GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI BOOSTER PADA ANAK DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Meraih Gelar Ahli Madya Jurusan Kebidanan pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar OLEH NURAZISAH 70400009031 JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2012 i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka Karya Tulis Ilmiah ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum. Samata- Gowa, 28 Agustus 2012 Penyusun NURAZISAH 70400009031 ii iii iv ABSTRAK Nurazisah (70400009031), Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Booster pada Anak Di Kota Makassar Tahun 2012. (Pembimbing dr. Syatirah Djalaluddin, Sp.A., M.Kes.) Imunisasi Booster diberikan setelah imunisasi dasar khususnya pada anak usia SD dan SMP. Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan pengetahuan para ibu tentang defenisi, jenis dan jadwal pemberiaan imunisasi booster pada anak. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kassi-Kassi, Bara-Baraya, Mamajang dan Batua Raya mulai 22 Juni sampai 25 Juli 2012 dan 135 sampel diperoleh. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan diolah menggunakan kalkulator. Hasil penelitian menunjukkan dari 135 responden (29,6%) memiliki pengetahuan kurang tentang defenisi imunisasi booster dan (70,4%) memiliki pengetahuan kurang mengenai jenis dan jadwal imunisasi booster masing-masing. Tingkat pengetahuan ibu tentang defenisi, jenis dan waktu pemberian imunisasi Booster pada anak relatif rendah. Informasi yang baik dari petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan orang tua dan Setelah melakukan penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan ibu atau bapak tentang pengertian, jenis-jenis dan jadwal Imunisasi Booster pada anak masih relatif rendah dan bahkan ada yang tidak tahu sama sekali. Tenaga kesehatan diharapkan mampu mengiformasikan kepada masyarakat, untuk disarankan melakukan Imunisasi Booster apabila anak sudah lengkap imunisasinya, untuk menambah kekebalan tubuh anak. Kata Kunci : Imunisasi Booster, Anak, Pengetahuan. v ABSTRACT Nurazisah (70400009031), Overview Knowledge Mother On Children In Immunization Booster in Makassar 2012. (Supervisor dr. Syatirah Djalaluddin, Sp.A., Kes.) Booster immunization is given after basic immunization granting immunity after immunization specifically on elementary or primary school age children. This study aimed to describe mothers knowledge about the definition, types and the schedule of Booster immunization in children. A descriptive study was conducted in Kassi-Kassi, Bara-Baraya, Mamajang and Batua Raya health center from June 22nd to July 25th 2012, and obtained 135 samples. The data were collected through questionnaires and then processed by using a calculator. The study showed that out of 135 respondents (29,6%) with less knowledge on the definition of Booster Immunization and (70,4%) with less knowledge on types and schedule of Booster Immunization respectively. The knowledge level of mothers about the definition, types and the schedule Booster immunization in children still relatively low. Better information from the health workers are expected to raise the knowledge of the parents and improve the health quality of Indonesian children. Keywords: Booster immunization, Children, Knowledge. vi KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan judul “Gambaran pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Booster Pada Anak di Kota Makassar Tahun 2012” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Teriring salam dan shalawat semoga tercurahkan kepada teladan dan junjungan kita Rasulullah Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa istiqamah mengikuti jalan dakwahnya sampai akhir zaman. Penghargaan yang setinggi-tingginya penulis persembahkan kepada Ayahanda Abd. Rasyid dan Ibunda Wahidah yang telah memberikan kasih sayang dan do‟a yang berlimpah,bersusah payah dengan segala ketulusan dan kesabaran dalam membesarkan,mengasuh, mendidik dan membina penulis hingga mampu menggapai suatu cita-cita yang mulia. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT., Ms. selaku rektor UIN Alauddin Makassar atas sumbangsihnya dalam pembimbingan selama mengikuti pendidikan. 2. Bapak Dr. dr. H.Rasyidin Abdullah, MPH.,MH.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, para pembantu dekan beserta staf, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan khususnya Prodi Kebidanan yang telah memberikan bimbingan selama mengikuti pendidikan. vii 3. Ibu Sitti.Saleha,S.Si.T,SKM.M.Keb, selaku ketua Prodi Kebidanan yang senantiasa memberikan dorongan untuk penyelesaian studi pada Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Kebidanan UIN Alauddin Makassar. 4. Ibu dr.Rini Fitriani, S.Ked.,M.Kes. selaku sekertaris Prodi Kebidanan yang senantiasa memberikan dorongan untuk penyelesaian studi pada Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Kebidanan UIN Alauddin Makassar. 5. Ibu dr.Syatirah Jalaluddin,Sp.A,M.Kes sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan memberikan bantuan serta dorongan sehingga Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat di selesaikan. 6. Ibu dr.Nadyah Haruna,M.Kes.dan Bapak Burhanuddin,Lc.M.Th.I.selaku Tim penguji yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri dalam pelaksanaan seminar proposal dan hasil,terima kasih atas kritik,masukan maupun saran yang telah di berikan kepada penulis. 7. Para dosen dan Seluruh staf akademik Fakultas Ilmu Kesehatan serta staf akademik prodi Kebidanan yang telah berjasa mengajar dan mendidik penulis serta memberikan wawasan, pengetahuan dan nasehat selama penulis menuntut ilmu. 8. Responden yang telah meluangkan waktu sehingga penelitian ini dapat selesai. 9. Keluarga besarku (nenek, tante dan om) yang selama ini memberiku semangat, motivasi dalam menyelesaikan pendidikan ini. 10. Kakak-kakakku Irawati Rasyid S.Pd.I, Ummu Chair S.Pd, Aswar Rasyid dan Nur Hidayat yang selalu memberi semangat, motivasi dalam menyelesaikan pendidikan ini,serta menemani dan membantuku dalam suka maupun duka. 11. Teman-teman seperjuangan D3 Kebidanan UIN Alauddin Makassar Angkatan 09 terima kasih atas motivasi, bantuan dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan dan cita-cita selama tiga tahun ini serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu per satu yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. viii Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Tidak lupa penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada salah dan khilaf selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. Akhir kata, tiada Tuhan melainkan Allah SWT. yang hidup kekal dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Semoga segala apa yang diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari-Nya. Amin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Makassar, Agustus 2012 Penulis Nur Azisah ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN KTI ................................................................. ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KTI............................................ iii LEMBAR PENGESAHAN KTI ..................................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................... v ABSTRACK .................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN............................... ................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah............ ................................................... 1 B. Rumusan Masalah................... ........................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ............................ ................................................ 5 D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7 A. Tinjauan Umum tentang Imunisasi .............................................. 7 B. Tinjauan Khusus Tentang Imunisasi.. ............................................. 15 C. Tinjauan Islam tentang Imunisasi...... .............................................. 22 D. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan ........................................... 24 x E. Kerangka konseptual ........................................................................ 27 F. Definisi Operasional dan kriteria Objektif ...................................... 29 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 31 A. Jenis Penelitian............................................................................. 31 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 31 C. Populasi dan Sampel ................................................................... 31 D. Besar Sampel ................................................................................ 32 E. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 33 F. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 33 G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 34 H. Penyajian Data .............................................................................. .. 35 I. Etika Penelitian .............................................................................. 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 37 A. Hasil Penelitian ................................................................................ 37 B. Pembahasan. .................................................................................... 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 62 A.Kesimpulan ......................................................................................... 62 B. Saran................................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman Tabel 2.1 Imunisasi yang diwajibkan ............................................................ 14 Tabel 2.2 Contoh Kartu Imunisasi .............................................................. 20 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang pengertian Imunisasi Booster pada Anak Di Makassar Tahun 2012 .............. 53 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Jenis - jenis Imunisasi Booster pada Anak Di Makassar Tahun 2012 ............. 53 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Jadwal Pemberian Imunisasi Booster pada Anak Di Makassar Tahun 2012 ............. xii 54 DAFTAR GAMBAR No. Tabel Halaman Gambar 2.1 Reaksi antigen dan antibodi dalam tubuh ................................. 11 Gambar 2.2 Program Imunisasi Rekomendasi IDAI.................................... 15 Gambar 4.1 Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Makassar Tahun 2012.......................................................... 38 Gambar 4.1.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar Tahun 2012 .......... 39 Gambar 4.1.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Tahun 2012 ................. 40 Gambar 4.1.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas Mamajang Makassar Tahun 2012 ..................... 41 Gambar 4.1.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas Batua Makassar Tahun 2012 .................................. Gambar 4.2 42 Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Makassar Tahun 2012...................................... 43 Gambar4.2.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar Tahun 2012 ............................................................................... xiii 44 Gambar 4.2.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Tahun 2012 .......................................................................................... 45 Gambar 4.2.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Mamajang Makassar Tahun 2012 .. 46 Gambar 4.2.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Batua Makassar Tahun 2012 .......... Gambar 4.3 47 Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Makassar Tahun 2012 ........................................ 48 Gambar 4.3.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar Tahun 2012 ..... 49 Gambar 4.3.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Tahun 2012 ............ 50 Gambar 4.3.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Mamajang Makassar Tahun 2012 ..................... 51 Gambar 4.3.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Batua Makassar Tahun 2012 ............................ xiv 52 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Lampiran II : Lembar Kuesioner :Kuesioner Penelitian Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Booster Pada Anak Di Kota Makassar Tahun 2012 Lampiran III : Surat permohonan izin penelitian dari Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar. Lampiran IV : Surat Permohonan Izin penelitian dari Gubernur Sulawesi Selatan /Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sulawesi Selatan Kepada Wali Kota. Lampiran V :Surat izin penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kota Makassar/Walikota Lampiran VI :Surat izin penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kota Makassar/ Walikota Makassar kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar. Lampiran VII : Surat Izin Penelitian dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Kepada Kepala Puskesmas Mamajang, Puskesmas Bara-baraya, Puskesmas Kasi-Kasi, dan Puskesmas Batua Raya. Lampiran IX : Daftar Konsultasi. Lampiran X : Daftar Riwayat Hidup xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun diseluruh dunia, ratusan ibu, anak-anak dan dewasa meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi tentang pentingnya imunisasi. Imunisasi merupakan salah satu cara untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap berbagai penyakit, sehingga dengan imunisasi diharapkan bayi dan anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat (Hidayat, 2008). Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Penurunan insiden penyakit menular telah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lampau di negara-negara maju yang telah melakukan imunisasi dengan teratur dengan cakupan luas. Demikian juga di Indonesia; dinyatakan bebas penyakit cacar tahun 1972 dan penurunan inseden beberapa penyakit menular secara mencolok terjadi sejak tahun 1985, terutama untuk penyakit difteri, pertusis, tetanus, poliomyelitis, campak, dan hepatitis B. Untuk itu, imunisasi dasar yang harus diberikan pada anak adalah BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis B. Imunisasi dasar diberikan 0-1 tahun, dengan pemberian BCG 1 kali pada kurun usia 0-1 bulan, DPT 3 kali, yaitu pada usia 2-11 bulan, polio 4 kali pada usia 0-11 bulan, campak 1 kali pada usia 9-11 bulan, dan hepatitis B 3 kali pada usia 0-11 bulan. 1 2 Imunisasi ulangan (booster) adalah pemberian kekebalan setelah imunisasi dasar atau pada anak usia sekolah dasar (SD) kelas I dan apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi hepatitis B, maka secepatnnya di berikan imunisasi Hepatitis dengan jadwal 3 kali pemberian (Ranuh, 2008). Booster penting untuk meningkatkan kembali respons imun terhadap vaksin yang sudah semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Jika tidak dilakukan booster, anak berisiko tidak terlindungi saat terkena penyakit yang seharusnya bisa dicegah, seperti wabah difteri. Jika sedang ada wabah, imunisasi ulang bisa langsung diberikan, selain melakukan imunisasi sesuai jadwal dan memberikan booster, perhatian khusus juga harus diberikan bagi anak usia sekolah. Ketika anak bergaul dengan orang lain, semakin banyak pula kemungkinan anak tertular penyakit dari lingkungannya (Alfa Kurnia, 2012). Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungi terhadap penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia anak sekolah. Hal ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) (Julitasari Sundoro, 2012) 3 Dampak positif imunisasi bagi kesehatan bayi adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, pertusis (batuk rejan), polio dan tuberkulosis. Adapun dampak negatif untuk bayi yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap adalah bayi tersebut dapat berisiko terjangkit atau terserang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti yang telah disebutkan tadi dan bayi juga berisiko cacat setelah sakit serta angka kematian pun dapat melonjak tinggi (Notoatmodjo, 2003). Data yang diperoleh dari WHO (Badan Kesehatan Dunia), jumlah kelahiran pada tahun 2009 tercatat 4.174.000 jiwa, disusul laporan jumlah bayi hidup 4.071.000 jiwa. Dan cakupan imunisasi dasar anak meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh Indonesia. Pada bidang imunisasi Depertemen Kesehatan masih memberikan prioritas utama terhadap 7 jenis penyakit yang tergabung dalam program pengembangan imunisasi sesuai dengan perkembangan pola hidup masyarakat dan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi akan terjadi pula perubahan dalam pola penyakit, misalnya penyakit campak Jerman (Rubella) yang dalam beberapa tahun mendatang akan menjadi masalah yang cukup serius seperti penyakit tifus sebenarnya tidak tergolong ke dalam penyakit yang berat, namun demikian tifus merupakan penyakit endemik yang cukup menggelisahkan masyarakat dan tidak semua penyakit perlu dibentuk kekebalannya yang bisa dikebalkan hanya untuk penyakit yang tergolong infeksi (Nadesul, 2007). 4 Hasil penelitian di dunia mengatakan bahwa angka kelahiran dan usia harapan hidup di suatu negara berkaitan, yaitu makin rendah angka kelahiran makin tinggi usia harapan hidup. Untuk itu, pencegahan terhadap infeksi maupun upaya yang menentukan situasi yang kondusif untuk itu mutlak harus dilakukan pada anak dalam tumbuh kembangnya sedini mungkin guna dapat mempertahankan kualitas hidup yang prima menuju dewasa (Suyitno, 2008). Dalam penelitian mahasiswa FK UNPAD Bandung, bag.Ilmu Kesehatan Anak RS.Hasan Sadikin, uji klinis pentavalen 144 anak mengikuti secara lengkap uji klinis imunisasi hepatitis B (3 X imunisasi hepatitis B). Di antara 144 anak tersebut, 11 anak mempunyai kadar anti-Hbs <10 mIU/ml (non/hypo responder terhadap imunisasi Hepatitis B). Terhadap kesebelas anak tersebut dilakukan pemeriksaan kadar anti-Hbs enam bulan setelah pemberian imunisasi hepatitis B 3, 3 anak (27,7%) mengalami peningkatan sehingga mempunyai kadar anti-Hbs >10 mIU/ml walaupun tidak mendapat imunisasi. Pada 8 orang anak (72.2%), kadar anti-Hbs masih <10 mIU/ml. Pada mereka yang masih mempunyai kadar <10 mlU/ml dilakukan imunisasi hepatitis B rangkaian ke-2 (booster) sebanyak tiga kali. Setelah mendapat booster, kedelapannya (100%) mempunyai kadar anti-Hbs di atas nilai protektif (> 10 mIU/ml). Dinas Kesehatan Makassar melaporkan, pada tahun 2010 jumlah kematian balita sebanyak 48 balita dari 25.830 kelahiran hidup sehingga diperoleh angka kematian balita sebesar 1,86 per 1000 kelahiran hidup, penyebab terbesar angka kematian balita tersebut disebabkan karena penyakit 5 infeksi seperti pneumonia yang disusul akibat diare (Profil Kesehatan kota Makassar, 2011). Karena itu, pentingnya untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu tentang imunisasi booster dan melihat tingkat sosialisasi program imunisasi yang direkomendasikan IDAI. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi booster pada anak di Makassar. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi booster pada anak di Makassar. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi booster pada anak di Makassar. b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang jenis-jenis imunisasi yang mendapatkan booster pada anak di makassar. c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi booster pada anak di makassar. 6 D. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih ilmiah bagi dunia pendidikan dan memberikan manfaat bagi umum tentang imunisasi booster pada anak. 2. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam menentukan kebijakan di bidang kesehatan. Serta menambah bahan bacaan perpustakaan Akademi Kebidanan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan panduan bagi mahasiswa/mahasiswi yang akan melanjutkan penelitian. 3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa pendidikan di Akademi Kebidanan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar tentang imunisasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi 1.Pengertian Imunisasi Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Aziz, 2008). Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kesehatan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpapar antigen yang serupa tidak pernah terjadi penyakit (Ranuh, 2008). Kekebalan manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu kekabalan pasif dan kekebalan aktif a. Kekebalan Pasif Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang di peroleh setelah pemberian suntikan imunoglobin kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh waktu paruh IgG 28 hari sedangkan waktu paruh imunoglobin lainnya lebih pendek. Kekebalan pasif terdiri atas dua klasifikasi, yaitu menurut terbentuknya dan menurut lokasi dalam tubuh. 1) Menurut terbentuknya Ada dua kategori menurut klasifikasi yaitu kekebalan pasif bawaan dan pasif didapat. 7 8 a) Kekebalan pasif didapat dari luar, misalnya, campak, tetanus, gigitan ular berbisa, rabies. Umumnya imunisasi berupa serum dan pemberian serum ini menimbulkan efek samping berupa reaksi optik, anafilaktik, dan alergi b) Kekebalan pasif bawaan. Kekebalan pasif bawaan ini terdapat pada neonatus sampai dengan bulan, yang didapat dari ibu berupa antibodi melalui vaskularisasi pada plasenta, misalnya difetri, tetanus, dan campak, antibodi tersebut dapat melindungi bayi dari penyakit tetanus sampai usia 12 bulan. 2) Menurut lokasi dalam tubuh Menurut lokasinya, ada dua jenis imunisasi yaitu humoral dan seluler imunitas humoral terdapat imuno-globulin (19), yaitu lg G, A, dan M. Sedangkan imunitas seluler terdiri atas fagisitosis oleh sel – sel sistem retikuloendoteial. Pada dasarnya, imunitas seluler berhubungan dengan kemampuan sel tubuh untuk menolak benda asing dan dapat ditunjukkan dengan adanya alergi kulit terhadap benda asing. b. Kekebalan Aktif Ada dua jenis kekebalan aktif yaitu kekebalan aktif didapat secara alami dan kekebalan yang disengaja dibuat, Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajam pada antigen seperti pada imunisasi atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif berlangsung lebih lama dari pada kekebalan pasif karna adanya memori imunologik. 9 1) Kekebalan didapat secara alami Misalnya anak yang terkena difteri atau polielitis dengan proses anak terkena infeksi kemudian terjadi siolent abortive, sembuh, selanjutnya kebal terhadap penyakit tersebut, jadi bila seorang menderita suatu penyakit, apabila sembuh, ia akan kebal terhadap penyakit tersebut. 2) Kekebalan yang sengaja dibuat Kekebalan ini dikenal dengan imunisasi dasar ulangan (booster), berupa pemberian vaksin (misalnya, cacar dan polio) yang kumannya masih hidup, tetapi sudah dilemahkan, virus kolera, tipus, dan pertusis, toksoid. Vaksin tersebut akan berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan respon imun. Hasil yang diperoleh akan sama dengan kekebalan seseorang yang mendapat penyakit tersebut secara alamiah (Yupi Supartini, 2004). Imunisasi dan vaksinasi adalah salah satu metode preventive medicine yang baru berkembang dalam 200 tahun terakhir ini, atau yang bisa kita sebut sebagai upaya pencegahan primer. Teknologi imunisasi dan vaksinasi dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjamin keamanan penggunaan Imunisasi dan vaksinasi sering diartikan sama, namun ada sedikit perbedaannya. Imunisasi adalah transfer antibodi secara pasif, sedangkan vaksinasi merupakan upaya pemberian antigen (vaksin) 10 yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem kekebalan tubuh kita. Vaksin dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membuat sakit, namun mampu mengaktivasi sistem pertahanan tubuh. Dapat kita katakan vaksinasi memberikan “infeksi ringan” yang tidak berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respons kekebalan, sehingga diharapkan jika anak terserang oleh penyakit yang sesungguhnya di kemudian hari, maka tidak akan menjadi sakit karena tubuhnya dengan cepat mengenali penyakit dan membentuk antibodi untuk membunuh penyakit itu. Kekebalan yang diperoleh ini dapat dibawa seumur hidup, meski ada beberapa kekebalan yang akan menurun setelah melewati jangka waktu tertentu, atau memerlukan pacuan (booster) untuk mencapai kekebalan yang diperhitungkan dapat melindungi hingga usia tua. Dan vaksinasi dianjurkan juga karena murah dan efektif, meski harus disadari bahwa tidak melindungi hingga 100%. Kita bisa berkata bahwa vaksinasi tidak berbahaya, dapat saja terjadi kejadian yang serius namun sangat jarang terjadi, dan jauh lebih jarang dari pada komplikasi yang timbul apabila terserang penyakit tersebut melalui jalur alami (Cahya Legawa, 2012). 11 Gambar 2.1 Reaksi antigen dan antibodi dalam tubuh Sumber: Legawa, cahya 2012 1. Tujuan Imunisasi Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis (kelumpuhan), Campak (measles), Difteri Pertusis (batuk rejan/Batuk Seratus hari), Tuberculosis (TBC), Hepatitis B dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh wabah yang sering berjangkit. 12 3. Manfaat Imunisasi Adapun manfaat imunisasi antara lain sebagai berikut : a. Untuk Anak Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, cacat atau kematian. b. Untuk Keluarga Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. c. Untuk Negara Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal sehat untuk memperbaiki citra bangsa Indonesia (Ranuh, 2008). 4. Macam-Macam Imunisasi Berdasarkan proses atau mekanisme pertahanan tubuh, imunisasi dibagi menjadi dua: a. Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai anti gen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami reaksi iminologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya cell memory. Jika benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon. Imunisasi aktif alamiah terdiri atas : 1) Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit. 13 2) Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit. b. Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Imunisasi pasif terdiri atas: 1) Imunisasi pasif alamiah adalah antibodi yang didapat seseorang karena diturunkan oleh Ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan. 2) Imunisasi pasif buatan, adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu. Indikasi pemberian imunisasi pasif 1) Adanya gangguan pada limfosit B, baik kongenital maupun didapat. Kelainan tersebut dapat murni gangguan pada limfosif B sendiri, dapat juga gangguan/defisiensi sistem imun lainnya. 2) Adanya resiko menderita infeksi atau komplikasi lebih berat bila terpapar oleh infeksi tertentu karena adanya imunokompromis, misalnya pasien leukimia yng terpapar oleh infeksi campak. 3) Diperlukan antibodi siap pakai segera pada saat terpapar infeksi, yang tidak dapat terpenuhi dengan pemberian vaksinasi. 14 4) Sebagai pengobatan dalam menahan kerja toksin, misalnya pada kasus difteri dan tetanus. 5) Sebagai pengobatan anti inflamasi tertahap kerja toksin pada organ tertentu 5. Jenis Imunisasi di Indonesia Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah (imunisasi dasar) dan yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan hepatitis B. sedangkan imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit epidemik (Hidayat, 2008). Imunisasi yang diwajibkan Tabel 2.1 Imunisasi yang diwajibkan Vaksinasi BCG Hepatitis B DPT dan Polio Jadwal Pemberian-Usia Waktu lahir Waktu lahir-dosis 1 1 bulan-dosis 2 6 bulan dosis 3 3 bulan-dosis 1 4 bulan-dosis 2 5 bulan-dosis 3 Booster/Ulangan 1 tahun-pada bayi 18 bulan-booster 1 6 tahun-booster 2 12 tahun-booster 3 Campak 9 bulan 5 -7 tahun Sumber : Kamus Kebidanan (Citra Pustaka, 2009). Imunisasi untuk Tuberkulosis Hepatitis B Dipteria, Pertusis, Tetanus, dan Polio Campak 15 Gambar 2.2: Program Imunisasi Rekomendasi IDAI Sumber: (Sari pediatri, 2011). B. Tinjauan Khusus Tentang Imunisasi Booster a. Pengertian Imunisasi Booster Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di atas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan. Semua orang yang mendapat imunisasi dasar (tiga kali suntikan) sudah cukup mendapat proteksi terhadap penyakit infeksi virus Hepatitis B. pertimbangan memberikan suntikan ulang dianggap tidak perlu karena seseorang akan mendapat booster alamiah, bila tinggal di daerah endemis sedang sampai tinggi seperti di Indonesia. Selain itu di dalam tubuh ada “sel 16 memori” yang akan memacu pembentukan antibodi apabila tubuh terpapar virus Hepatitis B Namun kadar antibodi yang rendah < 10μl/ml (Depkes RI, 2005). b. Jenis–jenis Imunisasi Booster: 1. Vaksin Difteri Anti-toksin difteri pertama kali di gunakan pada tahun 1891, dan mulai di buat secara massal pada tahun 1892. Anti-toxin difteri ini terutama digunakan sebagai pengobatan dan efektifitasnya sebagai pencegahan diragukan. Pemberian anti-toksin dini sangat mempengaruhi angka kematian akibat difteri kemudian dikembangkanlah toksin difteri yang ternyata efektif dalam pencegahan timbulnya difteri. Untuk imunisasi primer terhadap difteria yang digunakan toksoid difteria dalam pencegahan timbulnya difteria. Untuk imunisasi primer terhadap difteria digunakan toksoid difteria yang kemudian digabung dengan toksoid tetanus dan vaksin pertusis dalam bentuk vaksin DPT. Untuk imunisasi rutin anak dianjurkan pemberian 5 dosis pada usia 2, 4, 6, 15-18 bulan dan saat masuk sekolah. Beberapa penelitian serologis membuktikan adanya penurunan kekebalan sesudah kurun waktu tertentu dan perlunya penguatan (booster) pada masa anak. 2. Vaksin Tetanus Pembuktian bahwa toksin tetanus dapat dinetralkan oleh suatu zat dilakukan oleh Kitasatol (1889) dan Nocard (1897) yang menunjukkan efek dari transfer pasif suatu anti-toksin yang kemudian diikuti oleh 17 imunisasi pasif selama perang dunia I. Toksoid tetanus kemudian ditemukan oleh Descombey pada tahun 1924 dan efektifitas imunisasi aktif didemonstrasikan pada perang dunia II. Toksoid tetanus yang dibutuhkan untuk imunisasi adalah sebesar 40 IU dalam setiap dosis tunggal dan 60 IU bersama dengan toksoid difteria dan vaksin pertusis. Pemberian toksoid tetanus memerlukan pemberian berkesinambungan untuk menimbulkan dan mempertahankan imunitas. Tidak diperlukan pengulangan dosis bila jadwal pemberian ternyata terlambat. Efektifitas vaksin ini cukup baik, ibu yang mendapatkan toksoid tetanus 2 atau 3 dosis memberikan proteksi bagi bayi baru lahir terhadap tetanus neonatal. 3. Vaksin Campak Vaksin campak di berikan pada anak kelas satu SD atau sederajat, pemberian vaksin ini merupakan imunisasi ulang atau booster untuk meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat memutuskan rantai penularan terhadap penyakit campak. 4. Vaksin Polio Oral Vaksin ini di gunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2 tetes oral. Virus vaksin ini kemudian menempatkan diri di usus dan memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun pada epitelium usus yang menghasilkan pertahanan lokal terhadap virus polio liar yang masuk kemudian. Dengan cara ini, maka frekuensi eksresi polio virus liar dalam masyarakat dapat dikurangi. 18 c. Prosedur Imunisasi Imunisasi sebagai upaya pencegahan primer yang sangat handal. memerlukan pemahaman dan keterampilan dari para pelakunya mengenai prosedur-prosedur yang harus dilakukan sebelum, selama dan sesudah melakukan imunisasi. Prosedur imunisasi dimulai dari : 1. Menyiapkan dan membawa vaksin. 2. Mempersiapkan anak dan orang tua. 3. Teknik penyuntikan yang aman. 4. Pencatatan. 5. Pembuangan limbah. 6. Teknik penyimpanan dan penggunaan sisa vaksin dengan benar. Dengan prosedur imunisasi yang benar diharapkan akan diperoleh kekebalan yang optimal, penyuntikan yang aman, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang minimal, serta pengetahuan dan kepatuhan orangtua pada jadwal imunisasi. d. Tata Cara Pemberian Imunisasi Sebelum melakukan vaksinasi, dianjurkan mengikuti tata cara seperti berikut : a. Memberitahukan secara rinci tentang risiko imunisasi dan risiko apabila tidak divaksinasi. b. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan. 19 c. Baca dengan teliti informasi tentang yang akan diberikan dan jangan lupa mendapat persetujuan dari orang tua. Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya sebelum melakukan imunisasi. d. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan. e. Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan. f. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan dengan baik. g. Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda perubahan. Periksa tanggal kadaluwarsa. h. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan pula vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal bila diperlukan. i. Berikan vaksin dengan teknik yang benar. Lihat uraian mengenai pemilihan jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan, dan posisi penerima vaksin. j. Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal seperti berikut : 1) Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua atau pengasuh apa yang harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih berat. 2) Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis. 3) Catatan imunisasai secara rinci haus disampaikan kepada Dinas Kesehatan Bidang Penberantasan Penyakit Menular (P2M). 20 4) Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk mengejar ketinggalan bila diperlukan. e. Pencatatan Imunisasi Setiap bayi/anak sebaiknya mempunyai dokumentasi imunisasi seperti kartu imunisasi yang dipegang oleh orang tua atau pengasuhnya. Setiap dokter atau tenaga paramedis yang memberikan imunisasi harus mencatat semua data-data yang relevan pada kartu imunisasi tersebut. Data yang harus dicatat pada kartu imunisasi : 1) Jenis vaksin yang diberikan, termasuk nomor dan nama dagang. 2) Tanggal melakukan vaksinasi. 3) Efek samping bila ada. 4) Tanggal vaksinasi berikutnya. 5) Nama tenaga medis/para medis yang memberikan vaksin. Pentingnya kartu vaksinasi juga untuk menilai jenis dan jumlah vaksin yang diberikan dan bagaimana pemberian vaksinasi selanjutnya untuk pasien dengan imunisasi tidak lengkap dan cara dan cara mengejar imunisasi yang tertinggal. Tabel 2.2 Contoh Kartu Imunisasi. Jenis Nama No batch Vaksin Vaksin Tanggal Imunisasi Sumber : Kamus Kebidanan (Citra Pustaka, 2009) Tempat Imunisasi Paraf 21 f. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kejadian ikutan pasca imunisasi adalah kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis, atau kesalahan program, reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi lainnya. Pada umumnya makin cepat terjadi KIPI makin berat gejalanya (Ranuh, 2008). Secara umum, reaksi KIPI dapat dikategorikan sebagai akibat kesalahan program, reaksi suntikan, dan reaksi vaksin. a. Kesalahan Program Sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan kesalahan teknik pelaksanaan vaksinasi, misalnya kelebihan dosis, kesalahan memilih lokasi dan cara menyuntik, sterilitas, dan penyimpanan vaksin. Dengan semakin membaiknya pengelolaan vaksin, pengetahuan, dan keterampilan petugas pemberi vaksinasi, maka kesalahan tersebut dapat diminimalisasi. b. Reaksi Suntikan Reaksi suntikan tidak berhubungan dengan kandungan vaksin, tetapi lebih karena trauma akibat tusukan jarum, misalnya bengkak, nyeri, dan kemerahan di tempat suntikan. Reaksi suntikan dapat dihindari dengan 22 melakukan teknik penyuntikan secara benar dan komunikasi terlebih dahulu. c. Reaksi Vaksin Gejala yang muncul pada reaksi vaksin sudah bisa diprediksi terlebih dahulu, karena umumnya perusahaan vaksin telah mencantumkan reaksi efek samping yang terjadi setelah pemberian vaksinasi. Keluhan yang muncul umumnya bersifat ringan (demam, bercak merah, nyeri sendi, pusing, nyeri otot). Meskipun hal ini jarang terjadi, namun reaksi vaksin dapat bersifat berat, misalnya reaksi serius dan kejang. C. Tinjauan Islam Tentang Imunisasi Dalam tradisi agama Islam, imunisasi yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah at-tamni’ atau at-tahnig sebenarnya telah dikenal sejak masa yang sangat lama sekali. Tren imunisasi di dunia selalu memberikan prioritas kepada anak-anak, begitu pula tradisi imunisasi dalam Islam. Pertama, anak-anak adalah kader dan generasi penerus kita di kemudian hari. Kedua, usia kanak-kanak adalah usia yang rentan terhadap berbagai penyakit, serangan, dan gangguan, yang bisa berakibat fatal bagi anak pada usia-usia selanjutnya. Ketiga, fase kanak-kanak adalah fase yang lemah dan labil. Apalagi fase balita, batita, dan pranatal. Anak tidak dapat melindungi dirinya tanpa bantuan pihak lain. Dan keempat, masa kanak-kanak adalah masa potensial, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang amat signifikan dalam berbagai aspek (Syarifuddin, 2009). 23 Zat-zat dalam imunisasi dengan demikian diharapkan dapat menyatu dan berpadu pada anak sepanjang masa. Sebagaimana firman Allah Swt Q.S. AnNisaa: 9 Terjemahnya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka – (hendaklah) mereka takut. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar lagi tepat.”(Departemen Agama RI. 2009). Ayat 9 diatas berpesan : Dan hendaklah orang-orang yang memberi aneka nasihat kepada pemilik harta agar membagikan hartanya kepada orang lain sehingga anak-anaknya terbengkalai, hendaklah mereka membayangkan seandainya mereka akan meninggalkan yakni setelah kematian mereka, yakni setelah kematian mereka, anak-anak yang lemah karena masih kecil atau tidak memiliki harta, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan atau penganiayaan atas mereka, yakni anak-anak lemah itu. Karena itu hendaklah mereka takut kepada Allah atau keadaan anak-anak mereka di masa depan.Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dengan mengindahkan sekuat kemampuan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar lagi tepat. (Departemen Agama RI. 2009). 24 Dari Abu Hurairah radhiallahu „anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: Terjemahnya : “Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Hadits tersebut menurut peneliti mengandung makna bahwa sesungguhnya Allah Swt tidak akan menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan pula obatnya, manusia dituntut untuk berusaha dan berikhtiar mencari obat dari penyakit tersebut agar kiranya penyakit yang timbul dapat disembuhkan bahkan dicegah sebelum terjadi. Salah satu contoh pencegahan penyakit yaitu dengan imunisasi, dimana imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah penyakit tertentu.(Departemen Agama RI. 2009). D. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil „tahu‟, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain atau bagian yang sangat penting untuk terjadinya tindakan seseorang (over behavior). Sedangkan ke 25 dalaman pengetahuan dalam domain “cognitive” dapat diketahui melalui tingkatan cognitive yang mereka miliki mulai dari tingkatan cognitive pertama (C1) yaitu tingkatan pengetahuan yang paling rendah, dalam hal ini seseorang hanya mampu menyebut istilah-istilah saja berdasarkan pada apa yang telah dipelajari atau didengarnya, sampai pada tingkat cognitive keenam (C6) yaitu tingkatan pengetahuan yang paling tinggi, dalam hal ini seseorang tidak hanya mampu menyebut istilah-istilah saja tetapi sudah mampu melakukan analisa dan penilaian terhadap apa yang diketahuinya. Dalam Al-Qur‟an terdapat banyak ayat rujukan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sementara tidak ada agama atau kebudayaan lain yang menegaskan dengan begitu tegas akan kepentingan ilmu dalam kehidupan manusia. Ini membuktikan bahwa betapa tingginya kedudukan sains dan ilmu pengetauan dalam Al-Qur‟an. Al-Qur‟an selalu memerintahkan kepada manusia untuk mendayagunakan potensi akal, pengamatan , pendengaran, semaksimal mungkin Islam adalah satu-satunya agama di dunia yang sangat (bahkan paling) empatik dalam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, bahkan Al-Qur‟an itu sendiri merupakan sumber ilmu dan sumber insfirasi berbagai disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknelogi. Betapa tidak, AlQur‟an sendiri mengandung banyak konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan dan teknelogi serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu. Dalam Q.S. Al-Mujadalah (58/11) Allah berfirman : 26 Terjemahnya : Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Departemen Agama RI. 2009). 2. Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, „tahu‟ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain ; menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.s b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 27 c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penialaianpenilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. E. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan / kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti, konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan 28 suatu pengertian oleh karena itu konsep tidak dapat diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variabel-variabel, dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur (Notoatmodjo, 43-44). Dengan memperhatikan kerangka teoritis di atas maka kerangka konsep dapat dirumuskan sebagai berikut : Pengertian imunisasi Booster pada anak Jenis – jenis imunisasi Booster pada anak Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Booster pada Anak Jadwal pemberian imunisasi Booster pada anak Keterangan : Variabel independen Variabel dependen Variabel yang tidak diteliti Hubungan Variabel yang diteliti Hubungan variabel yang diteliti Sikap dan perilaku masyarakat 29 F. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 1. Pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi booster pada anak Pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang definisi imunisasi booster pada anak berdasarkan jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner. Kriteria objektif: Tahu : Jika ibu menjawab dengan benar sama atau lebih 60% dari seluruh pertanyaan tentang pengertian/makna imunisasi booster pada anak. Tidak tahu : Jika ibu menjawab dengan benar kurang 60% dari seluruh pertanyaan tentang pengertian/makna imunisasi booster pada anak. 2. Pengetahuan ibu tentang jenis – jenis imunisasi booster pada anak. Pengetahuan ibu tentang jenis - jenis imunisasi booster pada anak adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang jenis – jenis imunisasi dasar yang perlu di booster pada anak setelah berusia di atas 1 tahun berdasarkan jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner. Kriteria objektif: Tahu : Jika ibu menjawab dengan benar sama atau lebih 60% dari seluruh pertanyaan tentang jenis – jenis imunisasi yang mendapatkan booster 30 Tidak tahu : Jika ibu menjawab dengan benar kurang 60% dari seluruh pertanyaan tentang jenis jenis imunisasi yang mendapatkan booster 3. Pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi booster pada anak Pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi booster pada anak adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang jadwal dan internal pemberian imunisasi booster pada anak berdasarkan jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner. Kriteria objektif: Tahu : Jika ibu menjawab dengan benar sama atau lebih 60% dari seluruh pertanyaan tentang jadwal pemberian imunisasi booster pada anak. Tidak tahu : Jika ibu menjawab dengan benar kurang 60% dari seluruh pertanyaan tentang imunisasi booster pada anak jadwal pemberian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis metode penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi booster pada anak di makassar. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas a. Kassi – kassi b. Bara – baraya c. Mamajang d. Batua raya 2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 22 Juni – 25 Juli 2012 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian adalah semua ibu yang membawa anak untuk imunisasi di puskesmas. Populasi dalam penelitian ini adalah 204 orang yang berasal dari jadwal kunjungan untuk imunisasi di empat puskesmas pada bulan maret 2012. 31 32 2. Sampel Sampel dalam penelitian adalah ibu yang membawa anak untuk imunisasi di puskesmas yang ditemui pada saat penelitian dilakukan dan bersedia menjadi responden di puskesmas. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 135 orang. Kriteria inklusi : b. Orang tua yang membawa anaknya untuk imunisasi booster di Puskesmas Mamajang, Puskesmas/RSP VI Kassi – Kassi, Puskesmas Bara – Baraya, Puskesmas Batua Raya. c. Orang tua yang bersedia menjadi responden. Kriteria Eksklusi : a. Orang tua yang membawa anak yang sakit dan memerlukan pengobatan. b. Orang tua yang berpartisipasi di bidang kesehatan dan farmasi. D. Besar Sampel Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi orang tua yang membawa anaknya untuk imunisasi di puskesmas dengan jumlah populasi 204 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : N n= 1 + N (d2) Keterangan : N = Besar populasi d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan. 33 n = Besar sampel (Notoatmodjo 2005, 92) N = 204 d2 = 0,0025 d = 0,05 N n= 1 + N (d2) 204 2222222 n= 1 + 204 (0,0025) 204 n= 1 + 0,51 204 n= = 135 1,51 E. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel diambil secara porposive sampling yaitu yang menjadi sampel adalah orang tua yang membawa anaknya untuk imunisasi di puskesmas yang ditemui peneliti saat penelitian dilakukan dan bersedia menjadi responden. F. Cara Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data adalah data primer yang menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner yang diberikan kepada ibu yang membawa anak untuk imunisasi di puskesmas yang ditemui pada saat penelitian dilakukan dan bersedia menjadi responden. 34 G. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. 1. Pengolahan Data Data yang diperoleh melalui pengumpulan data selanjutnya diolah secara manual menggunakan kalkulator dengan rumus sebagai berikut: S=R Keterangan : S = Skor yang diperoleh R = Jawaban yang benar 2. Analisis Data Analisis data dapat dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat presentase data yang terkumpul dan disajikan tabel distribusi frekuensi kemudian dicari besarnya presentase jawaban masing-masing responden dan selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan teori keperpustakaan yang ada. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut: P = x 100% Keterangan: P : Persentase yang dicari f : Frekuensi faktor variabel sn : Jumlah sampel (Notoatmodjo, 2002). 35 H. Penyajian Data 1. Editing Memeriksa kembali kebenaran pengisian dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data dikelompokkan dengan menggunakan aspek pengaturan. 2. Coding Pemberian nilai atau kode pada pilihan jawaban yang sudah lengkap, diberi skor (1) untuk jawaban “Ya” dan skor (0) untuk jawaban “Tidak”. 3. Tabulating Pengolahan dan penyajian data dalam bentuk tabel desktiptif sederhana. Bertujuan untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, data dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. I. Etika Penelitian Masalah etika dalam penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting, mengingat dalam penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek. Dalam penelitian ini, menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. Tanpa nama (anonimity) Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembaran kuesioner yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi kode tertentu. 36 2. Kerahasiaan (confidentiality) Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiaannya. Hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan pada hasil penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Booster pada Anak di Kota Makassar yang dilaksanakan di empat Puskesmas yaitu Puskesmas Bara – baraya, Puskesmas Mamajang, Puskesmas Kassi–kassi, dan Puskesmas Batua mulai tanggal 22 Juni- 25 Juli maka diperoleh sampel sebanyak 135 responden yang merupakan bagian dari populasi. Jumlah sampel dari setiap puskesmas yaitu 40 (29,6%) responden di puskesmas Kassi-kassi, di puskesmas plus Bara-baraya sebanyak 35 (26%) responden, di puskesmas Batua sebanyak 34 (25%) dan responden, di puskesmas mamajang sebanyak 26 (19%) Variabel yang diteliti adalah pengetahuan ibu tentang Imunisasi Booster Dari keseluruhan sampel yang diperoleh melalui Kuesioner, selanjutnya dilakukan pengolahan dan hasilnya disajikan dalam tabel distribusi, frekuensi dan presentase. Selengkapnya di uraikan sebagai berikut: 37 38 1. Karakteristik Umur Karakteristik umur responden dapat dilihat pada Diagram Batang berikut: Diagram Batang 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Makassar Tahun 2012 80% 70% 70% 60% 50% < 20 tahun 40% 20-30 tahun 30% 20% 16% 14% > 30 tahun 10% 0% < 20 tahun 20-30 tahun > 30 tahun Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 19 responden (14%), responden yang memiliki umur 20-30 tahun adalah sebanyak 95 responden (70,4%), dan responden yang memiliki umur >30 tahun adalah sebanyak 21 (16%). Berikut data setiap Puskesmas yaitu: 39 a. Puskesmas/RSP VI kassi-Kassi Makassar Diagram Pie 4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar Tahun 2012 15% 23% < 20 tahun 20-30 tahun > 30 tahun 63% Sumber :Wawancara/kuesioner Tabel 4.1.1 menunjukkan bahwa dari 40 responden,dapat di ketahui jumlah responden dengan umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 6 responden (15%), responden yang memiliki umur 20-30 tahun adalah sebanyak 25 responden (62,5%), dan responden yang memiliki umur > 30 tahun adalah sebanyak 9 (22,5%). 40 b. Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Diagram Pie 4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Makassar Tahun 2012 3% 11% < 20 tahun 20-30 tahun >30 tahun 86% Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.1.2 menunjukkan bahwa dari 35 responden, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 4 responden (11,4%), responden yang memiliki umur 20-30 tahun adalah sebanyak 30 responden (85,7%),dan responden yang memiliki umur >30 tahun adalah sebanyak 1(2,9%). 41 c. Puskesmas Mamajang Makassar Diagram Pie 4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas Mamajang Makassar Makassar Tahun 2012 19% 39% < 20 tahun 20-30 tahun >30 tahun 42% Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.1.3 menunjukkan bahwa dari 26 responden, dapat diketahui Jumlah responden yang memiliki umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 5 responden (19,2%), responden yang memiliki umur 20-30 tahun adalah sebanyak 11 responden (42,3%), dan responden yang memiliki umur >30 tahun adalah sebanyak 10 (38,5%). 42 d. Puskesmas Batua Makassar Diagram Pie 4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas Batua Makassar Makassar Tahun 2012 3% 12% < 20 tahun 20-30 tahun >30 tahun 85% Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.1.4 menunjukkan bahwa dari 34 responden, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 4 responden (11,8%), responden yang memiliki umur 20-30 tahun adalah sebanyak 29 responden (85,2%), dan responden yang memiliki umur > 30 tahun adalah sebanyak 1 (2,9%). 43 2. Karakteristik Pendidikan Karakteristik pendidikan responden dapat dilihat pada Diagram Batang berikut: Diagram Batang 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Makassar Tahun 2012 35% 30% 30% 25% 21% SD 20% 20% SMP 15% 14% 15% SMA DIPLOMA 10% SARJANA 5% 0% SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui jumlah responden dengan pendidikan Sarjana sebanyak 48 responden (30%), Diploma sebanyak 27 responden (20%), SMA sebanyak 29 responden (21,4%), SMP sebanyak 19 responden (14,1%), dan SD sebanyak 12 responden (15%). Berikut data responden di setiap Puskesmas yaitu: 44 b. Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar Diagram Pie 4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar Tahun 2012 10% 30% 15% SD SMP SMU DIPLOMA SARJANA 25% 20% Sumber :Wawancara/kuesioner Tabel 4.2.1 menunjukkan bahwa dari 40 responden, dapat diketahui jumlah responden dengan pendidikan sarjana sebanyak 12 responden (30%), Diploma sebanyak 8 responden (20%), SMA sebanyak 10 responden ( 25%), SMP sebanyak 6 responden (15%) dan SD sebanyak 4 reponden (10%). 45 c. Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Diagram Pie 4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Tahun 2012 9% 23% 14% SD SMP SMU DIPLOMA 29% 26% SARJANA Sumber: Wawancara/kuesioner Tabel 4.2.2 menunjukkan bahwa dari 35 responden, dapat diketahui jumlah responden dengan pendidikan Sarjana sebanyak 8 responden (22,95), Diploma sebanyak 10 responden (28,6%), SMA sebanyak 9 responden (25,8%), SMP sebanyak 5 responden (14.2%), dan SD sebanyak 3 responden (8,5%). 46 d. Puskesmas Mamajang Makassar Diagram Pie 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Mamajang Makassar Tahun 2012 8% 15% SD SMP SMU 50% DIPLOMA 19% SARJANA 8% Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.2.3 menunjukkan bahwa dari 26 responden, dapat diketahui jumlah responden dengan pendidikan Sarjana sebanyak 13 responden (50%), Diploma sebanyak 2 responden (7,8%), SMA sebanyak 5 responden (19,3%), SMP sebanyak 4 responden (15,3%), dan SD sebanyak 2 responden (7,6%). 47 e. Puskesmas Batua Makassar Diagram Pie 4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Batua Makassar Tahun 2012 9% 12% SD SMP 44% SMU 15% DIPLOMA SARJANA 20% Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.2.4 menunjukkan bahwa dari 34 responden, dapat diketahui jumlah responden dengan pendidikan Sarjana sebanyak 15 responden (44,11%), Diploma sebanyak 7 responden (20,5%), SMA sebanyak 5 responden (14,7%), SMP sebanyak 4 responden (11,7%), dan SD sebanyak 3 responden (8,9%). 48 3. Karakteristik Pekerjaan Karakteristik pekerjaan responden dapat dilihat pada Diagram Batang berikut: Diagram Batang 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Makassar Tahun 2012 60% 57% 50% 40% IRT 30% 25% 18% 20% WIRASWASTA PNS 10% 0% IRT WIRASWASTA PNS Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 75 responden (57%), Wiraswasta sebanyak 25 responden (18%), dan PNS sebanyak 35 responden (25%). 49 a. Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar Diagram Pie 4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar Tahun 2012 28% PNS 50% WIRASWASTA IRT 22% Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.3.1 menunjukkan bahwa dari 40 responden,dapat diketahui jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 11 responden (27,5%), Wiraswasta sebanyak 9 responden (22,2%), dan PNS sebanyak 20 responden (50 %). 50 b. Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Diagram Pie 4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Tahun 2012 15% PNS 19% WIRASWASTA 66% IRT Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.3.2 menunjukkan bahwa dari 35 responden,dapat diketahui jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 24 responden (68,6%), Wiraswasta sebanyak 6 responden (17,2%), dan PNS sebanyak 5 responden (14,2 %). 51 c. Puskesmas Mamajang Makassar Diagram Pie 4.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Makassar Tahun 2012 19% PNS 19% 62% WIRASWSTA IRT Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.3.3 menunjukkan bahwa dari 26 responden,dapat diketahui jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 16 responden (61,6%), Wiraswasta sebanyak 5 responden (19,2%), dan PNS sebanyak 5 responden (19,2 %). 52 d. Puskesmas Batua Makassar Diagram Pie 4.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Batua Makassar Tahun 2012 15% PNS 15% 71% WIRASWAS TA IRT Sumber : Wawancara/kuesioner Tabel 4.3.4 menunjukkan bahwa dari 34 responden,dapat diketahui jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 24 responden (70,5%), Wiraswasta sebanyak 5 responden (14,7%), dan PNS sebanyak 5 responden (14,8 %). 53 4. Pengetahuan ibu tentang Imunisasi Booster Pengetahuan responden tentang imunisasi Booster dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang pengertian Imunisasi Booster pada Anak Di Makassar Tahun 2012 Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 34 25 Kurang 101 75 Jumlah 135 100 Sumber : Wawancara/Kuesioner Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik tentang Imunisasi Booster adalah sebanyak 34 responden (25%) dan responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang Imunisasi Booster adalah sebanyak 101 responden (75%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Jenis - jenis Imunisasi Booster pada Anak Di Makassar Tahun 2012 Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 24 17,8 Kurang 111 82,2 Jumlah 135 100 Sumber : Wawancara/Kuesioner 54 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik tentang Imunisasi Booster adalah sebanyak 24 responden (17,8%) dan responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang Imunisasi Booster adalah sebanyak 111 responden (82,2%). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Jadwal Pemberian Imunisasi Booster pada Anak Di Makassar Tahun 2012 Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 40 29,6 Kurang 95 70,4 Jumlah 135 100 Sumber : Wawancara/Kuesioner Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik tentang Imunisasi Booster adalah sebanyak 40 responden (29,6%) dan responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang Imunisasi Booster adalah sebanyak 95 responden (70,4%). B. Pembahasan Dalam penelitian ini jumlah sampel keseluruhan adalah sebanyak 135 responden, sampel dari setiap puskesmas memiliki jumlah yang bervariasi, responden terbanyak adalah di pusksmas Kassi-kassi yaitu sebanyak 40 responden, hal ini disebabkan karena jumlah populasi lebih banyak dan juga 55 jumlah sampel yang kooperatif dalam pengambilan data lebih banyak ditemui di puskesmas Kassi-kassi. Variasi dalam hal umur, pendidikan, dan tingkat ekonomi responden yang lebih banyak dilakukan di puskesmas kassi-kassi, dan di puskesmas lainnya memiliki jumlah sampel yang tidak terlalu jauh perbedaan jumlah respondennya. 1. Karakteristik Umur Tabel 4.1 menunjukkan bahwa umur responden sebagian besar didominasi antara 20-30 tahun yaitu sebanyak 95 responden atau dengan persentase (70,4%), sedangkan jumlah responden yang memiliki umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 19 responden (14%), dan responden yang memiliki umur >30 tahun adalah sebanyak 21 responden (16%). Hal ini menyatakan bahwa umur merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang, sebagian orang yang umurnnya masih muda memiliki minat untuk belajar lebih banyak dibandingkan dengan orang yang usianya sudah tua. Dimana minat merupakan suatu rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. Selain itu, orang tua diusia 20-an cukup perhatian dalam hal kesehatan dan mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menerapkan program kesehatan yang bersifat prevenif kepada anak-anaknya, hal ini tentunya sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan cakupan imunisasi di Indonesia. 56 Menurut peneliti orang yang usianya sudah tua berpikir bahwa bukan lagi saatnya bagi mereka untuk belajar kini saatnya bagi generasi muda untuk belajar dan lebih aktif guna meneruskan cita-cita bangsa. Menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh saudari Melawati Arsan menunjukkan bahwa dari 79 responden, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 9 responden (11,3%), responden yang memiliki umur 21-30 tahun adalah sebanyak 52 responden (66%), dan responden yang memiliki umur >30 tahun adalah sebanyak (22,7%). 2. Karakteristik Pendidikan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pendidikan responden yaitu tingkat SD dan sederajatnya sebanyak 12 (15%) dari 135 responden, sedangkan SMP dan sederajatnya sebanyak 19 responden (14,1%), SMA dan sederajatnya sebanyak 29 responden (21,4%), Diploma sebanyak 27 responden (20%), Sarjana sebanyak 48 responden (30%). Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Notoatmodjo 2006). Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang untuk menerima informasi dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang maupun dari media massa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengatahuan yang didapatkan. 57 Pendidikan dalam hal ini pendidikan formal menurut peneliti sangat mempengaruhi pengetahuan orang tua terhadap imunisasi Booster dimana yang merupakan faktor yang mempengaruhi pola pikir seseorang sehingga ia mampu menelaah sesuatu untuk diterima atau ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat juga mulai meningkat terlihat dengan semakin besarnya populasi masyarakat dengan derajat pendidikan SMA keatas, hal ini tentunya sejalan dengan berbagai program pemerintah di bidang pendididkan terutama wajib belajar Sembilan tahun program BOS dan program lainnya yang pada dasarnya adalah memudahkan masyarakat mendapatkan pendidikan formal. Menurut hasil penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh saudari Melawati Arsan menunjukkan bahwa dari 79 responden, dapat diketahui jumlah responden dengan pendidikan SD sebanyak 27 responden (34%), SMP sebanyak 26 responden (33%), SMA sebanyak 19 responden (24%), Diploma sebanyak 2 responden (2,6%), SI sebanyak 5 responden (6,4%). 3. Karakteristik Pekerjaan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pekerjaan responden adalah pada Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 75 responden (57%), Wiraswasta sebanyak 25 responden (18 %), dan PNS sebanyak 35 responden (25 %). Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan tentang Imunisasi Booster. Pengetahuan responden yang bekerja lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan responden yang tidak bekerja. 58 Semua ini disebabkan karena ibu yang bekerja di luar rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian Imunisasi Booster pada anak (Depkes RI 2004). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar kaum wanita yang menjadi responden adalah berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga dan terlihat bahwa peranan ini sangat besar dalam peningkaan kesehatan anak di Indonesia. Menurut hasil penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh saudari Melawati Arsan menunjukkan bahwa dari 79 responden, dapat diketahui jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 68 responden (86%), Wiraswasta sebanyak 7 responden (9%), dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 4 responden (5%). 4. Pengetahuan orang tua tentang imunisasi Booster di Makassar Tahun 2012. Tabel di atas menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang imunisasi Booster pada umumnya kurang. Pengetahuan Masyarakat tentang pengertian imunisasi Booster menunjukkan bahwa dari 135 jumlah responden didapatkan 101 (75%) yang menjawab tidak tahu tentang pengertian imunisasi Booster dan hanya 34 (25%) yang menjawab tahu. Pengetahuan ibu tentang jenis – jenis imunisasi Booster berdasarkan pada tabel 4.2 juga menunjukkan bahwa 24 (17,8%) orang yang tahu 59 tentang jenis – jenis imunisasi Booster dan 111 (82,2%) orang yang tidak tahu tentang jenis – jenis imunisasi Booster. Data yang diperoleh dari hasil penelitian di empat puskesmas di Makassar pada bulan juni - juli 2012 menunjukkan bahwa dari 135 yang terdapat pada tabel 4.6 responden yang diteliti didapatkan 40 (29,6%) orang yang tahu tentang jadwal imunisasi Booster dan 95 (70,4%) orang yang tidak tahu tentang jadwal imunisasi Booster. Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya pengetahuan orang tua tentang imunisasi Booster peneliti beranggapan bahwa rendahnya pengetahuan responden tentang imunisasi Booster disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh oleh responden mengenai imunisasi Booster yang sebetulnya dapat diperoleh dari tenaga kesehatan dengan diadakannya penyuluhan. Faktor lain juga menurut peneliti disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencari tahu akan pentingnya bayi diberikan imunisasi Booster untuk menghindari penyakit, padahal informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai media seperti media elektronik dan media cetak. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengetahuan seseorang, dalam hal ini responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk informasi melalui petugas kesehatan, media cetak, media elektronik, petugas kesehatan, teman, saudara, tetangga, buku, majalah atau surat kabar. Dengan demikian, informasi 60 yang diperoleh dapat memberikan hasil yang beraneka ragam dan mempengaruhi tingkat pengetahuan responden mengenai Imunisasi Booster dan lainnya. Hal yang sama diungkapkan oleh Notoatmodjo (2007), bahwa pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil dari tahu dan inti terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dari penelitian ini maka dapat dilihat kesimpulan bahwa perlu adanya sosialisasi yang lebih banyak pada masyarakat dari berbagai bangsa, bukan hanya pentingnya imunisasi dasar, namun juga imunisasi ulang yang termasuk dalam imunisasi Booster sebab pilihan untuk membenarkan atau tidak imunisasi Booster sangat tergantung pada orang tua. Mereka dapat saja berasal dari golongan ekonomi menengah tetapi bila mereka mengetahui arti pentingnya imunisasi bagi anaknya, bisa saja mereka berusaha menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana imunisasi. Jadi tidak boleh ada diskriminasi dalam hal informasi setiap orang berhak atas informasi tersebut dan keputusan akhir tetap di tangan orang tua. Seperti dalam Islam, sampaikanlah walau hanya 1 ayat, maka dalam hal kebaikan dan kebenaran, kita sebagai tenaga kesehatan wajib menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Semua itu untuk kepentingan generasi kita dimasa depan. Bangsa yang kuat mempunyai warga negara yang sehat dan itu berlaku sepanjang zaman. 61 Imunisasi juga perlu di ketahui pada tenaga kesehatan,terutama mereka yang bekerja di pelayanan kesehatan tingkat pertama. Karena mereka menjadi orang pertama yang paling banyak kontak dengan masyarakat. Penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk Penelitian selanjutnnya tentang aplikasi pemberian Imunisasi Booster di Masyarakat. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Responden terbanyak dari umur 20-30 tahun sebanyak 95 responden (70,4%), di ikiuti Kelompok umur >30 tahun adalah sebanyak 21 (16%) responden dan ≤ 20 tahun adalah sebanyak 19 responden (14%). 2. 48 responden (30%) terdiri dari pendidikan Sarjana, selanjutnya di ikuti dari pendidikan SMA sebanyak 29 responden (21,4%), Diploma sebanyak 27 responden (20%), SMP sebanyak 19 responden (14,1%), dan yang paling terendah terdapat pada Pendidikan SD sebanyak 12 responden (15%), 3. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) mempunyai porsi terbesar dari responden kami sebanyak 75 responden (57 %), Wiraswasta sebanyak 25 responden (18 %), dan PNS sebanyak 35 responden (25 %). 4. Pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi Booster kurang dengan persentase (75%), dan yang memiliki pengetahuan baik sebesar (25%). 5. Pengetahuan ibu tentang jenis jenis imunisasi Booster kurang dengan persentase (82,2%), dan yang memiliki pengetahuan baik sebesar (17,8%). 62 63 6. Pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi Booster kurang dengan persentase (70,4%), dan yang memiliki pengetahuan baik sebesar (29,6%). B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberi saran sebagai berikut: 1. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, maka dari itu penting bagi orang tua agar tetap menggali pengetahuan tentang kesehatan tanpa mempermasalahkan umurnya. 2. Wajib bagi semua kalangan agar memperhatikan pendidikannya, khususnya para orang tua yang saat ini memiliki pendidikan yang rendah agar nantinya memberikan pendidikan yang layak bagi anaknya guna menciptakan generasi muda yang berkualitas. 3. Pengetahuan orang tua terhadap imunisasi Booster sangat perlu ditingkatkan, khususnya para ibu yang memiliki bayi harus lebih aktif dalam mencari informasi tentang imunisasi baik dari tenaga kesehatan, media elektronik, dan media cetak. 4. Pentingnya bagi ibu agar kiranya meluangkan waktu untuk menghadiri kegiatan-kegiatan yang bermanfaat seperti penyuluhan tentang peningkatan kesehatan guna meningkatkan sikap positif dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. 5. Diharapkan kepada para tenaga medis untuk lebih memperluas cakupan penyuluhan dan memberi informasi kepada seluruh Masyarakat untuk 64 lebih mengetahui tentang Imunisasi Booster khususnya tentang jenis – jenis dan jadwal Imunisasi Booster. 6. Kepada pemerintah sebaiknya memfasilitasi para petugas kesehatan untuk meningkatkan kemampuan menyuluh pengetahuan mengenai Imunisasi Booster. dalam rangka peningkatan DAFTAR PUSTAKA Al-Qur‟an Surat An Nisa ayat 10,Surat Yunus ayat 57 Alfa Kurnia.2012. Pentingnya Booster Vaksin. http://momsguideindonesia.com diakses 5 maret 2012 pukul 13.00 wita. Arsan Melawati. 2011.Gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan orang tua terhadap imunisasi bcg di puskesmas maccini sawah makassar. Haws, PS. 2003. Asuhan Neonates Rujukan Cepat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hidayat, AA. 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Cet I; Jakarta: Penerbit Salemba Medika. ________. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Hal : 102 – 5. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Imelda,R. 2009. Panduan Kehamilan dan Keperawatan Bayi. Surabaya: Penerbit: victory Julitasari Sundoro. 2012. BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) : Anak Terlindung dari Penyakit Campak, Difteri dan Tetanus. http:// Portal Kementerian BUMN.com diakses 5 maret 2012 pukul 13.30 wita. Legawa, Cahya . 2012. Bhyllabus Sudut kehidupan,seutas kata,meracik makna. http://ProKontra%20Imunisasi%20dan%20Vaksinasi%20_%20Bhyllabus.ht ml diakses 5 mei 2012 pukul 20.30 wita. Nadesul, H. 2007. Membesarkan Bayi Jadi Anak Pintar. Cet II; Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Naiem, M.F, dkk. 2009. Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Nanny LD, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.3. Jakarta: PT. Rineka Cipta. ________. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Cetakan Pertama. Hal : 43. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Profil Kesehatan RI. 2006. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Indonesia. http://www.medicastore.com diakses tanggal 14 februari 2012. Ranuh, IGN dkk. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Cet III: Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Sabarguna, B S. 2008. Karya Tulis Ilmiah (KTI) untuk Mahasiswa DIII Kebidanan. Cetakan Pertama; Jakarta: CV.Sagung Seto. Shihab,Quraish M.2009. Tafsir Al-Mishah Pesan,Kesan dan Keserasian AlQur’an.Volume 2. Jakarta : Lentera Hati Syarifuddin, A. 2009. Imunisasi Anak Cara Islam. Cet I Hal: 48. Penerbit Tiga Satu Tiga. LAMPIRAN LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Yang bernama NURAZISAH (70400009031) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Booster pada Anak di kota Makassar Tahun 2012”. Saya memahami penelitian ini di maksudkan untuk kepentingan ilmiah dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi peneliti dan tidak merugikan saya serta jawaban yang saya berikan akan dijaga kerahasiaannya. Dengan demikian secara sukarela dan tidak ada unsur pemaksaan dari siapapun, saya siap berpartisipasi dalam penelitian ini. Makassar 2012 Responden ( ) A. PENGERTIAN IMUNISASI NO PERNYATAAN – PERNYATAAN 1. Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. 2. Imunisasi dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta dapat mencegah berbagai macam penyakit. 3. Imunisasi ulang booster adalah imunisasi yang merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. 4. Vaksin atau imunisasi booster ada berisi virus yang dilemahkan. 5. Cara pemberian imunisasi booster berbeda dengan imunisasi PPI (BCG, Campak, Polio, Hepatiitis B, DPT) 6. Imunisasi booster dapat diberikan pada bayi baru lahir. 7. Segala penyakit dapat dicegah dengan memberikan imunisasi booster pada anak. B S SCORE B. JENIS – JENIS IMUNISASI BOOSTER NO PERNYATAAN – PERNYATAAN 1. Semua jenis vaksin imunisasi merupakan imunisasi booster. 2. Imunisasi booster merupakan imunisasi yang diberikan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan. 3. Imunisasi DPT merupakan jenis imunisasi untuk melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. 4. Imunisasi BCG untuk melindungi dari penyakit Tuberkulosis (TBC). B S SCORE 5. 6. 7. Imunisasi BCG harus diberikan pada bayi waktu lahir. Imunisasi booster adalah imunisasi yang wajib diberikan kepada anak. Imunisasi campak tidak hanya dapat mencegah penyakit campak saja, tetapi dapat juga mencegah penyakit lainnya. C. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI BOOSTER NO PERNYATAAN – PERNYATAAN 1. Cara pemberiaan imunisasi booster sama dengan pemberian imunisasi pada umumnya. 2. Imunisasi campak dilaksanakan pada anak usia 9 bulan 3. Imunisasi Vaksin campak booster di berikan pada anak kelas 1 SD 4. Imunisasi Difteri Tetanus diberikan pada bulan November khusus untuk anak kelas 1 SD/MI. 5. Imunisasi Tetanus Difteri diberikan pada anak kelas II dan III SD/MI. 6. Imunisasi booster dapat diperoleh di berbagai tempat pelayanan kesehatan. B S SCORE MASTER TABEL Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Booster pada Anak Di Kota Makassar Tahun 2012 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. Responden Ny. D Ny. M Ny. I Ny. S Ny. H Ny. R Ny. R Ny. A Ny. S Ny. I Ny. V Ny. M Ny. R Ny. M Ny. W Ny. N Ny. S Ny. L Ny. P Ny. S Ny. M 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 Pengetahuan 3 4 5 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 6 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 7 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 S=R 4 6 5 3 5 6 4 6 5 4 4 4 4 3 2 3 4 6 6 4 6 % 57 85 71 42 71 85 57 85 71 57 57 57 57 42 28 42 57 85 85 57 85 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Jenis-jenis imunisasi 2 3 4 5 6 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 S=R 4 3 4 3 2 3 4 5 2 4 3 3 3 4 5 5 4 6 2 3 2 % 57 42 57 42 28 42 57 71 28 57 42 42 42 57 71 71 57 85 28 42 28 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 Jadwal Imunisasi 2 3 4 5 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 6 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 S=R 3 3 2 3 4 4 3 4 5 4 5 3 2 4 5 4 3 4 2 5 5 % 50 50 34 50 67 67 50 67 83 67 83 50 34 67 83 67 50 67 34 83 83 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. Ny. M Ny. N Ny. N Ny. M Ny. S Ny. S Ny. A Ny. R Ny. M Ny. J Ny. M Ny. U Ny. R Ny. U Ny. P Ny. W Ny. A Ny. R Ny. P Ny. U Ny. C Ny. D Ny. R Ny. I Ny. R Ny. S 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 5 4 5 4 5 3 2 4 5 6 4 6 4 5 6 4 2 5 3 3 6 2 5 3 3 6 71 57 71 57 71 42 28 57 71 85 57 85 57 71 85 57 28 71 42 42 85 28 71 42 42 85 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 2 3 3 6 3 3 3 3 42 14 57 57 42 42 57 57 57 71 57 57 71 57 42 57 57 57 28 42 42 85 42 42 42 42 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 3 2 3 3 3 2 2 3 5 2 3 3 5 2 2 5 3 4 3 5 3 5 2 4 5 3 50 34 50 50 50 34 34 50 83 34 50 50 83 34 34 83 50 67 50 83 50 83 34 67 83 50 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. Ny. S Ny. R Ny. I Ny. L Ny. A Ny. L Ny. R Ny. W Ny. M Ny. I Ny. D Ny. D Ny. T Ny. S Ny. R Ny. S Ny. F Ny. I Ny. E Ny. L Ny. R Ny. S Ny. N Ny. E Ny. F Ny. W 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 3 5 3 3 3 3 4 6 1 3 2 1 2 7 3 3 3 2 1 3 3 2 4 6 3 28 42 71 42 42 42 42 57 85 14 42 28 14 28 100 42 42 42 28 14 42 42 28 57 85 42 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 3 3 6 3 6 2 2 4 3 4 2 2 4 1 3 1 3 2 3 2 4 2 5 4 1 28 42 42 85 42 85 28 28 57 42 57 28 28 57 14 42 14 42 28 42 28 57 28 71 57 14 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 5 3 4 2 2 4 3 3 3 5 4 3 3 4 4 5 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 83 50 67 34 34 67 50 50 50 83 67 50 50 67 67 83 50 50 50 50 50 34 50 34 50 67 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. Ny. N Ny. I Ny. A Ny. H Ny. F Ny. A Ny. I Ny. D Ny. N Ny. W Ny. R Ny. I Ny. Y Ny. M Ny. R Ny. I Ny. K Ny. Z Ny. L Ny. N Ny. A Ny. F Ny. A Ny. R Ny. J Ny. S 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 4 6 3 5 6 2 3 2 1 1 4 2 5 4 6 2 1 3 3 2 1 2 1 2 4 85 57 85 42 71 85 28 42 28 14 14 57 28 71 57 85 28 14 42 42 28 14 28 14 28 57 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 4 2 5 3 5 3 4 6 4 5 4 2 5 2 5 3 2 5 2 2 1 2 4 3 4 28 57 28 71 42 71 42 57 85 57 71 57 28 71 28 71 42 28 71 28 28 14 28 57 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 2 3 3 5 3 3 4 3 2 5 3 4 4 3 2 2 4 2 4 3 3 2 3 3 5 2 34 50 50 83 50 50 67 50 34 83 50 67 67 50 34 34 67 34 67 50 50 34 50 50 83 34 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. Ny. K Ny. L Ny. R Ny. L Ny. L Ny. S Ny. N Ny. F Ny. K Ny. J Ny. R Ny. N Ny. K Ny. J Ny. I Ny. S Ny. E Ny. N Ny. N Ny. S Ny. J Ny. T Ny. L Ny. S Ny. M Ny. J 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 4 4 2 6 2 6 3 5 2 1 3 4 2 3 4 4 3 2 4 2 1 3 2 3 42 57 57 57 28 85 28 85 42 71 28 14 42 57 28 42 57 57 42 28 57 28 14 42 28 42 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3 3 6 3 3 5 4 2 3 4 3 6 4 3 5 3 4 5 2 2 4 2 6 3 2 4 42 42 85 42 42 71 57 28 42 57 42 85 57 42 71 42 57 71 28 28 57 28 85 42 28 57 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 3 1 2 3 4 3 3 2 4 3 1 2 1 1 3 2 2 3 3 1 1 3 3 2 3 83 50 17 34 50 67 50 50 34 67 50 17 34 17 17 50 34 34 50 50 17 17 50 50 34 50 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. Ny. S Ny. J Ny. M Ny. U Ny. S Ny. U Ny. W Ny. S Ny. A Ny. J 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 3 4 3 2 4 4 4 3 1 3 42 57 42 28 57 57 57 42 14 42 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 3 5 2 5 3 3 3 3 4 3 42 71 28 71 42 42 42 42 57 42 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 3 3 2 1 1 1 3 3 3 34 50 50 34 17 17 17 50 50 50 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nurazisah(70400009031) lahir di Bantaeng Sulawesi Selatan pada tanggal 02 Februari 1990. Terlahir dari pasangan suami-istri Abd. Rasyid dan Ny.Wahidah. Berasal dari suku Makassar dan memiliki seorang saudara perempuan Irawati S.Pd.I, Ummu Chair S.Pd, dan Nur Hidayat dan Saudara Laki-Laki Aswar Rasyid. Riwayat Pendidikan 1. Tahun 1997-2003 : Sekolah Dasar (SDN) 10 Pasorongi, Bantaeng. 2. Tahun 2003-2006 : Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Bantaeng 3. Tahun 2006-2009 : Sekolah SMA NEGERI 2 Bantaeng. 4. Tahun 2009-2012 : Prodi Kebidanan Fak. Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Sulawesi Selatan