26 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 6
Karanganyar tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan melalui tahaptahap penelitian yang dikemukakan oleh Basrowi dan Suwandi, dengan komponen
tindakannya adalah:
1.
Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan–kegiatan seperti permohonan
pembimbing, survei, penyusunan proposal, pengajuan proposal penelitian,
konsultasi dengan pembimbing, dan pembuatan permohonan ijin penelitian di
MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar. Tahap ini dilakukan selama bulan April
sampai Mei 2014.
2.
Tahap Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi di kelas untuk mengetahui
permasalahan yang ada dalam kelas sebagai refleksi dalam membantu guru
memperbaiki proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti mengambil data,
sebagai data awal yang digunakan sebagai refleksi dalam menentukan
tindakan yang akan dilakukan. Tahap ini dilakukan pada bulan Oktober 2014.
3.
Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan pengambilan data tentang proses
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Teams Achievement Division), yang dilakukan selama bulan Oktober
2014.
4.
Tahap Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini penulis melakukan pengolahan data, penyusunan laporan, dan
konsultasi dengan pembimbing. Ini dilakukan selama bulan Januari 2016.
26
27
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan obyek kajian yaitu peningkatan keaktifan dan
prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran matematika dengan subyek
penelitiannya yaitu peneliti sebagai guru mata pelajaran matematika dan siswa
kelas VII C MTs Muhammadiyah Karanganyar, dengan jumlah siswa 27 orang.
C. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diperoleh dari nilai ulangan/tes siswa dan hasil
pengamatan/observasi. Nilai ulangan siswa diambil dari 2 kali tes unit, yaitu tes
siklus I dan siklus II, sedangkan hasil pengamatan berupa lembar observasi
keaktifan yang diamati oleh tiga observer setiap kali pertemuan. Sumber data pada
penelitian ini meliputi informasi dari guru dan siswa, tempat dan peristiwa
berlangsungnya proses pembelajaran, dokumentasi atau arsip berupa silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
D. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara:
1. Observasi
Menurut Burn (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008: 127), “Observasi
merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan. Dengan
observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis
terhadap`kegiatan dan interaksi di dalam kelas”. Proses tindakan, pengaruh
tindakan yang disengaja dan tidak disengaja, situasi tempat tindakan, dan
kendala tindakan, semua dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana
secara fleksibel dan terbuka.
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan
sesuai dengan rencana yang telah disusun, seberapa proses yang terjadi dapat
diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. “Dengan observasi, diharapkan
gejala ketidakberhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat
28
diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana
tindakan sebelum berjalan lebih lanjut” (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127).
Data yang dikumpulkan melalui teknik observasi ini berdasarkan pada
lembar observasi yang telah disusun. Observasi dilakukan untuk mengetahui
segala aktivitas yang terjadi di dalam kelas selama proses belajar mengajar
berlangsung. Peneliti mencatat segala kegiatan yang terjadi selama proses
belajar mengajar pada lembar observasi yang telah disiapkan.
2. Tes
Menurut Budiyono (2003: 54), ”Metode tes adalah cara pengumpulan data
yang menghadapkan sejumlah pertanyaan–pertanyaan atau suruhan–suruhan
kepada Subyek penelitian”.
Dalam penelitian ini, metode tes digunakan untuk mengumpulkan data
prestasi siswa. Pada penelitian ini akan dilaksanakan beberapa kali tes. Tes
awal diselenggarakan sebelum pelaksanaan penelitian untuk mengetahui
tingkat prestasi siswa sebelum penerapan fase pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Tes juga diselenggarakan setiap akhir siklus yang dilaksanakan pada
akhir pertemuan setelah dua pertemuan pembelajaran dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat prestasi siswa terhadap materi panjang garis singgung
lingkaran
setelah
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
penerapan
fase
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari hasil tes awal dan tes akhir setiap
siklus ini dapat diketahui ada tidaknya peningkatan tingkat prestasi siswa
terhadap panjang garis singgung lingkaran. Dengan kata lain dapat diketahui
tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk uraian.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat tes pada penelitian ini
adalah:
a)
Melakukan spesifikasi materi yang pernah diajarkan
b) Menyusun kisi–kisi tes
c)
Menyusun soal–soal tes
d) Melakukan penelaahan atau pengkajian butir–butir soal
e)
Melakukan revisi soal–soal tes
29
f)
Melaksanakan tes
Butir–butir soal diuji terlebih dahulu validitasnya sebelum
digunakan untuk penelitian. Menurut Budiyono (2003: 55), ”Suatu instrumen
disebut valid jika mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan adalah validitas
isi. Menurut Suharsimi Arikunto (1995:64), ”Sebuah tes dikatakan memiliki
validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan
materi atau isi pelajaran yang diberikan”.
Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan
instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan
pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang
berlainan (tapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau
pada waktu yang berlainan. Karena tes pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat prestasi siswa, maka uji reliabilitas tidak perlu dilakukan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam
observasi. Dokumentasi berupa dokumen lembar kerja siswa, daftar nilai siswa,
dan dokumentasi yang berupa foto-foto pelaksanaan pembelajaran maupun
aktivitas siswa saat proses pembelajaran.
E. Uji Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan (Sarwiji Suwandi,
2009: 60). Data hasil tes tiap akhir siklus digunakan untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa. Untuk menguji validitas data dari hasil prestasi
belajar siswa dilakukan validitas butir soal sebelum digunakan. Keaktifan belajar
siswa digunakan triangulasi peneliti, yaitu dengan cara menggunakan lebih dari
satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya
khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian.
(Lexy J.Meleong, 1999 : 178).
30
Triangulasi peneliti dilakukan dengan membandingkan hasil observasi dari
tiga orang yang berbeda yaitu guru kelas dan 2 mahasiswa. Data hasil observasi
yang digunakan mengenai keaktifan belajar siswa dan pengumpulan data
didapatkan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengecekan keabsahan
data dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan diantara ketiga
observer. Data yang didapat akan valid apabila menghasilkan data yang sama
diantara ketiga observer atau terdapat kesamaan data diantara dua observer.
Apabila data tidak valid maka dilakukan dengan membandingkan hasil
pengamatan dengan isi dokumentasi yang berkaitan.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang,
menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan data
untuk menjawab pertanyaan ; (1) tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2)
Seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian (Basrowi dan
Suwandi, 2008: 130).
Pada penelitian ini akan dilaksanakan beberapa kali tes. Tes awal
diselenggarakan sebelum pelaksanaan penelitian untuk mengetahui tingkat
prestasi siswa sebelum penerapan fase pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes
juga diselenggarakan setiap akhir siklus yang dilaksanakan pada akhir pertemuan
setelah dua pertemuan pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
prestasi siswa terhadap materi himpunan setelah pelaksanaan pembelajaran
dengan penerapan fase pembelajaran kooperatif tipe STAD. Analisis hasil tes
dimulai
dengan
mengoreksi
pekerjaan
masing-masing
siswa
dengan
memperhatikan kisi-kisi tes dan membandingkannya dengan indikator masingmasing tingkat prestasi.
Pada kegiatan pra siklus diambil data dari observasi lanjutan dari hasil
ulangan siswa pada materi bilangan bulat dan peneliti melakukan observasi untuk
mengetahui tingkat keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran. Tujuan dari
pengambilan nilai ulangan adalah untuk mengetahui prosentase tingkat ketuntasan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebelum pelaksanaan
31
tindakan. Data yang diperoleh sebagai refleksi yang digunakan untuk melakukan
diagnosis tindakan yang akan dilakukan terhadap siswa.
Setelah satu siklus tindakan selesai, kepada siswa diberikan tes akhir
siklus. Tujuannya untuk mengetahui tingkat kompetensi siswa dari aspek kognitif
yakni prestasi peserta didik. Dari hasil tes akhir siklus, dapat diketahui tercapai
atau tidaknya indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan. Untuk
mengetahui perubahan hasil tindakan, jenis data yang bersifat kuantitatif,
dianalisis menggunakan rumus data kuantitatif dalam penelitian tindakan kelas
(Gugus, 1999/2000:1) yaitu :
Keterangan :
P
: Presentase Peningkatan
Post Rate
: Nilai rata-rata sesudah tindakan
Base Rate
: Nilai rata-rata sebelum tindakan
Dari analisis hasil observasi, dapat diketahui tentang pelaksanaan tindakan
yang meliputi kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rancangan yang telah
dibuat dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan. Analisis tindakan
terhadap tes siklus dan hasil observasi digunakan pada tahap refleksi, sebagai
dasar perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi proses
pembelajaran, hasil wawancara dengan siswa dan guru serta tes hasil belajar.
Dalam penelitian ini, teknik analisis mengacu pada model analisis Miles dan
Huberman (1992 : 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai berikut :
1. Reduksi data yaitu meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat,
melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola
yang lebih luas.
2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang
merupakan penyusunan informasi secara sistematis dari hasil reduksi data
32
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada
masing-masing siklus.
3. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, kemudian dilakukan
verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dengan cara diskusi
bersama mitra kolaborasi
G. Indikator Kinerja Penelitian
Tindakan yang diberikan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila
telah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu :
1. Setidaknya 75% siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara aktif dalam
kegiatan visual, lisan, menulis, dan menggambar setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Team Achievement Division).
2. Setidaknya 75% siswa telah memahami suatu kompetensi dasar dalam materi
yang diberikan dengan nilai lebih besar atau sama dengan nilai KKM
kompetensi dasar materi tersebut.
H. Prosedur Penelitian
Bentuk penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian tindakan
kelas (class action research). Menurut Mulyasa (2009:10) “penelitian tindakan
kelas diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan
dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok
peserta didik.”
Suharsini, Suhardjono, dan Supardi (Mulyasa:2009) menjelaskan PTK
dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnya, yakni : Penelitian +
Tindakan + Kelas, dengan paparan sebagai berikut.
1. Penelitian
Menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara
dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti.
33
2. Tindakan
Menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta
didik.
3. Kelas
Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah
sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama
dari guru yang sama pula.
Berdasarkan prestasi terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan
bahwa : Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati
kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan
(treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru,
oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah
bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dalam penelitian ini akan diterapkan pola kolaboratif, yaitu inisiatif
pelaksanaan penelitian tindakan bukan dari guru, tetapi dari pihak luar (dalam hal
ini peneliti) untuk memecahkan masalah pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009:59).
Pelaksana tindakan adalah peneliti sendiri, sementara peran pengamat dilakukan
oleh guru Matematika kelas VII C MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar yaitu Ibu
Retno Dwi Astuti, S.Pd. Pembagian tugas ini didasarkan pada hasil diskusi
peneliti dengan guru dengan pertimbangan peneliti memiliki pengetahuan yang
berkaitan dengan tingkat prestasi siswa terhadap materi himpunan.
Basrowi dan Suwandi (2008: 27) menjelaskan bahwa “ada 4 hal yang
harus dilaksanakan dalam proses penelitian tindakan yaitu (1) perencanaan
(planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing) dan (4) refleksi
(reflekting)”. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam
suatu lingkaran yang terus-menerus yang dapat digambarkan sebagai berikut :
34
a. Perencanaan
Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang
berangkat dari suatu ide gagasan peneliti. Berdasarkan diagnosis yang didasarkan
pada hasil analisis pada hasil observasi pra siklus dan tes awal, disusun suatu
rancangan tindakan yang dituangkan dalam perangkat pembelajaran. Dalam hal
ini pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran dengan penerapkan fase
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Pada tahap perencanaan, dibuat perangkat pembelajaran meliputi
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), media
pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran dan tes akhir untuk
setiap siklus. Selain itu dibuat pula instrumen yang diperlukan dalam
pengumpulan data seperti lembar observasi dan instrumen monitoring observasi.
Semua perangkat pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk
pengumpulan data digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran pada setiap
pertemuan pada siklus.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini guru (dalam hal ini peneliti) melaksanakan tindakan sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Perangkat
pembelajaran yang dibutuhkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran pendukung dan soal tes akhir
siklus yang telah dibuat pada tahap perencanaan.
c. Pengamatan
Dalam
tahap
ini,
dilaksanakan
observasi
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan fase pembelajaran kooperatif tipe STAD,
pengamat yang dimaksud di sini adalah Ibu Retno Dwi Astuti, S.Pd. Hal-hal yang
diamati selama pelaksanaan tindakan meliputi kesesuaian pelaksanaan tindakan
dengan rancangan yang telah dibuat, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
tindakan dan reaksi siswa terhadap pelaksanaan tindakan. Hasil pengamatan
kemudian dianalisis untuk melakukan refleksi.
35
d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh selama
penelitian. Baik untuk data proses pembelajaran dengan penerapan fase
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan data tingkat prestasi siswa. Untuk data
tingkat prestasi, siswa diberi tes untuk mengetahui tingkat prestasi siswa terhadap
materi himpunan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan fase
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes diberikan pada akhir siklus dengan
materi tes didasarkan pada indikator yang ingin dicapai dari pelaksanaan siklus
tersebut. Sedangkan untuk proses pembelajarannya sendiri data diperoleh dari
lembar observasi, instrument monitoring observai dan catatan lapangan peneliti.
Semua data yang diperoleh di analisis, jika belum mencapai indikator kerja yang
telah ditetapkan maka tindakan berlanjut pada siklus berikutnya. Perbaikan siklus
selanjutnya didasarkan pada hasil analisis pada data lembar hasil observasi
(lembar observasi, instrumen monitoring observasi dan catatan lapangan).
Penelitian akan dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari 3
pertemuan untuk setiap siklus yaitu 2 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan
untuk melaksanakan tes akhir siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, sebagaimana
dijelaskan diatas (Basrowi dan Suwandi, 2008).
Download