penerapan prinsip good corporate governance pada

advertisement
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA
PERUSAHAAN PROPERTI PT. MULTI ROYU INDONESIA
Vincentius Wintara Putra
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: [email protected]
Abstrak— Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisa penerapan prinsip Good Corporate
Governance pada PT. Multi Royu Indonesia sudah
diterapkan. Prinsip Good Corporate Governance ada lima
yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban,
kemandirian, dan kesetaraan. Kelima prinsip tersebut
harus diterapkan seluruhnya pada perusahaan sehingga
perusahaan dapat berkembang dan mampu bersaing
dengan perusahaan properti lainnya. Teknik analisa yang
digunakan adalah triangulasi tiga narasumber sehingga
hasil yang diperoleh valid atau benar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perusahaan PT Multi Royu
Indonesia telah menerapkan prinsip sudah menjalankan
prinsip transparansi dalam sistem informasi pemasaran
perusahaan dan sistem gaji dan komisi perusahaan, tetapi
belum terbuka terhadap visi misi, struktur perusahaan
dan peraturan perusahaan. Prinsip akuntabilitas belum
dijalankan karena perusahaan memiliki sistem peraturan
yang baik tetapi para pekerja masih tidak menaati
peraturan tersebut. Prinsip pertanggung jawaban
perusahaan yang belum dijalankan adalah jaminan
keselamatan dan kesehatan para pekerja. Prinsip
kemandirian dan kesetaraan perusahaan sudah
dijalankan karena tidak ada tekanan dari luar perusahaan
dan memperlakukan para pekerja dengan adil dan wajar.
Kata Kunci— transparansi, akuntabilitas, pertanggung
jawaban, kemandirian, dan kesetaraan
I. PENDAHULUAN
Di zaman modern ini, terdapat banyak perusahaan
berjalan dan beroperasi di Indonesia.Jumlahnya mencapai
puluhan ribu yang terdiri dari berbagai sektor seperti makanan,
minuman, tekstil, kendaraan bermotor, peralatan komunikasi,
kayu, penerbitan, tembakau dan lain-lain.Menurut data dari
website resmi Badan Pusat Statistik Indonesia jumlah
perusahaan yang tercatat pada tahun 2012 adalah 23.257
perusahaan.Jumlah ini pasti meningkat terus karena dilihat
pada tahun 2005 jumlah perusahaan yang tercatat masih
20.729 perusahaan.Jumlah perusahaan yang banyak ini
didorong oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik dan
dilihat pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Indonesia
mencapai 6,1%,padahal targetnya hanya 5,8% (Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia 2010 Sebesar 6,1 Persen).
Banyak pebisnis di Indonesia mulai membuka usaha
dan mengubahnya dalam bentuk perusahaan dan biasanya
berbentuk perseroan terbatas. Pebisnis tersebut menginginkan
usahanya menjadi sebuah PT karena memiliki banyak
kelebihan, yaitu perseroan terbatas sebagai badan hukum yang
dianggap lebih aman pebisnis,merupakan sebuah usaha besar
dengan jumlah modal dan tenaga kerja yang besar ,dan merasa
lebih mudah untuk dapat menjalin hubungan kerjasama
dengan pihak swasta atau pemerintah.Kelebihan lainnya dari
PT adalah kekayaan para pendiri atau pemegang saham dapat
terpisah dengan kekayaan perusahaan. PT sendiri lebih
populer dikalangan pebisnis di Indonesia, pemakaian nama
Perseroan Terbatas dilindungi oleh Undang-Undang dan
peraturan negara, serta usahanya memiliki jati diri yang jelas
karena nama perusahaan yang tidak sama dengan nama PT
yang lain. Di sisi lainpemilik modal dapat menanamkan modal
tanpa tidak terlibat dalam kegiatan usaha.Untuk membuat
perusahaan menjadi sebuah PT maka setiap orang harus
mengurus di notaris dan mendapat pengesahan dari menteri
sebagai badan hukum (Prosedur Mendirikan PT).
Dari sekian banyak perusahaan,terdapat beberapa
perusahaan yang melakukan pelanggaran sehingga merugikan
pemilik modal, karyawan yang bekerja atau masyarakat
sekitar.Sebagai contoh perusahaan yang melakukan
pelanggaran adalah perusahaan industri energi yang terkenal
di Amerika Serikat yaitu Enron.Enron merupakan suatu
perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus
perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan termasuk
perusahaan energi terbesar di Amerika Serikat yang jatuh
bangkrut dengan meninggalkan hutang yang besar. Dalam
kasus perusahaan Enron ini diketahui melakukan pelanggaran
denganmemanipulasi laporan keuangan.Enron mencatat
keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan
mengalami kerugian.Manipulasi keuntungan ini disebabkan
oleh keinginan perusahaan agar sahamnya tetap diminati oleh
para investor.Para investor yang menanamkan saham di
perusahaan tersebut menjadi tertipu sehingga ketika
perusahaan bangkrut modal dari para investor hilang.(The Rise
and Fall of Enron).
Disebabkan banyak perusahaan yang melakukan
pelanggaran dan merugikan banyak orang maka pemerintah
perlu membuat peraturan yang bertujuan menertibkan
perusahaan-perusahaan yang ada.Peraturan yang dibuat
sebenarnya bertujuan melindungi pihak-pihak yang mungkin
dapat dirugikan oleh perusahaan dan menjaga perekonomian
negara agar tetap stabil.Pemerintah sendiri yang membuat
peraturan dan semua perusahaan diwajibkan mengikuti dan
menjalankan peraturan tersebut.
Pemerintah akhirnya mengeluarkan Salinan Peraturan
Menteri Negara BUMN tahun 2011 tentang penerapan tata
kelola perusahaan yang baik (GCG). Dalam surat tersebut
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
menjelaskan bahwa semua perusahaan milik negara agar
mengikuti prinsipGood Corporate Governance sehingga
perusahaan dapat berjalan dengan baik dan tidak muncul
masalah di kemudian hari.Dari semua aturan dalam Good
Corporate Governanceterdapat lima prinsip utama yaitu
transparancy, accountability, responsibility, independency,
dan fairness. Dari tiga penelitian yang pernah ada juga
menjelaskan bahwa penerapan GCG bagi perusahaan berguna
untuk
menguntungkan
investor
perusahaan,memiliki
profitibilitas lebih tinggi dan meningkatkan efektifitas
perusahaan.
Salah satu perusahaan properti yang ada di Kota
Surabaya adalah PT Multi Royu Indonesia, PT Multi Royu
Indonesia merupakan perusahaan Swasta yang bergerak dalam
bidang properti di Kota Surabaya. Tetapi pada saat sekarang
ini tingkat persaingan semakin ketat dimana banyak
perusahaan-perusahaan sejenis Agung Podomoro, Ciputra
yang lebih jauh berkualitas dan canggih. Hal ini
mengakibatkan PT Multi Royu Indonesia perlu melakukan
persiapan-persiapan diantaranya pelaksanaan Good Corporate
Governance.
Corporate governance merupakan seperangkat tata
hubungan diantara manajemen perseroan, direksi, komisaris,
pemegang saham dan para pemangku kepentingan
lainnya.(OECD dalam Susilo dan Simarmata, 2007). Selain itu
Corporate governancejuga diartikan sebagai proses dan
struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan,
dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholders yang lain. (IICG dalam G.
Suprayitno, 2004).
Corporate Governance sesuai dengan Salinan
Peraturan Menteri Negara BUMN tahun 2011 tentang
penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) pada
BUMN adalah: “Suatu proses dan struktur yang
digunakanoleh
organ
BUMN
untuk
meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitasperusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka
panjangdengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskanperaturan perundangan dan nilai-nilai
etika”.
Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola
bank yang menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan
(transparency),
akuntabilitas
(accountability),
pertanggungjawaban
(responsibility),
independensi
(independency), dan kewajaran (fairness). (Peraturan Bank
Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum).
Berdasarkan definisi-definisi yang dipaparkan diatas
penulis menyimpulkan bahwa GCG merupakan komitmen,
aturan main, serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat
dan beretika yang mengatur hubungan antara shareholders
dengan stakeholders untuk menciptakan nilai tambah (value
added) bagi perusahaan.Konsentrasi kepemilikan, ukuran
perusahaan, dan jenis perusahaan akan mempengaruhi kualitas
implementasi Good Corporate Governance perusahaan (Deni
Darmawati, 2006). Selain itu, pelaksanaan prinsip-prinsip
dasar GCG harus mempertimbangkan karakter setiap
perusahaan seperti besarnya modal, pengaruh dari kegiatannya
terhadap masyarakat dan lain sebagainya. (Wilson Arafat,
2008:9)
Dengan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya Good
Corporate Governance maka The Organization for Economic
Corporation and Development (OECD) mengembangkan
prinsip – prinsip GCG menjadi lima yaitu, transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, indepedensi, serta kesetaraan
dan kewajaran. Prinsip – prinsip ini perlu dijalankan secara
berkesinambungan dalam usaha perusahaan untuk mencapai
manfaat Corporate Governance. Penjelasan prinsip – prinsip
tersebut adalah sebagaiberikut:
1. Transparency (Tranparansi)
Hak pemegang saham, yang harus diberi informasi benar
dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat berperan serta
dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan mendasar
atas perusahaan dan memperoleh bagian keuntungan
perusahaan.Pengungkapan yang akurat dan tepat waktu serta
transparansi mengenai semua hal penting bagi kinerja
perusahaan, kepemilikan, serta pemangku kepentingan.
2. Accountability (Akuntabilitas)
Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan
efektif berdasarkan keseimbangan kekuasaan antara manajer,
pemegang saham, dewan komisaris, dan auditor, merupakan
bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada perusahaan
dan pemegang saham.
3. Responsibility (Responsibilitas)
Peran pemegang saham harus diakui sebagaimana
diterapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara
perusahaan serta pemegang kepentingan dalam menciptakan
kekayaan, lapangan kerja, dan perusahaan yang sehat dari
aspek keuangan.
4. Independency(Independens)
Perusahaan dikelola secara professional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang
– undangan yang berlaku dan prinsip – prinsip korporasi yang
sehat.
5. Fairness (Kewajaran dan kesetaraan)
Perlakuan yang sama terhadap pemegang saham, terutama
kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham
asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta
melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan
saham oleh orang dalam.
Dalam praktik corporate governance berbeda
disetiap negara dan perusahaan karena berkaitan dengan
sistem ekonomi, hukum, struktur kepemilikan, sosial dan
budaya.Perbedaan praktik ini menggambarkan perbedaan
dalam kekuatan suatu kontrak, sikap politik pemilik saham
dan hutang. Dengan demikian beberapa aturan, pedoman, atau
prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan corporate
governance juga akan. Konsentrasi kepemilikan, ukuran
perusahaan, dan jenis perusahaan akan mempengaruhi kualitas
implementasi Good Corporate Governance perusahaan (Deni
Darmawati, 2006). Berdasarkan penjelasan di atas, maka
diperlukan adanya perangkat hukum atau pedoman dalam
mengimplementasikan Good Corporate Governance. Di
Indonesia,
pemerintah
melalui
Keputusan
Menteri
Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri No.
Kep/31/M.EKUIN/08/1999, telah membentuk suatu badan
yang diberi nama Komite Nasional Kebijakan Corporate
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
Governance (KNKCG)). Komite Nasional ini bertugas untuk
merumuskan dan merekomendasikan kebijakan nasional
mengenai pengelolaan perusahaan.Komite Nasional ini telah
merumuskan suatu Kerangka Kerja Good Corporate
Governance atau Pedoman Good Corporate Governance.
Susilo dan Simarmata (2007) mengemukakan bahwa
terdapat tiga kelompok pelaku kegiatan dalam pelaksanaan
GCG pada bank umum.Kelompok pertama terdiri dari organ
perseroan dan organ pendukung, atau secara sederhana disebut
boards. Kelompok ini terdiri dari RUPS, Direksi, Komisaris,
Komite Audit, Komite Nominasi dan Renumerasi, Komite
Pemantau Risiko, komite lainnya dari komisaris, bila ada dan
Satuan Kerja Audit Intern atau Satuan Pengawas Intern.
Sedangkan kelompok kedua merupakan seluruh jajaran
karyawan atau disebut sebagai enterprise-wide, yang menjadi
sarana Direksi untuk melaksanakan tugas pengelolaan
perusahaan. Kelompok ketiga adalah pihak luar atau
stakeholders, yaitu regulator, nasabah, dan lain sebagainya
yang berinteraksi dengan baik.
Penelitian yang ada hubungannya dengan masalah
Good Corporate Governance sudah pernah dilakukan oleh
peneliti terdahulu, yakni penelitian yang dilakukan oleh Maria
Aluchna (2009) yang berjudul “Does Good Corporate
Governance Matter? Best Practice in Poland”. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan antara pelatihan corporate
governance dan peforma perusahaan di Polandia. Namun
penelitian ini tidak berhasil membuktikan dugaan tersebut,
karena dari hasil uji beda terbukti tidak adanya keuntungan
bagi perusahaan dan investor antara sebelum dan sesudah
kewajiban penerapan prinsip tersebut, tetapi hasilnya
kepatuhan pada aturan hanya sebagai persyaratan formal bagi
perusahaan
Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Emilia &
Sami (2011) yang berjudul “DidGood Corporate Governance
Improve Bank Performance during the Financial Crisis”.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dijelaskan bahwa bank
yang memiliki mekanisme corporate governance lebih kuat
menadapatkan profit lebih tinggi dibandingkan dengan bank
lain dan bank yang memiliki pelatihan corporate governance
lebih dapat bertahan di tengah – tengah masa krisis
keuangan.Penelitian ini juga menyarankan perusahaan perusahaan untuk menerapkan good corporate governance,
Penelitian lain adalah“ The Relationship Between
Corporate Governance, Global Governance, and Sustainable
Profits: Lesson Learned from BP “. Penelitian tersebut dibuat
oleh Nick Lin-Hi & Igor Blumberg pada tahun 2011 dan
menjelaskantentang sebuah bencana tumpahan minyak yang
terjadi pada perusahaan minyak di telu Meksiko. Peristiwa
tersebut menyebabkan banyak kerugian bagi perusahaan dan
mengakibatkan korban jiwa.Sebenarnya peristiwa tersebut
terjadi dikarenakan perusahaan tidak menerapkan prinsip
Good Corporate Governance yaitu perusahaan tidak
mengutamakan keselamatan para pekerja dan lebih
mengutamakan keuntungan perusahaan.
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif, adalah
”penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”
(Sugiyono, 2008). Penelitian kualitatif sendiri lebih berfokus
pada proses bukan dari hasil suatu peristiwa dan tidak
menggunakan banyak angka dalam datanya serta tidak
menggunakan alat bantu penelitian seperti spss. Penulis
memilihjenis penelitian ini karena penulis ingin meneliti lebih
mendalam tentang pengaruh dari penerapan goodcorporate
governance pada perusahaan properti PT. Multi Royu
Indonesia.Penelitian kualitatif juga lebih cocok digunakan
karena dapat menggambarkan pengaruh GCG pada
perusahaan.
Good Corporate Governance atau tata kelola
perusahaan yang baik dilihat dari proses kegiatan perusahaan
dalam menjalankan usahanya. Jika perusahaan telah
melakukan prinsip – prinsip GCG maka dapat dikatakan
perusahaan tersebut telah memiliki tata kelola perusahaan
yang baik.Prinsip – prinsip GCG terdiri dari tranparansi,
akuntabilitas, kemandirian, pertanggung jawaban dan
kesetaran atau kewajaran.
a) Transparansi dari suatu perusahaan tampak dari
keterbukaan sistem informasi di dalam perusahaan. Semua
pihak dapat mengetahui informasi atau kebijakan perusahaan
dan memberikan pendapatnya dalam pengambilan keputusan
yang berguna bagi kemajuan perusahaan.Informasi yang
diberikan juga harus lengkap, akurat dan tepat waktu kepada
para pemangkukepentingan.Visi dan misi perusahaan
disampaikan kepada semua anggota perusahaan dan memiliki
peraturan perusahaan yang tertulis.
b) Akuntabilitas yang baik adalah kejelasan fungsi,
struktur dan sistem perusahaan dalam seluruh bagian sehingga
pengaturan perusahaan dapat berjalan efektif.Akuntabilitas
dapat diwujudkan dengan pengaturan hak, kewajiban, dan
wewenangdari para stakeholder dan shareholder.Ada
penetapan tugas semua bagian secara rinci dan perusahaan
memberikan kepercayaan kepada semua karyawan dapat
melakukan tugas tersebut.Perusahaan juga memberikan
penghargaan kepada karyawan yang bekerja dengan baik dan
memberi hukuman bagi yang bekerja tidak baik.
c) Pertanggung jawaban sebenarnya merupakan bentuk
ketaatan dan kepatuhan semua pihak terhadap peraturan yang
ada dan perundangan yang berlaku seperti membayar pajak,
keselamatan dalam bekerja,perlindungan terhadap lingkungan
hidup, perlindungan konsumen, dan lain – lain.Biasanya yang
mengatur hal ini adalah pemerintah agar perusahaan tidak
merugikan pihak – pihak tertentu.Perusahaan juga memiliki
anggaran dasar untuk jangka waktu tertentu.
d) Kemandirian dalam perusahaan diwujudkan pemberian
pengakuan hak dan kewajiban bagi stakeholder atau pekerja
perusahaan
yang
ditentukan
dalam
peraturan
perusahaan.Perusahaan dikatakan memiliki kemandirian jika
perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak serta tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Dalam penentuan kebijakan perusahaan dan tidak ada
paksaan atau tekanan dari pihak manapun.Pengambilan
keputusan juga harus obyektif bukan subyektif sehingga sesuai
dengan yang dibutuhkan.
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
e) Yang terakhir kesetaraan dan kewajaran bagi semua
pihak yang artinya perlakuan yang sama dan adil terhadap
stakeholder berdasarkan peraturan dan perundangan yang
berlaku, contohnya siapapun yang melakukan pelanggaran
akan mendapatkan hukuman walaupun pemimpin perusahaan.
Hal ini juga meliputi adanya kejelasan terhadap hak-hak
stakeholder berdasarkan sistem hukum dan penegakan
peraturan untuk melindungi hak-hak pemegang saham.
Perusahaan tidak melakukan diskriminasi terhadap seluruh
pekerja dalam hal suku, agama, ras, gender dan lain – lain.
Semua pekerja memiliki kesempatan yang sama.
Objek penelitian dalam makalah ini adalah
perusahaan Multi Royu Indonesia yang bergerak di bidang
properti.Perusahaan ini melakukan jual beli properti di daerah
Surabaya.
Penentuan narasumbernya menggunakan purposif
sampling. Teknik dilakukan dengan memilih orang menjadi
narasumber secara sengaja karena dianggap sudah mewakili
dari semua bagian penilitan dan tidak menyulitkan peneliti.
Selain itu pemilihan narasumber sebagai sumber data atau
informan dalam penelitian ini, berdasarkan asas subjek yang
menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia
memberikan informasi yang lengkap dan akurat.Pemilihan
informan ditentukan oleh peneliti dengan disesuaikan dengan
tujuan penelitiannya.
Narasumber
dalam
penelitian
ini
adalah
direkturperusahaan sebagai pemimpin sekaligus pemilik
perusahaan, dan yang mengatur kebijakan perusahaan, staf
administrasi yang bekerja mengatur data dalam perusahaan
dan mencatat keuangan perusahaan,dan yang terakhirstaf
marketing yang bekerja dalam memasarkan produk properti
dari perusahaan dan berhubungan langsung dengan konsumen.
Informasi yang ingin didapatkan, yaitu informasi yang
berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG di
perusahaan Multi Royu Indonesia.
Penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah
narasumber, tetapi tergantung dari tepat tidaknya pemilihan
narasumber kunci, dan kompleksitas dari keragaman
fenomena sosial yang diteliti. Dengan demikian Penelitian
tentang penerapan prinsip-prinsip GCG di perusahaan Multi
Royu Indonesiamenggunakan 3 (tiga) orang yang menjadi
sumber untuk mendapatkan informasi terkait penelitian
tersebut, diantaranya direkturperusahaan, staf admin, dan
stafmarketing.Penulis memilih tiga narasumber tersebut
karena dianggap sudah mewakili dari keseluruhan bagian
perusahaan dan memiliki tugas berbeda sehingga dapat
melihat dari tiga sudut pandang yang berbeda pula
Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek
penelitian yang lebih menekankan pada aspek materi, segala
sesuatu yang hanya berhubungan dengan keterangan tentang
suatu fakta yang ditemui peneliti di daerah penelitian.Jenis
data dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder.
 Data Primer
Data primer, yaitu data yang diperoleh dari informan
secara langsung dengan cara observasi dan wawancara. Data
primer berasal dari narasumber utama.Narasumber adalah
orang-orang yang benar-benar tahu dan terlibat dengan
implementasi kebijakan yang sedang dijalankan dalam
perusahaan.
 Data Skunder
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak
langsung. Data ini diperoleh dari studi kepustakaan, yaitu
metode pengumpulan data dengan melihat beberapa literatur,
antara lain: catatan, buku, dokumen yang ada hubungannya
dengan penelitian tersebut. Data sekunder berupa dokumen
kerjasama antar perusahaan dan informasi dari media
elektronik yang berhubungan tentang penerapan GCG pada
perusahaan sehingga berguna untuk mendukung sumber data
primer.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan tiga metode yakni :
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara mendalam.Wawancara
mendalam dilakukan kepada sejumlah narasumber.
Wawancara dipergunakan untuk mencoba mendapatkan
keterangan atau wawasan secara lisan dari responden, dengan
bercakap-cakap
berhadapan
langsung
dengan
narasumber.Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan dan
narasumber
memberikan
jawaban
dan
pengetahuannya.Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan
keterangan tentang subjek penelitian serta pernyataan dan
jawaban mereka yang merupakan pembantu utama metode
observasi.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai
pelengkap yaitu dengan cara dokumentasi. Sebagaimana yang
kemukakan oleh Sugiyono (2011:240) hasil penelitian
observasi atau wawancara, akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan
dimasa lalu. Dokumentasi merupakan bukti autentik yang
akan memberikan kekuatan nyata dan empiris tentang data
yang diperoleh. Data dokumentasi yang bisa didapat penelitian
ini berupa foto dan catatan lain tentangpenerapan prinsip GCG
di perusahaan Multi Royu Indonesia.Data tersebut dapat
digolongkan data sekunder.
3.Observasi
Observasidigunakan
untuk
mempermudah
pengumpulan data dan biasanya digunakan untuk mengamati
tingkah laku yang aktual. Dalam penelitian ini tipe observasi
yang dipergunakan adalah tipe participant as observer yaitu
peneliti memberitahukan maksud peneliti kepada kelompok
yang diteliti dan mengikuti aktivitas dari subjek penelitian.
Tujuannya adalah agar peneliti dapat melihat dan mengetahui
langsung situasi atau keadaan subjek penelitian dan
mendapatkan informasi yang tidak didapat dari wawancara.
Dalam hal ini, narasumber akan tahu bahwa aktivitas-aktivitas
peneliti mulai awal sampai akhir penelitian.
Peneliti akan melakukan observasi dengan datang
langsung ke kantor perusahaan dan mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan. Observasi dilakukan lima kali selama satu
bulan agar dapat melihat perkembangan yang ada di
perusahaan dan melihat dari waktu yang berbeda.Observasi
berlangsung selama jam kantor perusahaan agar mengetahui
seluruh proses kegiatan dalam satu hari kerja. Kantor
perusahaan buka dari jam sembilan pagi sampai jam lima sore.
Peneliti akan melakukan observasi pada perusahaan
Multi Royu Indonesia dengan melihat dari 5 prinsip GCG
yaitu tranparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban,
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
kemandirian, dan kestearaan. Dari prinsip transparansi, akan
melihat sistem penyampaian informasi dan pendapat selama
bekerja. Untuk prinsip akuntabilitas akan dilihat dari peraturan
perusahaan yang diterapkan selama bekerja.Prinsip
pertanggung jawaban dilihat dari cara melayani pelanggan
yang datang. Peneliti melakukan observasi cara kerja
perusahaan apakah ada benturan kepentingan antara sesama
pekerja. Yang terakhir, prinsip kesetaraan dilihat dari
perlakuan adil yang ada di perusahaan.
Peneliti melakukan triangulasi sumber yaitu mencari
data dari tiga narasumber yang memiliki jabatan dan tugas
yang berbeda.Hal ini dilakukan untuk melihat dari tiga sudut
pandang yang berbeda dan membandingkan data yang didapat
dari tiga narasumber. Dari data tersebut dikategorikan mana
yang sama dan berbeda sehingga peneliti dapat menentukan
kesimpulannya. Jika ada kesamaan data yang didapat
kemungkinan besar bahwa data tersebut sudah valid atau
benar.
III. ANALISIS & PEMBAHASAN
Visi dari PT. Multi Royu Indonesia adalah one stop
living yang artinya perusahaan yang dapat memberikan semua
solusi tentang masalahproperti dengan misi perusahaan yang
dapat memberikan layanan kepada pelanggan seperti
pembangunan properti, proses pengurusan jual beli, membantu
proses surat dan izin properti,renovasi dan dekorasi properti,
serta mengatur perabotannya. Oleh karena itu pelanggan tidak
perlu repot dalam mengurus properti lagi, cukup datang ke
perusahaan ini.
Dalam perusahaan ini direktur perusahaan mengatur
langsung semua pekerja dan menjadi kepala bagian dari semua
bidang perusahaan.Semua keputusan berasal dari direktur
perusahaan tanpa perantaradan diawasi oleh komisaris.Para
pekerja bertanggung jawab langsung pada direktur perusahaan
dan semua kebijakan perusahaan ditetapkan oleh pusat atau
direktur.Jabatan staf admin, staf marketing, dan staf desain
memiliki kedudukan yang setara kecuali office boy. Struktur
perusahaan ini tidak didapat dari perusahaan tetapi
berdasarkan pengamatan penulis.
PT. Multi Royu Indonesia merupakan sebuah
perusahaan properti yang cara kerjanya memasarkan atau
menjual produkproperti dan mendapatkan keuntungan dari
komisi yang diberikan oleh pemilik properti, diantaranya ruko,
rumah, tanah, apartemen, gudang dan lain - lain kepada para
pelanggan.Properti yang dibeli biasanya digunakan sebagai
tempat tinggal, tempat usaha, dan investasi. Perusahaan
properti secara umum memiliki tiga fungsi utama, yaitu
mencari properti yang dapat dijual, kemudian memasarkan
properti yang tersebut melalui iklan koran, internet, karton di
pinggir jalan, melakukan pameran properti dan lain – lain,
serta membantuproses transaksi jual beli propertiyang sudah
terjadi kesepakatan jual beli sampai selesai.Perusahaan juga
memberikan saran terhadap pemilihan properti yang sesuai
dengan keinginan para pelanggan.
PT. Multi Royu Indonesia sebagai perusahaan yang
berbadan
hukum
perseroan
terbatas
diwajibkan
menaatiperaturan pemerintah seperti Good Corporate
Governance. Perusahaan ini diharapkan menerapkan Good
Corporate Governance di dalam kegiatan operasional
perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan properti
lain yang sudah lama berdiri dan memiliki nama di
masyarakat. Untuk melihat penerapan Good Corporate
Governancepada perusahaan, maka dilihat dari penerapan lima
prinsip GoodCorporate Governanceyaitu transparansi,
akuntabilitas, pertanggung jawaban, independensi dan
kewajaran.Sebenarnya perusahaan ini sudah menjalankan lima
prinsip tersebut sejak perusahaan berdiri, namun kurang
mengerti tentang pengertianGood Corporate Governance.
Dengan penelitian ini, perusahaan juga dapat belajar dan
mengontrol penerapan Good Corporate Governance.
Dalam menganalisa dari penerapan prinsip
Transparency pada PT. Multi Royu Indonesia, penulis
menggunakan tiga indikator penting yang berhubungan
dengan prinsip tersebut, yaitu :
- Sistem informasi
Perusahaan ini memiliki sistem informasi yangbelum
sepenuhnyatransparan dikarenakan visi dan misi dan peraturan
dari perusahaan sudah dijelaskankepada semua pekerja dengan
bentuk lisan tetapi tidak dibuat dalam bentuk tertulis.Hal ini
menyulitkan pekerja jika lupa dan ingin mengetahui
kembali.Informasi tentang visi misi perusahaan dan peraturan
belum terlalu dimengerti oleh para pekerja di perusahaan
seperti staf marketing karena jarang berada di kantor
perusahaan. Struktur perusahaan juga tidak dibuat tertulis dan
diletakkan di kantor perusahaan. Dalam prinsip GCG sendiri
dijelaskan bahwa visi misi, struktur perusahaan dan peraturan
perusahaan harus jelas dan mudah diketahui oleh pemangku
kepentingan.
Informasi yang berhubungan dengan keuangan
perusahaan, tidakseluruh orang dapat mengetahui laporan
keuangan perusahaan karena informasi tersebut dianggap
penting dan rahasia perusahaan.Perusahaan ini juga tidak
wajib melaporkan laporan keuangannya karena bukan
perusahaan tbk atau terbuka.Laporan keuangan perusahaan
hanya diketahui oleh pihak yang berkepentingan direktur
perusahaan dan pemegang saham.Pembuatan laporannya
tertutup sehingga tidak diketahui oleh para pekerja selain staf
admin. Pemegang saham menerima laporan keuangan
perusahaan dengan email yang dikirim tiap minggu dan tiap
bulan langsung dari staf admin untuk menjaga kerahasian
laporan keuangan. Dalam penelitian ini, direktur perusahaan
mengijinkan perusahaan sebagai objek penelitian tetapi tidak
mengijinkan penulis melihat laporan keuangan perusahaan.
Sistem informasi yang berhubungan tentang strategi
pemasaran pada PT. Multi Royu Indonesia ini termasukcepat
dan fleksibel, karena informasi melalui media online danbisa
didapat melalui rekan kerja dalam perusahaan.Perusahaan
menggunakan media online agar dapat disampaikan tepat
waktu, jelas dan akurat.Biasanya informasi diberitahukan
melalui sebuah grup media online seperti email tentang
informasi terbaru perusahaan dan kegiatan perusahaan yang
akandilakukan.Perusahaan memiliki situs sendiri agar para
pekerja dapat mengetahui informasi yang ada di perusahaan
dan memudahkan pembeli properti untuk mencari properti
sendiri.Situs
perusahaan
ini
bernama
royuland.agenproperti.com.Bentuk situs perusahaan dapat
dilihat pada lampiran keempat.Media online ini digunakan
penyampaian informasi karena mudah dan dapat diakses
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
kapan saja dan di mana saja.Kebanyakan informasi pemasaran
ini disampaikan oleh diatur oleh staf admin.
Kebijakan perusahaan
Semua kebijakan PT. Multi Royu Indonesia ini
dibuat oleh direktur perusahaan tetapi dibicarakan melalui
rapat dari tiap minggu. Kebijakan yang dibuat meliputi
kebijakan proses penjualan properti, kebijakanstrategi
pemasaran, kebijakan target penjualan, kebijakan peraturan
perusahaan dan kebijakan yang lain - lain. Dari kebijakan
tersebut, para pekerja dapat memberi masukan dan
memberikan pendapat secara langsung kepada direktur
perusahaan sehingga direktur perusahaan mengetahui apa
keinginan dan pemikiran para pekerja.Kebijakan ini
dibicarakan dalam rapat agar diketahui semua pekerja dan
yang masih belum paham dapat dijelaskan kembali.
Penulis juga telah melakukan dokumentasi keadaan
saat rapat perusahaan dilakukan dan terlihat para pekerja dapat
mendengar langsung kebijakan perusahaan dibuat dan
disampaikan secara langsung oleh direktur perusahaan.Dengan
adanya rapat dengan semua para pekerja, perusahaan terlibat
terbuka terhadap para pekerjanya dan mau melibatkan
pekerjanya dalam pembuatan kebijakan perusahaan.
Sistem pembayaran gaji dan komisi,
Perusahaan ini memberikan penjelasan tentang sistem
gaji dan komisi kepada para pekerjanya pada saat pertama kali
bekerja di perusahaan ini.Gaji dan komisi diberikan bersama
rincian perhitungan sehingga para pekerja dapat menghitung
sendiri gaji dan komisi yang didapat.Di perusahaan ini para
marketingmendapat komisi sesuai dengan penjualannya dan
memperoleh gaji jika sudah mencapai target penjualan, selain
stafmarketing hanya mendapat gaji saja.Jadi, staf admin dan
staf desain hanya mendapat gaji tiap bulan. Gaji dan komisi
diberikan perusahaan dengan cara ditransfer langsung dari
rekening perusahaan ke rekening para pekerja karena lebih
efesien waktu dan aman.
Dengan demikian penulis melihat dan menemukan
bahwa PT. Multi Royu Indonesia ini telah menjalankan prinsip
transparency terhadap sistem pembayaran gaji dan komisi dan
kebijakan perusahaan, tetapi belum menjalankan dalam hal
kejelasan dan kemudahan informasi visi misi dan peraturan
perusahaan karena masih belum tertulis dan tidak mudah
dilihat oleh para pekerja.
Dalam sebuah form feedback sebaiknya tidak
diharuskan mengisi identitas diri, hal ini dilakukan untuk
mendapat penilaian, saran dan komentar yang jujur dari
peserta pelatihan. Jika diisikan nama dapat mempengaruhi
subjektifitas terhadap penilaian. Form feedback PT UMC
tidak diharuskan mengisi identitas diri untuk menjaga
obyektifitas dan agar peserta jujur dalam mengisi kolom
komentar dan saran selain itu mereka juga tidak takut di incar
jika memberi penilaian yang jelek.
Pada
pembahasan
Accountability,penulis
menganalisadari tiga indikator, yaitu kejelasan struktur,
kejelasan pembagian tugas dan peraturan perusahaan.Dari dua
indikator tersebut dapat membantu penulis dalam menentukan
tingkat accountability perusahaan ini.
- Kejelasan struktur
Perusahaan ini mempunyai struktur yang jelas dan
sesuai dengan undang – undang no 40 tahun 2007 tentang
perseroan terbatas.Di perusahaan terdapat direktur perusahaan
yang mengatur perusahaan yaitu Tomy dan komisaris yang
bertugas mengawasi kinerja perusahaan yaitu Yustin.Selain itu
para pekerja juga mengerti tentang jabatan dan struktur
perusahaan sehingga para pekerja mengerti harusbertanggung
jawab kepada direktur perusahaan. Dalam hal ini para pekerja
memiliki kedudukan yang sama antara staf admin, staf
marketing,dan staf desain kecualioffice boy.
Dilihat dari bentuknya, struktur perusahaan ini adalah
jenis struktur perusahaan fungsional.Para pekerja dibagi ke
dalam departemen atau bidangnya menurut tugas dan
kemampuannya.Struktur perusahaan masih sederhana karena
perusahaan masih belum terlalu besar dan pekerja masih
belum banyak.
Kelebihan dari struktur ini memudahkan direktur
perusahaan untuk mengatur langsung para pekerja dan
mengontrol perusahaan, serta spesialisasi keterampilan lebih
mendalam.Struktur perusahaan seperti ini memiliki
kekurangan dalam hal pengambilan keputusan yang terlalu
lama dan ada penundaan karena hanya bersumber di puncak
pada direktur perusahaan dan tugas direktur perusahaan
menjadi lebih berat karena harus mengatur segalanya.
- Kejelasan pembagian tugas
Para pekerja di perusahaan memiliki tugas masing –
masing sesuai dengan bidang dan pekerjaannya. Para pekerja
juga sudah mengerti tugasnya karena dijelaskan semuanya
pada
saat pertama kali berkerja dan telah memiliki
pengalaman dalam bidang yang sama. Contohnya tugas dari
stafmarketingmencari properti yang dapat dipasarkan dan
memiliki nilai jual yang baik seperti lokasi yang bagus dan
harga yang murah, selanjutnya memasarkan properti dengan
cara mengiklankan di koran atau internet, membagikan
majalah properti, melakukan open house yaitu menjaga
properti yang akan dijual dan menunggu pembeli datang
langsung, memasang spanduk pada properti, menempel karton
di pinggir jalan. Koran yang sering digunakan media iklan
perusahaan adalah Jawa Pos karena memiliki respon terbaik
dan koran tersebut memiliki pembaca terbanyak dan terkenal
di kota Surabaya dan sekitarnya. Dalam sebulan minimal iklan
empat kali di koran. Salah satunya contoh iklannya terdapat di
bagian lampiran keempat.Setelah terjadi kesepakatan jual beli,
maka staf marketing membantu proses transaksi jual beli di
notaris sampai selesai tentang perjanjian jual beli atau surat
kepemilikan properti.
Staf admin yang mengolah data yang didapat dari
stafmarketingberupa daftar produk properti yang dijual,
memasukkan data di situs perusahaan, mengatur iklan
perusahaan yang dibuat oleh staf marketing, mengelola arus
kas kantor,dan mencatat keuangan perusahaan dalam bentuk
laporan keuangan perusahaan untuktiap minggu dan tiap
bulan. Pembagian tugas ini bertujuan agar saling membantu
sehingga kerja perusahaan lebih efisien, hemat waktu dan
efektif.
- Peraturan perusahaan
PT. Multi Royu Indonesia memiliki peraturan
perusahaan yang bertujuan mengatur para pekerjanya agar
lebih tertib, disiplin dan memiliki perilaku yang
baik.Perusahaan inimenjelaskan peraturannya ketika pekerja
pertama kali masukkerja sehingga mengetahui dari awal dan
lebih mengerti tentang peraturan yang ada perusahaan. Dalam
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
peraturan tersebut ada hukuman atau sanksi yang akan
diberikan kepada pekerja jika tidak melanggarnya, seperti
denda sebesar sepuluh ribu rupiah jika terlambat datang ke
kantor dan mendapat surat peringatan jika tidak hadir tanpa
izin terlebih dahulu.Dan jika telah mendapat surat peringatan
tiga kali maka pekerja tersebut dipecat atau dikeluarkan dari
perusahaan. Denda yang terkumpul akan digunakan untuk
subsidi iklan di koran bagi para marketing.
Dengan adanya hukuman denda ini membuat para
pekerja lebih taat terhadap peraturan dan melakukan tugasnya
dengan baik. Tetapi walaupun ada hukuman bagi yang
melanggar, masih saja ada pekerja yang melakukan
pelanggaran seperti terlambat datang rapat sehingga didenda
sepuluh ribu rupiah dan tidak datang rapat tanpa izin sehingga
mendapat surat peringatan.Hukuman yang paling ringan
sebenarnya adalah teguran atau nasihat langsung dari direktur
perusahaan.
Perusahaan ini juga memberikan penghargaan atau
reward berupa bonus uang tunai kepada para marketing yang
dapat mencapai target penjualan pada waktu yang ditentukan.
Bonus tersebut berbeda – beda, tergantung target penjualan
yang dicapai. Bonus yang paling besar adalah enam puluh
empat juta rupiah dan target penjualan terbesar adalah lima
puluh miliar rupiah dalam enam bulan. Sedangkan bonus
terkecil adalah delapan juta rupiah dengan target penjualan
lima miliar rupiah dalam enam bulan.
Berdasarkan tiga indikator di atas perusahaan ini tidak
menjalankan prinsip Accountability karena memiliki sistem
yang sudah sesuai prinsip akuntabilitas, tetapi para pekerjanya
yang masih tidak menerapkan prinsip ini dengan baik seperti
melanggar peraturan perusahaan.
Dalam pembahasan tentang Responsibility atau
prinsip pertanggung jawaban perusahaan, penulis meneliti
daritiga indikator penting yaitu kepedulian sosial,
ketaatanpada peraturan pemerintah, dan penerapan tanggung
jawab.
- Kepedulian perusahaan terhadap tanggung jawab
sosial
Perusahaan berusaha menaati perda jatim no 4 tahun
2011 tentang tanggung jawab sosial perusahaan pasal 11 ayat
1c dengan memberikan sumbangan berupa uang kepada panti
asuhan yang membutuhkan contohnya Rumah Kehidupan
pada tahun lalu. Perusahaan juga akan memberikan
sumbangan secara rutin tiap tahun kepada panti asuhan yang
lain sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap sosial.
Dilihat dari hal ini, perusahaan belum menerapkan semua
tanggung jawab sosial yang di jelaskan pada perda jatim no 4
tahun 2011 tetapi sudah menjalankan salah satu poin dari
tanggung jawab sosial.
- Ketaatan pada peraturan pemerintah
PT. Multi Royu Indonesia sudah menaati peraturan
pemerintah yang berlaku dengan memiliki izin usaha yang
resmi dalam membentuk sebuah perusahaan sehingga
memiliki SIUP ( Surat Izin Usaha Perdagangan) dan
membayar pajak sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah,
serta memotong gaji dan komisi para pekerja untuk membayar
pajak penghasilan sehingga memiliki kartu npwp, buktinya
dapat dilihat pada lembar lampiran keempat.Pajak penghasilan
yang dibayarkan sebesar 5 % dari komisi dan gaji para
pekerja.
Perusahaan juga berusaha menaati peraturan
pemerintah lainnya dengan melindungi para pelanggannya
sesuai dengan undang – undang nomor 8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen. Perusahaan memperhatikan etika
bekerja dan tidak merugikan pelanggan dengan memenuhi hak
– hak pelanggan, seperti menjual properti dengan harga yang
wajar, memberikan penjelasan tentang produk properti,tidak
mengambilkeuntungan sendiri dari pelanggan, tidak menipu
uang transaksi dari pembeli properti dengan membawa lari
uang tersebut dan memberikan properti sesuai yang dijanjikan.
Dalam melindungi para pekerjanya, perusahaan telah
menaati undang – undang nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan. Perusahaan menaati pasal 5 dan 6 dengan
tidak melakukan diskriminasi dan memberi perlakuan yang
sama. Pelatihan kerja juga diberikan pada saat pertama bekerja
sesuai dengan pasal 9 dan 10.Perusahaan juga tidak
memperkerjakan anak di perusahaan seperti yang dijelaskan
pada pasal 68.Walaupun jam kerja perusahaan tidak sesuai
dengan pasal 77 karena lebih dari 7 jam dalam 1 hari dan 40
jam dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu, jam
kerja perusahaan tidak melanggar undang – undang karena ada
persetujuan dari pekerja. Di perusahaan juga ada jam istirahat
dan cuti untuk pekerja sebulan sekali sesuai dengan pasal 79.
Tetapi dilihat dari keselamatan kerja, perusahaan tidak
memperhatikan keselamatan kerja berdasarkan pasal 86 dan
87 karena tidak ada manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja berupa asuransi kesehatan dan lain - lain.Pengupahan di
perusahaan ini juga sudah sesuai dengan pasal 88, 89 dan 90
karena upah atau gaji yang diberikan di atas upah minimum
kota Surabaya yaitu dua juta dua ratus ribu rupiah.
Dilihat dari cara kerja perusahaan ini, perusahaan
bersaing secara sehat dengan perusahaan lain seperti tidak
menghina perusahaan lain dan tidak melakukan tindakan
monopoli terhadap pasar properti. Semua ini berhubungan
dengan undang – undang Republik Indonesia nomor 5 tahun
1999.Jika semua peraturan pemerintah di atas tidak ditaati
oleh
perusahaan, maka perusahaan akan mendapatkan
hukuman pidana atau saknsi administratif berupa denda.
Selain itu perusahaan juga ingin menjaga nama baik
perusahaan dengan menaati undang – undang Republik
Indonesia.
- Penerapan tanggung jawab
Tiap pekerja memiliki tanggung jawab yang berbeda
sesuai dengan jabatannya. Para pekerja mengetahui tanggung
jawabnya masing – masing dan tahu cara melakukannya.
Contohnya tanggung jawab dari seorang direktur perusahaan
yang mengatur seluruh kegiatan perusahaan dan
mempertanggung jawabkan kesalahan dari para pekerjanya.
Seorang marketing juga memiliki tanggung jawab yang berat
dengan melayani pelanggan dengan ramah, membantu proses
transaksi jual beli sampai selesai, memastikan properti yang
dijual tidak bermasalah seperti dijaminkan ke bank atau
suratnya tidak sah, dan tidak lupa mengingatkan waktu jatuh
tempo pembayaran kepada pelanggan tersebut. Yang terakhir,
tanggung jawab dari seorang admin adalah mengatur dan
menyimpan kas perusahaan danmenjaga kantor selama jam
kerja.
Berdasarkan tiga indikator di atas menunjukkan
bahwa PT. Multi Royu Indonesia telah menjalankan
prinsippertanggung jawaban dengan baik karena memiliki
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
tanggung jawab terhadap masyarakat, pelanggan, pemerintah,
menjalankan bisnisnya sesuai dengan peraturan yang
diberikan oleh pemerintah melalui Undang-Undang dan
melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan tugas dan
jabatannya.
Pada bagian dari Independency, perusahaan ini dilihat
dari tiga indikator yaitu tidak ada tekanan dari luar
perusahaan, kebijakan yang objektif dan wewenang para
pekerja.
- Tidak ada tekanan dari luar perusahaan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, seluruh
pekerja yang ada di perusahaan ini tidak mengalami tekanan
dan paksaan dari orang lain atau pihak lain selama bekerja
sehingga dapat bekerja dengan baik dan bebas. Tekanan yang
muncul hanya berasal dari target penjualan atau waktu
deadline pembuatan laporan keuangan, selebihnya tidak ada
tekanan dalam bekerja.Target penjualan terkecil untuk tiap
staf marketing totalnya lima milyar rupiah untuk enam bulan.
Jika tidak mencapai target maka tidak mendapat bonus.
Sebenarnya target ini hanya bertujuan untuk membuat staf
marketing lebih semangat dan bekerja keras dalam
memasarkan properti dan jika tidak mencapai target tidak ada
hukuman yang diberikan. Sedangkan laporan keuang
perusahaan tidak selesai dengan tepat waktu maka staf admin
akan mendapat teguran. Hal di atas menjelaskan bahwa secara
keseluruhan perusahaan tidak mengalami tekanan dari luar
perusahaan antara lain pemegang saham ataupun perusahaan
lain dan pemerintah.
- Kebijakan yang objektif
Kebijakan yang dibuat di perusahaan ini berasal dari
dalam perusahaan dengan keputusan bersama maka tidak ada
campur tangan dari pihak luar terhadap kebijakan
perusahaan.Di dalam rapat bersama tiap minggunya, direktur
perusahaan menentukan kebijakan dengan para pekerja.Pihak
luar tidak mengetahui dan tidak ikut dalam rapat perusahaan
karena rapat tersebut bersifat tertutup.
Kebijakan perusahaan juga memiliki sifat objektif
sesuai dengan keadaan dan permasalahan perusahaan, bukan
untuk kepentingan tertentu.Dengan kebijakan yang obyektif
diharapkan memberi solusi yang tepat bagi perusahaan.Dilihat
dari kebijakan waktu dan tempat rapat yang disesuaikan
dengan jam kerja dan kantor
perusahaan agar tidak
membebani para pekerja dan lebih efisien. Kebijakan yang
lain adalah pelatihan kerja pada saat pertama bekerja agar para
pekerja dapat memiliki kemampuan dan pemahaman yang
baik.
- Wewenang para pekerja
Setiap pekerja diberi kewenangan dalam melakukan
tugasnya sehingga dapat bekerja dengan cara kerjanya masing
– masing tetapi tetap menaati dan sesuai dengan peraturan
perusahaan. Sebagai contoh staf marketing dapat memilih cara
memasarakan properti sesuai dengan cara kejanya sendiri
yaitu memilih iklan koran atau di internet, melakukan pameran
atau membagi brosur. Hal ini diterapkan perusahaan karena
setiap pekerja memiliki cara bekerja yang berbeda dan tidak
dapat disamakan dengan yang lain.Sedangkan staf admin
dapat mengatur laporan perusahaan sesuai dengan
keinginannya meskipun ada aturan yang diberikan dari
direktur perusahaan dalam membuat laporan. Dengan
demikian tidak ada saling mendominasi atau saling lempar
tanggung jawab antara satu dengan yang lain karena memiliki
wewenang masing – masing.
Dengan analisa tersebut maka perusahaan ini sudah
menjalankan prinsip Independency dengan baik karena tidak
ada tekanan dari pihak luar perusahaan, kebijakan yang dibuat
bersifat obyektif dan tidak ada saling lempar tanggung jawab.
Didalam analisa mengenai Fairness, penulis
memperhatikan dari tiga indikator pentingyaitu perlakuan
yang adil terhadap pekerja, sistem pemberian gaji dan komisi
yang layak dan sistem perekrutan yang baik.
- Perlakuan yang adil terhadap pekerja
PT. Multi Royu Indonesia menerapkan sistem yang
adil bagi semua pekerjanya, di dalam perusahaan setiap orang
yang melanggar peraturan perusahaan akan mendapat
hukuman meskipun itu direktur perusahaan.Hal ini bertujuan
agar semua pekerjanya merasa tidak ada perbedaan perlakuan
antara pekerja dan direktur perusahaan.Contohnya jika
direktur datang telat ke rapat maka akan didenda dengan
jumlah yang sama seperti pekerja lain yang terlambat datang.
Perusahaan tidak membedakan siapapun dalam bekerja,
karena di mata perusahaan semuanya sama dan berkedudukan
yang setara. Di dalam perusahaan juga tidak ada perlakuan
diskriminasi terhadap ras, agama, dan lain – lain, semua
bekerja bersama saling membantu seperti rekan kerja atau
teman sendiri.Di perusahaan ini berusaha memberikan sikap
yang adil sehingga para pekerjanyaman dan betah dalam
bekerja serta merasa menjadi anggota keluarga dari
perusahaan ini.
Sebenarnya ada yang merasa tidak adil, yaitu staf
admin karena merasa diberikan tugas di luar kewajibannya
oleh direktur perusahaan seperti membersihkan kantor
perusahaan padahal itu tugas dari office boy. Tetapi
sebenarnya menjaga kebersihan kantor adalah tugas dari
semua pekerja.
- Sistem pembayaran gaji dan komisi yang layak
Gaji dan komisi yang diterima para pekerja dianggap
lebih dari standarkelayakan karena lebih dari standar yang
ditetapkan pemerintah dan lebih dari perusahaan properti
lainnya. Sistem komisi dalam perusahaan ini dibagi dua sama
rata antara staf marketing dan perusahaan, rata -rata
perusahaan properti ynag lain memberikan komisi dengan
perbandingan 40 % staf marketing dan 60 %
perusahaan.Perusahaan memberikan gaji dan komisi yang
lebih besar dari perusahaan properti lainnya agar banyak orang
tertarik bekerja di perusahaan ini dan menambah semangat
para pekerjanya untuk bekerja lebih baik.Berdasarkan
pernyataan dari para pekerja, gaji dan komisi yang diterima
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehingga dianggap layak
atau wajar. Gaji yang diterima oleh staf admin juga di atas
standar upah minimum kota Surabaya tahun 2014 yang
standarnya adalah dua juta dua ratus ribu rupiah. Dengan gaji
tersebut dapat mencukupi kebutuhan sehari – hari dan dapat
memiliki kehidupan yang layak di kota Surabaya.Bukti gaji
dari staf admin tidak bisa diminta karena ditransfer melalui
rekening bank langsung.
- Sistem perekrutan yang baik
Dalam proses merekrut pekerja, perusahaan ini
menerapkan standar yang sama kepada semua orang yang
melamar kerja. Tidak ada perilaku diskriminasi dalam sistem
rekrutmen, semua memiliki kesempatan yang sama dalam
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
bekerja di perusahaan ini sesuai dengan undang – undang
nomor 13 tahun 2003 pasal 3 tentang kesempatan dan
perlakuan yang sama. Perusahaan tidak mementingkan
pendidikan sebagai syarat utama di perusahaan ini, melainkan
pengalaman bekerja dan sikap mau belajar yang lebih
utama.Cara perusahaan merekrut para pekerja dengan
melakukan wawancara langsung dengan direktur perusahaan
dan melihat biodata dari orang yang melamar kerja.
Dari ketiga indikator tersebut dapat diketahui bahwa
perusahaan ini sudah menjalankan prinsip Fairness dengan
bersikap adil bagi semua pihak tanpa membedakan siapapun,
walaupun ada yang merasa tidak adil dengan tugas yang
diberikan seperti staf admin.Perusahaan ini juga dapat
dikatakan sebagai perusahaan yang mampu memberikan
pekerjaan yang layak dan wajar bagi para pekerjanya serta
merekrut para pekerja secara adil dan tidak membedakan.
Hasil penelitian terhadap penerapan Good Corporate
Governance di PT. Multi Royu Indonesia menunjukkan bahwa
perusahaan yang telah menerapkan prinsip – prinsip Good
Corporate Governance dengan baik sehingga dapat
berkembang dalam waktu yang singkat, perusahaan memiliki
sistem kerja yang yang baik dan dapat bertahan terhadap
persaingan bisnis yang ada, serta yang lebih penting adalah
memberikan iklim kerja perusahaan yang nyaman terhadap
seluruh pihak perusahaan sampai dengan pemegang saham.
Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang
pernah dilakukan dengan judul “Did Good Corporate
Governance Improve Bank Performance during the Financial
Crisis”yang dilakukan oleh Emilia & Sami pada tahun
2011menunjukkan bahwa perusahaan dapat melewati krisis
ekonomi dan membuat perusahaan lebih kompetitif sehingga
memberikan hasil yang sama yaitu memberikan dampak
positif bagi kelangsungan dan perkembangan perusahaan.
Penerapan kelima prinsip tersebut dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya masalah yang dapat menyebabkan
kerugian bagi perusahaan. Dengan demikian Good Corporate
Governance perlu diterapkan dan dijalankan oleh semua
perusahaan terutama yang sudah berbadan hukum seperti PT.
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan sebelumnya pada
PT. Multi Royu Indonesia di Surabaya, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan yang dapat digunakansebagai bahan
pertimbangan bagi kemajuan kinerja PT. Multi Royu
Indonesia:
1.Prinsip transparency atau keterbukaan sudah
dijalankan perusahaan ini dalam hal sistem informasi strategi
pemasaran, kebijakan perusahaan, dan sistem pembayaran gaji
dan komisi, tetapi visi misi, struktur perusahaan dan peraturan
perusahaan tidak jelas hanya disampaikan secara lisan dan
tidak bentuk tertulis.
2. Prinsip accountability atau akuntabilitas pada
perusahan ini tidak dijalankan dengan baik, karena perusahaan
sudah memiliki sistem yang baik tetapi para pekerjanya tidak
menjalankan sesuai dengan prinsip ini dengan melanggar
beberapa peraturan perusahaan.
3. Prinsip responsibility atau pertanggung jawaban
telah dijalankan oleh perusahaan dalam kepedulian sosial
menaati peraturan pemerintah tetapi dalam halkeselamatan
dan kesehatan para pekerja kurang diperhatikan.
4. Prinsip independency atau kemandirian di PT.
Multi Royu Indonesia dijalankan oleh perusahaan karena tidak
ada tekanan dari luar perusahaan dan tidak ada yang
mendominasi di dalam perusahaan.
5. Prinsip fairnessatau kewajaran di perusahaan ini
sudah dijalankan dengan tidak ada diskriminasi atau perlakuan
yang berbeda terhadap pihak tertentu di dalam perusahaan,
memberikan kesempatan yang sama, dan memberikan hak
para pekerja dengan pantas atau sewajarnya.
Berdasarkanpenelitian yang telah dilakukan, penulis
memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi pihak
PT. Multi Royu Indonesia untuk dapat terus mengembangkan
bisnis propertinya dan bersaing dengan perusahaan lain.
Beberapasaran tersebut, yaitu:
1. PT. Multi Royu Indonesia membuat peraturan
perusahaan dan visi misi perusahaan dalam bentuk tertulis dan
dipajang di kantor sehingga para pekerja dapat mudah melihat
dan mengingat akan dua hal tersebut selama bekerja.
2. Para pekerja di PT. Multi Royu Indonesia lebih
menaati peraturan perusahaan dan disiplin khususnya tidak
datang terlambat ketika menghadiri rapat agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan tepat waktu sesuai yang ditentukan.
3. Perusahaan memperhatikan keselamatan dan kesehatan para
pekerja dengan memberi jaminan kesehatan seperti asuransi
kesehatan bagi para pekerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Aluchma, Maria. (2009). Does Good Corporate Governance
Matter? Best Practice in Poland. Retrieved
December
8,
2013
fromhttp://search.proquest.com/docview/223541515/
14101AAD631726FB568/4?accountid=45762
Arafat, Wilson, How to Implement GCG (Good Coprporate
Governance) Effectively, Skyrocketing Publisher,
Jakarta, 2008
Azheri, Busyra, Corporate Social Responsibility saro
Voluntary menjadi Mandatory, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2011
Beby, Sahara, Corporate Social Responsibility (CSR) menurut
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas, Medan : Pascasarjana Hukum
USU, 2010.
Ernawan, Erni R., Business Ethics : Etika Bisnis, CV Alfabeta,
Bandung, 2007
Fuady, Munir, Perlindungan Pemegang Saham Minoritas, CV
Utomo, Bandung, 2005
Good Corporate Governance.(n.d.). Retrieved March 10, 2014
fromhttp://www.bpkp.go.id/dan/konten/299/GoodCorporate.bpkp
Jumlah Perusahaan Industri Besar Sedang Menurut
SubSektor,2000-2012.(n.d.). Retrieved March 11,
2014
from
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daf
tar=1&id_subyek=09&notab=2
Kartini, Dwi, Corporate Social Responsibility Transformasi
Konsep
Sustainability
Management
dan
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
Implementasi
di
Indonesia,
PT.
Refika
Aditama,Bandung, 2009
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).Pedoman
Umum
Good
Corporate
Governance.(2006).Retrieved
May
20,
2014
fromhttp://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publika
si_pm/info_pm/Pedoman%20GCG%20Indonesia%2
02006.pdf
Lin-Hi, Nick and Igor Blumberg.( 2011 ). The Relationship
Between
Corporate
Governance,
Global
Governance, and Sustainable profits: lessons learned
from
BP.
Retrieved
December
8,
2013
fromhttp://search.proquest.com/docview/900916178/
fulltextPDF/14101AAD631726FB568/26?accountid=
45762
Nilawaty, Perbandingan Pengaturan Tentang Corporate
Social Responsibility Antara Indonesia Dengan Cina
Dalam Upaya Perwujudan Prinsip Good Corporate
Governance Di Indonesia Medan : Pascasarjana
Hukum USU, 2010
Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD).).Principles of corporate governance.2004
Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan
Usaha Milik Negara. (2002). Retrieved May 6, 2014
fromhttp://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/per
undangan_permen_detail.php?peraturan=4d4048f2&
menteri=bumn
Peni, Emilia and Sami Vahamaa.(2011, April).Did Good
Corporate Governance Improve Bank Perfomance
During the Financial Crisis?.Retrieved December 8,
2013
fromhttp://search.proquest.com/docview/922790635/
140D47D90088744ABC/12?accountid=45762
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
2010 sebesar 6,1
persen.(2011,February). Retrieved March 11, 2014
from
http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/
pertumbuhan-ekonomi-indonesia 2010-sebesar-61persen/3417.
Prospek Perekonomian Indonesia Tahun 2013.(2013,January).
Retrieved
March
11,2014http://www.setneg.go.id/index.php?option=c
om_content&task=view&id=6765
Prosedur Mendirikan PT. (n.d.). Retrieved March 11, 2014
from
http://www.eprobisnis.com/prosedurmendirikan-pt
Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi, Emir Wicaksana,
Panduan Lengkap Perencanaan CSR ,Penebar
Swadaya, Jakarta, 2011
Salinan Peraturan Menteri Negara BUMN NOMOR : PER —
01 /MBU/2011tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik ( Good Corporate
Governance)pada
Badan
Usaha
Milik
Negara.(2011).Retrieved
May
20,
2014
fromhttp://www.bpkp.go.id/dan/konten/299/GoodCorporate.bpkp
Safitri, Ika. Analisis Hukum Terhadap Pengaturan CSR
menurut Undang-Undang Nomor 2007 Tentang
Perseroan Terbatas,Medan : Pascasarjana Hukum
USU, 2010.
Siahaan, N.H.T., Hukum Lingkungan dan Ekologi
Pembangunan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004
Surya, Indra, Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate
Governance: Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa
Demi Kelangsungan Usaha, Jakarta: Kencana, 2006
Sugiyono Prof. Dr., Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif dan R & D,
Bandung : Cv. Alfa Beta, 2010
Tjager, I.N., Djemat, A. Alijoyo H.R., dan Sembodo, B.
(2005). Corporategovernance: tantangan dan
kesempatan bagi komunitas bisnis Indonesia.Forum
Corporate Governance in Indonesia (FCGI). Jakarta.
Thomas, C.W. (2002,April). The Rise and Fall of Enron.
Retrieved
March
11,
2014
fromhttp://www.journalofaccountancy.com/Issues/20
02/Apr/TheRiseAndFallOfEnron.Htm
Undang – Undang Republik Indonesia no 5 tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat. (1999). Retrieved June 29, 2014
from
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/104/n
prt/36/uu-no-5-tahun-1999-larangan-praktekmonopoli-dan-persaingan-usaha-tidak-sehat
Undang – Undang Republik Indonesia no 8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. (1999). Retrieved
June
29,
2014
from
http://prokum.esdm.go.id/uu/1999/uu-8-1999.pdf
Undang – Undang Republik Indonesia no 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan. (2003). Retrieved June 29,
2014
from
http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfil
e/fl51927/parent/13146
Download