Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit Internal

advertisement
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Bidang Audit Internal
Perusahaan: Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia Internasional
Sari Haerunnisa
Salim Siagian
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
audit internal di bidang Internal Audit PT Telekomunikasi Indonesia Internasional dan
bagaimana persepsi auditan terhadap bidang tersebut. Faktor-faktor yang diteliti adalah
Perencanaan, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Komunikasi dan Penerimaan,
Independensi, Peraturan dan Prosedur, Dukungan Dari Manajemen Puncak, serta
Laporan Terhadap Manajemen Puncak. Dalam meneliti faktor-faktor tersebut,
digunakan metode deskriptif komparatif. Dalam meneliti persepsi auditan, digunakan
metode deskriptif statistik hasil kuesioner dengan sampel sebanyak 30 auditan. Hasil
menunjukkan bahwa sebagian besar keadaan faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas tersebut telah sesuai dengan karakteristik yang ada dari beberapa sumber
literatur dan auditan berpersepsi baik terhadap kinerja dari bidang Audit Internal
perusahaan.
Kata Kunci: audit internal, efektivitas, kinerja, persepsi
Pendahuluan
Sebuah perusahaan memerlukan departemen khusus yang dapat menjadi kaki tangan
manajer puncak dalam meninjau ulang dan menilai jalannya operasi perusahaan. Inilah
salah satu alasan mengapa fungsi audit internal dibentuk dalam suatu perusahaan. Hal
tersebut diperkuat oleh Sawyer (2005) yang menyatakan bahwa perkembangan dunia
yang semakin kompleks dan tempat beroperasi perusahaan yang tidak hanya di satu
tempat, membuat pimpinan organisasi sulit mengawasi semua kegiatan yang menjadi
tanggungannya. Oleh sebab itu, pimpinan organisasi membutuhkan bantuan dari mitra
yang dapat mereka percaya dan andalkan sepenuhnya. Dan mitra yang dapat diandalkan
tersebut adalah auditor internal yang berorientasi manajemen.
Pada perkembangannya, fungsi dari audit internalpun banyak mengalami perluasan.
Awalnya, fungsi ini hanya bekerja pada fungsi pendeteksian (detective function)
1 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
kemungkinan kecurangan dan verifikasi perhitungan dalam laporan keuangan. Pada
perkembangan berikutnya, fungsi ini dituntut lebih untuk dapat memberikan
pencegahan dan perlindungan (protective function) terhadap kemungkinan kecurangan
maupun kesalahan dalam laporan keuangan. Selanjutnya, fungsi ini semakin meluas
pada perbaikan (constructive function), yaitu pemberian pelayanan bagi manajemen
secara keseluruhan (Moeller, 2005).
Dalam lingkungan bisinis yang berubah secara radikal, fungsi dari audit internal
menjadi sebuah fungsi pendukung utama bagi manajemen, komite audit, auditor
eksternal, direksi, dan stakeholders utama dari perusahaan. Siapa yang tidak dapat
mengoperasikan perusahaannya dengan efektif, maka ia yang akan tertinggal. Kondisi
ini memberi peluang besar bagi audit internal dalam pelayanannya pada perusahaan
yang diharapkan turut memperbaiki kinerja manajemennya.
PT Telekomunikasi Indonesia Internasional, atau yang lebih akrab disebut Telin,
adalah salah satu anak perusahaan dari PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Telin
fokus pada penyediaan jasa telekomunikasi internasional dan investasi stratejik dalam
industri telekomunikasi internasional. Telin adalah kaki tangan Telkom dalam
mengelola dan mengembangkan jaringan bisnisnya di luar negeri.
Sebagai salah satu anak perusahaan dari perusahaan ternama, Telin beroperasi
dengan terakselerasi karena banyak mendapat panduan langsung dari Telkom. Salah
satu akselerasi dalam ranah manajemennya adalah dalam bidang audit internal yang
merupakan salah satu indikator perhatiannya sebuah perusahaan pada control,
governance, dan risk management. Namun, dengan usianya yang masih tergolong
muda, penerapan hal-hal tersebut tentu memerlukan banyak evaluasi dan penyesuaian.
Karena pentingnya peran audit internal dan keefektifan dari kinerjanya, maka
penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang keadaan faktor-faktor yang
memperngaruhi efektivitas
divisi audit internal yang ada dalam perusahaan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelititan ini
adalah:
1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi efektivitas bidang Audit Internal suatu
perusahaan? Dan bagaimana penerapannya dalam bidang Audit Internal pada PT
Telekomunikasi Indonesia Internasional ?
2 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
2. Bagaimana persepsi auditan terhadap efektivitas bidang Audit Internal PT
Telekomunikasi Indonesia Internasional?
Tinjauan Teoritis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Audit Internal
Menurut International Standards For The Professional Practice of Internal Auditing
(2012 : 9-11), CAE harus mengelola aktivitas audit internal untuk memastikan bidang
ini memberi nilai tambah pada perusahaan. Terdapat tujuh faktor yang memperngaruhi
efektivitas kinerja internal audit menurut standar ini, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
2. Komunikasi dan penerimaan (Communication and approval)
3. Pengelolaan sumber daya (Resource management)
4. Kebijakan dan prosedur (Policies and procedures)
5. Koordinasi (Coordination)
6. Laporan pada manajemen senior dan dewan pengawas (Reporting to senior
management and the board)
7. Tanggung jawab penyedia jasa eksternal dan organisasi pada audit internal (External
service provider and organizational responsibility for internal auditing)
Sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2004: 226), terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan perusahaan agar dapat memiliki bagian internal audit yang efektif, yaitu:
1.
Memiliki kedudukan yang independen
2.
Memiliki job description
3.
Memiliki manual internal audit
4.
Adanya dukungan yang kuat dari manajemen puncak
5.
Memiliki tenaga auditor yang profesional, bersikap objektif serta memiliki
intergritas serta loyalitas yang tinggi
6.
Dapat bekerja sama dengan pihak eksternal
Perencanaan
Menurut Robert T. (2005), ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan rencana audit, yaitu:
3 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
1. Mempertimbangkan peran dan tanggung jawab auditor serta kebutuhan untuk
mengintergrasikan faktor risiko ke dalam setiap audit mulai dari yang memiliki nilai
risiko bisnis lebih tinggi.
2. Faktor sumber daya pelaksanaan audit yang terbatas (tenaga, waktu dan dana)
menyebabkan bidang audit internal tidak mungkin untuk melakukan audit dengan
coverage 100%. Keterbatasan ini tercermin dari pemakaian risk assessment guna
menetapkan skala prioritas audit.
3. Kriteria dalam risk assessment yang digunakan untuk menetapkan ranking dari audit
universe, memberi penekanan akan pentingnya pemahaman mengenai sistem
pengendalian internal dari auditan yang sebenarnya, yang mungkin berbeda dari
yang lain.
4. Apabila pada konsep lama seorang atau beberapa auditor mendapat tugas audit
untuk satu subjek tertentu, maka dengan konsep baru ini seseorang atau lebih
auditor akan mendapatkan beberapa tugas audit untuk satu saat tertentu.
5. Adanya inherent risk dan keterbatasan metode atau sistem penetapan prioritas audit,
mengharuskan audit internal untuk secara berkala mengkaji semua faktor risiko serta
proses scoring yang ada dalam rangka menyempurnakan rencana audit.
Sumber Daya Manusia
Sukrisno Agoes (2004 : 229) meyebutkan bahwa setiap pemeriksa dapat dikatakan
berkemampuan tinggi dengan syarat sebagai berikut:
•
Walaupun tidak mutlak harus seorang registered accountant, minimal ia adalah
seorang sarjana muda akuntansi atau yang mempunyai latar belakang pendidikan
akuntansi.
•
Harus menguasai, minimal mengerti mengenai komputer dan software-nya.
•
Harus menguasai teori dan aplikasi statistik dan memiliki dasar matematika yang
kuat.
•
Sebaiknya berpengalaman di kantor akuntan publik, minimal pernah mempelajari
auditing.
•
Menguasai peraturan perpajakan, peraturan pemerintah, dan peraturan-peraturan lain
mengenai hal-hal yang menyangkut bisnis perusahaan yang bersangkutan.
•
Harus bermoral tinggi, objektif, berjiwa matang, sanggup bekerja keras.
4 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
Auditor juga harus memiliki keterampilan untuk berkomunikasi dan berhubungan
dengan orang lain. Keterampilan ini merupakan salah satu keterampilan yang harus
dimiliki oleh setiap auditor, karena dalam melaksanakan tugasnya auditor akan banyak
berhubungan dengan orang.
Komunikasi dan Penerimaan
Komunikasi selama pelaksanaan audit terjadi antara (BPKP, 2007) :
1. Auditor dengan rekan-rekan internal timnya.
2. Auditor dengan pihak auditan
3. Instansi auditor dengan pihak-pihak luar.
Independensi
Menurut Sukrisno Agoes (2004 : 227), sebuah bidang audit internal dapat dikatakan
independen tergantung pada kedua syarat berikut ini:
1. Kedudukan bidang internal audit tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya
kepada siapa bidang ini bertanggung jawab.
2. Keterlibatan bidang internal audit dalam kegiatan operasional perusahaan.
Peraturan dan Prosedur
Menurut Sukrisno Agoes (2004 : 227) IAM merupakan petunjuk tertulis bagi staf
internal audit untuk:
•
Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas
•
Menentukan standar yang berguna untuk mengukur dan meningkatkan kinerja.
•
Memberi keyakinan bahwa hasil akhir bidang audit internal sesuai dengan
kebutuhan dari kepala internal audit.
Dukungan Kuat dari Manajemen Puncak
Dukungan dari manajemen puncak dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk
(Sukrisno Agoes, 2004 : 228):
•
Penempatan audit internal dalam posisi yang independen. Dengan posisi yang
independen, maka auditor internal dapat melaksanakan tugasnya tanpa mendapatkan
tekanan baik dari para karyawan maupun dari manajemen puncak.
•
Penempatan staf audit yang superior dengan rata-rata gaji dan insentif yang
menarik.
•
Penyediaan waktu yang cukup dari manajemen puncak untuk mendengarkan,
membaca dan mempelajari laporan-laporan yang dibuat bidang audit internal. Selain
5 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
itu, manajemen puncak memberi respon yang cepat dan tegas terhadap saran-saran
perbaikan yang dilakukan bidang audit internal.
•
Adanya company policy yang dikeluarkan manajemen puncak dan ditujukan ke
seluruh bagian dalam organisasi perusahaan mengenai kewajiban mereka dalam
rangka menunjang tugas bagian audit internal.
Laporan Pada Manajemen Puncak
Semua laporan internal audit harus memenuhi empat tujuan dan komponen dasar
(Moeller, 2009: 366), yaitu:
1. Tujuan, waktu, dan jangkauan dari review yang dilakukan.
2. Deskripsi dari temuan audit.
3. Saran untuk koreksi
4. Dokumentasi dari perencanaan dan klarifikasi dari sudut pandang auditan.
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif komparatif, yaitu dengan
membandingkan teori yang penulis dapat dari berbagai literatur dan data-data yang ada
dalam perusahaan. Selian itu, untuk menunjang analisis deskriptif komparatif tersebut,
penulis juga menggunakan metodologi deskriptif kuantitatif dengan menganalisis hasil
kuesioner yang disebarkan kepada target penelitian. Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi kasus (case study) yaitu penelitian yang memusatkan penelitiannya
pada suatu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus.
Teknik Pengumpulan Data
1.
Teknik dokumentasi
Dokumentasi dilakukan melalui penghipunan data-data sekunder untuk
mendapatkan data yang mendukung penelitian ini. Teknik dokumentasi ini
dilakukan dengan mengambil data internal perusahaan melalui akses dari personel
bidang Audit Internal PT Telekomunikasi Indonesia International.
2.
Teknik wawancara
Wawancara ini dilakukan pada bulan Oktober 2012-April 2013. Wawancara
dilakukan melalui tanya jawab langsung secara lisan dengan semua personel bidang
Audit Internal PT Telekomunikasi Indonesia International. Wawancara pertama
bersama ketiga personel bidang ini, yaitu Bapak Suratman, Bapak Agus Tri, dan
6 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
Bapak Agus Purwanto. Wawancara selanjutnya dilakukan secara personal pada
tiap-tiap personel untuk mengetahui persepsi dari masing-masing tentang faktorfaktor yang penulis angkat.
3.
Teknik Observasi
Teknik observasi ini dilakukan setiap kali penulis datang ke kantor PT
Telekomunikasi Indonesia International. Penulis mengamati lingkungan kerja dari
bidang Audit Internal untuk dapat menganalisis salah satu dari faktor-faktor yang
sedang diteliti oleh penulis, yaitu faktor independensi.
4.
Kuesioner
Kuesioner ini akan dibagikan untuk mengetahui persepsi manajemen terhadap
beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas dari audit internal yang telah
dijelaskan sebelumnya di poin Batasan Penelitian. Metode ini dipilih dengan
mempertimbangkan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk mengumpulkan data
dari sampel manajemen dalam perusahaan. Pertanyaan yang saya gunakan dalam
kuesioner telah digunakan sebelumnya oleh Warsaya (2004) dalam tesisnya yang
berjudul “Evaluasi Atas Faktor-Faktor Efektivitas Bagian Internal Audit
Perusahaan (Aplikasi dan Penerapan): Studi Kasus PT Aerowisata.”
Dari masing-masing faktor yang diambil, diajukan beberapa pertanyaan yang
dapat dianalisis tingkat persetujuan dari responden. Jawaban yang tersedia dalam
kuesioner berbentuk skala Likert. Skala Likert berhubungan dengan pernyataan
tentang sikap seseorang terhadapa sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senangtidak senang dan baik-tidak baik (Umar, 2005). Sampelnya adalah semua karyawan
Telin pada jenjang Vice President, Manager, dan Officer di luar bidang Audit
Internal.
Pembahasan
Analisis Terhadap Sumber Daya Manusia Bidang Audit Internal
Secara ringkas, dari profil tersebut dapat dilihat bahwa hampir semua personil audit
internal Telin memiliki latar belakang non-akuntansi kecuali Vice President, Bapak
Suratman. Selain itu, hampir semuanya juga memiliki latar belakang pekerjaan di
bidang non-audit/akuntansi. Hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri bagi Telin
untuk mengembangkan bidang audit internal dengan latar belakang personil bukan dari
7 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
akuntansi. Semua personil bidang audit internal Telin memiliki latar belakang
pendidikan dalam bidang Informasi Telekomunikasi, sehingga mereka memiliki
kemampuan yang baik dalam mengoperasikan komputer dan mengakses data-data yang
diperluan dalam audit. Dalam hal pengoperasian aplikasi statistik, personil belum ada
yang menguasai aplikasi statistik. Hal ini salah satunya dilatarbelakangi oleh belum
digunakannya aplikasi statistik sebagai alat dalam menganalisis data dalam bidang audit
internal Telin. Selain itu, seperti yang telah tertera dalam profil personil bidang audit
internal Telin, para personil audit internal belum memiliki pengalaman bekerja di kantor
akuntan publik. Ini merupakan hal yang wajar karena latar belakang pendidikan
personilnya pun sebagian besar berasal dari non-akuntansi yang merupakan syarat
utama menjadi auditor eksternal. Auditor internal Telin sebagian besar belum menguasi
peraturan-peraturan mengenai keuangan yang ada dalam perusahaan. Namun peraturan
lain yang mengenai bisnis telekomunikasi telah mereka kuasai dnegan baik sehingga
dapat memastikan peruhaan berjalan sesuai (comply) dengan peraturan yang ada.
Analisis Terhadap Peraturan dan Prosedur Audit Internal
Berikut adalah Peraturan dan Prosedur yang dimiliki oleh Audit Internal Telin
beserta analisisnya:
a. Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter)
Dokumen ini menegaskan independensi, tujuan, ruang lingkup, wewenang dan
akuntanbilitas dari internal audit. Poin enam dari isi piagam tersebut juga
mengindikasikan bahwa akan ada pembaruan yang dilakukan oleh perusahaan pada
piagam ini jika diperlukan. Namun sampai sekarang, Internal Audit Charter ini
belum mengalami pembaharuan. Hal ini karena Internal Audit Charter ini dinilai
belum memerlukan perubahan. Selain itu faktor keterbatasan sumber daya manusia
dan waktu yang tersedia juga merupakan beberapa alasan dibaliknya.
b. Mekanisme Kerja Internal
Manual audit internal di perusahaan ini disebut Mekanisme Kerja. Mekanisme
kerja Telin masih menggunakan mekanisme kerja induk perusahaan, yaitu Telkom.
Saat ini mekanisme kerja Telkom telah mengalami revisi kedua yang bertanggal 30
Maret 2012. Mekanisme kerja Telkom dinilai masih relevan untuk digunakan di
Telin karena kedua perusahaan ini memiliki bisnis yang sama. Perbedaannya hanya
Telin adalah kaki tangan Telkom untuk merambah bisnis telekomunikasi luar
8 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
negeri. Oleh karena itu, pemakaian mekanisme kerja Telkom oleh Telin dinilai oleh
manajemen dapat dilakukan.
c. Bisnis Proses Audit Internal
Bisnis proses atau yang sering disebut dengan bispro ini digunakan sebagai
panduan alur yang ditempuh oleh auditor internal dalam menjalankan tugasnya.
Ada beberapa bisnis proses yang dimiliki oleh audit internal Telin. Hal ini dibuat
karena tugas auditor internal yang cukup banyak. Bispro ini diperjelas dengan
Manual Audit Internal. Bisnis proses ini dapat digunakan untuk melihat suatu
proses audit secara menyeluruh dan mendapat pandangan tentang jalannya proses
audit tersebut. Bisnis proses ini juga perlu penyesuaian tiap masanya untuk dapat
mengikuti perkembangan industri. Saat ini, bisnis proses ini masih dalam masa
pembentukan dan pengembangan.
Analisis Terhadap Independensi Bidang Audit Internal
Independensi auditor internal dapat dianalisis baik dari kedudukan Internal Audit
dalam organisasi perusahaan maupun dari keterlibatan bidang ini dalam kegiatan
operasional.
a. Kedudukan Internal Audit Dalam Perusahaan
Dari bagan organisasi yang dimiliki Telin, Bidang Audit Internal langsung
disupervisi oleh Direktur Utama sehingga kepala bidang ini, VP (Vice President)
Audit Internal, bertanggung jawab pada Direktur Utama. Dengan struktur seperti ini,
maka Audit Internal memiliki wewenang dalam mengaudit semua organ perusahaan
di bawah direktur utama. Sehingga independensinya akan terjaga dari interrvensi
auditan. Struktur ini juga mengindikasikan bahwa cakupan kerja dari audit internal
tidak hanya dalam audit finansial, namun dalam audit operasional juga.
b.
Keterlibatan Audit Internal Dalam Kegiatan Operasional Perusahaan
Bidang audit internal Telin semata-mata hanya menjalankan tugas sesuai dengan
yang tertera dalam Audit Charter. Bidang ini tidak diperkenankan untuk terlibat
langsung dalam operasi perusahaan walaupun bidang ini akan memberikan pendapat
dan rekomendasi pada bidang yang diaudit. Bidang ini seringkali diikutsertakan
dalam mendampingi pembuatan desain bisnis proses yang akan digunakan
perusahaan untuk dapat lebih memahami kegiatan operasional perusahaan. Namun
9 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
hal ini bukan menjadi indikator bahwa audit internal dilibatkan juga dalam kegiatan
operasionalnya.
Analisis Terhadap Dukungan dari Manajemen Puncak pada Bidang Audit
Internal
• Bidang audit internal di Telin telah ditempatkan pada posisi yang seharusnya. Posisi
audit internal telah independen dengan berada langsung di bawah direktur utama dan
disupervisi juga oleh komisaris.
• Bidang audit internal kerap kali diikutsertakan dalam rapat dewan direksi. Beberapa
rapat tentang kebijakan perusahaan diikuti oleh bidang ini, diantaranya adalah ketika
direksi rapat mengenai perubahan bisnis proses perusahaan, struktur pengadaaan
barang, dan revenue assurance.
• Penyediaan waktu yang cukup dari direksi untuk keperluan audit internal. Walaupun
direksi Telin memiliki banyak kesibukan, namun selama ini dewan direksi banyak
menyediakan waktu bagi auditor internal untuk berdiskusi hal-hal yang penting bagi
bidang ini.
• Adanya penugasan khusus di antara tugas rutin yang dilakukan oleh Audit Internal
Telin. Adanya penugasan khusus ini merupakan salah satu indikator bahwa direksi
mempercayai kinerja dari bidang audit internal.
• Adanya company policy dalam perusahaan yang mendukung kerja Audit Internal.
Company policy ini sangat mendukung kerja dari suatu bidang, termasuk kerja dari
auditor internal. Company Policy utama yang dimiliki bidang audit internal ini
berupa Internal Audit Charter. Di dalamnya tertera tanggung jawab dan wewenang
yang dimiliki oleh bidang ini. Company policy ini dapa memperkuat kedudukan audit
internal dalam perusahaan.
• Tindak lanjut kebutuhan audit internal yang kurang cepat. Dalam menjalankan
kerjanya, audit internal beberapa kali mengalami hambatan. Dan beberapa hambatan
tersebut ternyata bersumber dari kurangnya SDM yang memadai untuk berada dalam
posisi ini. Hal ini dinilai sangat krusial mengingat kerja bidang ini yang cukup luas
dan banyak. Beberapa kali hal ini telah disampaikan pada direksi. Direksi pun telah
menanggapi dengan mengizikan bidang ini untuk menambah personel. Namun
penambahan personel terealisasi baru di tahun ini.
10 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
• Dari data yang ada, personil dalam bidang ini tidak dibedakan dari segi gaji dan
insentif. Secara umum, tidak ada perbedaan dari sisi gaji dan insentif pada bagianbagian tertentu di Telin, termasuk dalam bidang audit internal. Setiap tingkat pada
berbagai bidang di Telin memiliki tingkat gaji yang sama. Hal ini merupakan
kebijakan dari pihak Human Resources Development (HRD).
Analisis Terhadap Perencanaan Bidang Audit Internal
Perkembangan konsep Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit) yang hadir kini
memberi tools bagi Telin untuk dalam memilah mana saja objek dalam perusahaan yang
harus mereka audit. Telin saat ini telah menerapkan konsep ini dalam perencanaan
kerjanya. Sehingga objek program audit yang kini dijalankan adalah program prioritas
dari hasil penilaian risiko (risk assessment) terlebih dahulu. Risk assessment ini tidak
hanya dilakukan oleh personel bidang Internal Audit, namun juga melibatkan
perwakilan tiap bidang yang dimiliki perusahaan. Hal ini dinilai penting karena pihak
yang paling mengetahui akan risiko dalam bidangnya adalah personel yang ada dalam
bidang tersebut. Dalam hal ini, Internal Audit lebih banyak berperan untuk
mengarahkan dan mengkordinir penilaian risiko yang dilakukan oleh pihak manajemen.
Gambar 1 : Risk Assessment Framework PT Telekomunikasi Internasional
Sumber : data internal perusahaan
11 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
Analisis Terahadap Komunikasi dan Peneriamaan Bidang Audit Internal
a. Komunikasi auditor dengan rekan-rekan internal tim
Komunikasi internal di dalam bidang ini telah berjalan dengan baik. Hal ini
ditunjang oleh beberapa faktor, yaitu:
-
Adanya rapat rutin, minimal dua kali dalam satu minggu. Rapat ini ditujukan
untuk mengkomunikasikan program kerja dan hasil audit.
-
VP Audit Internal langsung mengkomunikasikan informasi yang didapatkannya
dari direksi.
-
Resume hasil dari rapat selalu dibautkan dalam satu catatan, sehingga
mempermudah untuk pengaksesan selanjutnya
-
Setiap personil dilibatkan dalam diskusi dalam perumusan hasil audit.
-
Sistem yang dipakai dalam bekerja di bidang ini adalah sistem matriks.
-
Meja kerja dari tiap personil berdekatan, sehingga memudahkan untuk
berkordinasi
b. Komunikasi auditor dengan pihak auditan
1. Tahap awal pelaksanaan
Di awal pelaksanaan, secara formal akan diterbitkan Nota Internal dari VP
Internal Audit kepada Direktur dan diberikan tembusan kepada VP bidang terkait.
Selain itu, diinformasikan juga lewat email kepada manajer terkait dengan
melampirkan Nota Internal yang dimaksud. Setelah diterimanya surat dinas
tersebut, tim audit dan bidang yang terkait melakukan opening meeting untuk
mengkomunikasikan pelaksanaan audit. Untuk dapat memperlancar kerja dari
auditor, auditor internal Telin mengawali langkahnya dengan banyak berdiskusi
dengan personil yang ada dalam bidang yang akan diaudit.
2. Tahap selama pelaksanaan audit
Dalam mendapatkan bukti tersebut, auditor harus memintanya kepada auditan.
Untuk itu, biasanya tim audit Telin melakukan Site Visit. Sampai saat ini kendala
masih dirasakan saat meminta bukti dalam pemeriksaan. Dalam tahap ini, auditor
banyak melakukan perbadingan data input dan output dari kerja bidang yang
diaudit.
3. Tahap Akhir Pelaksanaan Audit
12 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
Tujuan dari tahap ini adalah mendapat tanggapan dan persetujuan final dari
auditan atas semua temuan dan rekomendasi yang telah dirumuskan oleh tim audit
internal dengan bukti-bukti yang didapatkan selama pemeriksaan. Klarifikasi atas
temuan dan rekomendasi penting dilakukan untuk menyamakan persepsi antara
auditor dan auditan, sehingga jalannya rekomendasi nantinya akan lancar. Tim
audit internal Telinpun melakukan tahapan ini.
4. Komunikasi selama pelaksanaan tindak lanjut hasil audit
Tahap terakhir dari komunikasi dengan auditan adalah saat pelaksanaan dari
tindak lanjut yang telah disepakati sebelumnya. Dalam tahap ini, audit internal
Telin memonitor pelaksanaan dari rekomendasi. Untuk memastikan rekomendasi
ini dilaksanakan, tim audit internal tidak memonitor kerja dari auditan setiap saat,
namun tetap secara periodik dengan cara memastikan adanya dokumen-dokumen
pendukung yang mengidentifikasikan rekomendasi tersebut telah dilakukan.
c. Komunikasi auditor dengan pihak-pihak luar
Selain dengan auditor eksternal, tim audit internal tidak banyak berkordinasi
dengan pihak lain. Hal ini karena masih terbatasnya SDM yang dimiliki. Sehingga kerja
audit internal tidak sampai pada tahap konfirmasi keakuratan data yang diberikan oleh
manajemen. Sampai saat ini untuk memastikan keakuratan data hanya mengandalkan
dokumen-dokumen yang dimiliki oleh manajemen.
Analisis Terhadap Laporan pada Manajemen Puncak
a.
Laporan Per-triwulan Audit Internal
Laporan pertriwulan dari bidang Audit Internal Telin ini diberikan kepada
Presiden Direktur dengan melampirkan Laporan Realisasi PKAT/PKNAT pada
triwulan tersebut. Laporan ini bertujuan untuk dapat melihat perkembangan
pekerjaan dari auditor internal dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, laporan
triwulan ini memudahkan Presiden Direktur sebagai supervisi dari bidang ini untuk
memantau kerja dari Audit Internal perusahaan.
b.
Laporan Hasil Audit
Laporan Hasil Audit ini diberikan kepada Presiden Direktur yang ditembuskan
kepada direktur bidang yang bersangkutan dengan melampirkan matriks audit.
Laporan ini dibuat sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban bidang Audit Internal
atas tugas-tugasnya yang tertuang dalam PKAT dan PKNAT yang telah disepakati
13 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
di akhir tahun sebelumnya. Laporan Hasil Audit ini juga merupakan dokumen hasil
kerja yang melaporkan kondisi target audit setelah dilakukan audit oleh bidang
Audit Internal.
Analisis Hasil Kuesioner
Hasil Kerja Bidang Audit Internal
Tabel 1: Hasil Statistik Kategori I-Hasil Temuan dan Tindak Lanjut
No
Pertanyaan
Mean
Standar
deviasi
1
Di dalam penugasan pemeriksaan, pemeriksaan lapangan 3.88
0.61
selalu diselesaikan tepat waktu
2
Dalam
setiap
mengungkapkan
penugasan,
serta
tim
menyajikan
pemeriksa
hasil
telah 4.08
0.41
pemeriksaan
(temuan) dengan obyektif (apa adanya)
3
Temuan pemeriksaan sesuai dengan lingkup pemeriksaan di 4.04
0.32
surat tugas
4
Temuan
pemeriksaan
yang
diperoleh
setiap
tahun 3.79
0.64
merupakan temuan kesalahan yang berbeda bukan temuan
kesalahan yang berulang
5
Temuan pemeriksan sangat membantu dalam penghematan 4.37
0.64
biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan serta untuk
lebih tertib administrasi
6
Laporan hasil pemeriksaan yang diberikan Bidang Internal 4.10
0.48
Audit kepada manajemen benar-benar dapat dimanfaatkan
oleh manajemen dalam mengelola perusahaan
7
Bidang Internal Audit mampu memberikan laporan hasil 3.98
0.59
pemeriksaan yang konstruktif yang dapat dimanfaatkan
manajemen untuk meningkatkan kinerja dan prestasi
perusahaan
8
Saran yang diberikan untuk setiap temuan pemeriksaan 3.94
0.56
bersifat rasional dan dapat dilaksanakan oleh manajemen
9
Tindak lanjut atas temuan segera dilaksanakan tanpa 3.81
0.57
menunggu berakhirnya batas waktu yang ditetapkan
14 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
10
Efektivitas bagian Bidang Internal Audit cukup baik. 3.88
0.45
Efektivitas disini dilihat dari tujuan pembentukan Bidang
Internal Audit untuk menajikan informasi yang handal bagi
pimpinan perusahaan berkaitan dengan temuan pemeriksaan
dibandingkan dengan hasil pemeriksaan yang diperoleh
Bidang Internal Audit dalam setiap penugasan
Sumber : hasil olah penulis
Nilai Rata-Rata Keseluruhan : 3.99
Nilai rata-rata untuk kategori I mengenai Hasil Temuan dan Tindak Lanjut adalah
3.99. Angka ini menunjukkan kualitas hasil temuan dan tindak lanjut yang diberikan
oleh Audit Internal Telin bernilai 3.99 dari skala 5. Jika dikualifikasikan, skala ini
mengindikasikan bahwa secara garis besar responden setuju (terletak dalam interval
kelas setuju) bahwa hasil temuan dan tindak lanjut telah sesuai dengan prosedur dan
standar yang berlaku. Standar deviasi untuk kategori ini berkisar 0.32 sampai 0.64.
Angka ini mengindikasikan bahwa responden relatif sependapat dengan nilai rata-rata
tersebut. Tidak banyak variasi jawaban pada kategori ini.
Tabel 2: Hasil Statistik Kategori I- Fungsi Konsultasi
No
Pertanyaan
Mean
Standar
deviasi
1
Fungsi
konsultan
dari
Bidang
Internal
Audit
sangat 3.94
0.58
bermanfaat dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadai
perusahaan yang bersifat administratif
2
Fungsi
konsultan
dari
Bidang
Internal
Audit
dapat 3.60
0.70
Fungsi konsultan telah dilakukan secara berkala tanpa 3.73
0.68
menggantikan tugas konsultan dari luar perusahaan
3
menunggu adanya permasalahan di perusahaan
4
Fungsi konsultan hanya untuk permasalahan yang berkaitan 3.62
0.80
dengan keuangan
5
Efektivitas bagian Bidang Internal Audit terutama fungsi 3.69
0.60
konsultan telah cukup baik dan memberikan manfaat bagi
perusahaan
Sumber : hasil olah penulis
15 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
Nilai Rata-Rata Keseluruhan : 3.72
Pada bagian ini, nilai rata-rata 3.72 dapat mencerminkan bahwa kualitas dari bidang
Audit Internal Telin dalam memberikan jasa konsultasinya bernilai 3.72 dari skala 5.
Standar deviasi yang dihasilkan bekisar 0.58 sampai 0.80 menunjukkan variansi yang
rendah pada rata-rata tersebut. Jika dikualifikasikan, hasil ini berarti bidang Audit
Internal Telin telah cukup baik mengerjakan tugasnya sebagai konsultan dalam
perusahaan. Namun jika dibandingkan dengan fungsinya dalam menghasilkan temuan
dan rekomendasi, jasa konsultasi ini masih lebih kecil nilainya. Hal ini karena pada
tahun 2012 kemarin bidang ini memang belum fokus pada fungsi ini. Pada tahun 2013
ini rencananya fungsi konsultasi dan fungsi assurance akan mengikuti perbandingan 60
: 40. Hal ini mengindikasikan ke depannya bidang Audit Internal perlu meningkatkan
kualitasnya dalam memberikan jasa konsultasi.
Independensi Bidang Audit Internal
Tabel 5.3: Hasil Statistik Kategori II- Independensi
No
Pertanyaan
Mean
Standar
deviasi
1
Kedudukan bagian Bidang Internal Audit terpisah dari operasi 4.38
0.66
perusahaan dan staf pelaksana lain
2
Dalam setiap pemeriksaan, tim pemeriksa tidak mendapat 4.27
0.57
tekanan dari pihak-pihak tertentu
3
Pemeriksa Bidang Internal Audit telah mampu memberikan 3.96
0.61
penilaian yang obyektif dengan didukung sikap tidak
memihak dan bersikap loyal kepada perusahaan
4
Pemeriksa mempunyai akses tak terbatas terhadap individu 3.85
0.79
dan informasi dalam pelaksanaan pemeriksaan
5
Pemeriksa tidak akan bertenggang rasa terhadap suatu 4,12
0.40
kesalahan meskipun pada bagian yang dipegang oleh teman
Sumber : hasil olah penulis
Nilai Rata-Rata Keseluruhan : 4.12
Nilai rata-rata untuk kategori II mengenai Independensi adalah 4.12. Angka ini
menunjukkan responden setuju bahkan hampir mendekati sangat setuju dengan baiknya
keadaan keindependensian yang dimiliki oleh Audit Internal. Hal ini karena angka
16 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
tersebut termasuk dalam interval setuju dan hampir menyentuh batas bawah interval
sangat setuju (4.21-5.00). Standar deviasi untuk kategori ini berkisar 0.40 sampai 0.79.
Hal ini mengindikasikan bahwa resonden relatif sependapat dengan nilai rata-rata
tersebut. Tidak banyak variasi jawaban pada kategori ini. Jika diinterpretasikan, angkaangka tersebut menjelaskan bahwa keadaan independensi bidang Audit Internal secara
menyeluruh telah dinilai baik bahkan mendekat sangat baik. Jika dikatikan dengan hasil
wawancara, hal ini benar adanya karena dari faktor kedudukan dan juga
ketidakterlibatan personil dalam operasional perusahaan dalam keadaan yang tepat.
Sumber Daya Manusia Bidang Audit Internal
Tabel 5.4: Hasil Statistik Kategori III- Sumber Daya Manajemen (Kualitas
Personel Bidang Audit Internal)
No
Pertanyaan
Mean
Standar
deviasi
1
Setiap pemeriksaan dilakukan oleh staf Bidang Internal 3.75
0.48
Audit yang kompeten dan profesional serta disupervisi
dengan baik
2
Staf Bidang Internal Audit telah memiliki kecakapan 3.46
0.68
yang memadai terhadap disiplin ilmu yang relevan,
seperti akuntansi, perpajakan, dan finance
3
Staf Bidang Internal Audit telah mendapatkan pelatihan, 3.44
0.57
training yang mampu mendukung profesionalisme
dalam melaksanakan penugasan audit
4
Staf Bidang Internal Audit telah mendapatkan bekal 3.83
0.41
pengetahuan yang cukup mengenai Standar dan
Prosedur Pemeriksaan
5
Staf Bidang Internal Audit telah memiliki keahlian 3.63
0.49
teknis dan latar belakang yang cocok untuk menjalankan
tugas pemeriksaan
Sumber : hasil olah penulis
Nilai Rata-Rata Keseluruhan : 3.62
Nilai rata-rata untuk kategori II mengenai Sumber Daya Manusia Bidang Audit
Internal adalah 3.62. Standar deviasi dari pertanyaan-pertanyaan dalam kategori ini
17 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
berkisar antara 0.41 sampai 0.68. Rata-rata tersebut menunjukkan rata-rata responden
setuju dengan pernyataan bahwa SDM bidang ini telah berkualitas baik. Namun, ratarata ini merupakan rata-rata terendah yang diolah dalam kuesioner ini dari empat aspek
yang diteliti oleh penulis. Rata-rata tersebut hampir mendekati batas atas interval netral
(2.61 – 3.40). Dan standar deviasi yang dihasilkan menunjukkan bahwa responden
relatif sependapat dengan nilai rata-rata tersebut.
Kesimpulan
Faktor input ini dapat disimpulkan telah cukup akurat dengan beberapa kualifikasi
sumber daya manusia, peraturan serta prosedur, independensi, dan dukungan dari
manajemen puncak bagi Audit Internal dari beberapa literatur yang digunakan oleh
penulis dalam membandingkan fakta dan teori yang ada. Faktor Proses ini dapat
disimpulkan telah akurat dengan beberapa kualifikasi perencanaan serta komunikasi dan
penerimaan yang didapatkan penulis dari beberapa sumber literatur. Faktor Output ini
dapat disimpulkan telah akurat dengan beberapa kualifikasi Laporan Pada Manajemen
Puncak yang didapatkan penulis dari beberapa sumber literatur.
Berikut adalah persepsi auditan terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi
efektivitas bidang Audit Internal:
a.
Rata-rata responden setuju dengan kualitas yang baik dan adanya kebermanfaatan
dari temuan dan tindak lanjut yang diberikan oleh bidang Audit Internal.
b.
Rata-rata responden setuju dengan kualitas yang baik dan kebermanfaatan fungsi
konsultasi yang diberikan oleh bidang Audit Internal. Namun, jika dibandingkan
dengan angka rata-rata hasil temuan dan tindak lanjut, rata-rata fungsi konsultasi ini
masih dinilai relatif rendah. Hal ini penting untuk ditindaklanjuti dengan
pertimbangan tahun ini dicanangkan fungsi konsultasi menempati proporsi lebih
besar dibandingkan assurance.
c.
Rata-rata responden setuju dengan baiknya kualitas independesi yang dimiliki oleh
bidang Audit Internal. Bahkan nilai rata-rata pada kategori ini mendekati batas
bawah interval sangat setuju.
d.
Rata-rata responden setuju dengan kualitas SDM bidang Audit Internal yang baik.
Namun pada beberapa karakteristik, responden menilai netral, yaitu pada
18 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
karakteristik disiplin ilmu yang relevan dan pelatihan dan training yang diikuti oleh
bidang ini.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran yang dapat
diharapkan dapat membantu praktik Audit Internal di Telin. Saran yang penulis dapat
berikan penulis secara berurut dari yang paling tinggi prioritasnya antara lain:
1.
Penambahan personil atau regenerasi personil bidang Audit Internal dengan
kualifikasi usia yang masih muda dan juga kemampuan akuntansi dan berbahasa
asing yang baik.
2.
Kerja Matriks tetap perlu dilakukan namun dengan porsi yang harus lebih
dikondisikan lagi.
3.
Pemberian materi training dan seminar yang lebih difokuskan pada job description
dari setiap personel.
4.
Pemutakhiran Internal Audit Charter.
5.
Dibentuknya Komite Audit untuk turut mengawasi kinerja dari bidang ini.
6.
Meningkatkan fungsi audit internal dalam menyediakan jasa konsultasi. Hal ini
mengingat target tahun ini dan selanjutnya adalah porsi yang lebih besar bagi jasa
konsultasi dibandingkan dengan jasa assurance.
7.
Adanya pertemuan rutin antara bidang Audit Internal dan Corporate Secretary.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
1.
Penulis membuat sendiri daftar pertanyaan, sehingga memungkinkan adanya salah
tafsir pada narasumber
2.
Jumlah sampel dalam kuesioner terbatas hanya 30 sampel.
3.
Penulis tidak dapat mewawancarai Presiden Direktur sebagai supervisor utama dari
bidang Audit Internal Perusahaan.
4.
Literatur yang dimiliki penulis masih terbatas dalam menganalisis kasus ini.
Karena keterbatasan tersebut, saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian
selanjutnya adalah:
1.
Pencarian Literatur yang lebih banyak dan dalam lagi, sehingga dapat menganalisis
dengan lebih rinci.
2.
Mencari daftar pertanyaan yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya.
19 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
3.
Penelitian pada perusahaan yang telah memiliki bidang Audit Internal yang sudah
cukup lama.
4.
Data wawancara didapatkan juga selain dari personel bidang Audit Internal. Seperti
Direktur Utama yang merupakan supervisi bidang ini ataupun Komite Audit dari
perusahaan.
5.
Responden kuesioner yang lebih banyak lagi.
Daftar Referensi
Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik.
Edisi ketiga : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan-BPKP. (2007). Teknik Komunikasi
Audit. Jakarta: Pusat Pendidikan Pelatihan dan Pengawasan BPKP
Chambers, Andrew D. (1997). The Operational Auditing Handbook : Auditing Business
Process. England: John Wiley
Moeller, Robert. (2005). Brinks Modern Internal Auditing. John Wiley and Sons Inc.
New Jersey
Sawyer, Lawrence B, Dittenhofer Mortimer A, Scheiner James H. (2005). Internal
Auditing (Jilid 1 Edisi 5). Salemba Empat : Jakarta.
Schneider, A. (2009). The Nature, Impact and Facilitation of External Auditor Reliance
on Internal Auditing. Academy of Accounting and Financial Studies Jurnal
Siagian, Salim. (2005). Peningkatan Akuntabilitas BHMN Pendidikan (Studi Kasus UI).
Bandung
The Institute of Internal Auditor. (2012). International Standards For The Professional
Practice of Internal Auditing (Standards). The Institute of Internal Auditor
Tugiman, Hiro. (2003). Standar Profesional Audit Internal. Kanisius. Yogyakarta
Warsaya. (2004). Evaluasi Atas Faktor-Faktor Efektivitas Bagian Internal Audit
Perusahaan (Aplikasi dan Penerapan): Studi Kasus PT Aerowisata. Tesis
Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
20 Faktor-Faktor ..., Sari Haerunisa, FE UI, 2013
Download