iii.teori modern a. the proportional factor theory

advertisement
III.TEORI MODERN
A. THE PROPORTIONAL FACTOR THEORY DARI
HECKSCHER DAN OHLIN
MENURUT TEORI HECKSCHER-OHLIN ATAU H-O MENYATAKAN
BAHWA PERBEDAAAN DALAM OPPORTUNITY COST SUATU
NEGARA DENGAN NEGARA LAIN KARENA ADANYA PERBEDAAN
DALAM JUMLAH FAKTOR PRODUKSI YANG DIMILIKINYA.
PERBEDAAN OPPORTUNITY COST TERSEBUT DAPAT
MENIMBULKAN TERJADINYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL.
SUATU NEGARA MEMILIKI TENAGA KERJA LEBIH BANYAK DARI
PADA NEGARA LAIN, SEDANGKAN NEGARA LAIN MEMILIKI
KAPITAL LEBIH BANYAK DARI PADA NEGARA TERSEBUT
SEHINGGA DAPAT MENYEBABKAN PERTUKARAN.
SUATU NEGARA, MISALNYA A MEMILIKI TENAGA KERJA YANG
BANYAK DAN RELATIF SEDIKIT KAPITAL MAKA UNTUK
SEJUMLAH PENGELUARAN UANG TERTENTU AKAN MEMPEROLEH
JUMLAH TENAGA KERJA LEBIH BANYAK DARI PADA KAPITAL.
MISALNYA, UANG RP. 100 DAPAT DIBELI 20 UNIT TENAGA
KERJA ATAU 5 UNIT MESIN, JADI 20 UNIT TENAGA KERJA = 5
UNIT MESIN ATAU 4 UNIT TENAGA KERJA = 1 UNIT MESIN.
TK
20
ISOCOST
0
5
MESIN
GAMBAR : ISOCOST NEGARA A
DALAM GAMBAR UANG SEBANYAK RP. 100 DAPAT DIBELI
KOMBINASI MESIN DAN TENAGA KERJA YANG DITANDAI
DENGAN TITIK-TITIK PADA SUMBU VERTIKAL DAN HORIZONTAL.
APABILA KEDUA TITIK TERSEBUT DIHUBUNGKAN MAKA AKAN
MEMBENTUK KURVA ISOCOST.
ISOCOST YAITU BERBAGAI KOMBINASI DUA FAKTOR PRODUKSI
YANG DAPAT DIBELI DENGAN SEJUMLAH UANG TERTENTU.
SUDUT ARAH ISOCOST INI MENUNJUKKAN PERBANDINGAN
HARGA ANTARA TENAGA KERJA DAN MESIN YAITU 20 : 5 ATAU
4 : 1 ARTINYA 4 UNIT TENAGA KERJA NILAINYA SAMA
DENGAN 1 UNIT MESIN.
MISALNYA, UNTUK NEGARA B, LEBIH BANYAK MEMILIKI
KAPITAL/MESIN DAN RELATIF SEDIKIT TENAGA KERJA.
KONSEKWENSINYA DI NEGARA B PENGELUARAN RP. 100 AKAN
MEMPEROLEH TENAGA KERJA 10 UNIT ATAU 20 UNIT MESIN.
HARGA 1 UNIT TENAGA KERJA = 2 UNIT MESIN, SEHINGGA
PERBANDINGANNYA DENGAN TENAGA KERJA DAN MESIN
ADALAH 1 : 2.
TK
ISOCOST
10
0
20
MESIN
GAMBAR : ISOCOST NEGARA B
JADI, NEGARA A AKAN LEBIH MURAH APABILA MEMPRODUKSI
BARANG YANG RELATIF MENGGUNAKAN BANYAK TENAGA
KERJA DAN SEDIKIT KAPITAL, SEHINGGA DISEBUT LABOR
INTENSIVE.
SEDANGKAN NEGARA B, LEBIH MURAH APABILA MEMPRODUKSI
BARANG YANG RELATIF MENGGUNAKAN BANYAK KAPITAL DAN
SEDIKIT TENAGA KERJA, SEHINGGA DISEBUT CAPITAL
INTENSIVE.
TEORI H-O MENGGUNAKAN DUA KURVA. PERTAMA, KURVA
ISOCOST YAITU KURVA YANG MENGGAMBARKAN TOTAL BIAYA
PRODUKSI YANG SAMA.
KEDUA, KURVA ISOQUANT YAITU KURVA YANG
MENGGAMBARKAN TOTAL KUANTITAS PRODUK YANG SAMA.
TITIK OPTIMAL YAITU PERSINGGUNGAN ANTARA KURVA
ISOCOST DAN ISOQUANT.
JADI DENGAN BIAYA TERTENTU AKAN DIPEROLEH PRODUK
YANG MAKSIMAL, ATAU DENGAN BIAYA MINIMAL AKAN
DIPEROLEH SEJUMLAH PRODUK TERTENTU.
TEORI H-O MEMPUNYAI BEBERAPA ASUMSI SEBAGAI BERIKUT :
1. PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERJADI ANTARA DUA
NEGARA.
2. MASING-MASING NEGARA MEMPRODUKSI DUA MACAM BARANG
YANG SAMA (MISALNYA : 100 UNIT PAKAIAN DAN 20 UNIT
RADIO)
3. MASING-MASING NEGARA MENGGUNAKAN DUA MACAM FAKTOR
PRODUKSI YAITU TENAGA KERJA DAN KAPITAL, TETAPI DENGAN
JUMLAH/PROPORSI YANG BERBEDA.
PERBANDINGAN PROPORSI FAKTOR PRODUKSI
TK
TK
60
ISOCOST 600
50
40
30
ISOCOST 400
20
ISOCOST 600
30
20
ISOCOST 400
10
0
5
10
15 KAPITAL
NEGARA INDONESIA
0
20
40
NEGARA JEPANG
60
KAPITAL
UNTUK MEMUDAHKAN ANALISIS MANFAAT PERDAGANGAN
INTERNASIONAL (GAIN FROM TRADE) YANG DIPEROLEH
MASING-MASING NEGARA BERDASARKAN TEORI H-O DISUSUN
DALAM SUATU MATRIK SBB :
NEGARA
INDONESIA
JEPANG
BARANG
PAKAIAN
RADIO
PAKAIAN
RADIO
F.PRODUKSI
T.KERJA
KAPITAL
T.KERJA
KAPITAL
PROPORSI
F.PRODUKSI
60 T.KERJA
(BANYAK)
15 MESIN
(KURANG)
30 T.KERJA
(KURANG)
60 MESIN
(BANYAK)
ISOQUANT
100 UNIT
20 UNIT
100 UNIT
20 UNIT
$ 400
$ 600
$ 600
$ 400
$ 4
(MURAH)
$ 30
(MAHAL)
$ 6
(MAHAL)
$ 20
(MURAH)
ISOCOST
UNIT COST
BERDASARKAN MATRIKS DI ATAS KONSEP TITIK SINGGUNG
ANTARA ISOCOST DAN ISOQUANT SEBAGAI TITIK OPTIMAL
UNTUK MEMPRODUKSI SEJUMLAH BARANG TERTENTU,
DAPAT DIGAMBAR. GAMBAR INI MENUNJUKKAN
BAGAIMANA TERJADINYA PERBEDAAN PROPORSI FAKTOR
PRODUKSI, SEHINGGA MENIMBULKAN TERJADINYA
PERDAGANGAN INTERNASIONAL YANG BERMANFAAT BAGI
KEDUA NEGARA.
T
ISOCOST 600
K
60
50
40
30
ISOCOST 400
ISOQUANT 100
AB
20
0 5
ISOQUANT 20
ISOCOST 600
C
D
10 15
ISOCOST 400
40
60
KAPITAL
1. UNTUK ISOQUANT 100 UNIT PAKAIAN YANG PROSES
PRODUKSINYA DILAKUKAN DENGAN PADAT KARYA
A. DI INDONESIA, ISOQUANT UNTUK 100 UNIT PAKAIAN AKAN
MENYINGGUNG ISOCOST $ 400 PADA TITIK A DENGAN
KOMBINASI 24 TENAGA KERJA DAN 3 KAPITAL. DENGAN
DEMIKIAN, UNTUK MEMPRODUKSI 100 UNIT PAKAIAN YANG
PADAT KARYA DI INDONESIA AKAN LEBIH MURAH. INI
DISEBABKAN JUMLAH/PROPORSI TENAGA KERJA LEBIH
BANYAK DAN MURAH SEHINGGA UNIT COSTNYA $ 4.
B. DI JEPANG, ISOQUANT UNTUK 100 UNIT PAKAIAN AKAN
MENYINGGUNG ISOCOST $ 600 PADA TITIK B DENGAN
KOMBINASI 22 TENAGA KERJA DAN 7 KAPITAL. DENGAN
DEMIKIAN, UNTUK MEMPRODUKSI 100 UNIT PAKAIAN
YANG PADAT KARYA DI JEPANG AKAN LEBIH MAHAL
KARENA JUMLAH/PROPORSI TENAGA KERJA LEBIH
SEDIKIT DAN MAHAL SEHINGGA UNIT COSTNYA $ 6.
2.
UNTUK ISOQUANT 20 UNIT RADIO YANG PROSES
PRODUKSINYA DILAKUKAN DENGAN PADAT MODAL
A.
DI INDONESIA, ISOQUANT UNTUK 20 UNIT RADIO AKAN
MENYINGGUNG ISOCOST $ 600 PADA TITIK C DENGAN
KOMBINASI 20 TENAGA KERJA DAN 10 MESIN. DENGAN
DEMIKIAN, UNTUK MEMPRODUKSI 20 UNIT RADIO YANG
PADAT KAPITAL DI INDONESIA AKAN LEBIH MAHAL. INI
DISEBABKAN JUMLAH/PROPORSI KAPITAL LEBIH SEDIKIT
DAN MAHAL SEHINGGA UNIT COSTNYA $ 30.
B.
DI JEPANG, ISOQUANT UNTUK 20 UNIT RADIO AKAN
MENYINGGUNG ISOCOST $ 400 PADA TITIK D DENGAN
KOMBINASI 10 TENAGA KERJA DAN 18 KAPITAL. DENGAN
DEMIKIAN, UNTUK MEMPRODUKSI 20 UNIT RADIO YANG
PADAT KAPITAL DI JEPANG AKAN LEBIH MURAH, KARENA
JUMLAH/PROPORSI KAPITAL LEBIH BANYAK DAN MURAH
SEHINGGA UNIT COSTNYA $ 20.
KESIMPULANNYA :
1. HARGA/BIAYA PRODUKSI SUATU BARANG AKAN DITENTUKAN
OLEH JUMLAH/PROPORSI FAKTOR PRODUKSI YANG DIMILIKI
MASING-MASING NEGARA.
2. MASING-MASING NEGARA AKAN CENDRUNG MELAKUKAN
SPESIALISASI PRODUKSI DAN MENGEKSPOR BARANG KARENA
NEGARA TERSEBUT MEMILIKI FAKTOR PRODUKSI YANG BANYAK
DAN MURAH UNTUK MEMPRODUKSINYA. SEBALIKNYA,
MENGIMPOR KARENA MEMILIKI FAKTOR PRODUKSI SEDIKIT
DAN MAHAL.
KELEMAHAN TEORI H-O YAITU :
1. MENURUT TEORI H-O PERBEDAAN HARGA BARANG SEJENIS
DAPAT TERJADI KARENA ADANYA PERBEDAAN JUMLAH
FAKTOR PRODUKSI YANG DIMILIKI MASING-MASING NEGARA
DALAM MEMPRODUKSI BARANG TERSEBUT.
2. DENGAN DEMIKIAN, JIKA JUMLAH FAKTOR PRODUKSI YANG
DIMILIKI MASING-MASING NEGARA RELATIF SAMA MAKA
HARGA BARANG YANG SEJENIS AKAN SAMA SEHINGGA
PERDAGANGAN INTERNASIONAL TIDAK AKAN TERJADI.
3. PADA KENYATAAN, WALAUPUN JUMLAH FAKTOR PRODUKSI
RELATIF SAMA SEHINGGA HARGA BARANG YANG SEJENIS PUN
SAMA, TERNYATA PERDAGANGAN INTERNASIONAL TETAP DAPAT
TERJADI.
QUIZ
B. TEORI KESAMAAN HARGA FAKTOR PRODUKSI
DARI TEORI DI ATAS, PERDAGANGAN BEBAS CENDRUNG
MENGAKIBATKAN HARGA FAKTOR PRODUKSI SAMA DI
BEBERAPA NEGARA.
SELAMA NEGARA INDONESIA MEMPERBANYAK PRODUKSI
PAKAIAN AKAN BERTAMBAHNYA PERMINTAAN TENAGA
KERJA, SEBALIKNYA MAKIN BERKURANGNYA PODUKSI RADIO
BERARTI MAKIN SEDIKITNYA PERMINTAAN AKAN KAPITAL.
HAL INI AKAN CENDRUNG MENAIKKAN UPAH (HARGA DARI
PADA TENAGA KERJA) DAN MENURUNKAN HARGA DARI PADA
KAPITAL.
KEADAAN INI DAPAT DIJELASKAN DENGAN GAMBAR SEBAGAI
BERIKUT :
GAMBAR KESAMAAN HARGA FAKTOR PRODUKSI
UPAH
HARGA
S
S
B
W2
W1
A
R1
B
R2
A
D1
D2
D2
D1
0
L1
0
L2
TENAGA KERJA
C2 C1
KAPITAL
NEGARA INDONESIA
NEGARA JEPANG
UPAH
HARGA
S
W1
W2
S
A
B
B
R2
D1
R1
A
D2
D2
D1
0
L1 L2
TENAGA KERJA
0
C1
C2
KAPITAL
SEBELUM BERDAGANG UPAH TENAGA KERJA DAN HARGA KAPITAL
DI INDONESIA ADALAH W1 DAN R1 DENGAN KURVA PENAWARAN
S DAN PERMINTAAN D1. SEDANG DI JEPANG ADALAH W1 DAN
R1. UPAH TENAGA KERJA DI INDONESIA LEBIH RENDAH DAN
HARGA KAPITAL LEBIH TINGGI DARIPADA DI NEGARA JEPANG.
SETELAH KEDUA NEGARA TERSEBUT MENGADAKAN PERDAGANGAN
PRODUKSI PAKAIAN (LABOR INTENSIF) BERTAMBAH DAN BARANG
RADIO BERKURANG. KONSEKUENSINYA, BAGI NEGARA
INDONESIA BAHWA PERMINTAAN TENAGA KERJA BERTAMBAH
DAN PERMINTAAN KAPITAL BERKURANG. KURVA PERMINTAAN
TENAGA KERJA BERGESER KE D2 SEHINGGA UPAH NAIK MENJADI
W2, DAN JUMKAH TENAGA KERJA YANG DIGUNAKAN ADALAH L2.
SELANJUTNYA, DENGAN BERKURANGNYA PERMINTAAN KAPITAL
MAKA KURVA PERMINTAAN AKAN KAPITAL BERGESER KE D2
SEHINGGA HARGA KAPITAL TURUN MENJADI R2 DAN JUMLAH
KAPITAL YANG DIGUNAKAN ADALAH C2.
NEGARA JEPANG, YANG MEMILIKI LEBIH BANYAK FAKTOR
PRODUKSI KAPITAL DENGAN MAKIN BANYAKNYA PRODUKSI
BARANG RADIO, PERMINTAAN AKAN KAPITAL BERTAMBAH
SEHINGGA HARGANYA CENDRUNG NAIK.
SEBALIKNYA, SEMAKIN SEDIKIT PRODUKSI BARANG PAKAIAN
MAKA PERMINTAAN AKAN TENAGA KERJA BERKURANG
SEHINGGA UPAHNYA TURUN.
SEBELUM BERDAGANG UPAH LEBIH TINGGI DI JEPANG, TETAPI
HARGA KAPITAL LEBIH TINGGI DI INDONESIA. DENGAN
BERDAGANG TENDENSI UPAH DAN HARGA KAPITAL AKAN
SAMA DI KEDUA NEGARA TERSEBUT.
C. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
PADA PRINSIPNYA PERBEDAAN ANTARA 2 NEGARA KARENA
ADANYA PERBEDAAN DI DALAM PERMINTAAN MAUPUN
PENAWARAN.
PERBEDAAN PERMINTAAN DISEBABKAN KARENA :
1. PERBEDAAN PENDAPATAN
2. PERBEDAAN SELERA
PERBEDAAN PENAWARAN DIEBABKAN KARENA :
1. JUMLAH DAN KUALITAS FAKTOR PRODUKSI
2. TINGKAT TEKNOLOGI
HAL INI DAPAT DIGAMBAR SEBAGAI BERIKUT :
GAMBAR TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN WOL
NEGARA B
NEGARA A
Sa
Da
Db
Sb
Pe
P
Pa
B
D E C
A
0
F
I H J
G
SEBELUM TERJADINYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL HARGA
WOOL DI NEGARA A ADALAH Pa, DIMANA KURVA PENAWARAN
BERPOTONGAN DENGAN KURVA PERMINTAAN.
SEDANGKAN HARGA WOOL DI NEGARA B ADALAH Pe, HARGA DI
NEGARA B LEBIH TINGGI DARI PADA NEGARA A.
JIKA PRODUKSI DENGAN KEADAAN CONSTANT COST, MAKA
NEGARA A DAPAT MENJUAL WOOLNYA DENGAN HARGA Pa, DAN
NEGARA B TIDAK DAPAT MENJUAL WOOL SATU UNITPUN PADA
HARGA YANG LEBIH RENDAH DARI PADA Pe.
JADI DENGAN BERDAGANG, KALAU KEADAAN CONSTANT COST
MAKA AKAN TERJADI SPESIALISASI, WOOL HANYA
DIHASILKAN DI NEGARA A SAJA DAN NEGARA B MENGIMPOR
SEJUMLAH WOOL SEBESAR FG PADA HARGA Pa.
TETAPI APABILA PRODUKSI DENGAN INCREASING COST MAKA
PRODUKSI DI NEGARA A AKAN NAIK UNTUK MEMENUHI
PERMINTAAN DARI NEGARA B.
KENAIKAN PRODUKSI INI AKAN MENGAKIBATKAN KENAIKAN
ONGKOS PER UNIT SEHINGGA HARGA AKAN NAIK.
SEBALIKNYA, DARI NEGARA B AKAN MELAKUKAN SEBAGIAN
IMPOR WOOL DARI NEGARA A SEHINGGA HARGA AKAN TURUN.
PROSES PENYESUAIAN INI AKAN BERJALAN TERUS SAMPAI
JUMLAH YANG DIEKSPOR OLEH NEGARA A YAITU (CD) SAMA
DENGAN JUMLAH YANG DIIMPOR OLEH NEGARA B YAITU (IJ)
DAN HARGA YANG TERJADI ADALAH P.
D. TEORI OFFER CURVE
TEORI OFFER CURVE DIPERKENALKAN OLEH MARSHALL DAN EDGEWORTH.
TEORI INI MENUNJUKKAN KESEDIAAN SUATU NEGARA UNTUK
MENAWARKAN/MENUKARKAN SUATU BARANG DENGAN BARANG LAINNYA
PADA BERBAGAI KEMUNGKINAN HARGA.
UNTUK MENJELASKAN TEORI INI, DIASUMSIKAN DUA NEGARA, YAITU
NEGARA A (INDONESIA) DENGAN SPESIALISASI PRODUKSI BARANG N
(KAIN), DAN NEGARA B (JEPANG) DENGAN SPESIALISASI PRODUKSI
BARANG T (RADIO).
INTI TEORI INI :
1. EKSPOR BARANG N (KAIN) INDONESIA AKAN SAMA DENGAN
IMPOR N (KAIN) JEPANG.
2. EKSPOR BARANG T (RADIO) JEPANG AKAN SAMA DENGAN
IMPOR T (RADIO) INDONESIA.
INTI TEORI INI :
1. EKSPOR BARANG N (KAIN) INDOENSIA AKAN SAMA DENGAN
IMPOR N (KAIN) JEPANG.
2. EKSPOR BARANG T (RADIO) JEPANG AKAN SAMA DENGAN
IMPOR T (RADIO) INDONESIA.
ALTERNATIF TEORI
BEBERAPA ALTERNATIF TEORI YANG MENCOBA MENJELASKAN
KOMPOSISI/STRUKTUR BARANG YANG DIPERDAGANGKAN
DIANTARANYA :
1. KETRAMPILAN (HUMAN SKILLS)
SALAH SATU CIRI YANG MEMBEDAKAN NEGARA MAJU
DENGAN NEGARA BERKEMBANG ADALAH DALAM HAL
KETRAMPILAN/KEAHLIAN TENAGA KERJA.
SECARA UMUM KETRAMPILAN/KEAHLIAN TENAGA KERJA DI
NEGARA MAJU JAUH LEBIH TINGGI, BAIK DALAM JUMLAH,
JENIS MAUPUN KUALITASNYA.
OLEH KARENA ITU, NEGARA MAJU CENDRUNG MENGEKSPOR
BARANG YANG PADAT TENAGA AHLI/TRAMPIL.
SEBALIKNYA, NEGARA BERKEMBANG AKAN MENGEKSPOR
BARANG YANG PADAT TENAGA TIDAK AHLI/TRAMPIL.
2. SKALA EKONOMIS (ECONOMIES OF SCALE)
MEURUT TEORI INI, SUATU NEGARA YANG PASAR DALAM
NEGERINYA LUAS CENDRUNG MENGEKSPOR BARANG YANG
DAPAT DIHASILKANNYA DENGAN BIAYA RATA-RATA
MENURUN DENGAN MAKIN BESARNYA SKALA PERUSAHAAN.
SEBALIKNYA, SUATU NEGARA KECIL DIMANA PASAR DALAM
NEGERINYA SEMPIT CENDRUNG MENGEKSPOR BARANG YANG
TIDAK MEMENUHI SYARAT SKALA PERUSAHAAN YANG
EKONOMIS.
3. KEMAJUAN TEKNOLOGI
SUATU NEGARA YANG INDUSTRINYA TELAH MAJU BIASANYA
DAPAT MENCIPTAKAN BARANG BARU, SEHINGGA DAPAT
MENIKMATI PASAR LUAR NEGERI UNTUK PRODUK BARUNYA.
NAMUN LAMA KELAMAAN NEGARA LAIN MENIRU
(MEMPRODUKSI BARANG TIRUAN) DAN KEMUDIAN
MENGEKSPORNYA. BIASANYA NEGARA YANG MENIRU INI
MENDASARKAN PADA ADANYA BIAYA TENAGA KERJA YANG
MURAH.
4. PRODUCT CYCLE
TEORI INI MENEKANKAN PADA STANDARDISASI PRODUK.
UNTUK PRODUK BARU BIASANYA MASIH BELUM DI
STANDARDISASI. DENGAN MAKIN LUASNYA PASAR SERTA
MAKIN BERKEMBANGNYA TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI MAKA
PRODUK MAUPUN PROSES PRODUKSI SEMAKIN DI
STANDARDISASI, BAHKAN MUNGKIN NANTINYA SECARA
INTERNASIONAL DITENTUKAN STANDARNYA.
HIPOTESIS TEORI INI, MENGATAKAN BAHWA NEGARA MAJU
CENDRUNG MENGEKSPOR BARANG YANG BELUM
DISTANDARDISASI.
SEDANGKAN, NEGARA BERKEMBANG SPESIALISASI PADA
BARANG YANG SUDAH DISTANDARDISASI.
TAHAPAN SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK DAN CIRI-CIRINYA (UNTUK AS
SEBAGAI INOVATOR)
TAHAPAN
1. INOVASI LOKAL
M DAN X
TARGET PSR
TIDAK ADA DALAM NEGERI
(AS)
PESAING
BIAYA PRO
SEDIKIT
(LOKAL)
TINGGI
2. INOVASI DI LUAR NEG
MULAI X
AS DAN NIM
LAINNYA
SEDIKIT
(LOKAL)
MULAI
MENURUN KRN
SKALA EKONOMI
3. MATURITY
X STABIL
NIM DAN SNB
NIM
STABIL
MENAIK KRN
SKALA EKONOMI
MENURUN
4. IMITASI DI LUAR
5. PEMBALIKAN
X TURUN
NSB
NIM
M NAIK
AS
NIM DAN
NSB
-
Download