PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN RAWAT JALAN BERBASIS DESKTOP (Studi Kasus pada Puskesmas Brati Kab. Grobogan) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN RAWAT JALAN BERBASIS DESKTOP (Studi Kasus pada Puskesmas Brati Kab. Grobogan) Eky Bangun Mukti1, Migunani2, Rissal Effendi3 1, 3 Program Studi Teknik Informatika STMIK ProVisi Semarang Program Studi Sistem Informasi STMIK ProVisi Semarang 1 [email protected], [email protected], [email protected] 2 Abstract Outpatient is a patient care for observation, diagnosis, treatment, rehabilitation, medical and other health services without having to stay in the hospital. Health Center is one of the health centers, especially in ambulatory care. Outpatient services quickly and effectively is essential in order to give satisfaction to the community health centers. Ambulatory care information system-based desktop can help the processing of data and reports required in ambulatory care at the clinic. Information system design desktop-based outpatient services using the method of system development, namely the System Development Life Cycle (SDLC). At the clinic Brati Grobogan is one of the health centers are still using manual methods in the process of outpatient services. Outpatient services using manual methods considered not helpful in terms of reporting and data storage outpatient. The expected result of this research is to produce systems that outpatient services quickly and accurately as well as facilitate in making statements about outpatient and avoid the risk of data loss associated with ambulatory care clinic. Keywords : Information System, Outpatient, Desktop, health center, System Development Life Cycle (SDLC) 1. Pendahuluan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan instansi milik pemerintah di tingkat kecamatan yang mengurusi masalah kondisi kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Brati merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan di daerah kecamatan Brati yang memberikan pelayanan kesehatan bagi 9 (sembilan) kelurahan wilayah kerjanya yaitu Kelurahan Menduran, Kelurahan Jangkungharjo, Kelurahan Lemah Putih, Kelurahan Temon, Kelurahan Tirem, Kelurahan Karangsari, Kelurahan Kronggen, Kelurahan Katekan, dan Kelurahan Tegal Sumur. Sistem pelayanan kesehatan rawat jalan pada puskesmas Brati masih bersifat manual dimana proses input data pasien dan media penyimpanan data-data puskesmas masih dicatat menggunakan buku catatan pemeriksaan, antara lain dalam proses pendaftaran pasien, pencatatan rekam medis dan pencatatan data obat yang digunakan pasien. Dengan proses yang masih manual tersebut menyebabkan terjadinya antrian pasien yang cukup panjang dan membutuhkan waktu yang relatif lama pada saat berobat. Data pasien yang berulang tiap harinya mengakibatkan buku yang digunakan untuk menyimpan data pasien terlalu banyak sehingga kinerja petugas kurang efektif dan efisien yang menyebabkan terhambatnya pembuatan laporan yang dibutuhkan oleh puskesmas. Data riwayat berobat pasien yang ada selama ini masih berupa catatan yang tertulis pada kertas mengakibatkan resiko kehilangan data sangat besar sehingga menyebabkan keterlambatan dalam pengambilan keputusan oleh pihak dokter puskesmas dalam proses pengobatan lanjutan atau rujukan bagi pasien tersebut. Pelayanan rawat jalan yang dilakukan pada puskesmas Brati masih terbatas pada fasilitas yang tersedia pada puskesmas sehingga jika ada pasien yang tidak dapat ditangani di puskesmas maka akan dirujuk pada rumah sakit dengan menggunakan surat rujukan. Sistem informasi yang mendukung peningkatan efisiensi kerja, waktu dan sumber daya manusia dalam pelayanan kesehatan rawat jalan di puskesmas perlu dibangun untuk memperoleh kemudahan dan kelancaran dalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal serta mempercepat proses pelayanan kesehatan rawat jalan pada Puskesmas Brati. Sistem aplikasi yang dirancang berbasis desktop agar lebih mudah dalam perawatan database karena SDM yang ada pada puskesmas masih terbatas. Sistem aplikasi yang dirancang diharapkan dapat mendukung tujuan utama Puskesmas yaitu memberikan hak kepada setiap orang untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang ada yaitu bagaimana merancang 57 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2013 sebuah sistem informasi pelayanan rawat jalan pada Puskesmas Brati yang diharapkan dapat membantu proses pelayanan rawat jalan serta menyediakan keamanan serta data puskesmas yang lebih akurat. 2. Landasan Teori 2.9. Sistem Informasi Sistem Informasi adalah kumpulan atau susunan yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak serta tenaga pelaksananya yang bekerja dalam sebuah proses berurutan dan secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk (Dengen, 2009:48). Menurut Laudon (2004 : 8), an information system can be defined technically as a set of interrelated components that collect (or retrieve), process, store, and distribute information to support decision making and control in an organization. Sistem informasi adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan, menyediakan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi. Sistem informasi rawat jalan adalah subsistem dari suatu sistem informasi yang terpadu dan mampu mengolah data transaksi pasien rawat jalan, seperti pancatatan data, pengorganisasian dokumen dan formulir pendataan pasien rawat jalan, sehingga menghasilkan suatu laporan yang baik yang berfungsi sebagai sumber informasi yang handal dan terpercaya. 2.10. Rawat Jalan Rawat Jalan adalah pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang inap pada sarana kesehatan . (Perda Provinsi Jateng, 2011). Menurut Surat Keputusan Menteri RI no.560/MENKES/SK/IV/2003 tentang tarif perjam rumah sakit bahwa rawat jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di rumah sakit. 2.11. Desktop Menurut Prasetyo (2008:1), berdasarkan basis pengembangan aplikasi (software) dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu : 1. Aplikasi berbasis desktop Aplikasi berbasis desktop dikembangkan untuk dijalankan di masing klien (komputer pengakses aplikasi pengolahan database). Database diletakkan di server sedangkan aplikasinya diinstal di masing-masing klien. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk aplikasi tipe ini biasanya adalah Borland Delphi, Visual Basic, Java, netbeans dsb. Pada aplikasi berbasis desktop, aplikasi dibangun dengan 58 2. menggunakan tool tertentu, kemudian dikompilasi. Hasilnya dapat langsung digunakan dalam komputer. Aplikasi berbasis Web Aplikasi berbasis web tidak perlu diinstal di masing klien pengakses aplikasi karena aplikasi cukup dikonfigurasi di server. Kemudian klien mengakses dari browser seperti Internet explorer, Opera, Firefox. Executor aplikasi dilakukan oleh web server seperti Apache, IIS, Xitami, dan lain-lain. 2.12. Penelitian Terdahulu Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Andriani (2009), Andriani melakukan penelitian mengenai sistem informasi pendaftaran pasien rawat jalan di rumah sakit dengan menggunakan program komputer, dalam penelitian ini sistem informasi yang dihasilkan meliputi pendaftaran sampai rekam medik pasien. Penelitian mengenai pelayanan medis rawat jalan juga pernah dilakukan oleh Imbar (2012), di dalam penelitiannya Imbar menganalisa pelayanan medis rawat jalan poliklinik kebidanan dan kandungan pada RSUD kota Batam. Penelitian ini menghasilkan sistem informasi yang memudahkan pelayanan rawat jalan mulai dari pendaftaran pasien, data pasien,data dokter hingga riwayat rekam medis pasien. Sistem yang dihasilkan mempercepat dalam pengaksesan data pasien sehingga pelayanan rawat jalan juga menjadi lebih cepat. Pengguna sistem ini dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan yaitu pasien, dokter dan petugas pendaftaran. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada pengguna sistem dimana pada sistem yang dirancang akan menggunakan 1 pengguna yaitu bagian administrasi. Peneliti menambahkan fitur surat rujukan dimana akan dibutuhkan puskesmas jika pihak puskesmas sudah tidak sanggup lagi menangani pasien yang bersangkutan. 3. Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah System Development Life Cycle (SDLC), tetapi terdapat satu tahapan yang tidak diikutsertakan di dalam pengembangan sistem ini, yaitu tahap pemeliharaan/perawatan sistem. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perancangan sistem informasi pelayanan rawat jalan adalah: 4. Tahap perencanaan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada Puskesmas Brati, seperti : Media penyimpanan data, pencatatan rekam medik pencatatan obat serta surat rujukan masih dicatat secara tertulis serta memerlukan buku yang banyak dalam PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN RAWAT JALAN BERBASIS DESKTOP (Studi Kasus pada Puskesmas Brati Kab. Grobogan) pencatatan pasien, data rujukan yang ada belum lengkap. 5. Tahap analisa diawali dengan kegiatan menganalisa sistem rawat jalan yang berjalan selama ini. Menggambarkan hasil analisa sistem lama dengan menggunakan use case serta activity diagram. Menentukan pemakai sistem atau siapa saja yang berperan dalam sistem ini yaitu bagian administrasi. 6. Tahap perancangan sistem, kegiatan yang dilakukan yaitu membuat pemodelan proses, pemodelan data, dan membuat desain tampilan antar muka (interface). a. Pemodelan Proses. Pemodelan proses sistem informasi pelayanan rawat jalan menggunakan sistem use case serta activity diagram. sistem use case yang merupakan gambaran lebih detil tentang apa yang dilakukan oleh aktor di dalam sistem informasi pelayanan rawat jalan. Sedangkan activity diagram merupakan gambaran detail tentang prosedur yang dilakukan dalam proses pelayanan rawat jalan. dapat mencetak laporan dari hasil input data tersebut sebagai laporan harian kunjungan pasien, laporan bulanan kunjungan pasien dan laporan rekam medis pasien serta membuat Kartu Identitas Berobat serta Surat Rujukan atau Surat Keterangan Sehat dengan lebih cepat dan efisien. Activity diagram proses pelayanan rawat jalan dibagi menjadi 4 tahapan yaitu pendaftaran, pemeriksaan, pembuatan rekam medis, serta pembuatan laporan kunjungan yang terdapat pada gambar 2 sampai 5. Pasien Sistem Informasi Rawat Jalan Bagian Administrasi Login sistem Melakukan pendaftaran kunjungan harian KTP/Kartu Identitas Berobat [Menyerahkan] entry/ User dan Password Melakukan pencatatan kunjungan harian Mengecek user dan password Melakukan pengecekan data Sudah terdaftar? Pembuatan Kartu Identitas Berobat [ Tidak ] [ Ya ] Input data pasien baru Mencari riwayat berobat pasien (from Bagian Administra... Pencatatan Pasien Baru <<communicate>> (from Bagian Administra... <<include>> <<include>> <<communicate>> Kartu Identitas Berobat Pembuatan Riwayat Berobat Pasien <<communicate>> <<communicate>> (from Bagian Administra... <<include>> [Diterima] Pencarian Riwayat Berobat Pasien <<include>> Membuat Riwayat Pasien Cetak kartu identitas berobat Menyerahkan riwayat berobat pasien ke poli yang dituju (from Bagian Administra... <<include>> <<communicate>> Login Bagian Administrasi <<communicate>> Penyimpanan Riwayat Berobat Pasien <<include>> (from Bagian Administra... (from Bagian Administra... (from Bagian Administrasi) <<communicate>> <<communicate>> <<include>> Pencatatan Kunjungan Harian Pasien (from Bagian Administra... <<communicate>> Pembuatan Rekam Medis Pasien <<include>> <<include>> (from Bagian Administra... <<communicate>> <<include>> Pembuatan Surat Rujukan (from Bagian Administra... Pembuatan Laporan Kunjungan Harian (from Bagian Administra... Pembuatan Laporan Bulanan Kunjungan Pasien (from Bagian Administra... Gambar 2. Acitivity diagram pendaftaran Pada gambar 2 proses pendaftaran dilakukan pasien dengan menyerahkan KTP/Kartu Identitas Berobat kepada bagian administrasi. Bagian administrasi melakukan login ke sistem informasi pelayanan rawat jalan dengan memasukkan user dan password serta mulai memasukkan data pasien. Jika pasien ternyata belum terdaftar dalam sistem maka bagian administrasi akan memasukkan data pasien baru lalu mencetak kartu identitas berobat. Bagian administrasi membuat riwayat berobat pasien dan menyerahkan kepada poli yang dituju. Gambar 1. Sistem Use Case usulan sistem baru Sistem use case pada gambar 1 menjelaskan actor (bagian administrasi) mempunyai hak akses ke komputer untuk melakukan proses bisnisnya. Bagian administrasi harus melakukan login ke sistem agar dapat mengakses sistem tersebut. Untuk setiap pengelolaan data, tidak lagi membuat pencatatan secara tertulis, tetapi dengan melakukan input data pada komputer. Setelah input data selesai, maka petugas administrasi 59 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2013 pemeriksaan pasien, jika terjadi perujukan maka bagian administrasi akan membuat surat rujukan sesuai dengan hasil diagnosa dokter. Dokter/Peraw at Poli Menerima riwayat berobat pas ien Bagian Administrasi Sistem Informasi Rawat Jalan Melakukan diagnos a s erta pengobatan pada pas ien Surat Rujukan atau pengobatan rawat jalan? [ Rawat Jalan ] Membuat Res ep Obat Membuat Laporan harian kunjungan pasien [ Surat Rujukan ] Membuat diagnos a s urat rujukan Mencetak Laporan Kunjungan Pasien do/ Mencetak hasil kunjungan pasien per hari Login sistem entry/ User dan password Membuat serta mencetak laporan kunjungan pasien harian Mencatat hasil pengobatan s erta tindakan yang diam bil ke dalam riwayat berobat pas ien Mengembalikan riwayat berobat pas ien ke bagian adm inis tras i Logout Gambar 3. Activity diagram pemeriksaan Pada gambar 3, pemeriksaan pasien dilakukan dokter/perawat poli setelah menerima riwayat berobat pasien. Dokter/perawat poli mulai melakukan diagnosa serta pengobatan pasien, jika ternyata pasien hanya membutuhkan pengobatan rawat jalan maka dokter/perawat poli akan membuat resep obat untuk diserahkan pada pasien, namun jika hasil diagnosa menyatakan pasien harus dirujuk maka akan dilakukan perujukan pasien. Setelah melakukan diagnosa pada pasien maka dokter/perawat poli akan memasukkan data hasil diagnosa ke dalam riwayat berobat pasien dan menyerahkan kembali kepada bagian administrasi. Bagian Administrasi Sistem Informasi Raw at Jalan Login sistem entry/ User dan password Menerima riwayat berobat pasien dari dokter/perawat poli Input data riwayat berobat pasien sebagai data rekam medis Gambar 5. Activity diagram pembuatan laporan Pada gambar 5, pembuatan laporan dilakukan bagian administrasi dengan melakukan login ke sistem informasi pelayanan rawat jalan kemudaian mencetak laporan yang dibutuhkan oleh puskesmas. b. Pemodelan Data. Pemodelan data pada sistem informasi pelayanan rawat jalan meliputi penggambaran entity relationship diagram, merancang tabel-tabel yang dibutuhkan pada database, dan membuat relasi antar tabel. Entity Relationship yang dibuat memiliki keterkaitan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Tabel-tabel yang telah dirancang kemudian direalisasikan antara tabel satu dengan yang lain untuk mendukung kelancaran pengolahan data. Gambar 6 merupakan hubungan antar tabel yang saling berelasi. Surat Rujukan atau tidak? [ Tidak ] [ Ya ] Membuat surat rujukan sesuai hasil diagnosa dokter Logout Gambar 4. Activity diagram pembuatan rekam medis Pada gambar 4, pembuatan rujukan dilakukan setelah bagian administrasi menerima riwayat berobat pasien dari dokter/perawat poli. Bagian administrsi melakukan login pada sistem informasi pelayanan rawat jalan dan memasukkan data riwayat 60 Gambar 6. Relasi Antar Tabel PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN RAWAT JALAN BERBASIS DESKTOP (Studi Kasus pada Puskesmas Brati Kab. Grobogan) Pada gambar 6 menunjukkan relasi antar tabel pada perancangan sistem informasi pelayanan rawat jalan. Terdapat 10 (sepuluh) tabel dalam database sistem informasi pelayanan rawat jalan yaitu table TLogin, TPetugas, TKunjungan, TPasien, TKK (Tabel Kepala Keluarga), TPeriksa, TResep, TObat, TDpkter, serta TSRujuk yang saling berhubungan. Rancangan antar muka Rujukan berfungsi untuk memasukan data Rujukan. Pada rancangan antar muka input data Rujukan, user dapat melakukan pencarian data, menambah data, menyimpan data, mengedit data dan menghapus data. Masukan data akan di simpan di dalam tabel TSRujuk. Desain rancangan Rujukan ditunjukkan pada gambar 9. c. Rancangan antarmuka, rancangan antarmuka aplikasi digunakan untuk memberikan gambaran mengenai sistem informasi pelayanan rawat jalan yang dirancang. Rancangan antar muka Periksa berfungsi untuk memasukan data periksa pasien. Pada rancangan antar muka periksa pasien, user dapat melakukan pencarian data, menambah data, menyimpan data, mengedit data dan menghapus data. Masukan data akan di simpan di dalam tabel TPeriksa. Rancangan Form Periksa ditunjukkan pada gambar 7. Gambar 9. Rancangan Antar muka Rujukan d. Implementasi sistem, Perangkat keras yang diperlukan untuk mengembangkan Sistem Informasi Pelayanan Rawat Jalan adalah sebuah komputer dengan spesifikasi Processor Intel Pentium DualCore 1.6Ghz, memory 1Gb, hardisk 80Gb. Metode Pengujian yang digunakan adalah pengujian kotak hitam (black box testing) yaitu dengan cara memberi input dari pengguna kepada sistem yang sudah berjalan dan mengamati hasil output dari sistem. Gambar 7. Rancangan Antar muka periksa Rancangan antar muka Resep berfungsi untuk memasukan data Resep. Pada rancangan antar muka input data Resep, user dapat melakukan pencarian data, menambah data, menyimpan data, mengedit data dan menghapus data. Masukan data akan di simpan di dalam tabel TResep. Desain rancangan Resep ditunjukkan pada gambar 8. Gambar 8. Rancangan Antar muka Resep 4. Hasil dan Pembahasan 4.7 Hasil Implementasi Rancangan Form Periksa digunakan untuk melihat dan memasukan data Periksa pasien. Hasil input akan disimpan pada tabel TPeriksa. Operasi – operasi dalam form periksa ini adalah tambah, simpan, batal, edit, dan hapus data periksa. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 10. Gambar 10. Form Periksa 61 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2013 Hasil dari riwayat pemeriksaan tersebut akan tersimpan secara otomatis ke dalam tabel periksa. Laporan yang dihasilkan berupa laporan periksa atau laporan riwayat rekam medis. Laporan Periksa ditunjukkan pada gambar 11. Gambar 13. Laporan Resep/Penggunaan obat Gambar 11. Laporan Periksa Form Rujukan digunakan untuk melihat dan memasukan data Rujukan. Hasil input akan disimpan pada tabel TSRujuk. Operasi – operasi dalam form resep ini adalah tambah, simpan, batal, dan edit data rujukan. Form Rujukan ditunjukkan pada gambar 14. Form Resep digunakan untuk melihat dan memasukan data Resep, data resep yang dimaksud adalah data penggunaan obat. Hasil input akan disimpan pada tabel TResep. Operasi – operasi dalam form resep ini adalah tambah, simpan, batal, dan edit data resep/penggunaan obat. Form Resep ditunjukkan pada gambar 12. Gambar 14. Form Rujukan Detail laporan rujukan seperti pada gambar 15. Gambar 12. Form Resep Detail laporan resep atau penggunaan obat seperti pada gambar 13. Gambar 15. Hasil Laporan Rujukan Selain menghasilkan laporan rujukan, form rujukan juga menghasilkan cetak surat rujukan. Berikut detail dari surat rujukan seperti pada gambar 16. 62 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN RAWAT JALAN BERBASIS DESKTOP (Studi Kasus pada Puskesmas Brati Kab. Grobogan) 5. Gambar 16. Surat Rujukan 4.8 Pengujian Sistem Pengujian untuk masing-masing use case menggunakan data yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan membandingkan hasilnya dengan kriteria hasil pengujian. Hasil pengujian sistem ini yaitu fungsi sistem login, mengelola data petugas, mengelola data kepala keluarga, mengelola data pasien, mengelola data obat, mengelola data dokter, mengelola data kunjungan, mengelola data periksa, mengelola data resep/penggunaan obat, mengelola data rujukan, serta mencetak laporan setelah melalui pengujian alfa dan menghasilkan output sesuai yang diharapkan maka pengujian sistem informasi pelayanan rawat jalan dinyatakan berhasil. 4.9 Pembahasan Berdasarkan simulasi sistem informasi pelayanan rawat jalan selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap sistem berjalan. Pembahasan dilakukan dengan melihat hubungan sistem dengan kebutuhan user terhadap informasi yang ingin didapatkan. Berdasarkan hasil penilaian pada simulasi sistem, pembahasan meliputi : 1. Sistem menyediakan pendaftaran data pasien, kunjungan, periksa pasien, penggunaan obat/resep serta rujukan pasien sehingga mempermudah pelayanan yang sebelumnya tercatat manual menjadi tercatat dalam sistem komputerasi. 2. Sistem mempermudah dan mempercepat pencarian data yang dibutuhkan sehingga tidak perlu melihat ulang atau mencari satu per satu data yang tadinya tercatat manual karena dalam sistem ini menyediakan sorting berdasarkan tanggal serta nama/kode pasien. 3. Sistem mempermudah serta mempercepat proses pendaftaran serta rujukan pasien karena dalam sistem ini menyediakan cetak kartu pasien serta cetak surat rujukan yang semula masih manual pada sistem lama dengan menulis di kartu pasien dan surat rujukan. KESIMPULAN DAN SARAN 5.5 Kesimpulan Kesimpulan yang didapat penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Dari segi keamanan, ketepatan dan penghematan waktu, sistem pelayanan rawat jalan berbasis komputer menunjukkan keunggulan dalam pengolahan data, penyimpanan dan penyajian data, dibandingkan dengan sistem lama. 2. Dengan adanya sistem baru ini tentunya dapat menghindari terjadinya kesalahan dalam pengolahan data, dan apabila terjadi kesalahan maka dapat diperbaiki dengan cepat, termasuk dalam pembuatan laporan. 3. Sistem informasi pelayanan rawat jalan berbasis komputer dapat mempercepat dan mempermudah pelayanan rawat jalan, karena semua kegiatan pelayanan rawat jalan tersedia didalam sistem. 4. Dengan menggunakan sistem ini, pelayanan rawat jalan menjadi lebih mudah dan cepat sehingga diharapkan mampu meningkatkan kepuasan pasien. 5.6 Saran Berdasarkan hasil, pembahasan, dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka saran dalam penelitian sebagai berikut : 1. Penerapan atau penggunaan sistem pelayanan rawat jalan berbasis komputer berdampingan dengan sistem lama untuk meminimalisir resiko kesalahan ketika sistem yang baru mengalami masalah. 2. Agar sistem ini dapat digunakan secara optimal, maka sebaiknya perlu diperhatikan spesifikasi hardware dan software dari komputer yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. 3. Agar sistem dapat dijalankan secara optimal, maka juga diperlukan pelatihan karyawan atau petugas administrasi di puskesmas. 4. Untuk pengembangan selanjutnya dapat ditambahkan dengan membuat sistem informasi pelayanan rawat jalan menjadi sistem yang bersifat client server sehingga mempermudah dokter dalam mengambil tindakan pada pasien karena dokter bisa melihat rekam medic pasien terlebih dahulu melalui komputer client. 63 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2013 Daftar Pustaka : Andriani, Lidya. 2009. “Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Dengan Menggunakan Program Komputer”. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 2009. Dengen, Nataniel. 2009. “Perancangan Sistem Informasi Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Paser”. Jurnal Informatika Mulawarman Vol 4 No. 1 Feb 2009. Imbar, Radiant Victor. 2012. “Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Medis Rawat Jalan Poliklinik Kebidanan dan Kandungan pada RSUD Kota Batam”. Jurnal Sistem Informasi Universitas Kristen Maranatha Bandung Vol 7 No 1 Maret 2012 ISSN: 1907-1221 64 Laudon, K.C. dan Laudon, J. P. 2004. Management Information Systems : Managing The Digital Firm. Edisi ke-8. Prentice Hall, New Jersey. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 1 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah Jawa Tengah. Prasetyo, Eko. (2008). Pemrograman Web PHP & MySQL untuk Sistem Informasi Perpustakaan, Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu Surat Keputusan Menteri RI no.560/MENKES/SK/IV/2003 tentang tarif perjam rumah sakit