Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Surya Dharma Jurusan PPKn, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan Corresponding author: [email protected] Abstrak Pentingnya inovasi pembelajaran khususnya dalam Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan unsur teknologi melalui pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif, merupakan salah satu strategi tepat untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Dengan media pembelajaran multimedia interaktif ini, diharapkan subjek Pendidikan Kewarganegaraan menjadi subjek yang kuat dan bermakna bagi siswa. Makalah ini mengkaji (1) memperoleh gambaran bagaimana mengembangkan media pembelajaran multimedia interaktif secara konseptual, (2) memperoleh gambaran bagaimana menerapkan media pembelajaran multimedia interaktif secara konseptual, Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tahap pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif Dibutuhkan yang terdiri dari tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi, (2) kemampuan dasar guru dan siswa komputer dalam menggunakan pembelajaran multimedia interaktif dan media pembelajaran multimedia interaktif dapat digunakan dengan laboratorium komputer, kelas klasik di kelas, atau dapat digunakan oleh Siswa di luar sekolah dengan membutuhkan beberapa fasilitas atau peralatan seperti komputer dan sejenisnya, Proyektor LCD, dan beberapa peralatan pendukung lainnya, hasil pembelajaran Kewarganegaraan setelah menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif. Oleh karena itu, hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa media pembelajaran multimedia interaktif dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan minat dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kata kunci : Pendidikan Kewarganegaraan, pembelajaran multimedia interaktif, Minat dan Hasil Belajar. PENDAHULUAN Minat sangat memberikan perannya untuk menambah gairah, keinginan, serta merasa senang dan semangat untuk belajar. Seperti halnya motivasi, didalam kegiatan belajar, minat dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan keinginan untuk belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Seorang peserta didik yang memiliki intelegensi yang tinggi, boleh jadi gagal karena rendahnya minat pada satu mata pelajaran. Hasil belajar akan optimal kalau adanya minat peserta didik pada mata pelajaran tersebut. Meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik merupakan salah satu upaya yang terus dilakukan oleh guru. Hal ini karena diawali dengan kemauan maka akan menimbulkan kecintaan baginya pada pelajaran tersebut. Nyatanya ada beberapa peserta didik yang hanya senang pada satu, dua, tiga atau lebih mata pelajaran tetapi sangat rendah minatnya pada mata pelajaran lain. Realita yang terjadi pada siswa saat ini menujukkan kebanyakan peserta didik hanya tertarik pada mata pelajaran yang sifatnya menantang, menyenangkan dengan tidak hanya menggunakan buku sebagai sumber belajar. Lain halnya dengan PKn yang dianggap sebagian peserta didik sebagai mata pelajaran yang membosankan, kurang menarik, karena proses pembelajarannya masih dilaksanakan secara monoton dimana buku masih dijadikan sebagai satu-satunya sumber belajar. Faktor pendekatan belajar merupakan salah satu faktor yang sangat memberikan peran terhadap minat belajar peserta didik. Pada mata pelajaran PKn, pendekatan sangatlah diperlukan, karena “pendekatan pembelajaran PKn sejalan dengan tujuan PKn yakni membangun peserta didik sebagai warga negara yang baik dan cerdas secara intelektual, emosional, sosial, spiritual, mau bertanggung jawab dan mampu berpartisipasi dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. (Wahab dan Sapriya, 2011: 336). Semakin baik pendekatan pembelajaran yang digunakan maka akan mempengaruhi kualitas pembelajaran (input, proses dan hasil). Akan tetapi sebaliknya jika pendekatan pembelajaran PKn saat ini masih berpusat pada guru dengan tidak memperhatikan perkembangan dan karakteristik peserta didik, maka hasil dari pembelajaran tersebut tidak akan dicapai secara maksimal. Ciri pembelajaran abad 21 saat ini adalah inovatif. Guru inovatif adalah guru sebagai fasilitator yang berperan mengorganisasikan keseluruhan kegiatan pembelajaran agar lebih bermakna dan menyenangkan. Guru harus mampu merangsang dan membangkitkan peserta didik untuk belajar. Proses pembelajaran harus mampu diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19). http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 36 Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Dalam prakteknya, guru PKn terjebak dengan pola-pola pembelajaran konvensional yang didominasi oleh metode ceramah dan tanya jawab di kelas dengan buku sebagai sumber utamanya (Dharma, 2012). Proses belajar cenderung hanya menetapkan pendekatan yang kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar aktif dan mandiri. Selain itu tujuan pembelajaran hanya berorientasi pada pengembangan aspek kognitif pada level rendah, sehingga mata pelajaran PKn dianggap mata pelajaran hapalan belaka yang membosankan dan kurang bermanfaat dalam kehidupannya. (Dharma, 2012; Siregar, dkk, 2013). Dengan demikian, apabila proses pembelajaran bersifat konvensional dimana guru masih mempertahankan dan menggunakan tradisi-tradisi pembelajaran terdahulu maka hal ini akan menjadi salah satu kendala untuk mencapai tujuan PKn yakni sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi). Alhasil seberapa maksimalpun upaya yang dilakukan oleh guru di kelas, maka tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu diperlukan keseriusan bagi guru dalam mengembangkan berbagai cara agar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik sehingga mempengaruhi pengetahuan dan sikapnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki paradigma guru dalam mengembangkan, memilih dan menggunakan media pembelajaran. Hal ini dianggap penting karena fungsi media dalam kegiatan pembelajaran dianggap tidak hanya sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru yang inovatif adalah guru yang mampu menyesuaikan kebutuhan belajar dengan kondisi nyata peserta didik saat ini. Untuk itu, pemilihan media adalah salah satu upaya dalam membangun proses belajar yang lebih menyenangkan, menantang sehingga meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media memperlihatkan hasil yang konsisten terhadap kualitas pembelajaran. Sepertihalnya penelitian yang dilakukan oleh Dharma (2012) menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran multmedia interaktif dapat meningkat minat dan hasil belajar peserta didik, melalui studi yang dilaksanakan di SMP Pasundan 1 Bandung. Selan itu penelitian yang dilakukan oleh Yusrizal (2008) meneliti tentang penggunaan multimedia dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan multimedia dibandingkan dengan tradisional. Dari beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pengembangan media adalah salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Apalagi pengembangan media dilakukan dengan menggabungkan unsur teknologi dan pembelajaran yang dikemas menjadi satu bagian sehingga menjadikan sebuah media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Media inilah yang disebut sebagai media pembelajaran berbasis teknologi, multimedia, atau media pembelajaran multimedia interaktif. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran sangatlah sejalan dengan pendidikan di abad 21 ini. Untuk itu berbagai macam media pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi terus dikembangkan. Salah satu media pembelajaran yang dikembangkan adalah multimedia interaktif. Program ini merupakan satu program yang memproduksi multimedia yang menggunakan lebih dari satu media sepertihyalnya teks, grafik, animasi, audio, video dan gambar untuk tujuan komunikasi yang diintegrasikan dengan komputer. Begitu banyaknya keunggulan dari multimedia interaktif dibandingkan dengan media lainnya, sehingga para pengembang multimedia seperti Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekkom) Kemendikbud secara terus menerus mengembangkan dan memproduksi program multimedia pada semua mata pelajaran. Pada mata pelajaran PKn sendiri selain yang dikembangkan oleh Pustekkom Kemendikbud, media ini juga dikembangkan oleh Direktorat PSMP yang ditayangkan dalam TV edukasi berbentuk model film animasi. Selain itu beberapa lembaga lain seperti PT Pustaka Media dan Ed-Link dan sebagainya. Dari beberapa pendapat dan hasil penelitian di atas, dapatlah kita ketahui bahwa media pembelajaran multimedia interaktif sangat penting dalam pembelajaran Reformasi pembelajaran melalui multimedia interaktif pada hakekatnya adalah upaya untuk memperbaiki cara belajar agar anak didik lebih cerdas, kreatif, kritis, dan lebih bijaksana dalam berpikir dan bertindak. Hal inilah yang kemudian menjadi ciri dari pembelajaran inovatif abad 21. Dengan demikian, melalui media pembelajaran multimedia interaktif ini diharapkan PKn menjadi mata pelajaran yang powerfull serta bermakna bagi peserta. Tulisan ini mencoba untuk mengkaji bagaimana proses pengembangan dan penggunaan media multimedia interaktif dalam pembelajaran PKn. PEMBAHASAN Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Secara Konseptual Multimedia interaktif secara terminologis dikatakan sebagai satu perangkat media pembelajaran yang didalamnya mengkolaborasikan antara unsur teknologi dan pembelajaran. Menurut penulis, unsur teknologi yang dimaksud bila mengambil pendapat Hofstetter (dalam Suyanto, M. 2005:21) adalah dengan pemanfaatan komputer untuk menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) menjadi satu kesatuan dengan link dan tool yang tepat sehingga memungkinkan pemakai multimedia dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Sementara unsur pembelajaran dimana media yang dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 37 Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Sekaitan dengan itu Schurman, (1995) mengemukakan bahwa multimedia interaktif adalah kombinasi antara grafik, animasi, teks, video dan suara dalam satu materi yang mementingkan interaksi antara pengguna dan komputer. (dalam http:// www.members.tripod.com./kudin96/nota.html. Hal ini juga dikemukakan oleh Wahono (dalam Warsita 2008: 154) dimana multimedia dapat diartikan sebagai perpaduan dari berbagai media yang terdiri atas teks, grafis, gambar diam, animasi, suara dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik. Dari beberapa pendapat di atas dapatlah kita pahami bahwa multimedia interaktif merupakan penggabungan antara teks, grafik, audio, video, dan animasi yang dipadukan menjadi satu sehingga memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Komponen penting dari multimedia interaktif yakni elemen multimedia dan interaktivitas. Elemen multimedia setidaknya memiliki minimal lima conten utama yang di istilahkan oleh ahli media dengan VASTI (video, animasi, sound, teks, images). Mulyanta dan Marlon, (2009:1) menjelaskan bahwa prinsip multimedia merupakan gabungan dari tiga elemen dasar yaitu suara, gambar dan teks. Sekaitan dengan itu Suyanto (2005:354) mengemukakan terdapat enam jenis objek dari multimedia yaitu teks, grafis, bunyi, video, animasi dan software. Dari beberapa pendapat di atas, dengan demikian berapapun jumlah elemen yang akan digunakan dalam multimedia, yang terpenting harus memuat suara, teks, video dan gambar (baik bergerak maupun tidak bergerak). Berikut uraian dari masing-masing elemen multimedia tersebut : a. Teks: Bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah teks dengan mempunyai struktur linier sederhana. Suyanto, M. (2005: 256-259) Secara umum ada empat macam teks yaitu teks cetak, teks hasil scan, teks elektronis dan hypertext. b. Grafik (gambar): Sering muncul sebagai backdrop (latar belakang) suatu teks untuk menghadirkan kerangka yang mempermanis teks. Gambar juga dapat berfungsi sebagai ikon yang bila dipadukan dengan teks, menunjukkan berbagai opsi yang bisa dipilih. Suyanto, M (2005: 262-267) secara umum ada empat macam teks yaitu gambar vector, clip art, digiteszed picture, hyperpicture. c. Bunyi: Bunyi pada multimedia sangatlah memberikan banyak manfaat. Suyanto, M (2005) mengemukakan bahwa PC multimedia tanpa bunyi hanya disebut unimedia, bukan multimedia. Lebih lanjut Suyanto, M (2005: 272) mengemukakan ada tiga jenis objek bunyi yang bisa digunakan dalam produksi multimedia, yakni format waveform audio, aiff, dat, ibf, mod, rmi, sbi, snd, voc, au, MIDI sound tract, compact disc audio, dan MP3 file. d. Video: Video menyediakan sumberdaya yang kaya dalam sebuah aplikasi multimedia. Ada enam macam video yang dapat digunakan sebagai objek link dalam aplikasi multimedia yakni live video feeds, videotape, videodisc, dan digital video, DVD, dan Hypervideo. (Suyanto M. 2005:279) e. Animasi: Dalam pengembangan multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar. Ada Sembilan macam bentuk animasi yaitu animasi sel, animasi frame, animasi sprite, animasi lintasan, animasi spline, animasi vector, animasi karakter, animasi computational dan morphing (Suyanto M. 2005: 287). Selain elemen multimedia, mulitmedi interaktif juga memerlukan elemen interaktivitas. Interaktif adalah adanya komunikasi dua arah antara media dengan pengguna dalam bentuk stimulus dan respons. Pada elemen interaktivitas diperlukan komunikasi dua arah yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan penilaian, dan melakukan berbagai aktivitas yang akhirnya dapat dinilai balik oleh program multimedia yang telah dirancang. Semakin tinggi interaktivitas pada program maka akan menyebabkan semakin tinggi melibatkan emosi peserta didik. Interaktivitas tidak hanya melibatkan pengetahuan tetapi juga melibatkan emosi secara mendalam sehingga muncul ketergantungan, ketagihan dan sebagainya. Pendapat ini sangatlah sesuai dengan teori Andragogi yang dikembangkan oleh Knowles, 1986 (dalam Sudjana, 2000:63) dimana kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran peserta didik terletak pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran tersebut. Pada tahap pengembangan multimedia interaktif ada beberapa hal yang harus diperhatikan baik pada masa pra produksi, produksi, maupun pasca produksi. Suyanto (2005:388) menjelaskan tahap pra produksi adalah tahap semua pekerjaan dan aktivitas yang terjadi sebelum miultimedia diproduksi secara nyata, tahap produksi adalah periode selama multimedia diproduksi, sedangkan tahap pasca produksi adalah periode semua pekerjaan dan aktivitas yang terjadi setelah multimedia diproduksi secara nyata. Pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif memerlukan tahapan-tahapan yang harus dijalankan oleh si pengembang yang dimulai dari tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi. Ketiga tahapan ini harus dijalankan sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga media yang dihasilkan sesuai dengan tujuan dari pengembangan media tersebut. Cara Mengimplementasi Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Secara Konseptual Pentingnya mengetahui cara mengimplementasikan media pembelajaran multimedia interaktif ini adalah untuk mengetahui kesiapan, kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dan peserta didik serta perangkat-perangkat yang dibutuhkan baik perangkat multimedia maupun perangkat pembelajaran sehingga ada kesiapan didalam diri peserta didik untuk menggunakan produk yang telah dikembangkan. Media pembelajaran multimedia interaktif yang merupakan salah satu bagian dari teknologi informasi dan komunikasi membutuhkan fasilitas/sarana tertentu sehingga guru dan peserta didik dapat menjalankan program ini. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam menjalankan multimedia interaktif ini yaitu (1) di desentralisasikan dalam satu laboraturium komputer, (2) di tempat peserta didik berada di luar jam pelajaran, (3) di gunakan dengan menggunakan model klassical. http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 38 Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Dari ketiga cara penggunaan multimedia di atas, dapat kita pahami bahwa multimedia interaktif tidak hanya harus digunakan dalam laboratorium komputer tetapi dapat digunakan secara langsung oleh peserta didik di luar sekolah (di rumah, dsb) atau dapat digunakan di dalam kelas (ruang multimedia/ruang belajar) yang dilengkapi dengan LCD projector, layar projector dan satu unit komputer. Selain itu, dalam menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif adapun kemampuan khusus yang harus dimiliki oleh guru dan peserta didik adalah kemampuan dasar (basic ability) mengingat komputer telah dibuat dan didesain sedemikian mudah praktis. Kemampuan dasar yang dimaksud adalah kemampuan dalam memahami operasi dasar komputer serta kemampuan dalam menjalankan program multimedia yang telah dibuat. Kemampuan operasi dasar komputer yang dimaksud adalah kemampuan dalam menghidupkan dan mematikan komputer dengan benar. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat komputer sebagai sebuah sistem elektronik yang komplek, sangat berbeda sekali dengan peralatan elektronik lainnya karena komputer bekerja secara runtut mulai ketika tombol power dinyalakan sampai komputer tersebut dapat digunakan, apabila proses runtut tersebut tidak dilaksanakan dapat dipastikan komputer akan mengalami gangguan (http://matematikaict.files.wordpress.com). SIMPULAN Pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif adalah upaya inovatif yang saat ini harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran, khususnya PKn. Selain dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik., media pembelajaran multimedia interaktif juga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Hal ini dikarenakan bahwa media pembelajaran multimedia interaktif dapat merangsang dan melibatkan panca indera peserta didik seperti penglihatan, pendengaran, maupun suara serta memiliki kesesuaian, kemanfaatan serta kemenarikan dengan kondisi peserta didik yang pada akhirnya dapat menarik minat peserta didik pada pembelajaran PKn yang berakibat pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Untuk mengembangkan multimedia interaktif, guru memiliki dua tugas utama (1) sebagai pengembang materi yang merancang isi yang harus ada dalam media serta (2) sebagai ahli komputer (programer) yang memiliki kemampuan mengoprasikan dan menguasai berbagai program untuk membuat tayangan animasi, gambar, video, suara, dsb. Jika guru tidak memiliki kemampaun sebagai programer, guru dapat berkolaborasi atau bekerjasama dengan tim ahli komputer lainnya. Selanjutnya dalam proses pembelajaran multimedia interaktif dapat digunakan secara terorganisir di dalam satu laboraturium komputer, secara klasikal di dalam kelas, atau dapat digunakan oleh peserta didik di luar sekolah. Untuk itu perangkat yang harus dimiliki adalah komputer atau sejenisnya, LCD projector, layar projector, serta beberapa perangkat pendukung lainnya. REFERENSI Dharma. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Peserta didik (Studi Pengembangan di SMP Pasundan 1 Bandung). http:// www.members.tripod.com./kudin96/nota.html. Multimedia Interaktif. diakses pada tanggal, 24 Mei 2012. Pukul 08.00 Wib http://matematikaict.files.wordpress.com).Mengoprasikan Komputer. Diakses pada tanggal, 18 Juni 2012. Pukul 20.49 Wib. Mulyanta dan Leong Marlon. 2009. Tutorial Membangun Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang. Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Nomor 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi Pendidikan Rahmat, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan UPI Siregar, dkk 2013. Laporan Hasil Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Pendampingan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Continuing Professional Development) Guru Mata Pelajaran Dan Kepala Sekolah : Workshop Dan Pendampingan Model Pembelajaran Project Citizen Pada Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Sekolah Menengah Pertama (SMP) dI Kabupaten Batubara Sudjana, N. 2000. Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Fallaf Production. Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Wahab, A.A. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar IPS Bandung: CV Alfabeta. Yusup, P.M. 1990. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Yusrizal. 2008. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 39