1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara yaitu masuknya zat pencemar berbentuk gas-gas dan partikel kecil (aerosol) ke dalam udara, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia. Pembangunan fisik kota dan berdirinya pusat-pusat industri disertai melonjaknya produksi kendaraan bermotor, mengakibatkan peningkatan kepadatan lalu lintas dan hasil produksi sampingan, yang merupakan salah satu sumber pencemaran udara. Peningkatan pencemaran udara terutama terjadi di daerah perindustrian, perdagangan dan padat kendaraan. Konsentrasi pencemaran udara di beberapa kota besar dan daerah industri Indonesia dapat menyebabkan adanya gangguan pernafasan, iritasi pada mata dan telinga, serta timbulnya penyakit tertentu. (Soedomo, 2001) Pencemaran udara merupakan faktor penting dalam pencemaran lingkungan, pencemaran udara yang terjadi meliputi pencemaran udara di luar ruangan (outdoor air pollution) dan pencemaran udara dalam ruangan (indoor air pollution). Pencemaran udara luar ruangan sumber utamanya adalah dari emisi kendaraan bermotor dan asap industri (Mangkunegoro,1996), sedangkan pencemaran udara dalam ruangan menurut penelitian The National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) sumbernya antara lain dari kegiatan penghuni (asap rokok dan bahan kimia untuk keperluan rumah tangga) dan 2 pencemar dari luar (gas buangan kendaraan bermotor, cerobong asap dapur, asap buangan industri) ( Kementerian Lingkungan Hidup, 2005) . Pada lingkungan Industri terdapat bahan noksa (bahan yang dapat merusak struktur anatomis sel/organ dan fungsi paru) yang terdiri dari debu organik, debu anorganik atau mineral (yang dijumpai dalam proses pertambangan, industri keramik, industri logam), gas iritan (industri petrokimia, obat-obatan dan plastik) (Dawud, Yudanarso, 2004). Tidak hanya dalam ruang kerja/dalam industri saja pencemaran udara dapat memberikan risiko kesehatan, tetapi lingkungan sekitar industri dapat juga terkena dampaknya. Pencemaran udara pada dasarnya berbentuk partikel (debu, aerosol, timah hitam) dan gas (Karbon Monoksida, Nitrogen Oksida, Sulfur Dioksida, Hidrogen Sulfida dan Hidro Karbon). Udara yang tercemar dengan partikel dan gas ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda tingkatan dan jenisnya, tergantung dari macam, ukuran dan komposisinya. Gangguan yang diakibatkan oleh pencemaran udara dalam hal ini partikel debu biasanya menyebabkan penyakit pernafasan kronis seperti bronchitis kronis, enfisema paru, asma dan bahkan kanker paru. Begitu juga dengan kadar timah hitam (Plumbum) yang tinggi diudara dapat mengganggu pembentukan sel darah merah. Gejala keracunan dini dimulai ditunjukkan dengan terganggunya fungsi enzim untuk pembentukan sel darah merah yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya, seperti anemia, kerusakan ginjal dll. Dimana keracunan plumbum bersifat akumulatif. Dari polutan-polutan tersebut, partikulat di udara menjadi polutan yang sangat penting karena dari beberapa studi yang pernah dilakukan menunjukkan meskipun partikulat merupakan bagian terkecil dari total massa polutan yang teremisikan ke atmosfer, tetapi pengaruh-pengaruh yang ditimbulkannya lebih berbahaya dari jenis 3 polutan lainnya. Pengaruh-pengaruh tersebut antara lain membahayakan kesehatan manusia, menurunkan kualitas lingkungan dan mempengaruhi kualitas material. Besarnya pengaruh-pengaruh ini merupakan fungsi dari distribusi ukuran partikel, konsentrasi dan komposisi fisik dan kimia partikulat. Pencemar udara yang bersumber dari adanya aktifitas kegiatan industri dan kendaraan bermotor di kota Batam kian lama kian terasa seiring dengan aktifitas lalulintas dan pertambahan jumlah kendaraan. Pembakaran bahan bakar pada kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi udara. Disamping karbon monoksida, juga dikeluarkan nitrogen oksida, belerang oksida, partikulat dan senyawa-senyawa fosfor timbal. Partikulat adalah debu/padatan halus dan aerosol atau cairan-cairan berukuran halus. Partikulat ini terdapat banyak di udara. Ukuran yang dapat memasuki saluran respiratorius adalah 10 µm, yang berukuran 5 – 10 µm akan mudah tersaring secara fisk oleh bulu-bulu yang terdapat dalam rongga hidung, trakea dan bronkus. Dan yang lebih halus akan mudah terbawa oleh udara inspirasi ke dalam paru-paru dan mengendap di sana. (Soemirat, 2001). Partikel yang masuk aveoli akan menimbulkan reaksi radang sehingga menyebabkan daya kembang paru dibatasi (Fordistiko, 2002). Pembatasan daya kembang paru dapat dinilai dengan beberapa parameter fungsi paru yaitu FVC dan FEV1. Pemeriksaan fungsi paru pada masyarakat melalui pemeriksaan spirometri dapat membantu melihat dan menilai secara dini pengaruh pajanan partikulat debu terhadap paru masyarakat. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara Partikulat Melayang (PM) 2,5 dengan dampak kesehatan lebih tinggi dari pada PM 10, itu disebabkan karena pada PM 2,5 berisikan sebagian besar berbagai macam logam dan jenis asam berbahaya. Diperkuat dengan penelitian mengenai polusi udara dan fungsi paru diantara orang dewasa 4 di Roma menunjukkan penurunan pada indikator fungsi paru (FVC dan FEV1) berhubungan dengan peningkatan konsentrasi partikulat (Lagorio, 2006). Kelurahan Pulau Buluh Kecamatan Bulang Kota Batam merupakan daerah letaknya berhadapan langsung dengan kawasan industri Tanjung Uncang yang ada di wilayah Kecamatan Sagulung. Kawasan industri Tanjung Uncang merupakan industri Shipyard yang termasuk dalam kategori industri berat dengan kegiatan utama berupa pembuatan dan perawatan kapal baik itu tugboat maupun kapal feri lainnya. Dari kegiatan perawatan dan pemeliharaan kapal pada industri Shipyard akan menghasilkan limbah ke lingkungan baik dalam bentuk padat, cair maupun udara, terutama dalam proses perawatan yaitu proses sandblasting akan menyebabkan terjadi pencemaran udara berupa partikulat. Masyarakat Pulau Buluh Kelurahan Pulau Buluh Kecamatan Bulang Kota Batam merupakan populasi yang merasakan akibat adanya pencemaran dari industri yang ada di kawasan Industri Tanjung Uncang. Hal ini yang membuat mereka menjadi populasi yang beresiko tinggi terkena pajanan debu dari aktifitas industri shipyard. Berdasarkan data pengukuran kualitas udara untuk parameter debu (TSP) yang diambil oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular Kelas I Batam pada bulan Februari 2007 pada wilayah pemukiman di kelurahan Pulau Buluh berhadapan langsung dengan kawasan industri Shipyard diketahui konsentrasi TSP sebesar 257 µg/m3. Kadar debu ersebut telah melampaui ambang batas baku mutu kadar debu sesua PP No 41 Than 1999 yaitu sebesar 230 µg/m3. Sedangkan hasil rekapan tahunan data penyakit pada puskesmas Kelurahan Pulau Buluh tahun 2007 menunjukkan gejala penyakit yang paling banyak dikeluhkan masyarakat Kelurahan Pulau Buluh adalah penyakit ISPA dan kulit, Pada tahun 2006 jumlah pasien ISPA yang tercatat adalah 220 orang, sedang untuk tahun 2007 dari bulan Januari sampai bulan April tercatat 282 orang. 5 Sebagian gejala-gejala mereka adalah batuk-batuk yang lama (lebih dari 1 bulan), batuk kering tidak berdahak, tapi kemudian berdahak, sesak nafas terutama pada aktifitas, sehingga mengurangi kemampuan kerja sehari-hari. kedua penyakit ini merupakan sebagian dari penyakit yang disebabkan adanya pencemaran udara. 1.2. Rumusan Masalah Kawasan Industri Tanjung Uncang merupakan salah satu kawasan industri yang ada di wilayah Kota Batam dan merupakan pusat Industri khususnya industri Shipyard. Kegiatan operasional industri di kawasan industri Tanjung Uncang selain memberi dampak positif juga memberi dampak negatif berupa pencemaran lingkungan dalam hal ini pencemaran udara pada lingkungan sekitar baik dari akibat kegiatan pemeliharaan kapal, mobilisasi kendaraan termasuk lingkungan pemukiman masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan latar belakang dan berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan operasional industri di kawasan industri Tanjung Uncang, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana pengaruh paparan debu dan Pb dari kegiatan industri yang ada di kawasan industri Tanjung Uncang terhadap kesehatan lingkungan di sekitar lokasi kegiatan kawasan industri Tanjung Uncang 2) Bagaimana persepsi masyarakat sekitar tentang pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan industri tersebut terhadap kesehatan lingkungan masyarakat sekitar 3) Bagaimana strategi pengelolaan lingkungan untuk mengurangi terjadinya pencemaran udara di kawasan industri Tanjung Uncang mencegah 6 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak di capai dalam Penelitian ini adalah : 1) Mengkaji konsentrasi debu dan Pb di udara dan dalam darah masyarakat (Pb) akibat emisi kegiatan industri yang ada di kawasan Industri Tanjung Uncang 2) Mengkaji persepsi masyarakat sekitar tentang pengaruh emisi yang ditimbulkan dari kegiatan industri pada kawasan Industri Tanjung Uncang terhadap kualitas lingkungan di sekitarnya 3) Mengkaji strategi pengelolaan lingkungan di lingkungan kawasan Industri Tanjung Uncang 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang pengaruh paparan Debu dan Pb terhadap kesehatan masyarakat yang dapat di jadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan pengendalian dan penanganan pencemaran udara pada kawasan industri Tanjung Uncang, serta manfaat untuk kepentingan praktis sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut 1.4.2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada semua pihak, khususnya : 1) Pengelola kawasan industri dalam menangani atau melakukan pengolahan lingkungan. 7 2) Instansi pemerintah yang terkait dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Perindustrian, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pengelolaan maupun pengambilan keputusan terkait pengembangan industri yang senantiasa dikaitkan dengan upaya kelestarian lingkungan, 3) Bagi masyarakat dapat sebagai antisipasi dalam menghadapi dan melindungi diri dari masalah pencemaran di lingkungannya. 1.5. Pertanyaan Penelitian Apakah aktifitas industri di kawasan Industri Tanjung menyebabkan pencemaran debu dan Pb di udara di pemukiman masyarakat Pulau Buluh Kelurahan Pulau Buluh Kecamatan Bulang Kota Batam 1.6. Keaslian Penelitian Penelitian tentang Kajian Pencemaran Udara Akibat Kegiatan Industri dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Lingkungan Masyarakat Sekitar Kawasan Industri Tanjung Uncang, Kota Batam Propinsi Kepulauan Riau ini belum pernah dilakukan. Penelitian tentang hal tersebut untuk wilayah kajian lain pernah dilakukan, akan tetapi kajiannya tidak sama. Pada penelitian ini akan di bahas tentang kajian pencemaran udara akibat kegiatan kawasan industri dengan pengukuran kualitas udara ( Abiotik ) dalam hal ini parameter partikulat khususnya debu dan timbal. Untuk lingkungan biotik membahas tentang paparan Pb dalam darah masyarakat yang ada pada lokasi kegiatan secara deskriptif dari hasil analisis laboratorium dan juga akan di bahas tentang persepsi masyarakat akibat efek dari adanya kegiatan kawasan industri Tanjung Uncang. 8 Penegasan penelitian yang akan dilakukan di Kecamatan Sagulung, mempunyai perbedaan dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan di tempat lain dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Penelitian yang Telah Dilakukan Nama Peneliti Burhan Tahun Lokasi 1997 Yogyakarta Tujuan Metode Penelitian Penelitian Analisis data Kadar Uji lapangan di Analisis Mengetahui Karbon monoksida di toko tertutup dan korelasi, Muslim luar dan di dalam toko toko terbuka kesamaan dan selama 10 jam tertutup rata rata uji dua dan toko terbuka analisis grafik Mengetahui dampak Uji lapangan Analisis Varian Catharina aktifitas pembakaran pada industri dan Analisis S.P.S keramik Anna 1997 Malang kualitas terhadap keramik Dinoyo udara Diskriptif dan penghuni permukiman di sekitar sentra industri keramik dan pola sebaran polutannya berdasarkan pengukuran CO, SOx dan NOx Syaukat Ali 1998 Uji lapangan Analisis parsial antara CO terhadap pada jalan dan analisis volume dan Malioboro di regresi kecepatan lalu lintas, Yogyakarta serta hubungan selama 6 jam Yogyakarta Melihat hubungan dengan kecepatan angin, arah angin dan suhu udara Darmiyanti 2002 Yogyakarta Mengetahui Uji lapangan di Analisis 9 polutan, rumah tangga konsentrasi rangkaian suhu dan batik Kampung waktu/grafik kelembaban, bau Taman Kodya serta analisis serta indeks ketidak Yogyakarta diskriptif nyamanan di ruang selama 9 jam proses pembatikan. Melihat sebaran karbon monoksida di ruang pembatikan serta mengkaji penggunaan kipas angin untuk mengurangi karbon polutan monoksida dalam ruangan Yanekson 2003 Palangka Raya Mengkaji konsentrasi Uji lapangan Analisis grafik ( polutan (SO2, NO2, pada lingkungan rangkaian waktu CO, O3 dan PM10 ) fungsional Kota ), analisis di ambient; Palangkaraya udara faktor dengan dasar Mengkaji kualitas udara lingkungan khususnya kecepatan ambient dan angin, arah angin, penggunaan temperature udara. lahan Dan global radiasi dalam dengan hubungan konsentrasi polutan; dan Mengetahui pola konsentrasi polutan yang terkait dengan perubahan pemanfaatan lahan di daerah penelitian regresi dan analisis diskriptif 10 Ismail 2011 Batam Mengkaji Uji lapangan debu pada lingkungan konsentrasi dan diskriptif kegiatan masyarakat kualitatif industri yang ada di kawasan industri Tanjung Uncang, Mengkaji konsentrasi debu dan Pb pada masyarakat di sekitar lokasi kegiatan industri Tanjung Uncang, Mengkaji persepsi masyarakat sekitar tentang pengaruh emisi yang ditimbulkan kegiatan dari industri pada kawasan industri Tanjung Uncang terhadap kesehatan lingkungan sekitarnya dan analisis akibat pemukiman Pb emisi Analisis Parsial di 11 1.7. Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini yaitu : 1) Pengukuran kualitas udara ambient untuk parameter debu dan Pb di perumahan masyarakat di sekitar kawasan industri Tanjung Uncang 2) Menganalisis konsentrasi Pb dalam darah masyarakat yang ada pada pemukiman masyarakat di sekitar kawasan industri Tanjung Uncang 3) Melihat kondisi kesehatan masyarakat khususnya untuk penyakit pada masyarakat yang tinggal di perumahan sekitar kawasan industri Tanjung Uncang