asuhan kebidanan bayi baru lahir pada by ny. h umur 1 jam dengan

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY NY. H
UMUR 1 JAM DENGAN HIPOGLIKEMIA DI RSUD
DR. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
MARYANI
NIM B11031
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
i
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY NY. H
UMUR 1 JAM DENGAN HIPOGLIKEMIA DI RSUD
DR. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2014
DiajukanOleh :
Maryani
NIM B11 031
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal……………..
Pembimbing
Deny Eka Widyastuti, S. ST, M. KES.
NIK. 201188075
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY NY. H
UMUR 1 JAM DENGAN HIPOGLIKEMIA DI RSUD
DR. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2014
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Maryani
NIM B11 031
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal……….
PENGUJI I
PENGUJI II
Ernawati. S. ST, M. Kes
Deny Eka Widyastuti.S. ST, M. Kes
NIK. 200886033
NIK. 201188075
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S. ST
NIK. 200985035
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tuis Ilmiah dengan
judul “ Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By Ny. H Dengan Hipoglikemia
Di RSUD DR.Moewardi Surakarta”.
Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat banyak
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, Msi, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Retno Wulandari, S. ST, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Deny Eka Widyastuti, S.ST, M. Kes, selaku Pembimbing yang telah
memberikan penngarahan dan bimbingan kepada penulis.
4.
Bambang Sugeng Wijonarko selaku kepala bagian pendidikan dan penelitian
RSUD DR. Moewardi Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin pada
penulis dalam melaksanakan penelitian.
5.
Seluruh dosen dan Staff Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah
diberikan.
6.
Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan
penulisan selanjutnya. Semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 13 Februari 2014
Penulis
iv
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Srakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Maryani
B11 031
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY NY. H UMUR 1
JAM DENGAN HIPOGLIKEMIA DI RSUD
DR. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2014
xii + 72 halaman + 10 lampiran + 1 tabel + 1 gambar
INTISARI
Latar Belakang : Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi, sebesar 44 per
1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebabnya adalah hipoglikemia. Hipoglikemia
adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah secara abnormal rendah
yaitu >50 mg/dl atau bahkan 40 mg/dl. Hipoglikemia memerlukan penanganan
segera agar bayi dapat bertahan hidup angka kejadian Hipoglikemia di RSUD Dr.
Moewardi surakarta pada tahun 2013 bulan Januari – september sebanyak 41 bayi
(1, 21%).
Tujuan : Mampu melakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,
antisipasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan menganalisis kesenjangan serta
memecahkan masalah jika terdapat kesenjangan antara praktek dan teori pada By
Ny. H dengan hipoglikemia.
Metode Studi kasus : Jenis laporan studi kasus dengan metode deskriptif, lokasi
studi kasus di RSUD Dr. Moewardi surakarta waktu pada tanggal 09 – 11 April
2014. Subjek adalah By Ny. H dengan hipoglikemia, instrumen yang digunakan
adalah format asuhan kebidanan. Teknik pengumpulan data menggunakan data
primer dan data sekunder.
Hasil Studi kasus : Dari pengkajian pada By Ny. H dengan hipoglikemia
diketahui GDS bayi 42 mg/dl, keadaan bayi lemah, kulit bayi merah muda, hidung
terdapat secret tidak ada benjolan,bayi kurang beraktifitas dan terlihat mengantuk.
Asuhan yang diberikan bolus IV cairan dextrose 10 2 ml/kg BB secara pelan
dalam 5 menit, memasang infus glukosa 20% 2cc/BB 20 tpm/menit, memeriksa
glukosa plasma setiap 4 jam. Setelah diberikan asuhan selama 2 hari kondisi
hipoglikemia dapat teratasi dan kondisi bayi normal.
Kesimpulan : Asuhan kebidanan bayi baru lahir pada By By. H dengan
hipoglikemia dalm pelaksanaannya ada kesenjangan antara teori dan praktek di
lapangan, yaitu di teori pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam sekali
sedangkan praktek di lahan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam sekali.
Kata Kunci :Asuhan kebidanan, bayi baru lahir, hipoglikemia.
Kepustakaan :20 literatur ( 2003 s/d 2014 )
v
MOTTO
“Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan atau
diperbuatnya” (Ali Bin Abi Thalib)
“Pendidikan merupakan pelengkap paling baik di hari tua “ (aristoteles)
“ Awali semua kegiatan itu dengan do’a dan senyuman “
PERSEMBAHAN
Terimakasih pada Allah SWT yang selalu
memberikan perlindungan, selalu memberikan
kesehatan, selalu memberikan kekuatan dan
keyakinan pada saya untuk menyelesaikan Karya
Tulis ini. Untuk ibu tersayang terima kasih atas
cinta kasihnya dan doanya selama ini, untuk ayah
tercinta yang sudah ada di surga semoga engkau
tenang di sana. Buat kakak, adik dan keluarga
tercinta terimakasih atas dukungan yang selalu di
berikan selama ini. Buat some one yang selalu
menemani
terimakasih
atas
supportnya.Buat
temen – temen kelas 3A dan temenku tersayang
mbak Dina, kak Mei dan dek Lelita terimakasih
sudah memberikan semangat selama ini. Bu Eka,
Bu Erna dan ibu dosen lainnya terimakasih sudah
membimbing kami selama ini tanpa ibu – ibu
dosen semua kami tidak bisa menjadi seperti
sekarang ini. Buat mbak dan mas foto copy stone
terimakasih sudah membantu pembuatan karya
tulis ilmiah ini.
vi
CURICULUM VITAE
Nama
: Maryani
Tempat / Tanggal lahir : Karanganyar, 01 September 1993
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Gondang Karangsari Rt 002 / Rw 009, Jatiyoso, Karanganyar
Riwayat Pendidikan :
1. SD N 03 Karangsari, Jatiyoso, Karanganyar
LULUS TAHUN 2005
2. SMP N 02 Jatiyoso, Karanganyar
LULUS TAHUN 2008
3. SMA N Jumapolo, Karanganyar
LULUS TAHUN 2011
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................
iii
KATA PENGANTAR .........................................................................................
iv
INTISARI ............................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................
vi
CURICULUM VITAE ........................................................................................
vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Perumusan Masalah ......................................................................
3
C. Tujuan Studi Kasus .......................................................................
3
D. Manfaat Studi Kasus .....................................................................
5
E. Keaslian Studi Kasus ....................................................................
6
F. Sistematika Penulisan ...................................................................
7
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis ...................................................................................
9
1. Bayi Baru Lahir .......................................................................
9
viii
a. Definisi Bayi Baru Lahir ...................................................
9
b. Ciri – ciri Bayi Baru Lahir.................................................
9
DefinisiHipoglikemia .............................................................
10
a. Etiologi Hipoglikemia ......................................................
10
b. Faktor Resiko Hipoglikemia ............................................
11
c. Tanda Dan Gejala Hipoglikemia ......................................
13
d. Tipe – tipe Hipoglikemia Pada Neonatus .........................
13
e. Penatalaksanaan Hipoglikemia.........................................
14
f. Tatalaksana Pemberian ASI ............................................
18
B. Teori Manajemen Kebidanan .......................................................
20
1. Pengertian ..............................................................................
20
2. Manajemen Kebidanan dan 7 Langkah Varney ....................
20
3. Data Perkembangan ...............................................................
34
2.
4.
C. Landasan Hukum ..........................................................................
36
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ..........................................................................
37
B. Lokasi Studi Kasus .......................................................................
37
C. Subyek Studi Kasus ......................................................................
37
D. Waktu Studi Kasus .......................................................................
38
E. Instrumen Studi Kasus ..................................................................
38
F. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
38
G. Alat Yang Digunakan ...................................................................
41
ix
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Tinjauan Kasus .............................................................................
43
B. Pembahasan ..................................................................................
62
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................
69
B. Saran .............................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 4.1 Pemeriksaan Apgar score ................................................................
xi
48
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Penatalaksanaan Hipoglikemia Pada Neonatus ...........................
xii
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat permohonan Ijin
Lampiran 3. Surat balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Persetujuan Responden ( Informed Consent )
Lampiran 7. Lembar observasi GDS
Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 9. Leaflet
Lampiran 10. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia lebih besar jika dibandingkan
dengan negara – negara ASEAN lainya yaitu Indonesia sebanyak 44 per 1000
kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals
(MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1000 kelahiran hidup maka AKB di
provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sudah mencapai target yang di tentukan yaitu
10, 75 per 1000 kelahiran tetapi angka ini lebih besar dibandingkan dengan
tahun 2011 sebesar 10, 34 per 1000 (Depkes, 2007 dan Dinkes Jateng, 2012).
Angka kematian bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi
(0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi
ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan
dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status
kesehatan di wilayah tersebut rendah (Dinkes Jateng, 2012).
Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir yang dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat
seumur hidup dan kematian. Sebagai akibat hipotermia pada bayi baru lahir
14
15
dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau
hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak (Sarwono, 2010).
Pada bayi baru lahir keseimbangan atau mempertahankan kadar glukosa
darah adalah hal yang utama yaitu kadar glukosa harus dipertahankan antara 75100 mg/dl sebagai substrat yang adekuat bagi otak. Kadar glukosa yang rendah
akan menyebabkan eksitotoksik asam amino sehingga akan memperluas infark.
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berkurangnya kadar glukosa karena
pelepasan katekolamin atau hiperinsulinisme yang sering dijumpai pada bayi
yang menderita asfiksia (Azlin, 2011).
Angka kejadian hipoglikemia di Indonesia secara umum belum tercatat
karena hipoglikemia bukan merupakan kelainan namun hipoglikemia merupakan
suatu kegawatdaruratan pada neonatus yang harus segera diatasi, kejadian
hipoglikemia biasanya tidak terlihat, bayi biasanya hanya diam atau pasif tidak
banyak bergerak dan disangka tidur, maka dari itu banyak orang yang tidak tahu
bahwa bayi tersebut hipoglikemia.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta adalah rumah sakit
tipe A yang memiliki pelayanan kegawatdaruratan obstetri, ginekologi dan
neonatal. Data dari bulan Januari – September 2013 di RSUD Dr. Moewardi
tercatat sebanyak 3385 bayi baru lahir yang terdiri atas, bayi baru lahir normal
sebanyak 1160 bayi (34,26%), bayi baru lahir dengan hidrochepalus sebanyak
1693 (50,01%), bayi baru lahir dengan asfiksia sebanyak 250 bayi (7,38%), bayi
baru lahir dengan ikterus sebanyak 241 bayi (7,1%), dan bayi baru lahir dengan
hipoglikemia sebanyak 41 bayi ( 1,21%). Dari 41 bayi hipoglikemia, sebanyak
16
11 bayi meninggal dunia, sebanyak 26 bayi dirawat dengan prognosis baik,
sebanyak 3 bayi pulang dengan permintaan keluarga, dan sebanyak 1 bayi
dirujuk ke fasilitas yang lebih tinggi.
Meskipun angka kejadian hipoglikemia sangat rendah, namun jika tidak
diatasi atau diberi pertolongan dengan baik dan benar dalam jangka panjang bisa
menyebabkan hasil tes IQ rendah, kelainan gambar EEG, visual, dan
pendengarannya bisa terganggu (Melis, 2004).
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada
By. Ny. H dengan Hipoglikemia Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”, dengan
menerapkan manajemen kebidanan Varney.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah kasus ini adalah “Bagaimanakah penatalaksanaan
Asuhan Kebidanan Pada By Ny. H Dengan Hipoglikemia di ruang Perinatologi
RSUD Dr. Moewardi Surakarta?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir secara
komprehensif pada By Ny. H dengan hipoglikemia di ruang Perinatologi
RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan manajemen kebidanan Varney.
17
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu :
1) Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data dasar berupa data
subjektif dan data objektif pada By Ny. H dengan hipoglikemia.
2) Merumuskan identifikasi diagnosis kebidanan, masalah dan
kebutuhan pada By Ny. H dengan hipoglikemia.
3) Merumuskan diagnosis potensial pada By Ny. H dengan
hipoglikemia.
4) Mengidentifikasi tindakan segera atau antisipasi pada By Ny. H
dengan hipoglikemia.
5) Menyusun rencana tindakan pada By Ny. H dengan hipoglikemia.
6) Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan pada By Ny. H
dengan hipoglikemia.
7) Mengevaluasi hasil pelaksanaan asuhan kebidanan pada By Ny. H
dengan hipoglikemia.
b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata
di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada asuhan
kebidanan bayi baru lahir dengan hipoglikemia.
c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah sesuai
dengan kasus yang terjadi di lapangan pada bayi baru lahir dengan
hipoglikemia.
18
D. Manfaat Studi Kasus
1.
Bagi Penulis
Dapat menambah pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan dalam
menerapkan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan hipoglikemia di lahan.
2.
Bagi Profesi
Dapat digunakan sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi profesi
Bidan dalam penanganan kasus bayi dengan hipoglikemi untuk
meningkatkan mutu layanan profesi bidan terutama dalam memberikan
asuhan pada bayi baru lahir dengan hipoglikemia.
3.
Bagi Institusi
a. Bagi Rumah Sakit
Digunakan sebagai masukan atau bahan pertimbangan dalam
memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan hipoglikemia
sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di Rumah
Sakit.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil studi ini dapat menambah referensi dan sumber bacaan yang
bermanfaat bagi institusi pendidikan tentang asuhan kebidanan bayi
baru lahir dengan hipoglikemia.
4. Bagi Klien
Klien dapat mengetahui gejala awal bayi dengan hipoglikemia sehingga
klien dapat memberikan pertolongan pertama jika menemui gejala bayi
dengan hipoglikemia dan segera mendapatkan pertolongan lebih cepat.
19
E. Keaslian Penelitian
Laporan kasus tentang hipoglikemia ini pernah dilakukan oleh :
1.
Rati (2008) dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada By Ny.S dengan
Hipoglikemia Di Ruang Anak RSU Ahmad Yani Kota Metro”. Setelah 6
hari diberi asuhan meliputi pemberian konseling pada Ny.S untuk menyusui
bayinya secara on demand, menjaga kehangatan bayi, memantau tandatanda vital bayi, memantau glukosa plasma, memantau berat badan bayi dan
hasilnya bayi sudah mulai normal berat badan menurun dari 4500gr
menurun menjadi 4200gr, kadar glukosa plasma meningkat dari 45 mg/dl
menjadi 75 mg/dl, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, reflek hisap kuat
dan mulai sering minum ASI, dan atas ijin dokter bayi sudah boleh pulang.
2.
Lesnawati (2011) dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada By Ny.H Dengan
Hipoglikemia Di RSUD Cibinong”. Setelah diberikan asuhan selama 2 hari
meliputi pemberian konseling pada Ny. H untuk menjaga kehangatan
bayinya, menyusui bayinya secara on demand, memantau berat badan bayi,
tanda – tanda vital bayi memantau glukosa darah, dan berat badan bayi
dengan hasil bayi sudah mulai membaik kadar glukosa telah meningkat dari
59 mg/dl menjadi 74 mg/dl, bayi tampak sehat dan gerakanya aktif, bayi
menyusu ASI dengan kuat, turgor kulit baik, mata tidak kering, konjungtiva
merah muda, sklera putih, tanda – tanda vital sudah normal yaitu nadi
130x/menit, pernafasan 50x/menit, suhu36,70 C, bayi tampak sehat dan
sudah boleh pulang atas anjuran dokter.
20
Perbedaan studi kasus di atas dengan yang dilaksanakan penulis
terletak pada subjek studi kasus, lokasi studi kasus, dan waktu studi kasus
pada pasien dengan hipoglikemia.
Persamaan studi kasus di atas dengan yang dilaksanakan penulis
terletak pada asuhan yang diberikan pada kasus bayi baru lahir dengan
hipoglikemia.
F. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By Ny. H dengan Hipoglikemia di
ruang Perinatologi RSUD Dr. Moewardi terdiri dari 5 (lima) BAB dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat,
keaslian studi kasus dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terdiri dari teori medis yang berisi tentang pengertian bayi
baru lahir, ciri – ciri bayi baru lahir, konsep dasar hipoglikemia,
etiologi hipoglikemia, faktor resiko hipoglikemia, tanda dan gejala
hipoglikemia, tipe - tipe hipoglikemia, tanda dan gejala hipoglikemia,
penatalaksanaan hipoglikemia, tata laksana pemberian ASI, teori
21
manajemen kebidanan 7 langkah Varney, data perkembangan SOAP,
dan landasan hukum.
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi
kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik pengumpulan
data, alat-alat yang dibutuhkan, dan jadwal penelitian.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menggambarkan asuhan kebidanan terhadap bayi baru lahir
dengan hipoglikemia secara nyata sesuai manajemen kebidanan
menurut 7 langkah Varney mulai dari pengkajian, interpretasi data,
diagnosa potensial, evaluasi dan data perkembangan. Sedangkan
dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang masalah – masalah
atau kesenjangan antara teori dengan praktek yang penulis temukan di
lapangan.
BAB V
PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan
jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus bayi
baru lahir dengan hipoglikemia, sedangkan saran merupakan alternatif
pemecahan dan tanggapan dari kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1.
Bayi Baru Lahir
a. Definisi Bayi baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi segera setelah lahir sampai dua puluh
delapan hari dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu atau
cukup bulan dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram, lahir
langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)
(Saifudin, 2006 dan DepKes RI, 2005)
b. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
1) Berat badan 2500 - 4000 gram.
2) Panjang badan 48 - 52 cm.
3) Lingkar dada 30 - 38 cm.
4) Lingkar kepala 33 - 35 cm.
5) Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit.
6) Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit.
7) Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan
cukup.
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
22
9) Kuku agak panjang dan lemas.
23
24
10) Genetalia
a)
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
b)
Laki - laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12) Reflek morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
13) Reflek graps atau menggenggam sudah baik.
14) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan (Saifudin, 2006).
2.
Hipoglikemia
a. Definisi Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam
darah secara abnormal rendah yaitu <50 mg/dl atau bahkan <40 mg/dl
(Rahardjo, 2012 dan Maryam, 2009).
b. Etiologi Hipoglikemia
Hipoglikemia biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat
dilahirkan memiliki cadangan glukosa yang rendah yang disimpan
dalam bentuk glikogen (Novyana, 2010). Hipoglikemia disebabkan
oleh ketidakseimbangan asupan makanan, insulin, dan aktivitas
(Wong, 2005).
Penyebab hipoglikemia pada neonatus berbeda sedikit dari pada bayi
yang lebih tua dan anak-anak. Menurut Judarwanto (2012), etiologi
hipoglikemia pada neonatus meliputi berikut :
25
1) Perubahan sekresi hormon.
2) Berkurangnya substrat cadangan dalam bentuk glikogen hati.
3) Berkurangnya
cadangan
otot
sumber
asam
amino
untuk
glukoneogenesis.
4) Berkurangnya cadangan lipid untuk pelepasan asam lemak.
c. Faktor Resiko Hipoglikemia
Umumnya hipoglikemia terjadi pada neonatus berumur 1-2 jam.
Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak lagi mendapatkan glukosa
dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa
darah yang menurun (Iswanto, 2012).
Menurut Iswanto (2012), terdapat 4 kelompok besar bayi
neonatal yang secara patofisiologik mempunyai resiko tinggi
mengalami hipoglikemia yaitu :
1) Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes melitus atau
menderita diabetes selama kehamilan dan bayi yang menderita
penyakit eritroblastosis fetalis berat, bayi demikian cenderung
menderita hiperinsulinisme.
2) Bayi dengan berat badan lahir rendah yang mungkin mengalami
malnutrisi intrauterin, yang mengakibatkan cadangan glikogen hati
dan lemak tubuh total menurun. BBLR yang termasuk rawan
adalah bayi kecil menurut usia kehamilan, salah satu bayi kembar
yang lebih kecil berat badan berbeda 25% atau lebih, berat badan
lahir kurang 2000 gr bayi yang menderita polisitemia, bayi yang
26
dilahirkan oleh ibu yang menderita toksemia dan bayi dengan
plasenta yang abnormal, terutama sangat peka dan mudah terkena
gangguan ini. Faktor-faktor lain yang juga berperan akan timbulnya
hipoglikemia pada kelompok ini mencakup respon insulin yang
tidak normal, gangguan glikoneogenesis, asam lemak bebas yang
rendah, rasio berat otak atau hati yang meningkat, kecepatan
produksi kortisol yang rendah dan mungkin kadar insulin yang
meningkat serta respon keluaran epinefrin yang menurun.
3) Bayi yang sangat imatur (kecil) atau yang sedang sakit berat dapat
menderita
hipoglikemia
karena
meningkatnya
kebutuhan
metabolisme yang melebihi cadangan kalori, dan bayi dengan berat
badan lahir rendah yang menderita sindrom gawat nafas, asfiksia
perinatal, polisitemia, hipotermia dan infeksi sistemik dan bayi
yang mengalami kelainan jantung bawaan sianotik yang menderita
gagal jantung.
4) Pada bayi yang menderita kelainan genetik atau gangguan
metabolisme primer (jarang terjadi) seperti galaktosemia, penyakit
penyimpanan glikogen, intoleransi fruktosa, propionat asidemia,
metilmalonat
asidemia,
tirosinemia,
penyakit
sirop
mapel,
sensitivitas leusin, insulinoma, nesidioblastosis sel beta, hiperplasia
fungsional sel beta fungsional, panhipopituitarisme dan sindrom
beckwit serta bayi raksasa.
27
d. Tanda Dan Gejala Hipoglikemia
Gejala hipoglikemia dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok
besar, yaitu gejala yang berasal dari sistem saraf autonomi dan gejala
yang berhubungan dengan kurangnya suplai glukosa pada otak. Pada
neonatus gejala hipoglikemia tidak spesifik, antara lain tremor, peka
rangsang, apnea dan sianosis, hipotonia, iritabel, sulit minum, kejang,
koma, tangisan nada tinggi, nafas cepat dan pucat (Sihombing, 2013).
e. Tipe-tipe Hipoglikemia Pada Neonatus
Menurut Vera (2013), tipe hipoglikemia digolongkan menjadi
beberapa jenis yakni :
1) Transisi dini neonatus (Early transitional neonatal )
Ukuran bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan
sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.
2) Hipoglikemia klasik sementara (Classic transient neonatal)
Terjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami
kekurangan cadangan lemak dan glikogen.
3) Hipoglikemia sekunder (Secondary)
Sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga terjadi
peningkatan metabolisme yang memerlukan banyak cadangan
glikogen.
4) Hipoglikemia berulang (Recurrent)
Disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme
insulin terganggu.
28
f. Penatalaksanaaan Hipoglikemia
Menurut Iswanto (2013), penatalaksanaan untuk hipoglikemia
pada neonatus adalah sebagai berikut :
1) Beri air gula kira-kira 30 cc satu kali pemberian dan observasi
keadaannya.
2) Pertahankan suhu tubuh dengan cara membungkus bayi dengan
kain hangat, jauhkan dari hal-hal yang dapat menyerap panas bayi.
3) Segera beri ASI (Air Susu Ibu).
4) Observasi keadaan bayi, yaitu tanda-tanda vital, warna kulit, reflek
dan tangisan bayi.
5) Bila tidak ada perubahan selama ± 24 jam dalam gejala-gejala
tersebut segera rujuk ke rumah sakit.
Menurut Iswanto (2013) jika ditemukan masalah seperti
berikut penatalaksanaanya adalah :
1) Glukosa darah <25 mg/dl (1,1 mmol/l) atau terdapat tanda
hipoglikemia, maka
a) Pasang jalur IV, berikan glukosa 10% 2 ml/kg BB secara pelan
dalam 5 menit.
b) Infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan.
c) Periksa kadar glukosa darah 1 jam setelah bolus glukosa dan
kemudian 3 jam sekali
d) Jika kadar glukosa darah masih <25 mg/dl (1,1 mmol/l) ulangi
pemberian air gula dan lanjutkan pemberian infus.
29
e) Jika kadar glukosa darah 24-25 mg/dl (1,1-2,6 mmol/l) lanjutkan
infus dan ulangi pemeriksaan kadar glukosa setiap 3 jam sampai
kadar glukosa 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau lebih.
f) Jika kadar gluosa darah 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau lebih dalam
dua kali pemberian berturut-turut lanjutkan infus glukosa.
g) Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak menyusu berikan ASI
peras dengan menggunakan sendok.
h) Bila kemampuan minum bayi meningkat, turunkan pemberian
cairan infus setiap hari secara bertahap, jangan menghentikan
infus glukosa secara tiba-tiba.
2) Glukosa darah 25-45 mg/dl (1,1- 2,6 mmol/l) tanpa tanda
hipoglikemia.
a)
Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak menyusu berikan ASI
peras dengan menggunakan sendok.
b) Pantau tanda hipoglikemia dan bila dijumpai tanda – tanda
hipoglikemia tangani dengan cara :
1)
Pasang jalur IV, berikan glukosa 10% 2 ml/kg BB secara
pelan dalam 5 menit.
2)
Infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan.
3)
Periksa kadar glukosa darah dalam setiap 3 jam atau
sebelum pemberian minum berikutnya
30
4)
Jika kadar glukosa darah masih <25 mg/dl (1,1 mmol/l)
atau terdapat tanda hipoglikemi maka lanjutkan infus dan
pemberian air gula .
5)
Jika kadar glukosa darah masih antara 25-45 mg/dl (1,12,6 mmol/l) naikkan frekuensi pemberian ASI atau
naikkan volume pemberian minum dengan menggunakan
sendok.
6)
Jika kadar glukosa darah 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau
lebih, turunkan pemberian infus secara bertahap setiap
hari dan anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on
demand.
31
Bagan Penatalaksanaan Hipoglikemia
Bayi Baru Lahir
Bayi lahir kurang bulan
berat < 2500gram
Bayi lahir cukup bulan
berat 2500-3500 gram
Hipoglikemia jika kadar
gula darah < 40 mg/dl
Hipoglikemia jika kadar
gula darah < 50 mg/dl
Jika kadar gula
darah 25-40 mg/dl
tanpa tanda dan
gejala hipoglikemia
1. Anjurkan ibu untuk
menyusui bayinya
2. Pantau
tanda
hipoglikemi
3. Periksa kadar glukosa
darah dalam setiap 3
jam
Jika kadar gula
darah >25-45 mg/dl
dengan tanda dan
gejala hipoglikemia
1. Beri air gula kira-kira 30
cc satu kali pemberian
dan
observasi
keadaannya
2. Pertahankan suhu tubuh
3. Segera beri ASI
4. Observasi keadaan bayi,
yaitu tanda-tanda vital,
warna kulit, reflek
5. Bila tidak ada perubahan
selama ± 24 jam dalam
gejala-gejala
tersebut
segera rujuk ke rumah
sakit.
Jika kadar gula
darah <25 mg/dl
dengan tanda dan
gejala hipoglikemia
1. Pasang jalur IV, berikan
2.
3.
4.
5.
glukosa 10% 2 ml/kg
BB secara pelan dalam
5 menit
Infus glukosa 20%
sesuai
kebutuhan
rawatan
Periksa kadar glukosa
darah 1 jam setelah
bolus
glukosa
dan
kemudian 3 jam sekali
Anjurkan ibu menyusui
Bila
kemampuan
minum bayi meningkat,
turunkan
pemberian
cairan infus setiap hari
secara bertahap
Sumber : Iswanto (2012)
Gambar 2.1 Bagan penatalaksanaan hipoglikemia pada neonatus
32
g. Tata Laksana Pemberian ASI Pada Bayi Dengan Hipoglikemia
Menurut Sihombing (2013), tata laksana pemberian ASI pada bayi
baru lahir dengan hipoglikemia antara lain :
1) Hipoglikemia asimtomatik (tanpa manifestasi klinis)
a) Pemberian ASI sedini mungkin dan sering akan menstabilkan
kadar glukosa darah. Teruskan menyusui bayi (kira-kira setiap
1-2 jam) atau beri 3-10 ml ASI perah tiap kg berat badan bayi,
atau berikan suplementasi (ASI donor atau susu formula).
b) Periksa ulang kadar glukosa darah sebelum pemberian minum
berikutnya sampai kadarnya normal dan stabil.
c) Jika bayi tidak bisa menghisap atau tidak bisa mentoleransi
asupannya, hindari pemaksaan pemberian minum, dan mulailah
pemberian glukosa intra vena. Pada beberapa bayi yang tidak
normal, diperlukan pemeriksaan yang seksama dan lakukan
evaluasi untuk mendapatkan terapi yang intensif.
d) Jika kadar glukosa tetap rendah meskipun sudah diberi minum,
mulailah terapi glukosa intra vena dan sesuaikan dengan kadar
glukosa darah.
e) ASI diteruskan selama terapi glukosa intra vena. Turunkan
jumlah dan konsentrasi glukosa intra vena sesuai dengan kadar
glukosa darah.
33
f) Catat manifestasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar skrining
glukosa darah, konfirmasi laboratorium, terapi dan perubahan
kondisi klinik bayi (misalnya respon dari terapi yang
diberikan).
2) Hipoglikemia simtomatik dengan manifestasi klinis atau kadar
glukosa plasma < 20-25 mg/dL atau < 1,1 – 1,4 mmol/L.
a)
Berikan glukosa 200 mg tiap kilogram berat badan atau 2 ml
tiap kilogram berat badan cairan dekstrosa 10%. Lanjutkan terus
pemberian
glukosa
10%
intra
vena
dengan
kecepatan
(glucose infusion rate atau GIR) 6-8 mg tiap kilogram berat
badan tiap menit.
b)
Koreksi
hipoglikemia
yang
ekstrim
atau
simtomatik,
pertahankan kadar glukosa bayi yang simtomatik pada >45
mg/dL atau >2.5 mmol/L.
c)
Sesuaikan pemberian glukosa intravena dengan kadar glukosa
darah yang didapat.
d)
Dukung pemberian ASI sesering mungkin setelah manifestasi
hipoglikemia menghilang.
e)
Pantau kadar glukosa darah sebelum pemberian minum dan saat
penurunan pemberian glukosa intra vena secara bertahap
(weaning) sampai kadar glukosa darah stabil pada saat tidak
mendapat cairan glukosa intra vena. Kadang diperlukan waktu
24-48 jam untuk mencegah hipoglikemia berulang.
34
f)
Lakukan pencatatan manifasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar
skrining glukosa darah, konfirmasi laboratorium, terapi dan
perubahan kondisi klinik (misal respon dari terapi yang
diberikan).
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah metode pendekatan dengan
menggunakan langkah-langkah yang dipergunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam tahapan yang akurat untuk
pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007).
2. Langkah-langkah
Dalam studi kasus ini mengacu pada pola pikir Varney karena untuk
memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. Proses
manajemen kebidanan menurut Varney ada 7 langkah dimulai dari
pengumpulan data dan berakhir dengan evaluasi.
Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :
Langkah I : Pengkajian Data
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai
35
dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus
dan pemeriksaan penunjang (Varney, 2007).
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan asuhan
kebidanan pada pasien dan merupakan suatu proses sistematis dalam
pengumpulan data (Nursalam, 2009).
a. Data subjektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak
dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi
melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009).
Menurut Nusalam (2009) data subjektif meliputi :
1) Identitas pasien
Menurut Nursalam (2009), identitas pasien meliputi :
a) Nama
Untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar bayi
yang dimaksud.
b) Umur
Untuk mengintrepretasikan apakah data pemeriksaan klinis
bayi tersebut normal sesuai dengan umur.
c) Jenis kelamin
Untuk penilaian data pemeriksaan kilinis, misalnya nilai-nilai
buku, penyakit-penyakit seks (seks linkes)
d) Alamat
36
Untuk memudahkan komunikasi jika terjadi hal-hal yang
gawat, atau hal lain yang dibutuhkan, serta untuk kepentingan
kunjungan rumah jika diperlukan.
e) Nama orang tua
Agar tidak terjadi kekeliruan dengan orang lain.
f) Umur orang tua
Untuk menambah kekuatan data yang diperoleh serta dapat
ditemukan pola pendekatan dalam anamnesis.
g) Agama
Untuk mendapatkan identitas serta untuk mengetahui perilaku
seseorang tentang kesehatan dan penyakit yang sering
berhubungan dengan agama dan suku bangsa.
h) Pendidikan
Berperan dalam pendekatan selanjutnya sesuai tingkat
pengetahuan.
i) Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi orang tua
berhubungan dengan kemampuan dalam mencukupi kebutuhan
nutrisi.
b. Anamnesa dengan Orang tua
Keluhan utama saat datang
Keluhan utama adalah proses pengkajian kondisi pasien pada saat
datang. Pada bayi dengan hipoglikemia keluhan dapat berupa bayi
37
menangis, rewel, sulit untuk minum/sulit menghisap, tremor
(jitternes), pucat , sehingga timbul kecemasan pada orang tuanya
(Sihombing, 2013).
c. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
Menurut Nursalam (2009), mengkaji kondisi bayi untuk
menentukan pemeriksaan disamping alasan datang. Pada bayi
dengan hipoglikemia bayi terlihat pucat (sianosis), tremor
(jitternes), bayi menangis tinggi, dan sulit untuk minum/ sulit
menghisap (Sihombing, 2013).
2) Riwayat prenatal (kehamilan)
Untuk mengetahui keadaan bayi saat dalam kandungan. Pengkajian
ini meliputi : hamil keberapa, umur kehamilan, ANC, HPHT dan
HPL (Prawirohardjo, 2010).
3) Riwayat intranatal (persalinan)
Untuk mengetahui keadaan bayi saat lahir (jam dan tanggal),
penolong, tempat, cara spontan atau tidak serta keadaan bayi saat
lahir (Prawirohardjo, 2010).
4) Riwayat postnatal
Untuk mengetahui keadaan bayi dan ibu saat nifas, adakah
komplikasi saat nifas (Prawirohardjo, 2010).
5) Riwayat penyakit keluarga
38
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular
dan menurun (Prawirohardjo, 2010).
d. Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh tenaga
kesehatan (Nursalam, 2009).
Data objektif terdiri dari :
1) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan keadaan
umum dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan bayi.
Menurut Sihombing (2013), keadaan umum pada bayi dengan
hipoglikemia umumnya lemah.
b) Kesadaran
Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan ini
bertujuan untuk menilai status kesadaran anak meliputi tingkat
kesadaran (composmentis, apatis, sopor atau delirium,
somnolens, sopor comatus, coma) gerakan yang ekstrem dan
ketegangan otot. Menurut Rati (2008), kesadaran pada bayi
dengan hipoglikemia bayi terlihat apatis atau acuh tak acuh
dengan keadaan sekitar (menangis tinggi dan sulit untuk
minum/menghisap).
c) Suhu
39
Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan suhu aksila
untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau
hipertermia. Dalam kondisi normal suhu bayi berkisar antara
36,50-37,50C. menurut Rati (2008), suhu pada bayi dengan
hipoglikemia mengalami penurunan akibat asupan glukosa
yang berkurang.
d) Nadi (Denyut Jantung)
Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan denyut
jantung dilakukan untuk menilai apakah bayi mengalami
gangguan sehingga jantung dalam keadaan tidak normal.
Denyut jantung dikatakan normal apabila frekuensinya antara
100-160 kali per menit.
e) Respirasi
Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan frekuensi
napas dilakukan dengan menghitung napas rata-rata
pernapasan dalam satu menit. Napas bayi baru lahir dikatakan
normal apabila frekuensinya antara 30-60 kali per menit.
Menurut Rati (2008), frekuensi napas pada bayi dengan
hipoglikemia meningkat.
f) Riwayat Apgar Skore
Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), riwayat khusus apgar
skore yang dinilai antara lain :
40
(1) Denyut jantung dengan batas normal 100-160 kali per
menit.
(2) Pernafasan dengan batas normal 30-60 kali per menit.
(3) Tonus otot dengan batas normal bayi dapat bergerak
normal dan aktif.
(4) Reaksi pengisapan dengan batas normal adalah dapat
menghisap dengan baik pada saat menetek atau pada saat
pemeriksaan fisik.
(5) Warna kulit dengan batas normal adalah kemerahan dan
tidak kebiru-biruan atau pucat.
2) Pemeriksaan Fisik Sistematis
Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), pemeriksaan fisik dilakukan
secara sistematis yang dimulai dari kepala sampai kaki
(head to toe).
a) Muka
Pemeriksaan muka untuk mengetahui apakah muka simetris
atau tidak (Hidayat dan Uliyah, 2010). Pada kasus bayi
dengan hipoglikemia muka terlihat pucat (sianosis)
(Sihombing, 2013).
b) Mulut
Pemeriksaan mulut untuk mengetahui ada atau tidak ada
labiopalatoskizis (Hidayat dan Uliyah, 2010).
c) Hidung
41
Pemeriksaan hidung untuk mengetahui ada atau
tidak adanya benjolan, bersih atau tidak
(Hidayat dan Uliyah, 2010).
d) Tali pusat
Pemeriksaan tali pusat untuk mengetahui tali pusat terbungkus
kasa steril atau tidak, kering atau basah, ada kemerahan,
bengkak atau tidak (Hidayat dan Uliyah, 2010).
e) Punggung
Pemeriksaan punggung untuk mengetahui adanya spinabifida
atau tidak (Hidayat dan Uliyah, 2010).
f) Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas untuk mengetahui kelengkapan
ekstremitas kanan dan kiri, ekstremitas bawah kanan dan
kiri serta kelengkapan jari-jari tangan dan kaki
(Hidayat dan Uliyah, 2010). Pada kasus bayi dengan
hipoglikemia ekstremitas tampak lemah dan tremor
(Hidayat dan Uliyah, 2010).
g) Genetalia
Laki-laki
: testis sudah turun atau belum
Perempuan
: labia mayora sudah menutupi labia minora
atau belum (Hidayat dan Uliyah, 2010).
h) Anus
42
Pemeriksaan anus untuk mengetahui ada tidaknya atresiaani
(Hidayat dan Uliyah, 2010).
3) Pemeriksaan Reflek
a) Reflek Moro
Reflek moro yaitu untuk mengetahui gerakan memeluk bila
dikagetkan (Dewi, 2011). Reflek moro pada bayi dengan
hipoglikemia biasanya lemah (Farrer, 2007).
b) Reflek menggerakkan atau reflek grasping
Reflek menggenggam bisa kuat sekali dan kadang-kadang bayi
dapat diangkat dari permukaan meja/tidurnya sementara bayi
berbaring terlentang dan menggenggam jari tangan di periksa
(Wong, 2005). Reflek grasping pada bayi dengan hipoglikemia
biasanya lemah (Farrer, 2007).
c) Reflek mencari atau reflek rooting
Saat pipi bayi disentuh bayi akan menolehkan kepala ke sisi
yang disentuh untuk mencari puting susu (Wong, 2005).
Reflek rooting pada bayi dengan hipoglikemia biasaya lemah
(Sihombing, 2013).
d) Reflek menghisap atau reflek sucking
Saat bayi diberikan botol susu atau putting susu ibu bayi
menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap stimulasi
43
(Hidayat dan Uliyah, 2010). Reflek sucking pada bayi dengan
hipoglikemia biasanya lemah, bayi mengalami kesulitan untuk
minum ASI (Sihombing, 2013).
e) Reflek tonik neck
Untuk mengetahui otot leher bayi akan mengangkat ke kanan
dan ke kiri jika diletakan pada posisi tengkurap (Rohani dkk,
2011). Reflek tonik neck pada bayi dengan hipoglikemia
biasanya lemah (Sihombing, 2013).
4) Pemeriksaan Antropometri
Pemeriksaan antropometri menurut Hidayat dan Uliyah (2010)
meliputi :
a) Lingkar kepala
: batas normal 33-35 cm
b) Lingkar dada
: batas normal 30-33 cm
c) Berat badan
: batas normal 2500-3500 gram
d) Panjang badan
: batas normal 45-50 cm
5) Eliminasi
Pemeriksaan urine (BAK) dan tinja (BAB) dilakukan untuk menilai
ada/tidaknya diare. Pemeriksaan ini normal apabila bayi berak cair
antara 6-8 kali per hari dalam kasus hipoglikemia feces bayi
berwarna hijau kecoklatan dan urine bayi kuning jernih (Hidayat
dan Uliyah, 2010).
6) Data Penunjang
44
Data penunjang untuk kasus hipoglikemia ini diperoleh dari
pemeriksaan laboratorium antara lain : pemeriksaan glukosa darah
kurang dari 45 mg/dl yakni diperiksa dengan dextrostix pada saat
persalinan dan pada usia ½ jam, 1jam, 2jam, 4jam, 8jam, 12jam,
24jam, 36jam, dan 48 jam (Muslihatun, 2009).
Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini melaksanakan identifiksai yang benar terhadap
masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik (Varney, 2007).
1. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan (Varney, 2007).
Diagnosa untuk kasus hipoglikemia : Bayi Ny. X lahir cukup bulan
umur....hari, jenis kelamin....dengan hipoglikemia.
Dasar :
Data subjektif pada kasus hipoglikemia menurut Sihombing (2013)
adalah :
a. Ibu mengatakan baru saja melahirkan bayinya pada tanggal .....
berjenis kelamin ....
b. Ibu mengatakan bayinya tidak mau menyusu dan keadaanya lemah.
45
Data obyektif pada kasus hipoglikemia menurut Sihombing (2013)
adalah :
1) Keadaan umum lemah.
2) Reflek moro, reflek rooting, reflek sucking, reflek grasping
dan reflek tonik neck lemah.
3) Bayi tampak pucat.
4) Kadar glukosa darah rendah kurang dari 45 mg/dl.
2. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil atau menyertai diagnosa bidan membutuhkan
penanganan (Varney, 2007). Masalah-masalah yang sering dijumpai
pada bayi dengan hipoglikemia adalah gangguan sistem pernafasan,
reflek hisap dan menelan minuman, kesadaran menurun atau sering
tidur (Sihombing, 2013).
3. Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi
dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan
analisis data (Varney, 2007).
Kebutuhan-kebutuhan yang harus diberikan pada bayi baru lahir
dengan hipoglikemia adalah pemberian cairan yang cukup terutama
46
ASI, mengobservasi keadaan umum bayi secara intensif, menjaga
lingkungan bayi agar lingkungan nyaman dan hangat (Rati, 2008).
Langkah III : Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah suatu pernyataan yang timbul berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini
mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila bersiap-siap bila diagnosa atau masalah
potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007). Pada kasus bayi baru lahir
dengan hipoglikemia diagnosa potensialnya adalah terjadinya penurunan
kesadaran dan terjadi syok pada bayi (Rati, 2008).
Langkah IV : Antisipasi atau Tindakan Segera
Langkah keempat ini merupakan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera dari tindakan kolaborasi dengan tenaga medis lain untuk
menghindari terjadinya kegawat daruratan (Varney, 2007).
Antisipasi untuk kasus hipoglikemia menurut Rati (2008) antara lain :
1. Kolaborasi
dengan
dokter
untuk
pemberian
IVFD
(Intra Vena Fluid Drip).
2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Antibiotik 2×250 mg IV.
3. Pemberian oksigen.
47
4. Rujukan.
Langkah V : Perencanaan Asuhan Kebidanan
Merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkahlangkah sebelumnya, langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi pada langkah informasi data dasar yang
tidak lengkap dan dilengkapi (Varney, 2007).
Menurut Iswanto (2012), perencanaan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan hipoglikemia antara lain :
1. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut jantung,
nadi dan suhu, dan penatalaksanaan yang akan dilaksanakan.
2. Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5
menit.
3. Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan.
4. Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam atau bila ada
indikasi
5. Berikan
konseling pada
ibu tentang perawatan
bayi
dengan
hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi.
6. Anjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang adekuat (pemberian ASI
sesegera mungkin)
7. Jaga suhu bayi agar tetap hangat
8. Jaga kebersihan bayi dan lingkungan
9. Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi
48
10. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian terapi
lanjutan.
Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Langkah keenam ini adalah pelaksanaan dari asuhan menyeluruh.
Penatalaksanaan manajemen yang efisien akan meningkat waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien (Varney, 2007). Pelaksanaan
disesuaikan dengan rencana yang sudah disusun.
Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini merupakan penilaian apakah rencana asuhan tersebut
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan benar-benar telah dipenuhi
kebutuhannya akan bantuan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
masalah dan diagnosa (Varney, 2007).
Setelah dilakukannya asuhan menurut tujuh langkah Varney, pada
kasus bayi dengan hipoglikemia mengalami kenaikan perbaikan glukosa
plasma (mampu mempertahankan glukosa plasma pada 70 mg/dL) melalui
pemberian ASI secara adekuat, bayi juga tidak mengalami hipotermi
(Azlin, 2011).
Menurut Muslihatun (2009), metode pendokumentasian yang akan
digunakan dalam dokumentasi data perkembangan adalah dengan
menggunakan metode SOAP. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan
proses pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan.
49
Berikut ini yang pendokumentasian dengan metode SOAP :
S
: Subjektif
Data subjektif merupakan catatan yang berhubungan dengan masalah
dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran
dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan dengan diagnosa. Pada pasien yang bisu, dibagian data
dibelakang huruf “S” diberi tanda huruf “O” atau “X”. Tanda ini akan
menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara. Pada bayi
atau anak kecil data subjektif dapat diperoleh dari orang tua atau
pengasuh. Data subjektif ini dapat digunakan untuk menguatkan
diagnosa yang akan dibuat (Muslihatun, 2009).
O
: Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur,
informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, USG< dan
lain sebagainya). Apa yang diobervasi oleh bidan akan menjadi
komponen penting dari diagnosa yang akan ditegakkan. Catatan ini
menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik lainnya yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan atau
menegakkan diagnosa (Muslihatun, 2009).
A
: Assesment
Assesment merupakan pendokumentasian hasil analisa data
berdasarkan data subjektif dan objektif yang dikumpulkan dan
50
disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada
informasi baru baik subjektif dan objektif, dan sering diungkapkan
secara terpisah-pisah, dalam penulisan 7 langkah Varrney assesment
berada dalam urutan 2, 3, 4 maka proses pengkajian adalah sesuatu
yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin
suatu perubahan baru cepat diketahui dan diikuti sehingga dapat
diambil tindakan yang tepat (Muslihatun, 2009).
P
: Pleanning
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi
perencanaan berdasarkan assesment sebagai langkah V, VI, VII
Varney (Muslihatun, 2009).
C. Landasan Hukum
Bidan dalam menyelenggarakan praktiknya berlandaskan pada permenkes
No. 1464/.MenKes/Per/X/2010 pasal 16 ayat 2 yaitu pelayanan kebidanan pada
anak meliputi :
1. Perawatan bayi baru lahir.
2. Perawatan tali pusat.
3. Perawatan bayi resusitasi pada bayi baru lahir.
4. Pemantauan tumbuh kembang anak.
5. Pemberian imunisasi
51
6. Pemberian penyuluhan.
(Kepmenkes, 2010)
Sedangkan menurut KepMenkes No. 369/MenKes/SK/III/2007
Kompetensi ke 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi baru lahir sehat. Ketrampilan dasar pasal 9 : Melakukan
tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir seperti kesulitan
bernafas atau asfiksia, hipotermia dan hipoglikemia (Kepmenkes, 2007).
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus
Jenis studi kasus yang penulis lakukan berupa metode observasional
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode observasional deskriptif
adalah pendekatan yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya
bertujuan untuk mengambarkan fenomena (termasuk kesehatan ) yang terjadi di
dalam populasi tertentu (Notoadmodjo, 2012). Studi kasus dilakukan dengan
cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit
tunggal (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini tentang Asuhan Kebidanan Bayi
Baru Lahir Pada By Ny. H dengan Hipoglikemia di ruang Perinatologi RSUD
Dr. Moewardi Surakarta.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan
(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini tempat pengambilan kasus akan
dilakukan di bangsal perinatologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
C. Subjek studi Kasus
Dalam penulisan studi kasus ini subjek merupakan orang yang dijadikan
sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2012). Subjek dalam
pengambilan kasus ini adalah bayi baru lahir Ny. H dengan hipoglikemia.
52
53
D. Waktu studi Kasus
Waktu studi kasus merupakan kapan pelaksanaan pengambilan studi kasus
akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Pelaksanaan studi kasus ini
dilaksanakan pada tanggal 09 April 2014 sampai 11 April 2014.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah alat yang akan digunakan oleh peneliti untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan untuk
pengambilan data dalam studi kasus ini adalah dengan menggunakan format
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan 7 langkah Varney dan data
perkembangan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah :
1. Data Primer
Data primer adalah materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan
sendiri oleh peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian
(Nursalam, 2009).
Data primer diperoleh dengan cara :
a. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang di gunakan untuk mengumpulkan
data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara
lisan dari seseorang sasaran peneliti atau responden, atau bercakap-
54
cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)
(Notoatmodjo, 2012). Wawancara dilakukan pada ibu bayi baru lahir
dengan hipoglikemia pada ibu bayi Ny. H, bidan, dokter dan perawat.
b. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya rangsangan dari luar mengenai indra,
dan terjadilan pengindraan, kemudian apabila rangsangan tersebut
menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan
(Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini penulis memperoleh data objektif
yaitu melakukan pengamatan langsung pada klien yaitu observasi
tentang keadaan umum, tanda-tanda vital, penimbangan berat badan,
dan pemeriksaan glukosa plasma untuk mengetahui keadaan
perkembangan dan perawatan yang telah dilakukan.
c. Pemeriksaan Fisik
Menurut Hidayat dan Uliyah (2010), ada 4 teknik dalam pemeriksaan
fisik yaitu :
1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi dengan mengunakan indra
pengelihatan dan indra penciuman sebagai alat berurutan mulai dari
kepala sampai kaki (Nursalam, 2010). Pada kasus ini dilakukan
pemeriksaan berurutan mulai dari kepala hingga ujung kaki pada
kasus hipoglikemia inspeksi dilakukan untuk melihat muka terlihat
pucat, gerakan terlihat lemah (Hidayat dan Uliyah, 2010).
55
2) Palpasi
Palpasi yaitu suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan.
Jari adalah suatu instrument yang sensitive yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang temperature, turgor, bentuk,
kelembaban, dan ukuran (Hidayat dan Uliyah, 2010).
3) Perkusi
Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk
membandingkan kiri dan kanan pada setiap permukaan tubuh
dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi yang bertujuan untuk
mengidentifikais, lokasi, ukuran, dan konsistensi jaringan.
Dalam kasus Hipoglikemia tidak dilakukan perkusi
(Hidayat dan Uliyah, 2010).
4) Auskultasi
Auskultasi adalah Pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara
yang dihasilkan tubuh menggunakan stetoskop untuk mendeteksi
kelainan (Nursalam, 2010). Dalam kasus hipoglikemia auskultasi
digunakan untuk menghitung denyut nadi.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis sumber informasi
yang penting bagi tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi masalah untuk
menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan dan memonitor
respon pasien terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2012).
56
Data sekunder diperoleh dengan cara :
a. Studi dokumentasi
Semua bentuk sumber informasi yang berhubungan
dengan dokumentasi resmi maupu dokumen tidak resmi
(Notoadmodjo, 2012). Dalam studi kasus ini, dokumentasi dilakukan
dengan cara pengumpulan data yang diambil dari buku KIA ibu dan
rekam medis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting
dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini studi kepustakaan berupa bukubuku referensi, artikel internet, karya ilmiah yang terdahulu, dan
sumber pustaka lainnya yang menunjang studi kasus ini dari tahun
2003-2013.
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain :
1.
Alat dan bahan dalam pengambilan data
a.
Format pengkajian bayi baru lahir
b.
Buku tulis
c.
Bolpoint
57
2.
3.
Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
a.
Timbangan berat badan bayi
b.
Perlak dan pengalas
c.
Mistar pengukur panjang badan
d.
Metlin (pita ukur)
e.
Termometer
f.
Jam tangan/arloji
g.
Stetoskop
h.
Kain pembungkus bayi
Alat dan bahan yang digunakan dalam pendokumentasian adalah alat tulis.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
No. Register
: 01246002
Tanggal masuk
: 09 April 2014
Ruang
: Perinatologi
Jam masuk
: 04.30 WIB
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Tanggal 09 April 2014
Pukul 08.30 WIB
a. Data Subyektif
1) Identitas Bayi
a) Nama bayi
: By Ny. H
b) Umur bayi
: 1 Jam
c) Tanggal / jam lahir
: 09 April 2014 / 07.30 WIB
d) Jenis kelamin
: Perempuan
e) Anak ke
: 1 (satu)
Identitas Ibu
Identitas Ayah
a) Nama
: Ny. H
a) Nama
: Tn. P
b) Umur
: 28 tahun
b) Umur
: 30 tahun
c) Suku / bangsa : Jawa /
c) Suku / Bangsa : Jawa /
Indonesia
d) Agama
: Islam
43
Indonesia
d) Agama
: Islam
44
e) Pendidikan
: SMA
e) Pendidikan
: SMA
f) Pekerjaan
: IRT
f)
: Swasta
g) Alamat
: Salakan 12 / 01 Salakan, Teras, Boyolali
Pekerjaan
b. Anamnesa pada ibu ( Data Subyektif )
1) Riwayat Kehamialan Sekarang
a) HPHT : 28 Juni 2013
b) HPL
: 05 April 2014
c) Keluhan – keluhan Pada :
Trimester I
: Ibu mengatakan mual – muntah
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : Ibu mengatakan sering kencing
d) ANC
: Ibu
mengatakan
memeriksakan
kehamilanya sebanyak 11 kali di bidan
secara teratur
TM I
: 3x, pada umur kehamilan 4 minggu, 8
minggu dan 12 minggu.
TM II
: 3x, pada umur kehamilan 16 minggu, 20
minggu dan 24 minggu.
TM III
: 5x, pada umur kehamilan 28 minggu, 32
minggu, 36 minggu, 38 minggu dan 40
minggu.
e) Penyuluhan yang pernah didapat :
45
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan gizi ibu
hamil dan ASI eksklusif.
f) Imunisasi TT
: ibu
mengatakan
mendapatkan
pernah
imunisasi
TT
sebanyak 2 kali yaitu TT I pada saat
akan menikah dan TT II pada umur
kehamilan 1 bulan.
2) Riwayat persalinan ini :
a) Tempat Persalinan
: RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
b) Jenis Persalinan
: Spontan Induksi
c) Komplikasi / Penyulit dalam persalinan : bayi besar
3) Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit saat hamil :
Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah menderita penyakit
yang menyertai kehamilannya seperti : flu, batuk dan
demam.
b) Riwayat penyakit sistemik :
(1) Jantung
: Ibu mengatakan saat hamil tidak
pernah
berdebar
–
debar
saat
beraktivitas, tidak nyeri dada bagian
kiri dan tidak berkeringat dingin
bagian tangan.
46
(2) Ginjal
: Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah
sakit pada bagian pinggang kanan dan
kiri.
(3) Asma
: ibu mengatakan selama hamil tidak
pernah merasakan sesak nafas.
(4) TBC
: Ibu mengatakan saat hamil tidak penah
batuk lebih dari 1 bulan disertai keluar
darah.
(5) Hepatitis
: ibu mengatakan saat hamil tidak pernah
terlihat kuning pada daerah mata, ujung
kuku, dan kulit.
(6) DM
: ibu mengatakan saat hamil sering
merasa haus, lapar dan sering kencing
di malam hari.
(7) Hipertensi
: ibu mengatakan selama hamil hasil
tekanan darahnya tidak pernah lebih
dari 140 / 90 mmHg.
(8) Epilepsi
: ibu mengatakan saat hamil tidak penah
kejang – kejang sampai mengeluarkan
busa dari mulut.
(9) Lain – lain
: ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit yang lainnya.
47
c) Riwayat penyakit keluarga
(1) Penyakit Menular
Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga
suaminya tidak ada yang memiliki penyakit menular
seperti : TBC, Hepatitis, HIV / AIDS.
(2) Penyakit Menurun
Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga
suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti : Jantung, DM, Asma,dan Hipertensi.
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga
suaminya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan
kembar.
e) Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak permah melakukan operasi atau
tindakan pembedahan medis lainya.
48
c. Pemeriksaan Fisik
1) Tabel 4.1 Pemeriksaan APGAR score :
Aspek yang
Dinilai
Appearance
(Warna kulit)
0
Biru
pucat
Nilai
1
Tubuh
merah muda
Ektremitas
Biru
2
merah
muda
seluruhya
diatas
Pulse (denyut
Jantung)
Tidak
teraba
Jumlah
I
II
2
2
III
2
lambat
100x/
2
2
2
<100
menit
Grimace (tonus Tidak
Otot)
ada
gerakan
sedikit
reaksi
melawan
1
1
1
Activity
(aktivitas)
Lemas/
lumpuh
Respiratory
(pernafasan)
Tidak
ada
ekstremitas
fleksi
sedikit
lambat
tidak
Teratur
Jumlah
gerakan
aktif
1
1
2
menagis
dengan
kuat
2
2
2
8
8
9
2) Pemeriksaan Umum
a) Pernafasan
: 36 x/menit
b) Denyut jantung : 100 x/menit
c) Keaktifan
: lemah
3) Pemeriksaan fisik sistematis
a) Kepala
: Normal, tidak ada pembesaran chepal
hematoma, caput succedenum.
b) Ubun – ubun
: datar, berdenyut dan belum menutup.
c) Muka
: Pucat, simetris tidak ada oedema
d) Mata
: Simetris, conjungtiva anemis, sklera
putih.
49
e) Telinga
: Bersih, simetris, tidak ada oedema.
f) Hidung
: terdapat sekret, tidak ada benjolan.
g) Mulut
: tidak
ada
labiskizis
maupun
labiopalatoskizis.
h) Leher
: tidak ada kalenjar thyroid dan tidak ada
pembesaran kalenjar limfe.
i) Dada
: Gerakan dada sesuai pola nafas, tidak
ada retraksi pada sela iga.
j) Perut
: Tidak ada pembesaran hati dan limpa.
k) Tali pusat
: Basah, tidak ada perdarahan dan tidak
berbau.
l) Punggung
: Tidak ada pembengkakan pada daerah
punggung.
m) Ekstremitas
: terlihat lemah, jari – jari kaki dan tangan
lengkap dan simetris.
n) Genetalia
: Labia mayora sudah menutupi labia
minora.
o) Anus
: Berlubang, bayi sudah mengeluarkan
mekonium.
4) Reflek
a) Reflek moro
: Lemah, bayi memeluk bila di kagetkan.
50
b) Reflek rooting
: Lemah, saat pipi bayi disentuh bayi
akan menolehkan kepala ke sisi yang
disentuh untuk mencari puting susu.
c) Reflek grasping
: Lemah, biasanya bayi menggenggam
ketika tangan bayi di sentuh.
d) Reflek suching
: Lemah,
biasanya
bayi
menghisap
ketika mulut bayi di beri botol susu
atau puting susu.
e) Reflek tonik neck : Lemah,
biasanya
bayi
akan
mengangkat leher ke kiri dan ke kana
ketika bayi di tengkurapkan.
5) Antropometri
a) Lingkar kepala
: 33 cm
b) Lingkar dada
: 35 cm
c) LLA
: 13 cm
d) BB / PB
: 51 cm/3900gr
6) Eliminasi
a) Urine
: sudah keluar, berwarna kuning jernih,
sebanyak 3x.
b) Mekonium
: sudah
keluar,
berwarna
kehijauan, sebanyak 1x.
hitam
51
d. Pemeriksaan Penunjang :
1) Pemeriksaan laboratorium:
Tanggal 09 April 2014
Pukul 08.30 WIB
a) GDS : 42 mg/dl
2) Pemeriksaan penunjang lain :
Tanggal 09 April 2014
Pukul 08.30 WIB
a) Pemeriksaan GDS ibu : 250 mg/dl
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal 09 April 2014
Pukul 08.45 WIB
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
By Ny. H umur 1 jam dengan hipoglikemia.
Data Dasar :
Data Subjektif :
1. Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 09 April 2014
pukul 07.30 WIB.
2. Ibu mengatakan bayinya tidak mau menyusu dan terlihat lemah.
Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik :
a. Warna kulit
: merah muda.
b. Hidung
: terdapat secret, tidak ada benjolan.
c. Mulut
: tidak ada labiskizis dan palatoskizis.
52
d. Dada
: gerakan dada sesuai pola nafas, tidak
ada retraksi.
2. Vital sign :
a. Keaktifan
: lemah
b. Denyut jantung
: 100 x/menit.
c. Respirasi
: 36x/menit.
3. Pemeriksaan reflek :
a. Reflek moro
: Lemah, bayi memeluk bila di kagetkan.
b. Reflek rooting
: Lemah, saat pipi bayi disentuh bayi
akan menolehkan kepala ke sisi yang
disentuh untuk mencari puting susu.
c. Reflek grasping
: Lemah, biasanya bayi menggenggam
ketika tangan bayi di sentuh.
d. Reflek suching
: Lemah,
biasanya
bayi
menghisap
ketika mulut bayi di beri botol susu
atau puting susu.
e. Reflek tonik neck
: Lemah,
biasanya
bayi
akan
mengangkat leher ke kiri dan ke kana
ketika bayi di tengkurapkan.
53
B. MASALAH
Bayi tidak mau menyusu terlihat lemah dan mengantuk.
C. KEBUTUHAN
Memberikan ASI sesering mungkin atau secara ondemand.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Terjadinya syok sepsis.
IV. ANTISIPASI / TINDAKAN SEGERA
1.
Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian IVFD
(Intra Vena Fluid Drip).
2.
Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian Antibiotik
2×250 mg IV.
3.
Pemberian oksigen.
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal 09 April 2014
1.
Pukul 09.00 WIB
Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam
5 menit.
2.
Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan, 20 tpm/menit.
3.
Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam.
4.
Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan
hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi.
54
5.
Jaga suhu bayi agar tetap hangat.
6.
Jaga kebersihan bayi dan lingkungan.
7.
Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi.
8.
Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian
terapi lanjutan.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal 09 April 2014
1.
Pukul 09.35 WIB Memberikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg
BB secara pelan dalam 5 menit.
2.
Pukul 09.40 WIB Pasang infus glukosa 20% 2cc/BB, 20 tpm/menit.
3.
Pukul 12.30 WIB Melakukan pemeriksaan glukosa plasma.
4.
Pukul 12.45 WIB Memberikan konseling pada ibu tentang perawatan
bayi baru lahir dengan hipoglikemia dan anjurkan ibu menyusui
bayinya sesering mungkin atau tidak terjadwal.
5.
Pukul 13.00 WIB Menjaga suhu bayi agar tetap hangat dengan cara
bedong bayi dan masukan bayi didalam inkubator.
6.
Pukul 13.10 WIB Menjaga kebersihan bayi dan lingkungan dengan
cara mengganti popok bayi bila basah, mengganti baju bayi bila kotor
dan pastikan bayi terhindar dari benda tajam.
55
7.
Pukul 13.20 WIB Melakukan perawatan tali pusat dengan cara
mengganti kassa bila basah atau setelah mandi dengan cara tidak
dibumbuhi apapun.
8.
Pukul 13.25 WIB Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
untuk pemberian terapi selanjutnya.
VII. EVALUASI
Tanggal 09 April 2014
1.
Pukul 13.35 WIB
Bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit
sudah di berikan.
2.
Infus glukosa 20% 2cc/BB, 20 tpm/menit sudah di berikan.
3.
Telah dilakukan pemeriksaan glukosa darah dengan hasil 45 mg/dl
4.
Ibu sudah diberikan konseling tentang cara perawatan bayi baru lahir
dengan hipoglikemia dan ibu bersedia memberikan ASI pada bayinya
sesering mungkin atau tidak terjadwal.
5.
Bayi sudah dijaga kehangatanya.
6.
Bayi sudah dijaga kebersihan dan lingkungannya.
7.
Sudah dilakukan perawatan tali pusat.
8.
Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak.
56
DATA PERKEMBANGAN 1
Tanggal 10 April 2014
Pukul 13.00 WIB
S : SUBJEKTIF
1.
Ibu mengatakan senang atas kelahiran anaknya.
2.
Ibu mengatakan bayinya sudah mulai mau menyusu dengan baik.
O : OBJEKTIF
1.
Keadaan umum : Baik, bayi bergerak dengan aktif.
2.
Tanda – tanda vital :
3.
a.
Denyut jantung
: 120 x/menit.
b.
Respirasi
: 41 x/menit.
c.
Suhu
Pemeriksaan fisik :
: 36, 5 ǑC
a. Warna kulit
: merah muda.
b. Hidung
: terdapat sekret, tidak ada benjolan.
c. Dada
: gerakan dada sesuai pola nafas, tidak ada
retraksi.
4.
Pemeriksaan reflek :
a.
Reflek moro
: positif, bayi memeluk ketika dikagetkan.
b.
Reflek rooting
: positif, saat pipi bayi disentuh bayi
menolehkan kepala ke sisi yang disentuh.
c.
Reflek grasping
: lemah,
biasanya
bayi
ketika tangan bayi disentuh.
menggenggam
57
d.
Reflek suching
: lemah, biasanya bayi menghisap ketika
mulut nayi diberi botol susu atau puting
susu.
5.
Pemeriksaan GDS jam 12. 30 WIB : 56 mg/dl.
A : ASSESMENT
By Ny. H umur 2 hari dengan riwayat hipoglikemia.
P : PLEANNING
Tanggal 10 April 2014
1.
Pukul 13.10 WIB
Menjelaskan keadaan bayi pada ibu bahwa keadaan bayi sudah
mulai membaik.
2.
Mencegah terjadinya hipotermi dan selalu menjaga kehangatan
bayi.
3.
Menjaga kebersihan bayi.
4.
Melanjutkan terapi sesuai dengan advis dokter yaitu berikan infus
glukosa 20 % 2cc / BB, 20 tpm/menit.
5.
Memeriksa GDS bayi tiap 4 jam.
6.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan
tidak terjadwal.
58
EVALUASI
Tanggal 10 April 2014
1.
Pukul 17.00 WIB
Pukul 13.30 WIB Ibu sudah diberitahu bahwa keadaan bayinya sudah
mulai membaik.
2.
Pukul 13.40 WIB Bayi sudah terjaga kehangatanya dengan cara
dibedong.
3.
Pukul 13.50 WIB Bayi sudah dijaga kebersihanya yaitu mengganti
popok bila basah dan mengganti baju bila kotor.
4.
Pukul 14.00 WIB Terapi sudah diberikan sesuai dengan advis dokter.
5.
Pukul 16.30 WIB Sudah dilakukan pemeriksaan GDS bayi dengan hasil
58 mg/dl, intake cairan infus glukosa 20% 2cc/BB, 16 tpm/menit.
6.
Pukul 16.35 WIB Ibu bersedia memberikan ASI pada bayinya sesering
mungkin dengan tidak terjadwal
59
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 11 April 2014
Pukul 10.00 WIB
S : SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan kuat dan hari ini sudah
boleh pulang.
O : OBJEKTIF
1.
Keadaan umum : Baik, bayi bergerak aktif.
2.
Tanda – tanda vital :
3.
4.
a.
Denyut jantung : 120 x/menit.
b.
Respirasi
: 45 x/menit.
c.
Suhu
: 36, 7ǑC.
Pemeriksaan fisik :
a. Warna kulit
: merah muda.
b. Mata
: konjungtiva merah muda, sklera putih.
Pemeriksaan reflek :
a.
Reflek moro
: positif, bayi memeluk ketika dikagetkan.
b.
Reflek rooting
: positif, saat
pipi
bayi
disentuh bayi
menolehkan kepala ke sisi yang disentuh.
c.
Reflek grasping : positif, bayi menggenggam ketika tangan
bayi disentuh.
60
d.
Reflek suching
: positif, bayi menghisap ketika mulut bayi
diberi botol susu atau puting susu.
5.
Pemeriksaan GDS jam 08.30 WIB : 66 mg/dl
A : ASSESMENT
By Ny. H umur 3 hari dengan riwayat hipoglikemia.
P : PLEANNING
Tanggal 11 April 2014
1.
Pukul 10. 15 WIB
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan bayinya
sudah baik.
2.
Menganjurkan ulang atau mengevaluasi kembali apakah ibu
menyusui bayinya sesering mungkin.
3.
Memberikan KIE pada ibu tentang ASI eksklusif yaitu memberikan
ASI selama 6 bulan tanpa memberikan tambahan makanan apapun.
4.
Memberitahu ibu tentang cara merawat bayi sehari – hari dan
menjaga kebersihan bayi.
5.
Mengobservasi GDS setiap 4 jam.
6.
Menyiapkan bayi untuk pulang.
61
E : EVALUASI
Tanggal 11 April 2014
1.
Pukul 15.30 WIB
Pukul 10.25 WIB Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa
keadaan bayi sudah baik dan menyusu dengan kuat.
2.
Pukul 10.35 WIB Ibu bersedia menyusui bayinya sesering
mungkin.
3.
Pukul 10.40 WIB Ibu sudah mengerti tentang ASI eksklusif dan
bersedia memberi bayinya ASI secara eksklusif selama 6 bulan
tanpa memberikan makanan tambahan apapun.
4.
Pukul 10.50 WIB Ibu sudah mengetahui cara merawat bayi sehari –
hari dan mau menjaga kebersihan bayinya yaitu mengganti popok
bila basah dan mengganti baju bila kotor.
5.
Pukul 12.30 WIB Sudah dilakukan pemeriksaan GDS bayi setiap 4
jam dan hasilnya 70 mg/dl, intake cairan Infus glukosa 20%
2cc/BB, 10 tpm/menit.
6.
Pukul 14.00 WIB Infus glukosa 20% sudah dilepas.
7.
Pukul 14.40 WIB Ibu bersedia untuk kontrol ulang 3 hari lagi.
8.
Pukul 15.00 WIB Bayi sudah pulang dengan keluarganya.
62
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kasus bayi baru lahir dengan
hipoglikemia yang ada di lahan klinik dengan teori yang ada. Karena
penulis menggunakan manajemen kebidanan tujuh langkah varney, maka
pembahasan akan diuraikan langkah demi langkah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan pengumpulan data dasar yang
merupakan data awal dari manajemen kebidanan secara varney,
dilaksanankan dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.
Hipoglikemia biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat
dilahirkan memiliki cadangan glukosa yang rendah yaitu < 50 mg/dl
atau bahkan < 40 mg/dl yang disimpan dalam bentuk glikogen
(Novyana, 2010).
Gejala hipoglikemia dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok
besar, yaitu gejala yang berasal dari sistem saraf autonomi dan gejala
yang berhubungan dengan kurangnya suplai glukosa pada otak. Pada
neonatus gejala hipoglikemia tidak spesifik, antara lain tremor, peka
rangsang, kejang, koma, tangisan nada tinggi, nafas cepat dan pucat
(Sihombing, 2013).
Pada pengkajian bayi baru lahir pada By Ny. H dengan
hipoglikemia diperoleh data subjektif dengan keluhan bayi malas
menyusu dan terlihat lemah. Data objektif dilakukan pemeriksaan
63
laboratorium GDS bayi 42 mg/dl, pemeriksaan fisik keadaan bayi
lemah, kulit bayi merah muda, hidung terdapat secret tidak ada
benjolan, bayi kurang beraktifitas dan terlihat mengantuk. Dalam kasus
ini tidak ditemukan gejala kurangnya suplai glukosa pada otak bayi
tremor, paka rangsang, kejang, koma, tangisan nada tinggi, nafas cepat
dan terlihat pucat.
Jadi dalam pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan praktek di lapangan.
2. Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan,
menentukan masalah, dan kebutuhan bayi baru lahir dengan
hipoglikemia.
Diagnosa kebidanan menurut Varney (2007), yaitu By Ny. X
umur.... hari.... dengan hipoglikemia.
Pada kasus ini penulis menentukan diagnosa kebidanan Bayi
Ny. H umur 1 jam dengan hipoglikemia. Diagnosa kebidanan sesuai
dengan teori.
Masalah yang timbul pada kasus bayi dengan hipoglikemia
menurut Sihombing, 2013, yaitu gangguan sistem pernafasan, reflek
hisap dan menelan minuman, kesadaran menurun atau sering tidur
Masalah yang ditemukan pada By Ny. H adalah bayi terlihat
lemah, mengantuk dan malas menyusu.
64
Kebutuhan
yang
diberikan
pada
kasus
bayi
dengan
hipoglikemia menurut Rati (2008), yaitu kebutuhan yang harus
diberikan pada bayi baru lahir dengan hipoglikemia adalah pemberian
cairan yang cukup terutama ASI, mengobservasi keadaan umum bayi
secara intensif, menjaga lingkungan bayi agar lingkungan nyaman dan
hangat.
Kebutuhan yang diberikan pada kasus ini adalah memberikan
ASI sesering mungkin atau secara ondemand.
Dari kasus ini masalah dan kebutuhan yang diberikan sesuai
dengan teori. Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktek dilapangan.
3. Diangnosa Potensial
Menurut Rati (2008), bahwa diagnosa potensial hipoglikemia
adalah syok septik. Pada kasus By Ny. H dengan hipoglikemia
diagnosa potensial terjadi syok septik, jadi sesuai dengan teori. Pada
kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial karena bayi ditangani dengan
baik sehingga bayi dapat menyusu dengan kuat, gerakan aktif dan GDS
bayi meningkat dari 42 mg/dl menjadi 70 mg/dl.
4. Antisipasi
Antisipasi yang diberikan pada kasus bayi dengan hipoglikemia
menurut Rati (2008), yaitu kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
IVFD (Intra Vena Fluid Drip), kolaborasi dengan dokter untuk
65
pemberian Antibiotik 2×250 mg IV, pemberian oksigen dan rujuk.
Pada kasus By Ny. H dengan hipoglikemia antisipasi yang dilakukan
adalah kolaborasi dengan dokter untuk pemberian IVFD (Intra Vena
Fluid Drip), kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Antibiotik
2×250 mg IV, pemberian oksigen.
Atisipasi yang diberikan pada
kasus ini sudah sesuai dengan teori.
Jadi pada langkah tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek dilahan.
5. Perencanaan
Menurut Iswanto (2012), perencanaan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan hipoglikemia antara lain :
11. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut
jantung, nadi dan suhu, dan penatalaksanaan yang akan
dilaksanakan.
12. Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan
dalam 5 menit.
13. Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan.
14. Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam atau bila ada
indikasi.
15. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan
hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi.
16. Jaga suhu bayi agar tetap hangat.
66
17. Jaga kebersihan bayi dan lingkungan.
18. Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi.
19. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian
terapi lanjutan.
Pada kasus By Ny. H dengan hipoglikemia ini rencana tindakan
yang dilakukan adalah :
1. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut
jantung, nadi dan suhu, dan penatalaksanaan yang akan
dilaksanakan.
2. Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan
dalam 5 menit.
3. Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan 20 tpm/menit.
4. Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam.
5. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan
hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi.
6. Jaga suhu bayi agar tetap hangat.
7. Jaga kebersihan bayi dan lingkungan.
8. Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi.
9. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian
terapi lanjutan.
Perencanaan yang diberikan tidak sesuai dengan teori. Jika
dibandingkan dengan teori pada langkah ini diteori melakukan
67
pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam, namun praktek dilapangan
dilakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam.
Jadi pada langkah ini ada kesenjangan antara teori dan praktek
di lapangan.
6. Pelaksanaan
Dari kasus ini sudah dilaksanakan secara menyeluruh dari apa
yang sudah direncanakan pada langkah kelima ( Perencanaan) yaitu :
1. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut
jantung, nadi dan suhu, dan penatalaksanaan yang akan
dilaksanakan.
2. Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan
dalam 5 menit.
3. Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan 20 tpm/menit.
4. Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam.
5. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan
hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi.
6. Jaga suhu bayi agar tetap hangat.
7. Jaga kebersihan bayi dan lingkungan.
8. Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi.
9. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian
terapi lanjutan.
68
7. Evaluasi
Menurut Azlin (2011), yaitu bayi dengan hipoglikemia
mengalami
kenaikan
perbaikan
glukosa
plasma
(mampu
mempertahankan glukosa plasma pada 70 mg/dL) melalui pemberian
ASI secara adekuat, bayi juga tidak mengalami hipotermi.
Berdasarkan hasil asuhan yang di berikan pada By Ny. H
dengan hipoglikemia tidak ada hambatan dan masalah yang terjadi ada
bayi dapat teratasi.
Setelah
asuhan
tersebut
diberikan
dilanjutkan
dengan
pemantauan GDS bayi, keadaan umum dan nutrisi bayi. Hasilnya GDS
bayi mulai normal, gerakan bayi aktif dan bayi mau menyusu dengan
kuat.
Berdasarkan hasil asuhan selama 2 hari masalah bayi sudah
teratasi dan bayi dalam keadaan normal. Evaluasi pada kasus ini yang
dihasilkan sudah sesuai dengan teori.
Jadi pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek dilahan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
pembahasan
pada
bab
sebelumnya
dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Dari pengkajian pada By Ny. H dengan hipoglikemia diketahui
pemeriksaan laboratorium GDS bayi 42 mg/dl, pemeriksaan fisik
keadaan bayi lemah, kulit bayi merah muda, hidung terdapat secret tidak
ada benjolan,bayi kurang beraktifitas dan terlihat mengantuk.
2.
Dari interpretasi data ditegakkan diagnosa kebidanan By Ny. H umur 1
jam dengan hipoglikemia. Masalah yang timbul adalah bayi tidak mau
menyusu, terlihat lemah dan tidak mau menyusu, kebutuhan yang
diberikan adalah memberikan ASI sesering mungkin atau secara
ondemand.
3.
Diagnosa potensial pada By Ny. H dengan hipoglikemia adalah terjadi
syok septik dan tidak terjadi syok septik.
4.
Antisipasi yang diberikan pada By Ny. H dengan hipoglikemia adalah
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian IVFD (Intra Vena Fluid
Drip), kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Antibiotik 2×250 mg
IV, pemberian oksigen.
69
70
5.
Rencana asuhan kebidanan pada By Ny. H dengan hipoglikemia
dilakukan secara menyeluruh yaitu observasi keadaan umum, tanda-tanda
vital meliputi denyut jantung, nadi dan suhu, berikan bolus IV cairan
dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit, pasang infus
glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan 20 tpm/menit, lakukan
pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam, berikan konseling pada ibu
tentang perawatan bayi dengan hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara
adekuat kepada bayi, jaga suhu bayi agar tetap hangat, jaga kebersihan
bayi dan lingkungan, lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip
pencegahan infeksi, kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A)
untuk pemberian terapi lanjutan.
6.
Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada By Ny. H dengan hipoglikemia
sesuai dengan rencana yang telah dibuat yaitu mengobservasi keadaan
umum dan tanda – tanda vital bayi, memberikan bolus IV cairan dextrose
10 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit, memasang infus glukosa 20%
2cc/BB 20 tpm/menit, memeriksa glukosa plasma setiap 4 jam,
memberikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan
hipoglikemia,
melakukan
perawatan
tali
pusat
dengan
prinsip
pencegahan infeksi, menjaga suhu bayi agar tetap hangat, menjaga
kebersihan bayi dan lingkungan bayi, melakukan kolaborasi dengan
dokter spesialis anak untuk pemberian terapi selanjutnya.
71
7.
Setelah dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan bayi
selama 2 hari hasilnya kondisi bayi dengan hipoglikemia dapat teratasi,
dan kondisi bayi normal, nutrisi dan eliminasi baik. Jadi asuhan yang
diberikan pada By Ny. H dapat berhasil dengan baik.
8.
Bedasarkan hasil pembahasan dari pengkajian sampai evaluasi terdapat
kesenjangan direncana tindakan dan pelaksanaan antara teori dan praktek
yaitu diteori melakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam,
namun praktek dilapangan dilakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap
4 jam.
9.
Alternatif pemecahan masalah pada kasus bayi baru lahir pada By Ny. H
dengan hipoglikemia adalah memberikan ASI sesering mungkin dan
menjaga bayi dari hipotermi.
B. SARAN
Berdasarkan studi kasus yang sudah dilaksanakan maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1.
Bagi profesi
Bidan diharapkan untuk menjaga standar pelayanan kebidanan
yang sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah
Varney sehingga pelayanan yang dihasilkan efektif dan efisien dapat
tercapai pada klien.
72
2.
Bagi Institusi
a.
RSUD Dr. Moewardi
Diharapkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
khususnya dalam asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan
hipoglikemia.
b.
Pendidikan STIKes Kusuma Husada
Diharap dapat menambah bahan bacaan yang bermanfaat
tentang hipoglikemia.
DAFTAR PUSTAKA
Alasiry, Ema. 2011. Profil Bayi Rujukan Saat Masuk Rawat Ditinjau dari the
STEABLE Program. Sari Pediatri Volume 13 No. 4, Desember 2011.
Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin Bagian Ilmu Kesehatan
Anak. Makassar.
Azlin. Emil. 2011. Hubungan antara Skor APgar dengan Kadar Glukosa Darah
pada Byi Baru Lahir. Sari Pediatri Volume 13 No. 3, Oktober 2011.
Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin Bagian Ilmu Kesehatan
Anak. Makassar.
DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.RI
Dinkes Jateng. 2012. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2012. (online).
Available : http://www.dinkesjatengprov.go.id. 18 November 2 nd,
2013.
Dewi, V. 2011. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika
Farrer. 2007. Perawatan Maternitas dan Perinatal Edisi 2. Jakarta : EGC.
Hidayat, AAA dan Uliyah. 2010. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidananan. Jakarta : Salemba Medika.
Iswanto,Joni 2012. Hipoglikemia Pada Bayi. (online). Available :
http://www.sumbarsehat.com/2012/07/hipoglikemi-pada-bayi_7154.html
29 November 2 nd, 2013.
Judarwanto. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak, Jakarta : Salemba
Maryam. 2010. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta : Salemba.
MenKes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1464/MenKes/Per/X/2010 tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta.
Muslihatun. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Novyana. 2010. Hipoglikemia. (online). Available :
http://www.novyana.wordpress.com/hipoglikemia/2010/01.html. 29
November 2 nd, 2013.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek
Jilid I. Jakarta : Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Rahardjo,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Pra
Sekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Rati. 2008. Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan Hipoglikemia (online).
Available : http://haris715.blogspot.com.html. 4 December 2 nd, 2013.
Rohani,dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta :
Salemba Medika.
Saifudin, abdul bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pendidikan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sihombing, H Menry. 2013. Hipoglikemia Pada Neonatus. (online). Available :
http://herlinasihombing.blogsopt.com/2013/05/hipoglikemia-padaneonatus-bayi-balita.html. 28 November 2 nd, 2013.
Wong, et.al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta :
EGC.
Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.
Download
Study collections