PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 1 GEDUNG KESENIAN JAKARTA 2-5 DESEMBER 2013 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA KOMITE MUSIK - DEWAN KESENIAN JAKARTA PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013: MUSIK DAWAI INDONESIA GEDUNG KESENIAN JAKARTA 2 - 5 DESEMBER 2013 2 TEKS DEWAN KESENIAN JAKARTA SUKA HARDJANA MICHAEL ASMARA PENYUSUN AISHA SUDIARSO PLETSCHER PROOFREADER HELLY MINARTI ANA ROSDIANAHANGKA DESAINER GRAFIS RIOSADJA FOTO KOLEKSI PRIBADI DEWAN KESENIAN JAKARTA TAMAN ISMAIL MARZUKI, JL. CIKINI RAYA NO. 73 JAKARTA 10330 T/F: +6221.31937639 W: WWW.DKJ.OR.ID DEWAN KESENIAN JAKARTA (DKJ) ADALAH SALAH SATU LEMBAGA YANG DIBENTUK OLEH MASYARAKAT SENIMAN DAN DIKUKUHKAN OLEH GUBERNUR DKI JAKARTA, ALI SADIKIN, PADA TANGGAL 7 JUNI 1968. TUGAS DAN FUNGSI DKJ ADALAH SEBAGAI MITRA KERJA GUBERNUR KEPALA DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA UNTUK MERUMUSKAN KEBIJAKAN GUNA MENDUKUNG KEGIATAN DAN PENGEMBANGAN KEHIDUPAN KESENIAN DI WILAYAH PROPINSI DKI JAKARTA. ANGGOTA DEWAN KESENIAN JAKARTA DIANGKAT OLEH AKADEMI JAKARTA (AJ) DAN DIKUKUHKAN OLEH GUBERNUR DKI JAKARTA. PEMILIHAN ANGGOTA DKJ DILAKUKAN SECARA TERBUKA, MELALUI TIM PEMILIHAN YANG TERDIRI DARI BEBERAPA AHLI DAN PENGAMAT SENI YANG DIBENTUK OLEH AJ. NAMA-NAMA CALON DIAJUKAN DARI BERBAGAI KALANGAN MASYARAKAT MAUPUN KELOMPOK SENI. MASA KEPENGURUSAN DKJ ADALAH TIGA TAHUN. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KESENIAN TERCERMIN DALAM BENTUK PROGRAM TAHUNAN YANG DIAJUKAN DENGAN MENITIKBERATKAN PADA SKALA PRIORITAS MASING-MASING KOMITE. ANGGOTA DKJ BERJUMLAH 25 ORANG, TERDIRI DARI PARA SENIMAN, BUDAYAWAN DAN PEMIKIR SENI, YANG TERBAGI DALAM 6 KOMITE: KOMITE FILM, KOMITE MUSIK, KOMITE SASTRA, KOMITE SENI RUPA, KOMITE TARI DAN KOMITE TEATER. PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA DAFTAR ISI Sambutan Dewan Kesenian Jakarta 1 Sambutan Komite Musik - Dewan Kesenian Jakarta 1 Tentang Pekan Komponis Indonesia 1 Acara1 Tentang Dewan Kesenian Jakarta 1 Tentang Dewan Kesenian Jakarta 1 Tentang Dewan Kesenian Jakarta 1 Tentang Dewan Kesenian Jakarta 1 3 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA SAMBUTAN DEWAN KESENIAN JAKARTA Salam budaya! 4 Pekan Komponis Indonesia 2013 adalah Pekan Komponis Indonesia pertama yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta Periode 2013-2015. Tradisi yang telah dijalankan sejak 1979 ini telah melahirkan komponiskomponis muda berbakat dan beberapa dari mereka berprestasi di tingkat internasional. Peristiwa yang menjadi program Komite Musik - Dewan Kesenian Jakarta ini adalah ruang kreatif di mana insan-insan musik Indonesia bertemu, berbincang, berdiskusi serta saling memperbarui informasi tentang perkembangan musik kontemporer di tanah air. Di tahun ini, enam komponis muda telah diseleksi oleh institut seni masing-masing untuk mengumandangkan karyanya yang berfokus pada instrumen dawai di forum ini. Komite Musik - Dewan Kesenian Jakarta kali ini juga menyertakan pameran instrumen musik dari Sentana Art (Solo) serta meluncurkan dua seri buku Antologi Musik (seri pertama: Vokal dan Piano serta seri kedua: Musik Kor) sebagai bagian dari komitmen kami semua untuk ikut membangun apresiasi terhadap komponiskomponis historis Indonesia. Saya mengucapkan Selamat kepada para komponis muda terpilih. Dengan antusias, saya menunggu karya-karya Anda semua beredar di masyarakat yang lebih luas. Irawan Karseno Ketua Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta 2013-1015 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA SAMBUTAN KOMITE MUSIK - DEWAN KESENIAN JAKARTA Salam Musik, Perkembangan musik di tanah air tidak lepas dari stimulasi antar pekerja seni, untuk itulah wadah Pekan Komponis Indonesia ini dihadirkan kembali di penghujung 2013 ini. Selain untuk mempertemukan para komponis muda untuk saling berinteraksi, berdialog dan bertukar pikiran, wadah ini juga memberikan kesempatan bagi komponis muda tanah air untuk belajar dari pakar-pakar musik melalui seminar dan lokakarya. Tak ketinggalan juga para musisi dari berbagai aliran yang terlibat kali ini akan saling bertemu dan mengambil pengalaman. Seiring dengan pertumbuhan seni musik untuk mendapatkan komposisi baru melalui bunyibunyian baru, wadah ini mempertemukan para empu musik, komponis muda dan pembuat alat musik untuk dapat mengembangkan bunyi baru melalui instrumen baru, serta melihat hasil karya anak bangsa dalam membuat instrumen. dan bagi komponis muda ‘mengundang’ ide baru dalam menulis musik. Tahun ini kami mengundang seluruh Sekolahsekolah Tinggi Seni Indonesia untuk mengirimkan mahasiswa mereka. Dari beberapa komponis yang kemudian ingin berpartisipasi telah dipilih enam komponis muda berbakat untuk tampil bergiliran selama dua malam. Mereka yang terpilih mendapat tugas tambahan yaitu membuat musik baru yang diilhami salah satu dari dua lukisan yang dipilih dari koleksi lukisan Dewan Kesenian Jakarta, yaitu “Rontok” karya S. Sudjojono dan “Perahu-perahu” karya pelukis Rusli. Keenamnya akan tampil bergiliran pada malam penutupan Pekan Komponis Indonesia (PKIna) 2013 ini, dengan gaya dan interpretasi mereka masing-masing. Terimakasih untuk semua yang telah hadir dalam Pekan Komponis Indonesia 2013. Aksan Sjuman Melalui pameran alat musik - Seri Organologi V: Instrumen Musik Dawai - Tradisi dan Inovasi - diharapkan keduanya dapat bersinergi dengan baik di mana pembuat alat musik dapat mengembangkan/penyempurnakan karyanya Ketua Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta 2013-2015 5 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 6 GEDUNG KESENIAN JAKARTA 2-5 DESEMBER 2013 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA TENTANG PEKAN KOMPONIS INDONESIA Bla Bla 7 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 8 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA ACARA 9 GEDUNG KESENIAN JAKARTA 2-5 DESEMBER 2013 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA [ ACARA ] SENIN / 2 DES 2013 SETA DEWA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA MIND SICK NO.1 (4’) Islah Wafdi, gitar Arindra Kristiaji, gitar kontrabas DREAMER (4’ 36”) Islah Wafdi, gitar Arindra Kristiaji, gitar kontrabas Nandya Abror Nurmusabih, celo AWANG (7’ 51”) Yustiawan Paradigma Umar, kecapi Mohammad Eri Rahmatulloh, rebab Elisabeth Kurnia Dewi, sarangi Arindra Kristiaji, gitar kontrabas 10 IMAGE NO.3 (7’ 7”) Yustiawan Paradigma Umar, kecapi Mohammad Eri Rahmatulloh, rebab Elisabeth Kurnia Dewi, sarangi Islah Wafdi, gitar Arindra Kristiaji, gitar kontrabas Nandya Abror Nurmusabih, celo DINAR RIZKIANTI - SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA, BANDUNG EUNTEUNG Dinar Rizkianti, kacapi akustik Mita Siti Kulsum, kacapi akustik Elpan Natapraya, gitar akustik Teguh Adi Permana, tarawangsa akustik Robbi Husna Kuswanto, biolin Didin Ginanjar, biolin RIO EKA PUTRA INSTITUT SENI INDONESIA, PADANGPANJANG Penampil dengan instrumen: …………………………. PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA [ ACARA ] SELASA / 3 DES 2013 HAMRIN SAMAD SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA, SOLO Penampil dengan instrumen: …………………………. RAMASONA ALHAMD INSTITUT KESENIAN JAKARTA Penampil dengan instrumen: …………………………. YAN PRIYA KUMARA JANARDHANA INSTITUT SENI INDONESIA, DENPASAR SIMPANG SIUR Yan Priya Kumara Janardhana, erhu dan mandolin Putu Sandi Lazuardi, biolin Kadek Swartana, mandolin I Ketut Adi Mahardika, rebab Bali 11 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA RABU / 4 DES 2013 PELUNCURAN ANTOLOGI MUSIK KLASIK INDONESIA Mira Veronica Soesilo-Ong, penyanyi alto Asep Hidayat, celo Yuty Lauda, piano Budi Utomo Prabowo, pengaba 18:30 – 19:30 Persembahan Musik ii. GAME- Land No. 5 Mira Veronica Soesilo-Ong: permainan tangan, suara, kemanak, gong, piano R.A.J Soejasmin: Lagu Biasa Ismail Marzuki: Wanita Iskandar: Kisah Mawar di Malam Hari Joseph Kristanto Pantioso, bariton Budi Utomo Prabowo, piano Ibenzani Usman: Desaku Sjafii Embut: Malam Merana Aning Katamsi Asmoro, sopran Aisha Sudiarso Pletscher, piano 12 Mochtar Embut: Pagi Bening Cornel Simandjuntak: Kupinta Lagi (Teks – Sanoesi Pane, aransemen kor Binsar Sitompul) Paduan Suara Universitas Mercu Buana Agus Yuwono, pengaba Budi Utomo Prabowo, piano PAGELARAN KARYA SLAMET ABDUL SJUKUR 20:00 – 21:30 Pembukaan oleh Peni Candra Rini & Sentana Art Ensemble Pimpinan Dwi Nugroho (Idud) Pagelaran karya Slamet Abdul Sjukur i. Suroboyo ---, flut ---, horn in F PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA KAMIS / 5 DES 2013 GALA KONSER KOMPONIS MUDA INDONESIA SETA DEWA - Institut Seni Indonesia Jogjakarta Rontok - Commission Work (7’ 30”) – Lukisan karya S. Sudjojono Islah Wafdi, gitar Arindra Kristiaji, gitar kontrabas Elisabeth Kurnia Dewi, biolin Nandya Abror Nurmusabih, celo DINAR RIZKIANTI - Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung Perahu-perahu – Lukisan karya Rusli Dinar Rizkianti, kacapi akustik Mita Siti Kulsum, kacapi akustik Teguh Adi Permana, tarawangsa 13 RIO EKA PUTRA - Institut Seni Indonesia, Padangpanjang Penampil dengan instrumen: …………………………. HAMRIN SAMAD - Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Solo Penampil dengan instrumen: …………………………. RAMASONA ALHAMD - Institut Kesenian Jakarta Penampil dengan instrumen: …………………………. YAN PRIYA KUMARA JANARDHANA - Institut Seni Indonesia, Denpasar - Bali Penampil dengan instrumen: …………………………. PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 14 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA PROFIL 15 GEDUNG KESENIAN JAKARTA 2-5 DESEMBER 2013 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA [ PROFIL ] RAHAYU SUPANGGAH 16 Awal tahun 1965. Tanggal dan bulannya tak ada yang ingat. Bung Karno mengirim misi kesenian Indonesia ke China, Korea dan Jepang. Itu adalah rombongan misi kesenian Indonesia ke China terakhir. Sesudah itu hubungan diplomatik Indonesia-China beku. Di antara orang-orang tua rombongan duta seni negara itu terselip seorang anak kecil penabuh gamelan. Umurnya baru 15 tahun. Ia biasa dipanggil, Panggah. Panggah kecil terpilih karena bakatnya. Nasib. Sejak saat itu, Panggah tak pernah lagi berhenti menyeberang lautan untuk muhibah seni. Panggah telah menjadi salah satu bagian jaringan seni global masa kini. Rahayu Supanggah lahir dari keluarga dalang di Boyolali, 29 Agustus 1949. Bapak ibunya dalang. Kakek, nenek dan moyangnya dalang. Ia juga dalang, by nature. Tapi ia mengaku, sejak kecil tak ingin dan tak bercita-cita menjadi dalang - apalagi menjadi seniman. Belajar gamelan di Konservatori Karawitan Surakarta karena kesasar, katanya. Terpaksa, karena tak ada pilihan lain. Lawatan ke negeri tirai bambu, bunga sakura dam akar gingseng menjadi titik balik angin sorgawi. Seni gamelan sebagai jalan hidup lantas ia tekuni dengan penuh iman dan sukses hingga hari ini. Dari Konservatori Karawitan Panggah melanjutkan studi ke Akademi Seni Karawitan Indonesia Surakarta. Di kampus seni ini Panggah dikenal sebagai trouble maker kemapanan estetik. Ia selalu ingin mencoba jalan lain yang tak jelas : “..... ketidakjelasan adalah satu kemungkinan....“, katanya. Awal tahun 1970-an PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA [ PROFIL ] Panggah merampungkan studinya di kampus ASKI (kini STSI/ISI) Surakarta dengan gelar Sarjana Karawitan. Namun kiprahnya ternyata jauh melampaui dinding kampus. Dekade 1970-an lantas menjadi jembatan pembuka yang menempa kemampuannya sebagai pengrawit, komponis, penata musik (arranger), penulis, peneliti, guru, manajer dan budayawan di masa depan. Ia mulai menjadi sahabat dekat bagi semua orang yang memerlukan kerjasamanya. Tahun 1972-1974 ia tinggal di Australia sebagai guru karawitan. Tahun 1976 Panggah berkeliling Perancis, Belanda, Swis dan Jerman Barat sebagai seniman. Dengan karya spektakular Gambuh, tahun 1979, pamornya sebagai komponis dibaiat dalam forum Pekan Komponis-Dewan Kesenian Jakarta. Pada tahun yang sama ia tampil di Royal Albert Hall bersama London Symphonieta Orchestra. Awal tahun 1980-an Panggah kesasar lagi ke Perancis. Ia melanjutkan studi di Universite de Paris VII sampai mendapat gelar Doktor untuk bidang etnomusikologi. Kini, dalam tataran akdemik, panggilannya bukan lagi Panggah - melainkan Prof. Dr. Rahayu Supanggah S.Kar. Sebagai guru besar di almamaternya ia mengajar berbagai mata kuliah studio praktek dan teoritik. Prof. Dr. Rahayu Supanggah adalah mantan Rektor dan Direktur Program Pascasarjana perguruan tinggi seni Indonesia di Surakarta itu. Ratusan komposisi, dan penataan musik telah ia ciptakan dalam berbagai genre seni pertunjukan tari, film, teater, opera, wayang, dan tentu saja musik konser. Di antaranya yang terpenting adalah, Wayang Budha, Gambuh, Sesaji Raja Suya, Keli, Jayaningsih, Passege through the Gongs, Sacred Rhythm, Unraveling the Maya, Realizing Rama, Garap, Paragraph, Song of Beginning, Megalithikum Quantum. Tetapi di samping Wayang Budha, Gambuh dan Passage through the Gongs – karya Panggah yang paling spektakular adalah karya musik untuk teater dan opera Mahabarata, King Lear, I La Galigo, Opera Jawa dan Purnati untuk kwartet gesek dan gamelan. Karya-karya tersebut digarap dengan berbagai seniman lintas negara yang otoritasnya diakui secara luas. PROFIL Kronos adalah grup kwartet gesek Amerika paling bergengsi saat ini. Kolaborasi Rahayu Supanggah dengan kwartet legendaris itu adalah sebuah peristiwa langka. Dalam literatur musik dunia, belum pernah ada komposisi musik yang ditulis untuk kwartet gesek dengan gender, kendang dan gong. Pada suatu ketika, Panggah berkolaborasi dengan sutradara terkenal Peter Brook mementaskan epik Mahabarta. Di kesempatan yang lain ia berkolaborasi dengan sutradara Ong Keng Sen untuk mementaskan naskah pujangga Shakespeare, King Lear. Kedua proyek tak saling berkaitan itu terlihat sebagai sebuah peristiwa unik silang budaya global antar seniman. Rahayu Supanggah juga berkolaborasi dengan sutradara kenamaan Robert Wilson untuk naskah terpanjang di dunia dalam sastra Bugis, I La Galego. Di waktu yang berbeda Panggah bekerjasama dengan sutradara lain yang tak kalah pamor, Garin Nugroho, untuk produksi film dan pentas drama musik Opera Jawa. Di periode waktu yang tak sama, Panggah berkolaborasi dengan sutradara legendaris film kolosal Sergio Leone - lalu dengan sutradara kenamaan Indonesia Teguh Karya. Dalam teater tari Panggah juga berkolaborasi dengan seniman kenamaan Sardono W Kusumo dan Retno Maruti. Jangkauan wilayah kerja seni Rahayu Supanggah seperti tak bertepi. Di dalam catatan perjalanan kariernya ada juga tercantum nama-nama kondang yang tak saling berkaitan. Di sana ada tercatat kerjasama kreatif dengan Warner Kaegl, Barbara Benary, Phillip Corner, Jody Diamond, Toshi Tsuchori, Katsura Kan, Jun Saptohadi, Suka Hardjana, Dwiki Dharmawan, Suprapto Suryadarmo, dan banyak lagi yang lain. Kerjasama lintasbatas Rahayu Supanggah dengan ratusan seniman dan ahli seni dari berbagai disiplin - tak hanya membentuk jalinan kerjasama budaya, tetapi juga jalinan persahabatan dengan semua orang. Rumahnya di Karanganyar, desa Benowo, Solo 17 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA menjadi semacam lokus budaya - tempat para sahabat bertemu untuk merancang kerja kreatif, berlatih dan bermain musik - atau hanya sekadar berguyon relaksasi dengan Pak Panggah. Sesekali juga nampak hadir di rumah itu seniman-seniman terkenal Sardono W Kusumo, Garin Nugroho, Suka Hardjana, Idris Sardi, Nano dan Ratna Riantiarno, Dwiki Dharmawan dan masih banyak yang lain. Mahasiwa program pascasarjana ISI juga sering berkumpul di rumah itu. Pak Panggah memindahkan kuliah praktek dan teori seninya dari kampus ke studio pendopo di rumahnya. Dari rumah di Benowo itu pula telah dikelilingkan puluhan karya terbaru musik masa kini Indonesia ke banyak negara. Sebulan sekali berkumpul juga di sana empuempu sepuh seni gamelan se-Surakarta untuk bersama-sama memainkan gending-gending klasik kuno. Desa Benowo tak pernah senyap dari suara gamelan. 18 Prof.Dr. Rahayu Supanggah juga melakukan berbagai penelitian musik rakyat Nusantara dengan topik The Musical of Javanese Bamboo Culture, Music of Ngada and Silka, Flores, The Music of Kwangkai, East Kalimantan, Music of Banjar Shadow Play, South Kalimantan. Di antara buku-bukunya yang telah diterbitkan berjudul Etnomusicology, Bothekan I, Bothekan II-GARAP, Mutar Muter, Gong, Pendidikan Seni Nusantara. Berbagai penghargaan dan awards terpenting yang telah diterima pak Panggah antara lain adalah, Best Composer dalam SACEM Film Festival Nantes 2006 di Perancis, Best Composer dalam Film Festival Asia di Hongkong, Best Composer dalam Festival Film Indonesia di Jakarta 2007, World Master on Music and Culture 2008 Seoul-Korea, Bintang Budaya Parama Darma dari Presiden R.I. 2010. KARYA • Anne, Cinta dan Sahabat (2011) • Tusuk Konde (2010) • Purnati, The Budha resides in Borobodhur, Detour to Paradise (2009) • Taklim, Garap, Iron Bed (2008) • Anane Ana, Trans Formation (2007) • Opera Jawa (2006) PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA SLAMET ABDUL SJUKUR Slamet Abdul Syukur lahir tanggal 30 Juni 1935 di Surabaya, Jawa Timur. Nama pemberian saat Slamet lahir adalah Soekandar, namun karena sering sakit maka ia berganti nama menjadi Slamet. Pada masa kanak-kanak, Slamet acap berkelahi dengan teman-teman sebayanya, karena dihina bahkan diludahi hanya karena kaki kanannya terserang polio saat berumur 6 bulan. Namun, setelah ayahnya membelikan sebuah piano, Slamet kecil asyik bermain dengan teman barunya tersebut. Tahun 1944 – 1945, Slamet mulai memiliki guru piano. Guru pertama yang mengajarnya adalah Nio, D. Tupan, pianis asal Ambon dan Paneda dari Filipina. Lalu dilanjutkan oleh Schaap, pianis dari Belanda, dan Josep Bodmer, asal Swiss dari tahun 1949-1952. Bakat musikalnya yang menonjol, membuat ia terpilih sebagai pianis pengiring siaran anak-anak PODO-MORO di RRI Malang dan RRI Kediri, di tahun 1948. Pendidikan musik formal Slamet dimulai ketika ia terdaftar sebagai siswa Sekolah Musik Indonesia, Yogyakarta, setingkat konservatorium musik (SMIND Yogyakarta) dari tahun 19521956. Di sinilah Slamet A. Syukur mendapatkan guru-guru yang sangat mengesankan baginya, antara lain: Soemaryo L.E. untuk Pengantar Pengetahuan Musik serta Psikologi Musik, Nicolaj Varvolomeyeff, pemain celo dari Uni Soviet dan J. Bodmer guru piano lamanya dari Swiss. 19 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 20 Karya pertamanya di tahun 1960 adalah Point Contre, karya pesanan dari Radio dan TV Prancis. Atas beasiswa dari Prancis (1962-1963), Slamet melanjutkan pendidikan musik tingkat lanjut di Conservatoire National Supérieur de Musique de Paris dari sejumlah tokoh seperti, Jules Gentil (piano), Victor Gentil (musik kamar), ilmu harmoni (Georges Dandelot), Madame Simone Plé Caussade (kontrapung dan fuga), Henri Dutilleux (teori komposisi). Ketika belajar di École Normale de Musique de Paris (19621967), Slamet Abdul Syukur menerima pelajaran analisa music dari Oliver Messian. Tahun 1968, Slamet juga berkesempatan belajar singkat kepada Pierre Schaeffer dan kelompoknya Groupe de Recherches Musicales untuk Music Electro Acoustic. juga merupakan pendidik yang sangat aktif. Terbukti setelah kepulangannya dari Prancis, terjadi banyak sekali pembaruan dalam konsep pendidikan musik yang diterapkannya, terutama dalam hal komposisi (penciptaan). Apabila sebelumnya seseorang harus mendalami berbagai macam ilmu musik terlebih dahulu untuk bisa membuat sebuah karya musik, maka bagi Slamet Abdul Syukur hal tersebut diletakkan pada urutan yang kedua ataupun ketiga. Prinsipnya sering disebut MINIMAX, dari sesuatu yang sederhana atau minimal, menjadikannya sesuatu secara maksimal dan kompleks. Selain itu juga dalam setiap karyanya, ia sering menggunakan sistem Kaballah numerology, Ferment spiral (r2 = ao) maupun matematik. Slamet tinggal di Paris sampai tahun 1976. Atas desakan mantan gurunya Soemaryo L.E. dan sahabatnya Suka Hardjana, maka Slamet pulang ke Jakarta untuk mengajar di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ), sekarang Institut Kesenian Jakarta (IKJ) hingga tahun 1987. Atas dorongan dan permintaan Dieter Mack komponis dari Jerman membuat Slamet memutuskan untuk mengajar di Institut Seni Indonesia, Surakarta, selama 6 tahun (2001 – 2006) dan di Universitas Pendidikan Indonesia UPI), Bandung, dari tahun 2006-2009. Slamet tidaklah puas jika anak didiknya hanya tahu dari satu sumber saja, maka tahun 1981, bekerja sama dengan IKJ, DKJ, TIM, Erasmus Huis, Doneamus dan Kedubes Belanda dia mengundang Ton de Leeuw komponis Belanda, untuk datang memberikan lokakarya, ceramah, dan konser bersama selama satu bulan. Sebagai akibat dari semua itu, maka dunia penciptaan di LPKJ/IKJ pada tahun-tahun tersebut tumbuh subur. Kini banyak para bekas muridnya dari berbagai lembaga pendidikan yang terjun di bidang pendidikan sebagai komponis murni, menerapkan konsep-konsep ataupun metode yang pernah diajarkannya. Oleh karena itu, Slamet A. Syukur bisa disebut sebagai “Bapak Musik Kontemporer Indonesia”, walau sebutan ini tidak terlalu disukainya. Dalam perjalanan karirnya Slamet menerima banyak penghargaan antara lain: OFFICIER DE L’ORDRE DES ARTS ET DES LETTRES, Prancis (2000), MILLENNIUM HALL OF FAME, American Biographical Institute (1998), PIONIR MUSIK ALTERNATIF, majalah GATRA (1996). Atas usaha penyebarluasan pendidikan musik, Slamet menerima MEDAILLE COMMEMORATIVE ZOLTAN KODALY, Hungaria (1983). Selain itu juga menerima PIRINGAN EMAS dari Academie Charles Cros, Prancis (1975), untuk penampilan Angklung di Festival Musik Folklor di Dijon dan PERTEMUAN MUSIK SURABAYA (1957): “Kudjadikan Rakjatku Tjinta Musik”. PROFIL Slamet Abdul Syukur, selain seorang komponis Sebagai komponis, Slamet termasuk komponis yang bekerja sedikit lambat. Karya-karya musiknya banyak ditulis dalam waktu yang cukup lama. Minimal sebuah karya baru selesai dalam satu tahun, bahkan ada yang memerlukan waktu tiga tahun. Sementara dalam satu hari dia menghabisakan waktu tujuh belas jam untuk menuliskannya. Jadi untuk satu komposisi dia membutuhkan waktu pengerjaan sekitar 6120 jam. Karyanya yang pertama kali di pergelarkan PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA di TIM Jakarta 1977 adalah Parentheses I+II (1972) atas pesanan ‘Deutsch de la Meurthe Foundation’. sebuah karya multi dimensional (penari, kursi menggantung, cahaya lampu dan piano sumbat/prepared piano). Ini merupakan kali kedua karya ini dipentaskan. Pementasan yang pertama adalah di Paris tahun 1972. Dalam karya ini, Slamet mengajak penonton untuk menghargai sunyi, dan dengan menghargai sunyi maka bunyi menjadi sangat berarti, sesuatu yang sakral. Sementara di sisi lain, hubungan antara tari, musik, kursi menggantung dan cahaya menjadi tidak hanya hadir untuk saling mengkait, namun masingmasing juga mencapai dimensi yang saling berbeda. Parentheses I+II, selanjutnya diikuti dengan ParenthesesIII (1973-1975) untuk 4 kwartet: a. flute, oboe, klarinet dan basson, b. visual: 2 penari perempuan (kontemporer+tradisi Jawa), konduktor yang samar-samar mengikuti koreografi, patung raksasa, c. kwartet vokal (soprano koloratura, narator bass bariton, kedua suara penari), d. string kwartet. Sajak oleh Ronald D. Laing, karya ini merupakan pesanan Kementerian Kebudayaan Prancis. Kemudian pada waktu yang bersamaan disusul oleh Parentheses IV (1973) untuk, pelukis, lukisan dalam proses, 2 gitar listrik, perkusi, synthesizer, 2 penari perempuan (kontemporer + tradisi Jawa), Flute, piano sumbat, biolin, dan celo, pesanan untuk Festival Non Stop des Menuires untuk siaran dokumentasi Film Gaumont, lalu ParenthesesV (1981), Parentheses VI (1983), dan ParenthesesVII (1985- ), yang sedang dalam proses hingga sekarang. KARYA • Game - Land III (2010) • Kutang (2008) • Paha, Suwung II (2006) • Game-Land II (2005) • Sekarsari / Feur de Lune (2004) 21 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA SENTANA ART 22 “IDUD DAN SENTANA ART” Tahun 1957, di sudut kampung Danusuman, Surakarta, Hardjo Soewignyo Soeparno, beserta empat saudaranya memulai kesibukan barunya. Inilah tahun di mana mereka memulai usaha pembuatan alat-alat musik. Mereka lima bersaudara yang memiliki talenta brilian di bidang ini. Hampir semua alat musik buatannya, seperti; gitar, ukulele, double bass, cello, hingga drum set dan alat musik panggung lainnya diracik dengan cermat oleh tangan terampil mereka. Garapannya halus, dan suara yang dihasilkan sempurna. Karena itu, peralatan musik yang kemudian diberi merk “S-Har” ini mencorong namanya di saentoro Nusantara. Pelanggannya adalah para pemusik kondang di negeri ini. Hingga, pada suatu waktu di tahun 1966, saat sungai Bengawan Solo meluap, airnya menghancurkan pabrik alat musik kondang dan terbesar di Indonesia itu. Ruang tempat workshop hancur, perusahaan bangkrut, bahkan izin usahanya pun ditarik oleh pemerintah lantaran tak mampu lagi membayar pajak—meski perusahaan sempat menggeser produksinya menjadi pabrik peralatan olah raga. Hardjo Soewignya Soeparno adalah eyang buyut Dwi Nugroho. Dan, Dwi Nugroho yang kondang dipanggil Idud ini, ialah yang di kemudian hari tertarik untuk membangkitkan kembali usaha pembuatan alat musik tersebut. Sungguhpun, usaha ini jauh hari (1975) telah dimulai oleh salah seorang putra Hardjo Soewignya, PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA yaitu S. Artono. Hanya saja, produksinya terbatas melayani pesanan seniman-seniman lokal Surakarta. Setelah S. Artono mulai menggerakkan kembali roda perusahaan ini, Idud kecil mulai belajar dan terlibat dalam proses produksi. Idud memulainya dengan pekerjaan-pekerjaan kecil, seperti menyiapkan alat dan perlengkapan produksi, menghaluskan kayu, atau menguas cat dasar. Hingga di usia belasan, tepatnya di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia telah bisa membuat gitar elektrik. Dari situ ia mulai menekuni pembuatan alat-alat secara lebih serius. Untuk mendukung kemampuannya di bidang estetika kayu, Idut masuk kuliah di Jurusan D3 Kriya Teknik dan S1 Kriya Seni. Ia juga mulai getol membaca referensi bukubuku organologi dan akustika. Dan ia pun mulai mencoba bereksperimen membuat alat-alat musik secara inovatif. Karya pertamanya adalah gitar “Goud” yang merupakan kombinasi/ percampuran unsur-unsur gitar folk dengan oud yang merupakan alat petik dari Timur Tengah. Momen penting sebagai pembuat alat musik adalah ketika Idud bertemu dan bergabung dengan para pemusik Sono Seni Ensemble. Dari kelompok yang memiliki kredo “Bebaskan musik dari beban kulturnya” ini, Idut semakin bergairah untuk mengembangkan eksplorasi dan eksperimen alat yang lebih inovatif. Kelompok musik yang gemar menemukan bentuk musik “baru” ini seolah seperti “kelinci percobaan” untuk alat-alat musik ciptaannya. Jadilah hubungan yang mutualistik antarkeduanya. Idud terus bereksperimen dan eksplorasi untuk menemukan bentuk-bentuk baru alat musik. Malah, dengan kecakapannya di bidang seni rupa, suami dari penyanyi Peni Candra Rini ini pun membuat inovasi rupa pada alat-alat musik ciptaannya. Beberapa tokoh lintas disiplin seni juga terlibat secara kolaboratif dalam hal ide kreatif. Misalnya, Garin Nugroho pernah mengajak Idutd untuk menerjemahkan karya puisinya ke dalam alat musik. Hasilnya berupa 3 buah rebab yang secara bahan dan organologi sangat berbeda dengan rebab pada umumnya. Ia mengubah karakter sound dan visual rebab sesuai tafsirnya atas puisi-puisi Garin. Alatalat ini dimainkan oleh komponis Rahayu Supanggah untuk pentas “….”. Bahkan bersama komponis Rahayu Supanggah beberapa karya musik opera yang dibuat, alat musik Sentana Art selalu dihadirkan seperti dalam Oprera I La ga Li Go. Sekadar menyebut contoh lainnya, pemain drum, Inisisri, bahkan telah berkolaborasi dengannya sejak dari mencari bahan hingga pembentukan karakter dan visual drum miliknya. Alat musik yang dibuat di Sentana Art juga pernah terpampang di film nasional seperti Laskar Pelangi dan Ketika Cinta Bertasbih. Di luar negeri pun beberapa band juga memakainya, seperti Los Angeles Electrik 8 dari Amerika Serikat Idud yang pada tahun 2000 menandai produknya dengan bendera “Sentana Art” mulai dikenal luas oleh para pemusik ternama. Selain dua tokoh di atas, para pemusik/komponis eksperimental, seperti I Wayan Sadra, Sonoseni Ensemble, Elizar Koto, Nedi Winusa, Irwansyah Harahap, Djaduk Feriyanto Rizaldi Siagian, Endo Suanda adalah koletor sekaligus pengguna alatalat musiknya. Para pemusik popular pun tak luput dari genggamannya. Sebutlah misalnya, Wong Aksan (drumer), Anto Hoed (basis), Ahmad Ananda (gitaris), Anwar Fatahilah (gitaris Power Slaves), Pra Budi Dharma (drumer), Iwan Fals (penyanyi), Dewa Budjana (gitaris), Sawung Jabo (komponis), Mates (basis), juga Hendro Hardjodikoro (basis). Para pemusik/komponis manca negara pun memesan kepadanya, seperti: Leslei Grey (pupetter, pemain ukulele, Amerika), Jen Shiu (pemain “moon guitar” dari Korea), juga tak ketinggalan gitaris dari “Los Angeles Electric 8” Amerika. Yang tak kalah menarik, alat-alat musik Sentana Art juga menjadi koleksi di kantor-kantor kedutaan Indonesia di luar negeri. Di antara sesi pembuatan alat berdasar pesanan—terutama dari kampus atau sekolahsekolah seni, juga kelompok atau komunitas 23 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA musik seperti Kyai Kanjeng, Sinten Remen, Kande, Klanting—Idutd tak kenal lelah untuk tetap melakukan workshop eksperiental tersebut. Dan semua proses pembuatannya dilakukan secara “handmade”, sungguhpun peralatan berteknologi mesin telah ia gunakan untuk menunjang produksi. Dari Jl. R. Dewi Sartika No. 6, Surakarta—tempat di mana show room dan workshop berlangsung— Sentana Art hadir untuk memuasi dahaga para pemusik ternama. 24 SENTANA ART NAMA PEMILIK ALAMAT WORKSHOP NO TELEPON : DWI NUGROHO A.K.A IDUD : JL DEWI SARTIKA NO 6 DANUKUSUMAN JL ANGGREK RAYA, KAJEN, GROGOL, SUKOHARJO : 0271 – 663027, 081 2263 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA ANUSIRWAN Anusirwan, yang lahir di Harau Kabupaten 50 Kota adalah pengajar di Institut Kesenian Jakarta jurusan Etnomusikologi. Profesi lain yang digeluti adalah seniman di bidang musik. Kelompok musik Altajaru adalah salah satu kelompok atau komunitas yang dibangun sejak tahun 2000 dan telah melahirkan beberapa orang komponis, di antaranya Imam Firmansyah, Jufri, Andrew Steven dan lain-lain. Sebagai seorang komponis juga pernah bekerjasama dengan Rahayu Supanggah. I Wayan Sadra, Tony Prabowo, pernah juga bergabung dengan I La Galigo, Jarrod Powel (USA), Kangmanhong (Korea), mengikuti workshop bersama Phillip Corner dan lain-lain. Bergabung dengan beberapa kelompok seni tari seperti Deddy Luthan Dance Company, Liga Tari Mahasiswa UI, Tom Ibnur dan lain-lain. Ia pun sering mengadakan workshop di berbagai daerah antara lain Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Lampung, Lombok dan lain-lain. Ia mendirikan kelompok musik New Jakarta Ensemble bersama Tony Prabowo 1996, mendirikan Altajaru ensemble tahun 2000, mendirikan Indonesia Nasional Orkestra bersama Franki Raden, dan sekarang menjabat sebagai anggota Komite Musik di Dewan Kesenian Jakarta periode 2013 - 2015. Sering mengikuti misi budaya ke luar negeri dengan kelompok seni lain sebagai penata musik 25 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA dan musisi, ke Amerika, Prancis, Inggris, Jepang, Singapura. Saat ini sedang menjalankan misi budaya dengan Ligatari Universitas Indonesia. 26 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA AKSAN SJUMAN Sri Aksan Sjuman atau lebih dikenal dengan nama Wong Aksan adalah seorang musikus Indonesia. Anak dari sutradara legendaris Indonesia, Sjuman Djaja, dari perkawinannya dengan Farida Oetoyo. Aksan masuk menjadi drummer grup musik Dewa 19 setelah album Terbaik Terbaik (1995) selesai. Aksan mendirikan Sekolah Musik Aksan Sjuman dan tahun ini 2013 terpilih menjadi ketua Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta. Karya-karyanya berikut: dapat dirangkum sebagai Bersama Dewa 19: • Pandawa Lima (1997) Bersama Potret: • From Dawn to Beyond (2001) • Positive+POSITIVE (2003) • I Just Wanna Say I L U (2008) Ilustrasi Musik Film • Dunia Mereka (2006) • Laskar Pelangi (2008) meraih penghargaan FFB (2009) • “The Photograph” nominasi Jakmovie award 2007 • “Karma” (2007) • “Garuda di Dadaku” (2008) nominasi FFI 2009 • “King” (2008) meraih penghargaan FFI 2009 • “lost in love” (2007) nominasi FFI 2008 • “Sang Pemimpi” meraih penghargaan FFB 27 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA • • • • • 28 2010 “Minggu Pagi di Victoria Park” (2010) “Tanah Air Beta” (2010) nominasi FFB 2011 “Rindu Purnama” (2011) “Serdadu Kumbang” (2011) “Sokola Rimba” (2013) PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 29 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 30 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA KOMPONIS MUDA 31 GEDUNG KESENIAN JAKARTA 2-5 DESEMBER 2013 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA PROFIL KOMPONIS MUDA INDONESIA SETA DEWA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 32 Lahir di Surakarta, Agustus 1985. Tahun 2004 pernah belajar musik di UKSW Salatiga dengan instrumen mayor gitar klasik. Tahun 2007 tercatat sebagai mahasiswa di Jurusan Musik ISI Yogyakarta dengan minat utama komposisi musik di bawah bimbingan Joko Lemash, Hadi Susanto, Harris Natanael, Memet Chairul Slamet dan Royke B. Koapaha. Aktif dalam sebuah kelompok diskusi komposisi musik bersama Michael Asmara, Gatot Danar S. dan M. Chozin Mukti. Saat ini masih tergabung dalam kelompok komponis muda yang terbentuk dari seluruh mahasiswa Minat Utama Komposisi Jurusan Musik ISI Yogyakarta yaitu 6,5 Collective Composer dan salah satu penggagas sebuah komunitas musik “Young Composer Forum.” Sering mengikuti workshop dan diskusi komposisi musik oleh beberapa komponis antara lain: Slamet Abdul Sjukur, Otto Sidharta, Toni Maryana, Roderik de Man, dan Yii Kah Hoe. Selain itu, juga aktif sebagai penata musik dan ilustrator musik untuk pementasan teater dan film pendek. Tampil membawakan karya-karyanya di konser musik dan festival di dalam negeri. SINOPSIS KARYA MIND SICK NO. 1 Mind Sick No.1 adalah sebuah karya untuk duet gitar. Menggunakan nada bergaya pentatonik PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA yang disusun secara disonan. Pada bagian tengah memunculkan tema baru yang melodinya menggunakan nama komponis sendiri (Seta Dewa), dengan hanya menggunakan huruf yang menjadi simbol nada (-E-A DE-A). DREAMER Penjelajah imajinasi alam bawah sadar yang tercipta dengan sendirinya, bergerak bebas melewati ruang dan waktu atau sebaliknya, terikat dalam putaran imajinasi yang sama dan berulang-ulang. AWANG Peleburan sebuah karya yang sudah ada menjadi karya baru tanpa menghilangkan ciri/ gaya karya sebelumnya merupakan ide dari penggarapan karya ini. Awang, diambil dari lagu dolanan anak daerah Kalimantan. IMAGE NO. 3 Berbagai sudut pandang yang terkadang tidak masuk akal. Lihat saja seperti apa adanya. 33 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA DINAR RIZKIANTI - SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA BANDUNG 34 Dara kelahiran Bandung 29 Mei 1993 ini telah berkiprah di dunia musik Indonesia dan manca negara, selain sebagai vokalis juga sebagai seorang komponis. Dinar adalah mahasiswi strata satu Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung dari tahun 2010 hingga sekarang. SINOPSIS KARYA EUNTEUNG Eunteung dalam Bahasa Indonesia berarti cermin. Dalam karya ini komponis mencoba mengungkapkan gambaran hidup manusia melalui sifat dan filosofis cermin dalam konsep musikal. Ide garap dalam karya ini direfleksikan menjadi sebuah bentuk karya yang konkret. Sama halnya dengan konsep cermin, suatu objek nyata direfleksikan ke dalam bentuk yang maya. Melalui sifat cermin datar, cembung dan cekung, maya atau semu dan duplikatif, komponis menggarap karya ini dengan implikasi dari sifat-sifat cermin tersebut dalam garap musikal yaitu repetitif, duplikatif, interlocking, unisono, kresendo, dekresendo dan free mat. Secara filosofis cermin merupakan refleksi dari segala sesuatu yang nyata menjadi sesuatu yang semu namun nyaris sama. Cermin merupakan bukti nyata kejujuran. Dengan cermin kita berkaca tentang hidup, dengan cermin sudahkah kita kenali diri? PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA Judul Lukisan : Perahu-perahu Karya : Rusli Sepotong senja yang nyaman di pinggir pantai Pulau Dewata. Jingga temaram petang menyibak semburat lembayung. Perahu itu semakin jauh semakin jelas nampaknya. Aku pun begitu, semakin jauh melaut semakin jelas takdirku. Semakin indah senja ini, semakin pahit hidupku. Sebuah paradoks. 35 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA RIO EKA PUTRA INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG Rio adalah putra kelahiran Batusangkar, 6 April 1986. Ia adalah seniman muda Indonesia yang aktif berkarya dalam dunia kesenian. Karyakaryanya tampil dalam berbagai acara kesenian di dalam dan luar negeri (Den Haag, Belanda) 36 SINOPSIS KARYA PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA HAMRIN SAMAD SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA SOLO Lahir, di Pulau Selayar, 02 Februari 197. Mengenal musik sejak masih kanak-kanak dari ayahnya yang juga seorang pemusik tradisional sehingga di usia 9 tahun sudah mahir dalam memainkan alat musik gambus yang merupakan salah satu alat musik tradisional Selayar. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Negeri Makassar pada Program Studi Sendratasik, dan saat ini tercatat sebagai mahasiswa Pascasarjana di Institut Seni Indonesia Surakarta jurusan Penciptaan karya Seni. Terlibat sebagai pemusik pada pertunjukan Teater Tari Kontemporer I La Galigo Sutradara Robert Wilson yang dipentaskan di beberapa negara (2004 - 2011). Mengikuti Festival Der Geister (Berlin 1999), Easter Festival di Cape Town (Afsel 2005), Oz Asia Festival di Adelaide dan Opera House Sydney (2007), Festival Tradisional (Malaysia 2008), Solo International Etnik Music (2010), serta pernah berkolaborasi dengan beberapa seniman dalam dan luar negeri di antaranya; Arie Van Duijn, Paulin D (Belanda), Ellin Krinsli, Jason L Kanter, Vicky (USA), Moisson Jean Luc (France), John Paul (Inggris), Ingeborg (Italia), dan Soeprapto Surya Dharma (Indonesia). Karya-karyanya: Ranting Bulan Sabit (1996), Balada Cinta Anak Laut (1996), Suara Leluhur Masa Datang (1998), Ziarah 1001 Pusara (1999), Mudik (2000), Wire Of Soul (2003), Gamang (2001), Intembula/Back To Mother’s Lap (2003), dan Dalam Bayang Balla Bulo (2005), Ketika Tubuh Bernyanyi (2011), Cerita Kecilku (2012), Tu Pa’biring (2013). Kini 37 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA aktif sebagai tenaga pengajar pada Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar. SINOPSIS KARYA 38 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA RAMASONA ALHAMD INSTITUT KESENIAN JAKARTA Lahir di Pangkal Pinang, 6 April 1990, Rama adalah Mahasiswa Institut Kesenian Jakarta. Ia telah aktif berkesenian di berbagai kesempatan di dalam dan luar negeri. SINOPSIS KARYA CULO Culo merupakan salah satu teknik dalam bermain tehyan, culo juga adalah salah satu istilah untuk menyetem/mengatur nada pada tehyan. Karya ini merupakan pengembangan dari dasar teknik culo. KLOTOK Terinspirasi dari aktivitas para nelayan di pesisir utara Jakarta yang sedang mencari ikan di tengah laut menggunakan perahu motor. Klotok sendiri merupakan suara yang dihasilkan perahu motor. 39 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA YAN PRIYA KUMARA JANARDHANA INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 40 Janardhana dilahirkan di Tabanan Bali pada tanggal 28 September 1992. Sejak kecil sudah tertarik dengan musik, terutama gamelan Bali. Akan tetapi kedua orang tuanya, terutama ayahnya tidak menyetujui hal ini. Ketika kecil, larangan-larangan bermain musik sering diterimanya. Hingga cita-citanya untuk ber­ sekolah di sekolah seni (SMKI dan ISI) dilarang. Pernah berusaha untuk menjadi dokter seperti yang diinginkan ayahnya tetapi selalu gagal. Pada akhirnya ia melanjutkan studinya di ISI Denpasar dengan mengambil jurusan karawitan pada 2011. Pernah mengikuti event nasional maupun internasional. Di antaranya Art Summit dan World Culture Forum yang diadakan 2013 ini. Selalu terlibat dalam acara-acara Bali Art Festival sejak tahun 2007. Sangat tertarik dengan musik kontemporer. Kegemaran terhadap kontemporer membuatnya ingin membuat musik kontemporer. Akan tetapi terhalang media dan support. Ia juga sering membantu seniornya di kampus untuk menggarap musik kontemporer. Ia pernah meraih mahasiswa berprestasi tingkat fakultas (juara 1) dan tingkat Institut (juara 2) di ISI Denpasar pada 2013. SINOPSIS KARYA SIMPANG SIUR Simpang siur adalah salah satu persimpangan jalan di Bali di mana orang-orang bertemu, PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA berasal dari segala arah dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Tidak sedikit orang yang kebingungan jika melewati persimpangan jalan ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Simpang siur memiliki definisi ‘silangmenyilang, lilit-melilit tidak karuan, sangat rapat, dan banyak seluk-beluknya (liku-likunya dsb)’. Berangkat dari sinilah, penggarap ingin mentransformasikan persimpangan jalan ini ke dalam ide-ide musikal yang diberi judul “Simpang Siur”. 41 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 42 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA PEMAIN PEKAN KOMPONIS 43 GEDUNG KESENIAN JAKARTA 2-5 DESEMBER 2013 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA ARINDRA KRISTIAJI Lahir di Tulungagung, Jawa Timur pada tanggal 12 Desember 1988. Sejak tahun 2008 tercatat sebagai mahasiswa di jurusan musik ISI Yogyakarta dengan minat utama pertunjukan musik di bawah bimbingan Royke B. Koapaha. Aktif dalam berbagai komunitas bermusik diantaranya Gitar Ekstra Mahasiswa dan Young Composer Forum. 44 ELISABETH KURNIA DEWI Seorang pemain biolin yang juga dapat memainkan beberapa alat musik gesek tradisional seperti sarangi (India), saw-u (Thailand), er hu (China), rebab Jawa dan rebab Bali. Lahir di Yogyakarta. Mengawali karir dengan bergabung di orkestra-orkestra di Indonesia. Mendapatkan pendidikan musik secara formal di Sekolah Menengah Musik Yogyakarta dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta lalu mendapatkan beasiswa dari pemerintah Italia untuk melanjutkan pendidikan di Perugia, Italia. Selama pendidikannya di Italia ia bergabung di Orchestra dell’Università degli Studi di Perugia - Italia, dan dua kali tampil sebagai pemain biola solo dalam Studenti Stranieri in Concerto yaitu ‘Canti, Ritmi e Danze dal Mondo’ dan ‘Trenta E Lode’. Terakhir pada 7 Oktober 2013 ia tampil sebagai solo female violinist di hadapan 21 pemimpin dunia pada KTT APEC 2013 dalam acara APEC Leaders’ Dinner and Cultural Performance di BNDCC Nusa Dua, Bali. ISLAH WAFDI Lahir di Lamongan, Jawa Timur pada tanggal 11 November 1988. Sejak tahun 2009 tercatat sebagai mahasiswa di jurusan musik ISI Yogyakarta dengan minat utama pertunjukan musik dibawah bimbingan Royke B. Koapaha. Aktif dalam berbagai komunitas bermusik diantaranya Gitar Ekstra Mahasiswa dan Young Composer Forum. MOH. ERI RAHMATULLOH Kelahiran Bandung, 24 Agustus 1994. Lulus dari SMK Negeri 10 Bandung pada tahun 2012 dan melanjutkan studi di Jurusan Etnomusikologi, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Selain tertarik di bidang Etnomusikologi, Eri juga aktif bermain di kelompok ansambel Brass dan merupakan salah satu anggota Marching Band di ISI Yogyakarta. NANDYA ABROR NURMUSABIH Lahir di Banyumas, 30 September 1990. Saat ini tengah menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta sejak tahun 2009, dengan instrument mayor Cello di bawah bimbingan Asep Hidayat dan Budhi Ngurah. Tergabung dalam sebuah kelompok ensambel yang bernama Jogja Cello Ensembel dan Jogja Philharmonic Orchestra. Pengalaman bermusik antara lain : Gita Bahana Nusantara, Yogyakarta Contemporary Music Festival 2010, Yogyakarta Chamber Music Festival 2010, pendukung Resital vocal oleh Aryo Indrastiono (Tenor), Workshop Concert Tembi String Ensemble dengan konduktor Anton Isselhardt. YUSTIAWAN PARADIGMA UMAR Kelahiran Semarang, 27 November 1992. Pada tahun 2012 menyelesaikan studinya di SMK 1 Kasihan, Bantul (SMKI Yogyakarta), dengan kompetensi keahlian Seni Karawitan Yogyakarta. Pada tahun yang sama melanjutkan studi di Institut Seni Indonesia Yogyakarta untuk mendalami Seni Karawitan. ---------ELPAN NATAPRAYA Gitaris muda ini lahir di Sukabumi, 26 November 1993. Ia adalah mahasiswa jurusan karawitan STSI Bandung 2012. ROBBI HUSNA KUSWANTO Biolinis asal Subang ini lahir pada tanggal 23 Oktober 1993. Ia adalah mahasiswa jurusan karawitan STSI Bandung 2012. DIDIN GINANJAR Biolinis muda ini lahir di Bandung 221 Februari 1992. Ia kini adalah mahasiswa jurusan musik bamboo STSI Bandung 2013. PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA TEGUH ADI PERMANA Musisi muda pemain Tarawangsa ini lahir di Bandung, 19 Desember 1991. Ia adalah mahasiswa jurusan Karawitan STSI Bandung 2011. MITA SITI KULSUM Vokalis muda yang juga handal bermain kacapi ini lahir di Banjar, 9 Mei 1993. Ia adalah mahasiswa jurusan Karawitan STSI Bandung 2011. -------------HAMZAINI Lahir di Rengat, 8 November 1990, Hamzaini adalah mahasiswa ISI Padangpanjang yang aktif dalam mengikuti kegiatan musik di dalam dan luar negeri (Malaysia dan Belanda) JUMAIDIL FIRDAUS Lahir di Sirukam, 20 Juni 1986, Jumaidil adalah mahasiswa ISI Padangpanjang yang aktif dalam kegiatan musik di beberapa kota. ZULFADHLI Lahir di Bukittinggi, 8 Juli 1990, Zulfadhli adalah mahasiswa ISI Padangpanjang yang aktif dalam mengikuti kegiatan seni di dalam negeri. ADITYA PUMA HIDAYATULLAH Lahir di Jakarta, 9 Oktober 1993, Aditya adalah mahasiswa Institut Kesenian Jakarta yang aktif dalam kegiatan berkesenian seperti Pelatihan Seni Betawi 2012-2013 di BLK Selatan, Pemusik Teater Abang None Jakarta 2013, Pelatihan Seni Tradisi Betawi 2013 di BLK Utara, Jakarnaval 2013, Pemusik Jakarta Marathon 2013, Pemusik UI Artwar 2013. MAULANA Lahir di Depok, 16 Januari 1994, Maulana adalah mahasiswa Institut Kesenian Jakarta yang aktif dalam kegiatan berkesenian seperti Pelatihan Musik Betawi di BLK Selatan 2012-2013, Pemusik Jakarta Marathon 2013, Jakarnaval 2013, Gebyar Budaya Tradisi di Padang 2013. HAMAL WITONO Lahir di Batam, 13 November 1990, Hamal adalah mahasiswa Institut Kesenian Jakarta yang aktif dalam kegiatan berkesenian seperti Pemusik IDF 2010, Pemusik Teater Abang None Jakarta 2011-2013, Pelatihan Musik Tradisi 2012-2013 di BLK Selatan, Komposer Ujian Akhir Mahasiswa IKJ 2012-2013, Pemusik Indonesia Menari 2012, Jakarnaval 2012-2013, Pemusik Jakarta Marathon 2013. -------------- WAHYU KURNIAWAN PRANATA Lahir di Rengat, 13 Juli 1992, Wahyu adalah mahasiswa ISI Padangpanjang yang aktif dalam kegiatan seni di berbagai kota di Indonesia dan Malaysia. PUTU SANDI LAZUARDI Pemain biolin ini lahir di Denpasar tanggal 19 Maret 1986. Mulai belajar biolin sejak di bangku SMA. Sekarang sedang menempuh studi S1-nya di jurusan musik ISI Denpasar. -------------ALBIHARUL YAUMUL Lahir di Jakarta, 1 Mei 1994, Albiharul adalah mahasiswa Institut Kesenian Jakarta yang aktif dalam kegiatan berkesenian seperti Pelatihan Musik Betawi Pesisir di BLK Jakarta Utara 20122013, Jakarnaval 2013, Pengisi acara di Pekan Raya Jakarta 2013, Gebyar Budaya Betawi di Taman Budaya Bandung, Gebyar Budaya BLK Jakarta Utara 2013, Pemusik UI Artwar 2013. KADEK SWARTANA Pemain mandolin ini lahir di Tabanan-Bali pada tanggal 21 April 1991. Mulai bermain mandolin sejak umur 19 tahun. Hingga sekarang sudah memiliki grup mandolin dari desanya sendiri. Ia merupakan mahasiswa jurusan karawitan di ISI Denpasar. I KETUT ADI MAHARDIKA Pemain rebab Bali ini lahir di Denpasar 3 Mei 45 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 1993. Mulai bermain rebab sejak berumur 11 tahun. Belajar dari bapak kandungnya. Pemain rebab favoritnya adalah Pande Sukerta. Seorang dosen di ISI Surakarta yang berasal dari Bali Utara. Kegemarannya dalam memainkan rebab membuat ia memilih spesialisasi rebab pada salah satu mata kuliah di jurusan karawitan ISI Denpasar. PEMUSIK SENTANA ART A. ALI SYAHBANI Lahir di Makassar, 11 Mei 1986. Alumni Fakultas Seni & Desain. Telah melakukan pentas pada Parade Budaya di Istana Negara (Jakarta, 2002), A Mild Soundrenaline Makassar (2003), Band Terbaik Nescafe Get Started (2003), Pentas Musik di JCC (Jakarta, 2007), Sastra Kebudayaan (2007), Makassar Arts Moment (Makassar 2008, 2011 dan 2013) 46 HARYADI HARIS Lahir di Majene, 04 Maret 1987. Tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Seni & Desain Universitas Negeri Makassar tahun 2008. Telah melakukan pentas pada Festival Tari Nasional (Jakarta 2010), dan Pagelaran Budaya Nusantara (Jakarta 2009). MUH. LUKMAN HAKIM Lahir di Sungguminasa, 31 Desember 1988. Tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Seni & Desain Universitas Negeri Makassar tahun 2008. Berkesenian sejak masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 3. Telah melakukan pertunjukan di berbagai event, di antaranya; Festival Keraton Nusantara V (Surakarta 2006), Festival Kesenian Internasional (Yogyakarta 2006), Lomba Keterampilan Siswa (LKS) tingkat SMK di TMII (Jakarta 2006), Gelar Prestasi dan Bela Negara (Malang 2007), Festival dan Lomba Seni Nasional (Bandung 2008). YANUAR RAMADHANA Lahir di Sungguminasa, 02 Januari 1990. Tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Seni & Desain Universitas Negeri Makassar tahun 2008. Telah melakukan pentas pada Festival Keraton Nusantara VII (Buton 2012), dan Pesparawi Mahasiswa, Makassar Art Moment (2013) ARHAMUDDIN ALI Lahir di Barru, 10 Mei 1989. Sejak SMP mulai berkesenian. Telah melakukkan pertunjukan di beberapa event, di antaranya; Festival Teater Menengok Cerita Rakyat (Makassar 2004), Sastra Kepulauan (Barru 2007 - 2008), terlibat pada beberapa Konser Musik Mahasiswa Seni Musik Fakultas Seni & Desain Universitas Negeri Makassar, tercatat sebagai mahasiswa sejak 2007. PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 47 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 48 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA ACARA PENAMPIL PADA PELUNCURAN BUKU ANTOLOGI MUSIK KLASIK INDONESIA SERI I DAN II 49 GEDUNG KESENIAN JAKARTA 2-5 DESEMBER 2013 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA JOSEPH KRISTANTO PANTIOSO 50 Memulai pendidikan Musik pada sekolah musik Yayasan Pendidikan Musik jurusan piano dibawah bimbingan ibu Noni Budhiwidjaya, Ibu Maria Fenty dan Ibu Asha R. Kaboel. Tahun 1991 menamatkan tingkat PK3 dibawah bimbingan Alm. Bapak Soetarno Soetikno. Pada tahun yang sama memulai pendidikan vokal pada sekolah musik YPM dibawah bimbingan Ibu Catharina W. Leimena, Ibu Binu Sukaman dan Ibu Aning Katamsi. Tahun 1994 memperoleh juara 1 Lomba Bintang Radio dan Televisi tingkat provinsi DKI dan juara 2 pada tahun yang sama untuk tingkat nasional. Tahun 2000 memperoleh penghargaan “Golden Artist Award” dari sekolah musik YPM. Tahun 2001 melanjutkan pendidikan musik pada Musikhochschule Freiburg- Jerman, dibawah bimibingan Prof. Towako Sato-Schoellhorn, Prof. Aziz Kortel dan Prof. H. P. Mueller. Tahun 2006 meraih gelar Diploma Kuenstleriche Ausbildung Gesang (Master Vokal) dengan pendalaman Lagu Sastra (Art Song) dan Oratorio. Mengikuti masterclass secara aktif pada Prof. Elizabeth Glauser, juga mengikuti SommerAkademie di Mozarteum-Salzburg pada tahun 2010 dan 2012, berguru kepada Prof. Rudolf Piernay dan Prof. Grace Bumbry. Sebagai penyanyi aktif bekerja sama dengan PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA para pianist dan dirigen dalam berbagai konser dan resital a.l ; Tommy Prabowo, Iswargia Sudarno, Ananda Sukarlan, Indra Listyanto dll Tahun 2007 mendirikan lembaga pendidikan musik “MUSICASA” di Jakarta bersama Tommy Prabowo. 51 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA BUDI UTOMO PRABOWO 52 Lahir di Semarang. Mulai usia lima tahun belajar piano, antara lain pada Greta Adiwibowo. Kemudian juga biolin pada Alm. Darmadi. 1982 masuk Institut Seni Indonesia memperdalam biolin pada Alm. Samiyono dan beberapa kali terpilih mengikuti Workshop Orkestra tingkat ASEAN. 1990 memenangkan Kompetisi Piano Yamaha Tingkat Nasional. Tampil bersama Orkes Bina Musika (alm. Atti Bagio/Mozart KV 499) dan Orkes Simfoni Jakarta (Yudianto Hinupurwadi/Beethoven ke-empat) sebagai solis. 1991 selama satu semester belajar piano accompanying dan teori/literatur musik di Sekolah Musik Juilliard, New York. 1994-2000 memimpin Paduan Suara dan Orkes St. Caecilia Katedral Jakarta. Di samping itu juga PS Gita Swara Jaya Universitas Atmajaya, Institut Teknologi Indonesia Serpong dan PS. Eliata. 1999 mengikuti kursus dirigen orkes di Canford School of Music, Inggeris di bawah bimbingan George Hurst. 2001-2002 mahasiswa Universitas Musik Detmold, Jerman untuk jurusan dirigen pada Karl Heinz Bloemeke. Sebagai mahasiswa di Detmold memimpin dan melatih Orkes Mahasiswa Universitas dan juga Orkes Simfoni Halberstadt, selain itu juga terlibat dalam proyek opera Suor Angelica bersama Opernschule Universitas tersebut. 2002-2007 University of Music di Freiburg , Jerman untuk jurusan dirigen pada Hans M. Beuerle (kor) dan Scott Sandmeier (Orkes). Orkes dan Paduan Suara Musikhochschule, PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA Freiburger Bachchor, Ensembel Kamar Freiburg, Opernschule Universitas Freiburg juga paduan suara gereja di Ebringen dan Schallstadt merupakan tempatnya bermusik selama studinya. Ketertarikannya pada instrumen otentik renaisans/barok membuatnya belajar Viola da Gamba pada Ekkehard Weber. Ia juga belajar vokal pada Prof. Towako Sato-Schölhorn dan piano pada Reinhart Buhrow. 2005-2006 menjadi Tutor untuk dirigen di University of Music Freiburg. Lulus Master of Performing Arts ( Diplom Musiker) Februari 2007. 2007 kembali ke Indonesia. Aktif menjadi juri beberapa festival paduan suara, kompetisi piano ( Jakarta Conservatory of Music 2009, 2011), Grand Prix Marching Band (2010) serta Sayembara Komposisi Musik Baru - Salihara (2011). Sejak 2010 menjadi ketua komite musik Dewan Kesenian Jakarta. Mengajar sejarah dan literatur musik di Sekolah Musik Amadeus (2007-2009). Pengaba tamu Twilite Youth Orchestra (2008 dan 2010), Camerata Symphony Orchestra – Lippo Karawaci (2012), Nusantara Symphony Orchestra (2012). Kini ia berkonsentrasi membimbing pengabapengaba muda di sanggar musik ”musicasa” yang didirikan tahun 2007 bersama bariton Kristanto Pantioso. Selain itu ia juga mengajar vokal dan musik teori, khususnya persiapan teori musik untuk tes masuk sekolah musik di negara berbahasa Jerman. Sebagai pianis musik kamar ia mengiringi biolinis Belanda Christian Bor (1985), flutis Inggeris Rachael Perry, Elizabeth Ashford (2009) dan musisi lainnya: bariton Kristanto Pantioso, soprano Binu Sukaman dan Aning Katamsi, biolinis Yasmina Zulkarnaen, celis Asep Hidayat, Leonard van Hien, Alfian Emir Aditya. 2009 mendirikan kor kamar Camerata Vocale Jakarta. 2012 mendirikan Konsort Harmoni untuk mempelajari musik barok bersama flutis/blokflutis Metta F. Ariono dan cembalis Reza Saputra. Secara berkala ia masih mengaktualisasi dirinya, tahun 2010 ia belajar dirigen pada Peter Guelke di Internationale Sommerakademie Mozarteum, Salzburg dan 2012 viola da gamba pada gambis Hille Perl di tempat yang sama. Di samping pendidikan musiknya, ia juga sarjana Teknik Nuklir dari Universitas Gadjah Mada dan meraih Master of Information Science dari New Jersey Institute of Technology, Newark, Amerika Serikat. Tahun 2007 mendirikan lembaga pendidikan musik “MUSICASA” di Jakarta bersama Joseph Kristanto Pantioso dan terpilih untuk menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta – Komite Musik mulai dari tahun 2009 hingga sekarang. 53 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA ANING KATAMSI 54 Aning Katamsi adalah salah satu soprano Indonesia yang konsisten meniti karier di bidang musik klasik. Dengan bimbingan ibundanya, Alm. Pranawengrum Katamsi, Aning mendapat pelajaran vokal pertamanya, dan kemudian dilanjutkan dengan pendidikan vokal di Sekolah Musik Yayasan Pendidikan Musik (SMYPM) dari Catharina W. Leimena. Ia juga pernah mendapat bimbingan dari Lee Alison Sibley dan master class dari Ruth Drucker, Andrea Ehrenreich, Adib Fazah and Rudolf Jansen. Selain vokal, Aning juga menekuni bidang piano di SMYPM di bawah asuhan Susiana A. Wibowo dan Iravati M. Sudiarso. Saat ini masih menjadi staf pengajar bidang vokal dan piano di SMYPM. Selain tampil dalam resital tunggal Aning sering bekerja sama dengan berbagai orkestra di tanah air, seperti : Orkes Simfoni Jakarta, Twilite Orchestra, Nusantara Symphony Orchestra dan Jakarta Chamber Orchestra. Sebagai solis Sopran pernah membawakan antara lain Stabat Mater (Pergolesi), Requiem (Mozart), Missa in c minor (Mozart), Symphony No.9 (Beethoven) dan Dixit Dominus (Händel). Ia juga pernah menampilkan karya Purcell, “Dido and Aeneas” dengan para murid YPM dan “Orpheo” (Gluck) bersama Orkes Remaja Bina Musika, serta ikut tampil dalam pementasan “La Grande Opera” dibawah pimpinan Adib Fazah, dalam kunjungan mereka ke Jakarta. Tahun 2007 tampil di Kanazawa, Jepang sebagai solis dalam Mass in Es (Weber) bersama Batavia PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA Madrigal Singers dengan konduktor Avip Priatna bekerjasama dengan Orchestra Ensemble Kanazawa. Pada tahun yang sama juga diundang menyanyi di Praha, Republik Ceko dalam rangkaian konser The Ambassador Concert Series. Tahun 2008 menyanyikan peran Micaëla dari opera Carmen bersama Nusantara Symphony Orchestra dengan konduktor Hikotaro Yasaki. Tahun 2011 menjadi dirigen PSM Universitas Brawijaya pada The 48th International Choir Competition di Spittal, Austria dan berhasil meraih juara 2 untuk kategori Folklore. Tahun 2009 memperdanakan Opera “Ibu-Yang Anaknya Diculik Itu”, sebuah monolog opera karya Ananda Sukarlan. Prestasi yang pernah diraih adalah Juara I Seriosa Lomba Bintang Radio dan Televisi (1987) dan Juara I Seriosa Festival Seni Mahasiswa (1991). Selain itu Aning juga aktif dalam Paduan Suara dengan menjadi dirigen Paduan Suara Mahasiswa Paragita UI sejak tahun 1990 sampai tahun 2000. Bersama Paragita, ia telah berhasil mendapat berbagai penghargaan dalam berbagai kompetisi Paduan Suara baik nasional maupun internasional. Tahun 2007 kembali aktif dalam PSM UI Paragita hingga sekarang. Juli 2009, sebagai dirigen, berhasil membawa Paragita meraih prestasi juara I kategori Art Songs dan juara III kategori Folklore dalam The 46th International Choir Competition di Spittal, Austria. Saat ini sering dipercaya menjadi juri dalam beberapa kompetisi Paduan Suara dan penyanyi solo. Tahun 2008 lalu meluncurkan buku kumpulan lagu-lagu klasik Indonesia karya Binsar Sitompul, F.X Sutopo dan Mochtar Embut. Oktober 2010 menggelar konser Benang Merah Cinta sebagai rasa syukur telah 25 tahun berkarya. Bulan Juli 2012 yang baru lalu membawa Paduan Suara Mahasiswa Paragita UI mengikuti The 25th Béla Bartók International Choir Competition di Debrecen, Hungaria dan meraih Special Prize for Outstanding Interpretation of AGNUS Dei by Tóth Péter. 55 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA AISHA SUDIARSO Aisha Sudiarso Pletscher lahir di Bandung, 1971. Mulai belajar musik pada usia 3 tahun dari neneknya, Hestia Mangunkusumo, lalu pada usia 4 tahun ia diterima belajar di Sekolah Musik YPM di bawah bimbingan Jeanne Juwono, Etty Iskandar dan Rudy Laban. 56 Tahun 1983 meneruskan pelajaran tingkat Persiapan Konservatorium dengan arahan Iravati M. Sudiarso dan meraih The YPM Artist Award pada tahun 1987. Tahun yang sama ia meneruskan sekolah umumnya di St. Timothy’s School, Maryland, USA dengan beasiswa The Bigelow Ingram Piano Scholarship di bawah bimbingan Mary Stanton. Aisha meneruskan pelajarannya pada pianis Reynaldo Reyes dan arahan artistik dari Prof. Walter Hautzig di New York City, USA. Pemenang pertama JCC Piano Competition dan penerima Melissa Brook Beck Award serta The Russel Denison Memorial Award for Piano ini telah tampil dalam berbagai format musik termasuk resital tunggal di Indonesia, Hong Kong, Algeria dan USA. Ia merupakan wakil negara Indonesia dalam pagelaran bersama negara Perancis dan negara Polandia dalam rangka memperingati 250 tahun wafatnya pianis Polandia, Frederick Chopin. Dalam pengalamannya sebagai kamar, ia bekerja di bawah Rossenberg, Virginia Perry Heldrich, John Swallow and pemain musik arahan Sylvia Lamb, Claire Paul Ingram. PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA Afinitas Aisha pada musik kamar telah mengarahkannya pada pagelaran bersama dengan Jak-Art, Chamber Music Series, Aning Katamsi, Catharina W. Leimena, dan Sukaharjana. Sebagai solis, ia telah tampil dengan berbagai orkestra seperti The Jakarta Symphony di bawah baton Carlo Zappa, Jakarta Chamber Orchestra di bawah baton Avip Priatna, Jakarta Symphony Orchestra di bawah baton Yudianto, Orkes ISI Yogyakarta dengan Pipin Garibaldi sebagai conductor, Orkes Remaja Jakarta dengan Rudy Laban sebagai conductor, Orkes Mahawaditra dengan Praharyawan Prabowo sebagai conductor, Nusantara Chamber Orchestra di bawah baton DR. Yazeed Djamin, Tasmanian Symphony Orchestra di bawah baton Dobbs Franks, Australian Youth Orchestra dan Long Island Youth Orchestra. Bersama ibunya, Iravati M. Sudiarso, Aisha mendirikan “Sudiarso Duo” pada tahun 1993. Setelah tampil baik di Indonesia maupun di Amerika Serikat, Sudiarso Duo terus mengembangkan diri dan telah melahirkan pementasan seperti: “Pertiwi Menangis”; “Pagelaran dua Zaman”; Jakarta International Performance Art, Schouwburg Festival di Gedung Kesenian Jakarta, juga sebagai solis bersama The Jakarta Symphony Orchestra. Pada saat ini, Sudiarso Duo terus mengem­ bangkan diri dan telah melahirkan pementasan seperti: Peter and the Wolf karya Sergei Prokofiev bersama Balet Sumber Cipta dengan Farida Oetoyo sebagai koreografer, didukung pula oleh Jajang C Noer dan Ratna Riantiarno yang kemudian juga tampil bersama Sudiarso Duo dalam The Carnival of the Animals karya Saint-Saëns. Pointe of No Return bersama Namarina Youth Dance Company pimpinan Maya Tamara sebagai Direktur Artistik turut mewarnai perjalanan musik duo ini. Pada Tahun 2012 Sudiarso Duo tampil di Mahidol University – Bangkok, Thailand sebagai duta kebudayaan Indonesia. Penampilan ini dilanjutkan dengan Pagelaran dalam rangka 25 tahun Schouwburg Festival di Gedung Kesenian Jakarta bekerja sama dengan Jajang C Noer dan Sardono W. Kusumo. Aisha juga berkesempatan untuk turut terpilih mengikuti master classes dari pakar musik dunia seperti Alexander Schneider, Isador Cohen, Barry Snyder, Joseph Seiger, dan Roman Rudnitzky. Setelah memperoleh gelar Master of Music dari Manhattan School of Music , New York, di bawah bimbingan Solomon Mikowsky dan DonnAlexander Feder, saat ini ia adalah Direktur Bidang Akademis di Sekolah Musik Yayasan Pendidikan Musik dan anggota Dewan Kesenian Jakarta, Komite musik dari tahun 2009 sampai sekarang. 57 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA PADUAN SUARA UNIVERSITAS MERCU BUANA 58 Paduan Suara Mahasiswa Universitas Mercu Buana (PSM UMB) adalah paduan suara yang mewadahi mahasiswa/i dan alumni Universitas Mercu Buana yang terbentuk pada tanggal 23 Oktober 1988. PSM UMB lebih mengembangkan musik-musik tradisi dan musik nasional dalam upaya mengangkat kembali budaya Indonesia. Dengan bakat keterampilan dan wawasan yang dimiliki, PSM UMB aktif mengikuti berbagai festival paduan suara tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, PSM UMB juga telah berhasil menyelenggarakan konser paduan suara yang bertajuk kontemporer dan dalam bentuk seni pertunjukan drama musikal baik di dalam maupun luar negeri. Sejak awal 2010 hingga saat ini PSM UMB dibina oleh Agus Yowono, beliau dipercaya sebagai pelatih dan pengaba Paduan Suara Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta. Beliau pun telah sukses membawa Paduan Suara Universitas Mercu buana menjadi Paduan Suara yang berkualitas dan memiliki potensi yang tinggi untuk terus dikembangkan. Melalui berbagai festival dan kegiatan internal maupun eksternal, kini telah berhasil menghantarkan PSM UMB ketingkat yang lebih tinggi. Dengan semangat dan keyakinan yang PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA kuat PSM UMB dapat menampilkan bentuk paduan suara yang dinamis yang memiliki wawasan luas terhadap beragam corak lagu yang ada. Hal itulah yang dibawakan dan terus dikembangkan PSM UMB dari awal berdirinya sampai sekarang. PRESTASI PSM UMB • Juara III, The 2nd FEUI National Folklore Festival 2007 • Juara III + The Best Performance, The 3rd FEUI National Folklore Festival 2008 • Juara II, The 4th FEUI National Folklore Festival 2010 • The Best Performance, Telkomsel Choir Competition 2010 • Semi Finalist, Festival Paduan Suara ITB XXII 2010 • Juara I, The 5th FEUI National Folklore Festival 2011 • Juara V, Lomba Paduan Suara Lagu Perjuangan ke-4 Universitas Tarumanegara 2011 • Juara I Kategori folklore, Lomba 7th LPS USM 2012 • Juara I KategoriPerti/Umum, Lomba 7th LPS USM 2012 • Juara I Kategori Mix & Folklore, Guangzhou International Open Competition 2013 • Juara I Kategori Mix & Folklore, 1stXinghai Prize International Choir Championship 2013 • Gold Medalist, Bali International Choir Festival 2013, Folklore Category • Silver Medalist, Bali International Choir Festival 2013, Female Choir Category 59 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA AGUS YUWONO 60 Berawal dari berpaduan suara dan masuk menjadi anggota Paduan Suara Mahasiswa Universitas Indonesia “Paragita”, menimba ilmu vokal untuk pertama kalinya di Yayasan pendidikan Musik (YPM) Jakarta dibawah bimbingan Binu D. Sukaman dan Aning katamsi. Dilanjutkan kemudian belajar Vokal dan Choir Conducting di Musicasa Studio Jakarta dibawah bimbingan Joseph Kristanto Pantioso dan Budi Utomo Prabowo. Pada pertengahan tahun 2007 bergabung menjadi Tim Pelatih Paragita UI yang kemudian membawa Paragita UI meraih Juara III Festival Paduan Suara ITB Bandung untuk kategori Mixed Chamber Choir di tahun 2008 dan Juara I di Festival Paduan Suara ITB Bandung untuk kategori Mixed Choir di tahun 2010. Aktif sebagai Deputy Chorus Conductor di Paduan Suara Mahasiswa Paragita UI yang membina para anggota baru Paragita dan menggelar konser setiap tahunnya sejak tahun 2007 hingga sekarang. Pada tahun 2009 turut sukses sebagai Tim Pelatihan untuk Paragita UI di 46th International Choir Competition di Spittal, Austria dengan meraih Juara III kategori Folk Song dan Juara I untuk kategori Kunslied dan pada tahun 2012 di Bela Bartok International Choir Competition Debrecen, Hungaria dengan meraih Excellent and Outstanding Interpretation of Peter Toth’s Agnus Dei. PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA Awal tahun 2010 mulai melatih Paduan Suara Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta yang pernah meraih Juara 1 National Folklore Festival dan Juara IV sekaligus meraih “Best Conductor” di Kompetisi Nasional Lagu Perjuangan Untar Jakarta, kemudian membawa PSM Mercu Buana Jakarta sebagai misi kebudayaan di 2 kota : Ho Chi Minh dan Vung Tao Vietnam, menjadi Juara I di kategori Mixed Choir dan Juara I di kategori Folklore di Kompetisi Nasional yang diselenggarakan oleh USM Semarang dan mengikuti Kompetisi tingkat International Guangzhou Open Choir Championship untuk kategori Mixed choir dan Folklore meraih Juara I ( Gold Winner ) di dua kategori tersebut dan melaju ke babak Xinghai Grand Prize Choir Championship dengan meraih medali Platinum untuk kategori Folklore dan Gold untuk kategori Mixed Choir pada bulan November 2012. Di tahun 2013 ini sebagai conductor dari PSM Mercu Buana Jakarta meraih Gold Medal untuk kategori Folklore dan Silver Medal untuk kategori Female Choir pada The 2nd Bali international Choir Festival kemudian Paragita UI untuk Andrea Veneracion International Choral Festival, Filipina meraih predikat Juara ke 2. Agus Yuwono juga sebagai bariton yang beberapa kali tampil dalam Opera The Magic Flute, Cendrillon, Abu Hassan dan juga dalam Drama Musikal ONROP, kemudian sebagai pengajar Paduan Suara Nasional Gita Bahana Nusantara untuk peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka Jakarta sejak tahun 2007 hingga sekarang dan Dosen Vokal di Institut Musik Indonesia (IMI Musik) Jakarta. 61 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 62 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA LUKISAN INSPIRASI 63 GEDUNG KESENIAN JAKARTA 2-5 DESEMBER 2013 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 64 S. SUDJOJONO “RONTOK” (1978) CAT MINYAK DI ATAS KANVAS | 60X85 CM PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA RONTOK S.SOEDJOJONO “Rontok” dilukiskan oleh Sudjojono pada 1978 pada bidang kanvas berukuran 60 x 85 cm. Dalam lukisan yang menggunakan cat minyak ini, Sudjojono menampilkan suasana yang rumit dan mencekam. Pada bagian latar belakang, ia menyapukan gradasi warna dari ungu tua menuju merah.Warna-warna itu tidak disapukan dengan halus dan tenang, malah Sudjojono meninggalkan jejak-jejak sapuan kuasnya, hingga dalam peralihan warna itu tercipta intensitas warna yang berbeda-beda. Objek utama dalam lukisan ini jika mengikuti pola komposisinya, adalah sebentuk bangunan rumah yang berdiri di atas sebuah dataran tinggi, tebing atau bukit. Pagarnya berwarna coklat tembaga. Rumah itu terlihat akan — mengikuti judul lukisan— ‘rontok’ akibat terbakar. Api digambarkan membesar dan membakar habis bangunan itu; di bagian atas, satu bagian bangunan terlihat miring dan akan jatuh. Bangunan itu sendiri, kira-kira seperti sebuah rumah setinggi empat lantai .Warna bangunan rumah itu kehitaman akibat asap dari kebakaran tersebut. Di bagian bawah rumah tersebut, kobaran api juga menyeruak dari jendela rumah. Di bagian kiri dan kanan rumah tersebut, Sudjojono menggambarkan sosok-sosok yang berjatuhan. Ada dua sosok di sebelah kiri rumah, yang satu berpakaian warna ungu, sedang yang satu, agak jauh di belakang, mengenakan setelan warna putih. Sedang pada sisi kanan, di bagian paling atas lukisan, seekor monyet juga melompat sambil mengibaskan ekornya yang terbakar api. Sekilas monyet ini mengingatkan pada sosok Hanoman. Di bawah monyet itu, seorang laki-laki yang dapat kita identifikasi sebagai raja lewat penggambaran mahkota kecil di belakang kepalanya, juga turut melompat dan jatuh. Di wajahnya terlihat ekspresi yang ketakutan, matanya digambarkan melotot, mulutnya menganga, sedang gesture tangan, badan, dan kakinya terlihat seperti mencari-cari pijakan. Di bawah raja itu, dua sosok ayam jantan dan seekor sapi berwarna putih, juga berlarian menyelamatkan diri. Sudjojono tidak menggunakan warna yang kuat pada objek-objek yang berlompatan itu. Ia hanya menyapukan warna-warna muda dan lembut seperti hijau muda, ungu muda, serta putih. Bagian yang paling kuat dalam lukisan ini adalah latar belakang lukisan serta bangunan yang hampir ‘rontok’ itu. Tidak ada garis nyata dalam lukisan ini, semua objek terbentuk lewat garis imajiner dari perbedaan warna-warna. Di bagian pojok kiri atas, Sudjojono mencoretkan tulisan “Rontok” dengan menggunakan warna kuning ocre dan pada sisi kiri lukisan Sudjojono menuliskan kalimat yang berbunyi: “Sekejam tirani, serta musuh, tak gentar aku menghadapinya, aku anak dewa, aku anak kebenaran” kemudian di bawahnya terdapat tanda-tangan Sudjojono. Lukisan ini pernah ditampilkan dalam pameran “MANIFESTO#3. [ORDE & KONFLIK]” serta pameran “Pameran Koleksi Dewan Kesenian Jakarta, Big Village/DusunBesar, tahun 2012”. 65 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 66 RUSLI “PERAHU-PERAHU” (1978) CAT MINYAK DI ATAS KANVAS | 50X60 CM PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA PERAHU-PERAHU RUSLI “Perahu-perahu” adalah lukisan berukuran 50 x 60 cm, buah tangan Rusli yang dibuat pada tahun 1978. “Perahu-Perahu” dengan sederhana menggambarkan situasi ketika empat buah perahu sedang merapat di pantai. Suasana yang tenang sekaligus juga menyenangkan terpancar lewat penggunaan garis yang halus serta penggunaan warna cerah seperti merah, jingga, kuning, hijau, dan biru muda—yang menjadi unsur dominan dalam karya lukis ini. Rusli membuat lukisan ini menggunakan satu titik perspektif, dari atas, yang kemudian perlahan-lahan makin mengerucut ke belakang. Hal ini terlihat dari posisi dan ukuran perahu keempat—paling belakang, yang semakin mengecil. Tiga perahu mengisi hampir tigaperempat ruang gambar. Rusli menggunakan warna kuning pucat, untuk melukiskan siluet bentuk ketiga perahu tersebut. Aksen-akses dengan menggunakan warna merah, jingga, hijau, dan biru, kemudian ditambahkan kepada tiap-tiap perahu, tetapi Rusli memberikan lebih banyak warna pada perahu yang berada di tengah ketimbang dua perahu lain yang mengapit di kiri-kanannya. Sementara itu, perahu keempat yang terletak di bagian belakang, meskipun kecil ukurannya, namun Rusli memberikan lebih banyak torehan warna; garis bentuk perahu juga digambarkan dengan lebih tegas dengan menggunakan warna jingga kecoklatan, sehingga perahu itu tampak lebih “hidup”. Lukisan ini merupakan salah satu lukisan yang masuk dalam periode perjalanan Rusli ke Bali, yang dipamerkan dalam pameran tunggalnya pada tahun 1979 serta pada pameran tunggal tahun 1994. 67 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA PANITIA PENANGGUNG JAWAB DEWAN KESENIAN JAKARTA PENASEHAT KOMITE MUSIK - DEWAN KESENIAN JAKARTA AKSAN SJUMAN BUDI UTOMO PRABOWO AISHA SUDIARSO PLETSCHER ANUSIRWAN PEMBICARA LOKAKARYA SLAMET ABDUL SJUKUR RAHAYU SUPANGGAH KOMPONIS SLAMET ABDUL SJUKUR SETA DEWA (ISI YOGYAKARTA) DINAR RIZKIANTI (STSI BANDUNG) RAMASSONA ALHAMD (IKJ) RIO EKA PUTRA (ISI PADANGPANJANG) HAMRIN SAMAD (ISI SURAKARTA) YAN PRIYA KUMARA JANARDHANA (ISI DENPASAR) PAMERAN ORGANOLOGI SENTANA ART 68 PROGRAM MANAGER ANA ROSDIANAHANGKA TASK FORCE ANITA DEWI PUSPITA PROGRAM OFFICER NINA AKHYAR PROJECT OFFICER YASMINA ZULKARNAIN DESAIN GRAFIS RIOSADJA HUMAS DITA KURNIA DOKUMENTASI JOEL TAHER, EVA TOBING KEUANGAN TRI SUCI, INDRA PENERIMA TAMU/USHER RINI, LUBIS KONSUMSI BILLY KEBERSIHAN IAN, JAELANI PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA TERIMA KASIH KOMITE MUSIK - DEWAN KESENIAN JAKARTA MENGUCAPKAN TERIMA KASIH SETULUSNYA KEPADA: DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GEDUNG KESENIAN JAKARTA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA BANDUNG INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA SOLO INSTITUT KESENIAN JAKARTA INSTITUT SENI INDONESIA BALI HAFIZ RANÇAJALE NIKOLAUS EDWIN SUKA HARDJANA SANGGAR & STUDIO MUSICASA GREEN RADIO BUTIK MUSIK SELURUH PENGISI ACARA SELURUH HANDAI TAULAN YANG TELAH MEMBANTU TERLAKSANANYA ACARA INI, YANG TIDAK DAPAT KAMI SEBUTKAN SATU PER SATU 69 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA JADWAL KEGIATAN PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 MINGGU / 1 DES 2013 Pertemuan dengan seluruh Komponis dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia SENIN / 2 DES 2013 14:00 – 21:00 ORGANOLOGI V “Instrumen Musik Dawai - Tradisi dan Inovasi” 70 15:00 – 16:00 Press Conference 16:30 – 18:30 LOKAKARYA Slamet Abdul Sjukur “Debussy, Gamelan dan Salah Kaprah” 20:00 KONSER KOMPONIS MUDA INDONESIA • Institut Seni Indonesia Yogyakarta - Seta Dewa • Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung – Dinar Rizkianti • Institut Seni Indonesia Padangpanjang – Rio Eka Putra SELASA / 3 DES 2013 14:00 – 21:00 ORGANOLOGI V “Instrumen Musik Dawai - Tradisi dan Inovasi” 16:30 – 18:30 LOKAKARYA Prof. Dr. Rahayu Supanggah “Mengapa Harus Bunyi?” 20:00 KONSER KOMPONIS MUDA INDONESIA • Sekolah Tinggi Seni Indonesia Solo – Hamrin Samad • Institut Kesenian Jakarta – Ramasona Alhamd • Institut Seni Indonesia Denpasar – Yan Priya Kumara Janardana RABU / 4 DES 2013 14:00 – 21:00 ORGANOLOGI V “Instrumen Musik Dawai - Tradisi dan Inovasi” 18:30 – 19:30 PELUNCURAN BUKU ANTOLOGI MUSIK KLASIK INDONESIA • Seri I – Vokal dan Piano “Seriosa” • Seri II – Musik Kor 20:00 PAGELARAN KARYA SLAMET ABDUL SJUKUR • Suroboyo • Game Land V Pembukaan oleh Peni Candra Rini dan Sentana Art Ensemble Pimpinan Dwi Cahyo KAMIS / 5 DES 2013 20:00 GALA KONSER KOMPONIS MUDA INDONESIA PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA KARYA-KARYA YANG DITAMPILKAN PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 MATIUS SHAN BOONE • Vocalise • Song of City • Starry Night • Recitation No.2 MERY KASIMAN • Fireflies (from Glimpses) • November 8th (from Glimpses) • Simplified (Glimpses) • Time • Viewing Dali (Persistance of Memory) • When It Rains MICHAEL ASMARA • Quartet • Duo • Dream After Dreaming • Short Pieces for Piano • String Quartet No.7 • Fantasia SOE TJEN MARCHING • Nun • Angen • Alexander CHOZIN MUKTI • Rungon-Rungon • RACETHA • Halusinasi • Cunang – cuning ANDREAS ARIANTO YANUAR • Takut 71 PEKAN KOMPONIS INDONESIA 2013 // MUSIK DAWAI INDONESIA 72