buku saku phbs_edit cdr12

advertisement
BUKU PEGANGAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DI KELUARGA JEMAAT
BAGI KADER KESEHATAN JEMAAT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BEKERJASAMA DENGAN
PERSEKUTUAN PELAYANAN KRISTEN
UNTUK KESEHATAN DI INDONESIA (PELKESI)
2011
SAMBUTAN
KEPALA PUSAT PROMOSI KESEHATAN
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajad
kesehatan masyarakat setinggi- tingginya dapat terwujud. Hal
ini sesuai dengan Visi Kementerian Kesehatan, yaitu
”Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan”. Masyarakat
sehat yang mandiri adalah suatu kondisi dimana masyarakat
Indonesia menyadari, mau dan mampu mengenali, mencegah
dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi,
sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang
disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan
akibat bencana alam, maupun lingkungan dan perilaku yang
tidak mendukung untuk hidup sehat, dengan menggunakan
potensi yang dimilikinya.
Saat ini status kesehatan masyarakat masih perlu
mendapat perhatian, hal ini terlihat dari tingginya Angka
Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, kemudian angka kematian
akibat penyakit infeksi, penyakit menular maupun penyakit
tidak menular. Perilaku merupakan faktor utama penyebab
terjadinya permasalahan kesehatan di Indonesia. Kondisi
tersebut di atas dapat diminimalkan bila masyarakat Indonesia
i
ber-perilaku hidup bersih dan sehat, khususnya di rumah
tangga. Namun, dalam proses memberdayakan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tidaklah
mudah. Hal ini diketahui dari hasil survei tahun 2007
pencapaian rumah tangga ber-PHBS baru mencapai 36,18%,
sedangkan target yang akan dicapai pada tahun 2014 adalah
70%. Untuk mempercepat pencapaian target tersebut, Pusat
Promosi Kesehatan telah melakukan MoU dengan PELKESI dalam
pelaksanaan program PHBS di Rumah Tangga, melalui
pemberdayaan masyarakat oleh Kader Kesehatan Jemaat.
Kami memberikan penghargaan serta menyambut
gembira atas diterbitkannya buku saku ini, yang dapat
dijadikan acuan bagi Kader Kesehatan Jemaat dalam
melakukan pembinaan PHBS Rumah Tangga di wilayahnya.
Akhirnya, kami mengharapkan peran Kader Kesehatan
Jemaat dalam melaksanakan PHBS di Rumah Tangga dapat
bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat. Semoga buku
saku ini bermanfaat bagi Kader Kesehatan Jemaat dan berbagai
pihak terkait lainnya.
Kepala Pusat Promosi Kesehatan
dr. Lily S. Sulistyowati, MM
NIP. 195801131988032001
ii
KATA PENGANTAR
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri dalam hal kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat.
Salah satu upaya PELKESI untuk mewujudkan dan
mempertahankan hak azasi manusia sebagai ciptaan Tuhan yang
paling mulia adalah mendorong setiap orang agar melakukan
Pola Hidup Bersih dan Sehat. Melalui kegiatan PHBS, setiap
orang didorong untuk hidup sehat, memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya risiko penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam upaya kesehatan.
Gereja, sebagai salah satu komunitas Kristen dapat
menjadi pendorong dan fasilitator bagi setiap jemaatnya untuk
melakukan PHBS, melalui pendekatan kader kesehatan. Untuk
itulah diperlukan suatu media yang bisa menjadi alat bantu bagi
jemaat, agar PHBS dapat diketahui, dimengerti dan
dipraktekkan dalam kehidupan keluarga dan lingkungan jemaat,
yaitu melalui Buku pegangan praktis PHBS.
Tersusunnya “Buku Pegangan PHBS Bagi Kader Kesehatan
Jemaat” ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan bagi
kader dalam penyampaian PHBS di lingkungan jemaat.
iii
Oleh karena itu kader kesehatan jemaat yang dibina
PELKESI, diharapkan dapat menggerakkan dan memberdayakan
anggota jemaat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,
karena Kader Kesehatan Jemaat diharapkan menjadi motor
penggerak, memiliki semangat melayani dan mau bekerja
sukarela, dapat memfasilitasi keluarga jemaat dalam upaya
meningkatkan kesehatan jemaat dan lingkungan jemaat dalam
bentuk promotif dan preventif.
Mengingat proses ini tidaklah mudah, dan membutuhkan
waktu yang panjang, maka kami harapkan gerakan PHBS
mendapat dukungan baik dari tingkat Sinode/Gereja sebagai
pengambil kebijakan maupun Jemaat di tingkat
Wilayah/Distrik/Resort/Klasis untuk mewujudkan anggota
jemaat ber-PHBS.
Akhir kata, PELKESI mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang tinggi pada tim penyusun Buku Pegangan
kader ini, baik dari Pusat Promosi Kesehatan Kementerian
Kesehatan maupun team Sekretariat Nasional bersama team
Pelkesi Wilayah II. Tuhan Yesus Memberkati.
Jakarta, Maret 2011
Ketua Umum Pelkesi
Dr. Daniel Budi Wibowo, M.Kes
iv
DAFTAR ISI
Sambutan Kepala Pusat Promosi Kesehatan ..........
Kata Pengantar ......................... ..................
Daftar Isi ...................................................
i
iii
v
BAB I: PENDAHULUAN .....................................
1.1 Landasan Teologis .............................
1.2 Dasar Hukum ...................................
1.3 Tujuan ..........................................
1.4 Sasaran .........................................
1.5 Manfaat ........................................
1.6 Pengertian .....................................
1
2
3
3
3
4
BAB II: PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT ...............
5
BAB III:PENDATAAN DAN PENGOLAHAN DATA PHBS .....
3.1 Pendataan PHBS Keluarga Jemaat ..........
3.2 Pengolahan Data PHBS Keluarga Jemaat ...
3.3 Definisi Operasional ..........................
27
30
30
Lampiran:
1. Formulir Pendataan PHBS Keluarga Jemaat
2. Formulir Kompilasi Pendataan PBHS Keluarga Jemaat
3.Pedoman Pengisian Formulir Pendataan PHBS
Keluarga Jemaat
4. Glossaries
iv
10 INDIKATOR
PHBS KELUARGA JEMAAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LANDASAN TEOLOGIS
Setiap orang percaya memahami diri sebagai umat yang telah
ditebus oleh Allah untuk menerima keselamatan. Karya
penyelamatan Allah melalui penebusan Yesus Kristus meliputi
keberadaan manusia secara utuh yaitu tubuh, roh dan jiwa.
Sehingga keutuhan kemanusiaan kita adalah milik Allah yang
harus dijaga, dipelihara dan digunakan untuk kemuliaan Allah
“Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar;
karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu” (1 Kor 6:20).
Kesehatan adalah bentuk berkat Tuhan yang dianugerahkan
kepada manusia. Berkat tersebut harus dipelihara dengan penuh
tanggung jawab, termasuk apa yang kita lakukan dengan tubuh
jasmani kita”Apapun yang kamu lakukan, lakukanlah untuk
kemuliaan Allah” (1 Korintus 10:31).
Kehadiran Tuhan Yesus adalah penggenapan rencana
penyelamatan Allah, Dia hadir sebagai firman Allah yang hidup
di tengah-dunia, dan menyatakan apa yang menjadi kehendak
Allah. Perhatian dan kepedulian kasih Tuhan Yesus ternyata tidak
hanya pada penyelamatan manusia dari dosa, tetapi juga
permasalahan kehidupan di tengah dunia ini termasuk
bagaimana memelihara dan memulihkan kesehatan jasmani.
Tuhan Yesus peduli ketika orang-orang yang mengikutinya lapar
(Mat 14:13-21).
1
Kita memahami bahwa usaha-usaha pelayanan di bidang
Kesehatan merupakan salah satu bentuk pekerjaan Allah yang
dipercayakan kepada murid-murid-Nya untuk dilakukan (Yoh 5:1920).
Panggilan Gereja untuk menjadi garam dan terang dalam dunia
yang terus berkembang dengan berbagai persoalannya, menuntut
bentuk-bentuk pelayanan yang kreatif, salah-satunya
pengembangan pelayanan dalam bidang kesehatan. Mencegah
lebih baik daripada mengobati, karena biaya pengobatan yang
semakin tinggi dan semakin tidak terjangkau oleh kemampuan
masyarakat. Maka pilihan yang paling tepat dan paling sesuai bagi
orang percaya adalah mengembangkan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Peran kader jemaat dalam membudayakan PHBS
bagi anggota jemaat adalah saling menasehati dan membimbing
secara terus menerus (Roma 14:18-21; Yeremia 29:7).
1.2. DASAR HUKUM
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Kader Kesehatan
Jemaat mempunyai landasan hukum, antara lain :
A. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 3 yang berbunyi
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis, dan pasal 11 yang berbunyi Setiap
orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk
mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan
kesehatan yang setinggi-tingginya.
B. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1193 Tahun 2004
tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
C. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114 Tahun 2005
tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Daerah
2
D. Kesepakatan Bersama antara Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia dengan Ketua Umum Persekutuan
Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia
(PELKESI) Nomor : 1165/Menkes/SK/VIII/2010 dan Nomor :
139/BP-PELKESI/VIII/2010 tentang Peningkatan Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
1.3. TUJUAN
Meningkatkan peran kader kesehatan jemaat dalam
membudayakan PHBS bagi anggota jemaat.
1.4. SASARAN
Kader Kesehatan yang ada di setiap jemaat.
1.5. MANFAAT
A. Kader Jemaat :
 Mampu mengupayakan promosi kesehatan bagi anggota
jemaat
 Berkontribusi pada peningkatan kesehatan jemaat
B. Anggota Jemaat :
 Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak
mudah sakit
 Lingkungan rumah menjadi sehat dan terhindar dari
penyakit
 Anak tumbuh dan berkembang secara optimal
C. Jemaat
 Mampu mengupayakan lingkungan sehat
 Mampu mencegah dan menanggulangi masalahmasalah kesehatan
 Mampu meningkatkan kesehatan anggota jemaatnya
1.6. PENGERTIAN
3
 PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas
dasar kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri dalam hal kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.
 PHBS di Keluarga Jemaat adalah upaya untuk
memberdayakan anggota keluarga jemaat agar
memahami dan mampu melaksanakan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
 Kader Kesehatan Jemaat adalah seseorang anggota jemaat
yang mau bekerja secara sukarela dan mampu membantu
kegiatan-kegiatan di lingkungan jemaat/Gereja yang
berfokus pada masalah kesehatan terkini. Kader berperan
sebagai penggerak terdepan dalam pembangunan dan
pengembangan pelayaan kesehatan jemaat/Gereja.
 Ruang lingkup kerja Kader Kesehatan Jemaat adalah :
1) Mendampingi jemaat dalam penanganan masalah
kesehatan dilingkungan jemaat/Gereja; 2) Bertanggung
jawab melaksanakan kegiatan kesehatan yang telah
direncanakan/disepakati bersama jemaat; 3) Penggerak
terdepan atau mewakili jemaat dalam menindak lanjuti
masalah kesehatan terkini kepada pihak terkait; 4)
Berpartisipasi melaksanakan program pemerintah
dalam penanggulangan masalah kesehatan; 5) Mampu
memberikan informasi kesehatan seluas-luasnya kepada
anggota jemaat.
Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling
membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
(I Tesalonika 5:11)
4
BAB II
PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT
Peran kader kesehatan jemaat dalam mewujudkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat anggota jemaat adalah :
1.Sebagai penggerak, memotivasi dan mendampingi
anggota jemaat agar mau dan mampu melakukan PHBS.
2.Mengajak anggota jemaat untuk ikut terlibat dalam
melaksanakan PHBS.
Peran kader dalam pembinaan PHBS bagi anggota jemaat
adalah:
1.Melakukan pendataan PHBS anggota jemaat yang ada di
wilayahnya dengan menggunakan formulir pendataan PHBS
keluarga jemaat. Pendataan ini merupakan data dasar dan
dilakukan satu tahun sekali.
2.Melakukan pendekatan kepada Pendeta/Majelis, Tokoh
Masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam
menggerakkan PHBS di anggota jemaat.
3.Sosialisasi PHBS kepada anggota jemaat di wilayah pelayanan
Gereja.
4.Memberdayakan keluarga anggota jemaat untuk
melaksanakan PHBS melalui pendampingan, penyuluhan
kelompok, penyuluhan anak sekolah minggu.
5.Data dasar ini digunakan untuk mengembangkan kegiatankegiatan pemberdayaan keluarga jemaat dalam ber-PHBS.
6.Menilai kemajuan pencapaian PHBS anggota jemaat di
wilayahnya.
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita
saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik
(Ibrani: 10:24)
5
1. PERSALINAN DITOLONG OLEH
TENAGA KESEHATAN
TUGAS DAN PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT
DALAM MENINGKATKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
OLEH TENAGA KESEHATAN
1. Melakukan pendataan ibu hamil.
2. Bersama pendeta/majelis, berupaya untuk menggerakkan
anggota jemaat dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung
kesehatan ibu dan bayi seperti tabungan ibu bersalin
(tabulin), ambulan desa, donor darah serta suami SIAGA
(siap antar jaga).
3. Menyarankan ibu hamil agar memeriksakan kehamilannya
kepada tenaga kesehatan minimal 4 kali selama masa
kehamilan.
4. Mengingatkan ibu hamil agar memiliki dan membaca buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
5. Menyampaikan informasi tentang tanda-tanda bahaya pada
kehamilan seperti:
a. Pendarahan pada ibu hamil.
b. Bengkak di kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala,
mata berkunang-kunang yang kadang-kadang disertai
kejang-kejang.
c. Keluar air ketuban sebelum waktu melahirkan.
d. Bayi dalam kandungan kurang atau tidak bergerak.
e. Mual dan muntah yang terus menerus.
Keterangan: Apabila menemukan salah satu tandatanda tersebut pada ibu hamil, segera membawa ke
fasilitas kesehatan.
6. Mengenali tanda-tanda persalinan:
a. Mulas-mulas secara teratur yang semakin lama
semakin sering.
b. Perut terasa kencang bila diraba.
c. Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir.
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah
kamu memenuhi hukum Kristus.
(Galatia 6:2)
7
d. Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir akibat
pecahnya selaput ketuban.
e. Merasa seperti mau buang air besar.
Keterangan : Apabila menemukan salah satu tandatanda tersebut pada masa persalinan, segera membawa
ke fasilitas kesehatan.
7. Menjaga kesehatan pada ibu nifas (40 hari setelah
melahirkan) :
a. Makan makanan bergizi satu piring lebih banyak dari
sebelum hamil.
b. Mengkonsumsi tablet tambah darah dan vitamin A.
c. Mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak
mengandung cairan seperti sayur, minum air putih, agar
dapat membantu produksi ASI.
d. Menjaga kebersihan kelamin, ganti pembalut setiap
kali basah.
e. Menyarankan ber-KB untuk mengatur jarak kehamilan.
8. Menjadi perantara kemitraan bidan dan dukun beranak.
Pendarahan
Kejang pada ibu hamil
Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan
anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan
pengudusan dengan segala kesederhanaan.
(I Timotius 2:15)
8
2. MEMBERI BAYI ASI EKSKLUSIF
TUGAS DAN PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT DALAM
MEMOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF :
1. Melakukan pendataan bayi usia 0-6 bulan.
2. Menyarankan pemberian ASI segera sesudah bayi lahir untuk
mendapatkan cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum) yang berguna sebagai zat kekebalan dalam
tubuh bayi.
3. Melakukan penyuluhan kepada ibu menyusui tentang cara
menyusui yang benar, pemberian ASI eksklusif dan cara
merawat bayi.
4. Menjelaskan kepada ibu menyusui keunggulan dan manfaat
ASI, kapan ASI diberikan, bagaimana menjaga mutu dan
produksi ASI, serta bagaimana menyusui yang benar.
5. Menyarankan pemberian ASI eksklusif, dan teruskan hingga
anak berusia 2 tahun, agar bayi tumbuh sehat dan tidak
mudah sakit.
6. Penjelasan manfaat dan cara penyimpanan ASI.
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi karena mudah
dicerna dan mengandung zat gizi sesuai dengan
kebutuhan bayi.
7. Menyarankan pemberian makanan pendamping ASI (makanan lumat) pada bayi setelah umur 6 bulan dan diberikan
secara bertahap sesuai saran tenaga kesehatan.
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu
ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya
olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan.
(I Petrus 2:2)
10
3. MENIMBANG BALITA SETIAP BULAN
TUGAS DAN PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT DALAM
PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG BALITA :
1. Melakukan pendataan terhadap bayi dan balita yang jarang
dibawa ke Posyandu atau fasilitas kesehatan.
2. Menyarankan setiap balita memiliki KMS untuk
menimbang bayi dan balita setiap bulan sekali di Posyandu
atau fasilitas kesehatan sehingga terpantau pertumbuhan
dan perkembangannya.
3. Melakukan kunjungan rumah pada anggota jemaat yang
memiliki bayi atau balita dengan gizi kurang dan gizi buruk.
4. Menyarankan anggota jemaat untuk memberikan makanan
bergizi bagi bayi dan balita serta menggunakan garam beryodium dalam setiap masakan.
Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah
Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk
membungkamkan musuh dan pendendam.
(Mazmur 8:3)
12
4. MENGGUNAKAN AIR BERSIH
TUGAS DAN PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT DALAM
PENINGKATAN KETERSEDIAAN DAN
PENGGUNAAN AIR BERSIH :
1. Melakukan pendataan anggota jemaat yang mengunakan
air bersih.
2. Menggerakkan potensi anggota jemaat untuk memiliki
sumber air bersih (sumur gali dan sumur pompa).
3. Menggerakkan anggota jemaat untuk memanfaatkan air
bersih agar terhindar dari penyakit kulit, cacingan dan
muntaber.
4. Bekerjasama dengan lintas sektor terkait dalam
peningkatan ketersediaan dan penggunaan air bersih bagi
anggota jemaat.
Pada hari itu datanglah hamba-hamba Ishak memberitahukan
kepadanya tentang sumur yang telah digali mereka, serta
berkata kepadanya: "Kami telah mendapat air." (Kejadian
26:32)
14
5. MENCUCI TANGAN
DENGAN AIR BERSIH DAN SABUN
TUGAS DAN PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT DALAM
PENINGKATAN KEBIASAAN CUCI TANGAN MENGUNAKAN AIR
BERSIH DAN SABUN :
1. Melakukan pendataan pada anggota jemaat tentang
kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan air bersih
dan sabun.
2. Bekerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk
menyediakan sabun bagi anggota jemaat.
3. Menyarankan agar setiap gereja menyediakan tempat
mencuci tangan.
4. Melakukan penyuluhan bagi anggota jemaat tentang kapan
saja mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun agar tidak terkena penyakit.
sebelum
dan sesudah
memegang
makanan
sesudah
berkebun
sesudah
memegang
binatang
sesudah BAB
dan mencebok bayi
atau anak
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri,
tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus
terhadap jemaat.
(Efesus: 5:29)
16
6. MENGUNAKAN JAMBAN SEHAT
TUGAS DAN PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT DALAM
PENINGKATAN PENGUNAAN JAMBAN SEHAT :
1. Melakukan pendataan rumah anggota jemaat yang
menggunakan jamban sehat.
2. Menggerakkan potensi anggota jemaat untuk memiliki
jamban sehat.
3. Menyarankan agar membiasakan diri buang air besar dan
buang air kecil di jamban sehat.
4. Memelihara dan membersihkan jamban secara teratur.
Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan
menjaga engkau.
(Amsal 2:11)
18
7. MEMBERANTAS JENTIK DI RUMAH
SEKALI SEMINGGU
TUGAS DAN PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT DALAM
PENINGKATAN PEMBERANTASAN JENTIK DI RUMAH :
1. Melakukan pendataan rumah anggota jemaat untuk
pemantauan jentik.
2. Memotivasi anggota jemaat untuk menjadikan rumah bebas
jentik dengan melakukan 3M PLUS seminggu sekali .
+
TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya
dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara
taman itu.
(Kejadian 2:15)
20
8. MAKAN SAYUR DAN BUAH
SETIAP HARI
TUGAS DAN PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT DALAM
MENINGKATKAN MAKAN SAYUR DAN BUAH SETIAP HARI :
1. Melakukan pendataan anggota jemaat yang sudah makan
sayur dan buah setiap hari.
2. Menggerakkan anggota jemaat untuk memanfaatkan
pekarangan rumah dengan menanam aneka sayur dan buah.
3. Melakukan penyuluhan tentang jenis sayur dan buah lokal
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber serat, vitamin,
mineral.
4. Menggerakkan anggota jemaat untuk makan sayur dan buah
setiap hari agar terhindar dari penyakit stroke, tekanan
darah tinggi, diabetes dan kanker.
...Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan
mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu
memberikan sayur...
(Daniel 1:1-21)
22
9. MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK
SETIAP HARI
TUGAS DAN PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT DALAM
PENINGKATAN AKTIVITAS FISIK SETIAP HARI :
1. Melakukan pendataan anggota jemaat yang melakukan
aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, seperti
menyapu, mengepel, mencuci, berkebun dan lainya.
2. Menggerakkan anggota jemaat untuk melakukan aktivitas
fisik setiap hari agar tetap bugar, mengurangi risiko
penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, diabetes
dan kanker.
3. Menyarankan untuk mengikuti berbagai jenis senam seperti
senam jantung sehat, senam lansia, dan sebagainya.
4. Menggerakkan anggota jemaat untuk menyelenggarakan
kegiatan senam.
Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota
sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturanperaturan olahraga.
(II Timotius: 2:5)
24
10. TIDAK MEROKOK
DI DALAM RUMAH
TUGAS DAN PERAN KADER KESEHATAN JEMAAT DALAM
MEMOTIVASI TIDAK MEROKOK DIDALAM RUMAH:
1. Melakukan pendataan anggota jemaat yang menjadi
perokok aktif dan menggunakan tembakau (menyirih) di
wilayah tempat tinggalnya berdasarkan jenis kelamin, usia,
dan jumlah rokok yang dihisap setiap hari.
2. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak
merokok kepada anggota jemaat.
3. Menempelkan stiker-stiker atau slogan tanpa asap rokok di
lokasi gereja dan di rumah-rumah anggota jemaat.
4. Melakukan konseling/pendampingan dan metode berhenti
merokok.
...supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati...
(Roma 12:1)
26
BAB III
PENDATAAN DAN PENGOLAHAN DATA PHBS
3.1. Pendataan PHBS Keluarga Jemaat
Data merupakan informasi penting yang dapat
menggambarkan kondisi individu maupun keluarga jemaat
dalam ber-PHBS. Dari data tersebut, dapat dipergunakan
sebagai bahan untuk mengembangkan perencanaan kegiatan
terhadap peningkatan kemampuan anggota jemaat dalam
melakukan PHBS.
Pendataan PHBS pada anggota jemaat dilakukan oleh Kader
Kesehatan Jemaat dengan menggunakan pedoman pengisian
pendataan dan formulir.
Tujuan pendataan PHBS ini adalah diperolehnya informasi
tentang kondisi anggota jemaat yang telah ber-PHBS maupun
yang belum ber-PHBS.
Sasaran pendataan PHBS adalah setiap individu yang ada
dalam keluarga jemaat.
Proses pendataan PHBS :
a. Melakukan wawancara langsung dengan salah satu anggota
jemaat sebagai responden yang dapat memberikan
informasi tentang perilaku setiap anggota keluarganya
terkait dengan 10 indikator PHBS.
b. Mengisi formulir pendataan PHBS sesuai dengan jawaban
responden. Formulir PHBS berisi data setiap individu
27
tentang PHBS yang dilakukan. Selanjutnya data tersebut
diolah sehingga dapat digunakan sebagai data dasar
penetapan kriteria anggota jemaat ber-PHBS setiap
indikator.
c. Pendataan dilakukan kepada semua anggota jemaat (total
populasi).
d. Pendataan PHBS meliputi pendataan untuk setiap indikator
tunggal dan indikator gabungan.
Indikator tunggal PHBS adalah perhitungan untuk
mengetahui persentase setiap indikator, meliputi :
 Persentase persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan:
Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan
Jumlah persalinan yang di data
x 100 %
 Persentase bayi yang diberi ASI saja sejak lahir sampai
berusia enam bulan (ASI Eksklusif):
Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja
Jumlah bayi berusia 0-6 bulan yang di data
x 100 %
 Persentase keluarga jemaat yang memiliki balita yang
ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam KMS:
Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan
Jumlah balita yang di data
x 100 %
 Persentase keluarga jemaat yang menggunakan air bersih:
Jumlah kel. jemaat yang menggunakan air bersih
Jumlah kel. jemaat yang di data
x 100 %
 Persentase keluarga jemaat yang mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun:
Jml kel. jemaat yang mencuci tangan dengan air bersih & sabun
x 100 %
Jumlah kel. jemaat yang di data
28
 Persentase keluarga jemaat yang menggunakan jamban
sehat:
Jumlah kel. jemaat yang menggunakan jamban sehat
Jumlah kel. jemaat yang di data
x 100 %
 Persentase keluarga jemaat yang memberantas jentik di
rumah sekali seminggu:
Jumlah kel. jemaat yang memberantas jentik
Jumlah kel. jemaat yang di data
x 100 %
 Persentase keluarga jemaat yang makan sayur dan buah
setiap hari:
Jumlah kel. jemaat yang makan sayur dan buah setiap hari
x
Jumlah kel. jemaat yang di data
100 %
 Persentase keluarga jemaat yang melakukan aktivitas fisik
setiap hari:
Jumlah kel. jemaat yang melakukan aktivitas fisik setiap hari
Jumlah ke. Jemaat yang di data
x 100 %
 Persentase kel. jemaat yang tidak merokok di dalam
rumah:
Jumlah kel. jemaat yang tidak merokok di dalam rumah
x
Jumlah kel. jemaat yang di data
100 %
Indikator gabungan PHBS adalah persentase keluarga jemaat
ber-PHBS yang memenuhi 10 atau 7 indikator PHBS. Sepuluh
indikator PHBS diberlakukan untuk keluarga jemaat yang ada
balitanya. Sedangkan 7 indikator diberlakukan untuk keluarga
jemaat yang tidak memiliki anak balita karena ada 3 indikator
yang tidak bisa berlaku yaitu: persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, ASI Ekslusif dan penimbangan balita.
29
 Persentasi keluarga jemaat ber-PHBS (memenuhi 10 atau
7 indikator) :
Jumlah kel. jemaat ber-PHBS (memenuhi 10 atau 7 indikator)
Jumlah kel. jemaat yang di data
x 100 %
3.2. Pengolahan Data PHBS Keluarga Jemaat
Tujuan pengolahan data adalah untuk mendapatkan informasi
tentang pencapaian PHBS keluarga jemaat di suatu wilayah.
Pengolahan data PHBS Keluarga Jemaat dapat dilakukan dengan
cara manual maupun dengan menggunakan perangkat lunak
(software) PHBS Keluarga Jemaat.
Jenis pengolahan data PHBS meliputi:
a. Penghitungan data PHBS dengan menggunakan indikator
tunggal.
b. Penghitungan data penetapan keluarga jemaat ber-PHBS
dengan menggunakan indikator gabungan.
3.3. Definisi Operasional
3.3.1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah
pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam
keluarga jemaat dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
bidan dan para medis lainnya).
3.3.2. Memberi bayi eksklusif : bayi termuda usia 0-6 bulan
mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.
3.3.3. Menimbang balita setiap bulan adalah menimbang balita
setiap bulan mulai dan berat badan balita dicatat dalam
Kartu Menuju Sehat (KMS).
3.3.4. Menggunakan air bersih adalah keluarga jemaat yang
30
memiliki akses terhadap air bersih dan menggunakannya
untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air dalam
kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, mata air
terlindung, dan penampungan air hujan.
3.3.5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah anggota
keluarga jemaat selalu mencuci tangan dengan air bersih
yang mengalir dan memakai sabun.
3.3.6. Menggunakan jamban sehat adalah keluarga jemaat yang
memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan
tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai
pembuangan akhir.
3.3.7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah
keluarga jemaat yang melakukan pemberantasan sarang
nyamuk di rumah satu kali dalam seminggu agar bebas jentik.
3.3.8. Makan sayur dan buah setiap hari adalah anggota keluarga
jemaat umur 10 tahun ke atas yang mengkonsumsi minimal 3
porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari
dalam 1 minggu terakhir.
3.3.9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah anggota
keluarga jemaat umur 10 tahun ke atas dalam 1 minggu
terakhir melakukan aktivitas fisik (sedang maupun berat)
minimal 30 menit setiap hari.
3.3.10. Tidak merokok di dalam rumah adalah anggota keluarga
jemaat umur 10 tahun ke atas tidak merokok di dalam rumah
selama atau ketika berada bersama anggota keluarga lain
selama 1 bulan terakhir.
31
LAMPIRAN
GLOSSARIES
1. AMBULANCE DESA : Transportasi yang disediakan secara sukarela oleh warga
masyarakat sebagai angkutan bersalin.
2. ASI : Air Susu Ibu.
3. ASI EKSKLUSIF: Pemberian ASI tanpa memberikan makanan atau minuman lainnya
selama 6 bulan.
4. BUKU KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Berisi catatan kesehatan ibu (hamil,
bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita).
5. KOLOSTRUM : Cairan pra-susu yang keluar pertama setelah melahirkan, yang
mengandung gizi dan zat-zat ketahanan tubuh.
6. DONOR DARAH : Penyumbang darah secara sukarela diambil darahnya untuk
disimpan di bank darah.
7. FASILITAS KESEHATAN : Sarana kesehatan seperti Posyandu, Polindes/Poskesdes,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Praktek Bidan, Praktek Dokter, Rumah
Bersalin, dan Rumah Sakit.
8. GARAM BERYODIUM : Garam yang mengandung yodium yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan kecerdasan.
9. INDIKATOR : Variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan
yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung.
10. JENTIK : Bakal Nyamuk.
11. KMS : Kartu Menuju Sehat.
12. PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
13. PHBS RT : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
14. PHBS KJ : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Keluarga Jemaat.
14. POSYANDU : Pos Pelayanan Terpadu.
15. POSKEDES : Pos Kesehatan Desa.
16. POLINDES : Pos Bersalin Desa.
17. SIAGA : Suami Antar Jaga yang mendampingi istri selama kehamilan, persalinan dan
masa nifas.
18. SIM PHBS : Sistem Informasi Manajemen Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
19. SOFTWARE : Perangkat Lunak.
20. TABLET TAMBAH DARAH : Tablet yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah
anemia.
21. TABULIN : Tabungan Ibu Bersalin merupakan kumpulan dana yang digali dari
masyarakat.
22. 3M PLUS : Menguras, Menutup, Mengubur, dan Menggunakan anti nyamuk
terpercaya.
23. AKJ : Anggota Keluarga Jemaat.
TIM PENYUSUN
PENGARAH
1. dr. Lily S. Sulistyowati, MM - Kepala Pusat Promosi Kesehatan
2. dr. Daniel Budi Wibowo, M.Kes - Ketua Umum Pelkesi
PENANGGUNG JAWAB
1. Dra. Zuraidah, MPH - Pusat Promosi Kesehatan
2. Ir. Firman Nefos Daeli, M.Kes - Direktur Eksekutif Pelkesi
PENYUSUN MATERI
1. Dwiati Sekaringsih, SKM, M.Kes - Pusat Promosi Kesehatan
2. S. Sintha Uli Pakpahan, SKM, MA - PPPKMI
3. Irawaty Manullang, SKM, MARS - Pelkesi
4. Rita Panggabean, AMD Prom - Pelkesi
5. Vanda Ria, SE - Pelkesi
6. Karl August - ST Media Kom Trisakti
7. Lucky Vaunda Laemane, SIP - Pelkesi
8. Magdalena Hutauruk, SKM - Pelkesi
9. Bidan Dheny Herawati Haloho - Pelkesi
10. Pdt. Paulus Wijono, STh, MM - Pelkesi
PERSEKUTUAN PELAYANAN KRISTEN UNTUK KESEHATAN DI INDONESIA
(PELKESI)
Jl. Raden Saleh No. 40 Jakarta Pusat (10330)
Telp. (021) 31936019 Fax. (021) 3907201
E-mail : [email protected]
www.pelkesi.or.id
Download