Uploaded by ismaelkevin2412

BAB IV

advertisement
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri atas beberapa sub bab, yaitu gambaran umum obyek penelitian,
analisis deskriptif, hasil penelitian, dan pembahasan. Yang pertama adalah gambaran
umum obyek penelitian berisi penjelasan mengenai karakteristik obyek penelitian. Yang
kedua adalah analisis deskriptif, merupakan uraian singkat berkenaan dengan beberapa
variabel yang dipakai dalam penelitian, khususnya pendekatan statistik deskriptif serta
penjelasan dan interprestasinya sangat dianjurkan.
Selanjutnya, ada hasil penelitian yang menyajikan proses analisis data statistik
inferensial untuk dapat menarik kesimpulan bagi pengujian berbagai hipotesis yang
diajukan. Yang terakhir adalah pembahasan, merupakan rangkuman hasil analisis yang
disajikan secara ringkas padat serta penjelasan mengenai hasil penelitian terutama
terkait temuan-temuan penelitian (findings).
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan dalam industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama 3 tahun berturut-turut yaitu periode 2015-2017. Teknik pengambilan sampel
yang dilakukan adalah metode purposive judgement sampling. Perusahaan yang
dijadikan sampel adalah perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel yang
dilakukan pada bab III. Dari hasil pengambilan sampel didapatkan sampel sebanyak 85
perusahaan per tahun dengan total sebanyak 255 sampel penelitian untuk 3 tahun
penelitian. Daftar perusahaan yang terpilih menjadi sampel dapat dilihat di lampiran 1.
B. Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini dilakukan uji statistik deskriptif yang berisikan tentang nilai
terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), dan nilai rata-rata (mean) atas
variabel-variabel yang digunakan terhadap seluruh perusahaan manufaktur dengan
jumlah 237 perusahaan selama periode 2015-2017. Gambaran hasil analisis deskriptif
terhadap variabel profitabilitas, leverage, opini audit, kompleksitas operasi
perusahaan, dan komite audit dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif
Minimum Maximum
Mean
Audit Report Lag
22
149
77.51
Profitabilitas
-.16113
.38163 .0493858
Leverage
.07074
1.24857 .4322446
Komite Audit
2
4
3.02
Sumber : Hasil Output SPSS 20.0.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
a. Hasil analisis deskriptif terhadap audit report lag dapat dilihat bahwa rata-rata
penyelesaian
proses
pengauditan
laporan
keuangan
pada
perusahaan
manufaktur adalah 77.51 (78 hari), dimana proses pengauditan yang paling
cepat dapat diselesaikan dalam waktu 22 hari yaitu pada PT Semen Baturaja
Persero Tbk dan paling lama diselesaikan dalam waktu 149 hari yaitu pada PT
Tri Bayan Tirta Tbk.
b. Hasil analisis deskriptif terhadap profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan
dengan rasio return on asset yang mengacu seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aktiva perusahaan. Dalam
tabel di atas dapat diketahui perusahaan yang memiliki nilai profitabilitas
minimum -0.16113 yaitu PT Siearad Produce Tbk yang berarti mengalami
kerugian sebesar 16% dari nilai total aset yang dimiliki. Perusahaan yang
memiliki nilai profitabilitas maksimum 0.38163 yaitu PT Unilever Indonesia
Tbk dengan tingkat pengembalian 38%. Nilai rata-rata menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan berdasarkan nilai
aset adalah sebesar 0.0493858 yang artinya rata-rata perusahaan yang menjadi
sampel efektif dalam menghasilkan keuntungan dari kepemilikan asetnya.
c. Hasil analisis deskriptif terhadap leverage dalam penelitian ini diproksikan
dengan rasio debt to total asset. Dalam tabel di atas dapat diketahui bahwa
perusahaan dengan nilai leverage minimum 0.07074 yaitu PT Industri Jamu
dan Farmasi Sido Muncul Tbk dengan tingkat leverage terendah sebesar 7.1%
dari total aset yang menunjukkan bahwa total aset perusahaan tersebut dibiayai
oleh utang sebesar 7.1% dan sisanya berasal dari modal. Nilai maksimum
1.24857 yang dimiliki oleh PT Bentoel International Investama Tbk
mengindikasikan perusahaan memiliki hutang 124% atau 1.24 kali besarnya
dari modal. Niai rata-rata sebesar 0.4322446 yang menunjukkan rata-rata
sumber keuangan perusahaan yang menjadi sampel sebesar 43.22% berasal
dari hutang.
d. Hasil analisis deskriptif terhadap komite audit dalam penelitian ini
menggunakan jumlah anggota komite audit suatu perusahaan. Dalam tabel di
atas dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki jumlah anggota komite
audit minimum yang terdiri dua anggota yaitu PT MartinaBerto Tbk, PT
Mustika Ratu Tbk, PT Pelangi Indah Canindo Tbk dan PT Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk dan perusahaan yang memiliki jumlah anggota komite
audit maksimal yang terdiri dari 4 anggota yaitu PT Asahimas Flat Glass Tbk,
PT Arwana Citra Mulia Tbk, PT Astra International Tbk, PT Pyridam Farma
Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, PT Mandom Indonesia Tbk, dan PT Kimia
Farma Tbk.
Variabel opini audit dan ukuran KAP yang menggunakan data dummy
dilakukan uji statistik deskriptif terpisah yaitu dengan descriptive frequency.
Tabel 4.2
Hasil Frekuensi Opini Audit
Frequency Percent
Selain Wajar Tanpa Pengecualian
103
40.4
Wajar Tanpa Pengecualian
Total
Sumber : Hasil Output SPSS 20.0.
152
59.6
255
100.0
Hasil analisis deskriptif terhadap opini audit dalam tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa dari 255 sampel, sebanyak 152 laporan keuangan perusahaan
(59.6%) mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (dummy = 1) dan 103
laporan keuangan perusahaan (40.4%) sisanya mendapatkan opini selain wajar
tanpa pengecualian (dummy = 0).
Tabel 4.3
Hasil Frekuensi Kompleksitas Operasi Perusahaan
Frequency Percent
Tidak mempunyai anak perusahaan
68
26.7
Mempunyai anak perusahaan
187
73.3
Total
Sumber : Hasil Output SPSS 20.0.
255
100.0
Hasil analisis deskriptif terhadap kompleksitas operasi perusahaan dalam
tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 255 sampel, sebanyak 187 perusahaan
(73.3%) mempunyai anak perusahan (dummy = 1) dan 68 perusahaan (26.7%)
sisanya tidak mempunyai anak perusahaan (dummy = 0).
C. Hasil Penelitian
1. Uji Hasil Kesamaan Koefisien (Pooling)
Uji kesamaan koefisien dilakukan untuk mengetahui apakah dalam proses
penelitian dapat dilakukan penggabungan data (cross sectional dan time series).
Dalam pengujian ini menggunakan 2 dummy (D1 dan D2) karena pengujian
menggunakan data penelitian 3 tahun (2015-2017). Uji kesamaan koefisien
(pooling) menggunakan aplikasi SPSS 20.0. Hasil pengujian kesamaan koefisien
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Kesamaan Koefisien (Pooling)
Model
Sig.
D1
.909
D2
.920
ROA_D1
.830
LEV_D1
.111
OP_D1
.980
KOMP_D1
.900
KOMAU_D1
.963
ROA_D2
.693
LEV_D2
.101
OP_D2
.525
KOMP_D2
.986
KOMAU_D2
.747
Sumber: Hasil Output SPSS 20.0.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa D1, D2, ROA_D1, LEV_D1,
OP_D1, KOMP_D1, KOMAU_D1, ROA_D2, LEV_D2, OP_D2, KOMP_D2, dan
KOMAU_D2 memiliki nilai signifikansi masing-masing sebesar 0.909, 0.920,
0.830, 0.111, 0.980, 0.900, 0.963, 0.693, 0.101, 0.525, 0.986, dan 0.747 dimana
semua variabel memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah lulus uji pooling yang berarti
penggabungan data atau pooling dapat dilakukan.
2. Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali (2016:103) terdapat empat pengujian dalam uji asumsi
klasik yaitu uji normalitas, uji multikolineritas, uji heretokedastisitas, dan uji
autokorelasi. Pengujian ini menggunakan SPSS 20.0. Berikut adalah pembahasan
hasil uji asumsi klasik :
Jenis Pengujian
Normalitas
Multikolineritas
Tabel 4.5
Ikhtisar Hasil Uji Asumsi Klasik
Variabel
Kriteria
Hasil
ROA LEV OP KOMP KOMAU
Asymp. Sig.
Tidak
(2-tailed) >
0.000
Lolos
0,05
VIF < 10
1.209 1.190 1.070 1.020
1.031
Lolos
Tolerance >
0.827 0.840 0.935 0.981
0.970
0,10
Sig. (2Heterokedastisitas tailed) >
0.801 0.525 0.666 0.115
0,05
Sig. dari
Autokorelasi
RES_2 >
0.055
0.05
Sumber: Hasil Output SPSS 20.0.
0.311
Lolos
Lolos
a. Uji Normalitas
Dari tabel 4.5 dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) hasil uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,000 < 0,05 (α) yang berarti tolak Ho. Dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi ini nilai residual berdistribusi tidak normal.
Menurut toeri central limit (Bowerman, Richard, dan Murphree, 2014:286), apabila
ukuran sampel (n) yang digunakan lebih dari 30 (n > 30), data dapat dikatakan
normal. Dikarenakan data dalam penelitian ini berjumlah 255 maka dapat
diasumsikan data yang diuji bersifat normal.
b. Uji Multikolineritas
Hasil perhitungan pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai tolerance terdiri
dari 0.827, 0.840, 0.935, 0.981, dan 0.970 yang menyatakan nilai tolerance > 0.10
dan VIF terdiri dari 1.209, 1.190, 1.070, 1.020, dan 1.031 yang artinya
menyatakan ada nilai VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas,
leverage, opini audit, kompleksitas operasi perusahaan, dan komite audit tidak
terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser. Berdasarkan hasil dari
tabel 4.5 diketahui bahwa nilai Sig. masing-masing variabel independen yaitu
0.801, 0.525, 0.666, 0.115, dan 0.311. Semua variabel independen memiliki nilai
Sig. > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menggunakan metode Breusch-Godfrey Serial Correlation
LM Test dengan bantuan SPSS 20.0. Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa
nilai variabel RES_2 memiliki nilai signifikan 0.055 > 0.05 yang berarti tidak
terjadi autokorelasi.
Tabel 4.6
Ikhtisar Hasil Uji Kesamaan Determinasi, Uji F, dan Uji t
Jenis
Pengujian
Kriteria
Variabel
Hasil SPSS Koefisien
Uji F
Sig. < 0,05
ROA,
LEV, OP,
KOMP,
KOMAU
Sig. 0,000
Uji t
Sig. < 0,05
ROA
0.005
Hasil
Secara bersamaan
variabel independen
berpengaruh
-33.512
Berpengaruh negatif
Uji R2
LEV
0.686
1.872
Tidak berpengaruh
OP
KOMP
KOMAU
0.369
0.498
0.001
-1.663
1.358
-9.433
ROA,
Nilai R Square LEV, OP,
KAP
0.107
Tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Berpengaruh negatif
Sebesar 10.7% ARL
dijelaskan oleh
variabel-variabel
independen
Sumber: Hasil Output SPSS 20.0.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Dari tabel 4.6 diketahui bahwa nilai R Square adalah 0,107 hal ini berarti
10,7% variabel audit report lag dapat dijelaskan oleh variasi dari lima variabel
yaitu profitabilitas, leverage, opini audit, kompleksitas operasi perusahaan, dan
komite audit. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 89.3% dijelaskan oleh hal-hal lain
diluar model.
4. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai sig. sebesar 0.000. Dengan ini
dapat disimpulkan hasil Sig. < 0.05 yang berarti tolak Ho, maka model fit dan
layak digunakan dalam penelitian ataupun dapat disimpulkan bahwa profitabilitas,
leverage, opini audit, kompleksitas operasi perusahaan, dan komite audit secara
bersama-sama berpengaruh terhadap audit report lag selaku variabel dependen
dan dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependennya.
5. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa :
a. Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA memiliki nilai B sebesar -13.849 dan
nilai signifikansi sebesar (0.005/2) = 0.0025 <  (0.05) maka tolak Ho dan terima
Ha yang berarti profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
b. Leverage yang diproksikan dengan DAR memiliki nilai B sebesar 6.520 dan nilai
signifikansi sebesar (0.686/2) = 0.343 >  (0.05) maka terima Ho dan tolak Ha
yang berarti leverage tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
c. Opini audit dengan menggunakan dummy memiliki nilai B sebesar -4.811 dan nilai
signifikansi sebesar (0.369/2) = 0.1845 >  (0.05) maka terima Ho dan tolak Ha
yang berarti opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
d. Kompleksitas operasi perusahaan dengan menggunakan dummy memiliki nilai B
sebesar 3.324 dan nilai signifikansi sebesar (0.498/2) = 0.249 >  (0.05) maka
terima Ho dan tolak Ha yang berarti kompleksitas operasi perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit report lag.
e. Komite audit dihitung menggunakan jumlah anggota komite audit suatu perusahaan
memiliki nilai B sebesar -2.420 dan nilai signifikansi sebesar (0.001/2) = 0.0005 <
 (0.05) maka tolak Ho dan terima Ha yang berarti komite audit berpengaruh
negatif terhadap audit report lag.
6. Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 4.7
Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Model
B
(Constant)
106.836
Profitabilitas
-33.512
Leverage
1.872
Opini Audit
-1.663
Kompleksitas Operasi Perusahaan
1.358
Komite Audit
-9.433
Sumber: Hasil Output SPSS 20.0.
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan analisis regresi berganda
yang telah dilakukan. Maka dapat dibentuk persamaan regresi yaitu
ARL = 106.836 – 33.512ROA + 1.872LEV – 1.663OP + 1.358KOMP – 9.433KOMAU
D. Pembahasan
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Report Lag
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap audit report lag. Semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan
maka semakin cepat proses audit dilakukan sehingga hipotesis yang menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag diterima.
Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung akan
mempercepat penyelesaian penyusunan laporan keuangan sehingga proses audit
juga dapat dilakukan dengan cepat sebab hal tersebut merupakan good news bagi
perusahaan yang akan mempertinggi nilai perusahaan di mata pihak-pihak yang
berkepentingan. Oleh karena itu, perusahaan memiliki insentif yang besar untuk
menerbitkan laporan keuangan lebih cepat untuk memberi sinyal positif kepada
para pengguna laporan keuangan khususnya investor (Pourali et al., 2013).
Perusahaan yang mengalami laba akan membuat investor dan calon investor
tertarik untuk membeli saham sehingga akan menyebabkan kenaikan harga
saham. Sebaliknya, perusahaan yang mengalami kerugian akan memperlambat
proses mulainya pengauditan karena perusahaan perlu meninjau kembali apakah
ada kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaannya. Dengan
demikian penerbitan laporan audit keuangannya akan semakin lambat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh yang
menyatakan bahwa profitabilitas terbukti berpengaruh negatif terhadap audit
report lag.
2. Pengaruh Leverage terhadap Audit Report Lag
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa leverage berpengaruh
positif terhadap audit report lag ditolak. Hal tersebut karena standar umum
menyatakan bahwa audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti
pelatihan dan memiliki keahlian teknis yang memadai atau auditor harus memiliki
pendidikan formal, pendidikan profesional, maupun pengalaman, kemudian
auditor harus memiliki sikap mental yang independen serta kemahiran
profesional. Jadi ketika perusahaan memiliki tingkat utang yang tinggi maupun
rendah atau ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, auditor telah
memiliki keahlian untuk mengaudit akun hutang, serta tidak dipengaruhi oleh
kepentingan perusahaan untuk menutupi kondisi tersebut dan dilakukan dengan
cermat dan seksama, menekan tanggung jawab auditor untuk bekerja sebaikbaiknya untuk melakukan penyelesaian laporan audit dengan cepat.
Selain itu, dalam standar pekerjaan auditor yang telah diatur dalam SPAP
menyatakan bahwa pelaksanaan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki
total utang besar yang banyak atau perusahaan dengan utang yang kecil tidak akan
mempengaruhi proses penyelesaian audit laporan keuangan, karena auditor yang
ditunjuk pasti telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan untuk
menyelesaikan proses pangauditan utang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
menyatakan bahwa leverage tidak terbukti berpengaruh terhadap audit report lag.
3. Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Report Lag
Berdasarkan hasil pengujian, opini audit berpengaruh negatif terhadap audit
report lag ditolak. Hal tersebut terjadi karena Hal tersebut terjadi karena auditor
melakukan pekerjaannya secara profesional sehingga apapun pendapat yang
dikeluarkan oleh auditor tidak akan mempengaruhi lamanya waktu audit laporan
keuangan. Auditor dengan kliennya membentuk kesepakatan mengenai kebijakan
untuk waktu penyelesaian laporan auditan.
Setiap auditor sudah memiliki deadline waktu untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Seorang auditor akan menggunakan waktu seefisien mungkin serta
mengumpulkan bukti audit sesuai dengan periode audit. Keengganan auditor
untuk tidak memberikan opini terjadi apabila belum terbentuknya profesionalisme
dengan baik. Selain itu, auditor dalam menentukan opini kewajaran laporan
keuangan dan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian juga memerlukan
waktu yang lama karena harus mengumpulkan bukti-bukti yang lengkap dan
akurat. Lamanya proses audit yang dilakukan oleh auditor belum tentu menjamin
dikeluarkannya opini selain wajar tanpa pengecualian, jadi apapun pendapat yang
dikeluarkan auditor tidak mempengaruhi audit report lag.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh yang
menyatakan bahwa variabel opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report
lag.
4. Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Report Lag
Berdasarkan hasil pengujian, kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh
positif terhadap audit report lag ditolak. Hal tersebut tidak terbukti bahwa
kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag.
Pada umumnya, perusahaan yang memiliki anak perusahaan yaitu
perusahaan yang berukuran besar dan memiliki sistem pengendalian internal yang
baik sehingga tidak mempengaruhi panjang pendeknya periode audit. Tingkat
profesionalisme seorang auditor yang memiliki komitmen yang tinggi dapat
menyelesaikan pekerjaan audit mereka sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Salah satu caranya dengan kerja sampai jam di luar jam kerja.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh yang
menyatakan bahwa kompleksitas operasi perusahaan tidak terbukti berpengaruh
terhadap audit report lag.
5. Pengaruh Komite Audit terhadap Audit Report Lag
Berdasarkan hasil pengujian, komite audit berpengaruh negatif terhadap
audit report lag diterima. Hal tersebut terbukti bahwa komite audit berpengaruh
negatif terhadap audit report lag. Hal ini dikarenakan komite audit mempunyai
peranan penting untuk melakukan pemantauan terhadap pengendalian internal dan
memahami bermacam permasalahan keuangan yang ada pada suatu perusahaan.
Selain itu, pada prinsipnya tugas pokok dari komite audit adalah membantu
dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan.
Hal tersebut terutama berkaitan dengan review apakah laporan keuangan disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur
pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit
sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan mentindaklanjuti temuan hasil audit
yang dilaksanakan oleh manajemen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
menyatakan bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
Download