PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR STANDAR KOMPETENSI MEMPERSIAPKAN DAN MENGOPERASIKAN PERALATAN TRANSAKSI DI LOKASI PENJUALAN DENGAN PEMBELAJARAN JIGSAW DAN EXPLICIT INSTRUCTION Aries Suharminanto SMKN 1 Pogalan Email: [email protected] Jalan Tulungagung 03 Ngetal Pogalan Trenggalek Abstrak: Penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan dan hambatan yang muncul yaitu prestasi belajar rendah yang dimungkinkan karena keaktifan siswa dan kooperatif antar siswa dalam pembelajaran belum terbangun dengan baik. Untuk itu ditetapkan judul penelitian ini adalah “Peningkatkan Prestasi Belajar Standar Kompetensi Mempersiapkan Dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan Dengan Pembelajaran Jigsaw dan Explicit Instruction Pada Siswa Kelas XI Pemasaran 1 semester 1 tahun 2013-2014 Di SMKN 1 Pogalan”. Tujuan utama penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar siswa dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dilihat dari tehnik pelaksanaan dan tehnik perlakuan terhadap subyek, penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. seperti model dari Kemmis dan Taggart (Suharsimi Arikunto; 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Hasil dari penelitian ini adalah meningkatnya prestasi belajar standar kompetensi Mempersiapkan Dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan dengan pembelajaran jigsaw dan Explicit Instruction pada siswa Kelas XI Pemasaran 1 semester 1 tahun 2013-2014 di SMKN 1 Pogalan yaitu sebagai berikut: peningkatan keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II yaitu : 72 % ; 94%, peningkatan kooperatif siswa dari siklus I ke siklus II yaitu :78% ; 100% dan peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 86% ; 100%. Kata kunci: prestasi belajar, Jigsaw dan Explicit Instruction Abstract: This research was done because the problems and obstacles that arise from low learning achievement made that was possible because of the activeness of the students and cooperative learning among students has not been well. Previous learning experience the problems and obstacles that arise are low learning achievement made possible because of the liveliness of the students and cooperative learning among students has not been well. The main purpose of this research is to improve student achievement where teachers are deeply involved in research ranging from planning, action, observation and reflection.Seen from the technical implementation and technical treatment of the subject, this study is an action research (action research), because the research carried out to solve the problem of learning in the classroom. as a model of Kemmis and Taggart (Suharsimi Arikunto; 2002: 83), which is spiral-shaped from one cycle to the next cycle. Results from this study is the increased learning achievement standards of competence Preparing And Operating Equipment Sales Transactions In locations with learning Jigsaw and Explicit instruction XI of Class Marketing 1 semester 1st year 2013-2014 at SMK 1 Pogalan is as follows: an increase in activity of students of the first cycle to the second cycle, namely: 72%; 94%, increased cooperative students from the first cycle to the second cycle, namely: 78%; 100% and an increase in student achievement from the first cycle to the second cycle of 86%; 100%. Keywords: student achievement , Jigsaw and Explicit Instruction 175 176 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016 kelompok didasarkan pada keadaan standar PENDAHULUAN Pelaksanaan pembelajaran harus komunikasi yang nyaman dan baik. mengacu pada tujuan dan target yang ingin Oleh karena itu pada penelitian penelian dicapai, karena tercapainya tujuan dan tindakan ini akan diterapkan strategi target hasil merupakan hal paling penting pembelajaran dalam pembelajaran. Tujuan Pendidikan Explicit Menengah Kejuruan yang tertuang dalam kompetensi kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) Mengoprasikan Peralatan Transaksi Di Spektrum SMK Negeri 1 Pogalan edisi Lokasi Penjualan Pada Siswa Kelas XI 2009 Pemasaran 1 semester 1 tahun 2013-2014 adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, kooperatif Instruction Jigsaw bagi Mempersiapkan dan standar Dan Di SMKN 1 Pogalan. serta keterampilan untuk hidup mandiri Dari uraian diatas dapat ditentukan dan mengikuti pendidikan lebih lanjut rumusan masalahnya adalah: “Bagaimana sesuai peningkatkan dengan kejuruanya, sedangkan prestasi belajar standar Mempersiapkan Dan target hasilnya adalah pembelajaran yang kompetensi menyenangkan, Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di bermakna, terjadinya perubahan menjadi lebih baik dan prestasi Lokasi Penjualan dengan belajar Hasil Jigsaw dan Explicit Instruction pada siswa belum kelas XI Pemasaran 1 semester 1 tahun yang memuaskan. pembelajaran sebelumnya menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal pelajaran ini Pogalan?” diduga karena dalam proses pembelajaran 2013-2014 di SMK Negeri 1 pembelajaran belum menerapkan model Tujuan penelitian tindakan kelas ini pembelajaran kooperatif sehingga belum adalah : untuk mengetahui peningkatan terjadi keaktifan, kooperatif antar siswa prestasi sehingga materi dirasa sulit dipahami yang Mempersiapkan akhirnya hasil belajar rendah. Salah satu Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan model pembelajaran kooperatif adalah dengan Jigsaw. Pada pembelajaran berkelompok belajaran jigsaw dan Explicit instruction semacam Jigsaw ini siswa dikelompokkan pada siswa kelas XI Pemasaran 1 semester dalam beberapa kelompok kecil yang 1 tahun pelajaran dengan Negeri 1 Pogalan. anggota kelompok heterogen sesuai dengan peta kemampuan siswa yang dipahami oleh guru sedangkan jumlah belajar Standar Dan Kompetensi Mengoperasikan menggunakan metode pem- 2013-2014 Di SMK Manfaat penelitian bagi siswa dapat lebih mudah memahami Standar Kompetensi teori tentang Mengoperasikan Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 177 Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan, ketika ia berada di sekolah maupun di lebih mudah meningkatkan ketrampilan lingkungan rumah dalam sendiri”. Disamping Standar Kompetensi Mem- atau keluarganya itu untuk persiapkan Dan Mengoperasikan Peralatan meningkatkan hasil belajar siswa seorang Transaksi Di Lokasi Penjualan. Manfaat guru dituntut untuk pandai mengadakan bagi guru menambah wawasan Guru dalam variasi dalam mengajar. penggunaan metode pembelajaran jigsaw Menurut E.Mulyasa (2005 :80) salah dan explicit Instruction pada Standar satu metode dalam pembelajaran adalah Kompetensi Dan pendekatan jigsaw. Menurut Suryanto Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di (1998) pembelajaran kooperatif jigsaw Lokasi Penjualan, dapat memberi motivasi adalah salah satu jenis belajar kelompok untuk dengan kekhususan sebagai berikut: (a) Mempersiapkan mencari tehnik masalah pembelajaran dengan Standar penyelesaian yang berkaitan Kompetensi Mem- kelompok terdiri atas anggota yang heterogen, (b) ada ketergantungan positif persiapkan Dan Mengoperasikan Peralatan diantara Transaksi Di Lokasi Penjualan. Manfaat masing-masing individu memiliki rasa bagi SMK Negeri 1 Pogalan, tanggung sekolah anggota jawab, kelompok, (c) karena kepemimpinan mendapat masukan atau informasi tentang dipegang bersama, (d) guru mengamati alternative penggunaan metode kerja kelompok dan melakukan intervensi pembelajaran jigsaw explicit bila perlu, dan (e) setiap anggota kelompok dan Instruction, dapat meningkatkan prestasi harus belajar siswa yang berarti meningkatkan kelompok. mutu tersebut, juga dimiliki oleh karakteristik pendidikan di Sekolah, dapat memotivasi para Guru untuk menggunakan metode pembelajaran secara variatif. Menurut siap menyajikan Dari kelima hasil kerja kekhususan dari strategi pembelajaran jigsaw. Metode pembelajaran Explicit Muhibbin (1995 : 63 ) Intruction atau pengajaran langsung yang dalam bukunya psikologi belajar: “belajar dikembangkan oleh Rosenshina & Stevens, adalah dalam makalah kegiatan yang berproses dan yang disajikan pada merupakan unsur yang sangat fundamental workshop penyusunan perangkat dalam penyelenggaraan setiap jenis dan pembelajaran (Edy Suwito, 2008:7) bahwa jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa metode Explicit berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan metode pembelajaran yang terdiri dari pendidikan itu amat tergantung pada beberapa langkah untuk meningkatkan proses belajar yang dialami siswa baik pembelajaran Instruction merupakan ketrampilan Langkah- 178 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016 langkahnya adalah : (1) penyampaian tujuan pembelajaran, (2) memeriksa METODE PENELITIAN Tujuan utama dari penelitian apakah siswa sudah siap untuk menerima tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran dengan materi yang akan belajar di kelas dimana guru secara penuh disampaikan, terlibat (3) penyampaian materi dalam penelitian mulai dari dengan cara mendemonstrasikan secara perencanaan, tindakan, pengamatan dan langsung untuk membantu pemahaman refleksi. Dilihat dari tehnik pelaksanaan siswa, (4) dan tehnik perlakuan terhadap subyek, memberikan latihan-latihan tentang materi yang sudah disampaikan, penelitian (5) melakukan diskusi dan memberikan tindakan masukan dari jawaban siswa. penelitian dilakukan untuk memecahkan Penilaian (action penelitian research), karena masalah pembelajaran di kelas. Penelitian merupakan masalah yang rutin namun ini juga termasuk penelitian deskriptif, merupakan tahap yang harus dilakukan sebab menggambarkan bagaimana suatu disetiap jenjang pendidikan dalam rangka teknik pengukuran hasil pembelajaran. Karena bagaimana hasil yang diinginkan dapat penilaian tingkat dicapai. Seperti model dari Kemmis dan dalam Taggart (Suharsimi Arikunto; 2002:83), menempuh studinya. Menurut Sumadi yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu Surya Brata dalam bukunya Psikologi ke siklus yang berikutnya sehingga sangat Pendidikan sesuai untuk penelitian tindakan kelas. adalah belajar merupakan bukan keberhasilan hasil ini melihat seorang siswa mengemukakan cara-cara melakukan penilaian dengan tes/ulangan, pembelajaran Sebelum diterapkan masuk pada siklus dengan memberikan/ melakukan tugas dilakukan tindakan pendahuluan tertentu, berupa menanyakan memberi dengan berbagai kuis/wawancara hal, tugas/menyuruh dengan I yang permasalahan kemudian memulai pelaksanaan siklus meliputi perencanaan, karangan, dengan menyuruh mereproduksi laksanaan, pengamatan, hal-hal yang telah diterima sebagai pelajar. Langkah pada siklus berikutnya adalah ( Surabaya, 1993:318 ) Surya Brata juga perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, berpendapat cara yang paling pengamatan, dan refleksi. Masing-masing umum dalam penilaian adalah dengan siklus dikenai perlakuan/alur kegiatan yang cara menguji anak didik atau calon anak sama dan membahas satu kompetensi dasar didik. (KD) yang diakhiri dengan tes. bahwa membuat identifikasi dan tindakan/pedan refleksi. Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 179 menjelaskan bagaimana siswa bekerja Perencanaan Tahap ini diawali dengan pemilihan metode penelitian yaitu kemudian dalam kelompok. menanyakan sebagai berikut: dengan Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas Bulan (Tahun 2013/2014) Uraian kegiatan Juli Agustus September OktoberNopemberDesember Januari 1 Pra Siklus untuk mengetahui pengetahuan awal siswa guru menyusun jadwal pelaksanaan penelitian No Selanjutnya beberapa materi yang hal berkaitan akan dipelajari. Setelah itu guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil beranggotakan Mengoperasikan alat komunikasi 1 Menyusun perencanaan dan istrumen 6 orang sebagai kelompok asal. Masing- 2 Pengumpulan data dan pelaksanaan tindakan Siklus I masing anggota kelompok diberikan tugas Siklus II 3 Analisa data 4 Pembahasan dengan indikator yang berbeda. Anggota 5 Laporan hasil penelitian Penelitian ini direncanakan akan kelompok yang memiliki tugas membahas dilakukan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus indikator II dengan pertimbangan banyaknya jumlah membentuk kompetensi dasar yang akan dipelajari kelompok ahli. Kelompok ahli berdiskusi pada standar kompetensi ini. Setiap siklus membahas/mempelajari tentang materi dan memerlukan 20 x 45 menit atau 4 kali indikator yang menjadi tugasnya kemudian tatap muka dengan rincian: 2 kali tatap tim ahli kembali ke kelompok masing- muka (10 X 45 menit) untuk pelaksanaan masing dan menjelaskan kepada anggota tindakan/pembelajaran, 1 kali tatap muka kelompok (5 X 45 menit) untuk tes, 1 kali tatap muka masing-masing sampai seluruh anggota (5 X 45 menit) untuk remidi (sesuai kelompok memahami. Kemudian masing- dengan kebutuhan). masing kelompok ahli mempresentasikan Langkah yang sama kelompok asal selanjutnya mempersiapkan materi pembelajaran, mengembangkan Setelah format observasi, mengembangkan menyelesaikan tentang bertemu baru hasil dan sebagai diskusi hasil diskusinya secara teori dan praktek. seluruh kelompok sudah pekerjaannya guru perangkat tes dan melakukan pembagian memberikan pemantapan materi pelajaran dan penetapan anggota kelompok. yang sudah berlangsung. Di akhir siklus Tindakan dilakukan tes untuk mengukur tingkat Guru membuka pelajaran dengan menghubungkan mata pelajaran dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dialami siswa sendiri kemudian guru memberitahukan tujuan mata pelajaran, menyampaikan metode penilaian dan penyerapan materi pembelajaran. Pengamatan Pengamatan kegiatan dilakukan pembelajaran selama berlangsung meliputi indikator keaktifan siswa dan 180 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016 Jumlah skor yang kooperatif siswa menggunakan lembar Presentase observasi yang sudah disiapkan. keberhasilan Refleksi dicapai = Jumlah skor maksimal Dilaksanakan untuk mengevaluasi pelaksanaan tindakan siklus I kemudian X 100 (Sumber : Suharsimi Arikunto, 1998 :38) hasilnya digunakan sebagai bahan acuan untuk tindakansiklus perencanaan pada berikutnya pembenahan siklus berikutnya yaitu pelaksanaan dan begitu Setelah dihitung dengan rumus prosentase keberhasilan tindakan, kemudian disesuaikan dengan taraf keberhasilan tindakan sbb : selanjutnya. Tabel 1. Taraf Keberhasilan Tindakan Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan/observasi dan tes hasil Prosentase Keberhasilan belajar. .Pengamatan/observasi dilakukan Taraf Keberhasilan 90 – 100% Sangat Baik dengan menggunakan instrumen observasi 80 – 89 % Baik selama proses pembelajaran. Observasi 75 – 80% Cukup difokuskan pada keaktifan dan kooperatif 60 – 74 % Kurang <59 % Sangat kurang siswa dalam proses pembelajaran. Tes hasil belajar dilakukan untuk memeriksa pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dalam satu siklus. Alat yang digunakan pada siklus I dan siklus II berupa soal praktek unjuk kerja yang mengacu pada pembelajaran indikator dan standar tujuan kompetensi Mempersiapkan Mengoperasikan Peralatan dihitung, observasi/pengamatan diolah menggunakan Pencapaian dianggap berhasil adalah yang memperoleh predikat Cukup, Baik dan Sangat Naik sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Hasil Tes, data hasil tes dianalisis berdasarkan Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) 75. Siswa yang sudah mencapai KKM dinyatakan berhasil dan siswa yang Transaksi Di Lokasi Penjualan. Hasil (Sumber : Suharsimi Arikunto, 1998 :42) rumus prosentase keberhasilan sebagai berikut: belum mencapai angka tersebut dinyatakan belum berhasil dan harus remidi. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum penelitian dilakukan, pengalaman peneliti pada pembelajaran sebelumnya menunjukkan data keaktifan, Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 181 kerjasama dan prestasi siswa dalam standar kompetensi Mempersiapkan Kegiatan Pendahuluan Dan Kegiatan ini merupakan kegiatan Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di yang dilakukan sebelum penyampaian Lokasi Penjualan tergolong masih rendah. materi. Guru memberikan apersepsi untuk Dari 36 siswa yang menjadi subyek meningkatkan motivasi dan minat siswa penelitian 56%, dalam mengikuti pembelajaran. Apersepsi dan prestasi belajar dilakukan dengan mendiskusikan tentang mencapai KKM 69%, artinya ketuntasan topik untuk mendapatkan gambaran sejauh belajar klasikal hanya 69% , masih jauh mana siswa memiliki pengetahuan tentang dari prosentase ketuntasan belajar klasikal materi yang akan disampaikan. 85%. Kegiatan Inti yang kooperatif 67%, aktif hanya Guru Paparan Pelaksanaan dan Hasil Siklus 1 memulai menyampaikan Perencanaan siklus 1 membahas materi tentang mengoperasikan alat hitung kompetensi dasar 1 yaitu Mengoperasikan dengan metode jigsaw dengan kegiatan- Alat kegiatan sebagai berikut. Hitung menetapkan dengan metode kegiatan yang awal dipakai, Pertemuan 1 menyusun jadwal pelaksanaan penelitian, Pertemuan ini dilakukan dengan mempersiapkan materi pelajaran dibagi indikator: dalam 6 indikator untuk dibahas oleh peralatan (A), masing-masing /bahan perhitungan (B), Mempersiapkan anggota kelompok, Mempersiapkan / Mempersiapkan materi membagi kelas menjadi 6 kelompok kecil lay @ 6 orang sebagai kelompok asal masing- Mempersiapkan fungsi perhitungan agar masing diberikan tugas yang berbeda-beda, dapat mengembangkan instrumen dan perangkat melakukan perhitungan sesuai dengan tes. SOP, Mencatat hasil perhitungan (E). Pelaksanaan siklus 1 mulai pada out mesin lokasi dioperasikan Guru perhitungan lebih membentuk baik (C), (D), kelompok hari Selasa, Tanggal 3 September 2013 menjadi 6 kelompok awal @ 6 orang jam ke 1–5 dengan langkah-langkah, guru sebagai A, B, C, D, E dan F dimana tiap mengawali pembelajaran sesuai waktu dan anggota mendapatkan indikator bahasan jadwal yang telah ditetapkan kemudian yang berbeda, membagikan indikator yang melaksanakan harus dibahas sesuai kode indikator, pembelajaran langkah-langkah sebagai berikut. dengan meminta kepada siswa agar membentuk kelompok baru (kelompok ahli) sesuai pembagian tugas untuk mendiskusikan 182 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016 indikator mereka, melakukan pengamatan ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal proses pertanyaan dan bergantian mengajar teman satu tim seperlunya, membimbing latihan praktek , mereka tentang indikator yang mereka setelah kuasai dan memberikan selesai diskusi tiap anggota dan tiap anggota lainnya kelompok ahli kembali ke kelompok asal mendengarkan dengan sungguh-sungguh. dan bergantian mengajar teman satu tim Kemudian mereka tentang indikator yang mereka mempresentasikan kuasai elakukan pengamatan presentasi siswa, dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Kemudian tiap tim ahli tiap tim ahli hasil diminta diskusinya, guru memberi evaluasi diminta Pertemuan 3 dilakukan dengan mempresentasikan hasil diskusinya, guru indikator tes dengan 1 set soal praktek dan melakukan pengamatan presentasi siswa, Pertemuan 4 difokuskan pada kegiatan memberi remidi. evaluasi pengamatan, mebimbing latihan praktek lanjutan Kegiatan Penutup Pertemuan 2 Pada saat proses pembelajaran Pertemuan ini dilakukan dengan indikator: berlangsung, guru melakukan obsevasi melakukan verifikasi per- untuk mengetahui keaktifan dalam setiap hitungan bahwa telah akurat 100% (A), kegiatan. Kerja sama dalam diskusi juga Entry data (B), Entry harga barang (C), dijadikan sebagai dasar dalam pengamatan. Menyusun laporan kesesuaian verifikasi Guru memberi kesimpulan sebagai (D), melaporkan kerusakan alat kepada bahan pihak yang berwenang sesuai SOP (E). terhadap kesimpulan yang telah dibuat Guru sekaligus melengkapi kelompok siswa, mengadakan evaluasi pengamatan, menjadi 6 kelompok awal @ 6 orang dan menyampaikan rencana pembelajaran sebagai A, B, C, D, E dan F dimana tiap yang akan dibahas. anggota mendapatkan indikator bahasan Dari pelaksanaan siklus I diperoleh data yang berbeda, membagikan indikator yang seperti pada tabel berikut ini: harus dibahas membentuk banding sesuai dengan kode indikator, siswa membentuk kelompok baru (kelompok ahli) sesuai pembagian tugas untuk mendiskusikan indikator mereka, melakukan pengamatan proses dan memberikan pertanyaan seperlunya, setelah selesai diskusi sebagai kelompok Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 183 Tabel 2. Rekapitulasi Keaktifan, Kooperatif dan Prestasi Belajar Siklus I khusus dari guru. menunjukkan bahwa Sedang hasil tes penguasaan dan ketrampilan siswa belum terpenuhi secara Keaktifan Sikl us 1 Aktif Kooperatif KKM (78) Kurang Kooper Kurang Aktif atif kooperatif Menca Diba klasikal Mempersiapkan pai wah KKM KKM Jmlh 26 10 28 8 31 5 % 72% 28% 78% 22% 86% 14% pada Standar Dan Kompetensi Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan, Kompetensi dasar Menyiapkan dan Mengoperasikan Alat Ukur. Bila ditampilkan pada grafik batang akan terlihat: Paparan Pelaksanaan dan Hasil Siklus Grafik I. Rekapitulasi Keaktifan, Kooperatif dan Prestasi Belajar Siklus I II 40 Aktif/Kooperatif/ tuntas 30 20 Kurang Aktif/Kooperatif/ blm tuntas 10 0 KeaktifanKooperatif Ketuntasan Dari data di atas terlihat bahwa hasil dari pelaksanaan siklus I ini aktifitas siswa, kooperatif siswa dan prestasi belajar siswa lebih baik daripada pra siklus. Hal ini menunjukkan perubahan/peningkatan bahwa ada prestasi belajar setelah pelaksanaan metode pembelajaran jigsaw pada standar kompetensi Mengoperasikan Peralatan Transksi Di Dari refleksi pada siklus I perlu pembenahan dalam skenario pembelajaran siklus II, antara lain berkaitan dengan pembagian kelompok dan upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa. Lingkup belajar pada siklus II ini kompetensi dasar 2 mengoperasikan alat pembayaran baik tunai siklus I terdapat beberapa hal yang perlu perbaikan antara lain adanya beberapa siswa yang belum aktif dalam interaksi belajar dalam kelompok ada siswa yang kurang kooperatif memerlukan bimbingan non tunai. Perbaikan dilakukan dalam hal pembagian kelompok menjadi 6 kelompok kecil dengan 6 orang sebagai kelompok asal dengan anggota kelompok yang berbeda dari siklus sebelumnya dan pemanfaatan waktu tes seefektif mungkin. Pelaksanaan Lokasi Penjualan. Refleksi dari hasil pelaksanaan maupun Selasa Tanggal siklus II pada hari 1 Oktober 2013 jam pelajaran ke 1-5 dengan langkah-langkah yang serupa dengan pelaksanaan pada siklus 1 namun ditambah dengan kegiatan yang sifatnya melanjutkan dari siklus 1 yaitu ; menanyakan kembali beberapa materi penting pada siklus I, membagi 184 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016 kelompok sesuai dengan rencana perbaikan kerusakan alat sesuai dengan prosedur, (6) yaitu kekuatan kelompok dibuat seimbang, .pemeriksaan rutin sesuai dengan SOP. menjelaskan tata kerja kelompok dengan Pertemuan 2 dengan lebih cermat, memberikan contoh cara mempersiapkan menjawab pertanyaan, mengevaluasi kerja (komputer) dengan langkah-langkah: (1) masing-masing mempersiapkan bahan/materi tunai dan kelompok, menegaskan alat indicator pembayaran proses praktek langsung agar diatur waktu non tunai, dan tunai dan non tunai, (3) perawatan pembagian giliran praktek dan (2), Entry data pembayaran perlunya kerjasama antar anggota dan software dan hardware, saling memberi perhatian antar anggota pembayaran, (5) melaporkan kerusakan pada alat masing-masing kelompok, sesuai dengan (4) alat prosedur, (6) memberikan motivasi secara klasikal agar pemeriksaan rutin sesuai dengan SOP, (7) masing-masing siswa lebih aktif. membentuk Kegiatan Pendahuluan kelompok awal dengan 6 orang anggota Seperti dalam kelompok menjadi 6 kegiatan sebagai A, B, C, D, E dan F dimana tiap pendahukuan di siklus 1, dalam kegiatan anggota mendapatkan indikator bahasan ini guru juga memberikan apersepsi untuk yang meningkatkan motivasi dan minat siswa indikator tes dengan 1 set soal praktek dan dalam mengikuti pembelajaran. Apersepsi pertemuan 4 remidi. dilakukan dengan mendiskusikan kegiatan Kegiatan Penutup yang sudah dilakukan pada pertemuan berbeda. Pertemuan 3 dengan Pada saat proses pembelajaran sebelumnya.. berlangsung, guru melakukan obsevasi Kegiatan Inti untuk mengetahui keaktifan dalam setiap Guru mengoperasikan menggunakan menyampaikan materi kegiatan. Kerja sama dalam diskusi juga alat hitung dengan dijadikan sebagai dasar dalam pengamatan. metode jigsaw, dengan Guru memberi kesimpulan sebagai kegiatan-kegiatan sebagai berikut. Pertemuan 1 bahan dengan indikator banding melengkapi terhadap kesimpulan yang telah dibuat mempersiapkan alat pembayaran (cash siswa register) dengan langkah-langkah: pengamatan. (1) sekaligus dan mengadakan evaluasi mempersiapkan bahan/materi tunai dan Pada siklus II ini nampak bahwa non tunai, (2) entry data pembayaran tunai siswa yang kurang mampu mengalami dan non tunai (3), perawatan cash register, peningkatan (4) alat pembayaran, (5) melaporkan kooperatif meningkat sangat baik. Hasil dalam hal keaktifan, Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 185 pengamatan dan tes siklus II diperoleh memiliki keberanian untuk nilai seperti pada lampiran siklus II kontribusi dalam kelompok. dengan rekapitulasi seperti pad a tabeldi Data yang memberikan diperoleh selama bawah ini: pelaksanaan penelitian setelah dianalisis Tabel 3. Rekapitulasi Keaktifan, Kooperatif dan Prestasi Belajar Siklus II mendapatkan perbandingan hasil pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut: Keaktifan Kooperatif KKM (78) Siklu s II Jmlh % Menca Tabel 4. Peningkatan Hasil Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kurang Kooper Kurang Aktif atif kooperatif 34 2 36 0 36 0 No 94% 6% 100% 0% 100% 0% 1 Aktif 2 Kurang Aktif 3 4 Aktif pai Dibawah KKM KKM Bila ditampilkan pada grafik batang adalah sebagai berikut.: Grafik 2. Rekapitulasi Keaktifan, Kooperatif dan Prestasi Belajar Siklus II Keaktifan/Koopera Pra tif/Prestasi Belajar Siklus Siklus II 20 26 34 Naik 16 10 2 Turun Kooperatif 24 28 36 Naik Kurang Kooperatif 12 8 0 Turun 5 Mencapai KKM 25 31 36 Naik 6 Dibawah KKM 11 5 0 Turun Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari pra siklus, siklus 40 Aktif/Kooperat if/tuntas 20 I dan siklus II terlihat adanya peningkatan yang sangat signifikan pada semua aspek 0 Keaktifan Kooperatif Ketuntasan penelitian. Melihat hasil analisa diatas, Refleksi hasil dari pelaksanaan siklus II ini terlihat bahwa keaktifan siswa mencapai 94%, kooperatif siswa mencapai 100% dan yang sudah mencapai KKM 36 siswa atau 100 %. Meskipun pada siklus II semua siswa sudah mencapai KKM tetap perlu adanya perhatian dan perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya mengingat masih ada 2 siswa yang sejak siklus I hingga siklus II masih belum aktif mempersiapkan yaitu materi masih belum dan bahan pendukung dengan baik serta kurang Ketera Siklus I pembelajaran pada Standar Kompetensi Mempersiapkan dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan dengan pembelajaran jigsaw dan Explicit Instruction dari siklus I sampai dengan siklus II menunjukan hasil yang maksimal. Pada siklus I masih banyak yang kurang aktif, kurang kooperatif namun pada siklus II hanya 2 siswa saja yang kurang aktif, prestasi belajar pada siklus 1 ketuntasan klasikal 86% namun pada siklus II sudah 100% Kriteria Kelulusan Minimal (KKM), ngan 186 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016 menerima SIMPULAN Metode pembelajaran jigsaw dan konsep Bagi prestasi belajar pembelajaran Mempersiapkan dan Mengoperasikan yang akan dipelajari dengan baik. Explicit Instruction mampu meningkatkan Standar Kompetensi materi guru penerapan pendekatan kooperatif jigsaw dan Explicit Instruction harus memperhatikan Peralatan Transaksi di Lokasi Penjualan materi yang akan dipelajari pada Kelas XI Pemasaran 1 Semester 1 ketrampilan yang akan diberikan. dan tahun 2013-2014 di SMKN 1 Pogalan Bagi SMK Negeri 1 Pogalan dengan hasil : peningkatan keaktifan hendaknya dalam penerapan pendekatan siswa dari siklus I ke siklus II yaitu : 72 % pembelajaran ; 94%, kooperatif siswa dari siklus I ke Instruction siklus II yaitu :78% ; 100%, prestasi mungkin sedemikian rupa sehingga siswa belajar siswa dari siklus I ke siklus II lebih nyaman dan senang yang hal ini akan yaitu 86% ; 100%. mampu meningkatkan prestasi belajar Dengan keadaan yang seperti itu pembelajaran akan menyenangkan dan bermakna sehingga pencapaian siswa jigsaw dan dikembangkan serta Explicit semaksimal membangun dan mengembangkan prestasi siswa. target kompetensi dapat dicapai dengan mudah. DAFTAR PUSTAKA Hal ini tidak lepas dari kejelian guru dalam Brother dkk. 2001. Buku Manual Pengoperasian Peralatan Transaksi by Pabrikan Citizen. Departemen Pendidikan Nasional edisi. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia 3. Balai Pustaka. Jakarta. E.Mulyasa, 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2009. Trenggalek. SMKN 1 Pogalan Trenggalek. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Penelitian Tindakan Kelas. 2005. Sugeng Riono. Trenggalek. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). (Materi Seminar) memilih metode pembelajaran bahkan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini nampak keberanian guru dalam inovasi pembelajaran yaitu menggabungkan pembelajaran jigsaw dan explicit bagi siswa dalam jigsaw dan instruction. Saran pembelajaran Explicit Instruction pada mata pelajaran produktif kejuruan Mempersiapkan standar kompetensi Dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan perlu memperhatikan cara memahami permasalahan siswa agar mampu Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 187 Soelisno, Dkk. 1978 . Pengetahuan Mesin-mesin Transaksi. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta. Soewito. Dkk. 1981. Pedoman Pratek Kompetensi Pemasaran. PT. Bunda Kara Offset. Jakarta. Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineksa Cipta Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Suryanto. Metode Pembelajaran. Makalah Disajikan Dalam Seminar Nasional: Upaya-Upaya meningkatkan peran pendidikan Dalam menghadapi Era Globalisasi. Program Pasca Sarjana IKIP Malang. 4 April 1998. Sumadi Surya Brata. 1993. Psikologi Pendidikan. Surabaya. Raja Grafindo. Toeti Soekamto. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka. WJS . Poerwodarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta.