i GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI

advertisement
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI BOOSTER
PADA ANAK DI KOTA MAKASSAR
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Meraih Gelar Ahli Madya
Jurusan Kebidanan pada Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
OLEH
NURAZISAH
70400009031
JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2012
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini
menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini benar adalah hasil karya
penyusun sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat,
tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka Karya
Tulis Ilmiah ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Samata- Gowa, 28 Agustus 2012
Penyusun
NURAZISAH
70400009031
ii
iii
iv
ABSTRAK
Nurazisah (70400009031), Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Booster pada Anak Di Kota Makassar Tahun 2012. (Pembimbing dr.
Syatirah Djalaluddin, Sp.A., M.Kes.)
Imunisasi Booster diberikan setelah imunisasi dasar khususnya pada anak
usia SD dan SMP. Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan pengetahuan
para ibu tentang defenisi, jenis dan jadwal pemberiaan imunisasi booster pada
anak.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kassi-Kassi, Bara-Baraya,
Mamajang dan Batua Raya mulai 22 Juni sampai 25 Juli 2012 dan 135 sampel
diperoleh. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan diolah menggunakan
kalkulator.
Hasil penelitian menunjukkan dari 135 responden (29,6%) memiliki
pengetahuan kurang tentang defenisi imunisasi booster dan (70,4%) memiliki
pengetahuan kurang mengenai jenis dan jadwal imunisasi booster masing-masing.
Tingkat pengetahuan ibu tentang defenisi, jenis dan waktu pemberian
imunisasi Booster pada anak relatif rendah. Informasi yang baik dari petugas
kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan orang tua dan Setelah melakukan
penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan ibu atau bapak tentang pengertian,
jenis-jenis dan jadwal Imunisasi Booster pada anak masih relatif rendah dan
bahkan ada yang tidak tahu sama sekali. Tenaga kesehatan diharapkan mampu
mengiformasikan kepada masyarakat, untuk disarankan melakukan Imunisasi
Booster apabila anak sudah lengkap imunisasinya, untuk menambah kekebalan
tubuh anak.
Kata Kunci : Imunisasi Booster, Anak, Pengetahuan.
v
ABSTRACT
Nurazisah (70400009031), Overview Knowledge Mother On Children In
Immunization Booster in Makassar 2012. (Supervisor dr. Syatirah
Djalaluddin, Sp.A., Kes.)
Booster immunization is given after basic immunization granting
immunity after immunization specifically on elementary or primary school age
children. This study aimed to describe mothers knowledge about the definition,
types and the schedule of Booster immunization in children.
A descriptive study was conducted in Kassi-Kassi, Bara-Baraya,
Mamajang and Batua Raya health center from June 22nd to July 25th 2012, and
obtained 135 samples. The data were collected through questionnaires and then
processed by using a calculator.
The study showed that out of 135 respondents (29,6%) with less
knowledge on the definition of Booster Immunization and (70,4%) with less
knowledge on types and schedule of Booster Immunization respectively.
The knowledge level of mothers about the definition, types and the
schedule Booster immunization in children still relatively low. Better information
from the health workers are expected to raise the knowledge of the parents and
improve the health quality of Indonesian children.
Keywords: Booster immunization, Children, Knowledge.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini dengan judul “Gambaran pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Booster
Pada Anak di Kota Makassar Tahun 2012” dapat diselesaikan sebagai salah
satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi
Kebidanan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Teriring salam dan
shalawat semoga tercurahkan kepada teladan dan junjungan kita Rasulullah Nabi
Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa
istiqamah mengikuti jalan dakwahnya sampai akhir zaman.
Penghargaan yang setinggi-tingginya penulis persembahkan kepada
Ayahanda Abd. Rasyid dan Ibunda Wahidah yang telah memberikan kasih sayang
dan do‟a yang berlimpah,bersusah payah dengan segala ketulusan dan kesabaran
dalam membesarkan,mengasuh, mendidik dan membina penulis hingga mampu
menggapai suatu cita-cita yang mulia.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT., Ms. selaku rektor UIN
Alauddin Makassar atas sumbangsihnya dalam pembimbingan selama
mengikuti pendidikan.
2. Bapak Dr. dr. H.Rasyidin Abdullah, MPH.,MH.Kes. selaku Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan, para pembantu dekan beserta staf, dosen
Fakultas Ilmu Kesehatan khususnya Prodi Kebidanan yang telah
memberikan bimbingan selama mengikuti pendidikan.
vii
3. Ibu Sitti.Saleha,S.Si.T,SKM.M.Keb, selaku ketua Prodi Kebidanan yang
senantiasa memberikan dorongan untuk penyelesaian studi pada Fakultas
Ilmu Kesehatan Prodi Kebidanan UIN Alauddin Makassar.
4. Ibu dr.Rini Fitriani, S.Ked.,M.Kes. selaku sekertaris Prodi Kebidanan
yang senantiasa memberikan dorongan untuk penyelesaian studi pada
Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Kebidanan UIN Alauddin Makassar.
5. Ibu dr.Syatirah Jalaluddin,Sp.A,M.Kes sebagai pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan bantuan serta dorongan sehingga
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat di selesaikan.
6. Ibu dr.Nadyah Haruna,M.Kes.dan Bapak Burhanuddin,Lc.M.Th.I.selaku
Tim penguji yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri dalam
pelaksanaan seminar proposal dan hasil,terima kasih atas kritik,masukan
maupun saran yang telah di berikan kepada penulis.
7. Para dosen dan Seluruh staf akademik Fakultas Ilmu Kesehatan serta staf
akademik prodi Kebidanan yang telah berjasa mengajar dan mendidik
penulis serta memberikan wawasan, pengetahuan dan nasehat selama
penulis menuntut ilmu.
8. Responden yang telah meluangkan waktu sehingga penelitian ini dapat
selesai.
9. Keluarga besarku (nenek, tante dan om) yang selama ini memberiku
semangat, motivasi dalam menyelesaikan pendidikan ini.
10. Kakak-kakakku Irawati Rasyid S.Pd.I, Ummu Chair S.Pd, Aswar Rasyid
dan Nur Hidayat yang selalu memberi semangat, motivasi dalam
menyelesaikan pendidikan ini,serta menemani dan membantuku dalam
suka maupun duka.
11. Teman-teman seperjuangan D3 Kebidanan UIN Alauddin Makassar
Angkatan 09 terima kasih atas motivasi, bantuan dan kebersamaan dalam
menghadapi tantangan dan cita-cita selama tiga tahun ini serta semua
pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu per satu yang
telah memberikan bantuan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini.
viii
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Tidak lupa penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika
ada salah dan khilaf selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
Akhir kata, tiada Tuhan melainkan Allah SWT. yang hidup kekal dan
terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Semoga segala apa yang diberikan kepada
penulis mendapat balasan yang setimpal dari-Nya. Amin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar,
Agustus 2012
Penulis
Nur Azisah
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN KTI .................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KTI............................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN KTI .....................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
v
ABSTRACK ....................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN............................... ................................................
1
A. Latar Belakang Masalah............ ...................................................
1
B. Rumusan Masalah................... ........................................................
5
C. Tujuan Penelitian ............................ ................................................
5
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
7
A. Tinjauan Umum tentang Imunisasi ..............................................
7
B. Tinjauan Khusus Tentang Imunisasi.. .............................................
15
C. Tinjauan Islam tentang Imunisasi...... ..............................................
22
D. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan ...........................................
24
x
E. Kerangka konseptual ........................................................................
27
F. Definisi Operasional dan kriteria Objektif ......................................
29
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................
31
A. Jenis Penelitian.............................................................................
31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................
31
C. Populasi dan Sampel ...................................................................
31
D. Besar Sampel ................................................................................
32
E. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................
33
F. Metode Pengumpulan Data ...........................................................
33
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................
34
H. Penyajian Data .............................................................................. .. 35
I. Etika Penelitian ..............................................................................
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
37
A. Hasil Penelitian ................................................................................
37
B. Pembahasan. ....................................................................................
55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
62
A.Kesimpulan .........................................................................................
62
B. Saran...................................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Halaman
Tabel 2.1 Imunisasi yang diwajibkan ............................................................
14
Tabel 2.2 Contoh Kartu Imunisasi ..............................................................
20
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang pengertian
Imunisasi Booster pada Anak Di Makassar Tahun 2012 ..............
53
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Jenis - jenis
Imunisasi Booster pada Anak Di Makassar Tahun 2012 .............
53
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Jadwal Pemberian
Imunisasi Booster pada Anak Di Makassar Tahun 2012 .............
xii
54
DAFTAR GAMBAR
No. Tabel
Halaman
Gambar 2.1
Reaksi antigen dan antibodi dalam tubuh .................................
11
Gambar 2.2
Program Imunisasi Rekomendasi IDAI....................................
15
Gambar 4.1
Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Di Makassar Tahun 2012..........................................................
38
Gambar 4.1.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di
Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar Tahun 2012 ..........
39
Gambar 4.1.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di
Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Tahun 2012 .................
40
Gambar 4.1.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Di Puskesmas Mamajang Makassar Tahun 2012 .....................
41
Gambar 4.1.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di
Puskesmas Batua Makassar Tahun 2012 ..................................
Gambar 4.2
42
Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Di Makassar Tahun 2012......................................
43
Gambar4.2.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Di Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar
Tahun 2012 ...............................................................................
xiii
44
Gambar 4.2.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Di Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Tahun
2012 ..........................................................................................
45
Gambar 4.2.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Di Puskesmas Mamajang Makassar Tahun 2012 ..
46
Gambar 4.2.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Di Puskesmas Batua Makassar Tahun 2012 ..........
Gambar 4.3
47
Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan Di Makassar Tahun 2012 ........................................
48
Gambar 4.3.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar Tahun 2012 .....
49
Gambar 4.3.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Puskesmas Plus Barabaraya Makassar Tahun 2012 ............
50
Gambar 4.3.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Puskesmas Mamajang Makassar Tahun 2012 .....................
51
Gambar 4.3.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Puskesmas Batua Makassar Tahun 2012 ............................
xiv
52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran II
: Lembar Kuesioner
:Kuesioner Penelitian Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
Imunisasi Booster Pada Anak Di Kota Makassar Tahun 2012
Lampiran III : Surat permohonan izin penelitian dari Fakultas Ilmu Kesehatan
UIN
Alauddin Makassar.
Lampiran IV : Surat Permohonan Izin penelitian dari Gubernur Sulawesi Selatan
/Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda)
Provinsi Sulawesi Selatan Kepada Wali Kota.
Lampiran V
:Surat izin penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan
Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kota Makassar/Walikota
Lampiran VI :Surat izin penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan
Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kota Makassar/ Walikota
Makassar kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar.
Lampiran VII : Surat Izin Penelitian dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar
Kepada Kepala Puskesmas Mamajang, Puskesmas Bara-baraya,
Puskesmas Kasi-Kasi, dan Puskesmas Batua Raya.
Lampiran IX : Daftar Konsultasi.
Lampiran X : Daftar Riwayat Hidup
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap tahun diseluruh dunia, ratusan ibu, anak-anak dan dewasa
meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini
dikarenakan kurangnya informasi tentang pentingnya imunisasi. Imunisasi
merupakan salah satu cara untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak
terhadap berbagai penyakit, sehingga dengan imunisasi diharapkan bayi dan
anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat (Hidayat, 2008).
Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat
efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Penurunan
insiden penyakit menular telah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lampau di
negara-negara maju yang telah melakukan imunisasi dengan teratur dengan
cakupan luas. Demikian juga di Indonesia; dinyatakan bebas penyakit cacar
tahun 1972 dan penurunan inseden beberapa penyakit menular secara
mencolok terjadi sejak tahun 1985, terutama untuk penyakit difteri, pertusis,
tetanus, poliomyelitis, campak, dan hepatitis B. Untuk itu, imunisasi dasar
yang harus diberikan pada anak adalah BCG, DPT, polio, campak, dan
hepatitis B. Imunisasi dasar diberikan 0-1 tahun, dengan pemberian BCG 1 kali
pada kurun usia 0-1 bulan, DPT 3 kali, yaitu pada usia 2-11 bulan, polio 4 kali
pada usia 0-11 bulan, campak 1 kali pada usia 9-11 bulan, dan hepatitis B 3
kali pada usia 0-11 bulan.
1
2
Imunisasi ulangan (booster) adalah pemberian kekebalan setelah
imunisasi dasar atau pada anak usia sekolah dasar (SD) kelas I dan apabila
sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi hepatitis
B, maka secepatnnya di berikan imunisasi Hepatitis dengan jadwal 3 kali
pemberian (Ranuh, 2008).
Booster penting untuk meningkatkan kembali respons imun terhadap
vaksin yang sudah semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Jika
tidak dilakukan booster, anak berisiko tidak terlindungi saat terkena penyakit
yang seharusnya bisa dicegah, seperti wabah difteri. Jika sedang ada wabah,
imunisasi ulang bisa langsung diberikan, selain melakukan imunisasi sesuai
jadwal dan memberikan booster, perhatian khusus juga harus diberikan bagi
anak usia sekolah. Ketika anak bergaul dengan orang lain, semakin banyak
pula kemungkinan anak tertular penyakit dari lingkungannya (Alfa Kurnia,
2012).
Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk
melindungi terhadap penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi) sampai usia anak sekolah. Hal ini disebabkan karena sejak anak
mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat
kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu,
pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar
atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan
nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) (Julitasari Sundoro, 2012)
3
Dampak positif imunisasi bagi kesehatan bayi adalah untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus,
pertusis (batuk rejan), polio dan tuberkulosis. Adapun dampak negatif untuk
bayi yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap adalah bayi tersebut dapat
berisiko terjangkit atau terserang penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi seperti yang telah disebutkan tadi dan bayi juga berisiko cacat
setelah sakit serta angka kematian pun dapat melonjak tinggi (Notoatmodjo,
2003).
Data yang diperoleh dari WHO (Badan Kesehatan Dunia), jumlah
kelahiran pada tahun 2009 tercatat 4.174.000 jiwa, disusul laporan jumlah
bayi hidup 4.071.000 jiwa. Dan cakupan imunisasi dasar anak meningkat dari
5% hingga mendekati 80% di seluruh Indonesia.
Pada bidang imunisasi Depertemen Kesehatan masih memberikan
prioritas utama terhadap 7 jenis penyakit yang tergabung dalam program
pengembangan imunisasi sesuai dengan perkembangan pola hidup masyarakat
dan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi akan terjadi pula perubahan
dalam pola penyakit, misalnya penyakit campak Jerman (Rubella) yang dalam
beberapa tahun mendatang akan menjadi masalah yang cukup serius seperti
penyakit tifus sebenarnya tidak tergolong ke dalam penyakit yang berat, namun
demikian tifus merupakan penyakit endemik yang cukup menggelisahkan
masyarakat dan tidak semua penyakit perlu dibentuk kekebalannya yang bisa
dikebalkan hanya untuk penyakit yang tergolong infeksi (Nadesul, 2007).
4
Hasil penelitian di dunia mengatakan bahwa angka kelahiran dan usia
harapan hidup di suatu negara berkaitan, yaitu makin rendah angka kelahiran
makin tinggi usia harapan hidup. Untuk itu, pencegahan terhadap infeksi
maupun upaya yang menentukan situasi yang kondusif untuk itu mutlak harus
dilakukan pada anak dalam tumbuh kembangnya sedini mungkin guna dapat
mempertahankan kualitas hidup yang prima menuju dewasa (Suyitno, 2008).
Dalam penelitian mahasiswa FK UNPAD Bandung, bag.Ilmu Kesehatan
Anak RS.Hasan Sadikin, uji klinis pentavalen 144 anak mengikuti secara
lengkap uji klinis imunisasi hepatitis B (3 X imunisasi hepatitis B). Di antara
144 anak tersebut, 11 anak mempunyai kadar anti-Hbs <10 mIU/ml (non/hypo
responder terhadap imunisasi Hepatitis B). Terhadap kesebelas anak tersebut
dilakukan pemeriksaan kadar anti-Hbs enam bulan setelah pemberian imunisasi
hepatitis B 3, 3 anak (27,7%) mengalami peningkatan sehingga mempunyai
kadar anti-Hbs >10 mIU/ml walaupun tidak mendapat imunisasi. Pada 8 orang
anak (72.2%), kadar anti-Hbs masih <10 mIU/ml. Pada mereka yang masih
mempunyai kadar <10 mlU/ml dilakukan imunisasi hepatitis B rangkaian ke-2
(booster) sebanyak tiga kali. Setelah mendapat booster, kedelapannya (100%)
mempunyai kadar anti-Hbs di atas nilai protektif (> 10 mIU/ml).
Dinas Kesehatan Makassar melaporkan, pada tahun 2010 jumlah
kematian balita sebanyak 48 balita dari 25.830 kelahiran hidup sehingga
diperoleh angka kematian balita sebesar 1,86 per 1000 kelahiran hidup,
penyebab terbesar angka kematian balita tersebut disebabkan karena penyakit
5
infeksi seperti pneumonia yang disusul akibat diare (Profil Kesehatan kota
Makassar, 2011).
Karena itu, pentingnya untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu
tentang imunisasi booster dan melihat tingkat sosialisasi program imunisasi
yang direkomendasikan IDAI.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi
booster pada anak di Makassar.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang
imunisasi booster pada anak di Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pengertian
imunisasi booster pada anak di Makassar.
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang jenis-jenis
imunisasi yang mendapatkan booster pada anak di makassar.
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang jadwal
pemberian imunisasi booster pada anak di makassar.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih ilmiah bagi
dunia pendidikan dan memberikan manfaat bagi umum tentang imunisasi
booster pada anak.
2. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam menentukan kebijakan di
bidang kesehatan. Serta menambah bahan bacaan perpustakaan Akademi
Kebidanan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang dapat
dijadikan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan
panduan bagi mahasiswa/mahasiswi yang akan melanjutkan penelitian.
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam penerapan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama masa pendidikan di Akademi
Kebidanan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar tentang
imunisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi
1.Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Aziz, 2008).
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kesehatan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpapar antigen
yang serupa tidak pernah terjadi penyakit (Ranuh, 2008).
Kekebalan manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu kekabalan pasif dan
kekebalan aktif
a. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari ibu atau
kekebalan yang di peroleh setelah pemberian suntikan imunoglobin
kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh
tubuh waktu paruh IgG 28 hari sedangkan waktu paruh imunoglobin
lainnya lebih pendek. Kekebalan pasif terdiri atas dua klasifikasi, yaitu
menurut terbentuknya dan menurut lokasi dalam tubuh.
1) Menurut terbentuknya
Ada dua kategori menurut klasifikasi yaitu kekebalan pasif
bawaan dan pasif didapat.
7
8
a) Kekebalan pasif didapat dari luar, misalnya, campak, tetanus,
gigitan ular berbisa, rabies. Umumnya imunisasi berupa serum dan
pemberian serum ini menimbulkan efek samping berupa reaksi
optik, anafilaktik, dan alergi
b) Kekebalan pasif bawaan. Kekebalan pasif bawaan ini terdapat pada
neonatus sampai dengan bulan, yang didapat dari ibu berupa
antibodi melalui vaskularisasi pada plasenta, misalnya difetri,
tetanus, dan campak, antibodi tersebut dapat melindungi bayi dari
penyakit tetanus sampai usia 12 bulan.
2) Menurut lokasi dalam tubuh
Menurut lokasinya, ada dua jenis imunisasi yaitu humoral dan
seluler imunitas humoral terdapat imuno-globulin (19), yaitu lg G, A,
dan M. Sedangkan imunitas seluler terdiri atas fagisitosis oleh sel – sel
sistem retikuloendoteial.
Pada
dasarnya,
imunitas
seluler
berhubungan
dengan
kemampuan sel tubuh untuk menolak benda asing dan dapat
ditunjukkan dengan adanya alergi kulit terhadap benda asing.
b. Kekebalan Aktif
Ada dua jenis kekebalan aktif yaitu kekebalan aktif didapat secara alami
dan kekebalan yang disengaja dibuat, Kekebalan aktif adalah kekebalan
yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajam pada antigen seperti pada
imunisasi atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif berlangsung
lebih lama dari pada kekebalan pasif karna adanya memori imunologik.
9
1) Kekebalan didapat secara alami
Misalnya anak yang terkena difteri atau polielitis dengan proses
anak terkena infeksi kemudian terjadi siolent abortive, sembuh,
selanjutnya kebal terhadap penyakit tersebut, jadi bila seorang
menderita suatu penyakit, apabila sembuh, ia akan kebal terhadap
penyakit tersebut.
2) Kekebalan yang sengaja dibuat
Kekebalan ini dikenal dengan imunisasi dasar ulangan (booster),
berupa pemberian vaksin (misalnya, cacar dan polio) yang kumannya
masih hidup, tetapi sudah dilemahkan, virus kolera, tipus, dan
pertusis, toksoid. Vaksin tersebut akan berinteraksi dengan sistem
kekebalan tubuh untuk menghasilkan respon imun. Hasil yang
diperoleh akan sama dengan kekebalan seseorang yang mendapat
penyakit tersebut secara alamiah (Yupi Supartini, 2004).
Imunisasi dan vaksinasi adalah salah satu metode preventive
medicine yang baru berkembang dalam 200 tahun terakhir ini, atau
yang bisa kita sebut sebagai upaya pencegahan primer. Teknologi
imunisasi dan vaksinasi dikembangkan sedemikian rupa sehingga
menjamin keamanan penggunaan
Imunisasi dan vaksinasi sering diartikan sama, namun ada
sedikit perbedaannya. Imunisasi adalah transfer antibodi secara pasif,
sedangkan vaksinasi merupakan upaya pemberian antigen (vaksin)
10
yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem
kekebalan tubuh kita.
Vaksin dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membuat sakit,
namun mampu mengaktivasi sistem pertahanan tubuh. Dapat kita
katakan vaksinasi memberikan “infeksi ringan” yang tidak berbahaya
namun cukup untuk menyiapkan respons kekebalan, sehingga
diharapkan jika anak terserang oleh penyakit yang sesungguhnya di
kemudian hari, maka tidak akan menjadi sakit karena tubuhnya
dengan cepat mengenali penyakit dan membentuk antibodi untuk
membunuh penyakit itu.
Kekebalan yang diperoleh ini dapat dibawa seumur hidup, meski
ada beberapa kekebalan yang akan menurun setelah melewati jangka
waktu tertentu, atau memerlukan pacuan (booster) untuk mencapai
kekebalan yang diperhitungkan dapat melindungi hingga usia tua. Dan
vaksinasi dianjurkan juga karena murah dan efektif, meski harus
disadari bahwa tidak melindungi hingga 100%.
Kita bisa berkata bahwa vaksinasi tidak berbahaya, dapat saja
terjadi kejadian yang serius namun sangat jarang terjadi, dan jauh
lebih jarang dari pada komplikasi yang timbul apabila terserang
penyakit tersebut melalui jalur alami (Cahya Legawa, 2012).
11
Gambar 2.1 Reaksi antigen dan antibodi dalam tubuh
Sumber: Legawa, cahya 2012
1. Tujuan Imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit poliomyelitis (kelumpuhan), Campak (measles), Difteri
Pertusis (batuk rejan/Batuk Seratus hari), Tuberculosis (TBC), Hepatitis B
dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh wabah yang sering berjangkit.
12
3. Manfaat Imunisasi
Adapun manfaat imunisasi antara lain sebagai berikut :
a. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, cacat atau
kematian.
b. Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal sehat untuk memperbaiki citra bangsa Indonesia (Ranuh, 2008).
4. Macam-Macam Imunisasi
Berdasarkan proses atau mekanisme pertahanan tubuh, imunisasi dibagi
menjadi dua:
a.
Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai anti gen yang
diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan, sehingga tubuh
mengalami reaksi iminologi spesifik yang akan menghasilkan respon
seluler dan humoral serta dihasilkannya cell memory. Jika benar-benar
terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon. Imunisasi aktif
alamiah terdiri atas :
1) Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis
diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit.
13
2) Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang didapat dari
vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu
penyakit.
b. Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin), yaitu suatu
zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari
plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba
yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Imunisasi pasif
terdiri atas:
1) Imunisasi pasif alamiah adalah antibodi yang didapat seseorang
karena diturunkan oleh Ibu yang merupakan orang tua kandung
langsung ketika berada dalam kandungan.
2) Imunisasi pasif
buatan, adalah kekebalan tubuh yang di peroleh
karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu.
Indikasi pemberian imunisasi pasif
1) Adanya gangguan pada limfosit B, baik kongenital maupun didapat.
Kelainan tersebut dapat murni gangguan pada limfosif B sendiri, dapat
juga gangguan/defisiensi sistem imun lainnya.
2) Adanya resiko menderita infeksi atau komplikasi lebih berat bila
terpapar oleh infeksi tertentu karena adanya imunokompromis,
misalnya pasien leukimia yng terpapar oleh infeksi campak.
3) Diperlukan antibodi siap pakai segera pada saat terpapar infeksi, yang
tidak dapat terpenuhi dengan pemberian vaksinasi.
14
4) Sebagai pengobatan dalam menahan kerja toksin, misalnya pada kasus
difteri dan tetanus.
5) Sebagai pengobatan anti inflamasi tertahap kerja toksin pada organ
tertentu
5. Jenis Imunisasi di Indonesia
Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
(imunisasi dasar) dan yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di indonesia
sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan hepatitis B.
sedangkan imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat
digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit
epidemik (Hidayat, 2008).
Imunisasi yang diwajibkan
Tabel 2.1 Imunisasi yang diwajibkan
Vaksinasi
BCG
Hepatitis B
DPT dan
Polio
Jadwal
Pemberian-Usia
Waktu lahir
Waktu lahir-dosis 1
1 bulan-dosis 2
6 bulan dosis 3
3 bulan-dosis 1
4 bulan-dosis 2
5 bulan-dosis 3
Booster/Ulangan
1 tahun-pada bayi
18 bulan-booster 1
6 tahun-booster 2
12 tahun-booster 3
Campak
9 bulan
5 -7 tahun
Sumber : Kamus Kebidanan (Citra Pustaka, 2009).
Imunisasi
untuk
Tuberkulosis
Hepatitis B
Dipteria,
Pertusis,
Tetanus, dan
Polio
Campak
15
Gambar 2.2: Program Imunisasi Rekomendasi IDAI
Sumber: (Sari pediatri, 2011).
B. Tinjauan Khusus Tentang Imunisasi Booster
a. Pengertian Imunisasi Booster
Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan
untuk mempertahankan tingkat kekebalan di atas ambang perlindungan atau
memperpanjang masa perlindungan.
Semua orang yang mendapat imunisasi dasar (tiga kali suntikan) sudah
cukup mendapat proteksi terhadap penyakit infeksi virus Hepatitis B.
pertimbangan memberikan suntikan ulang dianggap tidak perlu karena
seseorang akan mendapat booster alamiah, bila tinggal di daerah endemis
sedang sampai tinggi seperti di Indonesia. Selain itu di dalam tubuh ada “sel
16
memori” yang akan memacu pembentukan antibodi apabila tubuh terpapar
virus Hepatitis B Namun kadar antibodi yang rendah < 10μl/ml (Depkes RI,
2005).
b. Jenis–jenis Imunisasi Booster:
1. Vaksin Difteri
Anti-toksin difteri pertama kali di gunakan pada tahun 1891, dan
mulai di buat secara massal pada tahun 1892. Anti-toxin difteri ini
terutama digunakan sebagai pengobatan dan efektifitasnya sebagai
pencegahan diragukan. Pemberian anti-toksin dini sangat mempengaruhi
angka kematian akibat difteri kemudian dikembangkanlah toksin difteri
yang ternyata efektif dalam pencegahan timbulnya difteri.
Untuk imunisasi primer terhadap difteria yang digunakan toksoid
difteria dalam pencegahan timbulnya difteria. Untuk imunisasi primer
terhadap difteria digunakan toksoid difteria yang kemudian digabung
dengan toksoid tetanus dan vaksin pertusis dalam bentuk vaksin DPT.
Untuk imunisasi rutin anak dianjurkan pemberian 5 dosis pada usia 2, 4,
6, 15-18 bulan dan saat masuk sekolah. Beberapa penelitian serologis
membuktikan adanya penurunan kekebalan sesudah kurun waktu tertentu
dan perlunya penguatan (booster) pada masa anak.
2. Vaksin Tetanus
Pembuktian bahwa toksin tetanus dapat dinetralkan oleh suatu zat
dilakukan oleh Kitasatol (1889) dan Nocard (1897) yang menunjukkan
efek dari transfer pasif suatu anti-toksin yang kemudian diikuti oleh
17
imunisasi pasif selama perang dunia I. Toksoid tetanus kemudian
ditemukan oleh Descombey pada tahun 1924 dan efektifitas imunisasi
aktif didemonstrasikan pada perang dunia II.
Toksoid tetanus yang dibutuhkan untuk imunisasi adalah sebesar 40
IU dalam setiap dosis tunggal dan 60 IU bersama dengan toksoid difteria
dan vaksin pertusis. Pemberian toksoid tetanus memerlukan pemberian
berkesinambungan untuk menimbulkan dan mempertahankan imunitas.
Tidak diperlukan pengulangan dosis bila jadwal pemberian ternyata
terlambat. Efektifitas vaksin ini cukup baik, ibu yang mendapatkan
toksoid tetanus 2 atau 3 dosis memberikan proteksi bagi bayi baru lahir
terhadap tetanus neonatal.
3. Vaksin Campak
Vaksin campak di berikan pada anak kelas satu SD atau sederajat,
pemberian vaksin ini merupakan imunisasi ulang atau booster untuk
meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat memutuskan rantai
penularan terhadap penyakit campak.
4. Vaksin Polio Oral
Vaksin ini di gunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2
tetes oral. Virus vaksin ini kemudian menempatkan diri di usus dan
memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun pada epitelium
usus yang menghasilkan pertahanan lokal terhadap virus polio liar yang
masuk kemudian. Dengan cara ini, maka frekuensi eksresi polio virus liar
dalam masyarakat dapat dikurangi.
18
c. Prosedur Imunisasi
Imunisasi sebagai upaya pencegahan primer yang sangat handal.
memerlukan pemahaman dan keterampilan dari para pelakunya mengenai
prosedur-prosedur yang harus dilakukan sebelum, selama dan sesudah
melakukan imunisasi. Prosedur imunisasi dimulai dari :
1. Menyiapkan dan membawa vaksin.
2. Mempersiapkan anak dan orang tua.
3. Teknik penyuntikan yang aman.
4. Pencatatan.
5. Pembuangan limbah.
6. Teknik penyimpanan dan penggunaan sisa vaksin dengan benar.
Dengan prosedur imunisasi yang benar diharapkan akan diperoleh
kekebalan yang optimal, penyuntikan yang aman, kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI) yang minimal, serta pengetahuan dan kepatuhan orangtua
pada jadwal imunisasi.
d. Tata Cara Pemberian Imunisasi
Sebelum melakukan vaksinasi, dianjurkan mengikuti tata cara seperti
berikut :
a. Memberitahukan secara rinci tentang risiko imunisasi dan risiko apabila
tidak divaksinasi.
b. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila
terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan.
19
c. Baca dengan teliti informasi tentang yang akan diberikan dan jangan lupa
mendapat persetujuan dari orang tua. Melakukan tanya jawab dengan
orang tua atau pengasuhnya sebelum melakukan imunisasi.
d. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan
diberikan.
e. Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan.
f. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan
dengan baik.
g. Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda
perubahan. Periksa tanggal kadaluwarsa.
h. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan
pula vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal bila
diperlukan.
i. Berikan vaksin dengan teknik yang benar. Lihat uraian mengenai
pemilihan jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan, dan
posisi penerima vaksin.
j. Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal seperti berikut :
1) Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua atau pengasuh
apa yang harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau
reaksi ikutan yang lebih berat.
2) Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis.
3) Catatan imunisasai secara rinci haus disampaikan kepada Dinas
Kesehatan Bidang Penberantasan Penyakit Menular (P2M).
20
4) Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan
vaksinasi untuk mengejar ketinggalan bila diperlukan.
e. Pencatatan Imunisasi
Setiap bayi/anak sebaiknya mempunyai dokumentasi imunisasi seperti
kartu imunisasi yang dipegang oleh orang tua atau pengasuhnya. Setiap
dokter atau tenaga paramedis yang memberikan imunisasi harus mencatat
semua data-data yang relevan pada kartu imunisasi tersebut. Data yang
harus dicatat pada kartu imunisasi :
1) Jenis vaksin yang diberikan, termasuk nomor dan nama dagang.
2) Tanggal melakukan vaksinasi.
3) Efek samping bila ada.
4) Tanggal vaksinasi berikutnya.
5) Nama tenaga medis/para medis yang memberikan vaksin.
Pentingnya kartu vaksinasi juga untuk menilai jenis dan jumlah vaksin
yang diberikan dan bagaimana pemberian vaksinasi selanjutnya untuk
pasien dengan imunisasi tidak lengkap dan cara dan cara mengejar
imunisasi yang tertinggal.
Tabel 2.2 Contoh Kartu Imunisasi.
Jenis
Nama
No batch
Vaksin
Vaksin
Tanggal
Imunisasi
Sumber : Kamus Kebidanan (Citra Pustaka, 2009)
Tempat
Imunisasi
Paraf
21
f. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Kejadian ikutan pasca imunisasi adalah kejadian medik yang
berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek
samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis, atau kesalahan
program, reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat
dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi
lainnya. Pada umumnya makin cepat terjadi KIPI makin berat gejalanya
(Ranuh, 2008).
Secara umum, reaksi KIPI dapat dikategorikan sebagai akibat kesalahan
program, reaksi suntikan, dan reaksi vaksin.
a. Kesalahan Program
Sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan kesalahan teknik
pelaksanaan vaksinasi, misalnya kelebihan dosis, kesalahan memilih
lokasi dan cara menyuntik, sterilitas, dan penyimpanan vaksin. Dengan
semakin
membaiknya
pengelolaan
vaksin,
pengetahuan,
dan
keterampilan petugas pemberi vaksinasi, maka kesalahan tersebut dapat
diminimalisasi.
b. Reaksi Suntikan
Reaksi suntikan tidak berhubungan dengan kandungan vaksin, tetapi
lebih karena trauma akibat tusukan jarum, misalnya bengkak, nyeri, dan
kemerahan di tempat suntikan. Reaksi suntikan dapat dihindari dengan
22
melakukan teknik penyuntikan secara benar dan komunikasi terlebih
dahulu.
c. Reaksi Vaksin
Gejala yang muncul pada reaksi vaksin sudah bisa diprediksi terlebih
dahulu, karena umumnya perusahaan vaksin telah mencantumkan reaksi
efek samping yang terjadi setelah pemberian vaksinasi. Keluhan yang
muncul umumnya bersifat ringan (demam, bercak merah, nyeri sendi,
pusing, nyeri otot). Meskipun hal ini jarang terjadi, namun reaksi vaksin
dapat bersifat berat, misalnya reaksi serius dan kejang.
C. Tinjauan Islam Tentang Imunisasi
Dalam tradisi agama Islam, imunisasi yang dalam bahasa Arab dikenal
dengan istilah at-tamni’ atau at-tahnig sebenarnya telah dikenal sejak masa
yang sangat lama sekali.
Tren imunisasi di dunia selalu memberikan prioritas kepada anak-anak,
begitu pula tradisi imunisasi dalam Islam. Pertama, anak-anak adalah kader dan
generasi penerus kita di kemudian hari. Kedua, usia kanak-kanak adalah usia
yang rentan terhadap berbagai penyakit, serangan, dan gangguan, yang bisa
berakibat fatal bagi anak pada usia-usia selanjutnya. Ketiga, fase kanak-kanak
adalah fase yang lemah dan labil. Apalagi fase balita, batita, dan pranatal. Anak
tidak dapat melindungi dirinya tanpa bantuan pihak lain. Dan keempat, masa
kanak-kanak adalah masa potensial, anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang amat signifikan dalam berbagai aspek (Syarifuddin, 2009).
23
Zat-zat dalam imunisasi dengan demikian diharapkan dapat menyatu dan
berpadu pada anak sepanjang masa. Sebagaimana firman Allah Swt Q.S. AnNisaa: 9
            
  
Terjemahnya :
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka – (hendaklah) mereka takut. oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan Perkataan yang benar lagi tepat.”(Departemen Agama RI.
2009).
Ayat 9 diatas berpesan : Dan hendaklah orang-orang
yang memberi
aneka nasihat kepada pemilik harta agar membagikan hartanya kepada orang
lain sehingga anak-anaknya terbengkalai, hendaklah mereka membayangkan
seandainya mereka akan meninggalkan yakni setelah kematian mereka, yakni
setelah kematian mereka, anak-anak yang lemah karena masih kecil atau tidak
memiliki harta, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan atau
penganiayaan atas mereka, yakni anak-anak lemah itu. Karena itu hendaklah
mereka takut kepada Allah atau keadaan anak-anak mereka di masa
depan.Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dengan
mengindahkan sekuat kemampuan seluruh perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar lagi
tepat. (Departemen Agama RI. 2009).
24
Dari Abu Hurairah radhiallahu „anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu
„alaihi wa sallam bersabda:
Terjemahnya :
“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula
obatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut menurut peneliti mengandung makna bahwa sesungguhnya
Allah Swt tidak akan menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan pula
obatnya, manusia dituntut untuk berusaha dan berikhtiar mencari obat dari
penyakit tersebut agar kiranya penyakit yang timbul dapat disembuhkan
bahkan dicegah sebelum terjadi. Salah satu contoh pencegahan penyakit yaitu
dengan imunisasi, dimana imunisasi adalah suatu tindakan memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh
agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah penyakit tertentu.(Departemen
Agama RI. 2009).
D. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil „tahu‟, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain atau bagian yang sangat
penting untuk terjadinya tindakan seseorang (over behavior). Sedangkan ke
25
dalaman pengetahuan dalam domain “cognitive” dapat diketahui melalui
tingkatan cognitive yang mereka miliki mulai dari tingkatan cognitive
pertama (C1) yaitu tingkatan pengetahuan yang paling rendah, dalam hal ini
seseorang hanya mampu menyebut istilah-istilah saja berdasarkan pada apa
yang telah dipelajari atau didengarnya, sampai pada tingkat cognitive
keenam (C6) yaitu tingkatan pengetahuan yang paling tinggi, dalam hal ini
seseorang tidak hanya mampu menyebut istilah-istilah saja tetapi sudah
mampu melakukan analisa dan penilaian terhadap apa yang diketahuinya.
Dalam Al-Qur‟an terdapat banyak ayat rujukan yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan sementara tidak ada agama atau kebudayaan lain yang
menegaskan dengan begitu tegas akan kepentingan ilmu dalam kehidupan
manusia. Ini membuktikan bahwa betapa tingginya kedudukan sains dan
ilmu pengetauan dalam Al-Qur‟an. Al-Qur‟an selalu memerintahkan kepada
manusia untuk mendayagunakan potensi akal, pengamatan , pendengaran,
semaksimal mungkin Islam adalah satu-satunya agama di dunia yang sangat
(bahkan paling) empatik dalam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu,
bahkan Al-Qur‟an itu sendiri merupakan sumber ilmu dan sumber insfirasi
berbagai disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknelogi. Betapa tidak, AlQur‟an sendiri mengandung banyak konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan
dan teknelogi serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu. Dalam Q.S.
Al-Mujadalah (58/11) Allah berfirman :
26
Terjemahnya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan (Departemen Agama RI. 2009).
2. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, „tahu‟ ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain ;
menyebutkan,
menguraikan,
mendefenisikan,
menyatakan,
dan
sebagainya.s
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
27
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penialaianpenilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
E. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan / kaitan antara
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti,
konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan
28
suatu pengertian oleh karena itu konsep tidak dapat diamati dan dapat diukur,
maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variabel-variabel, dari variabel
itulah konsep dapat diamati dan diukur (Notoatmodjo, 43-44).
Dengan memperhatikan kerangka teoritis di atas maka kerangka konsep
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pengertian
imunisasi Booster
pada anak
Jenis – jenis
imunisasi Booster
pada anak
Pengetahuan
Ibu tentang
Imunisasi
Booster pada
Anak
Jadwal pemberian
imunisasi Booster
pada anak
Keterangan
:
Variabel independen
Variabel dependen
Variabel yang tidak diteliti
Hubungan Variabel yang
diteliti
Hubungan variabel yang diteliti
Sikap dan
perilaku
masyarakat
29
F. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi booster pada anak
Pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi adalah segala sesuatu
yang diketahui oleh ibu tentang definisi imunisasi booster pada anak
berdasarkan jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner.
Kriteria objektif:
Tahu
: Jika ibu menjawab dengan benar sama atau lebih 60%
dari
seluruh
pertanyaan
tentang
pengertian/makna
imunisasi booster pada anak.
Tidak tahu
: Jika ibu menjawab dengan benar kurang 60% dari seluruh
pertanyaan tentang pengertian/makna imunisasi booster
pada anak.
2. Pengetahuan ibu tentang jenis – jenis imunisasi booster pada anak.
Pengetahuan ibu tentang jenis - jenis imunisasi booster pada anak adalah
segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang jenis – jenis imunisasi dasar
yang perlu di booster pada anak setelah berusia di atas 1 tahun berdasarkan
jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner.
Kriteria objektif:
Tahu
: Jika ibu menjawab dengan benar sama atau lebih 60%
dari seluruh pertanyaan tentang jenis – jenis
imunisasi yang mendapatkan booster
30
Tidak tahu
: Jika ibu menjawab dengan benar kurang 60% dari seluruh
pertanyaan
tentang
jenis
jenis
imunisasi
yang
mendapatkan booster
3. Pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi booster pada anak
Pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi booster pada anak
adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang jadwal dan internal
pemberian imunisasi booster pada anak berdasarkan jawaban dari
pertanyaan dalam kuesioner.
Kriteria objektif:
Tahu
:
Jika ibu menjawab dengan benar sama atau lebih
60% dari seluruh pertanyaan tentang jadwal
pemberian imunisasi booster pada anak.
Tidak tahu
:
Jika ibu menjawab dengan benar kurang 60% dari
seluruh
pertanyaan
tentang
imunisasi booster pada anak
jadwal
pemberian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis metode
penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui gambaran
pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi booster pada anak di makassar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
a. Kassi – kassi
b. Bara – baraya
c. Mamajang
d. Batua raya
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 22 Juni – 25 Juli 2012
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah semua ibu yang membawa anak untuk
imunisasi di puskesmas. Populasi dalam penelitian ini adalah 204 orang
yang berasal dari jadwal kunjungan untuk imunisasi di empat puskesmas
pada bulan maret 2012.
31
32
2. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah ibu yang membawa anak
untuk
imunisasi di puskesmas yang ditemui pada saat penelitian dilakukan dan
bersedia menjadi responden
di puskesmas. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 135 orang.
Kriteria inklusi :
b. Orang tua yang membawa anaknya untuk imunisasi booster di
Puskesmas Mamajang, Puskesmas/RSP VI Kassi – Kassi, Puskesmas
Bara – Baraya, Puskesmas Batua Raya.
c. Orang tua yang bersedia menjadi responden.
Kriteria Eksklusi :
a. Orang tua yang membawa anak yang sakit dan memerlukan
pengobatan.
b. Orang tua yang berpartisipasi di bidang kesehatan dan farmasi.
D. Besar Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi
orang tua yang membawa anaknya untuk imunisasi di puskesmas dengan
jumlah populasi 204 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
N
n=
1 + N (d2)
Keterangan :
N = Besar populasi
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan.
33
n = Besar sampel (Notoatmodjo 2005, 92)
N = 204
d2 = 0,0025
d = 0,05
N
n=
1 + N (d2)
204
2222222
n=
1 + 204 (0,0025)
204
n=
1 + 0,51
204
n=
= 135
1,51
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel diambil secara porposive sampling yaitu yang
menjadi sampel adalah orang tua yang membawa anaknya untuk imunisasi di
puskesmas yang ditemui peneliti saat penelitian dilakukan dan bersedia
menjadi responden.
F. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data adalah data primer yang
menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner yang diberikan kepada ibu
yang membawa anak untuk imunisasi di puskesmas yang ditemui pada saat
penelitian dilakukan dan bersedia menjadi responden.
34
G. Pengolahan Data dan Analisis Data
1.
1. Pengolahan Data
Data yang diperoleh melalui pengumpulan data selanjutnya diolah
secara manual menggunakan kalkulator dengan rumus sebagai berikut:
S=R
Keterangan :
S = Skor yang diperoleh
R = Jawaban yang benar
2.
Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat
presentase data yang terkumpul dan disajikan tabel distribusi frekuensi
kemudian dicari besarnya presentase jawaban masing-masing responden dan
selanjutnya
dilakukan
pembahasan
dengan
menggunakan
teori
keperpustakaan yang ada. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
rumus distribusi frekuensi sebagai berikut:
P =
x 100%
Keterangan:
P
: Persentase yang dicari
f
: Frekuensi faktor variabel
sn
: Jumlah sampel
(Notoatmodjo, 2002).
35
H. Penyajian Data
1. Editing
Memeriksa kembali kebenaran pengisian dengan tujuan agar data yang
masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data dikelompokkan
dengan menggunakan aspek pengaturan.
2.
Coding
Pemberian nilai atau kode pada pilihan jawaban yang sudah lengkap,
diberi skor (1) untuk jawaban “Ya” dan skor (0) untuk jawaban “Tidak”.
3.
Tabulating
Pengolahan dan penyajian data dalam bentuk tabel desktiptif sederhana.
Bertujuan untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta
pengambilan kesimpulan, data dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
I. Etika Penelitian
Masalah etika dalam penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat
penting, mengingat dalam penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek.
Dalam penelitian ini, menekankan pada masalah etika yang meliputi:
1. Tanpa nama (anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak
mencantumkan nama responden pada lembaran kuesioner yang diisi oleh
responden. Lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
36
2. Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin
kerahasiaannya. Hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan pada
hasil penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu
tentang Imunisasi Booster pada Anak di Kota Makassar yang dilaksanakan di
empat Puskesmas yaitu Puskesmas Bara – baraya, Puskesmas Mamajang,
Puskesmas Kassi–kassi, dan Puskesmas Batua mulai tanggal 22 Juni- 25 Juli
maka diperoleh sampel sebanyak 135 responden yang merupakan bagian dari
populasi.
Jumlah sampel dari setiap puskesmas yaitu 40 (29,6%) responden di
puskesmas Kassi-kassi, di puskesmas plus Bara-baraya sebanyak 35 (26%)
responden, di puskesmas Batua sebanyak 34 (25%) dan responden, di
puskesmas mamajang sebanyak 26 (19%)
Variabel yang diteliti adalah pengetahuan ibu tentang Imunisasi Booster
Dari keseluruhan sampel yang diperoleh melalui Kuesioner, selanjutnya
dilakukan pengolahan dan hasilnya disajikan dalam tabel distribusi, frekuensi
dan presentase. Selengkapnya di uraikan sebagai berikut:
37
38
1. Karakteristik Umur
Karakteristik umur responden dapat dilihat pada Diagram Batang berikut:
Diagram Batang 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Di Makassar Tahun 2012
80%
70%
70%
60%
50%
< 20 tahun
40%
20-30 tahun
30%
20%
16%
14%
> 30 tahun
10%
0%
< 20 tahun
20-30 tahun
> 30 tahun
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui
jumlah responden yang memiliki umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 19
responden (14%), responden yang memiliki umur 20-30 tahun adalah
sebanyak 95 responden (70,4%), dan responden yang memiliki umur >30
tahun adalah sebanyak 21 (16%). Berikut data setiap Puskesmas yaitu:
39
a. Puskesmas/RSP VI kassi-Kassi Makassar
Diagram Pie 4.1.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Di Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi
Makassar Tahun 2012
15%
23%
< 20 tahun
20-30 tahun
> 30 tahun
63%
Sumber :Wawancara/kuesioner
Tabel 4.1.1 menunjukkan bahwa dari 40 responden,dapat di
ketahui jumlah responden dengan umur ≤ 20 tahun adalah
sebanyak 6 responden (15%), responden yang memiliki umur
20-30 tahun adalah sebanyak 25 responden (62,5%), dan
responden yang memiliki umur > 30 tahun adalah sebanyak 9
(22,5%).
40
b. Puskesmas Plus Barabaraya Makassar
Diagram Pie 4.1.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Di Puskesmas Plus Barabaraya Makassar
Makassar Tahun 2012
3%
11%
< 20 tahun
20-30 tahun
>30 tahun
86%
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.1.2 menunjukkan bahwa dari 35 responden, dapat diketahui
jumlah responden yang memiliki umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 4
responden (11,4%), responden yang memiliki umur 20-30 tahun adalah
sebanyak 30 responden (85,7%),dan responden yang memiliki umur >30
tahun adalah sebanyak 1(2,9%).
41
c. Puskesmas Mamajang Makassar
Diagram Pie 4.1.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Di Puskesmas Mamajang Makassar
Makassar Tahun 2012
19%
39%
< 20 tahun
20-30 tahun
>30 tahun
42%
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.1.3 menunjukkan bahwa dari 26 responden, dapat diketahui
Jumlah responden yang memiliki umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 5
responden (19,2%), responden yang memiliki umur 20-30 tahun adalah
sebanyak 11 responden (42,3%), dan responden yang memiliki umur >30
tahun adalah sebanyak 10 (38,5%).
42
d. Puskesmas Batua Makassar
Diagram Pie 4.1.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Di Puskesmas Batua Makassar
Makassar Tahun 2012
3%
12%
< 20 tahun
20-30 tahun
>30 tahun
85%
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.1.4 menunjukkan bahwa dari 34 responden, dapat diketahui
jumlah responden yang memiliki umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 4
responden (11,8%), responden yang memiliki umur 20-30 tahun adalah
sebanyak 29 responden (85,2%), dan responden yang memiliki umur >
30 tahun adalah sebanyak 1 (2,9%).
43
2. Karakteristik Pendidikan
Karakteristik pendidikan responden dapat dilihat pada Diagram Batang
berikut:
Diagram Batang 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Makassar Tahun 2012
35%
30%
30%
25%
21%
SD
20%
20%
SMP
15%
14%
15%
SMA
DIPLOMA
10%
SARJANA
5%
0%
SD
SMP
SMA
DIPLOMA
SARJANA
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui
jumlah responden dengan pendidikan Sarjana sebanyak 48 responden
(30%), Diploma sebanyak 27 responden (20%), SMA sebanyak 29
responden (21,4%), SMP sebanyak 19 responden (14,1%), dan SD
sebanyak 12 responden (15%). Berikut data responden di setiap Puskesmas
yaitu:
44
b. Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar
Diagram Pie 4.2.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar
Tahun 2012
10%
30%
15%
SD
SMP
SMU
DIPLOMA
SARJANA
25%
20%
Sumber :Wawancara/kuesioner
Tabel 4.2.1 menunjukkan bahwa dari 40 responden, dapat
diketahui jumlah responden dengan pendidikan sarjana sebanyak
12
responden (30%), Diploma sebanyak 8 responden (20%),
SMA sebanyak 10 responden ( 25%), SMP sebanyak 6 responden
(15%) dan SD sebanyak 4 reponden (10%).
45
c. Puskesmas Plus Barabaraya Makassar
Diagram Pie 4.2.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Puskesmas Plus Barabaraya Makassar
Tahun 2012
9%
23%
14%
SD
SMP
SMU
DIPLOMA
29%
26%
SARJANA
Sumber: Wawancara/kuesioner
Tabel 4.2.2 menunjukkan bahwa dari 35 responden, dapat
diketahui jumlah responden dengan pendidikan Sarjana sebanyak
8 responden (22,95), Diploma sebanyak 10 responden (28,6%),
SMA sebanyak 9 responden (25,8%), SMP sebanyak 5 responden
(14.2%), dan SD sebanyak 3 responden (8,5%).
46
d. Puskesmas Mamajang Makassar
Diagram Pie 4.2.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Puskesmas Mamajang Makassar
Tahun 2012
8%
15%
SD
SMP
SMU
50%
DIPLOMA
19%
SARJANA
8%
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.2.3 menunjukkan bahwa dari 26 responden, dapat
diketahui jumlah responden dengan pendidikan Sarjana sebanyak
13 responden (50%), Diploma sebanyak 2 responden (7,8%),
SMA sebanyak 5 responden (19,3%), SMP sebanyak 4 responden
(15,3%), dan SD sebanyak 2 responden (7,6%).
47
e. Puskesmas Batua Makassar
Diagram Pie 4.2.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Puskesmas Batua Makassar
Tahun 2012
9%
12%
SD
SMP
44%
SMU
15%
DIPLOMA
SARJANA
20%
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.2.4 menunjukkan bahwa dari 34 responden, dapat
diketahui jumlah responden dengan pendidikan Sarjana sebanyak
15 responden (44,11%), Diploma sebanyak 7 responden (20,5%),
SMA sebanyak 5 responden (14,7%), SMP sebanyak 4 responden
(11,7%), dan SD sebanyak 3 responden (8,9%).
48
3. Karakteristik Pekerjaan
Karakteristik pekerjaan responden dapat dilihat pada Diagram Batang
berikut:
Diagram Batang 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Makassar Tahun 2012
60%
57%
50%
40%
IRT
30%
25%
18%
20%
WIRASWASTA
PNS
10%
0%
IRT
WIRASWASTA
PNS
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui
jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 75
responden (57%), Wiraswasta sebanyak 25 responden (18%), dan PNS
sebanyak 35 responden (25%).
49
a. Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar
Diagram Pie 4.3.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Puskesmas/RSP VI Kassi-Kassi Makassar
Tahun 2012
28%
PNS
50%
WIRASWASTA
IRT
22%
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.3.1 menunjukkan bahwa dari 40 responden,dapat
diketahui jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga
(IRT) sebanyak 11 responden (27,5%), Wiraswasta sebanyak 9
responden (22,2%), dan PNS sebanyak 20 responden (50 %).
50
b. Puskesmas Plus Barabaraya Makassar
Diagram Pie 4.3.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Puskesmas Plus Barabaraya Makassar
Tahun 2012
15%
PNS
19%
WIRASWASTA
66%
IRT
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.3.2 menunjukkan bahwa dari 35 responden,dapat
diketahui jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga
(IRT) sebanyak 24 responden (68,6%), Wiraswasta sebanyak 6
responden (17,2%), dan PNS sebanyak 5 responden (14,2 %).
51
c. Puskesmas Mamajang Makassar
Diagram Pie 4.3.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Makassar Tahun 2012
19%
PNS
19%
62%
WIRASWSTA
IRT
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.3.3 menunjukkan bahwa dari 26 responden,dapat
diketahui jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga
(IRT) sebanyak 16 responden (61,6%), Wiraswasta sebanyak 5
responden (19,2%), dan PNS sebanyak 5 responden (19,2 %).
52
d. Puskesmas Batua Makassar
Diagram Pie 4.3.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Puskesmas Batua Makassar
Tahun 2012
15%
PNS
15%
71%
WIRASWAS
TA
IRT
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.3.4 menunjukkan bahwa dari 34 responden,dapat
diketahui jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga
(IRT) sebanyak 24 responden (70,5%), Wiraswasta sebanyak 5
responden (14,7%), dan PNS sebanyak 5 responden (14,8 %).
53
4. Pengetahuan ibu tentang Imunisasi Booster
Pengetahuan responden tentang imunisasi Booster dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang pengertian
Imunisasi Booster pada Anak
Di Makassar Tahun 2012
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
Baik
34
25
Kurang
101
75
Jumlah
135
100
Sumber : Wawancara/Kuesioner
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui
jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik tentang Imunisasi
Booster adalah sebanyak 34 responden (25%) dan responden yang
memiliki pengetahuan kurang tentang Imunisasi Booster adalah sebanyak
101 responden (75%).
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Jenis - jenis
Imunisasi Booster pada Anak
Di Makassar Tahun 2012
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
Baik
24
17,8
Kurang
111
82,2
Jumlah
135
100
Sumber : Wawancara/Kuesioner
54
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui
jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik tentang Imunisasi
Booster adalah sebanyak 24 responden (17,8%) dan responden yang
memiliki pengetahuan kurang tentang Imunisasi Booster adalah sebanyak
111 responden (82,2%).
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Jadwal Pemberian
Imunisasi Booster pada Anak
Di Makassar Tahun 2012
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
Baik
40
29,6
Kurang
95
70,4
Jumlah
135
100
Sumber : Wawancara/Kuesioner
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui
jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik tentang Imunisasi
Booster adalah sebanyak 40 responden (29,6%) dan responden yang
memiliki pengetahuan kurang tentang Imunisasi Booster adalah sebanyak
95 responden (70,4%).
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini jumlah sampel keseluruhan adalah sebanyak 135
responden, sampel dari setiap puskesmas memiliki jumlah yang bervariasi,
responden terbanyak adalah di pusksmas Kassi-kassi yaitu sebanyak 40
responden, hal ini disebabkan karena jumlah populasi lebih banyak dan juga
55
jumlah sampel yang kooperatif dalam pengambilan data lebih banyak ditemui
di puskesmas Kassi-kassi. Variasi dalam hal umur, pendidikan, dan tingkat
ekonomi responden yang lebih banyak dilakukan di puskesmas kassi-kassi,
dan di puskesmas lainnya memiliki jumlah sampel yang tidak terlalu jauh
perbedaan jumlah respondennya.
1. Karakteristik Umur
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa umur responden sebagian besar
didominasi antara 20-30 tahun yaitu sebanyak 95 responden atau dengan
persentase (70,4%), sedangkan jumlah responden yang memiliki umur ≤
20 tahun adalah sebanyak 19 responden (14%), dan responden yang
memiliki umur >30 tahun adalah sebanyak 21 responden (16%).
Hal ini menyatakan bahwa umur merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang, sebagian orang yang
umurnnya masih muda memiliki minat untuk belajar lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang usianya sudah tua. Dimana minat
merupakan suatu rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. Selain
itu, orang tua diusia 20-an cukup perhatian dalam hal kesehatan dan
mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menerapkan program kesehatan
yang bersifat prevenif kepada anak-anaknya, hal ini tentunya sejalan
dengan program pemerintah untuk meningkatkan cakupan imunisasi di
Indonesia.
56
Menurut peneliti orang yang usianya sudah tua berpikir bahwa
bukan lagi saatnya bagi mereka untuk belajar kini saatnya bagi generasi
muda untuk belajar dan lebih aktif guna meneruskan cita-cita bangsa.
Menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh saudari
Melawati Arsan menunjukkan bahwa dari 79 responden, dapat diketahui
jumlah responden yang memiliki umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 9
responden (11,3%), responden yang memiliki umur 21-30 tahun adalah
sebanyak 52 responden (66%), dan responden yang memiliki umur >30
tahun adalah sebanyak (22,7%).
2. Karakteristik Pendidikan
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pendidikan responden yaitu tingkat
SD dan sederajatnya sebanyak 12 (15%) dari 135 responden, sedangkan
SMP dan sederajatnya sebanyak 19 responden (14,1%), SMA dan
sederajatnya sebanyak 29 responden (21,4%), Diploma sebanyak 27
responden (20%), Sarjana sebanyak 48 responden (30%).
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup (Notoatmodjo 2006). Pendidikan mempengaruhi proses belajar,
makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang untuk menerima
informasi dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang maupun dari media massa,
semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengatahuan
yang didapatkan.
57
Pendidikan dalam hal ini pendidikan formal menurut peneliti
sangat mempengaruhi pengetahuan orang tua terhadap imunisasi Booster
dimana yang merupakan faktor yang mempengaruhi pola pikir seseorang
sehingga ia mampu menelaah sesuatu untuk diterima atau ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat juga
mulai meningkat terlihat dengan semakin besarnya populasi masyarakat
dengan derajat pendidikan SMA keatas, hal ini tentunya sejalan dengan
berbagai program pemerintah di bidang pendididkan terutama wajib
belajar Sembilan tahun program BOS dan program lainnya yang pada
dasarnya adalah memudahkan masyarakat mendapatkan pendidikan
formal.
Menurut hasil penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh saudari
Melawati Arsan menunjukkan bahwa dari 79 responden, dapat diketahui
jumlah responden dengan pendidikan SD sebanyak 27 responden (34%),
SMP sebanyak 26 responden (33%), SMA sebanyak 19 responden (24%),
Diploma sebanyak 2 responden (2,6%), SI sebanyak 5 responden (6,4%).
3. Karakteristik Pekerjaan
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pekerjaan responden adalah pada
Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 75 responden (57%), Wiraswasta
sebanyak 25 responden (18 %), dan PNS sebanyak 35 responden (25 %).
Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan
tentang Imunisasi Booster. Pengetahuan responden yang bekerja lebih baik
bila dibandingkan dengan pengetahuan responden yang tidak bekerja.
58
Semua ini disebabkan karena ibu yang bekerja di luar rumah (sektor
formal) memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi,
termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian Imunisasi Booster
pada anak (Depkes RI 2004).
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian
besar kaum wanita yang menjadi responden adalah berprofesi sebagai Ibu
Rumah Tangga dan terlihat bahwa peranan ini sangat besar dalam
peningkaan kesehatan anak di Indonesia.
Menurut hasil penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh saudari
Melawati Arsan menunjukkan bahwa dari 79 responden, dapat diketahui
jumlah responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak
68 responden (86%), Wiraswasta sebanyak 7 responden (9%), dan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 4 responden (5%).
4. Pengetahuan orang tua tentang imunisasi Booster di Makassar Tahun
2012.
Tabel di atas menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang
imunisasi Booster pada umumnya kurang. Pengetahuan Masyarakat
tentang
pengertian imunisasi Booster menunjukkan bahwa dari 135
jumlah responden didapatkan 101 (75%) yang menjawab tidak tahu
tentang pengertian imunisasi Booster dan hanya 34 (25%) yang menjawab
tahu.
Pengetahuan ibu tentang jenis – jenis imunisasi Booster berdasarkan
pada tabel 4.2 juga menunjukkan bahwa 24 (17,8%) orang yang tahu
59
tentang jenis – jenis imunisasi Booster dan 111 (82,2%) orang yang
tidak tahu tentang jenis – jenis imunisasi Booster.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian di empat puskesmas di
Makassar pada bulan juni - juli 2012
menunjukkan bahwa dari 135
yang terdapat pada tabel 4.6
responden yang diteliti didapatkan 40
(29,6%) orang yang tahu tentang jadwal imunisasi Booster dan 95 (70,4%)
orang yang tidak tahu tentang jadwal imunisasi Booster.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa faktor
yang
mempengaruhi kurangnya pengetahuan orang tua tentang imunisasi
Booster peneliti beranggapan bahwa rendahnya pengetahuan responden
tentang imunisasi Booster disebabkan karena kurangnya informasi yang
diperoleh oleh responden mengenai imunisasi Booster yang sebetulnya
dapat diperoleh dari tenaga kesehatan dengan diadakannya penyuluhan.
Faktor lain juga menurut peneliti disebabkan oleh kurangnya
kesadaran masyarakat untuk mencari tahu akan pentingnya bayi diberikan
imunisasi Booster untuk menghindari penyakit, padahal informasi
tersebut dapat diperoleh dari berbagai media seperti media elektronik dan
media cetak.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengetahuan seseorang, dalam hal
ini responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini bisa dipengaruhi
oleh berbagai faktor termasuk informasi melalui petugas kesehatan,
media cetak, media elektronik, petugas kesehatan, teman, saudara,
tetangga, buku, majalah atau surat kabar. Dengan demikian, informasi
60
yang diperoleh dapat memberikan hasil yang beraneka ragam dan
mempengaruhi tingkat pengetahuan responden mengenai Imunisasi
Booster dan lainnya. Hal yang sama diungkapkan oleh Notoatmodjo
(2007), bahwa pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil dari
tahu dan inti terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Dari penelitian ini maka dapat dilihat kesimpulan bahwa perlu
adanya sosialisasi yang lebih banyak pada masyarakat dari berbagai
bangsa, bukan hanya pentingnya imunisasi dasar, namun juga imunisasi
ulang yang termasuk dalam imunisasi Booster sebab pilihan untuk
membenarkan atau tidak imunisasi Booster sangat tergantung pada orang
tua. Mereka dapat saja berasal dari golongan ekonomi menengah tetapi
bila mereka mengetahui arti pentingnya imunisasi bagi anaknya, bisa
saja mereka berusaha menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana
imunisasi. Jadi tidak boleh ada diskriminasi dalam hal informasi setiap
orang berhak atas informasi tersebut dan keputusan akhir tetap di tangan
orang tua. Seperti dalam Islam, sampaikanlah walau hanya 1 ayat, maka
dalam hal kebaikan dan kebenaran, kita sebagai tenaga kesehatan wajib
menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Semua itu
untuk kepentingan generasi kita dimasa depan. Bangsa yang kuat
mempunyai warga negara yang sehat dan itu berlaku sepanjang zaman.
61
Imunisasi juga perlu di ketahui pada tenaga kesehatan,terutama mereka
yang bekerja di pelayanan kesehatan tingkat pertama. Karena mereka
menjadi orang pertama yang paling banyak kontak dengan masyarakat.
Penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk Penelitian selanjutnnya
tentang aplikasi pemberian Imunisasi Booster di Masyarakat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Responden terbanyak dari umur 20-30 tahun sebanyak 95 responden
(70,4%), di ikiuti Kelompok umur >30 tahun adalah sebanyak 21 (16%)
responden dan ≤ 20 tahun adalah sebanyak 19 responden (14%).
2. 48 responden (30%) terdiri dari pendidikan Sarjana, selanjutnya di ikuti
dari pendidikan SMA sebanyak 29 responden (21,4%), Diploma sebanyak
27 responden (20%), SMP sebanyak 19 responden (14,1%), dan yang
paling terendah terdapat pada Pendidikan SD sebanyak 12 responden
(15%),
3. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) mempunyai porsi terbesar dari
responden kami sebanyak 75 responden (57 %), Wiraswasta sebanyak 25
responden (18 %), dan PNS sebanyak 35 responden (25 %).
4. Pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi Booster kurang dengan
persentase (75%), dan yang memiliki pengetahuan baik sebesar (25%).
5. Pengetahuan ibu tentang jenis jenis imunisasi Booster kurang dengan
persentase (82,2%), dan yang memiliki pengetahuan baik sebesar (17,8%).
62
63
6. Pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi Booster kurang
dengan persentase (70,4%), dan yang memiliki pengetahuan baik sebesar
(29,6%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
maka peneliti memberi saran sebagai berikut:
1. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan,
maka dari itu penting bagi orang tua agar tetap menggali pengetahuan
tentang kesehatan tanpa mempermasalahkan umurnya.
2. Wajib bagi semua kalangan agar memperhatikan pendidikannya,
khususnya para orang tua yang saat ini memiliki pendidikan yang rendah
agar nantinya memberikan pendidikan yang layak bagi anaknya guna
menciptakan generasi muda yang berkualitas.
3. Pengetahuan orang tua terhadap imunisasi Booster sangat perlu
ditingkatkan, khususnya para ibu yang memiliki bayi harus lebih aktif
dalam mencari informasi tentang imunisasi baik dari tenaga kesehatan,
media elektronik, dan media cetak.
4. Pentingnya bagi ibu agar kiranya meluangkan waktu untuk menghadiri
kegiatan-kegiatan
yang
bermanfaat
seperti
penyuluhan
tentang
peningkatan kesehatan guna meningkatkan sikap positif dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan.
5. Diharapkan kepada para tenaga medis untuk lebih memperluas cakupan
penyuluhan dan memberi informasi kepada seluruh Masyarakat untuk
64
lebih mengetahui tentang Imunisasi Booster khususnya tentang jenis –
jenis dan jadwal Imunisasi Booster.
6. Kepada pemerintah sebaiknya memfasilitasi para petugas kesehatan untuk
meningkatkan
kemampuan
menyuluh
pengetahuan mengenai Imunisasi Booster.
dalam
rangka
peningkatan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Surat An Nisa ayat 10,Surat Yunus ayat 57
Alfa Kurnia.2012. Pentingnya Booster Vaksin. http://momsguideindonesia.com
diakses 5 maret 2012 pukul 13.00 wita.
Arsan Melawati. 2011.Gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan orang tua
terhadap imunisasi bcg di puskesmas maccini sawah makassar.
Haws, PS. 2003. Asuhan Neonates Rujukan Cepat. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Hidayat, AA. 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Cet I;
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
________. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Hal : 102 – 5. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
Imelda,R. 2009. Panduan Kehamilan dan Keperawatan Bayi. Surabaya:
Penerbit: victory
Julitasari Sundoro. 2012. BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) : Anak
Terlindung dari Penyakit Campak, Difteri dan Tetanus. http:// Portal
Kementerian BUMN.com diakses 5 maret 2012 pukul 13.30 wita.
Legawa, Cahya . 2012. Bhyllabus Sudut kehidupan,seutas kata,meracik makna.
http://ProKontra%20Imunisasi%20dan%20Vaksinasi%20_%20Bhyllabus.ht
ml diakses 5 mei 2012 pukul 20.30 wita.
Nadesul, H. 2007. Membesarkan Bayi Jadi Anak Pintar. Cet II; Jakarta: Penerbit
Buku Kompas.
Naiem, M.F, dkk. 2009. Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Nanny LD, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.3. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
________. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Cetakan Pertama. Hal :
43. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Profil Kesehatan RI. 2006. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Indonesia.
http://www.medicastore.com diakses tanggal 14 februari 2012.
Ranuh, IGN dkk. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Cet III: Jakarta:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Sabarguna, B S. 2008. Karya Tulis Ilmiah (KTI) untuk Mahasiswa DIII
Kebidanan. Cetakan Pertama; Jakarta: CV.Sagung Seto.
Shihab,Quraish M.2009. Tafsir Al-Mishah Pesan,Kesan dan Keserasian AlQur’an.Volume 2. Jakarta : Lentera Hati
Syarifuddin, A. 2009. Imunisasi Anak Cara Islam. Cet I Hal: 48. Penerbit Tiga
Satu Tiga.
LAMPIRAN
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh
Mahasiswa Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar Yang bernama NURAZISAH (70400009031) dengan
judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Booster pada Anak
di kota Makassar Tahun 2012”.
Saya memahami penelitian ini di maksudkan untuk kepentingan ilmiah
dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi peneliti dan tidak merugikan
saya serta
jawaban yang saya berikan akan dijaga kerahasiaannya. Dengan
demikian secara sukarela dan tidak ada unsur pemaksaan dari siapapun, saya siap
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Makassar
2012
Responden
(
)
A. PENGERTIAN IMUNISASI
NO
PERNYATAAN – PERNYATAAN
1.
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan
pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin
kedalam tubuh.
2.
Imunisasi dapat meningkatkan daya tahan
tubuh serta dapat mencegah berbagai macam
penyakit.
3.
Imunisasi ulang booster adalah imunisasi yang
merupakan usaha memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin
kedalam tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu.
4.
Vaksin atau imunisasi booster ada berisi virus
yang dilemahkan.
5.
Cara pemberian imunisasi booster berbeda
dengan imunisasi PPI (BCG, Campak, Polio,
Hepatiitis B, DPT)
6.
Imunisasi booster dapat diberikan pada bayi
baru lahir.
7.
Segala penyakit dapat dicegah dengan
memberikan imunisasi booster pada anak.
B
S
SCORE
B. JENIS – JENIS IMUNISASI BOOSTER
NO
PERNYATAAN – PERNYATAAN
1.
Semua jenis vaksin imunisasi merupakan imunisasi
booster.
2.
Imunisasi booster merupakan imunisasi yang diberikan
untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas
ambang perlindungan atau memperpanjang masa
perlindungan.
3.
Imunisasi DPT merupakan jenis imunisasi untuk
melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
4.
Imunisasi BCG untuk melindungi dari penyakit
Tuberkulosis (TBC).
B
S
SCORE
5.
6.
7.
Imunisasi BCG harus diberikan pada bayi waktu lahir.
Imunisasi booster adalah imunisasi yang wajib
diberikan kepada anak.
Imunisasi campak tidak hanya dapat mencegah penyakit
campak saja, tetapi dapat juga mencegah penyakit
lainnya.
C. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI BOOSTER
NO
PERNYATAAN – PERNYATAAN
1.
Cara pemberiaan imunisasi booster sama
dengan pemberian imunisasi pada umumnya.
2.
Imunisasi campak dilaksanakan pada anak usia
9 bulan
3.
Imunisasi Vaksin campak booster di berikan
pada anak kelas 1 SD
4.
Imunisasi Difteri Tetanus diberikan pada bulan
November khusus untuk anak kelas 1 SD/MI.
5.
Imunisasi Tetanus Difteri diberikan pada anak
kelas II dan III SD/MI.
6.
Imunisasi booster dapat diperoleh di berbagai
tempat pelayanan kesehatan.
B
S
SCORE
MASTER TABEL
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Booster pada Anak Di Kota Makassar Tahun 2012
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Responden
Ny. D
Ny. M
Ny. I
Ny. S
Ny. H
Ny. R
Ny. R
Ny. A
Ny. S
Ny. I
Ny. V
Ny. M
Ny. R
Ny. M
Ny. W
Ny. N
Ny. S
Ny. L
Ny. P
Ny. S
Ny. M
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
Pengetahuan
3 4 5
1 0 0
1 1 1
1 1 1
1 0 0
1 1 0
1 1 0
0 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 0
1 1 0
1 1 0
1 0 0
1 0 0
0 0 0
0 0 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 0 0
1 1 1
6
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
7
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
S=R
4
6
5
3
5
6
4
6
5
4
4
4
4
3
2
3
4
6
6
4
6
%
57
85
71
42
71
85
57
85
71
57
57
57
57
42
28
42
57
85
85
57
85
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jenis-jenis imunisasi
2 3 4 5 6
0 1 1 1 1
0 0 1 1 1
1 0 0 1 1
0 0 0 1 1
1 0 0 0 0
1 1 0 0 0
1 0 0 1 0
1 1 0 0 1
0 0 1 1 0
1 0 0 0 1
0 0 1 0 0
0 0 0 1 0
0 0 1 0 0
0 0 1 1 1
1 1 1 0 0
1 0 0 1 1
0 0 1 1 0
0 1 1 1 1
0 0 0 1 0
0 0 1 0 0
0 1 0 0 0
7
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
S=R
4
3
4
3
2
3
4
5
2
4
3
3
3
4
5
5
4
6
2
3
2
%
57
42
57
42
28
42
57
71
28
57
42
42
42
57
71
71
57
85
28
42
28
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
Jadwal Imunisasi
2 3 4 5
1 1 1 0
0 1 1 1
0 0 0 1
1 0 1 0
1 1 1 1
1 0 0 1
1 1 0 0
1 1 1 0
1 1 1 0
1 1 0 1
0 1 1 1
1 1 0 1
1 0 1 0
1 0 0 1
1 1 0 1
1 0 0 1
0 0 1 1
1 0 0 1
0 1 1 0
1 1 1 0
1 1 1 0
6
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
S=R
3
3
2
3
4
4
3
4
5
4
5
3
2
4
5
4
3
4
2
5
5
%
50
50
34
50
67
67
50
67
83
67
83
50
34
67
83
67
50
67
34
83
83
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
Ny. M
Ny. N
Ny. N
Ny. M
Ny. S
Ny. S
Ny. A
Ny. R
Ny. M
Ny. J
Ny. M
Ny. U
Ny. R
Ny. U
Ny. P
Ny. W
Ny. A
Ny. R
Ny. P
Ny. U
Ny. C
Ny. D
Ny. R
Ny. I
Ny. R
Ny. S
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
5
4
5
4
5
3
2
4
5
6
4
6
4
5
6
4
2
5
3
3
6
2
5
3
3
6
71
57
71
57
71
42
28
57
71
85
57
85
57
71
85
57
28
71
42
42
85
28
71
42
42
85
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
3
1
4
4
3
3
4
4
4
5
4
4
5
4
3
4
4
4
2
3
3
6
3
3
3
3
42
14
57
57
42
42
57
57
57
71
57
57
71
57
42
57
57
57
28
42
42
85
42
42
42
42
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
3
2
3
3
3
2
2
3
5
2
3
3
5
2
2
5
3
4
3
5
3
5
2
4
5
3
50
34
50
50
50
34
34
50
83
34
50
50
83
34
34
83
50
67
50
83
50
83
34
67
83
50
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
Ny. S
Ny. R
Ny. I
Ny. L
Ny. A
Ny. L
Ny. R
Ny. W
Ny. M
Ny. I
Ny. D
Ny. D
Ny. T
Ny. S
Ny. R
Ny. S
Ny. F
Ny. I
Ny. E
Ny. L
Ny. R
Ny. S
Ny. N
Ny. E
Ny. F
Ny. W
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
3
5
3
3
3
3
4
6
1
3
2
1
2
7
3
3
3
2
1
3
3
2
4
6
3
28
42
71
42
42
42
42
57
85
14
42
28
14
28
100
42
42
42
28
14
42
42
28
57
85
42
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
2
3
3
6
3
6
2
2
4
3
4
2
2
4
1
3
1
3
2
3
2
4
2
5
4
1
28
42
42
85
42
85
28
28
57
42
57
28
28
57
14
42
14
42
28
42
28
57
28
71
57
14
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
5
3
4
2
2
4
3
3
3
5
4
3
3
4
4
5
3
3
3
3
3
2
3
2
3
4
83
50
67
34
34
67
50
50
50
83
67
50
50
67
67
83
50
50
50
50
50
34
50
34
50
67
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
Ny. N
Ny. I
Ny. A
Ny. H
Ny. F
Ny. A
Ny. I
Ny. D
Ny. N
Ny. W
Ny. R
Ny. I
Ny. Y
Ny. M
Ny. R
Ny. I
Ny. K
Ny. Z
Ny. L
Ny. N
Ny. A
Ny. F
Ny. A
Ny. R
Ny. J
Ny. S
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
6
4
6
3
5
6
2
3
2
1
1
4
2
5
4
6
2
1
3
3
2
1
2
1
2
4
85
57
85
42
71
85
28
42
28
14
14
57
28
71
57
85
28
14
42
42
28
14
28
14
28
57
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
2
4
2
5
3
5
3
4
6
4
5
4
2
5
2
5
3
2
5
2
2
1
2
4
3
4
28
57
28
71
42
71
42
57
85
57
71
57
28
71
28
71
42
28
71
28
28
14
28
57
42
57
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
2
3
3
5
3
3
4
3
2
5
3
4
4
3
2
2
4
2
4
3
3
2
3
3
5
2
34
50
50
83
50
50
67
50
34
83
50
67
67
50
34
34
67
34
67
50
50
34
50
50
83
34
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
Ny. K
Ny. L
Ny. R
Ny. L
Ny. L
Ny. S
Ny. N
Ny. F
Ny. K
Ny. J
Ny. R
Ny. N
Ny. K
Ny. J
Ny. I
Ny. S
Ny. E
Ny. N
Ny. N
Ny. S
Ny. J
Ny. T
Ny. L
Ny. S
Ny. M
Ny. J
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
4
4
4
2
6
2
6
3
5
2
1
3
4
2
3
4
4
3
2
4
2
1
3
2
3
42
57
57
57
28
85
28
85
42
71
28
14
42
57
28
42
57
57
42
28
57
28
14
42
28
42
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
3
3
6
3
3
5
4
2
3
4
3
6
4
3
5
3
4
5
2
2
4
2
6
3
2
4
42
42
85
42
42
71
57
28
42
57
42
85
57
42
71
42
57
71
28
28
57
28
85
42
28
57
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
5
3
1
2
3
4
3
3
2
4
3
1
2
1
1
3
2
2
3
3
1
1
3
3
2
3
83
50
17
34
50
67
50
50
34
67
50
17
34
17
17
50
34
34
50
50
17
17
50
50
34
50
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
Ny. S
Ny. J
Ny. M
Ny. U
Ny. S
Ny. U
Ny. W
Ny. S
Ny. A
Ny. J
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
3
4
3
2
4
4
4
3
1
3
42
57
42
28
57
57
57
42
14
42
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
3
5
2
5
3
3
3
3
4
3
42
71
28
71
42
42
42
42
57
42
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
2
3
3
2
1
1
1
3
3
3
34
50
50
34
17
17
17
50
50
50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nurazisah(70400009031) lahir di Bantaeng
Sulawesi Selatan pada tanggal 02 Februari 1990.
Terlahir dari pasangan suami-istri Abd. Rasyid
dan Ny.Wahidah. Berasal dari suku Makassar
dan memiliki seorang saudara perempuan Irawati
S.Pd.I, Ummu Chair S.Pd, dan Nur Hidayat dan
Saudara Laki-Laki Aswar Rasyid.
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1997-2003
: Sekolah Dasar (SDN) 10 Pasorongi,
Bantaeng.
2. Tahun 2003-2006
: Sekolah Menengah Pertama Negeri
(SMPN) 2 Bantaeng
3. Tahun 2006-2009
: Sekolah SMA NEGERI 2 Bantaeng.
4. Tahun 2009-2012
: Prodi Kebidanan Fak. Ilmu Kesehatan
Universitas
Islam
Negeri
(UIN)
Alauddin Makassar Sulawesi Selatan
Download