BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serikat Kepausan Anak

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner atau yang lebih dikenal dengan
“SEKAMI” adalah gerakan Internasional anak-anak yang tertua di seluruh dunia. Serikat
ini didirikan oleh YM Mgr. Charles de Forbin Janson (1785-1844), Uskup Nancy, Perancis
pada tanggal 19 Mei 1843 dalam sebuah Sidang Keuskupan dengan nama Serikat KanakKanak Suci (The Sosiety of The Holy Childhood). Serikat ini didirikan atas dasar rasa
empati dan prihatinnya terhadap keadaan anak-anak di seluruh dunia, teristimewa di Cina
yang pada waktu itu memiliki banyak sekali anak yang menderita rohani dan jasmaninya.
Penderitaan yang dialami anak-anak ini dipengaruhi oleh keadaan politik dan sosial
ekonomi yang sangat bergejolak pada masa itu yang menyebabkan banyak sekali anak
yang menderita kelaparan, dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang berat, tidak
mendapatkan pendidikan yang layak untuk anak seusia mereka, hidup di jalanan,
mengemis, selalu berbuat kejahatan dan banyak sekali anak yang meninggal dunia tanpa
mengenal Tuhan.
Hal ini sangat membuat beliau terharu dan kemudian berdoa serta meminta
petunjuk dari Tuhan untuk mencari jalan keluar bagaimana caranya agar anak-anak ini
dapat diselamatkan dari kekejaman dunia yang terus-menerus bergejolak ini. Setelah
melakukan semuanya ini didalam doa YM Mgr. Charles de Forbin Janson yang begitu
damai, beliau disadarkan oleh Tuhan bahwa anak-anak bukanlah sebagai obyek kabar
gembira melainkan anak-anak adalah subyek kabar gembira. Ini berarti bahwa anak-anak
mampu menjadi rasul-rasul kecil, sahabat-sahabat Yesus, pembawa damai Yesus bagi
orang-orang di sekitarnya, sangat tulus dalam menolong teman-temannya yang jauh lebih
menderita dan mampu melakukan semuanya ini tanpa pamrih sebagai cerminan dari motto
Sekami “anak menolong anak (children helping children)” dengan semangat dasar : Doa,
Derma, Kurban dan Kesaksian (2D2K). Dengan begitu, anak-anak dapat membantu temantemannya lewat doa dan derma yang diberikan serta dapat menjadi sahabat bagi temantemannya yang membutuhkan pertolongan.
Serikat ini awalnya bersifat lokal, tetapi kemudian mendapatkan status Kepausan
pada tanggal 3 Mei 1922 dari Paus Pius XI dengan nama Serikat Kepausan Anak-Anak
Misioner (The Pontifial Sosiety of The Holy Childhood) dan berkedudukan di Roma
dibawah perlindungan langsung oleh Sri Paus sendiri. Tujuan dari serikat ini adalah untuk
membangun hubungan pribadi penuh persahabatan antara anak-anak dengan Yesus dan
dengan sesama sahabat lainnya, membangun kesadaran misioner dalam hati dan budi anak
dan remaja, membangun persekutuan misioner yang teguh dikalangan anak dan remaja,
membangun kerjasama misioner sejak dini dikalangan anak dan remaja, membangun
kepedulian misioner anak lewat doa dan derma yang dikhususkan untuk membantu anakanak yang jauh lebih menderita dan membutuhkan serta mempersiapkan kader-kader
misioner dari kalangan anak yaitu untuk persiapan masa depan mereka dan gereja.
Di Indonesia, serikat ini pada mulanya bernama SEKAR (Serikat Kepausan Anak
dan Remaja), tetapi sejak diselenggarakannya Lokakarya Nasional Karya Kepausan
Indonesia (KKI) di Denpasar pada tahun 1996 yang dihadiri oleh wakil-wakil dari seluruh
Keuskupan di Indonesia bersama pimpinan Karya Kepausan Indonesia bersepakat untuk
merubah namanya menjadi SEKAMI (Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner). Kata
“Misioner” dirasa perlu untuk ditambahkan oleh para wakil Karya Kepausan Indonesia
(KKI), agar anak-anak dan remaja lebih menyadari akan peran dan perutusan misioner
mereka ditengah-tengah masyarakat dan dunia zaman ini.
Sasaran yang ingin dicapai oleh SEKAMI yaitu pertama, rela dan bersedia untuk
membagikan imannya akan Yesus Kristus Putra Allah Yang Tunggal, hal ini berarti anak
juga dapat mengambil bagian secara aktif dalam perutusan gereja, anak adalah misionaris
cilik gereja yang dapat menjadi garam, terang dan cahaya dunia, anak bukan hanya dapat
menjadi obyek misi, melainkan anak dapat menjadi subyek misi bersama orang lain dan
merupakan sesama anggota gereja yang memiliki hak dan kewajiban yang sama, dan
kedua, rela dan bersedia untuk membagikan segala miliknya walaupun hanya sedikit bagi
anak-anak lain yang sangat membutuhkan, hal ini berarti perbuatan nyata dari anak
merupakan ungkapan yang konkrit akan iman dan doa serta tanggung jawab misionernya
ditengah-tengah masyarakat, kesadaran misionernya dapat menghasilkan sikap kerelaan
untuk berbagi secara nyata terhadap sesamanya dalam hal material atau derma yang
diberikan, anak akan lebih bergembira karena ia dapat memberikan apa yang dibutuhkan
sesamanya dan bukan menerimanya serta kerelaannya untuk berbagi kepada sesama yang
dinyatakan dengan saling menerima keadaan-keadaan lain dari sesamanya baik itu budaya,
agama, bakat, talenta dan keadaan-keadaan lainnya yang dimiliki sesamanya.
(http://Sekamimataram.blogspot.co.id/2009/09/sejarah-Sekami.html)
Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner (SEKAMI) Kelompok Umat Basis
(KUB) Regina Pacis Paroki ST.Yoseph Pekerja Penfui-Kupang adalah salah satu wujud
dari wajah-wajah anak-anak yang memiliki semangat yang tinggi akan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai generasi penerus gereja. Sebagai generasi penerus gereja yang
keberadaannya sangat dibutuhkan dalam melanjutkan karya dan tugas gereja pada zaman
ini, anak-anak Sekami juga memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam melangsungkan
segala proses kegiatan yang berkaitan dengan Perayaan Liturgi Ekaristi pada hari Minggu.
Salah satu kegiatan yang sering dilakukan Anak-anak Sekami Kelompok Umat
Basis (KUB) Regina Pacis Paroki ST. Yoseph Pekerja Penfui-Kupang yaitu melakukan
latihan koor bersama dalam rangka tanggungan koor misa pada hari Minggu yang telah
dijadwalkan. Dalam latihan-latihan yang sering dilakukan, anak-anak yang ditunjuk untuk
membawakan mazmur tanggapan sering sekali mengalami kesulitan dalam menyanyikan
mazmur tanggapan. Mereka cenderung membawakan mazmur tanggapan dengan cara
mereka sendiri yaitu dengan membacakan seluruh isi mazmur tanggapan baik itu refrein
maupun ayat-ayatnya tanpa dinyanyikan. Jika pun dapat dinyanyikan, mereka hanya dapat
menyanyikan bagian refreinnya saja yang akan ditirukan oleh umat sebagai ulangan dan
setelah itu, ayat-ayatnya akan dibacakan saja tanpa dinyanyikan. Hal ini sering terjadi
ketika anak-anak Sekami Kelompok Umat Basis (KUB) Regina Pacis mendapatkan bagian
dalam tanggungan koor misa pada hari Minggu.
Pada dasarnya, menurut Pedoman Umum Missale Romawi (PUMR) No. 61
menjelaskan bahwa Mazmur Tanggapan sebaiknya dapat dibawakan dengan cara
dinyanyikan, baik itu sekurang-kurangnya pada bagian ulangan atau yang disebut dengan
antifon yang sesuai dengan hakikat atau kebenaran dari mazmur itu sendiri yang
merupakan sebuah nyanyian. Mazmur Tanggapan ini dinyanyikan oleh seorang pemazmur
dengan sikap yang tenang, mengalir dan selaras yang sesuai dengan suasana dari lagunya
itu sendiri yang lebih bersifat kontemplatif dan meditatif sebagai wujud tanggapan atas
Sabda Tuhan yang baru saja didengarkan dan sebagai wujud pewartaan kabar gembira
mengenai karya keselamatan Allah yang memuncak pada diri Yesus Kristus Putra Allah
Yang Tunggal.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk mengambil sebuah judul
yang dapat menjadi salah satu cara dalam mengatasi kesulitan yang dialami oleh anak-anak
Sekami. Judul tersebut yakni :
“Upaya Meningkatkan Kemampuan
Menyanyikan Mazmur Tanggapan Melalui Variasi Metode Imitasi dan Drill Pada
Sekami Kelompok Umat Basis (KUB) Regina Pacis Paroki ST. Yoseph Pekerja Penfui
- Kupang”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini yaitu : “Bagaimana upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
kemampuan menyanyikan Mazmur Tanggapan melalui variasi metode imitasi dan drill
pada Sekami Kelompok Umat Basis (KUB) Regina Pacis Paroki ST. Yoseph Pekerja
Penfui - Kupang?”
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya yang
dilakukan dalam meningkatkan kemampuan menyanyikan Mazmur Tanggapan melalui
variasi metode imitasi dan drill pada Sekami Kelompok Umat Basis (KUB) Regina Pacis
Paroki St.Yoseph Pekerja Penfui - Kupang.
D.
Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Anak-anak Sekami
Sebagai bahan pengetahuan dan menanbah wawasan anak-anak Sekami untuk dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menyanyikan Mazmur Tanggapan.
2. Pendamping Sekami
Sebagai bahan masukan agar dapat menggunakan metode ini untuk meningkatkan
kemampuan anak-anak Sekami dalam menyanyikan Mazmur Tanggapan.
3. Lingkungan Masyarakat
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk dapat mendukung segala sesuatu yang
dimiliki anak-anak Sekami untuk dikembangkan sebagai generasi muda dan generasi
penerus gereja zaman ini.
4. Program Studi Pendidikan Sendratasik UNWIRA Kupang
Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Pendidikan
Sendratasik akan pentingnya upaya meningkatkan kemampuan menyanyikan Mazmur
Tanggapan pada anak-anak Sekami dan sebagai bahan tambahan dalam mengerjakan
tugas-tugas perkuliahan.
5. Penulis
Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai Sekami, Unsur-unsur musik,
Mazmur Tanggapan dan pemilihan metode pembelajaran yang cocok dan tepat bagi
anak-anak Sekami dalam menyanyikan Mazmur Tanggapan serta sebagai salah satu
syarat guna memperoleh Gelar Sarjana (S-1) pada Program Studi Pendidikan
Sendratasik.
Download