HARI MINGGU MISI SEDUNIA KE-87 20 Oktober 2013 Buku ini terdiri dari : 1. Pesan Paus Fransiskus 2. Renungan 1 : Kegigihan Iman 3. Renungan 2 : Kita harus Berdoa dengan Tekun 4. Perayaan Ekaristi dan Ibadat Sabda Tanpa Imam 5. Bahan Temu Bina Iman Anak Misioner 6. Hari Misi Menyapa Nurani Misioner Kita Jakarta, Agustus 2013 Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia Jl. Cut Meutia 10 Jakarta – 10340 1 Pesan Bapa Suci Pada Hari Minggu Misi Sedunia ke-87 20 Oktober 2013 CAKRAWALA EVANGELISASI BARU : ANTUSIASME KESAKSIAN HIDUP DALAM BEREVANGELISASI 2 Pesan Paus Fransiskus Pada Hari Minggu Misi Sedunia ke-87 Saudara dan saudari yang kukasihi, Tahun ini kita merayakan Hari Minggu Misi atau Evangelisasi menjelang penutupan Tahun iman, yang merupakan momen penting untuk mempererat persahabatan kita dengan Tuhan dan untuk menegaskan perjalanan kita sebagai Gereja yang mewartakan Injil dengan berani. Dalam perspektif ini saya ingin mengembangkan beberapa pemikiran. 1. Iman merupakan anugerah Allah yang berharga. Allah membuka hati kita agar kita dapat mengenal dan mengasihi Dia. Ia mau menjalin hubungan dengan kita agar kita dapat mengambil bagian dalam hidup-Nya agar hidup kita penuh makna, lebih baik dan lebih indah. Allah mengasihi kita! Akan tetapi iman itu meminta tanggapan kita, meminta agar kita berani menyerahkan diri kepada Allah, meminta agar kita mengasihi seperti Allah mengasihi, dan meminta agar kita tahu berterima kasih kepada Allah atas kerahiman-Nya yang tak terbatas. Iman itu tidak dianugerahkan kepada orang tertentu saja melainkan kepada semua orang sebab hati semua orang ingin dikasihi Allah, ingin mengalami keselamatan dari Allah! Iman itu adalah sebuah anugerah yang tak boleh dinikmati sendiri, melainkan harus dibagikan. Jika kita tidak berbagi iman itu, kita menjadi orang kristiani yang terisolir, yang mandul dan sakit. 3 Pewartaan Injil adalah bagian integral dari identitas murid Kristus dan komitmen konstan yang menjiwai kehidupan Gereja. “Semangat misioner adalah tanda nyata kedewasaan komunitas gerejani” (Benediktus XVI, Anjuran Apostolik Verbum Domini, 95). Setiap komunitas adalah “dewasa” apabila mengakui imannya dengan bangga, merayakannya dengan penuh sukacita dalam liturgi, mewujud-nyatakan kasih dan mewartakan Sabda Allah tak hentihentinya sambil keluar dari lingkup hidupnya sendiri untuk dibawa ke “masyarakat pinggiran”, terutama kepada mereka yang belum sempat mengenal Kristus. Konsistensi iman pada level pribadi dan komuniter diukur juga dari kemampuan berbagi iman itu dengan sesama, disebarluaskan, dijelmakan menjadi kasih, memberi kesaksian tentang Kristus kepada orang yang dijumpai dan kepada mereka yang mengambil bagian dalam perjalanan hidup bersama dengan kita. 2. Tahun iman yang mengenangkan 50 tahun dimulainya Konsili Vatikan II, merupakan dorongan agar seluruh Gereja memiliki kesadaran baru akan kehadirannya dalam dunia zaman ini dan akan misinya di antara bangsa-bangsa. Tugas misi ini tidak menyangkut hanya secara geografis tetapi juga bangsabangsa, kebudayaan-kebudayaan dan pribadi-pribadi sebab “cakrawala iman” tidak hanya melintasi daerah dan tradisi-tradisi, tetapi juga hati setiap orang laki-laki dan perempuan. Konsili Vatikan II telah menegaskan bahwa tugas perutusan misioner, memperluas cakrawala iman, adalah tugas setiap pribadi dan setiap 4 komunitas kristiani, ”Karena umat Allah hidup dalam jemaat-jemaat, terutama dalam keuskupan-keuskupan dan paroki-paroki, serta dengan cara tertentu yang nampak di situ, maka adalah juga tugas jemaatjemaat itu memberi kesaksian akan Kristus di hadapan para bangsa”. (Ad Gentes, 37). Setiap komunitas hendaknya merasa disapa oleh Yesus sendiri ketika Ia berpesan kepada para Rasul agar mereka “menjadi saksi-Nya di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis 1,8). Sapaan Yesus ini merupakan dimensi mutlak kehidupan kristiani, sebab kita semua diutus mewartakan Injil dengan perkataan dan perbuatan kepada semua orang. Saya mengajak para uskup, para imam, para dewan imam dan dewan pastoral, setiap orang dan setiap kelompok yang diberi tanggung jawab dalam Gereja agar memberikan perhatian khusus kepada dimensi misioner dalam program-program pastoral dan pendidikan, sadar bahwa tugas perutusan itu belum memadai kalau tidak mencakup tanggung jawab dan tekad “memberi kesaksian akan Kristus di hadapan para bangsa.” Dimensi misioner itu bukan sekedar sejumlah program dan kegiatan dalam kehidupan kristiani, melainkan semangat dan spiritualitas yang menjiwai semua segi kehidupan kristiani. 3. Sering karya evangelisasi menemukan hambatan-hambatan bukan hanya dari luar, tetapi juga dari dalam komunitas kristiani itu sendiri seperti kurangnya semangat, tidak adanya sukacita, kurang minat dan lebih-lebih kurang pengharapan dalam mewartakan pesan Kristus kepada semua orang dan dalam 5 membantu orang berjumpa dengan Kristus. Masih ada orang yang berpikir bahwa mewartakan kebenaran Injil memperkosa kebebasan manusia. Dalam hal ini Paus Paulus VI mempunyai kata-kata inspiratif, ”Tentu kelirulah memaksakan sesuatu pada hati nurani saudara-saudara kita. Tetapi mengajukan kepada hati nurani manusia kebenaran tentang Injil dan penebusan dalam Yesus Kristus dengan jelas dan dengan menghormati sepenuhnya pilihan-pilihan yang akan diambilnya nanti, ... itu merupakan suatu kehormatan bagi kebebasan manusia”. (Anjuran Apostolik Evangelii Nuntiandi, 80 / EN 80). Dengan berani dan dengan senang hati serta dengan penuh hormat hendaknya kita senantiasa mengundang orang berjumpa dengan Kristus, dan menjadi pembawa Injil-Nya. Yesus telah datang di tengah-tengah kita untuk memperkenalkan jalan keselamatan dan kita telah diberi tugas perutusan untuk mewartakan keselamatan itu kepada semua orang sampai ke ujung bumi. Sering kita saksikan bahwa kekerasan, kepalsuan, dan kesesatanlah yang dikedepankan dan yang disodorkan. Maka pada masa kini adalah sangat urgen menampilkan hidup yang baik menurut Injil melalui pewartaaan dan kesaksian, dan ini hendaknya dilakukan mulai dari dalam Gereja itu sendiri. Sebab, dalam perspektif ini setiap penginjil hendaknya ingat sebuah prinsip yang mendasar, bahwa Kristus tak dapat diwartakan tanpa Gereja. Paus Paulus VI menulis,”Penginjilan bukanlah merupakan suatu kegiatan individual dan ter6 isolir; tetapi penginjilan adalah suatu kegiatan yang secara mendalam bersifat gerejani. Bila seorang pengkhotbah di tempat paling tersembunyi, seorang katekis, atau seorang pastor di tempat yang paling jauh, berkhotbah tentang Injil, mengumpulkan jemaat, mewartakan iman, melayani sakramen, meskipun ia sendirian, ia melakukan suatu kegiatan gerejani. Ia tidak bertindak atas suatu perutusan yang berasal dari dirinya sendiri atau berdasarkan suatu inspirsi pribadi, tetapi dalam kesatuan dengan perutusan Gereja dan atas nama Gereja”. (E.N. 60). Dan ini memberi kekuatan kepada misi, pun pula membangkitkan kesadaran dalam sang misionaris dan penginjil bahwa ia tak pernah sendirian, melainkan ia adalah bagian dari dari tubuh yang satu yang dijiwai oleh Roh Kudus. 4. Pada masa kini, mobilitas yang sudah umum dan kemudahan komunikasi melalui media, sudah mencapuradukan orang, bangsa, pengetahuan, pengalaman. Karena alasan kerja, keluarga-keluarga berpindah dari satu benua ke benua yang lain; pertukaran profesi dan kebudayaan, turisme dan fenomena serupa mengakibatkan pergerakan orang yang luas. Kadang-kadang komunitas-komunitas paroki pun merasa sulit mengenal dengan tepat dan pasti, siapa-siapa tinggal dalam satu daerah secara tetap atau hanya sementara. Terjadi juga bahwa di daerah yang pernah terinspirasi oleh iman, bertambah jumlah orang yang merasa diri jauh dari iman, menjadi acuh tak acuh terhadap agama atau terikat dengan kepercayaankepercayaan lain. Tak jarang, beberapa orang 7 beriman mengambil keputusan yang menjauhkan diri dari iman, dan dengan demikian mereka sepantasnya menerima ‘evangelisasi baru’. Tambahan lagi bahwa masih begitu banyak umat manusia yang belum digapai oleh Kabar Baik Yesus Kristus. Sementara itu, kita sedang mengalami suatu masa krisis yang menyentuh banyak aspek kehidupan, bukan hanya dalam bidang ekonomi, finansial, keamanan, lingkungan, tetapi juga tentang arti kehidupan dan nilai-nilai mendasar yang menjiwainya. Kehidupan bersama ditandai oleh ketegangan dan konflik, yang menimbulkan kesulitan dan ketidaknyamanan dalam mencari jalan bagi suatu perdamaian yang lestari. Dalam situasi yang rumit ini, di mana cakrawala masa kini dan masa depan dikelabui oleh awan yang mengancam, menjadi lebih mendesak lagi membawa dengan gagah berani Injil Kristus. Injil ini menyampaikan warta tentang harapan, rekonsiliasi, persekutuan, kedekatan Allah dengan belaskasihNya, keselamatan-Nya serta berita bahwa kasih Allah itu mampu mengatasi kegelapan kejahatan dan menuntun di jalan kebaikan. Manusia masa kini membutuhkan cahaya yang pasti yang menerangi jalannya dan ini dia mendapatnya hanya dalam pertemuan dengan Kristus. Mari kita bawa ke dunia ini, melalui kesaksian dan kasih kita, harapan yang ditimbulkan oleh iman kita. Karya misi Gereja kita bukan proselitisme, melainkan adalah kesaksian hidup yang menerangi jalan, yang membawa harapan dan kasih. Gereja kita - saya ulangi sekali lagi - bukan organisasi sosial, 8 perusahaan atau LSM: dia adalah komunitas orang yang dijiwai oleh Roh Kudus, yang telah mengalami dan menghayati kekaguman perjumpaan dengan Yesus Kristus dan ingin berbagi pengalaman kegembiraan ini, dan berbagi Pesan keselamatan yang dibawa oleh Tuhan. Roh Kudus lah sedang menuntun Gereja dalam perjalanan ini. 5. Saya ingin mengajak semua agar menjadi pembawa Kabar Baik Kristus dan saya sangat berterima kasih kepada semua misionaris, laki-laki dan perempuan, kepada para imam Fidei Donum, kepada para biarawan/ti, kepada semua orang beriman yang semakin hari semakin banyak yang mendengar panggilan Tuhan dan meninggalkan tanah airnya guna melayani Injil di tempat dan kebudayaan yang berbeda. Saya ingin pula menggarisbawahi bahwa Gereja-gereja yang masih muda dengan berani mengambil komitmen untuk mengirim misionarisnya kepada Gereja-gereja yang dalam kesulitan – tak jarang kepada Gereja-gereja yang lebih tua juga – dan dengan demikian membawa semangat yang segar dan antusiasme yang menjadi ciri khas penghayatan imannya, yang memperbarui hidup dan memberi harapan. Sesuai dengan pesan Yesus “pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Mt 28:19), hidup dalam suasana universal ini merupakan suatu kekayaan bagi setiap Gereja lokal, bagi setiap komunitas; memberikan misionaris tak pernah menjadi suatu kerugian, sebaliknya suatu keuntungan. Saya mendorong semua yang mendengar panggilan ini supaya menjawab dengan bangga kepada suara Roh, sesuai dengan status hidup masing9 masing, dan supaya tidak takut mengikuti Tuhan. Saya ajak juga para Uskup, keluarga-keluarga religius, komunitas-komunitas dan kelompok-kelompok kristiani supaya, dengan visi yang luas dan disernement yang tepat, mendukung panggilan misioner Ad Gentes dan membantu Gereja-gereja yang membutuhkan imam, religius dan awam guna memperkuat komunitas kristiani. Perhatian ini seharusnya hidup juga di antara Gereja-gereja anggota suatu konferensi Uskup tingkat nasional atau regional: sangat penting bahwa Gereja-gereja yang lebih kaya akan panggilan, membantu dengan bangga Gerejagereja yang menderita karena kekurangannya. Saya mengajak juga para misionaris, lakilaki dan perempuan, khususnya imam-imam Fidei Donum dan awam, supaya hidup dengan gembira pelayanan mereka dalam Gereja-gereja di mana mereka bertugas dan membawa serta kegembiraan dan kekayaan iman Gereja-gereja dari mana mereka berasal, dengan mengingat Paulus dan Barnabas yang pada akhir perjalanan misioner mereka “menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman” (Kis 14:27). Mereka itu bisa menjadi semacam jalan untuk ‘mengembalikan’ iman dengan membawa kesegaran Gereja-gereja muda, supaya Gereja-gereja yang lebih tua menemukan kembali antusiasme dan kegembiraan dalam berbagi iman, dalam suatu pertukaran yang menjadi kekayaan umum dalam kemuridan Tuhan. Uskup Roma memikul bersama dengan para Uskup suatu keprihatinan terhadap semua Gereja dan 10 keprihatinan itu menemukan suatu bentuk penghayatan dalam komitmen Karya Kepausan Misioner, yang mempunyai tujuan menjiwai dan memperdalam kesadaran misioner setiap orang beriman dan setiap komunitas. Dan ini terlaksana melalui suatu pendidikan misioner seluruh Umat Allah yang lebih mendalam, begitu pula dengan memupuk kepekaan komunitas-komunitas kristiani dalam memberikan bantuan guna memperluas Injil di dunia. Dan sekarang hati kita terarah kepada umat Kristiani di pelbagai tempat di dunia ini yang mengalami hambatan dalam mengakui iman mereka di hadapan umum, begitu pula hak untuk menghayati imannya dengan bebas ditolak. Mereka ini adalah saudara dan saudari kita, saksi yang berani - yang jumlahnya melebihi jumlah para martir abad-abad pertama - yang menanggung dengan ketekunan rasuli bentuk-bentuk penganiayaan masa kini. Tidaklah sedikit yang berani mengambil risiko terhadap hidup mereka untuk tetap setia kepada Injil Kristus. Saya dalam doa menyatakan solidaritas saya kepada pribadi-pribadi, keluarga-keluarga dan komunitas-komunitas yang mengalami kekerasan dan intoleransi dan kepada mereka saya sampaikan kata-kata Yesus yang meneguhkan hati, ”Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh 16:33). Paus Benediktus XVI mengimbau agar “firman Tuhan disebarkan dan dimuliakan” (2Tes 3:1). Semoga Tahun Iman ini semakin mengeratkan hubungan dengan Kristus Tuhan, sebab hanya dalam Dialah terdapat kekuatan untuk membangun masa depan dan hanya dalam Dialah terdapat jaminan 11 kasih yang otentik dan konsisten (S.Apotolik. Porta Fidei,15). Saya memberkati dengan sepenuh hati para misionaris, laki-laki dan perempuan dan semua orang yang mengiringi dan mendukung misi Gereja yang mendasar ini agar pewartaan Injil dapat berkumandang di segala penjuru dunia, dan kita, pelayan injil dan misionaris akan mengalami “betapa menghibur dan meneguhkan pewartaan Injil” (EN,80). Dari Vatikan, 19 Mei 2013, Hari Raya Pentakosta. Alih bahasa: Misionaris Xaverian. 12 13 Renungan KEGIGIHAN IMAN Di Rusia, ketika rezim komunis masih menindas keras kebebasan beragama, banyak orang Kristen berkumpul secara diam-diam di sebuah rumah, untuk berdoa dan mendalami Kitab Suci. Suatu malam, sekelompok kecil orang beriman berkumpul di dalam sebuah pondok sederhana untuk mendalami Kitab Suci. Sekonyong-konyong, pintu didobrak dari luar dan masuklah tiga orang serdadu Rusia dengan seragam dan senjata lengkap. Dengan keras, salah seorang serdadu berteriak: Siapa saja di sini yang bukan orang Kristen, boleh keluar dan meninggalkan tempat ini. Suasana sepi mencekam untuk beberapa saat. Kesunyian pecah karena sebagian besar hadirin berlari meninggalkan ruangan hingga tinggal sedikit orang saja di dalam pondokan itu. Setelah semua orang tadi sudah menjauh, seorang serdadu menutup pintu. Lalu ketiganya meletakkan senjata, mengambil tempat duduk di antara mereka dan satu di antaranya berkata, “Kami juga orang Kristen, seperti saudara sekalian. Kami mau berdoa hanya dengan mereka yang sungguh-sungguh percaya pada Tuhan”. 14 Di dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan betapa pentingnya sikap iman yang kokoh. Sikap iman ini berakar pada keyakinan bahwa Allah tidak akan meninggalkan orang-orang pilihan-Nya:Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (Lk.18: 7). Berdoa bukan sekedar memohon sesuatu. Lebih dari itu, berdoa berarti mengalami kehadiran Allah: ketika orang berdoa, surga turun melingkupi orang itu. Maka, berdoa tanpa henti berarti mengarahkan selalu pandangan mata batin kita pada Allah yang penuh kasih, yang tidak akan meninggalkan anak-anak-Nya. Ajaran Yesus tentang iman yang kokoh bukan sekedar hiburantanpa dasar, seolah-olah iman seperti ini bertentangan dengan kenyataan yang pahit. Menilik perumpamaan yang Yesus pakai, yaitu tentang hakim yang buruk wataknya, kita tahu bahwa Yesus tidak menutup mata terhadap praktek ketidakadilan. Namun demikian, Tuhan mengajarkan bahwa di tengah buruknya situasi ketidakadilan, kebaikan pasti akan menang. Iman adalah sumber kekuatan yang memampukan orang untuk menyanyikan lagu kemenangan kebaikan atas kejahatan, di tengah situasi ketidakadilan yang merajalela. Itulah pilihan beberapa orang Kristen di Rusia yang tetap tinggal di ruangan walau datang serdadu yang seolah mengancam. Keadilan Tuhan datang pada waktunya, bagi mereka yang percaya pada-Nya. Rm. Carolus Putranto, Pr 15 Renungan Kita Harus Berdoa Dengan Tekun dan Teratur Luk. 18:1-8 Yesus menyampaikan perumpamaan tentang hakim yang tidak benar. Perumpamaan dimulai dengan memperkenalkan seorang hakim yang jahat – tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun – dan seorang janda yang terus menerus datang meminta agar haknya dibela. Kemudian diceritakan bagaimana hakim yang jahat itu akhirnya terpaksa membela hak janda itu dengan motivasi supaya jangan terus diganggu olehnya. Jika kita hanya berhenti pada kisah ini, maka kekosongan dan kegosongan saja yang kita dapatkan. Namun, mari kita melangkah lebih jauh dalam mencari pesan Kabar Gembira melalui kisah ini. Kisah ini dipakai sebagai batu loncatan untuk mengerti kemurahan hati Allah. Dengan bertolak dari ‘keterpaksaan’ sang hakim dalam membela hak si janda, kita diajak oleh penginjil Lukas mengajukan pernyataan reflektif kritis tentang kerelaan/kemurahan hati Allah. Kalau hakim yang jahat dengan motivasi negatife mau membela perkara si janda yang terus-menerus meminta, apalagi Allah yang benar mau membela orang-orang pilihan-Nya yang selalu berdoa. 16 Kita mungkin kaget bahwa Allah dibandingkan dengan seorang hakim yang jahat oleh penginjil Lukas. Tetapi, ini hanya suatu perbandingan dengan maksud bahwa kalau hakim yang jahat itu mau membela si janda yang terus meminta, apalagi Allah yang benar akan bersedia membela orang-orang kesayangan-Nya yang selalu memohon pertolongan-Nya. Apabila orang jahat melaksanakan keputusan yang adil, apalagi Allah yang baik. Allah mengabulkan doa, meskipun dalam bentuk dan suasana yang berbeda. Allah mengetahui apa yang terbaik bagi kita, dan kehendak kita belum tentu sesuai dengan kehendak-Nya itu. Maka, di sini kita dituntut menaruh harapan kita kepada-Nya. Kita diajak menaruh harapan yang besar kepada Allah, karena Dia Bapa yang selalu menunggu anak-Nya untuk datang kepada-Nya. Muncul pertanyaan yang menggelitik, Allah kan mengetahui apa yang kita butuhkan sebelum kita meminta kepada-Nya, untuk apa kita harus berdoa dengan tekun dan teratur? Dalam konteks hari pengadilan dan penyelamatan, kita pengikut Kristus hendaknya menarik hikmat dari ketekunan si janda. Kalau janda yang lemah itu terus-menerus meminta dan akhirnya mendapat pertolongan dari hakim yang jahat, maka hendaknya pengikut-pengikut Kristus juga selalu berdoa dan memohon pembelaan dari Allah. Doa bukan sarana untuk mengubah sikap hati sang Hakim terhadap umat-Nya atau ajang mempertobatkan Allah, tetapi doa merupakan sarana mengungkapkan dan memelihara iman kita kepada Allah. Iman yang bernafas dalam doa itu merupakan syarat yang menentukan untuk memperoleh keselamatan yang final itu. Doa yang tekun tidak hanya perlu untuk mendapat rejeki hari ini dan setiap hari, tetapi terutama untuk menumbuhkan iman kita akan Allah yang membela, membenarkan, dan menyelamatkan kita. Fr. Krisant Mulyadi, sx 17 HARI MINGGU MISI SEDUNIA KE-87 20 OKTOBER 2013 PERAYAAN EKARISTI DAN IBADAT SABDA TANPA IMAM 18 PERAYAAN EKARISTI DAN IBADAT SABDA TANPA IMAM PERSIAPAN Hari Minggu Misi adalah suatu perayaan iman untuk mendorong kesadaran umat agar mengambil bagian dalam karya misi Gereja universal. Dibawakan oleh pemandu acara orang dewasa atau seorang anak remaja. Umat beriman terkasih, Hari ini adalah Hari Minggu Biasa XXIX, Gereja Katolik merayakan hari Minggu Misi Sedunia ke-87. Hari Misi Sedunia merupakan hari yang dikhususkan untuk menyadari akan panggilan kita sebagai misionaris. Bapa Suci Fransiskus memberikan pesan agar kita menyadari kembali bahwa iman adalah anugerah Tuhan, yang harus dibagikan kepada sesama. Itulah yang menjadi bahan refleksi bagi kita, misionarismisionaris Kristus. 19 Pada kesempatan ini kita bersyukur dan berterima kasih, secara khusus bagi para misionaris yang telah memberikan dirinya secara total bagi misi Gereja. Semoga melalui pewartaan Kabar Gembira yang disampaikan mereka, semakin banyak orang mengenal cinta Tuhan, dan masuk dalam persekutuan-Nya. Kita juga berdoa bagi Gereja di segala penjuru dunia, semoga Gereja mampu memenuhi misinya untuk menghantar putera-puterinya kepada keselamatan universal, di mana setiap orang berjuang dan berhasil memperbaharui hidupnya. Mari kita menyiapkan hati untuk memulai perayaan suci ini dengan menyanyikan lagu pembuka : ... RITUS PEMBUKA Perarakan Masuk Barisan Imam, Biarawan-biarawati, dan Petugas liturgi lain berarak menuju altar diiringi lagu pembuka sesuai tema. Bila memungkinkan dapat disertakan barisan anak-anak/remaja dengan mengenakan busana misioner yang berwarna hijau (Afrika), merah (Amerika), putih (Eropa), biru (Australia – Oceania), Kuning (Asia), sebagai simbol karya misi Gereja di seluruh dunia. Pengantar (oleh Imam/Pemimpin Ibadat) Iman atau Pemimpin ibadat memberikan pengantar singkat sebelum pernyataan tobat. 20 Tobat I = Imam P = Pemimpin Ibadat I/P Tuhan Yesus Kristus, Engkau diutus menyembuhkan orang yang remuk redam hatinya. Tuhan, kasihanilah kami U Tuhan, kasihanilah kami. I/P Engkau datang memanggil orang yang berdosa. Kristus, kasihanilah kami. U Kristus kasihanilah kami. I/P Engkau duduk di sisi Bapa sebagai pengantara kami. Tuhan, kasihanilah kami. U Tuhan, kasihanilah kami. I/P Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal. U Amin. Kemuliaan 21 Doa Pembuka I/P Marilah kita berdoa : Allah Bapa yang kuasa dan kekal, Engkau tak pernah mengecewakan orang yang berdoa mohon bantuan dan kekuatan. Kini kami berhimpun di sini atas nama-Mu. Kami mohon, hadirlah di tengah-tengah kami dan semoga sabda Putera-Mu menjadikan kami orangorang yang penuh pengharapan. Sebab Dialah Tuhan... U Amin. LITURGI SABDA Bacaan I : Kel 17:8-13 Pembacaan dari Kitab Keluaran ”Bila Musa mengangkat tanganya, Israel menang” Pada waktu itu datanglah orang-orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim. Musa berkata kepada Yosua, ”Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu, dengan memegang tongkat Allah di tanganku.” Lalu Yosua berbuat seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; sedangkan Musa, Harun, dan Hur naik ke puncak bukit. Dan terjadilah apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah pasukan Israel, 22 tetapi, apabila Musa menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, lalu Harun dan Hur menopang kedua belah tangan Musa, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangan Musa tidak bergerak sampai matahari terbenam. Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang. L : Demikianlah sabda Tuhan U : Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan Antarbacaan – Mzr 121 :1-2. 3-4 do = d, 4/4, PS 805 Ref : Hanya Engkaulah Tuhan Allahku dan harapan untuk hidupku. Ayat. (Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8; R:lih. 2) • Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. • Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sungguh, tidak akan terlelap dan tidak akan tertidur Penjaga Israel. • Tuhan penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak akan 23 menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula bulan pada waktu malam. • Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu dan sekarang sampai selama-lamanya. Bacaan II : 2 Tim 3:14-42 P : Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius ”Setiap hamba Allah diperlengkapi untuk melaksanakan segala karya baik” Saudaraku terkasih, hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman akan Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Di hadapan Allah dan di hadapan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu, demi pernyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap-sedialah baik atau tidak waktunya, 24 nyatakanlah apa yang salah, tegur dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Demikianlah Sabda Tuhan U : Syukur kepada Allah Alleluya dan Bait Pengantar Injil Alleluia, Alleluia Sabda Allah itu hidup, kuat dan tajam. Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Alleluia, Alleluia Bacaan Injil : Lukas 18 : 1- 8 “Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya” Pada suatu ketika Yesus menceritakan sebuah perumpamaan kepada murid-murid-Nya, untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya, ”Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Dan di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, ”Belalah hakku terhadap lawanku”. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya, ”Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus menerus datang dan akhirnya menyerang aku”. 25 Kata Tuhan, ”Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia menemukan iman di bumi?” Demikianlah Injil Tuhan U : Terpujilah Kristus Homili Doa Umat Imam/Pemimpin : Tuhan telah meminta kita agar bertahan dengan ulet dalam doa kita jangan sampai putus asa. Mengingat permintaan itu maka beranilah kita berdoa : 1. Bagi Gereja-Mu di seluruh dunia Bimbinglah Gereja-Mu agar mampu memenuhi misinya, untuk menghantar putera-puterinya kepada keselamatan universal, di mana setiap orang berjuang dan berhasil memperbaharui hidupnya, dalam semangat cinta kasih dan pengabdian yang tinggi. Marilah kita mohon... 2. Bagi Para Pemimpin Negara Bukalah hati para pemimpin negara kami agar rela mendengarkan Sabda-Mu dan mengetahui apa yang harus mereka kerjakan dalam pembaharuan dunia ini. Marilah kita mohon... 26 3. Bagi Para Pelayan Gereja Bantulah para pelayan Gereja-Mu agar menemukan peranan dan fungsinya dalam Gereja dengan maksud membangun tubuh Kristus bersama dengan saudara dan saudari seiman, sehingga dengan demikian nama-Mu tetap dipuji dan dimuliakan. Marilah kita mohon... 4. Bagi Mereka yang teraniaya Utuslah Roh kesabaran dan kemurahan hati kepada para orang kristen yang teraniaya karena nama-Mu, semoga mereka sungguh memberi kesaksian yang benar tentang Injil-Mu. Marilah kita mohon... 5. Bagi para misionaris Ajarilah misionaris kami agar bersikap rendah hati. Semoga mereka menerima manusia dan kebudayan lain dengan sikap hormat dan tulus, serta berikhtiar untuk menemukan apa yang baik dan benar yang ada pada manusia dan kebudayaan lain di mana mereka bekerja. Marilah kita mohon... 6. Bagi anak-anak misioner Semoga anak-anak dan remaja misionaris cilik setia dan tekun berdoa, sehingga mereka menjadi rasul cilik yang mampu menjadi ”garam dan terang” dalam keluarga, dan lingkungan dimanapun mereka berada. Marilah kita mohon ... 7. Bagi Umat yang hadir dalam perayaan ini Semoga kami semakin yakin, bahwa semua permohonan kami akan Kaukabulkan, asal kami ikut berusaha pula. Marilah kita mohon... 27 Imam/Pemimpin Allah Bapa kami, sering kami tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Semoga Roh-Mu sendiri mewakili kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. U : Amin. LITURGI EKARISTI Persiapan Persembahan Persiapan persembahan diawali dengan pengumpulan kolekte. Kolekte Hari Minggu Misi akan diserahkan ke Roma untuk membantu karya misi Gereja universal di seluruh dunia. Wakil-wakil umat/anak-anak dan remaja mengantar kepada Imam bahan-bahan persembahan : roti dan anggur, hasil karya tangan dan usaha manusia. Doa Persembahan Imam /Pemimpin: Allah Bapa yang Mahakudus, dengan jujur dan rendah hati kami menghadap Dikau dan dengan persembahan ini kami mengakui, bahwa Engkaulah pemberi segala sesuatu yang baik. Kami mohon sudilah menerima kehadiran kami yang ingin mengikuti pengorbanan Imam Agung kami, Yesus Kristus,... U: Amin Doa Sesudah Komuni Antifon Komuni – Mzm 32 : 18-19 Tuhan menjaga hamba-Nya yang takwa, yang berharap akan kasih setia-Nya. Untuk melepaskan mereka dari maut, dan menghidupi mereka di masa kelaparan 28 I/P: Marilah berdoa : Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur karena selalu kami dapat mengetuk pintu padaMu, untuk mohon perlindungan dan bantuanMu. Kabulkanlah doa-doa kami dan berilah yang baik bagi kami: cinta kasih kepada sesama serta iman akan Yesus, saudara kami, yang telah memperkenalkan Dikau kepada kami. Dialah Tuhan... U : Amin RITUS PENUTUP Amanat Pengutusan • Imam/Pemimpin menyampaikan ucapan Proficiat, Sela- mat Berbahagia kepada seluruh umat, sambil mengajak umat untuk terus berdoa dan berderma bagi karya misi Gereja Universal. • Mengingatkan umat, bahwa kita semua dipanggil untuk terlibat dalam karya misi Gereja, untuk mewartakan cinta kasih Allah kepada seluruh umat manusia. Perarakan Keluar Di depan pintu Gereja atau di tempat yang disiapkan umat dapat memberikan salam kepada seluruh umat yang hadir. . 29 Bahan Temu Bina Iman Anak Maria Bunda Misi Tujuan : 1. Agar anak memahami bahwa Maria adalah Bunda Misi 2. Anak belajar dari Bunda Maria dalam bermisi Gagasan Pokok Maria sebagai tanda besar sepanjang jalan hidup Gereja. Maria telah merintis jalan kesetiaan kepada Kristus dan melaksanakan rencana keselamatan Allah. Maria adalah orang pertama menjadi murid Yesus, yang mewartakan kabar gembira sekaligus sebagai Ibu. Ajaran dan teladan keibuannya menuntun Gereja untuk setia terhadap suatu tugas misi yang tidak mengenal batas. Dengan perantaraan Maria, Gereja dapat melaksanakan tugas perutusan dengan lebih berdaya guna dan berani pergi untuk diutus menjadikan segala bangsa murid Yesus Kritus, Putranya, (Mat 28:19). Ibu dan Saudara-saudariku ialah mereka yang mendengarkan dan melaksanakan Sabda Allah. Yesus mau menunjukkan bahwa Maria adalah orang pertama yang pantas disebut sebagai Ibu Tuhan dan Saudari dari Tuhan karena setia mendengarkan, melaksanakan dan menghayati Sabda itu dalam hidupnya. Maria merupakan alat penampakkan Sabda yang menjelma menjadi manusia. Maria juga model yang paling sempurna dalam melaksanakan tugas misi yang diterima dari Allah Bapa. 30 Sebagai putra dan putri Maria, hendaklah kita belajar dari Maria untuk menjadi pembawa dan pelaksana misi, melalui perkataan, perbuatan, dan sikap hidup. Kita perlu belajar dari Maria bagaimana bermisi di tengah gelombang perkembangan arus globalisasi, sehingga kabar gembira yang kita bawa dapat diterima oleh semua dan demi kemuliaan Tuhan serta keselamatan banyak orang. PROSES PERTEMUAN I. PEMBUKAAN 1. Lagu Pembukaan : Maria Bunda Kita 2. Tanda Salib 3. Doa Pembukaan Ya Bapa, kami bersyukur karena Engkau memberi Maria sebagai Ibu yang setia mendampingi setiap langkah hidup kami, terutama dalam melaksanakan tugas misi di tengah dunia ini. Kami mohon berkatilah kami anak-anak-Mu yang saat ini ingin mendalami semangat Bunda Maria sebagai pelaku utama karya misi. Bukalah hati kami, supaya kami dapat belajar dari Bunda Maria dalam tugas kami sebagai misionaris. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. 4. Kata Pengantar Anak-anak dan remaja sahabat Yesus yang baik, setiap kita bisa dan mampu menggembirakan orang lain, seperti mengembirakan Bapak dan Ibu, menggembirakan teman-teman, menggembirakan mereka yang menderita lewat kehadiran kita, lewat perbuatan, lewat keterlibatan langsung membantu sesama yang 31 menderita, lewat pewartaan, dan kesaksian hidup. Mari kita mendengarkan cerita tentang persahabatan Yanti dan Shinta. 5.Kisah Yanti dan Shinta Yanti dan Shinta adalah dua sahabat yang senantiasa berbagi dalam suka dan duka. Bahkan, seringkali mereka pergi berdua dalam kegiatan-kegiatan sosial dan kunjungan-kunjungannya. Menjelang liburan panjang, Yanti bertanya kepada Shinta, “Shinta besok liburan panjang, kamu mau kemana?” Jawab Shinta, “rencanaku ingin berlibur ditempat nenek di desa”. Sejenak Yanti terdiam, dan kemudian ia berkata, “Shinta, boleh aku ikut?” secara spontan, Yanti menjawab, “Tentu! Di sana kita bisa mengunjungi orang-orang yang sederhana”. Maka tibalah waktu yang telah mereka tentukan, untuk pergi berlibur. Mereka sangat gembira karena dapat berlibur di desa bersamasama. Setibanya di desa Shinta bersama Yanti mengunjungi anak-anak cacat, miskin, dan juga yatim piatu yang ada di desa. Kehadiran Shinta dan Yanti sungguh menyenangkan, karena selain mereka pintar menghibur anak-anak yang cacat, miskin dan anak-anak yatim piatu tetapi mereka juga memberi derma; berupa uang, pakaian bekas, makanan dan lain-lain. Setelah berlibur seminggu bersama nenek, tidak terasa bahwa masa libur Shinta dan Yanti sudah selesai. Dengan berat hati anak-anak yang dikunjungi oleh Shinta dan Yanti melepas kepulangan mereka. 32 6. Makna atau pesan cerita singkat tadi Kita semua bisa menyenangkan atau membawa kabar gembira lewat kehadiran kita, ataupun kegiatan konkrit yang kita buat sebagai rasa peduli dan peka terhadap sesama yang menderita atau membutuhkan bantuan kita. 7. Rangkuman Anak-anak SEKAMI dengan motto “anak bantu anak”, adalah salah satu bentuk kegiatan misi yang dapat membantu sesama teman yang menderita, tersingkirkan, kurang mendapat perhatian. Mereka diterima, diperhatikan, membuat mereka gembira dan bahagia. Dalam cerita tadi kita bisa belajar dari Sinta dan Yanti membantu sesama teman-teman yang menderita, kurang mendapat perhatian dan kasih sayang; kehadiran mereka sudah menunjukkan semangat bermisi. Mari kita belajar dari Sinta dan Yanti dalam melaksanakan misi SEKAMI. 33 II. PENDALAMAN KITAB SUCI 1. Maria dan Elisabet 2. Injil Lukas 1:39 – 45 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salamMaria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring : “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana”. 3. Memahami isi Kitab Suci dengan pertanyaan penuntun. a. Apa yang dibuat oleh Maria dalam Injil Lukas 1:39-45? b. Siapa yang punya pengalaman menggembirakan teman yang sakit, mengalami kesulitan, dan yang sendirian? c. Apa yang anak-anak lakukan untuk mengembirakan orang lain? 4. Penegasan dari Pendamping Anak-anak dan remaja sahabat Yesus, kita semua punya pengalaman seperti Bunda Maria. Pengalaman itu pasti berbeda tapi yang tidak 34 boleh kita lupakan adalah kita mengembirakan orang lain, membantu mereka yang dalam kesulitan, merupakan tugas misi. Seperti Maria peka akan kebutuhan Elisabet, yang membutuhkan kehadiran dan batuan sesamanya, kita juga diajak meneladani Maria, untuk siap sedia, peka, mau berkorban, tidak takut dalam melaksanakan misi kita sebagai misionaris Yesus. Bunda Maria adalah Bunda Misi, menjadi contoh bagi kita dalam menjalankan misi. Dalam menjalankan misi kita perlu ingat bahwa Allah Juruselamat kita maka jangan cemas, jangan takut. Tapi kita perlu memuji Allah karena ia telah memilih kita menjadi alat-Nya untuk membawa kabar keselamatan bagi orang lain. 5. Pesan Perutusan Kita memuliakan Tuhan dengan melaksanakan tugas Misi secara baik dan penuh tanggung-jawab. III. PERAYAAN IMAN 1. Lagu : Ave – Maria 2. Doa Permohonan Ya Bapa, kami bersyukur karena kami memiliki seorang ibu, yaitu Maria. Kami mohon buatlah kami mampu meneladani sikap hidupnya, terutama dalam melaksanakan tugas misi di mana saja kami berada. Marilah kita mohon… Ya Bapa, anugerahkanlah kegembiraan kepada para misionaris-Mu, agar dalam tugas perutusan yang mereka jalankan, mereka mampu 35 membawa kegembiraan bagi sesama yang berduka, terlantar, kurang mendapat perhatian dan kasih sayang. Marilah kita mohon… Ya Bapa, berkatilah anak-anak dan remaja SEKAMI di seluruh dunia, khususnya dalam paroki kami, semoga mereka setia menjalankan tugasnya sebagai misionaris cilik dan menghayati semangat 2D2K dalam hidup sehari-hari. Marilah kita mohon… Ya Bapa, berkatilah para animator dan animatris, para pendamping Bina Iman agar mereka dapat mendampingi dan mengarahkan anakanak dan remaja SEKAMI dengan baik dan benar. Marilah kita mohon… 3. Lagu Bapa Kami 4. Kolekte – Persembahan 5. Lagu : Ya Nama-Mu Maria IV. PENUTUP 1. Tugas perutusan : Mengunjungi teman yang sakit 2. Doa Penutup Ya Bapa yang baik, terima kasih atas pertemuan yang menggembirakan hari ini. Kami akan pulang dan melaksanakan tugas kami masingmasing maupun bersama. Kami mohon, berkatilah kami supaya dapat menjalankan misi kami selama satu minggu ini, untuk memuliakan nama-Mu dan untuk kebaikan sesama kami. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. 36 3. Pengumuman 4. Tanda Salib 5. Lagu Penutup : Salam Maria 37 HARI MISI MENYAPA NURANI MISIONER KITA Misi menuntut doa dan tindakan kongkrit. Banyaklah yang dibutuhkan untuk penyebaran Injil. Hari Misi yang diawali oleh Paus Pius XI, yang menjawab permohonan dari Serikat Kepausan Pengembangan Iman untuk menentukan suatu ‘hari khusus bagi doa dan penyebaran iman’ yang dirayakan pada hari yang sama di seluruh dunia, di setiap keuskupan, paroki dan lembaga gereja… ‘hari khusus untuk meningkatkan derma dan persembahan untuk kepentingan penyebaran iman’. Sejak saat itu, Hari Misi telah menjadi sebuah kesempatan istimewa untuk mengingatkan umat Allah tentang peran serta yang permanen dari mandat perutusan, sebab “misi adalah tanggung jawab semua orang Kristen, semua keuskupan dan paroki, lembaga dan serikat gerejani” [RM 2]. Pada saat yang sama, Hari Misi adalah sebuah kesempatan yang menguntungkan guna menyadari lagi bahwa “karya misi menuntut bukan hanya sebuah sumbangan tetapi juga sebuah partisipasi dalam tugas pewartaaan dan perbuatan amal kasih terhadap orang miskin. Semua yang kita terima dari Allah - hidup kita sendiri maupun barang milik kita- bukanlah milik kepunyaan kita semata” [RM 81]. 38 Hari ini sangat penting dalam hidup Gereja: hari ini mengajar kita bagaimana memberi: sebuah pemberian yang dilakukan bagi Tuhan, demi Kabar Gembira, yang diberikan dalam kesatuan dengan perayaan ekaristi dan sungguh untuk seluruh kepentingan pewartaan di muka bumi’. Semoga hari ulang tahun ini menjadi kesempatan penuh makna untuk merenungkan betapa besar kebutuhan yang ada untuk memajukan semangat misioner dan mengumpulkan dana dan materi yang cukup guna membantu karya misi. Bertolaklah dari Dia, terutama dalam praktek hidup harian kita dalam hal kesucian, dengan berdoa dan mendengarkan Firman-Nya. Bertolaklah dari Dia guna memberikan kesaksian tentang cinta-Nya [n. 8]. Karena itulah, Bertolaklah dari Kristus, kamu yang telah mendapatkan belaskasihNya Bertolaklah dari Kristus, kamu yang telah mengampuni dan diampuni Bertolaklah dari Kristus, kamu yang telah mengalami sakit dan derita Bertolaklah dari Kristus, kamu yang telah dicobai oleh semangat ‘setengah-setengah’; tahun rahmat ini tidaklah berakhir Bernyanyilah dan pergilah. Semoga Maria, Bunda Gereja, Bintang Evangelisasi, menyertai kita di jalan misi kita, sebagaimana ia tetap tinggal di antara para rasul di hari Pentekosta. Kita berpaling padanya penuh keyakinan. Melalui pengantaraannya kiranya Tuhan memberikan kita rahmat berkepanjangan dalam tugas misioner kita, yang adalah tanggung jawab kita semua, umat Allah. Yohanes Paulus II, 2000. 39 40