babv kesimpulan - STIESIA Repository

advertisement
BABV
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dilapangan dari ketiga perguruan tinggi di surabaya yaitu
Universitas Wijaya Putra Surabaya, Universitas Katolik Danna Cendika Surabaya,
dan Universitas Merdeka Surabaya yang masing-masing terakreditasi C menunjukkan
bahwa kurikulum program studi akuntansi strata I (S I) pada masing-masung
universitas tersebut sudah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi hanya saja
diperlukan banyak perbaikan dan di butuhkan keseriusan, kreatifitas serta dukungan
dana dari pihak-pihak yang terkait (yayasan, donatur. dsb) untuk kelancaran proses
belajar mengajar. Dibawah ini merupakan rincian hal-hal yang perlu di perbaiki oleh
masing-masing perguruan tinggi yaitu
1.) Cara menetapkan stan dar kompetensi lulusan.
Stakeholder, alumni, masyarakat profesi (kompartemen akuntan publik, akunt<m
pendidik dan akuntan manajemen), perusahaan dan kalangan pendidik yang
merupakan pemberi infonnasi dalam proses pembuatan kurikulum yang
disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Infonnasi yang di peroleh masih
sebatas infonnasi mengenai kompetensi pada bidang keahlian dan mata kuliah
yang ditawarkan saat itu. Namun belum secara mendalam menggali kompetensi
yang masih dapat di hasilkan oleh peserta didik misalkan kemampuan membuat
keputusan, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekeija secara efektif
dengan kelompok orang, kemampuan memotivasi orang lain, kemampuan
memecahkan masalah, kemampuan berani dalam mengemukakan pendapat,
kemampuan berani untuk bertanya. Berdasarkan pengamatan dan analisa unt)..lk
universitas merdeka belum melakukan perubahan kurikulum sejak tahun 2006
dan pada saat melakukan perubahan kurikulum tidak pula melibatklan
stakeholder, masyarakat profesi, praktisi, perusahaan dan para pengajjar.
Demikian sama halnya dengan UKDC dalam merubah kurikulum pada tahun
127
137
2010 tidak juga melibatkan stakeholder, masyarakat profesi, praktisi, perusahaan
dan para pengajar secara keseluruhan namun hanya melibatkan para pimpinan
fakultas untuk merubah kurikulum.
2.) Struktur kurikulum
Struktur kurikulum dari ketiga perguruan tinggi yang diteliti sudah menerapkan
kelompok-kelompok
232/C/2000
yang
mata
terdiri
kuliah
dari
berdasarkan peraturan
Kelompok
Mata
Kuliah
Mendiknas No.
Pengembangan
Kepribadian (MPK), Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan
(MKK), Kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), Kelompok Mata
Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), serta Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan
Bersama (MBB). Struktur kurikulum yang ada dari ketiga perguruan tinggi
merupakan komponen yang di olah sedemikian rupa oleh masing-masing
program studi yang dikelompokan menurut kelompok mata kuliah berdasarkan
kompetensi yang ada. Untuk universitas merdeka dalam merubah kurikulum
nantinya perlu di tambahkan mata kuliah praktek!keterampilan misalkan
Laboratorium
Akuntansi,
Laboratorium
Pajak
dsb,
untuk
menunJang
keterampilan peserta didik dalam bidang akuntansi. Serta merubah mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar (IBD), Ilmu Alamiah Dasar (lAD), Pancasila dan Bahasa
Indonesia. Terdapat suatu fenomena dalam menentukan mata kuliah (pilihan) dan
mata kuliah (konsentrasi) atas pengelompokan tersebut seperti UKDC terdapat
mata kuliah pilihan konsentrasi audit (Audit Manajemen, Laboratorium Auditing
dan Seminar Auditing) dan konsentrasi perpajakan (Akuntansi Perpajakan,
Laboratorium Perpajakan dan Seminar Perpajakan)
dan UWP (mata kuliah
konsentrasi akuntansi keuangan dan konsentrasi perpajakan dan terdapat pula
mata kuliah pilihan yang terdiri dari M.K Akuntansi Keprilakuan, Perpajakan
lntemasional. Akuntansi Syariah, Audit Manajemen) serta UNMER (terdapat
mata kuliah pilihan Keahlian Berkarya/MKB (Komunikasi Bisnis, Manajemen
Biaya, Manajemen Operasional, Kewirausahaan dan Perencanaan Pajak)
138
dan Mata kuliah pilihan perilaku berkarya!MPB (Seminar Akuntansi), dari mata
kuliah tersebut peserta didik layak mendapatkan dan menerima ilmu pengetahuan
atas materi-materi yang disebutkan diatas sebagai penunjang dalam kompetensi
di dunia kerja. Terdapat mata kuliah yang sama namun berada pada kelompok
yang berbeda pada program studi yang sama pada perguruan tinggi yang
berbeda, misalkan akuntansi sektor publik di Universitas Wijaya Putra program
sarjana S-1 akuntansi masuk dalam kelompok konsentrasi keuangan, sementara
Unika Darma Cendika pada program akuntansi masuk kedalam kelompok mata
kuliah MKB dan untuk universitas merdeka program akuntansi S-1 masuk ke
dalam kelompok mata kuliah MPB. Secara keseluruhan dalam meramu
kurikulum dan dalam mendistribusikan satu mata kuliah ke dalam kelompok
mata kuliah MPK, MKK, MKB, MPB dan MBB sepenuhnya merupakan
wewenang dari program studi dan sampai saat ini tidak ada program dari DIKTI
mengenai hal tersebut dapat diartikan bahwa program studi memiliki argumentasi
maupun pertimbangan-pertimbangan tersendiri terhadap masalah tersebut.
3.) Penyusunan materi pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan suatu mata rantai yang memerlukan
perencanaan yang matang dan di dijalankan secara seksama untuk menghasilkan
lulusan yang berkompeten, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan,
kegiatan belajar mengajar, metode mengajar, media dalam mengajar dap
bahan/materi perkuliahan yang didalamnya terdapat aspek-aspek
pengetahua~,
keterampilan dan sikap/nilai untuk ketiga program studi akuntansi S-1 yang di
teliti.
4.) Penyusunan
silabus
dan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
dalatt
mendukung proses belajar mengajar
Silabus dan SAP untuk program studi akuntansi S-1 dari ketiga perguruan tinggi
yang di teliti, belum mengarah kepada kompetensi menjadi sub-sub
kompete~i
dan belum banyak dosen yang peduli dan transparan akan silabus dan SAP yal)g
139
seharusnya diberikan dan digunakan sebagai pegangan/panduan belajar peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar selama satu semester. Pembuatan silabus
dan SAP tidak hanya sesuai dengan literatur yang digunakan namun juga di
dukung oleh praktek kerja serta yang lebih penting kesesuaian dan relevansi
materi dengan kondisi yang sedang dibutuhkan dilapangan baik dari tugas
individu atau kelompok serta praktek. Tingkat pemahaman dan keniatan dosen
terhadap pembuatan silabus masih sangat kurang dapat di pertanggungjawabkan
sehingga proses pembelajaran yang seharusnya menghasilkan kompetensi
terhadap mahasiswa yang mandiri dan berdaya guna masih sangat kurang. SAP
dan silabus yang ada saat ini belum mencantumkan komponen evaluasi kinerja
dosen, walaupun evaluasi sudah dilakukan oleh program studi dengan cara
memberikan kuisioner kepada mahasiswa setiap ujian akhir semester, hanya saja
secara pribadi belum dilakukan oleh masing-masing dosen. Perlu adanya evaluasi
diri sendiri (dosen) untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya tanpa harus
dinilai orang lain. Perlunya kepedulian program studi akuntansi yang lebih
menekankan dosen untuk membuat dan mengumpulkan silabus ke program studi
agar relevansi dan profesionalitas dosen dalam keilmuannya dapat dijadikan
sebagai penyemangat dalam proses belajar mengajar.
5.) Peran dosen dalam menerapkan metode pembelajaran student centered
learning (SCL)
Pada umumnya pada program studi akuntansi S-1 di ketiga perguruan tinggi yang
diteliti sudah melakukan dan menerapkan metode pembelajaran pada peserta
didik untuk lebih aktif seperti mencari dan menggali informasi-informasi yang
terkait dengan materi kuliah (kasus, jurnal penelitian, artikel) melalui media
internet, serta merangsang kreatifitas mahasiswa melalui diskusi kelompok dan
tanya jawab. Dari segi keterampilan dimana peserta didik dilatih untuk terampil,
mahir dan teliti untuk pembuatan laporan keuangan, dari penelitian ini terdapat
kekurangan di kurikulum Universitas merdeka yang tidak ada mata kuliah
praktek (laboratorium) sehingga hasil akhir pembelajara..Tl untuk bidang akuntansi
140
tidaklah
kompeten tanpa di
sertai dengan
keterampilan.
Dari
metode
pembelajaran yang di terapkan oleh dosen berupa metode simulasi hanya ada
satu dosen yang menerapkan metode simulasi dosen di perusahaan khususnya di
Bursa Efek Indonesia, selain teori yang di sampaikan, praktek pun peserta didik
langsung berinteraksi di lapangan. Untuk itu program studi dan dosen harus
menjalin keijasama dengan perusahaan untuk membawa peserta didik melihat
kondisi yang ada di perusahaan terkait dengan topik tertentu misalkan magang,
studi ekskursi dan menggelar perkuliahan di perusahaan. Di kondisi tertentu
peserta didik membutuhkan informasi, ilmu dan praktek di lapangan guna
mendukung pemahaman mereka akan materi yang ada. Untuk mendukung proses
pembelajaran menggunakan metode SCL pada perguruan tinggi yang diteliti
kurang dilengkapi dengan sarana dan prasarana misalkan LCD,
OHP,
perpustakaan dsb.
6.) Penilaian pembelajaran
Penilaian pembelajaran pada program studi S-1 pada ketiga perguruan tinggi
yang diteliti dilakukan dengan cara verifikasi terhadap bukti-bukti hasil belajar
yang didalamnya meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap/nilai dan
dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung yaitu nilai tugas baik
individu maupun kelompok, diskusi tanya/jawab, quiz, ujian (UTS dan UAS),
keaktifan dan absensi.
Bagi peserta didik yang kehadirannya kurang, keaktifan kurang, tidak pemah
kumpulin tugas, dsb akan berpangaruh pada nilai individu pada peserta didik
tersebut.
7.) Evaluasi Proses Pembelajaran
Program studi S-1 akuntansi pada ketiga perguruan tinggi yang diteliti secara
keseluruhan dosen belum menerapkan dan mengadakan pre test sebagai acuan
untuk membandingkan dengan post test dalam rangka menilai kemajuan peserta
didik diakhir semester sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan.
141
Dari ketiga perguruan yang di teliti mengenai evaluasi dosen hanya ada satu
universitas
tidak melakukan evaluasi dosen yaitu universitas merdeka
disebabkan sistem yang ada tidak berjalan dengan baik dan tidak ada dukungan
dari yayasan dalam melakukan proses pembelajaran. Dari kedua perguruan tinggi
yang di teliti terdapat perbedaan dan kesamaan isi dari blanko namun tidak ada
ketentuan yangjelas dari DIKTI untuk blanko evaluasi dosen.
8.) Alumni dan Stakeholder
Alumni dan stakeholder yang berasal dari ketiga perguruan tinggi yang di teliti
untuk mengevaluasi mutu pendidikan sebagai hasil penerapan KBK belum bisa
dilakukan karena tidak berjalannya ikatan alumni di universitas wijaya putra dan
universitas merdeka, sehingga peneliti kesulitan mendeteksi keberadaan alumni
dan pemakai lulusan dari masing-masing perguruan tinggi, bekerja sebagai apa,
kesesuaian dengan bidang yang di tempuh, serta kompetensi atas apa yang
dipelajari selama proses belajar berlangsung. Sementara universitas katolik
darma cendika belum bisa di evaluasi mutu pendidikannya sebagai hasil
penerapan KBK karena outputnya belum ada.
5.1 SARAN
1.)
Stakeholder, alumni, masyarakat profesi (kompartemen akuntan publik,
akuntan pendidik dan akuntan manajemen), perusahaan manufaktur/industri,
perusahaan jasa dan kalangan pendidik yang merupakan pemberi informasi
dalam proses pembuatan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan di
lapangan, guna menetapkan standar kompetensi lulusan.
2.)
Informasi-informasi yang digali dari stakeholder perlu diperluas tidak hanya
sebatas pada kompetensi bidang keahlian dan mata kuliah yang perlu di
tawarkan, namun juga terkait dengan kompetensi yang lebih di perluas sampai
pokok bahasan dan sub pokok bahasan untuk setiap mata kuliah dan
142
didalamnya aspek pengetahuan, aspek keterampilan dan aspek sikap/nilai
terkandung dalam mata kuliah dan atau kurikulum.
3.)
Perlunya perubahan kurikulum minimal 4 tahun sekali untuk menunJang
kompetensi dengan mengkaji, mengevaluasi dan memberikan gagasan-gagasan
yang baik untuk perkembangan kurikulum yang ada dengan melibatkan
stakeholder, perusahaan manufaktur dan jasa, masyarakat profesi, alumni,
tenaga pengajar/tenaga pendidik dan praktisi.
4.)
Program studi harus bekeija sama dan memaksa dosen untuk mendapatkan dan
membuat silabus dan SAP, agar proses belajar mengajar relevan dan sesuai
dengan materi pelajaran yang disampaikan. Dan mengevaluasi dosen atas
kesesuaian materi yang di berikan dengan silabus. Serta perlunya program studi
untuk meng up date silabus mengikuti perkembangan dunia keija, buku literatur
dan kompetensi pengajar itu sendiri.
5.)
Untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran yang baik sarana dan prasarana
harus didukung penuh oleh pihak manajemen (universitas) dan yayasan
misalkan LCD, OHP dan perpustakakan.
Guna menghasilkan suasana
pembelajaran yang baik dan dapat meningkatkan mutu mahasiswa itu sendiri.
6.)
Perlunya dosen meningkatkan kemampuannya dari segi ilmu pengetahuan ilmu
akuntansi dengan melakukan penelitian, analisis dan penulisan secara kreatif
atas topik-topik akuntansi berkaitan dengan akuntansi yang dirasa saat ini dari
ketiga perguruan tinggi masih sangat kurang. Dan peran program studi
akuntansi harus lebih aktif untuk memotivasi do sen dalam penelitian, baik yang
dilakukan
internal
manaJemen
(universitas)
maupun
program
pemerintah/ekstemal.
7.)
Perlunya program studi dan pengajar menjalin keijasama dengan pihak swasta
(perusahaan) sehingga dalam memberikan materi, lebih ke arah praktek keija di
lapangan (simulasi, studi ekskursi atau magang) dengan harapan mahasiswa
143
dapat memperoleh gambaran nyata tentang materi yang di pelajarinya dengan
cara mengetahui secara langsung kondisi-kondisi nyata yang ada di perusahaan,
dan didukung dengan dasar-dasar/konsep teoritis yang ada.
8.)
Perlunya diadakan pelatihan tentang pola penyusunan materi pembelajaran
berbasis kompetensi (silabus, metode pembelajaran dsb), agar keseragaman
keberlanjutan kurikulum berbasis kompetensi di perguruan tinggi dapat
menghasilkan mahasiswa yang kompeten dan berdaya guna.
9.)
Khusus untuk program studi akuntansi S-1 universitas merdeka surabaya
seyogyanya dilakukan perubahan kurikulum dengan menawarkan mata kuliah
praktek misalkan
laboratorium
akuntansi, laboratorium perpajakan dan
laboratorium audit.
10.) Program studi perlu mengkaji kembali mata kuliah-mata kuliah konsentrasi dan
mata kuliah pilihan dalam kurikulum yang didalamnya terdapat aspek
pengetahuan, aspek keterampilan dan aspek sikap/nilai, yang seharusnya
dikuasai peserta didik sebagai dasar keilmuan akuntansi.
11.) Pada awal proses pembelajaran, dosen perlu melakukan pre test sebagai acuan
untuk membandingkan dengan post test dalam rangka menilai kemajuan peserta
mulai dari tingkat pemahaman dasar (awal), proses belajar dan kompetensi
akhir (penguasaan ilmu) pada akhir bagian.
12.) Program studi perlu mengkaji kembali lulusan!alumni yang sudah beketja,
dalam waktu tunggu, kesesuaian pada bidang pekerjaan, dan masukkan dari
para pemakai lulusan (stakeholeder) pada perguruan tinggi yang di teliti. Yang
merupakan dasar untuk merubah kurikulum, peningkatan kompetensi dosen
serta peningkatan kompetensi peserta didik!mahasiswa itu sendiri.
13.) Perlunya dosen meningkatkan efektifitas mengajar, mencari cara-cara barn
dalam mengajar dengan kata lain kreatifitas dosen dalam SCL sangat
dibutuhkan dalam menyampaikan materi kuliah dan memotivasi peserta didik.
144
14.) Perlunya
peningkatan
kinetja
dosen
atau
pengembangan
kemampuan
profesional dosen di perguruan tinggi yang hams di kembangkan secara
strategis, terencana, terpola dan terpadu dalam suatu sistem pengelolaan
perguruan tinggi, sehingga mampu meningkatkan kualitas mutu, relevan dan
produktif pada pendidikan tinggi sesuai dengan tuntutan keberhasilan
pembangunan
nasional
khususnya
keberlanjutan
kurikulum
berbasis
kompetensi.
15.) Perlunya keseriusan, ketekunan dan kreatifitas program studi akuntansi atas
keberlanjutan kurikulum berbasis kompetensi guna menghasilkan mahasiswa
yang kompeten, mandiri, mempunyai hard skill dan soft skill dan berdaya guna.
16.) Diperlukan keseragaman atas keberlanjutan penerapan kurikulum berbasis
kompetensi antar institusi pendidikan tinggi dengan penggunaan metode
pembelajaran SCL.
17.) Diperlukan analisis lanjutan untuk mengetahui kompetensi dan mutu dari
lulusan berdasarkan Indeks Prestasi, Masa Tunggu dan gaji pertama. Sehingga
dapat menentukan mutu dari perguruan tinggi tersebut dalam menghasilkan
lulusan yang kompeten di bidang akuntansi.
5.2 KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian studi kasus menggunakan research and development ini dilakukan
dengan mengikuti prosedur penelitian kualitatif, namun masih terdapat beberapa
keterbatasan dalam pelaksanaannya antara lain : penelitian ini tidak melibatkan peran
stakeholder secara keseluruhan, yang disebabkan tidak ada peran aktif ikatan alumni
secara baik, sehingga peneliti kesulitan untuk mencari data alumni dan stakholder.
Peneliti tidak dapat mengikuti proses secara langsung atas masukan-masukan dari
stakeholder termasuk alumni, masyarakat profesi (kompartemen akuntan publik,
akuntan pendidik dan akuntan manajemen), perusahaan dan kalangan pendidik yang
145
merupakan pemberi informasi dalam proses pembuatan/perubahan kurikulum yang
disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Tidak dapat mengukur kompetensi dari
hasil lndeks Prestasi (IP) peserta didik atas pemahaman dalam proses pembelajaran
baik sebelum bekerja maupun dalam bekerja termasuk masa tunggu, kapan lulusan
bekerja, sampai dengan gaji pertama yang akan di analisa lebih lanjut. Tidak dapat
mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan dosen dengan
meng~nakan
metode pembelajaran SCL, sehingga pemyataan dosen sudah dapat dijadikan sebagai
persepsi atas apa yang dilakukannya.
Dari apa yang dibahas di atas merupakan proses yang seharusnya digali untuk
mengevaluasi proses pembelajaran yang berlangsung guna meningkatkan mutu
pendidikan akuntansi di perguruan tinggi surabaya. Sehingga kedepannya diperlukan
penelitian lanjutan dalam mengungkap penerapan kurikulum berbasis kompetensi
dalam meningkatkan mutu pendidikan atas kualitas lulusan yang merupakan
ketertarikan perusahaan untuk merekrut menjadi bagian dalam satu perusahaan
sehingga lulusan memiliki kompetensi yang dapat dipertanggungjawabkan perguruan
tinggi tersebut. Kedua, kompetensi berdasarkan penilaian Indeks Prestasi diperlukan
penelitian lanjutan. Ketiga, peran stakeholder dalam menilai mutu bagi lulusan
perguruan tinggi diperlukan penelitian lanjutan berdasarkan tingkat masa tunggu, gaji
pertama, posisi jabatan, kesesuaian dengan bidang yang di raih mahasiswa. Keempat,
Metode pembelaj aran yang dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa yang lebih
memiliki kompetensi bagi lulusan perguruan tinggi yang siap kerja, berwawasan luas,
menciptakan iklim dan metode pembelajaran yang berbeda dari SCL.
Download