BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan melalui tahaptahap penelitian yang dikemukakan oleh Basrowi dan Suwandi, dengan komponen tindakannya adalah: 1. Tahap Perencanaan (Planning) Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan–kegiatan seperti permohonan pembimbing, survei, penyusunan proposal, pengajuan proposal penelitian, konsultasi dengan pembimbing, dan pembuatan permohonan ijin penelitian di MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar. Tahap ini dilakukan selama bulan April sampai Mei 2014. 2. Tahap Pelaksanaan (Acting) Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi di kelas untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam kelas sebagai refleksi dalam membantu guru memperbaiki proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti mengambil data, sebagai data awal yang digunakan sebagai refleksi dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan. Tahap ini dilakukan pada bulan Oktober 2014. 3. Tahap Pengamatan (Observing) Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan pengambilan data tentang proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division), yang dilakukan selama bulan Oktober 2014. 4. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini penulis melakukan pengolahan data, penyusunan laporan, dan konsultasi dengan pembimbing. Ini dilakukan selama bulan Januari 2016. 26 27 B. Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan obyek kajian yaitu peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran matematika dengan subyek penelitiannya yaitu peneliti sebagai guru mata pelajaran matematika dan siswa kelas VII C MTs Muhammadiyah Karanganyar, dengan jumlah siswa 27 orang. C. Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diperoleh dari nilai ulangan/tes siswa dan hasil pengamatan/observasi. Nilai ulangan siswa diambil dari 2 kali tes unit, yaitu tes siklus I dan siklus II, sedangkan hasil pengamatan berupa lembar observasi keaktifan yang diamati oleh tiga observer setiap kali pertemuan. Sumber data pada penelitian ini meliputi informasi dari guru dan siswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya proses pembelajaran, dokumentasi atau arsip berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). D. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara: 1. Observasi Menurut Burn (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008: 127), “Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap`kegiatan dan interaksi di dalam kelas”. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja dan tidak disengaja, situasi tempat tindakan, dan kendala tindakan, semua dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. “Dengan observasi, diharapkan gejala ketidakberhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat 28 diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut” (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). Data yang dikumpulkan melalui teknik observasi ini berdasarkan pada lembar observasi yang telah disusun. Observasi dilakukan untuk mengetahui segala aktivitas yang terjadi di dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti mencatat segala kegiatan yang terjadi selama proses belajar mengajar pada lembar observasi yang telah disiapkan. 2. Tes Menurut Budiyono (2003: 54), ”Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan–pertanyaan atau suruhan–suruhan kepada Subyek penelitian”. Dalam penelitian ini, metode tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi siswa. Pada penelitian ini akan dilaksanakan beberapa kali tes. Tes awal diselenggarakan sebelum pelaksanaan penelitian untuk mengetahui tingkat prestasi siswa sebelum penerapan fase pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes juga diselenggarakan setiap akhir siklus yang dilaksanakan pada akhir pertemuan setelah dua pertemuan pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui tingkat prestasi siswa terhadap materi panjang garis singgung lingkaran setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan fase pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari hasil tes awal dan tes akhir setiap siklus ini dapat diketahui ada tidaknya peningkatan tingkat prestasi siswa terhadap panjang garis singgung lingkaran. Dengan kata lain dapat diketahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk uraian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat tes pada penelitian ini adalah: a) Melakukan spesifikasi materi yang pernah diajarkan b) Menyusun kisi–kisi tes c) Menyusun soal–soal tes d) Melakukan penelaahan atau pengkajian butir–butir soal e) Melakukan revisi soal–soal tes 29 f) Melaksanakan tes Butir–butir soal diuji terlebih dahulu validitasnya sebelum digunakan untuk penelitian. Menurut Budiyono (2003: 55), ”Suatu instrumen disebut valid jika mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Suharsimi Arikunto (1995:64), ”Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan”. Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang berlainan (tapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan. Karena tes pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat prestasi siswa, maka uji reliabilitas tidak perlu dilakukan. 3. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumentasi berupa dokumen lembar kerja siswa, daftar nilai siswa, dan dokumentasi yang berupa foto-foto pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas siswa saat proses pembelajaran. E. Uji Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan (Sarwiji Suwandi, 2009: 60). Data hasil tes tiap akhir siklus digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Untuk menguji validitas data dari hasil prestasi belajar siswa dilakukan validitas butir soal sebelum digunakan. Keaktifan belajar siswa digunakan triangulasi peneliti, yaitu dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian. (Lexy J.Meleong, 1999 : 178). 30 Triangulasi peneliti dilakukan dengan membandingkan hasil observasi dari tiga orang yang berbeda yaitu guru kelas dan 2 mahasiswa. Data hasil observasi yang digunakan mengenai keaktifan belajar siswa dan pengumpulan data didapatkan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan diantara ketiga observer. Data yang didapat akan valid apabila menghasilkan data yang sama diantara ketiga observer atau terdapat kesamaan data diantara dua observer. Apabila data tidak valid maka dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan dengan isi dokumentasi yang berkaitan. F. Analisis Data Analisis data merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan ; (1) tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian (Basrowi dan Suwandi, 2008: 130). Pada penelitian ini akan dilaksanakan beberapa kali tes. Tes awal diselenggarakan sebelum pelaksanaan penelitian untuk mengetahui tingkat prestasi siswa sebelum penerapan fase pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes juga diselenggarakan setiap akhir siklus yang dilaksanakan pada akhir pertemuan setelah dua pertemuan pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui tingkat prestasi siswa terhadap materi himpunan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan fase pembelajaran kooperatif tipe STAD. Analisis hasil tes dimulai dengan mengoreksi pekerjaan masing-masing siswa dengan memperhatikan kisi-kisi tes dan membandingkannya dengan indikator masingmasing tingkat prestasi. Pada kegiatan pra siklus diambil data dari observasi lanjutan dari hasil ulangan siswa pada materi bilangan bulat dan peneliti melakukan observasi untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran. Tujuan dari pengambilan nilai ulangan adalah untuk mengetahui prosentase tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebelum pelaksanaan 31 tindakan. Data yang diperoleh sebagai refleksi yang digunakan untuk melakukan diagnosis tindakan yang akan dilakukan terhadap siswa. Setelah satu siklus tindakan selesai, kepada siswa diberikan tes akhir siklus. Tujuannya untuk mengetahui tingkat kompetensi siswa dari aspek kognitif yakni prestasi peserta didik. Dari hasil tes akhir siklus, dapat diketahui tercapai atau tidaknya indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan, jenis data yang bersifat kuantitatif, dianalisis menggunakan rumus data kuantitatif dalam penelitian tindakan kelas (Gugus, 1999/2000:1) yaitu : Keterangan : P : Presentase Peningkatan Post Rate : Nilai rata-rata sesudah tindakan Base Rate : Nilai rata-rata sebelum tindakan Dari analisis hasil observasi, dapat diketahui tentang pelaksanaan tindakan yang meliputi kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rancangan yang telah dibuat dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan. Analisis tindakan terhadap tes siklus dan hasil observasi digunakan pada tahap refleksi, sebagai dasar perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi proses pembelajaran, hasil wawancara dengan siswa dan guru serta tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, teknik analisis mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1992 : 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai berikut : 1. Reduksi data yaitu meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas. 2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematis dari hasil reduksi data 32 dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. 3. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, kemudian dilakukan verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi G. Indikator Kinerja Penelitian Tindakan yang diberikan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu : 1. Setidaknya 75% siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara aktif dalam kegiatan visual, lisan, menulis, dan menggambar setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Team Achievement Division). 2. Setidaknya 75% siswa telah memahami suatu kompetensi dasar dalam materi yang diberikan dengan nilai lebih besar atau sama dengan nilai KKM kompetensi dasar materi tersebut. H. Prosedur Penelitian Bentuk penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas (class action research). Menurut Mulyasa (2009:10) “penelitian tindakan kelas diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.” Suharsini, Suhardjono, dan Supardi (Mulyasa:2009) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnya, yakni : Penelitian + Tindakan + Kelas, dengan paparan sebagai berikut. 1. Penelitian Menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 33 2. Tindakan Menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik. 3. Kelas Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Berdasarkan prestasi terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan bahwa : Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam penelitian ini akan diterapkan pola kolaboratif, yaitu inisiatif pelaksanaan penelitian tindakan bukan dari guru, tetapi dari pihak luar (dalam hal ini peneliti) untuk memecahkan masalah pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009:59). Pelaksana tindakan adalah peneliti sendiri, sementara peran pengamat dilakukan oleh guru Matematika kelas VII C MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar yaitu Ibu Retno Dwi Astuti, S.Pd. Pembagian tugas ini didasarkan pada hasil diskusi peneliti dengan guru dengan pertimbangan peneliti memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan tingkat prestasi siswa terhadap materi himpunan. Basrowi dan Suwandi (2008: 27) menjelaskan bahwa “ada 4 hal yang harus dilaksanakan dalam proses penelitian tindakan yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing) dan (4) refleksi (reflekting)”. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus-menerus yang dapat digambarkan sebagai berikut : 34 a. Perencanaan Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti. Berdasarkan diagnosis yang didasarkan pada hasil analisis pada hasil observasi pra siklus dan tes awal, disusun suatu rancangan tindakan yang dituangkan dalam perangkat pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran dengan penerapkan fase pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada tahap perencanaan, dibuat perangkat pembelajaran meliputi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran dan tes akhir untuk setiap siklus. Selain itu dibuat pula instrumen yang diperlukan dalam pengumpulan data seperti lembar observasi dan instrumen monitoring observasi. Semua perangkat pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk pengumpulan data digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan pada siklus. b. Pelaksanaan Pada tahap ini guru (dalam hal ini peneliti) melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Perangkat pembelajaran yang dibutuhkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran pendukung dan soal tes akhir siklus yang telah dibuat pada tahap perencanaan. c. Pengamatan Dalam tahap ini, dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan fase pembelajaran kooperatif tipe STAD, pengamat yang dimaksud di sini adalah Ibu Retno Dwi Astuti, S.Pd. Hal-hal yang diamati selama pelaksanaan tindakan meliputi kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rancangan yang telah dibuat, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan dan reaksi siswa terhadap pelaksanaan tindakan. Hasil pengamatan kemudian dianalisis untuk melakukan refleksi. 35 d. Refleksi Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh selama penelitian. Baik untuk data proses pembelajaran dengan penerapan fase pembelajaran kooperatif tipe STAD dan data tingkat prestasi siswa. Untuk data tingkat prestasi, siswa diberi tes untuk mengetahui tingkat prestasi siswa terhadap materi himpunan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan fase pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes diberikan pada akhir siklus dengan materi tes didasarkan pada indikator yang ingin dicapai dari pelaksanaan siklus tersebut. Sedangkan untuk proses pembelajarannya sendiri data diperoleh dari lembar observasi, instrument monitoring observai dan catatan lapangan peneliti. Semua data yang diperoleh di analisis, jika belum mencapai indikator kerja yang telah ditetapkan maka tindakan berlanjut pada siklus berikutnya. Perbaikan siklus selanjutnya didasarkan pada hasil analisis pada data lembar hasil observasi (lembar observasi, instrumen monitoring observasi dan catatan lapangan). Penelitian akan dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari 3 pertemuan untuk setiap siklus yaitu 2 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan untuk melaksanakan tes akhir siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, sebagaimana dijelaskan diatas (Basrowi dan Suwandi, 2008).