Prinsip-prinsip Komunikasi PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI PENDIDIKAN AL-QUR’AN DALAM Mardalina Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi Abstrak Komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seorang dalam hidup bermasyarakat, sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, senaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. Pentingnya komunikasi dalam kehidupan sosial telah menjadi perhatian para cendikiawan sejak zaman Aristoteles walaupun hanya berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil. Komunikasi dalam pendidikan Al-qur’an tidak terlepas dengan komunikasi yang dimakud dalam disiplin ilmu komunikasi. Komunikasi dalam pendidikan Islam haruslah tidak bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Artikel ini hendak mengupas prinsip komunikasi dalam pendidikan Al-Qur’an yang merupakan suatu azas yang dijadikan landasan dalam aktivitas komunikasi dalam situasi pendidikan Islam yang sesuai dengan ajaran Islam. Kata Kunci : Komunikasi, Media, Pesan, Pendidikan, Persepsi A. Pendahuluan Komunikasi adalah bahasa Inggris merupakan kata benda, “communication” yang artinya meliputi (1) hubungan “There’s no communication between the plane and the ground” Tak ada hubungan antara pesawat terbang itu lapangan terbang. Line of gommunication. Garis hubungan. Means of communication. Alat hubungan, (2) kabar. We’ve had no communication from them. Sudah lama kali tidak menerima kabar dari mereka, (3) Pengumuman, pemberitahuan. To be in communication with berhubungan dengan. I’m in communication with him. Saya TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 225 Mardalina berhubungan dengan dia.1 Dari kutipan tersebut diatas, bhwa komunikasi dapat diartikan “hubungan”, “kabar”. Sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schram menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah sua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, senaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya. Teori dasar Biologi menyebutkan adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Horald D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunkasi lewat ilmu politik menyebutkan tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi. Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang da untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Kedua, adalah upaya manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota 1 John M. Echols dan Hasan Shadyli, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), 131. 226 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 Prinsip-prinsip Komunikasi masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, prilaku dan peranan.2 Jadi jelas komunikasi tidak dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberikan pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seoarang dalam masyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manager, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga dan lain sebagainya.3 Dari pemahaman diatas dapat kita rumuskan, bahwa “Komunikasi adalah suatu aktifitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakuio oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa.4 Adapun komunikasi yang yang dimaksudkan di sini adalah komunikasi insani, dalam ilmu komunikasi dengan istilah (Human communication) atau biasa disebut komunikasi antar manusia. Suatu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia lainnya yang menjadi kajian ilmu sosial atau ilmu kemasyarakatan.5 B. Pengertian Prinsip-prinsip dalam istilah Inggris “Principle” adalah kata benda 1. Asas, dasar, the principles of economics dasar ekonomi, asas-asas ilmu ekonomi. 2. Prinsip. It’s a prinsiple of mine to ..adalah menjadi prinsiplu untuk... as a mather of principle sebagai dasar pegangan. In principle.Pada asas/dasarnya, dalam prinsip. On principle karena keyakinan. 3. Pendirian a man of high principles, seorang pria yang berpendidikan tinggi.6 Selanjutnya sebagaimana pengertian komunikasi yang dikemukan pada pendahuluan yaitu “hubungan”, maka dapat 2 Hafied Cenggara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), 3. 3 Hafied Cenggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, 4. 4 Hafied Cenggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, 4. 5 Hafied Cenggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, 15. 6 John M. Echlos dan Hasan Shadily, 447. TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 227 Mardalina kita rangkaikan dengan pengertian prinsip adalah “asas” atau “dasar”. Jadi prinsip-prinsip komunikasi dapat kita rumuskan adalah merupakan asas-asas atau dasar-dasar dalam berhubungan. Kemudian itu, pengertian pendidikan “Pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada anak-anak atau orang yang sedang dididik.7 Selanjutnya pengertian Al-Qur’an adalah nama yang paling menonjol yang dikhususkan Allah bagi Kitab-Nya. Al-Qur’an diturunkan kepada Rosulullah dengan nama itu, dan tidak pernah diberikan kepada kitab-kitab samawi yang lain. Nama Al-Qur’an terbentuk dari kata qira’ah, membaca. Pendapat ini menurut mayoritas ulama Al-Qur’an diturunkan kepada Muhammad saw dan landasan ilmu bagi beliau.8 Dari uraian pengertian-pengertian diatas dapat kita ambil suatu pengertian, bahwa prinsip-prinsip komunikasi dalam pendidikan Al-Qur’an itu maksudnya adalah asas-asas atau dasar-dasar berhubungan dalam situasi pendidikan sesuai dengan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Karena komunikasi yang dimaksudkan tersebut merupakan interaksi manusia yang tentunya merupakan suatu prilaku manusia dalam berhubungan, maka komunikasi tersebut terkait dengan “Akhlak” adalah ilmu yang menentukan batas antara yang baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.9 C. Prinsip Komunikasi Sebelum membahas prinsip-prinsip komunikasi dalam pendidikan Al-Quran, ada baik terlebih dahulu dikemukakan prinsip-prinsip komunikasi menurut ilmu komunikasi sebagaimana uraian berikut ini. 7 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan (Jakarta: Pustaka AlHusna, 1986), 32. 8 Shalah Abdul Fatah Khalid, Kunci menguak Al-Qur’an (Jakarta: CV. Pustaka Mantiq, 1992), 22. 9 Hamzah Ya’qub, Etika Islam (Bandung: CV. Diponegoro, 1982), 12. 228 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 Prinsip-prinsip Komunikasi Kesamaan dalam berkomunikasi dapat diibaratkan dua buah lingkaran yang bertindian satu sama lain. A B Dalam ilmu komunikasi yang dikemukakan oleh Hafield Canggara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, prinsip komunikasi ada tiga prinsip dasar, yaitu: 1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. 2. Jika daerah tumpang tindih menyebar menutupi lingkaran A atau B, menuju terbentuknya saru lingkaran yang sama, maka makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang mengena. 3. Tetapi kalau daerah tumpang tindih ini makin mengecil dan menjahui sentuhan kedua lingkaran, atau cendrung mengisolasi lingkaran masing-masing, maka komunikasi yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses komunikasi yang efektif. D. Unsur-unsur Komunikasi Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa terciptanya proses komunikasi, cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang menambahhkan umpan balik dan lingkungan. Awal tahun 1960an David K. Berlo membuat formula komunikasi yang lebih sederhana “SMCR”, Source (pengirim), Message (Pesan), Chanel (saluran-media) dan Receiver (penerima). Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito K. Sareno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi.10 10 Hafied Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, 23. TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 229 Mardalina Adapun unsur-unsur yang dimasudkan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Sumber Pesan Media Penerima Efek Lingkungan Umpan Balik Keterangan: Sumber: Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut dengan pengirim, komunikator, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau enconder. Pesan: Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah suatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaiklan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinua bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau proganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya di terjemahkan dengan kata message, content, atauinformasi. Media: Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa mengenai saluran atau media. ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya komunikasi antar pribadi panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indra manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telephon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antar pribadi. Penerima: Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima bisa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikasi, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau reciver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber. 230 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 Prinsip-prinsip Komunikasi Pengaruh/Efek: Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa juga diartikan perbahan atau penguatan keyakionan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan, seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. Tanggapan Balik: Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisan juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum di kirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Hal-hal seperti itu menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber. Lingkungan: Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalanya komunikasi. Fator ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik (Jarak jauh/jarak dekat, fasilitas), liongkungan (sosial budaya, politik, kesamaan, bahasa, kepercayaan, adat istiadat, status sosial), lingkungan psikologis dan dimensi watu (musim). Jadi, setiap unsur memiliki pernan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantungan satu sama lainnya, artinya tanpa keikut sertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi.11 E. Komunikasi Dan Pendidikan Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya, pada tingkatan bawah dan menengah pengajar itu disebut guru, sedangkan pelajar itu disebut murid; pada tingkatan tinggi pengajar itu dinamakan down, sedangkan pelajar dinamakan mahasiswa. Pada tingkatan apa pun, proses komunikasi antara pengajar dan pelajar itu pada hakikatnya sama saja. Perbe11 Hafied Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, 28. TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 231 Mardalina daannya hanyalah pada jenis pesan serta kualitas yang disampaikan oleh si pengajar kepada si pelajar. Perbedaan antara komunikasi dengan pendidikan terletak pada tujuannya atau efek yang diharapkan. Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah yang dalam proses komunikasi melahirkan istilah-istilah khusus seperti penerangan, propaganda, indoktrinasi, agitasi, dan pendidikan. Tujuan pendidikan adalah khas atau khusus, yakni meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal sehingga ia menguasainya. Jelas perbedaannya dengan tujuan penerangan, propaganda, indoktrinasi, dan agitasi sebagaimana disinggung di atas. Tujuan pendidikan itu akan tercapai jika prosesnya komunikatif. Minimal harus demikian. Jika proses belajar itu tidak komunikatif, tak mungkin tujuan pendidikan itu dapat tercapai. Bagaimana caranya agar proses penyampaian suatu pesan oleh komunikator kepada komunikan, atau dalam konteks pendidikan ini agar proses penyampaian suatu pelajaran oleh pengajar kepada pelajar, menjadi komunikatif telah diuraikan secara luas pada bab-bab terdahulu. Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap muka (face-to-face). Karena kelompoknya relatif kecil, meskipun komunikasi antara pengajar dan pelajar dalam ruang kelas itu termasuk komunikasi kelompok (group communication), sang pengajar sewaktuwaktu bisa mengubahnya menjadi komunikasi antarpersona. Terjadilah komunikasi dua arah atau dialog di mana si pelajar menjadi komunikan dan komunikator, demikian pula sang pengajar. Terjadinya komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak diminta. Jika si pelajar pasif saja, dalam arti kata hanya mendengarkan tanpa ada gairah untuk mengekspresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung satu arah, dan komunikasi itu tidak efektif. 232 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 Prinsip-prinsip Komunikasi Jelaslah bahwa dalam usaha membangkitkan daya penalaran di kalangan pelajar, mereka sendiri ikut menentukan keberhasilannya. Mereka perlu sadar akan pentingnya memiliki daya penalaran untuk kepentingan pembinaan personality-nya, kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, mereka harus menggunakan setiap kesempatan yang disediakan. Kalau tidak ada, mereka harus mencarinya. Oleh karena itu, mereka harus berotoaktivitas, harus meningkatkan rasa tunadiri jauh-jauh. Baginya tidak ada alasan untuk merasa "minder". Para pelajar bukanlah pribadi yang hanya siap untuk digiring-giring atau didorong-dorong. Mereka harus bersiap untuk berpartisipasi pada tiap kesempatan. Jika tidak ada kesempatan, mereka sendiri harus siap untuk membentuk sarananya. Komunikasi dalam bentuk diskusi dalam proses belajarmengajar berlangsung amat efektif, baik antara pengajar dengan pelajar maupun di antara para pelajar sendiri sebab mekanismenya memungkinkan si pelajar terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentatif dan dapat mengkaji dirinya, apakah yang telah diketahuinya itu benar atau tidak. Dengan lain perkataan, pentingnya komunikasi dalam bentuk diskusi pada proses belajar-mengajar itu disebabkan oleh dua hal: a. Materi yang didiskusikan meningkatkan intelektualitas, b. Komunikasi dalam diskusi bersifat intracommunication dan intercommunication. Yang dimaksudkan dengan intracommunication atau intrakomunikasi ialah komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. la berkomunikasi dengan dirinya sendiri sebagai persiapan untuk melakukan intercommunication dengan orang lain. Secara teoretis, pada waktu seorang pelajar melakukan intracommunication terjadilah proses yang terdiri atas tiga tahap yakni; (1) persepsi (perception), (2) ideasi (ideation), dan (3) transmisi (transmission). Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya. Penginderaan itu dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan, dan kebutuhan. Kemampuan mempersepsi antara pelajar yang satu dengan pelajar yang lain TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 233 Mardalina tidak akan sama meskipun mereka sama-sama dari sekolah yang sama, bahkan kelas yang sama. Ini ditentukan oleh si pelajar sendiri, ditentukan oleh aktivitas komunikasi, baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Sebagai komunikator, umpamanya, ia sering tampil secara aktif sebagai orator, pemimpin diskusi, ketua rapat, dan sebagainya. Sebagai komunikan, umpamanya, ia banyak membaca buku, surat kabar, majalah, mendengarkan radio, atau menonton televisi. Pengetahuan dan pengalaman akan memperkaya benaknya dengan perbendaharaan untuk memperkuat daya persepsinya. Semakin sering ia melibatkan diri dalam komunikasi, akan semakin kuat daya persepsinya. Ideasi adalah tahap kedua dalam proses intracommunication. Seorang pelajar dalam benaknya mengonsepsi apa yang dipersepsinya. Ini berarti bahwa dia mengadakan seleksi dari sekian banyak pengetahuan dan pengalamannya yang pernah diperolehnya, mengadakan penataan dengan yang relevan dari hasil persepsinya tadi, siap untuk ditransmisikan secara verbal kepada lawan diskusinya. Jadi, yang ditransmisikan adalah hasil konsepsi karya penalaran sehingga apa yang dilontarkan dari mulutnya adalah pernyataan yang mantap, meyakinkan, sistematis, dan logis. Dengan demikian, dalam proses intercommunication berikutnya berkat intracommunication yang selalu terlatih, ia akan mengalami keberhasilan. Efisiensi berpikir seperti itu akan berpengaruh besar pada tindakannya, kegiatannya, dan perilakunya, akan menjadi daya pendorong yang berkembang luas bagi kemajuan masyarakat yang oleh David C. McClelland, seorang ahli psikologi di Harvard University, disebut virus mental atau "n Ach ", singkatan dari need for Achievement, artinya kebutuhan untuk memperoleh prestasi yang gemilang. Need for Achievement ini terdapat pada diri seseorang untuk mengejar sesuatu yang lebih baik, lebih cepat, lebih gemilang, dan lebih efisien daripada yang telah dilakukan sebelumnya. McClelland memberikan contoh yang relevan dengan proses belajar mengajar itu sebagai berikut: 234 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 Prinsip-prinsip Komunikasi “Seorang mahasiswa bernama A bercerita kepada temannya, B, sesama mahasiswa, bahwa ketika belajar dalam menghadapi ujian, ia merasa sukar memusatkan pikirannya karena selalu teringat kepada pacarnya. Dalam pada itu B berkata bahwa ia berhasil memperoleh nilai yang cukup tinggi dari ujiannya berkat usahanya yang keras disebabkan oleh cita-citanya menjadi dokter. Karena khawatir tidak berhasil mencapai cita-citanya itu, maka ia belajar sampai jauh malam.” Menurut McClelland contoh tersebut menunjukkan bahwa B memiliki mental yang ber-n Ach lebih tinggi daripada mental A. B dijangkiti lebih banyak virus mental. Dengan demikian, yang dinamakan virus mental tadi pada hakikatnya adalah motif yang terdapat pada diri seseorang, yang mampu mendorong dirinya untuk berusaha lebih giat guna memperoleh sukses yang lebih besar. Pelajar yang IQ-nya tinggi belum tentu sukses dalam pelajarannya jika ia tidak memiliki motif. Sebaliknya pelajar yang IQ-nya sedang-sedang saja besar kemungkinannya akan berhasil dalam pelajarannya bilamana ia mempunyai motif. Sehubungan dengan itu, tugas para pengajarlah untuk memotivasikan anak didiknya sehingga ia memiliki daya nalar yang kuat, suatu faktor yang teramat penting dalam proses belajar mengajar. F. Komunikasi Dalam Pendidikan Al-Qur’an Sebagaimana yang diuraikan diatas tentang komunikasi menurut ilmu komunikasi, tentunya komunikasi dalam pendidikan AL-Qur’an tidak terlepas dengan komunikasi yang dimaksud dalam disiplin ilmu komunikasi tersebut. Komunikasi tersebut adalah komunikasi antar insani (Human comuniation), yang tentunya terkait tingkah laku (Akhlak) yang sesuai dengan ajaran Islam dengan kata lain ketika melakukan aktivitas komunikasi khususnya dalam pendidikan islam haruslah tidak bertetangan dengan ajaran islam itu sendiri. Adapun komunikasi pendidikan Al-Qur’an dalam tulisan ini hanya mencakup empat unsur dari tujuh unsur dalam ilmu komunikasi, yaitu: unsur sumber dan unsur penerima, unsur TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 235 Mardalina pesan, dan unsur lingkungan. Unsur-unsur yang dimaksudkan adalah sebagai berikut: 1. Unsur Sumber (pembuat atau pengirim informasi) melakukan komunikasi dengan unsur “penerima informasi” dalam situasi pendidikan tentunya sumber tersebut adalah “Guru” dan si penerima “Peserta didik”. Jadi prinsip komunikasi disini yang sesuai ajaran Islam adalah Sopan Terhadap Guru, karena dalam pandangan Islam kedudukan guru adalah menjadi pengganti dari orang tua untuk mendidikdan membimbing anaknya. Guru itu ada yang mengajar di sekolah dan ada pula yang mengajar dirumah secara perorangan. Baik mengajar di sekolah maupun di rumah, guru dalam pandangan ajaran Islam sangat besar jasanya. Dari guru peserta didik mendapat ilmu pengetahuan dan dengan ilmu itu peserta didik dapat bekerja dan berdiri sendiri. Oleh sebab itu sesudah sepantasnya peserta didik bersikap sopan santung terhadap gurunya. Peserta didik hendaknya bersikap merendahkan diri, tidak menunjukkan sikap angkuh, sombong dan acuh terhadap gurunya. Rasulullah besabda: “Muliakan orang yang kamu belajar dari padanya (gurumu)” (H.R. Abu Hasan al-Mawardi). Demikian juga pada riwayat lain, beliau bersabda: “Barang siapa yang menghormati orang yang berilmu (alim), berarti menghormati Tuhannya” (HR. Abdul Hasan Al-Mawardi). Ilmu mempunyai kedudukan yang mulia dalam ajaran Islam, karena orang yang berilmu beriman dan bertaqwa kepada Allah dan juga mendapat kedudukan dalam masyarakat. Allah berfirman dalam surat An-Nisa: 162, “Tetapu orang-orang yang mendalam ilmunya diantara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diuraikan kepadanya (alQur’an) dan apa yang diturunkan sebelumnya. Sementara dalam surat Az-Zumar: 9 Allah juga berfirman, “Dapatkah disamahkan antara mereka yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui. Sesungguhnya yang dapat menyadari hanyalah orang-orang yang sempurna akal fikirannya. 2. Unsur Pesan 236 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 Prinsip-prinsip Komunikasi Unsur pesan (berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propoganda) dalan situasi pendidikan tersebut tentunya unsur pesan adalah ilmu pengetahuan. Salah satu yang menunjukkan pengetahuan didalam Al-Qur’an adalah ‘ilm. Kata jadian ilm tersusun berkenan dengan adanya kehadiran yang terdapat dari petunjuk Al-Qur’an. Pentingnya ‘ilm pengetahuan, juga dikemukakan dalam Al-Qur’an dengan ayat-ayat beriringan yang memberi titik tolak adanya peranan penting dan derajat yang tinggi orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan sebaliknya juga ada ayat-ayat yang mencelah orang-orang bodoh dan tidak mempunyai pengetahuan. Dalam surat Al-Mujadah (58):11, dikatakan, bahwa orang yang diberi ‘ilm dan iman diangkat derajatnya ke tingkat yang tinggi.12 Adapun kategori ilmu pengetahuan dalam Islam yang dikemukakan Absurrahman Saleh Abdulllah vdalam bukunya Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, Rumusan pokok klasifikasi ilmu pengetahuan dalam Islam ada tiga, yaitu: Materi Pengajaran Islam Sosiologi, psikologi, sejarah dan lain-lain Astronomi, biologi, botani dan lain-lain. 3. Unsur Lingkungan Penjagaan syariat Islam terhadap muslahat umjum tidak hanya nampak pada dasar-dasar hukum, mu’amalat dan sistem sosial, ekonomi dan politik yang terkandung dalam syariat, tetapi nampak juga akidah ke imanan yang dibawa oleh syariat dan ibadat-ibadat dan syia-syiar agama yang diperintahkannya. Akidah-akidah dan ibadat-ibadat ini biarpun berkaitan, pertama sekali, dengan hubungan manusia dengan Tuhannya dan dengan makna spritual pada manusia, tetapi tidaklah luput dari nilainilai dan makna-makna sosial, ekonomi, dan politik. Ia bertujuan antaranya disamping mencapai ke imanan kepada Allah dan menguatkan perhaambaan kepada-Nya, untuk memperbaiki jiwa, mendidik naluri dan ke inginan, mendidik 12 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 90. TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 237 Mardalina tingkah laku, menguatkan pertalian dan hubungan-hubungan sosial diantara manusia dan menegakkan hubungan-hubungan dan pertalian-pertalian ini atas dasar iman kepada Allah dan menyerahkan diri kepada Nya dan atas dasar akhlak yang mulia.13 G. Kesimpulan Prinsip komunikasi dalam pendidikan Al-Qur’an adalah merupakan suatu azas yang dijadikan landasan dalam aktivitas komunikasi dalam situasi pendidikan Islam yang sesuai dengan ajaran Islam (Al-Qur’an dan Hadits). Kesemuanya itu merupakan akhlak dari pelaku yang melakukan komunikasi dalam situasi pendidikan. Adapun dalam ilmu komunikasi, ada 7 unsur dalam terjadinya komunikasi, pada tulisan ini hanya dikemukakan 4 unsur diantaranya sebagai berikut: (1) Unsur Sumber (pembuat atau pengirim informasi) dalam pendidikan adalah “Guru”, (2) Unsur Pesan (berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau proganda) dalam pendidikan adalah “Ilmu Pengetahuan”, (3) Unsur Penerima (Pihak yang menjadi sasaran pesan) dalam pendidikan adalah “peserta didik”, (4) Unsur Lingkungan (Sosial Budaya, ekonomi dan politik) dalam pendidikan adalah “Masyarakat”. Daftar Pustaka Abdullah, Abdurrahman Saleh, (1990), Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, Jakarta, Rineka Cipta. Canggara, Hafied, (2002), Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Pt Raja Grafindo. Echos, John M. Dan Hasan Shadily, (1994), Kamus Inggris Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Fatah Khalid, Shalah Abdul, (1992), Kunci Menguak Al-Qur’an, Jakarta, Cv. Pustaka Mantiq. Langgulung, Hasan, (1986), Manusia dan Pendidikan, Jakarta, Pustaka Al-Husna. Muhammad Al-Tourmy Al-Syaibani, Omar, (1979), terjemahan Hasan Lang Gulung, Falsafatul Tarbiyah Islamiyah, Jakarta, Bulan Bintang. 13 Omar Muhammad Al Toumy Al Syaibany, terj. Hasan Lang Gulung, Falsafatut Tarbiyah Al Islamiyah (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), 232. 238 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014