ANALISIS PENGGUNAAN VERBA TORU SEBAGAI DOUKUN’IJI DALAM BAHASA JEPANG SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa Jepang oleh Dwi Puspitosari 2302407039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 i HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Tanggal : Panitia Ujian Skripsi Ketua Sekretaris Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum. NIP. 196008031989011001 Dra. Diah Vitri W. DEA NIP.196508271989012001 Penguji I Silvia Nurhayati, S.Pd, M.Pd NIP.197801132005012001 Pembimbing II/ Penguji II Pembimbing I/ Penguji III Lispridona Diner, S.Pd, M.Pd NIP.198004092006042001 Ai Sumirah Setiawati,S.Pd, M.Pd NIP.197601292003122002 ii PERNYATAAN Dengan ini saya, Nama Nim Program Studi Jurusan Fakultas Menyatakan berjudul Analisis : Dwi Puspitosari : 2302407039 : Pendidikan Bahasa Jepang : Bahasa dan Sastra Asing : Bahasa dan Seni bahwa dengan sesungguhnya Penggunaan Verba Toru Sebagai skripsi yang Doukun’iji dalam Bahasa Jepang yang saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, benar-benar merupakan karya saya sendiri yang saya hasilkan diskusi. Semua disertai mengenai setelah kutipan melalui proses yang identitas diperoleh sumbernya penelitian, dari sumber dengan cara pembimbingan dan kepustakaan telah yang sebagaimana mestinya dalam penulisan karya ilmiah. Dengan demikian, seluruh karya ilmiah ini menjadi tanggung jawab saya sendiri walaupun tim penguji dan pembimbing skripsi ini membubuhkan tandatangan sebagai tanda keabsahannya. Jika kemudian ditemukan ketidakabsahan, saya bersedia menanggung akibatnya. Demikian harap pernyataan ini dapat digunakan seperlunya. Semarang, 5 Agustus 2011 Yang membuat pernyataan, Dwi Puspitosari NIM.2302407039 iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: われわれの いたるところに 光が ある wareware no itaru tokoro ni hikari ga aru “Di setiap langkah tujuan kita dipenuhi dengan cahaya” (-Revolution of Ryojin Soga-) Persembahan: 1. Ayah dan Ibuku 2. Kakak dan adikku 3. Sahabatku kala program 6 minggu di Kokusai Kouryuukikin Kansai Kokusai Centa: Sigit Hariyono, Jeni dan Rezky 4. Seseorang yang menjadi alasan ku untuk ‘tak memasukkan kata “putus asa” dalam pilihan hidup 5. Semua pihak yang memberi motivasi serta mencurahkan segenap doa dan perhatian mereka untukku 6. Anda sekalian yang membaca karya ini iv KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ANALISIS PENGGUNAAN VERBA TORU SEBAGAI DOUKUN’IJI DALAM BAHASA JEPANG. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Rustono, M. Hum. sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Seni periode Tahun 2003-2007 dan 2007-2011 yang telah memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum. sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Seni periode Tahun 2011-2015, yang telah berkenan menjadi ketua panitia ujian skripsi ini. 3. Dra. Diah Vitri Widiyanti, DEA sebagai Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing yang telah memberikan ijin atas penulisan skripsi ini. 4. Lispridona Diner, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, yang telah memberikan izin atas penulisan skripsi ini, sekaligus sebagai pembimbing II yang telah berkenan mengarahkan dan membimbing dengan sangat teliti dan sabar dalam penyusunan skripsi ini. v 5. Ai Sumirah Setiawati S.Pd, M.Pd selaku pembimbing I yang dengan sangat teliti, inspiratif, sabar, dan cara penjelasan yang mudah dipahami, telah mengarahkan dan membimbing hingga selesainya skripsi ini. 6. Dosen penguji Utama, Silvia Nurhayati S.Pd, M.Pd yang telah memberi masukan, kritik dan saran sehingga terselesaikannya skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang. 8. Teman-teman Prodi Pendidikan Bahasa Jepang S1 angkatan 2007: Zuraida, Selvi, Septi, Nanik, Suci, Nita, Bagus, Ana, Astri dkk. 9. Teman “Griya Enabel”: Dhek Firda, Ajeng, Mbak Sari, Dhek Tooth dkk. 10. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah sangat membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat positif dan membangun demi kemajuan dan kesempuranaan. Semarang, 5 Agustus 2011 Penulis vi SARI Puspitosari, Dwi. Analisis Penggunaan Verba Toru Sebagai Doukun’iji dalam Bahasa Jepang. Skripsi. Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang Agustus 2011. Pembimbing 1. Ai Sumirah Setiawati S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2. Lispridona Diner S.Pd, M.Pd Kata Kunci: Doukun’iji, Verba Toru Kanji merupakan salah satu huruf yang digunakan dalam kehidupan seharihari masyarakat Jepang selain hiragana, katakana dan roomaji. Berbeda dengan huruf lainnya, kanji merupakan huruf yang menunjukkan bunyi dan makna. Kanji memiliki dua cara baca, yakni kun’yomi yang ditulis dalam hiragana, dan on’yomi yang ditulis dalam katakana. Dalam pembelajaran bahasa Jepang, sering dijumpai kata yang memiliki kanji berbeda, namun kun’yomi sama. Hal seperti ini disebut dengan doukun’iji. Salah satu contoh doukun’iji yang sering dijumpai adalah verba toru yang ditulis dalam lima kanji yang berbeda「取る、撮る、捕る、採る、執る」 yang memiliki makna yang mirip, yakni makna “mengambil”. Penelitian deskriptif ini dilakukan untuk: 1.) mendeskripsikan persamaan dan perbedaan makna yang dimiliki masing-masing verba toru, 2.) mengetahui penggunaan verba toru secara tepat pada kalimat bahasa Jepang, 3.) mengatahui apakah lima verba toru tersebut dapat saling menggantikan atau tidak dalam kalimat bahasa Jepang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan ortografis untuk mengklasifikasikan objek penelitian, yakni lima verba toru berdasarkan penulisan kanji, dan metode distribusional. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah: 1) menyajikan kalimat yang menggunakan masing-masing verba toru, 2) menggantikan satu verba toru dengan verba toru yang lain dalam kalimat, 3) menganalisis berdasarkan makna, subjek pelaku, objek penderita dan cara melakukan aktivitas. Berdasarkan hasil analisis data, verba toru 「取る」memiliki makna “mengambil” yang paling luas dan dapat menggantikan empat verba toru yang ditulis dalam kanji lain. Verba toru 「撮る」memiliki makna yang berhubungan dengan “mengambil” foto, gambar, rekaman atau catatan. Verba toru 「捕る」memiliki makna “mengambil” tema atau “memungut” serangga kecil. Verba toru 「採る」memiliki makna “mengambil” pilihan, memanen, dan merekrut anggota baru. Verba toru 「執る」memiliki makna “mengambil” tanggung jawab atau pekerjaan. vii RANGKUMAN ANALISIS PENGGUNAAN VERBA TORU SEBAGAI DOUKUN’IJI DALAM BAHASA JEPANG 1. Latar Belakang Huruf dalam bahasa Jepang disebut dengan moji, yang berarti lambang atau tanda yang menyatakan kata atau kata-kata. Dalam bahasa Jepang, ada empat huruf yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yakni hiragana, katakana, roomaji dan kanji. Dalam kanji terdapat banyak kata yang memiliki kun’yomi yang sama, namun ditulis dengan kanji yang berbeda. Hal seperti ini disebut dengan 同訓異字 ’doukun’iji’. Banyaknya doukun’iji dalam berbagai kelas kata hinshi bunrui (kata benda, kata kerja, dan kata sifat) mengharuskan pembelajar berhati-hati dalam menentukan penggunaan kata yang benar dalam kalimat, karena hal tersebut akan mempengaruhi arti dari kalimat yang ditulis. Salah satu kata yang sering muncul dalam pembelajaran bahasa Jepang yang termasuk doukun’iji adalah verba toru, yang ditulis dalam beberapa kanji 「取る、撮る、捕る、採る、執る」. Masing-masing verba toru memiliki makna yang tidak sama dan jika dilihat dari subjek, objek dan cara melakukan aktivitas. Ada yang dapat saling menggantikan, ada pula yang tidak dapat saling menggantikan. viii Verba toru selain dapat dikaji sebagai doukun’iji, juga dapat dikaji sebagai tagigo. Pada penelitian terdahulu (Aisha, 2010) telah diadakan kajian makna toru sebagai tagigo, yang menghasilkan kesimpulan 18 makna toru ( 取 る ) tidak semua kata tersebut bisa dipadankan dengan kata pengganti. Dari ke-18 makna toru yang terdapat pada sumber-sumber data yang digunakan, 14 makna dapat saling menggantikan dengan kata penggantinya, 2 makna tidak dapat saling menggantikan, dan 2 makna tidak memiliki kata pengganti. 2. Landasan Teori Sutedi semantik (2009: dan 36) menjelaskan, pragmatik. Garapan makna makna dapat dalam diteliti semantik melalui mencakup makna kata, frase, klausa dan kalimat yang merupakan makna dalam bahasa. Dalam kajian menyatakan bahwa pemakaian dari pemahaman, pemakaian menjelaskan bahwa, mengenai terdapat makna”. dan ”Yang teori makna kata, makna yang Terkait makna dengan sebuah dimaksud Parera lain, (1991:18) yaitu pembahasan kata, dengan Morita fungsi ”teori mengenai (1990:343) kata adalah bagaimana kata tersebut bekerja dalam kalimat. Oleh karena itu kita perlu mengetahui penempatan kata pada setiap kalimat yang berbeda, yang akan berpengaruh pada makna kalimat secara keseluruhan. Kemampuan ix kosakata, bukanlah persoalan mengenai seberapa sering latihan kosa kata. Melainkan seberapa bisa kita menggunakan satu per satu kata dalam kalimat secara benar dan dapat memahami makna kata secara tepat sesuai konteks kalimat”. Doukun’iji sebagai bagian dari kanji juga termasuk dalam kajian semantik. Yoshimoto (1939: 6) menjelaskan bahwa, “Doukun’iji adalah sekumpulan kata yang ditulis dengan kanji yang berbeda tetapi memiliki kun’yomi yang sama”. Toru sebagai objek kajian penelitian, merupakan bagian dari kelas kata kerja (verba) dalam bahasa Jepang yang ditulis dalam 5 kanji yang berbeda dengan makna yang masih berkaitan. 3. Metode Penelitian Dalam proses digunakan adalah digunakan untuk analisis metode data padan menganalisis pada penelitian ortografis, kebahasaan ini, yakni dimana metode metode unsur yang yang penentunya adalah di luar unsur bahasa itu sendiri dan alat penentunya adalah bahasa tulis (huruf) serta metode distribusional. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data (jitsurei), menentukan kata kerja toru yang akan dianalisis, melakukan analisis penggunaan verba toru berdasarkan penulisan kanji kemudian menarik kesimpulan mengenai x penggunaan verba toru yang tepat pada kalimat bahasa Jepang berdasarkan penulisan kanji. 4. Pembahasan Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah tiga kamus besar bahasa Jepang dan 11 sumber lainnya yang berupa buku pelajaran dan karya sastra bahasa Jepang. Dalam analisis data, teknik yang digunakan adalah teknik subtitusi untuk mengetahui apakah di antara lima verba toru dapat saling menggantikan atau tidak dapat saling menggantikan, dengan menggunakan 3 simbol sebagai keterangan, yakni: О = dapat saling menggantikan tanpa mengubah makna dalam kalimat bahasa Jepang. ∆ = dapat saling menggantikan, namun makna yang dimaksud akan mengalami perubahahan dalam kalimat bahasa Jepang. X = tidak dapat saling manggantikan dalam penggunaannya pada kalimat bahasa Jepang. 5. Kesimpulan Berdasarkan lakukan terhadap hasil analisis verba toru menunjukkan, verba toru data sebagai dan pembahasan doukun’iji, yang hasil penulis penelitian 取る memiliki 19 makna mengambil dan satu xi makna yang tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Verba toru 取る dapat menggantikan semua verba toru yang ditulis dengan kanji lain, namun tidak semua verba kanji「撮る・捕る・採る・執る」dapat toru yang menggantikan ditulis dengan verba toru 取る dalam kalimat bahasa Jepang, dilihat dari subjek pelaku, objek penderita dan cara melakukan aktivitas. Berikut perinciannya: xii No. Verba Toru 1. 取る 2. 取る 3. 取る 4. 取る 5. 取る 6. 取る Makna Subjek Pelaku Mengambil dengan tangan Orang dan tanpa izin, mencuri, membuat sesuatu menjadi milik sendiri, merampas dari orang lain. Mengambil dengan cara Orang memindahkan suatu barang dari satu tempat ke tangan dengan memegang atau menopangnya, juga menyerahkan suatu barang kepada orang lain dengan memegang benda tersebut. Mengambil, menanggal- Orang, kan, memisahkan dan benda menghilangkan sesuatu (obat, dari sesuatu dengan cara terapi yang telah lazim pijatan, dilakukan. sabun, dsb.) Mengambil tindakan Orang tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang pasti. Mengambil pihak luar dan Orang, menjadikannya anggota sekolah baru (mengangkat, me- instansi nerima atau merekrut perusaha anggota baru) dengan an/ melalui suatu cara. sejenisnya Mengambil suatu manfaat Orang dari suatu barang atau jasa, untuk mendapatkan hal yang diinginkan dengan cara memesannya atau membuat kesepakatan terlebih dahulu di antara kedua xiii Objek Penderita Barang (benda berharga,uang dsb.) 取 撮 捕 採 執 る る る る る О X ∆ X X Barang (buku, cangkul, garam, dsb.) О X X X X Benda , hal (darah, sakit, noda, lelah,balutan perban, tutup botol,dsb) О X X X X Hal (cuti,liburan) О X X X X Orang (sebagai anggota baru) О X X О X Benda, fasilitas umum, barang berlangganan (hotel,koran, majalah, dsb.) О X X X X 7. 取る 8. 取る 9. 取る 10. 取る 11. 取る 12. 取る 13. 取る belah pihak. Mengambil tafsiran/ anggapan dari suatu hal berdasarkan keadaan yang dilihat/ didengar/ dirasakan/ dialami (beranggapan). Mengambil beberapa bagian dari suatu ruang atau waktu (memerlukan, me-makan tempat atau waktu) karena suatu kondisi. Orang Benda (perabot rumah tangga, dsb),hal aktivitas (belanja, antrean, dsb.) Mengambil tanggung Orang jawab atas perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang atau orang lain, atau tuntutan pekerjaan/ kewajiban. Mengambil, memperoleh Orang penilaian/ penghargaan atas tindakan/ usaha yang telah dilakukan oleh diri sendiri (mendapat penilaian/ penghargaan). Mengambil dengan cara Orang, manusia/ hewan/ binatang tumbuhan mengumpulkan benda sesuatu dari suatu tempat alam atau sumber. Mengambil/ mengikuti Orang, beberapa mata pelajaran sistem di antara beberapa pilihan yang disediakan. Mengambil/ memungut Orang biaya/ iuran. xiv Perihal, penafsiran, anggapan. О X X X X Tempat. waktu О X X X X Tanggung jawab, tugas, pekerjaan О X X X О Hal (penghargaan, penilaian, ketertarikan 魅力 miryoku) Binatang kecil,sumber alam, tumbuhan О X X X X О X О X X Mata pelajaran, mata kuliah О X X X X Biaya,tarif, uang О X X X X 14. 取る 15. 取る 16. 取る 17. 取る 18. 取る 19. 取る 20. 取る 21. 撮る Mengambil catatan arsip/ Orang rekaman pada buku/ alat perekam. 22. 捕る 23. 捕る Mengambil sesuatu dari Orang, alam, menangkap, binatang menahan sesuatu supaya tidak terlepas, kemudian menjadikannya sebagai milik sendiri. Mengambil, Orang mendapatkan, memungut, memetik, menangkap bahan makanan/ barang/ Mengambil pilihan/ keputusan dari dua atau lebih pilihan (hal/ barang). Mengambil sebuah kepastian/ ketegasan dalam suatu perkara. Mengambil (menyisihkan/ menyisakan/ menyimpan) sebagian dari suatu bagian sebuah benda/ hal untuk tujuan tertentu. Mengambil sistem/ cara yang sudah ada sejak dahulu untuk digunakan/ diterapkan di waktu sekarang. Mengambil catatan arsip/ rekaman pada buku/ alat perekam. Mengambil tindakan (manusia/ kendaraan) untuk menuju ke arah tertentu. Makna verba toru yang tidak memiliki padanan kata tertentu dalam bahasa Indonesia. xv Orang Pilihan dua hal atau lebih О X X О X Orang Hal kepastian, ketegasan О X X X X Orang Benda (uang, makanan, dokumen, dsb.) О X X X X Orang, instansi/ organisasi) Sistem, judul,perkara masa lalu О X О X X Orang Catatan,foto, gambar, rekaman Arah, tempat, tujuan О ∆ X X X О X X X X Nadi, kasur (hal yang sudah lazim menggunakan verba ~) Foto, rekaman, catatan, gambar Binatang kecil, serangga О X X X X О О X X X О X О ∆ X Sistem, tema, perkara terdahulu О X О X X Orang, kendaraan Orang 24. 採る 25. 採る 26. 採る 27. 執る hal yang berguna untuk suatu tujuan. Mengambil pilihan, memutuskan di antara pilihan. Mengambil dengan cara manusia/ hewan/ tumbuhan mengumpulkan sesuatu dari suatu tempat atau sumber (memanen). Mengambil pihak luar dan menjadikannya anggota baru (mengangkat, menerima atau merekrut anggota baru) dengan melalui suatu cara. Orang Orang, binatang Orang, organisasi, instansi perusaha an/ sekolah/ sejenisnya Mengambil tanggung Orang jawab atas perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang atau orang lain, atau tuntutan pekerjaan/ kewajiban. xvi Pilihan 2 perbandingan atau lebih Sumber alam, serangga, sayur/ tumbuhan О X X О X О X X О X Orang, menantu, anak angkat (anggota baru) О X X О X Tanggung jawab, kewajiban, tugas О X X X О まとめ 日本語における同訓異字としての動詞「とる」の分析 ドゥウィ・プスピトサリ キーワード:同訓異字、動詞「とる」 1. 始めに 日本語において、文字というのは言葉を表す記号である。日本語で、 使われている文字は四つあり、それは ひらがな、カタカナ、ローマ字、 漢字である。漢字においては、異なる漢字だが訓読みが同じだという 名詞、動詞、又は形容詞などが多くあり、同訓異字と呼ばれている。同 訓異字は沢山あるから、学習者はどんな場合に、どうやって正しく使う か、などに注意するべきである。例えば、動詞「とる」は、五つの漢字 で表記されている。それは「取る、撮る、捕る、採る、執る」であり、 意味が似ているが、文字によって、違う特別な意味もある。また、 日 本語の文で入れ替えられることも、入れ替えられないこともある。 同訓異字としての他、動詞「とる」は多義語としても分析できる。 Aisha(2010)は「『とる』の意味分析」の中で、「とる」の意味は 18 あ る。その中で、14 の意味がお互いに入れ替えられ、二つの意味はお互い に入れ替えられない。そして、残りの二つの意味はほかの言葉に入れ替 えられないと述べている。 xvii 2. 基礎的な理論 ステディ(2009:36)によると、意味とは意味論と語用論の分野で分析で きると述べている。また、パレラ(1991:18)は、他の意味の理論があり、 それは「意味使い理論」だと述べている。それに関して、 語の用法とは文の中での働きである。全体の文意とに横文とに及ぼ すそれぞれの語の位置づけを、しっかりと把握する必要があるので ある。語彙力とは既練習の数の問題ではない。一つ一つの語を正し く文中で使え、また、文脈とのかねあいで正しく理解できる能力で なければならないと述べている。(森田 1990,p.343) 同訓異字は漢字の勉強において部分のとして、それは意味論の分析対 象の一つである。吉本(1939)は、「同訓異字は異なる漢字だが,同じ訓を有 するものの組み合、p. 6」と述べている。動詞「とる」は同訓異字として、 五つの違う漢字で表記されているが、意味が良く似ている。 3. データ分析順序 1) 「取る、撮る、捕る、採る、執る」を使っている分達を集める。 2) 「取る、撮る、捕る、採る、執る」はそれぞれお互い意に入れ替える ことができるかを験とうする。 3) 漢字、意味、主語、動作の対象、方法によって「取る、撮る、捕る、 採る、執る」文脈でお互いに入れ替えられるかどうかを分析する。 xviii 4. 「取る、撮る、捕る、採る、執る」の使用 本研究で分析した文は 76 文である。それは「取る」を使っている文 は 54 文で、「撮る」を使っている文は 6 文である。そして、「捕る」を 使っている文は 5 文で、「採る」を使っている文は 9 文である。また、 「執る」を使っている文は 2 文である。分析した結果はまず、「取る」 は広い意味で使われ、「撮る、捕る、採る、執る」を入れ替えることが できる。次に、「撮る」は、「記録する」、「メモする」、「写真又ビ デオなどを写る」の意味を表し、「捕る、採る、執る」を入れ替えるこ とができない。それから、「捕る」は、小さな虫、題名、テーマなどを とることという意味を表し、大体「撮る、採る、執る」をで入れ替える ことができない。そして、「採る」は、新しい人、植物、選択物などを 選んでとることの意味として使われ、大体「撮る、捕る、執る」を入れ 替えることができない。最後の「執る」は、責任、仕事などをとること の意味をもっており、「撮る、捕る、採る、執る」を入れ替えることが できない。 5. 結論 「取る、撮る、捕る、採る、執る」の使い方のまとめは、次の表を見て みよう。 xix 番 号 1. 動詞 とる 取る 2. 意味 主語 動作の 対象 宝物、 人の物 取 撮 捕 採 執 る る る る る О X ∆ X X 人の物をとる自分の 物にする「盗む」 人 取る おいてあるもの、離 れているものを手に 持つ。自分のほうに 持ってくる 人 物 「塩、本 など」 О X X X X 3. 取る 当然な方法で物を脱 ぐ、はずす、きれい にする X X X X 取る 確かなものを もらう、受ける、 得るため何かをする 物、事「血、 病気、しみ、 疲れ、包帯、 ビンのふた、 など」 事「休暇、 休み」 О 4. 人、物 「マッサ ジ、薬、 石鹸、 など」 人 О X X X X 5. 取る О X X О X 取る 人、 学校、 会社、 組合 人 人 6. 新しい人、他の人を とって、募集する、 メンバー、内の人と する 定期的に買う、注文 して、持って来させ る ホテル、 雑誌、写真、 そば О X X X X 7. 取る 他人が自分のことを 理解する、解釈する 人 事、解釈、 考え О X X X X 8. 取る あることのために、 時間又は場所がかか る、費やす、要する 時間、場所 О X X X X 9. 取る 引き受ける。身に 負って行う 物、事 「家具、 買い物 など」 人 責任、 仕事、義務 О X X X О xx 10. 取る やっていた事を関心 的な評価をする。 人 魅力、成績、 祭典 О X X X X 11. 取る 動き回る物を つかまえる。とらえ る 人、動物 虫、 小さな動物、 自然的な物 О X О X X 12. 取る 科目、授業などを受 けること 人、制度 科目 О X X X X 13. 取る 召し上げる。没収す る 人 罰金、料金、 評価 О X X X X 14. 取る 二つのものから一つ を選ぶこと 人 二つ以上の 選択 О X X О X 15. 取る ある事件から明白な ことを得る 人 明白なこと О X X X X 16. 取る 人 書類、お金、 食べ物など О X X X X 17. 取る 何かのために、物を たくわえる、残して おく 昔においてある制度 、実験、事柄などを とって、今に使う 人、 組合 システム、 題名、実験 О X О X X 18. 取る ノート、メモ、記録 、写真、絵など記す 人 ノート、 メモ、写真、 絵、記録など О ∆ X X X 19. 取る どちらの方向、目標 を決めて、何かの動 作をする 人、 乗り物 方角、目標、 所 О X X X X 20. 取る 図る、数える、特別 な使い方で、交換言 人 脈、 とこ、 О X X X X xxi 葉も無い など 21. 撮る 写真、映画を写す、 撮影すること 人 写真、記録、 映画 О О X X X 22. 捕る 自然から物を とって、手に握る、 自分のものとする 人、動物 小さな動物、 (虫) О X О ∆ X 23. 捕る 何かのために、物ま たは事をとって、つ かう。つかまえる。 捕獲する 人 制度、 テーマ、 昔の事件 О X О X X 24. 採る 二つの選択から一つ を選ぶ、決める 人 二つ以上の 選択 О X X О X 25. 採る 採集する、収穫する 人、動物 野菜、植物、 虫, О X X О X 26. 採る 新しい人を選んでよ いほうに決める。募 集する 人、 組合、 学校 新しい人 О X X О X 27. 執る 仕事、責任をとる 機嫌 人 責任、仕事 О X X X О xxii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii PERNYATAAN ....................................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... iv KATA PENGANTAR .............................................................................. v SARI ......................................................................................................... vii RANGKUMAN ........................................................................................ viii MATOME ................................................................................................ xvii DAFTAR ISI ............................................................................................ xxiii DAFTAR TABEL .................................................................................... xxvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xxvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Penegasan Istilah ...................................................................... 8 1.3 Rumusan dan Batasan Masalah................................................. 9 1.4 Tujuan Penelitian...................................................................... 10 1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 11 1.6 Sistematika Penulisan ............................................................... 11 xxiii BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Semantik dalam Linguistik ....................................................... 13 2.2 Kanji 2.2.1 Kanji dalam Bahasa Jepang.............................................. 15 2.2.2 Kun’yomi dan On’yomi .................................................... 17 2.3 Doukun’iji sebagai Bagian dari Kanji ....................................... 18 2.4 Tagigo dalam Bahasa Jepang .................................................... 20 2.5 Kelas Kata dalam Bahasa Jepang .............................................. 21 2.6 Verba Toru dalam Bahasa Jepang ............................................. 25 2.7 Analisis Makna......................................................................... 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................... 36 3.2 Sumber Data............................................................................. 36 3.3 Objek Data ............................................................................... 37 3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 37 3.5 Langkah-langkah Penelitian...................................................... 38 3.6 Teknik Analisis Data ................................................................ 38 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data ............................................................................ xxiv 43 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................. 73 5.2 Saran ....................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xxv DAFTAR TABEL Tabel 1: Halaman Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji 45 Tabel 2: Kesimpulan 77 xxvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna xxvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Huruf Menurut dalam pembelajaran penjelasan bahasa dalam 文字は言葉を表す記号. (moji Jepang kokugojiten wa kotoba disebut terbitan o moji. ke arawasu 9, kigou). ”Huruf merupakan lambang atau tanda yang menyatakan kata atau kata-kata”. Moji dalam bahasa Jepang adalah hiragana, katakana, roomaji dan kanji. Hiragana biasa disebut dengan istilah kyokusenteki (曲線的), yaitu huruf yang terbentuk dari garis-garis katakana atau biasa coretan-coretan disebut dengan yang istilah melengkung. chokusenteki Sedangkan (直線的), yaitu huruf yang terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang terkesan kaku dan tegas. Baik hiragana maupun katakana termasuk onsetsu moji, yaitu huruf yang melambangkan silabel (suku kata). Berbeda dengan hal itu, roomaji merupakan tan’on moji, yaitu huruf yang melambangkan sebuah fonem (huruf). Sedangkan kanji adalah hyou’imoji, yaitu huruf yang menyatakan bunyi dan arti. Di antara keempat jenis huruf tersebut, sebagian besar pembelajar bahasa Jepang menganggap kanji adalah huruf 1 2 yang paling sulit untuk dipelajari. Faktor kesulitan dalam pembelajaran kanji adalah banyaknya jumlah kanji yang harus dipelajari, cara baca kanji, jumlah coretan dalam penulisan kanji dan makna kanji. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Ishida (1995: 99) yang menyebutkan ada beberapa hal yang menyebabkan kesulitan dalam menguasai kanji, yaitu: penulisan, bentuk huruf, dou’ongo, kun’yomi (cara baca Jepang) dan on’yomi (cara baca Cina), dan makna kanji. Secara harfiah, istilah kanji 漢 字 berasal dari kata ’Kan’ yang merupakan dinasti Tiongkok kuno, yaitu dinasti Han (dalam bahasa Jepang dilafalkan Kan) dan ’Ji’ yang berarti huruf (Yuddi, 1998:6). Dengan demikian, kanji merupakan huruf atau tulisan yang berasal dari Cina. Beberapa keunikan dalam kanji yang tidak terdapat pada huruf lain adalah cara tulis, cara baca dan makna kanji. Dalam kanji terdapat banyak kata yang memiliki kun’yomi yang sama, namun ditulis dengan kanji yang berbeda. Hal seperti ini disebut dengan 同訓異字 ’doukun’iji’. Banyaknya doukun’iji dalam berbagai kelas kata (kata benda ’meishi’, kata kerja ’doushi’ dan kata sifat ’keiyoushi’) mengharuskan pembelajar berhati-hati dalam menentukan pengunaan kata yang benar dalam kalimat, karena hal tersebut akan mempengaruhi arti dari kalimat yang ditulis. Salah satu 3 kata yang sering muncul dalam pembelajaran bahasa Jepang yang termasuk doukun’iji adalah verba toru, yang ditulis dalam beberapa kanji. Misalnya: (1.) 昨日の大火事では消防署長が直接指揮を執った。 (KYJ, 1990: 729) Kinou no ookaji dewa shouboushochou ga chokusetsu shiki o totta. ’Saat kebakaran besar kemarin, kepala kantor pemadam kebakaran mengambil kepemimpinan secara langsung’. (2.) 写真を撮る。(KYJ, 1990: 730) Shashin o toru. ’Mengambil foto / berfoto’. (3.) 忘れ物を取りに行く。(KYJ, 1990: 730) Wasuremono o tori ni iku. ’ Saya pergi untuk mengambil barang yang ketinggalan’. (4.) 子供のころ、ゴム農園でくもを捕って遊びました。(日本語学 習者が 作文を書くための用例、2006: 348) Kodomo no koro, gomunouen de kumo o totte asobimashita. ’Saat masih kanak-kanak, aku bermain di perkebunan karet dan menangkap (berburu) laba-laba. Kalimat (1) verba toru dengan kanji 執る memiliki arti mengambil atau mengampu tanggung jawab atau tugas pekerjaan. Dapat juga diartikan ”memimpin”. Pada contoh kalimat (2), verba toru yang ditulis dengan kanji 撮る memiliki arti memotret/ berfoto atau mengambil foto 4 dengan media elektronik seperti kamera, handy cam dan sebagainya. Sedangkan pada kalimat (3), verba toru yang ditulis dengan kanji 取る memiliki arti mengambil dengan tangan secara langsung. Kalimat (4), verba toru yang ditulis dengan kanji 捕る diartikan menangkap atau berburu, yang berarti mengambil atau menangkap sesuatu supaya tidak terlepas. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa verba toru sebagai doukun’iji yang ditulis dalam beberapa kanji memiliki beberapa makna yang masih berkaitan satu sama lain. Untuk mengatasi permasalahan mengenai penggunaan verba toru yang memiliki kun’yomi sama tetapi ditulis dengan kanji yang berbeda, perlu diadakan penelitian linguistik mengenai doukun’iji verba toru. Selain yang latar dilakukan belakang oleh tersebut, Aisha (2010) pada penelitian mengenai ”Kajian terdahulu Makna Toru dalam Bahasa Jepang” masih terdapat beberapa hal yang belum dibahas. Dalam penelitian tersebut, tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui makna apa saja yang dimiliki oleh verba toru sebagai tagigo. Kemudian mencari tahu apakah ada padanan kata atau kata yang bisa saling menggantikan dengan verba toru berdasarkan makna yang dimilikinya. Hasil dari penelitian terdahulu tersebut dijelaskan bahwa, setelah dilakukan proses subtitusi terhadap kata toru berdasarkan maknanya, 5 tidak semua bisa dipadankan dengan kata pengganti. Dari ke-18 makna toru yang terdapat pada sumber-sumber data yang digunakan, 14 makna dapat saling menggantikan dengan kata penggantinya, 2 makna tidak dapat saling menggantikan, dan 2 makna tidak memiliki kata pengganti. Contoh dari hasil penelitian dari 14 makna verba toru yang dapat saling menggantikan dengan kata penggantinya adalah: (1) 「私をだましてお金を取るつもりだな!」(Ο) (NAPA, 2004: 188) ‘Watashi o damashite okane o toru tsumori da na!’ “Jangan menipu saya dengan maksud mencuri uang saya!” (2) 「私をだましてお金を盗むつもりだな!」(Ο) ‘Watashi o damashite okane o nusumu tsumori da na!’ “Jangan menipu saya dengan maksud mencuri uang saya!” Kata toru pada kalimat (1) bisa saling menggantikan dengan nusumu. Dari hasil wawancara, peneliti terdahulu mendapat kesimpulan bahwa untuk verba nusumu subjek yang berlaku adalah manusia. Jika subjeknya makhluk hidup selain menusia maka nusumu tidak tepat digunakan. Sedangkan verba toru bisa digunakan baik pada subjek berupa manusia maupun makhluk hidup selain manusia. 6 (3) この人は昨日はゆっくり昼食を取ることができましたか。 (Ο) (NCM, 1996: 88) ‘Kono hito wa kinou wa yukkuri chuushoku o toru koto ga dekimashita ka’. “Apakah kemarin orang ini masih bisa memakan makan siangnya?” (4) この人は昨日はゆっくり昼食を食べることが できましたか。(Ο) ‘Kono hito wa kinou wa yukkuri chuushoku o taberu koto ga dekimashita ka’. “Apakah kemarin orang ini masih bisa memakan makan siangnya?” Chuushoku o toru pada kalimat (3) sama artinya dengan chuushoku o taberu. Keduanya bermakna makan (memakan makan siang). Contoh dari hasil penelitian dari 2 makna verba toru yang tidak dapat saling menggantikan dengan kata penggantinya adalah: (5) 金持ちからもっと税金をとるべきだ。(Ο) (nhjournal.blog37.fc2.com/blog-entry-217.html) ‘Kanemochi kara motto zeikin o toru beki da’. 7 “Karena kaya jadi harus menerima pungutan pajak dalam jumlah lebih besar”. (6) 金持ちからもっと税金をもらうべきだ。(X) ‘Kanemochi kara motto zeikin o toru beki da’. “Karena kaya jadi harus menerima pungutan pajak dalam jumlah lebih besar”. Ketika kata toru pada kalimat (5) diganti dengan morau seperti pada kalimat (6), dalam bahasa Jepang kalimat tersebut tidak lazim digunakan, Contoh dari hasil penelitian dari 2 makna verba toru yang tidak memiliki kata pengganti adalah: (7) 年を取るとともに、体力が衰えてきた。(NAPA, 2004: 8) ‘Toshi o toru tomoni, tairyoku ga otoroetekita.’. “Bersamaan dengan bertambahnya usia, kekuatan tubuh pun menjadi berkurang’. (8) 商品の欠陥によって、事故が起きた時は、その商品の製 造者が責任を取るという法律ができた。(NAPA.2004: 8) ‘Shouhin no kekkan ni yotte, jiko ga okita toki, sono shouhin no seizousha ga sekinin o toru to iu houritsu ga dekita’. “Karena barang yang cacat, ketika terjadi kecelakaan, bisa meminta tanggung jawab secara hukum si pembuat barang”. 8 Makna dari verba toru yang terakhir ini adalah kanyoku atau ungkapan yang sudah lazim digunakan dalam bahasa Jepang. Verba toru dapat dianalisis sebagai tagigo maupun doukun’iji. Dalam penelitian terdahulu, verba toru dianalisis sebagai tagigo. Hal yang belum dibahas dalam penelitian tersebut adalah analisis verba toru sebagai doukun’iji, serta mengenai klasifikasi penggunaan verba toru berdasarkan penulisan kanjinya dalam bahasa Jepang. Selain itu antara verba toru tersebut apakah bisa saling menggantikan atau tidak dalam penggunaannya pada kalimat bahasa Jepang. Hal ini membuat penulis merasa tertarik melakukan penelitian serupa dengan kajian lebih mendalam dengan judul ”Analisis Penggunaan Verba Toru sebagai Doukun’iji dalam Bahasa Jepang”. 1.2 Penegasan Istilah Istilah yang perlu dijelaskan dalam judul penelitian ”Analisis Penggunaan Verba Toru sebagai Doukun’iji dalam Bahasa Jepang” yaitu: Verba toru, adalah salah satu kata (yang merupakan kelas kata kerja ’doushi’) yang termasuk doukun’iji dalam bahasa Jepang. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, verba toru memiliki banyak arti bergantung pada penulisannya dalam kanji, antara lain: mengambil 9 (こちらに塩を取ってください tolong ambilkan garam ke sini), menangkap(ネズミ/ はえを捕る menangkap tikus/ lalat), mencuri (どろぼうが金庫から金を 取った si pencuri mencuri uang dari brangkas), memilih(あなたならどちらの案を採りますか kalau Anda, akan memilih yang mana?), menghilangkan(アスピリンは熱 を取る薬 です aspirin adalah obat penghilang panas), melepaskan (包帯も取るな!!! jangan kau lepas perban itu!!!) dan sebagainya. Doukun’iji adalah kata atau sekelompok kata yang memiliki kun’yomi yang sama, namun ditulis dengan kanji yang berbeda. 1.3 Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Apa makna yang terkandung pada verba toru berdasarkan pada konteks kalimat dan penulisannya dalam kanji? 2. Bagaimanakah penggunaan verba toru sebagai doukun’iji yang memiliki keterkaitan makna, dalam kalimat bahasa Jepang? 3. Apakah verba toru yang ditulis dalam 5 kanji 「取る・撮る・ 捕 る ・ 採 る ・ 執 る 」 dapat saling menggantikan dalam penggunaannya pada kalimat bahasa Jepang? 10 Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis akan memfokuskan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya meneliti 5 verba toru yang memiliki makna ”mengambil” dan yang paling sering digunakan dalam berbagai media pembelajaran「取る、撮る、捕る、採る、執る」 dari 9 penulisan kanji verba toru dalam bahasa Jepang 「取る、撮 る 、 捕 る 、 採 る 、 執 る 、 獲 る 、 摂 る 、 盗 る 、 録 る 」 yang ditinjau dari penulisan dalam kanji, makna dan fungsi. 2. Menganalisis penggunaan verba toru secara tepat dalam kalimat bahasa Jepang. 3. Menganalisis penggunaan verba toru yang ditulis dalam 5 kanji 「取 る ・ 撮 る ・ 捕 る ・ 採 る ・ 執 る 」 apakah dapat saling menggantikan atau tidak dalam kalimat bahasa Jepang? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui makna yang terkandung pada verba toru berdasarkan konteks kalimat dan penulisan kanjinya. 2. Untuk mengetahui penggunaan yang tepat verba toru sebagai doukun’iji yang memiliki keterkaitan makna, dalam kalimat bahasa Jepang. 11 3. Untuk mengetahui apakah lima verba toru 「取る、撮る、捕る、 採る、執る」dapat saling menggantikan atau tidak dapat saling menggantikan dalam kalimat bahasa Jepang. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah referensi bagi para pembaca khususnya pengajar dan pembelajar bahasa Jepang. Secara teoritis, dengan adanya penelitian ini diharapkan para pembelajar dapat menggunakan kata kerja toru dengan tepat sesuai dengan kaidah pemakaiannya. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini disusun sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang ketertarikan penulis rumusan memilih dan judul penulisan skripsi, batasan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. penegasan penelitian, istilah, manfaat 12 BAB II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan tentang semantik dalam linguistik, kanji dalam bahasa Jepang, doukun’iji sebagai bagian dari kanji, tagigo dalam bahasa Jepang, penjabaran kelas kata dalam bahasa Jepang, verba toru dalam bahasa Jepang dan analisis makna. BAB III. METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas tentang pendekatan penelitian, sumber data, objek data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta langkah-langkah penelitian. BAB IV. PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menyajikan, analisis data mengenai penggunaan lima verba toru yang tepat dalam kalimat bahasa Jepang. BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Di bab terakhir ini penulis akan memaparkan kesimpulan yang merupakan hasil dari penelitian serta memberikan saran untuk penelitian selanjutnya. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Semantik dalam Linguistik Semantik merupakan cabang yang mengkaji makna dalam ilmu linguistik. Dari segi sejarah ilmu semantik (Barat), semantik merupakan satu cabang kajian falsafah yang merupakan komponen bahasa yang utama selain sintaksis, morfologi dan fonologi. Menurut penjelasan Sutedi (2009: 36) makna dapat diteliti melalui semantik dan pragmatik. Garapan makna dalam semantik mencakup makna kata, frase, klausa dan kalimat yang merupakan makna dalam bahasa. Makna kata banyak ragamnya, ada yang termasuk dalam polisemi, ada yang termasuk dalam sinonim yang juga sering menjadi penyebab kesalahan berbahasa. Dalam frase, ada frase yang hanya memiliki makna secara leksikal, ada frase yang memiliki makna secara ideomatikalnya saja, ada pula frase yang memiliki kedua jenis makna tersebut. Makna ganda dan kesinonimannya tidak hanya terjadi pada level kata dan frase, tetapi dalam level kalimat pun sering ditemui. 13 14 Dalam bukunya kajian makna yang menyatakan berjudul bahwa terdapat teori pemakaian oleh filsuf Jerman kata tidak mungkin konteks karena dari kata juga, Teori teori makna. Parera Semantik makna Teori Wittgenstein. Ia dipakai bermakna konteks itu dan selalu (1991:18) yang ini dalam lain, dikembangkan berpendapat berubah yaitu untuk dari bahwa semua waktu ke waktu. Terkait dengan pembahasan mengenai pemahaman, penggunaan dan makna sebuah kata, Morita (1990:343) dalam Lino menyatakan: 語の用法とは文の中での働きである。全体の文意とに横文 とに及ぼすそれぞれの語の位置づけを、しっかりと把握する 必要があるのである。語彙力とは既練習の数の問題ではない。 一つ一つの語を正しく文中で使え、また、文脈とのかねあい で正しく理解できる能力でなければならない。 ’ Go no youhou towa bun no naka de hatarakidearu. Zentai no bun i to ni yokobun to ni oyobosu sorezore no go no ichi zuke o, shikkari to haaku suru hitsuyou ga aru no dearu. Goi ryoku to wa kirenshuu no kazu no mondai dewanai. Hitotsu hitotsu no go o tadashiku bunchuu de tsukae, mata, bummyaku to no kaneai tadashiku rikai dekiru nouryoku denakereba naranai’. ”Yang dimaksud dengan fungsi kata adalah bagaimana kata tersebut bekerja dalam kalimat. Oleh karena itu kita penting untuk mengetahui penempatan kata pada setiap kalimat yang berbeda, yang akan berpengaruh pada makna kalimat secara keseluruhan. Kemampuan kosakata, bukanlah persoalan mengenai seberapa sering latihan kosa kata. Melainkan seberapa bisa kita menggunakan satu per satu kata dalam kalimat secara benar dan dapat memahami makna kata secara tepat sesuai konteks kalimat”. 15 Pernyataan tersebut menyatakan bahwa pemahaman terhadap kosa kata, tidaklah hanya mengetahui peran kata pada sebuah kalimat, tetapi juga dapat menggunakannya pada kalimat lain dan dapat memahami kata tersebut pada masing-masing konteks kalimat. Hal ini dapat dikatakan juga bahwa kemampuan pemahaman terhadap terhadap pemahaman kosa kata kalimat akan secara mempengaruhi keseluruhan. pula Pemahaman kosa kata yang benar, akan membantu para pembelajar dalam memahami makna kalimat secara keseluruhan. 2.2 Kanji 2.2.1 Kanji dalam Bahasa Jepang Kanji merupakan komponen yang tidak bisa dilepaskan dari bahasa Jepang. Kanji merupakan huruf Cina yang kemudian digunakan di negeri Jepang dan menjadi media ekspresi bahasa Jepang beberapa setelah ratus mengalami tahun. Kini berbagai kanji proses telah perubahan menjadi huruf Jepang. Fumio (2001: 160) menjelaskan : 漢字は漢民族が創出し、古代から中国語を記録するた めに使用し続けてきた文字である。 selama resmi 16 ‘Kanji wa kanminzoku ga soushutsushi, kodai kara chuugokugo o kirokusuru tameni shiyoushitsuzuketekita moji dearu‘. ”Kanji merupakan masyarakat Cina huruf yang yang sejak awal dahulu mulanya digunakan digunakan secara oleh terus- menerus untuk mengarsipkan bahasa Cina”. Selain kanji yang berasal dari Cina, ada pula kanji yang dibuat di Jepang yang disebut dengan nama ’waseikanji’ (和製漢字) (misalnya: 峠 Jepang ada touge puncak、畑 hatake ladang). Mengenai kanji, dalam pembelajaran bahasa beberapa keistimewaan jika dibandingkan dengan hiragana dan katakana ,yaitu: 1. Bentuk Bentuk kanji memiliki perbedaan dengan huruf-huruf lain. Bentuk kanji dapat melambangkan arti dari kanji tersebut. Sehingga kita bisa mengartikan kanji dari bentuk hurufnya. 2. Penulisan Cara penulisan kanji tidak sama dengan penulisan huruf alfabet. Kanji terbentuk dari beberapa coratan dan garis 17 yang akan membentuk bagian-bagian dari kanji yang dinamakan bushu. Bushu dalam pembelajaran kanji dapat mempermudah pada pencarian makna kanji di dalam kamus. 3. Arti Satu kanji Sehingga bisa untuk memiliki arti membedakannya yang bermacam-macam. dapat dilihat dari bentuk dan cara penulisannya. Selain keistimewaan di atas, dalam pembelajarannya banyak terdapat kanji yang memiliki kun’yomi maupun on’yomi lebih dari satu. Ada pula dua kata atau lebih yang pelafalannya sama namun ditulis dengan kanji yang berbeda. 2.2.2. Kun’yomi dan On’yomi Kanji berasal dari negeri Cina, dan dalam penggunaanya pada bahasa Jepang terjadi perbedaan pelafalan. Faktor bahasa Jepang serta masyarakat pengguna bahasa Jepang mempengaruhi perubahan penggunaan kanji. Oleh sebab itu, terdapat dua cara baca pada kanji yakni, cara baca Jepang yang biasa disebut dengan ‘kun’yomi’ dan cara baca Cina yang disebut dengan ‘on’yomi’. Kun’yomi adalah pembacaan kanji dengan cara menetapkan bahasa Jepang sebagai cara membaca kanji berkenaan dengan 18 arti kanji tersebut. Sedangkan on’yomi adalah pembacaan kanji dengan cara meniru pengucapannya dalam bahasa Cina zaman dahulu (Sudjianto, 2007: 69). Dalam berbagai buku pelajaran atau media cetak lainnya, penulisan kun’yomi biasanya ditulis menggunakan hiragana, sedangkan menggunakan katakana. Meskipun untuk penulisan demikian, on’yomi tidak sedikit penulisan on’yomi yang menggunakan hiragana, misalnya pada penulisan furigana pada kanji. 2.3 Doukun’iji sebagai Bagian dari Kanji Yoshimoto dalam bukunya Doukun’iji Youji Binran (1939: 6) menjelaskan bahwa: 同訓異字は異なる漢字だが同じ訓を有するものの組み合. ‘Doukun’iji wa kotonaru kanji da ga onaji kun o yuu suru mono no kumi ai’. “Doukun’iji adalah sekumpulan kata yang ditulis dengan kanji yang berbeda tetapi memiliki kun’yomi yang sama”. Contoh kata yang termasuk dalam doukun’iji adalah kata kerja yang ‘doushi’, misalnya: memiliki (見る、診る、看る) atau mengawasi, arti yang toru kawaru berubah berarti (変る、換る、代る、替る) atau berganti, menyaksikan atau 取る、撮る、捕る、執る、採る miru melihat yang 19 bisa diartikan Doukun’iji 硬い、堅い mengambil atau dalam kelas kata yang 熱い、厚い、暑い sifat diartikan yang bisa memungut atau ‘keiyoushi’ misalnya: katai kaku, atsui atau tebal. keras atau diartikan panas mencuri. Sedangkan dalam kelas kata benda ‘meishi’ yang termasuk dalam doukun’iji misalnya uta 歌、唄, oka 丘、岡, dan kasa 傘、暈. Selain itu, dalam kelas kata bantu ‘fukushi’ misalnya: midarini 妄りに、濫りに yang berarti tanpa izin atau sembarangan. Ishida dalam Sudjianto (2007: 100) menjelaskan banyaknya doukun’iji dalam bahasa Jepang dikarenakan adanya karakteristik dari wago (kata-kata bahasa Jepang asli yang sudah dipakai sebelum adanya kango dan gairaigo) yang tidak mempunyai kekuatan untuk menyatakan suatu sasaran makna secara tepat. Maka dari itu kata-kata yang memiliki makna hampir mirip ditulis dalam beberapa kanji yang berbeda, namun memiliki cara baca Jepang ‘kun’yomi’ yang sama. 2.4 Tagigo dalam Bahasa Jepang Kosakata yang memiliki cara baca (pelafalan) yang sama, namun memiliki banyak arti sering dijumpai dalam pembelajaran bahasa Jepang. Hal ini disebut dengan istilah tagigo (多義語). Kunihiro dalam Sutedi 20 (1996 : 97) menjelaskan tagigo adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu dan setiap makna tersebut satu sama lainnya memiliki keterkaitan (hubungan) yang dapat dideskripsikan atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan polisemi. Dalam bahasa Jepang, polisemi muncul karena sebuah kata memiliki lebih dari satu makna dalam penggunaannya. Berbeda dengan doukun’iji dimana makna yang ditimbulkan bergantung pada penulisan kata dalam kanji, pada tagigo perluasan makna terjadi dikarena adanya perluasan dari makna dasar kata tersebut. Perluasan ini muncul karena adanya berbagai perkembangan dan kemajuan yang dialami manusia pengguna bahasa itu sendiri dan tentunya dapat dideskripsikan dari sudut pandang tertentu (Sutedi, 2009:85). Dengan demikian, meskipun adanya perluasan makna yang timbul dari makna dasar, hubungan makna dalam polisemi dapat dideskripsikan dengan menggunakan tiga macam gaya bahasa (majas), yakni metonimi (kan’yu), metafora (in’yu), sinekdoke (teiyu). 2.5 Kelas Kata dalam Bahasa Jepang Murakami dalam Sudjianto (2007: 147) menjelaskan pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang terdiri dari 10 kelas kata, yakni: a. Doushi (verba) Yaitu kelas kata untuk menyatakan aktivitas, keberadaan atau keadaan manusia, hewan dan benda lainnya. 21 Contoh: toru (mengambil), taberu (makan), iru (ada), dekiru (bisa, mampu). b. I-keiyoushi (Adjektiva-i) Yaitu kelas kata yang menyatakan sifat atau keadaan sesuatu, dengan sendirinya dapat menjadi predikat dan dapat mengalami perubahan bentuk. Kata sifat -i biasanya berakhiran i , ai atau ii. Contoh : karai (pedas), zurui (curang), semai (sempit), oishii (lezat), utsukushii (indah). c. Na- keiyoushi ( Adjektiva-na) Yaitu kelas kata yang menyatakan sifat dan dengan sendirinya dapat memnbentuk sebuah bunsetsu, dapat berubah bentuknya dan bentuk shuushikei-nya berakhir dengan da atau desu. Contoh : hansamu –na (tampan), kirei –na (bersih, cantik), benri –na (praktis, mudah). d. Meishi (Nomina) Yaitu kata sebagainya, yang tidak menyatakan mengalami orang, konjugasi benda, dan peristiwa, dapat dengan kakujoshi. Contoh : hito (orang), jitensha (sepeda), jishin (gempa). dan dilanjutkan 22 e. Rentaishi (Prenomina) Yaitu kelas kata yang termasuk kelompok jiritsugo yang tidak mengenal konjugasi yang digunakan hanya untuk menerangkan nomina. Contoh : kono kutsu (sepatu ini), ano hito (orang itu), aru hi (pada suatu hari). f. Fukushi (Adverbia) Yaitu kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk dan dengan sendirinya dapat menjadi keterangan bagi yougen walaupun tanpa mendapat bantuan dari kata-kata yang lain. Contoh : mattaku ~ (sama sekali ~ ), totemo~ (sangat~ ), zutto (terus). g. Kandoushi (Interjeksi) Yaitu berubah kelas kata bentuknya, yang tidak termasuk dapat jiritsugo menjadi yang tidak dapat subjek, tidak dapat menjadi keterangan, dan tidak dapat menjadi konjungsi. Contoh : moshi-moshi (halo, pada saat menjawab telefon), iie (tidak, menunjukkan balasan berisi ketidak-sepakatan pada saat menjawab lawan bicara), hai (iya, menunjukkan balasan sepakat pada saat menjawab lawan bicara). 23 h. Setsuzokushi (Konjungsi) Yaitu kelas kata yang termasuk dalam jiritsugo yang tidak dapat mengalami perubahan. Contoh : tsumari (jadi, kesimpulannya), dakara (oleh karena). i. Jodoushi ( Verba bantu) Yaitu kelas kata yang termasuk dalam fuzokugo yang dapat berubah bentuknya. Contoh : reru, rareru (ukemi, jihatsu, sonkei), seru, saseru (shieki), ~nai ( bentuk negatif). j. Joshi ( Partikel) Yaitu kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan arti kata tersebut lebih jelas lagi. Contoh : nagara (sembari, sambil), nado (lainnya), ga (tapi), ~yori (~ dibandingkan dari). Kata toru yang memiliki makna dasar (kihon-gi) ’mengambil’ termasuk dalam kelas kata kerja (doushi), karena menyatakan aktivitas manusia maupun makhluk hidup lainnya yang berarti memindahkan sesuatu atau suatu benda dari satu tempat tempat lain dengan cara tertentu. ke 24 2.6 Verba Toru dalam Bahasa Jepang Berdasarkan tata cara perubahan kata kerjanya, verba toru dalam bahasa Jepang termasuk dalam verba golongan pertama, yaitu verba dengan akhiran u, tsu, ru, bu, nu, mu, ku, gu dan su. Verba toru ini ditulis dalam 取る・採る・捕る・執る・撮る. 5 kanji Makna yang yang berbeda, yaitu terkandung di setiap verba toru yang ditulis dalam beberapa kanji yang berbeda adalah tidak sama, meskipun makna yang ditimbulkan memiliki kemiripan atau keterkaitan satu sama lain dalam penggunaan verba toru pada kalimat bahasa Jepang. Berikut adalah teori mengenai verba toru dari 2 kamus yang berbeda, yakni Shougakushin Kanji Jiten karangan Kanou Yoshimitsu, dan Kokugo Jiten Dai Jyuu Han karya Matsumura Akira dkk. 1) Verba Toru ( 取る) a.) Kajian Kanji 取 耳と又(て)を合わせた字。戦争に勝ったしるし として、敵の耳をしっかり手に持つ様子を表した。 (SKJ, 2009: 132) Mimi to te o awaseta ji. Sensou ni katta shirushi toshite, teki no mimi o shikkari te ni motsu yousu o arawashita. 25 ‘Kanji 取 adalah kanji yang terbentuk dari 耳(telinga) dan 又(membawa dengan tangan). Menunjukkan keadaan pertanda kemenangan pada saat peperangan, dipastikan pihak yang menang membawa telinga lawan dengan tangan sendiri’. b.) Makna Verba Toru ( 取る) 「取る」は、手で持つ、我が物とする意がもとである が、それから派生したさまざまの意味にも「メモを取 る」「洋服の汚れを取る」「相撲を取る」「連絡を取 る」「年を取る」などと広く一般的に使われる。 (KJ, 2010: 1051) 「toru 」wa, te de motsu, wa ga mono to suru i ga moto dearu, sorekara hasei shita samazama no imi ni mo 「memo o toru」「youfuku toru」「renraku o no yogore toru」「toshi o o toru」「sumou toru」nado to o hiroku ippan teki ni tsukawareru. ‘Toru awalnya memiliki arti membawa barang dengan tangan dan biasa menjadikannya dipakai milik dengan sendiri. Kemudian masing-masing kata makna tersebut turunannya 26 seperti (membuat memo), (menghilangkan noda di pakaian), (bermain gulat), (menghubungi), (bertambah usia) dan lain sebagainya’. Verba toru (取る) digunakan dalam kalimat bahasa Jepang dengan subjek (pelaku) berupa: manusia (人 hito), hewan(動物 sistem(事 doubutsu), 制度 koto/ benda(物 seidou), mono), sedangkan hal/ objek yang dikenai pekerjaan (objek derita) adalah berupa: manusia (人 hito), hewan(動物 doubutsu), benda(物 mono) dan hal 事 mono: (年 toshi usia, 休暇 kyuuka cuti, 病気 byouki penyakit, 責任 sekinin tanggung jawab). 2) Verba Toru (撮る) a.) Kajian Kanji 撮 撮= 最サイ(ちょっとつまむ)と 扌(て)をあわせて、つまみとる動作を あらわした字。(SKJ,2009: 372) 撮 = 最 sai (chotto tsumamu) tsumami toru dousa o arawashita ji. to 扌(te) o awasete, 27 ‘Kanji 撮 adalah kanji yang terbentuk dari 最 (menjumput/ memegang sebentar) dan 扌 tangan, yang merupakan huruf yang menunjukkan perbuatan menjepit/ mencomot. b.) Makna Verba Toru (撮る) 「撮る」は、カメラなどでうつす意で、「記録映画を 撮る」 「事故現場を撮る」などと使われる。ただし、 「撮る」以外は、「取る」を用いてもかまわない。 (KJ, 2010: 1051) 「toru」wa, kamera nado de utsusu i de, 「kiroku eiga o toru」「jiko genba o toru」nado to tsukawareru. Tadashi, 「toru」igai wa, 「toru」o mochiitemo kamawanai. ‘Toru digunakan pada kalimat yang memiliki arti menyalin dan semacamnya, dokumentasi), 「toru」ini, seperti pada (mendokumentasikan kalimat TKP). 「toru penggunaan (merekam Namun, 取る」ini film di luar pun tidak kalimat bahasa masalah’. Verba toru (撮る) digunakan dalam Jepang dengan subjek (pelaku) berupa: manusia (人 hito), sedangkan objek yang dikenai pekerjaan (objek penderita) adalah berupa: manusia (人 hito) dan benda 物 mono: (写真 shashin foto, 映画 eiga film). 28 3) Verba Toru (捕る) a.) Kajian Kanji 捕 捕=甫(つける)と扌(手て)をあわせた字。手を ぴったりつけて、つかまえることをあらわした。 (SKJ, 2009: 364) 捕 = 甫 (tsukeru) to 扌 (te) o awaseta ji. Te o pittari tsukete, tsukamaeru koto o arawashita. Kanji 捕 adalah huruf yang terbentuk dari 甫 (tsukeru) dan 扌(te tangan). Menunjukkan keadaan penangkapan dengan memasang posisi tangan secara benar. b.) Makna Verba Toru (捕る) 「捕る」は、捕まえる意で、「虫を捕る」 「生け捕る」などと使われる。(KJ, 2010: 1051) 「Toru」wa, tsukamaeru i toru」「ikedoru」nado to tsukawareru. ‘Toru digunakan untuk kalimat menangkap, misalnya (menangkap hidup-hidup) dan sebagainya’. de,「mushi yang memiliki serangga), o arti (menangkap 29 Verba toru (捕る) digunakan dalam kalimat bahasa Jepang dengan subjek (pelaku) berupa: manusia (人 hito) dan hewan 動物 doubutsu: kecil), sedangkan (虫 mushi objek yang serangga atau binatang dikenai pekerjaan (objek penderita) adalah berupa: hewan 動物 doubutsu (虫 mushi serangga atau binatang kecil), benda(物 mono), hal 事 koto (題材 daizai tema). 4) Verba Toru (採る) a.) Kajian Kanji 採 採= 采=(えらんだつみとる)と(手)をあわせた字。 指先で ものをえらんでつまみとることをあらわした。 (SKJ, 2009: 372) 採= 采=(erandatsumitoru) to (手 te) o awaseta ji. Yubisaki de mono o erandatsumamitoru koto o arawashita. Kanji 採 adalah huruf yang terbentuk dari 采 memetik) dan mengambil ujung jari. 手 barang (te) dengan tangan. Menunjukkan mencomot/ menjepitnya (memilih, keadaan dengan 30 b.) Makna Verba Toru (採る) 「採る」は、えらんでとりあげる意で、「皿を採る」 「大学卒業者を採る」「野草を採る」「決を採る」な どと使われる。(KJ, 2010: 1051) 「Toru」wa, erande toriageru i de, 「sara o toru」「daigaku sotsugyousha o toru」「yasou o toru」「ketsu o toru」nado to tsukawareru. ‘Toru digunakan pada kalimat yang memiliki makna memilih, kemudian mengangkat, tumpukan piring}), misalnya (mengambil piring{dari (mengambil wisudawan perguruan tinggi{seleksi dari beberapa wisudawan}), (memetik rumput kalimat bahasa liar), (memungut suara) dan lain sebagainya’. Verba toru (採る) digunakan dalam Jepang dengan subjek (pelaku) berupa: manusia (人 hito), sedangkan adalah objek berupa: yang dikenai manusia (人 pekerjaan hito), (objek hewan penderita) kecil(動物 doubutsu), tanaman 植物 shokubutsu: (野菜 yasai sayuran, rumput, tumbuhan ladang, perkebunan), (選択 sentaku pilihan). dan hal 事 koto: 31 5) Verba Toru (執る) a.) Kajian Kanji 執 手にしっかり握る。(SKJ, 2009: 171) Te ni shikkari nigiru. Menggenggam dengan kuat di tangan. b.) Makna Verba Toru (執る) 「執る」は、物事をしっかりとつかんでとり行う 意で、「指揮を執る」「結婚式を執り行う」などを 使われる。(KJ, 2010: 1051) 「Toru」wa, monogoto o shikkarito tsukande toriokonau i de, 「shiki o toru」「kekkon shiki o tori okonau」nado o tsukawareru. ‘Toru digunakan pada kalimat yang memiliki arti memegang segalanya pada dengan kuat kalimat kemudian (memegang/ melaksanakannya, memberi misal komando), (melaksanakan upacara pernikahan)’. Verba toru (執る) digunakan dalam kalimat bahasa Jepang dengan subjek (pelaku) berupa: manusia (人 hito), sedangkan objek yang dikenai pekerjaan (objek penderita) adalah berupa: hal 事 koto: (責任 sekinin tanggung jawab, 仕事 shigoto pekerjaan). 32 2.7 Analisis Makna Pada pembelajaran bahasa Jepang, verba toru yang ditulis dalam 5 kanji memiliki masing-masing makna yang masih saling berkaitan satu sama lain. Berhubungan dengan hal tersebut, banyak teori tentang makna kata yang telah dikemukakan oleh para ahli linguistik. merupakan balik menjelaskan apa Menurut kata, itu namun makna. Alwasilah (1993: sebenarnya Menurut 160) makna cukup sulit untuk pendapat para kaum strukturalis, bahwa makna yang menjadi objek semantik adalah sangat tidak jelas, tidak dapat diamati secara empiris sebagaimana subsistem gramatika (morfologi dan sintaksis). Penggunaan keperluan dan bahasa bidang oleh masyarakat, kehidupan. Oleh terjadi di berbagai karena itu, bahasa berkembang sesuai dengan keperluan pengguna bahasa tersebut. Tidak hanya kehidupan. di Maka satu bidang dari itu, bermacam-macam. Beberapa melainkan di makna bahasa jenis berbagai bidang pun menjadi lebih makna yang telah dikemukakan orang dalam berbagai buku semantik dan linguistik adalah sebagai berikut: 1) Makna Leksikal, Gramatikal dan Kontekstual. a) Makna leksikal adalah makna yang ada pada leksem meski tanpa ada konteks apa pun. Lebih 33 jelasnya, makna sebenarnya, observasi leksikal makna indra yang kita. adalah sesuai makna dengan hasil orang lebih Kebanyakan mengenal makna leksikal adalah makna yanga ada di dalam kamus. memasukkan Misal: sesuatu makan adalah kegiatan yang layak dimakan ke dalam mulut lalu mengunyahnya. b) Makna gramatikal baru muncul jika ada proses gramatikal, seperti komposisi, maupun afiksasi kalimatisasi. prefiks melahirkan Misalnya ber- makna afiksasi, dengan gramatikal reduplikasi dalam kata proses dasar foto ’mengambil foto dengan perangkat kamera atau sejenisnya’. c) Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada dalam satu konteks. Misalnya makna kata kursi dalam kalimat ’Kakek duduk di kursi goyang sambil membaca koran’ dan kalimat kursinya’. ’Pejabat itu akhirnya lengser dari 34 2) Makna Peribahasa dan Idiom a) Peribahasa ditelusuri memiliki dari makna makna yang masih unsur-unsurnya, bisa karena masih adanya asosiasi antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa ’Bagaikan peribahasa. air dan Misalnya minyak’ yang bermakna dua orang yang tidak dapat disatukan. Makna ini memiliki asosiasi bahwa unsur yang disebut air dan minyak tidak dapat menyatu jika dicampur menjadi satu. b) Idiom adalah suatu ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna unsur-unsurnya, baik secara gramatikal bentuk ’ringan maupun tangan’ bukan tangannya sangat ringan, tangan’ yang leksikal. Misalnya berarti massa tetapi bentuk ’ringan dimaksud di sini adalah suka memukul atau senang bekerja. Dari beberapa makna di atas dapat diketahui bahwa banyaknya makna verba toru dalam penggunaanya pada kalimat bahasa Jepang disebabkan karena adanya perluasan dari makna dasarnya. memiliki Misalnya makna pada contoh kontekstual, yakni kalimat jika (55) verba toru verba toru tidak 35 dimasukkan dalam seperti Hal itu. ungkapan atau kalimat ini tidak dikarenakan istilah yang akan memiliki kalimat sudah arti/ tersebut lazim makna merupakan digunakan oleh masyarakat. Berbeda dengan contoh kalimat (55), pada contoh kalimat (12), verba toru memiliki makna istilah yaitu mengambil dalam artian terinspirasi dari cerita nyata yang sudah terjadi, bukan mengambil verba secara toru makna pada leksikal/sebenarnya contoh seperti kalimat makna (18). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu penulis mendeskripsikan dan menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan penggunaan doukun’iji verba toru ( 取 る ・ 撮る ・ 採 る・捕 る ・ 執 る) dalam kalimat bahasa Jepang. 3.2 Sumber Data Penulis mengambil data kalimat-kalimat yang mengandung verba toru dari berbagai sumber yang dirasa relevan, lengkap, terpercaya dan merupakan sumber-sumber yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang. Sumber data yang dipakai adalah sebagai berikut : 1. Kamus bahasa Jepang a. Kiso Nihongo Katsuyou Jiten (KNKJ) b. Nihongo Kihon Doushi Youhou Jiten(NKDYJ) c. Kihongo Yourei Jiten (KYJ) 2. Buku-buku yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang seperti : Akademikku Purezenteeshon Nyuumon, Bunka Chuukyuu 36 37 Nihongo, Minna no Nihongo, Nihongo Gakushusha ga sakubun o kakutame no Yooreishuu, Kotowaza Jiten dan Shinseidai Gengogaku 3. Manga (komik) dan novel terbitan Jepang seperti : Bokujyou Monogatari, Daichouhen Doraemon-Nobita no Kyuoryuu, Gekijyouban Naruto dan One Piece Sabaku no Oujyo to Kaizokutachi. 3.3 Objek Data Objek data dalam penelitian ini adalah verba toru yang ditulis dalam lima kanji yang berbeda ( 取る・撮る・採る・捕る・執る) yang terdapat pada berbagai sumber data. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik adalah cara untuk melaksanakan metode. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik pustaka, yaitu pengumpulan data yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Subroto 1992:42). Data yang diambil berupa kalimat yang menggunakan verba toru ( 取る・撮る・採る・ 捕る・執る) yang ditulis dalam beberapa kanji yang berbeda. 38 3.5 Langkah – langkah Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan objek yang akan diteliti 2. Mencari dan menelaah literatur yang relevan 3. Mengumpulkan data (jitsurei) 4. Menentukan kata kerja toru yang akan dianalisis 5. Melakukan analisis penggunaan verba toru berdasarkan penulisan kanji 6. Menarik kesimpulan mengenai penggunaan verba toru yang tepat pada kalimat bahasa Jepang berdasarkan penulisan kanji 3.6 Teknik Analisis Data Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditentukan (Djajasudarma, 2006: 1). Dalam proses analisis data pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode padan ortografis, yakni metode yang digunakan untuk menganalisis kebahasaan dimana unsur penentunya adalah di luar unsur bahasa itu sendiri yang alat penentunya adalah bahasa tulis (huruf). Dalam penelitian ini alat penentunya adalah kanji dari verba toru. Selain metode tersebut, penulis juga menggunakan metode distribusional dalam menganalisis penggunaan verba toru dalam 39 kalimat, terkait apakah lima verba toru (取る・撮る・採る・捕る・ 執る) dapat saling menggantikan atau tidak dapat saling menggantikan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Pilah Unsur Penentu, yaitu alat yang digunakan untuk memilah referen. Setelah menganalisis dengan teknik pilah unsur penentu, langkah selanjutnya adalah menganalisis dengan teknik hubung banding (perbedaan) dengan teknik subtitusi. Pada tahap ini, dicari perbandingan dari penggunaan referen dalam kalimat bahasa Jepang. Referen adalah unsur-unsur yang diteliti dalam setiap penelitian (Sudaryanto 1993: 27). Dalam penelitian ini referennya adalah doukun’iji verba toru. Jadi, penulis mengumpulkan verba toru yang ditulis dalam kanji yang berbeda, kemudian dianalisis untuk diketahui apa saja makna yang ditimbulkan dari beberapa verba toru tersebut, dan apakah dalam penggunaannya dapat saling menggantikan atau tidak. Tahapan tersebut dilakukan dengan cara mengklasifikasikan makna verba toru dengan melihat padanan kata yang terdapat dalam berbagai contoh kalimat ’jitsurei’ dari berbagai sumber data. Langkah selanjutnya adalah mencari persamaan dan perbedaan makna yang ada pada pemakaian verba toru di jitsurei, kemudian mengklasifikasikan verba toru yang ”dapat” dan ”tidak dapat” saling menggantikan. Pada tahapan analisis data ini menggunakan kartu data, 40 yaitu beberapa penggunaan verba toru dalam kalimat dengan objek (benda) yang tidak sama yang dicatat dalam kartu data. Contoh jitsurei yang mengandung verba toru dari salah satu sumber data: Sumber data 日本語学習者が 作文を書くための用例、第 2 版, 348 ページ Data verba Toru 子供のころ、ゴム農園でくもを捕って遊びました。 ’kodomo no koro, gomu nouen de kumo o totte asobimashita’. Arti Ketika masa kecilku, aku bermain di perkebunan karet dengan menangkap (berburu) laba-laba. Analisis Verba toru dengan kanji 捕 る , memiliki makna mengambil sesuatu dari alam kemudian menjadikannya milik sendiri atau mengambil/ menangkap suatu benda dan menggenggam atau menahannya agar tidak terlepas dari tangan. Subjek adalah makhluk hidup (manusia/hewan), dan objek adalah makhluk hidup yang cenderung kecil (tumbuhan/ binatang kecil/ serangga). 41 Contoh analisis data: jitsurei 取る 採る 撮る 捕る 執る 1. 子供のころ、ゴム農園でくもを捕 Ο Χ Χ Ο Χ って遊びました。 Keterangan : Ο : dapat saling menggantikan tanpa mengubah makna dalam kalimat bahasa Jepang Δ : dapat saling menggantikan, namun makna yang dimaksud akan mengalami perubahan dalam kalimat bahasa Jepang. Χ : tidak dapat saling menggantikan dalam pengunaanya pada kalimat bahasa Jepang. BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan verba toru pada penelitian ini dipusatkan (取る、撮る、捕る、採る、執る) pada makna beserta analisis data mengenai apakah verba toru satu sama lain bisa saling menggantikan atau tidak dalam kalimat bahasa Jepang. Data-data yang dikumpulkan bersumber pada beberapa kamus bahasa Jepang, beberapa buku pelajaran bahasa Jepang dan komik terbitan Jepang seperti yang telah dijabarkan pada Bab III, yaitu: 4. Kiso Nihongo Katsuyou Jiten (KNKJ) 5. Nihongo Kihon Doushi Youhou Jiten (NKDYJ) 6. Kihongo Yourei Jiten (KYJ) 7. Shougakushin Kanji Jiten (SKJ) 8. Kokugo Jiten (KJ) 9. Akademikku Purezenteeshon Nyuumon (APN) 10. Bunka Chuukyuu Nihongo (BCN) 11. Minna no Nihongo Shoukyuu II (MN) 12. Nihongo Gakushusha Yooreishuu ga Sakubun o Kakutame (NGSKY) 42 no 43 13. Shinseidai Gengogaku (SG) 14. Bokujyou Monogatari (BM) 15. Daichouhen Doraemon-Nobita no Kyuoryuu (DDNK) 16. Gekijyouban Naruto (GN) 17. One Piece Sabaku no Oujyo to Kaizokutachi. (OP) 4.1 Analisis Data Penulis menggunakan teknik Pilah Unsur Penentu dan subtitusi, dengan metode padan ortografis dan distribusional, untuk mengetahui apakah di antara lima verba toru dapat saling menggantikan atau tidak dapat saling menggantikan. Dalam analisis ini, penulis menggunakan 3 simbol untuk mengetahui apakah masing-masing verba toru dapat saling atau tidak dalam penggunaanya pada kalimat menggantikan bahasa Jepang, yaitu sebagai berikut: О = dapat saling menggantikan tanpa mengubah makna dalam kalimat bahasa Jepang. ∆ = dapat saling dimaksud menggantikan, akan mengalami namun makna perubahahan yang dalam kalimat bahasa Jepang. X = tidak dapat saling manggantikan dalam penggunaannya pada kalimat bahasa Jepang. 44 Lima verba toru (取る、撮る、捕る、採る、執る) dalam kalimat bahasa Jepang memiliki makna serta penggunaan yang tidak sama satu sama lain, berdasarkan pada siapa yang menjadi pelaku (subjek pelaku), objek yang dikenai tindakan (objek penderita) dan cara melakukan aktivitas. Masih berdasarkan subjek pelaku, objek penderita dan cara melakukan aktivitas, dapat dianalisis pula (取る、撮る、捕る、採る、執る) apakah dapat lima saling verba toru menggantikan atau tidak dalam kalimat bahasa Jepang. Berikut adalah tabel analisis yang dilakukan penulis mengenai penggunaan verba toru berdasarkan klasifikasi kanji yang dimilikinya. 45 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji 1.Verba Toru 取る NO. 1. Makna Contoh Kalimat (1) 人の物を取って警 Makna mengambil 察につかまる。 dengan tangan (KNKJ,1988: 1239) dan tanpa izin, Hito no mono o totte, mencuri, keisatsu ni tsukamaru. membuat ’Ditangkap polisi orang lain. Objek Pelaku Penderita 撮 捕 採 執 X ∆ Analisis X X a) Verba toru 取るpada kalimat (1) dan (2) memiliki makna Orang Benda (pencuri) (benda ”mencuri”, karena mengambil barang milik orang lain berharga, tanpa seijin pemilik barang tersebut. uang dsb) b) Penggunaan verba toru 取る pada kalimat (1) dan (2), adalah kalimat yang memiliki subjek pelaku orang (人 hito orang), dan objek yang dikenai tindakan adalah barang sesuatu menjadi karena mengambil milik sendiri, barang milik orang lain’. merampas Subjek dari berharga milikorang lain. c) Verba toru 撮る、採る、執る tidak dapat menggantikan verba toru 取る pada kalimat (1) dan (2), karena dilihat (2) どろぼうが金庫か ら金を 取った。 objek yang dikenai tindakan adalah barang (物 mono (NKDYJ, 1989: 362) Dorobou ga kinkou kara kane o totta. ’Pencuri mengambil brangkas’. telah uang dari subjek pelaku adalah orang (人 hito orang), sedangkan dari barang/ 人の物 hito no mono barang milik orang lain). Verba toru 取る pada kalimat (1) dan (2) dapat digantikan dengan verba toru 捕る, tetapi makna yang dimiliki akan mengalami sedikit perbedaan. Verba toru 取る pada kalimat (1) dan (2) memiliki makna mengambil barang 46 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji orang lain kemudian menjadikannya milik sendiri tanpa mendapatkan izin dari pihak yang memiliki barang tersebut. Berbeda dengan itu, verba toru 捕る memiliki makna mengambil sesuatu dari alam berupa serangga atau hewan kecil liar (bukan barang/ benda milik perorangan), kemudian menjadikannya milik sendiri tanpa harus mendapat izin dari pemilik barang. 2. (3) こちらに塩を Makna mengambil Orang Barang X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (3) dan (4) memiliki yang makna cara (NKDYJ, 1989: 362) memindahkan Kochira ni shio o totte cenderung memindahkannya kecil menyerahkannya ke tempat lain atau ke orang lain. suatu (buku, b) Pengguanaan verba toru 取る pada kalimat (3) dan (4), garam, adalah kalimat yang memiliki subjek pelaku manusia, cangkul, sedangkan objeknya adalah barang yang cenderung dapat dsb) dipindah-tempatkan. Baik dalam kamus maupun komik, 取ってください。 dengan barang kudasai. dari satu tempat ’Tolong ke tangan (bawakan) dengan ambilkan garam ke sini’. memegang atau menahannya, juga suatu kepada barang orang dari barang dengan tangan”, tempat semula, kemudian penggunaan verba toru 取るini tidak memiliki perbedaan (4)最近はこうして上へ 食物を取りに行くんで menyerahkan ”mengambil yang khusus. c) Verba toru 撮る、捕る、採る、執る tidak dapat す。(BM, 1999: 66) menggantikan verba toru 取る pada kalimat kalimat (3) Saikin wa koushite ue e dan (4), karena dilihat dari subjek pelaku adalah orang(人 47 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji lain dengan shokubutsu o tori ni iku hito orang), sedangkan objek yang dikenai tindakan memegang ndesu. adalah barang (塩 shio garam/ 植物 shokubutsu benda tersebut. ‘Sekarang ini, kita harus tanaman). Verba toru 取る pada kalimat (3) dan (4) tidak pergi ke atas mengambil untuk tidak memiliki persamaan makna ”mengambil” yang bahan dimiliki oleh empat verba toru 撮る、捕る、採る、執る. makanan’. 3. (4) ダメはダメだ!!! Makna Orang, Benda, hal X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (5) dan (6) memiliki mengambil, 俺は船医だぞ!!!包 benda ( menanggalkan, 帯も取るな!!! (obat, sakit, sesuatu yang lain, melepas, menghilangkan”, dengan terapi, noda, suatu cara yang lazim digunakan. pijatan, lelah, sabun balutan kalimat yang bersubjek sesuatu yang fungsinya adalah dsb) perban, penghilang, tutup keseluruhan dari suatu bagian benda atau hal. memisahkan dan menghilang-kan sesuatu dari sesuatu dengan cara yang telah lazim dilakukan. (OP, 2008: 313) Dame wa dame!!! Ore wa sen’i da zo!!! Houtai mo toru na!!! ‘Sekali tidak boleh, ya tidak boleh!!! Saya dokter darah, botol, dsb) makna ”mengambil sesuatu yang menjadi bagian dari b) Penggunaan verba toru pada kalimat (5) dan (6), adalah pelepas, atau pengambil sebagian atau c) Seperti hal nya makna toru 取る pada kalimat (3) dan di kapal ini!!! Jangan (4), verba toru 撮る、捕る、採る、執る tidak dapat melepas perban itu!!! menggantikan verba toru 取る pada kalimat (5) dan (6), karena subjek pelaku adalah orang (人 hito orang) dan (5) アスピリンは熱を benda(アスピリンasupirin aspirin), sedangkan objek 48 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji 取る薬です。 yang dikenai tindakan adalah benda/ hal/ sakit (物 mono (KYJ, 1990: 729) benda、熱 netsu demam/ panas). Asupirin wa netsu o toru kusuri desu. ’Aspirin adalah obat penghilang panas’. 4. Makna (7) 川上さんが休暇を mengambil 取ります。 Orang Hal (cuti, X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (7) dan (8) memiliki liburan) makna ”mengambil tindakan yang pasti pada tindakan tertentu (WN, 2004:88) untuk Kawakami san ga kyuuka mendapatkan o torimasu. kesempatan yang ada”, memanfaatkannya agar dapat sesuatu rencana yang ada. pasti. yang ‘Tuan Kawakami mengambil cuti’. menikmati kesempatan yang ada itu, yaitu, dengan mengambil cuti, subjek akan melakukan aktivitas sesuai b) Penggunaan verba toru pada kalimat (7) dan (8), adalah kalimat yang bersubjek orang, dan memiliki objek berupa (8) 父は一週間の休み を取った。 hal mengenai waktu (misal: cuti, libur). c) Verba toru 撮る、捕る、採る、執る tidak dapat (NKDYJ, 1989: 363) menggantikan verba toru 取る pada kalimat kalimat (7) dan Chichi wa isshuukan no (8), karena dilihat dari subjek pelaku adalah orang yasumi o totta. (川上さん Kawakami san Tuan Kawakami/ 父 chichi 49 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji ’Ayah telah mengambil ayah), sedangkan objek yang dikenai tindakan adalah libur 1 minggu’. hal(休暇 kyuuka cuti/ 休み yasumi libur). Verba toru 取る pada kalimat (7) dan (8) memiliki makna mengambil beberapa waktu atau kesempatan, kemudian dimanfaatkan untuk suatu kegiatan. 5. Makna (9) 試験をして、 Orang, Orang mengambil 学生を取る。 sekolah, (sebagai makna ”mengambil orang/ pihak luar”, dan kemudian anggota dijadikan pihak dalam/ sendiri. pihak luar dan (KNKJ,1988: 1240) instansi menjadikannya Shiken o shite, gakusei o peanggota baru toru. rusahaan (mengangkat, menerima ’Menerima/merekrut atau atau mahasiswa melalui ujian sejenisnya. masuk’. merekrut anggota baru) dengan melalui suatu cara. baru ) X X О X a) Verba toru 取る pada kalimat (9) dan (10) memiliki b) Penggunaan verba toru pada kalimat (9) dan (10), adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memiliki objek berupa orang/ anggota baru. c) Verba toru 撮る、捕る、執る tidak dapat menggantikan verba toru 取る pada kalimat (9) dan (10), karena jika dilihat dari subjek pelaku adalah orang (師匠 shishou (10) 師匠はその青年を guru), sedangkan objek yang dikenai tindakan adalah 内弟子を取った。 orang/ siswa (学生 gakusei siswa/ 内弟子 uchideshi (NKDYJ, 1989: 363) murid). Verba toru 取る pada kalimat (9) dan (10) Shishou wa sono seinen o memiliki makna mengambil (merekrut) orang dari luar, uchi deshi o totta. kemudian menjadikannya anggota baru. Verba toru 取る ’Guru menjadikan pada dua kalimat tersebut memiliki persamaan makna 50 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji pemuda itu dengan verba toru 採る, sehingga untuk makna verba toru sebagai muridnya’. 取る (9) dan (10) dan verba toru 採る dapat saling menggantikan. 6. Makna (11) ホテルの部屋を mengambil 取る。 suatu dari Orang manfaat (KNKJ,1988: 1240) suatu Hoteru no heya o toru. barang atau jasa, ’Memesan kamar hotel’. untuk mendapatkan hal yang diinginkan dengan cara memesannya atau membuat kesepakatan terlebih dahulu di antara kedua belah pihak. (12) 何か雑誌を 取っていますか。 (KYJ,1990: 731) Nanika zasshi o X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (11) dan (12) memiliki Fasilitas makna umum, manfaat dari suatu jasa yang ada untuk mendapatkan barang sesuatu yang diinginkan dengan adanya proses kesepakatan ber- antara kedua belah pihak. langganan b) Penggunaan verba toru pada kalimat (11) dan (12), (hotel, adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan koran, memiliki objek berupa barang, dan tempat yang biasa majalah disewakan. dsb) c) Verba toru 撮る、捕る、採る、執る tidak dapat ”memesan, berlangganan”, yaitu mengambil menggantikan verba toru 取る pada kalimat (11) dan (12), totteimasu ka. ’Apakah Benda. Anda berlangganan majalah?’. karena jika dilihat subjek pelaku adalah orang (人 hito orang), sedangkan objek yang dikenai tindakan adalah hal (ホテル hoteru kamar hotel/ 雑誌 zasshi majalah). Verba toru 取る pada kalimat (11) dan (12) memiliki makna memesan sebuah tempat atau jasa atau berlangganan sesuatu. 51 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji 7. Makna (13) 彼は私の言葉を私 mangambil が承知したものと penafsiran memiliki makna orang lain ”mengambil penafsiran/ tafsiran/ 取った。 ,anggapan anggapan”, berdasarkan keadaan yang dilihat, dirasa, dan anggapan suatu dari hal berdasarkan keadaan dilihat/ didengar/ dirasakan/ dialami Perihal, X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (13) dan (14) didengar tentang kita. (NKDYJ,1989: 364) wa watashi no b) Penggunaan verba toru pada kalimat (13) dan (14), o watashi ga adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang shouchi shita mono to (pertama dan ketiga), dan memiliki objek berupa anggapan/ totta. penafsiran. Kare kotoba yang Orang menafsirkan c) Verba toru 撮る、捕る、採る、執る tidak dapat perkataan saya sebagai menggantikan verba toru 取る pada kalimat (13) dan (14), pernyataan setuju’. karena jika dilihat dari subjek pelaku adalah orang (彼 kare ’Dia (beranggapan). dia (laki-laki)/ 私 watashi saya), sedangkan objek yang (14) 人がどう取ろうと dikenai tindakan adalah hal (言葉 kotoba anggapan/ も,私はかまわない。 perkataan), serta verba toru 取る pada kalimat (13) dan (KYJ,1990: 731) (14) tidak memiliki persamaan makna dengan verba toru Hito ga dou torou tomo, 撮る、捕る、 採る、 執る . watashi wa kamawanai. ’Bagaimana pun penafsiran orang, saya tidak peduli’ 52 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji 8. Makna (15) 大きいな家具は場 Benda Tempat, mengambil 所を取る。(NKDYJ, (perabot waktu X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (15) dan (16) memiliki makna ”mengambil tempat atau waktu” lebih daripada beberapa bagian 1989: 364) rumah dari suatu ruang Ookiina kagu wa basho o tangga atau waktu toru. dsb) biasanya dikarenakan ukuran perabot yang besar (15) dan (memerlukan, ’Perabot adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memakan yang memiliki objek berupa ruang waktu atau tempat. tempat waktu) rumah tangga hal, besar memakan aktivitas atau tempat’. karena suatu kondisi. b) Penggunaan verba toru pada kalimat (15) dan (16), (belanja, c) Verba toru 撮る、捕る、採る、 執る tidak dapat antrean, menggantikan verba toru 取る pada kalimat (15) dan (16), dsb) (16) 店が込んで toko yang ramai (16). karena dilihat dari subjek pelaku adalah benda dan hal いて、買い物に時間を (kegiatan) (大きな家具 ooki na kagu peralatan rumah 取りました。 tangga yang besar/ 買い物 kaimono belanja), sedangkan (KYJ, 1990: 731) objek yang dikenai tindakan adalah hal (場所 basho Mise kondeite, tempat, ruang/ jikan dan (16) memiliki makna memerlukan sesuatu karena suatu kaimono ga ni o 時間 jikan waktu). Verba toru 取る (15) torimashita. alasan. Misal (15), perabot rumah tangga yang berukuran ’Belanja jadi mengambil besar, memerlukan ruang/ tempat yang lebih luas, jika (memerlukan/ dibandingkan dengan perabot yang ukurannya lebih kecil. memakan) waktu lebih Begitu pula (16), belanja memerlukan waktu yang lebih banyak karena tokonya lama dari biasanya, karena pengunjung toko sangat ramai. 53 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji ramai’. 9. Makna (17) きみが責任を取れ! mengambil !! (DDNK, 2006: 29) tanggung jawab Kimi ga sekinin o tore!!! atas perbuatan ‘Kau lah yang yang Orang Tanggung X X X О a) Verba toru 取る pada kalimat (17) dan (18) memiliki jawab, makna ”mengambil tanggung jawab” baik dari tindakan tugas, diri sendiri ataupun tindakan yang telah dilakukan orang pekerjaan lain telah bertanggung jawab’. dilakukan oleh b) Penggunaan verba toru pada kalimat (17) dan (18), seseorang memiliki objek sebuah tanggung jawab yang harus dipikul. atau (18) 息子の不始末で責 orang lain, atau 任を 取る。 tuntutan (NKDYJ, 1989: 363) pekerjaan/ Musuko no fushimatsu de kewajiban. sekinin o toru. adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan c) Verba toru 撮る、捕る、採る tidak dapat menggantikan verba toru 取る pada kalimat (17) dan (18), karena dilihat dari subjek pelaku adalah orang (きみ kimi kamu/ 私 watashi saya[dilesapkan]). Subjek pelaku tidak ’Karena tindakan ceroboh disebutkan secara langsung. Dalam kalimat bahasa Jepang, anak saya, saya harus jika subjek tidak dijelaskan berarti subjek tersebut adalah mengambil tanggung watashi (saya) atau orang yang sama dengan subjek (bertanggung kalimat sebelumnya. Hal ini sudah biasa terjadi dalam jawab jawab)’. kalimat bahasa Jepang. Sedangkan objek yang dikenai tindakan adalah hal (責任 sekinin tanggung jawab). Verba toru 取る pada kalimat (17) dan (18) memiliki makna 54 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji mengambil tanggung jawab atas pekerjaan/ tindakan yang dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain. Verba toru 取る pada kalimat (17) dan (18) tersebut memiliki persamaan makna dengan verba toru 執る, sehingga untuk makna verba toru 取る kalimat (17) dan (18) dan verba toru 執る dapat saling menggantikan. 10. Makna (19) 試験で90点を取り mengambil ました。 (peng- makna ”mengambil penilaian/ penghargaan” dari orang penilaian/ (KYJ, 1990: 730) hargaan, lain untuk kita, atas sesuatu yang telah kita lakukan. penghargaan Shiken penilaian, Sedangkan kalimat (21) adalah ”mengambil sebuah atas torimashita. ketertarik- ketertarikan” dari orang lain atas sesuatu yang kita tindakan/usaha ’Saya mendapat nilai 90 an) lakukan, agar memiliki kesan lebih menyenangkan. de 90 ten o yang telah dalam ujian’. dilakukan oleh (20) 運動会で一等賞を diri sendiri dari 取った。 orang lain (NKDYJ, 1989: 363) (mendapat Undoukai de ichitou shou penilaian/ o totta. penghargaan). ’Saya mendapat hadiah pertama dalam Orang Hal X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (19) dan (20) memiliki b) Penggunaan verba toru pada kalimat (19), (20), dan (21) adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memiliki objek berupa suatu penilaian, penghargaan. c) Verba toru 撮る、捕る、採る、 執る tidak dapat menggantikan verba toru 取る pada kalimat (19) dan (20), karena jika dilihat subjek pelaku adalah orang (私 watashi saya), sedangkan objek yang dikenai tindakan adalah hal) (賞 shou penghargaan/ 成績 seiseki penilaian). Verba 55 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji pertandingan olah raga’. toru 取る pada kalimat (19) dan (20) memiliki makna (21) しかし一方で、ア mengambil penghargaan atas sesuatu pencapaian yang ニメーションにばかり diperoleh. Verba toru 取る ini memiliki makna selain 気を取られて、一番伝 meng-ambil penilaian/ penghargaan, juga dapat digunakan えたい内容が伝われな sebagai ungkapan mengambil perhatian atau ketertarikan くなることがあります dari suatu hal, seperti pada kalimat (21). から、あまり使いすぎ ないようにするべきで しょう。(APN,2009: 54) Shikashi ippou de, animeeshon ni bakari ki o torarete, tsutaetai ichiban naiyou ga tsutawarenakunaru koto ga arimasukara, amari tsukaisuginaiyouni suru beki deshou. Namun dilain pihak, jika menariknya animasi hanya terus, di hal 56 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji pertama yang ingin disampaikan tidak akan tersampaikan, oleh karena itu tidak boleh menggunakan animasi terlalu banyak. 11. Makna (22) 猿がのみを Orang, Binatang mengambil 取っている。 binatang, kecil, memiliki makna ”mengambil orang/ pihak luar”, dan benda sumber kemudian dijadikan pihak dalam/ sendiri. alam alam, b) Penggunaan verba toru pada kalimat (22) dan (23), tumbuhan adalah kalimat yang memiliki subjek berupa makhluk dengan cara (NKDYJ, 1989: 363) manusia/ hewan/ Saru ga nomi o totteiru. tumbuhan ’Kera mengumpulkan (mengambil/ sesuatu suatu sedang mencari Verba toru 取る pada kalimat (9) dan (10) hidup, dan memiliki objek berupa binatang, hasil alam dan dari mengumpulkan) kutu’. tempat atau sumber. X О X X a) sebagainya. c) Verba toru 撮る、採る、執る tidak dapat (23) 石炭からガスを menggantikan verba toru 取る pada kalimat (22) dan (23), 取る。 (KYJ, 1990: 730) karena subjek pelaku adalah hewan dan manusia (猿 saru Sekitan kara gasu o toru. kera/ 人間 nin’gen manusia), sedangkan objek yang ’Mengambil/ dikenai tindakan adalah hewan, benda/ barang dari alam. mendapatkan gas batu bara’. dari Verba toru 取る pada kalimat (22) dan (23) memiliki 57 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji makna mengambil sesuatu dari alam dengan suatu cara dan menjadikannya milik sendiri. Verba toru 取る di (22) dan (23) tersebut memiliki persamaan makna dengan verba toru 捕る sehingga untuk makna verba toru 取る (22) dan (23) dan verba toru 捕る dapat saling menggantikan. 12. Makna (24) 学生は大学で色々 Orang, Mata mengambil/ な 科目を取る。 sistem pelajaran, makna mengikuti (NKDYJ,1989:363) mata beberapa beberapa mata Gakusei wa daigaku de di iro iro na kamoku o toru. kuliah ketentuan. pelajaran antara beberapa ’Mahasiswa di perguruan pilihan yang tinggi mengambil disediakan. (mengikuti) bermacam- X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (24) dan (25) memiliki ”mengambil mata yang ditawarkan, pelajaran/ kuliah” kemudian diikuti dari sesuai b) Penggunaan verba toru pada kalimat (24) dan (25), adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memiliki objek berupa pilihan yang ditawarkan, bilamana telah diambil harus dijalankan, dan bagi pilihan yang belum macam mata kuliah’. diambil dapat diambil di lain kesempatan. (25) 学校では日本文学 c) Verba toru 撮る、捕る、採る、執る tidak dapat と日本歴史を取ってい menggantikan verba toru 取る pada kalimat (24) dan (25), ます。(KYJ, 1990: 730) karena jika dilihat dari subjek pelaku adalah orang (学生 Gakkou Nihon gakusei mahasiswa/ 私 watashi saya), sedangkan objek bungaku to Nihon rekishi yang dikenai tindakan adalah pilihan, mata kuliah (選択 o totteimasu. sentaku pilihan/ 科目 kamoku mata pelajaran). Verba toru dewa 58 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji ’Di sekolah mengambil pelajaran budaya saya 取る (24) dan (25) memiliki makna mengambil mata mata kuliah/ pelajaran dari beberapa pilihan yang disediakan di (mengikuti) dan sebuah jenjang pendidikan di suatu instansi sekolah. sejarah Jepang’. 13. Makna (26) 会費を取る。 mengambil/ (NKDYJ, 1989: 363) memungut Kaihi o toru. atas suatu beban. biaya/ iuran. ’Memungut iuran’. b) Penggunaan verba toru pada kalimat (26) dan (27), Orang Biaya, tarif, uang X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (26) dan (27) memiliki makna ”mengambil atau memungut” biaya atau iuran adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan (27) 毎月部屋代のほか memiliki objek berupa iuran, pungutan, pajak atau denda. 電気代を 取られる。 c) Verba toru 撮る、捕る、採る、 執る tidak dapat (KYJ,1990:730) menggantikan verba toru 取る pada kalimat (26) dan (27), Mai tsuki heyadai no karena memiliki subjek pelaku adalah orang (人 hito hoka denkidai o torareru. orang), sedangkan objek yang dikenai tindakan adalah ’Saya biaya, iuran atau segala hal yang dikenai tarif/ dipungut biaya biaya/ listrik tiap bulan selain pajak. Verba toru 取る (26) dan (27) memiliki makna biaya sewa kamar’. mengambil tarif suatu beban karena telah diambil manfaatnya untuk suatu keperluan (lisrik, air, sewa kamar dsb). 59 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji 14. Makna (28) 私は金より名誉を mengambil 取った。 dua pilihan/ (NKDYJ, 1989: 363) atau lebih keputusan Orang X X О X a) Verba toru 取る pada kalimat (28) memiliki makna Pilihan hal ”mengambil keputusan/ pilihan” dari dua atau lebih pilihan yang tersedia. dari Watashi wa kane yori dua atau lebih meiyo o totta. b) Penggunaan verba toru pada kalimat (28), adalah pilihan objek berupa pilihan atas suatu perkara. barang). (hal/ ’Saya lebih kehormatan uang’. memilih dari pada kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memiliki c) Verba toru 撮る、捕る、執る tidak dapat menggantikan verba toru 取る pada kalimat (28), karena jika dilihat dari subjek pelaku adalah orang (私 watashi saya), sedangkan objek yang dikenai tindakan adalah pilihan perbandingan 2 hal atau lebih yang setara. Verba toru 取る (28) memiliki makna mengambil keputusan untuk memilih satu dari dua atau lebih hal yang diperbandingkan, dimana jika satu dari dua pilihan sudah diambil, maka pilihan yang lain tidak akan dapat dipilih atau dilaksanakan. Verba toru 取る pada kalimat (28) memiliki persamaan makna dengan verba toru 採る sehingga untuk makna verba toru 取る (28) dan verba toru 採る dapat saling menggantikan. 60 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji 15. Makna (29) 警察はその供述の mengambil 裏付けを取った。 kepastian, ”mengambil sebuah kepastian” dari kejadian/ perkara sebuah (NKDYJ, 1989: 363) ketegasan yang kepastiannya masih dipertanyakan. kepastian/ Keisatsu Orang Hal X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (29) memiliki makna sono b) Penggunaan verba toru pada kalimat (29), adalah ketegasan dalam kyoujutsu no urazuke o suatu perkara. totta. kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memiliki wa objek berupa sebuah ketegasan, kepastian dan keterangan ’Polisi telah mengambil dari suatu perkara yang sedang terjadi. (mendapat) c) Verba toru 撮る、捕る、採る、 執る tidak dapat keterangan menggantikan verba toru 取る pada kalimat (29), karena yang benar’. subjek pelaku adalah orang (警察 keisatsu polisi), sedangkan objek yang dikenai tindakan adalah suatu kepastian atau ketegasan (明白 meihaku kepastian). Verba toru 取る (29) memiliki makna mengambil sesuatu yang meyakinkan, suatu kepastian dari suatu perkara atau kejadian yang kebenarannya/ kepastiannya masih dipertanyakan atau belum didapat. 16. Makna (30) 給料の中からこづ Benda X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (30) dan (31) memiliki mengambil かいを取る。 (uang, makna ”mengambil sesuatu yang tidak sama dengan (menyisihkan/m (NKDYJ,1989: 364) makanan, yang lainnya” untuk disisihkan atau disimpan di tempat enyisakan/ Kyuuryou no naka kara dokumen lain. Orang 61 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji menyimpan) sebagian kozukai o toru. dsb) dari ’Menyisihkan gaji untuk b) Penggunaan verba toru pada kalimat (30) dan (31), adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan suatu bagian uang saku’. memiliki objek berupa bbenda yang merupakan bagian dari sebuah benda/ (31) もらった手紙は全 benda lain. c) Verba toru 撮る、捕る、採る、執る tidak dapat hal untuk tujuan 部取ってあります。 tertentu. (KYJ, 1990: 730) menggantikan verba toru 取る pada kalimat (30) dan (31), Moratta tegami wa zenbu hal ini karena subjek pelaku adalah orang (私 watashi totte arimasu. saya), sedangkan objek yang dikenai tindakan adalah benda ’Surat yang sudah (こづかい kozukai uang saku/ 手紙 tegami surat). Verba diterima semuanya sudah toru 取る pada kalimat (30) dan (31) memiliki makna disimpan’. mengambil bagian dari sesuatu, kemudian memisahkannya dengan bagian lain untuk tujuan tertentu, misal agar tidak tercampur satu dengan yang lain. 17. Makna (32) 日本の教育制度は Orang, Sistem, mengambil 六三三制を取って instansi/ judul ”mengambil suatu bentuk sistem yang sudah ada” untuk いる。 or- perkara diterapkan, atau dipakai di masa sekarang. ganisasi masa lalu b) Penggunaan verba toru pada kalimat (32), adalah sistem/ cara yang sudah ada sejak untuk dahulu (NKDYJ, 1989: 364) X О X X a) Verba toru 取る pada kalimat (32) memiliki makna Nihon no kyouiku seido kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memiliki wa rokumitsuzou sei o objek berupa suatu bentuk sistem yang sudah ada 62 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji digunakan/ditera totteiru. pkan di waktu ’Sistem sekarang. sebelumnya. kependidikan c) Verba toru 撮る、採る、執る tidak dapat negara Jepang menggantikan verba toru 取る pada kalimat (32), karena menggunakan sistem subjek pelaku adalah suatu sistem yang masih berlaku 6-3-3’. (日本の教育制度, nihon no kyouiku seido sistem kependidikan di Jepang), sedangkan objek yang dikenai tindakan adalah sesuatu (sistem, tema, judul) yang telah ada sebelumnya. Verba toru 取る (32) memiliki makna mengambil satu atau keseluruhan bagian dari sesuatu yang sudah ada sejak dahulu, untuk ditiru, dipakai, dijalankan kembali pada saat sekarang, untuk tujuan tertentu. Verba toru 取る pada kalimat (32) tersebut memiliki persamaan makna dengan verba toru 捕る sehingga untuk makna verba toru 取る (32) dan verba toru 捕る dapat saling menggantikan. 18. Makna (33) データを取る。 mengambil (NKDYJ, 1989: 364) catatan rekaman buku/alat arsip/ Deeta o toru. pada ’Mengambil data’. (34) 先生の話を聞いて Orang Catatan, ∆ X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (33) dan (34) memiliki foto, makna ”mengambil catatan arsip” pada sebuah alat gambar, perekam. rekaman b) Penggunaan verba toru pada kalimat (33) dan (34), adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan 63 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji perekam. ノートを取るのは難し memiliki objek berupa catatan, rekaman, data. い。 c) Verba (NGSKY, 2006: 347) menggantikan verba toru 取る pada kalimat (33) dan (34), Sensei no hanashi o kite, hal ini karena subjek pelaku adalah orang, (私 watashi nooto o toru no wa saya), sedangkan objek yang dikenai pekerjaan adalah muzukashii. benda, hal (データ deeta data/ ノート nooto catatan). ‘Mendengarkan Verba toru 取る pada kalimat (33) dan (34) dapat penjelasan guru kemudian toru 捕る、採る、執る tidak dapat digantikan dengan verba toru 撮る karena memiliki makna mencatatnya merupakan yang sama, yakni mengambil catatan arsip/ rekaman pada hal yang sulit’ buku/ alat perekam, tetapi ada sedikit perbedaan dalam hal ini yaitu kanji verba toru 撮る biasa digunakan untuk pengarsipan menggunakan alat perekam, kamera, video recorder atau sejenisnya. 19. Makna (35) 道を左に取る。 Orang, Arah, mengambil (NKDYJ, 1989: 364) ken- tempat, ”mengambil tindakan Michi o hidari ni toru. daraan tujuan sebagai jalan yang akan dilalui selanjutnya. (manusia/ ’Mengambil kendaraan) sebelah kiri’. jalan X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (35) memiliki makna tindakan, menentukan arah tujuan” b) Penggunaan verba toru pada kalimat (35), adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memiliki untuk menuju ke objek berupa arah, jalan. arah tertentu. c) Verba toru 撮る、捕る、採る、執る tidak dapat 64 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji menggantikan verba toru 取る pada kalimat (35) karena subjek pelaku adalah orang (私 watashi saya), sedangkan objek penderita adalah suatu tindakan penentuan jalan atau arah di depan mata yang akan dituju. 20. Makna toru verba (36) 脈/カウントを yang 取る。 Orang Nadi, X X X X a) Verba toru 取る pada kalimat (36) dan (37) memiliki kasur (hal makna yang khusus, sesuai konteks kalimat dimana verba yang toru 取る tersebut berada. sudah b) Penggunaan verba toru pada kalimat (36) dan (37), lazim adalah kalimat yang menggunakan istilah yang sudah lazim bahasa mengguna dipasangkan dengan verba toru 取る karena merupakan Indonesia. -kan verba memiliki padanan tertentu (KNKJ,1988: 1241) kata Myaku/ kaunto o toru. dalam ’Mengukur nadi/ angka’. (37) とこを取る。 (KYJ, 1990: 731) toru取る) sebuah ungkapan yang sudah ada. c) Khusus pada kalimat (36) dan (37), verba toru 取る Toko o toru. yang digunakan pada kalimat tersebut adalah merupakan ’Membentangkan penggunaan yang lazim dalam kalimat bahasa Jepang. kasur’. Dengan demikian, untuk penggunaan verba toru 取る (36) dan (37) tidak dapat digantikan dengan verba toru 撮る、捕る 採る、 執る. 2. Verba Toru 撮る 65 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji NO. 1. Makna Contoh Kalimat Makna (38) 写真/映画を撮る。 mengambil (KNKJ,1988: 1241) catatan rekaman arsip/ Shashin/ eiga o toru. pada ’Mengambil foto/ film’. buku/ perekam. alat Objek Pelaku Penderita Orang Foto, 取 捕 採 執 Analisis О X X X a) Verba toru 撮る pada kalimat (38) dan (39) memiliki rekaman, makna ”mengambil gambar/ foto” dengan menggunakan catatan, kamera atau semacamnya. gambar b) Penggunaan verba toru pada kalimat (38) dan (39), adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan (39) 遠足に行った時、 memiliki objek foto, gambar, film, rekaman dsb. タンさんは沢山写真を c) Verba toru 捕る、採る、執る tidak dapat menggantikan 撮り ました。 verba toru 撮る pada kalimat (38) dan (39), karena subjek (NGSKY, 2006: 347) pelaku adalah orang, (私 watashi saya/ タンさん Tan san Ensoku ni itta toki, Tan Tuan Tan), sedangkan objek yang dikenai pekerjaan adalah san wa takusan shashin o benda, hal (データ deeta data/ノート nooto catatan). torimashita. Verba toru 撮る pada (38) dan (39) dapat digantikan ‘Tuan Tan telah mengambil foto sangat banyak saat darmawisata’. 3. Verba Toru 捕る Subjek perjalanan dengan verba toru 取る tanpa mengubah makna yang ada, karena dilihat dari subjek pelaku, objek yang dikenai perbuatan dan persamaan makna, seperti verba toru 取る pada kalimat (33) dan (34). 66 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji NO. 1. Makna Contoh Kalimat Subjek Objek Pelaku Penderita 取 撮 採 執 Analisis Makna (40) ネズミ/ Orang, Binatang mengambil はえを捕る。 binatang kecil, makna ”mengambil, menangkap, berburu binatang kecil serangga (serangga)” dengan tangan atau alat yang sudah biasa sesuatu dari (KNKJ,1988: 1239) О X ∆ X a) Verba toru 捕る pada kalimat (40) dan (41) memiliki alam, Nezumi/ menangkap, ’Menangkap tikus atau b) Penggunaan verba toru pada kalimat (40) dan (41), menahan lalat’. adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan sesuatu tidak supaya terlepas, kemudian menjadikannya sebagai sendiri. hae o toru. milik dipakai. memiliki objek serangga-serangga. (41) 子供のころ、ゴム c) Verba toru 撮る、執る tidak dapat menggantikan verba 農園でくもを捕って遊 toru 捕る pada kalimat (40) dan (41), karena subjek pelaku びました。 adalah orang (私 watashi saya), sedangkan objek yang (NGSKY, 2006: 347) dikenai pekerjaan adalah serangga/ binatang kecil (くも Kodomo no koro, gomu kumo laba-laba、ネズミ nezumi tikus、はえ hae lalat). nouen de kumo o totte, Verba toru 捕る pada kalimat (40) dan (41) dapat asobimashita. digantikan dengan verba toru 取る karena makna verba ‘Ketika masa kecilku, aku bermain di perkebunan karet dengan menangkap (berburu) laba-laba’. toru 捕る pada kalimat (40) dan (41) memiliki makna yang sama dengan makna verba toru 取る nomor 11, yakni menangkap serangga (dalam kalimat ini laba-laba) dari alam kemudian dikumpulkan sampai menjadi lebih banyak. 67 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji Verba toru 採る dapat menggantikan verba toru 捕る pada (40) dan (41), namun ada sedikit perbedaan, yakni meskipun memiliki makna sama-sama ”mengambil” sesuatu dari alam kemudian menjadikannya milik sendiri, dalam verba toru 採る arti yang dikandung lebih mengarah pada mengambil hasil alam dalam jumlah yang banyak dan besar, pada suatu waktu di suatu area tempat (memanen). Dalam Kokugo Jiten dijelaskan 採る=採集するsaishuusuru mengumpulkan 収穫する shuukaku suru memanen. 2. О X X X a) Verba toru 捕る pada Makna (42) 3年間の事件に題材 Orang Sistem, mengambil, を捕った小説。 tema, ”mengambil tema”yang berdasarkan atas sebuah kejadian mendapatkan, (KNKJ,1988: 1240) perkara/ selama selang beberapa tahun. memungut, San nenkan no jiken ni kejadian b) Penggunaan verba toru pada kalimat (42), adalah memetik, daizai o totta shousetsu. terdahulu kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memiliki menangkap ’Novel yang mengambil kalimat (42) memiliki makna objek berupa judul, tema yang kemudian dipakai untuk bahan makanan/ tema dari peristiwa yang barang/ hal yang terjadi selama 3 tahun tujuan tertentu. berguna menggantikan verba toru 捕る pada kalimat (42), sebab untuk ini’. suatu tujuan. c) Verba toru 撮る、採る、執る tidak dapat subjek pelaku adalah benda (小説 shousetsu novel), 68 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji sedangkan objek yang dikenai pekerjaan adalah hal/ peristiwa yang sudah berlalu (3年間の事件に題材 san nenkan no jiken ni daizai tema dari peristiwa yang terjadi selama 3 tahun ini). Verba toru 捕る pada kalimat (42) dapat digantikan dengan verba toru 取る tanpa mengubah makna yang ada, karena dilihat dari subjek pelaku, objek dan persamaan makna, seperti verba toru 取る pada kalimat (32). 4. Verba Toru 採る NO. 1. Makna Contoh Kalimat 取 撮 捕 執 Subjek Objek Pelaku Penderita Analisis Makna (43) あなたならどちら mengambil の案を採りますか。 perbandin makna ”mengambil pilihan” dari 2/ lebih hal. pilihan, (KNKJ, 1988: 1240) gan b) Penggunaan verba toru pada kalimat (43) dan (44), adalah di Anata nara dochira no an lebih memutuskan antara pilihan. memilih mana?’ Pilihan 2 О X X X a) Verba toru 採る pada kalimat (43) dan (44) memiliki atau kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memiliki objek berupa pilihan. o torimasu ka. ’Kalau Orang saudara, akan c) Verba toru 撮る、捕る、執る tidak dapat menggantikan usulan yang verba toru 採る pada kalimat (43) dan (44), dikarenakan subjek pelaku adalah orang (あなた anata Anda、君 kimi 69 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji kamu), sedangkan objek yang dikenai pekerjaan adalah dua (44) 君は金と命と atau lebih pilihan hal yang di-bandingkan, dan di antara どっちを採るか。 pilihan tersebut jika satu yang dipilih, yang lain tidak dapat (KYJ, 1990: 730) diambil atau dilaksanakan. Verba toru 採る pada kalimat Kimi wa kane to inochi o (43) dan (44) dapat digantikan dengan verba toru 取る tanpa docchi o toru ka. mengubah makna yang ada, karena dilihat dari subjek ’Antara uang dan nyawa, pelaku, objek yang dikenai perbuatan dan persamaan makna, kamu akan memilih yang seperti verba toru 取る pada kalimat (28). mana?’ 2. Makna (45) 畑の野菜を採る。 Orang, Sumber mengambil (NKDYJ, 1989: 363) binatang alam, makna ”mengambil benda dari alam (panen)” baik cara Hatake no yasai o toru. manusia/ hewan/ ’Saya mengambil serangga, tumbuhan atau hewan yang ditanam/ dipelihara di ladang, sayur/ sawah dan sejenisnya. tumbuhan tumbuhan b) Penggunaan verba toru pada kalimat (45) dan (46), dengan sayuran di kebun’. О X X X a) Verba toru 採る pada kalimat (45) dan (46) memiliki mengumpulkan adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan sesuatu memiliki objek berupa benda alam (hewan/ tumbuhan). dari (46) 日本の酒は米から suatu tempat 採るのです。 atau sumber (KYJ, 1990: 730) (memanen). Nihon no sake wa kome c) Verba toru 撮る、捕る、執る tidak dapat menggantikan verba toru 採る pada kalimat (45) dan (46). Hal ini dikarenakan subjek pelaku adalah orang dan benda (私 70 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji kara toru no desu. watashi saya/ 日本の酒 nihon no sake sake Jepang), ’Sake Jepang dibuat dari sedangkan objek yang dikenai pekerjaan adalah benda alam beras’. ( 野菜 yasai sayuran/ 米kome beras). Verba toru採る pada kalimat (45) dan (46) memiliki makna mengambil dalam jumlah yang tidak sedikit, dikumpulkan agar menjadi banyak sesuai yang dibutuhkan, atau biasa diartikan memanen. Verba toru 採る pada kalimat (45) dan (46) dapat digantikan dengan verba toru 取る tanpa mengubah makna yang ada, karena dilihat dari subjek pelaku, objek dan persamaan makna, seperti verba toru 取る pada kalimat (38) dan (39). 3. Makna (47) 養子/ 婿を採る。 Orang, Orang, О X X X a) Verba toru pada 採る kalimat (47) dan (48) memiliki mengambil (KNKJ, 1988: 1240) organi- manantu, makna ”mengambil/ mengangkat orang lain/ luar” dan pihak luar dan Youshi/ muko o toru sasi, menjadikannya ’Mengangkat/ mendapat instansi anak kemudian dijadikan sebagai anggota sendiri” (anggota b) Penggunaan verba toru pada kalimat (47) dan (48), adalah anggota baru) kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memiliki baru anak angkat/ menantu’. (mengangkat, perusahaan, objek berupa orang/ anggota baru. mekalinerima (48) 会社は毎年新しい sekolah/ c) Verba toru 撮る、捕る、執る tidak dapat menggantikan atau 人を 採る。 sejenis- verba toru 採る pada kalimat (47) dan (48) karena subjek anggota merekrut baru) (KYJ, 1990: 730) nya pelaku adalah orang dan instansi perusahaan (私 watashi 71 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji dengan melalui Kaisha suatu cara. wa mai toshi saya/会社 kaisha perusahaan), sedangkan objek yang dikenai atarashii hito o toru. pekerjaan adalah orang atau anggota baru (養子 youshi anak ’Setiap tahun perusahaan angkat/婿 muko menantu、新しい人 atarashii hito anggota merekrut orang baru’. baru). Verba toru 採る pada (47) dan (48) memiliki makna mengambil orang lain dari luar keanggotaan, kemudian dijadikan anggota baru dalam suatu perkumpulan/ himpunan. Verba toru 採る pada (47) dan (48) dapat digantikan dengan verba toru 取る tanpa mengubah makna yang ada, karena dilihat dari subjek pelaku, objek yang dikenai perbuatan dan persamaan makna, seperti verba toru 取る pada kalimat (9) dan (10). 5. Verba Toru 執る NO. 1. Makna Contoh Kalimat 指揮/ 権を執る。 Makna (49) mengambil (KNKJ,1988: 1241) tanggung jawab Shiki/seiken o toru. atas perbuatan ’Memimpin/ memegang yang telah tampuk pemerintahan’. Subjek Objekn Pelaku Penderita Orang Tanggung 取 撮 捕 採 Analisis О X X X a) Verba toru pada 執る kalimat (49) dan (50) memiliki jawab, makna ”mengambil tanggung jawab” atas kewajiban dari kewajiban pekerjaan yang diemban. , tugas b) Penggunaan verba toru pada kalimat (49) dan (50), adalah kalimat yang memiliki subjek berupa orang, dan memiliki 72 Lanjutan tabel 1: Analisis Penggunaan Verba Toru Berdasarkan Pada Penulisan Kanji dilakukan oleh objek berupa tanggung jawab, pekerjaan. seseorang atau (50) 昨日の大火事では c) Verba toru 撮る、捕る、採る tidak dapat menggantikan orang lain, atau 消防署長が直接指揮を tuntutan 執った。 pekerjaan/ (=指図をした) kewajiban. (KYJ, 1990: 729) verba toru 執る pada kalimat (49) dan (50), karena subjek pelaku adalah orang, (消防署長 shouboushochou kepala kantor pemadam kebakaran), sedangkan objek yang dikenai pekerjaan adalah kewajiban, tanggung jawab. Verba toru Kinou no ookaji dewa 執る pada kalimat (49) dan (50) memiliki makna mengambil shouboushochou ga tugas, kewajiban, tanggung jawab atas pekerjaan yang chokusetsu shiki o totta. dimiliki, atau suatu perbuatan. Verba toru 執る pada (= Sashizu o shita). kalimat (49) dan (50) dapat digantikan dengan verba toru ’Saat kebakaran kemarin, kepala pemadaman besar 取る tanpa mengubah makna yang ada, karena dilihat dari kantor subjek pelaku, objek yang dikenai perbuatan dan persamaan kebakaran mengambil kepemiminan secara langsung’. (= memberi instruksi) makna, seperti verba toru 取る pada kalimat (17) dan (18). BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap verba toru 「 取 る、 撮 る、 捕 る 、採 る 、執 る 」sebagai doukun’iji, hasil penelitian menunjukkan: 1) a. Verba toru 取る memiliki 19 makna ”mengambil” dan satu makna yang tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia, yaitu makna ’mengukur nadi/ angka’ dalam kalimat ”Myaku/ kaunto o toru”, dan ’membentangkan kasur’ dalam kalimat ”Toko o toru”. b. Verba toru 撮る memiliki satu makna yang berarti ”mengambil gambar, video, film, rekaman dan sejenisnya” dengan menggunakan alat perekam, kamera dan semacamnya. c. Verba toru 捕る memiliki dua makna mengambil, yakni ”mengambil/ menangkap/ berburu serangga, dan mengambil tema/ judul/ perkara masa lalu”. d. Verba toru 採る memiliki tiga makna mengambil, yakni ”mengambil benda dari alam, ladang, kebun atau sawah dalam jumlah besar (panen), mengambil/ merekrut orang, mengambil/ menentukan/ memilih pilihan”. 73 74 e. Verba toru ”mengambil/ 執る memiliki memikul satu tanggung makna jawab, mengambil, pekerjaan yakni: dan sejenisnya”. 2) a. Penggunaan verba toru「取る」pada kalimat bahasa Jepang adalah kalimat yang memiliki subjek berupa manusia, hal dan benda, serta objek yang dikenai tindakan adalah berupa orang, hal dan benda, dengan berbagai macam cara ”mengambil”. b. Penggunaan verba toru「撮る」 pada kalimat bahasa Jepang adalah kalimat yang memiliki subjek manusia (orang), dan objek yang dikenai tindakan berupa gambar, foto, rekaman, video, film dan semacamnya, dengan cara mengambil adalah menggunakan alat elektronik atau semacamnya yang berfungsi merekam, mengambil gambar dan sejenisnya. c. Penggunaan verba toru「捕る」pada kalimat bahasa Jepang adalah kalimat yang memiliki subjek pelaku berupa manusia, binatang, dan organisasi atau suatu perkumpulan, dengan objek yaitu binatang yang cenderung memiliki ukuran kecil, serta tema, judul atau perkara yang telah atau sedang terjadi. d. Penggunaan verba toru「採る」pada kalimat bahasa Jepang adalah kalimat yang memiliki subjek berupa manusia dan suatu instansi/ organisasi, dengan objek berupa benda hasil alam (panen), suatu pilihan, dan anggota baru. 75 e. Penggunaan verba toru「執る」pada kalimat bahasa Jepang adalah kalimat yang memiliki subjek berupa manusia, dengan objek adalah berupa sebuah tanggung jawab, pekerjaan, kewajiban atau beban tugas. 3) a. Verba toru 「取る」 dapat menggantikan semua verba toru yang ditulis dengan kanji lain 「撮る・捕る・採る・執る」, hal ini dikarenakan verba toru 「取る」 yang memiliki 19 makna, mempunyai makna yang sangat luas dan mencakup makna yang dimiliki verba toru dalam penulisan kanji lain. b. Verba toru「撮る」tidak dapat menggantikan verba toru 「捕る・採る・執る」, karena dilihat dari objek yang dikenai tindakan adalah berupa foto, rekaman, film dan semacamnya, dan cara ”mengambil” objek biasanya menggunakan alat perekam atau verba toru sejenisnya. c. Verba toru「捕る」tidak dapat menggantikan 「撮る・採る・執る」, karena dilihat dari objek yang dikenai tindakan adalah binatang kecil (serangga), dan tema/ judul/ suatu sistem/ kejadian perkara dahulu. d. Verba toru「採る」tidak dapat menggantikan verba toru 「撮る・捕る・執る」, karena dilihat dari objek yang dikenai tindakan berupa benda-benda alam atau hasil ladang/ sawah dan sejenisnya, orang baru (anggota baru), dan pilihan. 76 e. Verba toru 「執る」tidak dapat menggantikan verba toru 「撮る、捕る、採る」, karena dilihat dari objek yang dikenai tindakan berupa pekerjaan, tanggung jawab, dan beban tugas. Secara lebih jelas, berikut adalah perinciannya: 77 Lanjutan Tabel 2: Kesimpulan No. Verba Toru 1. 取る 2. 取る 3. 取る 4. 取る 5. 取る 6. 取る 7. 取る 8. 取る Makna Makna mengambil dengan tangan dan tanpa izin, mencuri, membuat sesuatu menjadi milik sendiri, merampas dari orang lain. Makna mengambil dengan cara memindahkan suatu barang dari satu tempat ke tangan dengan memegang atau menahannya, juga menyerahkan suatu barang kepada orang lain dengan memegang benda tersebut. Makna mengambil, menanggalkan, memisahkan dan menghilangkan sesuatu dari sesuatu dengan cara yang telah lazim dilakukan. Makna mengambil tindakan tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang pasti. Makna mengambil pihak luar dan menjadikannya anggota baru (mengangkat, menerima atau merekrut anggota baru) dengan melalui suatu cara. Makna mengambil suatu manfaat dari suatu barang atau jasa, untuk mendapatkan hal yang diinginkan dengan cara memesannya atau membuat kesepakatan terlebih dahulu di antara kedua belah pihak. Makna mangambil tafsiran/ anggapan dari suatu hal berdasarkan keadaan yang dilihat/ didengar/ dirasakan/ dialami (beranggapan). Makna mengambil beberapa bagian dari suatu ruang atau waktu (memerlukan, me-makan tempat atau waktu) karena suatu kondisi. Subjek Pelaku Objek Penderita 取る 撮る 捕る 採る 執る Orang Barang (benda berharga,uang dsb.) О X ∆ X X Orang Barang (buku, garam, dsb.) cangkul, О X X X X Orang, benda Benda, hal (darah, sakit (obat, terapi noda, lelah, balutan perban, pijatan, sabun, tutup botol,dsb.) dsb.) Orang Hal (cuti, liburan) О X X X X О X X X X Orang, sekolah Orang (sebagai anggota instansi baru) perusahaan/ sejenisnya Orang Benda, fasilitas umum, barang berlangganan (hotel, koran, majalah, dsb.) О X X О X О X X X X Orang О X X X X О X X X X Perihal, anggapan. Benda (perabot Tempat. waktu rumah tangga,dsb), hal aktivitas penafsiran, 78 Lanjutan Tabel 2: Kesimpulan 9. 取る 10. 取る 11. 取る 12. 取る 13. 取る 14. 取る 15. 取る 16. 取る 17. 取る 18. 取る 19. 取る (belanja, antrean,dsb.) Makna mengambil tanggung jawab atas per- Orang buatan yang telah dilakukan oleh seseorang atau orang lain, atau tuntutan pekerjaan/ kewajiban. Makna mengambil penilaian/ penghargaan Orang atas tindakan/ usaha yang telah dilakukan oleh diri sendiri dari orang lain (mendapat penilaian/ penghargaan). Makna mengambil dengan cara manusia/ Orang, hewan/ tumbuhan mengumpulkan sesuatu dari binatang,benda suatu tempat atau sumber. alam Makna mengambil/ mengikuti beberapa mata Orang, sistem pelajaran di antara beberapa pilihan yang disediakan. Orang Makna mengambil/ memungut biaya/ iuran. Makna mengambil pilihan/ keputusan dari dua atau lebih pilihan (hal/ barang). Makna mengambil sebuah kepastian/ ketegasan dalam suatu perkara. Makna mengambil (menyisihkan/ menyisakan/ menyimpan) sebagian dari suatu bagian sebuah benda/ hal untuk tujuan tertentu. Makna mengambil sistem/ cara yang sudah ada sejak dahulu untuk digunakan/ diterapkan pada waktu sekarang. Makna mengambil catatan arsip/ rekaman pada buku/ alat perekam. Makna mengambil tindakan (manusia/ О X X X О Hal (penghargaan, penilaian, ketertarikan) О X X X X Binatang kecil, alam, tumbuhan sumber О X О X X Mata pelajaran, kuliah mata О X X X X Biaya, tarif, uang О X X X X Orang Pilihan dua hal atau lebih О X X О X Orang Hal kepastian, ketegasan О X X X X Orang Benda (uang, dokumen,dsb.) makanan, О X X X X Orang, instansi/ organisasi) Sistem, judul, perkara masa lalu О X О X X Orang Catatan,foto, gambar, rekaman Arah, tempat, tujuan О ∆ X X X О X X X X Orang, Tanggung pekerjaan jawab, tugas, 79 Lanjutan Tabel 2: Kesimpulan 20. 取る 21. 撮る 22. 捕る 23. 捕る 24. 採る 25. 採る 26. 採る 27. 執る kendaraan) untuk menuju ke arah tertentu. kendaraan Makna verba toru yang tidak memiliki Orang padanan kata tertentu dalam bahasa Indonesia. Makna mengambil catatan arsip/ rekaman pada buku/ alat perekam. Makna mengambil sesuatu dari alam, menangkap, menahan sesuatu supaya tidak terlepas, kemudian menjadikannya sebagai milik sendiri. Makna mengambil, mendapatkan, memungut, memetik, menangkap bahan makanan/ barang/ hal yang berguna untuk suatu tujuan. Makna mengambil pilihan, memutuskan di antara pilihan. Makna mengambil dengan cara manusia/ hewan/ tumbuhan mengumpulkan sesuatu dari suatu tempat atau sumber (memanen). Makna mengambil pihak luar dan menjadikannya anggota baru (mengangkat, menerima atau merekrut anggota baru) dengan melalui suatu cara. Nadi, kasur (hal yang sudah lazim menggunakan verba 取る) Foto, rekaman, catatan, gambar Binatang kecil,serangga О X X X X О О X X X О X О ∆ X Orang Sistem, tema, terdahulu perkara О X О X X Orang Pilihan dua perbandingan atau lebih Sumber alam, serangga,sayur/ tumbuhan О X X О X О X X О X Orang (menantu, anak angkat anggota baru) О X X О X Tanggung kewajiban, tugas О X X X О Orang Orang,binatang Orang, binatang Orang, organisasi, instansi perusahaan/ sekolah/ sejenisnya Makna mengambil tanggung jawab atas Orang perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang atau orang lain, atau tuntutan pekerjaan/ kewajiban. jawab, 77 5.2 SARAN Analisis penggunaan verba toru sebagai doukun’iji ini adalah untuk lebih memahami makna kata sesuai penulisannya dalam kanji, serta penggunaan yang banyak jumlah tepat kata pada kalimat dalam bahasa bahasa Jepang. Jepang, baik Hal ini karena kelas kata verba, adjektiva, dan nomina yang memiliki kun’yomi sama namun penulisan dalam kanji dan makna berbeda (pada beberapa kasus ditemukan ada yang memiliki keterkaitan makna). Dari penelitian ini dapat diketahui makna dari masing-masing verba toru dalam 5 penulisan kanji serta penggunaan yang tepat dan dapat saling manggantikan atau tidak dalam kalimat bahasa Jepang. Saran dari penulis untuk para pembaca khususnya pembelajar dan pengajar bahasa Jepang adalah: 1) Dalam penggunaan kata yang memiliki kun’yomi yang sama namun penulisan kanji yang sebaiknya memperhatikan berbeda persamaan serta dan makna perbedaan yang mirip, makna dari masing-masing kata yang serupa, serta juga dari subjek pelaku, objek penderita dan cara melakukan aktivitas sebelum dipakai dalam kalimat bahasa Jepang. 2) Pada penelitian selanjutnya agar diadakan analisis serupa untuk kata lain, baik di kelas kata yang sama maupun di kelas kata lain. DAFTAR PUSTAKA Aisah, Citra Maulida. 2010. Kajian Makna Toru Dalam Bahasa Jepang. Skripsi pada UPI Bandung: UPI Bunka gaikokugo senmon gakkou nihongokatei. 1999. Bunka Chuukyuu Nihongo 1. Tokyo: Bunka Gaikokugo Senmon Gakkou Eiichi, Yoshimoto. 1939. Doukun’iji Youji Binran. Tokyo: Kuwabunsha Fujio, F. Fujiko. 2006. Daichouhen Doraemon, Nobita no Kyuoryuu. Tokyo: Shougakkan Ichirou, Odaei. 2008. One Piece Sabaku no Oujyo to Kaizokutachi. Tokyo: Shuueisha Igusa, Matsuyama. 1999. Bokujyou Monogatari. Nishichiku: Usami Yasuhiro Ishida, Toshiko. 1995. Nihongo Kyooiku Kyoojuhoo. Tokyo: Taishukan Shoten Kanae, Miura. 2009. Akademikku Purezenteeshon Nyuumon. Tokyo: Kabushiki Gaisha Hitsuji Shobou Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar(Metode)Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvatibooks M. Lino. 2003. Shinseidai Gengogaku. Tokyo: Bojinsha Miyahara, Akira. 2006. Nihon go gakushuusha ga sakubun wo kakutame no yooreishuu (dai ni han). Tokyo: Bojinsha Nagoya, YWCA. 2004. Wakattetsukaeru Nihongo. Tokyo: 3A Network Noboru, Nakagawa. 2009. Kotowaza Jiten 13. Hiroshima: Kabushiki Gaisha Saishi, Kishimoto. 2007. Gekijyouban Naruto. Tokyo: Shuueisha Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press 81 82 Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Bekasi Barat: Kesaint Blanc Suriieenettowaaku. 2006. Minna no Nihongo Shoukyuu II. Tokyo: IMA Foundation Press Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora UTC. 2009. Nihon no Kanji. 2010. http://www.amazon.co.jp/ Diunduh 12 April Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna I. Verba Toru (取る) No. 1. Makna mengambil (1) 人の物を取って警察につかまる。 Makna dengan tanpa Contoh Kalimat tangan izin, dan (KNKJ,1988: 1239) mencuri, Hito no mono o totte, keisatsu ni tsukamaru. membuat sesuatu ’Ditangkap polisi karena mengambil barang milik orang menjadi milik lain’. (2) どろぼうが金庫から金を取った。 sendiri, merampas (NKDYJ, 1989: 362) dari orang lain. Dorobou ga kinkou kara kane o totta. ’Pencuri mengambil uang dari brangkas’. (3) 黙って人の物を取るのはどろぼうですよ。 (KYJ, 1990: 729) Damatte hito no mono o toru no wa dorobou desuyo. ’Orang yang mengambil barang orang lain secara diam-diam berarti pencuri’. 2. mengambil (4) 棚から本を取って開く。(KNKJ,1988: 1239) Makna dengan cara Tana kara hon o totte hiraku. memindahkan barang dari tempat ke dengan suatu ’Mengambil buku dari rak dan membukanya’. satu (5) くわを取って畑を耕す。(NKDYJ, 1989: 362) tangan Kuwa o totte hatake o tagayasu. memegang ’Mengambil menahannnya, berladang’. atau juga menyerahkan suatu barang kepada orang lain dengan memegang tersebut. benda (membawa) cangkul, kemudian (6) こちらに塩を取ってください。 (NKDYJ, 1989: 362) Kochira ni shio o totte kudasai. ’Tolong ambilkan (bawakan) garam ke sini’. (7) ソイツは裏切り者だッ! 討ち取れ討ち取れーーーーーッ!(GN,2007:141) Soitsu wa uragirimono da!uchitore,uchitoreeeeeeee! 83 84 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna ‘Orang itu adalah penghianat!tangkaaaaaaaap!’ (8) 棚の上にある本が取れない。 (KYJ,1990: 728) Tana no ue ni aru hon ga torenai. ’Saya tidak bisa mengambil buku yang ada di atas rak’. (9) 塩を取ってくださいませんか。 (KYJ,1990: 730) Shio o totte kudasaimasen ka. ’Bisakah Anda mengambilkan garam?’. (10) 最近はこうして上へ食物を取りに行くん です。(BM, 1999: 66) Saikin wa koushite ue he shokubutsu o tori ni iku ndesu. ‘Sekarang ini, kita harus pergi ke atas untuk mengambil bahan makanan’. 3. mengambil, (11) びんの蓋を取る。(KNKJ,1988: 1240) Makna menanggalkan, memisahkan Bin no futa o toru. dan ’Melepaskan tutup botol’. menghilangkan sesuatu dari dengan telah dilakukan. cara (12) ダメはダメだ!!! 俺は船医だぞ!!! sesuatu yang lazim 包帯も取るな!!! (OP, 2008: 313) Dame wa dame!!! Ore wa sen’i da zo!!! Houtai mo toru na!!! ‘Sekali tidak boleh, ya tidak boleh!!! Saya dokter di kapal ini!!! Jangan melepas perban itu!!! (13) 輸血用の血を取る。(NKDYJ,1989:362) Yuketsuyou no chi o toru. ’Mengambil darah untuk keperluan transfusi’. (14) 彼はマッサジで肩こりを取った。 (NKDYJ,1989: 362) Kare wa massaji de katakori o totta. 85 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna ’Dia menghilangkan rasa pegalnya dengan dipijat’. (15) アスピリンは熱を取る薬です。 (KYJ, 1990: 729) Asupirin wa netsu o toru kusuri desu. ’Aspirin adalah obat penghilang panas’. (16) 睡眠中に脳の中で疲れを取るたんぱく質が活 発に働くので、脳が疲労回復するわけです。 (WN, 2004: 175) Suiminchuu ni mune de tsukare o toru tanpaku shitsu ga kappatsu ni hataraku node, mune ga hiroukaifuku suru wake desu. ‘Karena pada saat tertidur protein bekerja secara aktif menghilangkan lelah dalam jantung, hal ini berarti jantung mengalami pemulihan’. 4. Makna tindakan untuk mengambil (17) 休暇を取って旅行す。(KNKJ,1998:1240) tertentu Kyuuka o totte, ryokou suru. mendapatkan ’Saya mengambil cuti untuk berlibur.’ sesuatu yang pasti. (18) 父は一週間の休みを取った。 (NKDYJ, 1989: 363) Chichi wa isshukan no yasumi o totta. ’Ayah mengambil libur 1 minggu’. (19) 7月に夏休みを取りますか。 (MN, 2006: 48) Shichi gatsu ni natsu yasumi o torimasu. ’Bulan Juli nanti apakah akan musim panas?’. (20) 川上さんが休暇を取ります。 (WN, 2004:88) Kawakami san ga kyuuka o torimasu. ‘Tuan Kawakami mengambil cuti’. mengambil liburan 86 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna 5. Makna mengambil pihak luar dan (KNKJ,1988: 1240) menjadikannya Shiken o shite, gakusei o toru. anggota baru ’Menerima/merekrut (mengangkat, mahasiswa melalui atau (22) 師匠はその青年を内弟子を取った。 anggota (NKDYJ, 1989: 363) merekrut baru) dengan melalui Shishou wa sono seinen o uchi deshi o totta. suatu cara. ’Guru menjadikan pemuda itu sebagai muridnya’. Makna mengambil (23) ホテルの部屋を取る。(KNKJ,1988:1240) suatu manfaat dari suatu barang atau ’Memesan kamar hotel’. jasa, Hoteru no heya o toru. untuk (24) スープの前にオードブルを取ろう。 hal (KNKJ,1988: 1242) mendapatkan yang diinginkan Suupu no mae ni oodoburu o torou. cara ’Mari kita pesan makanan ringan dulu sebelum sup’. dengan memesannya atau membuat (25) 電話をかければ何でも取れます。 (KYJ,1990: 731) kesepakatan dahulu ujian masuk’. menerima 6. (21) 試験をして、学生を取る。 terlebih di antara kedua belah pihak. Denwa o kakereba nan demo toremasu. ’Hanya dengan mengangkat telepon, apa pun bisa dipesan’. (26) 何か雑誌を取っていますか。 (KYJ,1990: 731) Nanika zasshi o totteimasu ka. ’Apakah Anda berlangganan majalah?’ 7. Makna mangambil tafsiran/ dari anggapan (KNKJ,1988: 1241) suatu berdasarkan yang (27) 笑って言ったので冗談に取られてしまった。 hal Waratte itta node joodan ni torarete shimatta. keadaan ’Karena dilihat/ mengatakannya sebagai kelakar’. sambil tertawa, dianggapnya 87 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna didengar/ dirasakan/ (28) 彼は私の言葉を私が承知したものと取った。 dialami (NKDYJ,1989: 364) (beranggapan). Kare wa watashi no kotoba o watashi ga shouchi shita mono to totta. ’Dia menafsirkan perkataan saya sebagai pernyataan setuju’. (29)人がどう取ろうとも、私はかまわない。 (KYJ,1990: 731) Hito ga dou torou tomo, watashi wa kamawanai. ’Bagaimana pun penafsiran orang, saya tidak peduli’. 8. Makna mengambil beberapa bagian dari suatu ruang waktu (30) いいベッドだが場所を取る。 (KNKJ,1988: 1241) atau Ii beddo da ga, basho o toru. (memerlukan, ’Tempat tidur yang bagus, tapi memakan tempat yang memakan tempat luas’. atau karena (31) 大きな家具は場所を取る。 waktu) suatu kondisi. (NKDYJ, 1989: 364) Ookina kagu wa basho o toru. ’Perabot rumah tangga yang besar memakan tempat’. (32) 店が込んでいて、買い物に時間を取りまし た。(KYJ, 1990: 731) Mise ga kondeite, kaimono ni jikan o torimashita. ’Belanja jadi memerlukan (memakan) waktu lebih banyak karena tokonya ramai’. 9. Makna mengambil tanggung jawab perbuatan yang (33)息子の不始末で責任を取る。 atas (NKDYJ, 1989: 363) telah Musuko no fushimatsu de sekinin o toru. dilakukan oleh ’Karena tindakan ceroboh anak saya, saya seseorang atau orang mengambil tanggung jawab (bertanggung jawab)’. lain, atau tuntutan (34) きみが責任を取れ!!! pekerjaan/kewajiban. harus 88 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna (DDNK, 2006: 29) Kimi ga sekinin o tore!!! ‘Kau lah yang bertanggung jawab’. 10. Makna mengambil (35) 試験で90点を取りました。 penilaian/ (KYJ, 1990: 730) atas Shiken de 90 ten o torimashita. tindakan/ usaha yang ’Saya mendapat nilai 90 dalam ujian’. penghargaan telah dilakukan diri sendiri oleh (36) 運動会で一等賞を取った。 dari (NKDYJ, 1989: 363) orang lain (mendapat Undoukai de ichitou shou o totta. penilaian/ ’Saya mendapat penghargaan). olah raga’. hadiah pertama dalam pertandingan (37) しかし一方で、アニメーションにばかり気を 取られて、一番伝えたい内容が伝われなくなるこ とがありますから、あまり使いすぎないようにす るべきでしょう。(APN,2009: 54) Shikashi ippou de, animeeshon ni bakari ki o torarete, ichiban tsutaetai naiyou ga tsutawarenakunaru koto ga arimasukara, amari tsukaisuginaiyouni suru beki deshou. ’Namun di animasi terus, lain pihak, jika menariknya hanya di hal pertama yang ingin disampaikan tidak akan tersampaikan, oleh karena itu tidak boleh menggunakan animasi terlalu banyak’. 11. Makna mengambil (38) 猿がのみを取っている。 dengan cara manusia/ (NKDYJ, 1989: 363) hewan/ tumbuhan Saru ga nomi o totteiru. mengumpulkan ’Kera sedang mencari sesuatu dari (mengambil/ mengumpulkan) suatu kutu’. tempat atau sumber. (39) 石炭からガスを取る。(KYJ, 1990: 730) 89 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna Sekitan kara gasu o toru. ’Mengambil/ mendapatkan gas dari batu bara’. 12. Makna mengambil/ mengikuti mata (40) 学生は大学で色々な科目を取る。 beberapa (NKDYJ,1989:363) pelajaran di Gakusei wa daigaku de iro iro na kamoku o toru. beberapa ’Mahasiswa di perguruan tinggi mengambil yang (mengikuti) bermacam-macam mata kuliah’. antara pilihan disediakan. (41) 学校では日本文学と日本歴史を取って います。(KYJ, 1990: 730) Gakkou dewa Nihon bungaku to Nihon rekishi o totteimasu. ’Di sekolah saya memilih budaya dan sejarah Jepang’. 13. Makna mengambil/ memungut biaya/ iuran. (42) 会費を取る。(NKDYJ, 1989: 363) Kaihi o toru. ’Memungut iuran’. (43) 毎月部屋代のほか電気代を取られる。 (KYJ,1990:730) Mai tsuki heyadai no hoka denkidai o torareru. ’Saya dipungut biaya listrik setiap bulan selain biaya sewa kamar’. 14. Makna mengambil pilihan/ dari 15. dua (44) 私は金より名誉を取った。 keputusan (NKDYJ, 1989: 363) atau lebih Watashi wa kane yori meiyo o totta. pilihan (hal/barang). ’Saya lebih memilih kehormatan dari pada uang’. Makna mengambil (45) 警察はその供述の裏付けを取った。 sebuah kepastian/ ketegasan suatu perkara. (NKDYJ, 1989: 363) dalam Keisatsu o sono kyoujutsu no urazuke o totta. ’Polisi telah mendapat keterangan yang benar’. 90 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna 16. Makna mengambil (46) 給料の中からこづかいを取る。 (menyisihkan/ (NKDYJ,1989: 364) menyisakan/ Kyuuryou no naka kara kozukai o toru. menyimpan) ’Menyisihkan gaji untuk uang saku’. sebagian suatu (47) もらった手紙は全部取ってあります。 bagian sebuah benda/ (KYJ, 1990: 730) hal dari untuk tujuan Moratta tegami wa zenbu totte arimasu. tertentu. ’Surat yang sudah diterima semuanya sudah disimpan’. 17. Makna mengambil (48) 日本の教育制度は六三三制を取っている。 sistem/ cara yang (NKDYJ, 1989: 364) sudah ada sejak Nihon no kyouiku seido wa rokumitsuzou sei o totteiru. dahulu untuk ’Sistem digunakan/ kependidikan negara Jepang menggunakan sistem 6-3-3’. diterapkan di waktu sekarang. 18. mengambil (49) データを取る。(NKDYJ, 1989: 364) Makna catatan rekaman pada alat perekam. arsip/ Deeta o toru. buku/ ’Mengambil data’. (50) 先生の話を聞いて、ノートを取るのは 難しい。(NGSKY, 2006: 347) Sensei no hanashi o kite, nooto o toru no ha muzukashii. ‘Mendengarkan penjelasan guru mencatatnya merupakan hal yang sulit’ (51) テープを聞いてメモを取りましょう。 (BCN, 1999: 20) Teepu o kiite memo o torimashou. kemudian 91 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna ‘Mari mendengarkan tape dan kemudian membuat memo.’ 19. Makna mengambil tindakan (manusia/ kendaraan) menuju (52) 道を左に取る。(NKDYJ, 1989: 364) Michi o hidari ni toru. untuk ’Mengambil jalan sebelah kiri’. arah ke tertentu. 20. Makna yang verba tidak toru memiliki (53) 脈 / カウントを取る。(KNKJ,1988: 1241) Myaku/kaunto o toru. padanan kata tertentu ’Mengukur nadi/angka’. dalam bahasa (54)とこを取る。(KYJ, 1990: 731) Indonesia. Toko o toru. ’Membentangkan kasur’. II. Verba Toru (撮る) No. 1. Makna Contoh Kalimat (55) 写真/ 映画を撮る。 Makna mengambil catatan arsip/ (KNKJ,1988: 1241) buku/ Shashin/ eiga o toru. rekaman pada alat perekam. ’Mengambil foto/film’. (56) 卒業生達は記念写真を撮った。 (NKDYJ,1989:364) Sotsugyouseitachi wa kinen shahsin o totta. ’Para wisudawan mengambil foto sebagai kenangan’. (57) 写真を撮る。(KYJ, 1990: 730) Shashin o toru. ’Mengambil foto/ berfoto’. (58) 遠足に行った時、タンさんは沢山写真を撮り 92 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna ました。(NGSKY, 2006: 347) Ensoku ni itta toki, Tan san ha takusan shashin o torimashita. ‘Tuan Tan mengambil foto sangat banyak saat perjalanan darmawisata kemarin’. (59) 日本に来る時、空気で友達に撮ってもらいま した。(BCN, 1999: 148) Nihon ni kuru toki, kuuki de tomodachi ni totte saya yang moraimashita. ‘Saat akan berangkat ke Jepang, teman mengambilkannya (memotretkannya) untuk saya. (60) あ、景色もきれいに撮れていますね。 (WN, 2004: 15) a, keshiki mo kirei ni toreteimasu ne. ’Wah, pemandangan pun juga terambil dengan bagus ya’. III. Verba Toru (捕る) No. 1. Makna mengambil (61) ネズミ / はえを捕る。(KNKJ,1988: 1239) Makna sesuatu Contoh Kalimat dari alam, Nezumi/hae o toru. menangkap, sesuatu menahan ’Menangkap tikus atau lalat’. supaya tidak (62) 猫がネズミを捕る。(NKDYJ, 1989: 363) terlepas, kemudian Neko ga nezumi o toru. menjadikannya ’Kucing menangkap tikus’. sebagai milik sendiri. (63)猫がネズミを捕る。(KYJ, 1990: 729) Neko ga nezumi o toru. ’Kucing menangkap tikus’. (64) 子供のころ、ゴム農園でくもを捕って遊び ました。(NGSKY, 2006: 347) Kodomo no koro, gomu nouen de kumo o totte, 93 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna asobimashita. ‘Ketika masa kecilku, aku bermain di perkebunan karet dengan menangkap (berburu) laba-laba’. 2. Makna mengambil, (65) 3年間の事件に題材を捕った小説。 mendapatkan, (KNKJ,1988: 1240) memungut, memetik, San nenkan no jiken ni daizai o totta shousetsu. menangkap bahan ’Novel yang mengambil tema dari peristiwa yang terjadi makanan/ barang/ hal selama 3 tahun ini’. yang berguna untuk suatu tujuan. IV. Verba Toru (採る) No. 1. Makna mengambil (66) あなたならどちらの案を採りますか。 Makna pilihan, Contoh Kalimat memutuskan di antara pilihan. (KNKJ, 1988: 1240) Anata nara dochira no an o torimasu ka. ’Kalau saudara, akan memilih usulan yang mana?’ (67) 君は金と命とどっちを採るか。 (KYJ, 1990: 730) Kimi wa kane to inochi o docchi o toru ka. ’Antara uang dan nyawa, kamu akan memilih yang mana?’. 2. mengambil (68) 貝 / きのこを採る。(KNKJ,1988: 1240) Makna dengan cara hewan/ manusia/ Kai/kinoko o toru. tumbuhan ’Memungut kerang atau jamur’. mengumpulkan sesuatu dari tempat atau sumber. (69) 畑の野菜を採る。(NKDYJ, 1989: 363) suatu Hatake no yasai o toru. ’Saya mengambil sayuran di kebun’. 94 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna (70) 日本の酒は米から採るのです。 (KYJ, 1990: 730) Nihon no sake wa kome kara toru no desu. ’Sake Jepang dibuat dari beras’. (71) 材料が、水とうちで採れたジャガイモ しかねーんたよっ! (BM, 1999: 30) Zairyou ga, mizu to uchi de toreta jagaimo shika nen ta yo! ‘Bahan makanan yang dapat diambil (dihasilkan/ dipanen) dari air dan ladang kita hanya tinggal kentang saja’. (72) 年を採ればとるほど体力が衰える。(BCN, 1999: 15) Toshi o toreba toru hodo tairyoku ga otoroeru. ‘Semakin menjadi tua, kekuatan badan menurun’. 3. mengambil (73) 養子/ 婿を採る。(KNKJ, 1988: 1240) Makna pihak luar dan Youshi/ muko o toru. menjadikannya anggota ’Mengangkat/ mendapat anak angkat/ menantu’. baru (74) 会社は毎年新しい人を採る。(KYJ, 1990: 730) (mengangkat, menerima Kaisha wa mai toshi atarashii hito o toru. merekrut atau ’Setiap tahun perusahaan merekrut orang baru’. anggota baru) melalui dengan suatu cara. akan 95 Lanjutan Lampiran 1: Kalimat Verba Toru Berdasarkan Makna V. Verba Toru (執る) No. 1. Makna Makna Contoh Kalimat mengambil tanggung jawab perbuatan yang (75)指揮 / 政権を執る。(KNKJ,1988: 1241) atas Shiki/seiken o toru. telah ’Memimpin/memegang tampuk pemerintahan’. dilakukan oleh (76) 昨日の大火事では消防署長が直接指揮を seseorang atau orang 執った。(= 指図をした)(KYJ, 1990: 729) lain, atau tuntutan Kinou no ookaji dewa shouboushochou ga chokusetsu pekerjaan/kewajiban. shiki o totta. (= Sashizu o shita). ’Saat kebakaran pemadaman besar kebakaran kemarin, mengambil secara langsung’. (= memberi instruksi) kepala kantor kepemiminan