44 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA Data yang diperoleh akan dianalisis sesuai dengan teori yang mendukung pembahasan. Tahap analisis bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengolah data sehingga diperoleh kesimpulan yang tepat. Deskripsi dalam analisis data ini meliputi karakteristik pemakaian bahasa, fungsi bahasa, dan kosakata ciri penentu register. A. Karakteristik Pemakaian Bahasa Penyiar Radio FM di Surakarta Karakteristik pemakaian bahasa yang digunakan oleh penyiar radio FM di Surakarta meliputi pemakaian bahasa lisan. Pemakaian bahasa lisan terjadi antara penyiar dengan pendengar dan penyiar dengan rekan kerjanya. Beberapa karakteristik pemakaian bahasa dalam penyiar radio akan penulis jabarkan sebagai berikut. 1. Penggunaan Istilah Asing Istilah asing banyak digunakan oleh penyiar radio FM di Surakarta. Istilah asing yang digunakan banyak mengambil dari bahasa Inggris. Hal tersebut terjadi karena radio pertama kali berkembang di negara Amerika Serikat yang mayoritas penduduknya berbahasa Inggris. Sejak pertama kali radio didirikan di Indonesia, penggunaan istilah asing memang sering dilakukan oleh penyiar radio. Penggunaan kata asing tersebut untuk menunjukkan prestise si penyiar radio itu sendiri. Selain itu pengguaan bahasa Inggris juga dianggap lebih sederhana. Misalnya saja kata „siaran berduaan‟ dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Inggrisnya tandem, penyiar akan lebih memilih menggunakan kata tandem commit user yang digunakan di antaranya: daripada „siaran berduaan‟. Istilah asingtolainnya 44 perpustakaan.uns.ac.id 45 digilib.uns.ac.id speed, break, open mike, live report, cue, greeting, mixing, file, output, taping dan lain-lain. Penggunaan istilah asing yang ditemukan dalam data adalah sebagai berikut: (1) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 7 Mei 2013. Rido Wicaksono : “O ya speed-nya tadi ya kecepeten, aja cepet ya aja alon-alon. Nah kae rungokno sing maca beritane, kae apik ora kecepeten ora terlalu lambat.” DJ magang : “Iya Mas, aku besok lama-lama juga bisa Mas.” (001/KPB/PIA/OFF/RRI/7 Mei 2013) Istilah asing dalam bahasa Inggris yang digunakan adalah speed yang dalam bahasa Indonesia artinya „kecepatan‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:544). Penggunaannya dalam data yang ditemukan tidak mengalami perubahan makna. Maksud kata speed dalam tuturan yakni kecepatan di dalam membaca berita. (2) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang operating di radio RRI Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Kamu yang pegang operatornya ya tadi? Waktu mau break kamu jangan langsung di-full suara iklannya, naikin perlahan-lahan inget fade in fade out lah, ben gak njeglek, ben dirungokne ya penak.” DJ magang : “Masih grogi aku Mas, bingung, mesti konsen ke semua tombolnya. Bingung, habis ini mau ngapain habis itu mau ngapain lagi.” (002/KPB/PIA/OFF/RRI/27 Mei 2013) Istilah fade in fade out berasal dari bahasa Inggris, fade in maksudnya commit to user adalah memunculkan secara perlahan sedangkan fade out adalah menghilangkan 46 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id secara perlahan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:230). Fade in fade out merupakan salah satu teknik untuk mengoperasikan alat siar. Fade in oleh penyiar dimaknai dengan memunculkan suara secara perlahan suara yang dimaksud biasanya adalah musik, sedangkan fade out kebalikan dari fade in yakni menghilangkan suara secara perlahan. (3) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013. DJ magang : “Kata bu Ina opening-ku tadi masih monoton Mas. Biar gak monoton tu gimana Mas?” Rido Wicaksono : “Jadi pada saat kamu open mike biar gak monoton tiap hari tu kamu ganti-ganti, misal hari ini pakai huruf a misalnya „Apa kabar anda hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat tidak kurang satu apa pun‟, besok pakai b besoknya lagi c dan seterusnya.” (003/KPB/PIA/OFF/RRI/27 Mei 2013) Kata open mike berasal dari bahasa Inggris yang dalam bahasa Indonesianya berarti membuka mik (mikrofon) (Kamus Inggris Indonesia, 2003:405,380). Penggunaan kata open mike tentu saja tidak diartikan sedang membuka mik (mikrofon), tetapi mengalami perubahan makna menjadi kata pembuka pada saat siaran. (4) Konteks situasi : Percakapan antara Sari Nugraha dengan rekan kerjanya, tentang laporan langsung (live report) di radio RRI Surakarta pada tanggal 19 Juni 2013. Sari Nugraha : “Mau berangkat Cin”? Rekan kerja : “iya, kenapa”? Sari Nugraha : “Sebelum live report BBM aku dulu ya”. commit to user : “oke”. Rekan kerja 47 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (004/KPB/PIA/OFF/RRI/19 Juni 2013) Istilah live report berasal dari bahasa Inggris yang artiya laporan langsung (Kamus Inggris Indonesia, 2003:362,478). Penggunaannya dalam data yang ditemukan tidak mengalami perubahan makna. Makna live report dalam tuturan adalah berita atau informasi yang dilaporkan secara langsung oleh reporter pada saat siaran sedang berlangsung. (5) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (DJ baru) tentang cue yang akan digunakan untuk siaran di radio RRI Surakarta pada tanggal 20 Juni 2013. Sari Nugraha : “Aji, untuk siaran nanti cue-nya pakai yang ini (sambil menunjukkan file di komputer).” DJ magang : “Iya Mbak.” (005/KPB/PIA/OFF/RRI/20 Juni 2013) Cue bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti isyarat atau tanda (Kamus Inggris Indonesia, 2003:159). Penggunaan dalam data yang ditemukan tidak mengalami perubahan makna. Kata cue sering diartikan sebagai musik sebagai tanda akan dimulainya suatu acara atau program di radio. (6) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha dengan rekan kerjanya tentang greeting Raisa untuk sebuah event, pada saat rapat di radio RRI Surakarta pada tanggal 22 Juni 2013. Rekan kerja : “Greeting Raisa-nya gimana?” Sari Nugraha : “Emm udah jadi kok greeting-nya, udah siap puter tuh.” (006/KPB/PIA/OFF/RRI/22 Juni 2013) commit to user 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Kata greeting dalam data berasal dari bahasa Inggris, bila diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi salam atau sapaan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:279). Penggunaan kata greeting dalam penyiaran sering diartikan kata-kata sapaan atau salam yang berdurasi kurang dari satu menit. (7) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya tentang THT MP (program acara untuk hari Sabtu) di radio Metta FM Solo pada tanggal 23 Mei 2013. Lidya Saka : “Mas Yos, THT MP-nya dah di-mixing belum?” Rekan kerja : “Uwis, ngapa?” Lidya Saka : “Ora apa-apa, makasih ya Mas.” (007/KPB/PIA/OFF/RM/23 Mei 2013) Mixing jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti percampuran (Kamus Inggris Indonesia, 2003:383). Penggunaan dalam data yang ditemukan tidak mengalami perubahan makna. Kata mixing dalam data diartikan sebagai percampuran antara rekaman suara penyiar dengan musik untuk program THT MP (Twenty Hot Trake dan Metta Pemuda). THT MP merupakan salah satu nama program di radio Metta FM, dimana Twenty Hot Trake menyajikan chart lagu manca negara dan Metta Pemuda menyajikan 10 lagu yang paling banyak diminta oleh pendengar. (8) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya tentang backsound untuk iklan yang akan diproduksi di radio Metta FM Solo pada tanggal 24 Mei 2013. Lidya Saka : “Mas Yos, iklannya di-mixing pakai backsound yang baru ya.” Rekan Kerja : “Endi?” commit to user 49 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Lidya Saka : “Sik bentar (sambil mencari file di komputer), ini di file yang ini ya Mas (sambil menunjukkan file di komputer).” (008/KPB/PIA/OFF/RM/24 Mei 2013) Kata file jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya berkas (Kamus Inggris Indonesia, 2003:240). Penggunaan kata file dalam data tidak mengalami perubahan makna. Para penyiar memang lebih sering menggunakan istilah asing tersebut daripada bahasa Indonesia. Penggunaan istilah asing yang terlalu sering mengakibatkan tidak terdengar familiar saat digunakan padanannya dalam bahasa Indonesia. (9) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya pada saat istirahat makan siang di radio Metta FM Solo pada tanggal 2 Juli 2013. Lidya Saka : “Eh kok output suaranya gak stereo ya?” Rekan kerja : “Ah apa ya?” Lidya Saka : “Coba dengerin sik to, mangan wae kowe kui.” (009/KPB/PIA/OFF/RM/2 Juli 2013) Kata output jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya hasil atau inforMasi (dari komputer) (Kamus Inggris Indonesia, 2003:410). Dalam data kata output berarti suara yang dihasilkan pada saat siaran yang keluar dari headphone penyiar. Adanya output bagi penyiar berfungsi untuk mengontrol suara siaran apakah terlalu keras atau pelan, sehingga penyiar bisa menyajikan kualitas suara yang enak didengar bagi para pendengar radio. (10) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya tentang id’s untuk Masa lebaran, pada saat rapat di radio MettatoFM commit userSolo pada tanggal 6 Juli 2013. 50 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Rekan kerja : “Kalau semuanya minta libur lebaran, trus yang siaran siapa? Apalagi WM kan penyiarnya cuma dua, gak ada yang bisa gantiin lagi. Kalau yang lainnya sih gampang, semua bisa tapi kalau Wo ai Metta?” Lidya Saka : “Ya udah Mas kalau Ailin pulang Jakarta trus Bintangnya itu juga pengen cuti lebaran, kita taping aja untuk pas hari H-nya. Terus nanti seterusnya setelah hari H bisa Bintang yang siaran WM-nya.” (010/KPB/PIA/OFF/RM/6 Juli 2013) Kata taping berasal dari bahasa Inggris yang artinya perekaman (Kamus Inggris Indonesia, 2003:579). Penggunaan kata tersebut dalam data tidak mengalami perubahan makna. Penggunaan kata taping oleh para penyiar biasa diartikan sebagai melakukan perekaman untuk salah satu program acara yang nantinya akan diputar pada saat siaran. (11) Konteks situasi : Percakapan antara Sara Neyrhiza dengan rekan kerjanya, tentang rencana siaran di radio PTPN pada tanggal 13 Mei 2013. Rekan kerja : “Ra lagi repot ra?” Sara Neyrhiza : “Lagi mau bikin script siaran buat nanti malem, kenapa Mas?” Rekan kerja : “Kalo dah selesai ke ruanganku bentar ya.” (011/KPB/PIA/OFF/PTPN/13 Mei 2013) Kata script berasal dari bahasa Inggris, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya naskah (Kamus Inggris Indonesia, 2003:506). Penggunaan kata script dalam data tidak mengalami perubahan makna. Penggunaan kata script oleh penyiar diartikan sebagai naskah yang bertuliskan commit to user 51 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kata-kata yang akan diucapkan pada saat siaran mulai dari opening sampai closing. (12) Konteks situasi : Percakapan antara Sara Neyrhiza dengan rekan kerjanya, saat pergantian jam siaran di radio PTPN pada tanggal 14 Mei 2013. Sara Neyrhiza : “Mas mau pas break iklan tho eneng telpon minta nomer HP-mu.” Rekan kerja : “Apa meneh? Mbok keki ra?” Sara Neyrhiza : “Ya oralah, edan aku. Wis sekarang aku mulih tenan iki, sik ya Mas.” (012/KPB/PIA/OFF/PTPN/14 Mei 2013) Istilah asing yang digunakan dalam data adalah break jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artiya istirahat (Kamus Inggris Indonesia, 2003:79). Penggunaan kata break dalam data yang ditemukan tidak mengalami perubahan makna. Makna kata break dalam tuturan adalah waktu dimana siaran harus berhenti sejenak untuk memutar iklan. (13) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang bertanya kepada rekan kerjanya tentang backsound untuk acara talkshow di PTPN pada tanggal 3 Juni 2013. Sara Neyrhiza : “Mas Arif, buat talkshow nanti tu pake backsound apa Mas?” Rekan Kerja : “Emm, pake backsound gota aja.” (013/KPB/PIA/OFF/PTPN/3 Juni 2013) Istilah asing yang digunakan dalam data adalah talkshow istilah tersebut berasal dari bahasa Inggris, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya pertunjukan percakapan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:578,523). Di dalam commit to user 52 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id penggunaannya kata talkshow tidak diartikan sebagai pertunjukan percakapan tetapi sebuah program acara yang mendatangkan narasumber. Program acara tersebut berupa percakapan antara penyiar dengan narasumber dan juga melibatkan pendengar secara langsung melalui telepon. (14) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang mengikuti breafing di radio PTPN pada tanggal 4 Juni 2013. Sara Neyrhiza : “Untuk event nanti LO-nya kamu ya Dit.” Rekan kerja : “Sip, jangan lupa juga konsumsi tadi tuh tadi belum kebahas.” (014/KPB/PIA/OFF/PTPN/4 Juni 2013) Kata event berasal dari bahasa Inggris jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artiya peristiwa atau kejadian (Kamus Inggris Indonesia, 2003:220). Penggunaan kata event oleh penyiar biasanya dipakai untuk memberi label kata acara atau kegiatan. (15) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza dengan rekan kerjanya saat pergantian jam siaran di radio PTPN pada tanggal 4 Juni 2013. Sara Neyrhiza : “Gimana? Disuruh ngapain?” Rekan kerja : “Disuruh buat insert tuh, ribet amat ya. Amat wae gak seribet ini.” Sara Neyrhiza : “Masih mending cuma buat insert doang, coba kalau disuruh bikin kaleidoskop kaya Hendra, ribet lagi kan. Mesti buka-buka berita lama dulu.” (015/KPB/PIA/OFF/PTPN/4 Juni 2013) Istilah insert berasal dari bahasa Inggris jika diterjemahkan ke dalam commit user bahasa Indonesia berarti sisipan atauto selipan (Kamus Inggris Indonesia, 53 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2003:324). Insert mengalami perubahan makna dari sisipan menjadi informasi. Penggunaan kata insert oleh para penyiar diartikan sebagai sekilas inforMasi yang berdurasi kurang dari satu menit. (16) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang memberi pengarahan kepada rekan kerjanya (DJ baru) tentang opening di radio PTPN pada tanggal 6 Juni 2013. Sara Neyriza : “Kalau opening tu jangan lebih dari tiga menit, pendengar tu bosen dengernya. Pokoknya diinget-inget ya, jangan lebih dari tiga menit.” DJ magang : “Iya Mbak iya, kan gak tau kalau lebih dari tiga menit.” (016/KPB/PIA/OFF/PTPN/6 Juni 2013) Kata opening berasal dari bahasa Inggris, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi pembukaan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:406). Penggunaan kata opening dalam data diartikan sebagai kata-kata pembuka pada saat siaran dimulai. Opening bisa berupa sapaan seperti „Hai pendengar semuanya, apa kabarnya hari ini? Semoga baik dan sehat selalu ya.‟ (17) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang memberi pengarahan kepada rekan kerjanya (DJ baru) di radio PTPN pada tanggal 6 Juni 2013. Sara Neyrhiza : “Operating oke, tandem juga sudah oke, bulan depan mungkin kamu sudah siaran sendiri tuh. Latihan pernapasan jalan terus lho ya, walaupun sudah DJ senior sekalipun masih tetep latihan juga.” DJ magang : “Hah? Iya Mbak.” (017/KPB/PIA/OFF/PTPN/6 Juni 2013) commit to user 54 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Istilah asing yang digunakan dalam data adalah operating, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya menjalankan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:406). Maksud kata operating dalam tuturan yakni menjalankan atau mengoperasikan alat siar. Penggunaan istilah asing memang sering digunakan oleh penyiar, karena dianggap lebih praktis. Jika digunakan padanannya dalam bahasa Indonesia akan lebih panjang mengucapkannya yaitu menjalankan alat siar, berbeda dengan bahasa Inggrisnya yang lebih singkat yakni operating. Oleh karena itu penyiar lebih sering dan lebih suka menggunakan istilah asing daripada bahasa Indonesia. (18) “Semangat hari ini, iya dong ya tanggal muda mau weekend juga ee trus juga ee hari terakhir kerja mungkin buat kamu yang kerjanya cuma sampe hari Jumat, besok udah libur gitu kan Jaka Dara.” (018/KPB/PIA/ON/PTPN/1 November 2013) Weekend jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya akhir pekan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:641). Penggunaan istilah asing oleh penyiar radio karena dianggap lebih memiliki prestise. Selain itu latar belakang pendidikan penyiar juga sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahasanya. Tuturan dalam data di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza yang sekaligus juga seorang mahasiswa. (19) “Jadi sempet emosi-emosi aja cuman ya alhamdulillah sih bisa istirahat sebentar, makanya bisa nemenin Jaka Dara pagi hari ini gitu.” (019/KPB/PIA/ON/PTPN/1 2013) commit to user November 55 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Istilah asing berikutnya adalah alhamdulillah yang berasal dari bahasa Arab, jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi pujian itu hanya untuk Allah (http://id.wikipedia.org/wiki/Alhamdulillah). Penggunaannya dalam data untuk menunjukkan agama si penyiar yakni agama Islam. Kata alhamdulillah tidak hanya sering diucapkan oleh penyiar saja tetapi seluruh umat muslim di dunia akan sering mengucapkan kata ini. 2. Pemakaian Istilah dari Bahasa Gaul Selain ditemukan istilah dari bahasa Inggris dan Arab terdapat pula pemakaian istilah dari bahasa gaul dalam pemakaian bahasa penyiar radio. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyiar adalah anak muda, sehingga mereka sering menggunakan bahasa gaul. Bahasa gaul yang terdapat dalam data ada dua yaitu rempong dan brow. (20) “Biasanya jam segini kan jam-jam rempong Jaka Dara kalau Sara bilang rempong Bro kan dijalan kan biasanya kalo jam segini rame, di jalan macet gitu kan.” (020/KPB/PIBG/ON/PTPN/2 November 2013) Kata rempong memiliki arti situasi atau kondisi yang merepotkan, menyusahkan, bisa juga diartikan sebagai selalu mengeluh terhadap apa yang sudah atau belum terjadi. Belum diketahui secara pasti asal mula kata rempong, kata ini awalnya sering digunakan di dunia maya dan akhirnya terbawa ke dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya penyiar saja yang menggunakan istilah rempong untuk memberi label sesuatu yang merepotkan, tetapi sebagian besar anak muda di Indonesia juga menggunakannya. commit to user 56 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (21) “Biasanya jam segini kan jam-jam rempong Jaka Dara kalau Sara bilang rempong Bro kan dijalan kan biasanya kalo jam segini rame, di jalan macet gitu kan.” (021/KPB/PIBG/ON/PTPN/2 November 2013) Bro merupakan salah satu bahasa gaul yang ada di Indonesia yang banyak dipakai oleh anak muda. Bro kependekan dari brother dalam bahasa Inggris, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi saudara (Kamus Inggris Indonesia, 2003:85). Penggunaan kata Bro dalam data memiliki makna yang lebih luas dari arti yang sesungguhnya. Kata Bro bisa diartikan panggilan untuk teman, kawan, ingin menunjukkan sikap akrab dan dekat. Seperti penyiar yang ingin terdengar akrab dengan pendengarnya, oleh karena itu menyapa pendengar dengan kata Bro. 3. Terdapat Hibrida (Hibrid Word) Antara Afiks Bahasa Indonesia dengan Kata Dasar Asing Istilah asing selain digunakan dalam bentuk kata yang utuh dalam kepenyiaran juga menggunakan istilah asing yang menggunakan afiksasi bahasa Indonesia. Istilah ini disebut dengan hibrida (hibrid word) yaitu kata kompleks yang bagian-bagiannya berasal dari bahasa-bahasa berbeda (Harimurti Kridalaksana, 2001:72). Penggunaan hibrida karena kesulitannya mencari istilah yang tepat dalam bahasa Indonesia, akibatnya digunakan istilah asing yang diberi afiks bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan oleh penyiar masuk ke dalam ragam informal sehingga penggabungan afiks bahasa Indonesia dengan istilah asing sering dilakukan dan dianggap lazim. (22) Konteks situasi : commit to user yang Wicaksono Percakapan Rido sedang memberikan 57 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pengarahan kepada DJ magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 7 Mei 2013. Rido Wicaksono : “O ya speed-nya tadi ya kecepeten, aja cepet ya aja alon-alon. Nah kae rungokno sing maca beritane, kae apik ora kecepeten ora terlalu lambat.” DJ magang : “Iya Mas, aku besok lama-lama juga bisa Mas.” (022/KPB/HIB/OFF/RRI/7 Mei 2013) Speed telah berhasil diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia dengan menambahkan akhiran –nya. Kata speed merupakan kata dari bahasa Inggris yang artinya kecepatan, memiliki kelas kata nomina (Kamus Inggris Indonesia, 2003:544). Nomina ditambah akhiran -nya menjadi kata keterangan kepemilikan. Sehingga arti yang muncul akibat penggabungan afiks di atas adalah kecepatan baca yang dimiliki oleh penyiar. (23) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha dengan rekan kerjanya tentang greeting Raisa untuk sebuah event, pada saat rapat di radio RRI Surakarta pada tanggal 22 Juni 2013. Rekan kerja : “Greeting Raisa-nya gimana?” Sari Nugraha : “Emm udah jadi kok greeting-nya, udah siap puter tuh.” (023/KPB/HIB/OFF/RRI/22 Juni 2013) Greeting telah diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia dengan menambahkan akhiran –nya. Kata greeting merupakan kata dari bahasa Inggris yang artinya salam atau sambutan, dan memiliki kelas kata nomina (Kamus Inggris Indonesia, 2003:279). Nomina+nya menjadi kata keterangan kepemilikan. Jika dilihat dalam data di atas commit arti yang muncul akibat penggabungan afiks to user 58 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tersebut adalah salam atau sambutan yang dimiliki oleh penyiar yang diperoleh dari Raisa. (24) “Jadi Lyla ini sedang dalam tahap recording lah ya untuk album terbarunya, dan ini disampaikan oleh vokalisnya juga vokalis dari Lyla yaitu Naga Jaka Dara. Nah album keempat ini rencananya bakalan berisi sepuluh lagu, buat jadwal release-nya sepertinya e belom belom ada ya, masih menunggu waktu yang tepat juga.” (024/KPB/HIB/ON/PTPN/2 November 2013) Release telah berhasil diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia dengan menambahkan akhiran –nya. Kata release merupakan kata dari bahasa Inggris yang artinya pelepasan, memiliki kelas kata nomina (Kamus Inggris Indonesia, 2003:475). Nomina+nya menjadi kata keterangan kepemilikan. Sehingga arti yang muncul akibat penggabungan afiks di atas adalah pelepasan album yang dimiliki oleh band Lyla. (25) “Lagunya udah materiya udah siap tinggal di-edit-edit e di-mixingmixing jadi deh gitu.” (025/KPB/HIB/ON/PTPN/2 November 2013) Kata edit merupakan kata dari bahasa Inggris yang artinya perbaikan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:207). Termasuk dari golongan kelas kata nomina, kemudian diberi prefiks di- sehingga kata edit setelah bergabung dengan prefiks di- menjadi di- edit yang mengandung makna diperbaiki. Dalam hal ini yang semula dari kelas kata nomina berubah menjadi kata kerja. (26) “Lagunya udah materiya udah siap tinggal di-edit-edit e di-mixingmixing jadi deh gitu.” (026/KPB/HIB/ON/PTPN/2 November 2013) commit to user 59 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Kata mixing berasal dari bahasa Inggris yang artinya campuran (Kamus Inggris Indonesia, 2003:383). Termasuk dari golongan kelas kata benda, kemudian diberi prefiks di- sehingga kata mixing setelah bergabung dengan prefiks di- menjadi di-mixing yang mengandung makna dicampur. Dalam hal ini yang semula dari kelas kata benda berubah menjadi kata kerja. (27) “Manusia Jaka Dara di jam delapan lebihnya empat puluh dua menit Ahmad Dhani dan juga Indra Lesmana, tadi udah diputerin ya banyak lagu yang udah di-request Jaka Dara.” (027/KPB/HIB/ON/PTPN/4 November 2013) Kata request merupakan kata dari bahasa Inggris yang artinya permintaan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:479). Termasuk dari golongan kelas kata benda, kemudian diberi prefiks di- sehingga menjadi di-request yang mengandung makna diminta. Dalam hal ini yang semula dari kelas kata benda berubah menjadi kata kerja. (28) “Bagi kamu yang mau me-request lagu Indonesia terbaru bisa bergabung bersama kami di layanan telepon 666400 dan 666500 atau layanan sms di 0812 2656 400.” (028/KPB/HIB/ON/RM/14 November 2013) Kata request merupakan kata dari bahasa Inggris yang artinya permintaan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:479). Termasuk dari golongan kelas kata benda, kemudian diberi prefiks me- sehingga menjadi me-request yang mengandung makna meminta. Dalam hal ini yang semula dari kelas kata benda berubah menjadi kata kerja. 4. Pemendekan (Kontraksi) commit to user 60 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Kontraksi merupakan proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem (Harimurti Kridalaksana, 2001:121). Proses pemendekan banyak dilakukan dalam penggunaan bahasa lisan. Meringkas leksem dilakukan dengan tujuan agar di dalam pengucapan suatu kata menjadi lebih cepat dan singkat. Seperti yang ditemukan dalam data di bawah ini: (29) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang di radio RRI Surakarta pada tanggal 6 Mei 2013. Rido Wicaksono penyiar?” : “Kamu beneran pengen banget jadi DJ magang : “Iya Mas, udah lama banget pengen jadi penyiar tapi baru ini baru bisa.” Rido Wicaksono : “Jadi seorang penyiar itu gak gampang lho, gak cuma asal ngomong, harus punya announcing skill yang bagus.” (029/KPB/KON/OFF/RRI/6 Mei 2013) Kata gak merupakan hasil pemendekan dari kata enggak (tidak) dalam bahasa Indonesia. Pengucapan kata enggak dinilai terlalu panjang dan tidak cepat diucapkan, terlebih ketika penggunaan kata tersebut untuk diucapkan secara cepat dan singkat pada saat penyiar sedang siaran. Pemendekan diambil dari bagian yang mudah diucapkan, biasanya bagian penggalan bunyi terakhir. (30) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan penjelasan kepada DJ magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 6 Mei 2013. DJ magang : “Kalo jadi penyiar yang harus dipelajari apa aja Mas?” Rido Wicaksono commit : “Emm to userbanyak, jadi kamu harus belajar bagaimana berbicara, mengeluarkan suara 61 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dengan benar, misalnya latihan pernapasan supaya suara diafragmamu keluar dan napas yang bagus, trus gimana membaca yang baik, intonasinya, artikulasinya harus jelas dan banyak lagi.” (030/KPB/KON/OFF/RRI/6 Mei 2013) Kata trus merupakan hasil pemendekan dari kata terus dalam bahasa Indonesia, yang dihilangkan hanya satu huruf saja yaitu huruf e. Pemendekan seperti ini memang sering kita dengar, misalnya saja dalam data di atas bahwa seorang penyiar melakukan pemendekan supaya terdengar lebih ringkas dan cepat dalam pengucapannya. (31) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan penjelasan kepada DJ magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 6 Mei 2013. DJ magang : “Kalo jadi penyiar yang harus dipelajari apa aja Mas?” Rido Wicaksono : “Emm banyak, jadi kamu harus belajar bagaimana berbicara mengeluarkan suara dengan benar, misalnya latihan pernapasan supaya suara diafragmamu keluar dan napas yang bagus, trus gimana membaca yang baik, intonasinya, artikulasinya harus jelas dan banyak lagi.” (031/KPB/KON/OFF/RRI/6 Mei 2013) Kata gimana merupakan hasil pemendekan dari kata bagaimana dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa lisan selalu saja terjadi pemendekan terlebih lagi tuturan yang terjadi dalam situasi informal seperti pada saat siaran radio. Penggunaan bahasa lisan dalam situasi informal dinilai lebih efektif untuk mendekatkan diri dengan pendengar. commit to user 62 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (32) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang meminta DJ magang untuk membaca berita di radio RRI Surakarta pada tanggal 7 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Coba kamu baca berita kamu itu, satu aja dulu terserah yang mana.” DJ magang : “Yang ini ya Mas ya.” (032/KPB/KON/OFF/RRI/7 Mei 2013) Kata aja merupakan hasil pemendekan dari saja dalam bahasa Indonesia. Dalam data pemendekan yang dilakukan hanya dengan menghilangkan satu huruf saja yaitu s. (33) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 7 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Kalau baca berita artikulasinya tadi gak jelas, makanya setiap pagi bangun tidur kamu latihan a i u e o itu fungsinya untuk itu. Tadi masih kedengerannya masih kaya diseret gitu, gak jelas.” DJ magang : “Iya Mas, Masih kurang jelas ya. Nanti aku latihan lagi.” (033/KPB/KON/OFF/RRI/7 Mei 2013) Kata gitu merupakan hasil pemendekan dari kata begitu dalam bahasa Indonesia. Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu suku kata pertama. Kata begitu dipendekkan menjadi gitu karena dinilai lebih cepat dan singkat dalam pengucapannya. (34) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang commit to user 63 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 7 Mei 2013. DJ magang : “Ehh ternyata jeda aja jadi masalah ya Rido Wicaksono : “Eh jangan salah walaupun cuma jeda tapi kalau kamu salah naruhnya maknannya isoh berubah lho. Trus sama aja ma penekanan, salah naruh juga maknanya jadi berubah, dadi aneh.” Mas.” (034/KPB/KON/OFF/RRI/7 Mei 2013) Data yang satu ini pemendekan dilakukan dari kata sama menjadi ma dalam bahasa Indonesia. Pemendekannya dengan cara mengambil suku kata terakir yaitu ma dari kata sama. (35) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013. DJ magang : “Kata bu Ina opening-ku tadi masih monoton Mas. Biar gak monoton tu gimana Mas?” Rido Wicaksono : “Jadi pada saat kamu open mike biar gak monoton tiap hari tu kamu ganti-ganti, misal hari ini pakai huruf a misalnya „Apa kabar anda hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat tidak kurang satu apapun‟, besok pakai b besoknya lagi c dan seterusnya.” (035/KPB/KON/OFF/RRI/27 Mei 2013) Kata tu merupakan pemendekan dari kata itu dalam bahasa Indonesia. Pemendekan ini dengan cara menghilangkan satu huruf di awal kata tersebut. (36) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono dengan rekan kerjanya pada saat pergantian jam siaran di radio RRI Surakarta commit to user pada tanggal 28 Mei 2013. 64 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Rido Wicaksono : “Mbak, tolong sini bentar.” Rekan kerja : “Apa?” Rido Wicaksono : “Mbak tolong jagain dulu ya, aku mau ke kamar mandi bentar, mules banget, sebelum closing tak usahain kelar.” Rekan kerja : “Iya, jangan lama-lama lho, masih berapa menit ni?” Rido Wicaksono : “Sepuluh Mbak.” (036/KPB/KON/OFF/RRI/28 Mei 2013) Kata bentar merupakan pemendekan dari kata sebentar dalam bahasa Indonesia. Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu suku kata dibagian depan kata sebentar. (37) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang announcing skill pada saat siaran berdua di radio RRI Surakarta pada tanggal 18 Juni 2013. Rido Wicaksono : “Aduh, kalau mau break itu, jangan gitugitu terus ngomongnya, jadinya monoton kan. Lebih gimana ya, lebih kreatif dikit lah, tau kan maksudku?” DJ magang : “Waduh, iya ta Mas. Gak nyadar aku.” (037/KPB/KON/OFF/RRI/18 Juni 2013) Kata dikit merupakan pemendekan dari kata sedikit dalam bahasa Indonesia. Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu suku kata dibagian depan kata sedikit. (38) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang commit to user skill pada saat siaran berdua di announcing 65 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id radio RRI Surakarta pada tanggal 18 Juni 2013. Rido Wicaksono : “Tapi comment mu tadi dah lumayan bagus lho, ya lumayanlah buat anak magang. Cuma kurang santai, masih kaku kamunya.” DJ magang : “Oke Mas. O ya Mas bukumu tak balikin besok ya.” Rido Wicaksono : “Sip.” (038/KPB/KON/OFF/RRI/18 Juni 2013) Untuk data di atas pemendekan dilakukan dari kata sudah menjadi dah dalam bahasa Indonesia. Pemendekannya dengan cara menghilangkan satu suku kata bagian depan kata sudah. (39) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (DJ baru) tentang urutan memutar iklan dan RE di radio RRI Surakarta pada tanggal 21 Juni 2013. DJ magang : “Mbak kalau iklannya pas dikit gitu gimana Mbak ngaturnya?” Sari Nugraha : “Kalau iklannya dikit ya kamu muter RE aja, biasanya tiap pagi tu masih dikit iklannya. Tapi kamu taruh RE-nya paling bawah sendiri setelah iklan ya. Trus iklannya juga kalau muter yang nasional dulu baru yang lokal.” DJ magang : “Siap Mbak siap.” (039/KPB/KON/OFF/RRI/21 Juni 2013) Kata tiap merupakan pemendekan dari kata setiap dalam bahasa Indonesia. Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu suku kata dibagian depan kata setiap. commit to user 66 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (40) Konteks situasi : Percakapan antara Sara Neyrhiza dengan rekan kerjanya, saat pergantian jam siaran di radio PTPN pada tanggal 13 Mei 2013. Sara Neyriza : “Tumben banget tadi yang atensi dikit, biasanya banyak.” Rekan kerja : “Mosok to?” Sara Neyriza : “Iya ki Mas, tapi gak apa-apa lah. Ya wis Mas duluan ya.” (040/KPB/KON/OFF/PTPN/13 Mei 2013) Data yang satu ini pemendekan dilakukan dari kata uwis menjadi wis dalam bahasa Jawa, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya sudah (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:309). Pemendekannya dengan cara menghilangkan satu huruf bagian depan kata uwis. (41) “Jadi ceritanya gini ni Jaka Dara pagi-pagi tu sebenernya Sara itu dah udah, sebenernya bukan sebel lah ya, agak sedikit terganggu gitu jadi apa hehe ndak isa tidur Jaka Dara semalem critanya ya.” (041/KPB/KON/ON/PTPN/1 November 2013) Kata gini dipendekkan dari kata begini dalam bahasa Indonesia. Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu suku kata dibagian depan kata begini. (42) “Jadi ceritanya gini ni Jaka Dara pagi-pagi tu sebenernya Sara itu dah udah, sebenernya bukan sebel lah ya, agak sedikit terganggu gitu jadi apa hehe ndak isa tidur Jaka Dara semalem critanya ya.” (042/KPB/KON/ON/PTPN/1 November 2013) Kata isa merupakan hasil pemendekan dari kata bisa dalam bahasa Indonesia. Pemendekan seeperti ini memang sering dilakukan oleh orang commit to user 67 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id keturunan Tionghoa. Dalam data di atas, si penyiar yang bernama Sara memang masih keturunan Tionghoa sehingga dia mengucapkan kata bisa menjadi isa. (43) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya pada saat istirahat makan siang di radio Metta FM Solo pada tanggal 2 Juli 2013. Lidya Saka : “Mas Mas Tian, yang nglamar jadi penyiar yang itu lho yang amit-amit mukane ndeso ngomongnya medhok, gak mbo trima Mas?” Rekan kerja : “Ya gak lah, aku tu nahan ketawa pas dia VO.” Lidya Saka : “Aku ya ngampet ngguyu Mas, tapi ngguyuku tak batin tok ha ha ha. Kon nglamar nang JPI wae pasti di trima.” (043/KPB/KON/OFF/RM/2 Juli 2013) Kata trima dipendekkan dari kata terima dalam bahasa Indonesia. Pemendekan dilakukan dengan menghilangkan satu huruf yaitu e dari kata terima. (44) “Itu deh infonya Jaka Dara, mudah-mudahan jadi nambah-nambah, nambah info pagi-pagi gitu kan Jaka Dara.” (044/KPB/KON/ON/PTPN/2 November 2013) Kata info merupakan hasil dari pemendekan kata informasi dalam bahasa Indonesia. Pemendekan dilakukan dengan cara mengambil satu suku kata pertama dan dua huruf setelah suku kata pertama dari kata informasi. Pemendekan tidak mengubah arti karena hanya mengambil dari bagian suku kata maupun huruf dari kata supaya mudah diucapkan. Berdasarkan data yang diperoleh, ditemukan pemendekan banyak terjadi dalam tuturan lisan dan dalam situasi informal karena pemendekan kata bertujuan agar pengucapan lebih cepat dan ringkas. commit to user 68 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 5. Pemanfaatan Bentuk Singkatan Akronim merupakan kependekan yang berupa gabungan huruf, suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang sesuai dengan kaidah fonotaktik bahasa bersangkutan (Harimurti Kridalaksana, 2001:5). Penggunaan singkatan tidak hanya ditemukan dalam bahasa tulis saja tetapi dalam bahasa lisan juga banyak sekali ditemukan penggunaan singkatan. Seperti dalam penelitian ini yang memang menggunakan bahasa lisan sebagai datanya. Di bawah ini bentuk-bentuk singkatan yang ditemukan dalam penggunaan bahasa penyiar radio FM di Surakarta. (45) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (DJ baru) tentang operating di radio RRI Surakarta pada tanggal 21 Juni 2013. Sari Nugraha : “Kalau masih takut fade in fade out ya pake PNS aja, aku aja kadang masih pake PNS. PNS tu Play Next Stop, kalau mau muter ya tinggal pencet di keyboard huruf P, kalau mau lanjut ke lagu berikutnya ya pencet N, kalau mau berhenti ya tinggal pencet S. Itu udah otomatis nge-fade in fade out sendiri kok.” DJ magang : “Iya Mbak, biasanya aku juga pake itu, tapi tadi pengen nyobain aja.” (045/KPB/SING/OFF/RRI/21 Juni 2013) PNS merupakan kependekan dari Play Next Stop dalam bahasa Inggris jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi memainkan, berikutnya, dan berhenti (Kamus Inggris Indonesia, 2003:433,394,558). PNS merupakan salah satu cara dalam mengoperasikan alat siar. Play untuk memutar musik, iklan, atau apapun yang akan disiarkan melalui radio. Next untuk memindah dari musik commit to user pertama ke musik berikutnya. Biasanya next digunakan untuk memotong musik 69 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yang terlalu panjang supaya segera memutar ke musik berikutnya. Stop untuk memberhentikan musik, iklan, atau apapun supaya tidak turun ke bawah ke lagu atau program berikutnya. Stop juga bisa digunakan untuk memberhentikan iklan yang salah diputar. (46) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (DJ baru) tentang urutan memutar iklan dan RE di radio RRI Surakarta pada tanggal 21 Juni 2013. DJ magang : “Mbak kalau iklannya pas dikit gitu gimana Mbak ngaturnya?” Sari Nugraha : “Kalau iklannya dikit ya kamu muter RE aja, biasanya tiap pagi tu masih dikit iklannya. Tapi kamu taruh RE-nya paling bawah sendiri setelah iklan ya. Trus iklannya juga kalau muter yang nasional dulu baru yang lokal.” DJ magang : “Siap Mbak siap.” (046/KPB/SING/OFF/RRI/21 Juni 2013) RE adalah hasil singkatan dari Radio Expose dalam bahasa Inggris, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi menampakkan radio (Kamus Inggris Indonesia, 2003:225). Radio Expose merupakan iklan mengenai programprogram yang ditayangkan oleh radio. (47) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha dengan rekan kerjanya tentang VO untuk iklan baru yang akan diproduksi di radio RRI Surakarta pada tanggal 22 Juni 2013. Sari Nugraha : “Mas, aku mau VO dulu.” Rekan kerja : “VO opo to?” Sari Nugraha : “VO buat iklan baru lah. Rido mana Mas? commit to user Aduh kemana to, mana ini iklannya disuruh 70 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id cepet-cepet ma bu Ina. Habis aku ma Rido VO langsung kerjain ya Mas.” (047/KPB/SING/OFF/RRI/22 Juni 2013) VO merupakan kependekan dari voice over yang artinya pengambilan suara rekaman (Kamus Inggris Indonesia, 2003:632). VO digunakan untuk produksi iklan, RE, program siaran yang direkam (taping) dan lain-lainnya. Sebagai contoh dalam proses pembuatan iklan, akan dilakukan VO terlebih dahulu baru kemudian diolah oleh bagian produksi. (48) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (DJ baru) tentang latihan pernapasan di radio RRI Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013. DJ Magang : “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa cara sih?” Sari Nugraha : “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu ada 15 cara, ada lion face (sambil memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel wings trus apalagi lupa, liat aja di buku AAJP, punya gak?” DJ Magang : “Gak ki Mbak.” (048/KPB/SING/OFF/RRI/15 Juli 2013) AAJP adalah singkatan dari Andai Aku Jadi Penyiar. Bentuk singkatan ini digunakan untuk meringkas judul buku yang sangat panjang untuk diucapkan. AAJP merupakan judul buku yang ditulis oleh Wanda Yulia. Buku AAJP berisi tentang dunia penyiaran, mulai dari teori dasar komunikasi, apa itu penyiar radio, komunikasi dunia radio, berita untuk radio, ketrampilan siaran, reportase radio, commit to user 71 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dan iklan radio. Buku ini memang khusus dibuat untuk orang-orang yang ingin terjun di dunia radio. (49) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya tentang THT MP (program acara untuk hari Sabtu) di radio Metta FM Solo pada tanggal 23 Mei 2013. Lidya Saka : “Mas Yos, THT MP-nya dah di mixing belum?” Rekan kerja : “Uwis, ngapa?” Lidya Saka : “Ora apa-apa, makasih ya Mas.” (049/KPB/SING/OFF/RM/23 Mei 2013) THT MP merupakan nama salah satu program acara di radio Metta FM. Kepanjangan dari THP MP adalah Twenty Hot Trake dan Metta Pemuda yang hadir setiap hari Sabtu pukul 19.00. Twenty Hot Trake menyajikan chart lagu manca negara sedangkan Metta Pemuda menyajikan 10 lagu yang paling banyak diminta oleh pendengar. (50) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya pada saat pergantian jam siaran di radio Metta FM Solo pada tanggal 1 Juli 2013. Lidya Saka : “Jangan lupa nanti putar insert Ramadan ya Dik, udah ada di RS kok, Mas Tian udah nulis di RS.” DJ Magang : “Oke, Mbak.” (050/KPB/SING/OFF/RM/1 Juli 2013) RS merupakan kependekan dari Rencana Siar. Rencana Siar adalah sebuah catatan yang harus diisi oleh penyiar satu hari sebelum siaran. Rencana Siar yang kemudian disingkat menjadi RS berisi tentang iklan yang akan diputar, lagu apa commit to user 72 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yang nanti akan diputar, serta informasi apa saja yang nantinya akan disampaikan kepada pendengar. Pengisian RS berfungsi untuk mencegah terjadinya pemberian informasi dan lagu yang sama dalam satu hari. (51) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya tentang id’s untuk Masa lebaran, pada saat rapat di radio Metta FM Solo pada tanggal 6 Juli 2013. Rekan kerja : “Kalau semuanya minta libur lebaran, trus yang siaran siapa? Apalagi WM-kan penyiarnya cuma dua, gak ada yang bisa gantiin lagi. Kalau yang lainnya sih gampang, semua bisa tapi kalau Wo ai Metta?” Lidya Saka : “Ya udah Mas kalau Ailin pulang Jakarta trus Bintang-nya itu juga pengen cuti lebaran, kita taping aja untuk pas hari H-nya. Terus nanti seterusnya setelah hari H bisa Bintang yang siaran WM-nya.” (051/KPB/SING/OFF/RM/6 Juli 2013) WM kependekan dari Wo ai Metta, merupakan salah satu nama program di radio Metta FM. Wo ai Metta merupakan program acara berbahasa Mandarin yang menyajikan musik-musik Mandarin. Wo ai Metta hadir setiap hari Senin sampai Jumat pukul 10.00. (52) Konteks situasi Sara Neyrhiza : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang memberikan pengarahan kepada rekan kerjanya (DJ baru) pada saat siaran berdua di radio PTPN pada tanggal 3 Juni 2013 : “Kita itu punya SOP, tau gak kamu? Jadi udah ada aturan-aturan yang jelas, kalau comment gak boleh lebih dari tiga menit, dimana kita mesti nempatin smash, gimana urutan muter iklan, semuanya udah ada di SOP. Jadi kamu kudu baca tuh, tuh ada di rak di map, cari aja ntar habis siaran.” commit to user 73 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id DJ magang : “Rak yang mana Mbak?” Sara Neyrhiza : “Itu, yang nomer dua.” (052/KPB/SING/OFF/PTPN/3 Juni 2013) SOP kepanjangan dari Standart Operasional Prosedure. SOP merupakan sebuah aturan untuk menjalankan suatu program. Dalam kepenyiaran, seorang penyiar dituntut untuk mengikuti SOP yang ada sehingga ketika siaran seorang penyiar tidak boleh semaunya sendiri. (53) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang mengikuti breafing di radio PTPN pada tanggal 4 Juni 2013. Sara Neyriza : “Untuk event nanti LO-nya kamu ya Dit.” Rekan kerja : “Sip, jangan lupa juga kosumsi tadi tuh tadi belum kebahas.” (053/KPB/SING/OFF/PTPN/4 Juni 2013) LO kepanjangan dari Liaison Officer jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi perwira penghubung (Kamus Inggris Indonesia, 2003:356). Tugas dari seorang LO adalah mengatur segala keperluan artis untuk sebuah acara. Seorang LO wajib mengurus artis mulai dari mengatur kedatangan artis sampai kepulangannya. LO merupakan koordinator artis dan merupakan penghubung antara pihak manajemen artis dengan pihak yang memiliki acara. (54) Konteks situasi : Percakapan Dewa dengan rekan kerjanya (DJ baru) tentang operating pada saat pergantian jam siar di radio PTPN pada tanggal 22 Juli 2013. Dewa belum?” Rekan kerja : “Kamu dah pernah siaran sore sendiri : “Belum Mas, baru kali ini.” commit to user 74 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dewa : “Emm gini we, nanti tiap jam empat sore tu ada relay KBR 68H Jakarta. Nanti kalau si Intan gak dateng berarti kamu siaran sendirian tu, soalnya aku hubungi belum bisa-bisa. Kalau kamu beneran siaran sendirian, sebelum jam empat tu kamu cek KBR-nya di cue dulu udah naik pa belum. Nyalainnya tinggal kamu buka aja streamingnya KBR 68H Jakarta. Emm nanti BBM aku aja lah kalau bingung ya, aku pulang dulu ya.” (054/KPB/SING/OFF/PTPN/22 Juli 2013) KBR singkatan dari Kantor Berita Radio. KBR atau sering disebut dengan KBR68H merupakan lembaga kantor penyedia berita radio independen pertama di Indonesia. KBR68H berdiri pada tahun 1999, dan hingga kini sudah ada 900 radio yang berjejaring dan memanfaatkan layanan informasi dari KBR68H di seluruh wilayah Indonesia, Asia, dan Australia. Radio Metta, PTPN, dan RRI juga memanfaatkan layanan informasi dari KBR68H. (55) “Okey Sara tunggu juga kalau saja misalnya Jaka Dara mau usul lagu langsung aja Masuk di telpon kita di 656710 atau di 11 sama sms-nya di 02717009960.” (055/KPB/SING/ON/PTPN/1 November 2013) SMS kepanjangan dari Short Message Service, fitur yang biasanya ada pada telepon seluler. SMS merupakan sebuah layanan yang banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi tanpa kabel (wireless). SMS juga dimanfaatkan dalam dunia penyiaran, yakni sebagai sarana berkomunikasi dengan pendengar. Melalui SMS pendengar bisa meminta lagu yang ingin diputarkan serta bisa juga berkirim salam. (56) “Gak bisa tidur bukan commitgara-gara to user memang gak ngantuk, ngantuk sih ya cuman agak sedikit curcol ya gak pa-pa pagi-pagi ya.” 75 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (056/KPB/SING/ON/PTPN/1 November 2013) Curcol merupakan kependekan dari curahan hati colongan. Singkatan tersebutu banyak digunakan oleh remaja di Indonesia karena dinilai lebih singkat dalam pengucapannya. 6. Sapaan Sapaan adalah morfem, kata, atau frase yang dipergunakan untuk saling merujuk dalam situasi pembicaraan dan yang berbeda-beda menurut sifat hubungan antara pembicara (Harimurti Kridalaksana, 2001:191). Sapaan digunakan untuk memanggil orang satu dengan yang lainnya sesuai latar belakang dari pemanggil dan yang dipanggil. Sapaan yang sering digunakan adalah sapaan yang memperlihatkan hubungan kedekatan antara pemanggil dan yang dipanggil. Seperti dalam data di bawah ini, (57) Konteks situasi : Percakapan antara Sari Nugraha dengan rekan kerjanya, tentang live report di radio RRI Surakarta pada tanggal 19 Juni 2013. Sari Nugraha : “Mau berangkat Cin”? Rekan kerja : “iya, kenapa”? Sari Nugraha : “Sebelum live report BBM aku dulu ya”. Rekan kerja : “Oke”. (057/KPB/SAP/OFF/RRI/19 Juni 2013) Sapaan yang digunakan pada tuturan di atas adalah Cin. Kata Cin merupakan kependekan dari cinta, dalam hal ini penggunaan sapaan Cin ditujukan untuk teman perempuan penutur. Sapaan Cin yang digunakan bukan berarti bahwa penutur dengan mitra tutur memiliki hubungan commit to user asmara, akan tetapi sapaan Cin 76 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id memang sering digunakan oleh penyiar-penyiar perempuan yang sudah lama menjadi rekan kerja dan mengenalnya dengan baik. Penggunaan sapaan Cin memperlihatkan kedekatan yang sangat tinggi antara penutur dengan mitra tutur, tetapi kedekatan tersebut tidak melibatkan asmara hanya sebatas sahabat. (58) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha dengan rekan kerjanya tentang VO untuk iklan baru yang akan diproduksi di radio RRI Surakarta pada tanggal 22 Juni 2013. Sari Nugraha : “Mas, aku mau VO dulu.” Rekan kerja : “VO apa ta?” Sari Nugraha : “VO buat iklan baru lah. Rido mana Mas? Aduh kemana to, mana ini iklannya disuruh cepet-cepet ma bu Ina. Habis aku ma Rido VO langsung kerjain ya Mas.” (058/KPB/SAP/OFF/RRI/22 Juni 2013) Penggunaan sapaan Mas digunakan untuk menyapa seorang laki-laki yang dianggap memiliki usia yang lebih tua. Selain itu, penggunaan sapaan Mas juga dikarenakan mitra tutur memiliki jabatan yang lebih tinggi dari penutur. (59) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya pada saat pergantian jam siaran di radio Metta FM Solo pada tanggal 1 Juli 2013. Lidya Saka : “Jangan lupa nanti putar insert Ramadan ya Dik, udah ada di RS kok, Mas Tian udah nulis di RS.” DJ Magang : “Oke, Mbak.” (059/KPB/SAP/OFF/RM/1 Juli 2013) Sapaan Dik digunakan untuk menyapa orang yang usianya lebih muda. Selain itu, penggunaan sapaan Dik juga dikarenakan penutur yang belum hafal commit to user 77 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dengan nama mitra tuturnya. Fungsi dari penggunaan sapaan tersebut sebagai penanda bahwa penutur dan mitra tutur belum saling mengenal dengan baik. 7. Campur Kode Profesi penyiar radio terdiri dari berbagai usia serta latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dengan kemampuan berbahasa yang bermacammacam. Latar belakang kemampuan berbahasa yang berbagai macam tersebut menjadi salah satu sebab munculnya peristiwa campur kode. Kachru (1978) (dalam Suwito, 1996:89) menjelaskan gejala campur kode merupakan pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa satu ke dalam bahasa yang lain secara konsisten. Peristiwa campur kode sering terjadi dalam percakapan antara penyiar radio dengan rekan kerjanya. Biasanya campur kode digunakan ketika terjadi percakapan dua orang atau lebih yang berbeda latar belakang dan status sosial. Tujuan dari penggunaan campur kode adalah agar pembicaraan terlihat lebih santai dan mampu bercampur tanpa terikat dengan keharusan penggunaan bahasa. a. Campur Kode Berwujud Kata Campur kode dalam profesi penyiar radio memiliki berbagai bentuk atau wujud yang bermacam-macam. Salah satunya adalah campur kode berwujud kata. Berikut adalah datanya: (60) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 7 Mei 2013. DJ magang Mas.” : “Ehh ternyata jeda aja jadi Masalah ya commit to user 78 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Rido Wicaksono : “Eh jangan salah walaupun cuma jeda tapi kalau kamu salah naruhnya maknanya isoh berubah lho. Trus sama aja ma penekanan, salah naruh juga maknanya jadi berubah, dadi aneh. (060/KPB/CK/OFF/RRI/7 Mei 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk kata yang menandai adanya campur kode dalam bentuk kata adalah isoh (bisa) dan dadi (menjadi) (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:37,115). Tuturan tersebut diucapkan oleh penyiar radio yang sudah senior kepada penyiar yang baru magang ketika memberikan pengarahan tentang kepenyiaran. Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan karena penyiar tersebut asli orang Jawa, sehingga meskipun terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya. Penyiar magang sebagai mitra tutur juga asli Jawa sehingga penyiar senior beralih kode ke bahasa Jawa karena menganggap bahwa mitra tuturnya akan lebih mudah mengerti apa yang diucapkannya. (61) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 10 Mei 2013. Rido Wicaksono DJ magang : “Kalau nulis berita buat radio itu beda sama koran. Kalau koran kan untuk dibaca kalau radio kan untuk didengar, jadi ya beda. Kalau untuk konsumsi radio digawe bertutur, tapi tetep pake EYD yang bener.” : “Bertutur commit to userpiye ta Mas?” 79 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (061/KPB/CK/OFF/RRI/10 Mei 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk kata yang menandai adanya campur kode dalam bentuk kata adalah digawe jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi „dibuat‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:40). Tuturan tersebut diucapkan oleh penyiar radio yang sudah senior kepada penyiar yang baru magang ketika memberikan pengarahan tentang kepenyiaran. Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan karena penyiar tersebut asli orang Jawa, sehingga meskipun terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya. (62) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 10 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Tanda bacanya bedo lho, jadi ada tanda baca khusus untuk penulisan di radio. Garis miring satu itu koma, dua untuk titik, tiga untuk akhir penulisan.” DJ magang : “Ohh kenapa ya Mas kok gak pake titik ma koma aja, kenapa garis miring ya Mas?” Rido Wicaksono : “Aduh kenapa ya, dari dulu emang gitu kok.” (062/KPB/CK/OFF/RRI/10 Mei 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk kata yang menandai adanya campur kode dalam commit to user 80 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id bentuk kata adalah bedo jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi „beda‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:28). Tuturan tersebut diucapkan oleh penyiar radio yang sudah senior kepada penyiar yang baru magang ketika memberikan pengarahan tentang kepenyiaran. Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan karena penyiar tersebut asli orang Jawa, sehingga meskipun terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya. Penyiar magang sebagai mitra tutur juga asli Jawa sehingga penyiar senior bercampur kode ke bahasa Jawa karena menganggap bahwa mitra tuturnya akan lebih mengerti apa yang diucapkannya. (63) “Jadi kalo makanan yang bersantan itu memiliki rasa sangat kaya rasa yang bikin perut kita jadi, apa ya dibilangnya penuh ya, jadi kalo orang Jawa bilang muneg.” (063/KPB/CK/ON/PTPN/5 November 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk kata yang menandai adanya campur kode dalam bentuk kata adalah muneg artinya dalam bahasa Indonesia yaitu „mual‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:207). Tuturan tersebut diucapkan oleh penyiar pada saat siaran. Penyiar tersebut bercampur kode ke dalam bahasa Jawa untuk memudahkan penyiar menjelaskan kepada pendengar apa yang ingin disampaikannya. Dengan menggunakan bahasa Jawa penyiar menganggap bahwa apa yang ingin disampaikannya mudah dimengerti oleh pendengar, karena sebagian besar pendengarnya adalah asli orang Jawa. commit to user 81 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (64) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang operating di radio RRI Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Kamu yang pegang operatornya ya tadi? Waktu mau break kamu jangan langsung difull suara iklannya, naikin perlahan-lahan inget fade in fade out lah, ben gak njeglek, ben dirungokne ya penak.” DJ magang : “Masih grogi aku Mas, bingung, mesti konsen ke semua tombolnya. Bingung, habis ini mau ngapain habis itu mau ngapain lagi.” Rido Wicaksono : “Santai aja jangan grogi.” (064/KPB/CK/OFF/RRI/27 Mei 2013) Peristiwa campur kode yang terjadi pada data di atas yaitu campur kode ke luar (outer code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Bentuk kata yang menandai adanya campur kode dalam bentuk kata adalah break (istirahat) dan full (penuh) (Kamus Inggris Indonesia, 2003:79,259). Tuturan pada data di atas diucapkan oleh penyiar radio yang sudah senior kepada penyiar yang baru magang ketika memberikan pengarahan tentang operating (mengoperasikan alat siar). Pemakaian unsur bahasa asing (bahasa Inggris) tersebut disebabkan oleh latar pendidikan penyiar yang baik, sehingga memiliki penguasaan bahasa asing yang bagus. Penutur bercampur kode ke dalam bahasa asing juga karena dianggap lebih bisa dimengerti oleh mitra tuturnya. (65) “Ada juga Efendi di Solo, halo Efendi pengen denger lagunya Avril yang “Rock and Roll”, play lagunya ya Ra, salamnya buat yang lagi dengerin PTPN aja, kebetulan lagunya udah ya udah di-play juga lagunya e Avril yang “Rock and Roll”, gitu.” commit to user (065/KPB/CK/ON/PTPN/4 November 2013) 82 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Peristiwa campur kode yang terjadi pada data di atas yaitu campur kode ke luar (outer code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Bentuk kata yang menandai adanya campur kode dalam bentuk kata adalah play yang artinya „mainkan‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:433). Tuturan pada data tersebut diucapkan oleh penyiar pada saat siaran. Pemakaian unsur bahasa asing (bahasa Inggris) tersebut disebabkan oleh latar pendidikan penyiar yang baik, sehingga memiliki penguasaan bahasa asing yang bagus. Selain itu dengan bercampur kode ke dalam bahasa asing dianggap lebih berprestise. b. Campur Kode Berwujud Frasa Peristiwa campur kode dalam profesi penyiar radio tidak hanya berwujud kata, akan tetapi ada juga yang berbentuk frasa atau gabungan kata. Berikut datanya: (66) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada DJ magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 7 Mei 2013. Rido Wicaksono : “O ya speed-nya tadi ya kecepeten, aja cepet ya aja alon-alon. Nah kae rungokno sing maca beritane, kae apik ora kecepeten ora terlalu lambat.” DJ Magang : “Iya Mas, aku besok lama-lama juga bisa Mas.” (066/KPB/CK/OFF/RRI/7 Mei 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk frasa atau kelompok kata antara commit to user bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Bentuk frasa yang menandai adanya 83 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id campur kode adalah terlalu lambat. Tuturan tersebut dituturkan oleh Rido Wicaksono salah satu penyiar dari RRI Surakarta. Penutur adalah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik sehingga ketika bertutur menggunakan bahasa Jawa sering dicampur dengan bahasa Indonesia maupun sebaliknya. Penutur bercampur kode ke dalam bahasa Indonesia supaya mitra tuturnya bisa lebih mudah mengerti apa yang diucapkannya. (67) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono dengan rekan kerjanya pada saat pergantian jam siaran di radio RRI Surakarta pada tanggal 28 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Dina kok rasane cepet banget ya Mbak, ngerti-ngerti wis tanggal tuwek, dompet wis kempes dhuwitku gari limapuluh ribu tok iki.” Rekan kerja : “Gayamu le le, dompet kempes wong dhuwite nang ATM kabeh.” Rido Wicaksono : “Ora ya Mbak, entek tenan ki.” (067/KPB/CK/OFF/RRI/28 Mei 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk frasa atau kelompok kata antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Bentuk frasa yang menandai adanya campur kode adalah limapuluh ribu. Tuturan tersebut dituturkan oleh Rido Wicaksono salah satu penyiar dari RRI Surakarta dengan rekan sesama penyiar pada saat pergantian jam siaran. Penutur adalah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik sehingga ketika bertutur menggunakan bahasa Jawa sering dicampur dengan bahasa Indonesia maupun sebaliknya. Selain itu, dalam profesi penyiar radio memang harus dibiasakan menggunakan bahasa commit to user Indonesia supaya terbiasa dan tidak medok. Penggunaan bahasa Jawa memang 84 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id masih digunakan oleh penyiar yang sudah akrab satu sama lain, akan tetapi pemakaian bahasa Indonesianya juga masih sering muncul. (68) Konteks situasi : Percakapan antara Sara Neyrhiza dengan rekan kerjanya, saat pergantian jam siaran di radio PTPN pada tanggal 15 Mei 2013. Rekan Kerja : “Ini laguku yang terakhir, tak tinggal ya Sara Neyriza : “Iya-iya, sana-sana tak on air sik, aja rame wae. Jamnya udah mepet ini, mana aku belum nyiapin bahan lagi, aduh mati aku.” Ra?” (068/KPB/CK/OFF/PTPN/15 Mei 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk frasa yang menandai adanya campur kode adalah aja rame wae „jangan ramai saja‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:117,183). Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan karena penyiar tersebut asli orang Jawa, sehingga meskipun terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya. Penutur bercampur kode ke dalam bahasa Jawa juga karena tingkat kedekatan yang tinggi dengan mitra tuturnya. Maksudnya adalah penutur dan mitra tutur sudah mengenal cukup lama sehingga penutur tahu bahwa mitra tuturnya juga menguasai bahasa Jawa. (69) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang memberikan pengarahan kepada rekan kerjanya (DJ magang) pada saat siaran berdua di radio PTPN pada tanggal 3 Juni 2013. commit to user 85 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sara Neyriza : “Muter jingle itu setelah iklan, jangan sebelumnya. Salah naruh apa lupa?” DJ Magang : “Iya ya, maaf Mbak lupa.” Sara Neyriza : “Ya wis ra apa-apa, lain kali jangan diulangi lho ya, untung wae pak produser lagi keluar. Jal kalau lagi dikantor dia dengerin, bisa bisa herrrrrr.” (069/KPB/CK/OFF/PTPN/3 Juni 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk frasa yang menandai adanya campur kode adalah ya wis ra apa-apa „ya sudah tidak apa-apa‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:367,309,339,15,). Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan karena penyiar tersebut asli orang Jawa, sehingga meskipun terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya. Penutur bercampur kode ke dalam bahasa Jawa supaya mitra tuturnya bisa lebih mudah mengerti apa yang diucapkannya karena mitra tuturnya juga asli orang Jawa. (70) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang bertanya kepada rekan kerjanya tentang DJ dan radio DJ, di radio PTPN pada tanggal 25 Juni 2013. Sara Neyrhiza : “O ya Mas, kan ada DJ sama radio DJ. Kalau DJ udah pasti disc jockey, lha kalau radio DJ yang gimana sih Mas? Aku ki bingung, dekwingi ditakoni koncoku aku raisoh jawab, raisoh jelaske ta. Isin banget len. Mas, Mas, jawab dong malah diem aja sih. Makan mulu?” Rekan kerja : “Bentar ahh, ntar keselek.” commit to user (070/KPB/CK/OFF/PTPN/25 Juni 2013) 86 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke luar (outer code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk frasa atau kelompok kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Bentuk frasa yang menandai adanya campur kode adalah disc jockey. Tuturan tersebut diucapkan oleh Sara Neyrhiza pada saat sedang bercakap-cakap dengan rekan kerjanya. Penutur mengatakan kepada mitra tuturnya tentang arti dari DJ yang merupakan singkatan dari bahasa Inggris, kemudian menanyakan tentang radio DJ. Penutur melakukan percampuran kode ke dalam bahasa Inggris karena sesuatu yang ingin ditanyakan kepada mitra tuturnya memang berbahasa Inggris. (71) “Pagi hari ini enaknya ma e santai-santai bangun tidur gitu kan Jaka Dara, dengerin lagu yang kamu suka kaya yang satu ini ya habis lagunya Justin Timberlake JKT fourty eight yang river stay tune.” (071/KPB/CK/ON/PTPN/2 November 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke luar (outer code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk frasa atau kelompok kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Bentuk frasa yang menandai adanya campur kode adalah fourty eight dan river stay tune (Kamus Inggris Indonesia, 2003:255,488). Tuturan tersebut diucapkan oleh Sara Neyrhiza pada saat siaran. Penyiar melakukan campur kode ke dalam bahasa Inggris karena ingin menunjukkan latar pendidikan yang baik sehingga ketika bertutur sering dicampur dengan penggunaan bahasa asing. (72) “Ada juga Efendi di Solo, halo Efendi pengen denger lagunya Avril yang “Rock and Roll”, play lagunya ya Ra, salamnya buat yang lagi dengerin PTPN aja, kebetulan lagunya udah ya udah di play juga lagunya e Avril yang “Rock and Roll”, gitu.” (072/KPB/CK/ON/PTPN/4 November 2013) commit to user 87 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke luar (outer code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk frasa atau kelompok kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Bentuk frasa yang menandai adanya campur kode adalah Rock and Roll. Tuturan tersebut diucapkan oleh Sara Neyrhiza pada saat siaran. Penyiar bercampur kode ke dalam bahasa Inggris karena menyebutkan salah satu judul lagu berbahasa Inggris. c. Campur Kode Berwujud Perulangan Kata Campur kode jenis ini, unsur-unsur yang menjadi sisipan berwujud perulangan kata. Seperti pada data berikut: (73) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha dengan rekan kerjanya tentang VO untuk iklan baru yang akan diproduksi di radio RRI Surakarta pada tanggal 22 Juni 2013. Sari Nugraha : “Mas, aku mau VO dulu.” Rekan kerja : “VO apa ta?” Sari Nugraha : “VO buat iklan baru lah. Rido mana Mas? Aduh kemana ta, mana ini iklannya disuruh cepet-cepet ma bu Ina. Habis aku ma Rido VO langsung kerjain ya Mas.” (073/KPB/CK/OFF/RRI/22 Juni 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk perulangan kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk perulangan kata yang menandai adanya campur kode adalah cepet-cepet „cepat-cepat‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:54). Tuturan tersebut diucapkan oleh Sari Nugraha pada saat bercakap-cakap dengan rekan kerjanya. Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan user sehingga meskipun terbiasa karena penyiar tersebut asli commit orang toJawa, 88 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya. (74) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka yang sedang memberikan pengarahan kepada Kiki (DJ baru) tentang persiapan untuk siaran pagi di radio Metta FM Solo pada tanggal 20 Mei 2013. Sari Nugraha : “Kalau kamu dapet jatah siaran rohani, kan pagi tu, baru bangun tidur tu biasanya lidahnya Masih kaku. Suara yang muncul juga beda nantinya. Jadi kamu tiap mau siaran pagi, dijalan tu latihan dulu biar lemes lidahnya. Humming hmmmmmmm gitu trus a i u e o sampai ototnya ke tarik kalau a ya aaaa dibuka yang lebar mulutnya, i ya iiiiii ditarik mulutnya, pokoknya sampai ketarik lah mulutnya, sama lidah ditekuk ke atas dan ke bawah, dah itu aja cukup buat pemanasan tiap mau siaran pagi, aku juga gitu, tiap di jalan mbengok-mbengok.” DJ Magang : “Iya ya Mbak, bangun tidur tu suaranya jelek banget ya.” (074/KPB/CK/OFF/RM/20 Mei 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk perulangan kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk perulangan kata yang menandai adanya campur kode adalah mbengok-mbengok „teriak-teriak‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:338). Tuturan tersebut diucapkan oleh Sari Nugraha pada saat memberikan pengarahan kepada DJ magang. Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan karena penyiar tersebut asli orang Jawa, selain itu mitra tuturnya juga asli Jawa sehingga penutur menganggap bahwa percampuran kode ke dalam bahasa Jawa akan dapat cepat dipahami oleh mitra tuturnya. commit to user 89 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (75) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya pada saat istirahat makan siang di radio Metta FM Solo pada tanggal 2 Juli 2013. Lidya Saka : “Mas Mas Tian, yang nglamar jadi penyiar yang itu lho yang amit-amit mukane ndeso ngomongnya medok, gak mbo trima Mas?” Rekan kerja : “Ya gak lah, aku tu nahan ketawa pas dia VO.” Lidya Saka : “Aku ya ngampet ngguyu Mas, tapi ngguyuku tak batin tok ha ha ha. Kon nglamar nang JPI wae pasti di trima.” (075/KPB/CK/OFF/RM/2 Juli 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode dalam bentuk perulangan kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Bentuk perulangan kata yang menandai adanya campur kode adalah amit-amit „amit-amit‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:10). Tuturan tersebut diucapkan oleh Lidya Saka pada saat istirahat makan siang. Percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa disebabkan karena penyiar tersebut asli orang Jawa, sehingga meskipun terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaannya terkadang bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa muncul dalam tuturannya. d. Campur Kode Berwujud Klausa (76) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan tugas dan menanyakan hasil evaluasi kepada DJ magang di radio RRI Surakarta pada tanggal 9 Mei 2013. commit to user 90 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Rido Wicaksono : “Wah nganyelke tenan mosok jadwalku dina iki akeh banget, do ngijol jadwal sakpenake dewe. Piye wingi ro bu Ina? Saiki aku repot ki, sesuk ae ya, kamu buat berita meneh telu ya.” DJ magang : “Udah dievaluasi beritaku yang kemaren. Ya ampun Mas, buat berita lagi ki?” (076/KPB/CK/OFF/RRI/9 Mei 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Bentuk klausa yang menandai adanya campur kode adalah „kamu buat berita‟. Tuturan tersebut diucapkan oleh Rido Wicaksono saat memberikan tugas dan menanyakan hasil evaluasi kepada DJ Magang. Penutur sudah terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam tuturannya sehari-hari sehingga ketika bertutur menggunakan bahasa Jawa bahasa Indonesianya Masih sering muncul. (77) Konteks situasi : Percakapan antara Sara Neyrhiza dengan rekan kerjanya, saat pergantian jam siaran di radio PTPN pada tanggal 14 Mei 2013. Sara Neyrhiza : “Mas mau pas break iklan to eneng telpon minta nomer HP-mu.” Rekan kerja : “Apa meneh? Mbok keki ra?” Sara Neyrhiza : “Ya oralah, edan aku. Wis sekarang aku muleh tenan iki, sik ya Mas.” (077/KPB/CK/OFF/PTPN/14 Mei 2013) Data di atas terjadi peristiwa campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebab terjadi percampuran kode antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Bentuk klausa yang menandai adanya campur kode adalah „minta nomer HPmu‟. Tuturan tersebut diucapkancommit oleh Sara Neyrhiza pada saat pergantian jam to user 91 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id siaran. Penutur adalah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik sehingga ketika bertutur menggunakan bahasa Jawa sering dicampur dengan bahasa Indonesia. 8. Alih Kode Pemakaian bahasa dalam profesi penyiar radio selain terjadi peristiwa campur kode juga terjadi peristiwa alih kode. Alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode yang satu ke kode yang lain (Suwito, 1996:80). Peristiwa alih kode sering terjadi dikarenakan penyiar-penyiar radio pada umumnya adalah multilingual. Seorang penyiar minimal mampu menguasai dua bahasa yaitu bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Seperti yang ditemukan pada data berikut: (78) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan tugas dan menanyakan hasil evaluasi kepada DJ magang di radio RRI Surakarta pada tanggal 9 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Piye wingi ro bu Ina? Saiki aku repot ki, sesuk ae ya, kamu buat berita meneh telu ya.” DJ magang : “Udah dievaluasi beritaku yang kemaren. Ya ampun Mas, buat berita lagi ki?” (078/KPB/AK/OFF/RRI/9 Mei 2013) Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Kalimat pertama, penutur sedang menanyakan hasil evaluasi kepada mitra tuturnya dengan menggunakan bahasa Jawa. Kalimat kedua, penutur memberitahukan bahwa dirinya sedang sibuk dengan menggunakan bahasa Jawa, kemudian beralih kode menggunakan bahasa Indonesia ketika meminta mitra tuturnya membuat berita „Saiki aku repot ki, sesuk commit to user ae ya, kamu buat berita meneh telu ya’ (Sekarang saya repot, besok saja ya, 92 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kamu buat berita lagi tiga ya). Tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono penyiar radio RRI Surakarta kepada penyiar magang ketika memberikan tugas dan menanyakan hasil evaluasi. (79) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono dengan rekan kerjanya pada saat pergantian jam siaran di radio RRI Surakarta pada tanggal 28 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Dina kok rasane cepet banget ya Mbak, ngerti-ngerti wis tanggal tuwek, dompet wis kempes dhuwitku gari limapuluh ribu tok iki.” Rekan kerja : “Gayamu le le, dompet kempes wong dhuwite nang ATM kabeh.” Rido Wicaksono : “Ora ya Mbak, entek tenan ki.” (079/KPB/AK/OFF/RRI/28 Mei 2013) Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Peristiwa alih kode tersebut ditandai dengan tuturan limapuluh ribu. Pada data di atas penutur sedang berbicara mengenai kondisi keuangannya dengan menggunakan bahasa Jawa dan beralih kode ke dalam bahasa Indonesia ketika menyebutkan nominal uang „Dina kok rasane cepet banget ya Mbak, ngerti-ngerti wis tanggal tuwek, dompet wis kempes dhuwitku gari limapuluh ribu tok iki.‟ (Hari terasa begitu cepat sekali mbak, tahu-tahu sudah tanggal tua, dompet sudah kempes uang saya tinggal limapuluh ribu saja ini). Tuturan tersebut diucapkan oleh Rido Wicaksono penyiar radio RRI kepada rekan kerjanya untuk bercerita tentang kondisi keuangannya. (80) Konteks situasi : Percakapan antara Sara Neyrhiza dengan rekan kerjanya, saat pergantian jam siaran di radio PTPN pada commit to user tanggal 14 Mei 2013. 93 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sara Neyrhiza : “Mas mau pas break iklan to eneng telpon minta nomer HPmu.” Rekan kerja : “Apa meneh? Mbok keki ra?” Sara Neyrhiza : “Ya oralah, edan aku. Wis sekarang aku muleh tenan iki, sik ya Mas.” (080/KPB/AK/OFF/PTPN/14 Mei 2013) Pada data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Peristiwa alih kode tersebut ditandai dengan tuturan minta nomer HPmu, dan sekarang. Tuturan pertama penutur sedang memberitahukan bahwa ada yang mau minta nomor handphone mitra tuturnya „Mas mau pas break iklan ta eneng telpon minta nomor HPmu‟ (Mas tadi waktu istirahat iklan ada telepon minta nomor HP kamu). Penutur yang semula memakai bahasa Jawa beralih kode menggunakan bahasa Indonesia. Tuturan kedua penutur memberitahukan bahwa dirinya tidak memberikan nomor telepon tersebut dengan menggunakan bahasa Jawa dan beralih kode ke bahasa Indonesia „Ya oralah, edan aku. Wis sekarang aku muleh tenan iki, sik ya Mas.‟ (Ya tidak lah, gila aku. Ya sudah sekarang saya pulang beneran ini, duluan ya Mas). Tuturan di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza seorang penyiar radio PTPN untuk memberitahukan kepada mitra tuturnya tentang seseorang yang minta nomor telepon. (81) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang memberikan pengarahan kepada rekan kerjanya (DJ baru) pada saat siaran berdua di radio PTPN pada tanggal 3 Juni 2013 Sara Neyriza Rekan kerja : “Lho lho kok bar lagu, lagu meneh ta? Sik jal nonthon. Oalahh, gak gini.” commit to userMbak?” : “Gimana 94 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sara Neyriza : “Habis satu lagu ki dikeki smash sik ta ya, ben gak ndlujur kaya sepur.” (081/KPB/AK/OFF/PTPN/3 Juni 2013) Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Peristiwa alih kode tersebut ditandai dengan tuturan gak gini, dan habis satu lagu. Tuturan pertama penutur sedang meninjau ulang pemutaran lagu „Lho lho kok bar lagu, lagu meneh ta? Sik jal nonton. Oalahh, gak gini‟ (Lho lho kok habis lagu, lagu lagi? Bentar lihat. Oalah, gak gini). Tuturan kalimat pertama penutur berbicara menggunakan bahasa Jawa, pada kalimat kedua beralih kode menggunakan bahasa Indonesia. Tuturan kedua penutur menjelaskan kepada mitra tuturnya tentang urutan memutar lagu memakai bahasa Indonesia kemudian beralih kode menggunakan bahasa Jawa „Habis satu lagu ki dikeki smash sik ta ya, ben gak ndlujur kaya sepur‟ (Habis satu lagu itu dikasih smash dulu ya, biar tidak lurus seperti kereta). Tuturan pada data di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza penyiar radio PTPN yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang tentang urutan memutar lagu yang benar. (82) Konteks situasi : Percakapan antara Sara Neyrhiza dengan rekan kerjanya, saat pergantian jam siaran di radio PTPN pada tanggal 13 Mei 2013. Sara Neyrhiza : “Tumben banget tadi yang atensi dikit, biasanya banyak.” Rekan kerja : “Mosok ta?” Sara Neyrhiza : “Iya ki Mas, tapi ra apa-apa lah. Ya wis Mas duluan ya.” (082/KPB/AK/OFF/PTPN/13 Mei 2013) commit to user 95 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Peristiwa alih kode tersebut ditandai dengan tuturan Iya ki Mas „iya Mas‟, ra apa-apa lah „tidak apa-apa‟, wis Mas „sudah Mas‟ (Kamus Indonesia-Jawa, 1991:367,339,15,309). Tuturan pertama, penutur berbicara mengenai atensi dari pendengar yang jumlahnya sedikit dengan menggunakan bahasa Indonesia. Tuturan kedua, penutur beralih kode menggunakan bahasa Jawa ketika menanggapi respon mitra tuturnya „Iya ki Mas, tapi ra apa-apa lah‟ (Iya Mas, tapi tidak apa-apa lah). Tuturan di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza untuk membicarakan jumlah atensi dari pendengar dengan mitra tuturnya. (83) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang bertanya kepada rekan kerjanya tentang DJ dan radio DJ, di radio PTPN pada tanggal 25 Juni 2013. Sara Neyriza : “O ya Mas, kan ada DJ sama radio DJ. Kalau DJ udah pasti disc jockey, lha kalau radio DJ yang gimana sih Mas? Aku ki bingung, dekwingi ditakoni koncoku aku raisoh jawab, raisoh jelaske ta. Isin banget len. Mas, Mas, jawab dong malah diem aja sih. Makan mulu?” Rekan kerja : “Betar ahh, ntar keselek.” (083/KPB/AK/OFF/PTPN/25 Juni 2013) Data di atas terjadi peristiwa alih kode intern yakni antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Kalimat pertama dan kedua penutur menggunakan bahas Indonesia ketika membicarakan tentang radio DJ dengan mitra tuturnya. Selanjutnya penutur beralih kode menggunakan bahasa Jawa „Aku ki bingung, dekwingi ditakoni koncoku aku raisoh jawab, raisoh jelaske ta. Isin banget len’ commit to user (Saya bingung, kemarin ditanya temanku saya tidak bisa menjawab, tidak bisa 96 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menjelaskan. Malu sekali). Tuturan di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza untuk menanyakan tentang radio DJ kepada mitra tuturnya. (84) “Pagi hari ini enaknya ma e santai-santai bangun tidur gitu kan Jaka Dara, dengerin lagu yang kamu suka kaya yang satu ini ya habis lagunya Justin Timberlake JKT fourty eight yang river stay tune.” (084/KPB/AK/ON/PTPN/2 November 2013) Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode ekstern yakni antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Peristiwa alih kode tersebut ditandai dengan tuturan fourty eight, river, stay tune. Tuturan di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza pada saat siaran. Tuturan pada awal kalimat menggunakan bahasa Indonesia, kemudian di akhir kalimat penutur beralih kode menggunakan bahasa Inggris „Pagi hari ini enaknya ma e santai-santai bangun tidur gitu kan Jaka Dara, dengerin lagu yang kamu suka kaya yang satu ini ya habis lagunya Justin Timberlake JKT fourty eight yang river stay tune‟. Tuturan di atas diucapkan oleh penutur untuk memberitahukan kepada pendengar bahwa akan diputar lagunya JKT 48 yang judulnya river. (85) “Lagunya udah materiya udah siap tinggal di-edit-edit e di-mixingmixing jadi deh gitu. Nah album keempat ini rencananya bakalan berisi sepuluh lagu, buat jadwal realese-nya sepertinya e belom belom ada ya, Masih menunggu waktu yang tepat juga.” (085/KPB/AK/ON/PTPN/2 November 2013) Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode ekstern yakni antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Peristiwa alih kode tersebut ditandai dengan tuturan di-edit-edit, di-mixing-mixing, realese-nya. Tuturan di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza pada saat siaran. Tuturan pada awal kalimat commit to user pertama menggunakan bahasa Indonesia kemudian menjelang akhir kalimat 97 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id beralih kode menggunakan bahasa Inggris „Lagunya udah materiya udah siap tinggal di-edit-edit e di-mixing-mixing jadi deh gitu‟. Awal kalimat kedua juga menggunakan bahasa Indonesia, kemudian dipertengahan kalimat beralih kode menggunakan bahasa Inggris „Nah album keempat ini rencananya bakalan berisi sepuluh lagu, buat jadwal realese-nya sepertinya e belom belom ada ya, Masih menunggu waktu yang tepat juga‟. Sara Neyrhiza beralih kode ke dalam bahasa asing untuk memudahkan pendengar mengerti apa yang dimaksud oleh penutur. Bahasa asing yang digunakan oleh penutur dianggap lebih mudah diterima oleh pendengar dari pada jika menggunakan bahasa Indonesianya. (86) “Ninety nine point sixty PTPN radio seratus persen baru seratus persen beda, happy Friday for all. Selamat pagi Jaka Dara, gimana kabar kamu di Jumat pagi ini, Masih semangat, Masih banget.” (086/KPB/AK/ON/PTPN/5 November 2013) Tuturan pada data di atas terjadi peristiwa alih kode ekstern yakni antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Peristiwa alih kode tersebut ditandai dengan tuturan ninety nine point sixty, happy Friday for all. Tuturan di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza pada saat siaran. Awal kalimat pertama penutur menggunakan bahasa Inggris untuk menyebutkan saluran radio PTPN, kemudian beralih kode menggunakan bahasa Indonesia, dan pada akhir kalimat beralih kode kembali menggunakan bahasa Inggris untuk menyapa para pendengar „Ninety nine point sixty PTPN radio 100% baru 100% beda, happy Friday for all‟. Sara Neyrhiza beralih kode ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan latar pendidikannya yang baik, dimana dia adalah seorang mahasiswa yang menguasai bahasa Inggris. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 98 digilib.uns.ac.id B. Fungsi Bahasa Penyiar Radio FM di Surakarta Bahasa merupakan alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi. Seseorang berkomunikasi untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep dan perasaan melalui bahasa. Penggunaan bahasa seseorang bergantung pada tujuan dari tuturan masing-masing orang. Tuturan seseorang terdapat bermacam-macam fungsi bahasa yang muncul. Fungsi bahasa dalam Sosiolinguistik dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraan (Abdul Chaer, Leoni Agustina, 2014:15). Pemakaian bahasa para penyiar radio sering mengekspresikan bentukbentuk tuturan dengan maksud-maksud tertentu sebagai strategi tuturnya. Sebuah tuturan akan memiliki tujuan tertentu yang ingin disampaikan serta memiliki fungsi-fungsi tersendiri dalam sebuah percakapan para penyiar radio. Pembahasan ini akan terfokus pada tuturan yang digunakan penyiar radio ketika memberikan pengarahan kepada penyiar baru. Hal tersebut dilakukan supaya diperoleh gambaran bentuk tuturan yang ada dalam profesi penyiar radio. 1. Membicarakan Teknik Latihan Pernapasan Tuntutan yang dibebankan kepada penyiar semakin banyak dan dari tahun ke tahun semakin rumit. Mengingat bahwa suara penyiar adalah sarana satusatunya untuk menjalin komunikasi dengan pendengar maka kesalahan dalam mengeluarkan suara harus dihindari sebisa mungkin. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melatih perangkat bicara seorang penyiar supaya kesalahankesalahan dalam mengeluarkan suara bisa dihindari. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan latihan pernapasan. Latihan pernapasan dimaksudkan untuk commit to user melatih seluruh perangkat bicara, termasuk bagian badan lainnya yang terkait 99 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dalam fungsi penggunaan perangkat bicara. Selain itu, dengan latihan pernapasan penyiar dapat mengeluarkan suara diafragma (suara yang terbentuk dari rongga perut). Keuntungan dari menggunakan suara diafragma adalah suara lebih bertenaga, bulat terdengar jelas, keras tanpa harus berteriak, mampu mengatur stamina, serta memperjelas intonasi dan aksentuasi. Dalam proses latihan pernapasan terjadi percakapan antara penyiar senior dengan penyiar magang. Penyiar senior akan menjelaskan kepada penyiar magang tentang latihan pernapasan. Pada proses ini terjadi fungsi konatif menjelaskan dan konatif menyarankan antara penyiar senior dan penyiar magang. a. Fungsi Konatif Menjelaskan Antara Penyiar Senior dengan Penyiar Magang. (87) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang latihan pernapasan di radio RRI Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013. Penyiar Magang : “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa cara to?” Sari Nugraha : “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu ada 15 cara, ada lion face (sambil memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel wings trus apalagi lupa, liat aja di buku AAJP, punya gak?” Penyiar Magang : “Gak ki Mbak.” (87/FB/OFF/RRI/15 Juli 2013) Data di atas dituturkan oleh Sari Nugraha seorang penyiar ketika commit to user membicarakan tentang latihan pernapasan dengan penyiar magang. Tuturan di 100 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id atas mengandung fungsi konatif menjelaskan. Menjelaskan adalah menerangkan atau menguraikan secara terang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:465). Dalam hal ini Sari Nugraha berusaha memberikan gambaran tentang latihan pernapasan yang tampak pada tuturan “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu ada 15 cara, ada lion face (sambil memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel wings trus apalagi lupa, liat aja di buku AAJP, punya gak?” Pemakaian kalimat “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu ada 15 cara” merupakan fungsi menjelaskan dari pertanyaan yang diajukan oleh penyiar magang. Pesan yang ingin disampaikan dalam percakapan di atas adalah ada 15 cara yang bisa dilakukan untuk latihan pernapasan. Dari lima belas cara tersebut diantaranya lion face, melipat lidah ke atas dan ke bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, dan angel wings. b. Fugsi Konatif Menyarankan Antara Penyiar Senior dengan Penyiar Magang. (88) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka yang sedang memberikan pengarahan kepada Kiki (penyiar magang) tentang persiapan untuk siaran pagi di radio Metta FM Solo pada tanggal 20 Mei 2013. Sari Nugraha : “Kalau kamu dapet jatah siaran rohani, kan pagi tu, baru bangun tidur tu biasanya lidahnya masih kaku. Suara yang muncul juga beda nantinya. Jadi kamu tiap mau siaran pagi, dijalan tu latihan dulu biar lemes lidahnya. Humming hmmmmmmm gitu trus a i u e o sampai ototnya ke tarik kalau a ya aaaa dibuka yang lebar mulutnya, i ya iiiiii ditarik mulutnya, pokoknya sampai ketarik lah mulutnya, sama lidah ditekuk commit to user ke atas dan ke bawah, dah itu aja cukup 101 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id buat pemanasan tiap mau siaran pagi, aku juga gitu, tiap di jalan mbengok-mbengok koyo wong edan.” Penyiar Magang : “Iya ya Mbak, bangun tidur tu suaranya jelek banget ya.” (88/FB/OFF/RM/20 Mei 2013) Data di atas dituturkan oleh Lidya Saka ketika membicarakan tentang latihan pernapasan dengan penyiar magang. Ketika membicarakan tentang latihan pernapasan dia memberikan cara bagaimana melakukan pemanasan ketika mendapat tugas siaran pagi. Suara yang keluar ketika pagi hari sehabis bangun tidur akan terdengar lebih jelek dari biasanya, oleh karena itulah perlu dilakukan pemanasan terlebih dahulu. Tuturan di atas mengandung fungsi konatif menyarankan. Menyarankan adalah memberi nasihat, ajaran, pelajaran yang baik, teguran atau anjuran yang baik. Dalam hal ini Sari Nugraha berusaha memberikan pelajaran serta anjuran tentang latihan pernapasan yang tampak pada tuturan “Kalau kamu dapet jatah siaran rohani, kan pagi tu, baru bangun tidur tu biasanya lidahnya Masih kaku. Suara yang muncul juga beda nantinya. Jadi kamu tiap mau siaran pagi, dijalan tu latihan dulu biar lemes lidahnya. Humming hmmmmmmm gitu trus a i u e o sampai ototnya ke tarik kalau a ya aaaa dibuka yang lebar mulutnya, i ya iiiiii ditarik mulutnya, pokoknya sampai ketarik lah mulutnya, sama lidah ditekuk ke atas dan ke bawah, dah itu aja cukup buat pemanasan tiap mau siaran pagi, aku juga gitu, tiap di jalan mbengokmbengok koyo wong edan.” Selain itu pemakaian kalimat “dijalan tu latihan dulu” merupakan fungsi menyarankan untuk melakukan kiat yang dikatakan sebelumnya. commit to user 102 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Membicarakan Teknik Mengoperasikan Peralatan Audio Seorang penyiar tidak hanya dituntut untuk berbicara saja tetapi juga harus bisa mengoperasikan peralatan audio. Jika dibandingkan dengan jaman dulu ketika seorang penyiar hanya bertugas berbicara di depan mikrofon saja, saat ini penyiar radio dituntut untuk dapat mengoperasikan peralatan audio sendiri tanpa bantuan operator. Penguasaan peralatan audio menjadi mutlak bagi penyiar radio. Pada saat membicarakan teknik mengoperasikan peralatan audio terjadi percakapan antara penyiar senior dengan penyiar magang. Penyiar senior akan menjelaskan kepada penyiar magang tentang cara mengoperasikan peralatan audio. Pada proses ini terjadi fungsi konatif menasehati, menyarankan antara penyiar senior dan penyiar magang; fungsi referensial memberikan gambaran antara penyiar senior dan penyiar magang; fungsi emotif kekecewaan antara penyiar senior dan penyiar magang. a. Fungsi Konatif 1) Fungsi Konatif Menasehati Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang. (89) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang tentang operating di radio RRI Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Kamu yang pegang operatornya ya tadi? Waktu mau break kamu jangan langsung di-full suara iklannya, naikin perlahan-lahan inget fade in fade out lah, ben gak njeglek, ben dirungokne ya penak.” Penyiar magang : “Masih grogi aku Mas, bingung, mesti konsen ke semua tombolnya. Bingung, habis ini mau ngapain habis itu mau ngapain lagi.” Rido Wicaksono : “Santai aja jangan grogi.” commit to user (89/FB/OFF/RRI/27 Mei 2013) 103 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Data di atas dituturkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang. Tuturan di atas mengandung fungsi konatif mensehati. Rido Wicaksono berusaha memberikan pelajaran tentang mengoperasikan peralatan audio yakni bagaimana mengolah suara supaya enak didengar. Hal ini tampak pada tuturan “Waktu mau break kamu jangan langsung di-full suara iklannya, naikin perlahan-lahan inget fade in fade out lah, ben gak njeglek, ben dirungokne ya penak.” Tuturan tersebut menggunakan kata “jangan” yang berfungsi sebagai penanda larangan dari penutur, kemudian diteruskan dengan memberikan masukan dan alasan. 2) Fungsi Konatif Menyarankan Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang. (90) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang operating di radio RRI Surakarta pada tanggal 21 Juni 2013. Sari Nugraha : “Kalau Masih takut fade in fade out ya pake PNS aja, aku aja kadang Masih pake PNS. PNS tu Play Next Stop, kalau mau muter ya tinggal pencet di keyboard huruf P, kalau mau lanjut ke lagu berikutnya ya pencet N, kalau mau berhenti ya tinggal pencet S. Itu udah otomatis ngefade in fade out sendiri kok.” Penyiar magang : “Iya Mbak, biasanya aku juga pake itu, tapi tadi pengen nyobain aja.” (90/FB/OFF/RRI/21 Juni 2013) Data di atas diucapkan oleh Sari Nugraha ketika memberikan pengarahan kepada penyiar magang. Tuturan di atas mengandung fungsi konatif menyarankan. Dalam hal ini Sari Nugraha berusaha memberikan saran kepada penyiar baru supaya memakai keyboard commit to PNS user agar menghasilkan suara yang 104 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id diinginkan. Hal tersebut tampak pada tuturan “Kalau Masih takut fade in fade out ya pake PNS aja, aku aja kadang Masih pake PNS. PNS tu Play Next Stop, kalau mau muter ya tinggal pencet di keyboard huruf P, kalau mau lanjut ke lagu berikutnya ya pencet N, kalau mau berhenti ya tinggal pencet S. Itu udah otomatis ngefade in fade out sendiri kok.” Tuturan tersebut menggunakan kalimat “ya pake PNS aja” yang berfungsi sebagai penanda menyarankan. (91) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang operating di radio RRI Surakarta pada tanggal 21 Juni 2013. Sari Nugraha : “Ji, sini Ji.” Penyiar magang : “Apa Mbak?” Sari Nugraha : “Kemarin tu pas di rumah aku dengerin kamu siaran, waktu kamu masih comment dan mau ke lagu, diusahain sebelum katakata terakhirmu lagunya udah di fade in pelan-pelan, jadi kamu ngomong perlahan musik masuk, asal suara kamu gak kemakan musiknya.” Penyiar magang : “Iya Mbak, he he he. Tapi aku seneng lho Mbak Sari mau dengerin aku siaran.” (91/FB/OFF/RRI/21 Juni 2013) Dialog di atas mengandung fungsi menyarankan antara penyiar senior dengan penyiar magang. Dialog di atas dituturkan oleh Sari Nugraha ketika berbicara mengenai perpindahan dari comment (komentar) ke lagu pada saat siaran. Sari Nugraha menyarankan untuk menaikkan lagu pelan-pelan sebelum comment terakhir supaya tidak terdengar kosong. Hal tersebut tampak pada data commit user berikut “Kemarin tu pas di rumah akutodengerin kamu siaran, waktu kamu 105 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id masih comment dan mau ke lagu, diusahain sebelum kata-kata terakhirmu lagunya udah di fade in pelan-pelan, jadi kamu ngomong perlahan musik masuk, asal suara kamu gak kemakan musiknya.” Penggunaan kata “diusahain” merupakan penanda fungsi menyarankan. (92) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang operating di radio RRI Surakarta pada tanggal 16 Juli 2013. Sari Nugraha : “Kalau ada telpon sebaiknya kamu pencet dulu baru kamu naikin, kalau udah selesai diturunin lagi.” Penyiar Magang : “Sip Mbak, yang ini ta yang dinaikin?” Sari Nugraha : “Iya, tapi pelan-pelan ya.” (92/FB/OFF/RRI/16 Juli 2013) Tuturan di atas mengandung fungsi menyarankan antara penyiar senior dengan penyiar magang. Tuturan tersebut diucapkan oleh Sari Nugraha ketika berbicara mengenai cara mengangkat telepon yang Masuk saat on air (mengudara). Penutur menyarankan kepada mitra tutur untuk memencet tombol terlebih dahulu sebelum menaikkannya. Hal tersebut tampak pada data berikut “Kalau ada telpon sebaiknya kamu pencet dulu baru kamu naikin, kalau udah selesai diturunin lagi”, kata “sebaiknya” merupakan penanda lingual fungsi menyarankan. (93) Konteks situasi : Percakapan Dewa dengan rekan kerjanya (penyiar magang) tentang operating pada saat pergantian jam siar di radio PTPN pada tanggal 22 Juli 2013. Dewa belum?” Penyiar Magang : “Kamu dah pernah siaran sore sendiri commit to user : “Belum Mas, baru kali ini.” 106 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dewa : “Emm gini we, nanti tiap jam empat sore tu ada relay KBR 68H Jakarta. Nanti kalau si Intan gak dateng berarti kamu siaran sendirian tu, soalnya aku hubungi belum bisa-bisa. Kalau kamu beneran siaran sendirian, sebelum jam empat tu biar aman tu mending kamu cek KBR-nya di-cue dulu udah naik pa belum. Nyalainnya tinggal kamu buka aja streaming-nya KBR 68H Jakarta. Emm nanti BBM aku aja lah kalau bingung ya, aku pulang dulu ya.” (93/FB/OFF/PTPN/22 Juli 2013) Tuturan di atas mengandung fungsi menyarankan antara penyiar senior dengan penyiar magang. Tuturan tersebut diucapkan oleh Dewa ketika berbicara mengenai cara mengatur relay saat on air (mengudara). Penutur menyarankan kepada mitra tutur untuk memencet tombol cue terlebih dahulu untuk mengecek KBR. Hal tersebut tampak pada data berikut “Kalau kamu beneran siaran sendirian, sebelum jam empat tu biar aman tu mending kamu cek KBR-nya di-cue dulu udah naik pa belum. Nyalainnya tinggal kamu buka aja streaming-nya KBR 68H Jakarta.” Penggunaan frasa “biar aman tu mending kamu cek” merupakan penanda fungsi menyarankan. b. Fungsi Referensial Memberikan Gambaran Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang. (94) Konteks situasi Rido Wicaksono : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang tentang operating di radio RRI Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013. : “Nah lupa ta sama fade in fade out itu. Fade in itu musik masuk perlahan-lahan, jadi kamu naikin pelan-pelan sreettt gitu, kalo fade out ya kebalikannya kamu commit to user 107 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id turunin pelan-pelan musiknya, yang halus gitu lho gak kaya tadi.” Penyiar magang : “Iya Mas, iya. Maaf Mas.” Rido Wicaksono : “Ya udah diinget-inget lho ya.” (94/FB/OFF/RRI/27 Mei 2013) Dialog di atas dituturkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang memberikan penjelasan kepada penyiar magang tentang fade in „memunculkan secara perlahan‟ dan fade out „menghilangkan secara perlahan‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:230). Tuturan tersebut mengandung fungsi referensial memberikan gambaran. Hal tersebut terlihat pada data berikut “Fade in itu musik masuk perlahan-lahan, jadi kamu naikin pelan-pelan sreettt gitu, kalo fade out ya kebalikannya kamu turunin pelan-pelan musiknya, yang halus gitu lho gak kaya tadi.” Di dalam tuturan tersebut penutur berusaha menggambarkan bagaimana melakukan fade in dan fade out dengan benar. c. Fungsi Emotif Kekecewaan Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang. (95) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang operating di radio RRI Surakarta pada tanggal 16 Juli 2013. Sari Nugraha : “Aduh piye ta, kamu turunin pelan-pelan dong, jangan langsung jrett gitu, jadinya gak enak didengar.” Penyiar Magang : “Sorry Mbak, kebablasen.” (95/FB/OFF/RRI/16 Juli 2013) Tuturan di atas diucapkan oleh Sari Nugraha yang sedang kecewa dengan cara operating dari penyiar yang baru magang. Fungsi bahasa yang terdapat pada commit to user tuturan tersebut adalah fungsi emotif kekecewaan. Fungsi bahasa ini digunakan perpustakaan.uns.ac.id 108 digilib.uns.ac.id oleh penutur untuk menunjukkan rasa kecewa kepada mitra tuturnya. Penutur merasa kecewa karena mitra tuturnya melakukan kesalahan yaitu kesalahan dalam operating, tombol yang seharusnya diturunkan pelan-pelan justru diturunkan dengan cepat sehingga suara pada saat siaran langsung menghilang. Hal tersebut ditandai dengan “aduh piye to” sebagai penanda rasa kecewa. 3. Membicarakan Kemampuan Membuat Berita Salah satu kelebihan radio adalah menyajikan berita yang paling baru. Maksudnya adalah radio berpeluang untuk menyampaikan sesuatu yang terbaru karena radio membutuhkan proses yang relatif cepat dalam penyampaian inforMasi jika dibandingkan dengan media cetak dan TV. Berita dalam dunia radio bisa disampaikan secara reportase (laporan pandangan mata), membaca secara langsung dari surat kabar, dan bisa juga mencari dari internet. Tentu saja masing-masing memiliki cara-cara tersendiri dalam penyajiannya. Seorang penyiar dituntut untuk bisa menyampaikan berita dengan baik, oleh karena itu sebelum menyampaikan berita alangkah baiknya jika dipersiapkan terlebih dahulu. Terdapat percakapan antara penyiar senior dengan penyiar yang masih magang dalam proses membicarakan kemampuan membuat berita. Saat-saat magang inilah penyiar akan diajari banyak hal, salah satunya adalah bagaimana membuat berita yang baik dan benar. Terdapat fungsi konatif menyuruh, meminta; dan fungsi metalingual yang akan diuraikan pada pembahasan berikut. a. Fungsi Konatif 1) Fungsi Konatif Menyuruh Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang commit to user 109 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (96) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberi tugas kepada penyiar magang untuk membuat berita di radio RRI Surakarta pada tanggal 6 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Besok kamu buat lima berita untuk radio, besok kamu kasih ke aku. Di ketik boleh, tulis tangan juga boleh. Di kasih lead-nya ya jangan lupa.” Penyiar magang : “Iya Mas.” (96/FB/OFF/RRI/6 Mei 2013) Tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang memberikan tugas kepada penyiar magang untuk membuat berita. Fungsi bahasa yang terdapat pada tuturan tersebut adalah fungsi konatif menyuruh. Terlihat di dalam data bahwa si penutur menyuruh mitra tuturnya untuk membuat berita. Hal tersebut terlihat pada tuturan berikut “Besok kamu buat lima berita untuk radio, besok kamu kasih ke aku.”, kalimat tersebut sebagai penanda menyuruh. (97) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang meminta penyiar magang untuk membaca berita di radio RRI Surakarta pada tanggal 7 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Coba kamu baca berita kamu itu, satu aja dulu terserah yang mana.” Penyiar magang : “Yang ini ya Mas ya.” (97/FB/OFF/RRI/7 Mei 2013) Dialog di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono dengan penyiar magang. Fungsi bahasa yang terdapat pada tuturan tersebut adalah fungsi konatif menyuruh. Penutur menyuruh mitra tuturnya untuk latihan membaca berita. Membaca berita untuk radio tidak boleh sembarangan, harus ada teknik-teknik commit to user khusus yang harus dipelajari. Oleh karena itu setiap penyiar baru wajib dilatih 110 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id untuk membaca berita. Hal tersebut tergambar dalam “Coba kamu baca berita kamu itu”, tuturan tersebut sebagai penanda menyuruh. 2) Fungsi Konatif Meminta Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang (98) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono dengan penyiar magang tentang berita yang telah dibuat di radio RRI Surakarta pada tanggal 10 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Maaf ya kemarin aku sibuk banget. O ya mana beritamu? Coba liat.” Penyiar magang : “Ini Mas, wah kemarin tu aku bingung mesti ngapain, lha bu Ina juga gak ada.” (98/FB/OFF/RRI/10 Mei 2013) Tuturan pada data di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika meminta berita kepada penyiar magang. Pada tuturan tersebut mengandung fungsi konatif meminta yang tergambar pada tuturan berikut “O ya mana beritamu?”. Penggunaan kata „mana‟ berfungsi sebagai penanda meminta. b. Fungsi Metalingual Mendeskripsikan Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang (99) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 10 Mei 2013. Rido Wicaksono Penyiar magang : “Kalau nulis berita buat radio itu beda sama koran. Kalau koran kan untuk dibaca kalau radio kan untuk didengar, jadi ya beda. Kalau untuk konsumsi radio digawe bertutur, tapi tetep pake EYD yang bener.” commit to user : “Bertutur piye ta Mas?” 111 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (99/FB/OFF/RRI/10 Mei 2013) Tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang memberikan pengarahan kepada penyiar yang sedang magang di radio RRI Surakarta. Tuturan di atas mengandung fungsi metalingual. Fungsi tersebut untuk menunjukkan perbedaan makna dari „penulisan berita untuk radio‟ dan „penulisan berita untuk koran‟. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kalimat berikut “Kalau nulis berita buat radio itu beda sama koran” setelah itu disusul dengan penjelasan antara keduanya. Dalam hal ini pemakaian bahasa yang digunakan oleh Rido Wicaksono adalah untuk menjelaskan bahasa itu sendiri yakni antara „penulisan berita untuk radio‟ dan „penulisan berita untuk koran‟. Pesan yang ingin disampaikan dalam percakapan di atas adalah penulisan berita untuk radio berbeda dengan penulisan berita untuk koran. Penulisan berita untuk radio dibuat bertutur supaya pendengar lebih cepat memahami berita yang ingin disampaikan. 4. Membicarakan Keterampilan Berbicara di depan Mikrofon Keterampilan berbicara di depan mikrofon atau announcing skill merupakan hal mutlak yang harus dikuasai oleh setiap penyiar radio. Pada proses membicarakan keterampilan berbicara di depan mikrofon terjadi percakapan antara penyiar senior dengan penyiar yang masih magang. Penyiar magang harus bisa menguasai announcing skill oleh karena itu penyiar senior wajib mengajarinya. Pada proses ini terjadi fungsi konatif menjelaskan, menyuruh, menasehati; dan fungsi emotif memuji, emotif kekecewaan. a. Fungsi Konatif commit to user 112 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1) Fungsi Konatif Menjelaskan Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang (100) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013. Penyiar magang : “Kata bu Ina opening-ku tadi Masih monoton Mas. Biar gak monoton tu gimana Mas?” Rido Wicaksono : “Jadi pada saat kamu open mike biar gak monoton tiap hari tu kamu gantiganti, misal hari ini pakai huruf a misalnya „Apa kabar anda hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat tidak kurang satu apapun‟, besok pakai b besoknya lagi c dan seterusnya.” (100/FB/OFF/RRI/27 Mei 2013) Data pada tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika memberikan pengarahan kepada penyiar baru tentang cara opening (kata-kata untuk membuka siaran) supaya tidak terdengar monoton. Ketika berbicara mengenai opening, Rido menjelaskan cara-cara supaya pada saat opening tidak terdengar monoton. Tuturan di atas mengandung fungsi konatif menjelaskan. Menjelaskan adalah menerangkan atau menguraikan secara terang. Dalam hal ini Rido Wicaksono berusaha menjelaskan bagaimana cara opening supaya tidak terdengar monoton. Rido berusaha memberikan penjelasan kepada penyiar baru, hal tersebut tampak pada kalimat berikut “Jadi pada saat kamu open mike biar gak monoton tiap hari tu kamu ganti-ganti, misal hari ini pakai huruf a misalnya „Apa kabar anda hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat tidak kurang satu apapun‟, besok pakai b besoknya lagi c dan seterusnya.” commit to user 113 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Fungsi Konatif Meminta Antarpenyiar (101) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono dengan rekan kerjanya pada saat pergantian jam siaran di radio RRI Surakarta pada tanggal 28 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Mbak, tolong sini bentar.” Rekan kerja : “Apa?” Rido Wicaksono : “Mbak tolong jagain dulu ya, aku mau ke kamar mandi bentar, mules banget, sebelum closing tak usahain kelar.” Rekan kerja : “Iya, jangan lama-lama lho, Masih berapa menit ni?” Rido Wicaksono : “Sepuluh Mbak.” (101/FB/OFF/RRI/28 Mei 2013) Tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono yang sedang meminta tolong kepada rekan kerjanya untuk menjaga ruang siaran. Tuturan ini mengandung fungsi konatif meminta, hal tersebut tampak pada tuturan berikut “Mbak tolong jagain dulu ya.” Rido meminta kepada rekan kerjanya untuk menjaga ruang siar karena ia ingin pergi ke kamar mandi. Ruang siaran memang tidak boleh ditinggal karena takut terjadi suatu hal yang tidak diinginkan, misalnya saja iklan yang diputar habis dan harus ganti memutar lagu. Jika tidak ada yang menjaga setelah iklan selesai maka akan berhenti dan terjadi kekosongan pada saat siaran, padahal pada saat siaran tidak boleh terjadi hal tersebut. 3) Fungsi Konatif Menasihati Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang (102) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang memberi pengarahan kepada rekan kerjanya (penyiar magang) tentang comment di radio PTPN pada tanggal 6 Juni 2013. commit to user 114 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sara Neyriza : “Kalau comment tu jangan lebih dari tiga menit, pendengar tu bosen dengernya. Pokoknya diinget-inget ya, jangan lebih dari tiga menit.” Penyiar magang : “Iya Mbak iya, kan gak tau kalau lebih dari tiga menit.” (102/FB/OFF/PTPN/6 Juni 2013) Tuturan di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang mengenai comment (komentar). Penyiar wajib memberikan komentar pada saat siaran dan komentar yang disampaikan dalam satu waktu tidak boleh lebih dari tiga menit. Apabila komentar diberikan lebih dari tiga menit pendengar bisa merasa bosan dan dikhawatirkan akan beralih ke radio lain. Tuturan di atas mengandung fungsi konatif menasihati. Menasihati adalah memberi nasihat, ajaran, pelajaran yang baik, teguran atau anjuran yang baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:775). Sara Neyrhiza berusaha memberikan teguran kepada penyiar baru bahwa setiap comment tidak boleh lebih dari tiga menit. Jika comment lebih dari tiga menit akan membuat pendengar merasa bosan, apalagi kalau penyiar tersebut dalam menyampaikan informasi kurang cakap. Teguran tampak pada tuturan berikut “Kalau comment tu jangan lebih dari tiga menit, pendengar tu bosen dengernya.” Tuturan tersebut menggunakan kata „jangan‟ yang berfungsi sebagai penanda larangan. b. Fungsi Emotif 1) Fungsi Emotif Memuji Penyiar Magang (103) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan commit to user kepada penyiar magang tentang pengarahan 115 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id announcing skill pada saat siaran berdua di radio RRI Surakarta pada tanggal 18 Juni 2013. Rido Wicaksono : “Tapi comment mu tadi dah lumayan bagus lho, ya lumayanlah buat anak magang. Cuma kurang santai, masih kaku kamunya.” Penyiar magang : “Oke Mas. O ya Mas bukumu tak balikin besok ya.” Rido Wicaksono : “Sip.” (103/FB/OFF/RRI/18 Juni 2013) Dialog di atas dituturkan oleh Rido Wicaksono yang sedang membicarakan tentang comment pada saat siaran. Tuturan di atas mengandung fungsi emotif memuji penyiar yang sedang magang. Pujian tersebut ditunjukkan dengan tuturan “lumayan bagus”. Penutur memuji penyiar magang yang sudah bisa menampilkan comment yang bagus. Bagi penyiar magang memang untuk bisa berbicara dengan baik dan benar di depan mikrofon tidaklah mudah, harus banyak hal yang perlu diperhatikan. Misalnya saja, bagaimana mengatur jarak antara mulut dengan mikrofon, bagaimana merangkai kata-kata yang bisa dimengerti oleh pendengar. Seorang penyiar untuk sekedar berbicara saja memang tidak semudah yang dibayangkan karena penyiar juga harus berkonsentrasi untuk menjalankan alat audio sendiri. Oleh karena itu Rido Wicaksono memberikan pujian kepada penyiar magang atas perkembangannya selama magang di radio RRI Surakarta. 2) Fungsi Emotif Kekecewaan (104) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang memberikan pengarahan kepada rekanto kerjanya (penyiar magang) tentang commit user 116 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id announcing skill pada saat siaran berdua di radio PTPN pada tanggal 6 Juni 2013. Sara Neyriza : “Comment kamu tadi kok gak enak ya, coba liat script kamu (sambil membaca script di komputer), lho kamu kasih teasing dong jangan langsung gini. Pake tuh bahasa tutur yang baik dan enak didenger trus mudah dicerna juga. Kalau kamu comment langsung gini gak enak, kasih teasing ya. Ngerti teasing kan?” Penyiar Magang : “Emm iya Mbak.” Sara Neyrhiza : “Oke kalau gitu yuk cus langsung dibenerin aja, mumpung Masih ada waktu, Masih dua lagu lagi kan. Aduh bawel banget ya aku, aja lara ati lho ya, ini semua juga biar kamu belajar.” (104/FB/OFF/PTPN/6 Juni 2013) Tuturan di atas diucapkan oleh Sara Neyrhiza yang sedang mengeluhkan comment dari penyiar magang. Pada saat siaran berdua penutur mengeluhkan comment yang diberikan oleh mitra tutur pada saat siaran. Penutur merasa kecewa karena script yang dibuat tidak diberi teasing (kalimat sapaan yang berfungsi sebagai pemanis pada awal comment) sehingga comment yang diberikan terdengar kaku. Data di atas terdapat fungsi emotif kekecewaan, penutur memperlihatkan emosi ketika menyampaikan maksudnya. Fungsi bahasa ini digunakan untuk menunjukkan ekspresi kekecewaan penutur kepada mitra tutur. Hal tersebut tampak pada kalimat berikut “Comment kamu tadi kok gak enak ya, coba liat script kamu (sambil membaca script di komputer), lho kamu kasih teasing dong jangan langsung gini.” (105) Konteks situasi commit to user Wicaksono yang : Percakapan Rido sedang memberikan 117 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pengarahan kepada penyiar magang tentang announcing skill pada saat siaran berdua di radio RRI Surakarta pada tanggal 18 Juni 2013. Rido Wicaksono : “Aduh, kalau mau break itu, jangan gitu-gitu terus ngomongnya, jadinya monoton kan. Lebih gimana ya, lebih kreatif dikit lah, tau kan maksudku?” Penyiar magang : “Waduh, iya ta Mas. Gak nyadar aku.” (105/FB/OFF/RRI/18 Juni 2013) Dialog di atas dututurkan oleh Rido Wicaksono pada saat siaran berdua bersama penyiar yang baru magang. Tuturan tersebutu mengandung fungsi emotif kekecewaan. Hal tersebut tergambar pada penggunaan kata „Aduh‟ pada data di atas. Kata „aduh‟ yang dipakai bukan berarti menunjukkan rasa sakit, tetapi jika dilihat konteksnya „aduh‟ merupakan bentuk kekecewaan dari penutur terhadap mitra tuturnya. Penutur yang bernama Rido Wicaksono merasa kecewa karena pada saat siaran, penyiar magang selalu mengucapkan kalimat yang sama setiap akan break iklan. Sebagai seorang penyiar pengucapan kalimat yang sama harus dihindari supaya tidak terdengar monoton. Seorang penyiar harus menjadi sosok yang cerdas, jika selalu monoton maka akan tergambar bahwa penyiar tersebut tidak smart. Hal tersebut dilakukan karena pendengar akan cenderung mengidolakan sosok penyiar yang cerdas, jadi jika ingin memiliki banyak pendengar maka seorang penyiar harus terdengar cerdas. 5. Membicarakan Kemampuan Membaca Membaca bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang sulit, tetapi bagi penyiar radio membaca memiliki standar yang lebih tinggi sehingga perlu belajar terlebih dahulu. Ada banyak halcommit yang to harus user dikuasai, misalnya saja seorang 118 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id penyiar harus memiliki suara diafragma, mampu membaca dengan intonasi yang menarik, menempatkan aksentuasi (penekanan) dalam beberapa kata, memperhatikan kecepatan membaca, dan artikulasi terlatih dengan baik. Selain itu seorang penyiar juga harus menguasai materi yang akan dibacakan sehingga tahu betul bagaimana menampilkannya. Kemampuan membaca bagi seorang penyiar radio merupakan hal yang mutlak harus dipelajari dan dikuasai. Pada proses membicarakan kemampuan membaca terjadi percakapan antara penyiar senior dengan penyiar yang masih magang. Pada proses ini terjadi fungsi konatif menasehati, menjelaskan; dan fungsi metalingual. a. Fungsi Konatif 1) Fungsi Konatif Menasehati Antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang (106) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 7 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Kalau baca berita artikulasinya tadi gak jelas, makanya setiap pagi bangun tidur kamu latihan a i u e o itu fungsinya untuk itu. Tadi Masih kedengerannya Masih kaya diseret gitu, gak jelas.” Penyiar magang : “Iya Mas, Masih kurang jelas ya. Nanti aku latihan lagi.” (106/FB/OFF/RRI/7 Mei 2013) commit to user perpustakaan.uns.ac.id 119 digilib.uns.ac.id Tuturan pada data di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang tentang artikulasi. Tuturan di atas mengandung fungsi konatif menasehati. Rido Wicaksono berusaha memberikan pelajaran serta masukan tentang bagaimana melatih artikulasi supaya pengucapannya menjadi jelas. Hal tersebut tampak pada tuturan berikut “Kalau baca berita artikulasinya tadi gak jelas, makanya setiap pagi bangun tidur kamu latihan a i u e o itu fungsinya untuk itu.” Pemakaian kata “makanya” oleh penutur merupakan fungsi menyarankan supaya mitra tuturnya melakukan hal yang dia dikatakan. 2) Fungsi Konatif Menjelaskan antara Penyiar Senior dan Penyiar Magang (107) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada Penyiar magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 7 Mei 2013. Penyiar magang : “Ehh ternyata jeda aja jadi masalah ya Rido Wicaksono : “Eh jangan salah walaupun cuma jeda tapi kalau kamu salah naruhnya maknannya isoh berubah lho. Trus sama aja ma penekanan, salah naruh juga maknannya jadi berubah, dadi aneh.” Mas.” (107/FB/OFF/RRI/7 Mei 2013) Data pada tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika memberikan penjelasan kepada penyiar baru tentang pemberian jeda dan penekanan (aksentuasi). Tuturan di atas mengandung fungsi konatif menjelaskan. Rido Wicaksono berusaha menjelaskan bahwa ketika membaca pemberian jeda atau penekanan yang salah bisa merubah makna. Sehingga peletakan jeda dan commit to user penekanan harus tepat supaya makna dari inforMasi dapat tersampaikan dengan 120 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id baik kepada pendengar. Rido berusaha memberikan penjelasan kepada penyiar baru mengenai pemakaian jeda dan penekanan, hal tersebut tampak pada kalimat berikut “Eh jangan salah walaupun cuma jeda tapi kalau kamu salah naruhnya maknannya isoh berubah lho. Trus sama aja ma penekanan, salah naruh juga maknannya jadi berubah, dadi aneh.” (108) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 10 Mei 2013. Penyiar magang : “Bikin script tu semuanya ditulis ya Mas?” Rido Wicaksono : “Ya iyalah apa yang mau kita omongin nanti ditulis, trus misal ada kata-kata yang sulit misalnya GUANTANAMA itu tulisannya kan dibacanya beda sama tulisannya, dibaca GWAHN-TAH-NAHMOH, jadi biar kamu gak salah baca dibelakangnya kamu kasih cara bacanya yang bener dikasih kurung gitu GWAHNTAH-NAH-MOH gitu.” (108/FB/OFF/RRI/10 Mei 2013) Tuturan di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono pada saat membicarakan penulisan script (naskah) dengan penyiar baru. Pada data tersebut terdapat fungsi konatif menjelaskan. Rido Wicaksono menjelaskan bagaimana menulis script (naskah) supaya tidak salah dalam pelafalannya. Rido menjelaskan bahwa dalam menulis naskah semunya harus di tulis termasuk juga tanda bacanya. Lebih lanjut lagi Rido menjelaskan untuk penggunaan kata-kata sulit misalnya saja bahasa asing yang antara tulisannya dengan bunyinya saling bertolak belakang, supaya tidak terjadi salah ucap maka diberi ejaan fonetiknya. Hal tersebut tampak pada data berikut “Ya iyalah apa yang mau to kita omongin nanti ditulis, trus misal commit user 121 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ada kata-kata yang sulit misalnya GUANTANAMA itu tulisannya kan dibacanya beda sama tulisannya, dibaca GWAHN-TAH-NAH-MOH, jadi biar kamu gak salah baca dibelakangnya kamu kasih cara bacanya yang bener dikasih kurung gitu GWAHN-TAH-NAH-MOH gitu.” b. Fungsi Metalingual Mendeskripsikan Tanda Baca (109) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 10 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Tanda bacanya bedo lho, jadi ada tanda baca khusus untuk penulisan di radio. Garis miring satu itu koma, dua untuk titik, tiga untuk akhir penulisan.” Penyiar magang : “Ohh kenapa ya Mas kok gak pake titik ma koma aja, kenapa garis miring ya Mas?” Rido Wicaksono : “Aduh kenapa ya, dari dulu emang gitu kok.” (109/FB/OFF/RRI/10 Mei 2013) Dialog di atas diucapkan oleh Rido Wicaksono ketika sedang membicarakan tentang tanda baca untuk penulisan naskah (script) di radio. Tuturan di atas mengandung fungsi metalingual. Fungsi tersebut untuk menunjukkan perbedaan tanda baca antara penulisan biasa dengan penulisan untuk naskah di radio. Untuk radio „garis miring satu‟ sebagai pengganti „koma‟, „garis miring dua‟ sebagai „titik‟, dan „garis miring tiga‟ untuk „akhir penulisan‟. Hal tersebut tampak pada data berikut “Tanda bacanya bedo lho, jadi ada tanda baca khusus untuk penulisan di radio. Garis miring satu itu koma, dua untuk titik, tiga untuk akhir penulisan.” commit to user 122 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id C. Kosakata Ciri Penentu Register Penyiar Radio FM di Surakarta Penggunaan istilah khusus dalam profesi penyiar radio banyak ditemukan berupa register. Istilah-istilah tersebut hanya bisa dimengerti oleh penyiar radio saja. Penggunaan register berdasarkan keperluan dan kegunaan kata sesuai makna yang terdapat dalam masing-masing kosakata. Register ditentukan dalam kosakata khusus penyiar radio untuk keperluan berikut. 1. Nama Program Acara Stasiun radio yang ada di Surakarta hampir semuanya memiliki nama program acara yang berbeda. Program acara tersebut disesuaikan dengan positioning radio itu sendiri. Misalnya saja jika radio Metta FM adalah radio keluarga maka program acaranya seputar keluarga. Penciptaan istilah khusus untuk melabelkan nama suatu program acara dilakukan untuk mempermudah membedakan antara program yang satu dengan yang lainnya. Seperti istilah berikut Romansa Warna-Warni, Romansa Keluarga, Cakrawala Metta, Morning Fresh, Pro IT dan lain-lain. (110) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya tentang THT MP (program acara untuk hari Sabtu) di radio Metta FM Solo pada tanggal 23 Mei 2013. Lidya Saka : “Mas Yos, THT MP-nya dah di-mixing belum?” Rekan kerja : “Wis, ngapa?” Lidya Saka : “Ora apa-apa, makasih ya Mas.” (110/RPR/OFF/RM/23 Mei 2013) Istilah THT MP kepan jangan dari Twenty Hot Trake dan Metta Pemuda. THT MP merupakan salah satu commit programto acara user di Radio Metta FM setiap hari 123 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sabtu pukul 19.00. Twenty Hot Trake menyajikan chart lagu manca negara dan Metta Pemuda menyajikan 10 lagu yang paling banyak diminta oleh pendengar. Program acara tersebut dibawakan dengan santai oleh penyiar karena sasaran pendengarnya adalah anak muda. (111) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya pada saat rapat di radio Metta FM Solo pada tanggal 6 Juli 2013. Lidya Saka : “Yang siaran Romansa Warna-Warni nanti sapa ya? Aku ada brosur kuliner, lumayan kan buat info.” Rekan kerja : “Ketoke Pindul.” (111/RPR/OFF/RM/6 Juli 2013) Romansa Warna-Warni adalah salah satu program acara di radio Metta FM yang hadir setiap hari sabtu pukul 14.00. Romansa Warna-Warni merupakan program acara yang menyajikan berbagai informasi tentang tempat wisata dan kuliner di seluruh dunia. (112) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya tentang id’s untuk Masa lebaran, pada saat rapat di radio Metta FM Solo pada tanggal 6 Juli 2013. Rekan kerja : “Kalau semuanya minta libur lebaran, trus yang siaran siapa? Apalagi WM-kan penyiarnya cuma dua, gak ada yang bisa gantiin lagi. Kalau yang lainnya sih gampang, semua bisa tapi kalau Wo ai Metta?” Lidya Saka : “Ya udah Mas kalau Ailin pulang Jakarta trus Bintang-nya itu juga pengen cuti lebaran, kita taping aja untuk pas hari H-nya. Terus nanti seterusnya setelah hari H bisa Bintang yang siaran WM-nya.” commit to user (112/RPR/OFF/RM/6 Juli 2013) 124 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id WM singkatan dari Wo ai Metta, merupakan salah satu program acara berbahasa Mandarin yang hadir setiap hari Senin sampai Jumat pukul 08.00 di radio Metta FM. Program Wo ai Metta menyajikan musik-musik mandarin dan belajar bahasa Mandarin. Program tersebut khusus dibuat untuk pendengar Metta yang merupakan keturunan Tionghoa. (113) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya pada saat rapat di radio Metta FM Solo pada tanggal 6 Juli 2013. Lidya Saka : “Yang siaran Romansa Keluarga iki sapa ta?” Rekan Kerja : “Bintang ki.” (113/RPR/OFF/RM/6 Juli 2013) Romansa Keluarga salah satu program acara di radio Metta FM yang hadir setiap hari Sabtu pukul 10.00. Program tersebut menyajikan berbagai informasi tentang ibu dan anak. (114) “Seratus empat koma tujuh Metta FM your inspiring family, selamat pagi Metta Miarsa Cakrawala Metta kembali hadir diruang dengar anda, bersama saya Lidya Saka yang akan menyajikan berbagai inforMasi pilihan seputar Solo raya.” (114/RPR/ON/RM/11 November 2013) Cakrawala Metta merupakan nama salah satu program acara di radio Metta FM. Cakrawala Metta hadir setiap hari Senin sampai Jumat pukul 06.00 yang menyajikan berbagai inforMasi pilihan seputar Solo raya. Program acara tersebut dibawakan dengan resmi oleh penyiar. Berita untuk Cakrawala Metta mencakup head line yang akan dibacakan di awal, kemudian ekonomi, sosial, budaya, commit toBerita-berita user nusantara, solo raya dan mancanegara. yang sudah dipersiapkan 125 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sebelumnya akan dibacakan dengan tegas oleh penyiar yang bertugas. Lagu yang boleh diputar pada acara tersebut adalah lagu tahun 2011 sampai 2013. (115) “Selamat pagi Metta Miarsa dimanapun anda berada semoga selalu dalam keadaan baik ya, Gerrai Metta bersama Solo Grand Mall edisi Senin 11 November bersama saya Lidya Saka akan menemani anda sampai jam 2 siang nanti.” (115/RPR/ON/RM/12 November 2013) Gerrai Metta merupakan salah satu program acara di radio Metta FM yang hadir setiap hari Minggu sampai Jumat pukul 10.00. Program tersebut menyajikan berbagai informasi tentang life style, karir, olahraga, cuaca, unik, ekonomi, teknologi, olahraga dan entertainment khusus untuk hari Minggu. Lagu yang boleh diputar di Gerai Metta adalah lagu-lagu tahun 1990 sampai 2000. (116) “Anda bisa me-request lagu-lagu kenangan kesukaan anda dalam Gita Memori.” (116/RPR/ON/RM/13 November 2013) Gita Memori merupakan salah satu program acara di radio Metta FM yang memutarkan lagu-lagu kenangan tahun 1960 sampai 1980. Gita Memori hadir setiap hari Minggu sampai Jumat pukul 14.00. Acara tersebut merupakan salah satu program terfavorit di Radio Metta FM. (117) “Dan selama tiga jam ke depan bersama saya Lidya Saka akan menemani kamu semuanya dalam acara Galeri Kampus.” (117/RPR/ON/RM/14 November 2013) Galeri Kampus merupakan program acara di radio Metta FM yang hadir setiap hari Senin sampai Jumat pukul 17.00. Acara tersebut menyajikan informasi seputar kampus dan teknologi serta memutarkan lagu-lagu Indonesia terbaru. commit to user 126 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Program acara ini dibawakan dengan energik karena sasaran pendengarnya adalah anak muda. (118) “Buat kamu yang mau gabung di kuis KPU Kuis Pengetahuan Umum, langsung aja deh telpon di 666400 atau 666500.” (118/RPR/ON/RM/14 November 2013) KPU kepanjangan dari Kuis Pengetahuan Umum. KPU merupakan salah satu program acara di radio Metta FM berupa kuis berdurasi 15 menit. Acara tersebut hadir setiap hari Senin sampai Jumat pukul 18.00 yang menyajikan pertanyaan seputar pengetahuan umum. (119) “Selamat malam Metamiarsa anda kembali menyimak kilasan informasi pilihan dalam Cakrawala Utama pukul sembilan belas bersama saya Lidya Saka.” (119/RPR/ON/RM/14 November 2013) Cakrawala Utama merupakan salah satu program acara di radio Metta FM yang menyajikan sekilas informasi terbaru. Cakrawala Utama hadir setiap hari Senin sampai Jumat pukul 11.00, 16.00 dan 19.00. Informasi yang diberikan pada pukul 11.00 mencakup politik dan hukum; pukul 16.00 yakni ekonomi dan bisnis; sedangkan untuk pukul 19.00 adalah berita lokal. (120) “Berita-berita terhangat pagi ini akan saya hadirkan untuk anda, informasi seputar Solo raya sudah saya siapkan untuk anda dalam program Solo Menyapa hari ini, jadi pastikan anda untuk terus stay tune di Metta FM bersama saya Lidya Saka.” (120/RPR/ON/RM/16 November 2013) Solo Menyapa merupakan salah satu program acara di radio Metta FM yang menyajikan berbagai informasi seputar Solo. Solo Menyapa hadir setiap hari commit to user Sabtu pukul 06.00. Perbedaan Solo Menyapa dengan Cakrawala Metta terletak 127 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pada cara pembawaan serta isi beritanya. Cakrawala Metta isi beritanya mencakup ekonomi, sosial, budaya, nusantara, solo raya, dan mancanegara sedangkan Solo Menyapa hanya Solo raya saja. Cara membaca berita untuk Cakrawala Metta tegas sedangkan untuk Solo Menyapa lebih santai. (121) “Selamat pagi Metta Miarsa dimana pun anda berada, seperti biasa setiap Sabtu pagi program Halo Solo hadir menemani anda semua.” (121/RPR/ON/RM/16 November 2013) Halo Solo merupakan salah satu program acara di radio Metta FM berupa talk show bersama wali kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo. Halo Solo merupakan talk show yang membahas seputar permasalahan yang ada di Solo. Program tersebut hadir setiap hari Sabtu pukul 07.00 yang menyajikan informasi dan juga tanya jawab seputar perasalahan yang ada di Solo. (122) “Pertengahan bulan di bulan November, berharap semoga kebersamaan kita pagi ini dapat menghibur teman teman semua yang sedang bergabung bersama Romansa Oriental.” (122/RPR/ON/RM/16 November 2013) Romansa Oriental merupakan program acara yang hadir setiap hari Sabtu pukul 08.00 di radio Metta FM. Acara tersebut memutarkan lagu-lagu Korea Jepang. (123) “Metta Miarsa, dan kawan-kawan selamat pagi, kabar baik ya pagi ini? Berjumpa kembali bersama saya Lidya Saka dalam program Metta Ceria.” (123/RPR/ON/RM/16 November 2013) commit to user perpustakaan.uns.ac.id 128 digilib.uns.ac.id Metta Ceria merupakan program yang khusus dibuat untuk anak-anak di radio Metta FM. Acara tersebut memutarkan lagu-lagu anak dan menyajikan cerita anak. Metta Ceria hadir setiap hari Sabtu pukul 16.00 di radio Metta FM. (124) “One of four poin seven Metta FM your inspiring family Indigo.” (124/RPR/ON/RM/16 November 2013) Indigo merupakan salah satu program acara yang hadir setiap hari Sabtu pukul 17.00 di Radio Metta FM. Acara tersebut memutarkan lagu-lagu indi terbaru dan menyajikan informasi seputar musik indi yang ada di Solo raya. (125) “Terima kasih buat Metta Miarsa yang masih setia bergabung bersama kami di Metta Familia sampai pukul tujuh malam nanti masih ada beberapa informasi seputar keluarga yang akan Lidya bagikan untuk anda.” (125/RPR/ON/RM/17 November 2013) Metta Familia salah satu program acara yang hadir setiap hari Minggu pukul 18.00 di radio Metta FM. Acara tersebut menyajikan informasi seputar keluarga. (126) “Sahabat Kreatif masih terus bersama Pro 2 RRI Surakarta, sekarang Rido Wicaksono hadir dalam Pro IT sampai nanti pukul sebelas.” (126/RPR/ON/RRI/11 November 2013) Pro IT merupakan salah satu program acara yang hadir setiap hari Minggu pukul 10.00 di radio RRI Surakarta. IT sendiri merupakan singkatan dari Information Technology. Acara tersebut mengupas tentang perkembangan IT. (127) “Seratus lima koma lima Pro 2 FM Solo suara kreatifitas, selamat pagi Sahabat Kreatif kembali saya Rido Wicaksono yang bakalan menjadi commit to user 129 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id temen kamu dikesempatan pagi hari ini, oke sampai nanti jam sembilan untuk Morning Fresh pagi hari ini Senin 11 November 2013.” (127/RPR/ON/RRI/12 November 2013) Morning Fresh merupakan salah satu program acara yang ada di radio RRI Surakarta. Morning Fresh hadir setiap hari Senin sampai Sabtu pukul 07.30 sampai 10.00. Morning Fresh pukul 07.30 menyajikan informasi lalu lintas dari petugas CCTV Dishub Surakarta, pukul 08.00 menyajikan berita dalam bahasa Inggris, dan pukul 09.00 menyajikan head line berita dari berbagai media. (128) “Salam olahraga, sari berita olah raga kontingen Indonesia akan dikukuhkan tanggal 2 Desember mendatang untuk tim Sea Games, inilah Warta Berita Olahraga selengkapnya.” (128/RPR/ON/RRI/13 November 2013) Warta Berita Olahraga salah satu program acara yang hadir setiap hari Senin sampai Minggu pukul 11.00. Warta Berita Olahraga merupakan salah satu program di radio RRI Surakarta yang menyajikan informasi seputar olahraga. 2. Berita untuk Radio Paul D. Maessenner (dalam Wanda Yulia, 2010:113) mengatakan bahwa berita merupakan sebuah informasi baru tentang peristiwa yang menarik perhatian dan minat pendengar. Berita radio dapat pula berarti apa yang terjadi saat ini, apa yang segera terjadi, dan yang akan terjadi. Ada berbagai macam bentuk penyajian berita dalam radio misalnya saja kaleidoskop dan insert seperti pada data berikut. (129) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberi tugas kepada DJ magang untuk membuat berita di radio RRI Surakarta pada tanggal 6 Mei 2013. commit to user 130 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Rido Wicaksono : “Besok kamu buat lima berita untuk radio, besok kamu kasih ke aku. Di ketik boleh, tulis tangan juga boleh. Di kasih lead-nya ya jangan lupa.” DJ magang : “Iya Mas.” (129/RPR/OFF/RRI/6 Mei 2013) Istilah lead berasal dari bahasa Inggris yang artinya „petunjuk‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:351). Istilah lead dalam profesi penyiar radio berarti bagian klimaks atau inti persoalan dari sebuah berita. Lead diletakkan di atas dan berisi apa yang paling penting dan paling utama dari sebuah informasi. Jadi, hanya dari alinea pertama saja khalayak sudah dapat menangkap apa yang sesungguhnya hendak diberitahukan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa istilah ini mengalami perubahan makna dari „petunjuk‟ menjadi „klimaks‟. (130) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza dengan rekan kerjanya saat pergantian jam siaran di radio PTPN pada tanggal 4 Juni 2013. Sara Neyriza : “Gimana? Disuruh ngapain?” Rekan kerja : “Disuruh buat insert tuh, ribet amat ya. Amat wae gak seribet ini.” Sara Neyriza : “Masih mending cuma buat insert doang, coba kalau disuruh bikin kaleidoskop kaya Hendra, ribet lagi kan. Mesti buka-buka berita lama dulu.” (130/RPR/OFF/PTPN/4 Juni 2013) Istilah kaleidoskop berasal dari bahasa Indonesia yang berarti aneka peristiwa yang telah terjadi yang disajikan secara singkat (Kamus Besar Bahasa commit to user 131 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Indonesia, 2002:494). Kata kaleidoskop di dalam kepenyiaran tidak mengalami perubahan makna. (131) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang menanyakan insert kepada penyiar magang tentang di radio RRI Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013. Rido Wicaksono : “O ya insert yang aku suruh bikin kemarin dah jadi belum?.” Penyiar magang : “Udah Mas, ni masih tak simpen di flashdisk belum tak pindah.” (131/RPR/OFF/RRI/27 Mei 2013/1) Istilah insert berasal dari bahasa Inggris yang artinya sisipan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:324). Penggunaannya dalam kepenyiaran insert berarti program sisipan berdurasi 1 menit. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa istilah ini tidak mengalami perubahan makna atau tetap seperti makna aslinya. 3. Sapaan untuk Pendengar Setiap radio pasti memiliki sapaan untuk pendengarnya. Hal tersebut dilakukan supaya terjalin ikatan persaudaraan antara penyiar dengan pendengarnya. Sapan-sapaan tersebut misalnya saja Jaka Dara untuk pendengar radio PTPN, Metta Miarsa untuk pendengar radio Metta FM, dan Sahabat Kreatif sebutan bagi pendengar RRI Surakarta. (132) “Selamat datang bulan November, selamat datang bulan baru Jaka Dara ya.” (132/RPR/PIA/ON/PTPN/1 November 2013) commit to user 132 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Jaka Dara merupakan sapaan untuk pendengar setia radio PTPN. Jaka artinya anak lelaki yang telah dewasa tetapi belum berumah tangga (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:451). Dara artinya anak perempuan yang belum kawin (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:237). (133) “Selamat malam Metta Miarsa anda kembali menyimak kilasan inforMasi pilihan dalam Cakrawala Utama pukul sembilan belas bersama saya Lidya Saka.” (133/RPR/ON/RM/14 November 2013) Metta Miarsa merupakan sapaan untuk pendengar setia radio Metta FM. Sapaan tersebut selalu diucapkan oleh penyiar pada saat siaran. (134) “Sahabat Kreatif Honda tidak hanya jago membuat mobil maupun motor ya perusahaan ini mulai mengembangkan robot Asimo yang bisa bergerak mirip manusia. (134/RPR/ON/RRI/11 November 2013) Sahabat Kreatif merupakan panggilan untuk pendengar setia RRI Surakarta. Sahabat artinya kawan atau teman (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:977). Kreatif artinya memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:599). 4. Teknik Berbicara Cara berbicara dan mengeluarkan suara merupakan modal dasar yang mutlak sebelum penyiar mengudara (on air). Teknik-teknik dalam siaran juga harus dikuasai oleh setiap penyiar. Penyiar memakai istilah-istilah khusus untuk menyebut beberapa teknik berbicara pada saat siaran. Istilah tersebut kebanyakan berasal dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Misalnya saja open mike, closing, teasing, dan lain-lain. commit to user 133 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (135) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang tentang announcing skill di radio RRI Surakarta pada tanggal 27 Mei 2013. Penyiar magang : “Kata bu Ina opening-ku tadi masih monoton Mas. Biar gak monoton tu gimana Mas?” Rido Wicaksono : “Jadi pada saat kamu open mike biar gak monoton tiap hari tu kamu ganti-ganti, misal hari ini pakai huruf a misalnya „Apa kabar anda hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat tidak kurang satu apapun‟, besok pakai b besoknya lagi c dan seterusnya.” (135/RPR/OFF/RRI/27 Mei 2013) Istilah open mike berasal dari bahasa Inggris, open artinya „buka‟ dan mike artinya „mikropon‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:405,380). Arti istilah open mike dalam kepenyiaran adalah membuka pintu siar. Maksudnya adalah ucapan atau kalimat untuk mengawali siaran. Contoh dari open mike yakni „Seratus empat koma tujuh Metta FM your inspiring family, selamat pagi Metta Miarsa dimanapun anda berada semoga selalu dalam keadaan sehat dan tak kurang satu apapun.‟ (136) Konteks situasi : Percakapan Rido Wicaksono dengan rekan kerjanya pada saat pergantian jam siaran di radio RRI Surakarta pada tanggal 28 Mei 2013. Rido Wicaksono : “Mbak, tolong sini bentar.” Rekan kerja : “Apa?” Rido Wicaksono : “Mbak tolong jagain dulu ya, aku mau ke kamar mandi bentar, mules banget, sebelum closing tak usahain kelar.” Rekan kerja : “Iya, jangan lama-lama lho, Masih berapa menit commit toni?” user 134 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Rido Wicaksono : “Sepuluh Mbak.” (136/RPR/OFF/RRI/28 Mei 2013) Istilah closing berasal dari bahasa Inggris yang artinya tutupan atau yang terakhir (Kamus Inggris Indonesia, 2003:119). Istilah closing dalam kepenyiaran artinya kalimat penutup sebagai tanda akan berakhirnya siaran. Maksudnya adalah ucapan atau kalimat untuk mengakhiri siaran. Contoh dari closing „Aduh Jaka Dara tak terasa sudah hampir tiga jam Sara nemenin kamu, dan sekarang waktunya bagi Sara untuk pamit undur diri dulu, kita ketemu lagi besok, babay.‟ (137) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang memberikan pengarahan kepada rekan kerjanya penyiar magang tentang announcing skill pada saat siaran berdua di radio PTPN pada tanggal 6 Juni 2013. Sara Neyriza : “Comment kamu tadi kok gak enak ya, coba liat script kamu (sambil membaca script di komputer), lho kamu kasih teasing dong jangan langsung gini. Pake tuh bahasa tutur yang baik dan enak didenger trus mudah dicerna juga. Kalau kamu comment langsung gini gak enak, kasih teasing ya. Ngerti teasing kan?” Penyiar magang : “Emm iya Mbak.” Sara Neyrhiza : “Oke kalau gitu yuk cus langsung dibenerin aja, mumpung masih ada waktu, masih dua lagu lagi kan. Aduh bawel banget ya aku, aja lara ati lho ya, ini semua juga biar kamu belajar.” (137/RPR/OFF/PTPN/6 Juni 2013) Istilah teasing berasal dari bahasa Inggris yang artinya penggoda atau pengusik (Kamus Inggris Indonesia, 2003:581). Istilah teasing dalam kepenyiaran artinya trik seorang penyiar untuk menarik perhatian pendengar. Trik tersebut commit to user 135 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berupa pemakaian kalimat yang bisa membuat pendengar merasa tertarik ingin terus mendengarkan. Contoh dari teasing yaitu „Aduh cuaca hari ini panas banget ya, paling enak kalau minum es durian, hemmm pasti seger banget.‟ (138) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang bertanya kepada rekan kerjanya tentang DJ dan radio DJ, di radio PTPN pada tanggal 25 Juni 2013. Sara Neyriza : “O ya Mas, kan ada DJ sama radio DJ. Kalau DJ udah pasti disc jockey, lha kalau radio DJ yang gimana sih Mas? Aku ki bingung, dekwingi ditakoni koncoku aku raisoh jawab, raisoh jelaske ta, isin banget len.” (138/RPR/OFF/PTPN/25 Juni 2013) Istilah radio DJ dalam kepenyiaran artinya teknik siaran dengan cara berbicara diatas lagu. DJ singkatan dari Disc Jockey, merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris. Disc sendiri artinya „piringan‟ sedangkan Jockey artinya „joki atau anak pacuan‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:187,336). Disc Jockey bisa juga diartikan „menunggangi lagu‟ karena disini disc (piringan) adalah alat untuk memutar lagu. (139) Konteks situasi : Percakapan antara Sara Neyrhiza dengan rekan kerjanya, tentang rencana siaran di radio PTPN pada tanggal 13 Mei 2013. Sara Neyriza : “Minggu depan kamu tandem sama aku ya Mas”. Rekan kerja : “Siap nyonya”. (139/RPR/OFF/PTPN/13 Mei 2013) commit to user 136 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Istilah tandem berasal dari bahasa Inggris yang artinya berduaan (Kamus Inggris Indonesia, 2003:579). Dalam kepenyiaran istilah tandem dimaknai dengan siaran berdua. Istilah tersebut tidak mengalami perubahan makna. 5. Mengoperasikan Peralatan Audio Zaman sekarang seorang penyiar dituntut untuk dapat mengoperasikan peralatan audio sendiri tanpa bantuan seorang operator. Penguasaan peralatan radio menjadi mutlak bagi penyiar. Semakin banyaknya pekerjaan dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyiar radio maka penyiar radio tersebut harus selalu dapat mengikuti perkembangan teknologi penyiar radio yang mandiri. Istilah khusus yang dipakai dalam mengopersikan peralatan radio ada banyak, misalnya saja fade out, fade in, VO, output, dan lain-lainnya. Istilah tersebut akan dibicarakan pada pembahasan di bawah ini. (140) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha dengan rekan kerjanya pada saat pergantian jam siaran di radio RRI Surakarta pada tanggal 20 Juni 2013. Sari Nugraha : “Lagu terakhirku kepanjangan tu, nanti kalau dah mau habis waktunya di-fade out aja ya. Aku balik dulu ya.” Rekan kerja : “Iya iya, buru-buru banget sih.” (140/RPR/OFF/RRI/20 Juni 2013) Istilah fade out berasal dari bahasa Inggris, fade artinya „memudarkan‟ sedangkan out artinya „keluar‟ jika digabung artinya menjadi „memudarkan keluar‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:230,409). Dalam kepenyiaran fade out artinya menurunkan atau memudarkan suara perlahan-lahan sampai tidak terdengar lagi. Fade out biasa digunakan commit to ketika user ingin menghentikan lagu yang 137 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sedang diputar. Jika langsung diturunkan begitu saja maka akan terdengar kurang enak, oleh karena itu perlu dilakukan fade out yakni memudarkan secara perlahan sebelum ganti ke musik yang lain. (141) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang operating di radio RRI Surakarta Solo pada tanggal 21 Juni 2013. Sari Nugraha : “Kalau masih takut fade in fade out ya pake PNS aja, aku aja kadang Masih pake PNS. PNS tu Play Next Stop, kalau mau muter ya tinggal pencet di keyboard huruf P, kalau mau lanjut ke lagu berikutnya ya pencet N, kalau mau berhenti ya tinggal pencet S. Itu udah otomatis nge-fade in fade out sendiri kok.” Penyiar magang : “Iya Mbak, biasanya aku juga pake itu, tapi tadi pengen nyobain aja.” (141/RPR/OFF/RRI/21 Juni 2013) Fade in kebalikan dari fade out, istilah tersebut juga berasal dari bahasa Inggris. Jika fade out artinya „memudarkan keluar‟ maka fade in yaitu menaikkan suara perlahan-lahan sampai terdengar jelas (Kamus Inggris Indonesia, 2003:230). Fade in biasa digunakan ketika ingin memutar sebuah lagu. Jika langsung dinaikkan begitu saja maka akan terdengar kurang enak, oleh karena itu perlu dilakukan fade in yakni menaikkan secara perlahan. (142) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha dengan rekan kerjanya tentang VO untuk iklan baru yang akan diproduksi di radio RRI Surakarta pada tanggal 22 Juni 2013. Sari Nugraha Rekan kerja : “Mas, aku mau VO dulu.” : “VO apa ta?” commit to user 138 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sari Nugraha : “VO buat iklan baru lah. Rido mana Mas? Aduh kemana to, mana ini iklannya disuruh cepet-cepet ma bu Ina. Habis aku ma Rido VO langsung kerjain ya Mas.” (142/RPR/OFF/RRI/22 Juni 2013) VO kepanjangan dari Voice Over istilah tersebut berasal dari bahasa Inggris. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia voice artinya „suara‟ sedangkan over artinya „berakhir‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:632,411). Penggunaannya dalam kepenyiaran VO atau Voice Over memiliki makna pengambilan suara rekaman. VO dilakukan di ruang produksi, hasil dari VO itu sendiri adalah suara dari penyiar yang nantinya akan diolah oleh bagian produksi. VO biasanya dilakukan untuk pembuatan iklan, sandiwara radio, dan lain-lainnya. (143) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha dengan rekan kerjanya tentang rekaman untuk produksi iklan di radio RRI Surakarta pada tanggal 22 Juni 2013. Sari Nugraha : “Suaranya direkam mono aja ya Mas.” Rekan kerja : “Oke lah, bisa diatur. Wani piro ha ha ha.” (143/RPR/OFF/RRI/22 Juni 2013) Istilah mono berasal dari bahasa Inggris yang artinya „satu atau eka‟. Dalam kepenyiaran mono artinya pengolahan suara hanya dari satu saluran radio. Penggunaan istilah tersebut tidak mengalami perubahan makna. (144) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya pada saat istirahat makan siang di radio Metta FM Solo pada tanggal 2 Juli 2013. Lidya Saka Rekan kerja : “Eh kok output suaranya gak stereo ya?” : “Ahtoapa commit userya?” 139 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id : “Coba dengerin sik ta, mangan wae kowe Lidya Saka ki.” (144/RPR/OFF/RM/2 Juli 2013) Istilah output berasal dari bahasa Inggris yang artinya „keluaran‟. Istilah output dalam kepenyiaran artinya suara siaran yang keluar dari headphone penyiar. Fungsi dari output adalah untuk memantau suara pada saat siaran, sehingga penyiar tahu apakah suara yang keluar terlalu keras atau terlalu pelan. Supaya suara pada saat siaran terdengar pas maka perlu diperhatikan output-nya. 6. Latihan Pernapasan Latihan pernapasan dimaksudkan untuk melatih seluruh perangkat bicara seorang penyiar. Terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menyebutkan berbagai macam latihan pernapasan. Istilah-istilah tersebut antara lain lion face, motor boat, ping-pong, pif-paf, dan lain-lain. (145) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang latihan pernapasan di radio RRI Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013. Penyiar Magang : “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa cara ta?” Sari Nugraha : “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu ada 15 cara, ada lion face (sambil memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel wings, trus apalagi lupa, liat aja di buku AAJP, punya gak?” Penyiar Magang : “Gak ki Mbak.” (145/RPR/OFF/RRI/15 Juli 2013) commit to user 140 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Istilah lion face berasal dari bahasa Inggris, lion yaitu „singa‟ dan face yakni „muka‟ sehingga lion face artinya adalah „muka singa‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:361,229). Lion face merupakan salah satu gerakan senam pernapasan yaitu dengan menciutkan muka, kemudian muka dilebarkan dengan menjulurkan lidah sejauh mungkin. Kegunaan dari lion face adalah untuk meleMaskan otot muka. (146) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang latihan pernapasan di radio RRI Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013. Penyiar Magang : “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa cara ta?” Sari Nugraha : “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu ada 15 cara, ada lion face (sambil memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel wings trus apalagi lupa, liat aja di buku AAJP, punya gak?” Penyiar Magang : “Gak ki Mbak.” (146/RPR/OFF/RRI/15 Juli 2013) Istilah motor boat berasal dari bahasa Inggris, motor yaitu „mesin‟ dan boat yakni „kapal‟ sehingga motor boat artinya adalah „kapal motor‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:386,72). Motor boat merupakan salah satu gerakan senam pernapasan yaitu dengan menarik napas pelan-pelan kemudian dikeluarkan pelanpelan melalui bibir sehingga bibir bergetar dan berbunyi seperti mesin. Oleh karena itu senam pernapasan tersebut dinamai dengan motor boat. Motor boat gunanya untuk melatih pernapasan dan melemaskan bibir. commit to user 141 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (147) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang latihan pernapasan di radio RRI Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013. Penyiar Magang : “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa cara ta?” Sari Nugraha : “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu ada 15 cara, ada lion face (sambil memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel wings trus apalagi lupa, liat aja di buku AAJP, punya gak?” Penyiar Magang : “Gak ki Mbak.” (147/RPR/OFF/RRI/15 Juli 2013) Istilah ping-pong berasal dari bahasa Indonesia yang artinya permainan mirip tenis dan dimainkan di atas meja panjang dengan menggunaan pemukul terbuat dari kayu yang dilapisi karet dan bola plastik kecil (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:876). Istilah ping-pong dalam profesi penyiar radio digunakan untuk melabeli salah satu gerakan pernapasan. Ping-pong adalah salah satu gerakan senam pernapasan yaitu dengan mengepalkan jari dan lengan didorong ke depan dan kebelakang seperti orang meninju dan mulut mengucapkan „ping pong‟, gunannya untuk memperkuat bahu dan artikulasi. Disebut dengan pingpong karena pada bagian tertentu dari latihan tersebut mengucapkan kata pingpong. (148) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang latihan pernapasan di radio RRI Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013. Penyiar Magang : “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa commit to user cara ta?” 142 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sari Nugraha : “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu ada 15 cara, ada lion face (sambil memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel wings trus apalagi lupa, liat aja di buku AAJP, punya gak?” Penyiar Magang : “Gak ki Mbak.” (148/RPR/OFF/RRI/15 Juli 2013) Pif-paf merupakan salah satu gerakan senam pernapasan yaitu dengan tangan berkacak pinggang sambil melakukan gerakan menekan perut ke dalam sambil mengeluarkan napas. Pif-paf berguna untuk memperkuat otot-otot diafragma dan pernapasan. (149) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang latihan pernapasan di radio RRI Surakarta pada tanggal 15 Juli 2013. Penyiar Magang : “Mbak latihan pernapasan tu ada berapa cara ta?” Sari Nugraha : “Sebenernya untuk latihan pernapasan itu ada 15 cara, ada lion face (sambil memeragakan), melipat lidah ke atas dan ke bawah, motor boat, ping-pong, pif-paf, angel wings trus apalagi lupa, liat aja di buku AAJP, punya gak?” Penyiar Magang : “Gak ki Mbak.” (149/RPR/OFF/RRI/15 Juli 2013) Istilah angel wings berasal dari bahasa Inggris, angel artinya „malaikat‟ dan wings artinya „sayap‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:28,649). Dalam kepenyiaran angel wings merupakan salah satu gerakan senam pernapasan yaitu dengan kedua tangan lurus ke depan dengan jari-jari terbuka kemudian lengan commit to user 143 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id didorong kedepan dan jari digerakkan seperti menari kecak, gunanya untuk memperkuat bahu. 7. Iklan Radio Terdapat berbagai macam jenis iklan di radio, misalnya saja adlips, komersial break, dan RE (Radio Expose). Iklan tersebut memiliki makna yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itulah penyebutan untuk masing-masing iklan berbeda-beda. Hal tersebut digunakan untuk memudahkan penyebutan bagi masing-masing iklan supaya tidak tercampur-campur dan membuat penyiar bingung. (150) Konteks situasi : Percakapan antara Sara Neyrhiza dengan rekan kerjanya, tentang adlips di radio PTPN pada tanggal 13 Mei 2013. Sara Neyriza : “Mas adlips-nya dah ada di RS ta?” Rekan kerja : “Udah ki.” Sara Neyriza : “Ya wis, ntar malem aku meh siaran soale, ndak lali. Maklum kakehan mangan brutu gajah.” (150/RPR/OFF/PTPN/13 Mei 2013) Istilah adlips digunakan utuk melabeli iklan yang dibacakan langsung pada saat siaran. Misalnya saja pada saat kuis KPU di radio Metta FM, untuk sponsor dari kuis tersebut dibacakan iklannya. Adlips memiliki daya tarik tersendiri jika dibandingkan dengan iklan yang lainnya, kelebihan dari adlips bisa disajikan dengan berbagai macam cara oleh penyiarnya. (151) “Oke dan sekarang sudah jam enam lebihnya empat puluh lima menit Jaka Dara nantinya bakal balik lagi, Masih banyak commercial to user break yang mau Intan playcommit juga buat kamu.” 144 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (151/RPR/ON/PTPN/4 November 2013) Istilah commercial break berasal dari bahasa Inggris, commercial artinya „iklan‟ dan break artinya „jeda‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:129, 79). Istilah commercial break dalam kepenyiaran digunakan untuk memberi label iklan dari si peMasang iklan itu sendiri. Commercial break biasanya berisi tentang penawaran produk-produk tertentu. Jenis iklan ini dibuat berdurasi kurang dari satu menit. Berbeda dengan adlips yang dibacakan, untuk commercial break tinggal putar saja karena sudah disiapkan oleh bagian produksi. (152) Konteks situasi : Percakapan Sari Nugraha yang sedang memberikan pengarahan kepada Aji (penyiar magang) tentang urutan memutar iklan dan RE di radio Metta FM Solo pada tanggal 21 Juni 2013. Penyiar magang : “Mbak kalau iklannya pas dikit gitu gimana Mbak ngaturnya?” Sari Nugraha : “Kalau iklannya dikit ya kamu muter RE aja, biasanya tiap pagi tu Masih dikit iklannya. Tapi kamu taruh RE-nya paling bawah sendiri setelah iklan ya. Trus iklannya juga kalau muter yang nasional dulu baru yang lokal.” Penyiar magang : “Siap Mbak siap.” (152/RPR/OFF/RRI/21 Juni 2013) RE kependekan dari Radio Expose, istilah tersebut berasal dari bahasa Inggris yang artinya „menampakkan atau menampilkan radio‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:225). Dalam kepenyiaran istilah RE memiliki makna iklan tentang program siaran radio (promo program). Tidak seperti commercial break yang berisi tentang penawaran produk, RE berisi tentang promo program di radio. commit to user 145 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Istilah tersebut tidak mengalami perubahan makna, masih sama seperti makna aslinya. 8. Musik untuk Radio Musik untuk radio ada berbagai macam yang masing-masing memiliki peranan tertentu. Mengingat bahwa radio merupakan media audio yang hanya menampilkan suara saja, maka disini musik sangat berperan penting. Cara yang dilakukan oleh penyiar radio untuk membedakan antara fungsi musik yang satu dengan yang lain adalah dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Istilahistilah tersebut antara lain id’s, jingle, smash, backsound dan lain-lain. (153) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang mengingatkan penyiar magang saat siaran berdua di radio PTPN pada tanggal 3 Juni 2013. Sara Neyriza : “Id’s yang 40 detik jangan lupa di putar Penyiar Magang : “Sipo dah, yang kemaren kan?” Sara Neyriza : “Iya.” ya.” (153/RPR/OFF/PTPN/3 Juni 2013) Istilah id’s berasal dari bahasa Inggris, ID kepanjangan dari identity yang artinya „identitas‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:309). Istilah id’s dalam dunia radio artinya adalah musik berdurasi pendek yang menandakan identitas suatu radio. (154) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang pada saat siaran berdua di radio PTPN pada tanggal 3 Juni 2013. Sara Neyriza : “Muter commit to userjingle itu setelah iklan, jangan sebelumnya. Salah naruh apa lupa?” 146 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Penyiar Magang : “Iya ya, maaf Mbak lupa.” Sara Neyriza : “Ya wis ra apa-apa, lain kali jangan diulangi lho ya, untung wae pak produser lagi keluar. Jal kalau lagi dikantor dia dengerin, bisa bisa herrrrrr.” (154/RPR/OFF/PTPN/3 Juni 2013) Istilah jingle berasal dari bahasa Inggris yang artinya „bunyi‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:336). Di dunia radio jingle artinya adalah musik yang berdurasi lebih panjang dari id’s yang menandakan identitas suatu radio. (155) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang memberikan pengarahan kepada penyiar magang pada saat siaran berdua di radio PTPN pada tanggal 3 Juni 2013 Sara Neyriza : “Lho lho kok bar lagu, lagu meneh ta? Sik jal nonton. Oalahh, gak gini.” Penyiar magang : “Gimana Mbak?” Sara Neyriza : “Habis satu ki dikeki smash sik ta ya, ben gak ndlujur kaya sepur.” (155/RPR/OFF/PTPN/3 Juni 2013) Istilah smash berasal dari bahasa Inggris yang artinya „tabrakan, tubrukan, hancurnya, remuknya, atau keruntuhan‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:534). Sedangkan dalam kepenyiaran smash artinya adalah musik singkat sebagai jeda dan juga untuk merebut kembali perhatian dari pendengar. Istilah smash lebih tepat digunakan karena fungsi smash itu sendiri adalah untuk mengagetkan. (156) Konteks situasi : Percakapan Sara Neyrhiza yang sedang memberi pengarahan kepada penyiar magang tentang urutan opening tune di radio PTPN pada tanggal 6 Juni 2013. Penyiar magang : “Opening tune-nya diputer sebelum commit to user Indonesia Raya atau sesudahnya sih?” 147 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id : “Opening tune, itu setelah Indonesia Sara Neyrhiza Raya.” (156/RPR/OFF/PTPN/6 Juni 2013) Istilah opening tune berasal dari bahasa Inggris, opening artinya „membuka‟ dan tune artinya „lagu‟ sehingga jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi „membuka lagu‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:405,607). Istilah opening tune dalam kepenyiaran bermakna musik yang digunakann untuk membuka program siaran untuk pertama kali. (157) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya tentang iklan jamu, di ruang produksi radio Metta FM Solo pada tanggal 3 Juli 2013. Lidya Saka : “Backsound iklan Antalinu Deltometmu (menyebutkan merek sebuah obat) lucu ta Mas, lagu apa ta kui?” Rekan kerja : “Rakandani no, ndak jaluk.” (157/RPR/OFF/RM/3 Juli 2013) Istilah backsound berasal dari bahas Inggris yang artinya „musik pengiring‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:50). Penggunaannya dalam kepenyiaran tidak mengalami perubahan makna. Makna istilah backsound dalam kepenyiaran yaitu musik pengiring yang biasanya dipakai untuk siaran atau bisa juga untuk iklan. 9. Persiapan sebelum Siaran Terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan seorang penyiar radio sebelum siaran. Persiapan tersebut meliputi pemanasan, mempersiapkan materi commit to user 148 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id siaran, mempersiapkan iklan, memilih lagu dan lain-lainnya. Persiapan tersebut dilakukan supaya semuanya berjalan dengan lancar ketika siaran sedang berlangsung. Persiapan yang dilakukan penyiar tampak pada data-data berikut ini. (158) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka yang sedang memberikan pengarahan kepada Kiki (penyiar magang) tentang persiapan untuk siaran pagi di radio Metta FM Solo pada tanggal 20 Mei 2013. Lidya Saka : “Kalau kamu dapet jatah siaran rohani, kan pagi tu, baru bangun tidur tu biasanya lidahnya Masih kaku. Suara yang muncul juga beda nantinya. Jadi kamu tiap mau siaran pagi, dijalan tu latihan dulu biar lemes lidahnya. Humming hmmmmmmm gitu trus a i u e o sampai ototnya ke tarik kalau a ya aaaa dibuka yang lebar mulutnya, i ya iiiiii ditarik mulutnya, pokoknya sampai ketarik lah mulutnya, sama lidah ditekuk ke atas dan ke bawah, dah itu aja cukup buat pemanasan tiap mau siaran pagi, aku juga gitu, tiap di jalan mbengok-mbengok.” Penyiar Magang : “Iya ya Mbak, bangun tidur tu suaranya jelek banget ya.” (158/RPR/OFF/RM/20 Mei 2013) Istilah humming berasal dari bahasa Inggris yang artinya „dengungan‟ (Kamus Inggris Indonesia, 2003:306). Istilah humming dalam dunia radio artinya pemanasan sebelum berhadapan dengan mikrofon yaitu dengan cara mengeluarkan suara dengan mulut tertutup seperti berdengung. (159) Konteks situasi : Percakapan Lidya Saka dengan rekan kerjanya pada saat pergantian jam siaran di radio Metta FM Solo pada tanggal 1 Juli 2013. Lidya Saka : “Jangan lupa nanti putar insert Ramadan ya Dik, udah ada di RS kok, Mas Tian udah commit nulisto diuser RS.” 149 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id : “Oke, Mbak.” Rekan Kerja (159/RPR/OFF/RM/1 Juli 2013) RS kepanjangan dari Rencana Siar, istilah tersebut berasal dari bahasa Indonesia. „Rencana‟ artinya rancangan (rangkaian sesuatu yang akan dikerjakan) sedangkan „Siar‟ artinya memberitahukan kepada umum melalui radio, surat kabar dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:946,1059). Istilah RS (Rencana Siar) dalam kepenyiaran memiliki makna catatan seorang penyiar yang harus dibuat sebelum siaran yang berisi pilihan lagu-lagu dan informasi yang akan disampaikan kepada pendengar. 10. Software Music Player (Perangkat Lunak Pemutar Musik) Software Music Player (Perangkat Lunak Pemutar Musik) merupakan salah satu komponen penting dalam siaran. Software Music Player digunakan untuk memutar musik, iklan, RE, dan lain-lainnya. Zaman dahulu sebelum ada Software Music Player pemutaran musik, iklan, RE, dan sebagainya dilakukan manual yaitu dengan menggunakan kaset. Di zaman yang semakin canggih dan berkembang seperti sekarang ini kaset mulai ditinggalkan dan beralih menggunakan Software Music Player. Penggunaan Software Music Player juga dianggap lebih praktis. Ada bermacam-macam Software Music Player yaitu Raduga, Zara Radio, Dirretore Free, Radio DJ, Jazler Radio Star, BSI Simian, Otsave, Winamp, Sam Broadcaster, Radio Boss, akan tetapi untuk saat ini di radio Surakarta hanya memakai dua macam saja. Kedua macam Software Music Player tersebut adalah Raduga dan Zara Radio. commit to user 150 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (160) Konteks situasi : Percakapan Dewa dengan rekan kerjanya tentang penggunaan software music player di radio PTPN pada tanggal 22 Juli 2013. Dewa : “Mas kenapa ganti pake Zara Radio sih?” Rekan kerja : “Soalnya Zara Radio itu lebih fleksibel kalau dibanding Raduga. (160/RPR/OFF/PTPN/22 Juni 2013) Raduga merupakan program yang biasa digunakan untuk radio, yang berfungsi untuk memutar musik dan video. (161) Konteks situasi : Percakapan Dewa dengan rekan kerjanya tentang penggunaan software music player di radio PTPN pada tanggal 22 Juli 2013. Dewa : “Mas kenapa ganti pake Zara Radio sih?” Rekan kerja : “Soalnya Zara Radio itu lebih fleksibel kalau dibanding Raduga. (161/RPR/OFF/PTPN/22 Juni 2013) Zara Radio yaitu program yang biasa digunakan untuk radio, selain berfungsi untuk memutar musik dan video juga terdapat informasi suhu dan cuaca, serta fasilitas auxiliary yaitu bisa memutar beberapa musik secara bersamaan. commit to user