BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Audit laporan keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip yang berlaku. Audit laporan keuangan dilakukan untuk memberikan jaminan atas keandalan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu media komunikasi dan pertanggung-jawaban pihak internal perusahaan terhadap pihak eksternal perusahaan, khususnya bagi perusahaan go public. Laporan keuangan perusahaan mengandung informasi yang menjadi instrumen bagi para pemegang kepentingan dan pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Agar laporan keuangan tersebut bermanfaat bagi pengambilan keputusan, maka selain andal, ketepatan waktu (relevansi) juga menjadi salah satu hal yang sangat penting. Apabila terjadi penundaan dalam pelaporan laporan keuangan, maka dapat mempengaruhi pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan maupun prediksi. Laporan keuangan dikatakan bermanfaat ketika andal dan relevan, yakni tersedia saat dibutuhkan. Menurut Givoly dan Palmon (1982) dalam Lestari (2010), nilai dari ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan merupakan faktor yang penting dari kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Semakin lama laporan keuangan disampaikan, semakin berkurang kemanfaatannya. Penyampaian laporan keuangan juga berhubungan dengan reaksi investor (Chambers & Penman, 1984 dalam Lestari, 2010). Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan akan mengakibatkan reaksi positif dari investor yang mengakibatkan kenaikan harga 1 saham perusahaan. Sebaliknya, 2 keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan mendapatkan reaksi negatif dari investor yang berdampak pada penurunan harga saham perusahaan. Ketepatan waktu juga merupakan sinyal yang mengindikasikan adanya good news yang menguntungkan bagi para investor dan keterlambatan mengindikasikan adanya bad news atau hal yang ditutup-tutupi dan membuat relevansinya diragukan. Karena ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan begitu penting bagi perusahaan dan para pemakai laporan keuangan untuk membentuk opini, kepercayaan dan reaksi yang positif, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengatur tentang batas waktu penyampaian laporan keuangan. Tetapi pada kenyataannya, banyak emiten yang terdaftar di BEI tidak mampu tepat waktu dalam publikasi laporan keuangannya. Pada tahun 2009, sebanyak 22 emiten yang terdaftar di BEI terlambat mempublikasikan laporan keuangan (tahunan) tahun 2008 auditan (www.vivanews.com), pada tahun 2010, sebanyak 50 emiten yang terdaftar di BEI terlambat mempublikasikan laporan keuangan (tahunan) tahun 2009 auditan (www.indonesiafinancetoday.com), dan pada tahun 2011, sebanyak mempublikasikan laporan 40 emiten keuangan yang terdaftar (tahunan) di tahun BEI 2010 terlambat auditan (www.okezone.com). Dari data tersebut diketahui bahwa ketepatan waktu masih menjadi kendala bagi perusahaan go public di Indonesia. Ketepatan penyampaian laporan keuangan perusahaan go public ini dipengaruhi oleh lamanya waktu auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Laporan keuangan harus diaudit terlebih dahulu agar lebih andal dan dipercaya oleh para pemakai laporan keuangan termasuk para investor. Pekerjaan audit ini membutuhkan waktu yang menyebabkan adakalanya publikasi laporan keuangan tertunda. Lamanya waktu penyelesaian audit oleh 3 auditor dapat dilihat dari perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dan tanggal dikeluarkannya opini auditor. Dyer dan McHugh (1975) dalam Utami (2004), menyebutnya sebagai Auditor’s Report Lag, yaitu adalah rentang waktu antara tanggal berakhirnya tahun fiskal perusahaan dengan tanggal yang tercatat pada laporan opini auditor. Dalam perkembangannya, banyak peneliti yang memakai istilah lain tetapi masih menunjukkan arti yang sama seperti Ashton, Willingham, dan Elliot (1987) serta Carslaw dan Kaplan (1991), keduanya memakai istilah Audit Delay untuk menggambarkan rentang waktu dari tanggal berakhirnya tahun fiskal perusahaan sampai pada tanggal laporan audit ditandatangani. Sedangkan W. Robert Knechel dan Jeff L. Payne (2001) menggunakan istilah Audit Report Lag untuk menggambarkan Audit Delay. Penggunaan istilah Audit Report Lag dianggap penulis lebih dapat menggambarkan rentang waktu penyelesaian audit karena objeknya adalah tanggal yang tertera pada laporan audit yang telah ditandatangani, di mana berarti laporan audit tersebut sah dikeluarkan, walaupun ketiga istilah itu dapat digunakan. Rentang waktu di sini adalah jumlah hari yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan proses audit yang dihitung dari tanggal berakhirnya tahun fiskal perusahaan sampai pada tanggal audit tersebut selesai (pada saat ditanda-tanganinya laporan audit). Saat ini minat publik berinvestasi di perusahaan-perusahaan berkembang secara pesat. Menurut data, di Indonesia jumlah masyarakat yang berinvestasi terus meningkat dari tahun ke tahun. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat adanya penambahan jumlah investor yang mendaftar rekening efek agar dapat bertransaksi di BEI sebesar 200 ribu investor dalam kurun waktu tahun 2010 dan 2011 dan diperkirakan akan terus bertambah. Ini menandakan semakin besarnya 4 minat publik untuk menjadi investor di perusahaan yang go public. Ini berarti semakin banyak investor yang membutuhkan laporan keuangan. Relevansi (ketepatan waktu) dan reliabilitas (keandalan) sebagai dua karakteristik kualitas utama yang harus dipenuhi dalam laporan keuangan telah dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2. Laporan keuangan yang relevan namun tidak akurat atau sebaliknya dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak tepat bagi para penggunanya. Jadi, laporan keuangan harus tidak hanya tepat waktu, tetapi juga akurat. Semakin bertambahnya investor, permintaan akan laporan keuangan yang tepat waktu dan andal juga meningkat. Masalah terjadi ketika laporan keuangan yang dipublikasikan tidak tepat waktu dan tidak akurat. Dari segi ketepatan waktu, sebenarnya Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) sebagai otoritas pasar modal dan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai fasilitator sudah menetapkan peraturan yang ketat mengenai kualitas dan ketepatan waktu laporan keuangan beserta sanksi yang tegas melalui surat keputusan BAPEPAM-LK nomor Kep-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 dan peraturan BEI Kep-307/BEJ/07-2004. Waktu inilah yang menjadi masalah, kadang-kadang menjadi dilema bagi auditor. Di satu sisi, tekanan terhadap auditor datang dari investor dan berbagai pihak yang berkepentingan, di mana investor berpendapat bahwa seharusnya laporan keuangan dikeluarkan segera setelah berakhirnya tahun fiskal emiten, namun di sisi lain, sesuai Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pada standar ketiga tertulis bahwa audit harus dijalankan dengan penuh kecermatan dan ketelitian untuk mengevaluasi bukti yang memadai. Ini artinya auditor harus melaksanakan audit dengan kompetensi yang dimiliki dengan integritas dan secara profesional dan tentu saja ini membuat proses audit membutuhkan waktu yang tidak singkat. 5 Waktu penyelesaian audit setiap perusahaan di BEI oleh auditor berbedabeda, maka dari itu tentu saja ada faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan audit report lag yang berimplikasi pada perbedaan waktu penyampaian laporan keuangannya. Ini merupakan hal yang menarik dan penting untuk diteliti. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan dapat berdampak pada pengambilan keputusan yang salah, dengan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhinya, resiko tersebut dapat diperkecil dan pasar modal di Indonesia dapat lebih berkembang. Dengan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan audit report lag, diharapkan hal-hal yang membuat lamanya waktu penyelesaian audit perusahaan di Indonesia dapat diketahui, perusahaan–perusahaan yang go public dapat mengambil kebijakan-kebijakan dalam hal publikasi laporan keuangan mereka agar publikasi laporan keuangan benar-benar memberikan manfaat bagi para pemakai laporan keuangan termasuk para investor, sehingga kepercayaan investor semakin meningkat dan perusahaan mendapat reaksi yang positif. Seiring dengan semakin banyaknya jumlah investor di Indonesia dan berimplikasi terhadap meningkatnya permintaan laporan keuangan yang relevan dan andal, dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag, diharapkan auditor lebih efisien dan efektif dam merencanakan dan melaksanakan kegiatan audit terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia agar laporan keuangan yang andal yang diharapkan oleh investor dapat segera dipublikasikan dengan tetap menjunjung profesionalitas mereka. Sebenarnya beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag telah dilakukan. Ada yang hasilnya sejalan dan ada yang tidak seperti penelitian Carslaw dan Kaplan (1991) di New Zealand di mana faktor ukuran perusahaan mempengaruhi audit report lag, namun pada penelitian Ahmad dan Kamarudin (2001) di Malaysia ukuran perusahaan tidak menjadi faktor yang mempengaruhi 6 audit report lag dan penelitian lainnya yang dilakukan dengan berbagai macam variabel dan objek penelitian yang berbeda-beda yang membawa kepada hasil yang berbeda. Dari berbagai macam variabel tersebut, peneliti tertarik untuk menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, distribusi kepemilikan, lamanya perusahaan menjadi klien KAP, reputasi KAP, dan opini auditor. Objek yang diteliti adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010. Tahun 2008-2010 dipilih karena merupakan tahun terbaru yang tersedia data-datanya untuk diteliti, di mana data untuk tahun 2011 belum tersedia saat penelitian ini mulai berlangsung. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor utama pendorong naiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di mana harga saham sektor pertambangan adalah yang paling tinggi dibandingkan harga saham kesembilan sektor lainnya. Ini membuat sektor pertambangan menjadi perhatian tidak terkecuali dalam pelaporan keuangannya. Tabel 1.1 Harga Saham Setiap Sektor per 30 Desember 2011 No. Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pertanian Pertambangan Industri Dasar dan Kimia Aneka Industri Industri Barang Konsumsi Properti & Real Estate Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Keuangan Perdagangan, Jasa, dan Investasi Manufaktur Sumber : www.duniainvestasi.com/bei/statistics Harga Saham per 30 Desember 2011 Rp. 2,171.73 2,514.86 401.33 1,314.03 1,304.28 229.26 701.50 491.64 576.32 985.36 7 Selain itu, minat investor untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan pertambangan sangatlah tinggi. Dalam Fact Book IDX 2009, 2010, dan 2011, Bursa Efek Indonesia mencatat banyak perusahaan pertambangan secara konsisten masuk ke dalam 50 perusahaan yang sahamnya paling aktif diperdagangkan baik dari segi volume, nilai, dan frekuensinya (50 most active stocks by trading volume, 50 most active stocks by trading value, 50 most active stock by trading frequency) di tahun 2008, 2009, dan 2010 (lampiran 1). Ini berarti informasi keuangan perusahaan pertambangan yang tepat waktu dan akurat menjadi semakin penting dan kebutuhan investor terhadap informasi tersebut menjadi semakin meningkat. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengambil perusahaan pertambangan sebagai objek penelitian. Tabel 1.2 Jumlah Perusahaan Pertambangan yang Masuk 50 Saham Teraktif yang Diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dari Segi Volume, Nilai, dan Frekuensi tahun 2008, 2009, dan 2010 Tahun 2008 2009 2010 Jumlah Perusahaan Pertambangan yang Masuk 50 Most Active Stocks By Trading Volume By Trading Value By Trading Frequency 9 9 10 9 11 11 10 12 12 Sumber : Fact Book IDX 2009, 2010, dan 2011 Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik meneliti mengenai audit report lag dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. 8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berapa rata-rata audit report lag pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008–2010? 2. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, distribusi kepemilikan, lamanya perusahaan menjadi klien KAP, reputasi KAP, dan opini auditor baik secara parsial maupun simultan mempengaruhi audit report lag pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui rata-rata audit report lag pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20082010? 2. Untuk menguji, memperoleh bukti empiris, mengetahui, dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, distribusi kepemilikan, lamanya perusahaan menjadi klien KAP, reputasi KAP, dan opini auditor baik secara parsial maupun simultan terhadap audit report lag pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010. 9 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Dapat dijadikan sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang akuntansi khususnya yang berkenaan dengan audit report lag dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta menjadi sumber informasi dan referensi untuk pengembangan atau penelitian di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis (a) Bagi Perusahaan Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan hal-hal yang berkenaan dengan audit laporan keuangannya agar laporan keuangannya tetap relevan dan dapat diandalkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. (b) Bagi auditor dan praktisi Membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag agar auditor dan praktisi dapat mengambil keputusan terbaik dalam hal perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit secara optimal yang berimbas pada ketepatan waktu penyelesaian audit yang berkualitas. 10 (c) Bagi penulis Dapat menjadi sarana bagi penulis untuk memperoleh informasi serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan audit report lag. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini dapat dijabarkan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori yang menguraikan tentang teori-teori yang relevan dengan penelitian dan menjadi acuan analisis dalam penelitian ini. Bab ini juga mencakup penelitianpenelitian terdahulu, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai pendekatan penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, hasil analisis data dengan teknik-teknik yang telah ditentukan serta pembahasannya. 11 BAB V PENUTUP Bab ini mencakup kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut.