RESUME AIK 3 GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM Disusun oleh : Purwaning Rahmawati ( A22020205 ) B16 Kelas Kebumen PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2020/2021 GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM A. Pemurnian dan pembaharuan di dunia Muslim / Tajdid di dunia Muslim: Tajdid secara kebahasaan (lugawi) berarti pembaharuan, yakni proses memperbaharui sesuai yang dipandang usang atau rusak Tajdid didefinisikan “menghidupkan ajaran Qur’an dan Sunnah yang telah banyak ditinggalkan umatnya, dan memurnikan pemahaman dan pengamalan agama Islam dari hal – hal yang tidak berasal dari Islam (“Syams al-Haq alAzhim, Imam al-Syatibi) Dari segi bahasa, tajdid berarti pembaharuan dan dari segi istilah, tajdid memiliki dua arti, yakni : - Pemurnian - Peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yang semakna dengannya. Pemurnian sebagai arti tajdid yang pertama, dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran Islam yang berdasarkan dan bersumber kepada Al Quran dan Sunnah Shahihah (Maqbulah) Pembaruan dalam Islam bukan dalam hal menyangkut dasar atau fundamental ajaran Islam, artinya bahwa pembaruan Islam bukan dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi atau merevisi nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera jaman, melainkan lebih terkait dengan penafsiran terhadap ajaran-ajaran dasar agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan semangat jaman. Selain itu menurut Achmad Jainuri, gerakan pembaharuan Islam yang terjadi di tengah masyarakat Muslim di manapun berada memiliki dasar yang kuat pada warisan pengalaman sejarah kaum Muslimin. Oleh karena itu, kata Jainuri lebih lanjut, tajdid adalah sebuah tema yang sudah lama dan tetap ada dalam dimensi kehidupan kaum Muslimin di dunia Islam sampai kapan pun. Namun, bentuk dan coraknya dapat muncul sangat variatif sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi masyarakat itu sendiri. Ragam gerakan tajdid tersebut oleh merupakan pencerminan dari jawabannya atas problem yang dihadapi oleh kaum Muslimin. 1) Kejayaan Islam Di Baghdad Baghdad didirikan oleh Al Manshur (Khalifah Dinasti Abbasiyah ke-2) pada tahun 762 M) Baghdad menjadi pusat peradaban, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. AlManshur memerintahkan agar buku – buku dari bahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa arab. Masa keemasan Baghdad terjadi pada kepemimpinan Harun Al-Rasyid (786809 M) dan anaknya Al-Ma’mun (813 – 833 M) Al-Ma’mun memiliki perpustakaan pribadi Bait Al Hikmah yang dipenuhi beribu ribu buku Didirikan berbagai akademi, sekolah, rumah sakit dan perguruan tinggi, yang terkenal adalah perguruan Nizhamiyah, didirikan oleh Nizham Al Mulk Ilmuwan yang terkenal a) Al Farizi : ahli ekonomi b) Ibnu Haitam : ahli optik c) Al Baituni : ahli fisika d) Ar Rozi : ahli kimia, filosofi, kedokteran e) Al Mas’ud : ahli geografi f) Ibnu Sina : ahli kedokteran, filosofi g) Al Farabi : ahli kedokteran, filosofi h) Imam Bukhari dan Imam Muslin : ahli hadist i) Imam Malik, Imam Hanifah, Imam Syafi’i, Imam Hambal : ahli Fiqih j) Ibnu Hisyam : ahli sejarah 2) Kejayaan Islam di Cordova Cordova terletak di Spanyol, yang ditaklukkan umat islam pada dinasti Umayyah, pimpinan Khalifah Al- Walid (705-715) Pasukan Islam dipimpin oleh : Tharif Ibnu Malik, Thariq Ibnu Ziyad dan Musa Ibnu Nushair. Spanyol dikuasai umat islam selama 7 (tujuh) abad Kemajuan Ilmu Pengetahuan a) Filsafat, tokohnya : Abu Bakar, Muhammad Ibnu Al- Sayid (Ibnu Bajjah), lahir di Zaragosa b) Sains, meliputi bidang kedokteran, matematika, astronomi, kimia dll c) Fiqih, tokohnya : Ziyad Ibnu Adb Al- Rahman, Yahya Qadhi, Ibnu Hazm d) Kesenian e) Bahasa dan sastra f) Arsitektur, dibangun berbagai pusat perdagangan, jalan, sarana pertanian. Yang terkenal adalah : masjid Cordova dan Istana- Hambra B. Kemunduran Islam (Abad XI – XVIII) Umat Islam pada masa ini mengalami kemunduran karena sudah meninggalkan ajaran Islam yang murni yang bersumber kepada Al-Quran dan Sunnah. Ditambah lagi dengan penyakit “WAHN” seperti yang telah diisyaratkan Nabi Muhammad SAW, yaitu penyakit “ Cinta Dunia daN Takut Mati” C. Perlunya Pemurnian dan Pembaharuan Faktor gerakan pembaharuan dalam sejarah Islam didorong oleh ajaran Islam itu sendiri, yaitu ketika pengamalan ajaran Islam telah mengalami pergeseran dari sumber utama ajaran Islam itu sendiri dalam hal ini al-Quran dan as-Sunnah alMaqbûlah. Sementara itu, cepatnya kemunculan gerakan pembaharuan Islam tersebut dipengaruhi dari faktor internal dan eksternal.6 Faktor internal yang dimaksud adalah faktor ajaran Islam itu sendiri (ajaran Islam mendorong untuk melakukan pembaharuan). Seperti yang terdapat dalam hadist yang artinya: (Abû Dâud berkata)Sulaimân b Dâud al-Mahrî, beliau bersabda: sesungguhnya Allah akan mengutus untuk umat ini pada setiap seratus tahun orang yang akan memperbaharui agamanya (HR. Abû Dâud, nomor 3740). Faktor kedua, ialah faktor eksternal yang melatarbelakangi adanya suatu tindakan dalam pembaharuan Islam, khususnya masa modern, menurut klaim Barat, gerakan Islam yang muncul pada masa modern dipengaruhi oleh Barat. Pengaruh ini tampak pada tekanan tema-tema pembaharuan yang diusungnya. Dalam hal ini modernisasi dalam bidang pendidikan, politik, perdagangan, kebudayaan dan teknologi dalam kehidupan umat Islam terus dilakukan untuk merupakan respon atas kehadiran Barat di dunia Islam. Selain pembaharuan yang dianjurkan Rasulullah juga dapat dilihat bahwa adanya keterpurukan kaum Muslim Indonesia dalam beberapa bidang tersebut, sehingga kedua faktor tersebutlah yang memicu betapa pentingnya sebuah pembaharuan bagi Islam di era modern, terkhusus di Indonesia. Para tokoh pembaharu Islam cenderung melakukan pembaharuan yang sifatnya normatif (berdasarkan rasio) dengan melupakan realitas sosiologis-historis suatu komunitas Islam. Mereka hanya mendasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan suatu komunitas yang menjadi sasaran dari pembaharuan itu, sehingga pembaharuan dapat berjalan secara efektif. Komunitas tidak berada dalam suatu ruang hampa udara, di dalamnya berkembang suatu tradisi/budaya yang hendaknya diperhitungkan agar pembaharuan dapat berjalan efektif dan bukannya kontra-produktif. Pembaharuan berdasarkan rasio memang dicanangkan sebagai paket sekali jadi, ibarat obat yang dapat menyembuhkan segala penyakit. Ini mustahil, karena tantangan suatu zaman berbeda-beda maka obatnya pun tentu berbeda. Memang secara rasio, suatu obat “A” akan dapat mengobati suatu penyakit “A”, namun masing-masing pasien memerlukan dosis yang berbeda-beda, disesuaikan dengan umur, kondisi kesehatan, dan ada tidaknya alergi terhadap unsur obat tertentu. D. Tokoh – tokoh Pembaharuan dalam dunia Islam Tokoh Pembaharu Pada Periode Klasik Sampai Modern 1. Ibnu Taimiyah (1263 – 1328) Nama lengkap Taqiyuddin Abu Abbas lahir di Harran, Turki, 22 Januari 1263, meninggal pada 27 September 1328. Ayah dan kakeknya adalah seorang tokoh ulama ahli hadis bermazhab Hambali Sejak usia 10 tahun ia telah mempelajari kitab – kitab hadis utama, hafal Al Quran, belajar ilmu hitung, ilmu kalam, filsafat yang kemudian menjadi bidang kajiannya. Pemikiran Ibnu Taimiyah bersifat empiris sekaligus rasionalis. Empiris artinya mengakui kebenaran dalam kontek kenyataan bukan dalam pemikiran. Rasionalis artinya, tidak mempertentangkan antara akal dan yang jelas dan naql (Qur’an – Sunnah Shahihah) Ide pembaharuan a) Pemurnian ajaran tauhid. Aqidah yang benar adalah bersumber dari Qur’an yang benar adalah bersumber dari Qur’an dan Assunah Shahihah bukan berdasarkan akal. Ia menolak takwil, menetapkan sifat Tuhan tanpa Tamsil b) Menggalakkan umat islam agar bergairah kembali menggali ajaran alquran dan hadis, serta ber-ijtihad dalam menafsirkan ajaran – ajaran agama c) Syarah ar-ruju’ ila qur’an wa sunnah adalah gdengan ijtihad tanpa taqlid d) Agar murni dalam berijtihad, maka tidak boleh terikat pada mazhab atau imam 2. Muhammad Ibnu Abdul Wahhab (1115 – 1206) Muhammad Ibnu Abdul Wahhab lahir di Uyainah di daerah Najed pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H, dalam kitab sirah al-imam as-syaikh Muhammad Abdul Wahab OLEH Amin Said, bahwa ayahnya adalah seorang fakih dan ulama terkenal pada masanya ia bernama Sulaiman bin Ali Pada usia 9 tahun Muhammad Ibnu Abdul Wahhab sudah hafal al-quran, kemudian oleh ayahnya diajakan tentang fiqih Ibnu bin Hambal dll. Setelah dewasa dikirim ayahnya ke Madinah belajar agama dengan syaih Sulaiman AlKurdi, Muhammad Hayat AL-Sindi Upaya pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahab bertolak dari upaya untuk mengembalikan kehidupan umat sesuai dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang salih. Usaha yang dilancarkan adalah : penghancuran kultus terhadap orang – orang yang dianggap suci, pengagungan terhadap kuburan, benda –benda yang dikeramatkan dll. Karya – karya a) Kitab al- tauihid b) Al usul al salasah wa al-qawaid al –arba’ah c) Surah al-shalat qa arkanuha d) Ushul al Imam e) Fazl Al Islam f) Kitab Al Khabais g) Tafsir kalimat at tauhid h) Kitab al-mustafid fi hukm al tauhid i) Tafsir ba’dli suwar al qur’an Gerakan Wahabi (muwahhidun) memiliki nilai pembaharuan a) Sisi keagamaan : taklid ditinggalkan b) Sisi akhlak : menjauhkan diri dari sikap kemewah – mewahan, pemborosan dan kemaksiatan serta kemalasan c) Sisi sosial : kesatuan masyarakat menjauhkan konflik sosial d) Sisi sosial ekonomi : menciptakan semangat kerja dan percaya diri serta tidak tergantung kepada orang lain. 3. Jamaludin Al – Afghani (1838 – 1897) Lahir di Asadabad Afganistan pada tahun 1838/1839. Ia berasal dari keluarga Syiah Iran, namun tidak ada bukti dia seorang syiah. Pendidikan dasar ditempuh di tanah kelahirannya, kemudian melanjutkan di daerah – daerah lainnya kepada beberapa guru, seperti Ibnu Sina, At-Tusi dll. Perjalanan hidupnya banyak dipenuhi lika – liku sebagai seorang politikus. Pada umur 22 tahun menjadi pembantu pangeran Dos Muhammad Khan di Afganistas. Pada tahun 1864 menjadi penasehat Sher Ali Khan, dan diangkat menjadi perdana menteri oleh Muhammad Azam Khan beberapa tahun kemudian. Jamaluddin Al-Afghani pindah dan menetap di Mesir dari 1871 HINGGA 1879. Di Mesir dihabiskan untuk mengajar dan memperkenalkan penafsiran filsafat islam. Ketika Mesir berada pada krisis ekonomi dan politik 1870, ia memerintahkan murid-muridnya untuk menerbitkan majalah dan memimpin gerakan bawah tanah. Bersama para pengikutnya seperti Muhammad Abduh, Abdullah Annadim dll, mendirikan sebuah parpol bernama Hisbul Wathani dan berhasil menggulingkan Raja Mesit Khedewi Ismail. Meskipun diusir penguasa bari Tawfik. Setelah diusir dari Mesir, Jamaluddin pergi ke Paris bersama – sama dengan muridnya Muhammad Abduh dan menerbitkan majalah al-urwa al-wustqa. Pada tahun 1884 pergi ke Inggris untuk berunding dengan Sir Henry Drummond Wolf tentang masalah mesir. Dua tahun kemudian ia pergi ke iran ikut menyelesaikan krisi Iran – Rusia. Akhirnya diusir dari iran oleh Syah Nashir alDin Karen berbeda faham Selanjutnya ia dipindah ke Istanbul Turki atas undangan Ottoman Abdul Hamid II untuk membantu pelasanaan politik Islam, namun karena pengaruh Jamaluddin cukup besar mengalahkan Sultan Ottoman, maka sultan membatasi pengaruh politiknya, dan di kota ini – istambul pada tahun 1897 Jamaludin AlAfghani tutup usia karena kanker. Dunia Islam jauh tertinggal dengan dunia barat, hal ini dipengaruhi sikap taqlid, statis, dan fatalis al aislam mahjubun bi al-muslim. Umat Islam terbelakang karena umat islam meninggal ajaran islamnya, langkah – langkah mengatasinya : - Pentingnya kepercayaan akal dan hukum - Melancarkan gerakan Pan – Islam sebagai anti imperialisme dan mempertahankan kemerdekaan - Perlu persamaan jeder (pria dan wanita) dalam beberapa hal. Seperti menuntut ilmu, bekerja di luar rumah, berfikir maju dll 4. Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha Dua – duanya menempuh pembaharuan lewat jalur pendidikan. PT AL-Azhar Kairo Mesir, caranya : memasukkan mata kuliah filsafat dalam seluruh struktur kurikulum. Filasafat dipandang sangat efektif untuk memasukkan ide – ide pembaharuan (inti filsafat adalah pemikiran) Abduh dan Rasyid Ridha mengarang sebuah tafsir yang sangat terkenal dan menjadi rujukan pada mufassir modern : “Kitab tafsir al-mmanar” 5. Tokoh Indonesia Pembaharuan di Indonesia dipengaruhi oleh ulama ulama yang belajar di negara – negara Arab. Antara lain : KH. Ahmad Dahlan Syech Ahmad Soorkati H. Abdul Karim Amrullah Tokoh yang mempengaruhi pemikiran K.H Ahmad Dahlan adalah : Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha, Jamaludin Al Afghani. DAFTAR PUSTAKA Jinan,Mutohharun,2011,Dinamika Pembaruan Muhammadiyah: Tinjauan Pemikiran Keagamaan,Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Amin,Samsul,2009, sejarah peradaban Islam,Jakarta: amzah. Abdullah, Amin dkk., 2003. Menyatukan Kembali Ilmu Agama dan Umum,Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Press. Rosyadi,Imron.2013.corak pembaharuan Muhammadiyah:Purifikasi dan Dinamisasi.Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Achmad,Jainuri. Orientasi Ideologi Gerakan Islam: Konservatisme, Fundamentalisme, Sekularisme, dan Modernisme (Surabaya: lpam, 2004), hlm. 5. Bandingkan dengan Akh. Minhaji”Tradisi Islah dan Tajdid Dalam Hukum Islam,” dalam Profetika (Surakarta: Program Magister Studi Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2001), hlm. 243-244. K.H. AR Fachruddin.2005,”Mengenal dan Menjadi Muhammadiyah”.Malang:Universitas Muhammadiyah Malang Achmad Jainuri. Ideologi Kaum Reformis, Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah Periode Awal(Surabaya : LPAM,2002), Musyafa.2013. Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.Surakarta: Yayasan Lajnah Istiqomah