Konsepsi Siswa Kelas V SD Tentang Jenis

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Konsep, Konsepsi dan Representasi
Solso dan Maclin (2008) mendefinisikan konsep sebagai “penggambaran
mental, ide, atau proses”. Hurlock (1999) juga mengungkapkan konsep sebagai
hasil pengolahan, kombinasi dan penggabungan atau perpaduan kesan indera
yang terpisah-pisah. Konsep merupakan hubungan kompleks yang berubah
secara berkesinambungan dengan adanya pengalaman dan pertambahan
pengetahuan baru. Penggambaran mental yang terjadi terbentuk karena proses
yang dialami oleh seseorang.
Kategori yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol
merupakan definisi dari konsep menurut Berg (1991). Woolfolk (2004)
menjelaskan
konsep
sebagai
kategori
yang
dipergunakan
untuk
mengelompokkan peristiwa, ide atau obyek yang serupa. Konsep merupakan
satuan arti yang mewakili sejumlah obyek misalnya benda-benda atau kejadiankejadian yang memiliki kesamaan ciri khas yang memungkinkan manusia berfikir
dan dapat mempermudah manusia dalam berkomunikasi (Dahar, 1988).
Pembentukan konsep terjadi secara berkesinambungan di dalam diri manusia.
Semua yang telah dialami seseorang saling melengkapi konsep-konsep yang
sudah ada di dalam pikiran manusia. Hal tersebut bisa terbentuk dari peristiwa
maupun benda di sekitarnya.
Konsep-konsep dapat terbentuk dalam diri manusia, melalui pengalaman
(proses) yang dialami masing-masing individu dalam hidupnya. Setiap individu
pasti memiliki pengalaman yang tidak persis sama dengan yang lainnya,
sehingga konsep yang terbentuk dalam diri manusia pun tidak akan identik.
Setiap pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh seseorang itulah yang
membangun arti dari konsep-konsep yang ditemuinya. Setiap orang akan
5
mempunyai penafsiran sendiri mengenai suatu konsep. Tafsiran seseorang
terhadap suatu konsep inilah yang disebut dengan konsepsi (Dahar, 1988).
Konsepsi yang dimiliki seseorang belum tentu semuanya benar. Hal ini dapat
dilihat dari ungkapan siswa yang berbeda-beda untuk menyampaikan
pengertian dari benda yang sama (Sagala, 2005).
Janvier (1987) menyatakan dalam penelitiannya bahwa, “konsepsi adalah
sebuah rancangan yang sudah ada dalam pemikiran, pembentukan dari sistem
konsep bercabang dalam otak yang membawa pemahaman”. Konsep
matematika dimulai secara formal, dari pembentukan yang diperkenalkan di
dalam kelas oleh guru. Konsep-konsep yang sudah tertanam dalam pikiran
siswa, lambat laun akan semakin banyak. Siswa akan menggabungkan konsepkonsep tersebut menjadi sebuah konsepsi dari suatu materi.
Jaringan pengalaman terdahulu dalam otak manusia terbentuk sepanjang
hidup manusia. Informasi yang datang akan menghubungkan dengan jaringan
yang ada dan memiliki kesempatan untuk diproses dan disimpan lebih lama di
dalam otak manusia. Semua ingatan yang ada dalam otak manusia akan
semakin membentuk konsepsi-konsepsi di dalam diri manusia. Konsepsi yang
dimiliki siswa dapat semakin melekat dalam pikiran siswa, jika mereka melihat
representasi dari sebuah materi.
Konsepsi tidak pernah terlepas dari kata representasi. Representasi
dijelaskan oleh Janvier (1987:148) sebagai berkut,
At first, representation means some material organization of symbols such as
diagram, graph, schema, which refers to other entities or “modelizes” various
mental processes. The second meaning is the word according to various schools
of thought has several closely related acceptations that all refer to certain
organization of knowledge in the human mental system. The third meaning
refers to mental images.
Sebuah representasi dapat dipaparkan sebagai kombinasi dari tiga
komponen: simbol (tertulis), obyek nyata, dan gambaran mental (verbal).
6
Seseorang dikatakan dapat menjelaskan sebuah konsep suatu materi,
setidaknya harus mencakup dua komponen tersebut.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini menganut konsep yang
dijelaskan
Hurlock
(1999)
sebagai
hasil
pengolahan,
kombinasi
dan
penggabungan atau perpaduan kesan indera yang terpisah-pisah. Penelitian ini
menggunakan pengertian konsepsi sebagai sebuah rancangan yang sudah ada
dalam pemikiran, pembentukan dari sistem konsep bercabang dalam otak yang
membawa pemahaman sesuai dengan pendapat Janvier (1987).
B. Perkembangan Konsep pada Individu
Siswa memiliki keunikan masing-masing, dalam mengembangkan cara
belajarnya. Semua ini didasari dari konsep yang sudah mereka miliki, hal yang
mempengaruhi proses pembentukannya disebabkan karena setiap siswa lahir
dengan kecenderungan dan kemampuan-kemampuan fisik bawaan. Masingmasing anak memiliki pengalaman yang membentuk otak menjadi suatu mesin
pembelajaran, dengan kemampuan istimewanya sendiri untuk menerjemahkan
dan memproses dunia (Kaufeldt, 2008).
Siswa memiliki kecenderungan yang berbeda-beda dalam perkembangan
konsep mereka dan memahami makna (arti) dari sebuah benda (materi). Lebih
lanjut Erlauer (2003) menyatakan “supaya para siswa dapat melakukan usaha
maksimal, mereka perlu memahami bahwa pekerjaan yang sedang diselesaikan
dan informasi yang sedang dipelajari itu penuh arti”. Siswa harus diyakinkan
terlebih dahulu bahwa apa yang sedang mereka pelajari adalah penting.
Siswa akan tertarik pada suatu materi, jika mereka menganggap hal itu
penting. Guru harus memilih cara-cara yang berhubungan dengan pengalaman
siswa, untuk menyampaikan informasi-informasi yang relevan dengan
kehidupan mereka sehari-hari. Informasi (konsep) baru yang diberikan kepada
7
mereka, akan diterima sebagai gagasan baru dan dikaitkan dengan pengalamanpengalaman sebelumnya.
Wolfe (2001) mengutarakan bahwa informasi yang datang ke dalam otak,
dan menghubungkan dengan jaringan yang sudah ada memiliki kesempatan
yang lebih baik untuk disimpan. Informasi-informasi yang masih berhubungan
dengan informasi terdahulu bisa segera diproses dan disimpan dibandingkan
dengan informasi yang sebelumnya tidak dikenal, atau dirasa tidak relevan, atau
tidak berguna.
Piaget
dalam
Suryabrata
(1989)
mengemukakan
empat
periode
perkembangan kognitif, yaitu: [1] Sensori-motor (0-2 tahun), yaitu siswa belum
berfikir dan menggambarkan suatu kejadian atau obyek secara konseptual dan
mulai terbentuk skemata. [2] Praoperasional (2-7 tahun), yaitu siswa mulai
mengembangkan bahasa, beberapa bentuk pengungkapan, panalaran dan
pralogika. [3] Operasional konkret
mengembangkan
kemampuan
(7-11
tahun),
menggunakan
yaitu siswa mulai
pemikiran
logis,
dalam
menghadapi permasalahan yang konkret. [4] Operasional formal (11-15 tahun),
yaitu siswa sudah mengembangkan pemikiran abstrak dan penalaran logis untuk
berbagai persoalan.
Perkembangan kognitif berjalan dalam semua periode, mulai dari seseorang
lahir hingga dewasa. Konsep-konsep pun terbentuk semakin banyak, seiring
dengan bertambahnya umur manusia. Para siswa semakin memahami, maknamakna yang ada dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Mereka dapat
menerapkan hal-hal yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
C. Belajar Konsep
Winkel (2004) menjelaskan belajar konseptual sebagai belajar pengetahuan
prosedural, sebagai contoh adalah jika seorang anak diberi sejumlah kunci, lalu
diberi dua tugas yang berbeda. Tugas pertama anak diminta untuk
8
membedakan anak kunci yang satu dari yang lain dengan menyebutkan ciri-ciri
fisik apa yang berbeda. Ciri-ciri tersebut bisa meliputi panjang gigi-giginya,
tebalnya, warnanya dan bentuknya. Tugas kedua yang diberikan kepada anak
tersebut adalah memintanya untuk mengelompokkan anak kunci berdasarkan
warna yang dimiliki. Tugas tersebut menuntut anak untuk menentukan satu ciri
fisik yang sama pada beberapa anak kunci. Kalau anak dapat melakukan tugas
ini dengan tepat, dapat disimpulkan bahwa anak ini telah memiliki suatu
konsep, meskipun masih terdapat perbedaan dalam ciri-ciri fisik lainnya diantara
semua anak kunci yang ada.
Pengenalan pola dapat dituangkan dalam perumusan “Jika…, maka… atau
kalau…, lalu…. Sebagai contoh adalah jika ada suatu alat yang menggunakan
arus listrik, berbentuk persegi, mempunyai suatu kaca yang berisikan huruf
serta angka dan di depannya terdapat alat lain yang penuh dengan tombol yang
dapat ditekan. Alat yang mempunyai pola ciri-ciri demikian adalah sebuah
komputer.
Belajar konsep yang ada dalam diri seseorang, meliputi proses
pembentukan yang panjang. Semua hal itu berawal dari hal-hal yang sederhana,
namun berulang secara terus-menerus. Proses pengulangan secara terusmenerus inilah yang membuat siswa selalu belajar konsep di dalam pikirannya.
Hurlock (1999) menyebutkan ciri-ciri konsep sebagai berikut [1] konsep bersifat
individual, yaitu tidak ada dua anak yang mempunyai kecerdasan yang sama
atau pengalaman belajar yang sama, sehingga tidak akan ada anak yang
mempunyai konsep yang identik; [2] perkembangan konsep mengikuti sebuah
pola, yaitu konsep senantiasa berubah dari yang sederhana ke kompleks, dari
konkret ke abstrak; [3] konsep bersifat hierarkis, yaitu dengan kompleksnya
sebuah konsep, anak mampu menghubungkan dan menggolongkan benda; [4]
konsep berkembang dari yang tidak tertentu menjadi spesifik, yaitu dengan
bertambahnya
konsep
yang
dimiliki
9
anak,
mereka
semakin
mampu
menggolongkan konsep yang tidak jelas menjadi lebih spesifik; [5] konsep
berkembang dari spesifik menjadi umum, yaitu anak mampu membedakan
unsur-unsur obyek dan mengelompokkan obyek berdasarkan persamaan ciri; [6]
konsep sering bertahan terhadap perubahan, yaitu makin besar bobot
emosional orang terhadap suatu konsep, makin kuat daya tahannnya terhadap
perubahan.
“Pengetahuan prosedural melandasi kemampuan untuk mengelompokkan
obyek, seperti dituntut dalam pembentukan konsep dan penggunaan konsep
bila diadakan klasifikasi” (Winkel, 2004). Belajar konsep mempunyai jalan
(proses) yang beruntut dan melalui pola-pola tertentu.
Siswa selalu menjalani belajar konsep mulai dari hal-hal kecil atau
sederhana. Hal-hal sederhana yang sering mereka lihat dan alami membawa
mereka ke dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang membentuk konsepkonsep yang mereka miliki.
D. Bangun Datar Segitiga dan Unsur-Unsurnya
Pengertian segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dapat dibentuk dengan cara
menghubungkan tiga buah titik yang tidak segaris dengan ruas garis, seperti
gambar berikut :
𝐶
𝐴
𝐵
Segitiga di atas dinamakan segitiga ABC , dengan sisi-sisinya adalah AB,
BC, dan AC serta memiliki titik sudut A, B, dan C. Sisi AB berhadapan
dengan sudut C, sisi BC berhadapan dengan sudut A dan sisi AC berhadapan
dengan sudut B. Jumlah sudut yang di dalam segitiga adalah 1800 .
Macam-macam segitiga
Ditinjau dari uraian sudutnya segitiga dapat digolongkan menjadi :
10
Segitiga siku-siku
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku (900 ).
𝑍
𝑋
𝑌
Gambar di atas adalah segitiga XYZ yang merupakan segitiga siku-siku, X
siku-siku (900 ).
Pada sudut siku-siku ditulis lambang “∟ “ atau “
“ untuk menyatakan
bahwa sudut tersebut siku-siku.
Sisi XY dan sisi XZ adalah sisi-sisi yang mengapit sudut siku-siku.
Sisi YZ adalah sisi miring atau hipotenusa.
Segitiga lancip
Segitiga lancip adalah adalah segitiga yang ketiga sudutnya masing-masing
lebih kecil dari 900 .
𝐼
𝐺
∠ G lebih kecil dari 900
𝐻
∠H lebih kecil dari 900
∠ I lebih kecil dari 900
Segitiga tumpul
Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya tumpul. Sudut
tumpul adalah sudut yang lebih besar dari 900 .
𝐹
𝐷
𝐸
11
Segitiga DEF adalah segitiga tumpul, ∠ D lebih besar dari 900 .
Berdasarkan dari sisi-sisinya segitiga dapat digolongkan dalam :
Segitiga sama kaki
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang dua dari tiga sisinya sama panjang.
Segitiga ini memiliki dua sudut yang sama besar yaitu sudut antara kaki dan
alas segitiga.
𝐶
𝐴
𝐵
Segitiga ABC sama kaki, sisi satu kaki AC=BC. Untuk menunjukkan bahwa
AC=BC pada gambar di atas sisi AC dan BC diberikan coretan yang sama.
Sudut-sudut yang berhadapan dengan kaki, yaitu kaki AC berhadapan
dengan ∠ B, kaki BC berhadapan dengan ∠ A. Sudut A dan sudut B disebut
sudut kaki, sudut yang diapit oleh kedua kaki yang sama panjang disebut
sudut puncak (∠ C).
Segitiga sama sisi
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang,
sehingga semua sudutnya juga sama besar yaitu 600 .
𝑅
𝑃
𝑄
Segitiga PQR sama sisi, dimana sisi PQ=PR=QR. Untuk menunjukkan bahwa
PQ=PR=QR, setiap sisi diberikan coretan yang sama.
Segitiga sebarang
Segitiga sebarang adalah segitiga yang ketiga sisinya masing-masing
berbeda panjangnya dan besar sudutnya juga berbeda-beda.
12
𝑀
𝐾
𝐿
Pengertian garis tinggi
Tinggi dari sebuah segitiga adalah ruas garis yang menghubungkan titik
sudut tegak lurus ke sisi yang berhadapan dengan titik sudut itu atau
perpanjangannya.
𝐴
𝐴
𝐴
𝐿
∟
𝐾 𝐵
𝐵
𝐶
𝐵
𝐶
𝐶
𝑀
Garis CG adalah tinggi ke sisi AB
Garis AH adalah tinggi ke sisi BC
Garis BK adalah tinggi ke sisi AC
E. Hasil Kajian yang Relevan
Ardhianingsih (2010) melakukan penelitian tentang pemahaman siswa
kelas V SD tentang bangun datar dan bangun ruang. Hasil penelitiannya
menyebutkan bahwa konsepsi siswa terhadap bangun datar dan bangun ruang
sangat bervariasi. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penjelasan
siswa tentang bangun datar dan bangun ruang yang diberikan secara tertulis
seringkali tidak diikuti dengan penjelasan figuratif yang tetap. Beberapa siswa
ada yang benar dalam penjelasan tertulis, tetapi penjelasan figuratifnya salah.
Begitu pula sebaliknya, ada siswa yang penjelasan tertulisnya salah, tetapi
penjelasan figuratifnya benar. Seringkali penjelasan siswa tentang bangun datar
dan bangun ruang secara tertulis tidak diikuti dengan penjelasan figuratif yang
sama.
13
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Sutriyono (2003) tentang
konsepsi siswa terhadap segitiga juga memberikan hasil yang bervariasi. Hasil
yang diperoleh melalui penelitian ini, yaitu siswa SD yang memiliki konsepsi
salah tentang segitiga secara tulisan ternyata dapat menunjukkan gambar yang
tepat saat diminta untuk menggambarkannya. Siswa yang menyebutkan, bahwa
segitiga tumpul adalah segitiga yang ketiga sudutnya tumpul ternyata dapat
menggambar segitiga tumpul dengan benar.
Janvier (1987) melakukan penelitian tentang konsepsi dan representasi
dari lingkaran. Penelitian ini melibatkan anak usia 13-14 tahun dan 15-16 tahun
yang dibagi dalam 12 kelompok dalam usia mereka masing-masing. Hasil
penelitian menunjukkan setiap anak dalam kelompok masing-masing memiliki
pra konsepsi yang berbeda-beda. Hal itu terlihat dari cara mereka dalam
memecahkan masalah yang diberikan dalam setiap kelompok mengenai konsep
lingkaran.
14
Download