Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Keuangan
2.1.1
Pengertian Manajemen Keuangan
Berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan, dan manajemen aset dengan
didasari benerapa tujuan umum. Jadi fungsi keputusan dalam manajemen keuangan
dapat di bagi menjadi tiga era utama: investasi, pendanaan, dan manajemen aset.
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan
yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana dengan biaya yang murah
serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien
(Sutrisno, 2012: 3)
2.1.2
Fungsi Manjemen Keuangan
Menjemena kuangan memegang peran penting dalam perusahaan. Dengan
adanya manjemen keuangan, maka perusahaan dapat memantau segala aktivitas
perusahaan yang berkaitan dengan uang, yang berarti sumber untuk membiayai
aktivitas
perusahaan
sehari-hari.
Fungsi
manejemen
keuangan
menurut
(Sutrisno,2012:5) sebagai berikut:
1. Keputusan investasi,yaitu masalah bagaimana keuangan harus mengegolah
dana dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan
keuntungan di masa yang akan dating.
2. Keputusan pendanaan, pada keputusan pendanaa ini manajemen keuangan
dituntun untuk mempertimbangkan dan mnganalisisi kombinasi dari sumbersumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhankebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.
3. Keputusan dividen, dividen ini merupakan bagian keuntungan yang
dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu,
9
10
dividen ini merupakan penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang
saham.
2.1.3
Tujuan Manejemen Keuangan
Kadang-kadang, memaksimumkan laba dirancang sebagai tujuan perusahaan,
akan tetapi hal itu tidak dapat mencapai sasaran memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham. Kemakmuran para pemegang saham di perehatikan dalam wujud
samakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan
keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen. Oleh karena itu, kemakmuran
pemegang saham dapat dijadikan sebagai dasar analisi dan tindakan rasional dalam
proses pembuatan keputusan. Yang lebih penting bukanlah laba, melainkan laba per
lembar saham. (Sutrisno, 2012: 4)
2.2
Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu
informasi yang menggambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai
gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. (Fahmi, 2011: 2)
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang
lengkap yang bisa meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas
atau arus dana) catatan (notes) dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan. (Munawir, 2010: 9)
Laporan keuangan adalah hasil akuntasi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antar data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tersebut.
(Hanafi, 2010: 32)
11
2.2.2
Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan terbagi kedalam beberapa
jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut
(Harianto, 2008: 3). Namun dalam penelitian ini penulis menggunakan laporan
keuangan neraca dan laba rugi:
1. Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang mengambarkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah memajukan
keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku
(Munawir, 2010: 25). Neraca mencakup total aktiva lancar, total aktiva tetap,
total kewajiban lancar, total hutang jangka panjang, dan total equitas
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi meruapakan suatu laporan yang sistematis mengenai
penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu (Munawir, 2010: 26). Laporan laba rugi mencakup penjualan,
biaya operasional, beban pinjaman, beban pajak dan pendapatan bersih.
2.2.3
Pengguna Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah memberikan informasi sebagai
business stakeholder, dimana suatu entitas atau perorangan yang mempunyai
kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan yang diukur dari informasi
laporan keuangan perusahaan yang dihasilkan. Pihak-pihak yang berkepentingan
dalam menggunakan laporan keuangan diklasifikasikan menjadi dua (Hanafi,2010:
36) :
1. Pihak Internal Perusahaan
Pihak internal perusahaan sangat membutuhkan informasi mengenai laporan
keuangan perusahaan karena akan memberikan informasi mengenai kinerja
keuangan
(Hanafi,2010:
36)
pihak-pihak
internal
berkepentingan dalam laporangan keuangan adalah:
perusahaan
yang
12
a. Manajer, dengan adanya laporan keuangan perusahaan (dalam neraca)
akan membantu pekerjaan manajemen malalui informasi mengenai
kondisi keuangan perusahaan (dalam laporan laba/rugi), bahkan
perubahan-perubahan posisi keuangan yan terjadi dalam sautu periode
waktu
tertentu,
sehingga
tujuan
pengelola
perusahaan
untuk
memaksimalkan nilai ekonimos perusahaan dapat tercapai
b. Karyawan , dimana informasi laporan keuangan perusahaan dapat
membantu melihat kinerja perusahaan tersebut. Maka karyawan
berkepentingan dengan laporan keuangan dari perusahaan tempat mereka
bekerja karena sumber penghasilan mereka bergantung pada perusahaan
yang bersangkutan.
2. Pihak Eksternal Perusahaan
Pihak eksternal perusahaan adalah pihak yang berada diluar pengelola
perusahaan, dimana pihak ini kerkaitan dengan informasi laporan keuangan
perusahaan. Adapun pihak eksternal yang terkait tersebut diatanya adalah (
Hanafi, 2010: 38) :
a.
Pemilik, pemilik memerlukan laporan keuangan dalam rangka penentuan
penanaman modalnya. Dengan adanya laporan keuangan, pemilik dapat
menilai apakah investasi berhasil atau tidak, memperoleh keuntungan
atau laba yang diharapkan. Dengan kata lain melalui laporan keuangan
pemilik dapat melihat prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
b.
Kreditur, dengan adanya laporan keuangan kreditur dapat melihat
kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjamannya, atau
sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pinjaman.
c.
Pemerintah, melalui laporan keuangan perusahaan pemerintah dapat
melihat kinerja perusahaan yang nantinya berpengaruh terhadap jumlah
pajak yang diterima pemerintah.
13
2.3
Analisis Rasio Keuangan
2.3.1
Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan
neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan
gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu
perusahaan tertentu. Adapaun pengengertian analisis rasio keuangan menurut Ross,
Westerfield, dan Jordan (2009:78) yang diterjemahkan oleh Yulianto Yuniasih dan
Christine yaitu :
“Hubungan yang dihitung dari informasi keuangan sebuah perusahaan dan
digunankan untuk tujuan perbandingan”
Sedangkan menurut Fahmi (2011:108) analisis rasio keuangan adalah
“Analisis rasio keuangan merupakan instrument analisi prestasi perusahaan yang
menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang dirujukan untuk
menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan
membantu mengambarkan trend pola perubahan tersebut untuk kemudian
menunjukan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkuta”.
Kemudia menurut Samsryn (2011:409) analisi rasio keuangan adalah “suatu
cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan menajdi lebih berarti.
Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting
mengenai kesehatan keuangan dari perusahaan”
2.3.2
Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Dengan manganalisis sebuah laporan keuangan akan didapat sebuah
gambaran mengenai keadaan suatu perusahaan. Adapaun manfaat dengan digunakan
analisis rasio keuangan menurut Fahmi (2011:109) yaitu:
1. Bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja keuangan dan prestasi
perusahaan.
2. Bermanfaat bagi pihak menajemen sebagai rujukan untuk membuat
perencanaan
14
3. Dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan
dari presepsi keuangan.
4. Bermanfaat bagi para kreditur yang digunakan untuk memprediksi potensi
resiko yang akan dihadapi dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran
bunga dan pengembalian pokok pinjaman
5. Dapat disajikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi
2.3.4
Jenis-jenis Rasio Keungan
Secara garis besar ada empat jenis rasio keuangan yang dapat menilai kinerja
keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio
profitabilitas. Kemepat rasio tersebut dijelaskan menurut Martono dan Agus
(2010:53) adalah
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio yang menunjukan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar
lainya dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya
yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek.
2. Rasio Leverege (Leverege Ratio)
Rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari
hutang.
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas dikenal juga sebagai rasio efisien, yaitu rasio yang mengukur
efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya.
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dari penggunaan modalnya.
15
2.4
Analisis Rasio Likuiditas
2.4.1
Pengentian Anlisisi Rasio Likuiditas
Suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan usaha
tentunya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial
yang segera dilunasi. Di mana dalam menjelankan usahaanya perusahaan harus dalam
keadaan likuid. Untuk mengetahui perusahaan tersebut likuid atau tidak dapat
dilakukan dengan menganalisis rasio likuiditas perusahaan. Berikut beberapaa
pendapat mengenai rasio likuiditas menurut para ahli. Menurut Martono dan Agus
(2010:55) bahwa rasio likuiditas adalah
“Merupakan indikator kemapuan perusahaan untuk membayar atau melunasi
kewajiban-kewajiban financial pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan
aktivitas lancar yang tersedia”
Selanjutnya rasio likuiditas menurut Fahmi (2011:121) menyatakan
“Rasio Likuiditas adalah kemampanan suatu perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya secara tepat waktu”
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar semua kewajiban
jangka pandeknya pada saat jatuh tempo.
2.4.2
Ukuran Rasio Likuiditas
Untuk mengukur rasio likuiditas dapat digunakan beberapa jenis rasio
diantaranya menurut Fahmi (2011:121) adalah sebagai berikut:
1. Current Ratio
2. Quick Ratio
3. Net Working Capital Ratio
4. Cash Flow Liquidity Ratio
Dalam penelitian ini penulis menggunakan satu rasio likuiditas untuk
mencerminkan rasio likuiditas perusahaan,yaitu Current Ratio
Di mana Current Ratio menurut Sutrisno (2012:216) adalah
16
“rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan
dengan hutang jangka pendek. Aktiva disini meliputi kas, piutang dagang, efek,
persedian dan aktiva lancar lainya. Sedangkan hutang jangak pendek meliputi hutang
dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainya yang segera harus
dibayar”.
Adapaun rumus Current Ratio adalah sebagai berikut :
2.5
Analsisi Rasio Leverage
2.5.1
Pengertian Analisis Rasio Leverage
Rasio leverage merupakan nama lain dari rasio solvabilitas. Rasio ini
menunjukan seberapa jauh perusahaan di biayai oleh pihak luar atau kreditur. Suatu
perusahaan dikatakan “solvable” jika perusahanan tersebut mempunyai aktiva yang
cukup membayar semua hutangnya. Sebaliknya jika jumlah aktiva tidak cukup atau
lebih kecil dari jumlah hutangnya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan
“insovabel” salah satu alat untuk menganalisa kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya yang mempengaruhi besarnya laba perusahaan
adalah rasio leverage. Di mana pengertian rasio leverage menurut Fahmi (2011:127)
“rasio yang mengukur seberapa besarnya perusahaan dibiayai oleh dengan hutang”
Kemudian menurut Martono dan Agus (2010:53) rasio leverage adalah “ Rasio yang
mengukur sebrapa banyak perusahaan menggunakan dan dari hutang”
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa rasio leverage
merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana
dari hutang. Semakin tinggi tingkat hutang yang dimiliki, maka beban bunga yang
ditanggung persuahaan semakin besar. Hal ini menyebabkan keuntungan yang
diperoleh semakin kecil.
17
2.5.2
Ukuran Rasio Leverage
Dalam rasio leverage terdiri dari beberapa jenis rasio diataranya menurut
Fahmi (2011:127) adalah:
1. Debt to Total Assets Ratio
2. Debt to Total Equity Ratio
3. Time Interest Earned
4. Cash Flow Coverage
5. Long-tern Debt to Total Capitalization
6. Fixed Change Coverage
7. Cash Flow Adequancy
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua rasio leverage yaitu Debt to Total
Assets Ratio dan Debt to Total Equity Ratio untuk mengetahui seberapa peran modal
yang berasal dari pinjaman. Di mana Debt to Total Assets Ratio menurut Sutrisno
(2012:217) adalah:
“Rasio hutang dengan total aktiva yang bisa disebut rasio hutang (debt ratio),
mengukur prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Yang dimaksud
dengan hgutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik
hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Kreditor lebih
menyukai debt ratio yang lebih renda sebab tingkat keamanan dana menjadi
semakin baik”
Adapaun rumus Debt to Total Assets Ratio adalah sebagai berikut :
Rasio Debt to Total Equity Ratio menurut Sutrisno (2012:218) adalah :
“merupakan imbangan hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding hutangnya.
Bagi perusahaan, sabaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar
beban tetapnya tidak terlalu tinggi”.
18
Adapaun rumus Debt to Total Equity Ratio adalah sebagai berikut :
2.6
Rasio Aktivitas
2.6.1
Pengertian Rasio Aktivitas
Dengan mengukur rasio aktivitas perusahaan bisa dilihat seberapa besar
aktivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Semakin efektif dalam
memanfaatkan sumber dana, semakin cepat pertumbuhan dana. Berikut pengertian
rasio aktivitas menurut para ahlis. Menurut Fahmi (2011:127) rasio aktivitas dalah
“Rasio yang mengambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan
sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, di mana
pengguna aktivitas ini dilakukan sangat maksimal dengan maksud
memperoleh hasil yang maksimal”.
Selanjutnya menurut Harmono (2011:234) rasio aktivitas adalah
“mengukur tingkat efektifitas perusahaan dalam mengoperasikan aktiva
mencakup perputaran piutang, perputaran persedian dan perputaran total
aktiva”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa rasio aktivitas adalah rasio
yang mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber
dananya.
2.6.2
Ukuran Rasio Aktivitas
Dalam rasio aktivitas terdiri dari beberapa jenis rasio diataranya menurut
Fahmi (2011:127) adalah:
1. Total Assets Turnover
2. Fixed Assets Turnover
3. InventoryTurnover
4. Long Tern Assets Turnover
19
5. Day Sales Outstanding
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua rasio aktivitas yaitu Total
Assets Turnover dan Fixed assets Turnover untuk mengetahui seberapa besar
perusahaan mampu menggunakan aset dengan seefesiennya. Di mana Total Assets
Turnover menurut Gitman (2006: 62) “bahwa mengedintifikasikan efisiensi yang
digunakan oleh perusahaan atas penggunan asetnya dalam menghasilkan penjualan”.
Sedangkan menurut Abdul Halim (2007:78) “Total Assets Turnover merupakan rasio
aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas
perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang berupa asset”.
Adapaun rumus Total Assets Turnover adalah sebagai berikut :
Rasio Fixed assets Turnover menurut Brigham dan Houston (2006:99)
“merupakan
suatu
rasio
yang
mengukur
seberapa
efektikah
perusahaan
mempergunakan pabrik atau peralatannya”
menurut Kasmir (2009:184) “Fixed assets Turnover merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dengan aktiva tetap
berputar dalam satu periode”
Adapaun rumus Fixed assets Turnover adalah sebagai berikut :
2.7
Pertumbuhan Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara
operasional merupakan perbedaan antara pendapatan dengan biaya yang telah di
keluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tersebut. Menurut Darsono dan
Purnawati (2008:121) menyatakan “laba ialah prestasi seluruh karyawan dalam suatu
20
perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk angka keuangan yaitu selisih positif antara
pendapatan dikurangi beban”
Menurut Gunawan dan Wahyuni (2013:64) “ukuran yang sering kali dipakai
untuk menentukan sukses atau tidaknya manajemen perusahaan adalah laba yang
diperoleh perusahaan”
Adapaun rumus perhitungan pertumbuhan laba adalah sebagai berikut:
2.7.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba
Menurut Hanafi dan halim sebagaimana dikutip Angkoso (2006:20)
menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Besarnya perusahaan
2. Umur perusahaan
3. Tingkat leverage
4. Tingkat penjualan
5. Perubahan laba masa lalu
2.8
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Ade
Gunawan
dan Sri Firi
wahyuni
(2013)
Tabel 2.1
Penelitian Terhadap Pertumbuhan Laba
Judul
Variabel
Metode/
Yang
Alat
digunakan
Analisis
PENGARUH
Total Assets Analisis
RASIO
Turnove,
Regresi
KEUANGAN
Fixed assets Linier
TERHADAP
Turnove,
Beganda
PERTUMBUHAN inventory
LABA PADA
Turnover,
PERUSAHAAN
Current
PERDAGANGAN Ratio, Debt
DI INDONESIA
to Total
Hasil
Total Assets
Turnove, Fixed
assets Turnove,
inventorymemiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan laba
Sedangkan
21
Equity
Ratio, Debt
to Total
Assets Ratio,
I Nyoman
Kusuma
Adnyana
(2012)
PENGARUH
RASIO-RASIO
KEUANGAN
TERHADAP
PERTUMBUHAN
LABA PADA
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
YANG
TERDAFTAR DI
BEI
Danny
PENGARUH
Oktanto
RASIO
dan
KEUANGAN
Muhammad TERHADAP
Nuryatno
PERUBAHAN
LABA PAPAD
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
YANG
TERDAFTAR DI
BURSA EFEK
INDONESIA
(BEI) TAHUN
2008-2011
Current
Ratio , Debt
to Equity
Ratio, Total
Assets
Turnover,
dan Profit
Margin
Analisis
Regresi
Linier
Beganda
Quick
Ratio, Debt
to Equity
Ratio, Debt
to Total
Asset, Total
Asset
Turnover
dan
Inventory
Turnover
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Current Ratio,
Debt to Total
Equity Ratio,
Debt to Total
Asset
Ratioberpengaruh
tidak tidak
signifikan
terhadap
pertumbuhan
laba, secara
simultan variabel
berpengaruh
terhadap
perumbuhan laba.
Current Ratio ,
Debt to Equity
Ratio, Total
Assets Turnover,
dan Profit Margin
Memiliki
perngaruh yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan laba
Debt to Equity
Ratio, Debt to
Total Asset dan
Inventory
Turnover memilik
pengaruh terhdap
perubahan laba.
variabel
independen yaitu
quick ratio, debt
to equity ratio,
debt to total asset
ratio, total asset
turnover dan
inventory
turnover
berpengaruh
secara signifikan
22
terhadap
perubahan laba
perusahaan.
2.9
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan teori yang dikembangkan di atas maka dapat disajikan
gambaran kerangka pemikiran untuk menggambarkan hubungan variabel independen
dalam hal ini adalah Total Assets Turnover Ratio, Fixed Assets Turnover Ratio, Debt
to Total Assets Ratio, Debt to Total Equity Ratio dan Current Ratioterhadap variabel
dependen yaitu Pertumbuhan Laba pada perusahaan.
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam
rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada
masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi
yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang
Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam
analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu
digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan dibidang
keuangan adalah analisis rasio keuangan. Rasio keuangan terbagi menjadi rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.
Total assests turnover mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
mengukur
tingkat
efisiensi
pemanfaatan
sumber
daya
perusahaan
dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Total assests turnover digunakan untuk mengukur
berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Semakin tinggi total
assets turnover, maka semakin tinggi pula pertumbuhan laba. Dan semakin rendah
total assets turnover maka semakin rendah. (Nurvigia :2010)
Total assets Turnover
mempunyai pengaruh yang positif terhadap
pertumbuhan laba. Semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang
di hasilkan akan semakin meningkat karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan
aktiva untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan.
Dengan dimikian semakin efekif perputaran assets perusahaan atau pengelolaan aset
23
mampu menghasilkan kinirja perusahaan yang tinggi sehingga dapat dapat
meningkatkan laba perusahaan. ( Gunawan dan Wahyuni :2013)
Rasio Fixed assetd Turnover ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.
Kalau perputarannya lambat atau rendah, kemungkinan terdapat kapasitas terlalu
besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat,
Rasio ini juga memberikan makna bahwa dari total aktiva yang dimiliki
perusahaan, aktiva tetap merupakan assets yang terpenting dalam meningkatkan
aktivitas perusahaan,sehingga efektivitas pengguna dan pemanfaat aktivitas tetap
mampu meningkatkan perolehan laba.( Gunawan dan Wahyuni :2013)
Menurut Kasmir (2011:152), dalam praktiknya penggunaan leverage oleh
perusahaan memiliki dua dampak yaitu penggunaan leverage dapat meningkatkan
laba perusahaan apabila bunga yang dibayarkan lebih kecil dari pengembalian yang
diperoleh dari penggunaan utang dan kondisi ini terjadi pada saat perekonomian
menurun. Penelitian ini juga menemukan bahwa debt to total asset berpengaruh
negatif signifikan terhadap perubahan laba perusahan. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil penggunaan dana hutang untuk membiayai aktiva yang digunakan perusahaan
dapat membantu proses produksi unutk meningkatkan penjualan perusahaan. Namun,
penggunaan dana hutang harus sesuai dengan kemampuan perusahaan dalam
menutupi seluruh beban bunga yang akan ditimbulkan (Oktanto dan Nuryanto :2014).
Debt to equity ratio (DER) menunjukkan untuk mengetahui perbandingan
jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan,
dimana debt to equity ratio semakin besar maka akan baik bagi pertumbuhan laba
sebaliknya semakin rendah debt to equity ratio maka semakin tinggi tingkat
pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi
peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva dan akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba (Nurvigia: 2010).
debt to equity ratio mengindikasikan bahwa total hutang yang tinggi dimana
banyaknya dana kreditor yang masuk sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan
atau meningkatkan laba. Dana tersebut dapat digunakan dalam membantu proses
24
produksi yang dapat meningkatkan penjualan atau pendapatan perusahaan (Oktanto
dan Nuryanto :2014).
Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya sehingga dapat memberikan
informasi yang baik kepada calon investornya. Informasi ini akan berpengaruh
terhadap meningkatnya minat investor dalam berinvestasi, yang mengakibatkan
meningkatnya laba sehingga pertumbuhan laba akan terkoreksi dengan nilai yang
meningkat ( Mahaputra:2012).
Current ratio menunjukkan perbandingan antara aktiva lancar dengan
kewajiban (hutang) lancar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio
berpengaruh negatif namun berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Pengaruh
negatif
menunjukkan
bahwa
adanya
kinerja
perusahaan
dalam
mengoptimalkan aktiva lancar untuk menjamin hutang lancarnya. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian (samsyudin dan Primayuta :2009).
Gambar 2.1
Analisis LaporaKeuangan
Neraca dan laporan laba rugi
Rasio Keuangan
Rasio Leverage
DAR & DER
Rasio Aktivitas
Total Assets
Turnover & Fixed
Assets Turnover
Pertumbuhan Laba
Rasio Likuiditas
Current Ratio
25
2.10
Hipoteisis Penelitian
H1 : Total Assets Turnover berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.
H2 : Fixed Assets Turnover berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.
H3 : Debt to Total Assets Ratio berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.
H4 : Debt to Total Equity Ratio berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba
H5 : Current Ratio berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.
H6 : Secara Simultan Total Assets Turnover, Fixed Asset Turnover, DAR,
DER dan Currrent Ratio berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Laba
Download