- KKI Karya Kepausan Indonesia

advertisement
HARI MINGGU
MISI SEDUNIA KE-87
20 Oktober 2013
Buku ini terdiri dari :
1. Pesan Paus Fransiskus
2. Renungan 1 : Kegigihan Iman
3. Renungan 2 : Kita harus Berdoa dengan Tekun
4. Perayaan Ekaristi dan Ibadat Sabda Tanpa Imam
5. Bahan Temu Bina Iman Anak Misioner
6. Hari Misi Menyapa Nurani Misioner Kita
Jakarta, Agustus 2013
Biro Nasional
Karya Kepausan Indonesia
Jl. Cut Meutia 10
Jakarta – 10340
1
Pesan Bapa Suci
Pada Hari Minggu Misi Sedunia ke-87
20 Oktober 2013
CAKRAWALA EVANGELISASI BARU :
ANTUSIASME KESAKSIAN HIDUP
DALAM BEREVANGELISASI
2
Pesan Paus Fransiskus
Pada Hari Minggu Misi Sedunia ke-87
Saudara dan saudari yang kukasihi,
Tahun ini kita merayakan Hari Minggu Misi
atau Evangelisasi menjelang penutupan Tahun iman,
yang merupakan momen penting untuk mempererat
persahabatan kita dengan Tuhan dan untuk menegaskan perjalanan kita sebagai Gereja yang mewartakan
Injil dengan berani. Dalam perspektif ini saya ingin
mengembangkan beberapa pemikiran.
1. Iman merupakan anugerah Allah yang berharga.
Allah membuka hati kita agar kita dapat
mengenal dan mengasihi Dia. Ia mau menjalin
hubungan dengan kita agar kita dapat mengambil
bagian dalam hidup-Nya agar hidup kita penuh makna,
lebih baik dan lebih indah. Allah mengasihi kita! Akan
tetapi iman itu meminta tanggapan kita, meminta agar
kita berani menyerahkan diri kepada Allah, meminta
agar kita mengasihi seperti Allah mengasihi, dan meminta agar kita tahu berterima kasih kepada Allah atas
kerahiman-Nya yang tak terbatas.
Iman itu tidak dianugerahkan kepada orang
tertentu saja melainkan kepada semua orang sebab
hati semua orang ingin dikasihi Allah, ingin mengalami keselamatan dari Allah! Iman itu adalah
sebuah anugerah yang tak boleh dinikmati sendiri,
melainkan harus dibagikan. Jika kita tidak berbagi
iman itu, kita menjadi orang kristiani yang terisolir,
yang mandul dan sakit.
3
Pewartaan Injil adalah bagian integral dari
identitas murid Kristus dan komitmen konstan yang
menjiwai kehidupan Gereja. “Semangat misioner
adalah tanda nyata kedewasaan komunitas gerejani”
(Benediktus XVI, Anjuran Apostolik Verbum Domini,
95). Setiap komunitas adalah “dewasa” apabila mengakui imannya dengan bangga, merayakannya
dengan penuh sukacita dalam liturgi, mewujud-nyatakan kasih dan mewartakan Sabda Allah tak hentihentinya sambil keluar dari lingkup hidupnya sendiri
untuk dibawa ke “masyarakat pinggiran”, terutama
kepada mereka yang belum sempat mengenal Kristus.
Konsistensi iman pada level pribadi dan
komuniter diukur juga dari kemampuan berbagi iman
itu dengan sesama, disebarluaskan, dijelmakan menjadi kasih, memberi kesaksian tentang Kristus kepada orang yang dijumpai dan kepada mereka yang
mengambil bagian dalam perjalanan hidup bersama
dengan kita.
2. Tahun iman yang mengenangkan 50 tahun dimulainya Konsili Vatikan II, merupakan dorongan agar
seluruh Gereja memiliki kesadaran baru akan kehadirannya dalam dunia zaman ini dan akan misinya
di antara bangsa-bangsa. Tugas misi ini tidak menyangkut hanya secara geografis tetapi juga bangsabangsa, kebudayaan-kebudayaan dan pribadi-pribadi sebab “cakrawala iman” tidak hanya melintasi
daerah dan tradisi-tradisi, tetapi juga hati setiap orang
laki-laki dan perempuan.
Konsili Vatikan II telah menegaskan bahwa
tugas perutusan misioner, memperluas cakrawala iman, adalah tugas setiap pribadi dan setiap
4
komunitas kristiani, ”Karena umat Allah hidup dalam
jemaat-jemaat, terutama dalam keuskupan-keuskupan dan paroki-paroki, serta dengan cara tertentu
yang nampak di situ, maka adalah juga tugas jemaatjemaat itu memberi kesaksian akan Kristus di
hadapan para bangsa”. (Ad Gentes, 37).
Setiap komunitas hendaknya merasa disapa
oleh Yesus sendiri ketika Ia berpesan kepada para
Rasul agar mereka “menjadi saksi-Nya di Yerusalem
dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi.” (Kis 1,8). Sapaan Yesus ini merupakan dimensi mutlak kehidupan kristiani, sebab kita
semua diutus mewartakan Injil dengan perkataan dan
perbuatan kepada semua orang.
Saya mengajak para uskup, para imam, para
dewan imam dan dewan pastoral, setiap orang dan
setiap kelompok yang diberi tanggung jawab dalam
Gereja agar memberikan perhatian khusus kepada
dimensi misioner dalam program-program pastoral dan pendidikan, sadar bahwa tugas perutusan itu
belum memadai kalau tidak mencakup tanggung
jawab dan tekad “memberi kesaksian akan Kristus
di hadapan para bangsa.” Dimensi misioner itu bukan sekedar sejumlah program dan kegiatan dalam
kehidupan kristiani, melainkan semangat dan spiritualitas yang menjiwai semua segi kehidupan kristiani.
3. Sering karya evangelisasi menemukan hambatan-hambatan bukan hanya dari luar, tetapi juga dari
dalam komunitas kristiani itu sendiri seperti kurangnya semangat, tidak adanya sukacita, kurang minat
dan lebih-lebih kurang pengharapan dalam mewartakan pesan Kristus kepada semua orang dan dalam
5
membantu orang berjumpa dengan Kristus.
Masih ada orang yang berpikir bahwa mewartakan kebenaran Injil memperkosa kebebasan
manusia. Dalam hal ini Paus Paulus VI mempunyai
kata-kata inspiratif, ”Tentu kelirulah memaksakan
sesuatu pada hati nurani saudara-saudara kita. Tetapi
mengajukan kepada hati nurani manusia kebenaran
tentang Injil dan penebusan dalam Yesus Kristus
dengan jelas dan dengan menghormati sepenuhnya pilihan-pilihan yang akan diambilnya nanti, ...
itu merupakan suatu kehormatan bagi kebebasan
manusia”. (Anjuran Apostolik Evangelii Nuntiandi,
80 / EN 80).
Dengan berani dan dengan senang hati serta
dengan penuh hormat hendaknya kita senantiasa
mengundang orang berjumpa dengan Kristus, dan
menjadi pembawa Injil-Nya. Yesus telah datang di
tengah-tengah kita untuk memperkenalkan jalan keselamatan dan kita telah diberi tugas perutusan untuk
mewartakan keselamatan itu kepada semua orang
sampai ke ujung bumi.
Sering kita saksikan bahwa kekerasan, kepalsuan, dan kesesatanlah yang dikedepankan dan
yang disodorkan. Maka pada masa kini adalah sangat
urgen menampilkan hidup yang baik menurut Injil
melalui pewartaaan dan kesaksian, dan ini hendaknya
dilakukan mulai dari dalam Gereja itu sendiri. Sebab,
dalam perspektif ini setiap penginjil hendaknya
ingat sebuah prinsip yang mendasar, bahwa Kristus
tak dapat diwartakan tanpa Gereja.
Paus Paulus VI menulis,”Penginjilan bukanlah merupakan suatu kegiatan individual dan ter6
isolir; tetapi penginjilan adalah suatu kegiatan yang
secara mendalam bersifat gerejani. Bila seorang
pengkhotbah di tempat paling tersembunyi, seorang
katekis, atau seorang pastor di tempat yang paling
jauh, berkhotbah tentang Injil, mengumpulkan jemaat, mewartakan iman, melayani sakramen, meskipun ia sendirian, ia melakukan suatu kegiatan gerejani. Ia tidak bertindak atas suatu perutusan yang
berasal dari dirinya sendiri atau berdasarkan suatu
inspirsi pribadi, tetapi dalam kesatuan dengan perutusan Gereja dan atas nama Gereja”. (E.N. 60).
Dan ini memberi kekuatan kepada misi, pun
pula membangkitkan kesadaran dalam sang misionaris dan penginjil bahwa ia tak pernah sendirian,
melainkan ia adalah bagian dari dari tubuh yang satu
yang dijiwai oleh Roh Kudus.
4. Pada masa kini, mobilitas yang sudah umum dan
kemudahan komunikasi melalui media, sudah mencapuradukan orang, bangsa, pengetahuan, pengalaman. Karena alasan kerja, keluarga-keluarga berpindah dari satu benua ke benua yang lain; pertukaran
profesi dan kebudayaan, turisme dan fenomena
serupa mengakibatkan pergerakan orang yang luas.
Kadang-kadang komunitas-komunitas paroki pun
merasa sulit mengenal dengan tepat dan pasti, siapa-siapa tinggal dalam satu daerah secara tetap atau
hanya sementara.
Terjadi juga bahwa di daerah yang pernah terinspirasi oleh iman, bertambah jumlah orang yang
merasa diri jauh dari iman, menjadi acuh tak acuh
terhadap agama atau terikat dengan kepercayaankepercayaan lain. Tak jarang, beberapa orang
7
beriman mengambil keputusan yang menjauhkan diri
dari iman, dan dengan demikian mereka sepantasnya
menerima ‘evangelisasi baru’. Tambahan lagi bahwa
masih begitu banyak umat manusia yang belum digapai oleh Kabar Baik Yesus Kristus.
Sementara itu, kita sedang mengalami suatu
masa krisis yang menyentuh banyak aspek kehidupan, bukan hanya dalam bidang ekonomi, finansial,
keamanan, lingkungan, tetapi juga tentang arti kehidupan dan nilai-nilai mendasar yang menjiwainya.
Kehidupan bersama ditandai oleh ketegangan dan
konflik, yang menimbulkan kesulitan dan ketidaknyamanan dalam mencari jalan bagi suatu perdamaian yang lestari.
Dalam situasi yang rumit ini, di mana cakrawala masa kini dan masa depan dikelabui oleh awan
yang mengancam, menjadi lebih mendesak lagi
membawa dengan gagah berani Injil Kristus. Injil ini
menyampaikan warta tentang harapan, rekonsiliasi,
persekutuan, kedekatan Allah dengan belaskasihNya, keselamatan-Nya serta berita bahwa kasih Allah
itu mampu mengatasi kegelapan kejahatan dan menuntun di jalan kebaikan. Manusia masa kini membutuhkan cahaya yang pasti yang menerangi jalannya dan ini dia mendapatnya hanya dalam pertemuan
dengan Kristus.
Mari kita bawa ke dunia ini, melalui kesaksian dan kasih kita, harapan yang ditimbulkan oleh
iman kita. Karya misi Gereja kita bukan proselitisme,
melainkan adalah kesaksian hidup yang menerangi
jalan, yang membawa harapan dan kasih. Gereja kita
- saya ulangi sekali lagi - bukan organisasi sosial,
8
perusahaan atau LSM: dia adalah komunitas orang
yang dijiwai oleh Roh Kudus, yang telah mengalami dan menghayati kekaguman perjumpaan
dengan Yesus Kristus dan ingin berbagi pengalaman
kegembiraan ini, dan berbagi Pesan keselamatan yang
dibawa oleh Tuhan. Roh Kudus lah sedang menuntun
Gereja dalam perjalanan ini.
5. Saya ingin mengajak semua agar menjadi pembawa
Kabar Baik Kristus dan saya sangat berterima kasih
kepada semua misionaris, laki-laki dan perempuan,
kepada para imam Fidei Donum, kepada para biarawan/ti, kepada semua orang beriman yang semakin
hari semakin banyak yang mendengar panggilan
Tuhan dan meninggalkan tanah airnya guna melayani
Injil di tempat dan kebudayaan yang berbeda. Saya
ingin pula menggarisbawahi bahwa Gereja-gereja
yang masih muda dengan berani mengambil komitmen untuk mengirim misionarisnya kepada Gereja-gereja yang dalam kesulitan – tak jarang kepada
Gereja-gereja yang lebih tua juga – dan dengan demikian membawa semangat yang segar dan antusiasme yang menjadi ciri khas penghayatan imannya, yang memperbarui hidup dan memberi harapan.
Sesuai dengan pesan Yesus “pergilah dan jadikanlah
semua bangsa murid-Ku” (Mt 28:19), hidup dalam
suasana universal ini merupakan suatu kekayaan bagi
setiap Gereja lokal, bagi setiap komunitas; memberikan misionaris tak pernah menjadi suatu kerugian, sebaliknya suatu keuntungan.
Saya mendorong semua yang mendengar
panggilan ini supaya menjawab dengan bangga kepada suara Roh, sesuai dengan status hidup masing9
masing, dan supaya tidak takut mengikuti
Tuhan. Saya ajak juga para Uskup, keluarga-keluarga
religius, komunitas-komunitas dan kelompok-kelompok kristiani supaya, dengan visi yang luas dan
disernement yang tepat, mendukung panggilan
misioner Ad Gentes dan membantu Gereja-gereja
yang membutuhkan imam, religius dan awam guna
memperkuat komunitas kristiani. Perhatian ini seharusnya hidup juga di antara Gereja-gereja anggota
suatu konferensi Uskup tingkat nasional atau regional:
sangat penting bahwa Gereja-gereja yang lebih kaya
akan panggilan, membantu dengan bangga Gerejagereja yang menderita karena kekurangannya.
Saya mengajak juga para misionaris, lakilaki dan perempuan, khususnya imam-imam Fidei
Donum dan awam, supaya hidup dengan gembira
pelayanan mereka dalam Gereja-gereja di mana
mereka bertugas dan membawa serta kegembiraan dan kekayaan iman Gereja-gereja dari mana
mereka berasal, dengan mengingat Paulus dan Barnabas yang pada akhir perjalanan misioner mereka
“menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan
dengan perantaraan mereka dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman”
(Kis 14:27). Mereka itu bisa menjadi semacam jalan
untuk ‘mengembalikan’ iman dengan membawa kesegaran Gereja-gereja muda, supaya Gereja-gereja yang
lebih tua menemukan kembali antusiasme dan
kegembiraan dalam berbagi iman, dalam suatu
pertukaran yang menjadi kekayaan umum dalam
kemuridan Tuhan.
Uskup Roma memikul bersama dengan para
Uskup suatu keprihatinan terhadap semua Gereja dan
10
keprihatinan itu menemukan suatu bentuk penghayatan dalam komitmen Karya Kepausan Misioner,
yang mempunyai tujuan menjiwai dan memperdalam
kesadaran misioner setiap orang beriman dan setiap
komunitas. Dan ini terlaksana melalui suatu pendidikan misioner seluruh Umat Allah yang lebih
mendalam, begitu pula dengan memupuk kepekaan
komunitas-komunitas kristiani dalam memberikan
bantuan guna memperluas Injil di dunia.
Dan sekarang hati kita terarah kepada umat
Kristiani di pelbagai tempat di dunia ini yang mengalami hambatan dalam mengakui iman mereka di
hadapan umum, begitu pula hak untuk menghayati
imannya dengan bebas ditolak. Mereka ini adalah
saudara dan saudari kita, saksi yang berani - yang
jumlahnya melebihi jumlah para martir abad-abad
pertama - yang menanggung dengan ketekunan
rasuli bentuk-bentuk penganiayaan masa kini. Tidaklah sedikit yang berani mengambil risiko terhadap
hidup mereka untuk tetap setia kepada Injil Kristus.
Saya dalam doa menyatakan solidaritas saya
kepada pribadi-pribadi, keluarga-keluarga dan
komunitas-komunitas yang mengalami kekerasan
dan intoleransi dan kepada mereka saya sampaikan
kata-kata Yesus yang meneguhkan hati, ”Kuatkanlah
hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh 16:33).
Paus Benediktus XVI mengimbau agar “firman Tuhan disebarkan dan dimuliakan” (2Tes 3:1).
Semoga Tahun Iman ini semakin mengeratkan hubungan dengan Kristus Tuhan, sebab hanya
dalam Dialah terdapat kekuatan untuk membangun
masa depan dan hanya dalam Dialah terdapat jaminan
11
kasih yang otentik dan konsisten (S.Apotolik. Porta
Fidei,15).
Saya memberkati dengan sepenuh hati para
misionaris, laki-laki dan perempuan dan semua orang
yang mengiringi dan mendukung misi Gereja yang
mendasar ini agar pewartaan Injil dapat berkumandang di segala penjuru dunia, dan kita, pelayan injil
dan misionaris akan mengalami “betapa menghibur
dan meneguhkan pewartaan Injil” (EN,80).
Dari Vatikan, 19 Mei 2013, Hari Raya Pentakosta.
Alih bahasa: Misionaris Xaverian.
12
13
Renungan
KEGIGIHAN IMAN
Di Rusia, ketika rezim komunis masih menindas keras kebebasan beragama, banyak orang Kristen
berkumpul secara diam-diam di sebuah rumah, untuk berdoa dan mendalami Kitab Suci. Suatu malam,
sekelompok kecil orang beriman berkumpul di dalam
sebuah pondok sederhana untuk mendalami Kitab Suci.
Sekonyong-konyong, pintu didobrak dari luar dan masuklah tiga orang serdadu Rusia dengan seragam dan
senjata lengkap. Dengan keras, salah seorang serdadu
berteriak: Siapa saja di sini yang bukan orang Kristen,
boleh keluar dan meninggalkan tempat ini. Suasana sepi
mencekam untuk beberapa saat. Kesunyian pecah karena
sebagian besar hadirin berlari meninggalkan ruangan
hingga tinggal sedikit orang saja di dalam pondokan
itu. Setelah semua orang tadi sudah menjauh, seorang
serdadu menutup pintu. Lalu ketiganya meletakkan
senjata, mengambil tempat duduk di antara mereka dan
satu di antaranya berkata, “Kami juga orang Kristen,
seperti saudara sekalian. Kami mau berdoa hanya dengan
mereka yang sungguh-sungguh percaya pada Tuhan”.
14
Di dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan betapa pentingnya sikap iman yang kokoh.
Sikap iman ini berakar pada keyakinan bahwa Allah tidak
akan meninggalkan orang-orang pilihan-Nya:Tidakkah
Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang
siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (Lk.18:
7). Berdoa bukan sekedar memohon sesuatu. Lebih dari
itu, berdoa berarti mengalami kehadiran Allah: ketika
orang berdoa, surga turun melingkupi orang itu. Maka,
berdoa tanpa henti berarti mengarahkan selalu pandangan mata batin kita pada Allah yang penuh kasih,
yang tidak akan meninggalkan anak-anak-Nya. Ajaran
Yesus tentang iman yang kokoh bukan sekedar hiburantanpa dasar, seolah-olah iman seperti ini bertentangan
dengan kenyataan yang pahit. Menilik perumpamaan
yang Yesus pakai, yaitu tentang hakim yang buruk wataknya, kita tahu bahwa Yesus tidak menutup mata terhadap praktek ketidakadilan. Namun demikian, Tuhan
mengajarkan bahwa di tengah buruknya situasi ketidakadilan, kebaikan pasti akan menang. Iman adalah sumber
kekuatan yang memampukan orang untuk menyanyikan
lagu kemenangan kebaikan atas kejahatan, di tengah
situasi ketidakadilan yang merajalela. Itulah pilihan
beberapa orang Kristen di Rusia yang tetap tinggal di
ruangan walau datang serdadu yang seolah mengancam.
Keadilan Tuhan datang pada waktunya, bagi mereka yang
percaya pada-Nya.
Rm. Carolus Putranto, Pr
15
Renungan
Kita Harus Berdoa
Dengan Tekun dan Teratur
Luk. 18:1-8
Yesus menyampaikan perumpamaan tentang hakim
yang tidak benar. Perumpamaan dimulai dengan memperkenalkan seorang hakim yang jahat – tidak takut akan Allah dan
tidak menghormati seorang pun – dan seorang janda yang
terus menerus datang meminta agar haknya dibela. Kemudian diceritakan bagaimana hakim yang jahat itu akhirnya terpaksa membela hak janda itu dengan motivasi supaya jangan
terus diganggu olehnya.
Jika kita hanya berhenti pada kisah ini, maka kekosongan dan kegosongan saja yang kita dapatkan. Namun, mari
kita melangkah lebih jauh dalam mencari pesan Kabar Gembira melalui kisah ini. Kisah ini dipakai sebagai batu loncatan
untuk mengerti kemurahan hati Allah. Dengan bertolak dari
‘keterpaksaan’ sang hakim dalam membela hak si janda, kita
diajak oleh penginjil Lukas mengajukan pernyataan reflektif
kritis tentang kerelaan/kemurahan hati Allah. Kalau hakim
yang jahat dengan motivasi negatife mau membela perkara si
janda yang terus-menerus meminta, apalagi Allah yang benar
mau membela orang-orang pilihan-Nya yang selalu berdoa.
16
Kita mungkin kaget bahwa Allah dibandingkan dengan
seorang hakim yang jahat oleh penginjil Lukas. Tetapi, ini
hanya suatu perbandingan dengan maksud bahwa kalau hakim
yang jahat itu mau membela si janda yang terus meminta,
apalagi Allah yang benar akan bersedia membela orang-orang
kesayangan-Nya yang selalu memohon pertolongan-Nya.
Apabila orang jahat melaksanakan keputusan yang adil, apalagi Allah yang baik. Allah mengabulkan doa, meskipun dalam
bentuk dan suasana yang berbeda. Allah mengetahui apa yang
terbaik bagi kita, dan kehendak kita belum tentu sesuai dengan kehendak-Nya itu. Maka, di sini kita dituntut menaruh
harapan kita kepada-Nya. Kita diajak menaruh harapan yang
besar kepada Allah, karena Dia Bapa yang selalu menunggu
anak-Nya untuk datang kepada-Nya.
Muncul pertanyaan yang menggelitik, Allah kan
mengetahui apa yang kita butuhkan sebelum kita meminta
kepada-Nya, untuk apa kita harus berdoa dengan tekun dan
teratur? Dalam konteks hari pengadilan dan penyelamatan,
kita pengikut Kristus hendaknya menarik hikmat dari ketekunan si janda. Kalau janda yang lemah itu terus-menerus
meminta dan akhirnya mendapat pertolongan dari hakim
yang jahat, maka hendaknya pengikut-pengikut Kristus juga
selalu berdoa dan memohon pembelaan dari Allah.
Doa bukan sarana untuk mengubah sikap hati sang
Hakim terhadap umat-Nya atau ajang mempertobatkan Allah,
tetapi doa merupakan sarana mengungkapkan dan memelihara iman kita kepada Allah. Iman yang bernafas dalam doa
itu merupakan syarat yang menentukan untuk memperoleh
keselamatan yang final itu. Doa yang tekun tidak hanya perlu
untuk mendapat rejeki hari ini dan setiap hari, tetapi terutama
untuk menumbuhkan iman kita akan Allah yang membela,
membenarkan, dan menyelamatkan kita.
Fr. Krisant Mulyadi, sx
17
HARI MINGGU MISI SEDUNIA
KE-87
20 OKTOBER 2013
PERAYAAN EKARISTI
DAN
IBADAT SABDA TANPA IMAM
18
PERAYAAN EKARISTI
DAN
IBADAT SABDA TANPA IMAM
PERSIAPAN
Hari Minggu Misi adalah suatu perayaan iman untuk
mendorong kesadaran umat agar mengambil bagian
dalam karya misi Gereja universal.
Dibawakan oleh pemandu acara orang dewasa atau
seorang anak remaja.
Umat beriman terkasih,
Hari ini adalah Hari Minggu Biasa XXIX, Gereja
Katolik merayakan hari Minggu Misi Sedunia ke-87.
Hari Misi Sedunia merupakan hari yang dikhususkan
untuk menyadari akan panggilan kita sebagai misionaris. Bapa Suci Fransiskus memberikan pesan agar
kita menyadari kembali bahwa iman adalah anugerah
Tuhan, yang harus dibagikan kepada sesama. Itulah
yang menjadi bahan refleksi bagi kita, misionarismisionaris Kristus.
19
Pada kesempatan ini kita bersyukur dan berterima
kasih, secara khusus bagi para misionaris yang telah
memberikan dirinya secara total bagi misi Gereja.
Semoga melalui pewartaan Kabar Gembira yang disampaikan mereka, semakin banyak orang mengenal
cinta Tuhan, dan masuk dalam persekutuan-Nya.
Kita juga berdoa bagi Gereja di segala penjuru dunia, semoga Gereja mampu memenuhi misinya untuk
menghantar putera-puterinya kepada keselamatan
universal, di mana setiap orang berjuang dan berhasil
memperbaharui hidupnya.
Mari kita menyiapkan hati untuk memulai perayaan
suci ini dengan menyanyikan lagu pembuka : ...
RITUS PEMBUKA
Perarakan Masuk
Barisan Imam, Biarawan-biarawati, dan Petugas liturgi lain
berarak menuju altar diiringi lagu pembuka sesuai tema. Bila
memungkinkan dapat disertakan barisan anak-anak/remaja
dengan mengenakan busana misioner yang berwarna hijau
(Afrika), merah (Amerika), putih (Eropa), biru (Australia –
Oceania), Kuning (Asia), sebagai simbol karya misi Gereja di
seluruh dunia.
Pengantar (oleh Imam/Pemimpin Ibadat)
Iman atau Pemimpin ibadat memberikan pengantar singkat
sebelum pernyataan tobat.
20
Tobat
I = Imam P = Pemimpin Ibadat
I/P Tuhan Yesus Kristus,
Engkau diutus menyembuhkan orang yang
remuk redam hatinya.
Tuhan, kasihanilah kami
U Tuhan, kasihanilah kami.
I/P Engkau datang memanggil orang yang berdosa.
Kristus, kasihanilah kami.
U Kristus kasihanilah kami.
I/P Engkau duduk di sisi Bapa sebagai pengantara
kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
U Tuhan, kasihanilah kami.
I/P Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani
kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita
ke hidup yang kekal.
U Amin.
Kemuliaan
21
Doa Pembuka
I/P Marilah kita berdoa :
Allah Bapa yang kuasa dan kekal, Engkau tak
pernah mengecewakan orang yang berdoa
mohon bantuan dan kekuatan. Kini kami berhimpun di sini atas nama-Mu. Kami mohon,
hadirlah di tengah-tengah kami dan semoga
sabda Putera-Mu menjadikan kami orangorang yang penuh pengharapan. Sebab Dialah
Tuhan...
U Amin.
LITURGI SABDA
Bacaan I : Kel 17:8-13
Pembacaan dari Kitab Keluaran
”Bila Musa mengangkat tanganya, Israel menang”
Pada waktu itu datanglah orang-orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
Musa berkata kepada Yosua, ”Pilihlah orang-orang
bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang
Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit
itu, dengan memegang tongkat Allah di tanganku.”
Lalu Yosua berbuat seperti yang dikatakan Musa
kepadanya dan berperang melawan orang Amalek;
sedangkan Musa, Harun, dan Hur naik ke
puncak bukit. Dan terjadilah apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah pasukan Israel,
22
tetapi, apabila Musa menurunkan tangannya, lebih
kuatlah Amalek. Maka penatlah tangan Musa, sebab
itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah
di bawahnya, lalu Harun dan Hur menopang kedua
belah tangan Musa, seorang di sisi yang satu, seorang
di sisi yang lain, sehingga tangan Musa tidak bergerak sampai matahari terbenam. Demikianlah Yosua
mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata
pedang.
L : Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Antarbacaan – Mzr 121 :1-2. 3-4
do = d, 4/4, PS 805
Ref : Hanya Engkaulah Tuhan Allahku dan harapan untuk hidupku.
Ayat. (Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8; R:lih. 2)
• Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung;
dari manakah akan datang pertolongan bagiku?
Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
• Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sungguh, tidak akan
terlelap dan tidak akan tertidur Penjaga Israel.
• Tuhan penjagamu, Tuhanlah naunganmu di
sebelah tangan kananmu. Matahari tidak akan
23
menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula
bulan pada waktu malam.
• Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala
kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan
akan menjaga keluar masukmu dan sekarang
sampai selama-lamanya.
Bacaan II : 2 Tim 3:14-42
P : Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Timotius
”Setiap hamba Allah diperlengkapi untuk melaksanakan segala karya baik”
Saudaraku terkasih, hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima
dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang
yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga
bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci
yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman akan
Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan
demikian orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Di hadapan Allah
dan di hadapan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan
dengan sungguh-sungguh kepadamu, demi pernyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap-sedialah baik atau tidak waktunya,
24
nyatakanlah apa yang salah, tegur dan nasihatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Demikianlah Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
Alleluya dan Bait Pengantar Injil
Alleluia, Alleluia
Sabda Allah itu hidup, kuat dan tajam.
Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran
hati kita.
Alleluia, Alleluia
Bacaan Injil : Lukas 18 : 1- 8
“Allah akan membenarkan orang-orang
pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya”
Pada suatu ketika Yesus menceritakan sebuah
perumpamaan kepada murid-murid-Nya, untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan
tidak jemu-jemu. Kata-Nya, ”Dalam sebuah kota
ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan
tidak menghormati siapa pun. Dan di kota itu ada
pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim
itu dan berkata, ”Belalah hakku terhadap lawanku”.
Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya, ”Walaupun
aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati
siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan
aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan
terus menerus datang dan akhirnya menyerang aku”.
25
Kata Tuhan, ”Camkanlah perkataan hakim yang
lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan para
pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?
Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera
membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia menemukan iman di bumi?”
Demikianlah Injil Tuhan
U : Terpujilah Kristus
Homili
Doa Umat
Imam/Pemimpin :
Tuhan telah meminta kita agar bertahan dengan ulet
dalam doa kita jangan sampai putus asa. Mengingat
permintaan itu maka beranilah kita berdoa :
1. Bagi Gereja-Mu di seluruh dunia
Bimbinglah Gereja-Mu agar mampu memenuhi misinya, untuk menghantar putera-puterinya kepada
keselamatan universal, di mana setiap orang berjuang dan berhasil memperbaharui hidupnya, dalam
semangat cinta kasih dan pengabdian yang tinggi.
Marilah kita mohon...
2. Bagi Para Pemimpin Negara
Bukalah hati para pemimpin negara kami agar rela
mendengarkan Sabda-Mu dan mengetahui apa yang
harus mereka kerjakan dalam pembaharuan dunia
ini.
Marilah kita mohon...
26
3. Bagi Para Pelayan Gereja
Bantulah para pelayan Gereja-Mu agar menemukan
peranan dan fungsinya dalam Gereja dengan maksud
membangun tubuh Kristus bersama dengan saudara
dan saudari seiman, sehingga dengan demikian nama-Mu tetap dipuji dan dimuliakan.
Marilah kita mohon...
4. Bagi Mereka yang teraniaya
Utuslah Roh kesabaran dan kemurahan hati kepada
para orang kristen yang teraniaya karena nama-Mu,
semoga mereka sungguh memberi kesaksian yang
benar tentang Injil-Mu.
Marilah kita mohon...
5. Bagi para misionaris
Ajarilah misionaris kami agar bersikap rendah hati.
Semoga mereka menerima manusia dan kebudayan
lain dengan sikap hormat dan tulus, serta berikhtiar
untuk menemukan apa yang baik dan benar yang ada
pada manusia dan kebudayaan lain di mana mereka
bekerja.
Marilah kita mohon...
6. Bagi anak-anak misioner
Semoga anak-anak dan remaja misionaris cilik setia
dan tekun berdoa, sehingga mereka menjadi rasul cilik yang mampu menjadi ”garam dan terang” dalam
keluarga, dan lingkungan dimanapun mereka berada.
Marilah kita mohon ...
7. Bagi Umat yang hadir dalam perayaan ini
Semoga kami semakin yakin, bahwa semua permohonan kami akan Kaukabulkan, asal kami ikut
berusaha pula.
Marilah kita mohon...
27
Imam/Pemimpin
Allah Bapa kami, sering kami tidak tahu bagaimana
seharusnya berdoa. Semoga Roh-Mu sendiri mewakili kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin.
LITURGI EKARISTI
Persiapan Persembahan
Persiapan persembahan diawali dengan pengumpulan
kolekte. Kolekte Hari Minggu Misi akan diserahkan ke Roma
untuk membantu karya misi Gereja universal di seluruh dunia.
Wakil-wakil umat/anak-anak dan remaja mengantar kepada
Imam bahan-bahan persembahan : roti dan anggur, hasil karya tangan dan usaha manusia.
Doa Persembahan
Imam /Pemimpin:
Allah Bapa yang Mahakudus, dengan jujur dan
rendah hati kami menghadap Dikau dan dengan
persembahan ini kami mengakui, bahwa Engkaulah
pemberi segala sesuatu yang baik. Kami mohon sudilah menerima kehadiran kami yang ingin mengikuti
pengorbanan Imam Agung kami, Yesus Kristus,...
U: Amin
Doa Sesudah Komuni
Antifon Komuni – Mzm 32 : 18-19
Tuhan menjaga hamba-Nya yang takwa, yang
berharap akan kasih setia-Nya. Untuk melepaskan
mereka dari maut, dan menghidupi mereka di masa
kelaparan
28
I/P: Marilah berdoa :
Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur
karena selalu kami dapat mengetuk pintu padaMu, untuk mohon perlindungan dan bantuanMu. Kabulkanlah doa-doa kami dan berilah
yang baik bagi kami: cinta kasih kepada sesama
serta iman akan Yesus, saudara kami, yang telah
memperkenalkan Dikau kepada kami. Dialah
Tuhan...
U : Amin
RITUS PENUTUP
Amanat Pengutusan
• Imam/Pemimpin menyampaikan ucapan Proficiat, Sela-
mat Berbahagia kepada seluruh umat, sambil mengajak
umat untuk terus berdoa dan berderma bagi karya misi
Gereja Universal.
• Mengingatkan umat, bahwa kita semua dipanggil untuk
terlibat dalam karya misi Gereja, untuk mewartakan cinta
kasih Allah kepada seluruh umat manusia.
Perarakan Keluar
Di depan pintu Gereja atau di tempat yang disiapkan umat
dapat memberikan salam kepada seluruh umat yang hadir. .
29
Bahan Temu Bina Iman Anak
Maria Bunda Misi
Tujuan :
1. Agar anak memahami bahwa Maria adalah Bunda Misi
2. Anak belajar dari Bunda Maria dalam bermisi
Gagasan Pokok
Maria sebagai tanda besar sepanjang jalan
hidup Gereja. Maria telah merintis jalan kesetiaan
kepada Kristus dan melaksanakan rencana keselamatan Allah. Maria adalah orang pertama menjadi
murid Yesus, yang mewartakan kabar gembira sekaligus sebagai Ibu. Ajaran dan teladan keibuannya
menuntun Gereja untuk setia terhadap suatu tugas
misi yang tidak mengenal batas. Dengan perantaraan
Maria, Gereja dapat melaksanakan tugas perutusan
dengan lebih berdaya guna dan berani pergi untuk
diutus menjadikan segala bangsa murid Yesus Kritus,
Putranya, (Mat 28:19).
Ibu dan Saudara-saudariku ialah mereka yang
mendengarkan dan melaksanakan Sabda Allah.
Yesus mau menunjukkan bahwa Maria adalah orang
pertama yang pantas disebut sebagai Ibu Tuhan dan
Saudari dari Tuhan karena setia mendengarkan,
melaksanakan dan menghayati Sabda itu dalam
hidupnya. Maria merupakan alat penampakkan
Sabda yang menjelma menjadi manusia. Maria juga
model yang paling sempurna dalam melaksanakan
tugas misi yang diterima dari Allah Bapa.
30
Sebagai putra dan putri Maria, hendaklah
kita belajar dari Maria untuk menjadi pembawa dan
pelaksana misi, melalui perkataan, perbuatan, dan
sikap hidup. Kita perlu belajar dari Maria bagaimana
bermisi di tengah gelombang perkembangan arus
globalisasi, sehingga kabar gembira yang kita bawa
dapat diterima oleh semua dan demi kemuliaan
Tuhan serta keselamatan banyak orang.
PROSES PERTEMUAN
I. PEMBUKAAN
1. Lagu Pembukaan : Maria Bunda Kita
2. Tanda Salib
3. Doa Pembukaan
Ya Bapa, kami bersyukur karena Engkau
memberi Maria sebagai Ibu yang setia mendampingi setiap langkah hidup kami, terutama
dalam melaksanakan tugas misi di tengah dunia
ini. Kami mohon berkatilah kami anak-anak-Mu
yang saat ini ingin mendalami semangat Bunda
Maria sebagai pelaku utama karya misi. Bukalah
hati kami, supaya kami dapat belajar dari Bunda
Maria dalam tugas kami sebagai misionaris. Demi
Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.
4. Kata Pengantar
Anak-anak dan remaja sahabat Yesus yang
baik, setiap kita bisa dan mampu menggembirakan orang lain, seperti mengembirakan
Bapak dan Ibu, menggembirakan teman-teman,
menggembirakan mereka yang menderita lewat
kehadiran kita, lewat perbuatan, lewat keterlibatan langsung membantu sesama yang
31
menderita, lewat pewartaan, dan kesaksian
hidup. Mari kita mendengarkan cerita tentang
persahabatan Yanti dan Shinta.
5.Kisah Yanti dan Shinta
Yanti dan Shinta adalah dua sahabat
yang senantiasa berbagi dalam suka dan duka.
Bahkan, seringkali mereka pergi berdua dalam
kegiatan-kegiatan sosial dan kunjungan-kunjungannya. Menjelang liburan panjang, Yanti
bertanya kepada Shinta, “Shinta besok liburan
panjang, kamu mau kemana?” Jawab Shinta,
“rencanaku ingin berlibur ditempat nenek di
desa”. Sejenak Yanti terdiam, dan kemudian ia
berkata, “Shinta, boleh aku ikut?” secara spontan, Yanti menjawab, “Tentu! Di sana kita bisa
mengunjungi orang-orang yang sederhana”.
Maka tibalah waktu yang telah mereka
tentukan, untuk pergi berlibur. Mereka sangat
gembira karena dapat berlibur di desa bersamasama. Setibanya di desa Shinta bersama Yanti mengunjungi anak-anak cacat, miskin, dan
juga yatim piatu yang ada di desa. Kehadiran
Shinta dan Yanti sungguh menyenangkan, karena
selain mereka pintar menghibur anak-anak
yang cacat, miskin dan anak-anak yatim piatu
tetapi mereka juga memberi derma; berupa uang,
pakaian bekas, makanan dan lain-lain. Setelah
berlibur seminggu bersama nenek, tidak terasa
bahwa masa libur Shinta dan Yanti sudah selesai.
Dengan berat hati anak-anak yang dikunjungi oleh Shinta dan Yanti melepas kepulangan
mereka.
32
6. Makna atau pesan cerita singkat tadi
Kita semua bisa menyenangkan atau membawa kabar gembira lewat kehadiran kita, ataupun kegiatan konkrit yang kita buat sebagai rasa
peduli dan peka terhadap sesama yang menderita
atau membutuhkan bantuan kita.
7. Rangkuman
Anak-anak SEKAMI dengan motto “anak
bantu anak”, adalah salah satu bentuk kegiatan
misi yang dapat membantu sesama teman yang
menderita, tersingkirkan, kurang mendapat perhatian. Mereka diterima, diperhatikan, membuat mereka gembira dan bahagia. Dalam cerita
tadi kita bisa belajar dari Sinta dan Yanti membantu sesama teman-teman yang menderita,
kurang mendapat perhatian dan kasih sayang;
kehadiran mereka sudah menunjukkan semangat bermisi. Mari kita belajar dari Sinta dan
Yanti dalam melaksanakan misi SEKAMI.
33
II. PENDALAMAN KITAB SUCI
1. Maria dan Elisabet
2. Injil Lukas 1:39 – 45
Beberapa waktu kemudian berangkatlah
Maria dan langsung berjalan ke pegunungan
menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk
ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada
Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salamMaria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,
lalu berseru dengan suara nyaring : “Diberkatilah
engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai
ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab
sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada
telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah
percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya
dari Tuhan, akan terlaksana”.
3. Memahami isi Kitab Suci dengan pertanyaan penuntun.
a. Apa yang dibuat oleh Maria dalam Injil Lukas
1:39-45?
b. Siapa yang punya pengalaman menggembirakan teman yang sakit, mengalami kesulitan,
dan yang sendirian?
c. Apa yang anak-anak lakukan untuk mengembirakan orang lain?
4. Penegasan dari Pendamping
Anak-anak dan remaja sahabat Yesus, kita
semua punya pengalaman seperti Bunda Maria.
Pengalaman itu pasti berbeda tapi yang tidak
34
boleh kita lupakan adalah kita mengembirakan
orang lain, membantu mereka yang dalam kesulitan, merupakan tugas misi. Seperti Maria peka
akan kebutuhan Elisabet, yang membutuhkan
kehadiran dan batuan sesamanya, kita juga diajak meneladani Maria, untuk siap sedia, peka,
mau berkorban, tidak takut dalam melaksanakan misi kita sebagai misionaris Yesus. Bunda
Maria adalah Bunda Misi, menjadi contoh bagi
kita dalam menjalankan misi. Dalam menjalankan misi kita perlu ingat bahwa Allah Juruselamat kita maka jangan cemas, jangan takut. Tapi
kita perlu memuji Allah karena ia telah memilih
kita menjadi alat-Nya untuk membawa kabar
keselamatan bagi orang lain.
5. Pesan Perutusan
Kita memuliakan Tuhan dengan melaksanakan tugas Misi secara baik dan penuh
tanggung-jawab.
III. PERAYAAN IMAN
1. Lagu : Ave – Maria
2. Doa Permohonan
Ya Bapa, kami bersyukur karena kami memiliki
seorang ibu, yaitu Maria. Kami mohon buatlah
kami mampu meneladani sikap hidupnya, terutama dalam melaksanakan tugas misi di mana
saja kami berada.
Marilah kita mohon…
Ya Bapa, anugerahkanlah kegembiraan kepada para misionaris-Mu, agar dalam tugas perutusan yang mereka jalankan, mereka mampu
35
membawa kegembiraan bagi sesama yang
berduka, terlantar, kurang mendapat perhatian
dan kasih sayang.
Marilah kita mohon…
Ya Bapa, berkatilah anak-anak dan remaja
SEKAMI di seluruh dunia, khususnya dalam
paroki kami, semoga mereka setia menjalankan
tugasnya sebagai misionaris cilik dan menghayati semangat 2D2K dalam hidup sehari-hari.
Marilah kita mohon…
Ya Bapa, berkatilah para animator dan animatris, para pendamping Bina Iman agar mereka
dapat mendampingi dan mengarahkan anakanak dan remaja SEKAMI dengan baik dan
benar.
Marilah kita mohon…
3. Lagu Bapa Kami
4. Kolekte – Persembahan
5. Lagu : Ya Nama-Mu Maria
IV. PENUTUP
1. Tugas perutusan : Mengunjungi teman yang sakit
2. Doa Penutup
Ya Bapa yang baik, terima kasih atas pertemuan
yang menggembirakan hari ini. Kami akan
pulang dan melaksanakan tugas kami masingmasing maupun bersama. Kami mohon, berkatilah kami supaya dapat menjalankan misi kami
selama satu minggu ini, untuk memuliakan
nama-Mu dan untuk kebaikan sesama kami.
Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
36
3. Pengumuman
4. Tanda Salib
5. Lagu Penutup : Salam Maria
37
HARI MISI
MENYAPA NURANI
MISIONER KITA
Misi menuntut doa dan tindakan kongkrit.
Banyaklah yang dibutuhkan untuk penyebaran Injil. Hari
Misi yang diawali oleh Paus Pius XI, yang menjawab
permohonan dari Serikat Kepausan Pengembangan
Iman untuk menentukan suatu ‘hari khusus bagi doa
dan penyebaran iman’ yang dirayakan pada hari yang
sama di seluruh dunia, di setiap keuskupan, paroki dan
lembaga gereja… ‘hari khusus untuk meningkatkan
derma dan persembahan untuk kepentingan penyebaran
iman’. Sejak saat itu, Hari Misi telah menjadi sebuah
kesempatan istimewa untuk mengingatkan umat Allah
tentang peran serta yang permanen dari mandat perutusan, sebab “misi adalah tanggung jawab semua orang
Kristen, semua keuskupan dan paroki, lembaga dan serikat gerejani” [RM 2].
Pada saat yang sama, Hari Misi adalah sebuah
kesempatan yang menguntungkan guna menyadari
lagi bahwa “karya misi menuntut bukan hanya sebuah
sumbangan tetapi juga sebuah partisipasi dalam tugas
pewartaaan dan perbuatan amal kasih terhadap orang
miskin. Semua yang kita terima dari Allah - hidup kita
sendiri maupun barang milik kita- bukanlah milik kepunyaan kita semata” [RM 81].
38
Hari ini sangat penting dalam hidup Gereja: hari
ini mengajar kita bagaimana memberi: sebuah pemberian
yang dilakukan bagi Tuhan, demi Kabar Gembira, yang
diberikan dalam kesatuan dengan perayaan ekaristi dan
sungguh untuk seluruh kepentingan pewartaan di muka
bumi’. Semoga hari ulang tahun ini menjadi kesempatan
penuh makna untuk merenungkan betapa besar kebutuhan yang ada untuk memajukan semangat misioner
dan mengumpulkan dana dan materi yang cukup guna
membantu karya misi.
Bertolaklah dari Dia, terutama dalam praktek
hidup harian kita dalam hal kesucian, dengan berdoa dan
mendengarkan Firman-Nya. Bertolaklah dari Dia guna
memberikan kesaksian tentang cinta-Nya [n. 8].
Karena itulah,
Bertolaklah dari Kristus, kamu yang telah mendapatkan
belaskasihNya
Bertolaklah dari Kristus, kamu yang telah mengampuni
dan diampuni
Bertolaklah dari Kristus, kamu yang telah mengalami
sakit dan derita
Bertolaklah dari Kristus, kamu yang telah dicobai oleh
semangat ‘setengah-setengah’; tahun rahmat ini tidaklah
berakhir
Bernyanyilah dan pergilah.
Semoga Maria, Bunda Gereja, Bintang Evangelisasi, menyertai kita di jalan misi kita, sebagaimana ia tetap
tinggal di antara para rasul di hari Pentekosta. Kita berpaling padanya penuh keyakinan. Melalui pengantaraannya kiranya Tuhan memberikan kita rahmat berkepanjangan dalam tugas misioner kita, yang adalah tanggung
jawab kita semua, umat Allah.
Yohanes Paulus II, 2000.
39
40
Download