi penyiar radio berarti
bagian klimaks atau inti persoalan dari sebuah berita. Lead diletakkan di atas dan
berisi apa yang paling penting dan paling utama dari sebuah informasi. Jadi,
hanya dari alinea pertama saja khalayak sudah dapat menangkap apa yang
sesungguhnya hendak diberitahukan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa istilah ini mengalami perubahan makna dari „petunjuk‟
menjadi „klimaks‟.
(130)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
dengan rekan kerjanya saat pergantian jam
siaran di radio PTPN pada tanggal 4 Juni
2013.
Sara Neyriza
: “Gimana? Disuruh ngapain?”
Rekan kerja
: “Disuruh buat insert tuh, ribet amat ya.
Amat wae gak seribet ini.”
Sara Neyriza
: “Masih mending cuma buat insert doang,
coba kalau disuruh bikin kaleidoskop kaya
Hendra, ribet lagi kan. Mesti buka-buka
berita lama dulu.”
(130/RPR/OFF/PTPN/4 Juni 2013)
Istilah kaleidoskop berasal dari bahasa Indonesia yang berarti aneka
peristiwa yang telah terjadi yang disajikan secara singkat (Kamus Besar Bahasa
commit to user
131
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Indonesia, 2002:494). Kata kaleidoskop di dalam kepenyiaran tidak mengalami
perubahan makna.
(131)
Konteks situasi
: Percakapan Rido
Wicaksono yang sedang menanyakan insert
kepada penyiar magang tentang di radio RRI
Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “O ya insert yang aku suruh bikin kemarin
dah jadi belum?.”
Penyiar magang
: “Udah Mas, ni masih tak simpen di
flashdisk belum tak pindah.”
(131/RPR/OFF/RRI/27 Mei 2013/1)
Istilah insert berasal dari bahasa Inggris yang artinya sisipan (Kamus
Inggris Indonesia, 2003:324). Penggunaannya dalam kepenyiaran insert berarti
program sisipan berdurasi 1 menit. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau tetap
seperti makna aslinya.
3. Sapaan untuk Pendengar
Setiap radio pasti memiliki sapaan untuk pendengarnya. Hal tersebut
dilakukan
supaya
terjalin
ikatan
persaudaraan
antara
penyiar
dengan
pendengarnya. Sapan-sapaan tersebut misalnya saja Jaka Dara untuk pendengar
radio PTPN, Metta Miarsa untuk pendengar radio Metta FM, dan Sahabat Kreatif
sebutan bagi pendengar RRI Surakarta.
(132)
“Selamat datang bulan November, selamat datang bulan baru Jaka
Dara ya.”
(132/RPR/PIA/ON/PTPN/1 November 2013)
commit to user
132
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jaka Dara merupakan sapaan untuk pendengar setia radio PTPN. Jaka
artinya anak lelaki yang telah dewasa tetapi belum berumah tangga (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2002:451). Dara artinya anak perempuan yang belum kawin
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:237).
(133)
“Selamat malam Metta Miarsa anda kembali menyimak kilasan
inforMasi pilihan dalam Cakrawala Utama pukul sembilan belas bersama
saya Lidya Saka.”
(133/RPR/ON/RM/14 November 2013)
Metta Miarsa merupakan sapaan untuk pendengar setia radio Metta FM.
Sapaan tersebut selalu diucapkan oleh penyiar pada saat siaran.
(134)
“Sahabat Kreatif Honda tidak hanya jago membuat mobil
maupun motor ya perusahaan ini mulai mengembangkan robot Asimo
yang bisa bergerak mirip manusia.
(134/RPR/ON/RRI/11 November 2013)
Sahabat Kreatif merupakan panggilan untuk pendengar setia RRI
Surakarta. Sahabat artinya kawan atau teman (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2002:977). Kreatif artinya memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk
menciptakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:599).
4. Teknik Berbicara
Cara berbicara dan mengeluarkan suara merupakan modal dasar yang
mutlak sebelum penyiar mengudara (on air). Teknik-teknik dalam siaran juga
harus dikuasai oleh setiap penyiar. Penyiar memakai istilah-istilah khusus untuk
menyebut beberapa teknik berbicara pada saat siaran. Istilah tersebut kebanyakan
berasal dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Misalnya saja open mike, closing,
teasing, dan lain-lain.
commit to user
133
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(135)
Konteks situasi
: Percakapan Rido
Wicaksono yang sedang memberikan
pengarahan kepada penyiar magang tentang
announcing skill di radio RRI Surakarta pada
tanggal 27 Mei 2013.
Penyiar magang
: “Kata bu Ina opening-ku tadi masih
monoton Mas. Biar gak monoton tu gimana
Mas?”
Rido Wicaksono
: “Jadi pada saat kamu open mike biar gak
monoton tiap hari tu kamu ganti-ganti, misal
hari ini pakai huruf a misalnya „Apa kabar
anda hari ini? Semoga selalu dalam keadaan
sehat tidak kurang satu apapun‟, besok pakai
b besoknya lagi c dan seterusnya.”
(135/RPR/OFF/RRI/27 Mei 2013)
Istilah open mike berasal dari bahasa Inggris, open artinya „buka‟ dan mike
artinya „mikropon‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:405,380). Arti istilah open
mike dalam kepenyiaran adalah membuka pintu siar. Maksudnya adalah ucapan
atau kalimat untuk mengawali siaran. Contoh dari open mike yakni „Seratus empat
koma tujuh Metta FM your inspiring family, selamat pagi Metta Miarsa
dimanapun anda berada semoga selalu dalam keadaan sehat dan tak kurang satu
apapun.‟
(136)
Konteks situasi :
Percakapan
Rido
Wicaksono dengan rekan kerjanya pada saat
pergantian jam siaran di radio RRI Surakarta
pada tanggal 28 Mei 2013.
Rido Wicaksono
: “Mbak, tolong sini bentar.”
Rekan kerja
: “Apa?”
Rido Wicaksono
: “Mbak tolong jagain dulu ya, aku mau ke
kamar mandi bentar, mules banget, sebelum
closing tak usahain kelar.”
Rekan kerja
: “Iya, jangan lama-lama lho, Masih berapa
menit
commit toni?”
user
134
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rido Wicaksono
: “Sepuluh Mbak.”
(136/RPR/OFF/RRI/28 Mei 2013)
Istilah closing berasal dari bahasa Inggris yang artinya tutupan atau yang
terakhir (Kamus Inggris Indonesia, 2003:119). Istilah closing dalam kepenyiaran
artinya kalimat penutup sebagai tanda akan berakhirnya siaran. Maksudnya adalah
ucapan atau kalimat untuk mengakhiri siaran. Contoh dari closing „Aduh Jaka
Dara tak terasa sudah hampir tiga jam Sara nemenin kamu, dan sekarang
waktunya bagi Sara untuk pamit undur diri dulu, kita ketemu lagi besok, babay.‟
(137)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang memberikan pengarahan kepada
rekan kerjanya penyiar magang tentang
announcing skill pada saat siaran berdua di
radio PTPN pada tanggal 6 Juni 2013.
Sara Neyriza
: “Comment kamu tadi kok gak enak ya,
coba liat script kamu (sambil membaca script
di komputer), lho kamu kasih teasing dong
jangan langsung gini. Pake tuh bahasa tutur
yang baik dan enak didenger trus mudah
dicerna juga. Kalau kamu comment langsung
gini gak enak, kasih teasing ya. Ngerti
teasing kan?”
Penyiar magang
: “Emm iya Mbak.”
Sara Neyrhiza
: “Oke kalau gitu yuk cus langsung
dibenerin aja, mumpung masih ada waktu,
masih dua lagu lagi kan. Aduh bawel banget
ya aku, aja lara ati lho ya, ini semua juga
biar kamu belajar.”
(137/RPR/OFF/PTPN/6 Juni 2013)
Istilah teasing berasal dari bahasa Inggris yang artinya penggoda atau
pengusik (Kamus Inggris Indonesia, 2003:581). Istilah teasing dalam kepenyiaran
artinya trik seorang penyiar untuk menarik perhatian pendengar. Trik tersebut
commit to user
135
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berupa pemakaian kalimat yang bisa membuat pendengar merasa tertarik ingin
terus mendengarkan. Contoh dari teasing yaitu „Aduh cuaca hari ini panas banget
ya, paling enak kalau minum es durian, hemmm pasti seger banget.‟
(138)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang bertanya kepada rekan kerjanya tentang
DJ dan radio DJ, di radio PTPN pada tanggal
25 Juni 2013.
Sara Neyriza
: “O ya Mas, kan ada DJ sama radio DJ.
Kalau DJ udah pasti disc jockey, lha kalau
radio DJ yang gimana sih Mas? Aku ki
bingung, dekwingi ditakoni koncoku aku
raisoh jawab, raisoh jelaske ta, isin banget
len.”
(138/RPR/OFF/PTPN/25 Juni 2013)
Istilah radio DJ dalam kepenyiaran artinya teknik siaran dengan cara
berbicara diatas lagu. DJ singkatan dari Disc Jockey, merupakan istilah yang
berasal dari bahasa Inggris. Disc sendiri artinya „piringan‟ sedangkan Jockey
artinya „joki atau anak pacuan‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:187,336). Disc
Jockey bisa juga diartikan „menunggangi lagu‟ karena disini disc (piringan) adalah
alat untuk memutar lagu.
(139)
Konteks situasi : Percakapan antara Sara
Neyrhiza dengan rekan kerjanya, tentang
rencana
siaran di
radio PTPN pada
tanggal 13 Mei 2013.
Sara Neyriza
: “Minggu depan kamu tandem sama aku
ya Mas”.
Rekan kerja
: “Siap nyonya”.
(139/RPR/OFF/PTPN/13 Mei 2013)
commit to user
136
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Istilah tandem berasal dari bahasa Inggris yang artinya berduaan (Kamus
Inggris Indonesia, 2003:579). Dalam kepenyiaran istilah tandem dimaknai dengan
siaran berdua. Istilah tersebut tidak mengalami perubahan makna.
5. Mengoperasikan Peralatan Audio
Zaman sekarang seorang penyiar dituntut untuk dapat mengoperasikan
peralatan audio sendiri tanpa bantuan seorang operator. Penguasaan peralatan
radio menjadi mutlak bagi penyiar. Semakin banyaknya pekerjaan dan tanggung
jawab yang harus dilaksanakan oleh penyiar radio maka penyiar radio tersebut
harus selalu dapat mengikuti perkembangan teknologi penyiar radio yang mandiri.
Istilah khusus yang dipakai dalam mengopersikan peralatan radio ada
banyak, misalnya saja fade out, fade in, VO, output, dan lain-lainnya. Istilah
tersebut akan dibicarakan pada pembahasan di bawah ini.
(140)
Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha
dengan rekan kerjanya pada saat pergantian
jam siaran di radio RRI Surakarta pada
tanggal 20 Juni 2013.
Sari Nugraha
: “Lagu terakhirku kepanjangan tu, nanti
kalau dah mau habis waktunya di-fade out
aja ya. Aku balik dulu ya.”
Rekan kerja
: “Iya iya, buru-buru banget sih.”
(140/RPR/OFF/RRI/20 Juni 2013)
Istilah fade out berasal dari bahasa Inggris, fade artinya „memudarkan‟
sedangkan out artinya „keluar‟ jika digabung artinya menjadi „memudarkan
keluar‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:230,409). Dalam kepenyiaran fade out
artinya menurunkan atau memudarkan suara perlahan-lahan sampai tidak
terdengar lagi. Fade out biasa digunakan
commit to ketika
user ingin menghentikan lagu yang
137
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sedang diputar. Jika langsung diturunkan begitu saja maka akan terdengar kurang
enak, oleh karena itu perlu dilakukan fade out yakni memudarkan secara perlahan
sebelum ganti ke musik yang lain.
(141)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha
yang
sedang
memberikan
pengarahan kepada Aji (penyiar magang)
tentang operating di radio RRI Surakarta
Solo pada tanggal 21 Juni 2013.
Sari Nugraha
: “Kalau masih takut fade in fade out ya
pake PNS aja, aku aja kadang Masih pake
PNS. PNS tu Play Next Stop, kalau mau
muter ya tinggal pencet di keyboard huruf P,
kalau mau lanjut ke lagu berikutnya ya
pencet N, kalau mau berhenti ya tinggal
pencet S. Itu udah otomatis nge-fade in fade
out sendiri kok.”
Penyiar magang
: “Iya Mbak, biasanya aku juga pake itu, tapi
tadi pengen nyobain aja.”
(141/RPR/OFF/RRI/21 Juni 2013)
Fade in kebalikan dari fade out, istilah tersebut juga berasal dari bahasa
Inggris. Jika fade out artinya „memudarkan keluar‟ maka fade in yaitu menaikkan
suara perlahan-lahan sampai terdengar jelas (Kamus Inggris Indonesia, 2003:230).
Fade in biasa digunakan ketika ingin memutar sebuah lagu. Jika langsung
dinaikkan begitu saja maka akan terdengar kurang enak, oleh karena itu perlu
dilakukan fade in yakni menaikkan secara perlahan.
(142)
Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha
dengan rekan kerjanya tentang VO untuk
iklan baru yang akan diproduksi di radio RRI
Surakarta pada tanggal 22 Juni 2013.
Sari Nugraha
Rekan kerja
: “Mas, aku mau VO dulu.”
: “VO apa ta?”
commit to user
138
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sari Nugraha
: “VO buat iklan baru lah. Rido mana Mas?
Aduh kemana to, mana ini iklannya disuruh
cepet-cepet ma bu Ina. Habis aku ma Rido
VO langsung kerjain ya Mas.”
(142/RPR/OFF/RRI/22 Juni 2013)
VO kepanjangan dari Voice Over istilah tersebut berasal dari bahasa
Inggris. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia voice artinya „suara‟
sedangkan over artinya „berakhir‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:632,411).
Penggunaannya dalam kepenyiaran VO atau Voice Over memiliki makna
pengambilan suara rekaman. VO dilakukan di ruang produksi, hasil dari VO itu
sendiri adalah suara dari penyiar yang nantinya akan diolah oleh bagian produksi.
VO biasanya dilakukan untuk pembuatan iklan, sandiwara radio, dan lain-lainnya.
(143)
Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha
dengan rekan kerjanya tentang rekaman
untuk produksi iklan di radio RRI Surakarta
pada tanggal 22 Juni 2013.
Sari Nugraha
: “Suaranya direkam mono aja ya Mas.”
Rekan kerja
: “Oke lah, bisa diatur. Wani piro ha ha ha.”
(143/RPR/OFF/RRI/22 Juni 2013)
Istilah mono berasal dari bahasa Inggris yang artinya „satu atau eka‟.
Dalam kepenyiaran mono artinya pengolahan suara hanya dari satu saluran radio.
Penggunaan istilah tersebut tidak mengalami perubahan makna.
(144)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka
dengan rekan kerjanya pada saat istirahat
makan siang di radio Metta FM Solo pada
tanggal 2 Juli 2013.
Lidya Saka
Rekan kerja
: “Eh kok output suaranya gak stereo ya?”
: “Ahtoapa
commit
userya?”
139
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
: “Coba dengerin sik ta, mangan wae kowe
Lidya Saka
ki.”
(144/RPR/OFF/RM/2 Juli 2013)
Istilah output berasal dari bahasa Inggris yang artinya „keluaran‟. Istilah
output dalam kepenyiaran artinya suara siaran yang keluar dari headphone
penyiar. Fungsi dari output
adalah untuk memantau suara pada saat siaran,
sehingga penyiar tahu apakah suara yang keluar terlalu keras atau terlalu pelan.
Supaya suara pada saat siaran terdengar pas maka perlu diperhatikan output-nya.
6. Latihan Pernapasan
Latihan pernapasan dimaksudkan untuk melatih seluruh perangkat bicara
seorang penyiar. Terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menyebutkan
berbagai macam latihan pernapasan. Istilah-istilah tersebut antara lain lion face,
motor boat, ping-pong, pif-paf, dan lain-lain.
(145)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha
yang
sedang
memberikan
pengarahan kepada Aji (penyiar magang)
tentang latihan pernapasan di radio RRI
Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013.
Penyiar Magang
: “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa
cara ta?”
Sari Nugraha
: “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu
ada 15 cara, ada lion face (sambil
memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke
bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel
wings, trus apalagi lupa, liat aja di buku
AAJP, punya gak?”
Penyiar Magang
: “Gak ki Mbak.”
(145/RPR/OFF/RRI/15 Juli 2013)
commit to user
140
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Istilah lion face berasal dari bahasa Inggris, lion yaitu „singa‟ dan face
yakni „muka‟ sehingga lion face artinya adalah „muka singa‟ (Kamus Inggris
Indonesia, 2003:361,229). Lion face merupakan salah satu gerakan senam
pernapasan yaitu dengan menciutkan muka, kemudian muka dilebarkan dengan
menjulurkan lidah sejauh mungkin. Kegunaan dari lion face adalah untuk
meleMaskan otot muka.
(146)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha
yang
sedang
memberikan
pengarahan kepada Aji (penyiar magang)
tentang latihan pernapasan di radio RRI
Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013.
Penyiar Magang
: “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa
cara ta?”
Sari Nugraha
: “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu
ada 15 cara, ada lion face (sambil
memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke
bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel
wings trus apalagi lupa, liat aja di buku
AAJP, punya gak?”
Penyiar Magang
: “Gak ki Mbak.”
(146/RPR/OFF/RRI/15 Juli 2013)
Istilah motor boat berasal dari bahasa Inggris, motor yaitu „mesin‟ dan
boat yakni „kapal‟ sehingga motor boat artinya adalah „kapal motor‟ (Kamus
Inggris Indonesia, 2003:386,72). Motor boat merupakan salah satu gerakan senam
pernapasan yaitu dengan menarik napas pelan-pelan kemudian dikeluarkan pelanpelan melalui bibir sehingga bibir bergetar dan berbunyi seperti mesin. Oleh
karena itu senam pernapasan tersebut dinamai dengan motor boat. Motor boat
gunanya untuk melatih pernapasan dan melemaskan bibir.
commit to user
141
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(147)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha
yang
sedang
memberikan
pengarahan kepada Aji (penyiar magang)
tentang latihan pernapasan di radio RRI
Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013.
Penyiar Magang
: “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa
cara ta?”
Sari Nugraha
: “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu
ada 15 cara, ada lion face (sambil
memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke
bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel
wings trus apalagi lupa, liat aja di buku
AAJP, punya gak?”
Penyiar Magang
: “Gak ki Mbak.”
(147/RPR/OFF/RRI/15 Juli 2013)
Istilah ping-pong berasal dari bahasa Indonesia yang artinya permainan
mirip tenis dan dimainkan di atas meja panjang dengan menggunaan pemukul
terbuat dari kayu yang dilapisi karet dan bola plastik kecil (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002:876). Istilah ping-pong dalam profesi penyiar radio digunakan
untuk melabeli salah satu gerakan pernapasan. Ping-pong adalah salah satu
gerakan senam pernapasan yaitu dengan mengepalkan jari dan lengan didorong ke
depan dan kebelakang seperti orang meninju dan mulut mengucapkan „ping
pong‟, gunannya untuk memperkuat bahu dan artikulasi. Disebut dengan pingpong karena pada bagian tertentu dari latihan tersebut mengucapkan kata pingpong.
(148)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha
yang
sedang
memberikan
pengarahan kepada Aji (penyiar magang)
tentang latihan pernapasan di radio RRI
Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013.
Penyiar Magang
: “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa
commit
to user
cara ta?”
142
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sari Nugraha
: “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu
ada 15 cara, ada lion face (sambil
memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke
bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel
wings trus apalagi lupa, liat aja di buku
AAJP, punya gak?”
Penyiar Magang
: “Gak ki Mbak.”
(148/RPR/OFF/RRI/15 Juli 2013)
Pif-paf merupakan salah satu gerakan senam pernapasan yaitu dengan
tangan berkacak pinggang sambil melakukan gerakan menekan perut ke dalam
sambil mengeluarkan napas. Pif-paf berguna untuk memperkuat otot-otot
diafragma dan pernapasan.
(149)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha
yang
sedang
memberikan
pengarahan kepada Aji (penyiar magang)
tentang latihan pernapasan di radio RRI
Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013.
Penyiar Magang
: “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa
cara ta?”
Sari Nugraha
: “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu
ada 15 cara, ada lion face (sambil
memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke
bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel
wings trus apalagi lupa, liat aja di buku
AAJP, punya gak?”
Penyiar Magang
: “Gak ki Mbak.”
(149/RPR/OFF/RRI/15 Juli 2013)
Istilah angel wings berasal dari bahasa Inggris, angel artinya „malaikat‟
dan wings artinya „sayap‟
(Kamus Inggris Indonesia, 2003:28,649). Dalam
kepenyiaran angel wings merupakan salah satu gerakan senam pernapasan yaitu
dengan kedua tangan lurus ke depan dengan jari-jari terbuka kemudian lengan
commit to user
143
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didorong kedepan dan jari digerakkan seperti menari kecak, gunanya untuk
memperkuat bahu.
7. Iklan Radio
Terdapat berbagai macam jenis iklan di radio, misalnya saja adlips,
komersial break, dan RE (Radio Expose). Iklan tersebut memiliki makna yang
berbeda satu sama lain. Oleh karena itulah penyebutan untuk masing-masing iklan
berbeda-beda. Hal tersebut digunakan untuk memudahkan penyebutan bagi
masing-masing iklan supaya tidak tercampur-campur dan membuat penyiar
bingung.
(150)
Konteks situasi : Percakapan antara Sara
Neyrhiza dengan rekan kerjanya, tentang
adlips di radio PTPN pada tanggal 13 Mei
2013.
Sara Neyriza
: “Mas adlips-nya dah ada di RS ta?”
Rekan kerja
: “Udah ki.”
Sara Neyriza
: “Ya wis, ntar malem aku meh siaran soale,
ndak lali. Maklum kakehan mangan brutu
gajah.”
(150/RPR/OFF/PTPN/13 Mei 2013)
Istilah adlips digunakan utuk melabeli iklan yang dibacakan langsung pada
saat siaran. Misalnya saja pada saat kuis KPU di radio Metta FM, untuk sponsor
dari kuis tersebut dibacakan iklannya. Adlips memiliki daya tarik tersendiri jika
dibandingkan dengan iklan yang lainnya, kelebihan dari adlips bisa disajikan
dengan berbagai macam cara oleh penyiarnya.
(151)
“Oke dan sekarang sudah jam enam lebihnya empat puluh lima
menit Jaka Dara nantinya bakal balik lagi, Masih banyak commercial
to user
break yang mau Intan playcommit
juga buat
kamu.”
144
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(151/RPR/ON/PTPN/4 November 2013)
Istilah commercial break berasal dari bahasa Inggris, commercial artinya
„iklan‟ dan break artinya „jeda‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:129, 79). Istilah
commercial break dalam kepenyiaran digunakan untuk memberi label iklan dari si
peMasang iklan itu sendiri. Commercial break biasanya berisi tentang penawaran
produk-produk tertentu. Jenis iklan ini dibuat berdurasi kurang dari satu menit.
Berbeda dengan adlips yang dibacakan, untuk commercial break tinggal putar saja
karena sudah disiapkan oleh bagian produksi.
(152)
Konteks situasi
: Percakapan Sari
Nugraha
yang
sedang
memberikan
pengarahan kepada Aji (penyiar magang)
tentang urutan memutar iklan dan RE di
radio Metta FM Solo pada tanggal 21 Juni
2013.
Penyiar magang
: “Mbak kalau iklannya pas dikit gitu
gimana Mbak ngaturnya?”
Sari Nugraha
: “Kalau iklannya dikit ya kamu muter RE
aja, biasanya tiap pagi tu Masih dikit
iklannya. Tapi kamu taruh RE-nya paling
bawah sendiri setelah iklan ya. Trus iklannya
juga kalau muter yang nasional dulu baru
yang lokal.”
Penyiar magang
: “Siap Mbak siap.”
(152/RPR/OFF/RRI/21 Juni 2013)
RE kependekan dari Radio Expose, istilah tersebut berasal dari bahasa
Inggris yang artinya „menampakkan atau menampilkan radio‟ (Kamus Inggris
Indonesia, 2003:225). Dalam kepenyiaran istilah RE memiliki makna iklan
tentang program siaran radio (promo program). Tidak seperti commercial break
yang berisi tentang penawaran produk, RE berisi tentang promo program di radio.
commit to user
145
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Istilah tersebut tidak mengalami perubahan makna, masih sama seperti makna
aslinya.
8. Musik untuk Radio
Musik untuk radio ada berbagai macam yang masing-masing memiliki
peranan tertentu. Mengingat bahwa radio merupakan media audio yang hanya
menampilkan suara saja, maka disini musik sangat berperan penting. Cara yang
dilakukan oleh penyiar radio untuk membedakan antara fungsi musik yang satu
dengan yang lain adalah dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Istilahistilah tersebut antara lain id’s, jingle, smash, backsound dan lain-lain.
(153)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang mengingatkan penyiar magang
saat siaran berdua di radio PTPN pada
tanggal 3 Juni 2013.
Sara Neyriza
: “Id’s yang 40 detik jangan lupa di putar
Penyiar Magang
: “Sipo dah, yang kemaren kan?”
Sara Neyriza
: “Iya.”
ya.”
(153/RPR/OFF/PTPN/3 Juni 2013)
Istilah id’s berasal dari bahasa Inggris, ID kepanjangan dari identity yang
artinya „identitas‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:309). Istilah id’s dalam dunia
radio artinya adalah musik berdurasi pendek yang menandakan identitas suatu
radio.
(154)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang memberikan pengarahan kepada
penyiar magang pada saat siaran berdua di
radio PTPN pada tanggal 3 Juni 2013.
Sara Neyriza
: “Muter
commit
to userjingle itu setelah iklan, jangan
sebelumnya. Salah naruh apa lupa?”
146
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyiar Magang
: “Iya ya, maaf Mbak lupa.”
Sara Neyriza
: “Ya wis ra apa-apa, lain kali jangan
diulangi lho ya, untung wae pak produser
lagi keluar. Jal kalau lagi dikantor dia
dengerin, bisa bisa herrrrrr.”
(154/RPR/OFF/PTPN/3 Juni 2013)
Istilah jingle berasal dari bahasa Inggris yang artinya „bunyi‟ (Kamus
Inggris Indonesia, 2003:336). Di dunia radio jingle artinya adalah musik yang
berdurasi lebih panjang dari id’s yang menandakan identitas suatu radio.
(155)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang memberikan pengarahan kepada
penyiar magang pada saat siaran berdua di
radio PTPN pada tanggal 3 Juni 2013
Sara Neyriza
: “Lho lho kok bar lagu, lagu meneh ta? Sik
jal nonton. Oalahh, gak gini.”
Penyiar magang
: “Gimana Mbak?”
Sara Neyriza
: “Habis satu ki dikeki smash sik ta ya, ben
gak ndlujur kaya sepur.”
(155/RPR/OFF/PTPN/3 Juni 2013)
Istilah smash berasal dari bahasa Inggris yang artinya „tabrakan, tubrukan,
hancurnya, remuknya, atau keruntuhan‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:534).
Sedangkan dalam kepenyiaran smash artinya adalah musik singkat sebagai jeda
dan juga untuk merebut kembali perhatian dari pendengar. Istilah smash lebih
tepat digunakan karena fungsi smash itu sendiri adalah untuk mengagetkan.
(156)
Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza
yang sedang memberi pengarahan kepada
penyiar magang tentang urutan opening tune
di radio PTPN pada tanggal 6 Juni 2013.
Penyiar magang
: “Opening tune-nya diputer sebelum
commit
to user
Indonesia
Raya atau sesudahnya sih?”
147
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
: “Opening tune, itu setelah Indonesia
Sara Neyrhiza
Raya.”
(156/RPR/OFF/PTPN/6 Juni 2013)
Istilah opening tune berasal dari bahasa Inggris, opening artinya
„membuka‟ dan tune artinya „lagu‟ sehingga jika diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi „membuka lagu‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:405,607).
Istilah opening tune dalam kepenyiaran bermakna musik yang digunakann untuk
membuka program siaran untuk pertama kali.
(157)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka
dengan rekan kerjanya tentang iklan jamu, di
ruang produksi radio Metta FM Solo pada
tanggal 3 Juli 2013.
Lidya Saka
: “Backsound iklan Antalinu Deltometmu
(menyebutkan merek sebuah obat) lucu ta
Mas, lagu apa ta kui?”
Rekan kerja
: “Rakandani no, ndak jaluk.”
(157/RPR/OFF/RM/3 Juli 2013)
Istilah backsound berasal dari bahas Inggris yang artinya „musik
pengiring‟
(Kamus
Inggris
Indonesia,
2003:50).
Penggunaannya
dalam
kepenyiaran tidak mengalami perubahan makna. Makna istilah backsound dalam
kepenyiaran yaitu musik pengiring yang biasanya dipakai untuk siaran atau bisa
juga untuk iklan.
9. Persiapan sebelum Siaran
Terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan seorang penyiar radio
sebelum siaran. Persiapan tersebut
meliputi
pemanasan, mempersiapkan materi
commit
to user
148
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
siaran, mempersiapkan iklan, memilih lagu dan lain-lainnya. Persiapan tersebut
dilakukan supaya semuanya berjalan dengan lancar ketika siaran sedang
berlangsung. Persiapan yang dilakukan penyiar tampak pada data-data berikut ini.
(158)
Konteks situasi
: Percakapan Lidya Saka yang sedang
memberikan pengarahan kepada Kiki
(penyiar magang) tentang persiapan untuk
siaran pagi di radio Metta FM Solo pada
tanggal 20 Mei 2013.
Lidya Saka
: “Kalau kamu dapet jatah siaran rohani, kan
pagi tu, baru bangun tidur tu biasanya
lidahnya Masih kaku. Suara yang muncul
juga beda nantinya. Jadi kamu tiap mau
siaran pagi, dijalan tu latihan dulu biar lemes
lidahnya. Humming hmmmmmmm gitu trus
a i u e o sampai ototnya ke tarik kalau a ya
aaaa dibuka yang lebar mulutnya, i ya iiiiii
ditarik mulutnya, pokoknya sampai ketarik
lah mulutnya, sama lidah ditekuk ke atas dan
ke bawah, dah itu aja cukup buat pemanasan
tiap mau siaran pagi, aku juga gitu, tiap di
jalan mbengok-mbengok.”
Penyiar Magang
: “Iya ya Mbak, bangun tidur tu suaranya
jelek banget ya.”
(158/RPR/OFF/RM/20 Mei 2013)
Istilah humming berasal dari bahasa Inggris yang artinya „dengungan‟
(Kamus Inggris Indonesia, 2003:306). Istilah humming dalam dunia radio artinya
pemanasan
sebelum
berhadapan
dengan
mikrofon
yaitu
dengan
cara
mengeluarkan suara dengan mulut tertutup seperti berdengung.
(159)
Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka
dengan rekan kerjanya pada saat pergantian
jam siaran di radio Metta FM Solo pada
tanggal 1 Juli 2013.
Lidya Saka
: “Jangan lupa nanti putar insert Ramadan ya
Dik, udah ada di RS kok, Mas Tian udah
commit
nulisto
diuser
RS.”
149
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
: “Oke, Mbak.”
Rekan Kerja
(159/RPR/OFF/RM/1 Juli 2013)
RS kepanjangan dari Rencana Siar, istilah tersebut berasal dari bahasa
Indonesia. „Rencana‟ artinya rancangan (rangkaian sesuatu yang akan dikerjakan)
sedangkan „Siar‟ artinya memberitahukan kepada umum melalui radio, surat
kabar dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:946,1059). Istilah
RS (Rencana Siar) dalam kepenyiaran memiliki makna catatan seorang penyiar
yang harus dibuat sebelum siaran yang berisi pilihan lagu-lagu dan informasi yang
akan disampaikan kepada pendengar.
10. Software Music Player (Perangkat Lunak Pemutar Musik)
Software Music Player (Perangkat Lunak Pemutar Musik) merupakan
salah satu komponen penting dalam siaran. Software Music Player digunakan
untuk memutar musik, iklan, RE, dan lain-lainnya. Zaman dahulu sebelum ada
Software Music Player pemutaran musik, iklan, RE, dan sebagainya dilakukan
manual yaitu dengan menggunakan kaset. Di zaman yang semakin canggih dan
berkembang seperti sekarang ini kaset mulai ditinggalkan dan beralih
menggunakan Software Music Player. Penggunaan Software Music Player juga
dianggap lebih praktis.
Ada bermacam-macam Software Music Player yaitu Raduga, Zara Radio,
Dirretore Free, Radio DJ, Jazler Radio Star, BSI Simian, Otsave, Winamp, Sam
Broadcaster, Radio Boss, akan tetapi untuk saat ini di radio Surakarta hanya
memakai dua macam saja. Kedua macam Software Music Player tersebut adalah
Raduga dan Zara Radio.
commit to user
150
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(160)
Konteks situasi : Percakapan Dewa dengan
rekan kerjanya tentang penggunaan software
music player di radio PTPN pada tanggal 22
Juli 2013.
Dewa
: “Mas kenapa ganti pake Zara Radio sih?”
Rekan kerja
: “Soalnya Zara Radio itu lebih fleksibel
kalau dibanding Raduga.
(160/RPR/OFF/PTPN/22 Juni 2013)
Raduga merupakan
program yang biasa digunakan untuk radio, yang
berfungsi untuk memutar musik dan video.
(161)
Konteks situasi : Percakapan Dewa dengan
rekan kerjanya tentang penggunaan software
music player di radio PTPN pada tanggal 22
Juli 2013.
Dewa
: “Mas kenapa ganti pake Zara Radio sih?”
Rekan kerja
: “Soalnya Zara Radio itu lebih fleksibel
kalau dibanding Raduga.
(161/RPR/OFF/PTPN/22 Juni 2013)
Zara Radio yaitu program yang biasa digunakan untuk radio, selain
berfungsi untuk memutar musik dan video juga terdapat informasi suhu dan
cuaca, serta fasilitas auxiliary yaitu bisa memutar beberapa musik secara
bersamaan.
commit to user
Download