(Annona muricata Linn) dan SRIKAYA (Annona squamosa Linn)

advertisement
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KULIT BUAH SIRSAK (Annona muricata
Linn) dan SRIKAYA (Annona squamosa Linn) TERHADAP LARVA
UDANG ARTEMIA SALINA LEACH
Mega Yulia, Dwi Mulyani
Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi
An extracion using maceration of soursop skin (Annona muricata Linn) and sweetsop skin (Annona
squamosa Linn) with 3 kind eluens : hexane, etyl acetat and ethanol has been conducted. The result of
cytotoxic activity of each extraction (LC50) with Brine Shrimp Lethality Test showed that thick extract
from soursop skin (Annona muricata Linn) : hexane 199,53 ppm, etyl acetat 251,19 ppm, ethanol 1584,89
ppm and LC50 from thick extract of sweetsop skin (Annona squamosa Linn) : hexane 25,12 ppm, etyl
acetat 316,23 ppm, ethanol 501,19 ppm.
Keywords : Annona muricata Linn
PENDAHULUAN
1996), sehingga acetogenin ini dapat dikembangkan
menjadi kandidat obat baru dalam mengatasi kanker.
Kanker adalah penyebab utama kematian
di seluruh dunia dengan jumlah 7,4 juta
kematian (sekitar 13% dari semua kematian)
pada tahun 2004. Lebih dari 70% dari semua
kematian akibat kanker terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Kematian
akibat kanker di seluruh dunia diproyeksikan
akan terus meningkat, dengan 11,5 juta kematian
diperkirakan pada tahun 2030 (WHO, 2009).
Saat ini telah banyak masyarakat
Indonesia
memanfaatkan
tanaman
obat
tradisional untuk mengobati beberapa jenis
penyakit, termasuk dalam mengobati penyakit
kanker. Sirsak dan srikaya merupakan dua
tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai
tanaman obat. Sirsak dan srikaya merupakan
tanaman yang banyak dijumpai di Indonesia.
Berdasarkan studi literatur diketahui
kandungan buah, biji, daun, kulit batang dan
akar telah berhasil diisolasi beberapa senyawa
yang
memiliki
aktivitas
farmakologi,
diantaranya aktivitas sitotoksik yang merupakan
uji awal yang memiliki korelasi dengan senyawa
yang beraktivitas sebagai antikanker. Senyawa
yang berhasil diisolasi dari sirsak dan srikaya
yang memiliki aktivitas sitotoksik adalah
senyawa acetogenin (Wu et al., 1995; Zeng et al.,
Berdasarkan
potensi
kandungan
acetogenin yang besar dari semua bagian
tanaman sirsak dan srikaya, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik
dari kulit buah sirsak dan srikaya yang selama
ini terbuang dan tidak termanfaatkan dengan
metoda Brine Shirmp Lethality Test.
1996; Kim et al., 1998; Chang et al., 2003, Saha,
2011). Acetogenin tersebut menunjukan aktivitas
sitotoksik yang selektif tanpa merusak sel sehat
(Rieser et al., 1993; Wu et al., 1995; Zeng et al.,
ISSN : 2087-5045
METODE PENELITIAN
Alat
Alat-alat yang digunakan untuk ektraksi
adalah timbangan, botol maserasi, gelas ukur
(kapasitas 10 ml, 100 ml dan 250 ml), corong,
rotary evaporator, penangas air, desikator, vial
volume 20 ml, plat tetes, pipet tetes, spatel,
timbangan analitik, alumunium foil.
Alat-alat
yang
digunakan
untuk
pengerjaan uji aktivitas metode “Brine Shrimp
Lethality Test”: wadah pembiakan larva, aerator
(pembentuk
gelembung
udara),
lampu,
timbangan listrik, pipet mikro, pipet tetes dan
vial yang telah dikalibrasi.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah
sampel kulit buah sirsak dan srikaya, asam
sulfat 2 N, serbuk logam Mg, asam klorida
pekat, asam asetat anhidrat, Besi (III) klorida,
pereaksi Mayer, pereaksi
LiebermannBurchard, pereaksi Dragendorff, kloroform dan
53
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
kloroform-amoniak 0,05 N, etanol, etil asetat,
heksan, pereaksi vanilin sulfat dan kapas.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
pengujian “Brine Shrimp”: air laut, sampel uji
dan dimetil sulfoksida (DMSO).
Hewan percobaan
Hewan percobaan yang digunakan larva
Artemia salina leach.
Prosedur Penelitian
Uji Aktivitas Sitotoksik Sirsak dan Srikaya
Ekstraksi
Sebanyak masing-masing 3,6 kg kulit
buah sirsak Annona muricata Linn dan 4,5 kg
kulit buah srikaya Annona squamosa Linn
dirajang halus, diekstraksi dengan 3 pelarut yang
berbeda yaitu etanol, etil asetat dan heksan
masing-masing mg.
Pengujian aktivitas
Pengujian pendahuluan aktivitas terhadap
ekstrak sampel heksane, etil asetat dan etanol
dilakukan dengan 4 variasi konsentrasi yaitu
10.000, 1.000, 100, 10. Pembuatan larutan
induk dimana sampel ditimbang sebanyak 200
mg kemudian ditambahkan etanol 20 ml.
Larutan uji dibuat dengan memipet masingmasing 5000, 500, 50 dan 5 µl dari larutan
induk, setelah itu larutan uji dimasukkan dalam
desikator sampai semua pelarutnya menguap
dan sebagai kontrol disiapkan 3 vial yang hanya
diisi 50 µl DMSO dan dicukupkan volumenya 5
ml dengan air laut. Ekstrak yang sudah kering
dari masing-masing vial dilarutkan 50 µl
DMSO, kemudian ditambahkan air laut ± 2 ml.
Sebanyak 10 larva udang dimasukkan ke dalam
vial yang telah berisi ekstrak, DMSO dan air
laut, volume dicukupkan 5 ml dengan air laut.
Jumlah larva yang hidup dihitung setelah 24
jam, maka diketahui jumlah larva yang mati.
Nilai LC50 dihitung metoda Farmakope
Indonesia (Meyer,1982).
ISSN : 2087-5045
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Dari 1,2 kg sampel basah kulit buah sirsak
Annona muricata Linn diperoleh ekstrak
kental heksane sebanyak 1,21gram (0,10%),
ekstrak kental etil asetat sebanyak 5,42 gram
(0,45%) dan ekstrak kental etanol sebanyak
30,10 gram (2,51%). Sedangkan dari 1,5 kg
sampel basah kulit buah srikaya Annona
squamosa Linn diperoleh ekstrak kental
heksane sebanyak 2,48 gram (0,16 %),
ekstrak kental etil asetat sebanyak 84,61
gram (5,64 %) dan ekstrak kental etanol
sebanyak 98,21 gram (6,55%).
2. Pemeriksaan aktivitas sitotoksik dengan
metoda “Brine Shrimp Lethality Test”
terhadap ekstrak kental heksane, etil asetat
dan etanol dari kulit buah sirsak Annona
muricata menunjukan nilai LC50 ekstrak
kental heksane 199,53 ppm, ekstrak kental
etil asetat 251,19 ppm dan ekstrak kental
etanol 1584,89 ppm.
3. Pemeriksaan aktivitas sitotoksik dengan
metoda “Brine Shrimp Lethality Test”
terhadap ekstrak kental heksane, etil asetat
dan etanol dari kulit buah srikaya Annona
squamosa Linn menunjukan nilai LC50
ekstrak kental heksane 25,12 ppm, ekstrak
kental etil asetat 316,23 ppm dan ekstrak
kental etanol 501,19 ppm.
Pembahasan
Penelitian ini dimulai dengan proses
koleksi sampel buah sirsak Annona muricata
Linn dan buah srikaya Annona squamosa Linn
yang diperoleh dari Nagari Ampalu, Kecamatan
Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman.
Sampel kemudian diambil kulitnya kemudian
diekstraksi dengan metoda maserasi. Metoda
maserasi dipilih karena maserasi merupakan
metoda ekstraksi yang secara teknis pengerjaan
dan alat yang digunakan sederhana, yaitu cukup
dengan merendam sampel dengan pelarut
organik 3-5 hari dengan sesekali diaduk.
Setelah 5 hari disaring dengan kapas.
Pada pengujian ini digunakan sampel
basah kulit buah sirsak Annona muricata Linn
dan buah srikaya Annona squamosa Linn.
Sampel dicincang kecil untuk memperluas
daerah permukaan ekstraksi. Sampel tersebut
54
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
kemudian ditimbang sebanyak 1,2 kg
selanjutnya dimaserasi dengan heksane, etil
asetat dan etanol selama 3x5 hari dalam botol
kaca berwarna gelap. Hasil maserasi disaring
dan diekstrak sehingga diperoleh ekstrak kental
kulit buah sirsak Annona muricata Linn heksane
1,21 gram, etil asetat 5,42 gram dan ekstrak
etanol sebanyak 30,10 gram. Sedangkan untuk
sampel kulit buah srikaya Annona squamosa
Linn diperoleh ekstrak kental heksane 2,48
gram, etil asetat 84,61 gram dan ekstrak kental
etanol sebanyak 98,21 gram.
Untuk pengujian aktivitas sitotoksik
digunakan metoda Brine Shrimp Lethality Test
(BSLT) dengan hewan percobaan adalah larva
Artemia salina Leach. Pemilihan metoda ini
sebagai penapisan awal dalam upaya pencarian
senyawa antikanker karena biaya percobaan
yang murah, proses pengerjaan yang cepat,
sederhana, dan tidak memerlukan kondisi yang
aseptis. Selain itu larva artemia mempunyai
beberapa keunggulan diantaranya mudah
didapat, mudah dikembang biakandan dapat
hidup pada rentangan salinitas yang tinggi.
Larva Artemia salina Leach diperoleh dengan
menetaskan telur selama 48 jam. Larva yang
telah menetas akan berenang ketempat yang
terang. Hal ini akan dapat memudahkan untuk
pemisahan dan pengambilan hewan percobaan
ini yang telah berkembang menjadi larva.
Pembuatan larutan uji dimulai dengan
pembuatan larutan induk yaitu sebanyak 200 mg
ekstrak kental ditambahkan etanol 20 ml.
Larutan uji dibuat dengan memipet masingmasing 5000, 500, 50 dan 5 µl dari larutan induk
untuk konsentrasi masing-masingnya 10.000,
1.000, 100, 10 ppm, setelah itu larutan uji
dimasukkan dalam desikator sampai semua
pelarutnya menguap dan sebagai kontrol
disiapkan 3 vial yang hanya diisi 50 µl DMSO
dan dicukupkan volumenya 5 ml dengan air laut.
Ekstrak yang sudah kering dari masing-masing
vial dilarutkan 50 µl DMSO, kemudian
ditambahkan air laut ± 2 ml. Sebanyak 10 larva
udang dimasukkan ke dalam vial yang telah
berisi ekstrak, DMSO dan air laut, volume
dicukupkan 5 ml dengan air laut. Jumlah larva
yang hidup dihitung setelah 24 jam, maka
diketahui jumlah larva yang mati. Nilai LC50
dihitung
metoda
Farmakope
Indonesia
(Meyer,1982).
Pembuatan larutan uji
menggunakan
pelarut
DMSO
(dimetil
sulfoksida) karena pelarut ini selain untuk dapat
membantu kelarutan sampel uji juga sifatnya
yang relatif tidak toksik. Banyaknya DMSO
yang ditambahkan adalah 50 L, karena jika
lebih dari 50 L akan menyebabkan kematian
pada larva udang.
Tabel 1. Hasil uji aktivitas sitotoksik ekstrak heksane, etil asetat dan etanol kulit buah sirsak Annona
muricata Linn dan kulit buah srikaya Annona squamosa Linn
No
1
2
3
Ekstrak
Sirsak
Annona muricata Linn
Heksane 199,53 ppm
Etil asetat 251,19 ppm
Etanol 1584,89 ppm
Hasil uji aktivitas sitotoksik dengan
menggunakan metoda Farmakope Indonesia
diperoleh nilai LC50 untuk ekstrak kental kulit
buah sirsak Annona muricata Linn : heksane
199,53 ppm, etil asetat 251,19 ppm dan etanol
1584,89 ppm. Sedangkan untuk ekstrak kental
kulit buah srikaya Annona squamosa Linn :
heksane 25,12 ppm, etil asetat 316,23 ppm dan
etanol 501,19 ppm. Dari hasil yang diperoleh
ISSN : 2087-5045
Srikaya
Annona squamosa Linn
Heksane 25,12 ppm
Etil asetat 316,23 ppm
Etanol 501,19 ppm
terlihat bahwa nilai LC50 ekstrak tersebut lebih
kecil dari 1000 ppm, kecuali ekstrak kental
etanol dari kulit buah sirsak Annona muricata
Linn. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
ekstrak kental kulit buah srikaya Annona
squamosa Linn memiliki nilai LC50 yang lebih
kecil dari ekstrak kental kulit buah sirsak
Annona muricata Linn.
55
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada penelitian yang telah dilaksanakan
dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak-ekstrak
yang didapat dari kulit buah sirsak Annona
muricata Linn dan kulit buah srikaya Annona
squamosa lebih kecil dari 1000 ppm yang
artinya ekstrak tersebut aktif sitotoksik, kecuali
ekstrak kental etanol dari kulit buah sirsak yang
memiliki nilai LC50 besar dari 1000 ppm yang
artinya tidak aktif sitotoksik.
Dari hasil
keseluruhan diketahui bahwa nilai LC50 ekstrak
kulit buah srikaya Annona squamosa Linn lebih
kecil dibanding ekstrak kental kulit buah sirsak
Annona muricata Linn.
Saran
Disarankan untuk penelitian selanjutnya
dapat melakukan penelitian sampai tahap
fraksinasi dan isolasi senyawa aktif sitotoksik.
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society, (2013), Breast
Cancer, diakses dari www.cancer.org
tanggal 11 Maret 2013.
Anonim, (2002), Sirsak, Ditjen BPPH
Departemen Pertanian, diakses 11 Maret
2013
dari
www.pustaka.litbang.deptan.go.id.
Anonim. (2013). Srikaya Annona squamosa L.
CCRC Farmasi UGM. Diakses 11 Maret
2013 dari www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id.
Anonim. (2013).
Prospek Pengembangan
Sirsak. Diakses 14 Maret 2013 dari
http://cybex.deptan.go.id.
Chang FR, Liaw CC, Lin CY, et al (2003). New
adjacent bis-tetrahydrofuran annonaceous
acetogenins from annona muricata.
Planta Med, 69, 241-6.
Damilartha,
Setiawan,
(2008),
Ramuan
Tradisional Untuk Pengobatan Kanker,
Penebar Swadaya.
Hariana Arief, (2008), Tumbuhan Obat dan
Khasiatnya seri ketiga, Penebar Swadaya.
Kim GS, Zeng L, Alali F, et al (1998).
Muricoreacin and murihexocin C, monotetrahydrofuran acetogenins, from the
leaves of Annona muricata. Phytochem,
49, 565-71.
ISSN : 2087-5045
Meyer BN, (1982), Brine Shrimp : a
conventional general bioassay for active
plants constituent, Plant Medica.
Munifah, I., T. Wikarta dan M. Nursid, (2009),
Sponge : Biota Laut Penghasil Senyawa
Bioaktif yang potensial,Laboratorium
Bioteknologi Kelautan, Pusat Riset
Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi
Kelautan dan Perikanan.
Pechmanee T, (2009), Food Organism For
Seabass
Larval
Rearing,
Fao
CorporateDocument Respository, Fisher
and Aquaculture Departement.
Rieser MJ, Fang XP, Rupprecht K, et al (1993).
Bioactive single-ring acetogenins from
seed extracts of annona muricata. Planta
Med, 59, 91-2.
Saha R,
(2011),
Pharmacognosy and
pharmacology of Annona squamosa : A
review, International Journal of Pharmacy
and Life Sciences, Vol 2, 1183-1189.
Sulaiman Hamizah, et al.,
(2012),
Chemopreventive Potential of Annona
Muricata L Leaves on ChemicallyInduced Skin Papillomagenesis in Mice,
Asian Pacific Journal of Cancer
Prevention, Vol 13.
Syamsuhidayat, Sri Sugati, and Johnny Ria
Hutapea, (1991), Inventaris Tanaman
Obat
Indonesia
(I),
Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Widyaningrum, Herlina dan Tim Solusi
Alternatif, (2011), Kitab Tanaman Obat
Nusantara cetakan pertama, Mediapress,
Yogyakarta.
World Health Organization, (2009), Cancer The
Problem,
diakses
dari
http://www.who.int/nmh.
World Health Organization, (2008), Cancer
Control Knowledge Into action Diagnosis
and treatment, Switzerland.
Wu FE, Zeng L, Gu ZM, et al (1995). New
bioactive
monotetrahydrofuran
annonaceous acetogenins, annomuricin C
and muricatocin C, from the leaves of
annona muricata. J Nat Prod, 58, 909-15.
Zeng L, Wu FE, Oberlies NH, et al (1996). Five
new
monotetrahydrofuran
ring
acetogenins from the leaves of annona
muricata. J Nat Prod, 59, 1035-42.
56
Download