Perspektif Sosiologi Politik

advertisement
Beberapa
Perspektif
Sosiologi
Politik
Perspektif mengatasi Dilema
• Dilema dalam ilmu-ilmu sosial (khususnya Sosiologi Politik) adalah
tidak adanya konsensus baku untuk memahami berbagai fenomena
politik. Setiap ilmuwan sosial akan dipengaruhi oleh perspektif yang
berbeda dalam menyusun kerangka analisis untuk memahami
berbagai fenomena sosial.
• Maka kita akan menemukan suatu kesimpulan yang berbeda
terhadap suatu fenomena yang sama, karena adanya perbedaan
perspektif.
• Dalam proses keilmuan, perspektif atau pendekatan berfungsi
sebagai kriteria utnuk memilah-milah maslah yang hendak diteliti dan
sebagai penuntun ke arah metode penelitian yang hendak digunakan.
• Kita perlu memahami keragaman perspektif yang sering digunakan
oleh Sosiologi Politik, karena keragaman itu menunujukkan adanya
pengakuan jujur bahwa fenomena sosial tidak diakibatkan oleh
penyebab tunggal atau satu faktor saja, melainkan adanya hubungan
multi-kausal dalam hubungan antar variabel ilmu sosial.
• Di samping itu untuk menunjukkan bahwa kemampuan manusia
untuk memahami fenomena secara menyeluruh dan dari segala segi
sangatlah terbatas, sehingga perlu dilakukan pengkhususan dan
pembatasan pusat perhatian.
Struktural-Fungsional
(termasuk teori
konsensus, teori
sistem dan teori-teori
yang dipengaruhi
Talcott Parson)
Konflik
(misalnya Ralf
Dahrendorf, Lewis
Coser)
Kelas
(Teori-teori yang
dipengaruhi Karl
Marx)
Elitis
(Gaetano Mosca, Vilfredo
Pareto, Robert Michels,
C. Wright Mills, dan
Robert D. Putnam)
Pluralis
(Robert Dahl, Suzzane
Keller)
Suatu sistem sosial
yang diikat nilai-nilai,
kebutuhan-kebutuhan
dan tujuan-tujuan
yang sama.
Konsensus.
Arena bagi
kepentingankepentingan
yang saling
bersaing dan
arena bagi
pertikaian.
Arena bagi
pertikaian
antar-kelas
sosial.
Didominasi dan dipimpin
oleh kelompok minoritas
yang terorganisir, yaitu
kaum elit. Diluar
kelompok ini massa yang
tidak memahami
keadaan.
Terdiri dari jaringanjaringan interaksi antarindividu dan antarkelompok, yang
mencerminkan
kemajemukan kepentingan
dan nilai-nilai. Tidak
satupun kelompok yang
mampu mendominasi yang
lain.
(2)
Negara
Suatu subsistem yang
berfungsi memelihara,
mempersatukan dan
mencapai tujuan-tujuan
masyarakat. Tindakantindakan negara bersifat
mengikat.
Alat pemaksa yang
dipakai oleh kelas
penguasa untuk
membuat rakyat
tunduk pada
kemauannya.
Sarana kekerasan
yang terorganisir
yang didominasi
oleh satu kelas
sosial yaitu kelas
kapitalis.
Organ atau mekanisme yang
dimanipulasi oleh sekelompok
minoritas yang terorganisir,
yaitu kaum elit, yang
menjalankannya demi
kepentingannya sendiri atau
kepentingan pendukungnya.
Hanya merupakan salah
satu dari banyak lembaga
politik yang ada dalam
masyarakat. Negara
mewakili kepentingan
banyak kelompok.
Karenanya ia demokratis.
(3)
Tertib Sosial
dan
Perubahan
Sosial
Masyarakat dipandang
sebagai statis; selalu
mengutamakan integrasi,
ketertiban dan stabilitas.
Kalau masyarakat
berubah, perubahan itu
berujud penyesuaian
terhadap lingkungannya.
Equilibrium.
Masyarakat selalu
dalam keadaan yang
diliputi perubahan dan
pertikaian. Konflik
yang terjadi itu
merupakan kekuatan
dinamik masyarakat.
Tanpa ada konflik
kepentingan,
masyarakat tidak akan
bermakna
Sumber dinamika
masyarakat adalah
perubahan sosial.
Perubahan sosial
tidak bisa dielakkan.
Ketertiban dan status-quo
sangat dipentingkan.
Perubahan sosial dianggap
membahayakan. Perubahan
yang terjadi haruslah dituntun
oleh kaum elit. Wujud
perubahan yang terjadi
sekedar sirkulai elit.
Perubahan terjadi secara
bertahap. Perubahan
terjadi akibat konflik antara
kelompok yang saling
bersaing tetapi masih
dalam tertib kelembagaan.
Perubahan yang terjadi
tidak sampai mengganggu
kestabilan.
Perspektif
Teoritis
Issue
(1)
Masyarakat
Perspektif
Teoritis
StrukturalFungsional
Konflik
Kelas
Elitis
Pluralis
(4)
Ketimpangan
dan Pelapisan
Sosial
Pelapisan sosial
diperlukan
sebagai sistem
integratif untuk
memelihara tertib
dan stabilitas
sosial. Pemberian
ganjaran secara
tidak merata
diperlukan untuk
menjamin bahwa
hanya orang yang
cakap yang
menduduki
jabatan penting.
Pelapisan sosial
merupakan
penghalang
terjadinya integrasi
dan merupakan
sumber utama
terjadinya konflik
dalam masyarakat.
Pelapisan/ketimpang
an itu terjadi karena
langkanya dan tidak
meratanya distribusi
sumberdaya dalam
masyarakat.
Ketimpangan
sosial dan
pelapisan sosial
adalah penyebab
konflik.
Ketimpangan dan
pelapisan sosial
bisa dihilangkan.
Ketimpangan
antara elit dan
massa pasti
terjadi. Elit pasti
mendominasi
massa. Elitis
klasik:
ketimpangan itu
tidak bisa
dihindarkan dan
memang
diperlukan. Elitis
radikal: mengkritik
keras terjadinya
ketimpangan
antara elit-masa.
Ketimpangan
sosial memang
ada, tetapi
pengaruh dan
keuntungan yang
ada dalam
masyarakat
didistribusikan
secara merata.
(5)
Politik
Mekanisme untuk
mencapai tujuantujuan bersama.
Memainkan peran
menengahi dalam
penyelesaian
konflik.
Politik berkenaan
dengan kekuasaan,
yaitu tentang siapa
yang berkuasa,
bagaimana ia
memperoleh
kekuasaan dan
mengapa ia
berkuasa. Politik
membantu satu
kelompok mencapai
tujuannya dengan
merugikan kelompok
lainnya.
Sarana yang
dipakai oleh kelas
penguasa untuk
mempertahankan
dominasi. Satu
segi dari
suprastruktur
yang didominasi
oleh kelas
kapitalis.
Sarana yang
dipakai kaum elit
untuk menguasai
dan memanipulasi
massa.
Mekanisme untuk
menengahi dan
mewasiti berbagai
kepentingan yang
berbeda dan
mewasiti berbagai
konflik.
Perspektif
Teoritis
StrukturalFungsional
Konflik
Kelas
Elitis
Pluralis
(6)
Partisipasi
Politik
Sarana yang dipakai
oleh warga-negara
dan kelompokkelompok
kepentingan untuk
mendukung sistem
politik. Sebagai
imbalan terhadap
dukungan warga
negara itu, sistem
politik memberikan
kepemimpinan yang
bertanggungjawab
dan memenuhi
tuntutan-tuntutan
yang diajukan.
Yang paling aktif
berpartisipasi adalah
mereka yang paling
beruntung dalam
masyarakat. Tuntutan
dari masyarakat
terhadap sistem politik
tidak ditanggapi secara
seimbang. Ada yang
ditanggapi lebih serius,
ada yang tidak.
Bentuk-bentuk
partisipasi
konvensional bisa
tidak efektif, karena
hanya dilakukan
demi kepentingan
kelas penguasa.
Bentuk-bentuk nonkonvensional
mungkin
diperlukan.
Mayoritas warga
bersifat pasif dan
diam. Mereka
sekedar
dimanipulasi oleh
kaum elit. Para
politisi yang
memerintah tidak
selalu tanggap
terhadap tuntutan
warga.
Para pemilih dan
kelompok
kepentingan
mempengaruhi
proses pembuatan
keputusan melalui
cara-cara
pemilihan, menjadi
anggota kelompok
kepentingan dan
menemui dan
berunding dengan
pemimpin politik
dan pemerintahan.
Sistem politik selalu
tanggap terhadap
tuntutan warganya.
(7)
Kekuasaan
Medium yang sah
untuk
mempertukarkan
dan memobilisasi
sumberdaya politik
dalam sistem politik
demi mencapai
tujuan-tujuan
bersama.
Mekanisme yang tidak
sah dan cenderung
menguntungkan
sekelompok kecil
orang yang
mendominasi
masyarakat dengan
merugikan sebagian
besar anggota
masyarakat yang tidak
memiliki kekuasaan.
Terpusat di tangan
para pemilik alat
produksi, yaitu
kelas penguasa.
Terpusat di tangan
mereka yang
menduduki posisiposisi tertinggi
dalam struktur
sosial. Kekuasaan
adalah
persekongkolan
kepentingan dari
lembaga-lembaga
utama dalam
masyarakat itu.
Bersifat polisentris
dan tersebar
diantara berbagai
kelompok
kepentingan. Tidak
ada satu kelompok
yang memonopoli
kekuasaan.
Download