hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan

advertisement
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI (SELF-CONTROL)
DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM
MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA
FTIK JURUSAN PAI ANGKATAN 2012
IAIN SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh
AKHLIS NURUL MAJID
111 11 048
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
DEKLARASI
‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 8 Maret 2017
Penulis,
Akhlis Nurul Majid
111 11 048
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:
Nama
: AKHLIS NURUL MAJID
NIM
: 111 11 048
Fakultas
: TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jurusan
: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 8 Maret 2017
Yang Menyatakan,
Akhlis Nurul Majid
NIM : 111 11 048
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.
Dosen IAIN Salatiga
Nota Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal
: Naskah skripsi
Saudara AKHLIS NURUL MAJID
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama
: AKHLIS NURUL MAJID
NIM
: 111 11 048
Fakultas / Progdi
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan
Agama Islam (PAI)
Judul
(SELF
: HUBUNGAN
ANTARA
KONTROL
DIRI
CONTROL)
DENGAN
PROKRASTINASI
AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI
PADA
MAHASISWA
FTIK
JURUSAN
PAI
ANGKATAN 2012 IAIN SALATIGA
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.
Salatiga,8 Maret 2017
Pembimbing
Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.
NIP. 19660814 199103 2 003
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI (SELF CONTROL) DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI
PADA MAHASISWA FTIK JURUSAN PAI ANGKATAN 2012 IAIN
SALATIGA
DISUSUN OLEH:
AKHLIS NURUL MAJID
NIM: 111 11 048
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 03 April 2017 dan telah dinyatakan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Dr. Fatchurrahman, M.Pd.
Sekretaris Penguji
: Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.
Penguji I
: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
Penguji II
: Dr. M. Gufron, M.Ag.
Salatiga, 3 April 2017
Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan (FTIK)
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
MOTTO
                 ......
          
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan (Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka
tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka) yang ada pada diri mereka
sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia (QS. Ar-Rad ayat 11).
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri
sendiri dan orang lain
(penulis)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap
mempunyai peran penting dalam hidup-Ku
1. Kedua orang tua; Bapak Drs. H. Baidlowi, Ibu Hj. Maro‟ah yang memberikan
bantuan moral dan material dalam penyusunan skripsi ini tanpa mengenal
lelah.
2. Kakak tersayang: Mbak Yuli Khoirinnida, S.Pd.; Mas Wawan Shokib; Adik
Izzatin Nailirohmah
3. Ponakan tercinta: Hasna Alifaningdyah Wardhani
4. Teman-teman yang selalu memotivasi dalam penyelesaian skripsi; Dita
Hidayat, Rizky Agustian, M. Fahmi, Milha, M. Latif, Syahril Gani, Nayli
Ardian, Enggar S., Aisyah N. dan Fitra Ganjar Margiyani.
5. Rekan-rekan angkatan 2011 PAI IAIN Salatiga
6. Seseorang yang spesial yang akan menjadi zaujah-Ku.
7. Almamater-Ku tercinta IAIN Salatiga sebagai tempat menuntut ilmu.
KATA PENGANTAR
‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan
rahmat,
hidayah
dan
taufiqnya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini
adalah “Hubungan antara kontrol diri (self control) dengan prokrastinasi akademik
dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012
IAIN Salatiga”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga
4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan
tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak
awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN
Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan
kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya
cita-cita.
7. Saudara-saudara
dan
sahabat-sahabat
semua
yang
telah
membantu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan
memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal
„alamien.
Salatiga, …. Maret 2017
Penulis,
Akhlis Nurul Majid
111 11 048
ABSTRAK
Majid, Akhlis Nurul. 2017. Hubungan Antara Kontrol Diri (Self Control) dengan
Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada
Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama
Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing :
Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.
Kata Kunci: Kontrol Diri, Prokrastinasi Akademik.
Mahasiswa mengalami krisis yang nampak paling jelas pada penggunaan
waktu luang yang sering disebut waktu pribadi orang. Hal yang dapat dicatat
adalah bahwa para mahasiswa mengalami lebih banyak kesukaran dalam
memanfaatkan waktu luang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi
terjadi di setiap bidang kehidupan, salah satu di bidang akademik. Berdasarkan
data kelulusan 4 periode terakhir (April 2015 sampai dengan Oktober 2016) yang
diperoleh dari bagian akademik, banyak mahasiswa mengalami penundaan
kelulusan dalam menyelesaikan skripsi berjumlah 171 mahasiswa. Adapun
rumusan permasalahan yang penulis teliti, sebagai berikut: (1) bagaimana tingkat
kontrol diri (self-control) mahasiswa? (2) bagaimana tingkat prokrastinasi
akademik dalam menyelesaikan skripsi mahasiswa? (3) Adakah hubungan yang
signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan skripsi pada mahasiswa?
Jenis penelitian yang digunakan termasuk penelitian lapangan (field
research), teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan alternatif
jawaban yang telah disediakan. Analisis data pada penelitian ini adalah analisa
bivariat yaitu mencari hubungan antara dua variabel yaitu kontrol diri (selfcontrol) sebagai variabel bebas dan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan
skripsi pada mahasiswa.
Hasil uji hipotesis menggunakan desain uji normalitas. Subjek penelitian
sebanyak 30 responden. Data yang terkumpul dari hasil angket dilakukan uji
statistik spearman rho (nonparametric correlation) dengan bantuan SPSS
Windows Version 16 maka diperoleh hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "ada
hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi
akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI
angkatan 2012 IAIN Salatiga”, diterima. Adapun paparan hasil uji hipotesis,
sebagai berikut: taraf signifikansi atau probabilitas [Sig.(2-tailed)] dengan α =
0,05 dan menganalisis t hitung dengan mencari t tabel menggunakan tabel critical
values of the spearman‟s ranked correlation coefficient (r s). Hasil penelitian
dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment adalah pada taraf 5 % = 0,362.
Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai yang diperoleh ialah : 0,652
> 0,362 pada taraf signifikan 5 %.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ..........................................................................
ii
HALAMAN DEKLARASI.......................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................
iv
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................
v
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
vi
MOTTO.....................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN .....................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
ix
ABSTRAK ................................................................................................
xi
DAFTAR ISI .............................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................
7
C. Tujuan Penelitian ..........................................................
8
D. Manfaat Penelitian ........................................................
8
E. Definisi Operasional .....................................................
9
F. Kajian Pustaka...............................................................
12
G. Hipotesis........................................................................
16
H. Metode Penelitian .........................................................
16
I. Sistematika Penulisan ...................................................
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kontrol Diri (Self Control) ...........................................
22
B. Prokrastinasi Akademik ................................................
42
C. Hubungan Kontrol Diri (Self Control) dengan
Prokrastinasi Akademik ................................................
BAB III
BAB IV
BAB V
54
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..............................
56
B. Penyajian Data ..............................................................
59
ANALISIS DATA
A. Analisis Kontrol Diri (Self Control) .............................
69
B. Analisis Prokrastinasi Akademik ..................................
73
C. Analisis Uji Hipotesis ...................................................
77
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................
83
B. Saran .............................................................................
84
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Daftar Jumlah Wisuda Mahasiswa Jurusan PAI 4 Periode
Terakhir................................................................................
57
Tabel 3.2
Daftar Responden ................................................................
58
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrument Penelitian ...........................................
59
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Kontrol Diri (Self Control) ..
61
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Prokrastinasi Akademik .......
62
Tabel 3.6
Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket ..............................
63
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Kontrol Diri (Self Control) ................
64
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Prokrastinasi Akademik ....................
64
Tabel 3.9
Jawaban Angket Kontrol Diri (Self Control) .......................
65
Tabel 3.10
Jawaban Angket Prokrastinasi Akademik ...........................
66
Tabel 4.1
Daftar Distribusi Frekuensi Kontrol Diri (Self Control)......
68
Tabel 4.2
Prosentase Jawaban Angket Kontrol Diri (Self Control) ....
70
Tabel 4.3
Daftar Distribusi Frekuensi Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 ...................
Tabel 4.4
71
Prosentase Jawaban Angket Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 ...................
74
Tabel 4.5
Daftar Nilai Variabel X dan Variabel Y ..............................
76
Tabel 4.6
Persiapan Untuk Mencari Hubungan Signifikan Antara
Kontrol
Diri
(Self-Control)
dengan
Prokrastinasi
Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa
FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga ...............
77
Tabel 4.7
Tests of Normality Variabel X dan Variabel Y ...................
78
Tabel 4.8
Hasil Korelasi Kedua Variabel ............................................
79
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1
Normal Q-Q Plot of Kontrol Diri (Self Control).............
78
Diagram 4.2
Normal Q-Q Plot of Prokrastinasi Akademik .................
79
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2
Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi
Lampiran 3
Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 4
Dokumentasi
Lampiran 5
Pernyataan Publikasi Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu bidang yang akan mampu membawa kemajuan suatu
bangsa adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah proses yang
berlangsung secara terus menerus dalam rentang kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting bagi pembangunan sumber
daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing sehingga bisa
melanjutkan dan memajukan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya).
Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program
sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian, atau kajian
kepustakaan atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan
secara seksama (Darmono dan Hasan, 2002). Menurut Poerwodarminto
(1986), skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari
persyaratan akademis di perguruan tinggi. Semua mahasiswa wajib
mengambil mata kuliah skripsi karena skripsi digunakan sebagai salah satu
pra syarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Begitu panjang
dan rumitnya proses pengerjaan skripsi ini sehingga membutuhkan biaya,
tenaga, waktu dan perhatian yang tidak sedikit. Umumnya, mahasiswa
diberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu
semester atau kurang lebih sekitar enam bulan. Tetapi pada kenyataanya,
banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam bulan untuk
mengerjakan skripsi (Darmono dan Hasan, 2002).
Dalam
khasanah
ilmiah
psikologi
terdapat
istilah
prokrastinasi/keterlambatan yang menunjukkan suatu perilaku yang tidak
disiplin
dalam
penggunanaan
waktu.
Prokrastinasi
adalah
suatu
kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan
kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna,
sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat
waktu serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan
(Solomon dan Rothblum 1984).
Kendall dan Hammen (dalam Fibrianti, 2009) berpendapat bahwa
penundaan tersebut dilakukan individu sebagai bentuk coping yang digunakan
untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang dapat membuatnya stres.
Konteks ini mahasiswa mengalami krisis yang nampak paling jelas pada
penggunaan waktu luang yang sering disebut sebagai waktu pribadi orang.
Hal yang dapat dicatat adalah bahwa para mahasiswa mengalami lebih banyak
kesukaran dalam memanfaatkan waktu luangnya. Hasil penelitian di luar
negeri menunjukkan bahwa prokrastinasi terjadi di setiap bidang kehidupan,
salah satunya di bidang akademik. Penelitian tentang prokrastinasi pada
awalnya memang banyak terjadi di lingkungan akademik, yaitu lebih dari
70% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Pada hasil survei majalah New
Statement 26 Februari 1999 juga memperlihatkan bahwa kurang lebih 20%
sampai dengan 70% pelajar melakukan prokrastinasi (Yuanita, 2010).
Berdasarkan data kelulusan 4 periode terakhir yang diperoleh dari
bagian akademik FTIK PAI IAIN Salatiga, banyak mahasiswa mengalami
proskastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi yakni mahasiswa yang
lulus wisuda pada April 2015 terdiri 29 mahasiswa dari angkatan 2007-2012,
Oktober 2015 terdiri 24 mahasiswa dari angkatan 2008-2010, April 2016
terdiri 71 mahasiswa dari angkatan 2008-2011, Oktober 2016 terdiri 47
mahasiswa dari angkatan 2009-2011.
Aspek-aspek prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi, yaitu:
1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan skripsi.
Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa skripsi yang
dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan
tetapi cenderung menunda-nunda untuk memulai mengerjakannya atau
menunda-nunda untuk menyelesaikannya sampai tuntas jika dia sudah
mulai mengerjakannya sebelumnya.
2. Keterlambatan atau kelambanan dalam mengerjakan skripsi.
Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi cenderung memerlukan
waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya
dalam mengerjakan skripsi. Mahasiswa prokrastinator menghabiskan
waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan,
maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian
skripsi, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya.
Tindakan tersebut yang terkadang mengakibatkan mahasiswa tidak
berhasil menyelesaikan skripsinya secara memadai.
3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Mahasiswa prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Mahasiswa prokrastinator cenderung sering mengalami keterlambatan
dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain
maupun rencana - rencana yang telah dia tentukan sendiri.
4. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan
skripsi.
Mahasiswa
prokrastinator
cenderung
sengaja
tidak
segera
menyelesaikan skripsinya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki
untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan
mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran majalah atau buku cerita
lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik sehingga menyita
waktu yang dia miliki untuk mengerjakan skripsi yang
harus
diselesaikannya.
Menurut
Ilfiandra
(2009),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
prokrastinasi akademik dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar individu yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi. Faktor eksternal
tersebut adalah gaya pengasuhan orang tua dan kondisi lingkungan yang
rendah pengawasan. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
individu yang meliputi kondisi fisik dan psikologis individu. Muhid (2009)
menuturkan, dalam sebuah penelitian ditemukan aspek-aspek pada diri
individu
yang
mempengaruhi
seseorang
untuk
mempunyai
suatu
kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri (self
control), self consciuous, rendahnya self esteem, self efficacy dan kecemasan
sosial. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu
mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri.
Menurut Goldfried dan Marbaum (dalam Muhid, 2009) kontrol diri
diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan
mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi
positif. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri pada satu individu
dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki kontrol
diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah.
Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengubah kejadian
dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama
yang membawa pada konsekuensi positif.
Secara umum, orang yang mempunyai kontrol diri yang tinggi akan
menggunakan waktu dengan tepat dan mengarah pada perilaku yang lebih
utama, sehingga mahasiswa tingkat akhir mempunyai kewajiban untuk
menyelesaikan skripsi, bila mempunyai kontrol diri yang tinggi, mereka akan
mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mereka mampu
mengatur situasi/keadaan sehingga dapat menyesuaikan perilaku kepada halhal yang lebih menunjang dalam penyelesaian skripsi.
Strategi rencana-kerja-kontrol merupakan penyelesaian masalah yang
berfokus pada teknis skripsi yakni tugas-tugas nyata dalam menyusun skripsi
(berkenaan langsung dengan objek-objek penyusunan skripsi) yakni mulai
dari menyusun proposal, melaksanakan penelitian sampai menyusun laporan
dan melaksanakan ujian. Adapun yang dijadikan rujuan dalam strategi skripsiprokrastinasi-kontrol
diri,
sebagaimana
dalam
firman
Allah
SWT:
(Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan, 2007)
1. QS. Ar-Ra‟du ayat 11;


Artinya: “bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia”.
2. QS. Alam Nasrah ayat 6-7;

Artinya: “6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.
3. QS. Al-Hasyr ayat 18;

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
Ayat-ayat tersebut “memerintahkan” untuk berusaha secara nyata
mengatasi kesulitan-kesulitan, bekerja secara satu-persatu (sistematis,
terencana) dan selalu meneliti diri (evaluasi). Jika diringkas, ayat-ayat tersebut
mendorong kita untuk melakukan 3 hal yakni skripsi-prokrastinasi-self
control.
Berdasarkan latar belakang di atas memandang betapa pentingnya
kontrol diri untuk tidak menunda-nunda kewajiban, maka penulis tertarik
untuk membahas lebih dalam tentang hal tersebut. Sehingga penulis
mengambil judul skripsi yaitu “Hubungan Antara Kontrol Diri (Self-Control)
dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada
Mahasiswa FTIK Jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga”
B. Rumusan Masalah
Dalam rangka mengetahui jawaban penelitian perlu merumuskan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang penulis teliti, sebagai
berikut:
1. Bagaimana tingkat kontrol diri (self-control) mahasiswa FTIK jurusan PAI
angkatan 2012 IAIN Salatiga?
2. Bagaimana tingkat prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi
mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga?
3. Adakah hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan
prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa
FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mencapai hasil yang baik, maka peneliti menetapkan tujuan
yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian, sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui kontrol diri (self-control) mahasiswa FTIK jurusan PAI
angkatan 2012 IAIN Salatiga.
2. Untuk mengetahui prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi
pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan
prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa
FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.
D. Manfaat Penelitian
Setelah adanya data dan informasi yang diperoleh dari penelitian
tentang hubungan kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik
dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan
2012 IAIN Salatiga, maka harapan peneliti dari penelitian ini dapat
memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis, yaitu:
1. Manfaat teoritis
a. Menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu
diperoleh selama
kuliah, sehingga
penelitian ini
yang
telah
merupakan
wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki penulis.
b. Penelitian ini digunakan sebagai referensi atau bahan kajian di bidang
ilmu pengetahuan.
c. Dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan
tentang kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik
dalam menyelesaikan skripsi.
2. Manfaat praktis
Membantu mengetahui dan bahan pertimbangan antisipasi sebabsebab terjadinya
prokrastinasi
akademik khususnya
pada
proses
pengerjaan skripsi serta memberikan masukan secara tidak langsung
kepada keluarga dalam hal ini orang tua dan mahasiswa tentang arti
pentingnya dukungan sosial dalam kegiatan akademik.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu
penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas.
Istilah-istilah tersebut adalah :
1. Kontrol diri (self-control)
Kontrol diri seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk
menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku
yang dapat membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri
mengandung arti mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki (Kartono
dan Gulo, 1987:441).
Gul dan Pesendofer (dalam Sriyanti, 2012:4) menyatakan
pengendalian diri untuk menyelaraskan antara keinginan pribadi
self interest dengan godaan (temptation). Kemampuan seseorang
mengendalikan keinginan-keinginan diri dan menghindari godaan ini
sangat
berperan
dalam
pembentukan
perilaku
yang
baik.
Ada
kecenderungan manusiawi dalam diri anak untuk berperilaku semaunya,
ada kecenderungan anak untuk menentang aturan, tidak patuh pada orang
tua serta menuruti kemauan sendiri. Malas belajar, menyontek, tidak
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), menonton tv/film berjam-jam,
bermain game, pulang larut malam, minuman keras adalah godaan-godaan
yang mengganggu anak. Godaan tersebut dapat ditangkal dengan self
control yang baik.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan
bahwa kontrol diri (self control) adalah kemampuan individu dalam
mengontrol tingkah laku, mengelola informasi yang tidak diinginkan dan
memilih suatu keputusan berdasarkan apa yang individu tersebut yakini.
Adapun indikator-indikator dalam penelitian, sebagai berikut:
a. Behavioral Control (mengontrol keinginan dalam diri, mengendalikan
situasi di luar diri dan merubah situasi yang tidak menyenangkan
menjadi menyenangkan).
b. Cognitive Control (memahami dan mengenali berbagai situasi, menilai
suatu keadaan lingkungan dengan baik, melakukan antisipasi terhadap
situasi yang tidak diharapkan).
c. Decisional Control (mengambil tindakan atas masalah yang dihadapi,
mengambil
tindakan
tanpa
melibatkan
kebutuhan
pribadi,
mempertimbangkan dari berbagai sisi sebelum mengambil suatu
tindakan).
2. Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi sebagai kegagalan seseorang dalam mengerjakan
tugas berupa kecenderungan hingga tindakan menunda-nunda memulai
kinerja atau menyelesaikan sehingga menghambat kinerja dalam rentang
waktu terbatas, yang akhirnya menimbulkan perasaan tidak enak (cemas)
pada pelakunya (dalam Abdillah dan Rahmasari, Penerapan Konseling
Kelompok Kognitif-Perilaku untuk Menurunkan Perilaku Prokrastinasi
Siswa. Jurnal Psikologi Unesa, Volume 11 no 2 Desember 2010
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/lib/, diakses 18/09/2016). Prokrastinasi adalah
kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas
yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Hal ini terjadi karena adanya
ketakutan untuk gagal dan pandangan bahwa segala sesuatu harus
dilakukan dengan benar (Ghufron dan Risnawita, 2011:152).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa prokrastinasi
akademik adalah tindakan menunda yang tidak diperlukan dalam menunda
tugas atau pekerjaan yang ada kaitannya dengan akademik yang sudah
menjadi respon tetap dalam menghadapi tugas akademik yang tidak
disukai, dirasa berat, tidak menyenangkan, kurang menarik dan dapat
menimbulkan perasaan tidak enak (cemas) pada pelakunya.
Adapun indikator-indikator dalam penelitian, sebagai berikut:
a. Menunda memulai atau mengakhiri tugas akademik (skripsi).
b. Lamban dalam mengerjakan tugas akademik (skripsi).
c. Lebih banyak berencana daripada kerja dalam menyelesaikan tugas
(skripsi).
d. Cenderung melakukan aktifitas yang bersifat lebih menyenangkan dari
pada menyelesaikan tugas (skripsi).
3. Skripsi
Istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya
tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang
membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu
dengan
menggunakan
kaidah-kaidah
yang
berlaku
(http://id.wikipedia.org/wiki/skripsi diunduh pada 18 September 2016 jam
15.20 WIB).
F. Kajian Pustaka
Mahasiswa yang sering menunda tugas kuliah dan mengerjakannya
sebelum deadline, dapat menyebabkan tugas akademik yang dikerjakan
menjadi kurang optimal. Kondisi ini terjadi secara berulang-ulang, karena
adanya faktor dan alasan lain antara lain: mereka lebih memilih tugas di luar
akademik dan menunda tugas dengan sengaja, dengan alasan dosen susah
ditemui untuk bimbingan, selain itu self control rendah terkadang membuat
mereka tidak menyelesaikan tugas akademik. Menurut Ferrari (dalam
Hayyinah, 2004) mahasiswa yang memiliki prokrastinasi akademik ditandai
dengan perilaku yang menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas
akademik, terlambat dalam menyelesaikan tugas akademik, kesenjangan
waktu antara rencana dan kinerja aktual, melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada tugas yang harus dikerjakan. Mahasiswa tersebut
lebih mengutamakan tugas di luar akademik dan lebih memfokuskan kegiatan
di luar perkuliahan, karena subyek melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada mengerjakan tugas akademiknya terlebih dahulu.
Hal yang membedakan penelitian ini adalah berusaha mengupas
mengenai kontrol diri (self control) dalam menyelesaikan skripsi, alasan
prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi dan mencari hubungan
antara kontrol diri (self control) dengan prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Jurusan PAI angkatan 2012 IAIN
Salatiga.
1. Penelitian serupa telah dilakukan Nini Sri Wahyuni, dosen psikologi
Universitas Medan Area dengan judul “Hubungan Dukungan Sosial
Orang-tua dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi
Pada Mahasiswa/I STIE Pelita Bangsa Binjai”. Penelitian ini, diperoleh
hasil: 1) ada hubungan negatif antara dukungan sosial orang tua dengan
prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi pada mahasiswa/i STIE
Pelita Bangsa Binjai, dengan didasarkan pada nilai koefisien korelasi rxy =
-0.606 artinya semakin tinggi dukungan sosial orang tua, maka semakin
rendah prokrastinasi akademik mahasiswa/i STIE Pelita Bangsa dalam
menyusun skripsi dan sebaliknya. 2) dukungan sosial orang tua dalam
penelitian
ini
memberikan
sumbangan
efektif
atas
terbentuknya
prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi sebesar 35.70%,
sedangkan sisanya sebesar 64.30% lagi, prokrastinasi akademik dalam
menyusun skripsi terbentuk oleh pengaruh faktor lain yang tidak diungkap
dalam penelitian ini, seperti diantaranya: gaya pengasuhan orangtua,
kondisi lingkungan yang laten, kondisi lingkungan yang mendasarkan
pada penilaian akhir dan kondisi fisik mahasiswa yang lelah.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Thaufik RI (2016) Mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul “Hubungan
Antara Dukungan Keluarga Inti dengan Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa”. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam skripsi ini
adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan fenomenologis dan sifat
penelitiannya adalah deskriptif, sedangkan pengumpulan datanya adalah
dengan menggunakan observasi, interview dan dokumentasi. Penelitian ini
diperoleh sebuah kesimpulan bahwa korelasi sebesar -0,442 dengan p <
0,01 hal ini menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara
dukungan keluarga inti dengan prokrastinasi akademik, maka hipotesis
diterima. Artinya semakin tinggi dukungan keluarga inti maka semakin
rendah prokrastinasi akademik, sebaliknya semakin rendah dukungan
keluarga inti maka semakin tinggi prokrastinasi akademik. Sumbangan
efektif variabel dukungan keluarga inti terhadap variabel prokrastinasi
akademik sebesar 19,5%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin (2012) Mahasiswa Fakultas
Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya
dengan judul “Layanan Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan SelfControl Siswa yang Prokrastinasi Akademik (Studi Kasus Siswa Kelas VII
SMP Jati Agung - Islamic Full Day School). Metode penelitian yang
digunakan peneliti dalam skripsi ini adalah peneliti menggunakan metode
kualitatif dengan menggunakan teknik penelitian berupa wawancara,
observasi dan dokumentasi. Penelitian ini diperoleh sebuah kesimpulan
bahwa terdapat lima siswa kelas VII SMP Jati Agung Sidoarjo yakni FL,
AS, LV, PA dan FB yang kontrol dirinya bisa dikatakan rendah karena
mereka kurang bisa mengontrol perilaku, kognitif dan keputusannya,
sehingga mereka sering melakukan prokrastinasi akademik. Untuk
meningkatkan kontrol diri mereka, guru BK memberikan layanan
bimbingan belajar dengan menggunakan dua metode yaitu klasikal dan
kelompok. Bimbingan belajar secara klasikal dilakukan oleh guru
pelajaran dengan materi motivasi belajar sedangkan yang secara kelompok
dilakukan oleh guru BK dengan materi motivasi belajar, manajemen waktu
dan tugas dan cara membuat keputusan yang baik.
Dari penelitian di atas hampir sama kajiannya dengan penelitian yang
akan saya teliti yakni tentang kontrol diri (self control) dan prokrastinasi,
namun penelitian yang akan dilakukan peneliti akan difokuskan pada kontrol
diri (self control), prokrastinasi dan hubungan yang timbul dari adanya kontrol
diri terhadap terjadinya penundaan menyelesaian skripsi. Jadi seberapa jauh
ada hubungan dan keterkaitan antara kontrol diri dengan penundaan
penyelesaian skripsi. Tinjauan seperti inilah yang membedakan judul skripsi
ini dengan judul skripsi yang pernah ditulis sebelumnya. Dengan adanya
beberapa perbedaan ini, peneliti menganggap cukup untuk membuktikan
orisinilitas skripsi ini.
Perlu penulis tegaskan, bahwa permasalahan yang penulis teliti
merupakan pengembangan dari skripsi yang telah ada yang menjadi acuan
pada subjek penelitian. Di sini, penulis mencoba meneliti lebih dalam dengan
mengambil sudut pandang yang berbeda yaitu mengadakan penelitian di
lingkungan IAIN Salatiga. Lokasi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
memiliki perbedaan secara geografis, historis dan budaya pada lingkungan
masyarakat. Perbedaan yang lain adalah terletak pada obyek penelitian,
penelitian ini membatasi dengan ketentuan yang berbeda. Responden dalam
penelitian ini adalah mahasiswa jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga
yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi.
G. Hipotesis
Hipotesis diartikan suatu jawaban yang sementara terhadap suatu
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan telaah pustaka dan kerangka teori maka hipotesis penelitian
dirumuskan, sebagai berikut:
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self control)
dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada
mahasiswa jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self control)
dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada
mahasiswa jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.
H. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Ditinjau dari jenis penelitian, maka penelitian ini termasuk
penelitian lapangan (field research), adapun pendekatan yang digunakan
adalah metode pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Sutrisno
Hadi (2000:301), metode deskriptif adalah penelitian untuk memecahkan
masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara mengumpulkan data
dan selanjutnya menginterpretasikan data tersebut sehingga diperoleh
informasi gejala yang sedang berlangsung sebagai pemecahan aktual.
2. Instrumen Penelitian
Penelitian ini, peneliti menggunakan dua skala berbentuk skala
model likert yaitu skala kontrol diri (self control) dan skala prokrastinasi
akademik. Adapun cara yang digunakan dengan menggunakan 2 angket,
yaitu: angket kontrol diri (self control) dan angket prokrastinasi akademik.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah IAIN Salatiga.
Sedangkan waktu penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan pada bulan
September 2016 sampai dengan selesai.
4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah mahasiswa aktif FTIK
jurusan PAI Angkatan 2012 sebanyak 135 mahasiswa.
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 1991:104). Tehnik sampling adalah cara yang digunakan untuk
mengambil sampel (Suharsimi Arikunto, 1991:106). Dalam hal ini
Sutrisno Hadi (1995:73), berpendapat bahwa tidak ada ketentuan yang
mutlak berapa sampel yang harus diambil dari populasi. Ketidakpastian ini
menimbulkan keraguan dalam penyelidikan. Adapun teknik sampling
yang penulis gunakan adalah teknik purposive random sampling. Adapun
dalam penelitian mengambil sampel secara acak yakni 30mahasiswa dari
keseluruhan jumlah
mahasiswa
FTIK-PAI
Angkatan 2012
yang
mengalami prokrastinasi akademik.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data secara holistik integrative relevan dengan
fokus, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi :
a. Metode Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk
mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan
oleh peneliti (Mardalis, 2002:67). Pengumpulan data ini digunakan
untuk mengetahui prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi
dan kontrol diri (self control).
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya
barang-barang tertentu, majalah, dokumen dan peralatan untuk
memperoleh data, metode yang digunakan untuk mencari data tentang
Sejarah IAIN Salatiga dan jumlah mahasiswa FTIK Jurusan PAI
angkatan 2012.
6. Teknik Analisis Data
Analisa data pada penelitian ini adalah analisa bivariat. Analisa
bivariat yang dipilih karena pada penelitian ini akan mencapai hubungan
antara dua variabel yaitu kontrol diri (self-control) sebagai variabel bebas
dan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa
FTIK jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga sebagai variabel terikat.
Untuk mengetahui kenormalan data dilakukan uji kolmogorof smirnov.
Data normal menggunakan korelasi product moment dan jika data tidak
normal menggunakan uji statistic spearman rho, uji ini dipakai karena
skala data yang dikumpulkan berbentuk ordinal (Arikunto, 2002).
Adapun rumus korelasi product moment dan uji statistic spearman
rho, sebagai berikut: (Arikunto, 1995: 207)
a) Rumus korelasi product moment:
rxy 
Nx
Nxy  x y 
2
 x 
2
Ny
2
 y 
2

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y
xy = Produk dari variabel x dan y
x
= Kontrol diri (self control)
y
= Prokrastinasi akademik
N = Jumlah responden
 = Jumlah/sigma
b) Rumus rank spearman:
∑
(
)
Keterangan:
Rhoxy
: koefisien korelasi ordinal
n
: banyaknya subjek
D
: beda antara jenjang setiap subyek
Untuk perhitungan dalam analisis data menggunakan bantuan application
spss versi 16for windows 7.
I. Sistematika Pembahasan
Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian
pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahsan
tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya,
sebagai berikut:
BAB I
: PENDAHULUAN.
Dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran
yang mendasari penulisan skripsi ini. Pokok-pokok tersebut antara
lain : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA.
Pada bab II ini penulis akan mengemukakan tinjauan teoritis
tentang: Pertama, kontrol diri (self control), meliputi pengertian
kontrol diri, ciri-ciri kontrol diri, jenis-jenis dan aspek kontrol diri,
fungsi kontrol diri, perkembangan kontrol diri, faktor-faktor yang
mempengaruhi kontrol diri. Kedua, prokrastinasi akademik,
meliputi: pengertian prokrastinasi akademik, macam prokrastinasi
akademik, ciri-ciri prokrastinasi akademik, bentuk prokrastinasi
akademik, faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik, teori
perkembangan prokrastinasi akademik. Ketiga, hubungan antara
kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan skripsi pada mahasiswa.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian dan data
hasil uji coba/try out angket: uji validitas dan uji reliabilitas, hasil
penskoran angket kontrol diri (self control) dan prokrastinasi
akademik.
BAB IV : ANALISIS DATA
Dalam bab ini berisi tentang analisis data yang terkumpul
sehingga diketahui tentang kontrol diri (self control) dalam
menyelesaikan skripsi mahasiswa FTIK-PAI IAIN Salatiga
angkatan 2012, prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan
skripsi mahasiswa FTIK-PAI IAIN Salatiga angkatan 2012 dan
hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi
akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIKPAI IAIN Salatiga angkatan 2012.
BAB V : PENUTUP
Meliputi tentang kesimpulan dan saran-saran yang menjadi akhir
dari penulisan skripsi ini
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kontrol Diri (Self-Control)
1. Pengertian
Kontrol diri seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk
menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku
yang dapat membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri
mengandung arti mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki (Kartono
dan Gulo, 1987:441). Menurut Ghufron dan Risnawati (2011:25-26)
kontrol diri merupakan suatu aktivitas pengendalian tingkah laku,
pengendalian tingkah laku mengandung makna melakukan pertimbanganpertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk
bertindak. Situasi disini menyangkut hal yang sangat luas peristiwa dan
segala hal yang akan ditimbulkan oleh peristiwa tersebut. dalam artian,
orang yang mempunyai kontrol diri bisa mengantisipasi, menafsirkan dan
mengambil keputusan terkait peristiwa itu.
Calhoun dan Acocella, mendefinisikan bahwa kontrol diri (selfcontrol) sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku
seseorang dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya
sendiri. Pandangan Goldfried dan Merbaum, kontrol diri diartikan sebagai
suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan
mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah
konsekuensi positif. Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu
yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang
22
disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang
diinginkan
(http://www.damandiri.or.id/file/mnurgufronugmbab2.html
diakses 15/09/2016).
Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan
membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk
mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan
kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan
untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian,
keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai bagi orang lain,
menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain dan menutup
perasaannya.
Kontrol diri (self control) banyak disebutkan dalam berbagai
budaya maupun keagamaan. Self control dalam berbagai budaya maupun
tradisi keagamaan dipandang sebagai kemampuan individu untuk hidup
secara bebas, sekaligus secara harmonis dengan lingkungannya (menurut
pandangan yunani). Menurut pandangan kaum muslim self control adalah
pembatasan diri (self-restraint). Dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 72
tentang kontrol diri Allah berfirman :




Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orangorang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan
(kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain
lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman,
tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun
atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan
tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam
(urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian
antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan”. (Al-Qur‟an dan terjemahan, 2007:143)
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam memberikan saran
sebaliknya. Agar marah ini diredam dengan mengambil posisi yang lebih
rendah dan lebih rendah. Dari Abu Dzar radhiyallahu „anhu, Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam menasehatkan,
ِ ِ
ِ ِ‫َح ُد ُكم و ُهو قَائِم فَ ْليَ ْجل‬
‫ضطَ ِج ْع‬
ْ َ‫ب َوإِاَّل فَ ْلي‬
َ َ‫ب َعْنهُ الْغ‬
ٌ َ َ ْ َ‫بأ‬
ُ‫ض‬
َ ‫ فَإ ْن َذ َه‬،‫س‬
َ ‫إ َذا َغض‬
ْ
Artinya: “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya
dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum
juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur” (HR. Ahmad
21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib
Al-Arnauth).
Seseorang ketika melakukan hubungan sosial dengan orang lain,
maka untuk menjaga kelancaran hubungan tersebut antara individu dalam
hubungan tersebut harus mengontrol diri agar bisa tambil menyenangkan
dan tidak menyinggung orang lain. Orang yang tidak mempunyai kontrol
diri yang baik sering kali melukai perasaan lawan bicara. Oleh karena
itulah
Calhoun
dan
Acocella
mengemukakan
dua
alasan
yang
mengharuskan individu mengontrol diri secara terus-menerus. Pertama,
individu hidup bersama kelompok sehingga dalam memuaskan keinginan
individu, mengontrol perilakuagar tidak mengganggu kenyamanan orang
lain. Kedua, masyarakat mendorong individu untuk secara konstan
menyusun standar yanglebih baik. Ketika berusaha memenuhi tuntutan,
dibuatkan pengontrolan diri agar dalam proses pencapaian standar tersebut
individu tidak melakukan hal-hal yang menyimpang (Ghufron dan
Risnawita, 2011:23).
Kontrol diri berkaitan erat dengan kontrol emosi individu. Hurlock
(dalam Ghufron dan Risnawita, 2011:24) mengemukakan tiga kriteria
emosi yang dilakukan individu untuk mengarahkan kearah yang lebih
baik, sebagai berikut:
a. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial.
b. Dapatmemahamiseberapa
untukmemuaskan
banyak
kebutuhannya
kontrol
dan
sesuai
yang
dibutuhkan
dengan
harapan
masyarakat.
c. Dapat menilai situasi secara kritis sebelum merespon dan memutuskan
cara beraksi terhadap situasi tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian dan penjelasan tentang kontrol diri
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kontrol diri merupakan suatu usaha
dalam mengendalikan perilaku dan merespon atau memutuskan sesuatu
tindakan dengan mempertimbangkan segala dampak atau konsekuensi
yang akan terjadi.
2. Ciri-ciri Kontrol Diri
Menurut Prijosaksono dalam artikel “Kuasai dan Kendalikan
Dirimu”, kontrol diri memiliki dua dimensi yaitu mengendalikan emosi
dan disiplin. Mengendalikan emosi berarti kita mampu mengenali atau
memahami serta mengelola emosi kita. Sedangkan kedisiplinan adalah
melakukan hal-hal yang harus kita lakukan secara stabil dan teratur dalam
upaya
mencapai
tujuan
atau
sasaran
kita
(http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2012/0160/man01.html
diakses pada 20/09/2016).
Adapun ciri-ciri kontrol diri mengacu pada ciri-ciri kontrol
personal,
yaitu
kemampuan
mengontrol
perilaku
dan
situasi/keadaan,kemampuanmenafsirkandanmengantisipasiperistiwasertak
emampuanmengontrolkeputusan.Orang
yang
masuk
pada
kategori
mempunyai kontrol diri tinggi ketika ia mampu mengontrol ketiga varian
itu. Sedangkan orang memiliki sistem kontrol diri yang rendah ketika
orang itu tidak bisa mengontrol perilaku dan situasi/keadaan, tidak bisa
menafsirkan dan mengantisipasi peristiwa serta tidak bisa mengontrol diri
dalam membuat keputusan. Untuk lebih jelasnya, peneliti akan
menjelaskan ciri-ciri kontrol diri, sebagai berikut:
a. Kemampuan
mengontrol
perilaku,
yaitu
kemampuan
untuk
menentukan siapa yang mengendalikan situasi.
b. Kemampuan mengontrol situasi/keadaan, yaitu kemampuan untuk
menghadapi situasi/keadaan yang tidak diinginkan dengan cara
mencegah atau menjauhi sebagian dari situasi/keadaan, menempatkan
tenggang waktu diantara rangkaian situasi/keadaan yang sedang
berlangsung, menghentikan situasi/keadaan sebelum berakhir, dan
membatasi intensitas situasi/keadaan.
c. Kemampuan mengantisipasi peristiwa, yaitu kemampuan untuk
mengantisipasi keadaan melalui berbagai pertimbangan secara relatif
objektif.
d. Kemampuanmenafsirkan
peristiwa
yaitu
kemampuan
untuk
menilaidan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara
memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. Kemampuan
mengambil keputusan, yaitu kemampuan untuk memilih suatu
tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujui.
3. Fungsi dan Perkembangan Self Control
Logue (1995) mengatakan bahwa pembentukan self control
dipengaruhi oleh faktor genetik dan miliu. Anak-anak keturunan orang
yang impulsif akan mempunyai kecenderungan berperilaku impulsif.
Faktor miliu yang mempengaruhi perkembangan self control antara lain
perilaku orang tua yang diamati anak, gaya pengasuhan, termasuk aspek
budaya. Usia turut mempengaruhi kondisi kontrol diri pada anak. Kanakkanak cenderung lebih impulsif dibanding anak yang lebih dewasa, artinya
sejalan dengan bertambahnya usia anak, kemampuan mengen-dalikan diri
akan semakin baik. Hal ini terjadi karena anak mengalami proses adaptasi
ketika dihadapkan pada berbagai situasi yang menuntut kontrol diri.
Pembentukan self control sudah diawali sejak masa kanak-kanak,
ketika anak masih dalam buaian orang tuanya. Dalam hal ini orang tua
menjadi pembentuk pertama self control pada anak. Cara orang tua
menegakkan disiplin, cara orang tua merespon kegagalan anak, gaya
berkomunikasi, cara orang tua mengekspresikan kemarahan (penuh emosi
atau mampu menahan diri) merupakan awal anak belajar tentang kontrol
diri. Sejalan dengan bertambahnya usia anak, bertambah luas pula
komunitas
sosial
mempengaruhi
pengalaman-pengalaman
sosial
anak,
yang
serta
dialami.
bertambah
Anak
banyak
belajar
dari
lingkungan bagaimana cara orang merespon terhadap suatu keadaan, anak
belajar bagaimana merespon ketidaksukaan atau kekecewaan, bagaimana
merespon kegagalan, bagaimana orang-orang mengekspresikan keinginan
atau pandangannya yang menuntut kemampuan kontrol diri. Dari berbagai
kejadian, ada orang yang dapat mengendalikan diri secara baik, ada pula
orang yang pengendalian dirinya rendah, setiap perilaku akan memberikan
efek tertentu dan anak bisa belajar dari semua itu termasuk dari efek yang
ditimbulkan dari suatu perilaku. Sebagaimana Bandura (1977) menyatakan
bahwa seseorang tidak hanya belajar dari mengamati perilaku orang lain,
tetapi juga belajar dari efek yang ditimbulkan oleh suatu perilaku.
Self control mempunyai peran besar untuk pembentukan perilaku
yang baik dan kontruktif, Gul dan Pesendofer (dalam Sriyanti, 2012:4)
menyatakan fungsi pengendalian diri adalah untuk menyelaraskan antara
keinginan pribadi self interest dengan godaan (temptation). Kemampuan
seseorang mengendalikan keinginan-keinginan diri dan menghindari
godaan ini sangat berperan dalam pembentukan perilaku yang baik. Ada
kecenderungan manusiawi dalam diri anak untuk berperilaku semaunya,
ada kecenderungan anak untuk menentang aturan, tidak patuh pada orang
tua serta menuruti kemauan sendiri. Malas belajar, menyontek, tidak
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), menonton tv/film berjam-jam,
bermain game, pulang larut malam, minuman keras adalah godaan-godaan
yang mengganggu anak. Godaan tersebut dapat ditangkal dengan self
control yang baik.
Messina dan Messina (dalam Sriyanti, 2012:5) mengemukakan
fungsi dari self control sebagaimana tertuang di bawah ini:
a.
Membatasi perhatian individu pada orang lain.
b. Membatasi
keinginan
untuk
mengendalikan
orang
lain
di
lingkungannya.
c.
Membatasi untuk bertingkah laku negatif.
d. Membantu memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang.
Surya (dalam Sriyanti, 2012:6) menambahkan fungsi self control
adalah mengatur kekuatan dorongan
yang menjadi inti tingkat
kesanggupan, keinginan, keyakinan, keberanian dan emosi yang ada
dalam diri seseorang. Berbagai pelanggaran yang muncul karena
rendahnya self control, sekaligus bersumber dari sikap orang tua yang
salah. Rice (dalam Sriyanti, 2012:6) mengemukakan beberapa sikap orang
tua yang kurang tepat yang mengangggu self control anak adalah: 1)
pengabaian fisik (physical neglect) yang meliputi kegagalan dalam
memenuhi kebutuhan atas makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang
memadai, 2) pengabaian emosional (emotional neglect) yang meliputi
perhatian, perawatan, kasih sayang, dan afeksi yang tidak memadai dari
orang tua, atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan remaja akan
penerimaan, persetujuan, dan persahabatan, 3) pengabaian intelektual
(intellectual neglect), termasuk di dalamnya kegagalan untuk memberikan
pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, membiarkan remaja
membolos sekolah tanpa alasan apa pun, dan semacamnya, 4) pengabaian
sosial (social neglect) meliputi pengawasan yang tidak memadai atas
aktivitas sosial remaja, kurangnya perhatian dengan siapa remaja bergaul,
atau karena gagal mengajarkan atau mensosialisasikan kepada remaja
mengenai bagaimana bergaul secara baik dengan orang lain, 5) pengabaian
moral (moral neglect), kegagalan dalam memberikan contoh moral atau
pendidikan moral yang positif.
Surya (2009) menambahkan fungsi self control adalah mengatur
kekuatan dorongan yang menjadi inti tingkat kesanggupan, keinginan,
keyakinan, keberanian dan emosi yang ada dalam diri seseorang. Self
control sangat diperlukan agar seseorang tidak terlibat dalam pelanggaran
norma keluarga, sekolah dan masyarakat. Santrock (1998) menyebut
beberapa perilaku yang melanggar norma yang memerlukan self control
kuat meliputi dua jenis pelanggaran, yaitu tipe tindakan pelanggaran
ringan
(status-offenses)
dan
pelanggara
berat
(index-offenses).
Pelanggaran norma tersebut secara rinci meliputi:
a. Tindakan yang tidak diterima masyarakat sekitar karena bertentangan
dengan nilai dan norma yang berlaku masyarakat, seperti bicara kasar
dengan orang tua dan guru.
b. Pelanggaran ringan yaitu; melarikan diri dari rumah dan membolos
c. Pelanggaran berat merupakan tindakan kriminal, seperti: merampok,
menodong, membunuh, menggunakan obat terlarang.
Berbagai pelanggaran yang muncul karena rendahnya self control,
sekaligus bersumber dari sikap orang tua yang salah. Rice (1999)
mengemukakan beberapa sikap orang tua yang kurang tepat yang
mengangggu self control anak adalah: 1) pengabaian fisik (physical
neglect) yang meliputi kegagalan dalam memenuhi kebutuhan atas
makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang memadai, 2) pengabaian
emosional (emotional neglect) yang meliputi perhatian, perawatan, kasih
sayang, dan afeksi yang tidak memadai dari orang tua, atau kegagalan
untuk memenuhi kebutuhan remaja akan penerimaan, persetujuan, dan
persahabatan, 3) pengabaian intelektual (intellectual neglect), termasuk di
dalamnya kegagalan untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi
intelek remaja, membiarkan remaja membolos sekolah tanpa alasan apa
pun, dan semacamnya, 4) pengabaian sosial (social neglect) meliputi
pengawasan yang tidak memadai atas aktivitas sosial remaja, kurangnya
perhatian dengan siapa remaja bergaul, atau karena gagal mengajarkan
atau mensosialisasikan kepada remaja mengenai bagaimana bergaul secara
baik dengan orang lain, 5) pengabaian moral (moral neglect), kegagalan
dalam memberikan contoh moral atau pendidikan moral yang positif.
Gilliot et.al (2002) menyebutkan bahwa pengendalian diri
dipengaruhi oleh emotion regulation antara lain: active distraction, pasive
waiting, information gathering, comfort seeking, focus on dealy object,
peach anger. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang
dibesarkan dari keluarga miskin lebih sulit menahan diri (delayed
gratification), resiliensi (kemampuan menghadapi stres dan tantangan
hidup) yang lebih rendah, lebih aktif secara seksual, dan juga lebih tidak
mengindahkan metode-metode pengamanan yang dapat mencegah
kehamilan atau penyakit menular seksual (Hart & Matsuba, 2008).
4. Jenis dan Aspek Self Control
a. Jenis Kontrol Diri (Self Control)
Menurut Galih Fajar Fadillah (2013:17) Setiap individu
memiliki kemampuan pengendalian diri yang berbeda-beda. Ada
individu yang pandai dalam mengendalikan diri mereka namun ada
juga individu yang kurang pandai dalam mengendalikan diri.Block,
Block, Zulkarnaen (dalam Fadillah, 2013:17) berdasarkan kualitasnya
kendali diri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Over control merupakan kendali diri yang dilakukan oleh individu
secara berlebihan yang menyebabkan individu banyak menahan
diri dalam bereaksi terhadap situasi/keadaan.
2) Under control merupakan suatu kecenderungan individu untuk
melepaskan impuls dengan bebas tanpa perhitungan yang masak.
3) Appropriate control merupakan kendali individu dalam upaya
mengendalikan impuls secara tepat.
Kemampuan individu dalam mengendalikan diri memiliki tiga
tingkatan yang berbeda-beda. Individu yang berlebihan dalam
mengendalikan diri mereka yang disebut dengan over control. Individu
yang cenderung untuk bertindak tanpa berpikir panjang atau
melakukan segala tindakan tanpa perhitungan yang matang (under
control). Sementara individu yang memiliki pengendalian diri yang
baik, yaitu individu yang mampu mengendalikan keinginan atau
dorongan yang mereka miliki secara tepat (appropriate control).
b. Aspek Kontrol Diri (Self Control)
Kontrol diri terdapat 3 aspek pengendalian diri seseorang
(Elliot dkk dalam Fadillah, 2013: 20) yaitu:
1) Self-Assesment or Self Analysis
Seseorang menguji perilaku mereka sendiri atau pikiran
yang mereka miliki kemudian menentukan perilaku atau proses
berpikir yang mana yang akan ditampilkan. Penilaian diri ini
membantu individu untuk memenuhi standar yang mereka ciptakan
sendiri dengan membandingkan keberhasilan atau kesuksesan
orang dewasa disekitarnya atau teman sebaya. Dengan melakukan
penilaian diri, individu akan mengetahui kelemahan serta kelebihan
yang mereka miliki dan berusaha untuk memperbaikinya agar
memenuhi standar yang mereka ciptakan.
2) Self-Monitoring
Suatu proses di mana seseorang merekam atau mencatat
penampilan mereka atau menyimpan sebuah rekaman atau catatan
dari apa yang telah mereka lakukan. Alasan untuk melakukan
pencatatan itu adalah pertama, catatan itu akan memberitahukan
apakah kendali diri dapat memberikan manfaat atau tidak. Kedua,
catatan tersebut akan berguna dalam memberikan balikan yang
positif ketika seseorang mengalami peningkatan (McFall, Calhoun,
dan Acocella dalam Fadillah, 2013: 21).
3) Self-Reinforcement
Self-reinforcement adalah pemberian penghargaan atau
hadiah kepada diri sendiri atas keberhasilannya dalam memenuhi
segala bentuk perilaku yang telah ditetapkannya atau termonitorir.
Penggunaan pengukuhan diri bisa dalam bentuk konkrit, seperti
makanan, mainan, permen dan bisa pula berupa simbolis, seperti
senyum, pujian, dan persetujuan. Pengukuran diri positif akan
membantu anak mengubah gambaran dirinya menjadi lebih positif
yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan diri anak
(Safaria dalam Fadillah, 2013: 20).
Seseorang dikatakan telah memiliki pengendalian diri yang
baik jika seseorang menguji perilaku mereka sendiri kemudian
menentukan perilaku atau proses berpikir yang mana yang akan
ditampilkan (self-analysis), merekam atau mencatat penampilan dari
apa yang telah mereka lakukan guna untuk memberitahukan manfaat
dari perlakuan ke arah yang lebih positif (self-monitoring) serta dapat
memberikan penghargaan terhadap diri sendiri atas apa yang telah
dilakukan (self-reinforcement).
Menurut Averill dan Ghufron (dalam Fadillah, 2013:22)
menjelaskan bahwa dalam mengukur kendali diri yang dimiliki oleh
individu dapat melalui beberapa aspek yang terdapat dalam diri
seorang individu, hal tersebut dapat diamati melalui beberapa aspek
pengendalian diri, sebagai berikut:
1) Kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration)
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa
yang mengendalikan situasi atau keadaan. Individu yang kurang
mampu mengendalikan situasi atau keadaan maka mereka memiliki
kecenderungan untuk patuh terhadap kendali eksternal. Dengan
kata
lain
kemampuan
mengatur
pelaksanaan
(regulated
administration) mengarah kepada pengertian apakah individu
mampu menggunakan aturan perilaku dengan menggunakan
kemampuannya
sendiri,
jika
tidak mampu individu
menggunakan
sumber
eksternal.
Kemampuan
akan
mengatur
pelaksanaan menitik-beratkan peranan individu untuk mengatur
perilaku mereka guna mencapai perihal yang diharapkan.
2) Kemampuan mengontrol situasi/keadaan (situasi/keadaan
modifiability)
Kemampuan
mengatur
situasi/keadaan
merupakan
kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu
situasi/keadaan yang tidak dikehendaki dihadapi. Kemampuan ini
mengandung pengertian bahwa individu memiliki prediksi dari
perbuatan yang mereka kerjakan. Hal ini bertujuan agar individu
mampu mempersiapkan diri atas segala kemungkinan yang akan
terjadi sebagai akibat dari tindakan yang mereka kerjakan.
Dengan demikian ada beberapa cara yang dapat dilakukan
oleh individu untuk mencegah atau menjauhi situasi/keadaan, yaitu
dengan menempatkan tenggang waktu di antara rangkaian
situasi/keadaan
yang
sedang
berlangsung,
menghentikan
situasi/keadaan sebelum waktunya berakhir dan membatasi
intensitasnya.
3) Kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian.
Untuk dapat mengantisipasi suatu peristiwa individu
memerlukan informasi yang cukup lengkap dan akurat, sehingga
dengan informasi yang dimiliki mengenai keadaan yang tidak
menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut
dengan berbagai pertimbangan.
4) Kemampuan menafsirkan perisitiwa atau kejadian
Kemampuan ini berarti individu berusaha menilai dan
menafsirkan
suatu
keadaan
atau
peristiwa
dengan
cara
memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. Kemampuan
dalam menafsirkan peristiwa setiap individu ini berbeda antara satu
dan lainnya. Hal ini erat kaitannya dengan pengalaman dan
pengetahuan yang mereka miliki.
5) Kemampuan mengambil keputusan
Kemampuan mengontrol keputusan merupakankemampuan
seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan
pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kendali diri dalam
menentukan pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya suatu
kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu
untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.
Terdapat beberapa aspek yang dimiliki oleh individu dalam
mengendalikan diri mereka. Individu yang mampu mengendalikan diri
adalah mereka yang dapat mengelola dengan baik informasi yang
diperoleh, mengendalikan prilaku, mengantisipasi suatu peristiwa,
menafsirkan suatu peristiwa dan mengambil sebuah keputusan yang
tepat.
Aspek lain yang terdapat dalam pengendalian diri seseorang
meliputi kendali emosi, pikiran dan mental (Fadillah, 2013:24). Ketiga
aspek tersebut dapat diuraikan, sebagai berikut:
1) Kendali emosi
Seseorang dengan kendali emosi yang baik, cenderung akan
memiliki kendali pikiran dan fisik yang baik pula.
2) Kendali pikiran
Jika belum apa-apa sudah berpikir gagal, maka semua tindakan
akan mengarah pada terjadinya kegagalan. Jika berpikir bahwa
sesuatu pekerjaan tidak mungkin dilakukan, maka akan berhenti
berpikir untuk mencari solusi.
3) Kendali fisik
Kondisi badan yang fit merupakan salah satu faktor kunci dalam
menunjukkan kemampuan kita berfungsi dengan optimal (Roy
Sembel dalam Fadillah, 2013:24). Aspek dalam pengendalian diri
tidak hanya sebatas dalam mengendalikan perilaku, memperoleh
informasi, menilai informasi dan mengambil sebuah keputusan.
Pengendalian diri juga memiliki aspek lain yang meliputi aspek
emosional, pikiran dan fisik. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan
dan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Aspek-aspek
pengendalian
diri
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah berdasarkan aspek-aspek pengendalian diri
menurut pendapat Averill dan Ghufron (dalam Fadillah, 2013: 24)
yaitu pengendalian tingkah laku (behavior control), pengendalian
kognitif (cognitive control)dan mengendalikan keputusan (decision
control).
1) Kendali tingkah laku (behavior control), merupakan kesiapan
tersedianya
suatu
respon
yang
dapat
secara
langsung
mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak
menyenangkan.
2) Kendali kognitif (cognitive control), merupakan kemampuan
individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan
cara menginterpretasi, menilai atau menghubungkan suatu
kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi
psikologis atau mengurangi tekanan.
3) Mengontrol keputusan (decision control), merupakan kemampuan
seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan
pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya.
5. Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri
Berbagai pelanggaran yang muncul karena rendahnya self control,
sekaligus bersumber dari sikap orang tua yang salah. Rice (dalam Sriyanti,
2012) mengemukakan beberapa sikap orang tua yang kurang tepat yang
mengangggu self control remaja adalah:
a. Pengabaian Fisik (physical neglect), meliputi kegagalan dalam
memenuhi kebutuhan atas makanan, pakaian dan tempat tinggal yang
memadai.
b. Pengabaian Emosional (emotional neglect), meliputi perhatian,
perawatan, kasih sayang dan afeksi yang tidak memadai dari orang tua
atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan remaja akan penerimaan,
persetujuan dan persahabatan.
c. Pengabaian Intelektual (intellectual neglect), termasuk didalamnya
kegagalan untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek
remaja, membiarkan remaja membolos sekolah tanpa alasan apapun
dan semacamnya.
d. Pengabaian Sosial (social neglect), meliputi: pengawasan yang tidak
memadai atas aktivitas sosial remaja, kurangnya perhatian dengan
siapa remaja bergaul atau
karena gagal mengajarkan atau
mensosialisasikan kepada remaja mengenai bagaimana bergaul secara
baik dengan orang lain.
e. Pengabaian Moral (moral neglect), kegagalan dalam memberikan
contoh moral atau pendidikan moral yang positif.
Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kontrol diri seseorang
biasanya disebabkan oleh banyak faktor. Namun pada dasarnya, kontrol
diri itu secara garis besar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Faktor internal, meliputi: faktor hirarki dasar biologi yang telah
terorganisasi dan tersusun melalui pengalaman evolusi dan kontrol emosi
yang sehat diperoleh bila seorang remaja memiliki kekuatan ego, yaitu
suatu kemampuan untuk menahan diri dan tindakan luapan emosi.
Sedangkan, faktor eksternal dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional
lingkungan, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya.
Lingkungan cukup kondusif, dalam arti kondisidiwarnai dengan
hubungan yang harmonis, saling mempercayai, saling menghargai dan
penuh tanggung jawab, maka remaja cenderung memiliki kontrol diri yang
baik. Hal ini dikarenakan remaja mencapai kematangan emosi oleh faktorfaktor pendukung tersebut (Yusuf, 2001:71).
Menurut
Gilliom
et
al.
ada
beberapa
sub-faktor
yang
mempengaruhi proses pembentukan kontrol diri dalam diri individu.
Keseluruhan sub-faktor tersebut termasuk dalam faktor emotion regulation
(terdiri dari active distraction, passive waiting, information gathering,
comfort seeking, focus on delay object/task, serta peak anger). Dijelaskan
oleh Gilliom bahwa cara active distraction (pengalihan terhadap suatu
situasi), cara passive waiting (penginstruksian terhadap perilaku), maka
semakin anak tidak mampu mengendalikan atau menahan tingkah laku
yang bersifat menyakiti, merugikan atau menimbulkan kekesalan bagi
orang lain (eksternalizing). Terkadang cara passive waiting (menuruti
instruksi untuk berdiri atau duduk dengan tenang), maka semakin anak
mampu bekerja sama dengan orang lain dan mematuhi peraturan yang ada
(Gunarsa, 2004:253)
Cara focus on delay object/task yang dilakukan oleh anak, dapat
menimbulkan efek negatif pada kemampuan pengendalian diri, khusunya
pada aspek cooperation. Artinya semakin anak mengalihkan hal-hal yang
menyebabkan perasaan frustasi yang dialaminya dengan cara focus on
delay object/task (misalnya, dengan membicarakan sumber perasaan
frustasi, memandang sumber perasaan frustasi dan menyatakan bahwa ia
ingin berusaha mengakhiri sumber frustasinya), maka semakin anak
mampu mengendalikan tingkah laku yang bersifat menyakiti atau
merugikan orang lain (externalizing).
Untuk sub-faktor information gathering, Gilliom et al. menyatakan
bahwa semakin anak mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan
frustasi yang dialaminya dengan cara information gathering (mencari tahu
dengan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan perasaan frustasi
yang dialaminya tanpa menyatakan bahwa ia ingin mengakhiri sumber
frustasinya), maka semakin anak mampu menunjukkan assertivenessnya
kepada
orang
lain.
Dengan
kata
lain,
anak
semakin
mampu
mengungkapkan keinginan atau perasaan kepada orang lain tanpa
menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain tersebut (Gunarsa,
2004:254).
Di samping kelima faktor tersebut di atas, ada faktor-faktor lain
yang turut mempengaruhi kontrol diri individu. Oleh karena kontrol diri
merupakan pengembangan self-regulation pada masa kanak-kanak, dapat
dikatakan bahwa konrol diri juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
membentuk self-regulation. Menurut Papila et al. faktor-faktor yang turut
mempengaruhi pembentukan self-regulation adalah faktor proses perhatian
dan faktor kesadaran terhadap emosi-emosi negatif. Semakin anak mampu
menyadari emosi negatif yang mencul dalam dirinya dan semakin anak
mampu mengendalikan perhatiannya pada sesuatu (attentional process),
maka
anak
semakin
mampu
menahan
dorongan-dorongan
dan
mengendalikan tingkah lakunya. Menurut Bandura, faktor-faktor yang
turut mempengaruhi pembentukan self-regulation adalah faktor umpan
balik (adequate feedback) dan faktor perasaan mampu (self-efficacy).
Semakin individu diberikan umpan balik yang bersifat membangun serta
disampaikan dengan cara yang baik dan semakin individu memiliki
keyakinan akan kemampuan dirinya, maka semakin individu mampu
dalam mempertahankan komitmennya terhadap suatu tujuan selama
periode
waktu
tertentu.
Kemampuan
individu
mempertahankan
komitmennya terhadap suatu tujuan yang bersifat jangka panjang tersebut
dapat dinyatakan sebagai tingkat self-regulation yang baik pada individu,
sedangkan self-regulation yang baik merupakan kriteria dari self-control
yang baik pula (Gunarsa, 2004:255).
B. Prokrastinasi Akademik
1. Pengertian
Kata prokrastinasi akademik sebenarnya sudah ada sejak lama,
bahkan dalam salah satu prasasti di Universitas Ottawa Canada, pada abad
ke-17 kata ini telah dituliskan oleh Walker dalam khotbahnya. Di sana
dikatakan bahwa prokrastinasi sebagai salah satu dosa serta kejahatan
manusia, dengan menunda-nuda pekerjaan manusia akan kehilangan
kesempatan dan menyia-nyiakan karunia Tuhan, Ferrari (Anonim,
2000:1).
Prokrastinasi juga tidak selalu diartikan sama dalam bahasa dan
budaya manusia. Bangsa Mesir kuno, misalnya: mempunyai dua kata kerja
yang memiliki arti sebagai prokrastinasi, yang pertama menunjuk pada
suatu kebiasaan yang digunakan untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan
penting dan usaha yang impulsif. Sedangkan kedua menunjuk pada
kebiasaan yang berbahaya akibat kemalasan dalam menyelesaikan suatu
tugas yang penting untuk nafkah hidup.
Bangsa Romawi menggunakan kata procrastinare dalam istilah
militer mereka, yaitu perbuatan yang bijaksana untuk menangguhkan
keputusan menyerang dengan cara menunggu musuh keluar yang
menunjukkan suatu sikap sabar dalam konflik militer (Anonim, 2000: 1).
Pada abad lalu prokrastinasi bermakna positif bila penunda-nunda sebagai
upaya yang konstruktif untuk menghindari keputusan impulsif dan tanpa
pemikiran yang matang dan tanpa tujuan yang pasti.
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination
dengan awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju
dan akhiran “crastinus”. yang berarti keputusan hari esok, atau jika
digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari
berikutnya (Burka & Yuen, 2008: 5). Burka & Yuen (2008: 6), kata
prokrastinasi yang ditulis dalam American College Dictionary, memiliki
arti menangguhkan tindakan untuk melaksanakan tugas dan dilaksanakan
pada lain waktu.
Kamus The Webster New Collegiate mendefinisikan prokrastinasi
sebagai suatu pengunduran secara sengaja dan biasanya disertai dengan
perasaan tidak suka untuk mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan.
Prokrastinasi di kalangan ilmuwan, pertama kali digunakan oleh Brown
dan Hoizman untuk menunjukkan kecenderungan untuk menunda-nunda
penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Seseorang yang mempunyai
kecenderungan menunda atau tidak segera memulai kerja disebut
procrastinator (Ghufron, 2003: 14). Prokrastinasi dapat juga dikatakan
sebagai penghindaran tugas, yang diakibatkan perasaan tidak senang
terhadap tugas serta ketakutan untuk gagal dalam mengerjakan tugas.
Knaus (2010: 41), berpendapat bahwa penundaan yang telah menjadi
respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai trait prokrastinasi.
Artinya prokrastinasi dipandang lebih dari sekedar kecenderungan
melainkan suatu respon tetap dalam mengantisipasi tugas-tugas yang tidak
disukai dan dipandang tidak diselesaikan dengan sukses. Dengan kata lain,
penundaan yang dikategorikan sebagai prokrastinasi adalah apabila
penundaan tersebut sudah merupakan kebiasaan atau pola yang menetap,
yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas dan
penundaan yang diselesaikan oleh adanya keyakinan irasional dalam
memandang tugas. Bisa dikatakan bahwa istilah prokrastinasi bisa
dipandang dari berbagai sisi dan bahkan tergantung dari mana seseorang
melihatnya. Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003: 17), pengertian
prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai batasan tertentu, yaitu:
(1) prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap
perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut sebagai
prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan
yang dilakukan; (2) prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola
perilaku yang dimiliki individu, yang mengarah kepada trait, penundaan
yang dilakukan sudah merupakan respon tetap yang selalu dilakukan
seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya
keyakinan-keyakinan yang irasional; (3) prokrastinasi sebagai suatu trait
kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi tidak hanya sebuah
perilaku penundaan saja, akan tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait
yang melibatkan komponen-komponen perilaku maupun struktur mental
lain yang saling terkait yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak
langsung.
Berdasarkan pengertian dari pemaparan sebelumnya, peneliti
menyimpulkan pengertian prokrastinasi sebagai suatu penundaan yang
dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas
lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas yang penting.
Seseorang yang memiliki kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan batasan waktu yang telah ditentukan, sering mengalami
keterlambatan mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun gagal dalam
menyelesaikan tugas sesuai batas waktu bisa dikatakan sebagai
procrastinator.
2. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik
Burka & Yuen (2008: 8), menjelaskan ciri-ciri seorang pelaku
prokrastinasi, antara lain:
a. Prokrastinator
lebih
suka
untuk
menunda
pekerjaan
atau
tugastugasnya.
b. Berpendapat lebih baik mengerjakan nanti dari pada sekarang dan
menunda pekerjaan adalah bukan suatu masalah.
c. Terus mengulang perilaku prokrastinasi.
d. Pelaku prokrastinasi akan kesulitan dalam mengambil keputusan.
Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003: 22), mengatakan sebagai suatu
perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat terminifestasikan dalam
indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati dalam ciri-ciri tertentu,
berupa:
a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas
yang dihadapi.
b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas (dalam konteks ini skripsi).
c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada
tugas yang dihadapi yakni skripsi, mahasiswa yang melakukan
prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi harus segera diselesaikan,
akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakan atau menundanunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai
mengerjakan sebelumnya. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas
skripsi, mahasiswa yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang
lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam
mengerjakan suatu tugas.
Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang dimiliki untuk
mempersiapkan diri secara berlebihan maupun melakukan hal-hal yang
tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan
keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut
mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara
memadai. Kelambanan, dalam arti lambannya mahasiswa dalam
melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi
akademik. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual,
mahasiswa yang melakukan prokrastinasi mempunyai kesulitan untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan
sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan
dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain
maupun rencana-rencana yang telah ditentukan sendiri. Seseorang
mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu
yang telah ditentukan akan tetapi ketika saatnya tiba tidak juga
melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga
menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan
tugas secara memadai dengan melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan tugas yang harusnya dikerjakan.
Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi dengan sengaja tidak
segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia
miliki
untuk
melakukan
aktivitas
lain
yang
dipandang
lebih
menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran,
majalah atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan
musik dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk
mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya. Jadi dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai
maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan
dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja
aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
melakukan tugas yang harus dikerjakan.
3. Jenis-jenis Prokrastinasi Akademik
Menurut Ferrari (dalam Husetiya, 2010: 6), membagi prokrastinasi
menjadi dua jenis prokrastinasi berdasarkan manfaat dan tujuan
melakukannya yaitu:
a. Functional Procrastination
Yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh
informasi lengkap dan akurat.
b. Dysfunctional Procrastination
Yaitu penundaan yang tidak bertujuan, berakibat buruk dan
menimbulkan masalah. Dysfunctional procrastination ini dibagi lagi
menjadi dua hal berdasarkan tujuan mereka melakukan penundaan:
1) Decisional procrastination
Menurut Janis & Mann (dalam Ghufron, 2003: 18), bentuk
prokrastinasi yang merupakan suatu penghambat kognitif dalam
menunda
untuk mulai
melakukan suatu pekerjaan dalam
menghadapi situasi yang dipersepsikan penuh stress. Menurut
Ferrari (dalam Ghufron 2003: 18), prokrastinasi dilakukan sebagai
suatu bentuk coping yang ditawarkan untuk menyesuaikan diri
dalam pembuatan keputusan pada situasi yang dipersepsikan penuh
stress. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam
identifikasi tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri
individu,
sehingga
akhirnya
seseorang
menunda
untuk
memutuskan sesuatu. Decisional procrastination berhubungan
dengan kelupaan atau kegagalan proses kognitif, tidak berkaitan
dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang.
2) Behavioral atau avoidance procrastination
Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003: 19), penundaan
dilakukan dengan suatu cara untuk menghindari tugas yang di rasa
tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Prokrastinasi
dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan
pekerjaan, yang akan mendatangkan nilai negatif dalam dirinya
atau mengancam self esteem nya sehingga seseorang menunda
untuk melakukan sesuatu yang nyata yang berhubungan dengan
tugasnya.
Berdasarkan
pendapat
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
prokrastinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan tujuan dan
manfaat penundaan, yaitu prokrastinasi yang dysfunctional (yang
menampakan penundaan yang tidak bertujuan dan merugikan dan
prokrastinasi yang fungsional, yaitu penundaan yang disertai alasan yang
kuat, mempunyai tujuan pasti sehingga tidak merugikan, bahkan berguna
untuk melakukan suatu upaya konsumtif agar suatu tugas dapat
diselesaikan dengan baik. Penelitian ini dibatasi pada jenis dysfunctional
behavioral procrastination, yaitu penundaan yang dilakukan pada tugas
yang penting, tidak bertujuan, dan bisa menimbulkan akibat negatif.
4. Faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik
Burka & Yuen (2008: 11), terbentuknya tingkah laku prokrastinasi
dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: konsep diri, tanggung jawab,
keyakinan diri dan kecemasan terhadap evaluasi yang akan diberikan,
kesulitan dalam mengambil keputusan, pemberontakan terhadap kontrol
dari figur otoritas, kurangnya tuntutan dari tugas, standar yang terlalu
tinggi mengenai kemampuan individu. Burka & Yuen (2008:5),
menjelaskan prokrastinasi terjadi karena tugas-tugas yang menumpuk
terlalu banyak dan harus segera dikerjakan. Pelaksanaan tugas yang satu
dapat menyebabkan tugas lain tertunda. Burka & Yuen (2008:103),
kondisi lingkungan yang tingkat pengawasan rendah atau kurang akan
menyebabkan timbulnya kecenderungan prokrastinasi, dibandingkan
dengan lingkungan yang penuh pengawasan.
Menurut
Ferrari
(dalam
Ghufron,
2003:28)
menyatakan
prokrastinasi mengganggu dalam dua hal:
a. Faktor internal
Faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk melakukan
prokrastinasi, meliputi:
1) Kondisi kodrati, Terdiri dari jenis kelamin anak, umur, dan urutan
kelahiran. Anak sulung cenderung lebih diperhatikan, dilindungi,
dibantu, apalagi orang tua belum berpengalaman. Anak bungsu
cenderung dimanja, apalagi bila selisih usianya cukup jauh dari
kakaknya.
2) Kondisi
fisik
dan
kondisi
kesehatan,
munculnyaprokrastinasi akademik. Menurut
mempengaruhi
Ferrari
(dalam
Ghufron, 2003:22-28), tingkat itelegensi tidak mempengaruhi
prokrastinasi walaupunprokrastinasi sering disebabkan oleh
adanya keyakinan-keyakinan.
3) Kondisi psikologis, trait kepribadian yang dimiliki individu turut
mempengaruhi munculnya perilaku prokrastinasi, misalnya:
hubungan kemampuan sosial dan tingkat kecemasan dalam
berhubungan sosial. Sikapperfeksionis yang dimiliki seseorang
biasa mempengaruhiperilaku prokrastinasi lebih tinggi. Besarnya
motivasi seseorang juga akan mempengaruhi prokrastinasi secara
negatif. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki individu ketika
menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungan untuk
melakukan prokrastinasi akademik (Ghufron, 2003:28-29).
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang ikut menyebabkan kecenderungan
munculnya prokrastinasi akademik dalam diri seseorang yaitu faktor
pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.
Menurut Ferrari & Ollivete (dalam Ghufron, 2003:28), tingkat
pengasuhan
otoriter
ayah
akan
menyebabkan
munculnya
kecenderungan prokrastinasi yang kronik pada subyek peneliti anak
wanita, sedangkan tingkat otoritatif ayah menghasilkan perilaku anak
wanita yang tidak melakukan prokrastinasi. Menurut Millgram (dalam
Ghufron, 2003:30), kondisi lingkungan yang linent, yaitu lingkungan
yang toleran terhadap prokrastinasi mempengaruhi tinggi rendahnya
prokrastinasi seseorang daripada lingkungan yang penuh dengan
pengawasan.
5. Dampak Prokrastinasi Akademik
Menurut Burka & Yuen (2008:165), prokrastinasi mengganggu
dalam dua hal:
a. Prokrastinasi
menciptakan
masalah
eksternal,
seperti
menundamengerjakan tugas skripsi membuat kita tidak dapat
mengerjakan tugasdengan baik.
b. Prokrastinasi
menimbulkan
masalah
internal,
seperti
merasa
bersalahatau menyesal.
Prokrastinasi yang dilakukan oleh sebagian mahasiswa dalam
menyelesaikan skripsi mempunyai dampak yang berbagai macam, akan
tetapi kebanyakan dampak dari perilaku prokrastinasi akademik tersebut
merupakan dampak yang merugikan bagi mahasiswa. Seperti yang
dikemukakan oleh (Knaus, 2010) perilaku menunda dapat mempengaruhi
keberhasilan akademik dan pribadi individu.
Sirois (2004) mengemukakan konsekuensi negatif yang timbul dari
perilaku penunda, yaitu:
a. Performa akademik yang rendah,
b. Stres yang tinggi,
c. Menyebabkan penyakit,
d. Kecemasan yang tinggi.
Bruno (1998) menyatakan bahwa perilaku menunda mempengaruhi mutu
kehidupan seseorang dan merendahkan segala yang ada dalam diri
individu. Djamarah (2002) menemukan bahwa banyak mahasiswa yang
gelisah akibat menunda-nunda penyelesaian tugas, seperti: tidur kurang
nyenyak, duduk tidak tenang, berjalan terburu-buru, istirahat tidak dapat
dinikmati.
Menurut Knaus (2010), prokrastinasi dapat mempengaruhi
keberhasilan akademik dan pribadi mahasiswa. Apabila kebiasaan
menunda ini muncul terus-menerus pada mahasiswa, tentu akan
memberikan dampak negatif dalam kehidupan akademik. Menurut
Solomon dan Rothblum (1984), beberapa kerugian akibat kemunculan
prokrastinasi akademik adalah tugas tidak terselesaikan, akan terselesaikan
tetapi hasilnya tidak memuaskan disebabkan karena individu terburu-buru
dalam menyelesaikan tugas tersebut untuk mengejar batas waktu
pengumpulan, akan menimbulkan kecemasan sepanjang waktu sampai
terselesaikan bahkan kemudian depresi, tingkat kesalahan yang tinggi
karena individu merasa tertekan dengan batas waktu yang semakin sempit
disertai dengan peningkatan rasa cemas sehingga individu sulit
berkonsentrasi secara maksimal, waktu yang terbuang lebih banyak
dibandingkan dengan orang lain yang mengerjakan tugas yang sama dan
pada mahasiswa akan dapat merusak kinerja akademik seperti kebiasaan
buruk dalam belajar, motivasi belajar yang sangat rendah serta rasa
percaya diri yang rendah.
C. Hubungan Kontrol Diri (Self-Control) dengan Prokrastinasi Akademik
Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu
mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri, sebagai salah satu sifat
kepribadian, kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah
sama, ada individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu
yang memiliki kontrol diri yang rendah. Individu yang memiliki kontrol diri
yang tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam
mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang membawa pada konsekuensi
positif. Seorang mahasiswa bertugas menyelesaikan tugas skripsi sebagai
syarat mendapat gelar sarjana, bila mempunyai kontrol diri yang tinggi akan
mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku.
Mereka mampu menginterpretasikan situasi/keadaan yang dihadapi,
mempertimbangkan konsekuensi sehingga mampu memilih tindakan dan
melakukannya dengan meminimalkan akibat yang tidak diinginkan. Mereka
mampu mengatur situasi/keadaan sehingga dapat menyesuaikan perilakunya
kepada hal-hal yang lebih menunjang belajarnya. Kontrol Diri diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menyusun,
membimbing,
mengatur
dan
mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi
positif.
Individu yang kontrol dirinya rendah tidak mampu mengarahkan dan
mengatur perilaku, sehingga diasumsikan seorang mahasiswa yang dengan
kontrol diri yang rendah akan berprilaku lebih bertindak kepada hal-hal yang
lebih menyenangkan diri, bahkan akan menunda-nunda tugas yang seharusnya
dikerjakan terlebih dahulu. Kontrol diri yang rendah, mahasiswa tidak mampu
memandu,
mengarahkan,
menginterpretasikan
mengatur
situasi/keadaan
perilaku
yang
dan
tidak
mampu
dihadapi,
tidak
mampu
mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak
mampu memilih tindakan yang tepat.
Secara umum seseorang yang mempunyai kontrol diri yang tinggi
akan menggunakan waktu yang sesuai dan mengarah pada perilaku yang lebih
utama, sedangkan seseorang yang mempunyai kontrol diri rendah tidak
mampu mengatur dan mengarahkan perilakunya. Sehingga akan lebih
mementingkan sesuatu yang lebih menyenangkan serta banyak melakukan
prokrastinasi akademik.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN Salatiga
Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 tentang status
IAIN/Fakultas merupakan justifikasi yuridis yang amat mengokohkan
eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam ini. Pada Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Salatiga sendiri sebenarnya tengah terjadi pula proses
penguatan institusional, baik berupa sarana fisik maupun sumber daya
tenaga kependidikannya.
Alih Status Menjadi STAIN Salatiga, berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, maka secara yuridis
mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga
beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga. Sesuai dengan keputusan itu, STAIN tetap didudukkan sebagai
perguruan tinggi di bawah naungan Departemen Agama Republik
Indonesia
yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam. Sebagai salah
satu bentuk satuan Pendidikan Tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula
memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun
universitas negeri lainnya.Alih Status dari STAIN menjadi IAIN Salatiga
telah dikukuhkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 143 Tahun
2014, tertanggal 17 Oktober 2014 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 7
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
56
Berdasarkan keputusan BAN-PT No. 1122/SK/BAN
-
PT/Akred/S/X/2015, menyatakan bahwa program studi sarjana pendidikan
Agama Islam IAIN Salatiga terakreditasi dengan peringkat akreditasi A
berlaku selama 5 (lima) tahun sejak 31 Oktober 2015 sampai dengan 31
Oktober 2020.
2. Visi dan Misi Program Studi/JurusanPAI IAIN Salatiga
a. Visi
Menjadi agen pencetak guru pendidikan agama Islam yang profesional
pada jenjang pendidikan menengah yang menjunjung nilai-nilai
profesionalitas, intelektualitas dan spiritualitas.
b. Misi
i.
Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berkualitas.
ii.
Mengembangkan budaya akademik dan budaya kerja yang Islami.
iii.
Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait.
iv.
Menyelenggarakan sistem administrasi akademik yang tertib.
v.
Memberikan landasan moral yang kuat dalam pengembangan ilmu
kependidikan Islam sehingga tercipta integrasi IPTEK dan IMTAQ.
vi.
Melakukan kajian-kajian kritis terhadap fenomena kependidikan
dan pengembangan teori-teori kependidikan.
3. Tujuan Program Studi/Jurusan Pendidikan Agama Islam
a. Menyiapkan lulusan menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan agama
Islam.
b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam
serta
mengupayakan penggunaannya
guna
meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya khasanah kebudayaan
nasional.
4. Jumlah Dosen FTIK jurusan PAI IAIN Salatiga
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian akademik FTIK PAI IAIN
Salatiga jumlah dosen sebanyak 80 orang (daftar nama dosen terlampir).
5. Jumlah Mahasiswa FTIK PAI IAIN Salatiga
a. Jumlah mahasiswa yang masih aktif:
Angkatan 2012
: 135 mahasiswa
Angkatan 2013
: 298 mahasiswa
Angkatan 2014
: 389 mahasiswa
Angkatan 2015
: 383 mahasiswa
Angkatan 2016
: 425 mahasiswa
b. Jumlah mahasiswa yang telah lulus 4 periode terakhir:
Tabel 3.1
Daftar Jumlah Wisuda Mahasiswa Jurusan PAI 4 Periode Terakhir
Angkatan
Periode
April 2015
Oktober 2015
April 2016
Oktober 2016
2007
1
-
-
-
2008
13
9
1
-
2009
18
4
4
16
2010
84
11
4
6
2011
4
81
62
25
2012
1
4
10
104
2013
-
-
1
-
Jumlah
121
109
82
151
Sumber: data wisudawan FTIK PAI IAIN(terlampir)
B. Penyajian Data
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket yang disebarkan kepada responden (mahasiswa FTIK
jurusan PAI angkatan 2012IAIN Salatiga). Setelah diperoleh data berdasarkan
hasil angket tersebut kemudian dideskripsikan dengan membuat tabulasi yang
merupakan proses mengubah data dari instrument pengumpulan data (angket)
menjadi tabel-tabel angka. Data yang penulis kumpulkan terdiri dari dua
macam data yaitu data mengenai kontrol diri (self control) dan data mengenai
prokrastinasi akademikdalam menyelesaikan skripsi mahasiswa FTIK jurusan
PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga yang diambil dari hasil angket.
1. Daftar Responden
Tabel 3.2
Daftar Responden
No
Inisial Nama
No
Inisial Nama
1
NSR
16
ISW
2
WATCP
17
MAF
3
MDN
18
TPK
4
RRI
19
IZ
5
AM
20
MAA
6
MFH
21
MNF
7
MBP
22
HM
8
MCH
23
AHM
9
SG
24
AH
10
MKJ
25
RA
11
SNH
26
HP
12
MSF
27
NK
13
MA
28
DVD
14
EKK
29
MR
15
MZA
30
EP
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Adapun kisi-kisi instrumen penelitian, dapat peneliti sajikan dalam
bentuk tabel, sebagai berikut:
[
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrument Penelitian
Variabel
Aspek
Kontrol
Behavioral
diri(self
Control
Indikator
a. Kemampuan
mengendalikan
situasi
b. Kemampuan mengatur situasi
control)
yang tidak dikehendaki
Cognitive
Control
a. Memperoleh
informasi
mengenai situasi yang tidak
menyenangkan
b. Melakukan
penilaian
dan
situasi
yang
segi
positif
menafsirkan
memperhatikan
yang subjektif
Decisional
Pemilihan
Control
pada situasi yang diyakini
Prokrastinasi Menunda
akademik
memulai atau
mengakhiri
tindakan
a. Penundaan
berdasarkan
dalam
memulai
mengerjakan skripsi.
b. Penundaan
dalam
tugas
menyelesaikan
mengerjakan
akademik
skripsi secara tuntas.
(skripsi)
Lamban dalam
mengerjakan
tugas
akademik
(skripsi)
a. Membutuhkan
waktu
lama
untuk mengerjakan skripsi.
b. Tidak memperhitungkan waktu
untuk menyelesaikan skripsi.
Variabel
Aspek
Indikator
Lebih banyak a. Ketidaksesuaian
antara
berencana
niat/rencana untuk mengerjakan
daripada kerja
dengan
dalam
mengerjakan.
menyelesaikan
tindakan
b. Keterlambatan
tugas (skripsi)
untuk
dalam
dalam
menyelesaikan skripsi (batas
waktu).
Cenderung
a. Melakukan kegiatan yang lebih
melakukan
menyenangkan
aktifitas yang
menyelesaikan skripsi.
bersifat
lebih b. Mengerjakan
menyenangkan
dari
daripada
skripsi
sambil
melakukan kegiatan lain.
pada
menyelesaikan
tugas (skripsi)
[
3. Uji Validitas dan Reabilitas Angket
a. Uji Validitas Angket
Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian perlu
dilakukan uji validitas terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakan
soal yang dibuat. Arikunto dalam Ridwan (2011:97) menyatakan
bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2010: 173). Meteran yang valid dapat digunakan untuk
mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat untuk
mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika
digunakan untuk mengukur berat.
Mengukur validitas digunakan program komputer SPSS 16 for
windows dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation yang
merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai
rhitung) dibandingkan dengan nilai rtabel. Kriteria soal dikatakan valid,
jika nilai r hitung> 0,3 (Sugiyono, 2010: 178).
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen
Kontrol Diri (Self Control)
Item Pernyataan
rhitung
r kritis
Keterangan
Pernyataan 1
.616
0,30
Valid
Pernyataan 2
.465
0,30
Valid
Pernyataan 3
.770
0,30
Valid
Pernyataan 4
.807
0,30
Valid
Pernyataan 5
.770
0,30
Valid
Pernyataan 6
.309
0,30
Valid
Pernyataan 7
.465
0,30
Valid
Pernyataan 8
.465
0,30
Valid
Pernyataan 9
.878
0,30
Valid
Pernyataan 10
.712
0,30
Valid
Pernyataan 11
.465
0,30
Valid
Pernyataan 12
.807
0,30
Valid
Pernyataan 13
.807
0,30
Valid
Pernyataan 14
.878
0,30
Valid
Pernyataan 15
.712
0,30
Valid
Sumber:berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)
Tabel 3.6 menunjukkan hasil uji validitas instrumen variabel x
“kontrol
diri
(self
control)”
yang
dilakukan
oleh
peneliti
padaresponden, pada tanggal 07Februari 2017, pukul 08.00 WIB selesai.Instrumen angket berjumlah 15 pernyataan dengan jawaban
yang telah disediakan peneliti. Setelah dianalisis dengan menggunakan
program SPSS 16 for windows dengan menggunakan Coreected ItemTotal Correlation dan dibandingkan dengan r kritis, diketahui 15
pernyatan dinyatakan valid.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen
Prokrastinasi Akademik
Item Pernyataan
rhitung
r kritis
Keterangan
Pernyataan 1
.648
0,30
Valid
Pernyataan 2
.744
0,30
Valid
Pernyataan 3
.572
0,30
Valid
Pernyataan 4
.381
0,30
Valid
Pernyataan 5
.326
0,30
Valid
Pernyataan 6
.326
0,30
Valid
Pernyataan 7
.438
0,30
Valid
Pernyataan 8
.558
0,30
Valid
Pernyataan 9
.474
0,30
Valid
Pernyataan 10
.558
0,30
Valid
Pernyataan 11
.474
0,30
Valid
Pernyataan 12
.457
0,30
Valid
Pernyataan 13
.438
0,30
Valid
Pernyataan 14
.303
0,30
Valid
Pernyataan 15
.438
0,30
Valid
Sumber:berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)
Tabel 3.7 menunjukkan hasil uji validitas instrumen variabel y
“prokrastinasi
akademik”
yang dilakukan
oleh
peneliti
pada
responden, pada tanggal 07 Februari 2017, pukul 08.00 WIB - selesai.
Instrumen angket berjumlah 15 pernyataan dengan jawaban yang telah
disediakan peneliti. Setelah dianalisis dengan menggunakan program
SPSS 16 for windows dengan menggunakan Coreected Item-Total
Correlation dan dibandingkan dengan r kritis, diketahui 15 pernyataan
dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas Angket
Selain
pengujian
validitas,
juga
diperlukan
pengujian
reliabilitas. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Kalau dalam objek kemarin berwarna
biru, maka hari ini dan besok tetap berwarna biru. Hasil penelitian
yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam dalam waktu yang
berbeda.
Reliabilitas berarti suatu instrumen dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah dianggap baik (Ridwan,2009:348). Pengujian reliabilitas
menggunakan program komputer SPSS 16 for windows dengan
menggunakan Gutman Split Half Coefficien. Tingkat reliabilitas
instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto (2002: 155) sebagai berikut :
Tabel 3.6
Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket
Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak Rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah (tidak berkorelasi)
Sumber:Suharsimi Arikunto.
Hasil uji reliabilitas item pernyataan angket dengan bantuan
SPSS 16 for windows dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Kontrol Diri (Self Control)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.935
.929
Sumber: berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)
Tabel 3.9 menunjukkan jumlah item pernyataan angket adalah 15,
dengan nilai Alhpa 0,935. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal pada
tabel 3.8, maka nilai Alpha 0,935 dikategorikan reliabilitas tinggi
sehingga instrumen angket ini dapat digunakan untuk penelitian
berikutnya.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Prokrastinasi Akademik
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.837
.848
Sumber: berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)
Tabel 3.10 menunjukkan jumlah item pernyataan angket adalah 15,
dengan nilai Alhpa 0,837. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal pada
tabel 3.8, maka nilai Alpha 0,837 dikategorikan reliabilitas tinggi
sehingga instrumen tes ini dapat digunakan untuk penelitian
berikutnya.
4. Data Jawaban Angket tentang Kontrol Diri (Self Control)
Untuk mengetahui nilai kontrol diri (self control) diperoleh dengan
cara menjumlah hasil jawaban angket yang masing-masing jawaban telah
diberikan skor, sebagai berikut: point alternatif jawaban (SS) = 4, (S) = 3,
(TS) = 2, (STS) = 1.Adapun hasil penyebaran angket tentang kontrol diri
(self control), dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel3.9
Jawaban Angket Kontrol Diri (Self Control)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
No.
Responden
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
1
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
5
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
6
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
7
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
No Item
8 9 10 11 12 13 14 15
2 4 4 2 3 3 4 4
2 4 4 2 3 3 4 4
2 3 4 2 3 3 3 4
2 4 4 2 4 4 4 4
2 3 3 2 3 3 3 3
2 4 4 2 4 4 4 4
2 4 4 2 4 4 4 4
2 3 3 2 3 3 3 3
2 4 4 2 4 4 4 4
2 4 4 2 4 4 4 4
2 3 3 2 3 3 3 3
2 4 4 2 4 4 4 4
2 4 4 2 4 4 4 4
2 3 3 2 3 3 3 3
2 4 4 2 4 4 4 4
3 4 4 3 4 4 4 4
2 4 4 2 4 4 4 4
2 3 3 2 4 4 3 3
2 4 4 2 4 4 4 4
2 3 3 2 3 3 3 3
2 4 4 2 4 4 4 4
2 4 4 2 4 4 4 4
2 4 4 2 3 3 4 4
2 4 4 2 3 3 4 4
2 3 4 2 3 3 3 4
2 4 4 2 4 4 4 4
2 3 3 2 3 3 3 3
3 4 4 3 4 4 4 4
3 4 4 3 4 4 4 4
2 3 3 2 3 3 3 3
5. Data JawabanAngket tentang Prokrastinasi Akademik
Untuk mengetahui nilai prokrastinasi akademik diperoleh dengan
cara menjumlah hasil jawaban angket yang masing-masing jawaban telah
diberikan skor, sebagai berikut: point alternatif jawaban (SS) = 4, (S) = 3,
(TS) = 2, (STS) = 1.Adapun hasil penyebaran angket tentang prokrastinasi
akademik, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.10
Jawaban Angket Prokrastinasi Akademik
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
No.
Responden
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
1
1
2
1
2
1
2
1
3
2
1
1
2
2
1
2
4
1
1
2
3
1
2
2
2
1
3
2
1
3
1
2
1
2
2
2
1
2
1
3
2
1
1
2
2
1
1
3
2
1
3
1
1
3
2
2
1
3
1
1
3
2
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
1
2
1
1
2
1
2
4
1
1
2
2
2
1
1
3
2
2
2
2
4
2
1
2
1
3
1
1
3
1
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
6
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
7
3
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
No Item
8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 1 3 2 3
1 2 1 2 1 3 2 3
1 2 1 2 1 3 2 3
1 2 1 2 1 4 2 4
1 2 1 2 1 3 2 3
2 2 2 2 1 4 4 4
1 1 1 1 1 4 1 4
2 2 2 2 2 3 3 3
1 2 1 2 2 4 2 4
1 1 1 1 1 4 1 4
1 1 1 1 1 3 2 3
1 1 1 1 1 4 1 4
1 2 1 2 1 4 2 4
1 1 1 1 1 3 1 3
2 2 2 2 2 4 2 4
2 2 2 2 2 4 2 4
2 2 2 2 1 4 2 4
1 1 1 1 1 4 1 4
2 2 2 2 2 4 3 4
1 2 1 2 2 3 1 3
2 1 2 1 1 4 1 4
2 1 2 1 2 4 1 4
1 2 1 2 1 3 2 3
2 2 2 2 1 3 2 3
1 1 1 1 1 3 2 3
1 2 1 2 1 4 2 4
1 2 1 2 1 3 2 3
1 1 1 1 1 4 1 4
1 2 1 2 1 4 2 4
2 2 2 2 1 3 3 3
6. Identifikasi Instrumen
Berdasarkan tabel 3.3, diperoleh hasil identifikasi bahwa
mahasiswa yang mengalami prokrastinasi,dengan adanya kontrol diri akan
mampu mengontrol perilaku dalam melaksanakan tugas sehari-hari baik tugas
akademik atau tidak; mampu mengontrol stimulus yang tidak diinginkan yang
akan merusak tugas akademik dengan cara menghindar, mencegah,
menghentikan atau membatasi stimulus tersebut; mampu mengantisipasi
peristiwa yang terjadi atau yang akan terjadi dengan mempertimbangkan
secara objektif; mampu menafsirkan peristiwa yang terjadi atau yang akan
terjadi dengan memberikan penilaian terhadap peristiwa itu; mampu
mengambil keputusan terkait dengan tugas sehari-hari baik tugas akademik
atau tugas diluar akademik.
BAB IV
ANALISIS DATA
Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul,
maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan
proposinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian dan penulis
menganalisis dari pertama, kedua dan ketiga, antara lain :
A. Analisis Kontrol Diri (Self Control)
Adapun langkah-langkah yang diambil,sebagai berikut :
1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar
rating scale pada variabel kontrol diri (self control).
2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket
3. Memprosentasikan jawaban
4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden
Untuk menganalisis poin pertama digunakan persentase dengan rumus:
P
F
 100%
N
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden (Sudijono, 2000:40)
Untuk lebih jelasnya peneliti memaparkan dalam bentuk tabel, sebagai
berikut:
69
Tabel 4.1
Daftar Distribusi Frekuensi
Kontrol Diri (Self Control)
No
No
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
SS
8
8
2
11
2
11
11
4
11
11
2
11
11
1
11
11
11
5
11
1
11
11
7
7
2
11
1
11
11
3
Jawaban
S TS STS
3
4
0
3
4
0
9
4
0
0
4
0
9
4
0
0
4
0
0
4
0
7
4
0
0
4
0
0
4
0
9
4
0
0
4
0
0
4
0
10 4
0
0
4
0
4
0
0
0
4
0
6
4
0
0
4
0
10 4
0
0
4
0
0
4
0
4
4
0
4
4
0
9
4
0
0
4
0
10 4
0
4
0
0
4
0
0
8
4
0
4
32
32
8
44
8
44
44
16
44
44
8
44
44
4
44
44
44
20
44
4
44
44
28
28
8
44
4
44
44
12
Nilai
3
2
9
8
9
8
27 8
0
8
27 8
0
8
0
8
21 8
0
8
0
8
27 8
0
8
0
8
30 8
0
8
12 0
0
8
18 8
0
8
30 8
0
8
0
8
12 8
12 8
27 8
0
8
30 8
12 0
12 0
24 8
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Total
49
49
43
52
43
52
52
45
52
52
43
52
52
42
52
56
52
46
52
42
52
52
48
48
43
52
42
56
56
44
Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian
dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
i
Xt  Xr  1
Ki
Keterangan :
i
xt
xr
ki
: Interval
: Nilai tertinggi
: Nilai terendah
: Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Dari data hasil angket kontrol diri (self control), diperoleh nilai tertinggi
adalah 56 dan nilai terendah adalah 42. Dengan menggolongkan data tersebut
ke dalam 4 kelas maka dapat diketahui inteval kelasnya, yaitu:
75 dibulatkan menjadi 4
Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah, sebagai berikut :
1. Untuk kategori sangat tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 54 – 58
2. Untuk kategori tinggi dengan jawaban B mendapat nilai 50 – 53
3. Untuk kategori sedang dengan jawaban C mendapat nilai 46 – 49
4. Untuk kategori rendah dengan jawaban D mendapat nilai 42 – 45
Kemudian dicari prosentasi tentang kontrol diri (self control). Hal ini
menggunakan rumus prosentase, sebagai berikut :
P
F
X 100%
N
1. Untuk kategori sangat tinggi tentang kontrol diri (self control), ada 3
responden:
= 10 %
2. Untuk kategori tinggi tentang kontrol diri (self control), ada 13 responden:
= 43,3 %
3. Untuk kategori sedang tentang kontrol diri (self control), ada 5 responden:
= 16,7 %
4. Untuk kategori rendah tentang kontrol diri (self control), ada 9 responden:
= 30 %
Untuk lebih jelas peneliti sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi kontrol diri (self control), sebagai berikut:
Tabel 4.2
Prosentase Jawaban Angket
Kontrol Diri (Self Control)
Frequency Percent
Valid
54-58
50-53
46-49
42-45
Total
3
13
5
9
30
10
43,3
16,7
30
100.0
Valid
Percent
Cumulative
Percent
10
43,3
16,7
30
100.0
10
53.3
70
100.0
Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwakontrol
diri (self control) adalah 10 % dengan jumlah 3 responden dalam kategori
sangat tinggi, tingkat kontrol diri (self control) sebanyak 13 responden dengan
persentase 43,3 % dalam kategori tinggi, tingkat kontrol diri (self control)
dengan kategori sedang16,7 % dengan jumlah 5 responden dan tingkat kontrol
diri (self control) dengan kategori rendah30 % dengan jumlah 9 responden.
Dengan demikian tingkat kontrol diri (self control) dalam kategori tinggi.
B. Analisis Prokrastinasi Akademik
Untuk mengetahui tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK
jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. Adapun langkah-langkah yang
diambil, sebagai berikut :
1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar
rating scale tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI
angkatan 2012 IAIN Salatiga.
2. Membuat tabel distribusi frekuensi tentang prokrastinasi akademik
mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.
3. Memprosentasikan jawaban
4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden
Untuk lebih jelasnya peneliti memaparkan dalam bentuk tabel, sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Daftar Distribusi Frekuensi
Prokrastinasi Akademik Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012
No
1
2
3
4
5
6
No
Responden
001
002
003
004
005
006
SS
Jawaban
S TS STS
1
1
0
4
0
5
3
3
4
0
4
0
3
8
6
7
6
8
8
3
5
4
5
2
4
Nilai
2
3
1
4
4
0
16
0
20
9
9
12
0
12
0
8
3
5
4
5
2
6
16
12
14
12
16
Total
27
32
29
34
29
38
No
No
Responden
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
SS
Jawaban
S TS STS
4
2
4
4
0
4
4
0
4
5
4
3
4
0
5
4
1
1
0
4
0
4
4
1
0
6
0
0
4
0
0
4
0
4
0
1
2
5
0
1
3
3
4
3
4
2
5
4
3
7
8
2
4
5
8
2
9
6
9
3
9
6
4
7
7
10
3
5
6
0
3
7
8
0
3
9
7
6
3
9
2
0
2
8
0
4
6
3
4
1
8
3
5
9
3
3
4
Nilai
2
3
1
16
8
16
16
0
16
16
0
16
20
16
12
16
0
20
16
4
4
0
16
0
16
16
4
0
18
0
0
12
0
0
12
0
12
0
3
6
15
0
3
9
9
12
9
12
6
15
12
8
0
3
9
7
6
3
9
2
0
2
8
0
4
6
3
4
1
8
3
5
9
3
3
6
14
16
4
8
10
16
4
18
12
18
6
18
12
8
14
14
20
6
10
12
0
6
14
Total
30
40
35
29
27
32
35
25
36
44
36
29
40
31
34
36
31
34
26
38
29
31
40
33
Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian
dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
i
Xt  Xr  1
Ki
Keterangan :
i
xt
xr
ki
: Interval
: Nilai tertinggi
: Nilai terendah
: Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Dari data hasil angket prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI
angkatan 2012, diperoleh nilai tertinggi adalah 40 dan nilai terendah adalah
25. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 4 kelas maka dapat
diketahui inteval kelasnya, yaitu:
4
Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah, sebagai berikut :
1. Untuk kategori sangat tinggi dengan jawaban A mendapat 37 – 40
2. Untuk kategori tinggi dengan jawaban Bmendapat nilai 33–36
3. Untuk kategori sedang dengan jawaban C mendapat nilai 29–32
4. Untuk kategori rendah dengan jawaban Dmendapat nilai 25–28
Kemudian dicari prosentasi tentang prokrastinasi akademik mahasiswa
FTIK jurusan PAI angkatan 2012. Hal ini menggunakan rumus prosentase
sebagai berikut :
P
F
X 100%
N
1. Untuk kategori sangat tinggi tentang prokrastinasi akademik mahasiswa
FTIK jurusan PAI angkatan 2012, ada 5 responden :
= 16,7 %
2. Untuk kategori tinggi tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK
jurusan PAI angkatan 2012, ada 9 responden :
= 30 %
3. Untuk kategori sedang tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK
jurusan PAI angkatan 2012, ada 12 responden :
= 40 %
4. Untuk kategori rendah tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK
jurusan PAI angkatan 2012, ada 4 responden :
= 13,3 %
Untuk lebih jelas peneliti sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan
2012, sebagai berikut:
Tabel 4.4
Prosentase Jawaban Angket
Prokrastinasi Akademik Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan
2012
Frequency Percent
Valid
Valid
Percent
Cumulative Percent
37-40
5
16,7
16,7
33-36
9
30
30
16.7
46.7
29-32
12
40
40
86,7
25-28
Total
4
30
13,3
100.0
13,3
100.0
100.0
Total
Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 adalah
16,7 % dengan jumlah 5 responden dalam kategori sangat tinggi, 46,7 %
dengan jumlah 9 responden dalamkategori tinggi, tingkat prokrastinasi
akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 sebanyak 12
responden dengan persentase 40 % dalam kategori sedang, tingkat
prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 dengan
kategori rendah 13,3 % dengan jumlah 4 responden. Dengan demikian, tingkat
prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 dalam
kategori sedang.
C. Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis untuk menjawab pertanyaan atau untuk
mengetahui tujuan yang ketiga untuk mengetahui adakah hubungan yang
signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik
dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan
2012 IAIN Salatiga.
Maka untuk mengetahui tujuan tersebut penulis menggunakan rumus
statistik korelasi product moment angka kasar dengan langkah, sebagai
berikut:
a. Membuat tabel persiapan untuk mencari hubungan yang signifikan antara
kontrol
diri
(self-control) dengan prokrastinasi
akademik
dalam
menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012
IAIN Salatiga.
b. Mencari x, y, x2, y2 dan xy dengan cara mengalikannya.
c. Untuk mengetahui kenormalan data dilakukan uji kolmogorof smirnov.
d. Apabila data normal menggunakan uji statistik korelasi product moment
pearson dan jika data tidak normal menggunakan uji statistik spearman
rho, uji ini dipakai karena skala data yang dikumpulkan berbentuk ordinal
dengan bantuan software spss 16 for windows.
Tabel 4.5
Daftar Nilai Variabel X dan Variabel Y
No.
Responden
X
Y
Σ
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
49
49
43
52
43
52
52
45
52
52
43
52
52
42
52
56
52
46
52
42
52
52
48
48
43
52
42
56
56
27
32
29
34
29
38
30
40
35
29
27
32
35
25
36
44
36
29
40
31
34
36
31
34
26
38
29
31
40
76
81
72
86
72
90
82
85
87
81
70
84
87
67
88
100
88
75
92
73
86
88
79
82
69
90
71
87
96
No.
Responden
X
Y
Σ
30
030
44
33
77
Tabel 4.6
Persiapan Untuk Mencari Hubungan Signifikan Antara
KontrolDiri (Self-Control) Dengan Prokrastinasi Akademik
dalamMenyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa FTIK Jurusan PAI
Angkatan 2012 IAIN Salatiga
No
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

X
Y
X2
Y2
XY
49
49
43
52
43
52
52
45
52
52
43
52
52
42
52
56
52
46
52
42
52
52
48
48
43
52
42
56
56
44
1471
27
32
29
34
29
38
30
40
35
29
27
32
35
25
36
44
36
29
40
31
34
36
31
34
26
38
29
31
40
33
990
2401
2401
1849
2704
1849
2704
2704
2025
2704
2704
1849
2704
2704
1764
2704
3136
2704
2116
2704
1764
2704
2704
2304
2304
1849
2704
1764
3136
3136
1936
72735
729
1024
841
1156
841
1444
900
1600
1225
841
729
1024
1225
625
1296
1936
1296
841
1600
961
1156
1296
961
1156
676
1444
841
961
1600
1089
33314
1323
1568
1247
1768
1247
1976
1560
1800
1820
1508
1161
1664
1820
1050
1872
2464
1872
1334
2080
1302
1768
1872
1488
1632
1118
1976
1218
1736
2240
1452
48936
Diketahui :
N
= 30
x
= 1471
y
= 990
x2
= 72735
y2
= 33314
xy
= 48936
Langkah selanjutnya kedua variabel dilakukan uji normalitas, sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Tests of Normality Variabel X dan Variabel Y
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df
Sig.
Shapiro-Wilk
Statistic Df
Sig.
Kontrol Diri (Self Control)
.275
30
.000
.862
30 .001
Prokrastinasi Akademik
.102
30
.200*
.971
30 .574
a. Lilliefors Significance Correction
ZSumber: berdasarkan data yang telah diolah dengan bantuan software
spss 16 for windows (terlampir)
Diagram 4.1 Normal Q-Q Plot of Kontrol Diri (Self Control)
Diagram 4.2 Normal Q-Q Plot of Prokrastinasi Akademik
Berdasarkan hasil uji normalitas antara variabel x dan variabel y dalam
distribusi tidak normal dikarenakan nilai Sig. < dari 0,05. Maka langkah
selanjutnya menghitung koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
dengan menggunakan uji statistik spearman rho (nonparametric correlation),
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Korelasi Kedua Variabel
Kontrol Diri Prokrastinasi
(Self Control) Akademik
Spearman's rho Kontrol Diri Correlation
1.000
.652**
(Self Control) Coefficient
(X)
Sig. (2-tailed)
.
.000
N
30
30
Prokrastinasi Correlation
.652**
1.000
Akademik Coefficient
(Y)
Sig. (2-tailed)
.000
.
N
30
30
Sumber: berdasarkan data yang telah diolah dengan bantuan software spss 16
for windows (terlampir)
Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y diketahui,
maka untuk mengetahui dapat dan tidaknya hipotesis diterima atau tidak harus
dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat
dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung
dengan rtabel signifikan atau tidak.
Hal ini dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari
rtabel, maka rhitung dapat dikatakan signifikan. Sesuai dengan data responden
sebanyak 30 orang maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment
adalah pada taraf 5 % = 0,362. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar
tabel nilai yang diperoleh ialah : 0,652> 0,362 pada taraf signifikan 5 %. Dari
analisis data tersebut maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "ada hubungan
yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi
akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI
angkatan 2012 IAIN Salatiga”,diterima. Berdasarkan hasil interprestasi di
atas dapat disimpulkan bawah ada hubungan yang signifikan antara kontrol
diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi
pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan analisis data yang terkumpul tentang
hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik
dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan
2012 IAIN Salatiga, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kontrol diri (self control)
Berdasarkan distribusi frekuensi angket diperoleh kontrol diri (self
control)adalah 10 % dengan jumlah 3 responden dalam kategori sangat
tinggi, tingkat kontrol diri (self control) sebanyak 13 responden dengan
persentase 43,3 % dalam kategori tinggi, tingkat kontrol diri (self control)
dengan kategori sedang16,7 % dengan jumlah 5 responden dan tingkat
kontrol diri (self control) dengan kategori rendah30 % dengan jumlah 9
responden. Dengan demikian tingkat kontrol diri (self control) dalam
kategori tinggi.
2. Prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa
FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga
Berdasarkan distribusi frekuensi angket diperoleh prokrastinasi
akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI
angkatan 2012 IAIN Salatiga adalah 16,7 % dengan jumlah 5 responden
dalam kategori sangat tinggi, 46,7 % dengan jumlah 9 responden dalam
kategori tinggi, tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan
PAI angkatan 2012 sebanyak 12 responden dengan persentase 40 % dalam
kategori sedang, tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan
PAI angkatan 2012 dengan kategori rendah 13,3 % dengan jumlah 4
responden. Dengan demikian, tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa
FTIK jurusan PAI angkatan 2012 dalam kategori sedang.
3. Berdasarkan analisis uji hipotesis dengan dengan menggunakan uji
hipotesis
spearman
rho,
diperoleh
hasil
rhitung0,652.
Dengan
mengkonsultasikan dengan nilai tabel (rtabel) taraf signifikansi 5 % = 0,362,
maka diperoleh data bahwa Ha lebih besar dari rtabel. Berdasarkan hasil
studi empirik tersebut, maka hipotesis yang menyatakan: (Ha)"ada
hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan
prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa
FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga" diterima.Sehingga
dalam kontrol diri ini aspek yang paling mendominasi untuk mengurangi
terjadinya prokrastinasi yaitu aspek tingkah laku dan pengambilan
keputusan.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa jurusan PAI
Mahasiswa yangmemiliki kontrol diri dan prokrastinasi dalam
kategori diharapkan dapat mengatur tingkah laku, sehingga dapat
mengetahui bagaimana dan kapan suatu tindakan yang tidak dikehendaki
serta dapat mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian berkaitan dengan
mengerjakan skripsi sehingga skripsinya cepat selesai dan tidak tertunda.
2. Bagi pihak lembaga
Bidang kemahasiswaan dapat memberikan program pelatihan
kepada mahasiswa dalam hal kontrol diri dan penyelesaian skripsi melalui
Biro Tazkia yaitu mengarahkan mahasiswa untuk mengeksplorasiidenya
secara terinci, bertanggung jawab dan percaya diri
terhadapkemampuannya, sehingga penundaan akademik
dapatdiminimalisir.
3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti prokrastinasi dalam menyelesaikan
skripsi disarankan agar menggunakan variabel lain selain kontrol diri.
DAFTAR PUSTAKA
Abu. 2005. Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta).
Ahmadi, Abdillah dan Rahmasari, Penerapan Konseling Kelompok KognitifPerilaku untuk Menurunkan Perilaku Prokrastinasi Siswa. Jurnal
Psikologi Unesa, Volume 11 no 2 Desember 2010) dalam
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/lib/, diakses 18/09/2016).
Arikunto, Suharsimi. 1995. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta: Rineka Cipta)
Burka, J.B., & Yuen, L.M. 2008. Procrastination: Why you do it. What to doabout
it (New York : Perseus Books).
Darmono, A & Hasan, A. 2002. Menyelesaikan Skripsi dalam Satu Semester
(Jakarta: Grasindo).
Fibrianti, D. 2009. Prokrastinasi Akademik Dalam Menyelesaikan SkripsiPada
Mahasiswa
Fakultas
Psikologi
Universitas
Diponegoro
Semarang(Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro).
Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita S. 2011. Teori-Teori Psikologi (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media).
Gunarsa, Singgih D. 2004. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan dari Anak
sampai Usia Lanjut (Jakarta: BPK Gunung Mulia).
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research (Yogyakarta : Andi Yogyakarta).
Kartono, Kartini dan Dali Gulo. 1987. Kamus Psikologi (Bandung: Pionir Jaya).
Knaus, W. 2010. End procrastination now (New York : McGraw Hill).
Logue.A.W. 1995. Self Control. Waiting until Tomorrow for What You Want
Today. Englewood Cliffs (New Jersey : Practice hall).
Mardalis. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi
Aksara)
Monks, FJ. 2002. Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press).
Poerwodarminto. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka).
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Penjelasannya (Yogyakarta: Media Wacana Pres).
Hart, D., Atkins, R., & Matsuba, M. K. 2008. The Association of Neighborhood
Poverty with Personality Change in ChildhoodJournal of Personality
and Social Psychology, 94(6), 1048-1061.
Husetiya, Yemima. 2010. Hubungan Asertivitas dengan Prokrastinasi Akademik
pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang
(online) http://eprints.undip.ac.id/24780/1/jurnal1_mima.pdf. diakses
pada tanggal 10 Oktober 2013.
Ilfiandra. 2009. Penanganan Prokrastinasi Akademik Siswa Sekolah Menengah
Atas (Konsep dan Aplikasi) Jurnal. http://www.google.com. Diunduh
tgl 18 September 2016.
Muhid, A. (2009). Hubungan Antara Self-Control dan Self-Efficacy dengan
Kecenderungan Perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Fakultas
Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Jurnal Ilmu Dakwah. Vol,18.
http://www.library gunadarma.com. Diund uh tgl 18 September 2016.
Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi (tidak
diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.
http://www.library gunadarma.com. Diunduh tgl 18 September 2016
Sirois, F. M. 2004. Procrastination and Counterfactual Thinking: Avoiding what
might have been (British: Journal of Social Psychology, 43, 269-286).
Solomon, L.J., & Rothblum, E.D. 1984. Academic Procrastination: Frequency
and Coginitive Behavioral Correlates. Journal of Counceling
Psychology, Vol.31, No. 4 (h. 503-509).
Sriyanti, Lilik. 2012. Pembentukan Self Control dalam Perspektif Multikultural
(Madurrisa. Vol. 4. No. 1).
Yuanita, I. 2010. Prokrastinasi. Available. http://www.library gunadarma.com.
Diunduh tgl 18 September 2016
Yusuf, Syamsul L.N. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja
(Bandung: Rosda Karya).
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Akhlis Nurul Majid
Fakultas: Tarbiyah dan IlmuKeguruan
Nim
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
: 111 11 048
Dosen PA : M. Gufron, M.Ag.
No
1.
Nama Kegiatan
Opak STAIN Salatiga 2011
“Revitalisasi Gerakan Mahasiswa Di
Era Modern Untuk Kejayaan
Indonesia” oleh DEMA
ODK (Orientasi Dasar Keislaman)
oleh DEMA
Pelaksanaan
20-22 Agustus
2011
Status
peserta
Nilai
3
24 Agustus 2011
Peserta
2
3.
Pendidikan Dasar (PEDAS) Musik XII
Dan Workshop Paduan Suara
Mahasiswa (PSM) VI 2011 oleh SMC
2011
Peserta
2
4.
Pendidikan Dasar (PEDAS) dan
Workshop PSM VI Stain Musik Club
(SMC) Salatiga oleh SMC
13-26 Desember
2011
Peserta
2
5.
PIAGAM PENGHARGAAN
”Pendakian Massal Konservasi dan
Bersih” oleh Mapala Mitapasa
26-27
Desember 2011
Peserta
2
6.
Konser Perdana Angkatan Cambioso
Dengan Tema “Musik Cermin
Manusia Berekspresi” oleh SMC
20 Maret 2012
Peserta
2
7.
PIAGAM PENGHARGAAN
“Kompetisi Rebana STAIN Music
Club (SMC)” oleh SMC
8 Juli 2012
Panitia
3
8.
SERTIFIKAT
15 Oktober 2012
Panitia
3
19-23
November 2012
peserta
2
27 Desember
2012
Panitia
3
2.
Music In Campus “A Day White
Music” oleh SMC
9.
PIAGAM
“Pelatihan Dasar Keteateran
(LATSAR)” oleh Teater GETAR
10. SERTIFIKAT
“Ekspresi Dn Kreasi Music In Campus
Tribute “Iwan Fals” bersama Diplomat
Mild oleh SMC
11. PIAGAM PENGHARGAAN
7-13 Januari
2012
Peserta
2
12. SEMINAR NASIONAL “HIV/AIDS
Bukn Kutukan Dari Tuhan” oleh
DEMA
13 Maret 2013
Peserta
8
13. SERTIFIKAT
16 maret 2013
Peserta
2
14. SEMINAR NASIONAL “ Ahlussunah
Waljamaah dalam Perspektif Islam
Indonesia” oleh DEMA
26 Maret 2013
Peserta
8
15. PIAGAM PENGHARGAAN
“Pementasan Teater Getar STAIN
Salatiga dalam Rangka Studi Pentas
dengan Judul BIADAB” oleh Teater
GETAR
10 APRIL 2013
Panitia
3
16. SERTIFIKAT Music in Campus
“Togetherness With Music” oleh SMC
6 Juli 2013
panitia
3
17. SERTIFIKAT Konser Produksi PSM
“Senandung Nada Dalam Warna” oleh
SMC
19 Oktober 2013
panitia
3
18. PIAGAM PENGHARGAAN
9-10 November
2013
Panitia
3
24 November
2013
Panitia
3
Panitia
3
Peserta
2
Diklatsar IV oleh SSC
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah (PKTI)
HMJ Tarbiyah Stain Salatiga “Karya
Ilmiah Sebagai Wujud Pelaksanaan
Tridarma Perguruan Tinggi” oleh HMJ
Tarbiyah
SSC Cup III Futsal Competition 2013
19. PIAGAM PENGHARGAAN
Pentas Produksi #34 dengan Judul
“Kisah Laras dan Lain-lain” oleh
Teater GETAR
30 November –
1 Desember
LPJ dan MUBES SSC 2013 oleh SSC 2013
21. PIAGAM “Pelatihan Dasar (LATSAR) 2-5 Desember
yang ke XXIII Teater Getar STAIN
2013
Salatiga” oleh Teater GETAR
20. PIAGAM PENGHARGAAN
22. PIAGAM PENGHARGAAN Pedas
XIX dan Workshop PSM VIII oleh
SMC
4-12 Desember
2013
Panitia
3
23. PIAGAM PENGHARGAAN
17-26 Desember
2013
Panitia
3
24-25 Maret
2014
Panitia
3
25. SERTIFIKAT “Siba Sibi Training
UTS Semester Genap Tahun 2014”
oleh CEC San ITTAQO
2-3 Mei 2014
Peserta
2
26. SERTIFIKAT “Pendidikan Massal
Dan Aksi Pungut Sampah” oleh
MAPALA Mitapasa
11-12 Oktober
2014
Peserta
2
27. SERTIFIKAT “Siba Sibi Training
UTS Semester Ganjil Tahun 2014”
oleh CEC dan ITTAQO
24-25 Oktober
2014
Peserta
2
28. SERTIFIKAT “CEC Festifal 2014”
oleh CEC
20-22
November 2014
Peserta
2
29. PIAGAM PENGHARGAAN
6-7 Desember
2014
Panitia
3
30. SERTIFIKAT “Siba Sibi Training
UTS Semester Ganjil Tahun 2014”
oleh CEC dan ITTAQO
19-20 Desember
2014
Peserta
2
31. SERTIFIKAT “Harmonisasi
Lingkungan” oleh Mapala
MITAPASA
27 Desember
2014
Peserta
2
32. PIAGAM PENGHARGAAN “Lomba
Fasi (Festifal Anak Sholeh Indonesia)”
oleh KKN IAIN Salatiga 2015
5 April 2015
Panitia
3
33. PIAGAM PENGHARGAAN “Konser 10 April 2015
Perdana Cakrawangsa Seni Musik
Club (SMC) oleh SMC Salatiga
Panitia
3
34. SEMINAR NASIONAL “Perempuan
Indonesia di Mata Hukum dan Ham
oleh Fakultas Syariah dan MUI
Salatiga
Peserta
8
Diklatsar V oleh SSC
24. PIAGAM PENGHARGAAN
PORS VI oleh SSC
LPJ dan MUBES SSC 2014 oleh SSC
21 Desember
2016
TOTAL
102
Salatiga, 15 maret 2017
Mengetahui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag
NIP.19700510 199803 1003
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Akhlis Nurul Majid
Tempat/Tanggal lahir : Grobogan / 05Desember 1992
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Batur Agung, RT. 004 RW. 001 Kel. Baturagung, Kec.
Gubug, Kab. Grobogan
Email
: [email protected]
No. Hp
: 0858 6881 3137
Riwayat Pendidikan :
SD Negeri 3 Baturagung, Kec. Gubug
Lulus 2005
SMP Negeri 3 Baturagung, Kec. Gubug
Lulus 2008
SMA Muhammadiyah Gubug
Lulus 2011
IAIN Salatiga
2011
Salatiga, 8 Maret 2017
Hormat Saya,
Akhlis Nurul Majid
111 11 048
DOKUMENTASI
Download