sikap mahasiswa universitas sanata dharma

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SIKAP MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL
HOMOSEKS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Paulina Alfania Kartikasari
NIM: 019114017
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
SIKAP MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL
HOMOSEKS
Oleh :
Paulina Alfania Kartikasari
NIM: 019114017
Telah disetujui oleh :
Pembimbing,
Drs. H. Wahyudi, M.Si.
Tanggal 10 Oktober 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
SIKAP MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARAM
YOGYAKARTA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL
HOMOSEKS
Yang dipersiapkan dan ditulis oleh
Paulina Alfania Kartikasari
NIM: 019114017
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 12 November 2007
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda tangan
Penguji 1
:
Drs. H. Wahyudi, M.Si.
………………
Penguji 2
:
Sylvia Carolina M.Y.M., S. Psi, M.Si.
………………
Penguji 3
:
A. Tanti Arini, S.Psi, M.Si.
………………
Yogyakarta, November 2007
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Dekan,
( P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ada Sesuatu Yang Indah
Saat kuberdiam....
Kurasa kedamaian
Kurasa sukacita
Kurasakan sesuatu yang tak bisa diungkapkan
Saat ku bernyanyi....
Ketenangan kudapatkan
Kekuatan baru kudapatkan
Kekuatan baru ku terima
Semangat ku mulai berapi-api
Saat kumendengarkan....
Ada kedasyatan yang luar biasa
Ada kemenangan yang luar biasa
Ada Keindahan yang kuraih
Saat ku membaca....
Hadirat-Nya kurasakan
Kuasa-Nya begitu nyata
Ingin rasanya mengenalkan pada mereka
Saat kumerenungkan....
Ada suatu kreatifitas yang keluar
Ada jalan keluar
Ada penyelesaian sesuatu yang tak terpikirkan
Saat kumembagikan....
Sukacita itu keluar
Ketenangan itu ada
Kelegaan dapat dirasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
Oktober 2007
Penulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Paulina Alfania Kartika Sari (2007). Sikap Mahasiswa Sanata Dharma
Yogyakarta terhadap perilaku seksual homoseks. Yogyakarta : Fakultas Psikologi.
Universitas Sanata Dharma.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Sikap Mahasiswa Sanata
Dharma Yogyakarta terhadap perilaku seksual homoseksual.
Sikap mahasiswa Sanata Darma terhadap perilaku seksual homoseks sebagai
variabel penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah 102 Mahasiswa Sanata
Darma Yogyakarta, yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan satu macam skala
yaitu skala sikap. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode statistik deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan
nilai maksimum, nilai minimum, mean empirik, mean teoritik, dan standar
deviasi.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa Mahasiswa Sanata Dharma
Yogyakarta memiliki sikap yang negatif (tidak setuju) terhadap perilaku seksual
homoseks. Hal ini ditunjukkan dari dari hasil perbandingan yang menyatakan
mean empirik lebih kecil dari mean teoritis (114,74 < 135).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Paulina Alfania Kartika Sari (2007). Sanata Dharma University Students
attitude to homosexual behavior. Faculty Psychology Sanata Dharma University.
The target of this research is to examine the attitude of Sanata Dharma
University Students to homosexual behavior. The research variable of this
research is Sanata Dharma University Students. The subject of this research is 102
Students of Sanata Dharma University that is obtained by using purposive
sampling technique. The data collected in this research uses attitude scale. The
analyzing method data that used in this reseach is descriptive statistical methods
covering data by the presentation of calculation table asses maximum, minimum
value, mean empiric, mean teoritic, and standard deviation.
The result of data analysis indicates that Sanata Dharma Students have
negative attitude (adverse opinion) to homosexual behavior. This matter is shown
by the comparison result expressing the mean empiric which is smaller than the
theoretical mean (114,74 < 135).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih yang telah memberikan berkat
dan kekuatan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Drs. H. Wahyudi, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Sylvia Carolina M.Y.M M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.
4.
Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
5.
Segenap staff Fakultas Psikologi, Mas Gandung, Pak Gie, Mbak
Nanik, Mas Muji dan Mas Doni, atas segala bantuan yang diberikan
untuk kelancaran studi penulis di Fakultas Psikologi.
6.
Untuk Orangtuaku yang telah mendidik, membimbing, memberi
dukungan dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
7.
Adik-adikku tercinta, Betha dan Gamma yang telah membantuku
dalam menyelesaikan skripsi.
8.
Keponakan-keponakanku tersayang, Geonk, Deron dan Titan yang
lucu-lucu dan menyenangkan, makasi ya dah menghiburku.
9.
Sodara-sodaraku semuanya, mba Nina, mas Roni, dik Fika, Balita,
Atin, Putri, Brili, Tika, Lintang, Bulan dan Ajeng, makasi atas segala
dukungan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10.
My Lovely Dhany Apriyanto, yang selalu menemani dan selalu ada
bersamaku, makasi baget ya atas cinta, perhatian, kesabaran, dukungan
dan bantuannya selama ini. Kamu sangat berarti untukku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11.
My best friends, The Lonchiez (Ita, Tyas, Vera, Anita, Mami, Cynthia,
dan Yayack) makasi ya...kalian sudah menjadi teman yang baik
untukku, mau mendengarkan curhatku, berbagi suka dan duka. Mizz u
prend.
12.
Nina, Ida dan Yossi, makasi ya dah mau membantuku dalam
mengerjakan skripsi.
13.
Untuk anjing kesayanganku, almarhum Poci (ciwawa) dan si nakal
Kresi. (Golden, Chow-chow dan Herder). Makasi ya, kalian dah mau
maen bareng ma aku. Luv u so.
14.
Untuk adik angkatku Helga, makasi ya dah mau berbagi kesedihan dan
kebahagiaan bersamaku.
15.
Untuk adik-adik angkatan Psikologi Sanata Dharma, makasi dah mau
membantuku dalam mengerjakan skripsi.
16.
Teman-teman kuliah di Fakultas Psikologi Sanata Dharma, terima
kasih atas canda dan tawanya selama ini.
17.
Untuk masa laluku, makasi ya karena kalian aku jadi tau apa arti hidup
yang harus bertahan dengan sekuat hati.
18.
Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah ikut
membantu baik langsung maupun tidak langsung, tanpa bantuan kalian
skripsi ini tidak akan terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
memiliki berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini berguna bagi kita semua.
Yogyakarta, Oktober 2007
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTRACT .........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ………………………………………………….................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….................. xv
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………. .................. 1
A.
Latar Belakang Masalah ………………………………..................... 1
B.
Rumusan Masalah …………………………………….... .................. 6
C.
Tujuan Penelitian ………………………………………. .................. 6
D.
Manfaat Penelitian ……………………………………... .................. 6
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 7
A.
Sikap ................................................................................................... 7
1.
Definisi Sikap ............................................................................ 7
2.
Komponen sikap dan interaksinya ............................................ 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Komponen kognitif ............................................................. 8
b. Komponen afektif ............................................................... 9
c. Komponen konatif ............................................................... 9
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ..................................10
a. Pengalaman pribadi .............................................................10
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting .......................10
c. Pengaruh kebudayaan .......................................................... 11
d. Media massa ........................................................................ 11
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama .......................... 11
f. Pengaruh faktor emosional ................................................. 12
B.
C.
Perilaku Seksual .................................................................................12
1.
Pengertian Perilaku seksual .......................................................12
2.
Tahap-tahap perilaku seksual ....................................................15
Homoseksual ......................................................................................17
1.
Pengertian Homoseksual .......................................................... 17
2.
Klasifikasi Homoseksual ........................................................... 20
3.
Perbedaan Waria dan Homoseksual ......................................... 25
D.
Mahasiswa ..........................................................................................26
E.
Sikap Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Terhadap Perilaku Seksual Homoseks ................................................29
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................31
A.
Jenis Penelitian ...................................................................................31
B.
Identifikasi Variabel Penelitian ..........................................................31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C.
Definisi Operasional Variabel Penelitian ...........................................32
1. Sikap .............................................................................................32
2. Perilaku Seksual ...........................................................................32
3. Homoseksual ................................................................................ 32
4. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma....................................... 32
D.
Subjek Penelitian ................................................................................33
E.
Prosedur ……………………………………………………………. 33
F.
Teknik Pengumpulan Data .................................................................34
G.
Estimasi Validitas dan Reliabilitas ....................................................37
H.
1. Validitas
...............................................................................37
2. Reliabilitas
...............................................................................37
Analisis Data ..................................................................................... 39
BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ..................................41
A.
Persiapan Penelitian ...........................................................................41
1. Uji coba (try-out) alat ukur ………………………………………41
2. Analisis item …………………………………………………… 42
B.
Pelaksanaan Penelitian .......................................................................42
C.
Deskripsi Subjek Penelitian ...............................................................43
D.
Hasil Penelitian …………………………………………………….. 43
E.
Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................................45
BAB V. PENUTUP ..............................................................................................49
A.
Kesimpulan ........................................................................................49
B.
Saran ...................................................................................................50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................52
LAMPIRAN .........................................................................................................55
\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Spesifikasi Skala Sikap Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyarta Terhadap Perilaku Seksual Homoseks....................................
Tabel II. Distribusi Item Sebelum Uji coba (try-out) ...........................................
Tabel III. Blue Print Setelah Uji Coba ..................................................................
Tabel IV. Blue Print Penelitian .............................................................................
Tabel V. Gambara Subjek Penelitian ...................................................................
Tabel VI. Analisis Data Penelitian .......................................................................
Tabel VII. Hasil Analisis Umum dan Analisis Khusus ........................................
Tabel VIII. Hasil Analisis Teoritik dan Empirik Aspek Sikap (Kognitif)............
Tabel IX. Hasil Analisis Teoritik dan Empirik Aspek Sikap (Afektif) ................
Tabel X. Hasil Analisis Teoritik dan Empirik Aspek Sikap (Konatif) ................
Tabel XI. Hasil Analisis Teoritik dan Empirik
Tahapan Perilaku Seksual (Bergandengan) ..........................................
Tabel XII. Hasil Analisis Teoritik dan Empirik
Tahapan Perilaku Seksual (Berpelukan) ..............................................
Tabel XIII. Hasil Analisis Teoritik dan Empirik
Tahapan Perilaku Seksual (Berciuman) .............................................
Tabel XIV. Hasil Analisis Teoritik dan Empirik
Tahapan Perilaku Seksual (Meraba) ..................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Try-out
1. Reliabilitas
2. Skala Ujicoba (try-out)
Lampiran B. Penelitian
1. Reliabilitas
2. Skala penelitian
3. Data Penelitian
Lampiran C. Daftar Tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini masalah seksualitas dapat lebih terbuka untuk
dibicarakan. Banyak sekali literatur-literatur yang yang membahas tentang
seksualitas, bahkan informasi-informasi tentang seksualitas dapat diperoleh
dengan bebas dan cepat. Ini berarti masalah seksualitas cukup menarik
untuk dikaji bagi masyarakat luas. Terlebih lagi jika hal itu terjadi pada
individu yang berbeda dari individu lainnya, misalnya saja yang terjadi pada
homoseksual. Homoseks merupakan sesuatu yang unik sehingga biasanya
menarik untuk dibicarakan.
Homoseks menurut Kartini Kartono (1989) adalah ketertarikan seksual
kepada orang lain yang berjenis kelamin sama dengan dirinya sendiri
daripada kepada jenis kelamin yang berlawanan. Bagi perempuan disebut
lesbian dan bagi laki-laki disebut gay. Namun di Indonesia kata homoseks
oleh awam hanya dipakai untuk mengacu pada laki-laki homoseks. Antara
kaum homoseksual dan kaum waria memiliki suatu persamaan yaitu dalam
hal orientasi seksualnya. Mereka merupakan orang-orang yang tertarik
secara emosional maupun seksual kepada orang yang berjenis kelamin
sama. Namun dunia waria memiliki ciri khas yang membedakannya, dimana
secara fisik jenis kelamin mereka normal (dalam hal ini laki-laki), namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara psikis cenderung untuk menampilkan diri sebagai lawan jenis
(perempuan). Dengan sendirinya gejala ini menjadi sangat berbeda dengan
homoseksualitas yang semata-mata merujuk pada perilaku relasi seseorang
yang merasa tertarik dan mencintai orang lain dari jenis kelamin sama
(Manshur, dalam Wahyuningtyas, 2003). Dari segi jumlah homoseks antara
laki-laki dan perempuan, kaum gay lebih banyak ditemui daripada kaum
lesbian. Hal ini mungkin berkaitan dengan beberapa hal, misalnya
perempuan kurang ekspresif dalam seks dan cenderung tertutup, sementara
laki-laki dianggap lebih terbuka dan bebas (www.geocities.com).
Pandangan sosial budaya di Yogyakarta dan masyarakat Indonesia
umumnya masih menganggap perilaku homoseksual sebagai pola hidup dari
Negara Barat yang berusaha ditiru sekelompok kecil masyarakat
(www.kompas.com). Dalam seminar “Pemberdayaan Hak-hak Sosial Politik
bagi Masyarakat Homoseksual di Indonesia“, terungkap bahwa upaya
mengaktualisasikan kehidupan lesbian, gay, biseksual dan transjender
(LGBT) di Yogyakarta jauh lebih memprihatinkan ketimbang daerah lain,
menyusul peristiwa penyerbuan kegiatan mereka di kawasan wisata
Kaliurang Yogyakarta, 11 November silam (www.kompas.com).
Tindak kekerasan yang dilakukan sekelompok pria di Kaliurang tersebut
makin menguatkan stigma bahwa kalangan homoseksual tidak pantas diberi
ruang di tengah masyarakat. Hilarus Mero dari Perhimpunan Bantuan
Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (www.kompas.com) mengatakan,
kondisi traumatis yang dihadapi homoseksual di Yogya merupakan ekses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari minimnya perhatian Negara terhadap hak warga untuk hidup berbeda.
Belum ada satupun produk hukum yang secara gamblang mengakui hak
warga Negara untuk memilih homoseksual sebagai pilihan hidup. Selain itu
pernyataan yang juga turut mendukung yaitu pengakuan beberapa
mahasiswa di Yogyakarta yang mengatakan bahwa eksistensi mereka
sebagai kaum gay masih sering mendapat stigma dan perlakuan negatif dari
masyarakat, termasuk aparat hukum. Mereka makin bertambah was-was
seiring
dengan
masuknya
ketentuan
dalam
RUU
KUHP
yang
mengkriminalisasi pelaku hidup bersama tanpa terikat perkawinan
(www.hukumonline.com).
Masyarakat Yogyakarta menganggap bahwa keberadaan orang-orang
yang memiliki orientasi homoseks merupakan kaum minoritas yang sering
kali diabaikan, dianggap tidak normal. Hilarus Mero juga mengatakan
bahwa semua kaum minoritas selalu sulit mendapatkan ruang gerak,
termasuk kaum homoseksual. Homoseks dianggap menyimpang dari norma
masyarakat, karena itu sangat sulit untuk mengakui orientasi yang dimiliki
(www.kompas.com). Berbagai pandangan dari masyarakat ini berkaitan erat
dengan bagaimana sikap mereka terhadap homoseksual. Seperti yang
dikemukakan oleh Thurstone dan Charles Osgood (dalam Azwar 1988)
yaitu bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap
seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak
(favorable) ataupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) objek tersebut
(Azwar, 1988). Dilihat dari strukturnya, sikap terdiri dari 3 komponen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saling menunjang. Dalam bukunya (Azwar,1995) merumuskan komponen
tersebut sebagai komponen kognitif (kepercayaan), komponen afektif
(perasaan, emosional) dan komponen konatif (perilaku).
Keberadaan kaum homoseksual saat ini tentu saja tidak lepas dari
bagaimana sikap masyarakat terhadap mereka. Dengan adanya sikap yang
negatif (tidak mendukung/tidak setuju) terhadap keberadaan kaum
homoseksual dari masyarakat, maka dapat dimungkinkan bahwa masyarakat
juga tidak setuju terhadap perilaku seksual homoseks. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap sikap mahasiswa terhadap perilaku seksual homoseks,
karena hampir 20 % penduduk produktifnya adalah pelajar dan terdapat 137
perguruan tinggi, maka Yogyakarta merupakan kota yang diwarnai
dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di
Indonesia (www.wikipedia.org).
Azwar (1998) mengatakan bahwa perilaku merupakan reaksi yang dapat
bersifat sederhana/kompleks. Masters dkk (1982:1986) melihat seksualitas
dari berbagai dimensi diantaranya dimensi biologis, dimensi psikososial dan
dimensi perilaku. Dimensi biologis memandang dari fungsi seksualitas
sebagai cara mendapatkan keturunan, hasrat seksual dan kepuasan seksual.
Dimensi psikososial menyatakan bahwa seksualitas melibatkan faktor
psikososial yaitu adanya emosi, pikiran dan kepribadian yang terlibat.
Seksualitas dari dimensi perilaku atau disebut perilaku seksual adalah hasil
dari perpaduan dimensi biologis dan psikososial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana
sikap mahasiswa Yogyakarta terhadap perilaku seksual homoseks, dimana
masyarakat Yogyakarta belum bisa menerima kaum homoseksual. Padahal
sejumlah daerah di luar Jawa justru mengakui keberadaan homoseks.
Misalnya di Sulawesi Selatan, kaum homoseks (orang Bugis biasa
menyebutnya bissu/calabay) mendapat posisi sebagai penasihat raja dan
sangat berkuasa dalam mengurusi banda pusaka (Oetomo, 2001).
Sebagaimana kita tahu bahwa mahasiswa adalah golongan pemuda (1830 tahun) yang secara resmi terdaftar pada salah satu Perguruan Tinggi dan
aktif dalam Perguruan Tinggi yang bersangkutan (Sarlito, dkk 1979),
sehingga berdasarkan usia, mereka dapat digolongkan pada usia dewasa
awal. Pada usia dewasa awal, seseorang sudah harus menyesuaikan diri
dengan kehidupan baru, mampu mencari jalannya sendiri, tidak dikuasai
oleh orang tua, mampu mengungkapkan perasaan-perasaannya dan mampu
menemukan kelompok sosial yang cocok (Hurlock, 1999). Dengan
demikian, mereka diharapkan dapat mengungkapkan sikap mereka sendiri
terhadap perilaku seksual homoseks, yang mungkin saja berbeda dari sikap
masyarakatnya.
Peneliti juga hanya membatasi pada kaum gay saja karena ditemukannya
perilaku yang berbeda-beda pada masing-masing orang dalam merespon
sesuatu termasuk didalamnya merespon terhadap stimulus yang sifatnya
erotik (Masters dkk, 1986), yang berarti bahwa antara laki-laki dan
perempuan mempunyai respon yang berbeda terhadap suatu stimulus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
termasuk juga stimulus yang bersifat erotik. Dalam hal ini berarti bahwa
kaum gay lebih dapat terbuka dalam mengungkapkan orientasi seksualnya
daripada kaum lesbian sehingga perilaku seksualnya akan lebih mudah
untuk diamati. Selain itu juga karena kaum gay lebih banyak ditemui
daripada kaum lesbian.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana sikap mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta terhadap
perilaku seksual homoseks?
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap mahasiswa
Sanata Dharma Yogyakarta terhadap perilaku seksual homoseks.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
ilmu psikologi khususnya psikologi sosial.
2. Manfaat praktis:
a.
Bagi mahasiswa dan masyarakat luas: dapat mengetahui sikap
mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta (penerimaan/penolakan)
terhadap perilaku seksual homoseksual.
b.
Bagi
homoseksual:
dengan
mengetahui
adanya
sikap
(menolak/menerima) dari mahasiswa, sehingga diharapkan kaum
homoseksual dapat menempatkan diri ketika akan melakukan
perilaku seksual di tempat-tempat umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SIKAP
1. Definisi Sikap
Sikap memiliki beberapa definisi yang berbeda-beda. Sikap
merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk berperilaku atau
melakukan tindakan yang sesuai dengan pikiran dan perasaan orang
tersebut terhadap sesuatu hal tertentu. Individu tersebut akan bertindak
sesuai dengan apa yang diyakininya. Menurut Secord dan Backman
(dalam Azwar, 1988), sikap adalah keteraturan dalam hal perasaan
(afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang
terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Menurut Louis Thurstone
dan Charles Osgood (dalam Azwar, 1988), sikap adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap objek adalah
perasaan mendukung atau memihak ataupun perasaan tidak mendukung
objek tersebut (Azwar, 1988).
Menurut Allport, sikap merupakan semacam kesiapan untuk
bereaksi terhadap sesuatu objek dengan cara-cara tertentu (dalam Azwar,
1988). Sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap objek
di lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek tertentu
(Mar’at, 1981). Sikap terutama digambarkan sebagai kesiapan untuk selalu
menanggapi dengan cara tertentu. Sikap sebagai “organisasi yang bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menetap dan proses motivasional, emosional, perceptual dan kognitif
(Sears, 1994). Sikap negatif adalah kecenderungan untuk menjauhi,
membenci, menghindari ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek,
sedangkan sikap positif adalah memunculkan kecenderungan untuk
menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran
objek tertentu (Rukminto, 1994).
Sikap merupakan kemampuan internal yang berperanan sekali
dalam mengambil tindakan (Winkel, 1991). Sikap juga relatif stabil,
kecenderungan menetap untuk berpikir, merasakan dan bertindak dengan
jalan yang konsisten mengenai objek tertentu, peristiwa, orang-orang,
situasi atau konsep-konsep (Chaplin, 1985).
Dari definisi-definisi diatas, peneliti mengambil arti sikap yang
merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, yaitu perasaan
mendukung atau memihak ataupun perasaan tidak mendukung dari objek
tersebut.
2. Komponen Sikap Dan Interaksinya
Dalam bukunya, Azwar (1995) menjelaskan bahwa ada tiga
komponen sikap, yaitu:
a. Komponen Kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa
yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang
dan apa yang dilihat atau apa yang telah diketahui sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan apa yang telah dilihat itu kemudian terbentuk suatu ide
atau gagasan mengenai sifat dan karakteristik umum suatu objek. Sekali
kepercayaan ini terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan
seseorang untuk membuat harapan-harapan. Komponen kognitif
dipengaruhi oleh pengalaman pribadi seseorang, apa yang diceritakan
orang lain mengenai objek sikap, dan kebutuhan emosional dirinya
sendiri. Mann (dalam Azwar, 1995) menyebutkan bahwa komponen
kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotipe yang dimiliki
individu mengenai sesuatu.
b. Komponen Afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif atau
perasaan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek sikap. Mar’at
(1981) menambahkan bahwa dalam komponen afektif terdapat evaluasi
negatif atau positif, berupa perasaan suka-tidak suka terhadap suatu
objek sikap. Komponen afektif ini berpengaruh besar dalam
pembentukan dan penghayatan sikap (Azwar, 1995).
c. Komponen Konatif atau Perilaku
Komponen
mi
menunjukkan
perilaku
atau
kecenderungan
berperilaku dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan
perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Kecenderungan berperilaku
secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membentuk sikap individual. Sikap ini akan tercermin dalam bentuk
tendensi perilaku dengan cara tertentu terhadap objek.
Interaksi yang terjadi antara ketiga komponen mi bersifat selaras
dan konsisten, dalam arti apabila dihadapkan pada satu objek yang
sama, ketiga komponen itu harus menuju kearah sikap yang sama. Jika
ada salah satu di antara ketiga komponen sikap yang inkonsisten dengan
yang lain, maka akan terjadi ketidakselarasan yang akan menyebabkan
timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga
konsistensi itu tercapai kembali (Azwar, 1995). Sebagai contoh, ketika
A mempunyai anggapan bahwa B adalah orang yang jahat (komponen
kognitif), ia menjadi tidak menyukai B (komponen afektif) sehingga A
selalu menghindari pembicaraan dengan B (komponen konatif). Dalam
hal ini A mempunyai sikap negatif terhadap B. Tetapi ketika suatu saat
B menolong A di saat A benar-benar membutuhkan pertolongan, A
merasa senang dengan perlakuan B. Pada saat itulah terjadi
inkonsistensi pada komponen afektif. Maka secara alami akan terjadi
perubahan sikap untuk menyeimbangkan kembali inkonsistensi
tersebut. Pada akhimya A yang semula mempunyai sikap negatif
terhadap B bisa berubah menjadi positif.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap
tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Menurut
Azwar (1995) ada enam faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Pengalaman Pribadi
Pengalaman seseorang yang berkaitan dengan objek psikologis
akan membentuk suatu respon atau tanggapan. Tanggapan ini menjadi
salah
satu
dasar
terbentuknya
sikap.
Middlebrook
(1974)
mengemukakan bahwa jika tidak ada pengalaman pribadi sama sekali
dengan suatu objek psikologis, sikap yang terbentuk akan cenderung
negatif terhadap objek tersebut.
b. Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting
Seseorang yang berarti khusus bagi individu, seseorang yang
diharapkan persetujuannya bagi tingkah laku dan pendapat individu,
atau
seseorang
yang
tidak
ingin
dikecewakan,
akan
banyak
mempengaruhi pembentukan sikap individu tersebut terhadap sesuatu.
Orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua,
orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat,
guru, teman kerja, istri, atau suami, dan lain-lain.
Pada umumnya, individu cenderung memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan
keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap
penting tersebut.
c. Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan di mana individu hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar dalarn pembentukan sikap individu tersebut. Tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap individu
terhadap berbagai masalah. Kebudayaan membentuk pengalaman
individu yang mengikutinya.
d. Media Massa
Sebagai sarana penyampaian informasi, media massa seringkali
membawa pesan-pesan yang mengandung sugesti. Pesan-pesan sugestif
yang dibawa oleh informasi tersebut akan memberi dasar afektif dalam
menilai sesuatu sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga
pendidikan
serta
lembaga
agama
mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan
dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman
akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak
boleh dilakukan diperoleh dan ajaran-ajaran agama yang dianut.
f. Pengaruh Faktor Emosional
Kadang-kadang suatu sikap merupakan pemyataan yang didasari
oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustrasi dan pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Hal ini bisa bersifat sementara
maupun menetap. Sikap yang dipengaruhi faktor emosional biasanya
berbentuk prasangka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. PERILAKU SEKSUAL
1. Pengertian Perilaku seksual
Perilaku merupakan reaksi yang dilakukan individu terhadap
stimulus yang diterimanya. Chaplin (1989) membagi perilaku menjadi 2
yaitu perilaku yang langsung dapat diamati/overt behavior dan perilaku
sebagai proses mental yang tidak langsung dapat diamati/covert
behavior. Perilaku yang dapat diamati, dicatat dan diukur secara
langsung meliputi apa yang dilakukan, dikatakan dan ditulisnya.
Perilaku yang tidak dapat diamati, dicatat dan diukur secara langsung
meliputi proses mental seperti perasaan, harapan, sikap, pikiran,
ingatan, motivasi, persepsi, kepercayaan, tanggapan yang ada diotak,
dan proses mental lainnya.
Morgan (1987), mengartikan perilaku seksual sebagai segala
sesuatu yang dapat dilakukan individu dan yang dapat diobservasi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Morgan (1987), juga
menjelaskan bahwa perilaku itu dapat diukur dengan melihat apa yang
dilakukan seorang individu dan mendengarkan apa yang dikatakannya,
sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan mengenai perasaan, sikap,
pemikiran dan proses mental yang melatarbelakangi dan yang sedang
terjadi.
Perilaku merupakan reaksi yang dilakukan individu terhadap
stimulus yang diterima. Azwar (1998), menyatakan bahwa perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan reaksi yang dapat bersifat sederhana dan kompleks. Artinya
stimulus yang sama belum tentu menimbulkan reaksi yang sama dan
sebaliknya reaksi yang sama belum tentu karena stimulus yang sama.
Sementara itu menurut Masters dkk (1986), seksualitas berasal dari
dimensi pribadi yang menunjukkan bagaimana seseorang merespon
sesuatu yang sifatnya erotis. Seksualitas adalah hal yang sangat unik
karena proses ini bersifat sangat pribadi. Masalah seksualitas selalu
menarik bagi manusia dari waktu ke waktu, terlihat dari tema
seksualitas yang selalu ada dalam sejarah dan literatur. Nilai-nilai dalam
seksualitas dipengaruhi oleh agama, filosofi, sistem sosial, dan pola
hidup manusia yang sangat kompleks.
Menurut Martono (dalam Hanani,1995), seksualitas merupakan
energi psikis atau kekuatan yang mendorong organisme untuk
melakukan sesuatu yang sifatnya seksual, baik untuk tujuan reproduksi
maupun tujuan lain. Sarwono (1994), menyatakan bahwa pengertian
seksualitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Pengertian dalam arti sempit ialah bahwa
seksualitas berarti kelamin yang terdiri dari alat kelamin, anggotaanggota tubuh dan ciri-ciri badaniah yang membedakan laki-laki dan
perempuan, kelenjar dan hormon kelamin, hubungan seksual, serta
pemakaian alat kontrasepsi. Pengertian dalam arti luas adalah bahwa
seksualitas itu merupakan segala hal yang terjadi sebagai akibat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adanya perbedaan jenis kelamin, seperti perbedaan tingkah laku, atribut,
peran atau pekerjaan, dan hubungan laki-laki dan perempuan.
Master dkk (1982;1986), melihat seksualitas dari berbagai dimensi
diantaranya dimensi biologis, dimensi psikososial, dan dimensi
perilaku. Dimensi biologis memandang dari fungsi seksualitas sebagai
cara mendapatkan keturunan, hasrat seksual dan kepuasan seksual.
Dimensi psikososial menyatakan bahwa seksualitas melibatkan faktor
psikososial yaitu adanya emosi, pikiran, dan kepribadian yang terlibat.
Seksualitas dari dimensi perilaku atau disebut perilaku seksual adalah
hasil dari perpaduan dimensi biologis dan psikososial.
Kallen,
dkk
(1984),
menyatakan
bahwa
perilaku
seksual
merupakan salah satu perilaku sosial yang diatur melalui norma-norma
dan dipelajari melalui proses sosialisasi. Perilaku seksual dapat
ditujukan pada lawan atau sesama jenis dan bertujuan untuk
memperoleh kepuasan serta dipengaruhi oleh pola-pola belajar yang
diperoleh individu melalui proses belajar (Isriati, 1999). Lebih lanjut
dijelaskan
oleh
Faturochman
(1990),
bahwa
perilaku
seksual
sebenarnya perilaku yang wajar dalam arti sebagian besar manusia pada
akhirnya mengalami hal itu. Perilaku seksual melibatkan orang lain
berarti perilaku seksual merupakan perilaku sosial. Seperti perilaku
sosial yang lain, maka perilaku seks dalam kehidupan sosial diatur
sesuai norma yang berlaku. Salah satu norma yang mengatur perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seksual menyatakan bahwa hubungan seksual hanya bisa dilakukan
dalam lembaga perkawinan.
Sementara itu Sarwono (1994), menyatakan bahwa bentuk ekspresi
seksualitas diantaranya adalah masturbasi, percumbuan, dan hubungan
seksual. Sedangkan Master dkk (1982), berpendapat bahwa perilaku
seksual tidak hanya aktivitas seks saja seperti masturbasi, berciuman,
sampai bersenggama. Namun menyangkut berkencan, bercumbu dan
membaca bacaan porno. Objek seksual dalam hal ini bisa berupa orang
lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri (Sarwono, 2002). Stimulusstimulus erotis tersebut muncul akibat dari dorongan seksual pada masa
remaja (Jersild, 1963).
Masters dkk (dalam Naryanti, 2001), secara garis besar melihat
perilaku seksual dalam dua bentuk, yaitu noncoital sex play (perilaku
seksual tanpa coitus/sanggama) dan coital sex play ( perilaku seksual
dengan coitus/sanggama). Banyak yang mendiskripsikan semua
aktivitas seksual sebelum melakukan intercouse disebut foreplay yang
artinya permulaan untuk melakukan intercouse. Terkadang aktivitas
yang menyerupai foreplay dilakukan sesudah melakukan intercouse
yang disebut afierplay. Bila hanya melakukan foreplay tanpa
dilanjutkan dengan intercouse maka disebut noncoital seks play.
Dari definisi-definisi yang telah disebutkan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku seksual adalah
reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang bersifat erotis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melibatkan dimensi biologis (sebagai hasrat seksual, kepuasan sosial)
dan dimensi psikososial (melibatkan emosi, pikiran dan kepribadian).
2. Tahap-tahap Perilaku Seksual
Master dkk (dalam Naryanti, 2001), membuat pengertian tahap-tahap
perilaku seksual sebagai berikut:
a. Memegang dan bergandengan tangan
Memegang dan bergandengan tangan adalah salah satu bentuk dari
sentuhan. Sentuhan adalah salah satu bentuk perilaku dan dapat berarti
beberapa hal. Menyentuh sebagai salah satu bentuk komunikasi,
contohnya memberi selamat, mengucapkan salam, dan lain-lain. Sentuhan
dapat berarti pula untuk mendapatkan kesenangan seksual. Tingkat yang
lebih tinggi lagi yaitu untuk memberikan rasa nyaman dan kepercayaan.
b. Berpelukan
Berpelukan adalah salah satu satu bentuk sentuhan fisik dimana
dua orang saling merapatkan tubuh yang dapat berarti simbol afeksi dan
dapat bersifat sangat sensual.
c. Berciuman
Berciuman adalah salah satu bentuk sentuhan yang dapat berarti
simbol afeksi dan dapat bersifat sangat sensual. Ciuman dapat berupa
ciuman ringan seperti cium kening, cium pipi, dan dapat berupa ciuman
yang bersifat sensual seperti ciuman bibir dan ciuman di leher (necking).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Menyentuh dengan memberi stimulasi untuk kesenangan seksual
pada bagian tubuh yang peka, contohnya menyentuh payudara. Biasanya
dilakukan pria kepada wanita.
e. Memegang alat kelamin
Memberi stimulasi pada alat vital akan memberi kesenangan secara
seksual, sebab daerah genital adalah tempat yang sangat sensitif untuk
disentuh. Bila pasangan saling memegang alat kelamin kemudian memberi
stimulasi secara kontinyu, sering disebut saling memasturbasi.
f. Petting
Petting adalah kontak fisik antara pria dan wanita dalam usaha
menghasilkan kesenangan seksual tanpa coitus (tanpa masuknya penis ke
vagina). Ada pendapat bahwa petting dilakukan untuk membantu
mempersiapkan organ genital sebelum seseorang siap untuk melakukan
penetrasi (memasukkan penis ke vagina). Petting sering disebut hampir
melakukan hubungan seksual. Terdapat pendapat bahwa petting dilakukan
untuk
mengekspresikan
perilaku
seksual,
namun
tetap
menjaga
keperawanan.
g. Oral genital seksual
Oral genital seksual adalah perilaku seksual yang menekankan
pemberian stimulus genital oleh mulut. Pemberian stimulus genital oleh
mulut juga sering dilakukan sebelum orang melakukan coital seksual. Oral
genital seksual yaitu memberi stimulasi pada alat kelamin laki-laki dengan
mulut dan lidah yang disebut fellatio, sedangkan memberi stimulasi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
alat kelamin wanita dengan mulut dan lidah disebut cunnilingus. Oral
genital seksual dapat berupa jilatan, hisapan, ciuman, dan gigitan.
h. Anal seksual
Anal seksual adalah perilaku seksual dengan penetrasi anus oleh
penis pria atau dengan benda lain. Pasangan dengan orientasi homoseksual
sering menggunakan metode ini untuk aktivitas seksualnya. Saat ini
terdapat pasangan heteroseksual yang mencoba anal seksual, tapi cara ini
tidak dianjurkan sebab rektum (anus) dapat menjadi luka.
Perilaku seksual homoseksual yang dimaksud disini adalah
perilaku yang langsung dapat diamati /overt behavior yaitu perilaku
bergandengan tangan, berpelukan, berciuman dan meraba organ seks.
C. HOMOSEKSUAL
1. Pengertian Homoseksual
Homoseks berasal dari bahasa Yunani "homo" yang berarti
manusia sejenis, bukan berasal dari bahasa bahasa latin "homo" yang
berarti lelaki. Batasan ini jelas menekankan pada kesamaan jenis dua
manusia yang terlibat dalam hubungan seksual (Hawkins, dalam
Thadeus, 2003).
Menurut Chaplin (1999), homoseksualitas ini bisa mencakup
segenap jajaran tingkah laku, dari seksualitas yang tampak jelas yaitu
masturbasi timbal balik, menjilat kemaluan wanita (cunniliction)
memasukkan penis dalam mulut orang lain lalu menggesek-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gesekkannya dengan bibir serta lidah untuk membangkitkan orgasme
(fellatio), atau persenggaman dubur (anal intercourse) sampai pada
hasrat terhadap lawan jenis kelamin yang ditekan kuat-kuat.
Menurut Oetomo (2001), orang homoseks adalah orang yang
orientasi atau pilihan seks pokok atau dasarnya, entah diwujudkan atau
dilakukan ataupun tidak, diarahkan kepada sesama jenis kelaminnya.
Oetomo mengungkapkan bahwa seksualitas homoseksual adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan seks dalam diri seorang homoseksual
yang terdiri atas 3 aspek, yaitu:
1. Orientasi (arah atau sasaran) seksual:
Orientasi seksual disini menunjukkan arah atau sasaran
ketertarikan fisik dan emosi pada orang lain, apakah itu pada
sesama jenis kelamin atau lawan jenisnya atau kedua-duanya.
Orientasi seks merupakan bagian yang manunggal (integral) dan
tidak dapat diubah dari dalam diri. Oleh karena masyarakat
cenderung menekankan heteroseksualitas sebagai norma, maka
banyak orang berorientasi homoseks menolak, menyembunyikan
atau menekan orientasi seksualnya.
2. Identitas (jati diri atau konsep diri) seksual:
Identitas seksual berkaitan dengan bagaimana individu
mmandang dirinya dan menghadirkan dirinya pada orang lain.
Masyarakat menganggap semua orang berorientasi heteroseks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagi orang yang beridentitas homoseks, hal ini dapat menyebabkan
kebingungan dan kecemasan pada individu homoseksual. Untuk
itulah, seorang homoseksual diminta untuk berani coming out atau
keluar dari identitas palsu atau semu.
3. Perilaku (perbuatan atau kegiatan) seksual:
Perilaku seksual adalah cara-cara untuk menyatakan atau
mengekspresikan diri secara seksual atau perbuatan dan kegiatan
seksual yang dilakukan.
Menurut Sukadana (dalam Oetomo, 2001), terdapat 2 hubungan
homo seksual, yang diwujudkan antar laki-laki yaitu:
1. Hubungan yang non-genital (tidak melibatkan alat kelamin).
Contoh: mengagumi orang sesama jenis, merasa dekat dengan orang
sesama jenis sehingga menggandeng tangan, memeluk, mencium
atau membelai-belai bagian-bagian tubuh yang bukan alat kelamin.
2. Hubungan yang genital (melibatkan alat kelamin).
a. Hubungan tanpa kontak langsung, seperti masturbasi dual.
b. Hubungan dengan kontak langsung, seperti masturbasi
mutual, koitus interfemoral (sela paha), dan koitus oral atau
anal.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, homoseks dapat diartikan
sebagai seseorang yang merasa tertarik secara seksual terhadap orang
lain yang berjenis kelamin sama, yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku seksual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Klasifikasi Homoseksual
Ada beberapa klasifikasi homoseksual yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh, diantaranya oleh Tripp. Tripp (dalam Mayasari, 2001)
mengklasifikasikan homoseksual berdasarkan kualitas perilakunya
menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
a. Homoseksual Eksklusif
Homoseksual eksklusif yaitu ketertarikan erotis seseorang hanya pada
sesama jenis, daya tarik lawan jenis tidak dapat memunculkan minat
seksual orang tersebut. Mereka biasanya baik secara terbuka maupun
tertutup mcngakui identitas seksual mereka adalah homoseksual.
b. Homoseksual Fakultif
Homoseksual fakultatif yaitu pada situasi-situasi yang tertentu perilaku
homoseksual dilakukan untuk menyalurkan dorongan seksualnva
karena tidak adanya pasangan lawan jenis. Identitas seksual yang diakui
dari orang-orang yang terrnasuk dalam kelompok ini biasanya adalah
heteroseksual.
c. Biseksual.
Biseksual yaitu orang yang dapat memperoleh kepuasan erotis baik:
dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis. Identitas seksual yang
diakui biasanya antara biseksual atau heteroseksual.
Coleman, dkk (1988) juga membagi homoseksual dalam beberapa
kelompok, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Blantant Homosexuals (homoseksual Tulen)
Blantant
Homosexuals
lebih
dikenal
dengan
istilah
stereotipi
homoseksual, karena jenis ini memenuhi gambaran stereotipik populer
tentang laki-laki yang keperempuanan
(Coleman,
dkk,
dalam
Supratiknya, 1995) sehingga mempunyai ciri-ciri berbicara berdesis dan
ayunan tangan yang lemah gemulai sebagai karikatur kewanitaannya.
Kaum yang tergolong blantant homosexuals ialah (tranventif yaitu
individu-individu yang lebih senang memakai pakaian dan sering
berperilaku sebagai lawan jenis seksnya atau lebih sering disebut
dengan waria).
b. Desperate Homosexuals (Homoseksual Malu-Malu).
Desperate Homosexuals yaitu kaum Iaki-laki yang lebih senang
mendatangi tempat-tempat umum seperti toilet umum atau steambath
(tempat mandi uap); kelihatannya seperti untuk memenuhi dorongan
rangsangan
mengadakan
dari
homosexual
hubungan
behaviour,
pribadi
untuk
namun
tidak
melakukan
berani
perilaku
homoseksualitasnva. selain itu mereka mengadakan komunikasi yang
dilakukan secara berbisik-bisik dan menutupi identitasnya.
c. Secret Homosexuals (Homoseksual Tersembunyi).
Kebanyakan anggota kelompok ini berasal dari lapisan sosial kelas
menengah dan memiliki status yang dirasa perlu dilindungi (Coleman,
dkk, dalam Supratiknya, 1995), sehingga mereka tetap mempertahankan
kedudukannya namun berusaha untuk menutupi atau menyembunyikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
homoseksualitas yang mereka miliki. Kebanyakan dari mereka menikah
dan mengenakan cincin kawin agar tidak diketahui orientasi seksualnya
yang
cenderung
tertarik
pada
sesama
jenis.
Sebagian
besar
tingkungannya tidak mengetahui bahwa ia hidup dalam 2 (dua) dunia.
Homoseksualitas mereka biasanya hanya diketahui oleh orang-orang
tertentu yang jumlahnya sangat terbatas, seperti sahabat-sahabat karib
dan kekasih mereka (Coleman, dkk, dalam Supratiknya, 1995).
d. Situasional Homosexuals (Homoseksual Situasional).
Situasional Homosexuals adalah individu yang melakukan kegiatan
homoseksual akibat situasi saat itu yang dapat mendorong orang
mempraktikkan homoseksualitas tanpa disertai komitmen yang
mendalam (Coleman, dkk, dalam Supratiknya, 1995), seperti di penjara,
medan perang, atau tempat-tempat isolasi. Akibatnya, setelah mereka
lepas dari situasi tersebut, biasanya mereka akan kembali menjadi
heteroseksual.
e. Bisexuals (Biseksual).
Bisexuals
yaitu
homoseksual
individu
dan
yang
heteroseksual
dapat
mengadakan
sekaligus
selama
hubungan
periode
kehidupannnya. Individu yang termasuk kategori ini adalah desperate
homosexuals, walaupun individu tersebut telah menikah.
f. Adjusted Homosexuals (Homoseksual Mapan).
Golongan ini dapat menerima keadaan dirinya (homoseksualitasnya),
dapat memenuhi aneka peran kemasyarakatan secara bertanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jawab, memenuhi aturan sosial, dan membentuk atau mengikatkan diri
dengan komunitas homoseksual setempat.
Bell dan Weinberg (dalam Mayasari, 2001) mengklasifikasikan
homoseksual berdasarkan tipe hubungan yang dilakukannya menjadi 5
(lima) tipe, yaitu:
a. Close Coupled.
Close Coupled merupakan sebuah relasi antara dua orang
homoseksual yang terikat oleh sebuah komitmen seperti halnya
sebuah perkawinan dalam dunia heteroseksual.
b. Open Coupled.
Open Coupled merupakan sebuah bentuk hubungan antara dua
orang homoseksual yang terikat oleh sebuah komitmen tetapi
memungkinkan terjadinya hubungan lain di luar komitmen
tersebut, namun tipe hubungan ini seringkali mengalami banyak
permasalahan, misalnya kecemburuan.
c. Functional.
Functional adalah seorang homoseksual yang tidak terikat suatu
komitmen dengan seseorang tetapi memiliki pasangan seksual yang
cukup banyak.
d. Dysfunctional.
Dysfunctional adalah seorang homoseksual yang tidak memiliki
pasangan yang tetap dan memiliki banyak pasangan seksual, tetapi
banyak memiliki permasalahan seksual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Asexual.
Asexual adalah seorang homoseksual yang kurang memiliki
keinginan untuk mencari pasangan, baik pasangan tetap maupun
pasangan seksual.
Dari segi psikiatri (dalam Sukadana, 1987), ada 2 (dua) macam
homoseksual, yaitu:
a. Homoseksual Ego Sintonik (sinkron dengan egonya).
Seorang homoseks ego sintonik adalah seorang homoseks
yang tidak merasa terganggu oleh orientasi seksualnya, tidak ada
konflik bawah sadar yang ditimbulkan, serta tidak ada desakan,
dorongan, atau keinginan untuk mengubah orientasinya. Dengan
kata lain, kaum homoseks ini sangat menerima keadaan dirinya dan
hidup dengan senang sebagai homoseksual.
b. Homoseksual Ego Distonik (tidak sinkron dengan egonya).
Kaum homoseks ini tidak bisa menerima keadaan dirinya
atau merasa dirinya tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat, sehingga mereka terus-menerus berada dalam
keadaan konflik batin selama hidupnya. Seorang homoseks ego
distonik adalah homoseks yang mengeluh dan merasa terganggu
dengan konflik psikis. la sedikit sekali terangsang dengan lawan
jenisnya atau bahkan tidak sama sekali dan ini menyebabkan
hambatan
untuk
mcmulai
dan
mempertahankan
hubungan
heteroseksual yang sebenarnya didambakannya. Secara terus terang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ia menyatakan dorongan homoseksualnya menyebabkan ia merasa
tidak disukai, cemas, dan sedih. Konflik psikis tersebut
menyebabkan perasaan bersalah, kesepian, malu, cemas, dan
depresi. Oleh karenanya, homoseksual macam ini dianggap
gangguan psikoseksual.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis/klasifikasi
dari homoseksual yang tergolong dalam homoseksual mapan
(Coleman, 1988) yang dapat menerima keadaan dirinya, dapat
memenuhi aturan sosial, dan dapat membentuk/mengikatkan diri
dengan
komunitas
homoseksual
setempat.
Tidak
termasuk
didalamnya golongan biseksual, karena biseksual mempunyai
ketertarikan pada laki-laki dan perempuan, sedangkan homoseks
dalam penelitian ini hanya mengambil ketertarikan pada sesama
jenis saja, khususnya laki-laki.
3. Perbedaan Waria dan Homoseksual
Secara umum, waria memiliki ciri khas yang membedakannya
dengan homoseksual, dimana secara fisik jenis kelamin mereka normal
(dalam hal ini laki-laki), namun secara psikis cenderung untuk
menampilkan diri sebagai lawan jenis (perempuan). Berbeda dengan
homoseksual yang semata-mata merujuk pada perilaku relasi seseorang
yang merasa tertarik dan mencintai orang lain dari jenis kelamin yang
sama (Manshur, dalam Wahyuningtyas, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kaum waria merupakan laki-laki yang bersifat, bertingkah laku,
serta berperasaan seperti wanita (www.forum.literatica.com), karena
dirinya merasa terjebak (terperangkap) di dalam tubuh yang salah
dalam gender yang sebenarnya dan mereka memperoleh kesenangan
dengan memainkan peran sosial lawan jenisnya, sehingga secara fisik
mereka berusaha mengadakan perubahan sesuai dengan karakteristik
khas perempuan seperti bentuk tubuh yang sintal dan suara yang lembut
(Supraktiknya, 1995).
Sedangkan pria homoseksual manyadari bahwa dirinya laki-laki,
tapi tertarik pada sesama jenis. Karena menyadari dirinya seorang lakilaki, maka seorang homoseksual pria bisa jadi berpenampilan sangat
maskulin (www.kompas.com). Seorang homoseks tidak merasa perlu
berpenampilan dengan memakai pakaian wanita karena ia memang
tidak menganggap dirinya sebagai seorang wanita.
D. MAHASISWA
Mahasiswa adalah sebutan bagi mereka yang menjalankan studi di
perguruan tinggi. Direktorat Kemahasiswaan Ditjen Perguruan tinggi dan
Departemen P dan K (dalam Sarlito Wirawan Sarwono dan kawan-kawan
1979) mendefinisikan mahasiswa sebagai golongan pemuda (umur 18-30
tahun) yang secara resmi terdaftar pada salah satu perguruan tinggi dan
aktif dalam perguruan tinggi yang bersangkutan. Sehingga mahasiswa
Universitas Sanata Dharma dapat diartikan sebagai golongan pemuda yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berusia 18-30 tahun yang secara resmi terdaftar pada Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dan aktif dalam Universitas Sanata Dharma. Menurut
Hurlock (1999), batasan umur dewasa awal adalah 18-40 tahun, dengan
demikian, mahasiswa dapat digolongkan pada usia dewasa awal. Dimana
ciri-ciri masa dewasa awal adalah
1. Masa dewasa awal sebagai “Masa pengaturan”
Hari-hari kebebasan telah berakhir dan saatnya tiba untuk
menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa.
2. Masa dewasa awal sebagai “Usia Reproduktif”
Menjadi orang tua merupakan salah satu peran yang paling penting
dalam hidup orang dewasa.
3. Masa dewasa awal sebagai “Masa Bermasalah”
Mereka sudah dapat membeikan suaranya, memiliki harta benda,
kawin tanpa persetujuan orang tua, namun kebebasan baru ini
menimbulkan
masalah-masalah
yang
berhubungan
dengan
penyesuaian diri dalam berbagai aspek kehidupan orang dewasa.
4. Masa dewasa awal Masa Ketegangan Emosional
Emosi yang menggelora merupakan ciri tahun-tahun awal. Ketika
mereka melihat dunia dari menara gading mereka tidak menyukai
apa yang mereka lihat dan ingin mengubahnya.
5. Masa dewasa awal sebagai Masa Keterasingan Sosial
Keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus
berkurang dan akan mengalami keterpencilan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Masa dewasa awal sebagai Masa Komitmen
Sebagai orang dewasa yang mandiri, maka mereka harus dapat
menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan
membuat komitmen-komitmen baru.
7. Masa dewasa awal Sering Merupakan Masa Ketergantungan.
Meskipun telah resmi mencapai status dewasa pada usia 18 tahun,
banyak orang muda yang masih agak tergantung pada orang lain
selama jangka waktu yang berbeda-beda. Ketergantungan ini
misalnya pada orang tua yang membiayai pendidikan mereka.
8. Masa dewasa awal sebagai Masa Perubahan Nilai
Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena
pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orangorang yang berbeda usia. Alasan yang menyebabkan perubahan
nilai pada masa dewasa awal karena:
a. Jika orang muda dewasa ingin diterima oleh anggota–
anggota kelompok orang dewasa, mereka harus menerima
nilai-nilai kelompok ini.
b. Kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai
konvensional dalam hal keyakinan dan perilaku.
9. Masa dewasa awal sebagai Masa Penyesuaian diri dengan Cara
Hidup Baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam masa dewasa ini gaya-gaya hidup baru paling menonjol di
bidang perkawinan dan peran orang tua. Perkawinan sesudah
kehamilan tidak dianggap hal yang perludirahasiakan seperti dulu.
10. Masa dewasa awal sebagai Masa Kreatif
Orang muda banyak yang bangga karena lain dari yang umum.
Bentuk kreatifitas tergantung pada minat dan kemampuan
individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan
yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya.
Bradbury (1975) menyatakan bahwa sejak usia 20 tahun sampai
pada usia 30-an, orang menemukan diri mereka dalam suatu dunia baru.
Mereka kini bebas. Orang tua tidak lagi menguasai mereka. Masyarakat
menerima mereka sebagai anggota penuh dan sebaliknya memberi mereka
kesempatan untuk menyumbangkan sesuatu kepada masyarakat. Namun,
justru karena kesempatan mereka begitu besar, kaum dewasa awal
menghadapi tanggung jawab yang sama besarnya, yaitu mereka harus
menentukan pola hidup mereka sendiri.
Tugas perkembangan lainnya dari masa dewasa awal adalah
menemukan kelompok sosial yang cocok (Hurlock. 1999). Dalam
menyesuaikan diri dengan kelompok-kelompok sosial yang dimasukinya,
orang dewasa awal perlu bersikap terbuka dan mampu mengungkapkan
perasaan-perasaan, kebutuhankebutuhan, dan ide-idenya pada orang lain
agar orang lain dapat mengerti dan memahami keinginan, perasaaan dan
kebutuhan mereka. Oleh karena itu, mereka perlu bersikap asertif dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyesuaikan diri dengan kelompok-kelompok sosial tersebut. Selain itu
juga pada masalah agama, biasanya sesudah orang menjadi dewasa, ia
telah dapat mengatasi keragu-raguan di bidang kepercayaan atau
agamanya, yang mengganggunya apa waktu ia masih remaja. Setelah
menjadi dewasa ia biasanya sudah mempunyai suatu pandangan hidup,
yang didasarkan pada agama, yang memberikan kepuasan baginya
(Hurlock, 1999).
Oleh
karena
itu,
mahasiswa
Universitas
Sanata
Dharma
Yogyakarta diharapkan dapat mengungkapkan sikap mereka secara
terbuka terhadap perilaku seksual yang terjadi pada homoseksual, karena
seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa pada usia dewasa awal,
mereka sudah harus menyesuaikan diri dengan kehidupan baru, mampu
mencari jalannya sendiri, tidak dikuasai oleh orang tua, mampu
mengungkapkan
perasaan-perasaannya,
serta
mampu
menemukan
SANATA
DHARMA
kelompok sosial yang cocok.
E. SIKAP
MAHASISWA
UNIVERSITAS
YOGYAKARTA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL HOMOSEKS
Sikap mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap
perilaku seksual homoseksual yang dimaksud disini adalah bagaimana
sikap mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, apakah
mendukung atau tidak mendukung terhadap perilaku seksual homoseks.
Jika mempunyai sikap yang positif, maka mereka akan menunjukkan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendukung/memihak/setuju terhadap perilaku seksual. Sedangkan jika
mempunyai
sikap
yang
negatif
yaitu
tidak
mendukung/tidak
memihak/tidak setuju terhadap perilaku seksual homoseks, karena pada
seminar “Pemberdayaan Hak-hak Sosial Politik bagi Masyarakat
Homoseksual di Indonesia”, mengatakan bahwa masyarakat Yogyakarta
belum bisa menerima kehidupan homoseksual (www.kompas.com).
Mereka dianggap tidak normal, menyimpang dari norma yang ada. Hal ini
diperkuat dengan adanya tindak kekerasan terhadap kaum homoseks yang
terjadi di kawasan wisata Kaliurang Yogyakarta pada tanggal 11
November 2000 (www.kompas.com). Selain itu juga karena adanya
pengakuan beberapa mahasiswa di Yogyakarta yang mengatakan bahwa
eksistensi mereka sebagai seorang gay masih sering mendapat stigma dan
perlakuan negatif dari masyarakat, termasuk aparat hukum. Mereka makin
bertambah was-was seiring dengan masuknya ketentuan dalam RUU
KUHP yang mengkriminalisasi pelaku hidup bersama tanpa terikat
perkawinan (www.hukumonline.com).
Karena kaum homoseksual belum bisa diterima oleh masyarakat
Yogyakarta, maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana sikap
mahasiswa Yogyakarta terhadap perilaku seksual yang dilakukan oleh
homoseks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian mi adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah peneitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 1999).
Berdasarkan pada teori diatas, maka penelitian ini menggunakan
data kuantitatif mengenai variabel yang diperoleh melalui analisis skor
jawaban subyek pada kuisioner yang digunakan sebagaimana mestinya.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan sikap mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap perilaku seksual
homoseks, tanpa membuat kesimpulan yang berlaku secara umum di luar
subyek penelitian.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah sikap
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap perilaku
seksual homoseks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Sikap
Sikap adalah suatu bentuk kecenderungan keteraturan pemikiran
(kognisi), tindakan (konasi) dan evaluasi/reaksi perasaan (afeksi)
mendukung
atau
memihak
ataupun
perasaan
tidak
mendukung/tidak memihak terhadap suatu objek.
2. Perilaku seksual
Perilaku seksual adalah reaksi seseorang terhadap suatu stimulus
yang bersifat erotis yang melibatkan dimensi biologis (sebagai
hasrat seksual, kepuasan seksual) dan dimensi psikososial
(melibatkan emosi, pikiran dan kepribadian). Dalam penelitian ini
diambil perilaku yang bisa diamati/overt behavior. Tahap-tahap
perilaku seksual:
a. Bergandengan tangan
b. Berpelukan
c. Berciuman
d. Meraba organ seks
3. Homoseks
Homoseks adalah seseorang yang tertarik secara seksual terhadap
orang lain yang berjenis kelamin sama dengan dirinya.
4. Mahasiswa Universita Sanata Dharma
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma dapat diartikan sebagai
golongan pemuda yang berusia 18-30 tahun yang secara resmi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdaftar pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan aktif
dalam Universitas Sanata Dharma
D. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel
penelitian diambil secara purposive sampling dipilih berdasarkan ciri-ciri
yang telah ditentukan yaitu:
- Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
- Berusia 18-30 tahun
Adapun alasan penelitian kelompok subjek ini karena mahasiswa
Psikologi Sanata Dharma mengerti tentang arti sikap dari segi psikologis
dan mengerti tentang arti homoseksual. Selain itu juga dikarenakan
peneliti merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Sanata Dharma
Yogyakarta sehingga memudahkan untuk pengambilan sampel.
E. Prosedur
Prosedur/langkah-langkah yang diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Membuat skala sikap dengan metode rating yang dijumlahkan
(summated rating)
2. Melakukan uji kesahihan butir dan reliabilitas skala untuk
mendapatkan butir yang sahih dan data yang reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Menentukan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria dan
kemudian mengukur sikap mahasiswa Yogyakarta dengan cara
subjek mengisi skala yang telah diuji kesahihannya dan
reliabelannya.
4. Menganalisis data yang masuk dengan uji statistik deskriptif
(penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai
minimum, mean teoritis, mean empiris dan standar deviasi serta
perhitungan
prosentase)
untuk
melihat
sikap
mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap perilaku seksual
homoseks.
5. Membuat kesimpulan berdasarkan analisis tersebut.
F.
Teknik Pengumpulan Data
1. Data dalam penelitian ini adalah dengan cara pengisian skala.
Menurut
Kerlinger
(1983),
skala
adalah
kesimpulan/lambang/simbol yang disusun dengan cara tertentu
sehingga simbol/angka itu dengan cara tertentu dapat diberikan
kepada individu. Skala yang akan diberikan kepada subjek adalah
skala sikap, berdasarkan indikator-indikator sikap dan perilaku
seksual homoseks. Metode penyusunan skala yang digunakan
adalah Summated Rating dengan menggunakan skala Likert,
dimana skala terdiri dari item-item yang bersifat favorable dan
unfavorable (Azwar, 1999). Terdapat 4 kategori respon yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disediakan. Dalam jawaban ini ditiadakan jawaban tengah yaitu
ragu-ragu. Hal ini menurut Hadi (1990) didasarkan pada 3 alasan:
-
Kategori undedicated yaitu mengarti ganda bisa
diartikan belum memutuskan atau memberi jawaban
(menurut konsep asli), bisa juga diartika netral
dikatakan setuju tidak, tidak setujupun tidak, atau
bahkan ragu-ragu.
-
Tersedianya
jawaban
yang
ditengah
itu
menimbulkan kecenderungan menjawab tengah
(central tendency effect) terutama bagi mereka yang
ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya,
kearah setuju atau tidak setuju.
-
Maksud kategorisasi jawaban SS-S-TS-STS adalah
terutama untuk melihat kecenderungan pendapat
responden, kearah setuju atau tidak setuju. Jika
disediakan jawaban tengah akan banyak kehilangan
data penelitian sehingga mengurangi banyaknya
informasi yang dapat dijaring dari responden.
Kategorisasi respon yang disiapkan yaitu: Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Detuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), dimana
masing-masing pilihan mencerminkan sikap yang ingin diungkap.
Item yang favorable merupakan item yang mengindikasikan sikap
yang positif (setuju) dengan uraian SS diberi skor 4, S diberi skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3, TS diberi skor 2, STS diberi skor 1. Sedangkan item unfavorable
merupakan item yang mengindikasikan sikap negatif (tidak setuju)
dengan uraian SS diberi skor 1, S diberi skor 2, TS diberi skor 3,
STS diberi skor 4. Skala ini terdiri dari 72 item sebelum
diujicobakan. Aspek-aspek yang digunakan dalam menyusun skala
ini adalah:
Aspek-aspek sikap:
a. Kognitif
b. Afektif
c. Konatif
Aspek-aspek perilaku seksual:
a. Bergandengan tangan
b. Berpelukan
c. Berciuman
d. Meraba organ seks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel I
Spesifikasi Skala Sikap Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Terhadap Perilaku Seksual Homoseks (sebelum
Ujicoba)
PERILAKU SEKSUAL
NO
1
2
3
SIKAP
KOGNITIF
AFEKTIF
KONATIF
BERGANDENGAN
TANGAN
FAV
1,25,49
17,41,65
9,33,57
UNFAV
13,37,61
5,29,53
21,45,69
BERPELUKAN
FAV
2,26,50
18,42,66
10,34,58
UNFAV
14,38,62
6,30,54
22,46,70
BERCIUMAN
FAV
3,27,51
19,43,67
11,35,59
UNFAV
15,39,63
7,31,55
23,47,71
MERABA ORGAN
SEKS
FAV
4,28,52
20,44,68
12,36,60
UNFAV
16,40,64
8,32,56
24,48,72
TOTAL
24
24
24
72
G. Estimasi Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah taraf ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya (Hadi, 1990). Jadi, sebuah alat
ukur dapat dikatakan valid jika alat ukur tersebut dapat
memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud pengukuran tersebut.
Penelitian ini menggunakan validitas isi dalam estimasinya.
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional
judgement. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini
adalah sejauhmana item-item dalam tes mencakup keseluruhan
kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi tes
mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur (Azwar, 1997). Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesahihan merupakan tingkat kemampuan alat penelitian untuk
mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran pokok penelitian yang
dilakukan dengan alat penelitian tersebut (Hadi, 1990).
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah proporsi variabilitas skor tes yang disebabkan
oleh perbedaan yang sebenarnya diantara individu, sedangkan
ketidakreliabelan adalah proporsi variabilitas skor tes yang
disebabkan oleh eror pengukuran (Azwar, 2001). Pendekatan yang
digunakan dalam perhitungan reliabilitas alat tes ini adalah
reliabilitas koefisien Alpha Cronbach (SPSS for windows versi
15.0), sebab koefisien alpha mempunyai nilai praktis dan efisien
yang tinggi karena hanya dilakukan satu kali pada kelompok
subjek.
Tabel II
Distribusi item sebelum uji coba (try out)
TOT
Perilaku Seksual
NO
Sikap
begandengan
berpelukan
berciuman
meraba
FAV
UNF
FAV
UNF
FAV
UNF
FAV
UNF
1
KOG
1,25,49
13,37,61
2,26,50
14,38,62
3,27,51
15,39,63
4,28,52
16,40,64*
24
2
AFEK
17,41,65
5,29,53
18,42,66
6,30,54
19,43,67
7,31,55
20,44,68
8,32,56
24
21,45*,69
10,34,58
22,46*,70
11,35,59
23,47,71*
12,36,60
24,48,72*
24
3
KON
*
9,33 ,57
72
Keterangan: item yang diberi tanda * adalah item yang gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel III
Blue Print setelah uji coba
Perilaku seksual
No
Sikap
Jumlah
bergandengan
berpelukan
berciuman
meraba
1
kognitif
6
6
6
5
23
2
afektif
6
6
6
6
24
3
konatif
4
5
5
4
18
Tabel IV
Blue Print Penelitian
(setelah disesuaikan agar setiap aspek terwakilkan secara
proporsional)
Perilaku seksual
No
Sikap
Jumlah
bergandengan
berpelukan
berciuman
meraba
1
kognitif
3
4
6
5
18
2
afektif
4
6
5
3
18
3
konatif
4
5
5
4
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H.
Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode statistik deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel,
perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, mean teoritis, mean empiris
dan standar deviasi serta perhitungan prosentase.
Subjek dibedakan ke dalam sikap yang positif atau negatif dengan
cara melakukan uji perbandingan mean antara mean empirik dengan mean
teoritik. Apabila mean empirik > teoritik, maka sikap subjek positif,
namun jika mean empirik < mean teoritik maka sikap subjek adalah
negatif.
Analisis data dilakukan secara umum untuk melihat sikap yang
dimiliki oleh sebagian besar subjek penelitian. Selain pengkategorian
secara umum, dilakukan pula pengkategorian untuk setiap aspek sikap dan
indikator-indikator perilaku seksual.
Keterangan:
Skor maksimum teoritik: Skor paling tinggi yang diperoleh subjek pada
skala
Skor minimum teoritik: Skor paling rendah yang diperoleh subjek pada
skala
Skor maksimum empirik: Skor paling tinggi yang diperoleh subjek pada
penelitian
Skor minimum empirik: Skor paling rendah yang diperoleh subjek pada
penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mean teoritik: Rata-rata teoritik dari skor maksimum dan minimum
Mean empirik: Rata-rata dari skor subjek penelitian
Median: Nilai tengah yang dihasilkan
Modus: Skor subjek yang sering muncul
SD: Simpangan baku menunjukkan variasi jawaban subjek
Varians: Kuadrat standart deviasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan penelitian
1. Uji coba (try out) alat ukur
Sebelum melakukan penelitian maka alat ukur penelitian perlu
melewati tahap uji coba agar diperoleh alat ukur dengan kualitas yang
baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Uji coba pada penelitian ini
dilakukan dengan menyebarkan skala kepada 65 orang subjek dengan
karakteristik yang sama dengan subjek penelitian, yaitu mahasiswa
dengan batasan usia berusia 18-30 tahun dan Penyebaran alat ukur
uji coba dimulai dari tanggal 9 Juni 2007 hingga tanggal 20 Juni 2007.
Dari 65 skala yang disebarkan, 4 skala tidak dikembalikan kepada
peneliti sehingga jumlah keseluruhan subjek uji coba sebanyak 61
subjek.
a. Uji Validitas alat ukur (skala)
Validitas yang digunakan dalam skala ini adalah validitas
isi. Validitas isi dilakukan oleh professional judgment atau orang
yang dianggap ahli. Dalam penelitian ini peneliti meminta bantuan
dosen pembimbing skripsi sebagai professional judgment, untuk
melihat kesesuaian item soal dengan blue print yang telah dibuat
sebelumnya dan juga keterwakilannya setiap aspek sikap, yaitu
aspek kognitif, afektif dan konatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Uji Reliabilitas alat ukur
Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach
program SPSS versi 15.00 for windows. Dari hasil pengukuran
terhadap alat ukur diperoleh koefisien 0,975. Hasil kesahihan butir
dan reliabilitas skala dapat dilihat pada lampiran.
2. Analisis item
Dari hasil terhadap 72 item soal uji coba, maka diperoleh 7 item
soal yang gugur atau tidak layak untuk digunakan sebagai alat ukur
penelitian. Sedangkan item soal yang layak digunakan sebagai alat
ukur penelitian sebanyak 65 item, dengan koefisien korelasi yang
bergerak dari 0,412 sampai 0,889. Dari 65 item yang layak tersebut
kemudian dipilih 54 item dengan koefisien terbaik dari masing-masing
komponen disesuaikan dengan komposisi blue print agar masingmasing komponen dapat terwakili secara proporsional (lihat tabel II,
III, dan tabel IV).
B. Pelaksanaan Penelitian
Setelah dilakukan uji coba terhadap alat ukur penelitian, maka
didapatkan item yang terbaik yang selanjutnya akan digunakan sebagai
alat ukur dalam penelitian. Penelitian diawali dengan pembagian skala
kepada 102 mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Pembagian skala ada yang dilakukan di dalam kelas setelah
jam kuliah selesai dengan terlebih dahulu meminta izin dosen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bersangkutan. Pembagian skala ini dimulai dari tanggal 20 Juli 2007
hingga 27 Juli 2007.
C. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Sanata Dharma
Fakultas Psikologi Yogyakarta (berusia 18-24 tahun). Berdasarkan data
identitas pada skala penelitian yang diperoleh, maka dibuat tabel
rangkuman gambaran subjek penelitian (lihat tabel VI).
Tabel VI
Gambaran Subjek Penelitian
Keterangan
Jumlah
%
18 tahun
20
19,6 %
19 tahun
43
42,15 %
20 tahun
15
14,7 %
21 tahun
10
9,8 %
22 tahun
5
4,9 %
23 tahun
3
2,9 %
24 tahun
6
5,8 %
Total
102
100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Hasil Penelitian
1. Analisis Secara Umum
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan perhitungan program
SPSS for windows versi 15.00, menunjukkan bahwa mean empirik
lebih kecil dari mean teoritik (114,74 < 135) lihat tabel VII. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok penelitian lebih kecil
dari rata-rata teoritik, maka dapat diartikan bahwa secara umum subjek
dari penelitian ini memiliki sikap yang negatif terhadap perilaku
seksual homoseks.
Tabel VII
Hasil analisis umum dan analisis khusus
No
Analisis data
1
2
Analisis umum
Analisis khusus
kognitif
a. Aspek
afektif
sikap
konatif
b.Indikator gandeng
perilaku pelukan
seksual ciuman
meraba
Mean
empirik
Mean teoritik
114,74
135
Hasil
analisis
sikap
negatif
37,71
36,61
40,42
25,14
32,46
34,3
23,4
45
45
45
27,5
37,5
40
30
negatif
negatif
negatif
negatif
negatif
negatif
negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Analisis secara khusus
A. Aspek sikap
1. Kognitif
Dari hasil analisis diketahui bahwa mean empirik lebih
kecil dari mean teoritiknya (37,71 < 45), artinya subjek memiliki
sikap yang negatif terhadap perilaku seksual homoseks.
2. Afektif
Dari hasil analisis diketahui bahwa mean empirik lebih
kecil dari mean teoritiknya (36,61 < 45), artinya subjek memiliki
sikap yang negatif terhadap perilaku seksual homoseks.
3. Konatif
Dari hasil analisis diketahui bahwa mean empirik lebih
kecil dari mean teoritiknya (40,42 < 45), ini berarti subjek
memiliki sikap yang negatif terhadap perilaku homoseks.
B. Indikator Perilaku Seksual
Dari hasil analisis pada setiap indikator perilaku seksual,
diketahui bahwa mean empirik lebih kecil daripada mean
teoritiknya (lihat pada tabel VII). Hal ini terlihat pada indikator
bergandengan (25,14 < 27,5), berpelukan (32,46 < 37,5),
berciuman (34,3 < 40), dan meraba (23,4 < 30). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan bahwa subjek memiliki sikap yang negatif terhadap
perilaku seksual homoseks.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil perbandingan mean menunjukkan bahwa mean empirik
< mean teoritik (114,74 < 135). Hal tersebut berarti bahwa secara
umum subjek pada penelitian ini memiliki sikap yang negatif. Dengan
kata lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Sanata
Darma Yogyakarta memiliki sikap yang negatif terhadap perilaku
seksual homoseks. Sikap berisi 3 aspek yang saling berhubungan,
yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Dari hasil
analisis sikap tehadap aspek kognitif, diketahui bahwa mean empirik <
mean teoritik (37,71 < 45), yang artinya subjek memiliki sikap
negatif. Hal ini dapat dikatakan bahwa dalam konsep pemikiran serta
keyakinan subjek menolak/tidak setuju dengan perilaku seksual yang
dilakukan oleh homoseks. Pada aspek ini terlihat bahwa subjek masih
berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinankeyakinan dan perilaku. Hurlock (1999) mengatakan bahwa jika orang
muda dewasa ingin diterima oleh anggota-anggota kelompok orang
dewasa, mereka harus menerima nilai-nilai kelompok ini. Dalam hal
ini nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat adalah menolak/belum
bisa menerima kaum homoseksual, sehingga subjek bersikap
menolak/tidak setuju terhadap perilaku seksual yang dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
homoseks dengan tujuan supaya mereka dapat diterima menjadi
anggota kelompok dalam masyarakat tempat mereka tinggal.
Aspek selanjutnya dari sikap adalah aspek afektif. Dari hasil
perbandingan mean, diketahui mean empirik lebih kecil dari mean
teoritik (36,61 < 45), yang berarti subjek memiliki sikap negatif. Hasil
ini menunjukkan bahwa subjek memiliki perasaan tidak senang
dengan perilaku seksual yang dilakukan oleh homoseks. Perasaan
tidak senang ini dapat muncul karena didasari oleh faktor emosi.
Faktor emosi ini bisa dipengaruhi oleh usia. Sebagaimana kita tahu
bahwa dalam penelitian ini, subjek termasuk dalam usia dewasa awal,
dimana pada tahun-tahun awal mereka masih mempunyai emosi yang
menggelora (Hurlock, 1999). Emosi yang menggelora ini dapat
bersifat sementara ataupun menetap dan biasanya berbentuk
prasangka, sehingga akan menghasilkan perasaan tidak senang
terhadap perilaku seksual yang dilakukan oleh homoseks.
Aspek yang terakhir dari sikap adalah aspek konatif. Dari hasil
penelitian ini diketahui bahwa mean empirik lebih kecil dari mean
teoritik (40,42 < 45), artinya subjek memiliki sikap negatif. Hal ini
dapat diartikan bahwa subjek memiliki reaksi yang negatif terhadap
perilaku seksual homoseks. Reaksi ini merupakan kecenderungan
subjek untuk bertindak/berperilaku secara negatif terhadap perilaku
seksual yang dilakukan oleh homoseks. Bentuk dari perilaku subjek
ini bisa didapat dari pengalaman-pengalaman pribadinya. Lewat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengalaman-pengalaman pribadinya itu seseorang akan membentuk
suatu respon/tanggapan. Tanggapan ini menjadi salah satu dasar
terbentuknya sikap. Middlebrook (1974) mengatakan bahwa jika tidak
ada pengalaman pribadi sama sekali dengan suatu objek psikologis,
sikap yang terbentuk akan cenderung negatif terhadap objek itu. Hal
ini dapat dikatakan bahwa sikap negatif yang ditunjukkan mahasiswa
Sanata Dharma Yogyakarta terhadap perilaku seksual homoseks
dikarenakan mereka tidak mempunyai pengalaman pribadi sebagai
seorang homoseks ataupun karena tidak mempunyai pengalaman
pribadi dengan seseorang yang homoseks (misalnya teman/saudara
yang homoseksual) sehingga mereka cenderung bersikap negatif.
Pada indikator perilaku seksual, diketahui bahwa mahasiswa
Sanata Dharma Yogyakarta pada penelitian ini memiliki sikap yang
negatif
terhadap
perilaku
bergandengan
tangan,
berpelukan,
berciuman dan meraba organ seks yang dilakukan oleh homoseks.
Mereka menolak/tidak setuju dengan perilaku-perilaku seksual
tersebut yang dilakukan oleh homoseks. Hal ini dapat diketahui dari
perbandingan mean pada setiap tahap perilaku seksual yang
menyatakan bahwa mean empirik < mean teoritiknya. Perbandingan
mean empirik dan mean teoritik pada setiap tahap perilaku seksual
yang dilakukan oleh homoseks adalah sebagai berikut: pada tahap
bergandengan [(mean empirik < mean teoritik (25,14<27,5)],
berpelukan [(mean empirik < mean teoritik (34,2<30)], berciuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[(mean empirik < mean teoritik (34,2<40)], meraba organ seks[(mean
empirik < mean teoritik (23,4<30)].
Sikap negatif yang ditunjukkan subjek terhadap perilaku
bergandengan, berpelukan, berciuman dan meraba organ seks yang
dilakukan oleh homoseks ini dapat disebabkan karena pengaruh
agama. Hurlock (1999) mengatakan bahwa setelah menjadi dewasa ia
biasanya sudah mempunyai suatu pandangan hidup, yang didasarkan
pada agama yang memberi kepuasan baginya. Azwar (1995)
mengemukakan bahwa lembaga pendidikan dan lembaga agama
mempunyai pengaruh dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan
baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak
boleh dilakukan diperoleh dari ajaran-ajaran agama yang dianut.
Dalam agama manapun tidak diajarkan tentang homoseks, maka
subjek bersikap tidak setuju terhadap perilaku seksual yang dilakukan
oleh homoseks karena bertentangan dengan agama yang mereka anut.
Azwar (1995) juga mengemukakan bahwa media massa sebagai
sarana
penyampaian
informasi
juga
berpengaruh
terhadap
pembentukan sikap seseorang. Media massa seringkali membawa
pesan-pesan yang mengandung sugesti. Homoseksual dalam media
massa seringkali ditampilkan dalam bentuk negatif, misalnya saja
mereka dianggap menyimpang dari norma masyarakat (Kompas 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
juni 2002). Hal ini membuat mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta
bersikap negatif terhadap perilaku seksual homoseks.
Berdasarkan hasil penelitian dan faktor-faktor yang mempengaruhi,
dapat dikatakan bahwa mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta
memiliki sikap kognitif, sikap afektif dan sikap konatif yang negatif
(menolak/tidak setuju/tidak memihak) terhadap perilaku seksual
(bergandengan, berpelukan, berciuman dan meraba organ seks) yang
dilakukan oleh homoseks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap mahasiswa Sanata Dharma Fakultas
Psikologi Yogyakarta, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Mahasiswa Sanata Dharma memiliki pemikiran dan keyakinan (kognitif)
yang negatif/tidak setuju terhadap perilaku seksual homoseksual, dengan
perbandingan mean empirik lebih kecil daripada mean teoritis
(37,71 < 45).
2. Mahasiswa Sanata Dharma memiliki perasaan yang tidak senang (afektif)
terhadap perilaku seksual homoseks, dengan perbandingan mean empirik
lebih kecil daripada mean teoritik (36,61 < 45).
3. Mahasiswa Sanata Dharma berperilaku (konatif) negatif/tidak setuju
terhadap perilaku seksual homoseksual, dengan perbandingan mean
empirik lebih kecil daripada mean teoritik (40,42 < 45).
4. Mahasiswa Sanata Dharma memiliki sikap yang tidak setuju terhadap
perilaku bergandengan yang dilakukan oleh homoseksual, dengan
perbandingan mean empirik lebih kecil dari mean teoritik ( 25,14 < 27,5).
5. Mahasiswa Sanata Dharma memiliki sikap yang tidak setuju terhadap
perilaku
berpelukan
yang
dilakukan
oleh
homoseksual,
dengan
perbandingan mean empirik lebih kecil dari mean teoritik ( 32,46 < 37,5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Mahasiswa Sanata Dharma memiliki sikap yang tidak setuju terhadap
perilaku
berciuman
yang
dilakukan
oleh
homoseksual,
dengan
perbandingan mean empirik lebih kecil dari mean teoritik ( 34,3 < 40).
7. Mahasiswa Sanata Dharma memiliki sikap yang tidak setuju terhadap
perilaku meraba organ seks yang dilakukan oleh homoseksual, dengan
perbandingan mean empirik lebih kecil dari mean teoritik ( 23,4 < 30).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diungkapkan di atas, maka
terdapat beberapa saran yang dapat diberikan :
1. Bagi mahasiswa, diharapkan mahasiswa dapat memaklumi perilaku
seksual yang dilakukan oleh homoseksual.
2. Bagi homoseksual, sebaiknya mereka tidak melakukan perilaku seksual di
tempat-tempat umum karena akan menggangu orang-orang disekitarnya.
Ini terlihat dari sikap negatif yang ditunjukkan oleh masyarakat
Yogyakarta dan mahasiswa Sanata Dharma.
3. Untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang sikap mahasiswa
terhadap perilaku seksual homoseks,
a. dapat dilengkapi dengan data yang lebih mendukung pada angket
penelitian
misalnya
dengan
mencantumkan
agama,
tempat
tinggal/daerah asal dan suku bangsa karena pembentukan sikap
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengalaman pribadi, oranglain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dianggap penting, kebudayaan, media massa, faktor emosional,
lembaga pendidikan dan lembaga agama.
b. Dapat
dilakukan
penelitian
lain
sebagai
pembanding
untuk
mendapatkan hasil panelitian yang lebih akurat, misalnya dengan
melakukan penelitian sikap mahasiswa terhadap perilaku seksual
terhadap heteroseks, karena masalah yang dikaji disini cukup pribadi
yaitu tentang perilaku seksual seseorang. Sehingga hasil penelitian
dapat benar-benar mengukur sikap mahasiswa terhadap perilaku
seksual homoseks, bukan karena faktor perilaku seksual yang bersifat
pribadi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 1988. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.
Azwar, S. 1995. Sikap manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Sigma
Alpha.
Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Azwar, S. 1998. Sikap Manusia. Yogykarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Chaplin, J.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi (terjemahan). Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Coleman, J.C., Butcher, S.N., and Carson, R.C. 1988. Abnormal Psychology and
Modern life(6th editions).London:London Scott Forestman and Co.
Faturochman. 1990. Sikap dan Perilaku Seksual Remaja Di Bali. Laporan
Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi, UGM.
Gerungan, W.A. 1987. Psikolagi Sosial. Bandung:PT.Eresco.
Hadi, S. 1990. Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai
Dengan BASICA. Yogyakarta : Andy Offet.
Hanani, M. 1995. Hubungan antara Minat terhadap Media Erotika dengan
Perilaku Seks pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta :
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Heerdjan, Soeharto. 1987. Apa itu Kesehatan Jiwa. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Ketujuh). Jakarta : Erlangga.
Istriati, I. 1999. Perbedaan Perilaku Seksual pada Remaja. Skripsi (tidak
diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
Jersild, A.T. 1963. The Psychology of Adolescence (2nd edition). New York : The
Macmillan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kartini Kartono . 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas seksual. Bandung:
Bandar Maju.
Kerlinger, F.N. 1983. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Koeswinarno. 1996. Waria dan Penyakit Menular Seksual. Yogyakarta : Pusat
Penelitian Keependidikan UGM.
Kujur, Sunita 1999. The blue Book; What you want to know about your self 15+
year. Japan: TARSHI.
Mar’at. 1981. Sikap manusia: Perubahan Serta Pengukuran. Bandung : Ghalia
Indonesia.
Masters, W.H, Johnson, V.E & Kolodny, R.C. 1982. Human Sexuality. Canada :
Little Brown & Company (Canada) Limited.
Masters, W.H, Johnson, V.E & Kolodny, R.C. 1986. On Sex & Human Loving.
Canada : Little Brown & Company (Canada) Limited.
Mayasari, Fridya. 2001. Kebermaknaan Hidup Kaum Gay. Laporan Kerri Praktek
bidang Psikologi Sosial, Program Profesi Psikologi, Fakultas
Psikologi UGM Yogyakarta (tidak diterbitkan).
Naryati, V.R. 2001. Hubungan Perilaku Seksual dengan Pendidikan Orang Tua
dan Adanya Teman yang telah Melakukan Hubungan Seksual pada
Remaja SMU Sanjaya Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta, Skripsi
(tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
Mc Connel, J.V. 1992. Understanding Human Behaviour (7th editions). Florida:
Harcort Brace Javanovich.
Oetomo,Dede. 2001. Memberi Suara Pada yang Bisu. Yogyakarta : Galang Press.
Oetomo, Dede 1994. _______________. GAYa NUSANTARA edisi 25. Surabaya
: Bumi Persada.
Pedoman Penulisan Skripsi. 1998. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Sarlito Wirawan Sarwono dkk. 1979. Studi Pengembangan Tentang Latar
Belakang Kehidupan, Data Pribadi dann Kehidupan Mahasiswa
Indonesia. Jakarta : Ditjen PT.
Sarwono, S.W. 1994. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sears, D; Freedman, J.L, Peplau, L.A. 1994. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga.
Sugiono, 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.
Sukadana,
A.A. 1987. Aspek Sosioantropologi
Homoseksualitas .Surabaya:Ladio Medik.
Manifestasi
Perilaku
Supratiknya, A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta:Kanisius.
Thadeus, W.E.P.S. 2003. Efektivitas Thematic Apperception Test (TAT) untuk
mengungkap kencenderungan Homoseksual. Skripsi Fakultas
Psikologi, Universitas Proklamasi 45, Yogyakarta (tidak terbit).
Wahyunigtyas, Nungki.2003. Profil Kehidupan Waria: Suatu Penelitian
Deskriptif tentang Kehipupan Waria di Griya Lentara PKBI. Skripsi
Jurusan Ilmu Sosial Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa
“APMD” Yogyakarta (tidak diterbutkan).
Discussion Board. 2006. Diakses pada tanggal 6 November 2006.
http: //forum.literotica.com/archive/index.phplt-368635.html
Kaum Homoseksual Kembali Kritik RUU KUHP 2004. Diakses pada tanggal 2
Februari2006.http://hukumonline.com/detail.asp?id=10625&cl=Berita.
Kota Yogyakarta. 2007. Diakses pada tanggal 20 Januari 2007.
http:id.wikipedia.org/wiki/kota_yogyakarta
Masyarakat Yogya Belum Terima Kehidupan Homoseksual. 2002. Diakses pada
tanggal 30 Januari 2006. http://www.kompas.com/kompascetak/0206/29/Jateng/masy lg.htm
Utamadi, Guntoro & Hidayati. Bicara Soal Orientasi Seksual. 2001. Diakses pada
tanggal21April2006.http://www.geocities.com/guntoroutamadi/artikelbicara-orientasi-seksual.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN A
4. Reliabilitas
5. Skala Ujicoba (try-out)
6. Data Ujicoba (try-out)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability try-out
Warnings
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based
on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing
values.
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded(a)
%
61
0
100.0
.0
Total
61
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.975
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.976
N of Items
72
Summary Item Statistics
Mean
Minimum
Maximum
Range
Item Means
2.101
1.426
3.197
1.770
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Maximum /
Minimum
2.241
Variance
.184
Item-Total Statistics
VAR00001
Scale Mean if
Item Deleted
148.82
Scale
Variance if
Item Deleted
2045.550
Corrected
Item-Total
Correlation
.412
VAR00002
149.15
2019.361
VAR00003
149.43
2009.082
VAR00004
149.54
VAR00005
149.23
VAR00006
VAR00007
Squared
Multiple
Correlation
.
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.975
.718
.
.975
.797
.
.975
2017.886
.736
.
.975
2024.280
.723
.
.975
149.28
2027.871
.640
.
.975
149.62
2038.405
.594
.
.975
VAR00008
149.77
2038.813
.579
.
.975
VAR00009
148.98
2031.283
.622
.
.975
VAR00010
149.49
2033.021
.634
.
.975
N of Items
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
VAR00011
149.70
2038.378
.587
.
.975
VAR00012
148.43
2087.549
-.010
.
.976
VAR00013
149.30
2007.545
.774
.
.975
VAR00014
149.57
2029.315
.674
.
.975
VAR00015
149.03
2026.466
.612
.
.975
VAR00016
149.48
2007.020
.856
.
.975
VAR00017
149.66
2023.963
.700
.
.975
VAR00018
149.31
2022.018
.618
.
.975
VAR00019
149.87
2034.983
.627
.
.975
VAR00020
149.79
2024.170
.690
.
.975
VAR00021
149.36
2008.234
.801
.
.975
VAR00022
149.31
2048.285
.403
.
.975
VAR00023
148.21
2060.404
.335
.
.976
VAR00024
149.31
2049.885
.406
.
.975
VAR00025
148.95
2043.814
.422
.
.975
VAR00026
148.87
2027.316
.574
.
.975
VAR00027
148.87
2019.749
.658
.
.975
VAR00028
149.02
2020.083
.624
.
.975
VAR00029
149.23
2014.213
.750
.
.975
VAR00030
149.39
2009.343
.841
.
.975
VAR00031
149.34
2006.996
.844
.
.975
VAR00032
149.43
2017.782
.728
.
.975
VAR00033
148.10
2090.623
-.042
.
.976
VAR00034
148.75
2042.789
.406
.
.976
VAR00035
149.33
2017.224
.728
.
.975
VAR00036
149.10
2010.957
.705
.
.975
VAR00037
149.07
2009.296
.784
.
.975
VAR00038
149.26
2026.863
.591
.
.975
VAR00039
149.51
2027.221
.674
.
.975
VAR00040
149.57
2033.049
.607
.
.975
VAR00041
149.31
2028.751
.568
.
.975
VAR00042
149.57
2018.349
.775
.
.975
VAR00043
149.72
2033.238
.636
.
.975
VAR00044
149.54
2044.219
.438
.
.975
VAR00045
148.30
2058.545
.275
.
.976
VAR00046
148.18
2066.150
.228
.
.976
VAR00047
148.95
2035.181
.501
.
.975
VAR00048
149.36
2014.634
.781
.
.975
VAR00049
148.97
2036.099
.500
.
.975
VAR00050
148.82
2020.517
.632
.
.975
VAR00051
149.34
2017.296
.745
.
.975
VAR00052
149.43
2006.482
.876
.
.975
VAR00053
149.10
2021.723
.635
.
.975
VAR00054
149.61
2016.976
.785
.
.975
VAR00055
149.56
2004.784
.889
.
.975
VAR00056
148.87
2043.016
.432
.
.975
VAR00057
148.74
2040.230
.466
.
.975
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
VAR00058
149.46
2041.586
.528
.
.975
VAR00059
149.15
2031.495
.587
.
.975
VAR00060
148.98
2042.050
.448
.
.975
VAR00061
148.98
2021.483
.639
.
.975
VAR00062
149.25
2017.589
.754
.
.975
VAR00063
149.54
2016.519
.763
.
.975
VAR00064
148.48
2069.754
.155
.
.976
VAR00065
149.10
2034.890
.560
.
.975
VAR00066
149.74
2042.597
.597
.
.975
VAR00067
149.85
2048.395
.533
.
.975
VAR00068
149.66
2033.796
.622
.
.975
VAR00069
149.31
2014.418
.763
.
.975
VAR00070
149.11
2008.337
.842
.
.975
VAR00071
148.34
2068.396
.183
.
.976
VAR00072
148.21
2067.037
.207
.
.976
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA UJI COBA
SIKAP MAHASISWA YOGYAKARTA TERHADAP
PERILAKU SEKSUAL HOMOSEKS
Nama
: ………………………………….
Umur
: ………………………………….
Jenis kelamin : ………………………………….
Pendidikan
: …………........................................
Petunjuk:
Dalam skala ini terdapat 72 pernyataan mengenai perasaan, pikiran dan perilaku
seseorang berkaitan dengan perilaku seksual yang dilakukan oleh pasangan
homoseks (laki-laki). Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban
yang paling sesuai dengan keadaan anda sendiri dengan memberi tanda silang ( X
) pada kolom yang telah disediakan. Oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan anda sendiri.
Pilihan jawabannya adalah:
SS
: Sangat Setuju bila pernyataan sangat sesuai dengan keadaan diri anda
S
: Setuju bila pernyataan sesuai dengan diri anda
TS
: Tidak Setuju bila pernyataan tidak sesuai dengan diri anda
STS
: Sangat Tidak Setuju bila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri anda
SELAMAT MENGERJAKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
no
PERNYATAAN
1
Saya berpendapat bahwa berpegangan tangan antar
sesama pasangan homoseks menunjukkan bahwa
mereka saling menyayangi
2
Saya berpendapat bahwa wajar ketika melihat
pasangan homoseks saling berpelukan untuk
memperoleh rasa aman
3
Saya berpendapat bahwa wajar ketika melihat
pasangan homoseks saling berciuman bibir, sama
dengan yang dilakukan oleh pasangan heretoseks
4
Saya berpendapat bahwa saling meraba organ seks
yang dilakukan oleh pasangan homoseks merupakan
bukti keseriusan hubungan mereka
5
Saya merasa jijik melihat pasangan homoseks saling
bergandengan tangan di tempat-tempat keramaian
6
Saya merasa terganggu jika ada pasangan homoseks
yang saling berpelukan jika bertemu dengan temanteman mereka
7
Saya merasa malu bila melihat pasangan homoseks
saling berciuman bibir
8
Saya merasa kurang nyaman ketika mengetahui
pasangan homoseks melakukan perabaan organ seks
ketika berjalan-jalan di mall
9
Saya akan tersenyum ramah ketika melewati
pasangan homoseks yang sedang bergandengan
tangan
10
Saya akan balas memeluk ketika ada teman saya
yang homoseks menyapa saya dengan pelukan
11
Saya juga akan berciuman bibir dengan pacar saya
ketika melihat pasangan homoseks yang saling
berciuman bibir
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Saya akan berlaku diam ketika melihat pasangan
homoseks yang saling meraba organ seks
13
Saya berpendapat bahwa pasangan homoseks yang
bergandengan tangan di depan umum akan
mengganggu orang yang melihatnya
14
Saya berpandangan bahwa saling berpelukan antar
pasangan homoseks di tempat-tempat keramaian
merupakan tindakan yang kurang pantas untuk
dilakukan
15
Saya berpandangan bahwa ciuman bibir hanya boleh
dilakukan oleh pasangan heteroseks bukan oleh
pasangan homoseks
16
Saya berpandangan bahwa saling meraba organ seks
yang dilakukan oleh pasangan homoseks sebaiknya
dihindari
17
Merupakan hal yang menyenangkan bagi saya ketika
melihat pasangan homoseks berpegangan tangan
18
Saya merasa nyaman-nyaman saja ketika melihat
pasangan homoseks yang saling berpelukan
19
Saya merasa puas jika melihat pasangan homoseks
saling berciuman bibir
20
Saya merasa senang melihat pasangan homoseks
yang saling meraba organ seks
21
Saya akan langsung menghindar jika ada pasangan
homoseks yang saling bergandengan tangan
22
Saya akan bersikap acuh tak acuh ketika mengetahui
ada pasangan homoseks yang saling berpelukan
23
Saya akan berkata kasar ketika melihat pasangan
homoseks berciuman bibir
24
Saya akan pura-pura tidak melihat jika ada pasangan
homoseks yang saling meraba organ seks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Saya berpendapat bahwa cara pasangan homoseks
untuk menunjukkan kemesraan diantara mereka
adalah dengan bergandengan tangan
26
Saya berpendapat bahwa saling berpelukan pada
pasangan homoseks adalah hal yang sudah biasa
terjadi
27
Berciuman bibir yang dilakukan oleh pasangan
homoseks bukan masalah bagi saya karena pasangan
heteroseks pun juga melakukan hal tersebut
28
Saya berpendapat bahwa meraba organ seks pada
pasangan homoseks merupakan salah satu bentuk
kepuasan bagi mereka
29
Saya merasa risi jika melihat pasangan homoseks
bergandengan tangan
30
Saya benci melihat pasangan homoseks yang
berpelukan ketika membonceng kendaraan
31
Saya merasa kecewa jika melihat ada pasangan
homoseks yang berciuman bibir
32
Saya merasa prihatin jika melihat
homoseks saling meraba organ seks
33
Saya akan bersikap sopan jika melewati pasangan
homoseks yang sedang bergandengan tangan
34
Saya akan merespon balik jika ada teman saya yang
homoseks menyapa saya dengan pelukan
35
Saya akan menyambut dengan hangat jika ada teman
saya yang seorang homoseks mencium pipi saya
ketika bertegur sapa
36
Saya bersikap wajar jika melihat ada pasangan
homoseks yang melakukan perabaan organ seks
terhadap pasangannya
37
Saya berpandangan bahwa saling bergandengan
tangan yang dilakukan oleh pasangan homoseks
pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan tindakan yang kurang pantas untuk
dilakukan
38
Saya berpandangan bahwa saling berpelukan antar
pasangan homoseks merupakan perilaku yang
menyimpang
39
Saya menganggap ciuman bibir yang dilakukan oleh
pasangan homoseks mengganggu kenyamanan orang
yang melihatnya
40
Saya menganggap perabaan organ seks yang
dilakukan oleh pasangan homoseks merupakan
tindakan yang kurang tepat untuk dilakukan
41
Perasaan saya tenang jika melihat
homoseks yang bergandengan tangan
42
Saya mendukung tindakan pasangan homoseks yang
berani berpelukan ketika sedang berada di tempat
keramaian
43
Saya merasa tertarik untuk melihat pasangan
homoseks yang melakukan ciuman bibir
44
Saya merasa beruntung bisa melihat pasangan
homoseks saling meraba organ seks terhadap
pasangannya
45
Saya akan langsung meludah di dekat pasangan
homoseks jika mereka saling bergandengan tangan
46
Saya akan berusaha membunyikan suara keras di
depan pasangan homoseks yang sedang berpelukan
47
Saya akan mencibir jika mengetahui pasangan
homoseks yang berciuman bibir
48
Saya akan memalingkan muka begitu mengetahui
ada pasangan homoseks yang meraba organ seks
pasangannya
49
Bagi saya, pasangan homoseks yang saling
bergandengan tangan menunjukkan bahwa mereka
pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
takut kehilangan pasangannya
50
Saya berpendapat bahwa pasangan homoseks yang
saling berpelukan hanyalah salah satu cara mereka
untuk melepas kangen
51
Saya berpendapat bahwa salah satu bentuk kasih
sayang pasangan homoseks terhadap hubungan yang
sedang mereka jalani adalah dengan berciuman bibir
52
Saya berpendapat bahwa wajar ketika mengetahui
pasangan homoseks melakukan parabaan organ seks
terhadap pasangannya
53
Saya merasa bosan melihat pasangan homoseks
bergandengan tangan dengan mesra di tempattempat umum
54
Saya merasa sedih jika melihat pasangan homoseks
sudah berani berpelukan di tempat-tempat umum
55
Saya jengkel jika melihat pasangan homoseks saling
berciuman bibir
56
Saya akan marah mengetahui pasangan homoseks
melakukan perabaan organ seks terhadap
pasangannya
57
Saya akan bersikap ramah ketika berpapasan dengan
pasangan homoseks yang sedang bergandengan
tangan
58
Saya mau bergabung dengan pasangan homoseks
yang sedang berpelukan dengan pasangannya ketika
dikenalkan oleh teman
59
Saya akan tetap bertegur sapa jika melihat teman
saya yang homoseks sedang berciuman dengan
pasangannya
60 Saya hanya akan tersenyum-senyum kecil ketika
melihat pasangan homoseks melakukan perabaan
organ seks terhadap pasangannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61 Saya berpandangan bahwa bergandengan tangan
hanya boleh dilakukan oleh pasangan heteroseks
bukan pasangan homoseks
62 Saya beranggapan bahwa saling berpelukan yang
dilakukan oleh pasangan homoseks merupakan
tindakan yang kurang sopan
63 Saya beranggapan bahwa pasangan homoseks yang
berciuman bibir di depan umum melanggar norma
kesopanan dalam masyarakat
64 Saya beranggapan bahwa pasangan homoseks yang
berani melakukan perabaan organ seks terhadap
pasangannya patut dikucilkan dari masyarakat
65 Saya cukup bersimpati terhadap pasangan homoseks
yang bergandengan tangan di tempat makan
66 Saya kagum atas tindakan pasangan homoseks yang
berani berpelukan di depan umum
67 Saya merasa bersemangat jika melihat pasangan
homoseks berciuman bibir
68 Saya mendukung tindakan pasangan homoseks yang
melakukan perabaan organ seks terhadap
pasangannya seperti yang dilakukan oleh pasangan
heteroseks
69 Saya akan pergi menjauh ketika melihat pasangan
homoseks bergandengan tangan
70 Saya enggan lewat jika melihat ada pasangan
homoseks yang sedang berpelukan di tempat itu
71 Saya akan melotot terhadap pasangan homoseks
yang berciuman bibir
72 Saya akan memukul pasangan homoseks jika mereka
berani melakukan perabaan organ seks di tempattempat umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN B
1. Reliabilitas
2. Skala penelitian
3. Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Penelitian
Warnings
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics
based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system
missing values.
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
Total
%
61
0
61
a
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
Cronbach's
Alpha
.979
N of Items
.980
65
Summary Item Statistics
Item Means
Mean
2.004
Minimum
1.426
Maximum
3.082
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Range
1.656
Maximum /
Minimum
2.161
Variance
.104
N of Items
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Item-Total Statistics
VAR00001
Scale Mean if
Item Deleted
127,79
Scale
Variance if
Item Deleted
1949,537
Corrected
Item-Total
Correlation
,429
VAR00002
128,11
1926,037
VAR00003
128,39
1916,609
VAR00004
128,51
VAR00005
VAR00006
Squared
Multiple
Correlation
.
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
,979
,713
.
,979
,786
.
,979
1924,354
,734
.
,979
128,20
1929,494
,735
.
,979
128,25
1933,022
,650
.
,979
VAR00007
128,59
1944,313
,593
.
,979
VAR00008
128,74
1944,163
,584
.
,979
VAR00009
127,95
1935,781
,640
.
,979
VAR00010
128,46
1939,119
,632
.
,979
VAR00011
128,67
1943,591
,594
.
,979
VAR00012
128,26
1913,397
,781
.
,979
VAR00013
128,54
1934,619
,683
.
,979
VAR00014
128,00
1933,000
,607
.
,979
VAR00015
128,44
1914,017
,851
.
,979
VAR00016
128,62
1929,639
,705
.
,979
VAR00017
128,28
1929,471
,606
.
,979
VAR00018
128,84
1940,406
,633
.
,979
VAR00019
128,75
1930,089
,693
.
,979
VAR00020
128,33
1914,857
,800
.
,979
VAR00021
128,28
1952,204
,421
.
,979
VAR00022
127,18
1967,084
,317
.
,980
VAR00023
128,28
1952,638
,437
.
,979
VAR00024
127,92
1948,543
,432
.
,979
VAR00025
127,84
1933,173
,577
.
,979
VAR00026
127,84
1926,839
,649
.
,979
VAR00027
127,98
1926,150
,626
.
,979
VAR00028
128,20
1920,327
,753
.
,979
VAR00029
128,36
1915,968
,840
.
,979
VAR00030
128,31
1913,685
,843
.
,979
VAR00031
128,39
1923,976
,729
.
,979
VAR00032
127,72
1944,638
,443
.
,979
VAR00033
128,30
1923,111
,733
.
,979
VAR00034
128,07
1917,329
,706
.
,979
VAR00035
128,03
1915,666
,786
.
,979
VAR00036
128,23
1932,946
,591
.
,979
VAR00037
128,48
1932,820
,679
.
,979
VAR00038
128,54
1939,152
,605
.
,979
VAR00039
128,28
1934,404
,571
.
,979
VAR00040
128,54
1924,852
,773
.
,979
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
VAR00041
128,69
1938,651
,642
.
,979
VAR00042
128,51
1948,687
,451
.
,979
VAR00043
127,92
1939,977
,512
.
,979
VAR00044
128,33
1920,657
,785
.
,979
VAR00045
127,93
1939,429
,526
.
,979
VAR00046
127,79
1925,437
,645
.
,979
VAR00047
128,31
1923,085
,751
.
,979
VAR00048
128,39
1914,876
,856
.
,979
VAR00049
128,07
1926,629
,648
.
,979
VAR00050
128,57
1923,982
,777
.
,979
VAR00051
128,52
1912,320
,879
.
,979
VAR00052
127,84
1953,039
,388
.
,979
VAR00053
127,70
1943,911
,488
.
,979
VAR00054
128,43
1947,282
,529
.
,979
VAR00055
128,11
1937,803
,583
.
,979
VAR00056
127,95
1948,548
,440
.
,979
VAR00057
127,95
1928,314
,633
.
,979
VAR00058
128,21
1923,470
,759
.
,979
VAR00059
128,51
1923,321
,758
.
,979
VAR00060
128,07
1939,029
,579
.
,979
VAR00061
128,70
1948,011
,602
.
,979
VAR00062
128,82
1952,750
,550
.
,979
VAR00063
128,62
1940,572
,612
.
,979
VAR00064
128,28
1920,538
,766
.
,979
VAR00065
128,08
1915,543
,834
.
,979
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA PENELITIAN
SIKAP MAHASISWA YOGYAKARTA TERHADAP
PERILAKU SEKSUAL HOMOSEKS
Nama
: ………………………………….
Umur
: ………………………………….
Jenis kelamin : ………………………………….
Pendidikan
: …………........................................
Petunjuk:
Dalam skala ini terdapat 54 pernyataan mengenai perasaan, pikiran dan perilaku
seseorang berkaitan dengan perilaku seksual yang dilakukan oleh pasangan
homoseks (laki-laki). Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban
yang paling sesuai dengan keadaan anda sendiri dengan memberi tanda silang ( X
) pada kolom yang telah disediakan. Oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan anda sendiri.
Pilihan jawabannya adalah:
SS
: Sangat Setuju bila pernyataan sangat sesuai dengan keadaan diri anda
S
: Setuju bila pernyataan sesuai dengan diri anda
TS
: Tidak Setuju bila pernyataan tidak sesuai dengan diri anda
STS
: Sangat Tidak Setuju bila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri anda
SELAMAT MENGERJAKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
no
PERNYATAAN
1
Saya berpendapat bahwa wajar ketika melihat
pasangan homoseks saling berpelukan untuk
memperoleh rasa aman
2
Saya berpendapat bahwa wajar ketika melihat
pasangan homoseks saling berciuman bibir, sama
dengan yang dilakukan oleh pasangan heretoseks
3
Saya berpendapat bahwa saling meraba organ seks
yang dilakukan oleh pasangan homoseks merupakan
bukti keseriusan hubungan mereka
4
Saya merasa jijik melihat pasangan homoseks saling
bergandengan tangan di tempat-tempat keramaian
5
Saya merasa terganggu jika ada pasangan homoseks
yang saling berpelukan jika bertemu dengan temanteman mereka
6
Saya merasa malu bila melihat pasangan homoseks
saling berciuman bibir
7
Saya akan tersenyum ramah ketika melewati
pasangan homoseks yang sedang bergandengan
tangan
8
Saya akan balas memeluk ketika ada teman saya
yang homoseks menyapa saya dengan pelukan
9
Saya juga akan berciuman bibir dengan pacar saya
ketika melihat pasangan homoseks yang saling
berciuman bibir
10
Saya berpendapat bahwa pasangan homoseks yang
bergandengan tangan di depan umum akan
mengganggu orang yang melihatnya
11
Saya berpandangan bahwa saling berpelukan antar
pasangan homoseks di tempat-tempat keramaian
merupakan tindakan yang kurang pantas untuk
dilakukan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Saya berpandangan bahwa ciuman bibir hanya boleh
dilakukan oleh pasangan heteroseks bukan oleh
pasangan homoseks
13
Saya berpandangan bahwa saling meraba organ seks
yang dilakukan oleh pasangan homoseks sebaiknya
dihindari
14
Merupakan hal yang menyenangkan bagi saya ketika
kelihat pasangan homoseks bergandengan tangan
15
Saya merasa nyaman-nyaman saja ketika melihat
pasangan homoseks yang saling berpelukan
16
Saya merasa puas jika melihat pasangan homoseks
saling berciuman bibir
17
Saya merasa senang melihat pasangan homoseks
yang saling meraba organ seks
18
Saya akan langsung menghindar jika ada pasangan
homoseks yang saling bergandengan tangan
19
Saya akan bersikap acuh tak acuh ketika mengetahui
ada pasangan homoseks yang saling berpelukan
20
Saya akan berkata kasar ketika melihat pasangan
homoseks berciuman bibir
21
Saya akan pura-pura tidak melihat jika ada pasangan
homoseks yang saling meraba organ seks
22
Berciuman bibir yang dilakukan oleh pasangan
homoseks bukan masalah bagi saya karena pasangan
heteroseks pun juga melakukan hal tersebut
23
Saya berpendapat bahwa meraba organ seks pada
pasangan homoseks merupakan salah satu bentuk
kepuasan bagi mereka
24
Saya merasa risi jika melihat pasangan homoseks
bergandengan tangan
25
Saya benci melihat pasangan homoseks yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berpelukan ketika membonceng kendaraan
26
Saya kecewa jika melihat ada pasangan homoseks
yang berciuman bibir
27
Saya prihatin jika melihat pasangan homoseks saling
meraba organ seks
28
Saya akan akan merespon balik jika ada teman saya
yang homoseks menyapa saya dengan pelukan
29
Saya akan menyambut dengan hangat jika ada teman
saya yang seorang homoseks mencium pipi saya
ketika bertegur sapa
30 Saya bersikap wajar-wajar saja jika melihat ada
pasangan homoseks yang melakukan perabaan organ
seks terhadap pasangannya
31 Saya berpandangan bahwa saling bergandengan
tangan yang dilakukan oleh pasangan homoseks
merupakan tindakan yang kurang pantas untuk
dilakukan
32 Saya menganggap ciuman bibir yang dilakukan oleh
pasangan homoseks mengganggu kenyamanan orang
yang melihatnya
33 Saya menganggap perabaan organ seks yang
dilakukan oleh pasangan homoseks merupakan
tindakan yang kurang tepat untuk dilakukan
34 Saya mendukung tindakan pasangan homoseks yang
berani berpelukan ketika sedang berada di tempat
keramaian
35 Saya merasa tertarik untuk melihat pasangan
homoseks yang melakukan ciuman bibir
36 Saya akan mencibir jika mengetahui pasangan
homoseks yang berciuman bibir
37 Saya akan memalingkan muka begitu mengetahui
ada pasangan homoseks yang meraba organ seks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pasangannya
38 Saya berpendapat bahwa pasangan homoseks yang
saling berpelukan hanyalah salah satu cara mereka
untuk melepas kangen
39 Saya berpendapat bahwa salah satu bentuk kasih
sayang pasangan homoseks terhadap hubungan yang
sedang mereka jalani adalah dengan berciuman bibir
40 Saya berpendapat bahwa wajar ketika mengetahui
pasangan homoseks melakukan parabaan organ seks
terhadap pasangannya
41 Saya
bosan
melihat
pasangan
homoseks
bergandengan tangan dengan mesra di tempattempat umum
42 Saya merasa sedih jika melihat pasangan homoseks
sudah berani berpelukan di tempat-tempat umum
43 Saya jengkel jika melihat pasangan homoseks saling
berciuman bibir
44 Saya akan bersikap ramah ketika berpapasan dengan
pasangan homoseks yang sedang bergandengan
tangan
45 Saya mau bergabung dengan pasangan homoseks
yang sedang berpelukan dengan pasangannya ketika
dikenalkan oleh teman
46 Saya akan tetap bertegur sapa jika melihat teman
saya yang homoseks sedang berciuman dengan
pasangannya
47 Saya hanya akan tersenyum-senyum kecil ketika
melihat pasangan homoseks melakukan perabaan
organ seks terhadap pasangannya
48 Saya berpandangan bahwa bergandengan tangan
hanya boleh dilakukan oleh pasangan heteroseks
bukan pasangan homoseks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49 Saya beranggapan bahwa saling berpelukan yang
dilakukan oleh pasangan homoseks merupakan
tindakan yang kurang sopan
50 Saya beranggapan bahwa pasangan homoseks yang
berciuman bibir di depan umum melanggar norma
kesopanan dalam masyarakat
51 Saya kagum atas tindakan pasangan homoseks yang
berani berpelukan di depan umum
52 Saya mendukung tindakan pasangan homoseks yang
melakukan perabaan organ seks terhadap
pasangannya seperti yang dilakukan oleh pasangan
heteroseks
53 Saya akan pergi menjauh ketika melihat pasangan
homoseks bergandengan tangan
54 Saya enggan lewat jika melihat ada pasangan
homoseks yang sedang berpelukan di tempat itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Statistics
SIKAP
N
Valid
102
Missing
0
Mean
114,74
Median
114,00
Mode
92(a)
Std. Deviation
28,613
Variance
818,731
Skewness
,354
Std. Error of Skewness
,239
Kurtosis
-,005
Std. Error of Kurtosis
,474
Range
136
Minimum
58
Maximum
194
Percentiles
10
75,30
25
93,00
50
114,00
75
134,50
90
146,00
SIKAP
Valid
58
Frequency
1
Percent
1,0
Valid Percent
1,0
Cumulative
Percent
1,0
63
1
1,0
1,0
2,0
66
1
1,0
1,0
2,9
67
1
1,0
1,0
3,9
68
1
1,0
1,0
4,9
69
1
1,0
1,0
5,9
73
2
2,0
2,0
7,8
75
2
2,0
2,0
9,8
76
1
1,0
1,0
10,8
79
1
1,0
1,0
11,8
81
2
2,0
2,0
13,7
84
1
1,0
1,0
14,7
85
1
1,0
1,0
15,7
87
1
1,0
1,0
16,7
89
2
2,0
2,0
18,6
91
2
2,0
2,0
20,6
92
3
2,9
2,9
23,5
93
2
2,0
2,0
25,5
94
1
1,0
1,0
26,5
95
2
2,0
2,0
28,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
1
1,0
1,0
29,4
98
2
2,0
2,0
31,4
99
1
1,0
1,0
32,4
101
2
2,0
2,0
34,3
102
2
2,0
2,0
36,3
103
3
2,9
2,9
39,2
104
1
1,0
1,0
40,2
106
1
1,0
1,0
41,2
107
1
1,0
1,0
42,2
108
1
1,0
1,0
43,1
109
1
1,0
1,0
44,1
110
1
1,0
1,0
45,1
111
1
1,0
1,0
46,1
112
2
2,0
2,0
48,0
113
1
1,0
1,0
49,0
114
2
2,0
2,0
51,0
115
2
2,0
2,0
52,9
116
1
1,0
1,0
53,9
118
1
1,0
1,0
54,9
119
1
1,0
1,0
55,9
120
2
2,0
2,0
57,8
121
2
2,0
2,0
59,8
122
1
1,0
1,0
60,8
123
2
2,0
2,0
62,7
124
1
1,0
1,0
63,7
126
2
2,0
2,0
65,7
127
2
2,0
2,0
67,6
128
2
2,0
2,0
69,6
129
1
1,0
1,0
70,6
131
1
1,0
1,0
71,6
132
1
1,0
1,0
72,5
133
1
1,0
1,0
73,5
134
2
2,0
2,0
75,5
136
1
1,0
1,0
76,5
137
1
1,0
1,0
77,5
138
2
2,0
2,0
79,4
139
2
2,0
2,0
81,4
141
1
1,0
1,0
82,4
142
1
1,0
1,0
83,3
143
2
2,0
2,0
85,3
144
2
2,0
2,0
87,3
145
2
2,0
2,0
89,2
146
2
2,0
2,0
91,2
149
1
1,0
1,0
92,2
152
1
1,0
1,0
93,1
156
1
1,0
1,0
94,1
159
1
1,0
1,0
95,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
1
1,0
1,0
96,1
178
1
1,0
1,0
97,1
180
1
1,0
1,0
98,0
187
1
1,0
1,0
99,0
194
1
1,0
1,0
100,0
102
100,0
100,0
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Statistics
KOGNITIF
N
Valid
102
Missing
0
Mean
37,71
Std. Deviation
10,435
Range
50
Minimum
18
Maximum
68
KOGNITIF
Valid
18
Frequency
2
Percent
2,0
Valid Percent
2,0
Cumulative
Percent
2,0
21
2
2,0
2,0
3,9
22
2
2,0
2,0
5,9
23
1
1,0
1,0
6,9
24
4
3,9
3,9
10,8
25
1
1,0
1,0
11,8
26
1
1,0
1,0
12,7
27
5
4,9
4,9
17,6
28
2
2,0
2,0
19,6
29
3
2,9
2,9
22,5
30
6
5,9
5,9
28,4
31
4
3,9
3,9
32,4
32
1
1,0
1,0
33,3
33
5
4,9
4,9
38,2
34
3
2,9
2,9
41,2
35
2
2,0
2,0
43,1
36
7
6,9
6,9
50,0
37
2
2,0
2,0
52,0
38
2
2,0
2,0
53,9
39
6
5,9
5,9
59,8
40
1
1,0
1,0
60,8
41
3
2,9
2,9
63,7
42
5
4,9
4,9
68,6
43
1
1,0
1,0
69,6
44
6
5,9
5,9
75,5
45
2
2,0
2,0
77,5
46
2
2,0
2,0
79,4
47
3
2,9
2,9
82,4
48
3
2,9
2,9
85,3
49
6
5,9
5,9
91,2
51
2
2,0
2,0
93,1
53
1
1,0
1,0
94,1
56
1
1,0
1,0
95,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2
2,0
2,0
97,1
63
1
1,0
1,0
98,0
64
1
1,0
1,0
99,0
100,0
68
Total
1
1,0
1,0
102
100,0
100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Statistics
AFEKTIF
N
Valid
102
Missing
0
Mean
36,61
Std. Deviation
10,812
Range
47
Minimum
18
Maximum
65
AFEKTIF
Valid
Cumulative
Percent
3,9
18
Frequency
4
Percent
3,9
Valid Percent
3,9
19
3
2,9
2,9
6,9
21
4
3,9
3,9
10,8
23
1
1,0
1,0
11,8
24
2
2,0
2,0
13,7
25
3
2,9
2,9
16,7
26
5
4,9
4,9
21,6
27
2
2,0
2,0
23,5
28
2
2,0
2,0
25,5
29
2
2,0
2,0
27,5
30
2
2,0
2,0
29,4
31
4
3,9
3,9
33,3
32
4
3,9
3,9
37,3
33
3
2,9
2,9
40,2
34
2
2,0
2,0
42,2
35
3
2,9
2,9
45,1
36
2
2,0
2,0
47,1
37
5
4,9
4,9
52,0
38
2
2,0
2,0
53,9
39
4
3,9
3,9
57,8
40
5
4,9
4,9
62,7
41
5
4,9
4,9
67,6
42
4
3,9
3,9
71,6
43
4
3,9
3,9
75,5
44
2
2,0
2,0
77,5
45
3
2,9
2,9
80,4
46
5
4,9
4,9
85,3
47
3
2,9
2,9
88,2
48
2
2,0
2,0
90,2
49
1
1,0
1,0
91,2
50
2
2,0
2,0
93,1
55
1
1,0
1,0
94,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1
1,0
1,0
95,1
58
1
1,0
1,0
96,1
59
1
1,0
1,0
97,1
61
1
1,0
1,0
98,0
65
2
2,0
2,0
100,0
102
100,0
100,0
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Statistics
KONATIF
N
Valid
102
Missing
0
Mean
40,75
Std. Deviation
8,706
Range
46
Minimum
20
Maximum
66
KONATIF
Valid
20
Frequency
1
Percent
1,0
Valid Percent
1,0
Cumulative
Percent
1,0
21
2
2,0
2,0
2,9
22
2
2,0
2,0
4,9
25
1
1,0
1,0
5,9
26
1
1,0
1,0
6,9
27
1
1,0
1,0
7,8
29
1
1,0
1,0
8,8
30
3
2,9
2,9
11,8
32
1
1,0
1,0
12,7
33
5
4,9
4,9
17,6
34
2
2,0
2,0
19,6
35
6
5,9
5,9
25,5
36
7
6,9
6,9
32,4
37
3
2,9
2,9
35,3
38
4
3,9
3,9
39,2
39
4
3,9
3,9
43,1
40
5
4,9
4,9
48,0
41
2
2,0
2,0
50,0
42
4
3,9
3,9
53,9
43
6
5,9
5,9
59,8
44
10
9,8
9,8
69,6
45
2
2,0
2,0
71,6
46
5
4,9
4,9
76,5
47
2
2,0
2,0
78,4
48
2
2,0
2,0
80,4
49
7
6,9
6,9
87,3
50
3
2,9
2,9
90,2
51
2
2,0
2,0
92,2
52
1
1,0
1,0
93,1
53
2
2,0
2,0
95,1
54
1
1,0
1,0
96,1
57
1
1,0
1,0
97,1
59
1
1,0
1,0
98,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
66
Total
1
1,0
1,0
99,0
100,0
1
1,0
1,0
102
100,0
100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN C
(DAFTAR TABEL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VII
Analisis Data Penelitian
No
Keterangan
Jumlah
1
N
102
2
Skor maksimum
216
teroritik
3
Skor minimum teoritik
54
4
Skor maksimum
195
empirik
5
Skor minimum empirik
58
6
Mean teoritik
135
7
Mean empirik
114,74
8
Median
114,00
9
Modus
92
10
SD
28,613
11
Varians
818,731
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VIII
Hasil Analisis Teoritik dan Empirik aspek sikap (kognitif)
Teoritik
Empirik
N
102
102
Min
18
18
Max
72
68
Mean
45
37,71
SD
9
10,435
Tabel IX
Hasil Analisis Teoritik dan Empirik Aspek Sikap (afektif)
Teoritik
Empirik
N
102
102
Min
18
18
Max
72
65
Mean
45
36,61
SD
9
10,812
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel X
Hasil Analisis Teoritik dan Empirik Aspek Sikap (konatif)
Teoritik
Empirik
N
102
102
Min
18
20
Max
72
65
Mean
45
40,42
SD
9
8,732
Tabel XI
Hasil Analisis Teoritik dan Empirik Tahapan Perilaku Seksual
(bergandengan)
Teoritik
Empirik
N
102
102
Min
11
11
Max
44
41
Mean
27,5
25,14
SD
5,5
6,79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XII
Hasil Analisis Teoritik dan Empirik Tahapan Perilaku Seksual
(berpelukan)
Teoritik
Empirik
N
102
102
Min
15
17
Max
60
53
Mean
37,5
32,46
SD
7,5
7,8
Tabel XIII
Hasil Analisis Teoritik dan Empirik Tahapan Perilaku Seksual
(berciuman)
Teoritik
Empirik
N
102
102
Min
16
17
Max
64
59
Mean
40
34,3
SD
8
8,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XIV
Hasil Analisis Teoritik dan Empirik Tahapan Perilaku Seksual
(meraba)
Teoritik
Empirik
N
102
102
Min
12
12
Max
48
45
Mean
30
23,4
SD
6
7,41
Download