ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY NY. H UMUR 1 JAM DENGAN HIPOGLIKEMIA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : MARYANI NIM B11031 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 i HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY NY. H UMUR 1 JAM DENGAN HIPOGLIKEMIA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2014 DiajukanOleh : Maryani NIM B11 031 Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal…………….. Pembimbing Deny Eka Widyastuti, S. ST, M. KES. NIK. 201188075 ii HALAMAN PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY NY. H UMUR 1 JAM DENGAN HIPOGLIKEMIA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2014 Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : Maryani NIM B11 031 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal………. PENGUJI I PENGUJI II Ernawati. S. ST, M. Kes Deny Eka Widyastuti.S. ST, M. Kes NIK. 200886033 NIK. 201188075 Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan Retno Wulandari, S. ST NIK. 200985035 iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tuis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By Ny. H Dengan Hipoglikemia Di RSUD DR.Moewardi Surakarta”. Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, Msi, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S. ST, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Deny Eka Widyastuti, S.ST, M. Kes, selaku Pembimbing yang telah memberikan penngarahan dan bimbingan kepada penulis. 4. Bambang Sugeng Wijonarko selaku kepala bagian pendidikan dan penelitian RSUD DR. Moewardi Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melaksanakan penelitian. 5. Seluruh dosen dan Staff Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penulisan selanjutnya. Semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, 13 Februari 2014 Penulis iv Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Srakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Maryani B11 031 ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY NY. H UMUR 1 JAM DENGAN HIPOGLIKEMIA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2014 xii + 72 halaman + 10 lampiran + 1 tabel + 1 gambar INTISARI Latar Belakang : Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi, sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebabnya adalah hipoglikemia. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah secara abnormal rendah yaitu >50 mg/dl atau bahkan 40 mg/dl. Hipoglikemia memerlukan penanganan segera agar bayi dapat bertahan hidup angka kejadian Hipoglikemia di RSUD Dr. Moewardi surakarta pada tahun 2013 bulan Januari – september sebanyak 41 bayi (1, 21%). Tujuan : Mampu melakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan menganalisis kesenjangan serta memecahkan masalah jika terdapat kesenjangan antara praktek dan teori pada By Ny. H dengan hipoglikemia. Metode Studi kasus : Jenis laporan studi kasus dengan metode deskriptif, lokasi studi kasus di RSUD Dr. Moewardi surakarta waktu pada tanggal 09 – 11 April 2014. Subjek adalah By Ny. H dengan hipoglikemia, instrumen yang digunakan adalah format asuhan kebidanan. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil Studi kasus : Dari pengkajian pada By Ny. H dengan hipoglikemia diketahui GDS bayi 42 mg/dl, keadaan bayi lemah, kulit bayi merah muda, hidung terdapat secret tidak ada benjolan,bayi kurang beraktifitas dan terlihat mengantuk. Asuhan yang diberikan bolus IV cairan dextrose 10 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit, memasang infus glukosa 20% 2cc/BB 20 tpm/menit, memeriksa glukosa plasma setiap 4 jam. Setelah diberikan asuhan selama 2 hari kondisi hipoglikemia dapat teratasi dan kondisi bayi normal. Kesimpulan : Asuhan kebidanan bayi baru lahir pada By By. H dengan hipoglikemia dalm pelaksanaannya ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan, yaitu di teori pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam sekali sedangkan praktek di lahan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam sekali. Kata Kunci :Asuhan kebidanan, bayi baru lahir, hipoglikemia. Kepustakaan :20 literatur ( 2003 s/d 2014 ) v MOTTO “Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan atau diperbuatnya” (Ali Bin Abi Thalib) “Pendidikan merupakan pelengkap paling baik di hari tua “ (aristoteles) “ Awali semua kegiatan itu dengan do’a dan senyuman “ PERSEMBAHAN Terimakasih pada Allah SWT yang selalu memberikan perlindungan, selalu memberikan kesehatan, selalu memberikan kekuatan dan keyakinan pada saya untuk menyelesaikan Karya Tulis ini. Untuk ibu tersayang terima kasih atas cinta kasihnya dan doanya selama ini, untuk ayah tercinta yang sudah ada di surga semoga engkau tenang di sana. Buat kakak, adik dan keluarga tercinta terimakasih atas dukungan yang selalu di berikan selama ini. Buat some one yang selalu menemani terimakasih atas supportnya.Buat temen – temen kelas 3A dan temenku tersayang mbak Dina, kak Mei dan dek Lelita terimakasih sudah memberikan semangat selama ini. Bu Eka, Bu Erna dan ibu dosen lainnya terimakasih sudah membimbing kami selama ini tanpa ibu – ibu dosen semua kami tidak bisa menjadi seperti sekarang ini. Buat mbak dan mas foto copy stone terimakasih sudah membantu pembuatan karya tulis ilmiah ini. vi CURICULUM VITAE Nama : Maryani Tempat / Tanggal lahir : Karanganyar, 01 September 1993 Agama : Islam Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Gondang Karangsari Rt 002 / Rw 009, Jatiyoso, Karanganyar Riwayat Pendidikan : 1. SD N 03 Karangsari, Jatiyoso, Karanganyar LULUS TAHUN 2005 2. SMP N 02 Jatiyoso, Karanganyar LULUS TAHUN 2008 3. SMA N Jumapolo, Karanganyar LULUS TAHUN 2011 4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011 vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv INTISARI ............................................................................................................ v MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... vi CURICULUM VITAE ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3 C. Tujuan Studi Kasus ....................................................................... 3 D. Manfaat Studi Kasus ..................................................................... 5 E. Keaslian Studi Kasus .................................................................... 6 F. Sistematika Penulisan ................................................................... 7 TINJAUAN TEORI A. Teori Medis ................................................................................... 9 1. Bayi Baru Lahir ....................................................................... 9 viii a. Definisi Bayi Baru Lahir ................................................... 9 b. Ciri – ciri Bayi Baru Lahir................................................. 9 DefinisiHipoglikemia ............................................................. 10 a. Etiologi Hipoglikemia ...................................................... 10 b. Faktor Resiko Hipoglikemia ............................................ 11 c. Tanda Dan Gejala Hipoglikemia ...................................... 13 d. Tipe – tipe Hipoglikemia Pada Neonatus ......................... 13 e. Penatalaksanaan Hipoglikemia......................................... 14 f. Tatalaksana Pemberian ASI ............................................ 18 B. Teori Manajemen Kebidanan ....................................................... 20 1. Pengertian .............................................................................. 20 2. Manajemen Kebidanan dan 7 Langkah Varney .................... 20 3. Data Perkembangan ............................................................... 34 2. 4. C. Landasan Hukum .......................................................................... 36 BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus .......................................................................... 37 B. Lokasi Studi Kasus ....................................................................... 37 C. Subyek Studi Kasus ...................................................................... 37 D. Waktu Studi Kasus ....................................................................... 38 E. Instrumen Studi Kasus .................................................................. 38 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 38 G. Alat Yang Digunakan ................................................................... 41 ix BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN BAB V A. Tinjauan Kasus ............................................................................. 43 B. Pembahasan .................................................................................. 62 PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 69 B. Saran ............................................................................................. 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x DAFTAR TABEL halaman Tabel 4.1 Pemeriksaan Apgar score ................................................................ xi 48 DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 2.1 Penatalaksanaan Hipoglikemia Pada Neonatus ........................... xii 17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat permohonan Ijin Lampiran 3. Surat balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan lahan Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6. Surat Persetujuan Responden ( Informed Consent ) Lampiran 7. Lembar observasi GDS Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 9. Leaflet Lampiran 10. Lembar Konsultasi xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia lebih besar jika dibandingkan dengan negara – negara ASEAN lainya yaitu Indonesia sebanyak 44 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1000 kelahiran hidup maka AKB di provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sudah mencapai target yang di tentukan yaitu 10, 75 per 1000 kelahiran tetapi angka ini lebih besar dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10, 34 per 1000 (Depkes, 2007 dan Dinkes Jateng, 2012). Angka kematian bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah (Dinkes Jateng, 2012). Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat seumur hidup dan kematian. Sebagai akibat hipotermia pada bayi baru lahir 14 15 dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak (Sarwono, 2010). Pada bayi baru lahir keseimbangan atau mempertahankan kadar glukosa darah adalah hal yang utama yaitu kadar glukosa harus dipertahankan antara 75100 mg/dl sebagai substrat yang adekuat bagi otak. Kadar glukosa yang rendah akan menyebabkan eksitotoksik asam amino sehingga akan memperluas infark. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berkurangnya kadar glukosa karena pelepasan katekolamin atau hiperinsulinisme yang sering dijumpai pada bayi yang menderita asfiksia (Azlin, 2011). Angka kejadian hipoglikemia di Indonesia secara umum belum tercatat karena hipoglikemia bukan merupakan kelainan namun hipoglikemia merupakan suatu kegawatdaruratan pada neonatus yang harus segera diatasi, kejadian hipoglikemia biasanya tidak terlihat, bayi biasanya hanya diam atau pasif tidak banyak bergerak dan disangka tidur, maka dari itu banyak orang yang tidak tahu bahwa bayi tersebut hipoglikemia. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta adalah rumah sakit tipe A yang memiliki pelayanan kegawatdaruratan obstetri, ginekologi dan neonatal. Data dari bulan Januari – September 2013 di RSUD Dr. Moewardi tercatat sebanyak 3385 bayi baru lahir yang terdiri atas, bayi baru lahir normal sebanyak 1160 bayi (34,26%), bayi baru lahir dengan hidrochepalus sebanyak 1693 (50,01%), bayi baru lahir dengan asfiksia sebanyak 250 bayi (7,38%), bayi baru lahir dengan ikterus sebanyak 241 bayi (7,1%), dan bayi baru lahir dengan hipoglikemia sebanyak 41 bayi ( 1,21%). Dari 41 bayi hipoglikemia, sebanyak 16 11 bayi meninggal dunia, sebanyak 26 bayi dirawat dengan prognosis baik, sebanyak 3 bayi pulang dengan permintaan keluarga, dan sebanyak 1 bayi dirujuk ke fasilitas yang lebih tinggi. Meskipun angka kejadian hipoglikemia sangat rendah, namun jika tidak diatasi atau diberi pertolongan dengan baik dan benar dalam jangka panjang bisa menyebabkan hasil tes IQ rendah, kelainan gambar EEG, visual, dan pendengarannya bisa terganggu (Melis, 2004). Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By. Ny. H dengan Hipoglikemia Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”, dengan menerapkan manajemen kebidanan Varney. B. Perumusan Masalah Rumusan masalah kasus ini adalah “Bagaimanakah penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada By Ny. H Dengan Hipoglikemia di ruang Perinatologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta?”. C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Penulis dapat menerapkan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir secara komprehensif pada By Ny. H dengan hipoglikemia di ruang Perinatologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan manajemen kebidanan Varney. 17 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu : 1) Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data dasar berupa data subjektif dan data objektif pada By Ny. H dengan hipoglikemia. 2) Merumuskan identifikasi diagnosis kebidanan, masalah dan kebutuhan pada By Ny. H dengan hipoglikemia. 3) Merumuskan diagnosis potensial pada By Ny. H dengan hipoglikemia. 4) Mengidentifikasi tindakan segera atau antisipasi pada By Ny. H dengan hipoglikemia. 5) Menyusun rencana tindakan pada By Ny. H dengan hipoglikemia. 6) Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan pada By Ny. H dengan hipoglikemia. 7) Mengevaluasi hasil pelaksanaan asuhan kebidanan pada By Ny. H dengan hipoglikemia. b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan hipoglikemia. c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan kasus yang terjadi di lapangan pada bayi baru lahir dengan hipoglikemia. 18 D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Penulis Dapat menambah pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan dalam menerapkan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan hipoglikemia di lahan. 2. Bagi Profesi Dapat digunakan sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi profesi Bidan dalam penanganan kasus bayi dengan hipoglikemi untuk meningkatkan mutu layanan profesi bidan terutama dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir dengan hipoglikemia. 3. Bagi Institusi a. Bagi Rumah Sakit Digunakan sebagai masukan atau bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan hipoglikemia sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di Rumah Sakit. b. Bagi Institusi Pendidikan Hasil studi ini dapat menambah referensi dan sumber bacaan yang bermanfaat bagi institusi pendidikan tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan hipoglikemia. 4. Bagi Klien Klien dapat mengetahui gejala awal bayi dengan hipoglikemia sehingga klien dapat memberikan pertolongan pertama jika menemui gejala bayi dengan hipoglikemia dan segera mendapatkan pertolongan lebih cepat. 19 E. Keaslian Penelitian Laporan kasus tentang hipoglikemia ini pernah dilakukan oleh : 1. Rati (2008) dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada By Ny.S dengan Hipoglikemia Di Ruang Anak RSU Ahmad Yani Kota Metro”. Setelah 6 hari diberi asuhan meliputi pemberian konseling pada Ny.S untuk menyusui bayinya secara on demand, menjaga kehangatan bayi, memantau tandatanda vital bayi, memantau glukosa plasma, memantau berat badan bayi dan hasilnya bayi sudah mulai normal berat badan menurun dari 4500gr menurun menjadi 4200gr, kadar glukosa plasma meningkat dari 45 mg/dl menjadi 75 mg/dl, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, reflek hisap kuat dan mulai sering minum ASI, dan atas ijin dokter bayi sudah boleh pulang. 2. Lesnawati (2011) dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada By Ny.H Dengan Hipoglikemia Di RSUD Cibinong”. Setelah diberikan asuhan selama 2 hari meliputi pemberian konseling pada Ny. H untuk menjaga kehangatan bayinya, menyusui bayinya secara on demand, memantau berat badan bayi, tanda – tanda vital bayi memantau glukosa darah, dan berat badan bayi dengan hasil bayi sudah mulai membaik kadar glukosa telah meningkat dari 59 mg/dl menjadi 74 mg/dl, bayi tampak sehat dan gerakanya aktif, bayi menyusu ASI dengan kuat, turgor kulit baik, mata tidak kering, konjungtiva merah muda, sklera putih, tanda – tanda vital sudah normal yaitu nadi 130x/menit, pernafasan 50x/menit, suhu36,70 C, bayi tampak sehat dan sudah boleh pulang atas anjuran dokter. 20 Perbedaan studi kasus di atas dengan yang dilaksanakan penulis terletak pada subjek studi kasus, lokasi studi kasus, dan waktu studi kasus pada pasien dengan hipoglikemia. Persamaan studi kasus di atas dengan yang dilaksanakan penulis terletak pada asuhan yang diberikan pada kasus bayi baru lahir dengan hipoglikemia. F. Sistematika Penelitian Sistematika penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By Ny. H dengan Hipoglikemia di ruang Perinatologi RSUD Dr. Moewardi terdiri dari 5 (lima) BAB dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terdiri dari teori medis yang berisi tentang pengertian bayi baru lahir, ciri – ciri bayi baru lahir, konsep dasar hipoglikemia, etiologi hipoglikemia, faktor resiko hipoglikemia, tanda dan gejala hipoglikemia, tipe - tipe hipoglikemia, tanda dan gejala hipoglikemia, penatalaksanaan hipoglikemia, tata laksana pemberian ASI, teori 21 manajemen kebidanan 7 langkah Varney, data perkembangan SOAP, dan landasan hukum. BAB III METODOLOGI Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik pengumpulan data, alat-alat yang dibutuhkan, dan jadwal penelitian. BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Bab ini menggambarkan asuhan kebidanan terhadap bayi baru lahir dengan hipoglikemia secara nyata sesuai manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, evaluasi dan data perkembangan. Sedangkan dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang masalah – masalah atau kesenjangan antara teori dengan praktek yang penulis temukan di lapangan. BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus bayi baru lahir dengan hipoglikemia, sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan dari kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir a. Definisi Bayi baru Lahir Bayi baru lahir adalah bayi segera setelah lahir sampai dua puluh delapan hari dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu atau cukup bulan dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) (Saifudin, 2006 dan DepKes RI, 2005) b. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir 1) Berat badan 2500 - 4000 gram. 2) Panjang badan 48 - 52 cm. 3) Lingkar dada 30 - 38 cm. 4) Lingkar kepala 33 - 35 cm. 5) Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit. 6) Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit. 7) Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup. 8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna. 22 9) Kuku agak panjang dan lemas. 23 24 10) Genetalia a) Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora. b) Laki - laki testis sudah turun, skrotum sudah ada. 11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik. 12) Reflek morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik. 13) Reflek graps atau menggenggam sudah baik. 14) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan (Saifudin, 2006). 2. Hipoglikemia a. Definisi Hipoglikemia Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah secara abnormal rendah yaitu <50 mg/dl atau bahkan <40 mg/dl (Rahardjo, 2012 dan Maryam, 2009). b. Etiologi Hipoglikemia Hipoglikemia biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat dilahirkan memiliki cadangan glukosa yang rendah yang disimpan dalam bentuk glikogen (Novyana, 2010). Hipoglikemia disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan makanan, insulin, dan aktivitas (Wong, 2005). Penyebab hipoglikemia pada neonatus berbeda sedikit dari pada bayi yang lebih tua dan anak-anak. Menurut Judarwanto (2012), etiologi hipoglikemia pada neonatus meliputi berikut : 25 1) Perubahan sekresi hormon. 2) Berkurangnya substrat cadangan dalam bentuk glikogen hati. 3) Berkurangnya cadangan otot sumber asam amino untuk glukoneogenesis. 4) Berkurangnya cadangan lipid untuk pelepasan asam lemak. c. Faktor Resiko Hipoglikemia Umumnya hipoglikemia terjadi pada neonatus berumur 1-2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak lagi mendapatkan glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun (Iswanto, 2012). Menurut Iswanto (2012), terdapat 4 kelompok besar bayi neonatal yang secara patofisiologik mempunyai resiko tinggi mengalami hipoglikemia yaitu : 1) Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes melitus atau menderita diabetes selama kehamilan dan bayi yang menderita penyakit eritroblastosis fetalis berat, bayi demikian cenderung menderita hiperinsulinisme. 2) Bayi dengan berat badan lahir rendah yang mungkin mengalami malnutrisi intrauterin, yang mengakibatkan cadangan glikogen hati dan lemak tubuh total menurun. BBLR yang termasuk rawan adalah bayi kecil menurut usia kehamilan, salah satu bayi kembar yang lebih kecil berat badan berbeda 25% atau lebih, berat badan lahir kurang 2000 gr bayi yang menderita polisitemia, bayi yang 26 dilahirkan oleh ibu yang menderita toksemia dan bayi dengan plasenta yang abnormal, terutama sangat peka dan mudah terkena gangguan ini. Faktor-faktor lain yang juga berperan akan timbulnya hipoglikemia pada kelompok ini mencakup respon insulin yang tidak normal, gangguan glikoneogenesis, asam lemak bebas yang rendah, rasio berat otak atau hati yang meningkat, kecepatan produksi kortisol yang rendah dan mungkin kadar insulin yang meningkat serta respon keluaran epinefrin yang menurun. 3) Bayi yang sangat imatur (kecil) atau yang sedang sakit berat dapat menderita hipoglikemia karena meningkatnya kebutuhan metabolisme yang melebihi cadangan kalori, dan bayi dengan berat badan lahir rendah yang menderita sindrom gawat nafas, asfiksia perinatal, polisitemia, hipotermia dan infeksi sistemik dan bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan sianotik yang menderita gagal jantung. 4) Pada bayi yang menderita kelainan genetik atau gangguan metabolisme primer (jarang terjadi) seperti galaktosemia, penyakit penyimpanan glikogen, intoleransi fruktosa, propionat asidemia, metilmalonat asidemia, tirosinemia, penyakit sirop mapel, sensitivitas leusin, insulinoma, nesidioblastosis sel beta, hiperplasia fungsional sel beta fungsional, panhipopituitarisme dan sindrom beckwit serta bayi raksasa. 27 d. Tanda Dan Gejala Hipoglikemia Gejala hipoglikemia dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok besar, yaitu gejala yang berasal dari sistem saraf autonomi dan gejala yang berhubungan dengan kurangnya suplai glukosa pada otak. Pada neonatus gejala hipoglikemia tidak spesifik, antara lain tremor, peka rangsang, apnea dan sianosis, hipotonia, iritabel, sulit minum, kejang, koma, tangisan nada tinggi, nafas cepat dan pucat (Sihombing, 2013). e. Tipe-tipe Hipoglikemia Pada Neonatus Menurut Vera (2013), tipe hipoglikemia digolongkan menjadi beberapa jenis yakni : 1) Transisi dini neonatus (Early transitional neonatal ) Ukuran bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin. 2) Hipoglikemia klasik sementara (Classic transient neonatal) Terjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen. 3) Hipoglikemia sekunder (Secondary) Sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga terjadi peningkatan metabolisme yang memerlukan banyak cadangan glikogen. 4) Hipoglikemia berulang (Recurrent) Disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu. 28 f. Penatalaksanaaan Hipoglikemia Menurut Iswanto (2013), penatalaksanaan untuk hipoglikemia pada neonatus adalah sebagai berikut : 1) Beri air gula kira-kira 30 cc satu kali pemberian dan observasi keadaannya. 2) Pertahankan suhu tubuh dengan cara membungkus bayi dengan kain hangat, jauhkan dari hal-hal yang dapat menyerap panas bayi. 3) Segera beri ASI (Air Susu Ibu). 4) Observasi keadaan bayi, yaitu tanda-tanda vital, warna kulit, reflek dan tangisan bayi. 5) Bila tidak ada perubahan selama ± 24 jam dalam gejala-gejala tersebut segera rujuk ke rumah sakit. Menurut Iswanto (2013) jika ditemukan masalah seperti berikut penatalaksanaanya adalah : 1) Glukosa darah <25 mg/dl (1,1 mmol/l) atau terdapat tanda hipoglikemia, maka a) Pasang jalur IV, berikan glukosa 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit. b) Infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan. c) Periksa kadar glukosa darah 1 jam setelah bolus glukosa dan kemudian 3 jam sekali d) Jika kadar glukosa darah masih <25 mg/dl (1,1 mmol/l) ulangi pemberian air gula dan lanjutkan pemberian infus. 29 e) Jika kadar glukosa darah 24-25 mg/dl (1,1-2,6 mmol/l) lanjutkan infus dan ulangi pemeriksaan kadar glukosa setiap 3 jam sampai kadar glukosa 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau lebih. f) Jika kadar gluosa darah 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau lebih dalam dua kali pemberian berturut-turut lanjutkan infus glukosa. g) Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak menyusu berikan ASI peras dengan menggunakan sendok. h) Bila kemampuan minum bayi meningkat, turunkan pemberian cairan infus setiap hari secara bertahap, jangan menghentikan infus glukosa secara tiba-tiba. 2) Glukosa darah 25-45 mg/dl (1,1- 2,6 mmol/l) tanpa tanda hipoglikemia. a) Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak menyusu berikan ASI peras dengan menggunakan sendok. b) Pantau tanda hipoglikemia dan bila dijumpai tanda – tanda hipoglikemia tangani dengan cara : 1) Pasang jalur IV, berikan glukosa 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit. 2) Infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan. 3) Periksa kadar glukosa darah dalam setiap 3 jam atau sebelum pemberian minum berikutnya 30 4) Jika kadar glukosa darah masih <25 mg/dl (1,1 mmol/l) atau terdapat tanda hipoglikemi maka lanjutkan infus dan pemberian air gula . 5) Jika kadar glukosa darah masih antara 25-45 mg/dl (1,12,6 mmol/l) naikkan frekuensi pemberian ASI atau naikkan volume pemberian minum dengan menggunakan sendok. 6) Jika kadar glukosa darah 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau lebih, turunkan pemberian infus secara bertahap setiap hari dan anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand. 31 Bagan Penatalaksanaan Hipoglikemia Bayi Baru Lahir Bayi lahir kurang bulan berat < 2500gram Bayi lahir cukup bulan berat 2500-3500 gram Hipoglikemia jika kadar gula darah < 40 mg/dl Hipoglikemia jika kadar gula darah < 50 mg/dl Jika kadar gula darah 25-40 mg/dl tanpa tanda dan gejala hipoglikemia 1. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya 2. Pantau tanda hipoglikemi 3. Periksa kadar glukosa darah dalam setiap 3 jam Jika kadar gula darah >25-45 mg/dl dengan tanda dan gejala hipoglikemia 1. Beri air gula kira-kira 30 cc satu kali pemberian dan observasi keadaannya 2. Pertahankan suhu tubuh 3. Segera beri ASI 4. Observasi keadaan bayi, yaitu tanda-tanda vital, warna kulit, reflek 5. Bila tidak ada perubahan selama ± 24 jam dalam gejala-gejala tersebut segera rujuk ke rumah sakit. Jika kadar gula darah <25 mg/dl dengan tanda dan gejala hipoglikemia 1. Pasang jalur IV, berikan 2. 3. 4. 5. glukosa 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit Infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan Periksa kadar glukosa darah 1 jam setelah bolus glukosa dan kemudian 3 jam sekali Anjurkan ibu menyusui Bila kemampuan minum bayi meningkat, turunkan pemberian cairan infus setiap hari secara bertahap Sumber : Iswanto (2012) Gambar 2.1 Bagan penatalaksanaan hipoglikemia pada neonatus 32 g. Tata Laksana Pemberian ASI Pada Bayi Dengan Hipoglikemia Menurut Sihombing (2013), tata laksana pemberian ASI pada bayi baru lahir dengan hipoglikemia antara lain : 1) Hipoglikemia asimtomatik (tanpa manifestasi klinis) a) Pemberian ASI sedini mungkin dan sering akan menstabilkan kadar glukosa darah. Teruskan menyusui bayi (kira-kira setiap 1-2 jam) atau beri 3-10 ml ASI perah tiap kg berat badan bayi, atau berikan suplementasi (ASI donor atau susu formula). b) Periksa ulang kadar glukosa darah sebelum pemberian minum berikutnya sampai kadarnya normal dan stabil. c) Jika bayi tidak bisa menghisap atau tidak bisa mentoleransi asupannya, hindari pemaksaan pemberian minum, dan mulailah pemberian glukosa intra vena. Pada beberapa bayi yang tidak normal, diperlukan pemeriksaan yang seksama dan lakukan evaluasi untuk mendapatkan terapi yang intensif. d) Jika kadar glukosa tetap rendah meskipun sudah diberi minum, mulailah terapi glukosa intra vena dan sesuaikan dengan kadar glukosa darah. e) ASI diteruskan selama terapi glukosa intra vena. Turunkan jumlah dan konsentrasi glukosa intra vena sesuai dengan kadar glukosa darah. 33 f) Catat manifestasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar skrining glukosa darah, konfirmasi laboratorium, terapi dan perubahan kondisi klinik bayi (misalnya respon dari terapi yang diberikan). 2) Hipoglikemia simtomatik dengan manifestasi klinis atau kadar glukosa plasma < 20-25 mg/dL atau < 1,1 – 1,4 mmol/L. a) Berikan glukosa 200 mg tiap kilogram berat badan atau 2 ml tiap kilogram berat badan cairan dekstrosa 10%. Lanjutkan terus pemberian glukosa 10% intra vena dengan kecepatan (glucose infusion rate atau GIR) 6-8 mg tiap kilogram berat badan tiap menit. b) Koreksi hipoglikemia yang ekstrim atau simtomatik, pertahankan kadar glukosa bayi yang simtomatik pada >45 mg/dL atau >2.5 mmol/L. c) Sesuaikan pemberian glukosa intravena dengan kadar glukosa darah yang didapat. d) Dukung pemberian ASI sesering mungkin setelah manifestasi hipoglikemia menghilang. e) Pantau kadar glukosa darah sebelum pemberian minum dan saat penurunan pemberian glukosa intra vena secara bertahap (weaning) sampai kadar glukosa darah stabil pada saat tidak mendapat cairan glukosa intra vena. Kadang diperlukan waktu 24-48 jam untuk mencegah hipoglikemia berulang. 34 f) Lakukan pencatatan manifasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar skrining glukosa darah, konfirmasi laboratorium, terapi dan perubahan kondisi klinik (misal respon dari terapi yang diberikan). B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manajemen kebidanan adalah metode pendekatan dengan menggunakan langkah-langkah yang dipergunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam tahapan yang akurat untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007). 2. Langkah-langkah Dalam studi kasus ini mengacu pada pola pikir Varney karena untuk memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. Proses manajemen kebidanan menurut Varney ada 7 langkah dimulai dari pengumpulan data dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut : Langkah I : Pengkajian Data Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai 35 dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Varney, 2007). Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien dan merupakan suatu proses sistematis dalam pengumpulan data (Nursalam, 2009). a. Data subjektif Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009). Menurut Nusalam (2009) data subjektif meliputi : 1) Identitas pasien Menurut Nursalam (2009), identitas pasien meliputi : a) Nama Untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar bayi yang dimaksud. b) Umur Untuk mengintrepretasikan apakah data pemeriksaan klinis bayi tersebut normal sesuai dengan umur. c) Jenis kelamin Untuk penilaian data pemeriksaan kilinis, misalnya nilai-nilai buku, penyakit-penyakit seks (seks linkes) d) Alamat 36 Untuk memudahkan komunikasi jika terjadi hal-hal yang gawat, atau hal lain yang dibutuhkan, serta untuk kepentingan kunjungan rumah jika diperlukan. e) Nama orang tua Agar tidak terjadi kekeliruan dengan orang lain. f) Umur orang tua Untuk menambah kekuatan data yang diperoleh serta dapat ditemukan pola pendekatan dalam anamnesis. g) Agama Untuk mendapatkan identitas serta untuk mengetahui perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit yang sering berhubungan dengan agama dan suku bangsa. h) Pendidikan Berperan dalam pendekatan selanjutnya sesuai tingkat pengetahuan. i) Pekerjaan Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi orang tua berhubungan dengan kemampuan dalam mencukupi kebutuhan nutrisi. b. Anamnesa dengan Orang tua Keluhan utama saat datang Keluhan utama adalah proses pengkajian kondisi pasien pada saat datang. Pada bayi dengan hipoglikemia keluhan dapat berupa bayi 37 menangis, rewel, sulit untuk minum/sulit menghisap, tremor (jitternes), pucat , sehingga timbul kecemasan pada orang tuanya (Sihombing, 2013). c. Riwayat penyakit 1) Riwayat penyakit sekarang Menurut Nursalam (2009), mengkaji kondisi bayi untuk menentukan pemeriksaan disamping alasan datang. Pada bayi dengan hipoglikemia bayi terlihat pucat (sianosis), tremor (jitternes), bayi menangis tinggi, dan sulit untuk minum/ sulit menghisap (Sihombing, 2013). 2) Riwayat prenatal (kehamilan) Untuk mengetahui keadaan bayi saat dalam kandungan. Pengkajian ini meliputi : hamil keberapa, umur kehamilan, ANC, HPHT dan HPL (Prawirohardjo, 2010). 3) Riwayat intranatal (persalinan) Untuk mengetahui keadaan bayi saat lahir (jam dan tanggal), penolong, tempat, cara spontan atau tidak serta keadaan bayi saat lahir (Prawirohardjo, 2010). 4) Riwayat postnatal Untuk mengetahui keadaan bayi dan ibu saat nifas, adakah komplikasi saat nifas (Prawirohardjo, 2010). 5) Riwayat penyakit keluarga 38 Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular dan menurun (Prawirohardjo, 2010). d. Data Objektif Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2009). Data objektif terdiri dari : 1) Pemeriksaan fisik a) Keadaan umum Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan keadaan umum dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan bayi. Menurut Sihombing (2013), keadaan umum pada bayi dengan hipoglikemia umumnya lemah. b) Kesadaran Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai status kesadaran anak meliputi tingkat kesadaran (composmentis, apatis, sopor atau delirium, somnolens, sopor comatus, coma) gerakan yang ekstrem dan ketegangan otot. Menurut Rati (2008), kesadaran pada bayi dengan hipoglikemia bayi terlihat apatis atau acuh tak acuh dengan keadaan sekitar (menangis tinggi dan sulit untuk minum/menghisap). c) Suhu 39 Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan suhu aksila untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermia. Dalam kondisi normal suhu bayi berkisar antara 36,50-37,50C. menurut Rati (2008), suhu pada bayi dengan hipoglikemia mengalami penurunan akibat asupan glukosa yang berkurang. d) Nadi (Denyut Jantung) Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan denyut jantung dilakukan untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan sehingga jantung dalam keadaan tidak normal. Denyut jantung dikatakan normal apabila frekuensinya antara 100-160 kali per menit. e) Respirasi Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan frekuensi napas dilakukan dengan menghitung napas rata-rata pernapasan dalam satu menit. Napas bayi baru lahir dikatakan normal apabila frekuensinya antara 30-60 kali per menit. Menurut Rati (2008), frekuensi napas pada bayi dengan hipoglikemia meningkat. f) Riwayat Apgar Skore Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), riwayat khusus apgar skore yang dinilai antara lain : 40 (1) Denyut jantung dengan batas normal 100-160 kali per menit. (2) Pernafasan dengan batas normal 30-60 kali per menit. (3) Tonus otot dengan batas normal bayi dapat bergerak normal dan aktif. (4) Reaksi pengisapan dengan batas normal adalah dapat menghisap dengan baik pada saat menetek atau pada saat pemeriksaan fisik. (5) Warna kulit dengan batas normal adalah kemerahan dan tidak kebiru-biruan atau pucat. 2) Pemeriksaan Fisik Sistematis Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis yang dimulai dari kepala sampai kaki (head to toe). a) Muka Pemeriksaan muka untuk mengetahui apakah muka simetris atau tidak (Hidayat dan Uliyah, 2010). Pada kasus bayi dengan hipoglikemia muka terlihat pucat (sianosis) (Sihombing, 2013). b) Mulut Pemeriksaan mulut untuk mengetahui ada atau tidak ada labiopalatoskizis (Hidayat dan Uliyah, 2010). c) Hidung 41 Pemeriksaan hidung untuk mengetahui ada atau tidak adanya benjolan, bersih atau tidak (Hidayat dan Uliyah, 2010). d) Tali pusat Pemeriksaan tali pusat untuk mengetahui tali pusat terbungkus kasa steril atau tidak, kering atau basah, ada kemerahan, bengkak atau tidak (Hidayat dan Uliyah, 2010). e) Punggung Pemeriksaan punggung untuk mengetahui adanya spinabifida atau tidak (Hidayat dan Uliyah, 2010). f) Ekstremitas Pemeriksaan ekstremitas untuk mengetahui kelengkapan ekstremitas kanan dan kiri, ekstremitas bawah kanan dan kiri serta kelengkapan jari-jari tangan dan kaki (Hidayat dan Uliyah, 2010). Pada kasus bayi dengan hipoglikemia ekstremitas tampak lemah dan tremor (Hidayat dan Uliyah, 2010). g) Genetalia Laki-laki : testis sudah turun atau belum Perempuan : labia mayora sudah menutupi labia minora atau belum (Hidayat dan Uliyah, 2010). h) Anus 42 Pemeriksaan anus untuk mengetahui ada tidaknya atresiaani (Hidayat dan Uliyah, 2010). 3) Pemeriksaan Reflek a) Reflek Moro Reflek moro yaitu untuk mengetahui gerakan memeluk bila dikagetkan (Dewi, 2011). Reflek moro pada bayi dengan hipoglikemia biasanya lemah (Farrer, 2007). b) Reflek menggerakkan atau reflek grasping Reflek menggenggam bisa kuat sekali dan kadang-kadang bayi dapat diangkat dari permukaan meja/tidurnya sementara bayi berbaring terlentang dan menggenggam jari tangan di periksa (Wong, 2005). Reflek grasping pada bayi dengan hipoglikemia biasanya lemah (Farrer, 2007). c) Reflek mencari atau reflek rooting Saat pipi bayi disentuh bayi akan menolehkan kepala ke sisi yang disentuh untuk mencari puting susu (Wong, 2005). Reflek rooting pada bayi dengan hipoglikemia biasaya lemah (Sihombing, 2013). d) Reflek menghisap atau reflek sucking Saat bayi diberikan botol susu atau putting susu ibu bayi menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap stimulasi 43 (Hidayat dan Uliyah, 2010). Reflek sucking pada bayi dengan hipoglikemia biasanya lemah, bayi mengalami kesulitan untuk minum ASI (Sihombing, 2013). e) Reflek tonik neck Untuk mengetahui otot leher bayi akan mengangkat ke kanan dan ke kiri jika diletakan pada posisi tengkurap (Rohani dkk, 2011). Reflek tonik neck pada bayi dengan hipoglikemia biasanya lemah (Sihombing, 2013). 4) Pemeriksaan Antropometri Pemeriksaan antropometri menurut Hidayat dan Uliyah (2010) meliputi : a) Lingkar kepala : batas normal 33-35 cm b) Lingkar dada : batas normal 30-33 cm c) Berat badan : batas normal 2500-3500 gram d) Panjang badan : batas normal 45-50 cm 5) Eliminasi Pemeriksaan urine (BAK) dan tinja (BAB) dilakukan untuk menilai ada/tidaknya diare. Pemeriksaan ini normal apabila bayi berak cair antara 6-8 kali per hari dalam kasus hipoglikemia feces bayi berwarna hijau kecoklatan dan urine bayi kuning jernih (Hidayat dan Uliyah, 2010). 6) Data Penunjang 44 Data penunjang untuk kasus hipoglikemia ini diperoleh dari pemeriksaan laboratorium antara lain : pemeriksaan glukosa darah kurang dari 45 mg/dl yakni diperiksa dengan dextrostix pada saat persalinan dan pada usia ½ jam, 1jam, 2jam, 4jam, 8jam, 12jam, 24jam, 36jam, dan 48 jam (Muslihatun, 2009). Langkah II : Interpretasi Data Pada langkah ini melaksanakan identifiksai yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik (Varney, 2007). 1. Diagnosa Kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan (Varney, 2007). Diagnosa untuk kasus hipoglikemia : Bayi Ny. X lahir cukup bulan umur....hari, jenis kelamin....dengan hipoglikemia. Dasar : Data subjektif pada kasus hipoglikemia menurut Sihombing (2013) adalah : a. Ibu mengatakan baru saja melahirkan bayinya pada tanggal ..... berjenis kelamin .... b. Ibu mengatakan bayinya tidak mau menyusu dan keadaanya lemah. 45 Data obyektif pada kasus hipoglikemia menurut Sihombing (2013) adalah : 1) Keadaan umum lemah. 2) Reflek moro, reflek rooting, reflek sucking, reflek grasping dan reflek tonik neck lemah. 3) Bayi tampak pucat. 4) Kadar glukosa darah rendah kurang dari 45 mg/dl. 2. Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil atau menyertai diagnosa bidan membutuhkan penanganan (Varney, 2007). Masalah-masalah yang sering dijumpai pada bayi dengan hipoglikemia adalah gangguan sistem pernafasan, reflek hisap dan menelan minuman, kesadaran menurun atau sering tidur (Sihombing, 2013). 3. Kebutuhan Hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data (Varney, 2007). Kebutuhan-kebutuhan yang harus diberikan pada bayi baru lahir dengan hipoglikemia adalah pemberian cairan yang cukup terutama 46 ASI, mengobservasi keadaan umum bayi secara intensif, menjaga lingkungan bayi agar lingkungan nyaman dan hangat (Rati, 2008). Langkah III : Diagnosa Potensial Diagnosa potensial adalah suatu pernyataan yang timbul berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007). Pada kasus bayi baru lahir dengan hipoglikemia diagnosa potensialnya adalah terjadinya penurunan kesadaran dan terjadi syok pada bayi (Rati, 2008). Langkah IV : Antisipasi atau Tindakan Segera Langkah keempat ini merupakan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera dari tindakan kolaborasi dengan tenaga medis lain untuk menghindari terjadinya kegawat daruratan (Varney, 2007). Antisipasi untuk kasus hipoglikemia menurut Rati (2008) antara lain : 1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian IVFD (Intra Vena Fluid Drip). 2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Antibiotik 2×250 mg IV. 3. Pemberian oksigen. 47 4. Rujukan. Langkah V : Perencanaan Asuhan Kebidanan Merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkahlangkah sebelumnya, langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi pada langkah informasi data dasar yang tidak lengkap dan dilengkapi (Varney, 2007). Menurut Iswanto (2012), perencanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hipoglikemia antara lain : 1. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut jantung, nadi dan suhu, dan penatalaksanaan yang akan dilaksanakan. 2. Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit. 3. Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan. 4. Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam atau bila ada indikasi 5. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi. 6. Anjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang adekuat (pemberian ASI sesegera mungkin) 7. Jaga suhu bayi agar tetap hangat 8. Jaga kebersihan bayi dan lingkungan 9. Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi 48 10. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian terapi lanjutan. Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan Langkah keenam ini adalah pelaksanaan dari asuhan menyeluruh. Penatalaksanaan manajemen yang efisien akan meningkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien (Varney, 2007). Pelaksanaan disesuaikan dengan rencana yang sudah disusun. Langkah VII : Evaluasi Langkah ini merupakan penilaian apakah rencana asuhan tersebut meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan benar-benar telah dipenuhi kebutuhannya akan bantuan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Setelah dilakukannya asuhan menurut tujuh langkah Varney, pada kasus bayi dengan hipoglikemia mengalami kenaikan perbaikan glukosa plasma (mampu mempertahankan glukosa plasma pada 70 mg/dL) melalui pemberian ASI secara adekuat, bayi juga tidak mengalami hipotermi (Azlin, 2011). Menurut Muslihatun (2009), metode pendokumentasian yang akan digunakan dalam dokumentasi data perkembangan adalah dengan menggunakan metode SOAP. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan. 49 Berikut ini yang pendokumentasian dengan metode SOAP : S : Subjektif Data subjektif merupakan catatan yang berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pada pasien yang bisu, dibagian data dibelakang huruf “S” diberi tanda huruf “O” atau “X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara. Pada bayi atau anak kecil data subjektif dapat diperoleh dari orang tua atau pengasuh. Data subjektif ini dapat digunakan untuk menguatkan diagnosa yang akan dibuat (Muslihatun, 2009). O : Objektif Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, USG< dan lain sebagainya). Apa yang diobervasi oleh bidan akan menjadi komponen penting dari diagnosa yang akan ditegakkan. Catatan ini menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik lainnya yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan atau menegakkan diagnosa (Muslihatun, 2009). A : Assesment Assesment merupakan pendokumentasian hasil analisa data berdasarkan data subjektif dan objektif yang dikumpulkan dan 50 disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif dan objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, dalam penulisan 7 langkah Varrney assesment berada dalam urutan 2, 3, 4 maka proses pengkajian adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin suatu perubahan baru cepat diketahui dan diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat (Muslihatun, 2009). P : Pleanning Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assesment sebagai langkah V, VI, VII Varney (Muslihatun, 2009). C. Landasan Hukum Bidan dalam menyelenggarakan praktiknya berlandaskan pada permenkes No. 1464/.MenKes/Per/X/2010 pasal 16 ayat 2 yaitu pelayanan kebidanan pada anak meliputi : 1. Perawatan bayi baru lahir. 2. Perawatan tali pusat. 3. Perawatan bayi resusitasi pada bayi baru lahir. 4. Pemantauan tumbuh kembang anak. 5. Pemberian imunisasi 51 6. Pemberian penyuluhan. (Kepmenkes, 2010) Sedangkan menurut KepMenkes No. 369/MenKes/SK/III/2007 Kompetensi ke 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat. Ketrampilan dasar pasal 9 : Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir seperti kesulitan bernafas atau asfiksia, hipotermia dan hipoglikemia (Kepmenkes, 2007). BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus Jenis studi kasus yang penulis lakukan berupa metode observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode observasional deskriptif adalah pendekatan yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk mengambarkan fenomena (termasuk kesehatan ) yang terjadi di dalam populasi tertentu (Notoadmodjo, 2012). Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini tentang Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By Ny. H dengan Hipoglikemia di ruang Perinatologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta. B. Lokasi Studi Kasus Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini tempat pengambilan kasus akan dilakukan di bangsal perinatologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta. C. Subjek studi Kasus Dalam penulisan studi kasus ini subjek merupakan orang yang dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2012). Subjek dalam pengambilan kasus ini adalah bayi baru lahir Ny. H dengan hipoglikemia. 52 53 D. Waktu studi Kasus Waktu studi kasus merupakan kapan pelaksanaan pengambilan studi kasus akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Pelaksanaan studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 09 April 2014 sampai 11 April 2014. E. Instrumen Studi Kasus Instrumen adalah alat yang akan digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data dalam studi kasus ini adalah dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan 7 langkah Varney dan data perkembangan SOAP. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah : 1. Data Primer Data primer adalah materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian (Nursalam, 2009). Data primer diperoleh dengan cara : a. Wawancara Wawancara yaitu suatu metode yang di gunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti atau responden, atau bercakap- 54 cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2012). Wawancara dilakukan pada ibu bayi baru lahir dengan hipoglikemia pada ibu bayi Ny. H, bidan, dokter dan perawat. b. Pengamatan (Observasi) Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan dari luar mengenai indra, dan terjadilan pengindraan, kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini penulis memperoleh data objektif yaitu melakukan pengamatan langsung pada klien yaitu observasi tentang keadaan umum, tanda-tanda vital, penimbangan berat badan, dan pemeriksaan glukosa plasma untuk mengetahui keadaan perkembangan dan perawatan yang telah dilakukan. c. Pemeriksaan Fisik Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu : 1) Inspeksi Inspeksi adalah suatu proses observasi dengan mengunakan indra pengelihatan dan indra penciuman sebagai alat berurutan mulai dari kepala sampai kaki (Nursalam, 2010). Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan berurutan mulai dari kepala hingga ujung kaki pada kasus hipoglikemia inspeksi dilakukan untuk melihat muka terlihat pucat, gerakan terlihat lemah (Hidayat dan Uliyah, 2010). 55 2) Palpasi Palpasi yaitu suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan. Jari adalah suatu instrument yang sensitive yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperature, turgor, bentuk, kelembaban, dan ukuran (Hidayat dan Uliyah, 2010). 3) Perkusi Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri dan kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi yang bertujuan untuk mengidentifikais, lokasi, ukuran, dan konsistensi jaringan. Dalam kasus Hipoglikemia tidak dilakukan perkusi (Hidayat dan Uliyah, 2010). 4) Auskultasi Auskultasi adalah Pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh menggunakan stetoskop untuk mendeteksi kelainan (Nursalam, 2010). Dalam kasus hipoglikemia auskultasi digunakan untuk menghitung denyut nadi. 2. Data sekunder Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi masalah untuk menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan dan memonitor respon pasien terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2012). 56 Data sekunder diperoleh dengan cara : a. Studi dokumentasi Semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumentasi resmi maupu dokumen tidak resmi (Notoadmodjo, 2012). Dalam studi kasus ini, dokumentasi dilakukan dengan cara pengumpulan data yang diambil dari buku KIA ibu dan rekam medis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. b. Studi kepustakaan Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini studi kepustakaan berupa bukubuku referensi, artikel internet, karya ilmiah yang terdahulu, dan sumber pustaka lainnya yang menunjang studi kasus ini dari tahun 2003-2013. G. Alat-alat Yang Dibutuhkan Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain : 1. Alat dan bahan dalam pengambilan data a. Format pengkajian bayi baru lahir b. Buku tulis c. Bolpoint 57 2. 3. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi a. Timbangan berat badan bayi b. Perlak dan pengalas c. Mistar pengukur panjang badan d. Metlin (pita ukur) e. Termometer f. Jam tangan/arloji g. Stetoskop h. Kain pembungkus bayi Alat dan bahan yang digunakan dalam pendokumentasian adalah alat tulis. BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN No. Register : 01246002 Tanggal masuk : 09 April 2014 Ruang : Perinatologi Jam masuk : 04.30 WIB A. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian Tanggal 09 April 2014 Pukul 08.30 WIB a. Data Subyektif 1) Identitas Bayi a) Nama bayi : By Ny. H b) Umur bayi : 1 Jam c) Tanggal / jam lahir : 09 April 2014 / 07.30 WIB d) Jenis kelamin : Perempuan e) Anak ke : 1 (satu) Identitas Ibu Identitas Ayah a) Nama : Ny. H a) Nama : Tn. P b) Umur : 28 tahun b) Umur : 30 tahun c) Suku / bangsa : Jawa / c) Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia d) Agama : Islam 43 Indonesia d) Agama : Islam 44 e) Pendidikan : SMA e) Pendidikan : SMA f) Pekerjaan : IRT f) : Swasta g) Alamat : Salakan 12 / 01 Salakan, Teras, Boyolali Pekerjaan b. Anamnesa pada ibu ( Data Subyektif ) 1) Riwayat Kehamialan Sekarang a) HPHT : 28 Juni 2013 b) HPL : 05 April 2014 c) Keluhan – keluhan Pada : Trimester I : Ibu mengatakan mual – muntah Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan Trimester III : Ibu mengatakan sering kencing d) ANC : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilanya sebanyak 11 kali di bidan secara teratur TM I : 3x, pada umur kehamilan 4 minggu, 8 minggu dan 12 minggu. TM II : 3x, pada umur kehamilan 16 minggu, 20 minggu dan 24 minggu. TM III : 5x, pada umur kehamilan 28 minggu, 32 minggu, 36 minggu, 38 minggu dan 40 minggu. e) Penyuluhan yang pernah didapat : 45 Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan gizi ibu hamil dan ASI eksklusif. f) Imunisasi TT : ibu mengatakan mendapatkan pernah imunisasi TT sebanyak 2 kali yaitu TT I pada saat akan menikah dan TT II pada umur kehamilan 1 bulan. 2) Riwayat persalinan ini : a) Tempat Persalinan : RSUD Dr. Moewardi Surakarta. b) Jenis Persalinan : Spontan Induksi c) Komplikasi / Penyulit dalam persalinan : bayi besar 3) Riwayat Penyakit a) Riwayat penyakit saat hamil : Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah menderita penyakit yang menyertai kehamilannya seperti : flu, batuk dan demam. b) Riwayat penyakit sistemik : (1) Jantung : Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah berdebar – debar saat beraktivitas, tidak nyeri dada bagian kiri dan tidak berkeringat dingin bagian tangan. 46 (2) Ginjal : Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah sakit pada bagian pinggang kanan dan kiri. (3) Asma : ibu mengatakan selama hamil tidak pernah merasakan sesak nafas. (4) TBC : Ibu mengatakan saat hamil tidak penah batuk lebih dari 1 bulan disertai keluar darah. (5) Hepatitis : ibu mengatakan saat hamil tidak pernah terlihat kuning pada daerah mata, ujung kuku, dan kulit. (6) DM : ibu mengatakan saat hamil sering merasa haus, lapar dan sering kencing di malam hari. (7) Hipertensi : ibu mengatakan selama hamil hasil tekanan darahnya tidak pernah lebih dari 140 / 90 mmHg. (8) Epilepsi : ibu mengatakan saat hamil tidak penah kejang – kejang sampai mengeluarkan busa dari mulut. (9) Lain – lain : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang lainnya. 47 c) Riwayat penyakit keluarga (1) Penyakit Menular Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti : TBC, Hepatitis, HIV / AIDS. (2) Penyakit Menurun Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti : Jantung, DM, Asma,dan Hipertensi. d) Riwayat keturunan kembar Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar. e) Riwayat operasi Ibu mengatakan tidak permah melakukan operasi atau tindakan pembedahan medis lainya. 48 c. Pemeriksaan Fisik 1) Tabel 4.1 Pemeriksaan APGAR score : Aspek yang Dinilai Appearance (Warna kulit) 0 Biru pucat Nilai 1 Tubuh merah muda Ektremitas Biru 2 merah muda seluruhya diatas Pulse (denyut Jantung) Tidak teraba Jumlah I II 2 2 III 2 lambat 100x/ 2 2 2 <100 menit Grimace (tonus Tidak Otot) ada gerakan sedikit reaksi melawan 1 1 1 Activity (aktivitas) Lemas/ lumpuh Respiratory (pernafasan) Tidak ada ekstremitas fleksi sedikit lambat tidak Teratur Jumlah gerakan aktif 1 1 2 menagis dengan kuat 2 2 2 8 8 9 2) Pemeriksaan Umum a) Pernafasan : 36 x/menit b) Denyut jantung : 100 x/menit c) Keaktifan : lemah 3) Pemeriksaan fisik sistematis a) Kepala : Normal, tidak ada pembesaran chepal hematoma, caput succedenum. b) Ubun – ubun : datar, berdenyut dan belum menutup. c) Muka : Pucat, simetris tidak ada oedema d) Mata : Simetris, conjungtiva anemis, sklera putih. 49 e) Telinga : Bersih, simetris, tidak ada oedema. f) Hidung : terdapat sekret, tidak ada benjolan. g) Mulut : tidak ada labiskizis maupun labiopalatoskizis. h) Leher : tidak ada kalenjar thyroid dan tidak ada pembesaran kalenjar limfe. i) Dada : Gerakan dada sesuai pola nafas, tidak ada retraksi pada sela iga. j) Perut : Tidak ada pembesaran hati dan limpa. k) Tali pusat : Basah, tidak ada perdarahan dan tidak berbau. l) Punggung : Tidak ada pembengkakan pada daerah punggung. m) Ekstremitas : terlihat lemah, jari – jari kaki dan tangan lengkap dan simetris. n) Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora. o) Anus : Berlubang, bayi sudah mengeluarkan mekonium. 4) Reflek a) Reflek moro : Lemah, bayi memeluk bila di kagetkan. 50 b) Reflek rooting : Lemah, saat pipi bayi disentuh bayi akan menolehkan kepala ke sisi yang disentuh untuk mencari puting susu. c) Reflek grasping : Lemah, biasanya bayi menggenggam ketika tangan bayi di sentuh. d) Reflek suching : Lemah, biasanya bayi menghisap ketika mulut bayi di beri botol susu atau puting susu. e) Reflek tonik neck : Lemah, biasanya bayi akan mengangkat leher ke kiri dan ke kana ketika bayi di tengkurapkan. 5) Antropometri a) Lingkar kepala : 33 cm b) Lingkar dada : 35 cm c) LLA : 13 cm d) BB / PB : 51 cm/3900gr 6) Eliminasi a) Urine : sudah keluar, berwarna kuning jernih, sebanyak 3x. b) Mekonium : sudah keluar, berwarna kehijauan, sebanyak 1x. hitam 51 d. Pemeriksaan Penunjang : 1) Pemeriksaan laboratorium: Tanggal 09 April 2014 Pukul 08.30 WIB a) GDS : 42 mg/dl 2) Pemeriksaan penunjang lain : Tanggal 09 April 2014 Pukul 08.30 WIB a) Pemeriksaan GDS ibu : 250 mg/dl II. INTERPRETASI DATA Tanggal 09 April 2014 Pukul 08.45 WIB A. DIAGNOSA KEBIDANAN By Ny. H umur 1 jam dengan hipoglikemia. Data Dasar : Data Subjektif : 1. Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 09 April 2014 pukul 07.30 WIB. 2. Ibu mengatakan bayinya tidak mau menyusu dan terlihat lemah. Data Objektif 1. Pemeriksaan fisik : a. Warna kulit : merah muda. b. Hidung : terdapat secret, tidak ada benjolan. c. Mulut : tidak ada labiskizis dan palatoskizis. 52 d. Dada : gerakan dada sesuai pola nafas, tidak ada retraksi. 2. Vital sign : a. Keaktifan : lemah b. Denyut jantung : 100 x/menit. c. Respirasi : 36x/menit. 3. Pemeriksaan reflek : a. Reflek moro : Lemah, bayi memeluk bila di kagetkan. b. Reflek rooting : Lemah, saat pipi bayi disentuh bayi akan menolehkan kepala ke sisi yang disentuh untuk mencari puting susu. c. Reflek grasping : Lemah, biasanya bayi menggenggam ketika tangan bayi di sentuh. d. Reflek suching : Lemah, biasanya bayi menghisap ketika mulut bayi di beri botol susu atau puting susu. e. Reflek tonik neck : Lemah, biasanya bayi akan mengangkat leher ke kiri dan ke kana ketika bayi di tengkurapkan. 53 B. MASALAH Bayi tidak mau menyusu terlihat lemah dan mengantuk. C. KEBUTUHAN Memberikan ASI sesering mungkin atau secara ondemand. III. DIAGNOSA POTENSIAL Terjadinya syok sepsis. IV. ANTISIPASI / TINDAKAN SEGERA 1. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian IVFD (Intra Vena Fluid Drip). 2. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian Antibiotik 2×250 mg IV. 3. Pemberian oksigen. V. RENCANA TINDAKAN Tanggal 09 April 2014 1. Pukul 09.00 WIB Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit. 2. Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan, 20 tpm/menit. 3. Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam. 4. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi. 54 5. Jaga suhu bayi agar tetap hangat. 6. Jaga kebersihan bayi dan lingkungan. 7. Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi. 8. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian terapi lanjutan. VI. PELAKSANAAN Tanggal 09 April 2014 1. Pukul 09.35 WIB Memberikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit. 2. Pukul 09.40 WIB Pasang infus glukosa 20% 2cc/BB, 20 tpm/menit. 3. Pukul 12.30 WIB Melakukan pemeriksaan glukosa plasma. 4. Pukul 12.45 WIB Memberikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi baru lahir dengan hipoglikemia dan anjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin atau tidak terjadwal. 5. Pukul 13.00 WIB Menjaga suhu bayi agar tetap hangat dengan cara bedong bayi dan masukan bayi didalam inkubator. 6. Pukul 13.10 WIB Menjaga kebersihan bayi dan lingkungan dengan cara mengganti popok bayi bila basah, mengganti baju bayi bila kotor dan pastikan bayi terhindar dari benda tajam. 55 7. Pukul 13.20 WIB Melakukan perawatan tali pusat dengan cara mengganti kassa bila basah atau setelah mandi dengan cara tidak dibumbuhi apapun. 8. Pukul 13.25 WIB Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi selanjutnya. VII. EVALUASI Tanggal 09 April 2014 1. Pukul 13.35 WIB Bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit sudah di berikan. 2. Infus glukosa 20% 2cc/BB, 20 tpm/menit sudah di berikan. 3. Telah dilakukan pemeriksaan glukosa darah dengan hasil 45 mg/dl 4. Ibu sudah diberikan konseling tentang cara perawatan bayi baru lahir dengan hipoglikemia dan ibu bersedia memberikan ASI pada bayinya sesering mungkin atau tidak terjadwal. 5. Bayi sudah dijaga kehangatanya. 6. Bayi sudah dijaga kebersihan dan lingkungannya. 7. Sudah dilakukan perawatan tali pusat. 8. Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak. 56 DATA PERKEMBANGAN 1 Tanggal 10 April 2014 Pukul 13.00 WIB S : SUBJEKTIF 1. Ibu mengatakan senang atas kelahiran anaknya. 2. Ibu mengatakan bayinya sudah mulai mau menyusu dengan baik. O : OBJEKTIF 1. Keadaan umum : Baik, bayi bergerak dengan aktif. 2. Tanda – tanda vital : 3. a. Denyut jantung : 120 x/menit. b. Respirasi : 41 x/menit. c. Suhu Pemeriksaan fisik : : 36, 5 ǑC a. Warna kulit : merah muda. b. Hidung : terdapat sekret, tidak ada benjolan. c. Dada : gerakan dada sesuai pola nafas, tidak ada retraksi. 4. Pemeriksaan reflek : a. Reflek moro : positif, bayi memeluk ketika dikagetkan. b. Reflek rooting : positif, saat pipi bayi disentuh bayi menolehkan kepala ke sisi yang disentuh. c. Reflek grasping : lemah, biasanya bayi ketika tangan bayi disentuh. menggenggam 57 d. Reflek suching : lemah, biasanya bayi menghisap ketika mulut nayi diberi botol susu atau puting susu. 5. Pemeriksaan GDS jam 12. 30 WIB : 56 mg/dl. A : ASSESMENT By Ny. H umur 2 hari dengan riwayat hipoglikemia. P : PLEANNING Tanggal 10 April 2014 1. Pukul 13.10 WIB Menjelaskan keadaan bayi pada ibu bahwa keadaan bayi sudah mulai membaik. 2. Mencegah terjadinya hipotermi dan selalu menjaga kehangatan bayi. 3. Menjaga kebersihan bayi. 4. Melanjutkan terapi sesuai dengan advis dokter yaitu berikan infus glukosa 20 % 2cc / BB, 20 tpm/menit. 5. Memeriksa GDS bayi tiap 4 jam. 6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan tidak terjadwal. 58 EVALUASI Tanggal 10 April 2014 1. Pukul 17.00 WIB Pukul 13.30 WIB Ibu sudah diberitahu bahwa keadaan bayinya sudah mulai membaik. 2. Pukul 13.40 WIB Bayi sudah terjaga kehangatanya dengan cara dibedong. 3. Pukul 13.50 WIB Bayi sudah dijaga kebersihanya yaitu mengganti popok bila basah dan mengganti baju bila kotor. 4. Pukul 14.00 WIB Terapi sudah diberikan sesuai dengan advis dokter. 5. Pukul 16.30 WIB Sudah dilakukan pemeriksaan GDS bayi dengan hasil 58 mg/dl, intake cairan infus glukosa 20% 2cc/BB, 16 tpm/menit. 6. Pukul 16.35 WIB Ibu bersedia memberikan ASI pada bayinya sesering mungkin dengan tidak terjadwal 59 DATA PERKEMBANGAN II Tanggal 11 April 2014 Pukul 10.00 WIB S : SUBJEKTIF Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan kuat dan hari ini sudah boleh pulang. O : OBJEKTIF 1. Keadaan umum : Baik, bayi bergerak aktif. 2. Tanda – tanda vital : 3. 4. a. Denyut jantung : 120 x/menit. b. Respirasi : 45 x/menit. c. Suhu : 36, 7ǑC. Pemeriksaan fisik : a. Warna kulit : merah muda. b. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih. Pemeriksaan reflek : a. Reflek moro : positif, bayi memeluk ketika dikagetkan. b. Reflek rooting : positif, saat pipi bayi disentuh bayi menolehkan kepala ke sisi yang disentuh. c. Reflek grasping : positif, bayi menggenggam ketika tangan bayi disentuh. 60 d. Reflek suching : positif, bayi menghisap ketika mulut bayi diberi botol susu atau puting susu. 5. Pemeriksaan GDS jam 08.30 WIB : 66 mg/dl A : ASSESMENT By Ny. H umur 3 hari dengan riwayat hipoglikemia. P : PLEANNING Tanggal 11 April 2014 1. Pukul 10. 15 WIB Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan bayinya sudah baik. 2. Menganjurkan ulang atau mengevaluasi kembali apakah ibu menyusui bayinya sesering mungkin. 3. Memberikan KIE pada ibu tentang ASI eksklusif yaitu memberikan ASI selama 6 bulan tanpa memberikan tambahan makanan apapun. 4. Memberitahu ibu tentang cara merawat bayi sehari – hari dan menjaga kebersihan bayi. 5. Mengobservasi GDS setiap 4 jam. 6. Menyiapkan bayi untuk pulang. 61 E : EVALUASI Tanggal 11 April 2014 1. Pukul 15.30 WIB Pukul 10.25 WIB Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi sudah baik dan menyusu dengan kuat. 2. Pukul 10.35 WIB Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin. 3. Pukul 10.40 WIB Ibu sudah mengerti tentang ASI eksklusif dan bersedia memberi bayinya ASI secara eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan apapun. 4. Pukul 10.50 WIB Ibu sudah mengetahui cara merawat bayi sehari – hari dan mau menjaga kebersihan bayinya yaitu mengganti popok bila basah dan mengganti baju bila kotor. 5. Pukul 12.30 WIB Sudah dilakukan pemeriksaan GDS bayi setiap 4 jam dan hasilnya 70 mg/dl, intake cairan Infus glukosa 20% 2cc/BB, 10 tpm/menit. 6. Pukul 14.00 WIB Infus glukosa 20% sudah dilepas. 7. Pukul 14.40 WIB Ibu bersedia untuk kontrol ulang 3 hari lagi. 8. Pukul 15.00 WIB Bayi sudah pulang dengan keluarganya. 62 B. PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas kasus bayi baru lahir dengan hipoglikemia yang ada di lahan klinik dengan teori yang ada. Karena penulis menggunakan manajemen kebidanan tujuh langkah varney, maka pembahasan akan diuraikan langkah demi langkah sebagai berikut : 1. Pengkajian Pengkajian dilakukan dengan pengumpulan data dasar yang merupakan data awal dari manajemen kebidanan secara varney, dilaksanankan dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik. Hipoglikemia biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat dilahirkan memiliki cadangan glukosa yang rendah yaitu < 50 mg/dl atau bahkan < 40 mg/dl yang disimpan dalam bentuk glikogen (Novyana, 2010). Gejala hipoglikemia dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok besar, yaitu gejala yang berasal dari sistem saraf autonomi dan gejala yang berhubungan dengan kurangnya suplai glukosa pada otak. Pada neonatus gejala hipoglikemia tidak spesifik, antara lain tremor, peka rangsang, kejang, koma, tangisan nada tinggi, nafas cepat dan pucat (Sihombing, 2013). Pada pengkajian bayi baru lahir pada By Ny. H dengan hipoglikemia diperoleh data subjektif dengan keluhan bayi malas menyusu dan terlihat lemah. Data objektif dilakukan pemeriksaan 63 laboratorium GDS bayi 42 mg/dl, pemeriksaan fisik keadaan bayi lemah, kulit bayi merah muda, hidung terdapat secret tidak ada benjolan, bayi kurang beraktifitas dan terlihat mengantuk. Dalam kasus ini tidak ditemukan gejala kurangnya suplai glukosa pada otak bayi tremor, paka rangsang, kejang, koma, tangisan nada tinggi, nafas cepat dan terlihat pucat. Jadi dalam pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan. 2. Interpretasi Data Interpretasi data terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan, menentukan masalah, dan kebutuhan bayi baru lahir dengan hipoglikemia. Diagnosa kebidanan menurut Varney (2007), yaitu By Ny. X umur.... hari.... dengan hipoglikemia. Pada kasus ini penulis menentukan diagnosa kebidanan Bayi Ny. H umur 1 jam dengan hipoglikemia. Diagnosa kebidanan sesuai dengan teori. Masalah yang timbul pada kasus bayi dengan hipoglikemia menurut Sihombing, 2013, yaitu gangguan sistem pernafasan, reflek hisap dan menelan minuman, kesadaran menurun atau sering tidur Masalah yang ditemukan pada By Ny. H adalah bayi terlihat lemah, mengantuk dan malas menyusu. 64 Kebutuhan yang diberikan pada kasus bayi dengan hipoglikemia menurut Rati (2008), yaitu kebutuhan yang harus diberikan pada bayi baru lahir dengan hipoglikemia adalah pemberian cairan yang cukup terutama ASI, mengobservasi keadaan umum bayi secara intensif, menjaga lingkungan bayi agar lingkungan nyaman dan hangat. Kebutuhan yang diberikan pada kasus ini adalah memberikan ASI sesering mungkin atau secara ondemand. Dari kasus ini masalah dan kebutuhan yang diberikan sesuai dengan teori. Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. 3. Diangnosa Potensial Menurut Rati (2008), bahwa diagnosa potensial hipoglikemia adalah syok septik. Pada kasus By Ny. H dengan hipoglikemia diagnosa potensial terjadi syok septik, jadi sesuai dengan teori. Pada kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial karena bayi ditangani dengan baik sehingga bayi dapat menyusu dengan kuat, gerakan aktif dan GDS bayi meningkat dari 42 mg/dl menjadi 70 mg/dl. 4. Antisipasi Antisipasi yang diberikan pada kasus bayi dengan hipoglikemia menurut Rati (2008), yaitu kolaborasi dengan dokter untuk pemberian IVFD (Intra Vena Fluid Drip), kolaborasi dengan dokter untuk 65 pemberian Antibiotik 2×250 mg IV, pemberian oksigen dan rujuk. Pada kasus By Ny. H dengan hipoglikemia antisipasi yang dilakukan adalah kolaborasi dengan dokter untuk pemberian IVFD (Intra Vena Fluid Drip), kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Antibiotik 2×250 mg IV, pemberian oksigen. Atisipasi yang diberikan pada kasus ini sudah sesuai dengan teori. Jadi pada langkah tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan. 5. Perencanaan Menurut Iswanto (2012), perencanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hipoglikemia antara lain : 11. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut jantung, nadi dan suhu, dan penatalaksanaan yang akan dilaksanakan. 12. Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit. 13. Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan. 14. Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam atau bila ada indikasi. 15. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi. 16. Jaga suhu bayi agar tetap hangat. 66 17. Jaga kebersihan bayi dan lingkungan. 18. Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi. 19. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian terapi lanjutan. Pada kasus By Ny. H dengan hipoglikemia ini rencana tindakan yang dilakukan adalah : 1. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut jantung, nadi dan suhu, dan penatalaksanaan yang akan dilaksanakan. 2. Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit. 3. Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan 20 tpm/menit. 4. Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam. 5. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi. 6. Jaga suhu bayi agar tetap hangat. 7. Jaga kebersihan bayi dan lingkungan. 8. Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi. 9. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian terapi lanjutan. Perencanaan yang diberikan tidak sesuai dengan teori. Jika dibandingkan dengan teori pada langkah ini diteori melakukan 67 pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam, namun praktek dilapangan dilakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam. Jadi pada langkah ini ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan. 6. Pelaksanaan Dari kasus ini sudah dilaksanakan secara menyeluruh dari apa yang sudah direncanakan pada langkah kelima ( Perencanaan) yaitu : 1. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut jantung, nadi dan suhu, dan penatalaksanaan yang akan dilaksanakan. 2. Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit. 3. Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan 20 tpm/menit. 4. Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam. 5. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi. 6. Jaga suhu bayi agar tetap hangat. 7. Jaga kebersihan bayi dan lingkungan. 8. Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi. 9. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian terapi lanjutan. 68 7. Evaluasi Menurut Azlin (2011), yaitu bayi dengan hipoglikemia mengalami kenaikan perbaikan glukosa plasma (mampu mempertahankan glukosa plasma pada 70 mg/dL) melalui pemberian ASI secara adekuat, bayi juga tidak mengalami hipotermi. Berdasarkan hasil asuhan yang di berikan pada By Ny. H dengan hipoglikemia tidak ada hambatan dan masalah yang terjadi ada bayi dapat teratasi. Setelah asuhan tersebut diberikan dilanjutkan dengan pemantauan GDS bayi, keadaan umum dan nutrisi bayi. Hasilnya GDS bayi mulai normal, gerakan bayi aktif dan bayi mau menyusu dengan kuat. Berdasarkan hasil asuhan selama 2 hari masalah bayi sudah teratasi dan bayi dalam keadaan normal. Evaluasi pada kasus ini yang dihasilkan sudah sesuai dengan teori. Jadi pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek dilahan. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari pengkajian pada By Ny. H dengan hipoglikemia diketahui pemeriksaan laboratorium GDS bayi 42 mg/dl, pemeriksaan fisik keadaan bayi lemah, kulit bayi merah muda, hidung terdapat secret tidak ada benjolan,bayi kurang beraktifitas dan terlihat mengantuk. 2. Dari interpretasi data ditegakkan diagnosa kebidanan By Ny. H umur 1 jam dengan hipoglikemia. Masalah yang timbul adalah bayi tidak mau menyusu, terlihat lemah dan tidak mau menyusu, kebutuhan yang diberikan adalah memberikan ASI sesering mungkin atau secara ondemand. 3. Diagnosa potensial pada By Ny. H dengan hipoglikemia adalah terjadi syok septik dan tidak terjadi syok septik. 4. Antisipasi yang diberikan pada By Ny. H dengan hipoglikemia adalah kolaborasi dengan dokter untuk pemberian IVFD (Intra Vena Fluid Drip), kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Antibiotik 2×250 mg IV, pemberian oksigen. 69 70 5. Rencana asuhan kebidanan pada By Ny. H dengan hipoglikemia dilakukan secara menyeluruh yaitu observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut jantung, nadi dan suhu, berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit, pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan 20 tpm/menit, lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam, berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi, jaga suhu bayi agar tetap hangat, jaga kebersihan bayi dan lingkungan, lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi, kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian terapi lanjutan. 6. Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada By Ny. H dengan hipoglikemia sesuai dengan rencana yang telah dibuat yaitu mengobservasi keadaan umum dan tanda – tanda vital bayi, memberikan bolus IV cairan dextrose 10 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit, memasang infus glukosa 20% 2cc/BB 20 tpm/menit, memeriksa glukosa plasma setiap 4 jam, memberikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan hipoglikemia, melakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi, menjaga suhu bayi agar tetap hangat, menjaga kebersihan bayi dan lingkungan bayi, melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi selanjutnya. 71 7. Setelah dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan bayi selama 2 hari hasilnya kondisi bayi dengan hipoglikemia dapat teratasi, dan kondisi bayi normal, nutrisi dan eliminasi baik. Jadi asuhan yang diberikan pada By Ny. H dapat berhasil dengan baik. 8. Bedasarkan hasil pembahasan dari pengkajian sampai evaluasi terdapat kesenjangan direncana tindakan dan pelaksanaan antara teori dan praktek yaitu diteori melakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam, namun praktek dilapangan dilakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam. 9. Alternatif pemecahan masalah pada kasus bayi baru lahir pada By Ny. H dengan hipoglikemia adalah memberikan ASI sesering mungkin dan menjaga bayi dari hipotermi. B. SARAN Berdasarkan studi kasus yang sudah dilaksanakan maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi profesi Bidan diharapkan untuk menjaga standar pelayanan kebidanan yang sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney sehingga pelayanan yang dihasilkan efektif dan efisien dapat tercapai pada klien. 72 2. Bagi Institusi a. RSUD Dr. Moewardi Diharapkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya dalam asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan hipoglikemia. b. Pendidikan STIKes Kusuma Husada Diharap dapat menambah bahan bacaan yang bermanfaat tentang hipoglikemia. DAFTAR PUSTAKA Alasiry, Ema. 2011. Profil Bayi Rujukan Saat Masuk Rawat Ditinjau dari the STEABLE Program. Sari Pediatri Volume 13 No. 4, Desember 2011. Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Makassar. Azlin. Emil. 2011. Hubungan antara Skor APgar dengan Kadar Glukosa Darah pada Byi Baru Lahir. Sari Pediatri Volume 13 No. 3, Oktober 2011. Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Makassar. DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.RI Dinkes Jateng. 2012. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2012. (online). Available : http://www.dinkesjatengprov.go.id. 18 November 2 nd, 2013. Dewi, V. 2011. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika Farrer. 2007. Perawatan Maternitas dan Perinatal Edisi 2. Jakarta : EGC. Hidayat, AAA dan Uliyah. 2010. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidananan. Jakarta : Salemba Medika. Iswanto,Joni 2012. Hipoglikemia Pada Bayi. (online). Available : http://www.sumbarsehat.com/2012/07/hipoglikemi-pada-bayi_7154.html 29 November 2 nd, 2013. Judarwanto. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak, Jakarta : Salemba Maryam. 2010. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta : Salemba. MenKes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1464/MenKes/Per/X/2010 tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta. Muslihatun. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Novyana. 2010. Hipoglikemia. (online). Available : http://www.novyana.wordpress.com/hipoglikemia/2010/01.html. 29 November 2 nd, 2013. Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek Jilid I. Jakarta : Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rahardjo,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Rati. 2008. Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan Hipoglikemia (online). Available : http://haris715.blogspot.com.html. 4 December 2 nd, 2013. Rohani,dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika. Saifudin, abdul bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pendidikan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sihombing, H Menry. 2013. Hipoglikemia Pada Neonatus. (online). Available : http://herlinasihombing.blogsopt.com/2013/05/hipoglikemia-padaneonatus-bayi-balita.html. 28 November 2 nd, 2013. Wong, et.al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta : EGC. Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.