PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BONTANG KALIMANTAN TIMUR ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Bontang terletak 150 km di utara Samarinda. Dengan wilayah yang relatif kecil dibandingkan kabupaten lainnya di Kalimantan Timur (406,70 km²), Bontang memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan Kaltim maupun nasional. Karena di kota yang berpenduduk sekitar 110.000 jiwa ini, terdapat dua perusahaan raksasa internasional yaitu PT Badak NGL di Bontang Selatan dan PT Pupuk Kaltim di Bontang Utara. Kota Bontang secara administratif dikembangkan sebagai Daerah Otonom Kota sejak tahun 1999, setelah sebelumnya berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Kutai Kertanegara. Letaknya tergolong strategis, pada poros jalan Trans-Kalimantan serta dilalui jalur pelayaran Selat Makassar sehingga menguntungkan dalam mendukung interaksi wilayah Kota Bontang dengan wilayah luar Kota Bontang. PENGGUNAAN LAHAN KOTA BONTANG, 2000 Luas Perairan;70,21% Luas Total Daratan; 29,71% Areal Terbangun; 10,60% Hutan Lindung dan Pertanian; 11,96% Perindustrian PT Pupuk Kaltim; 4,04% Perindustrian PT Badak NGL.Co; 3,15% Sumber: Pemkot Bontang, 2000 Secara keseluruhan, luas Kota Bontang mencapai 49.752,56 Ha, dimana sebagian besar merupakan wilayah perairan, sementara luas wilayah daratan sekitar 29% atau 14.870 Ha. BONTANG KOTA BONTANG Orientasi Wilayah Secara astronomis, Kota Bontang berada dalam posisi 117º 23' - 117 º 38' Bujur Timur, serta 0 º 01' - 0 º 14' Lintang Utara. Secara administratif, Kota Bontang semula merupakan kota administratif dari Kabupaten Kutai dan menjadi Daerah Otonomiberdasarkan UU No.47 tahun 1999 tentang pemekaran propinsi dan kabupaten, terbagi atas 2 Kecamatan, yaitu Bontang Utara dan Bontang Selatan. Untuk kecamatan Bontang Utara terdiri dari 4 desa yaitu desa Lok Tuan, desa Bontang Baru, desa Bontang Kuala dan desa Belimbing. Sedangkan untuk kecamatan Bontang Selatan terdiri dari 5 desa yaitu desa Sekambing, desa Brebaspantai, Desa Brebes Tengah, Desa Tanjung Laut dan desa Satimpo. Adapun batasan wilayah administratif kota adalah sebagai berikut: • Sebelah Utara : Kec. Sangatta - Kabupaten Kutai Timur • Sebelah Timur : Selat Makassar • Sebelah Selatan : Kec. Marangkayu - Kabupaten Kutai Kertanegara • Sebelah Barat : Kec. Sangatta - Kabupaten Kutai Timur Wilayah Kota Bontang didominasi oleh permukaan tanah yang datar, landai, dan sedikit berbukit dengan ketinggian antara 0 - 106 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan lereng sebagian besar antara 2-40% dengan luas 7.211 Ha. Mayoritas wilayah (48 %) menempati kawasan pinggir pantai yang relatif datar, sehingga relief Kota Bontang terlihat mendatar di wilayah pantai, dan bergerak membukit dan bergelombang dari bagian Selatan ke arah Barat. No 1. 2 Tabel 1. SEBARAN LUAS BERDASARKAN KETINGGIAN KOTA BONTANG, 2000 Luas berdasarkan Kelas Ketinggian (Ha) Kecamatan Desa 0-15 m 15-25m 25-10 m 100-500m Jumlah Bontang Utara Loktuan 86 166 178 430 Belimbing 1.025 428 552 2.005 Bontang Baru 303 487 100 890 Bontang Kuala 579 6 585 Jumlah 1.993 1.087 830 3.910 Bontang Satimpo 486 782 8 2.122 Selatan Tanjung Laut 573 127 700 Berbas Tengah 26 208 234 Berbas Pantai 102 3 105 Sekambing 2.235 1.415 4.893 20 7.709 Jumlah 3.442 2.535 4.901 20 10.870 KOTA BONTANG 5.415 3.622 5.731 20 14.780 Sumber: Bappeda Kota Bontang, 2001 Kota Bontang diapit oleh hutan lindung di sebelah Barat dan Selatan, serta Taman Nasional Kutai di sebelah Utara. Karenanya, tidak heran bila penggunaan lahan untuk hutan belukar tergolong luas, mencapai 3.575 Ha. atau sekitar 24 % dari luas wilayah daratan. Luas lahan pertanian di Kota Bontang mencapai 5.400 Ha atau sekitar 36,5 % dari luas daratan, terdiri dari lahan potensial yang belum dimanfaatkan sebesar 3.150 Ha, serta lahan fungsional pertanian dan peternakan sebesar 2.250 Ha. BONTANG Dari diagram di atas, khususnya jenis penggunaan lahan untuk wilayah daratan Kota Bontang memperlihatkan pembagian guna lahan yang secara umum terdiri dari 3 jenis penggunaan: Hutan Lindung & Pertanian, Kawasan Industri, serta Areal terbangun Perkotaan. Adapun penggunaan lahan wilayah daratan Kota Bontang yagn mencakup areal seluas 147,80 km² terdiri dari : • Kawasan Hutan Lindung/TNK : 9.025 Ha (11,96%) • Kawasan PT Badak NGL.Co : 1.527 Ha (3,15%) • Kawasan PT.Pupuk Kaltim : 2.010 Ha (4,04%) • Areal efektif untuk pembangunan : 1.950 Ha (10,56%) Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Bontang pada tahun 2001 dihuni oleh 102.853 penduduk. Jumlah tersebut tersebar di 2 Kecamatan dan 9 Desa. Kepadatan Kota Bontang secara keseluruhan, dengan perhitungan kasar adalah 7 jiwa/Ha, sementara bila` diukur berdasarkan luas kawasan terbangun, kepadatannya mencapai 32 jiwa/Ha. Berikut tabel yang memuat rincian sebaran dan kepadatan penduduk Kota Bontang. No Tabel 2. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK KOTA BONTANG TAHUN 2001 BERDASARKAN LUAS WILAYAH DARATAN DAN AREAL TERBANGUN Kepadatan Kecamatan Desa Luas Luas Areal Jumlah (jiwa/Ha) Daratan Terbangun Penduduk (Ha) (Ha) Brutto Netto 1 Bontang Utara Loktuan Belimbing Bontang Baru Bontang Kuala Jumlah Satimpo Tanjung Laut Berbas tengah Berbas Pantai Sekambing Jumlah KOTA BONTANG 2 Bontang Selatan 430 2.005 890 585 169 983 566 64 13.248 14.727 27177 1.756 31 7 31 3 78 15 48 27 3.910 2.122 70 234 1.782 648 420 234 56.908 8.792 16.000 11.390 15 4 23 49 32 14 38 49 105 100 7.230 69 72 7.709 10.870 14.780 48 1.450 3.232 1.905 45.317 102.853 0 4 7 40 31 32 Sumber: Pemkot Bontang, 2001 Kepadatan kotor / brutto dihitung berdasarkan luas wilayah daratan tiap desa, sementara kepadatan bersih / netto dihitung berdasarkan luas wilayah terbangun di tiap desa tersebut. Dari tabel di atas, terlihat bahwa tingkat kepadatan kotor tertinggi dimiliki kelurahan Berbas Pantai, sementara vang terendah ada di desa Sekambing. Namun bila diukur secara netto, berdasarkan luasan areal terbangun masing-masing wilayah, maka kepadatan tertinggi PERSENTASE PENDUDUK 15 TAHUN KEATAS MENURUT masih di desa Berbas KEGIATANNYA Pantai, sementara kepadatan terendah 0% adalah desa Satimpo Lainnya dan Belimbing. 37% Bekerja 52% Angkatan Kerja Jumlah angkatan kerja di tahun 2001 di Kota Bontang menurun Mencari kerja sekitar 2.204 jiwa (dari Sekolah 3% 38.772 menjadi 8% 36.568), sehingga penurunan ini berdampak pada kenaikan jumlah penduduk bukan angkatan kerja sebesar 1.665 jiwa (dari 28.019, tahun 2000, menjadi 29.684 jiwa, tahun 2001). BONTANG PENDUDUK EKONOMI Keuangan Daerah Kota Bontang dikenal sebagai salah satu wilayah dengan pertumbuhan perekonomian yang cukup tinggi di wilayah Kalimantan Timur. Berdasarkan informasi mengenai struktur perekonomian, Kota Bontang didominasi oleh sektor industri pengolahan, khususnya sub-sektor Minyak Bumi dan Gas Alam (Migas). Kontribusi sektor perindustrian tersebut terhadap perekonomian Kota Bontang mencapai 90,14 % pada awal tahun 1990, dan meningkat menjadi 95,10 % di akhir dekade '90-an. Dari jumlah tersebut, mayoritas jenis industri pengolahan adalah produksi gas alam cair dengan skala besar, dimana kontribusinya terhadap perekonomian kota mencapai 75,62 % awal tahun 1990, dan meningkat hingga mencapai 90,47 % pada tahun 1999. Proyeksi PDRB sektoral Kota Bontang hingga tahun 2005 dapat diperhatikan pada tabel dan grafik berikut ini. Tabel 3. PROYEKSI PDRB NON-MIGAS KOTA BALIKPAPAN 2000 – 2005 ATAS DASAR HARGA KONSTAN No Sektor PDRB NonProyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2000-2005 Migas (%/tahun) 1 Pertanian 15.209 6,00 2 Pertambangan & Galian 20.876 15,00 3 Industri Pengolahan 484.034 7,00 4 Listrik, Gas Air Minum 4.374 20,00 5 Bangunan & Konstruksi 158.398 11,00 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 139.084 13,00 7 Pengangkutan & Komunikasi 47.476 15,00 8 Keuangan & Jasa Perusahaan 54.561 10,00 9 Jasa-jasa 35.524 11,00 Proyeksi PDRB Kota Bontang 959.539 9,69 Kondisi Perekonomian Daerah Sektor-sektor perekonomian utama di Kota Bontang perdagangan, pertanian & peternakan, serta pariwisata. adalah perindustrian, Industri Kegiatan industri yang menjadi mayoritas penggerak perekonomian Kota Bontang didominasi oleh dua perusahaan berskala nasional, yaitu PT. Pupuk Kaltim dan PT. Badak NGL.Co. Produksi utama PT. Pupuk Kaltim adalah amoniak dan urea dengan orientasi ekspor. Sementara produksi PT. Badak NGL.Co. adalah gas alam cair. BONTANG Sebaran dan Pertumbuhan Penduduk Distribusi penduduk di Kota Bontang juga tidak merata. Beberapa desa sangat padat, sedangkan desa lain tidak terlalu padat. Kepadatan yang cukup tinggi di beberapa desa menimbulkan kesan kekumuhan dan ketidakteraturan di desa yang bersangkutan. Upaya peremajaan kawasan perlu untuk meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan masyarakatnya. Tabel 4. KOMODITAS EKSPOR KOTA BONTANG, 2002 Komoditas Berat (kg) Nilai ($US) Vanila 200.000 16.000 Batu bara 4.939.931.692 118.726.302 Gas Alam Cair 19.951.144.144 4.019.472.548 Propane (metan) cair 488.147.223 126.209.747 Butane Cair 392.727.059 95.781.792 Anhydrous Ammonia 936.009.651 104.497.467 Methanol 446.639.563 47.361.558 Urea 345.489.260 37.532.117 Plywood 219.529 83.594 Crane lorries 117.337 284.292 Perdagangan Kegiatan perdagangan lokal difasilitasi oleh sarana pasar, baik tradisional maupun modern. Sektor perdagangan Kota Bontang juga dipengaruhi oleh kegiatan perdagangan luar negeri. Hal ini ditandai dengan berbagai komoditi lokal yang dipasarkan melalui jalur ekspor. Komoditi ekspor tersebut antara lain: gas alam, urea, amoniak, batubara, metanol, ikan kerapu, karung plastik, serta rumput laut. Di Kecamatan Bontang Utara terdapat 4 unit pasar yaitu 3 pasar tradisional dan 1 pasar modern. Sedangkan di Kecamatan Bontang Selatan terdapat 3 unit pasar yaitu 2 pasar tradisional dan 1 pasar modern. Di samping itu, perkembangan kegiatan perdagangan lokal didukung oleh keberadaan warung kios, toko, dan PK5. Pertanian & Peternakan Kegiatan sektor pertanian di Kota Bontang terdiri dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Dari keempat sektor pertanian tersebut, kegiatan pertanian tanaman pangan memberi kontribusi terbesar bagi sektor pertanian, yaitu 64,36 %. Hasil pertanian tanaman pangan tersebut antara lain: padi, palawija, sayur-sayuran, serta buah-buahan. Sementara untuk kegiatan perkebunan, jenis jenisnya adalah: kelapa, karet, kopi, lada, dan kakao. Pariwisata Kegiatan pariwisata di Kota Bontang belum berkembang dengan baik, berkaitan dengan kurangnya pengembangan infrastruktur penunjang sektor tersebut. Potensi obyek wisata Kota Bontang antara lain: • Pulau Beras Basah --> berjarak 15 Km dari pusat Kota Bontang, dengan keistimewaan seperti pantai pasir putih dan keindahan alam lautan. • Pulau Selangan -> merupakan perkampungan di atas air. • Danau Buatan di kawasan industri PT. Pupuk Kaltim • Sarana rekreasi di kawasan industri PT. Badak NGO.Co. • Bumi Perkemahan Gladi Mandiri • Obyek wisata hutan yang menyambung dengan Taman Nasional Kutai di wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara. • Areal Rekreasi Bontang Kuala di pinggir pantai / perairan. Tingkat pelayanan sarana perekonomian perkotaan dapat diukur dengan membandingkan ketersediaan sarana yang ada dengan standar kebutuhan minimum fasilitas berdasarkan jangkauan pelayanan penduduk. Data kependudukan Kota Bontang tahun 2000 memperlihatkan jumlah penduduk 102.225 jiwa. Berdasarkan informasi tersebut, dapat diperoleh perkiraan kebutuhan sarana perekonomian kota, baik secara eksisting 'maupun proyeksi kebutuhan di BONTANG No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 FASILITAS UMUM DAN SOSIAL Fasilitas Pendidikan Keadaan pendidikan suatu wilayah dapat menjadi indikator kesiapan penduduk dalam menerima perkembangan ilmu dan teknologi. Jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan kota Bontang dapat dilihat dari jumlah sarana pendidikan berdasarkan tingkatannya, serta penyebaran wilayahnya. Tabel berikut memperlihatkan rincian data tersebut. Kota Bontang memiliki sarana pendidikan dari tingkatan Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Secara keseluruhan, terdapat 66 TK, 39 Sekolah Dasar, 22 Sekolah Lanjutan Pertama, serta 8 Sekolah Lanjutan Atas. Dari data tersebut, dapat diukur bagaimana tingkat pelayaran fasilitas pendidikan bagi penduduk Kota Bontang. Berdasarkan komposisi usia penduduk, dimana jumlah penduduk usia sekolah dasar (6 - 12 tahun) di Kota Bontang sekitar 12.000 jiwa, maka setiap SD memuat sekitar 308 murid. Sementara untuk tingkat pendidikan menengah, dimana usia 13 - 15 sekitar 4000 jiwa, serta 16 - 18 sekitar 7000 jiwa, maka setiap SLTP menampung sekitar 182 murid, sementara tiap SMU menampung 875 murid. Besarnya jumlah penduduk usia pendidikan menengah lanjut. terlihat tidak seanding dengan jumlah sarana berupa sekolah lanjutan atas / SMU di Kota Bontang. Fasilitas Kesehatan Tingkat pelayanan sarana kesehatan perkotaan dapat diukur dengan membandingkan ketersediaan sarana yang ada dengan standar kebutuhan minimum fasilitas. Jenis fasilitas kesehatan Kota Bontang secara umum terdiri dari Puskesmas dengan beberapa tingkatannya, Rumak Sakit (RS), RS khusus (RS bersalin, RS Jiwa), termasuk apotik dan praktik dokter. Berdasarkan data kependudukan yang memperlihatkan jumlah 102.225 jiwa, maka kebutuhan pelayanan kesehatan yang harus dipenuhi oleh Kota Bontang melalui berbagai fasilitasnya dapat diperkirakan serta diproyeksikan, sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 5. JUMLAH FASILITAS KESEHATAN MENURUT JENISNYA DAN KECAMATAN KOTA BONTANG 2001 Kecamatan RS Puskesmas Pusban Balai Pengobatan Dokter Praktek Bontang Selatan 1 1 2 Bontang Utara 1 2 Jumlah 2001 2 3 2 20 2000 2 3 2 5 19 Sumber: Bontang dalam Angka 2001 Tabel 6. BANYAKNYA APOTIK DAN TOKO OBAT MENURUT KECAMATAN BONTANG 2001 Kecamatan Apotik Toko Obat Jumlah Bontang Selatan 2 20 22 Bontang Utara 3 14 17 Jumlah 2001 5 34 39 2000 4 33 37 Sumber: Bontang dalam Angka 2001 BONTANG masa yang akan datang. Tabel berikut ini menunjukkan kebutuhan minimum fasilitas pelayanan kegiatan ekonomi yang sebaiknya dimiliki oleh Kota Bontang. Komponen Air Bersih Kebutuhan air bersih Kota Bontang dilayani oleh dua buah sumur bor PDAM dengan sistem deep well dan debit 25 liter/detik dan 35 liter/detik. Lama operasi sumur bor pada saat ini adalah 10 jam, dengan kapasitas produksi 855 m3/hari. Tabel 7. FASILITAS PELAYANAN AIR BERSIH KOTA BONTANG, 2000 No Jenis Sarana Debit (lt/det) Keterangan 1. Sumur Bor 25 Sistem Deep Well 2. Sumur Bor 35 Sistem Deep Well Total Kapasitas Produksi 355 m³/hari Lama Operasi: 10 jam Sumber: Pemkot Bontang, 2001 Tabel 8.ANALISA TINGKAT PELAYANAN AIR BERSIH KOTA BONTANG, 2000 No Analisa Pelayanan Air Bersih Kota Bontang Tingkat Pelayanan (%) 1 Pelayanan Air Bersih bagi Penduduk Perkotaan 22 2 Rata-rata Kebocoran dalam Proses Distribusi 10-12 Sumber: Pemkot Bontang, 2001 Berikut ini gambaran umum kondisi pelayanan kebutuhan air bersih di kota Bontang : Tabel 9. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH KOTA BONTANG No Uraian Satuan Besaran I. Pelayanan Penduduk 1 Jumlah penduduk Jiwa 102.853 2 Jumlah pelanggan Jiwa 3 Penduduk terlayani % II. Data Sumber 1 Nama pengelola : PDAM Kota Bontang 2 Sistem :3 Sistem sumber : Sumur dalam 4 Kapasitas sumber l/det III. Data Produksi 1 Kapasitas Produksi l/det 855 2 Kapasitas Desain l/det 1.068,75 3 Kapasitas Pasang l/det 4 Kapasitas Produksi Aktual m³/th IV. Data Distribusi 1 Sistem Distribusi :Perpompaan 2 Kapasitas Distribusi l/det 3 Air Terjual m³/th 4 Air Terdistribusi m³/th 5 Asumsi kebutuhan air l/org/hr 10.258.300 6 Total penjualan air Rp 7 Cakupan pelayanan air % 22 8 Cakupan penduduk Jiwa 9 Jumlah mobil tangki Unit V. Data Kebocoran 1 Kebocoran Administrasi % 2 Kebocoran Teknis % 20 Sumber: Data Sekunder Lap. Identifikasi Sistem Air Bersih Ciahi, DLH 2003 Tingkat pelayanan air bersih penduduk Kota Bontang saat ini baru mencapai sekitar 22%. Dari jumlah tersebut, rata-rata kebocoran dalam proses distribusi mencapai 1012 %. BONTANG SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN 102.853 Selisih (l/hr) 63.586.700 Sumber: analisis Dari data diatas, diketahui bahwa kebutuhan air bersih kota Bontang adalah sebesar 10.285.300 l/hr. Angka ini didapatkan dari perkalian antara jumlah penduduk kota Bontang (102.853 jiwa) dengan kebutuhan ideal air bersih untuk kota sedang (100 l/org/hr). Kebutuhan air bersih kota Bontang telah dapat dipenuhi semuanya oleh PDAM mengingat kapasitas produksinya 73.882.000 l/hr. Untuk data jumlah langganan tidak bisa diketahui karena jumlah sambungan rumah di kota ini tidak tercantum. Begitu juga dengan data administrasi PDAM, apakah mengalami rugi atau laba bersih juga tidak berhasil diketahui karena keterbatasan data. Komponen Pengolahan Sampah Berikut ini tabel yang menggambarkan karakteristik pengelolaan persampahan di Kota Bontang : Tabel 11. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BONTANG NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Pengumpulan Sampah 1. Nama pengelola : DKP Kota Bontang 2. Sistem : Integrated system 3. Jumlah penduduk Jiwa 102.853 4. Asumsi produksi sampah Lt/org/hr 308.559 m3/hr 308,56 5. Jumlah sampah m3/hr 608,37 6. Jumlah pelayanan m3/hr 579,63 7. Cakupan layanan geografis Ha 22.775,20 8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 56.157,738 9. Ilegal dumping : sedang II. Data TPA 1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr 579,63 2. Nama TPA :3. Status TPA : sewa 4. Luas TPA Ha 5. Kapasitas m3 6. Umur Tahun 7. Sistem :8. Jarak ke permukiman Km 9. Incenerator Unit 10. Nama pengelola : III. Data Peralatan TPA 1. Bulldozer Unit 2. Back hoe Unit 3. Loader Unit 4. Shovel Unit 5. Water tank Unit Sumber : kompilasi data Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Bontang disajikan dalam tabel berikut. BONTANG Jumlah Penduduk (jiwa) Tabel 10. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BONTANG Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal Kota Kebutuhan Total Eksisting Sedang (lt/org/hr) (l/hr) l/det l/hr 855 73.882.000 100 10.285.300 102.853 3 308.559 608,37 579,63 Selisih (m3) 28,74 Sumber: Analisis Dengan jumlah penduduk sebanyak 102.853 jiwa, diperkirakan besarnya timbulan sampah yang ditimbulkannya sebesar 308,56 m3/hr. Namun, ternyata, produksi aktual sampah Kota Bontang ini jampir dua kali lipat lebih besar dari besarnya asumsi awal. Agaknya sampah yang ’lebih’ ini tidak terlalu menjadi masalah bagi pihak DKP Kota Bontang, karena besarnya jumlah pelayanan sampah yang terangkut saat ini hampir sama dengan besarnya sampah yang dihasilkan yaitu sebesar 579,63 m3/hr. Dengan demikian, besarnya sampah yang masih harus diangkut adalah sebesar 28,74 m3/hr. Sementara itu, keterangan mengenai data transportasi persampahan dan pembiayaan sampah Kota Bontang belum bisa didapatkan karena keterbatasan data. Komponen Drainase Sistem drainase Kota Bontang belum dikembangkan sesuai dengan kebutuhan standar infrastruktur perkotaan. Banyak jaringan jalan kota yang belum dilengkapi dengan jaringan drainase yang memadai. Untuk jaringan yang ada saat ini, sistemnya memanfaatkan kondisi topografi / kelerengan Kota Bontang, dengan jalur pembuangan menuju sungai yang ada. Sistem drainase ini dikelola oleh Sub Dinas Cipta Karya Kota Bontang. Namun, bagaimana sistem drainase ini bekerja, apakah terdapat genangan dan sebagainya, belum bisa dijelaskan karena keterbatasan data. Komponen Jalan Panjang jalan di seluruh wilayah Kota Bontang, yang dikelola oleh Sub Dinas Bina Marga Kota Bontang, pada tahun 2001 mencapai 127,787 km yang terdiri dari jalan di bawah wewenang negara 8,691 km. Jalan di bawah wewenang propinsi 9.470 km dan jalan di bawah wewenang kota 109,626 km. Berdasarkan kondisi fisik jalan kota 56,08 km kondisinya sedang, 20,007 km rusak, dan 0,409 km rusak berat. Kondisi jaringan jalan di Kota Bontang dapat dilihat berdasarkan jenis permukaan jalan maupun kelas jalan. Berikut rincian data prasarana jalan perkotaan berdasarkan kelas jalan. Tabel 13. PANJANG JALAN MENURUT KONDISI JALAN KOTA BONTANG 2001 Kondisi Panjang (m) Baik 51.405 Sedang 17.606 Rusak 49.623 Rusak berat 9.154 Jumlah 127.788 Sumber: Pemkot Bontang, 2001 Jika merujuk pada Standar Pelayanan Minimal Perkotaan untuk jalan, maka perbandingan/rasio yang digunakan adalah 0,6 km per 1000 orang penduduk. Dengan demikian jika jumlah penduduk Kota Bontang 102.853 jiwa maka jalan sepanjang 61,71 km merupakan pelayanan minimal yang harus dipenuhi untuk bisa mengakomodasi semua kebutuhan masyarakat akan prasarana transportasi. Namun kenyataannya, panjang jalan total di Kota Bontang ini mencapai 127,788 km dan ini berarti telah jauh melebihi standar yang diharapkan. BONTANG Jumlah Penduduk (jiwa) Tabel 12. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA BONTANG Perkiraan Produksi Sampah Timbulan Sampah Timbulan sampah yang Kota Sedang Sampah aktual Terangkut (lt/org/hr) Total (m3//hr) (m3/hr) (m3/hr)