pembelajaran inovatif melalui pengembangan media

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Surya Dharma
Jurusan PPKn, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan
Corresponding author: [email protected]
Abstrak
Pentingnya inovasi pembelajaran khususnya dalam Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan unsur teknologi
melalui pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif, merupakan salah satu strategi tepat untuk meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa. Dengan media pembelajaran multimedia interaktif ini, diharapkan subjek Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi subjek yang kuat dan bermakna bagi siswa. Makalah ini mengkaji (1) memperoleh gambaran
bagaimana mengembangkan media pembelajaran multimedia interaktif secara konseptual, (2) memperoleh gambaran
bagaimana menerapkan media pembelajaran multimedia interaktif secara konseptual, Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
(1) tahap pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif Dibutuhkan yang terdiri dari tahap pra produksi,
produksi dan pasca produksi, (2) kemampuan dasar guru dan siswa komputer dalam menggunakan pembelajaran
multimedia interaktif dan media pembelajaran multimedia interaktif dapat digunakan dengan laboratorium komputer, kelas
klasik di kelas, atau dapat digunakan oleh Siswa di luar sekolah dengan membutuhkan beberapa fasilitas atau peralatan
seperti komputer dan sejenisnya, Proyektor LCD, dan beberapa peralatan pendukung lainnya, hasil pembelajaran
Kewarganegaraan setelah menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif. Oleh karena itu, hasil penelitian ini
merekomendasikan bahwa media pembelajaran multimedia interaktif dapat digunakan sebagai salah satu media
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan minat dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Kata kunci : Pendidikan Kewarganegaraan, pembelajaran multimedia interaktif, Minat dan Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Minat sangat memberikan perannya untuk menambah gairah, keinginan, serta merasa senang dan semangat untuk
belajar. Seperti halnya motivasi, didalam kegiatan belajar, minat dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri peserta didik yang menimbulkan keinginan untuk belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar. Seorang peserta didik yang memiliki intelegensi yang tinggi, boleh jadi gagal
karena rendahnya minat pada satu mata pelajaran. Hasil belajar akan optimal kalau adanya minat peserta didik pada mata
pelajaran tersebut.
Meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik merupakan salah satu upaya yang terus dilakukan oleh guru. Hal
ini karena diawali dengan kemauan maka akan menimbulkan kecintaan baginya pada pelajaran tersebut. Nyatanya ada
beberapa peserta didik yang hanya senang pada satu, dua, tiga atau lebih mata pelajaran tetapi sangat rendah minatnya
pada mata pelajaran lain. Realita yang terjadi pada siswa saat ini menujukkan kebanyakan peserta didik hanya tertarik
pada mata pelajaran yang sifatnya menantang, menyenangkan dengan tidak hanya menggunakan buku sebagai sumber
belajar. Lain halnya dengan PKn yang dianggap sebagian peserta didik sebagai mata pelajaran yang membosankan,
kurang menarik, karena proses pembelajarannya masih dilaksanakan secara monoton dimana buku masih dijadikan
sebagai satu-satunya sumber belajar.
Faktor pendekatan belajar merupakan salah satu faktor yang sangat memberikan peran terhadap minat belajar
peserta didik. Pada mata pelajaran PKn, pendekatan sangatlah diperlukan, karena “pendekatan pembelajaran PKn sejalan
dengan tujuan PKn yakni membangun peserta didik sebagai warga negara yang baik dan cerdas secara intelektual,
emosional, sosial, spiritual, mau bertanggung jawab dan mampu berpartisipasi dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara”. (Wahab dan Sapriya, 2011: 336). Semakin baik pendekatan pembelajaran yang digunakan maka akan
mempengaruhi kualitas pembelajaran (input, proses dan hasil). Akan tetapi sebaliknya jika pendekatan pembelajaran PKn
saat ini masih berpusat pada guru dengan tidak memperhatikan perkembangan dan karakteristik peserta didik, maka hasil
dari pembelajaran tersebut tidak akan dicapai secara maksimal.
Ciri pembelajaran abad 21 saat ini adalah inovatif. Guru inovatif adalah guru sebagai fasilitator yang berperan
mengorganisasikan keseluruhan kegiatan pembelajaran agar lebih bermakna dan menyenangkan. Guru harus mampu
merangsang dan membangkitkan peserta didik untuk belajar. Proses pembelajaran harus mampu diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19).
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
36
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Dalam prakteknya, guru PKn terjebak dengan pola-pola pembelajaran konvensional yang didominasi oleh metode
ceramah dan tanya jawab di kelas dengan buku sebagai sumber utamanya (Dharma, 2012). Proses belajar cenderung
hanya menetapkan pendekatan yang kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar aktif dan mandiri.
Selain itu tujuan pembelajaran hanya berorientasi pada pengembangan aspek kognitif pada level rendah, sehingga mata
pelajaran PKn dianggap mata pelajaran hapalan belaka yang membosankan dan kurang bermanfaat dalam kehidupannya.
(Dharma, 2012; Siregar, dkk, 2013).
Dengan demikian, apabila proses pembelajaran bersifat konvensional dimana guru masih mempertahankan dan
menggunakan tradisi-tradisi pembelajaran terdahulu maka hal ini akan menjadi salah satu kendala untuk mencapai tujuan
PKn yakni sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi).
Alhasil seberapa maksimalpun upaya yang dilakukan oleh guru di kelas, maka tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan.
Untuk itu diperlukan keseriusan bagi guru dalam mengembangkan berbagai cara agar dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar peserta didik sehingga mempengaruhi pengetahuan dan sikapnya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki paradigma guru dalam mengembangkan, memilih dan
menggunakan media pembelajaran. Hal ini dianggap penting karena fungsi media dalam kegiatan pembelajaran dianggap
tidak hanya sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Guru yang inovatif adalah guru yang mampu menyesuaikan kebutuhan belajar dengan kondisi
nyata peserta didik saat ini. Untuk itu, pemilihan media adalah salah satu upaya dalam membangun proses belajar yang
lebih menyenangkan, menantang sehingga meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media memperlihatkan hasil yang konsisten terhadap
kualitas pembelajaran. Sepertihalnya penelitian yang dilakukan oleh Dharma (2012) menunjukkan bahwa penggunaan
media pembelajaran multmedia interaktif dapat meningkat minat dan hasil belajar peserta didik, melalui studi yang
dilaksanakan di SMP Pasundan 1 Bandung. Selan itu penelitian yang dilakukan oleh Yusrizal (2008) meneliti tentang
penggunaan multimedia dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasilnya menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan multimedia
dibandingkan dengan tradisional.
Dari beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pengembangan media adalah salah satu solusi yang
dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Apalagi pengembangan media dilakukan dengan
menggabungkan unsur teknologi dan pembelajaran yang dikemas menjadi satu bagian sehingga menjadikan sebuah media
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Media inilah yang disebut sebagai media pembelajaran berbasis teknologi,
multimedia, atau media pembelajaran multimedia interaktif.
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran sangatlah sejalan dengan pendidikan di abad 21 ini. Untuk itu berbagai
macam media pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi terus dikembangkan. Salah satu media pembelajaran yang
dikembangkan adalah multimedia interaktif. Program ini merupakan satu program yang memproduksi multimedia yang
menggunakan lebih dari satu media sepertihyalnya teks, grafik, animasi, audio, video dan gambar untuk tujuan komunikasi
yang diintegrasikan dengan komputer.
Begitu banyaknya keunggulan dari multimedia interaktif dibandingkan dengan media lainnya, sehingga para
pengembang multimedia seperti Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekkom) Kemendikbud secara terus menerus
mengembangkan dan memproduksi program multimedia pada semua mata pelajaran. Pada mata pelajaran PKn sendiri
selain yang dikembangkan oleh Pustekkom Kemendikbud, media ini juga dikembangkan oleh Direktorat PSMP yang
ditayangkan dalam TV edukasi berbentuk model film animasi. Selain itu beberapa lembaga lain seperti PT Pustaka Media
dan Ed-Link dan sebagainya.
Dari beberapa pendapat dan hasil penelitian di atas, dapatlah kita ketahui bahwa media pembelajaran multimedia
interaktif sangat penting dalam pembelajaran Reformasi pembelajaran melalui multimedia interaktif pada hakekatnya adalah
upaya untuk memperbaiki cara belajar agar anak didik lebih cerdas, kreatif, kritis, dan lebih bijaksana dalam berpikir dan
bertindak. Hal inilah yang kemudian menjadi ciri dari pembelajaran inovatif abad 21. Dengan demikian, melalui media
pembelajaran multimedia interaktif ini diharapkan PKn menjadi mata pelajaran yang powerfull serta bermakna bagi peserta.
Tulisan ini mencoba untuk mengkaji bagaimana proses pengembangan dan penggunaan media multimedia interaktif dalam
pembelajaran PKn.
PEMBAHASAN
Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Secara Konseptual
Multimedia interaktif secara terminologis dikatakan sebagai satu perangkat media pembelajaran yang didalamnya
mengkolaborasikan antara unsur teknologi dan pembelajaran. Menurut penulis, unsur teknologi yang dimaksud bila
mengambil pendapat Hofstetter (dalam Suyanto, M. 2005:21) adalah dengan pemanfaatan komputer untuk
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) menjadi satu kesatuan dengan link dan tool yang
tepat sehingga memungkinkan pemakai multimedia dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
Sementara unsur pembelajaran dimana media yang dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
37
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Sekaitan dengan itu Schurman, (1995) mengemukakan bahwa multimedia interaktif adalah kombinasi antara grafik,
animasi, teks, video dan suara dalam satu materi yang mementingkan interaksi antara pengguna dan komputer. (dalam
http:// www.members.tripod.com./kudin96/nota.html. Hal ini juga dikemukakan oleh Wahono (dalam Warsita 2008: 154)
dimana multimedia dapat diartikan sebagai perpaduan dari berbagai media yang terdiri atas teks, grafis, gambar diam,
animasi, suara dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik. Dari beberapa pendapat di atas dapatlah kita pahami
bahwa multimedia interaktif merupakan penggabungan antara teks, grafik, audio, video, dan animasi yang dipadukan
menjadi satu sehingga memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.
Komponen penting dari multimedia interaktif yakni elemen multimedia dan interaktivitas. Elemen multimedia
setidaknya memiliki minimal lima conten utama yang di istilahkan oleh ahli media dengan VASTI (video, animasi, sound,
teks, images). Mulyanta dan Marlon, (2009:1) menjelaskan bahwa prinsip multimedia merupakan gabungan dari tiga
elemen dasar yaitu suara, gambar dan teks. Sekaitan dengan itu Suyanto (2005:354) mengemukakan terdapat enam jenis
objek dari multimedia yaitu teks, grafis, bunyi, video, animasi dan software. Dari beberapa pendapat di atas, dengan
demikian berapapun jumlah elemen yang akan digunakan dalam multimedia, yang terpenting harus memuat suara, teks,
video dan gambar (baik bergerak maupun tidak bergerak). Berikut uraian dari masing-masing elemen multimedia tersebut :
a. Teks: Bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah teks dengan mempunyai
struktur linier sederhana. Suyanto, M. (2005: 256-259) Secara umum ada empat macam teks yaitu teks cetak,
teks hasil scan, teks elektronis dan hypertext.
b. Grafik (gambar): Sering muncul sebagai backdrop (latar belakang) suatu teks untuk menghadirkan kerangka
yang mempermanis teks. Gambar juga dapat berfungsi sebagai ikon yang bila dipadukan dengan teks,
menunjukkan berbagai opsi yang bisa dipilih. Suyanto, M (2005: 262-267) secara umum ada empat macam
teks yaitu gambar vector, clip art, digiteszed picture, hyperpicture.
c. Bunyi: Bunyi pada multimedia sangatlah memberikan banyak manfaat. Suyanto, M (2005) mengemukakan
bahwa PC multimedia tanpa bunyi hanya disebut unimedia, bukan multimedia. Lebih lanjut Suyanto, M (2005:
272) mengemukakan ada tiga jenis objek bunyi yang bisa digunakan dalam produksi multimedia, yakni format
waveform audio, aiff, dat, ibf, mod, rmi, sbi, snd, voc, au, MIDI sound tract, compact disc audio, dan MP3 file.
d. Video: Video menyediakan sumberdaya yang kaya dalam sebuah aplikasi multimedia. Ada enam macam video
yang dapat digunakan sebagai objek link dalam aplikasi multimedia yakni live video feeds, videotape,
videodisc, dan digital video, DVD, dan Hypervideo. (Suyanto M. 2005:279)
e. Animasi: Dalam pengembangan multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan
gerak pada layar. Ada Sembilan macam bentuk animasi yaitu animasi sel, animasi frame, animasi sprite,
animasi lintasan, animasi spline, animasi vector, animasi karakter, animasi computational dan morphing
(Suyanto M. 2005: 287).
Selain elemen multimedia, mulitmedi interaktif juga memerlukan elemen interaktivitas. Interaktif adalah adanya
komunikasi dua arah antara media dengan pengguna dalam bentuk stimulus dan respons. Pada elemen interaktivitas
diperlukan komunikasi dua arah yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan penilaian, dan
melakukan berbagai aktivitas yang akhirnya dapat dinilai balik oleh program multimedia yang telah dirancang. Semakin
tinggi interaktivitas pada program maka akan menyebabkan semakin tinggi melibatkan emosi peserta didik.
Interaktivitas tidak hanya melibatkan pengetahuan tetapi juga melibatkan emosi secara mendalam sehingga muncul
ketergantungan, ketagihan dan sebagainya. Pendapat ini sangatlah sesuai dengan teori Andragogi yang dikembangkan
oleh Knowles, 1986 (dalam Sudjana, 2000:63) dimana kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran peserta didik terletak
pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran tersebut.
Pada tahap pengembangan multimedia interaktif ada beberapa hal yang harus diperhatikan baik pada masa pra
produksi, produksi, maupun pasca produksi. Suyanto (2005:388) menjelaskan tahap pra produksi adalah tahap semua
pekerjaan dan aktivitas yang terjadi sebelum miultimedia diproduksi secara nyata, tahap produksi adalah periode selama
multimedia diproduksi, sedangkan tahap pasca produksi adalah periode semua pekerjaan dan aktivitas yang terjadi setelah
multimedia diproduksi secara nyata.
Pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif memerlukan tahapan-tahapan yang harus dijalankan oleh
si pengembang yang dimulai dari tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi. Ketiga tahapan ini harus dijalankan
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga media yang dihasilkan sesuai dengan tujuan dari
pengembangan media tersebut.
Cara Mengimplementasi Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Secara Konseptual
Pentingnya mengetahui cara mengimplementasikan media pembelajaran multimedia interaktif ini adalah untuk
mengetahui kesiapan, kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dan peserta didik serta perangkat-perangkat yang
dibutuhkan baik perangkat multimedia maupun perangkat pembelajaran sehingga ada kesiapan didalam diri peserta didik
untuk menggunakan produk yang telah dikembangkan.
Media pembelajaran multimedia interaktif yang merupakan salah satu bagian dari teknologi informasi dan
komunikasi membutuhkan fasilitas/sarana tertentu sehingga guru dan peserta didik dapat menjalankan program ini. Ada tiga
cara yang dapat dilakukan dalam menjalankan multimedia interaktif ini yaitu (1) di desentralisasikan dalam satu laboraturium
komputer, (2) di tempat peserta didik berada di luar jam pelajaran, (3) di gunakan dengan menggunakan model klassical.
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
38
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Dari ketiga cara penggunaan multimedia di atas, dapat kita pahami bahwa multimedia interaktif tidak hanya harus
digunakan dalam laboratorium komputer tetapi dapat digunakan secara langsung oleh peserta didik di luar sekolah (di
rumah, dsb) atau dapat digunakan di dalam kelas (ruang multimedia/ruang belajar) yang dilengkapi dengan LCD projector,
layar projector dan satu unit komputer.
Selain itu, dalam menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif adapun kemampuan khusus yang harus
dimiliki oleh guru dan peserta didik adalah kemampuan dasar (basic ability) mengingat komputer telah dibuat dan didesain
sedemikian mudah praktis. Kemampuan dasar yang dimaksud adalah kemampuan dalam memahami operasi dasar
komputer serta kemampuan dalam menjalankan program multimedia yang telah dibuat.
Kemampuan operasi dasar komputer yang dimaksud adalah kemampuan dalam menghidupkan dan mematikan
komputer dengan benar. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat komputer sebagai sebuah sistem elektronik yang
komplek, sangat berbeda sekali dengan peralatan elektronik lainnya karena komputer bekerja secara runtut mulai ketika
tombol power dinyalakan sampai komputer tersebut dapat digunakan, apabila proses runtut tersebut tidak dilaksanakan
dapat dipastikan komputer akan mengalami gangguan (http://matematikaict.files.wordpress.com).
SIMPULAN
Pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif adalah upaya inovatif yang saat ini harus dilaksanakan
oleh guru dalam pembelajaran, khususnya PKn. Selain dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik., media
pembelajaran multimedia interaktif juga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Hal ini dikarenakan bahwa media
pembelajaran multimedia interaktif dapat merangsang dan melibatkan panca indera peserta didik seperti penglihatan,
pendengaran, maupun suara serta memiliki kesesuaian, kemanfaatan serta kemenarikan dengan kondisi peserta didik yang
pada akhirnya dapat menarik minat peserta didik pada pembelajaran PKn yang berakibat pada peningkatan hasil belajar
peserta didik. Untuk mengembangkan multimedia interaktif, guru memiliki dua tugas utama (1) sebagai pengembang materi
yang merancang isi yang harus ada dalam media serta (2) sebagai ahli komputer (programer) yang memiliki kemampuan
mengoprasikan dan menguasai berbagai program untuk membuat tayangan animasi, gambar, video, suara, dsb. Jika guru
tidak memiliki kemampaun sebagai programer, guru dapat berkolaborasi atau bekerjasama dengan tim ahli komputer
lainnya.
Selanjutnya dalam proses pembelajaran multimedia interaktif dapat digunakan secara terorganisir di dalam satu
laboraturium komputer, secara klasikal di dalam kelas, atau dapat digunakan oleh peserta didik di luar sekolah. Untuk itu
perangkat yang harus dimiliki adalah komputer atau sejenisnya, LCD projector, layar projector, serta beberapa perangkat
pendukung lainnya.
REFERENSI
Dharma. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar
Peserta didik (Studi Pengembangan di SMP Pasundan 1 Bandung).
http:// www.members.tripod.com./kudin96/nota.html. Multimedia Interaktif. diakses pada tanggal, 24 Mei 2012. Pukul 08.00
Wib
http://matematikaict.files.wordpress.com).Mengoprasikan Komputer. Diakses pada tanggal, 18 Juni 2012. Pukul 20.49 Wib.
Mulyanta dan Leong Marlon. 2009. Tutorial Membangun Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang. Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Nomor 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi Pendidikan
Rahmat, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan
UPI
Siregar, dkk 2013. Laporan Hasil Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Pendampingan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (Continuing Professional Development) Guru Mata Pelajaran Dan Kepala Sekolah : Workshop Dan
Pendampingan Model Pembelajaran Project Citizen Pada Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
PKN Sekolah Menengah Pertama (SMP) dI Kabupaten Batubara
Sudjana, N. 2000. Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Fallaf Production.
Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi
Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahab, A.A. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar IPS Bandung: CV Alfabeta.
Yusup, P.M. 1990. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Yusrizal. 2008. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tesis pada SPS UPI
Bandung: Tidak diterbitkan
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
39
Download