Komunikasi - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
Kata atau istilah “Komunikasi”(bahasa inggirs “communication”)
berasal dari bahasa latin “communication”atau communicare yang berarti
“berbagi” atau menjadi milik bersama”.dengan demikian,kata komunikasi
menurut kamus besar bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan
untuk mencapai kebersamaan.
Menurut Webster New Collogiate Dictionary, komunikasi adalah
“Suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem
lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku”.14
Menurut Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat15 dalam bukunya
Komunikasi Antarbudaya, definisi komunikasi adalah sebagai suatu proses
dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber dan penerimanya
dengan sengaja menyandi (to code) perilaku mereka untuk menghasilkan
pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran (channel) guna merangsang
atau memperoleh sikap atau perilaku tertentu. Komunikasi akan lengkap
14
Riswandi,ilmu komunikasi, Jakarta:graha ilmu. 2009 Hal 1
Deddy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya Panduan Berkomunikasi dengan
Orang-Orang Berbeda Budaya , Bandung:PT.Remaja Rosdakarya Offset, 2006. Hal 14
15
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hanya bila penerima pesan yang dimaksud mempersepsi atau menyerap
perilaku yang di sandi, memberi makna kepadanya dan terpengaruh olehnya.
Definisi ini memungkinkan kita mengidentifikasi delapan unsur
khusus komunikasi dalam konteks komunikasi sengaja menurut Deddy
Mulyana dan Jalaludin rakhmat. 16
Sumber (source)
Suatu sumber adalah orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk
berkomunikasi. Kebutuhan ini mungkin berkisar dari kebutuhan sosial untuk
diakui sebagai individu hingga kebutuhan berbagai informasi dengan orang
lain atau mempengaruhi sikap atau perilaku seseorang atau sekelompok orang
lainnya. Keinginan sumber untuk berkomunikasi adalah keinginan untuk
berbagi internal states dengan orang lain dengan derajat kesengajaan yang
berbeda-beda untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku orang
lain tersebut.
Penyandian (encoding)
Encoding adalah suatu kegiatan internal seseorang untuk memilih dan
merancang perilaku verbal dan nonverbalnya yang sesuai dengan aturanaturan tata bahsa dan sintaksis guna menciptakan suatu pesan.
Pesan (message)
Suatu pesan terdiri dari lambang-lambang verbal dana tau nonverbal
yang mewakili perasaan dan pikiran sumber pada suatu saat dan tempat
tertentu.
Saluran (channel)
Yang menjadi penghubung antara sumber dan penerima. Suatu saluran
adalah alat fisik yang memindahkan pesan dari sumber ke penerima.
Penerima (receiver)
Penerima adalah orang yang menerima pesan. Penerima mungkin
dikehendaki oleh sumber atau orang lain yang dalam keadaan apapun
menerima pesan sekali pesan itu telah memasuki saluran. Penerima mungkin
mempunyai masalah ketika menerima pesan. Pesan biasanya sampai ke
16
Ibid.Hal 14
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penerima dalam bentuk gelombang cahaya atau gelombang suara meskipun
pesan tersebut mungkin juga dalam bentuk yang merangsang alat indra.
Decoding (decoding).
Decoding adalah proses internal penerima dan pemberian makna
kepada perilaku sumber yang mewakili perasaan dan pikiran sumber.
Respons penerima (receiver response)
Ini menyangkut apa yang penerima lakukan setelah ia menerima
pesan. Respons ini bisa beraneka ragam, mulai dari tingkat minimum hingga
tingkat maksimum. Respon minimum adalah keputusan penerima untuk
mengabaikan pesan atau tidak berbuat apapun setelah ia menerima pesan.
Sebaliknya, respons maksimum bisa merupakan suatu tindakan penerima
yang segera, terbuka dan mungkin mengandung kekerasan.
Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah informasi yang tersedia bagi sumber yang
memungkinkan menilai keefektifan komunikasi yang dilakukannya untuk
mengadakan penyesuaian-penyesuaian atau perbaikan-perbaikan dalam
komunikasi selanjutnya.
Kedelapan unsur yang baru dibahas hanyalah sebagian saja dari faktorfaktor yang berperan selama suatu peristiwa komunikasi. Di samping unsurunsur ini, bila kita memikirkan komunikasi sebagai suatu proses, ada beberapa
karakteristik lainnya yang membantu kita memahami bagaimana sebenarnya
komunikasi berlangsung. 17
Pertama, komunikasi itu dinamik. Komunikasi adalah suatu aktivitas
yang terus berlangsung dan selalu berubah. Sebagai para pelaku komunikasi,
secara konstan kita dipengaruhi oleh pesan orang lain dan sebgai
konsekuensinya, kita mengalami perubahan yang terus menerus. Setiap orang
kita dalam hidup sehari-hari bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang dan
orang-orang ini mempengaruhi kita. Setiap kali kita terpengaruh, kita berubah,
seberapa kecil pun perubahan itu. Itu berarti bahwa kita menjalani hidup ini
sebagai orang-orang yang terus menerus berubah.
17
Ibid.Hal 16
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kedua, komunikasi itu interaktif, komunkasi terjadi antara sumber dan
penerima. Ini mengimplikasikan dua orang atau lebih yang membawa latar
belakang dan pengalaman untuk mereka masing-masing ke peristiwa
komunikasi. Latar belakang dan pengalaman mereka tersebut mempengaruhi
interaksi mereka. Interaksi juga menandakan situasi timbal balik yang
memungkinakan setiap pihak mempengaruhi pihak lainnya.
Ketiga, komunikasi itu tak dapat dibalik irreversible dalam arti bahwa
sekali kita mengatakan sesuatu dan seseorang telah menerima dan men-decode pesan, kita tak dapat menarik kembali pesan itu dan sama sekali
meniadakan pengaruhnya. Sekali penerima telah dipengaruhi oleh suatu
pesan, pengaruh tersebut tidak dapat ditarik kembali sepenuhnya. Sumber bisa
jadi mengirimkan lagi pesan-pesan lainnya untuk mengubah efek pesan, tetapi
efek pertama tak dapat ditiadakan.
Keempat, komunikasi berlangsung dalam konteks fisik dan konteks
sosial, ketika kita berinteraksi dengan seseorang, interaksi tidaklah terisolasi,
tetapi ada dalam lingkungan fisik tertentu dan dinamika sosial tertentu.
Banyak aspekn lingkungan fisik yang dapat dan memang mempengaruhi
komunikasi : kenyamanan atau ketidaknyamanan, kursi, warna dinding, atau
suasana ruangan keseluruhan, adalah sebagian kecil saja dari lingkungan ini.
Konteks sosial menentukang hubungan sosial antara sumber dan
penerima. Perbedaan-perbedaan posisi seperti guru-murid, atasan-bawahan,
orang tua-anak, laksamana-pelaut, kawan-musuh, dokter-pasien, dan
sebgainya, mempengaruhi proses komunikasi. Dan sering lingkungan fisik
turut menentukan konteks sosial. Atasan duduk di belakang meja sementara
bawahan duduk di depannya untuk menerima teguran. Hakim di ruangan
pengadilan duduk dengan posisi sedemikian rupa, menunjukkan keistimewaan
sosialnya di ruangan tersebut.
Bagaimanapun
konteks
sosial
tersebut,
akan
mempengaruhi
komunikasi. Bentuk Bahasa yang digunakan, penghormatan atau kurangnya
penghormatan yang ditunjukkan kepada seseorang, waktu, suasana hati, siapa
berbicara dengan siapa, dan sederajat kegugupan atau kepercayaan diri yang
diperlihatkan orang, semua itu adalah sebagian saja dari aspek-aspek
komunikasi yang dipengaruhi oleh konteks sosial. Komunikasi manusia tidak
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terjadi dalam “ruangan hampa” sosial. Komunikasi merupakan suatu matriks
tindakan-tindakan sosial yang rumit dan saling berinteraksi, serta terjadi
dalam suatu lingkungan sosial yang kompleks. Lingkungan sosial ini
merefleksikan bagaimana orang hidup, bagaimana ia berinteraksi dengan
orang lainnya. Lingkungan sosial ini adalah budaya, dan bila kita ingin benarbenar memahami komuniksi, kita harus memahami budaya.
2.2
Pola Komunikasi
Komunikasi interpersonal dapat dimaknai sebagai komunikasi antara
dua orang atau lebih yang disebut dengan komunikasi diadik. Komunikasi
antar pribadi yang terus berkesinambungan ini dapat membentuk sebuah pola
berkomunikasi beserta komponen lainnya. Indikator dari komunikasi
antarpribadi meliputi hubungan antarpribadi dan saling cocok dalam persepsi.
Pola komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang
atau lebih dalam proses pengiriman, dan penerimaan cara yang tepat sehingga
pesan yang dimaksud dapat di pahami. 18
Sebelum penulis mengetahui bentuk sebuah pola komunikasi apa yang
digunakan dalam proses komunikasi antarbudaya maka kita perlu melihat
proses komunikasinya , karena pola komunikasi bermula dari proses
komunikasi, sehingga keduanya tidak bisa di pisahkan. Tanpa kita melihat
18
Susy Azeharie, Pola Komunikasi Antara Pedagang dan pembeli di Desa Pare , Kampung Inggris
Kediri.Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara ISSN ,2085-1979.Vol.7, No.2, Juli 2015, Hal 137151.
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
proses komunikasi yang terjadi dalam sebuah aktifitas komunikasi maka kita
tidak dapat mengetahui pola komunikasi apa yang digunakan. Menurut Onong
Uchjana Effendy Proses komunikasi yang digunakan dalam kehidupan
manusia dibagi menjadi dua tahap, yaitu komunikasi primer dan komunikasi
sekunder.19
a. Komunikasi Primer
Komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah Bahasa yang secara langsung mampu menerjemahkan
pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Pertama-pertama
komunikator menyandi (encode) pesan yang disampaikan kepada komunikan,
ini berarti ia menginformasikan pikiran atau perasaannya ke dalam Bahasa
yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan, kemudian menjadi
giliran komunikan untuk mengawa-sandi (decode) pesan komunikator itu.
b. Komunikasi Sekunder
Komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media yang digunakan ini
tujuannya adalah untuk memperlancar 20. Komunikasi sekunder merupakan
komunikasi yang sangat efisien dalam mencapai komunikasi dalam jumlah
jutaaan komunikan, tetapi hanya bersifat informativ.
2.2.1 Model Komunikasi Linear
Persepektif transmisi memandang komunikasi sebagai suatu
pengalihan informasi dari sumber kepada penerima. Model yang digunakan di
sini sifatnya linear (satu arah) dan bergerak dari satu tempat ke tempat
lainnya. Persepektif transmisi memberi tekanan pada peranan media serta
waktu yang digunakan dalam menyalurkan informasi. Bentuk komunikasi
yang terjadi disni adalah komunikasi satu arah tanpa feedback langsung oleh
komunikan.
19
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1990 Hal 11-13.
20
Rini Damarsatuti, Mindfullness dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta; Mata Padi Pressindo.
2013 hal 24.
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.2 Model Komunikasi Sirkular
Komunikasi sirkular adalah interaksi yang menekankan bahwa
komunikator atau sumber memberi respons secara timbal balik pada
komunikator lainnya. Proses komunikasi di sini melingkar (sirkular) dengan
adanya mekanisme umpan balik yang saling mempengaruhi (interplay) antara
sumber dan penerima
2.3
Pola komunikasi di Indonesia
Guna membedakan pola komunikasi yang berkembang di Indonesia
dan lebih ditinjau dari aspek sosialnya kita akan coba membahas beberapa
pola komunikasi antara lain komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi
antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa21.
a. Komunikasi dengan diri sendiri
Menurut Hafied Changra, Terjadinya proses komunikasi ini karena
adanya seseorang yang menginterpretasikan sebuah objek dan pikirannya.
Objek tersebut bisa berwujud benda, informasi, alam, peristiwa,
pengalaman, atau fakta yang dianggap berarti bagi manusia. Kemudian
objek itu diberi arti, di interpretasikan berdasarkan pengalaman yang
berpengaruh pada sikap dan perilaku dirinya. Oleh karena masing-masing
orang berbeda dalam memberi interrpretasi dan kepekaan diri, maka
masing-masing orang berbeda pula dalam proses penentuan tindakan apa
yang akan dilakukan. Ada beberapa tanda-tanda umum sesuatu bisa
dikatakan komunikasi dengan diri sendiri, yaitu : 1) keputusan merupakan
hasil berpikir atau hasil usaha intelektual, 2) keputusan selalu melibatkan
pilihan dari berbagai alternative, 3) keputusan selalu melibatkan tindakan
nyata walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.22
b. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (Antarpersonal Communication) adalah
proses komunikasi secara tatap muka yang dilakukan antara dua orang
atau lebih. Menurut sifatnya, komunikasi antarpersona dibedakan menjadi
dua, yaitu komunikasi diadik (dyadic communication), komunikasi diadik
21
22
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2010) Hal 28
Ibid.Hal 30
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam
situasi tatap muka yang dilakukan melalui tiga bentuk percakapan,
wawancara dan dialog. Percakapan berlangsung dalam suasana yang
bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih
intim, lebih dalam, dan lebih personal. Adapun komunikasi kelompok
kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau
lebih secara tatap muka dimana anggota-anggotanya berinteraksi satu
sama lain23.
c. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok (Group Communication) adalah \penyampaian
pesan oleh seorang komunikator kepada sejumlah komunikan untuk
mengubah sikap, pandangan atau perilakunya. 24
d. Komunikasi Massa
Komunikasi massa (Mass Communication) menurut Zulkarnaen
Nasution di dalam bukunya Sosiologi Komunikasi Massa, bahwa yang
dimaksud dengan komunikasi massa adalah “ suatu proses penyampaian
informasi atau pesan-pesan yang dianjurkan kepada khalayak massa
dengan karakteristik tertentu”. Sedangkan media massa hanya salah satu
komponen atau sarana yang memungkinkan berlangsungnya proses yang
dimaksud. 25
Adapun proses yang terjadi antara mahasiswa yang berasal dari luar Jakarta/
luar pulau Jawa adalah bentuk komunikasi yang dilakukan sehari-hari dalam
lingkungan permainan, dan lingkungan pembelajaran umumnya adalah bentuk
komunikasi antarpribadi/interpersonal. Komunikasi antarpribadi memiliki
pola yang menghubungkan antara komunikator dan komunikan. Begitu
pulang yang terjadi antara mahasiswa yang berasal dari luar Jakarta/luar pulau
jawa.
23
Ibid
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya. 2002). Cet ke-6 Hal 62.
25
Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Universitas Terbuka, 1993.Hal 5.
24
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.1 Komunikasi Antarpersonal/Antarpribadi
Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial, adalah
perilaku komunikasi antar manusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti
membutuhkan orang lain. dari lahir sampai mati, cenderung memerlukan
bantuan dari orang lain (tidak terbatas pada keluarga, saudara, dan teman).
Kecenderungan ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari yang
menunjukkan fakta bahwa semua kegiatan yang dilakukan manusia selalu
berhubungan dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu
berkeinginan untuk berbicara, tukar-menukar gagasan, mengirim dan
menerima informasi, berbagi pengalaman, bekerja sama dengan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan, dan sebagainya. Adanya aktivitas-aktivitas
dalam kehidupan sosial menunjukkan bahwa manusia mempunyai naluri
untuk hidup bergaul dengan sesamanya. Kalau kita menyimak komunikasi
maka komunikasi selalu menjelaskan proses pengiriman (pengalihan,
Transferring) informasi dari pengirim kepada penerima. Joseph A.Devito26
dalam bukunya Interpersonal Communication; komunikasi antarpersonal
adalah :
a. Proses pengiriaman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang
atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek
dan beberapa umpan balik seketika.
b. Komunikasi yang menghubungkan (connected) antara para mitra
yang romantic, para pelaku bisnis, dokter dan pasien, dan lain-lain.
yang meliputi seluruh kehidupan manusia sehingga komunikasi
26
Alo Liliweri, Komunikasi Antar-personal, Jakarta:Kencana Prenada Media group.2015 Hal 26.
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
antarpribadi terjadi karena interaksi antara pribadi yang
mempengaruhi individu lain dalam berbagai cara tertentu.
c. Interaksi verbal dan nonverbal antara dua atau lebih orang yang
saling bergantung satu sama lain, interdependent people, dimana
yang dimaksudkan dengan ”Interdependent individualis” adalah
komunikasi antarpersonal yang terjadi antara orang –orang yang
saling terkait di mana di antara mereka saling memengaruhi satu
sama lain.
Komunikasi antarbudaya juga ada dalam konterks komunikasi
antarpribadi. Dalam kenyataannya proses komunikasi antarbudaya yang
dilakukan oleh dua atau tiga orang yang berbeda budaya itu dipengruhi oleh
faktor-faktor personal maupun kelompok budaya. Faktor-faktor personal yang
mempengaruhi komunikasi antarpribadi antara lain, faktor kognitif seperti
konsep diri, persepsi, sikap, orientasi diri (self orientations), dan self esteem27.
Komunikasi interpersonal melibatkan sekurang-kurangnya dua orang.
Satu orang berperan sebagai pengirim informasi, dan seorang lainnya sebagai
penerima. Secara teoritis, kelancaran komunikasi ditentukan oleh peran kedua
orang tersebut dalam memformulasikan dan memahami pesan. Berikut ini
dikemukakan lima asas komunikasi interpersonal. Kiranya asas-asas
komunikasi tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan ketika seseorang akan
merancang suatu proses komunikasi interpersonal. 28
1. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran orang
lain. Komunikasi interpersonal melibatkan sekurang-kurangnya dua
27
28
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2011 Hal 55-56
Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011 Hal 13
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
orang, dan masing-masing memiliki keunikan jalan pikiran. Dalam hal
memformulasikan maupun menerima pesan, sangat dipengaruhi oleh jalan
pikiran orang yang bersangkutan. Agar komunikasi dapat berjalan efektif,
maka dipersayaratkan di antara orang-orang yang terlibat komunikasi
tersebut memiliki pengalaman bersama dalam memahami pesan. Tatkala
pesan itu dimaknai berbeda, maka akan terjadi miscommunication.
Perbedaan pemaknaan dapat disebabkan oleh banyak factor, antara lain
latar belakang pengetahuan Bahasa. Misalnya komunikasi interpersonal
antara seorang yang menggunakan Bahasa Sunda. Kata “gedhang” dalam
Bahasa Jawa berarti pisang, tetapi dalam Bahasa Sunda berarti papaya.
2. Orang hanya bisa mengerti suatu hal dengan menghubungkannya pada
suatu hal lain yang telah dimengerti. Artinya ketika memahami suatu
informasi, seseorang akan menghubungkannya dengan pengalaman dan
pengetahuan yang sudah dimengerti. Misalnya ketika mendengar bunyi
kentongan, asosiasi dapat berbeda-beda. Bagi sekelompok orang, bunyi
kentongan dimaknai sebagai adanya orang yang sedang bertugas ronda
yaitu menjaga keamanan lingkungan, namun bagi kelompok orang lain
dapat dimaknai berbeda-beda: pedagang mie ayam, petani menghalu
burung yang menyerang tanaman padi, dan sebagainya.
3. Setiap orang berkomunikasi tentu mempunyai tujuan. Komunikasi
interpersonal bukanlah keadaan yang pasif, melainkan suatu action
oriented, ialah suatu tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu.
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tujuan komunikasi itu mulai dari sekedar ingin menyapa atau sekedar
basa-basi untuk mengunjukkan adanya perhatian kepada orang lain,
menyampaikan informasi, sekedar untuk menjaga hubungan, sampa i
kepada keinginan mengubah sikap dan perilaku orang lain. tentu saja
komunikasi bertujuan mengubah sikap dan perilaku memerlukan
perencanaan yang lebih matang ketimbang komunikasi yang sekedar ingin
menyampaikan informasi.
4. Orang yang telah melakukan komunikasi mempunyai suatu kewajiban
untuk meyakinkan dirinya bahwa ia memahami makna pesan yang akan
disampaikan itu. Dalam hal ini proses encoding memiliki arti sangat
penting. Hal ini disebabkan isi pikiran atau ide dari seseorang
komunikator perlu diformulasikan secara tepat menjadi pesan yang benarbenar bermakna sesuai denga nisi perkiraan tersebut. Dengan demikian
sebelum pesan tersebut diinformasikan kepada orang lain, seorang
komunikator harus terlebih dulu meyakini bahwa makna pesan yang akan
disampaikan sudah sesuai dengan yang diinginkan.
5. Orang yang tidak memahami makna informasi yang diterima, memiliki
kewajiban untuk meminta penjelasan agar tidak terjadi bias komunikasi.
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya mis-komunikasi, diperlukan
kesediaan masing-masing pihak yang berkomunikasi untuk memimta
klarifikasi sekiranya tidak memahami arti pesan yang diterimanya.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.2 Tipe Komunikasi Interpersonal/Antarpribadi
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss29 menjelaskan bahwa komunikasi
insani atau komunikasi antarmanusia muncul dalam beberapa tipe situasi yang
berbeda, yaitu : (1) Komunikasi dua orang, (2) Wawancara, (3) Komunikasi
kelompok kecil, (4) Komunikasi publik, (5) Komunikasi organisasional, dan
(6) Komunikasi massa. Dari keenam tipe komunikasi antar manusia ini,
apabila dikaitkan dengan karakteristik komunikasi interpersonal yang bersifat
diadik dan langsung (tatap muka), maka dapat dikemukakan di sini tiga tipe
komunikasi interpersonal, yaitu : (1) Komunikasi dua-orang, (2) wawancara,
dan (3) komunikasi kelompok kecil30.
Komunikasi Dua Orang
Komunikasi dua orang atau komunikasi diadik mencakup segala jenis
hubungan antarpribadi, antara satu orang dengan orang lain, mulai dari
hubungan yang paling singkat (kontak) biasa, sampai hubungan yang bertahan
lama dan mendalam. Contoh komuniksi diadik adalah suami-istri, guru-murid,
pimpinan-bawahan, dan sebagainya. ciri komunikasi diadik itu sendiri adalah
pihak-pihak yang terlibat komunikasi berbeda dalam jarak yang dekat. Kontak
merupakan tipe komunikasi dua orang yang berlangsung singkat, karena di
antara dua orang itu barangkali hanya saling memandang, tegur sapa,
29
30
Ibid.16
Ibid.Hal 16-19
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tersenyum, dan sebagainya. Dalam proses komunikasi diadik, sifat hubungan
antara dua orang yang saling berinteraksi dapat dikelompokan dalam dua
kategori, yakni : komunikasi yang bersifat terbuka, dan tertutup. Pola
komunikasi dua orang yang bersifat terbuka, ditandai oleh sikap keterbukaan
di antara keduanya. Pola komunikasi seperti ini sering dinamakan pola
komunikasi “dokter-pasien” ditujukkan oleh adanya sikap keterbukaan pasien
ditunjukkan dengan kesediaan menjawab secara jujur mengenai penyakit yang
dideritanya. Sementara itu keterbukaan sang dokter, ditunjukkan oleh
penyampaian informasi rencana tindakan yang akan diambil oleh dokter.
Untuk pola komuniksi diadi yang bersifat tertutup, contohnya adalah
proses interogasi. Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seorang
yang dalam control, di mana satu pihak meminta atau bahkan menuntut
informasi dari yang lain, sementara pihak lain justru berusaha menyimpan
informasi yang benar, dan memberikan informasi yang tidak benar untuk
mengelabuhi pihak penginterogasi.
Komunikasi interpersonal dua orang dapat terjadi secara primer
maupun sekunder. Apabila pihak-pihak yang mengadakan komunikasi dapat
langsung bertemu dan berhadapan muka, hal itu dikatakan bersifat primer.
Sedangkan apabila dalam kontak itu diperlukan suatu perantara yang dapat
berupa orang-perorangan ataupun media, dikatakan kontak tersebut bersifat
sekunder.
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Wawancara
Wawancara adalah suatu tipe komunikasi interpersonal di mana dua
orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya seorang
pimpinan mewawancarai karyawan yang menjadi bawahannya untuk mencari
informasi mengani pelaksanaan suatu pekerjaan. Dalam komunikasi
interpersonal tipe wawancara ini, arah distribusi pesan bersifat relative tetap.
Pewawancara bertindak sebagai perancang dan pencipta berbagai pertanyaan,
sedangkan terwawancara bertindak sebagai penerima pertanyaan, dan
selanjutnya menyampaikan jawaban atau umpan balik.
Kefektifan wawancara ditentukan oleh sejauh mana informasi yang
ingin dikumpulkan telah tercapai. Oleh karena itu agar supaya informasiinformasi penting yang diinginkan dapat diperoleh dari pihak terwawancara
yang berisi butir-butir pertanyaan penting yang akan diajukan. Jadi fungsi
pedoman wawancara adalah untuk mengontrol fokus materi wawancara itu
sendiri. Keefektifan wawancara juga dipengaruhi oleh mutu jawaban dari
pihak terwawancara. Dalam kaitan ini perlu diingat, bahwa mutu jawaban
sangat tergantung pada siapakah terwawancara dapat menangkap isi
pertanyaan dengan tepat, serta bersedia menjawabnya dengan baik.
Komunikasi kelompok Kecil
Komunikasi kelompok kecil merupakan salah satu tipe komunikasi
interpersonal, di mana beberapa orang terlibat dalam suatu pembicaraan,
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
percakapan, diskusi, musyawarah, dan sebagainya. Istilah “kelompok kecil”
memiliki tiga makna : (1) jumlah anggota kelompok memang hanya sedikit
orang; (2) dianatara para anggota kelompok itu saling menganl dengan baik;
dan (3) pesan yang dikomunikasikan bersifat unik, khusus, dan terbatas bagi
anggota sehingga tidak sembarang orang dapat tergabung dalam kelompok
itu.
2.4
Komunikasi Antarbudaya
Willian B Hart II mengatakan bahwa komunikasi dan kebudayaan
tidak sekedar dua kata tetapi dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Harus
dicatat bahwa studi komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai studi
yang menekankan pada efek budaya terhadap komunikasi31. Larry A
Samovar, dkk dalam bukunya Communication between cultures memberikan
definisi tentang komunikasi antarbudaya sebagai satu bentuk komunikasi yang
melibatkan interaksi antara orang-orang yang persepsi budaya dan system
simbolnya cukup berbeda dalam suatu komunikasi32. Dalam pandangan
Samovar dan kawan-kawan ini, komunikasi antarbudaya terjadi ketika
anggota dari suatu budaya tertentu memberikan pesan kepada anggota dari
budaya yang lain. komunikasi antarbudaya sering melibatkan perbedaaanperbedaan ras dan etnis, namun komunikasi antarbudaya juga berlangsung
31
Rini Darmastuti, Mindfullness dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta; Mata Padi Pressindo.
2013.Hal 63.
32
Ibid.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ketika muncul perbedaan-perbedaan yang mencolok tanpa harus disertai
perbedaan-perbedaan ras dan etnis. Untuk memahami kajian komunikasi
antarbudaya maka kita mengenal beberapa asusmsi, yaitu33 :
1. komunikasi antarbudaya di mulai dengan anggapan dasar bahwa ada
perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan
2. Dalam komunikasi antarbudaya terkandung isi dan relasi antarpribadi
3. Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi
4. Komunikasi antarbudaya bertujuan mengurangi tingkat ketidakpastian
5. Komunikasi berpusat pada kebudayaan
6. Efektivitas antarbudaya merupakan tujuan komunikasi antarbudaya
Melalui asumsi di atas dapat kita ketahui bahwa komunikasi antarbudaya
berkaitan erat dengan pola komunikasi antarpribadi yang
meliputi
penyampaian pesan secara verbal dan non verbal. Dalam bukunya Alo
Liliweri34 mengatakan “komunikasi manusia itu dapat dipahami sebagai
interaksi antarpribadi melalui pertukaran simbol-simbol linguistik, misalnya
symbol verbal dan non verbal”.
Secara khusus,
fungsi komunikasi antarbudaya adalah untuk
mengurangi ketidakpastian. Ketika kita memasuki wilayah (daerah) orang lain
kita dihadapkan dengan orang-orang yang sedikit atau banyak berbeda dengan
33
34
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011.Hal 15
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011.Hal 6
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kita dari berbagai aspek (social, budaya, ekonomi, status, dan lain-lain). Pada
waktu itu pula kita dihadapkan dengan ketidakpastian dan ambiguitas dalam
komunikasi. Untuk mengurangi ketidakpastian seseorang melakukan prediksi
sehingga komunikasi bisa berjalan efektif 35.
Menurut Gundykunstt dan Kim, usaha untuk mengurangi tingkat
ketidakpastian itu dapat dilakukan melalui tiga tahap interaksi yaitu36 :
1. Pra-kontak atau tahap pembentukan kesan melalui symbol verbal maupun
nonverbal (apakah komunikan suka berkomunikasi atau menghindari
komunikasi
2. Initial contac and impression, yakni tanggapan lanjutan atas kesan yang
muncul dari kontak awal tersebut.
3. Closure, mulai membuka diri anda sendiri yang semula tertutup melalui
atribusi dan pengembangan keperibadian implisif. Menurut Johnson.
Pembukaan diri memiliki dua sisi, yaitu bersikap terbuka kepada yang lain
dan bersikap terbuka bagi yang lain.
2.5
Model Komunikasi Antarbudaya
Komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota
suatu budaya lain dan penerima,kita segera dihadapkan kepada masalah-
35
Dadan Anugrah. Komunikasi Antarbudaya (Konsep dan Aplikasinya), Jakarta: Jala Permata. 2008.
Hal 22
36
Op.cit, Hal 22
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
masalah yang ada dalam suatu situasi dimana suatu pesan disandi dalam suatu
budaya dan harus disandi baik dalam budaya lain37. Seperti telah kita lihat
budaya mempengaruhi orang yang berkomunikasi.akibat perbendaharaan
yang dimiliki dua orang berbeda budaya dapat menimbulkan segala macam
kesulitan. Pengaruh budaya atas individu dan masalah-masalah penyandian
dan penyandian balik pesan, terlukis dalam model di bawah ini:
A
B
C
Gambar 1.1 model komunikasi antar budaya
Sumber: Porter & Samovar (1998:54) (dalam Rahmat & Mulyana,2006)
a. Budaya A dan B relative serupa; diwakili oleh segi empat dan segi
delapan tidak beraturan yang menyerupai segi empat
b. Budaya C sangat berbeda dari budaya A dan B,perbedaannya tampak pada
bentuk melingkar dan jarak fisiknya dari budaya A dan B.
37
Ahmad Sihabudini, komunikasi Antarbudaya Suatu Persepektif Multidimensi, Jakarta; Bumi
Aksara.2011, hal 21-23.
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proses komunikasi antarbudaya dilukiskan oleh panah-panah yang
menghubungkan antarbudaya.
a. Pesan mengandung makna yang dikehendaki oleh penyandi (encoder)
b. Pesan mengalami suatu berubahan dalam arti pengaruh budaya penyandi
balik (decoder),telah menjadi bagaian dari makna pesan.
c. Makna pesan berubah selama fase penerimaan/penyandian balik dalam
komunikasi antarbudaya karena makna yang dimiliki decoder tidak
mengandung makna budaya yang sama dengan encoder.
Panah-panah pesan menunjukkan:
d. Perubahan antara budaya A dan B lebih kecil daripada perubahan budaya
A dan C
e. Karena
budaya C tampak berbeda dari budaya A dan B,penyandian
baliknya juga sangat berbeda dan lebih menyerupai pola budaya c38.
Model menunjukan bahwa bisa terdapat banyak ragam perbedaan budaya
dalam komunikasi antarbudaya.komunikasi antarbudaya terjadi dalam
banyak ragam situasi,yang berkisar dari ragam interaksi antara orangorang yang berbeda budaya secara ekstrem sehingga interaksi antara
38
Porter & Samovar (1998:54) (dalam Rahmat & Mulyana,2006)
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
orang-orang yang memiliki budaya dominan yang sama,tetapi memiliki
subkultur dan subkelompok berbeda.
2.5.1. Interaksi Antarbudaya
Dari literature yang telah diterbitkan dapat kita ketahui bahwa studi
komunikasi antarbudaya baru menarik minat banyak ilmuan sejak permulaan
dasawarsa tujuh puluhan. Michael H Prosser,telah turut memperkaya
kepustakaan bidang komunikasi antarbudaya dengan beberapa publikasinya.
Diantaranya banyak membuat konsep-konsep pemikiran tentang objek dan
tujuan studi komunikasi antarbudaya itu ialah cultural dialogue yang menjadi
pokok pembahasan tulisan ini.
Komunikasi antarbudaya menurut Prosser dalam bukunya cultural
dialogue:an introduction Communication,ialah komunikasi antar personal
pada tingkat individu antar anggota-anggota kelompok budaya yang berbeda.
Pengertian ini dibedakan dengan pengertian komunikasi lintas budaya
(crosscultural communication) yang diberi batasan sebgai komunikasi secara
kolektif antara kelompok-kelompok orang yang menjadi pendukung
kebudayaan yang berbeda
39
. Tujuan cultural dialogue ini,hanya sekedar
memberikan suatu pandangan humanistis terhadap teori dan praktik
39
Ahmad SIhabudin ,komunikasi antarbuday Suatu Persepektif Multidimensi, Jakarta:PT.Bumi Kasara.
2011. Hal 45
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
komunikasi sebagai aspek penting dari kemanusiaan kita. Buku ini akan
menempatkan komunikasi, baik yang dalam bentuk tidak sengaja mapun yang
disengaja,di dalam konteks setting budaya.
Budaya dan komunikasi menjelmakan diri dalam kerangka interaksi.
Interaksi ini dapat disebut sebagai pengejawantahan wacana sosial (said of
social discourse). Inilah yang memberi ukuran dan bentuk dialog budaya
kita,baik dengan sesama anggota pendukung budaya kita sendiri maupun
dengan pendukung budaya-budaya yang lain.
Artinya, komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah
anggota budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya.
Dalam kedaan demikian, menurut Porter dan Samavor dalam buku
Intercultural Communication: A reader (1982) mengatakan kita segera
dihadapkan kepada masalah-masalah yang ada dalam suatu situasi dimana
suatu pesan disandi dalam suatu budaya dan harus kepada orang yang berbeda
budaya, yang dapat menimbulkan segala macam kesulitan.
2.5.2 Permasalahan dalam komunikasi Antarbudaya
Lewis dan Slade, menguraikan tiga kawasan yang paling problematik
dalam lingkup pertukaran budaya. Ketiga hal tersebut adalah kendala Bahasa,
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perbedaan nilai dan perbedaan pola perilaku budaya 40. Kendala yang pertama
adalah perbedaan Bahasa. Perbedaan Bahasa yang disebabkan karena
perbedaan makna dari setiap symbol yang digunakan dalam Bahasa sering
kali menjadi kawasan problematic dalam komunikasi antarbudaya. Selain itu,
perbedaaan logat, intonasi dan tekanan yang digunakan dalam setiap Bahasa
juga seringkali menjadi permasalahan yang muncul dalam komunikasi
antarbudaya. Dalam kelompok masyarakat tertentu, intonasi yang cepat dan
tekanan yang tajam bisa jadi akan memiliki makna biasa tanpa ada maksud
marah, tetapi bagi masyarakat lain, intonasi yang cepat dan tekanan yang
tajam dalam berbahasa akan mengandung makna marah41.
Kendala yang kedua adalah perbedaan nilai. Perbedaan nilai ini
disebabkan karena perbedaan ideology yang dimiliki oleh setiap budaya.
Sebagai contoh, masyarakat Jawa memiliki nilai yang dianut dalam kehidupan
mereka yang memandang bahwa “ mangan ra mangan asal kumpul” .
pandangan ini memiliki nilai dan ideology yang melihat hidup bersama dalam
kedekatan itu lebih penting dibandingkan dengan kebutuhan akan makan42.
Kendala yang ketiga adalah kendala karena perbedaan pola perilaku
budaya. Kendala ini biasanya muncul karena ketidak mampuan masyarakat
40
Rini Darmastuti, Mindfullness dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta; Mata Padi Pressindo.
2013) hal 68.
41
Ibid
42
Op.cit hal 70
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kita dalam memahami dan menerjemahkan perilaku budaya yang dimiliki oleh
masyarakat lainnya43. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif.
Unsur-unsur sosio budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia. Untuk menyederhanakan dan membatasi pembahasan kita,
kita akan memeriksa beberapa unsur sosio-budaya yang berhubungan dengan
komunikasi antarbudaya, yaitu Bahasa, kata-kata dan makna, nada suara,
emosi dan kontak fisik, dampak waktu secara kultural, tempat, hubunganhubungan kelas social, persepsi, system kepercayaan, nilai dan sikap 44.
1. Bahasa
Bentuk yang paling nyata dalam komunikasi adalah Bahasa.
Secara sederhana Bahasa dapat diartikan sebagai suatu sistem
lambang yang terorganisasi, disepakati secara umum, dan
merupakan hasil belajar, yang digunakan untuk menyajikan
pengalaman-pengalaman dalam suatu komunitas geografis atau
budaya. Bahasa merupakan alat utama yang digunakan budaya
untuk menyalurkan kepercayaan, nilai dan norma. Bahasa
merupakan alat bagi orang-orang untuk berinteraksi dengan orang-
43
Loc.cit, 70
Ahmad Sihabudi, komunikasi Antarbudaya Suatu Persepektif Multidimensi, Jakarta:PT.Bumi
Aksara.2011, hal 27
44
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
orang lain dan juga sebagai alat untuk berpikir. Bahasa berfungsi
sebagai suatu mekanisme untuk berkomunikasi dan sekaligus
sebagai pedoman untuk melihat realitas sosial45.
2. Kontak fisik (Menyentuh atau TIdak Menyentuh)
Kontak fisik paling umum adalah berjabat tangan, dan
dibandingkan
dengan
orang
Eropa
dan
Amerika,
kita
melakukannya lebih sedikit. Jabat tangan adalah bentuk sapaan
atau cara menyatakan perpisahan yang paling impersonal. Menurut
Edward T Hall, ia membedakan empat macam jarak yang
menurutnya menggambarkan macam hubungan yang dibolehkan.
Jarak pribadi (Personal distance), kita semua memiliki daerah
yang kita sebut jarak pribadi. Daerah ini melindungi kita dari
sentuhan orang lain dalam fase dekat jarak pribadi ini anatara 45
sampai 75 cm, dan fase jauh 75 sampai 120 cm.
Jarak social (Social distance) fase dekat ini dari 120 sampai 210
cm adalah jarak yang digunakan bila melakukan pertemuan bisnis
dan interaksi pada pertemuan bersifat social.
45
Ibid 28
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jarak public (Public distance) fase dekat 360 sampai 450 cm
pada jarak ini seseorang dapat mengambil tindakan defensive bila
terancam46.
3. Lima Dimensi Waktu
Ide ide kita tentang waktu tertanam dalam diri kita sejak kecil.
Bila gagasan-gagasan kita tentang waktu ini bertentangan dengan
perilaku orang lain, kita bereaksi dengan marah, tidak tahu apa
sebabnya. Bagi orang-orang bisnis, lima konsep waktu yang
biasanya dilakukan adalah waktu untuk bertemu, berdiskusi,
berkenalan, berkunjung, dan jadwal waktu. Di Amerika latin, kita
tidak perlu kaget bila harus menunggu berjam-jam di luar kantor.
Bila kita menafsirkan ketepatan waktu dengan cara Amerika latin,
menunggu selama 45 menit tidaklah luar biasa, dari, daripada
menunggu selama 5 menit di Amerika Serikat47.Setiap budaya
memiliki cara-caranya sendiri untuk menekankan orang agar
menghasilkan sesuatu yang diinginkan.
46
47
Ibid 32
Ibid 33
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Pengaruh Status atas Komunikasi
Kita akan keliru mengira bahwa pola-pola komunikasi yang
kita amati di seluruh dunia, tak lebih dari kumpulan adat istiadat
yang tak berarti. Pola komunikasi suatu masyarakat tertentu
merupakan bagian dari keseluruhan pola budaya dan dapat
dipahami dalam konteks tersebut. Perbedaan status dan kelas
social menyebabkan orang-orang yang berbeda status sulit
menyatakan opini secara bebas dan terus terang dalam diskusi dan
perdebatan48.
5. Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk
memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari
lingkungan eksternal49. Secara umum dipercaya bahwa orangorang berperilaku sebagai hasil dari cara mereka mempersepsi
dunia sedemikian rupa. Perilaku-perilaku ini dipelajari sebagai
bagian dari pengalaman budaya mereka. Artinya, kita merespon
kepada suatu stimuli sedemikian rupa, sesuai dengan budaya yang
telah diajarkan kepada kita. Ada tiga unsur sosio budaya
berpengaruh besar, dan langsung terhadap makna yang kita bangun
48
49
Ibid 37.
Ibid 38
42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam persepsi kita, yaitu : system kepercayaan (belief), system
nilai (Value), system sikap (attitude), pandangan dunia (world
view), dan organisasi social (social organization).
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download