ISBN : 978-979-95595-4-8 m t$l'lEllTERlAll t{EGAnA PERUIIA}|AI{ RAIfiAT REP|JBIII( lllD0llESlA PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PHK A3 tahun 2OO8 KONSEP, DESAIN, DAN STRATEGI MEMBANoUN RUSUNAWA DAN RUSUNAMI HEMAT ENERGI DI IAWA DAN LUAR JAWA DALAM RANGKA PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM HIBAH KOMPETISI A3 UN IV ERSITAS KATO LI K PARAHYANGAN BAN D U N G FAKIJ LTAS TE KN I K J U RU SAN ARSITEKTU R fiH) didukung lkatan Arsitek lndonesia P_iii"_::F,i::: M PI BEIOTI EI.IiIEI{IIIDO PERI(ASA I hebel Prsdo ondulinc KATA PENGANTAR Seminar ini merupakan seminar nasional pertama dari dua rangkaian seminar dalam rangka pelaksanaan Program Hibah Kompetisi (PHK A3) yang diselenggarakan bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Tinggi dibawah koordinasi PIC lV. Seminar ini bertemakan 'Desain, Konsep, Strategi Membangun Rusunawa dan Rusunami di Jawa dan Luar Jawa" yang diselenggarakan pada tanggal 11 OKober 2008 ini berhasil mendatangkan para pakar dan peserta 158 yang berasal dari Jawa dan Luar Jawa. Seminar ini bertujuan untuk mempublikasikan hal-hal yang berkaitan dengan Rumah Susun Hemat Energi, baik manfaat maupun pengkondisiannya, dari konsepsi perancangan pemilihan lahan, tata ruang lingkungan perkotaan, organisasi pembangunan sampai realisasi lapangan. Hasil seminar akan dituangkan dalam bentuk prosiding. Kami mengucapkan lerima kasih kepada Bapak Menteri Perumahan Rakyat Bapak Yusuf Asy'ari yang telah bersedia membuka dan menjadi keynote speaker dalam acara ini, kepada Dirjen DIKTI yang telah mendanai kegiatan ini melalui program PHK 43, kepada peserta seminar dan pemakalah yang telah datang dari tempat yang jauh (Jawa dan luar Jawa), dan kepada segenap civitas akademika UNPAR yang telah menyiapkan acara ini hingga terselenggara dengan baik. Bandung, 2 Desember 2008 Dr. lr. Kamal A. Arif,. M. Enq Ketua PIC lV Proceeding Seminar Nasional 2OOo DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................... DAFTAR ISI nt SAMBUTAN KETUA PANITIA PELAKSANA ............. iv SAMBUTAN REKTOR UN IVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN vi KEYNOTE SPEECH MENTERI PERUMAHAN MKYAT REPUBLIK INDONESIA .... ix RANGKUMAN xiii ASPEK FUNGSI DAN KENYAMANAI\I RUANG PADA RUMAH SUSUN Dl MAKASSAR (Ramli Rahim) RANCANGAN RUMAH SUSUN DI INDONESIA: SUATU TELAAH lKLlM, KENYAMANAN DAN ENERGI (Tri Harso Karyono) Proceedlng Seminar Nasional 2008 16 SAMBUTAN KETUA PANITIA PELAKSANA SEMINAR NASIONAL KONSEP, DESAIN DAN STRATEGI MEMBANGUN RUSUNAMI DAN RUSUNAWA HEMAT ENERGI DI JAWA DAN LUAR JAWA Unpar, Bandung 11 Oktober2008 Assalamu'alaikum Wr.Wb Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT' yang telah memberikan kesempatan yang berharga bagi kita semua untuk mengikuti seminar penting tentang rumah susun hemat energiyang telah menjadi masalah nasional yang krusial. Terimakasih yang sebesar-besamya kami ucapkan kepada Bapak Menteri Negara Perumahan Rakyat HM. Yusuf Asy'ari, yang telah berada di tengah-tengah kita untuk menyamp aikan Keynote speech dan sekaligus membuka acara seminar ini' Kepada ibu ReKor Unpar Dr Cecilia Lauw, bapak dan ibu pembicara dan pemakalah, para undangan yang terhormat, serta seluruh peserta seminar, yang telah datang dari berbagai kota yang jauh, mulai dari Medan, Makasar hingga Manado, atas nama panitia kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran. Kita mulai acara ini pukul 8 pagi dan akan berakhir pada pukul 16.30 petang nanti. Seminar ini mengangkat tema "Konsep, Desain dan Strategi Membangun Rusunami dan Rusunawa Hemat Enelgi di Jawa dan Luar Jawa". Beberapa pembicara telah kami undang baik dari Jawa maupun dari luar Jawa untuk membahas aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun Rusunawa dan Rusunami Hemat Energi dengan penyesuaian terhadap pola tata laku masyarakat dan kondisi geografis daerah yang bersangkutan. Seminar ini merupakan seminar nasional yang pertama dari dua rangkaian seminar dalam Program Hibah Kompetisi (PHK A3) Departemen Pendidikan Nasional yang dimenangkan Jurusan ArsiteKur Unpar. Dalam mempersiapkan acara ini kami telah pula mendapat dukungan dan kerja sama yang sangat baik dari Kementerian Negara Perumahan Rakyat. Proceeding seminar Nasional 2008 Diharapkan sebagai hasil akhir dari seminar ini akan diperoleh masukan untuk seminar berikutnya dalam rangka mematangkan konsep Rumah Susun Hemat Energi di lndonesia. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyelenggaraan acara ini terdapat kekurangan dan kesalahan yang kami perbuat. Semoga seminar ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, hingga akhir acara. Kepada semua pihak, para sponsor, para anggota panitia, para karyawan Unpar dan seluruh rekan-rekan sejawat yang telah membantu menyiapkan acara sejak beberapa bulan yang lalu, kami mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga. Demikian sambutan kami, Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Dr. Kamal A. Arif Panitia Pelaksana Seminar Nasional Proceeding Scminar Nasional 2OO8 SAMBUTAN KETUA REKTOR UN'VERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN SEMINAR NASIONAL KONSEP, DESAIN, DAN STRATEGI MEMBANGUN RUSUNAMI DAN RUSUNAWA HEMAT ENERGI DIJAWA DAN LUAR JAWA Unpar, Bandung 11 Oktober2008 Yang saya hormati, Bapak Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik lndonesia, Bapak Muhammad Yusuf Asy'ari beserta seluruh staf MENPEM hadir di sini. Yang saya hormati, Para pejabat pemedntah daerah jawa barat beserta seluruh staf. Yang saya hormati, Bapak Walikota beserta staf, Bapak Bupati beserta staf, Perwakilan Dirjen Cipta Karya dan Litbang Departemen Pekerjaan Umum, Peruakilan BPPT, Perwakilan Perguruan-perguruan Tinggi Mitra, Ketua DPP Real Estate lndonesia, para pengembang rumah susun, para pembicara dan pemakalah. Para dosen, mahasiswa, panitia tim PHK A3 ArsiteKur Unpar beserta seluruh hadirin yang saya hormati. Selamat pagi, selamat datang dan salam sejahtera bagi kita semua. Sungguh suatu berkat Tuhan bahwa kita dapat berkumpul di sini, di seminar nasional kedua, yang diselenggarakan oleh Jurusan Arsitektur Unpar bekerja sama dengan Kementrian Negara Perumahan Rakyat dalam rangka pelaksanaan Program Hibah Kompetisi A3 dari DireKorat Jendral Pendidikan Tinggi dengan tema : Konsep, Desain, Strategi Membangun RUSUNAWA dan RUSUNAMI Hemat Energi di Jawa dan Luar Jawa. Dalam suasana hari raya ldul Fitri yang masih terasa, bagi yang merayakan, atas nama Universitas Katolik Parahyangan, saya mengucapkan selamat hari raya ldul Filti 1429 Hijiriah dan mohon maaf lahir batin atas segala kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak kami sengaja, khususnya apabila terdapat kekurangankekurangan dalam penyelenggaraan seminar nasional ini. Hemat energi menjadi suatu tema besar, global, sejak kita merasakan krisis energi yang pertama di tahun awal 1970'an. Sejak itu, masalah energi menjadi Proceeding Seminar Nasional 200E masalah yang bukan semata-mata hanya energi sendiri, akan tetapi mulai merambah dan mempengaruhi pertanian, pangen dan kondisi sosial-ekonomi secara global. Karena itu sejak dirasakan krisis enegi yang pertama, banyak penelitian, pemikiran dan cara yang dicad untuk dapat menghemat energi. Pemborosan energi telah kita rasakan akibatnya dengan pemanasan global yang dampaknya tidak hanya dirasal<an oleh para negara yang boros energi melainkan juga oleh negara-negara yang sedikt menggunakan eneri. Universitas Katolik Parahyangan khususnya Jurusan AriteKur mencoba mendarma-baKikannya sesuai dengan semboyan Unpar, bahwa menuntut ilmu harus dibaktikan untuk kepentingan masyarakal. Dalam hal ini, pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada DireKorat Jendral Pendidikan Tinggi yang sudah menyediakan biaya penelitian selama 3 tahun mulai dari tahun 2O07 dan akan berakhir 2009. Meskipun demikian, tanpa dukungan penuh dari Bapak Menteri Perumahan Rakyat beserta slaf niscaya semangat dalam mengerjakan penelitian Rumah Susun Hemat Energi ini mungkin tidak akan terasa setinggi ini. Konsep hemat energi telah dilakukan di kampus Unpar dengan sesedikit mungkin memasang Air Conditioner, termasuk di dalam gedung baru yang tengah kami bangun dan hampir selesai. Pemasangan Air Conditioner dungguh-sungguh diperkirakan hanya pada bagian-bagian yang sangat perlu saja. Bahkan di Jurusan ArsiteKur mahasiswa kami di studio merasa kepanasan karena meskipun pimpinan universitas menyetujui pemasangan Air Conditiner akan tetapi para dosen di Jurusan ArsiteKur Unpar justru mengatakan untuk kembali ke konsep hemat energi, memaksimalkan penghawaan sec€lra alami, mesti terasa panas, para mahasiswa kami dapat terpacu untuk menghasilkan konsepkonsep yang hemat energi. Konsep hemat energi niscaya merubah, bukan hanya penggunaan energi melainkan berbagai aspek di dalam kehidupan kita yang tadinya tinggal di dalam permukiman-permukiman yang horisontal. Semoga dengan perubahan tata laku hidup dari permukiman horisontal menjadi permukiman vertikal, niscaya kita akan dapat beralih dari perilaku boros energi menjadi hemat energi. Tuntutan hemat energi tidak dapat kita abaikan, karena listrik dan bahan bakar murah sudah tidak dapat kita nikmati lagi. Proceeding Seminar Nasional 2008 VII Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Kementrian Perumahan Rakyat atas dana dari Dirjen DiKi, partisipasi dan dukungan berbagai pihak, terutama dari Real Estate lndonesia, dan universitas-universitas lain. Semoga di akhir tahun 2009 nanti, Universitas Katolik Parahyangan dapat menghasilkan suatu pemikiran yang berguna untuk pembangunan rumah susun hemat energi. Tentunya penelitian ini tidak berhenti di tahun 2009 tersebut. Tetapi, akan tetap dilakukan penelitian-penelitian lain secara berkelanjutan. Saya ucapkan selamat berseminar. Semoga seminar ini menghasilkan pemikiran-pemikiran yang dapat berguna untuk kita baktikan bagi nusa dan bangsa. Terima kasih. Dr, Cecilia Lauw Rektor Universitas Katolik Parahyangan Proceeding Seminar Nasional 2OO8 v t ARSITEKTUR TROPIS HUNIAN BERTINGKAT TINGGI YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN BUDAYA Dr. Henry Feriadi Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Dula Wacana - Yogyakarta Email: [email protected] Telp : (0274) 563929 ext 300 Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional 'Konsep, Desain dan Stategi membangun Rusnami, Rusnawa Hemat Energi di Jawa dan Luar Jawa', di Universitas Panhyangan, Bandung, 1 1 Oktober 2008 ABSTR.AK Mendesain bangunan hunian bertingkat tinggi di iklin trcpis memedukan pemahaman yang baik akan kondisi lingkungan alamiah, perkotaan dan sosial budaya penghuninya. Pengalaman berharga dapat diperoleh dai berbagai program pembangunan hunian serupa diberbagai negara. Sekedar menncang dan membangun hunian veftikal diberbagai kota besar lndonesia yang hanya mementingkan aspek keindahan dan keuntungan jangka pendek proyek semata, dikuatirkan akan membawa cita-cita mulia membeikan hunian yang layak huni dan nyaman bagi masyankat kunng mampu makin sulit diraih. Befuagai stntegi desain dan teknologi permodelan dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan desain hunian bertingkat tinggi di iklim tropis yang lebih ramah lingkungan, dan budaya. 30 Proc€eding Semanar Nasional 2008 '1. Pendahuluan Keberadaan hunian bertingkat tinggi akhir-akhir ini mulai marak di berbagai kota besar di lndonesia. Kondisi kebutuhan akan perumahan pertahun sekitar 800.000 unit dan jika diperhitungkan dengan backlog (hutang target yang belum dipenuhi yaitu 6 juta unit) maka kebutuhan ini menjadi sekitar 6,8 juta unit rumah. Jika jumlah warga yang tinggal di di kota-kota besar di lndonesia (slums, squatters) diperkirakan sebanyak 14 juta keluarga maka jumlah kebutuhan rumah layak huni (sederhana) di lndonesia dapat mencapai hingga 21 juta unit. Tanpa adanya terobosan permukiman tidak layak huni usaha dalam penyediaan perumahan, hampir bisa dipastikan sasaran ini tidak akan pernah terpenuhi sampai kapanpun. Disisi lain, UN Habitat memperkirakan bahwa penduduk lndonesia yang tinggal di perkotaan (uftan dweile) adalah sekitar 89 juta pada tahun 2000 dan diperkirakan akan meningkat menjadi '188 juta orang pada tahun 2030. Dengan lahan perkotaan yang menjadi sangat mahal dan terbatas maka opsi untuk membangun hunian bertingkat tinggi menjadi pilihan yang harus diambil. Konsep pembangunan hunian vertikal seperti ini bukanlah konsep yang baru-baru ini ditawarkan. Banyak negara-negara maju sudah melakukannya sejak sekitar tahun 1950-an, sehingga alangkah baiknya apabila proyek- proyek yang telah dikeiakan seperti ini dapat dipelajari baik keberhasilan maupun kegagalannya. 2. 'tesson Leamt" dafi Hunian Bertingkat Tinggi Sejumlah pengalaman berharga penerapan pembangunan hunian tingkat tinggi dari berbagai negara yang telah melakukannya seharusnya dapat dipelajari dan diambil hikmahnya. Beberapa studi kasus yang dianggap menarik akan dibahas dalam bagian berikut ini: 2.1 Pruift lgoe - Missouri US Pembangunan Pruitt lgoe yang didesain arsitek terkemuka Minoru Yamazaki di kota Saint Louise - Missouri USA pada tahun 1951 - 1954, merupakan wujud pendekatan sentralistik dan rasional sesuai dengan semangat gerakan awal arsitektur modern di USA. Dari sisi perencanaan kawasan dan desain arsitektur bangunan hunian tingkat tinggi sepertinya tidak ada yang salah dengan proyek pembangunan ini. Struktur bangunan telah dipikirkan dengan matang, sirkulasi vertikal tersedia, ruang terbuka juga telah disediakan. Sayangnya, dalam waKu beberapa tahun saja, kompleks 33 tower blok hunian masing-masing setinggi 11 lantai, menjadi lingkungan hunian yang banyak ditinggalkan 3l Proceeding Seminar Nasional 2008 oleh para penghuninya. Pembagian blok yang diwamai oleh spnf diskrimasi ras kulit hitam dan putih, terbukti menjadi salah satu kunci kegagalan proyek hunian masal ini. Ternyata keberhasilan civil / architecture engineeing yang kurang mempertimbangkan social engineedng pada akhirnya akan tidak berarti apa-apa. II II I r! I III I rl :r I Itt ll rr 5l tl ftr tt ll sll '.m .lIrt FE m! ll -FI nlt :E E3 t! TF !t I lrl rl F It { llr -n a8r -!5r Etl Gambar 1: Kompleks hunian bertingkat di Pruitt lgoe - Missouri USA 2.2. Kowloon Walled City Kawasan hunian bertingkat di Kowloon sejak 1970an mulai berkembang menjadi city of darkness dengan kepadatan yang tidak terkendali lagi (lihat gambar 2). Diperkirakan sekitar 50.000 orang lebih telah menghuni hunian bertingkat tinggi yang terbangun diatas lahan seluas 0,026 km2 (sekitar 1.900.000 orang per km2, untuk perbandingan kepadatan kawasan pencakar langit Manhattan di US sekitar 25.849 orang per km2). Setiap blok bangunan terhubung dengan selasar-selasar yang sempit ditiap lantai membentuk sebuah koloni kota dengan berbagai macam fungsi hunian dan penunjang komersialnya sekaligus. Orang-orang yang tinggal dilantai atas tidak perlu menyentuh permukaan tanah. Dalam permukiman yang hyper density ini, banyak unit-unit yang sepanjang harinya tidak mungkin mendapatkan penghawaan dan pencahayaan alamiah yang memadai sehlngga kawasan ini menjadi hunian yang sangat tidak nyaman dan tidak sehat bagi penghuninya. Pada tahun 1993, pemerintah Hongkong akhirnya memutuskan untuk merubuhkan walled city of Kowloon ini karena kondisinya sangat memprihatinkan. Saat ini diatas bekas hunian ini digunakan untuk taman kota. Proceeding Seminar Nasional 2008 Gambar 2: City of Dafuness 3. - Kowloon (1 970 - 1 993) Pertimbangan Desain Ramah Lingkungan Yang dimaksudkan dengan desain yang ramah lingkungan adalah desain yang memahami dan menghargai lingkungan (environment) setempat dalam pengertian yang luas, yaitu ramah terhadap lingkungan alam (natural - climatic environment), lingkungan kola (ufuan - built environment), dan lingkungan sosial budaya (social - cultural environment). Beberapa pemikiran akan ketiga hal ini disampaikan dalam bagian berikut: 3.1. Memahami Kondisi lklim Tropis Salah satu keunikan iklim tropis adalah terletak pada kondisi termal lingkungannya. Rala-rata temperatur bulanan di berbagai kota di lndonesia adalah berkisar dalam range yang cukup sempit. Gambar 3 memperlihatkan fluktuasi dan rata-rata suhu bulanan di Kota Yogyakarta selama kurun waKu 10 tahun (1988 - 1998). Terlihat bahwa rata-rata temperatur bulanan yang nyaman untuk manusia yaitu berkisar pada suhu 260 - 28o C. Kondisi khas tropis ini patut disyukuri karena suhu pada kisaran ini adalah yang nyaman untuk dihuni manusia, dan bukan termasuk kondisi iklim yang ekstrem yang dapat membahayakan jiwa penghuninya. Dalam kondisi udara yang relatif "bersahabat' ini, pemanfaatan penghawaan dan pencahayan alamiah tentunya sangat dianjurkan dan sangat tepat untuk diterapkan. Secara umum, dikala suhu udara meningkat (pada siang hari), tingkat kelembaban udara cenderung berkurang, sehingga kecepatan udara yang lebih tinggi sangat diharapkan demi kenyamanan termal penghuninya. JJ Proceeding Seninar Nasional 2OO8 36 4 c. ; . T r i;-; Monthly xTTT; Temperatu re Jogiakarta lndonosia '1988 - 1998 0go g) 2za E \ 3. zo ,-) E Pzq .1 I1 2. i l I I I Minimum X Maximum --o- n '18 * iqEF9=Pig€gE€ ' tFEgE E$= Average Months oflhe year Gambar 3: Suhu rata-Eta bulanan kota di iklim tropis (Yogyaka.ta) 3.2. Memahami Llngkungan Perkotaan Daerah perkotaan pada umumnya mempunyai suhu udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pinggiran (pedesaan). Fenomena ini seringkali dinamakan fenomena pulau pemanasan perkotaan (UHl - Urban Heat lsland). Efek UHI ini terutama disebabkan oleh proses penyerapan radiasi panas matahari oleh bangunan atau material lainnya yang terdapat diarea perkotaan dan juga dipengaruhi oleh proses radiasi baliknya ke lingkungan sekelilingnya. Perkotaan juga biasanya mempunyai vegetasi tanaman yang lebih sedikit dibandingkan dengan daerah tepian kota, sebagai hasilnya proses pendinginan dengan cara penguapan (evaporative cooling) juga lebih sedikit didaerah perkotaan [Henry Feriadi, H Frick 2008]. Untuk mengurangi efek UHI dapat dilakukan melalui penghijauan yang inovatif dikawasan padat perkotaan misalnya pada bangunan tinggi. Penghijauan pada bangunan hunian tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi beberapa €ra salah satunya adalah dengan taman atap (rooftop garden). Taman pada atap bangunan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: atap bertaman lntensif (lntensive green roofs) dan ekstensif (extensive green roofs). Atap bertaman intensif ini sering disebut juga taman atap, dan didesain juga dibangun agar dapat dipergunakan [Scholz-Barth, 2001]. Sehingga, desain ini biasanya menyediakan area untuk berjalan-jalan dan duduk. Atap berpenghijauan ekstensif ini direncanakan bukan untuk dipakai secara umum dan penghijauan 34 Proceeding Seminar Nasional 2OOo dibangun semata-mata untuk keperluan keindahan dan keuntungan ekologis saja lscholz Barth,200'1]. Tata penghijauan ini melingkupi bagian lain dari bangunan tinggi dapat dilakukan misalnya pada bagian muka (fasad) bangunan yang mempunyai teras atau balkon (tanaman pot pada teras), pot gantung, tanaman me€mbat pada permukaan dinding, dan penanaman pada bagian bangunan lainnya yang memungkinkan untuk meletakkan tanaman (kanopi, koridor dsb). 3.3. Memahami Lingkungan Sosial Budaya Lingkungan sosial budaya mempunyai lingkup yang sangat luas yang tidak akan dibahas secara detail disini. Bagian ini hanya menunjukkan bagaimana manusia sebagai penghuni hunian tingkat tinggi bukanlah pelaku yang diam (pasif) terhadap lingkungannya. Penghuni selalu melakukan adaptasi untuk membuat hidup mereka menjadi lebih nyaman [Henry, Wong NH 2004]. Gambar 4 menunjukkan bagaimana penghuni beradaptasi untuk memperoleh kenyamanan thermal di dalam rumah mereka. Go out Aircon ! Fan .E o c' o Wndow .F o- € Drink Clothing (%) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 I Always I Most likely M Often tr Seldom tr Very unlikely 0 Proses adaptasi diatas tentunya menjadi masukan yang berguna bagi para perencana / arsikk bangunan hunian tingkat tinggi untuk lebih memperhatikan bagaimana Proceeding Seminar Nasional 2OOB mendesain elemen arsilektural yang dapat meningkatkan tingkat kenyamanan dan kepuasan terhadap kondisi termal di rumah mereka. Riset yang baru-baru ini dilakukan menunjukkan bahwa kenyamanan termal juga dapat tercapai pada bangunan di iklim tropis yang memakai penghawaan alamiah karena penghuni sesungguhnya dapat melakukan adaptasi dan kontrol dengan lebih baik [Henry Feriadi et.al 2003]. Masih terbuka peluang lebar-lebar untuk mendesain bangunan tinggi yang dapat menggunakan penghawaan dan pencahayaan alamiah (Natural Ventilation and Natural Lighting). 4. Desain yang Tanggap Terhadap lklim Tropis 4.1. Strategi Desain Responsif Terhadap lklim Mendesain atau merancang bangunan adalah suatu proses kegiatan yang bisa jadi tidak sesederhana yang diperkirakan. Mentransformasikan suatu ide menjadi kenyataan tidaklah mudah. Sekedar mampu menggambar dengan baik bukanlah segalanya, karena perancangan sebuah gedung bisa jadi suatu hal yang cukup kompleks untuk bisa digambarkan. Perancang harus memiliki knowledge, creativ$, logical and systematical approaclt, interdisciplinary percpective, aftitude, communication skills yang memadai. Good buildings don't just happen. They are planned to look good and pertorm well, and come about when good architecb and good clients join in thoughttul, co-opentive effott. Programming the requirements of a proposed building is the architect's first task, often the most important. (W.M Pena,S.A Parshal, 1987) Desain hunian tingkat tinggi sebaiknya memperlihatkan perhatian dan respon yang matang terhadap keunikan iklim tropis. Tabel 1 menunjukkan perbandingan pendekatan dan konsekuensinya dari desain yang tidak tanggap (tidak peka, sensitif) dan desain yang merespon dengan baik terhadap iklim tropis (iklim setempat). Tabel 1: Desain di iklim tropis [Ken Yeang 2000] Desain di iklim tropis Pertimbangan desain Tidak sensitif Responsif pada iklim tropis Bentuk Konfigurasi bangunan Dipengaruhi hal lain Pengaruh panas lembab Orientasi Bangunan Relatif tidak penting Penting Fasade dan jendela Dipengaruhi hal lain Respon pada iklim Sumber energi Genenl Generated / ambient / source 36 Proceeding S€mlnar Nasional 200E Pemborosan eneqi Relatif tidak penting Penting Kontrol lingkungan EleKro mekanis EleKro mekanis / manual Buatan Buatan / Alamiah Tingkat kenyamanan Kontrol ketat Bervariasi / adaptif Respon hemat ene€i Elektro mekanis Pasif / eleKro mekanis Konsumsi Energi Umum boros energi Efisien energi 4.2. Teknologi Simulasi Dalam Desain Proses peran€ngan gedung tentunya menjadi lebih kompleks karena membutuhkan berbagai disiplin ilmu yang harus saling mendukung dan melengkapi. Untuk menghasilkan suatu desain gedung yang baik, tentulah tim arsitek tidak dapat bekerja sendiri namun membutuhkan dukungan banyak pihak Urban Designers and Planners, Civil (Structunl) Engineerc, Mechanical Electical Engineers, Environmental Engineers, Quantity Suryeyors, Construction Management team, Legal Advisors, Financial Aovisors, Consultant specia/ist dan sebagainya. Setiap desain selalu menghadapi persoalan (tantangan) yang harus diselesaikan dengan solusi yang harus mempertimbangkan banyak faKor (optimized solufions) dan diharuskan melewati proses pemilihan atas berbagai macam alternatif teknologi yang tersedia (technological design decision). Peran arsitek dalam suatu desain bangunan yang kompleks sering diibaratkan sebagai seorang konduktor dalam sualu orkestra. Sebagai seseorang yang berperan terpenting dalam mentransformasikan ide menjadi realita, arsitek diharapkan mampu menangkap dan menerjemaahkan ide (gagasan) klien, mengatur banyak pihak dari berbagai disiplin ilmu dalam proses desain sesuai dengan schedule dan budget yang tersedia, memahami dan menaati peraturan tata bangunan dari pemerintah kota, mempertimbangkan dan menghitung biaya yang dibutuhkan, menuangkan semua kesepakatan desain dalam suatu dokumen kerja (gambar, modelling, perhitungan, kontrak, dsb), dan akhimya bertanggungjawab untuk memastikan bahwa bangunan tersebut dapat dibangun dengan lancar dan sebaik-baiknya. Untuk mengkomunikasikan dan mengevaluasi suatu desain bangunan dapat digunakan berbagai cara diantaranya: melalui gambar 2-D, Animasi 3-D, VR - walk through ( Virfual Reality), Maket, Maket Detail, MockUp (prototipe), Computer simulation, dsb (CIBSE 1998). Semua media yang disebutkan diatas dapat dipakai untuk JI Proceeding Seminar Nasional 2008 memperlihatkan (memvisualisasikan) bagaimanakah wujud bangunan ini secara keseluruhan, secara peruangan (interior misalnya) ataupun perbagian (segmen, komponen) bangunan. Sejak kurang lebih 20 tahun terakhir ini, proses perancangan bangunan sangat terbantu oleh berbagai macam program komputer (software) yang dapat mensimulasikan berbagai hal yang berkaitan dengan kinerja bangunan yang akan terjadi sebelum bangunan ini dibangun. Beberapa contoh program komputer yang dapat dipakai adalah sebagai berikut: a. b. Building Energy Use (misal: POWER DOE, TRNSYS, BLAST dsb) c. Lighting Design (misal: Radiance, Lightscape dsb) d. Acoustical Design (misal: Ease, Acousol dsb) e. lndoor Air Quality and Ventilation Design (misal: Phoenix, Fluent, CONTAM, dsb) f. Fire Safety Design (misal: Jasmine, FLAIR dsb) g. Muhi Building Performance (misal: Ecotech, TAS, IES dsb) Building Struc{ure Design (misal: SAP, ETABS dsb) Dapat dikatakan bahwa tujuan inti dari simulasi pemodelan kinerja bangunan ini adalah: A model is simply a rcpresentation of relevant charactedstics of a real$.... a means of exprcssing @ftain chancteistics of an object, or system fhal exisfs, existed, or might exist (Echenique 5. 1 963). Penutup Perlu diingatkan juga bagaimana tantangan meEncang bangunan hunian bertingkat tinggi yang ada saat ini dan masa yang akan datang dari aspek desain, pembangunan dan pengoperasian suatu bangunan. Bangunan tidak hanya dituntut untuk memiliki bentuk yang indah, kinerja atau performa yang baik, namun juga memberikan kontribusi positif pada keberlanjutan ekosistem dan kehidupan manusia penghuninya. Untuk mencapai tujuan ini per€lncang harus mulai mempertimbangkan dengan sungguhsungguh sejak dimulainya konsep desain, pada saat dibangun (fase konstruksi) bahkan hingga saat bangunan nantinya dioperasikan dan akhirnya dirubuhkan. Hal ini membutuhkan dukungan tim perancang yang berwawasan luas dan handal, ketersediaan sumber daya, pemanfaatan teknologi yang sesuai, dan tentunya dari dukungan dari sisi manusia penggunanya (building users, dweilers). Tantangan ini semakin berat dalam situasi industri konstruksi di lndonesia yang masih dicap sebagai salah satu industri yang paling tidak efisien dan terfragmentasi. Jika dilihat dari proses desain, membangun dan mengoperasikan, banyak sekali tahapan 3B Procc6ding Seminar Nasional 2008 pekerjaan terpisah-pisah yang harus secara cermd diatur dan dikoordinasikan. Belum lagi pihak atau aklor yang terlibat dari suatu proyek pembangunan sangatlah banyak. Selama bangunan hunian bertingkat tinggi ini, apakah ini disebut rusunami atau rusunawa, dipandang sebagai produk dan ajang proyek saja maka keinginan untuk memberikan hunian'yang layak huni bagi sesama kita justru akan terabaikan. Namun demikian, tantangan ini bukanlah untuk dihindari namun harus dihadapi, digumulkan, dan lerus dicarikan solusinya. 39 Procecding Semina. Nasional 200E Referensi . Henry Feriadi, Heinz Frick. 2008. Atap Bertanaman Ekologis dan Fungsional. Penerbit Kanisius. (in . pin|. Henry Feriadi, NH Wong. 2004. Thermal Comfoft lor Naturally Ventilated Houses in lndonesia. Energy and Buildings Journal . Volume 36, lssue 7 , July 2004' Pages 614-626. Elsevier Science. US. . Henry Feriadi, Nyuk Hien Wong, C Sekhar, Kok Wai Cheong. 2o03- Adaptive in Singapore's naturally-ventilated housing' Building Research and lnformation Joumal (2003) volume 31(1): pages 13-23. behaviour and thema! comfott Spon Press. UK. . Ken Yeang. 2OOO. The Green Stryscraper The Basis for Designing sustainable lntensive Buildings. Prestel Publishing. . A Khee Poh, Lam. Wong Nyuk Hien, Henry Feriadi' 1999. Study ot the use Pertormance Based Simulation Tools for Building Deagn and Evaluation in Singapore. Proposed seminar paper on 1999 IBPSA conference in Japan. . Rush, Richard D., 1986: The Building Sysfems lntegrclion Handbook. AIA - Butterworth. USA . Scholz-Barth, Katrin (2001). Green Roofs: Stormwater Management From the Top Down. Environment Design and Construction. January/February 2001. Retrieved on 1 7 Dec 2OOl f rom http://www.edcmag.com/archives/0 1 -0 1 -4.htm. . The chartered lnstitution of Building services Engineers/clBSE, 1998: Building Eneryy and Environmentat Modelting - Application Manual AM11:1998. London' . UNESCO /UlA Charter For Architectural Education. 2005. http://www.uiaarchitectes.orqlimaqe/PDF/CHARTES/CHART ANG.pdf . . Website resources: US Green Building Councils : htto:/iwww.usqbc.orq/ ' William M. Pefra, Steven A. Parshall .1987. Problem Seeking: An Architectural Website resources: US Environmental Protection Agency: http://www-epa.qov P rog ramming. Primer Publishin g. . Wong Nyuk Hien, Lam Khee Poh, Henry Feriadi. 2003. Computer-based buitding design and evaluation: The Singapore perspective. Simulation and Gaming Journal (2003)-Volume 34 Number 3 pertormance simulation fot September 2003: pages 457 - 477. Sage Publications' 40 Proceeding Seminar Nasional 2008 ftiltnut tIG t ?fluilltt ilIYtI tl?l.ltul llD0t6n SERTIFIKAT SEMINAR NASIONAL KONSER DESA|N, DAN STRATEGT MEMBANGUN RUSUNAMI, RUSUNAI/VA HEMAT ENERGI DI JAI'VA DAN LUAR JAVI'A dalam rangka pelaksanaan kegiatan Program Hibah KompetisiA3 ,:1,' Dengan inimemberikan penghargaan dan terima kafih kepada lr. Henry Feriadi, M.Sc, Ph"b atas partisipasi BapaU lbu / Saudara sebagai PEMBICARA Bandung, 11 Oktober 2008 UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR 4!tu1^Dr. Cecilia Lauw Rektor UNPAR