peningkatan prestasi belajar standar kompetensi mempersiapkan

advertisement
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR STANDAR KOMPETENSI
MEMPERSIAPKAN DAN MENGOPERASIKAN PERALATAN TRANSAKSI DI
LOKASI PENJUALAN DENGAN PEMBELAJARAN JIGSAW
DAN EXPLICIT INSTRUCTION
Aries Suharminanto
SMKN 1 Pogalan
Email: [email protected]
Jalan Tulungagung 03 Ngetal Pogalan Trenggalek
Abstrak: Penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan dan hambatan yang muncul yaitu
prestasi belajar rendah yang dimungkinkan karena keaktifan siswa dan kooperatif antar siswa
dalam pembelajaran belum terbangun dengan baik. Untuk itu ditetapkan judul penelitian ini
adalah “Peningkatkan Prestasi Belajar Standar Kompetensi Mempersiapkan Dan Mengoperasikan
Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan Dengan Pembelajaran Jigsaw dan Explicit Instruction
Pada Siswa Kelas XI Pemasaran 1 semester 1 tahun 2013-2014 Di SMKN 1 Pogalan”. Tujuan
utama penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar siswa dimana guru secara penuh terlibat
dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dilihat dari tehnik
pelaksanaan dan tehnik perlakuan terhadap subyek, penelitian ini merupakan penelitian tindakan
(action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
seperti model dari Kemmis dan Taggart (Suharsimi Arikunto; 2002:83), yaitu berbentuk spiral
dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Hasil dari penelitian ini adalah meningkatnya prestasi
belajar standar kompetensi Mempersiapkan Dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di Lokasi
Penjualan dengan pembelajaran jigsaw dan Explicit Instruction pada siswa Kelas XI Pemasaran 1
semester 1 tahun 2013-2014 di SMKN 1 Pogalan yaitu sebagai berikut: peningkatan keaktifan
siswa dari siklus I ke siklus II yaitu : 72 % ; 94%, peningkatan kooperatif siswa dari siklus I ke
siklus II yaitu :78% ; 100% dan peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu
86% ; 100%.
Kata kunci: prestasi belajar, Jigsaw dan Explicit Instruction
Abstract: This research was done because the problems and obstacles that arise from low learning
achievement made that was possible because of the activeness of the students and cooperative
learning among students has not been well. Previous learning experience the problems and obstacles
that arise are low learning achievement made possible because of the liveliness of the students and
cooperative learning among students has not been well. The main purpose of this research is to
improve student achievement where teachers are deeply involved in research ranging from planning,
action, observation and reflection.Seen from the technical implementation and technical treatment of
the subject, this study is an action research (action research), because the research carried out to solve
the problem of learning in the classroom. as a model of Kemmis and Taggart (Suharsimi Arikunto;
2002: 83), which is spiral-shaped from one cycle to the next cycle. Results from this study is the
increased learning achievement standards of competence Preparing And Operating Equipment Sales
Transactions In locations with learning Jigsaw and Explicit instruction XI of Class Marketing 1
semester 1st year 2013-2014 at SMK 1 Pogalan is as follows: an increase in activity of students of the
first cycle to the second cycle, namely: 72%; 94%, increased cooperative students from the first cycle
to the second cycle, namely: 78%; 100% and an increase in student achievement from the first cycle to
the second cycle of 86%; 100%.
Keywords: student achievement , Jigsaw and Explicit Instruction
175
176 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
kelompok didasarkan pada keadaan standar
PENDAHULUAN
Pelaksanaan pembelajaran harus
komunikasi yang nyaman dan baik.
mengacu pada tujuan dan target yang ingin
Oleh karena itu pada penelitian penelian
dicapai, karena tercapainya tujuan dan
tindakan ini akan diterapkan strategi
target hasil merupakan hal paling penting
pembelajaran
dalam pembelajaran. Tujuan Pendidikan
Explicit
Menengah Kejuruan yang tertuang dalam
kompetensi
kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP)
Mengoprasikan Peralatan Transaksi Di
Spektrum SMK Negeri 1 Pogalan edisi
Lokasi Penjualan Pada Siswa Kelas XI
2009
Pemasaran 1 semester 1 tahun 2013-2014
adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
kooperatif
Instruction
Jigsaw
bagi
Mempersiapkan
dan
standar
Dan
Di SMKN 1 Pogalan.
serta keterampilan untuk hidup mandiri
Dari uraian diatas dapat ditentukan
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
rumusan masalahnya adalah: “Bagaimana
sesuai
peningkatkan
dengan
kejuruanya,
sedangkan
prestasi
belajar
standar
Mempersiapkan
Dan
target hasilnya adalah pembelajaran yang
kompetensi
menyenangkan,
Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di
bermakna,
terjadinya
perubahan menjadi lebih baik dan prestasi
Lokasi Penjualan dengan
belajar
Hasil
Jigsaw dan Explicit Instruction pada siswa
belum
kelas XI Pemasaran 1 semester 1 tahun
yang
memuaskan.
pembelajaran
sebelumnya
menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal
pelajaran
ini
Pogalan?”
diduga
karena
dalam
proses
pembelajaran
2013-2014 di SMK Negeri 1
pembelajaran belum menerapkan model
Tujuan penelitian tindakan kelas ini
pembelajaran kooperatif sehingga belum
adalah : untuk mengetahui peningkatan
terjadi keaktifan, kooperatif antar siswa
prestasi
sehingga materi dirasa sulit dipahami yang
Mempersiapkan
akhirnya hasil belajar rendah. Salah satu
Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan
model pembelajaran kooperatif adalah
dengan
Jigsaw. Pada pembelajaran berkelompok
belajaran jigsaw dan Explicit instruction
semacam Jigsaw ini siswa dikelompokkan
pada siswa kelas XI Pemasaran 1 semester
dalam beberapa kelompok kecil yang
1 tahun pelajaran
dengan
Negeri 1 Pogalan.
anggota
kelompok
heterogen
sesuai dengan peta kemampuan siswa yang
dipahami oleh guru sedangkan jumlah
belajar
Standar
Dan
Kompetensi
Mengoperasikan
menggunakan metode pem-
2013-2014 Di SMK
Manfaat penelitian bagi siswa dapat
lebih mudah memahami
Standar
Kompetensi
teori tentang
Mengoperasikan
Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 177
Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan,
ketika ia berada di sekolah maupun di
lebih mudah meningkatkan ketrampilan
lingkungan
rumah
dalam
sendiri”.
Disamping
Standar
Kompetensi
Mem-
atau
keluarganya
itu
untuk
persiapkan Dan Mengoperasikan Peralatan
meningkatkan hasil belajar siswa seorang
Transaksi Di Lokasi Penjualan. Manfaat
guru dituntut untuk pandai mengadakan
bagi guru menambah wawasan Guru dalam
variasi dalam mengajar.
penggunaan metode pembelajaran jigsaw
Menurut E.Mulyasa (2005 :80) salah
dan explicit Instruction pada Standar
satu metode dalam pembelajaran adalah
Kompetensi
Dan
pendekatan jigsaw. Menurut Suryanto
Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di
(1998) pembelajaran kooperatif jigsaw
Lokasi Penjualan, dapat memberi motivasi
adalah salah satu jenis belajar kelompok
untuk
dengan kekhususan sebagai berikut: (a)
Mempersiapkan
mencari
tehnik
masalah
pembelajaran
dengan
Standar
penyelesaian
yang
berkaitan
Kompetensi
Mem-
kelompok
terdiri
atas
anggota
yang
heterogen, (b) ada ketergantungan positif
persiapkan Dan Mengoperasikan Peralatan
diantara
Transaksi Di Lokasi Penjualan. Manfaat
masing-masing individu memiliki rasa
bagi SMK Negeri 1 Pogalan,
tanggung
sekolah
anggota
jawab,
kelompok,
(c)
karena
kepemimpinan
mendapat masukan atau informasi tentang
dipegang bersama, (d) guru mengamati
alternative
penggunaan
metode
kerja kelompok dan melakukan intervensi
pembelajaran
jigsaw
explicit
bila perlu, dan (e) setiap anggota kelompok
dan
Instruction, dapat meningkatkan prestasi
harus
belajar siswa yang berarti meningkatkan
kelompok.
mutu
tersebut, juga dimiliki oleh karakteristik
pendidikan
di
Sekolah,
dapat
memotivasi para Guru untuk menggunakan
metode pembelajaran secara variatif.
Menurut
siap
menyajikan
Dari
kelima
hasil
kerja
kekhususan
dari strategi pembelajaran jigsaw.
Metode
pembelajaran
Explicit
Muhibbin (1995 : 63 )
Intruction atau pengajaran langsung yang
dalam bukunya psikologi belajar: “belajar
dikembangkan oleh Rosenshina & Stevens,
adalah
dalam makalah
kegiatan
yang
berproses
dan
yang disajikan pada
merupakan unsur yang sangat fundamental
workshop
penyusunan
perangkat
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan
pembelajaran (Edy Suwito, 2008:7) bahwa
jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa
metode Explicit
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
metode pembelajaran yang terdiri dari
pendidikan itu amat tergantung pada
beberapa langkah untuk meningkatkan
proses belajar yang dialami siswa baik
pembelajaran
Instruction merupakan
ketrampilan
Langkah-
178 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
langkahnya adalah : (1)
penyampaian
tujuan pembelajaran, (2)
memeriksa
METODE PENELITIAN
Tujuan
utama
dari
penelitian
apakah siswa sudah siap untuk menerima
tindakan ini adalah meningkatkan hasil
pembelajaran dengan materi yang akan
belajar di kelas dimana guru secara penuh
disampaikan,
terlibat
(3)
penyampaian
materi
dalam
penelitian
mulai
dari
dengan cara mendemonstrasikan secara
perencanaan, tindakan, pengamatan dan
langsung untuk membantu pemahaman
refleksi. Dilihat dari tehnik pelaksanaan
siswa, (4)
dan tehnik perlakuan terhadap subyek,
memberikan latihan-latihan
tentang materi yang sudah disampaikan,
penelitian
(5) melakukan diskusi dan memberikan
tindakan
masukan dari jawaban siswa.
penelitian dilakukan untuk memecahkan
Penilaian
(action
penelitian
research),
karena
masalah pembelajaran di kelas. Penelitian
merupakan masalah yang rutin namun
ini juga termasuk penelitian deskriptif,
merupakan tahap yang harus dilakukan
sebab menggambarkan bagaimana suatu
disetiap jenjang pendidikan dalam rangka
teknik
pengukuran hasil pembelajaran. Karena
bagaimana hasil yang diinginkan dapat
penilaian
tingkat
dicapai. Seperti model dari Kemmis dan
dalam
Taggart (Suharsimi Arikunto; 2002:83),
menempuh studinya. Menurut Sumadi
yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu
Surya Brata dalam bukunya Psikologi
ke siklus yang berikutnya sehingga sangat
Pendidikan
sesuai untuk penelitian tindakan kelas.
adalah
belajar
merupakan
bukan
keberhasilan
hasil
ini
melihat
seorang
siswa
mengemukakan
cara-cara
melakukan penilaian dengan tes/ulangan,
pembelajaran
Sebelum
diterapkan
masuk
pada
siklus
dengan memberikan/ melakukan tugas
dilakukan tindakan pendahuluan
tertentu,
berupa
menanyakan
memberi
dengan
berbagai
kuis/wawancara
hal,
tugas/menyuruh
dengan
I
yang
permasalahan
kemudian memulai pelaksanaan siklus
meliputi
perencanaan,
karangan, dengan menyuruh mereproduksi
laksanaan,
pengamatan,
hal-hal yang telah diterima sebagai pelajar.
Langkah pada siklus berikutnya adalah
( Surabaya, 1993:318 ) Surya Brata juga
perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,
berpendapat
cara yang paling
pengamatan, dan refleksi. Masing-masing
umum dalam penilaian adalah dengan
siklus dikenai perlakuan/alur kegiatan yang
cara menguji anak didik atau calon anak
sama dan membahas satu kompetensi dasar
didik.
(KD) yang diakhiri dengan tes.
bahwa
membuat
identifikasi
dan
tindakan/pedan
refleksi.
Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 179
menjelaskan bagaimana siswa bekerja
Perencanaan
Tahap ini diawali dengan pemilihan
metode
penelitian
yaitu
kemudian
dalam
kelompok.
menanyakan
sebagai berikut:
dengan
Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Bulan (Tahun 2013/2014)
Uraian kegiatan
Juli Agustus September OktoberNopemberDesember
Januari
1 Pra Siklus
untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa guru
menyusun jadwal pelaksanaan penelitian
No
Selanjutnya
beberapa
materi
yang
hal
berkaitan
akan
dipelajari.
Setelah itu guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok kecil beranggotakan
Mengoperasikan alat komunikasi
1 Menyusun perencanaan dan istrumen
6 orang sebagai kelompok asal. Masing-
2 Pengumpulan data dan pelaksanaan tindakan
Siklus I
masing anggota kelompok diberikan tugas
Siklus II
3 Analisa data
4 Pembahasan
dengan indikator yang berbeda. Anggota
5 Laporan hasil penelitian
Penelitian ini direncanakan akan
kelompok yang memiliki tugas membahas
dilakukan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus
indikator
II dengan pertimbangan banyaknya jumlah
membentuk
kompetensi dasar yang akan dipelajari
kelompok ahli. Kelompok ahli berdiskusi
pada standar kompetensi ini. Setiap siklus
membahas/mempelajari tentang materi dan
memerlukan 20 x 45 menit atau 4 kali
indikator yang menjadi tugasnya kemudian
tatap muka dengan rincian: 2 kali tatap
tim ahli kembali ke kelompok masing-
muka (10 X 45 menit) untuk pelaksanaan
masing dan menjelaskan kepada anggota
tindakan/pembelajaran, 1 kali tatap muka
kelompok
(5 X 45 menit) untuk tes, 1 kali tatap muka
masing-masing sampai seluruh anggota
(5 X 45 menit) untuk remidi (sesuai
kelompok memahami. Kemudian masing-
dengan kebutuhan).
masing kelompok ahli mempresentasikan
Langkah
yang
sama
kelompok
asal
selanjutnya
mempersiapkan
materi
pembelajaran,
mengembangkan
Setelah
format
observasi,
mengembangkan
menyelesaikan
tentang
bertemu
baru
hasil
dan
sebagai
diskusi
hasil diskusinya secara teori dan praktek.
seluruh
kelompok
sudah
pekerjaannya
guru
perangkat tes dan melakukan pembagian
memberikan pemantapan materi pelajaran
dan penetapan anggota kelompok.
yang sudah berlangsung. Di akhir siklus
Tindakan
dilakukan tes untuk mengukur tingkat
Guru membuka pelajaran dengan
menghubungkan mata pelajaran dengan
hal-hal yang sudah diketahui dan dialami
siswa
sendiri
kemudian
guru
memberitahukan tujuan mata pelajaran,
menyampaikan
metode
penilaian
dan
penyerapan materi pembelajaran.
Pengamatan
Pengamatan
kegiatan
dilakukan
pembelajaran
selama
berlangsung
meliputi indikator keaktifan siswa dan
180 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
Jumlah skor yang
kooperatif siswa menggunakan lembar
Presentase
observasi yang sudah disiapkan.
keberhasilan
Refleksi
dicapai
=
Jumlah skor
maksimal
Dilaksanakan untuk mengevaluasi
pelaksanaan tindakan siklus I kemudian
X 100
(Sumber : Suharsimi Arikunto, 1998 :38)
hasilnya digunakan sebagai bahan acuan
untuk
tindakansiklus
perencanaan
pada
berikutnya
pembenahan
siklus
berikutnya
yaitu
pelaksanaan
dan
begitu
Setelah dihitung dengan rumus prosentase
keberhasilan
tindakan,
kemudian
disesuaikan dengan taraf
keberhasilan
tindakan sbb :
selanjutnya.
Tabel 1.
Taraf Keberhasilan Tindakan
Tehnik pengumpulan data dilakukan
dengan pengamatan/observasi dan tes hasil
Prosentase Keberhasilan
belajar. .Pengamatan/observasi dilakukan
Taraf Keberhasilan
90 – 100%
Sangat Baik
dengan menggunakan instrumen observasi
80 – 89 %
Baik
selama proses pembelajaran. Observasi
75 – 80%
Cukup
difokuskan pada keaktifan dan kooperatif
60 – 74 %
Kurang
<59 %
Sangat kurang
siswa dalam proses pembelajaran.
Tes
hasil belajar dilakukan untuk memeriksa
pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan dalam satu siklus. Alat yang
digunakan pada siklus I dan siklus II
berupa soal praktek unjuk kerja yang
mengacu
pada
pembelajaran
indikator
dan
standar
tujuan
kompetensi
Mempersiapkan Mengoperasikan Peralatan
dihitung,
observasi/pengamatan
diolah
menggunakan
Pencapaian dianggap berhasil adalah yang
memperoleh predikat Cukup, Baik dan
Sangat Naik sesuai dengan KKM yang
telah ditentukan.
Hasil
Tes,
data
hasil
tes
dianalisis
berdasarkan Kriteria Kelulusan Minimal
(KKM) 75. Siswa yang sudah mencapai
KKM dinyatakan berhasil dan siswa yang
Transaksi Di Lokasi Penjualan.
Hasil
(Sumber : Suharsimi Arikunto, 1998 :42)
rumus
prosentase keberhasilan sebagai berikut:
belum
mencapai
angka
tersebut
dinyatakan belum berhasil dan harus
remidi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum
penelitian
dilakukan,
pengalaman peneliti pada pembelajaran
sebelumnya menunjukkan data keaktifan,
Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 181
kerjasama dan prestasi siswa dalam standar
kompetensi
Mempersiapkan
Kegiatan Pendahuluan
Dan
Kegiatan ini merupakan kegiatan
Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di
yang dilakukan sebelum penyampaian
Lokasi Penjualan tergolong masih rendah.
materi. Guru memberikan apersepsi untuk
Dari 36 siswa yang menjadi subyek
meningkatkan motivasi dan minat siswa
penelitian
56%,
dalam mengikuti pembelajaran. Apersepsi
dan prestasi belajar
dilakukan dengan mendiskusikan tentang
mencapai KKM 69%, artinya ketuntasan
topik untuk mendapatkan gambaran sejauh
belajar klasikal hanya 69% , masih jauh
mana siswa memiliki pengetahuan tentang
dari prosentase ketuntasan belajar klasikal
materi yang akan disampaikan.
85%.
Kegiatan Inti
yang
kooperatif 67%,
aktif
hanya
Guru
Paparan Pelaksanaan dan Hasil Siklus 1
memulai
menyampaikan
Perencanaan siklus 1 membahas
materi tentang mengoperasikan alat hitung
kompetensi dasar 1 yaitu Mengoperasikan
dengan metode jigsaw dengan kegiatan-
Alat
kegiatan sebagai berikut.
Hitung
menetapkan
dengan
metode
kegiatan
yang
awal
dipakai,
Pertemuan 1
menyusun jadwal pelaksanaan penelitian,
Pertemuan ini dilakukan dengan
mempersiapkan materi pelajaran dibagi
indikator:
dalam 6 indikator untuk dibahas oleh
peralatan (A),
masing-masing
/bahan perhitungan (B), Mempersiapkan
anggota
kelompok,
Mempersiapkan
/
Mempersiapkan materi
membagi kelas menjadi 6 kelompok kecil
lay
@ 6 orang sebagai kelompok asal masing-
Mempersiapkan fungsi perhitungan agar
masing diberikan tugas yang berbeda-beda,
dapat
mengembangkan instrumen dan perangkat
melakukan perhitungan sesuai dengan
tes.
SOP, Mencatat hasil perhitungan (E).
Pelaksanaan siklus 1 mulai pada
out
mesin
lokasi
dioperasikan
Guru
perhitungan
lebih
membentuk
baik
(C),
(D),
kelompok
hari Selasa, Tanggal 3 September 2013
menjadi 6 kelompok awal @ 6 orang
jam ke 1–5 dengan langkah-langkah, guru
sebagai A, B, C, D, E dan F dimana tiap
mengawali pembelajaran sesuai waktu dan
anggota mendapatkan indikator bahasan
jadwal yang telah ditetapkan kemudian
yang berbeda, membagikan indikator yang
melaksanakan
harus dibahas sesuai kode indikator,
pembelajaran
langkah-langkah sebagai berikut.
dengan
meminta kepada siswa agar membentuk
kelompok baru (kelompok ahli) sesuai
pembagian tugas untuk mendiskusikan
182 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
indikator mereka, melakukan pengamatan
ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal
proses
pertanyaan
dan bergantian mengajar teman satu tim
seperlunya, membimbing latihan praktek ,
mereka tentang indikator yang mereka
setelah
kuasai
dan
memberikan
selesai
diskusi
tiap
anggota
dan
tiap
anggota
lainnya
kelompok ahli kembali ke kelompok asal
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
dan bergantian mengajar teman satu tim
Kemudian
mereka tentang indikator yang mereka
mempresentasikan
kuasai
elakukan pengamatan presentasi siswa,
dan
tiap
anggota
lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Kemudian
tiap
tim
ahli
tiap
tim
ahli
hasil
diminta
diskusinya,
guru memberi evaluasi
diminta
Pertemuan 3 dilakukan dengan
mempresentasikan hasil diskusinya, guru
indikator tes dengan 1 set soal praktek dan
melakukan pengamatan presentasi siswa,
Pertemuan 4 difokuskan pada kegiatan
memberi
remidi.
evaluasi
pengamatan,
mebimbing latihan praktek lanjutan
Kegiatan Penutup
Pertemuan 2
Pada saat proses pembelajaran
Pertemuan ini dilakukan dengan
indikator:
berlangsung, guru melakukan obsevasi
melakukan verifikasi per-
untuk mengetahui keaktifan dalam setiap
hitungan bahwa telah akurat 100% (A),
kegiatan. Kerja sama dalam diskusi juga
Entry data (B), Entry harga barang (C),
dijadikan sebagai dasar dalam pengamatan.
Menyusun laporan kesesuaian verifikasi
Guru memberi kesimpulan sebagai
(D), melaporkan kerusakan alat kepada
bahan
pihak yang berwenang sesuai SOP (E).
terhadap kesimpulan yang telah dibuat
Guru
sekaligus
melengkapi
kelompok
siswa, mengadakan evaluasi pengamatan,
menjadi 6 kelompok awal @ 6 orang
dan menyampaikan rencana pembelajaran
sebagai A, B, C, D, E dan F dimana tiap
yang akan dibahas.
anggota mendapatkan indikator bahasan
Dari pelaksanaan siklus I diperoleh data
yang berbeda, membagikan indikator yang
seperti pada tabel berikut ini:
harus
dibahas
membentuk
banding
sesuai
dengan
kode
indikator, siswa membentuk kelompok
baru (kelompok ahli) sesuai pembagian
tugas untuk mendiskusikan
indikator
mereka, melakukan pengamatan proses
dan memberikan pertanyaan seperlunya,
setelah selesai diskusi sebagai kelompok
Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 183
Tabel 2.
Rekapitulasi Keaktifan, Kooperatif dan
Prestasi Belajar Siklus I
khusus
dari
guru.
menunjukkan
bahwa
Sedang hasil
tes
penguasaan
dan
ketrampilan siswa belum terpenuhi secara
Keaktifan
Sikl
us 1
Aktif
Kooperatif
KKM (78)
Kurang
Kooper
Kurang
Aktif
atif
kooperatif
Menca
Diba
klasikal
Mempersiapkan
pai
wah
KKM
KKM
Jmlh
26
10
28
8
31
5
%
72%
28%
78%
22%
86%
14%
pada
Standar
Dan
Kompetensi
Mengoperasikan
Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan,
Kompetensi
dasar
Menyiapkan
dan
Mengoperasikan Alat Ukur.
Bila ditampilkan pada grafik batang akan
terlihat:
Paparan Pelaksanaan dan Hasil Siklus
Grafik I.
Rekapitulasi Keaktifan, Kooperatif dan
Prestasi Belajar Siklus I
II
40
Aktif/Kooperatif/
tuntas
30
20
Kurang
Aktif/Kooperatif/
blm tuntas
10
0
KeaktifanKooperatif
Ketuntasan
Dari data di atas terlihat bahwa
hasil dari pelaksanaan siklus I ini aktifitas
siswa, kooperatif siswa dan prestasi belajar
siswa lebih baik daripada pra siklus. Hal
ini
menunjukkan
perubahan/peningkatan
bahwa
ada
prestasi belajar
setelah pelaksanaan metode pembelajaran
jigsaw
pada
standar
kompetensi
Mengoperasikan Peralatan Transksi Di
Dari refleksi pada siklus I perlu
pembenahan dalam skenario pembelajaran
siklus II, antara lain berkaitan dengan
pembagian kelompok dan upaya untuk
meningkatkan keaktifan siswa. Lingkup
belajar pada siklus II ini kompetensi dasar
2 mengoperasikan alat pembayaran baik
tunai
siklus I terdapat beberapa hal yang perlu
perbaikan antara lain adanya beberapa
siswa yang belum aktif dalam interaksi
belajar dalam kelompok ada siswa yang
kurang kooperatif memerlukan bimbingan
non
tunai.
Perbaikan
dilakukan dalam hal pembagian kelompok
menjadi 6 kelompok kecil dengan 6 orang
sebagai kelompok asal dengan anggota
kelompok
yang
berbeda
dari
siklus
sebelumnya dan pemanfaatan waktu tes
seefektif mungkin.
Pelaksanaan
Lokasi Penjualan.
Refleksi dari hasil pelaksanaan
maupun
Selasa
Tanggal
siklus II
pada hari
1 Oktober 2013 jam
pelajaran ke 1-5 dengan langkah-langkah
yang serupa dengan pelaksanaan pada
siklus 1 namun ditambah dengan kegiatan
yang sifatnya melanjutkan dari siklus 1
yaitu ; menanyakan kembali beberapa
materi penting pada siklus I,
membagi
184 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
kelompok sesuai dengan rencana perbaikan
kerusakan alat sesuai dengan prosedur, (6)
yaitu kekuatan kelompok dibuat seimbang,
.pemeriksaan rutin sesuai dengan SOP.
menjelaskan tata kerja kelompok dengan
Pertemuan
2
dengan
lebih cermat, memberikan contoh cara
mempersiapkan
menjawab pertanyaan, mengevaluasi kerja
(komputer) dengan langkah-langkah: (1)
masing-masing
mempersiapkan bahan/materi tunai dan
kelompok,
menegaskan
alat
indicator
pembayaran
proses praktek langsung agar diatur waktu
non tunai,
dan
tunai dan non tunai, (3) perawatan
pembagian
giliran
praktek
dan
(2), Entry data pembayaran
perlunya kerjasama antar anggota dan
software dan hardware,
saling memberi perhatian antar anggota
pembayaran, (5) melaporkan kerusakan
pada
alat
masing-masing
kelompok,
sesuai
dengan
(4)
alat
prosedur,
(6)
memberikan motivasi secara klasikal agar
pemeriksaan rutin sesuai dengan SOP, (7)
masing-masing siswa lebih aktif.
membentuk
Kegiatan Pendahuluan
kelompok awal dengan 6 orang anggota
Seperti
dalam
kelompok
menjadi
6
kegiatan
sebagai A, B, C, D, E dan F dimana tiap
pendahukuan di siklus 1, dalam kegiatan
anggota mendapatkan indikator bahasan
ini guru juga memberikan apersepsi untuk
yang
meningkatkan motivasi dan minat siswa
indikator tes dengan 1 set soal praktek dan
dalam mengikuti pembelajaran. Apersepsi
pertemuan 4 remidi.
dilakukan dengan mendiskusikan kegiatan
Kegiatan Penutup
yang sudah dilakukan pada pertemuan
berbeda.
Pertemuan
3
dengan
Pada saat proses pembelajaran
sebelumnya..
berlangsung, guru melakukan obsevasi
Kegiatan Inti
untuk mengetahui keaktifan dalam setiap
Guru
mengoperasikan
menggunakan
menyampaikan
materi
kegiatan. Kerja sama dalam diskusi juga
alat
hitung
dengan
dijadikan sebagai dasar dalam pengamatan.
metode
jigsaw,
dengan
Guru memberi kesimpulan sebagai
kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
Pertemuan 1
bahan
dengan indikator
banding
melengkapi
terhadap kesimpulan yang telah dibuat
mempersiapkan alat pembayaran (cash
siswa
register) dengan langkah-langkah:
pengamatan.
(1)
sekaligus
dan
mengadakan
evaluasi
mempersiapkan bahan/materi tunai dan
Pada siklus II ini nampak bahwa
non tunai, (2) entry data pembayaran tunai
siswa yang kurang mampu mengalami
dan non tunai (3), perawatan cash register,
peningkatan
(4) alat pembayaran, (5) melaporkan
kooperatif meningkat sangat baik. Hasil
dalam
hal
keaktifan,
Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 185
pengamatan dan tes siklus II diperoleh
memiliki keberanian untuk
nilai seperti pada lampiran siklus II
kontribusi dalam kelompok.
dengan rekapitulasi seperti pad a tabeldi
Data
yang
memberikan
diperoleh
selama
bawah ini:
pelaksanaan penelitian setelah dianalisis
Tabel 3.
Rekapitulasi Keaktifan, Kooperatif dan
Prestasi Belajar Siklus II
mendapatkan
perbandingan hasil pra
siklus, siklus I dan siklus II sebagai
berikut:
Keaktifan
Kooperatif
KKM (78)
Siklu
s II
Jmlh
%
Menca
Tabel 4.
Peningkatan Hasil Pembelajaran Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus II
Kurang
Kooper
Kurang
Aktif
atif
kooperatif
34
2
36
0
36
0
No
94%
6%
100%
0%
100%
0%
1
Aktif
2
Kurang Aktif
3
4
Aktif
pai
Dibawah
KKM
KKM
Bila ditampilkan pada grafik batang adalah
sebagai berikut.:
Grafik 2.
Rekapitulasi Keaktifan, Kooperatif dan
Prestasi Belajar Siklus II
Keaktifan/Koopera
Pra
tif/Prestasi Belajar
Siklus
Siklus II
20
26
34
Naik
16
10
2
Turun
Kooperatif
24
28
36
Naik
Kurang Kooperatif
12
8
0
Turun
5
Mencapai KKM
25
31
36
Naik
6
Dibawah KKM
11
5
0
Turun
Data
pada
tabel
di
atas
menunjukkan bahwa dari pra siklus, siklus
40
Aktif/Kooperat
if/tuntas
20
I dan siklus II terlihat adanya peningkatan
yang sangat signifikan pada semua aspek
0
Keaktifan
Kooperatif
Ketuntasan
penelitian. Melihat hasil analisa diatas,
Refleksi hasil dari pelaksanaan
siklus II
ini
terlihat bahwa keaktifan
siswa mencapai 94%, kooperatif siswa
mencapai 100% dan yang sudah mencapai
KKM 36 siswa atau 100 %. Meskipun
pada siklus II semua siswa sudah mencapai
KKM tetap perlu adanya perhatian dan
perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran
berikutnya mengingat masih ada 2 siswa
yang sejak siklus I hingga siklus II masih
belum
aktif
mempersiapkan
yaitu
materi
masih
belum
dan
bahan
pendukung dengan baik serta kurang
Ketera
Siklus I
pembelajaran pada Standar Kompetensi
Mempersiapkan
dan
Mengoperasikan
Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan
dengan pembelajaran jigsaw dan Explicit
Instruction dari siklus I sampai dengan
siklus II menunjukan hasil yang maksimal.
Pada siklus I masih banyak yang kurang
aktif, kurang kooperatif
namun pada
siklus II hanya 2 siswa saja yang kurang
aktif, prestasi belajar pada siklus 1
ketuntasan klasikal 86% namun pada
siklus II sudah 100% Kriteria Kelulusan
Minimal (KKM),
ngan
186 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
menerima
SIMPULAN
Metode pembelajaran jigsaw dan
konsep
Bagi
prestasi belajar
pembelajaran
Mempersiapkan
dan
Mengoperasikan
yang
akan
dipelajari dengan baik.
Explicit Instruction mampu meningkatkan
Standar Kompetensi
materi
guru
penerapan
pendekatan
kooperatif
jigsaw
dan
Explicit Instruction harus memperhatikan
Peralatan Transaksi di Lokasi Penjualan
materi
yang
akan
dipelajari
pada Kelas XI Pemasaran 1 Semester 1
ketrampilan yang akan diberikan.
dan
tahun 2013-2014 di SMKN 1 Pogalan
Bagi SMK Negeri 1 Pogalan
dengan hasil : peningkatan keaktifan
hendaknya dalam penerapan pendekatan
siswa dari siklus I ke siklus II yaitu : 72 %
pembelajaran
; 94%, kooperatif siswa dari siklus I ke
Instruction
siklus II yaitu :78% ; 100%, prestasi
mungkin sedemikian rupa sehingga siswa
belajar siswa dari siklus I ke siklus II
lebih nyaman dan senang yang hal ini akan
yaitu 86% ; 100%.
mampu meningkatkan prestasi belajar
Dengan keadaan yang seperti itu
pembelajaran akan menyenangkan dan
bermakna
sehingga
pencapaian
siswa
jigsaw
dan
dikembangkan
serta
Explicit
semaksimal
membangun
dan
mengembangkan prestasi siswa.
target
kompetensi dapat dicapai dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Hal ini tidak lepas dari kejelian guru dalam
Brother dkk. 2001. Buku Manual
Pengoperasian
Peralatan
Transaksi by Pabrikan Citizen.
Departemen Pendidikan Nasional edisi.
2002. Kamus Umum Bahasa
Indonesia
3. Balai
Pustaka.
Jakarta.
E.Mulyasa, 2005. Kurikulum Berbasis
Kompetensi: Konsep, Karakteristik,
Dan
Implementasi.
Bandung:
Remaja Rosdakarya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2009. Trenggalek. SMKN 1
Pogalan Trenggalek.
Syah,
Muhibbin.
1995.
Psikologi
Pendidikan, Suatu Pendekatan
Baru.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Penelitian
Tindakan
Kelas. 2005.
Sugeng
Riono.
Trenggalek.
Persatuan
Guru
Republik
Indonesia
(PGRI). (Materi
Seminar)
memilih metode pembelajaran bahkan
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
nampak keberanian guru dalam inovasi
pembelajaran
yaitu
menggabungkan
pembelajaran
jigsaw
dan
explicit
bagi
siswa
dalam
jigsaw
dan
instruction.
Saran
pembelajaran
Explicit
Instruction pada mata pelajaran produktif
kejuruan
Mempersiapkan
standar
kompetensi
Dan
Mengoperasikan
Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan
perlu memperhatikan
cara memahami
permasalahan
siswa
agar
mampu
Suharminanto, Peningkatan Prestasi Belajar... 187
Soelisno, Dkk.
1978 . Pengetahuan
Mesin-mesin
Transaksi.
Departemen
Pendidikan
Dan
Kebudayaan. Jakarta.
Soewito. Dkk. 1981. Pedoman Pratek
Kompetensi Pemasaran. PT. Bunda
Kara Offset. Jakarta.
Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta. Rineksa Cipta
Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi
Aksara.
Suryanto. Metode Pembelajaran. Makalah
Disajikan
Dalam
Seminar
Nasional:
Upaya-Upaya
meningkatkan peran pendidikan
Dalam
menghadapi
Era
Globalisasi. Program Pasca Sarjana
IKIP Malang. 4 April 1998.
Sumadi Surya Brata. 1993. Psikologi
Pendidikan.
Surabaya.
Raja
Grafindo.
Toeti Soekamto. 1997. Teori Belajar dan
Model Pembelajaran. Jakarta:
PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
WJS . Poerwodarminta. 1976. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta.
Download