YESUS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN M. Husein A. Wahab Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Kopelma Darussalam, Kota Banda Aceh Email: [email protected] ABSTRACT Jesus in the Qur'an is called Isa, aspirated as the last Apostle to the children of Israel. In the perspective of the Qur'an, explained that Jesus was a human being who is born by Maryam Bint Imran from the spirit of God without a father, who likened to Adam. Jesus was created from Adam's spirit from the land. Jesus is the Messenger who brings the Gospel of justification, treatise the law of Moses and the notification of the last Apostle, i.e. Muhammad known as "Ahmad". Explained, that Jesus was not crucified, crucified is a person who resembled with him. Jesus is not the son of God and God, as theological discourse in konsilical dogmatic now. Kata Kunci : Yesus, Isa, al-Qur’an Pendahuluan Yesus oleh umat Kristen disebut dengan “Yesus Kristus” adalah Allah manusia.1 Yesus (Yezus) merupakan nama atau istilah Yunani yang diberikan untuk Yoshua (juru selamat). Sementara Kristus (Yunani: Kristos) adalah terjemahan dari kata Ibrani “Messiah” (al-Masseh, al-Masih, Misias) yang berarti “Terurapi”.2 Dalam rumusan al-Kitab, nama Yesus menunjukkan tugas sebagai penyelamat. Sedangkan sebutan Kristus adalah sebagai pernyataan bahwa di dalam “Dia” telah muncul Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama, yakni raja, imam, dan guru yang diutus Allah.3 Dan digambarkan bahwa Yesus lahir menjelang tahun 4 M, di Betlehem dari perawan Maria yang bersuamikan Yosef (Yusuf). Yesus tinggal dan bekerja di Nazaret (wilayah Galilea) selama 30 tahun, tiga tahun berikutnya, ia mengadakan perjalanan ke Galilea dan mengumpulkan sejumlah murid terutama kedua belas rasulnya, dan menyembuhkan orang-orang sakit dan melakukan berbagai penyelamatan dengan mukjizatnya yang diberi kekuasaan oleh Tuhan Bapa. Pada akhir hidupnya, ia dibenci oleh para ahli Taurat dari Kaum Farisi, karena dipandang sebagai legalisme dari munafik. Setelah memasuki Yerussalem dan bertemu dengan murid-muridnya, ia dikhianati oleh Yudas Iskariot dan ditangkap di taman Getsemane. Kemudian oleh penguasa _____________ 1 Tim Penyusun, Ensikopedi Indonesia (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 1984), 3984 Tim Penyusun, Ensikopedi Indonesia, 3989 3 Tim Penyusun, Ensikopedi Indonesia, 3984 2 162 M.Husein A. Wahab: Yesus dalam Perspektif al-Qur’an Yahudi, ia diserahkan kepada Gubernur Romawi Ponitius Polatus.Yesus dihukum mati di bukit Golgota dengan cara disalib, dan tiga hari kemudian dibangkitkan dari kubur, walaupun kuburannya disegel serta dijaga oleh tentara. Kebangkitan yang diiringi dengan kenaikannya ke surga setelah 40 hari disalib, memperkuat keyakinan muridnya bahwa “Yesus” adalah Messias Allah dan putra Allah serta sebagai penyelamat yang menebus dosa asal (original sin) umat manusia dengan kematiannya.4 Atas dasar pemikiran dan kepercayaan tersebut, Yesus didogmatisasi sebagai Tuhan (Anak Allah) yang kemudian dikonsilkan dalam bentuk teologis triteisme (trinitas), dan menjadi suatu dogma pokok pada konsili I di Nicea, tahun 395 M dan disempurnakan pada konsili Konstatinopel 381 M. Pada konsili I di Nicea, penetapan Yesus sebagai Anak Allah masih mendapat tantangan dari sekte Ariunis, sementara Paulunisme tetap mempertahankan pemahaman trinitas “dimana Yesus ditempatkan sebagai Tuhan”.5 Arius dan pengikutnya yang mempertahankan Yesus sebagai al-Masih (Rasul) bukan anak Tuhan, diusir keluar Romawi oleh Kaisar, karena selain atas pertimbangan untuk memadamkan pertentangan, juga Kaisar Romawi lebih memihak kepada Paulus. Sejak itulah agama Nasrani yang semula sebagai agama Bani Israil (Ibrahim) menjadi agama Katolik (universal) yang menempatkan Yesus sebagai Tuhan (Anak Tuhan) dan Paulus sebagai Rasulnya.6 Secara mawdhu’i, al-Qur’an mempersonifikasi Yesus dengan sebutan Isa. Oleh para teolog Kristen, penyebutan Isa kepada Yesus dalam segala aspeknya tidak dapat dipertanggung jawabkan asal usul historinya. Dan Isa yang ditulis dengan huruf ‘ain, sin dan ya tidak mengandung arti apa-apa.7 Didasari pada deskripsi diatas, pembahasan ini dikonsentrasikan pada permasalahan bagaimana perspektif al-Qur’an terhadap Yesus yang secara teologi telah didoktrinkan dalam sebuah kepercayaan, sebagai anak Allah, Allah dan dogma-dogma lainnya. Sementara al-Qur’an mempresentasikan Yesus sebagai Isa al-Masih yang kronologi historis hidup, fungsi dan kedudukannya berbalik dari apa yang menjadi sebuah dogmatika agama masa kini. Untuk itu, al-Qur’an memperjelas kepada Bani Israil, bagaimana kisah Yesus (Isa) yang diperselisihkan dengan keadaan yang sebenarnya.8 Isa dalam Perspektif Al-Qur’an Dalam al-Quran sebutan untuk Yesus adalah Isa, sebagaimana yang dideskripsikan dalam sejumlah surat, tentang proses kelahiran, kehidupan, fungsi, tugas dan ajaran yang dibawanya. Misalnya pada surah Maryam dan al-Maidah yang menerangkan tentang kelahiran dari ibunya Maryam, tentang kedudukannya sebagai nabi dan rasul, kitab yang diturunkan (Injil) kepadanya dan ajaran monotheisme yang dibawanya,9 serta fenomena-fenomena dari kehidupan Isa yang dipandang sebagai mukjizat baginya didalam membebaskan umatnya dari berbagai aspek kehidupan dan keyakinan yang menyendera mereka. _____________ 4 Tim Penyusun, Ensikopedi Indonesia, 3984 Rauf Syalabi, Distorsi Sejarah dan Ajaran Yesus (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001), 5 126 6 Rauf Syalabi. Distorsi Sejarah..., 127 Hadiwijono, Imam Kristen, BPK (Jakarta: Gunung Mulia, 1973), 228 8 QS. al-Naml: 76 9 Tim Penyusun, Ensikopedi Indonesia 1492 7 Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 2, Juli 2012 163 Kelahiran Isa (Yesus) Isa (Yesus) dilahirkan oleh Maryam, anak Imran di Yerusalem (bukan Galilea, Israil Utama) dimana tempat ia berada.10 Allah memilih Maryam sebagai ibu yang melahirkannya karena Maryam mampu memelihara kehormatan sebagaimana yang dipresentasikan oleh al-Quran surah ali Imran ayat 24: “Ingatkah ketika malaikat berkata kepada Maryam: Maryam sesungguhnya Allah telah memilih engkau, menyucikan engkau dan mengistimewakan engkau diatas semua perempuan di dunia”. Dalam surat lain, al-Quran menjelaskan bahwa Yesus dilahirkan tanpa bapak. Proses kelahirannya dimulai dengan diutusnya Malaikat Jibril kepada Maryam untuk memberitahukan bahwa ia akan melahirkan seorang putra, yang berasal dari ruh Allah dan nanti akan dijadikan sebagai bukti (nyata) kekuasaan-Nya. Hal ini digambarkan dalam al-Quran antara lain: “Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu kami tiupkan ke dalam (tubuhnya) ruh dari kami dan kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kekuasaan allah) bagi semesta alam”.11 Yang dimaksud dengan tanda (kekuasaan Allah) diatas, al-Thanthawi menafsirkannya sebagai: 1) Tanda (dalil) bagi datangnya hari kiamat; 2) Tanda bagi berakhirnya kenabian dari kalangan Bani Israil (dinasti Ibrahim dari silsilah Ishak); 3) Tanda akan digantinya syariat Taurat; 4) Dan sebagai tanda (janji) kedatangan Nabi Muhammad sebagai akhir para Nabi dan Rasul.12 Dengan demikian, Yesus dilahirkan tanpa bapak adalah sebagai tanda kekuasaan Allah, terutama untuk Bani Israil, karena dikalangan mereka terdapat sekte-sekte yang tidak percaya pada kebangkitan (kiamat) dan kedatangan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul akhir zaman. Dalam hal ini, al-Qur’an menjelaskan sebagai berikut: 1. “Dan Isa (Yesus) tak lain hanyalah seorang hamba yang aku berikan nikmat (kenabian) untuk keturunan Israil dan dia adalah sebagai tanda hari kebangkitan”.13 2. “Dan memberi khabar gembira akan kedatangan Rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad)”.14 Dan ayat ini juga dapat dijadikan sebagai tanda berakhirnya kenabian dikalangan Bani Israil dan digantinya syariat Taurat (Perjanjian Lama) dan Injil (Perjanjian Baru) dengan al-Qur’an (syariat Islam). Selain itu, al-Qur’an memperjelas bahwa Isa anak Maryam itu hanyalah seorang hamba Allah terkemuka di dunia dan akhirat. Ketika dalam buaian ia dapat berbicara dan dia termasuk orang saleh.15 Dan diayat yang lain, Yesus menjelaskan kepada Bani Israil “Sesungguhnya aku (Yesus) adalah utusan Allah (Rasul) kepada mu”.16 Dengan demikian, al-Qur’an mempresentasikan dengan alhaq, bahwa Yesus yang dilahirkan tanpa bapak (ruh kudus) bukan anak Allah dan proses keahirannya diumpamakan seperti Adam, “kelahiran Isa (anak Maryam) bagi Allah seperti Adam”, yang diisyaratkan dengan “kun fayakun” (jadilah) maka _____________ 10 Rauf Syalabi. Distorsi Sejarah...,190 QS. al-Tahrim: 12; QS. Maryam: 27 12 Rauf Syalabi. Distorsi Sejarah...,180 13 QS. al- Zukhruf: 54-61 14 QS. al-Shaaf: 6 15 QS. al-Nisa: 45 16 QS. al-Shaaf: 6 11 164 M.Husein A. Wahab: Yesus dalam Perspektif al-Qur’an Adam ada. Kepadanya diberikan mukjizat dan diperkuat dengan Ruhul Kudus. Dan jumhur mufassirin manfsirkan Ruhul Kudus dengan “Malaikat Jibril”.17 Tugas Kerasulan Yesus Yesus adalah rasul terakhir untuk Bani Israil, al-Thanthawi mempertegas hal tersebut dengan sebuah kesimpulan bahwa Yesus adalah Rasul Tuhan, diutus untuk Bani Israil dan Yesus adalah manusia.18 Dan tugas kerasulan tersebut dijelaskan oleh al-Qur’an: “Allah mengajarkan kepada Yesus kitab (membaca), hikmah, Taurat, Injil dan (sebagai) rasul bagi keturunan Israil”. 19 Berdasarkan pembekalan intelektual tersebut di dalam melaksanakan tugas kerasulannya, Yesus diperkuat dengan gelar al-Masih, “Sesungguhnya Allah merespon kamu dengan kalimat al-Masih Isa putra Maryam”.20 Pengertian alMasih (Kristus) yang berasal dari kata “masaha” diantara lain dimaknai dengan “khalaqa” yang maksudnya Yesus diciptakan Allah dengan fisik yang bagus dan sempurna dan berkelana di bumi (qatha’a: menempuh jarak dalam melaksanakan tugas-tugas kerasulannya. Dan sebagai rasul yang bergelar al-Masih, Yesus memberitahukan kepada umatnya “Aku telah datang kepada kamu dengan tanda (keajaiban) dari Tuhanmu”,21 untuk membawa hikmah dan menerangkan sebagian dari yang kamu perselisihkan, takutlah kepada Allah dan patuhilah aku”.22 Untuk memperkuat kerasulannya, Yesus diberikan mukjizat al-Misiah. Sejak masih kecil, “dia dapat berbicara ketika masih dalam buaian”, “dan dapat menyembuhkan orang sakit (orang buta dan penyakit sopak) serta mengetahui apa yang mereka makan dan yang disimpan dirumahnya” 23 Berdasarkan argumentasi-argumentasi di atas, al-Qur’an mendeskripsikan tugas-tugas pokok kerasulannya sebagai berikut, yaitu: 1. Sebagai Rasul untuk Bani Israil yang bergelar “Isa al-Masih” 2. Memperjelaskan apa yang diperselisihkan oleh Bani Israil tentang kehadiran kitab-kitab sebelumnya, yaitu Taurat melalui Injil yang diwahyukan kepadanya (revelasi). 3. Sebagai rasul terakhir bagi Bani Israil dan memberitahukan akan datangnya seorang rasul terakhir yang bernama Ahmad (Muhammad). Penyaliban Mengenai penyaliban, al-Qur’an menjelaskan bahwa “Allah (menindak mereka) dikarenakan perkataan mereka bahwa “mereka telah membunuh al-Masih Isa anak Maryam, Rasul Allah itu. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tapi (mereka membunuh dan menyalib) orang yang diserupakan untuk mereka”.24 “Dan yang dimaksud dengan orang yang diserupakan disini oleh para ahli tafsir disebut dengan “Simon” (Hawariyun, teman setia Yesus). Simon diserupakan dengan Isa, lalu mereka menangkap, _____________ 17 QS. Ali Imran: 59 Rauf Syalabi. Distorsi Sejarah...,184 19 QS. ali Imran: 49 20 QS. ali Imran: 49 21 QS. al-Nisa: 48 22 QS. al-Zukhruf: 63 23 QS. al-Nisa: 45-48 24 QS. al-Nisa: 157 18 Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 2, Juli 2012 165 mengikat dan menyeretnya ketiang salib. Sebelum disalib diludahi dan dipakaikan mahkota dari duri di kepalanya”.25 Al-Qur’an juga menggambarkan bahwa permasalahan penyaliban itu sendiri terdapat keraguan diantara mereka. Tentang keraguan itu dijelaskan “mereka berselisih faham tentang (penyaliban), mereka tidak punya keyakinan sama sekali kecuali mengikuti dugaan dan tidak yakin telah membunuh Isa, 26 di palang salib. Isa pada dasarnya tidak disalib dan dibunuh, akan tetapi “Allah telah mengangkat Isa kepadanya. Allah Maha Perkasa dan Bijaksana”.27 Dan al-Qur’an sama sekali tidak menggambarkan tentang penyaliban, kematian dan kubur kosong sebagai bukti Yesus telah disalib dan telah naik ke langit meninggalkan kubur kosong. Dan menurut Karen Amstrong, bahwa tidak ada teori yang yang terperinci yang dapat dipertanggung jawabkan tentang peristiwa (historis) penyaliban sebagai pertobatan atas dosa asal. Teologi yang muncul pada abad ke empat ini sebagai “fait accompli” terhadap teologi awal Nasraniyah. 28 Ketuhanan Yesus Al-Qur’an juga mempresentasikan bahwa Yesus bukan Allah dan anak Allah. Oleh karena itu, apa yang di dogmatikan bahwa Tuhan terdiri dari tiga dimensi yaitu Allah Bapa, Ibu dan Anak (triteisme/trinitas), secara teologis dipandang sangat berlebihan. Dalam hal ini, al-Qur’an mengingatkan mereka dengan “Hai ahli kitab janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dalam agamamu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu”.29 Dan tentang teologi trinitas al-Qur’an mempresentasikan dengan jelas bahwa “Allah adalah Tuhan yang satu (Esa) dan jangan berkata Tuhan itu tiga”. 30 Atas dasar itu, jelas bahwa al-Qur’an menggagas ketunggalan Allah dan menolak smitik bahwa Tuhan ada tiga. Yesus sebagai Allah dan anak Allah, di presentasikan oleh al-Qur’an sebagai berikut: 1) “Hai Isa anak Maryam, apakah engkau mengajak orang-orang menjadikan engkau sebagai Tuhan”, Isa menjawab “Maha Suci Engkau ya Allah, aku tidak pernah seperti yang demikian”;31 2) Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang rasul;32 3) Seorang rasul tidak akan menyuruh (umatnya) untuk menyembah dirinya;33 4) Semua rasul mengajak umatnya untuk menyembah Allah yang Maha Esa.34 Mengenai pendapat bahwa Allah mempunyai anak atau tidak, al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, 35 jika benar Allah mempunyai anak maka akulah (Muhammad) mula-mula memuliakannya,36 _____________ 25 Ibnu Kasir, Tafsir al-Azhim (Beirut: Dar al-Qalam, t. th) QS. al-Nisa: 158 27 QS. al-Nisa: 158 28 Karen Amstrong, Sejarah Tuhan (Bandung: Mizan, 2003), 130 29 QS. ali Imran: 76 30 QS. al-Nisa: 171 31 QS. al-Maidah: 116 32 QS. al-Maidah: 72 33 QS. ali -Imran: 84 34 QS. al-Syu’ara: 13 35 QS. al -Ikhlas: 3-4 36 QS. al -Zukhruf: 81 26 166 M.Husein A. Wahab: Yesus dalam Perspektif al-Qur’an dan tidak layak bagi Allah mempunyai anak.37 Dan terhadap orang dan golongan yang mengatakan Tuhan itu tiga dan memiliki anak al-Qur’an menjelaskan bahwa kafirlah orang-orang yang mengatakan Isa putra Maryan adalah Allah. Dan kafir pula yang mengatakan bahwa Allah salah satu dari tiga Tuhan. 38 Serta mendatangkan suatu perkara yang sangat mungkar, hampir langit pecah dan bumi terbelah, karena mereka mendakwakan bahwa Allah yang Maha Pemurah mempunyai anak.39 Oleh karena itu, Yesus (Isa) mengingatkan kaumnya Bani Israil bahwa pokok ajaran yang dibawa sama dengan apa yang dibawa oleh para rasul lainnya. Semua rasul mengajak kaumnya untuk menyembah Allah Yang Maha Esa dan Tuhan Allah, selainnya.40 Dan siapa yang merasa enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, niscaya Allah akan mengumpulkan mereka semua kepadaNya untuk disiksa didalam neraka jahanan”.41 “Benar-benar telah kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah al-Masih anak Maryam adalah Allah, padahal al-Masih sendiri berkata: Hai keturunan Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu, sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah, Pastilah Allah mengharamkan surga atas orang itu. Dan benar-benar telah kafirlah orang-orang yang mengatakan Allah salah satu dari tiga, padahal tidak ada tuhan kecuali hanya satu Tuhan. Kalau mereka tidak berhenti dari menyembah dan berkata seperti itu, pasti orang-orang kafir itu ditimpa azab yang menyakitkan”.42 Apa yang dikisahkan oleh al-Qur’an tersebut “adalah kisah yang benar”.43 karena apa (ajaran) yang dibawa oleh Yesus (Isa) pada hakikatnya tidak berbeda dengan apa yang dipresentasikan oleh al-Qur’an (Islam).44 Taurat yang dikanonikan sebagai Perjanjian Lama dan Injil sebagai Perjanjian Baru, pada dasarnya adalah al-Kitab yang diwahyukan Allah kepada Musa dan Isa (Yesus) yang kedudukan revelasitasnya sama dengan Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Muhammad, dengan ini pohaknya “Tiada Tuhan Selain Allah”. Musa, Isa (Yesus) dan Muhammad adalah Rasul Allah, yang diutus kepada umatnya masing-masing. Dan kepadanya diberikan Kitab dan mereka membacanya secara benar.45 Kesimpulan Dalam perspektif al-Qur’an, Yesus (Isa) adalah seorang hamba yang dilahirkan oleh Maryam binti Imran melalui malaikat Jibril dengan “kalimatnya” yang kelahirannya disamakan dengan Adam. Dan diutus sebagai Rasul terakhir untuk Bani Israil untuk menyampaikan hikmah dan penjelas (bayan) tentang apa yang mereka perselisihkan. Dan kerasulannya diperkuat dengan mukjizat yang dapat berbicara sejak dalam buaian, dapat menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati. _____________ 37 QS. Maryam: 92 QS. al-Maidah: 72-73 39 QS. Maryam: 88-92 40 QS. al -Syuara: 13-19 41 QS. al-Maidah: 172 42 QS. al-Maidah: 72-73 43 QS. al-Maidah: 62 44 Muhammad Legen Housen, Satu Agama atau Banyak Agama (Jakarta: Lentera, 2002), 38 128 45 QS. al-Baqarah :121 Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 2, Juli 2012 167 Kerasulannya diperkuat dengan wahyu (reveled) yaitu kitab Inil, pengakuan terhadap kitab sebelumnya yaitu Taurat dan memberitahukan tentang kedatangan Rasul terakhir yaitu Ahmad (Muhammad). Dan ajaran pokok yang dibawanya sama dengan ajaran pokok yang dibawa oleh semua Rasul yang lain. Kedudukannya sebagai Rasul pada hakikatnya sama dengan Rasul yang lain. Dia (Yesus/Isa) bukan Allah dan anak Allah. Dia menyerukan kaumnya Bani Israil untuk menyembah Allah yang Maha Esa dan mematuhi ajaran yang dibawanya. Tentang penyaliban al-Qur’an menjelaskan bahwa Yesus tidak disalib dan tidak mati di tiang salib, sehingga dikubur kemudian meninggalkan kubur kosong dan naik ke langit, tetapi, tetapi ia meninggal dan diangkat oleh Allah kesisiNya. Atas dasar itu, Yesus tidak pantas didogmatisasikan sebagai Tuhan dan memformalisasikan orang lain sebagai Rasul dan melahirkan dogma symbolicum (Syahadah Rasul) yang memposisikan Tuhan itu tiga (trinitas) yaitu Tuhan, Bapa, Anak dan Ibu (Roh Kudus). Berangkat dari dogmatika tersebut, al-Qur’an mempertegas bahwaYesus bukan Allah atau anak Allah, barang siapa yang menyatakan (syahadah) bahwa Yesus (Al-Masih) adalah anak Allah dan Allah itu tiga, mereka dikategorikan sebagai ‘kafir’ dan orang yang mengada-ada atau melampaui batas didalam agama. Dan kembalilah ke jalan sebagaimana yang dikisahkan oleh al-Qur’an. Dan apa yang dipresentasikan oleh al-Qur’an adalah kisah yang pasti benar. 168 M.Husein A. Wahab: Yesus dalam Perspektif al-Qur’an DAFTAR PUSTAKA Hadiwijono. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973. Ibnu Kasir. Tafsir al-Azhim. Beirut: Dar al-Qalam, t. th Karen Amstrong. Sejarah Tuhan. Bandung: Mizan, 2003. Muhammad Legenhousen. Satu Agama Atau Banyak Agama., Jakarta: Pen. Kutera, 2002. Rauf Syalabi. Distansi Sejarah dan Ajaran Yesus. Jakarta: Pustaka al-Kausar, 2001. Tim Penyusun. Ensoklopedia Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 1984. Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 2, Juli 2012 169