IJAZUL QUR`AN: Pengertian - Al

advertisement
YESUS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
M. Husein A. Wahab
Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry
Kopelma Darussalam, Kota Banda Aceh
Email: [email protected]
ABSTRACT
Jesus in the Qur'an is called Isa, aspirated as the last Apostle to the
children of Israel. In the perspective of the Qur'an, explained that Jesus was a
human being who is born by Maryam Bint Imran from the spirit of God without a
father, who likened to Adam. Jesus was created from Adam's spirit from the land.
Jesus is the Messenger who brings the Gospel of justification, treatise the law of
Moses and the notification of the last Apostle, i.e. Muhammad known as
"Ahmad". Explained, that Jesus was not crucified, crucified is a person who
resembled with him. Jesus is not the son of God and God, as theological discourse
in konsilical dogmatic now.
Kata Kunci : Yesus, Isa, al-Qur’an
Pendahuluan
Yesus oleh umat Kristen disebut dengan “Yesus Kristus” adalah Allah
manusia.1 Yesus (Yezus) merupakan nama atau istilah Yunani yang diberikan
untuk Yoshua (juru selamat). Sementara Kristus (Yunani: Kristos) adalah terjemahan dari kata Ibrani “Messiah” (al-Masseh, al-Masih, Misias) yang berarti
“Terurapi”.2
Dalam rumusan al-Kitab, nama Yesus menunjukkan tugas sebagai
penyelamat. Sedangkan sebutan Kristus adalah sebagai pernyataan bahwa di
dalam “Dia” telah muncul Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama, yakni
raja, imam, dan guru yang diutus Allah.3 Dan digambarkan bahwa Yesus lahir
menjelang tahun 4 M, di Betlehem dari perawan Maria yang bersuamikan Yosef
(Yusuf).
Yesus tinggal dan bekerja di Nazaret (wilayah Galilea) selama 30 tahun,
tiga tahun berikutnya, ia mengadakan perjalanan ke Galilea dan mengumpulkan
sejumlah murid terutama kedua belas rasulnya, dan menyembuhkan orang-orang
sakit dan melakukan berbagai penyelamatan dengan mukjizatnya yang diberi
kekuasaan oleh Tuhan Bapa. Pada akhir hidupnya, ia dibenci oleh para ahli Taurat
dari Kaum Farisi, karena dipandang sebagai legalisme dari munafik. Setelah
memasuki Yerussalem dan bertemu dengan murid-muridnya, ia dikhianati oleh
Yudas Iskariot dan ditangkap di taman Getsemane. Kemudian oleh penguasa
_____________
1
Tim Penyusun, Ensikopedi Indonesia (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 1984), 3984
Tim Penyusun, Ensikopedi Indonesia, 3989
3
Tim Penyusun, Ensikopedi Indonesia, 3984
2
162
M.Husein A. Wahab: Yesus dalam Perspektif al-Qur’an
Yahudi, ia diserahkan kepada Gubernur Romawi Ponitius Polatus.Yesus dihukum
mati di bukit Golgota dengan cara disalib, dan tiga hari kemudian dibangkitkan
dari kubur, walaupun kuburannya disegel serta dijaga oleh tentara. Kebangkitan
yang diiringi dengan kenaikannya ke surga setelah 40 hari disalib, memperkuat
keyakinan muridnya bahwa “Yesus” adalah Messias Allah dan putra Allah serta
sebagai penyelamat yang menebus dosa asal (original sin) umat manusia dengan
kematiannya.4
Atas dasar pemikiran dan kepercayaan tersebut, Yesus didogmatisasi
sebagai Tuhan (Anak Allah) yang kemudian dikonsilkan dalam bentuk teologis
triteisme (trinitas), dan menjadi suatu dogma pokok pada konsili I di Nicea, tahun
395 M dan disempurnakan pada konsili Konstatinopel 381 M. Pada konsili I di
Nicea, penetapan Yesus sebagai Anak Allah masih mendapat tantangan dari sekte
Ariunis, sementara Paulunisme tetap mempertahankan pemahaman trinitas
“dimana Yesus ditempatkan sebagai Tuhan”.5 Arius dan pengikutnya yang
mempertahankan Yesus sebagai al-Masih (Rasul) bukan anak Tuhan, diusir keluar
Romawi oleh Kaisar, karena selain atas pertimbangan untuk memadamkan
pertentangan, juga Kaisar Romawi lebih memihak kepada Paulus. Sejak itulah
agama Nasrani yang semula sebagai agama Bani Israil (Ibrahim) menjadi agama
Katolik (universal) yang menempatkan Yesus sebagai Tuhan (Anak Tuhan) dan
Paulus sebagai Rasulnya.6
Secara mawdhu’i, al-Qur’an mempersonifikasi Yesus dengan sebutan Isa.
Oleh para teolog Kristen, penyebutan Isa kepada Yesus dalam segala aspeknya
tidak dapat dipertanggung jawabkan asal usul historinya. Dan Isa yang ditulis
dengan huruf ‘ain, sin dan ya tidak mengandung arti apa-apa.7 Didasari pada
deskripsi diatas, pembahasan ini dikonsentrasikan pada permasalahan bagaimana
perspektif al-Qur’an terhadap Yesus yang secara teologi telah didoktrinkan dalam
sebuah kepercayaan, sebagai anak Allah, Allah dan dogma-dogma lainnya.
Sementara al-Qur’an mempresentasikan Yesus sebagai Isa al-Masih yang kronologi historis hidup, fungsi dan kedudukannya berbalik dari apa yang menjadi
sebuah dogmatika agama masa kini. Untuk itu, al-Qur’an memperjelas kepada
Bani Israil, bagaimana kisah Yesus (Isa) yang diperselisihkan dengan keadaan
yang sebenarnya.8
Isa dalam Perspektif Al-Qur’an
Dalam al-Quran sebutan untuk Yesus adalah Isa, sebagaimana yang dideskripsikan dalam sejumlah surat, tentang proses kelahiran, kehidupan, fungsi,
tugas dan ajaran yang dibawanya. Misalnya pada surah Maryam dan al-Maidah
yang menerangkan tentang kelahiran dari ibunya Maryam, tentang kedudukannya
sebagai nabi dan rasul, kitab yang diturunkan (Injil) kepadanya dan ajaran
monotheisme yang dibawanya,9 serta fenomena-fenomena dari kehidupan Isa yang
dipandang sebagai mukjizat baginya didalam membebaskan umatnya dari
berbagai aspek kehidupan dan keyakinan yang menyendera mereka.
_____________
4
Tim Penyusun, Ensikopedi Indonesia, 3984
Rauf Syalabi, Distorsi Sejarah dan Ajaran Yesus (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001),
5
126
6
Rauf Syalabi. Distorsi Sejarah..., 127
Hadiwijono, Imam Kristen, BPK (Jakarta: Gunung Mulia, 1973), 228
8
QS. al-Naml: 76
9
Tim Penyusun, Ensikopedi Indonesia 1492
7
Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 2, Juli 2012
163
Kelahiran Isa (Yesus)
Isa (Yesus) dilahirkan oleh Maryam, anak Imran di Yerusalem (bukan
Galilea, Israil Utama) dimana tempat ia berada.10 Allah memilih Maryam sebagai
ibu yang melahirkannya karena Maryam mampu memelihara kehormatan
sebagaimana yang dipresentasikan oleh al-Quran surah ali Imran ayat 24:
“Ingatkah ketika malaikat berkata kepada Maryam: Maryam sesungguhnya Allah
telah memilih engkau, menyucikan engkau dan mengistimewakan engkau diatas
semua perempuan di dunia”. Dalam surat lain, al-Quran menjelaskan bahwa
Yesus dilahirkan tanpa bapak. Proses kelahirannya dimulai dengan diutusnya
Malaikat Jibril kepada Maryam untuk memberitahukan bahwa ia akan melahirkan
seorang putra, yang berasal dari ruh Allah dan nanti akan dijadikan sebagai bukti
(nyata) kekuasaan-Nya. Hal ini digambarkan dalam al-Quran antara lain: “Dan
(ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu kami
tiupkan ke dalam (tubuhnya) ruh dari kami dan kami jadikan dia dan anaknya
sebagai tanda (kekuasaan allah) bagi semesta alam”.11
Yang dimaksud dengan tanda (kekuasaan Allah) diatas, al-Thanthawi
menafsirkannya sebagai: 1) Tanda (dalil) bagi datangnya hari kiamat; 2) Tanda
bagi berakhirnya kenabian dari kalangan Bani Israil (dinasti Ibrahim dari silsilah
Ishak); 3) Tanda akan digantinya syariat Taurat; 4) Dan sebagai tanda (janji)
kedatangan Nabi Muhammad sebagai akhir para Nabi dan Rasul.12
Dengan demikian, Yesus dilahirkan tanpa bapak adalah sebagai tanda
kekuasaan Allah, terutama untuk Bani Israil, karena dikalangan mereka terdapat
sekte-sekte yang tidak percaya pada kebangkitan (kiamat) dan kedatangan
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul akhir zaman. Dalam hal ini, al-Qur’an menjelaskan sebagai berikut:
1. “Dan Isa (Yesus) tak lain hanyalah seorang hamba yang aku berikan nikmat
(kenabian) untuk keturunan Israil dan dia adalah sebagai tanda hari
kebangkitan”.13
2. “Dan memberi khabar gembira akan kedatangan Rasul yang akan datang
sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad)”.14 Dan ayat ini juga dapat
dijadikan sebagai tanda berakhirnya kenabian dikalangan Bani Israil dan
digantinya syariat Taurat (Perjanjian Lama) dan Injil (Perjanjian Baru) dengan
al-Qur’an (syariat Islam).
Selain itu, al-Qur’an memperjelas bahwa Isa anak Maryam itu hanyalah
seorang hamba Allah terkemuka di dunia dan akhirat. Ketika dalam buaian ia
dapat berbicara dan dia termasuk orang saleh.15 Dan diayat yang lain, Yesus
menjelaskan kepada Bani Israil “Sesungguhnya aku (Yesus) adalah utusan Allah
(Rasul) kepada mu”.16 Dengan demikian, al-Qur’an mempresentasikan dengan alhaq, bahwa Yesus yang dilahirkan tanpa bapak (ruh kudus) bukan anak Allah dan
proses keahirannya diumpamakan seperti Adam, “kelahiran Isa (anak Maryam)
bagi Allah seperti Adam”, yang diisyaratkan dengan “kun fayakun” (jadilah) maka
_____________
10
Rauf Syalabi. Distorsi Sejarah...,190
QS. al-Tahrim: 12; QS. Maryam: 27
12
Rauf Syalabi. Distorsi Sejarah...,180
13
QS. al- Zukhruf: 54-61
14
QS. al-Shaaf: 6
15
QS. al-Nisa: 45
16
QS. al-Shaaf: 6
11
164
M.Husein A. Wahab: Yesus dalam Perspektif al-Qur’an
Adam ada. Kepadanya diberikan mukjizat dan diperkuat dengan Ruhul Kudus.
Dan jumhur mufassirin manfsirkan Ruhul Kudus dengan “Malaikat Jibril”.17
Tugas Kerasulan Yesus
Yesus adalah rasul terakhir untuk Bani Israil, al-Thanthawi mempertegas
hal tersebut dengan sebuah kesimpulan bahwa Yesus adalah Rasul Tuhan, diutus
untuk Bani Israil dan Yesus adalah manusia.18 Dan tugas kerasulan tersebut
dijelaskan oleh al-Qur’an: “Allah mengajarkan kepada Yesus kitab (membaca),
hikmah, Taurat, Injil dan (sebagai) rasul bagi keturunan Israil”. 19
Berdasarkan pembekalan intelektual tersebut di dalam melaksanakan tugas
kerasulannya, Yesus diperkuat dengan gelar al-Masih, “Sesungguhnya Allah
merespon kamu dengan kalimat al-Masih Isa putra Maryam”.20 Pengertian alMasih (Kristus) yang berasal dari kata “masaha” diantara lain dimaknai dengan
“khalaqa” yang maksudnya Yesus diciptakan Allah dengan fisik yang bagus dan
sempurna dan berkelana di bumi (qatha’a: menempuh jarak dalam melaksanakan
tugas-tugas kerasulannya. Dan sebagai rasul yang bergelar al-Masih, Yesus
memberitahukan kepada umatnya “Aku telah datang kepada kamu dengan tanda
(keajaiban) dari Tuhanmu”,21 untuk membawa hikmah dan menerangkan sebagian
dari yang kamu perselisihkan, takutlah kepada Allah dan patuhilah aku”.22
Untuk memperkuat kerasulannya, Yesus diberikan mukjizat al-Misiah.
Sejak masih kecil, “dia dapat berbicara ketika masih dalam buaian”, “dan dapat
menyembuhkan orang sakit (orang buta dan penyakit sopak) serta mengetahui apa
yang mereka makan dan yang disimpan dirumahnya” 23
Berdasarkan argumentasi-argumentasi di atas, al-Qur’an mendeskripsikan
tugas-tugas pokok kerasulannya sebagai berikut, yaitu:
1. Sebagai Rasul untuk Bani Israil yang bergelar “Isa al-Masih”
2. Memperjelaskan apa yang diperselisihkan oleh Bani Israil tentang kehadiran
kitab-kitab sebelumnya, yaitu Taurat melalui Injil yang diwahyukan
kepadanya (revelasi).
3. Sebagai rasul terakhir bagi Bani Israil dan memberitahukan akan datangnya
seorang rasul terakhir yang bernama Ahmad (Muhammad).
Penyaliban
Mengenai penyaliban, al-Qur’an menjelaskan bahwa “Allah (menindak
mereka) dikarenakan perkataan mereka bahwa “mereka telah membunuh al-Masih
Isa anak Maryam, Rasul Allah itu. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tapi (mereka membunuh dan menyalib) orang yang
diserupakan untuk mereka”.24 “Dan yang dimaksud dengan orang yang
diserupakan disini oleh para ahli tafsir disebut dengan “Simon” (Hawariyun,
teman setia Yesus). Simon diserupakan dengan Isa, lalu mereka menangkap,
_____________
17
QS. Ali Imran: 59
Rauf Syalabi. Distorsi Sejarah...,184
19
QS. ali Imran: 49
20
QS. ali Imran: 49
21
QS. al-Nisa: 48
22
QS. al-Zukhruf: 63
23
QS. al-Nisa: 45-48
24
QS. al-Nisa: 157
18
Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 2, Juli 2012
165
mengikat dan menyeretnya ketiang salib. Sebelum disalib diludahi dan dipakaikan
mahkota dari duri di kepalanya”.25
Al-Qur’an juga menggambarkan bahwa permasalahan penyaliban itu sendiri
terdapat keraguan diantara mereka. Tentang keraguan itu dijelaskan “mereka
berselisih faham tentang (penyaliban), mereka tidak punya keyakinan sama sekali
kecuali mengikuti dugaan dan tidak yakin telah membunuh Isa, 26 di palang salib.
Isa pada dasarnya tidak disalib dan dibunuh, akan tetapi “Allah telah mengangkat
Isa kepadanya. Allah Maha Perkasa dan Bijaksana”.27 Dan al-Qur’an sama sekali
tidak menggambarkan tentang penyaliban, kematian dan kubur kosong sebagai
bukti Yesus telah disalib dan telah naik ke langit meninggalkan kubur kosong.
Dan menurut Karen Amstrong, bahwa tidak ada teori yang yang terperinci yang
dapat dipertanggung jawabkan tentang peristiwa (historis) penyaliban sebagai
pertobatan atas dosa asal. Teologi yang muncul pada abad ke empat ini sebagai
“fait accompli” terhadap teologi awal Nasraniyah. 28
Ketuhanan Yesus
Al-Qur’an juga mempresentasikan bahwa Yesus bukan Allah dan anak
Allah. Oleh karena itu, apa yang di dogmatikan bahwa Tuhan terdiri dari tiga
dimensi yaitu Allah Bapa, Ibu dan Anak (triteisme/trinitas), secara teologis
dipandang sangat berlebihan. Dalam hal ini, al-Qur’an mengingatkan mereka
dengan “Hai ahli kitab janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dalam
agamamu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu”.29 Dan tentang teologi
trinitas al-Qur’an mempresentasikan dengan jelas bahwa “Allah adalah Tuhan
yang satu (Esa) dan jangan berkata Tuhan itu tiga”. 30 Atas dasar itu, jelas bahwa
al-Qur’an menggagas ketunggalan Allah dan menolak smitik bahwa Tuhan ada
tiga.
Yesus sebagai Allah dan anak Allah, di presentasikan oleh al-Qur’an
sebagai berikut: 1) “Hai Isa anak Maryam, apakah engkau mengajak orang-orang
menjadikan engkau sebagai Tuhan”, Isa menjawab “Maha Suci Engkau ya Allah,
aku tidak pernah seperti yang demikian”;31 2) Al-Masih putra Maryam hanyalah
seorang rasul;32 3) Seorang rasul tidak akan menyuruh (umatnya) untuk
menyembah dirinya;33 4) Semua rasul mengajak umatnya untuk menyembah Allah
yang Maha Esa.34
Mengenai pendapat bahwa Allah mempunyai anak atau tidak, al-Qur’an
menjelaskan bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, 35 jika benar
Allah mempunyai anak maka akulah (Muhammad) mula-mula memuliakannya,36
_____________
25
Ibnu Kasir, Tafsir al-Azhim (Beirut: Dar al-Qalam, t. th)
QS. al-Nisa: 158
27
QS. al-Nisa: 158
28
Karen Amstrong, Sejarah Tuhan (Bandung: Mizan, 2003), 130
29
QS. ali Imran: 76
30
QS. al-Nisa: 171
31
QS. al-Maidah: 116
32
QS. al-Maidah: 72
33
QS. ali -Imran: 84
34
QS. al-Syu’ara: 13
35
QS. al -Ikhlas: 3-4
36
QS. al -Zukhruf: 81
26
166
M.Husein A. Wahab: Yesus dalam Perspektif al-Qur’an
dan tidak layak bagi Allah mempunyai anak.37 Dan terhadap orang dan golongan
yang mengatakan Tuhan itu tiga dan memiliki anak al-Qur’an menjelaskan bahwa
kafirlah orang-orang yang mengatakan Isa putra Maryan adalah Allah. Dan kafir
pula yang mengatakan bahwa Allah salah satu dari tiga Tuhan. 38 Serta
mendatangkan suatu perkara yang sangat mungkar, hampir langit pecah dan bumi
terbelah, karena mereka mendakwakan bahwa Allah yang Maha Pemurah
mempunyai anak.39
Oleh karena itu, Yesus (Isa) mengingatkan kaumnya Bani Israil bahwa
pokok ajaran yang dibawa sama dengan apa yang dibawa oleh para rasul lainnya.
Semua rasul mengajak kaumnya untuk menyembah Allah Yang Maha Esa dan
Tuhan Allah, selainnya.40 Dan siapa yang merasa enggan menyembah-Nya dan
menyombongkan diri, niscaya Allah akan mengumpulkan mereka semua
kepadaNya untuk disiksa didalam neraka jahanan”.41 “Benar-benar telah kafirlah
orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah al-Masih anak Maryam adalah
Allah, padahal al-Masih sendiri berkata: Hai keturunan Israil, sembahlah Allah
Tuhanku dan Tuhanmu, sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah,
Pastilah Allah mengharamkan surga atas orang itu. Dan benar-benar telah kafirlah
orang-orang yang mengatakan Allah salah satu dari tiga, padahal tidak ada tuhan
kecuali hanya satu Tuhan. Kalau mereka tidak berhenti dari menyembah dan
berkata seperti itu, pasti orang-orang kafir itu ditimpa azab yang menyakitkan”.42
Apa yang dikisahkan oleh al-Qur’an tersebut “adalah kisah yang benar”.43
karena apa (ajaran) yang dibawa oleh Yesus (Isa) pada hakikatnya tidak berbeda
dengan apa yang dipresentasikan oleh al-Qur’an (Islam).44 Taurat yang dikanonikan sebagai Perjanjian Lama dan Injil sebagai Perjanjian Baru, pada
dasarnya adalah al-Kitab yang diwahyukan Allah kepada Musa dan Isa (Yesus)
yang kedudukan revelasitasnya sama dengan Al-Qur’an yang diwahyukan kepada
Muhammad, dengan ini pohaknya “Tiada Tuhan Selain Allah”. Musa, Isa (Yesus)
dan Muhammad adalah Rasul Allah, yang diutus kepada umatnya masing-masing.
Dan kepadanya diberikan Kitab dan mereka membacanya secara benar.45
Kesimpulan
Dalam perspektif al-Qur’an, Yesus (Isa) adalah seorang hamba yang
dilahirkan oleh Maryam binti Imran melalui malaikat Jibril dengan “kalimatnya”
yang kelahirannya disamakan dengan Adam. Dan diutus sebagai Rasul terakhir
untuk Bani Israil untuk menyampaikan hikmah dan penjelas (bayan) tentang apa
yang mereka perselisihkan. Dan kerasulannya diperkuat dengan mukjizat yang
dapat berbicara sejak dalam buaian, dapat menyembuhkan orang sakit dan
menghidupkan orang mati.
_____________
37
QS. Maryam: 92
QS. al-Maidah: 72-73
39
QS. Maryam: 88-92
40
QS. al -Syuara: 13-19
41
QS. al-Maidah: 172
42
QS. al-Maidah: 72-73
43
QS. al-Maidah: 62
44
Muhammad Legen Housen, Satu Agama atau Banyak Agama (Jakarta: Lentera, 2002),
38
128
45
QS. al-Baqarah :121
Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 2, Juli 2012
167
Kerasulannya diperkuat dengan wahyu (reveled) yaitu kitab Inil,
pengakuan terhadap kitab sebelumnya yaitu Taurat dan memberitahukan tentang
kedatangan Rasul terakhir yaitu Ahmad (Muhammad). Dan ajaran pokok yang
dibawanya sama dengan ajaran pokok yang dibawa oleh semua Rasul yang lain.
Kedudukannya sebagai Rasul pada hakikatnya sama dengan Rasul yang lain. Dia
(Yesus/Isa) bukan Allah dan anak Allah. Dia menyerukan kaumnya Bani Israil
untuk menyembah Allah yang Maha Esa dan mematuhi ajaran yang dibawanya.
Tentang penyaliban al-Qur’an menjelaskan bahwa Yesus tidak disalib dan
tidak mati di tiang salib, sehingga dikubur kemudian meninggalkan kubur kosong
dan naik ke langit, tetapi, tetapi ia meninggal dan diangkat oleh Allah kesisiNya.
Atas dasar itu, Yesus tidak pantas didogmatisasikan sebagai Tuhan dan
memformalisasikan orang lain sebagai Rasul dan melahirkan dogma symbolicum
(Syahadah Rasul) yang memposisikan Tuhan itu tiga (trinitas) yaitu Tuhan, Bapa,
Anak dan Ibu (Roh Kudus).
Berangkat dari dogmatika tersebut, al-Qur’an mempertegas bahwaYesus
bukan Allah atau anak Allah, barang siapa yang menyatakan (syahadah) bahwa
Yesus (Al-Masih) adalah anak Allah dan Allah itu tiga, mereka dikategorikan
sebagai ‘kafir’ dan orang yang mengada-ada atau melampaui batas didalam
agama. Dan kembalilah ke jalan sebagaimana yang dikisahkan oleh al-Qur’an.
Dan apa yang dipresentasikan oleh al-Qur’an adalah kisah yang pasti benar.
168
M.Husein A. Wahab: Yesus dalam Perspektif al-Qur’an
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwijono. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973.
Ibnu Kasir. Tafsir al-Azhim. Beirut: Dar al-Qalam, t. th
Karen Amstrong. Sejarah Tuhan. Bandung: Mizan, 2003.
Muhammad Legenhousen. Satu Agama Atau Banyak Agama., Jakarta: Pen.
Kutera, 2002.
Rauf Syalabi. Distansi Sejarah dan Ajaran Yesus. Jakarta: Pustaka al-Kausar,
2001.
Tim Penyusun. Ensoklopedia Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve,
1984.
Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 2, Juli 2012
169
Download