(IMD) a. Definisi Inisiasi menyusu dini

advertisement
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
a. Definisi
Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu
dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi
melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the breast crawl atau
merangkak mencari payudara (Roesli, 2012, h;3).
Inisiasi menyusu dini merupakan suatu prosedur langkah awal
yang harus dilakukan antara ibu dan bayi. Inisiasi menyusu dini
dilakukan dengan cara membiarkan kulit ibu melekat pada kulit bayi
(skin to skin) segera setelah persalinan (Riksani, 2012, h;41).
b. Bentuk Dukungan Pemerintah terhadap Pelaksanaan Inisiasi
Menyusui Dini
Bentuk dukungan pemerintah terhadap pelaksanaan Inisiasi
Menyusui Dini terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012
Pasal 9 ayat 1 dan 2. Ayat 1 berbunyi, “Tenaga kesehatan dan
penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan inisiasi
menyusui dini terhadap bayi yang baru lahir kepada ibunya paling
singkat selama 1 (satu) jam”. Ayat 2 berbunyi, “Inisiasi Menyusui Dini
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
dilakukan dengan
cara
meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu sehingga kulit
bayi melekat pada kulit ibu”.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
9
c. Tahapan Inisiasi Menyusui Dini
Lima tahapan perilaku (pre-feeding behaviour) sebelum bayi
berhasil menyusui (Roesli, 2012, h;17-19)
1. Dalam 30 menit pertama: Stadium istirahat atau diam dalam
keadaan siaga (rest/quite alert stage). Bayi diam tidak bergerak.
Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang
istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam
kandungan ke keadaan di luar kandungan. Bonding (hubungan
kasih sayang) ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam
suasana aman. Hal ini meningkatkan kepercayaan diri ibu terhadap
kemampuan menyusui.
2. Antara 30-40 menit: Mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti
mau minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan
merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya. Bau ini sama
dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini
akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting
susu ibu.
3. Mengeluarkan air liur
Saat menyadari bahwa ada makanan disekitarnya, bayi mulai
mengeluarkan air liurnya.
4. Bayi
mulai
merangkak
ke
arah
payudara.
Areola
(kalang
payudara)sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Bayi
menjilat-jilat kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu,
menoleh ke kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah
puting susu dan sekitarnya.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
10
5. Menemukan, menjilat, mengulumputing, membuka mulut lebar, dan
melekat dengan baik.
d. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini
Manfaat Inisiasi menyusu dini bagi ibu dan bayi menurut
(Aprillia, 2010) antara lain:
1. Manfaat bagi ibu
a) Ibu dan bayi menjadi lebih tenang (Krogen & Smith, 2004 dalam
Aprilia, 2010).
b) Jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi lebih baik sebab bayi
siaga dalam 1-2 jam pertama (UNICEF, 2007 dalam Aprilia, 2010).
c)
Sentuhan, jilatan, usapan pada puting susu ibu akan merangsang
pengeluaran hormon oksitosin (UNICEF, 2007; Matthiesen et al,
2001 dalam Aprilia, 2010).
d)
Membantu kontraksi rahim, menurangi resiko perdarahan, dan
mempercepat pelepasan plasenta (Sobhy, 2004 dalam Aprilia,
2010).
2. Manfaat bagi bayi
a)
Menurunkan angka kematian bayi karena hipotermia (Bergman,
2005; Bergstorm, 2007 dalam Aprilia, 2010).
b)
Menghangatkan bayi melalui dada ibu dengan suhu yang tepat
(Franson, A, 2005; Bergstorm, 2007 dalam Aprilia, 2010).
c)
Bayi mendapatkan kolostrum yang kaya akan antibodi, penting
untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap ineksi (Hanson L,
2004 dalam Aprilia, 2010).
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
11
d)
Bayi dapat menjilat kulit ibu dan menelan bakteri yang aman.
Bakteri ini lalu berkoloni di usus bayi dan menyaingi bKteri patogen
(Hanson L, 2004 dalam Aprilia, 2010).
e)
Menyebabkan kadar glukosa darah bayi menjadi lebih baik pada
beberapa jam setelah kelahiran.
f)
Pengeluaran mekonium (kotoran bayi) lebih dini, sehingga terjadi
penurunan intensitas ikterus (kuning) pada BBL.
e. Teknik Inisiasi Menyusui Dini
1. Teknik Inisiasi Menyusui Dini yang Kurang Tepat
Saat ini, umumnya praktek inisiasi menyusu dini seperti
berikut (Roesli, 2012, h;9-11):
a) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain
kering
b) Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong,
lalu diikat
c) Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan
selimut bayi.
d) Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak
terjadi kontak dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan didada ibu
(bonding) untuk beberapa lama (10-15 menit)atau sampai tenaga
kesehatan selesai menjahit perinium.
e) Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara
memasukkan puting susu ibu kemulut bayi.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
12
f)
Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan
(recovery room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh
ayah, diberi suntikan vitamin K, dan kadang diberi tetes mata.
2. Inisiasi Menyusui Dini yang Dianjurkan
Berikut ini adalah langkah-langkah melakukan inisiasi
menyusu dini yang dianjurkan.
a) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi
kain kering.
b) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya,
kecuali kedua tangannya.
c) Tali pusat dipotong, lalu diikat.
d) Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya
tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
e) Tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan di dada atau
perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi
diselimuti bersama-sama. Bayi diberi topi untuk mengurangi
pengeluaran panas dari kepalanya.
f.
Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusu Sendiri
Menurut (Roesli, 2012, h;13-14) Kontak kulit dengan kulit
segera setelah lahir dan bayi menyusu sendiri dalam satu jam
pertama kehidupan penting:
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi
merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian
karena kedinginan (hypothermia)
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
13
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung
bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga
mengurangi pemakaian energi.
3. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri
dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan
bakteri „baik‟ ini akan berkembang biak menjadi koloni di kulit dan
usus bayi, menyaingi bakteri „jahat‟ dari lingkungan.
4. „Bonding‟ (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik
karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga.
Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.
5. Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan
berasal dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini
dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan
alergi lebih awal.
6. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil
menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui.
7. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di
puting susu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada puting
ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
8. Bayi mendapatkan ASI kolostrum-ASI yang pertama kali keluar.
Cairan emas ini kadang juga dinamakan the gift on life. Bayi
yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu
mendapatkan kolostrum dari pada yang tidak diberi kesempatan.
Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh,
penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
14
pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum
akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang
masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.
9. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan
bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan,
ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada
ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat
indah.
g. Penghambat Inisiasi Menyusui Dini
Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya
kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi (Roesli 2012 h;28-31).
1. Bayi kedinginan
Bayi berada dalam suhu aman jika melakukan kontak kulit
dengan sang ibu, suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat
dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu.Berdasarkan
hasil penelitian Niels Bergman (2005) dalam Roesli 2012,
ditemukan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1°C
lebih panas dari pada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika
bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu
akan turun 1°C. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan
meningkat 2°C untuk menghangatkan bayi.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
15
2. Setelah melahirkan ibu terlalu lelah untuk segera menyusui
bayinya.
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya
segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit
serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
3. Tenaga kesehatan kurang tersedia
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat
melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara
ibu, libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi
sambil memberi dukungan pada ibu.
4. Kamar bersalin atau kamar operasi
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang
pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk
meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini
5. Ibu harus dijahit
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area
payudara, yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.
6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit
gonore harus segera diberikan setelah lahir
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology
dan Academy Breastfeeding Medicine (2007) dalam Roesli
(2012), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya
selama
satu
jam
sampai
bayi
menyusu
sendiri
tanpa
membahayakan bayi.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
16
7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan
diukur
Menunda
memandikan
bayi
berarti
menghindarkan
hilangnya panas pada bayi. Selain itu, kesempatan vernix
meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar.
Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir, penimbangan dan
pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.
8. Bayi kurang siaga
Pada 1-2 jam pertama kelahirannya bayi sangat siaga
(alert), setelah itu bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi
mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih
penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk
bonding.
9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai
sehingga diperlukan cairan lain (cairan prelaktal)
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru
lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang
dapat dipakai pada saat itu.
10. Kolostrum tidak baik bahkan berbahaya untuk bayi
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi.
Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada
bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding
usus yang masih muda.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
17
h. Inisiasi Menyusui Dini dan MDGs
Menurut (Roesli, 2012, h;32-39) Inisiasi menyusu dini
berperan dalam pencapaian tujuan Millenium Development Goals
(MDGs). Berikut ini tujuan Millenium Development Goals (MDGs).
1. Membantu mengurangi kemiskinan
Inisiasi menyusu dini dapat meningkatkan keberhasilan
ASI eksklusif enam bulan dan lama menyusui.
Jika seluruh bayi yang lahir di indonesia dalam setahun
disusui secara eksklusif enam bulan, berarti:
a) Harga rata-rata satu kaleng susu formula Rp 60.000,00
(tahun 2007)
b) Jumlah bayi lahir di Indonesia 5,5 juta per tahun
c) Biaya pembelian susu formula selama enam bulan untuk
bayi ini: 5,5 juta x 55 kaleng x Rp 60.000,00 = Rp 18, 120
triliun.
d) Setiap bayi memerlukan sekitar Rp 3,3 juta dalam enam
bulan. Biaya ini lebih dari 100% pendapatan buruh yang
hanya Rp 500.000 per bulan.
2. Membantu mengurangi kelaparan
Bagi anak usia dua tahun, sebanyak 500 cc ASI ibunya
mampu memenuhi kebutuhan kalori 31%, protein 38%, vitamin A
45%, dan vitamin C 95%. ASI masih memenuhi kebutuhan kalori
70% untuk bayi 6-8 bulan, 55% untuk bayi 9-11 bulan, dan 40%
untuk bayi 12-23 bulan. Keadaan ini akan secara bermakna
memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai usia dua tahun.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
18
Dengan kata lain, pemberian ASI membantu mengurangi angka
kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang
umumnya terjadi pada usia ini.
Bayi yang berkesempatan melakukan inisiasi menyusu
dini, persentase masih menyusunya bayi usia enam bulan adalah
59% dan bayi usia 12 bulan adalah 38%. pada bayi yang tidak
diberi kesempatan inisiasi menyusu dini, persentase yang masih
menyusunya hanya 19% untuk bayi usia enam bulan dan 8%
untuk bayi usia 12 bulan. Bayi yang diberi kesempatan menyusu
dini akan delapan kali lebih berhasil dalam menyusu eksklusif.
Berarti bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini akan
lebih mungkin disusui sampai usia 2 tahun bahkan lebih.
3. Membantu mengurangi Angka Kematian Anak Balita
Sekitar 40% kematian balita terjadi pada usia bayi baru
lahir (dibawah satu bulan).
a. Menurut The world Health Report 2005 dalam Roesli 2012, angka
kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1.000
kelahiran hidup.
b. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun
dan angka kematian bayi adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup,
berarti sama halnya dengan:
1) Setiap hari 246 bayi meninggal.
2) Seolah satu pesawat jumbo jet penuh berisi bayi di
Indonesia setiap hari jatuh.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
19
3) Setiap satu jam, 10 bayi Indonesia meninggal.
4) Jadi, setiap enam menit, satu bayi Indonesia meninggal.
5) Menurut The World Health Report 2005 dalam Roesli
2012, angka kematian balita Indonesia adalah 46 per
1.000 kelahiran hidup. Hal ini sama halnya dengan:
(a).
Setiap hari, 430 balita meninggal.
(b).
Seolah penumpang pesawat jet yang berisi balita
Indonesia jatuh setiap hari.
(c).
Setiap jam, 24 balita meninggal.
(d).
Setiap 2½ menit, satu balita Indonesia meninggal.
Berdasarkan penelitian WHO (2000) dalam Roesli (2012)
di enam negara berkembang risiko kematian bayi antara usia 9-12
bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi
berusia di bawah dua bulan, angka kematian inimeningkat menjadi
480%.
Berikut ini peran inisiasi menyusu dini.
1.
Sekitar 40% kematian balita terjadi pada satu bulan pertama
kehidupan bayi. Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi 22%
kematian bayi 28 hari. Berarti inisiasi menyusu dini mengurangi
angka kematian balita 8,8%.
2.
Inisiasi menyusu dini meningkatkan keberhasilan menyusu
eksklusif dan lama menyusu sampai dua tahun. Dengan
demikian,
dapat
menurunkan
kematian
anak
secara
menyeluruh.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
20
Persentase kematian balita dapat dicegah dengan
intervensi. Berikut ini intervensi yang dapat dilakukan.
a)
Inisiasi menyusu dini
Memberikan kesempatan kepada bayi untuk menyusui
sendiri. Dengan mengadakan kontak kulit dengan ibu
setidaknya satu jam akan menurunkan kematian bayi baru
lahir sebanyak 22%. Berarti 8,8% menurunkan angka
kematian balita.
b) Menyusui eksklusif enam bulan
Menyusui eksklusi enam bulan dan tetap diberi ASI sampai
11 bulan saja dengan makanan pendamping ASI pada usia
enam bulan menurunkan kematian balita sebanyak 13%.
c)
Makanan pendamping ASI (MP-ASI)
Makanan pendamping ASI dari makanan keluarga dengan
gizi seimbang dapat menurunkan kematian balita sebanyak
6%. Berarti dengan IMD, ASI eksklusif enam bulan,
diteruskan pemberian ASI sampai 11 bulan dan MP-ASI
menyelamatkan
setidaknya
2,8%
kematian
balita
Indonesia.
i.
Akibat Kegagalan Inisiasi Menyusui Dini
Kegagalan inisiasi menyusui dini dapat berpengaruh pada
produksi ASI ibu karena hormon oksitosin yang berpengaruh pada
produksi ASI akan dilepaskan jika dirangsang dengan isapan bayi
pada
puting
ibu
saat
menyusui.
Sementara
itu
bayi
tetap
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
21
membutuhkan ASI sebagai nutrisi dan juga meningkatkan imunitas
tubuhnya. Apabila tidak terjadi keseimbangan antara Produksi ASI
dengan kebutuhan ASI yang diperlukan oleh bayi, maka akan
berakibat kegagalan program ASI eksklusif 6 bulan pada bayi
(Maryunani, 2012).
j.
Faktor pendukung keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini
1) Dukungan petugas kesehatan
Petugas kesehatan merupakan orang yang penting dalam
mengupayakan ibu untuk menyusui bayinya. Bidan mempunyai
frekuensi lebih sering kontak dengan ibu dari pada tenaga
kesehatan lainnya. Peran bidan yaitu memberikan informasi dan
konseling selama hamil seputar kesehatan ibu dan anak serta
persiapan untuk menyusui. Berdasarkan hasil penelitian Lumula et
al (2012) tindakan bidan berhubungan dengan pelaksanaan IMD
oleh ibu bersalin. Bidan memberikan pengaruh 2,6 lebih besar
terhadap pelaksanaan IMD dibandingkan dengan bidan yang tidak
melaksanakan IMD.
2) Dukungan Suami
Hasil penelitian Mularsih et al (2011) dalam Lumula et al
(2012) membuktikan bahwa responden yang mendapatkan
dukungan suami dalam pelaksanaan IMD, 77,8% menyatakan
bahwa bayi berhasil melakukan IMD. Ayah didukung agar
membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
22
sebelum menyusu dan dukungan ayah akan meningkatkan rasa
percaya diri ibu.
3) Pengetahuan ibu mengenai IMD
Pengetahuan IMD berpengaruh terhadap pelaksanaan
IMD. Berdasarkan penelitian Aji K (2012) menyebutkan tingkat
pengetahuan memiliki hubungan bermakna dengan pelaksanaan
IMD dan angka pelaksanaan IMD pada kelompok dengan tingkat
pengetahan tinggi lebih tinggi 1,6 kali dibanding kelompok dengan
tingkat pengetahuan rendah.
2. Masa Nifas
a.
Definisi
Masa Nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu (42 minggu) setelah itu
(Prawirohardjo, 2009; h.356)
Masa Nifas (puerperium) dimulai sejak kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil (Winkjosastro, 2009; h.122)
b. Periode Masa Nifas
Periode masa nifas dibagi menjadi 3 periode untuk
kembalinya alat-alat reproduksi seperti sebelum hamil (Khumaira,
2012; h.307)
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
Puerperium dini yaitu waktu 0-24 jam post partum (Anggraini,
2010; h.3)
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
23
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerperium yaitu waktu yang diperbolehkan untuk pulih
dan sehat sempurna terutama bila sebelum hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi.
c. Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan masa nifas paling sedikit dilakukan 4 kali untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi
dan menangani masalah-masalah yang terjadi (Anggraini, 2010;
h.4).
Kunjungan masa nifas dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah
ini:
Tabel 2.1 Kunjungan masa nifas
Kunjungan
Waktu
1
6-8 jam
1.
setelah
persalinan
2.
3.
4.
5.
6.
2
6 hari setelah
persalinan
1.
2.
3.
4.
Tujuan
Mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
Mendeteksi dan merawat penyebab
lain
perdarahan
rujuk
bila
perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling cara pada
ibu atau anggota keluarga cara
mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri
Pemberian ASI awal, 1 jam setelah
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) berhasil
dilakukan
Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir
Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia
Memastikan involusi uteri berjalan
normal, uterus berkontraksi, fundus
di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal
Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau perdarahan abnormal
Memastikan ibu menyusui dengan
baik
Memberikan konseling pada ibu
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
24
3
2 minggu
setelah
persalinan
1.
2.
3.
4.
5.
4
6 minggu
setelah
persalinan
1.
2.
mengenai asuhan pada bayi yaitu
tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari
Memastikan involusi uteri berjalan
normal, uterus berkontraksi, fundus
di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal
Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau perdarahan abnormal
Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat
Memastikan ibu menyusui dengan
baik
Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi yaitu
tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi seharihari
Menanyakan kepada ibu tentang
penyulit yang dialami
Memberikan
konseling
untuk
menggunakan KB secara dini
d. Kebutuhan Dasar Masa Nifas
1) Nutrisi dan cairan
Kebutuhan
nutrisi
dan
cairan
selama
masa
nifas
khususnya pada saat menyusui meningkat 25% yaitu untuk
produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat
tiga kali dari biasanya. Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui
harus minum sedikitnya 3 liter air setiap hari. Makanan yang
dikonsumsi ibu juga berguna untuk aktivitas, metabolisme,
cadangan dalam tubuh, serta proses produksi ASI. Menu
makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti
sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung (Anggraini,
2010).
a) Sumber tenaga (energi)
Sumber tenaga yang diperlukan untuk pembakaran
tubuh dan pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
25
termasuk sumber energi adalah karbohidrat dan lemak.
Karbohidrat berasal dari padi-padian, kentang, ubi dan lainlain. Lemak hewani yaitu mentega dan keju. Lemak nabati
berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan
margarin.
b) Sumber pembangun (protein)
Protein
diperlukan
untuk
pertumbuhan
dan
pengganti sel-sel yang rusak. Sumber protein dapat
diperoleh daritelur, daging, ikan, susu dan keju.
c) Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin)
Mineral,
air
dan
vitamin
digunakan
untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur
krlancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat
pengatur dapat diperoleh dari semua jenis sayur dan buahbuahan segar.
2)
Perawatan Payudara
Perawatan payudara dilakukan secara rutin agar tidak
terjadi pembengkakan akibat bendungan ASI
(a)
Ajarkan untuk menjaga kebersihan payudara terutama
puting susu.
(b)
Ajarkan
teknik
perawatan
payudara
apabila
terjadi
gangguan pada payudara, seperti puting susu lecet dan
pembengkakan payudara.
(c)
Menggunakan BH yang menyokong payudara (Anggraini,
2010)
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
26
3. Air Susu Ibu (ASI)
a. Anatomi dan Fisiologi Payudara
Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari jaringan
kelenjar. Setiap lobus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut
alveoli. Kelenjar ini bersama-sama membentu sejumlah gumpalan, mirip
buah anggur yang merambat. Alveoli menghasilkan susu dan substansi
lainnya selama menyusui (Anggraini, 2010).
b. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang merupakan suatu
emulsi lemak dan larutan protein, laktosa dan garam-garam organik
yang dikeluarkan oleh kelenjar mammae pada manusia.
Khasiat kesehatan ASI telah diketahui banyak orang, baik
manfaat untuk ibu, bayi maupun keluarga antara lain:
1) Manfaat ASI bagi Bayi
a)
Memulai kehidupan yang lebih baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat
badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode
perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.
b)
Mengandung antibody
Bayi
baru
lahir
secara
alamiah
mendapatkan
immunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari
ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat
akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru
lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup
saat mencapai usia 4 bulan. Pada saat kadar immunoglobulin
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
27
bawaan dari ibu menurun dan yang dibentuk sendiri oleh tubuh
bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan
immunoglobulin pada bayi. Kesenjangan tersebut hanya dapat
dihilangkan atau dikurangi dengan pemberian ASI.
c)
ASI mengandung komposisi yang tepat
ASI berasal dari berbagai bahan makanan yang baik
untuk bayi terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup
kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6
bulan
pertama
dan
secara
alami
disesuaikan
dengan
kebutuhan masa pertumbuhan bayi.
d) Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan
antara ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan
bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan
perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.
Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat membantu
menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur dengan pulas.
Secara
psikologis
menyusui
juga
baik
bagi
bayi
dan
meningkatkan ikatan dengan ibu.
e) Terhindar dari Alergi
Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna.
Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini
dan menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan alergi.
Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan
akan mengurangi kemungkinan alergi.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
28
f)
ASI meningkatkan kecerdasan bayi
Lemak
pada
ASI
adalah
lemak
tak
jenuh
yang
mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga
jaringan otak bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan
tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga
menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan
selsel saraf. Bayi yang diberi ASI rata-rata memiliki IQ 6 poin
lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula.
2)
Manfaat ASI bagi ibu
a)
Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu ibu merangsang
ujung saraf sensorik sehingga post anterior hipofise
mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur,
menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
b)
Aspek kesehatan ibu
Isapan
bayi
pada
payudara
akan
merangsang
terbentuknys okditosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin
membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya
perdarahan
pasca
persalinan.
Penundaan haid
dan
berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi
prevalensi anemia defisiensi besi. Selain itu emncegah
kanker yang hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui
anaknya secara eksklusif.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
29
c)
Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan
lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum
hamil. Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI
lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi
sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Menyusui juga
membakar ekstra kalori sebanyak 200-500 kalori per hari.
3) Manfaat ASI bagi keluarga
a)
Aspek ekonomi
Memberikan ASI kepada bayi, dapat mengurangi
pengeluaran keluarga. ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana
yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula
dapat dipergunakan untuk keperluan lain.
b)
Aspek psikologi
ASI dapat membuat kejiwaan ibu baik dan dapat
mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c)
Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan
sewaktu-waktu. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air
masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan (Mulyani,
2013).
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
30
c. Komposisi ASI
Menurut Proverawati & Rahmawati (2010), komponen ASI
berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, yang memainkan
peran utama dalam perlawanan penyakit pada bayi. Komponen
penting dalam ASI antara lain:
1)
Kolostrum
Cairan susu kental berwarna kekuningkuningan yang
dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu, sesuai untuk
kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal bayi baru
lahir yang belum mampu menerima makanan dalam volume
besar. Jumlahnya tidak terlalu banyak tetapi kaya akan gizi dan
sangat baik bagi bayi. Kolostrum mengandung karoten dan
vitamin A yang sangat tinggi. Namun kepercayaan yang salah
dari masyarakat, air susu pertama (kolostrum) sengaja diperah
dengan tangan kemudian dibuang.
2)
Protein
Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit
dicerna) dan whey (protein yang mudah dicerna). ASI lebih
banyak mengandung whey dari pada casein sehingga protein
ASI mudah dicerna. Sedangkan pada susu sapi kebalikannya,
untuk itu pemberian ASI eksklusif wajib diberikan sampai bayi
berumur 6 bulan.
Protein utama dalam ASI adalah air dadih. Mudah dicerna,
air dadih menjadi kerak lembut yang bahan-bahan gizi siap
diserap ke dalam aliran darah bayi. Sebaliknya, kasein
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
31
merupakan protein utama dalam susu sapi. Ketika susu sapi
atau susu formuladiberikan kepada bayi, kasein membentuk
kerak karet yang tidak mudah dicerna (Mulyani, 2013).
3) Lemak
Lemak ASI adalah penghasil kalori (energi) utama dan
merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih
mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi.
Asam lemak yang cukup kaya keberadaannya dalam ASI,
juga memberikan kontribusi bagi pertumbuhan otak dan syaraf
yang
sehat.
decosahexanoic
Asam
acid
lemak
(DHA)
poly
tak
pada
jenuh,
ASI
seperti
membantu
perkembangan penglihatan (Mulyani, 2013).
4)
Vitamin
ASI dapat menyediakan semua vitamin larut air yang
dibutuhkan bagi bayi bila makanan yang dikonsumsi ibu
mencukupi. Vitamin yang larut dalam air antara lain thiamin
(vitamin B1), riboflafin (vitamin B12), niasin, piridosin (B6),
folasin (asam folat), vitamin E, dan vitamin K yang larut lemak
(Khasanan, 2011 dalam Mulyani, 2013).
Menurut Mulyani (2013), beberapa vitamin yang terdapat
di dalam ASI antara lain:
a)
Vitamin A
ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup
tinggi. Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
32
berfungsi mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh dan
pertumbuhan.
b)
Vitamin D
ASI hanya mengandung sedikit vitamin D, sehingga
dengan pemberian ASI Eksklusif ditambah dengan membiarkan
bayi terpapar sinar matahari pagi, hal ini mencegah bayi dari
menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
c)
Vitamin E
ASI mengandung vitamin E yang cukup tinggi, terutama
pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi penting vitamin E
adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.
d)
Vitamin K
Vitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit sehingga
perlu tambahan vitamin K yang biasanya dalam bentuk
suntukan. Vitamin K ini berfungsi sebagai faktor pembekuan
darah.
e)
Vitamin yang larut dalam air
Hampir semua vitamin yang larut dalam air terdapat dalam
ASI. Diantaranya adalah vitamin B, vitamin C dan asam folat.
Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI, tetapi vitamin
B6 dan B12 serta asam folat rendah terutama pada ibu yang
kurang gizi. Sehingga ibu yang menyusui perlu tambahan
vitamin ini.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
33
5)
Mineral
Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan
mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat
dalam susu sapi. Mineral yang cukup tinggi terdapat dalam ASI
dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah selenium
yang berfungsi mempercepat pertumbuhan anak.
6)
Air
Air merupakan bahan pokok terbesar ASI (sekitar 87%). Air
membantu bayi memelihara suhu tubuh mereka, bahkan pada
iklim yang sangat panas, ASI mengandung semua air yang
dibutuhkan bayi.
7)
Kartinin
Kartinin dalam ASI sangat tinggi, kartinin berfungsi
membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk
mempertahankan metabolisme tubuh.
d. Produksi ASI
1)
Jenis ASI berdasarkan faktor produksi
Menurut
Mulyani
(2013),
dilihat
dari
waktu
produksinya, ASI dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
a)
Kolostrum
Merupakan ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai
hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum adalah susu pertama yang
dihasilkan
oleh
payudara
ibu
berbentuk
cairan
berwarna
kekuningan yang mengandung protein lebih tinggi dan sedikit
lemak dari pada susu yang matur.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
34
Jika dibandingkan dengan ASI mature, kolostrum memiliki
kandungan zat-zat sebagai berikut:
(1) Kolostrum mengandungzat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak
dibandingkan ASI mature
(2) Kolostrum lebih banyak mengandung antibodi dari pada ASI
mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi
hingga usia 6 bulan pertama.
(3) Kolostrum mengandung lebih banyak immunoglobulin A (IgA),
laktoferin dan sel-sel darah putih, yang semuanya sangat
penting untuk pertahanan tubuh bayi.
(4) Kolostrum dapat berfungsi sebagai pencahar yang ideal untuk
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi baru
lahir, dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi
bagi makanan yang akan datang.
(5) Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan
ASI mature. Selain itu, protein utama pada ASI mature adalah
kasein, sedangkan protein utama pada kolostrum adalah
globulin sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh
terhadap infeksi.
(6) Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin dan mineral
dibandingkan ASI mature.
b)
Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
Merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari keempat
sampai hari kesepuluh. Pada masa ini, susu transisi
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
35
mengandung lemak dan kalori yang lebih tinggi dan protein
yang lebih rendah dari pada kolostrum.
c)
ASI Mature
Merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh
sampai seterusnya. ASI mature merupakan nutrisi bayi yang
terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi
sampai usia 6 bulan.
Komposisi kandungan ASI dapat dilihat pada tabel 2.1
dibawah ini:
Tabel 2.2 Komposisi Kandungan ASI
Kandungan
Kolostrum
Energi (kg kla)
57,0
Laktosa (gr/100 ml)
6,5
Lemak (gr/100 ml)
2,9
Protein (gr/100 ml)
1,195
Mineral (gr/100 ml)
0,3
IgA
(gr/100 ml)
335,9
IgG
(gr/100 ml)
5,9
IgM
(gr/100 ml)
17,1
Lisosim (gr/100 ml)
14,2 - 16,4
Laktoerin (gr/100 ml)
420 – 520
Transisi
63,0
6,7
3,6
0,965
0,3
-
ASI Mature
65,0
7,0
3,8
1,324
0,2
119,6
2,9
2,9
24,3 - 27,5
250 - 270
Sumber : Mulyani, 2013
2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI
ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui
proses laktasi. Keberhasilan laktasi ini dipengaruhi oleh kondisi
sebelum dan saat kehamilan berlangsung. Kondisi sebelum
kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan
pubertas. Sedangkan kondisi pada saat kehamilan yaitu pada
trimester II, payudara mengalami pembesaran oleh karena
pertumbuhan dan diferensiasi dari lobulo alveolar dan sel epitel
payudara. Saat pembesaran payudara hormon prolaktin dan
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
36
laktogen
placenta
aktif
bekerja
dalam
memproduksi
ASI
(Proverawati & Rahmawati, 2010).
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
produksi
ASI
diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Frekuensi penyusuan
Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan
stimulasi hormone dalam kelenjar payudara.
b.
Berat lahir
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) mempunyai kemampuan
menghisap ASI yang lebih rendah dibandingkan dengan berat bayi
lahir normal. Kemampuan menghisap ASI termasuk didalamnya
frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah yang akan
mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam
memproduksi ASI.
c.
Umur kehamilan saat melahirkan
Apabila umur kehamilan kurang dari 34 minggu, maka bayi
dalam kondisi sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara
efektif, sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang
lahir normal atau tidak prematur.
d.
Makanan
Kualitas dan produksi ASI sangat dipengaruhi oleh
makanan yang dikonsumsi ibu sehari-hari.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
37
e.
Stres dan penyakit akut
Adanya stres dan kecemasan pada ibu menyusui
dapat mengganggu proses laktasi, oleh karena pengeluaran
ASI terhambat, sehingga akan mempengaruhu produksi ASI.
f.
Konsumsi rokok
Konsumsi rokok dapat mengganggu kerja hormon
prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI. Rokok akan
menstimulasi pelepasan adrenalin, dan adrenalin akan
menghambat pelepasan oksitosin sehingga volume ASI yang
dihasilkan akan berkurang.
g.
Pil kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan
progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi
ASI, sedangkan pil yang hanya mengandung progestin tidak
ada dampak terhadap volume ASI.
3)
Permasalahan menyusui
Menurut Mulyani (2013), permasalahan menyusui pada ibu dan
bayi antara lain:
a) Masalah menyusui pada ibu
(1) Putting susu yang pendek/ terbenam
Ada beberapa bentuk putting susu, panjang,
pendek dan datar atau terbenam. Dengan kehamilan,
biasanya puting menjadi lentur. Namun, sesudah bersalin
putting juga belum menonjol keluar. Banyak ibu langsung
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
38
menganggap hilang peluang untuk menyusui, padahal puting
hanya kumpulan muara saluran ASI.
(2) Payudara bengkak
Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa
penuh, tegang dan nyeri. Kondisis ini terjadi akibat adanya
bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai
tanda
ASI
mulai
banyak
diproduksi.
Apabila
proses
menyusui dihentikan, kondisi ini akan semakin parah
ditandai dengan mengkilatnya payudara dan ibu mengalami
demam.
Perbedaan payudara penuh dengan payudara bengkak
adalah:
a). Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas
dan keras. Bila diperiksa ASI keluar dan tidak demam.
b). Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, puting
susu kencang, kulit mengkilat meskipun tidak merah dan
jika diperiksa ASI tidak keluar, badan demam setelah 24
jam.
(3) Puting susu lecet
Puting susu lecet merupakan masalah yang paling
banyak dialami oleh ibu menyusui. Puting lecet disebabkan
oleh beberapa faktor, namun yang paling dominan yaitu
kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya menghisap pada
puting. Seharusnya sebagian besar areola masuk ke dalam
mulut bayi. Untuk mengatasi puting susu lecet dan nyeri,
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
39
perbaikan posisi menyusui. Mulailah menyusui dari payudara
yang tidak sakit karena isapan pertama bayi yang lapar
biasanya lebih keras. Tetaplah mengeluarkan ASI dari
payudara yang putingnya lecet, untuk mengobati lecet
gunakan cara alami yaitu mengoleskan sedikit ASI dan
biarkan kering.
(4). Produksi ASI kurang
Banyak
ibu
yang
mengatakan
tidak
bisa
memberikan ASI kepada bayinya karena produksi ASInya
kurang, namun kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang.
Tanda-tanda Produksi ASI kurang antara lain:
a). Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
b). BAK kurang dari 6 kali perhari
c). BB bayi tidak meningkat
d). Bayi menyusu < 8 kali dalam satu hari
e). Tinja bayi keras, keringat atau berwarna hijau
Ada beberapa faktor yang perlu diidentifikasi sebagai
penyebab kurangnya ASI, yaitu:
1). Tidak melakukan inisiasi menyusui dini
2). Menjadwal pemberian ASI
3). Memberikan minuman prelektal apalagi memberikannya
dengan botol/ dot
4). Faktor psikologis ibu
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
40
b) Masalah menyusui pada bayi
(1). Bayi bingung puting
Bingung puting (nipple conusion) adalah suatu
keadaan yang terjadi karena bayi mendapatkan susu ormula
dalam botol kemudian bergantiganti menyusu pada ibu.
Peristuwa ini terjadi karena mekanisme menyusu pada
puting ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol.
Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi,
langit-langit dan lidah. Sebaliknya pada menyusu botol bayi
secara pasi dapat memperoleh susu buatan.
(2). Bayi enggan menyusu
Jika
bayi
enggan
menyusu
perlu
dicari
penyebabnya apakanh dia sakit.
(3). Bayi sering menangis
Bayi menangis merupakan cara berkomunikasi
dengan orang disekitarnya, karena itu bila bayi sering
menangis perlu dicari sebabnnya dan sebabnya tidak selalu
kekurangan ASI.
(4). Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR)
Bayi kecil, prematur atau BBLR mempunyai
masalah menyusu karena refleks menghisapnya masih relati
lemah. Oleh karenanya bayi kecil justru harus cepat dan
lebih sering dilatih menyusu. Berikan sesering mungkin
walaupun
waktu
menyusunya
pendek-pendek
untuk
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
41
merangsang menghisap sentuhlah langit-langit bayi dengan
ibu jari yang bersih.
(5). Bayi sumbing
Jika celah hanya terdapat pada bibir atau pallatum
molle (langit-langit lunak), dengan posisi tertentu bayi dapat
disusukan. Namun, jika celahnya luas meliputi bibir, gusi dan
pallatum durum (langit-langit keras) perlu dibuat protese
yang akan menutup celah itu agar bayi dapat minum tanpa
tersedak.
e. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui
Menurut The World Alliance or Breastfeeding Action
(WABA) dalam Hikmawati 2008, untuk keberhasilan menyusui
seorang ibu perlu dukungan dari berbagai pihak, yaitu dari keluarga,
teman, masyarakat dan pemerintah. Adanya dukungan dari berbagai
pihak, diharapkan ibu mampu mengatasi berbagai permasalahan
seputar menyusui, seperti mengatasi kurangnya informasi dan
memberikan keyakinan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI.
Menurut Hikmawati (2008), kegagalan pemberian ASI
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal maupun
eksternal. Faktor internal misalnya kurangnya frekuensi ANC
(antenatal care), pengalaman menyusui sebelumnya yang mengalami
kesulitan, serta pendidikan yang rendah. Sedangkan, faktor eksternal
antara lain peran ayah dalam membantu kesulitan menyusui, dan
faktor sosial budaya masyarakat.
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
42
B. Kerangka Teori
Kerangka teori penelitian dapat dilihat seperti pada gambar
dibawah ini:
Dukungan petugas
kesehatan
Pengetahuan
Keberhasilan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD)
Dukungan suami
Faktor internal, meliputi:
- Kurangnya frekuensi
ANC
- Pengalaman
menyusui sebelumnya
Keberhasilan
menyusui
Faktor eksternal:
- Peran keluarga
- Sosial budaya masyarakat
Keterangan:
Variabel yang dicetak tebal adalah variabel yang akan diteliti
Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Sumber: Modifikasi dari Mulyani (2013), Hikmawati (2008)
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi..., Titi Nurhidayah, Kebidanan DIII UMP, 2014
Download