STUDI ALTERNATIF PERENCANAAN FISHWAY PADA BENDUNG TEMPURAN DI DESA TEMPURAN KECAMATAN PASREPAN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : DYAN EKA NURHAYATI NIM. 115060401111002-64 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2015 STUDI ALTERNATIF PERENCANAAN FISHWAY PADA BENDUNG TEMPURAN DI DESA TEMPURAN KECAMATAN PASREPAN KABUPATEN PASURUAN Dyan Eka Nurhayati1, Very Dermawan2, Dian Chandrasasi2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Jl. MT.Haryono No.167 Malang-65145 Jawa Timur-Indonesia Telp/Fax : 0341-562454 Email: [email protected] ABSTRAK Fishway atau laluan ikan merupakan saluran yang didesain untuk mempermudah ikan melewati bangunan konstruksi melintang sungai yang dibuat manusia. Dengan adanya bangunan melintang pada sungai yang tidak dilengkapi dengan fishway akan berakibat pada keseimbangan ekosistem pada sungai tersebut. Studi perencanaan ini bertujuan untuk memberikan alternatif pengurangan dampak negatif terhadap ekosistem sungai yang dapat disebabkan oleh pembangunan bendung. Pada sungai Tempuran hidup beberapa jenis ikan. Oleh karena itu pada bendung Tempuran perlu dilengkapi dengan fishway. Terdapat tiga alternatif tipe fishway yang dapat diterapkan pada bendung Tempuran yang memiliki fungsi utama untuk irigasi, yaitu tipe pool passes, slot passes, dan bypass channel. Ditinjau dari segi teknis, ekonomi, dan kemampuan berenang ikan, dari hasil ketiga perhitungan alternatif tersebut dipilih fishway tipe pool passes. Kata kunci: Bendung, Ikan, Fishway ABSTRACT Fishway is a waterway to allow some fish specieses pass by a man-made obstruction in river or stream. The river construction which has not fishway will give an impact for the river ecosystem balance. The purpose of this research is to give an alternative to reduce negative effect for ecosystem in river because of weir. In Tempuran river live some fish specieses. That is why fishway need to be built in Tempuran weir. There are three alternatives fish way which can be applied in Tempuran weir, the alternatives are pool passes, slot passes, and bypass channel. Considered from the result of analysis, economy analysis, and fish swimming ability, fishway pool passes is the best one to be built in Tempuran weir. Keyword: Weir, Fish, Fishway 1. PENDAHULUAN Bendung merupakan bangunan melintang pada sungai. Fungsi bendung yaitu untuk menaikkan tinggi muka air, sehingga air sungai tersebut dapat dimanfaatkan untuk irigasi. Seiring dengan perkembangan zaman, pembangunan suatu bangunan air tidak boleh hanya mempertimbangkan faktor teknis, tetapi juga harus memperhatikan faktor lingkungan atau ekosistem sekitar. Pada sungai yang dibangun sebuah bendung terdapat ekosistem tempat beberapa jenis ikan hidup. Siklus hidup ikan yang sering bermigrasi dari hulu ke hilir atau sebaliknya dapat terganggu dengan adanya pembangunan bendung. Apabila hal ini dibiarkan secara terusmenerus populasi ikan tersebut dapat berkurang atau bahkan punah. Sehingga bangunan melintang sungai seperti bendung perlu dilengkapi dengan fishway (laluan ikan). Di Indonesia masih belum terlalu diterapkan bangunan melintang sungai yang dilengkapi fishway (laluan ikan). Hanya ada tiga fishway yang dibangun pada bangunan bendung di Indonesia, yaitu Bendung Perjaya di Ogan Komering Ulu (Propinsi Sumatera Selatan), Bendung Batang Hari di Sumatera Barat, dan Bendung Wawatobi di Sulawesi Selatan (Maryono, 2008:34). Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk mengetahui tipe fishway yang sesuai pada bendung Tempuran, mengetahui rancangan anggaran biaya untuk masing-masing alternatif, dan alternatif tipe yang akan dipilih ditinjau dari segi teknis dan ekonomi. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bendung Bendung merupakan bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan tinggi muka air yang dapat digunakan untuk irigasi, PLTA, dan kebutuhan lainnya. Terdapat beberapa bagian pada bangunan bendung, yaitu bangunan utama, bangunan perkuatan sungai, dan bangunan pelengkap. 2.2. Fishway (Laluan Ikan) Fishway atau laluan ikan merupakan saluran yang didesain untuk mempermudah ikan melewati bangunan konstruksi melintang sungai yang dibuat manusia (Katopodis, 1992:1). Dengan adanya bangunan melintang pada sungai yang tidak dilengkapi dengan fishway akan berakibat pada keseimbangan ekosistem pada sungai tersebut. 2.2.1. Faktor Ekologi Habitat ikan di sungai Indonesia dapat dibedakan dari hulu ke hilir berdasarkan karakteristik umum geomorfologinya (Kottelat dan Whitten, 1996, dalam Maryono 2008:15). Habitat-habitat tersebut yaitu: 1. Sungai kecil di pegunungan 2. Sungai kecil di kaki gunung dan dataran rendah 3. Sungai besar, oxbow, dan danau oxbow 4. Estuari 5. Gua dan sungai bawah tanah Ikan yang hidup di air tawar seperti yang telah disebutkan diatas, tidak akan berada di habitat tersebut sepanjang waktu, ikan melakukan migrasi. Beberapa spesies ikan bermigrasi meng-ikuti pergerakan musim. Untuk mendesain suatu fishway sangat bergantung pada karakteristik spesies ikan yang diperhitungkan akan melewati fishway tersebut. Selain sifat migrasi ikan, faktor yang juga perlu diperhitungkan yaitu ukuran ikan dan kemampuan berenang ikan (Bok dkk, 2004:11). 2.2.1.1. Migrasi Ikan Migrasi merupakan perpindahan menuju habitat yang berbeda dengan tujuan tertentu (Maryono, 2008:19). Ikan memiliki berbagai macam tujuan bermigrasi, seperti bereproduksi, mencari makan, mencari tempat berlindung, penyebaran diri, dan mencari habitat baru. 2.2.1.2. Kemampuan Berenang Ikan Kemampuan berenang ikan merupakan salah satu faktor penting dalam perencanaan suatu fishway. Kemampuan berenang ikan bisa dijadikan sebagai parameter apakah kecepatan aliran pada fishway tidak melebihi kecepatan berenang ikan terlemah yang diprediksi akan melalui fishway. 2.2.2. Perencanaan Umum Fishway Ikan dan hewan invertebrata bermigrasi ke hulu mengikuti arus sungai. Jalan masuk fishway harus mudah ditemukan oleh organisme atau ikan yang akan bermigrasi ke hulu. Pada umumnya fishway terletak di tepi sungai (Anonim, 2002:22). 2.3. Tipe Fishway Tipe fishway dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu tipe alamiah dan tipe teknis. Tipe fishway alamiah yaitu (Maryono, 2008:40): 1. Saluran melingkar bendung (bypass channel fishway) 2. Konstruksi ramp ikan (fish ramp) 3. Konstruksi ramp dasar sungai dan konstruksi slope (bottom ramp and slope) Dan yang termasuk tipe teknis yaitu: 1. Tipe pool passes 2. Tipe slot vertikal (vertical slot passes) 3. Tipe denil (denil passes/counter flow passes) 4. Tipe lock (fish locks) 5. Tipe lift (fish lifts) Pemilihan tipe fishway harus berdasarkan prioritas yang sesuai dengan kondisi sungai dan bangunan melintangnya. 2.4. Bangunan Pelengkap Fishway Pada perencanaan fishway juga dibutuhkan bangunan pelengkap untuk mendukung agar fishway dapat bekerja secara optimal. Beberapa macam bangunan pelengkap fishway, diantaranya yaitu kolam istirahat, pengaman dari aliran debris, pintu air, perangkap, saluran transisi, dan lain-lain. Pemilihan bangunan pelengkap untuk fishway ini disesuaikan dengan kebutuhan pada saat perencanaan fishway. 2.4.1. Bangunan Pengatur Muka Air Bangunan pengatur muka air yang digunakan pada studi perencanaan ini yaitu berupa sluice gate. Sluice gate ini berfungsi untuk mengatur debit yang masuk pada saluran fishway, sehingga tinggi muka air yang dibutuhkan fishway terjaga. Bukaan pintu minimum fishway yaitu 0,3 m dan lebar pintu 0,3 m, dengan kecepatan aliran tidak melebihi 3 m/s. Selain itu pintu untuk fishway disarankan tidak terdapat halangan di bawah pintu, sehingga ikan yang akan masuk ke fishway tidak akan kesulitan (Beach, 1984:10-11). 2.4.2. Kolam Istirahat (Resting Pool) Pada hilir pintu sluice gate, sebelum air memasuki fishway, air terlebih dahulu melalui saluran transisi. Saluran transisi terletak di hulu dan hilir fishway, apabila saluran ini cukup panjang, maka di dalamnya perlu ditambah kolam penenang. 3. METODOLOGI Lokasi studi terletak di Desa Tempuran Kecamatan Pasrepan Kabupaten Pasuran. Data Bendung Tempuran yaitu sebagai berikut: 1. Lebar efektif bendung = 18 m 2. Debit rencana (Q100th) = 29,91 m3/det 3. Elevasi dasar sungai = +644,2 m 4. Elevasi puncak bendung = +645 m 5. Tinggi bendung (P) = 0,8 m 6. Hd = 0,7 m 7. He = 0,86 m Data yang diperlukan untuk studi alternatif ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Data yang digunakan Data Eksisiting Bendung -Debit banjir rancangan bendung -Dimensi bendung Data klimatologi -Suhu Ekosistem sungai : -Jenis ikan -Ukuran ikan Fungsi Untuk menentukan debit rancangan fishway dan menentukan tipe fishway yang sesuai dengan kondisi bendung Untuk mengetahui kemampuan berenang ikan Untuk menentukan dimensi yang sesuai pada perencanaan fishway -Perilaku migrasi Data topografi Daftar Harga Satuan Alat, Bahan dan Material, dan Satuan Pekerjaan Untuk mengetahui elevasi lahan di sekitar bendung untuk perhitungan rancangan anggaran biaya Untuk menghitung rancangan anggaran biaya konstruksi fishway L U (m) (m/det) Wader Pari 0,12 2,71 Sepat Mutiara 0,12 2,71 Sepat Rawa 0,10 Sumber: Hasil Perhitungan 2,42 Jenis Ikan Mulai Data Bendung Data Topografi Data Ekosistem Sungai Data Harga Alat dan Material Data Klimatologi Penentuan Inlet dan Outlet Fishway Kemampuan Berenang Ikan Volume Fishway Alternatif Pemilihan Tipe Fishway Rumusan Masalah 1 Perhitungan Teknis Fishway RAB Fishway Rumusan Masalah 2 Pemilihan alternatif dari segi teknis dan harga konstruksi Rumusan Masalah 3 Kesimpulan Selesai Gambar 3.1. Diagram alir penyelesaian skripsi 4. PEMBAHASAN 4.1. Debit Banjir Rancangan Bendung Tempuran Perencanaan fishway pada Bendung Tempuran ditinjau dengan menggunakan Q2th sebesar 11,78 m3/det. Karena Q2th merupakan debit dominan yang melewati sungai, dengan probabilitas fishway yaitu 50%. 4.2. Faktor Ekologi Pada Perencanaan Fishway Pada Kali Tempuran terdapat beberapa jenis ikan yang hidup seperti yang ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 4.1. Jenis ikan, panjang, dan kecepatan berenang Jenis Ikan Wader Bintik Dua L U (m) (m/det) 0,10 2,42 4.3. Analisa Perencanaan Inlet dan Outlet Fishway Inlet fishway terletak pada bagian hilir bendung, sedangkan outlet fishway terletak di hulu bendung. Inlet perencanaan fishway pada Bendung Tempuran direncanakan 24,6 meter dari kaki hulu bendung, dengan pertimbangan jarak tersebut tidak terlalu jauh dari bendung dan beraliran sub kritis. Sedangkan outlet fishway terletak pada jarak 13,5 meter dari kaki hulu bendung. 4.4. Analisa Perencanaan Bangunan Pengatur Muka Air Pada Fishway Pada bagian hulu fishway atau outlet fishway direncanakan bangunan pengatur muka air berupa pintu sorong (sluice gate). Sluice gate pada fishway Bendung Tempuran direncanakan selebar 0,5 m, tinggi bukaan pintu 0,3 m, dengan debit sebesar 0,424 m3/det. 4.5. Analisa Perencanaan Dimensi Fishway Hasil perhitungan untuk ketiga alternatif fishway pada Bendung Tempuran adalah sebagai berikut: Tabel 4.2. Rekapitulasi perhitungan fishway tipe pool passes Pool Passes Lebar Panjang Kolam Panjang Fishway Jumlah kolam Slope Fishway Kedalaman Air Debit Antar Kolam Kecepatan Aliran 0,8 m 1,30 m 11,7 m 9 kolam 0,115 0,675 m 0,049 m3/det 1,716 m/det Sumber: Hasil perhitungan Bypass Channel Saluran Saluran Saluran 1 2 3 Gambar 4.1. Detail bagian fishway tipe pool passes Sumber: Anonim, 2002:71 Slope Fishway Kedalaman Air Debit Antar Kolam Kecepatan Aliran 0,0102 0,034 0,01 0,5 m 0,320 m 0,504 m 0,131 m3/det 0,265 m3/det 0,129 m3/det 0,653 m/det 1,324 m/det 0,645 m/det Sumber: Hasil perhitungan Tabel 4.3. Rekapitulasi perhitungan fishway tipe slot passes Slot Passes Lebar 1,36 m Panjang Kolam Panjang Fishway 1,70 m Jumlah kolam 9 kolam Slope Fishway 0,088 Kedalaman Air 0,675 m 15,3 m Debit Antar Kolam Gambar 4.3. Posisi fishway tipe bypass channel pada bendung 0,128 m3/det Kecepatan Aliran Sumber: Anonim, 2002:41 1,716 m/det Sumber: Hasil perhitungan Gambar 4.2. Fishway tipe slot passes dengan dua slot Sumber: Anonim , 2002:78 Tabel 4.4. Rekapitulasi perhitungan fishway tipe bypass channel Bypass Channel Saluran Saluran Saluran 1 2 3 Lebar Panjang Fishway 0,80 m 0,80 m 0,80 m 5m 30 m 4.4 m 4.6. Pengaruh Fungsi Bendung Dengan Adanya Perencanaan Fishway Pada perencanaan fishway digunakan Q2th dengan debit maksimum sebesar 11,78 m3/det.. Debit yang dibutuhkan untuk fishway yaitu 0,424 m3/det. Sehingga debit berkurang menjadi 11,36 m3/det. Dengan debit tersebut tinggi muka air di hulu berada pada elevasi +645,30 m, elevasi tersebut masih berada diatas elevasi puncak bendung yaitu +645,00. Sehingga perencanaan fishway tidak akan mengganggu fungsi utama bendung. 4.7. Perhitungan Rancangan Anggaran Biaya Perencanaan Fishway Biaya yang dibutuhkan untuk setiap alternatif fishway berdasarkan dimensi saluran, penampang saluran, dan material yang digunakan. Tabel 4.5. Rancangan Anggaran Biaya fishway tipe pool passes Material Pool Passes Dasar Saluran Fishway Pasangan batu kali Sekat Kayu ulin borneo Tanggul Pasangan batu kali Biaya Rp 91,160,600.00 Sumber: Hasil perhitungan Tabel 4.6. Rancangan Anggaran Biaya fishway tipe slot passes Material Slot Passes Dasar Saluran Fishway Pasangan batu kali Sekat Kayu ulin borneo Tanggul Pasangan batu kali Biaya Rp 104,283,700.00 Sumber: Hasil perhitungan Tabel 4.7. Rancangan Anggaran Biaya fishway tipe bypass channel Bypass Channel Material Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3 Dasar Saluran Fishway Tanah Tanah Tanah Sekat Batu 3 kg-5 kg Batu 3 kg-5 kg Batu 3 kg-5 kg Pasangan batu kosong Pasangan batu kosong Pasangan batu kosong Gebalan rumput Gebalan rumput Gebalan rumput Tanggul Biaya Rp 16.401.100,00 Sumber: Hasil perhitungan 5. KESIMPULAN 1. Pada perencanaan fishway di Bendung Tempuran terdapat tiga alternatif yang dapat diterapkan tanpa mengganggu fungsi utama bendung. Ke- tiga alternatif tersebut yaitu fishway tipe pool passes, slot passes, dan bypass channel. Untuk fishway tipe fish ramp tidak memungkinkan untuk digunakan karena tipe tersebut hanya dapat digunakan untuk bangunan melintang sungai yang tidak digunakan untuk irigasi. Sedangkan untuk fishway tipe denil passes digunakan untuk jenis ikan dengan perenang kuat. Perencanaan fishway di Bendung Tempuran ini tidak akan mengganggu ketersediaan air sungai yang akan dialirkan untuk irigasi. Karena debit sungai berkurang hanya 0,96% dari debit maksimum Q2th, dengan debit yang mengalir untuk fishway sebesar 0,424 m3/det dan bukaan pintu 0,30 m pada outlet fishway. Elevasi muka air di hulu masih diatas elevasi mercu bendung, yaitu +645,30 m. Fishway hanya beroperasi pada saat debit air sungai normal, sedangkan pada musim kering dan saat terjadi banjir pintu air fishway akan ditutup. 2. Rancangan Anggaran Biaya yang dibutuhkan untuk setiap alternatif fishway berdasarkan pada dimensi saluran, penampang saluran, dan material yang digunakan. Rancangan Anggaran Biaya termurah yaitu fishway tipe bypass channel, yaitu sebesar Rp. 16.401.100,00. Sedangkan anggaran biaya termahal yaitu fishway tipe slot passes, yaitu sebesar Rp. 104.283.700,00. Anggaran biaya untuk fishway tipe pool passes yaitu Rp. 91.160.600,00. 3. Dari hasil perhitungan didapatkan dua tipe fishway yang benar-benar memenuhi ketentuan dari masing-masing tipe, yaitu tipe pool passes dan bypass channel, sedangkan slot passes kurang memenuhi ketentuan besarnya debit. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing tipe, dapat dipilih fishway tipe pool passes yang paling baik untuk diterapkan di Bendung Tempuran. Karena fishway tipe pool passes lebih aman dari ba- haya erosi dibandingkan dengan fishway tipe bypass channel. Ikan akan berenang melalui fishway tipe pool passes dengan nyaman karena kecepatan aliran sebesar 1,716 m/s tidak melebihi kecepatan berenang ikan terlemah (2,42 m/s). DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. 2002. Fish Passes- De-sign, Dimensions, and Monitoring. Terj. FAO (Food and Agriculture Organization of The United Nations). Rome: DVWK (Deutscher Verband für Wasserwirtschaft und Kulturbau e.V.). 2. Beach, M.H. 1984. Fisheries Research Technical Report No.78 (Fish Pass Design –Criteria for The design and Approval of Fish Passes and Other Structure to Facilitate the Passage of Migratory Fish in Rivers). Directorate of Fisheries Research. 3. Bok, Rossouw, dan Rosseboom. 2004. Guidelines For The Planning, Design and Operation of Fishway in South Africa. Water Research Commission. 4. Katopodis, Chris P.Eng. 1992. Introduction To Fishway Design. Canada: Freshwater Institute. 5. Maryono, Agus. 2008. Rekayasa Fishway (Tangga Ikan). Yogyakarta: UGM Press LAMPIRAN GAMBAR 2.40 1.00 0.80 10.40 7.00 10.20 0.80 + 644.20 + 645.00 + 643.00 + 642.80 + 642.80 0.500m 0.800m 3.000m 3.800m 0.800m 1.500m1.300m 1.300m 14.000m KETERANGAN GAMBAR : RESTING POOL FISHWAY POOL PASSES 1.500m1.300m 11.700m DENAH LETAK FISHWAY POOL PASSES DAN RESTING POOL PADA BENDUNG TEMPURAN 1 : 200 13.700m 2.40 1.00 0.80 10.40 7.00 10.20 0.80 + 644.20 + 645.00 + 643.00 + 642.80 + 642.80 0.500m 1.360m 1.360m 1.700m 1.500m 1.700m 14.000m KETERANGAN GAMBAR : RESTING POOL FISHWAY POOL PASSES 1.700m 1.500m 15.300m DENAH LETAK FISHWAY SLOT PASSES DAN RESTING POOL PADA BENDUNG TEMPURAN 1 : 200 10.660m 2.40 1.00 0.80 10.40 7.00 10.20 0.80 + 644.20 + 645.00 + 643.00 + 642.80 + 642.80 0.500m 0.800m 3.000m 0.800m 3.000m saluran 1 saluran 2 saluran 3 0.335m 0.335m 5.000m 30.000m DENAH LETAK FISHWAY BYPASS CHANNEL PADA BENDUNG TEMPURAN 1 : 200 4.400m 0.335m