1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses kegiatan belajar dan
mengajar. Proses kegiatan belajar dan mengajar dapat dikatakan memiliki
dampak yang positif apabila dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Keberhasilan proses pembelajaran dapat ditunjang dengan menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajari. Peserta didik
yang menghadapi kesulitan belajar akan cenderung memiliki hasil belajar yang
rendah. Melemahnya hasil belajar peserta didik dapat di sebabkan karena model
pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai dengan materi pembelajaran.
Pendidikan formal sangat berkaitan erat dengan ruang lingkup
pembelajaran. Salah satu pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan adanya pendidikan
formal berbasis keahlian ini diharapkan dapat menyiapkan dan mencetak
lulusannya menjadi tenaga kerja yang terdidik dan trampil sesuai dengan bidang
keahlian yang dipelajari.
Bidang keahlian di dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2
Karanganyar antara lain Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Teknik Permesinan,
Teknik Pembuatan Kain (Tekstil) dan Ototronik. Pada program studi RPL salah
satu mata pelajaran yang diajarkan adalah pemrograman web. Pemrograman web
merupakan bidang ilmu yang mempelajari dasar-dasar pemrograman berbasis
web, mulai dari konsep dasar pemformatan dengan HTML (Hypertext Markup
Language), pengenalan bahasa pemrograman (PHP), sampai dengan problem
solving dalam bahasa pemrograman berbasis web. Pemrograman web merupakan
kelompok mata pelajaran C2 (mata pelajaran dengan berbasis pada pemahaman/
comprehension).
1
2
Untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan memerlukan beberapa
faktor penunjangnya. Salah satunya adalah model pembelajaran. Model
pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang menunjang
keberhasilan belajar peserta didik. Oleh karena itu, khususnya guru produktif
harus mempunyai kreatifitas dan inovasi untuk mengembangkan metode
mengajarnya untuk menciptakan pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.
Oleh sebab itu, diperlukan suatu bentuk pembelajaran yang tidak hanya mampu
secara materi saja tetapi juga mempunyai kemampuan yang bersifat formal,
sehingga selain diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik
dan metode pembelajaran yang diterapkan juga dapat membuat peserta didik
aktif terlibat dalam proses belajar mengajar lebih maksimal.
Upaya guru yang dapat dilakukan untuk memotivasi belajar peserta didik
agar hasil prestasi belajar meningkat adalah dengan menggunakan pendekatanpendekatan dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student
center) yang berbasis kooperatif. Salah satunya melalui model pembelajaran
kooperatif seperti Student Teams Achievement Division (STAD).
Setelah dilakukan wawancara dan observasi dengan salah satu guru
kejuruan pada mata pelajaran pemrograman web dan peserta didik di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Karanganyar, bahwa dalam setiap proses
kegiatan belajar dan mengajar belum menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Pembelajaran yang biasa dilakukan di SMKN 2 Karanganyar lebih
mengarah pada pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Oleh karena itu,
model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif
Student Team Achievement Division (STAD).
Pemilihan model ini diharapkan pembelajaran dapat lebih bermakna dan dapat
memberikan pengaruh yang positif guna meningkatkan hasil belajar peserta didik
dalam pembelajaran pemrograman web di kelas X-A Rekayasa Perangkat Lunak
(RPL).
3
Tabel 1.1. Nilai Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pemrograman Web
(Ulangan Tengah Semester Ganjil)
No
1
2
Keterangan Nilai
Tuntas
Belum tuntas
Total
Jumlah
21
15
36
Persentase
58,3%
41,7%
Dari tabel 1.1 diketahui bahwa persentase ketuntasan peserta didik pada
mata pelajaran pemrograman web ulangan tengah semester sebesar 58,3 % (21
peserta didik), sedangkan 41,7% (15 peserta didik) belum mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan pada mata pelajaran pemrograman
web (belum tuntas). KKM pada mata pelajaran pemrograman web kelas X
Rekayasa Perangkat Lunak adalah 78.
Tabel 1.2 Materi Pokok Pemrograman Web Kompetensi Dasar 3.1 – 3.2
No
Materi Pokok
1.
1
Teknologi Aplikasi Web
2.
3.
4.
2
Format Teks Halaman web
1.
2.
3.
4.
Rincian Materi Pokok
Profesi dalam pengembangan
aplikasi web
Sejarah dan cara kerja web
Alur pengembangan aplikasi
web
Perangkat pengembangan
aplikasi web
Anatomi dokumen web
Pemformatan teks paragrap
Pembuatan list minimal
Pembuatan list kombinasi
Dari data yang disajikan pada tabel 1.2 merupakan materi pokok dan
rinciannya pada kompetensi dasar 3.1 dan 3.2. Kompetensi dasar tersebut
merupakan kompetensi dasar bagian awal dalam mata pelajaran pemrograman
web di kelas X. Materi pokok yang diajarkan pada bagian awal merupakan
materi pengantar bagi peserta didik pada mata pelajaran pemrograman web.
Sekolah yang digunakan untuk lokasi penelitian ini memiliki beberapa
permasalahan yang ditemukan pada saat proses kegiatan belajar mengajar
4
berlangsung. Permasalahan tersebut antara lain banyaknya peserta didik yang
memiliki hasil belajar yang kurang, selain itu para peserta didik terutama di kelas
X RPL A tampak kurang mampu memahami dan menerapkan ilmu yang
didapatkan di sekolah khususnya dalam pelajaran kompetensi kejuruan di kelas
X RPL A pada mata pelajaran pemrograman web. Bagian awal sebelum
menerapkan metode pembelajaran kooperatif, masih banyak peserta didik yang
belum memahami ruang lingkup yang akan dipelajari selama menempuh
pendidikan di sekolah kejuruan, terutama pada mata pelajaran pemrograman
web. Peserta didik banyak yang belajar secara individu dan ketika menemukan
masalah pada proses pembelajaran pemrograman web, peserta didik cenderung
untuk pasif.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka terbentuk untuk menggagas
penelitian dengan judul:
“ PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN WEB KELAS X RPL A DI SMKN
2 KARANGANYAR ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat diambil rumusan
masalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
pada mata pelajaran pemrograman web kelas X-A program keahlian Rekayasa
Perangkat Lunak di SMK Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran pemrograman web dengan materi pembuatan
formulir halaman web melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
kelas X RPL A SMK Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2015/2016.
5
D. Manfaat Penelitian
Setelah berbagai masalah yang dirumuskan di atas dapat diperoleh
jawabannya, maka diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik
secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukkan bagi para pendidik yang memilih
strategi pembelajaran (model pembelajaran) atau sedang memulai
pembelajaran kooperatif khususnya pada pembelajaran melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
dunia pendidikan terutama dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan.
c. Sebagai referensi bagi para peneliti lain untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak, baik bagi peneliti, peserta didik, guru,
instansi sekolah maupun peneliti lainnya.
a. Bagi Peserta Didik
Peserta didik dapat lebih termotivasi dalam belajar dan
lebih mudah memahami mata pelajaran kompetensi keahlian
pemrograman web sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan acuan dan menambah wawasan dalam
menggunakan model pembelajaran kooperartif tipe STAD dalam
rangka meningkatkan prestasi dan hasil belajar peserta didik.
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan masukan, saran dan informasi yang
baik terhadap sekolah untuk mengembangkan strategi belajar
6
mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses
dan kuantitas hasil belajar peserta didik maupun lulusan.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut
maupun sebagai bahan acuan bagi peneliti lain dan dapat
meningkatkan pemahaman dan penguasaan peneliti tentang
model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD).
Download