HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI (SELF-CONTROL) DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FTIK JURUSAN PAI ANGKATAN 2012 IAIN SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Disusun oleh AKHLIS NURUL MAJID 111 11 048 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017 KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] DEKLARASI بسم اهلل الرمحن الرحيم Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi. Salatiga, 8 Maret 2017 Penulis, Akhlis Nurul Majid 111 11 048 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini: Nama : AKHLIS NURUL MAJID NIM : 111 11 048 Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 8 Maret 2017 Yang Menyatakan, Akhlis Nurul Majid NIM : 111 11 048 KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. Dosen IAIN Salatiga Nota Pembimbing Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudara AKHLIS NURUL MAJID Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga di Salatiga Assalamu'alaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama : AKHLIS NURUL MAJID NIM : 111 11 048 Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul (SELF : HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI CONTROL) DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FTIK JURUSAN PAI ANGKATAN 2012 IAIN SALATIGA Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu'alaikum, Wr, Wb. Salatiga,8 Maret 2017 Pembimbing Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. NIP. 19660814 199103 2 003 KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI (SELF CONTROL) DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FTIK JURUSAN PAI ANGKATAN 2012 IAIN SALATIGA DISUSUN OLEH: AKHLIS NURUL MAJID NIM: 111 11 048 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 03 April 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Fatchurrahman, M.Pd. Sekretaris Penguji : Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. Penguji I : Dra. Nur Hasanah, M.Pd. Penguji II : Dr. M. Gufron, M.Ag. Salatiga, 3 April 2017 Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Suwardi, M.Pd. NIP. 19670121 199903 1 002 MOTTO ...... Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan (Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka) yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (QS. Ar-Rad ayat 11). Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain (penulis) PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidup-Ku 1. Kedua orang tua; Bapak Drs. H. Baidlowi, Ibu Hj. Maro‟ah yang memberikan bantuan moral dan material dalam penyusunan skripsi ini tanpa mengenal lelah. 2. Kakak tersayang: Mbak Yuli Khoirinnida, S.Pd.; Mas Wawan Shokib; Adik Izzatin Nailirohmah 3. Ponakan tercinta: Hasna Alifaningdyah Wardhani 4. Teman-teman yang selalu memotivasi dalam penyelesaian skripsi; Dita Hidayat, Rizky Agustian, M. Fahmi, Milha, M. Latif, Syahril Gani, Nayli Ardian, Enggar S., Aisyah N. dan Fitra Ganjar Margiyani. 5. Rekan-rekan angkatan 2011 PAI IAIN Salatiga 6. Seseorang yang spesial yang akan menjadi zaujah-Ku. 7. Almamater-Ku tercinta IAIN Salatiga sebagai tempat menuntut ilmu. KATA PENGANTAR بسم اهلل الرمحن الرحيم Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini adalah “Hubungan antara kontrol diri (self control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga”. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga 4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai. 6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita. 7. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal „alamien. Salatiga, …. Maret 2017 Penulis, Akhlis Nurul Majid 111 11 048 ABSTRAK Majid, Akhlis Nurul. 2017. Hubungan Antara Kontrol Diri (Self Control) dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. Kata Kunci: Kontrol Diri, Prokrastinasi Akademik. Mahasiswa mengalami krisis yang nampak paling jelas pada penggunaan waktu luang yang sering disebut waktu pribadi orang. Hal yang dapat dicatat adalah bahwa para mahasiswa mengalami lebih banyak kesukaran dalam memanfaatkan waktu luang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi terjadi di setiap bidang kehidupan, salah satu di bidang akademik. Berdasarkan data kelulusan 4 periode terakhir (April 2015 sampai dengan Oktober 2016) yang diperoleh dari bagian akademik, banyak mahasiswa mengalami penundaan kelulusan dalam menyelesaikan skripsi berjumlah 171 mahasiswa. Adapun rumusan permasalahan yang penulis teliti, sebagai berikut: (1) bagaimana tingkat kontrol diri (self-control) mahasiswa? (2) bagaimana tingkat prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi mahasiswa? (3) Adakah hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa? Jenis penelitian yang digunakan termasuk penelitian lapangan (field research), teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan alternatif jawaban yang telah disediakan. Analisis data pada penelitian ini adalah analisa bivariat yaitu mencari hubungan antara dua variabel yaitu kontrol diri (selfcontrol) sebagai variabel bebas dan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa. Hasil uji hipotesis menggunakan desain uji normalitas. Subjek penelitian sebanyak 30 responden. Data yang terkumpul dari hasil angket dilakukan uji statistik spearman rho (nonparametric correlation) dengan bantuan SPSS Windows Version 16 maka diperoleh hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga”, diterima. Adapun paparan hasil uji hipotesis, sebagai berikut: taraf signifikansi atau probabilitas [Sig.(2-tailed)] dengan α = 0,05 dan menganalisis t hitung dengan mencari t tabel menggunakan tabel critical values of the spearman‟s ranked correlation coefficient (r s). Hasil penelitian dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment adalah pada taraf 5 % = 0,362. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai yang diperoleh ialah : 0,652 > 0,362 pada taraf signifikan 5 %. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................. i HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii HALAMAN DEKLARASI....................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. iv HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ v HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... vi MOTTO..................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii KATA PENGANTAR .............................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................ xi DAFTAR ISI ............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................... 7 C. Tujuan Penelitian .......................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ........................................................ 8 E. Definisi Operasional ..................................................... 9 F. Kajian Pustaka............................................................... 12 G. Hipotesis........................................................................ 16 H. Metode Penelitian ......................................................... 16 I. Sistematika Penulisan ................................................... 20 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kontrol Diri (Self Control) ........................................... 22 B. Prokrastinasi Akademik ................................................ 42 C. Hubungan Kontrol Diri (Self Control) dengan Prokrastinasi Akademik ................................................ BAB III BAB IV BAB V 54 LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................. 56 B. Penyajian Data .............................................................. 59 ANALISIS DATA A. Analisis Kontrol Diri (Self Control) ............................. 69 B. Analisis Prokrastinasi Akademik .................................. 73 C. Analisis Uji Hipotesis ................................................... 77 PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................... 83 B. Saran ............................................................................. 84 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Daftar Jumlah Wisuda Mahasiswa Jurusan PAI 4 Periode Terakhir................................................................................ 57 Tabel 3.2 Daftar Responden ................................................................ 58 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Penelitian ........................................... 59 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Kontrol Diri (Self Control) .. 61 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Prokrastinasi Akademik ....... 62 Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket .............................. 63 Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Kontrol Diri (Self Control) ................ 64 Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Prokrastinasi Akademik .................... 64 Tabel 3.9 Jawaban Angket Kontrol Diri (Self Control) ....................... 65 Tabel 3.10 Jawaban Angket Prokrastinasi Akademik ........................... 66 Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Kontrol Diri (Self Control)...... 68 Tabel 4.2 Prosentase Jawaban Angket Kontrol Diri (Self Control) .... 70 Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Prokrastinasi Akademik Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 ................... Tabel 4.4 71 Prosentase Jawaban Angket Prokrastinasi Akademik Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 ................... 74 Tabel 4.5 Daftar Nilai Variabel X dan Variabel Y .............................. 76 Tabel 4.6 Persiapan Untuk Mencari Hubungan Signifikan Antara Kontrol Diri (Self-Control) dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga ............... 77 Tabel 4.7 Tests of Normality Variabel X dan Variabel Y ................... 78 Tabel 4.8 Hasil Korelasi Kedua Variabel ............................................ 79 DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Normal Q-Q Plot of Kontrol Diri (Self Control)............. 78 Diagram 4.2 Normal Q-Q Plot of Prokrastinasi Akademik ................. 79 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 4 Dokumentasi Lampiran 5 Pernyataan Publikasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bidang yang akan mampu membawa kemajuan suatu bangsa adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah proses yang berlangsung secara terus menerus dalam rentang kehidupan manusia. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing sehingga bisa melanjutkan dan memajukan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya). Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian, atau kajian kepustakaan atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan secara seksama (Darmono dan Hasan, 2002). Menurut Poerwodarminto (1986), skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan akademis di perguruan tinggi. Semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah skripsi karena skripsi digunakan sebagai salah satu pra syarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Begitu panjang dan rumitnya proses pengerjaan skripsi ini sehingga membutuhkan biaya, tenaga, waktu dan perhatian yang tidak sedikit. Umumnya, mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu semester atau kurang lebih sekitar enam bulan. Tetapi pada kenyataanya, banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam bulan untuk mengerjakan skripsi (Darmono dan Hasan, 2002). Dalam khasanah ilmiah psikologi terdapat istilah prokrastinasi/keterlambatan yang menunjukkan suatu perilaku yang tidak disiplin dalam penggunanaan waktu. Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan (Solomon dan Rothblum 1984). Kendall dan Hammen (dalam Fibrianti, 2009) berpendapat bahwa penundaan tersebut dilakukan individu sebagai bentuk coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang dapat membuatnya stres. Konteks ini mahasiswa mengalami krisis yang nampak paling jelas pada penggunaan waktu luang yang sering disebut sebagai waktu pribadi orang. Hal yang dapat dicatat adalah bahwa para mahasiswa mengalami lebih banyak kesukaran dalam memanfaatkan waktu luangnya. Hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa prokrastinasi terjadi di setiap bidang kehidupan, salah satunya di bidang akademik. Penelitian tentang prokrastinasi pada awalnya memang banyak terjadi di lingkungan akademik, yaitu lebih dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Pada hasil survei majalah New Statement 26 Februari 1999 juga memperlihatkan bahwa kurang lebih 20% sampai dengan 70% pelajar melakukan prokrastinasi (Yuanita, 2010). Berdasarkan data kelulusan 4 periode terakhir yang diperoleh dari bagian akademik FTIK PAI IAIN Salatiga, banyak mahasiswa mengalami proskastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi yakni mahasiswa yang lulus wisuda pada April 2015 terdiri 29 mahasiswa dari angkatan 2007-2012, Oktober 2015 terdiri 24 mahasiswa dari angkatan 2008-2010, April 2016 terdiri 71 mahasiswa dari angkatan 2008-2011, Oktober 2016 terdiri 47 mahasiswa dari angkatan 2009-2011. Aspek-aspek prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi, yaitu: 1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan skripsi. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa skripsi yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi cenderung menunda-nunda untuk memulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikannya sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakannya sebelumnya. 2. Keterlambatan atau kelambanan dalam mengerjakan skripsi. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi cenderung memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan skripsi. Mahasiswa prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Tindakan tersebut yang terkadang mengakibatkan mahasiswa tidak berhasil menyelesaikan skripsinya secara memadai. 3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Mahasiswa prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Mahasiswa prokrastinator cenderung sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana - rencana yang telah dia tentukan sendiri. 4. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan skripsi. Mahasiswa prokrastinator cenderung sengaja tidak segera menyelesaikan skripsinya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran majalah atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan skripsi yang harus diselesaikannya. Menurut Ilfiandra (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi. Faktor eksternal tersebut adalah gaya pengasuhan orang tua dan kondisi lingkungan yang rendah pengawasan. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi kondisi fisik dan psikologis individu. Muhid (2009) menuturkan, dalam sebuah penelitian ditemukan aspek-aspek pada diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri (self control), self consciuous, rendahnya self esteem, self efficacy dan kecemasan sosial. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Menurut Goldfried dan Marbaum (dalam Muhid, 2009) kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang membawa pada konsekuensi positif. Secara umum, orang yang mempunyai kontrol diri yang tinggi akan menggunakan waktu dengan tepat dan mengarah pada perilaku yang lebih utama, sehingga mahasiswa tingkat akhir mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan skripsi, bila mempunyai kontrol diri yang tinggi, mereka akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mereka mampu mengatur situasi/keadaan sehingga dapat menyesuaikan perilaku kepada halhal yang lebih menunjang dalam penyelesaian skripsi. Strategi rencana-kerja-kontrol merupakan penyelesaian masalah yang berfokus pada teknis skripsi yakni tugas-tugas nyata dalam menyusun skripsi (berkenaan langsung dengan objek-objek penyusunan skripsi) yakni mulai dari menyusun proposal, melaksanakan penelitian sampai menyusun laporan dan melaksanakan ujian. Adapun yang dijadikan rujuan dalam strategi skripsiprokrastinasi-kontrol diri, sebagaimana dalam firman Allah SWT: (Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan, 2007) 1. QS. Ar-Ra‟du ayat 11; Artinya: “bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. 2. QS. Alam Nasrah ayat 6-7; Artinya: “6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. 3. QS. Al-Hasyr ayat 18; Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Ayat-ayat tersebut “memerintahkan” untuk berusaha secara nyata mengatasi kesulitan-kesulitan, bekerja secara satu-persatu (sistematis, terencana) dan selalu meneliti diri (evaluasi). Jika diringkas, ayat-ayat tersebut mendorong kita untuk melakukan 3 hal yakni skripsi-prokrastinasi-self control. Berdasarkan latar belakang di atas memandang betapa pentingnya kontrol diri untuk tidak menunda-nunda kewajiban, maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang hal tersebut. Sehingga penulis mengambil judul skripsi yaitu “Hubungan Antara Kontrol Diri (Self-Control) dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa FTIK Jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga” B. Rumusan Masalah Dalam rangka mengetahui jawaban penelitian perlu merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang penulis teliti, sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kontrol diri (self-control) mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga? 2. Bagaimana tingkat prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga? 3. Adakah hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga? C. Tujuan Penelitian Untuk mencapai hasil yang baik, maka peneliti menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian, sebagai berikut: 1. Ingin mengetahui kontrol diri (self-control) mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. 2. Untuk mengetahui prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. 3. Untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. D. Manfaat Penelitian Setelah adanya data dan informasi yang diperoleh dari penelitian tentang hubungan kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga, maka harapan peneliti dari penelitian ini dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis, yaitu: 1. Manfaat teoritis a. Menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini yang telah merupakan wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki penulis. b. Penelitian ini digunakan sebagai referensi atau bahan kajian di bidang ilmu pengetahuan. c. Dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan tentang kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi. 2. Manfaat praktis Membantu mengetahui dan bahan pertimbangan antisipasi sebabsebab terjadinya prokrastinasi akademik khususnya pada proses pengerjaan skripsi serta memberikan masukan secara tidak langsung kepada keluarga dalam hal ini orang tua dan mahasiswa tentang arti pentingnya dukungan sosial dalam kegiatan akademik. E. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas. Istilah-istilah tersebut adalah : 1. Kontrol diri (self-control) Kontrol diri seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri mengandung arti mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki (Kartono dan Gulo, 1987:441). Gul dan Pesendofer (dalam Sriyanti, 2012:4) menyatakan pengendalian diri untuk menyelaraskan antara keinginan pribadi self interest dengan godaan (temptation). Kemampuan seseorang mengendalikan keinginan-keinginan diri dan menghindari godaan ini sangat berperan dalam pembentukan perilaku yang baik. Ada kecenderungan manusiawi dalam diri anak untuk berperilaku semaunya, ada kecenderungan anak untuk menentang aturan, tidak patuh pada orang tua serta menuruti kemauan sendiri. Malas belajar, menyontek, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), menonton tv/film berjam-jam, bermain game, pulang larut malam, minuman keras adalah godaan-godaan yang mengganggu anak. Godaan tersebut dapat ditangkal dengan self control yang baik. Berdasarkan beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa kontrol diri (self control) adalah kemampuan individu dalam mengontrol tingkah laku, mengelola informasi yang tidak diinginkan dan memilih suatu keputusan berdasarkan apa yang individu tersebut yakini. Adapun indikator-indikator dalam penelitian, sebagai berikut: a. Behavioral Control (mengontrol keinginan dalam diri, mengendalikan situasi di luar diri dan merubah situasi yang tidak menyenangkan menjadi menyenangkan). b. Cognitive Control (memahami dan mengenali berbagai situasi, menilai suatu keadaan lingkungan dengan baik, melakukan antisipasi terhadap situasi yang tidak diharapkan). c. Decisional Control (mengambil tindakan atas masalah yang dihadapi, mengambil tindakan tanpa melibatkan kebutuhan pribadi, mempertimbangkan dari berbagai sisi sebelum mengambil suatu tindakan). 2. Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi sebagai kegagalan seseorang dalam mengerjakan tugas berupa kecenderungan hingga tindakan menunda-nunda memulai kinerja atau menyelesaikan sehingga menghambat kinerja dalam rentang waktu terbatas, yang akhirnya menimbulkan perasaan tidak enak (cemas) pada pelakunya (dalam Abdillah dan Rahmasari, Penerapan Konseling Kelompok Kognitif-Perilaku untuk Menurunkan Perilaku Prokrastinasi Siswa. Jurnal Psikologi Unesa, Volume 11 no 2 Desember 2010 http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/lib/, diakses 18/09/2016). Prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Hal ini terjadi karena adanya ketakutan untuk gagal dan pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan benar (Ghufron dan Risnawita, 2011:152). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa prokrastinasi akademik adalah tindakan menunda yang tidak diperlukan dalam menunda tugas atau pekerjaan yang ada kaitannya dengan akademik yang sudah menjadi respon tetap dalam menghadapi tugas akademik yang tidak disukai, dirasa berat, tidak menyenangkan, kurang menarik dan dapat menimbulkan perasaan tidak enak (cemas) pada pelakunya. Adapun indikator-indikator dalam penelitian, sebagai berikut: a. Menunda memulai atau mengakhiri tugas akademik (skripsi). b. Lamban dalam mengerjakan tugas akademik (skripsi). c. Lebih banyak berencana daripada kerja dalam menyelesaikan tugas (skripsi). d. Cenderung melakukan aktifitas yang bersifat lebih menyenangkan dari pada menyelesaikan tugas (skripsi). 3. Skripsi Istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku (http://id.wikipedia.org/wiki/skripsi diunduh pada 18 September 2016 jam 15.20 WIB). F. Kajian Pustaka Mahasiswa yang sering menunda tugas kuliah dan mengerjakannya sebelum deadline, dapat menyebabkan tugas akademik yang dikerjakan menjadi kurang optimal. Kondisi ini terjadi secara berulang-ulang, karena adanya faktor dan alasan lain antara lain: mereka lebih memilih tugas di luar akademik dan menunda tugas dengan sengaja, dengan alasan dosen susah ditemui untuk bimbingan, selain itu self control rendah terkadang membuat mereka tidak menyelesaikan tugas akademik. Menurut Ferrari (dalam Hayyinah, 2004) mahasiswa yang memiliki prokrastinasi akademik ditandai dengan perilaku yang menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas akademik, terlambat dalam menyelesaikan tugas akademik, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tugas yang harus dikerjakan. Mahasiswa tersebut lebih mengutamakan tugas di luar akademik dan lebih memfokuskan kegiatan di luar perkuliahan, karena subyek melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas akademiknya terlebih dahulu. Hal yang membedakan penelitian ini adalah berusaha mengupas mengenai kontrol diri (self control) dalam menyelesaikan skripsi, alasan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi dan mencari hubungan antara kontrol diri (self control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. 1. Penelitian serupa telah dilakukan Nini Sri Wahyuni, dosen psikologi Universitas Medan Area dengan judul “Hubungan Dukungan Sosial Orang-tua dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa/I STIE Pelita Bangsa Binjai”. Penelitian ini, diperoleh hasil: 1) ada hubungan negatif antara dukungan sosial orang tua dengan prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi pada mahasiswa/i STIE Pelita Bangsa Binjai, dengan didasarkan pada nilai koefisien korelasi rxy = -0.606 artinya semakin tinggi dukungan sosial orang tua, maka semakin rendah prokrastinasi akademik mahasiswa/i STIE Pelita Bangsa dalam menyusun skripsi dan sebaliknya. 2) dukungan sosial orang tua dalam penelitian ini memberikan sumbangan efektif atas terbentuknya prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi sebesar 35.70%, sedangkan sisanya sebesar 64.30% lagi, prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi terbentuk oleh pengaruh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini, seperti diantaranya: gaya pengasuhan orangtua, kondisi lingkungan yang laten, kondisi lingkungan yang mendasarkan pada penilaian akhir dan kondisi fisik mahasiswa yang lelah. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Thaufik RI (2016) Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul “Hubungan Antara Dukungan Keluarga Inti dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa”. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam skripsi ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan fenomenologis dan sifat penelitiannya adalah deskriptif, sedangkan pengumpulan datanya adalah dengan menggunakan observasi, interview dan dokumentasi. Penelitian ini diperoleh sebuah kesimpulan bahwa korelasi sebesar -0,442 dengan p < 0,01 hal ini menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan keluarga inti dengan prokrastinasi akademik, maka hipotesis diterima. Artinya semakin tinggi dukungan keluarga inti maka semakin rendah prokrastinasi akademik, sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga inti maka semakin tinggi prokrastinasi akademik. Sumbangan efektif variabel dukungan keluarga inti terhadap variabel prokrastinasi akademik sebesar 19,5%. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin (2012) Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya dengan judul “Layanan Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan SelfControl Siswa yang Prokrastinasi Akademik (Studi Kasus Siswa Kelas VII SMP Jati Agung - Islamic Full Day School). Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam skripsi ini adalah peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik penelitian berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini diperoleh sebuah kesimpulan bahwa terdapat lima siswa kelas VII SMP Jati Agung Sidoarjo yakni FL, AS, LV, PA dan FB yang kontrol dirinya bisa dikatakan rendah karena mereka kurang bisa mengontrol perilaku, kognitif dan keputusannya, sehingga mereka sering melakukan prokrastinasi akademik. Untuk meningkatkan kontrol diri mereka, guru BK memberikan layanan bimbingan belajar dengan menggunakan dua metode yaitu klasikal dan kelompok. Bimbingan belajar secara klasikal dilakukan oleh guru pelajaran dengan materi motivasi belajar sedangkan yang secara kelompok dilakukan oleh guru BK dengan materi motivasi belajar, manajemen waktu dan tugas dan cara membuat keputusan yang baik. Dari penelitian di atas hampir sama kajiannya dengan penelitian yang akan saya teliti yakni tentang kontrol diri (self control) dan prokrastinasi, namun penelitian yang akan dilakukan peneliti akan difokuskan pada kontrol diri (self control), prokrastinasi dan hubungan yang timbul dari adanya kontrol diri terhadap terjadinya penundaan menyelesaian skripsi. Jadi seberapa jauh ada hubungan dan keterkaitan antara kontrol diri dengan penundaan penyelesaian skripsi. Tinjauan seperti inilah yang membedakan judul skripsi ini dengan judul skripsi yang pernah ditulis sebelumnya. Dengan adanya beberapa perbedaan ini, peneliti menganggap cukup untuk membuktikan orisinilitas skripsi ini. Perlu penulis tegaskan, bahwa permasalahan yang penulis teliti merupakan pengembangan dari skripsi yang telah ada yang menjadi acuan pada subjek penelitian. Di sini, penulis mencoba meneliti lebih dalam dengan mengambil sudut pandang yang berbeda yaitu mengadakan penelitian di lingkungan IAIN Salatiga. Lokasi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya memiliki perbedaan secara geografis, historis dan budaya pada lingkungan masyarakat. Perbedaan yang lain adalah terletak pada obyek penelitian, penelitian ini membatasi dengan ketentuan yang berbeda. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi. G. Hipotesis Hipotesis diartikan suatu jawaban yang sementara terhadap suatu permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan telaah pustaka dan kerangka teori maka hipotesis penelitian dirumuskan, sebagai berikut: Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. H. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Ditinjau dari jenis penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), adapun pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Sutrisno Hadi (2000:301), metode deskriptif adalah penelitian untuk memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara mengumpulkan data dan selanjutnya menginterpretasikan data tersebut sehingga diperoleh informasi gejala yang sedang berlangsung sebagai pemecahan aktual. 2. Instrumen Penelitian Penelitian ini, peneliti menggunakan dua skala berbentuk skala model likert yaitu skala kontrol diri (self control) dan skala prokrastinasi akademik. Adapun cara yang digunakan dengan menggunakan 2 angket, yaitu: angket kontrol diri (self control) dan angket prokrastinasi akademik. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah IAIN Salatiga. Sedangkan waktu penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan selesai. 4. Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah mahasiswa aktif FTIK jurusan PAI Angkatan 2012 sebanyak 135 mahasiswa. Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1991:104). Tehnik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel (Suharsimi Arikunto, 1991:106). Dalam hal ini Sutrisno Hadi (1995:73), berpendapat bahwa tidak ada ketentuan yang mutlak berapa sampel yang harus diambil dari populasi. Ketidakpastian ini menimbulkan keraguan dalam penyelidikan. Adapun teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik purposive random sampling. Adapun dalam penelitian mengambil sampel secara acak yakni 30mahasiswa dari keseluruhan jumlah mahasiswa FTIK-PAI Angkatan 2012 yang mengalami prokrastinasi akademik. 5. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data secara holistik integrative relevan dengan fokus, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi : a. Metode Angket Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2002:67). Pengumpulan data ini digunakan untuk mengetahui prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi dan kontrol diri (self control). b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertentu, majalah, dokumen dan peralatan untuk memperoleh data, metode yang digunakan untuk mencari data tentang Sejarah IAIN Salatiga dan jumlah mahasiswa FTIK Jurusan PAI angkatan 2012. 6. Teknik Analisis Data Analisa data pada penelitian ini adalah analisa bivariat. Analisa bivariat yang dipilih karena pada penelitian ini akan mencapai hubungan antara dua variabel yaitu kontrol diri (self-control) sebagai variabel bebas dan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga sebagai variabel terikat. Untuk mengetahui kenormalan data dilakukan uji kolmogorof smirnov. Data normal menggunakan korelasi product moment dan jika data tidak normal menggunakan uji statistic spearman rho, uji ini dipakai karena skala data yang dikumpulkan berbentuk ordinal (Arikunto, 2002). Adapun rumus korelasi product moment dan uji statistic spearman rho, sebagai berikut: (Arikunto, 1995: 207) a) Rumus korelasi product moment: rxy Nx Nxy x y 2 x 2 Ny 2 y 2 Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y xy = Produk dari variabel x dan y x = Kontrol diri (self control) y = Prokrastinasi akademik N = Jumlah responden = Jumlah/sigma b) Rumus rank spearman: ∑ ( ) Keterangan: Rhoxy : koefisien korelasi ordinal n : banyaknya subjek D : beda antara jenjang setiap subyek Untuk perhitungan dalam analisis data menggunakan bantuan application spss versi 16for windows 7. I. Sistematika Pembahasan Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahsan tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya, sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN. Dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran yang mendasari penulisan skripsi ini. Pokok-pokok tersebut antara lain : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA. Pada bab II ini penulis akan mengemukakan tinjauan teoritis tentang: Pertama, kontrol diri (self control), meliputi pengertian kontrol diri, ciri-ciri kontrol diri, jenis-jenis dan aspek kontrol diri, fungsi kontrol diri, perkembangan kontrol diri, faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri. Kedua, prokrastinasi akademik, meliputi: pengertian prokrastinasi akademik, macam prokrastinasi akademik, ciri-ciri prokrastinasi akademik, bentuk prokrastinasi akademik, faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik, teori perkembangan prokrastinasi akademik. Ketiga, hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian dan data hasil uji coba/try out angket: uji validitas dan uji reliabilitas, hasil penskoran angket kontrol diri (self control) dan prokrastinasi akademik. BAB IV : ANALISIS DATA Dalam bab ini berisi tentang analisis data yang terkumpul sehingga diketahui tentang kontrol diri (self control) dalam menyelesaikan skripsi mahasiswa FTIK-PAI IAIN Salatiga angkatan 2012, prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi mahasiswa FTIK-PAI IAIN Salatiga angkatan 2012 dan hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIKPAI IAIN Salatiga angkatan 2012. BAB V : PENUTUP Meliputi tentang kesimpulan dan saran-saran yang menjadi akhir dari penulisan skripsi ini BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kontrol Diri (Self-Control) 1. Pengertian Kontrol diri seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri mengandung arti mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki (Kartono dan Gulo, 1987:441). Menurut Ghufron dan Risnawati (2011:25-26) kontrol diri merupakan suatu aktivitas pengendalian tingkah laku, pengendalian tingkah laku mengandung makna melakukan pertimbanganpertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Situasi disini menyangkut hal yang sangat luas peristiwa dan segala hal yang akan ditimbulkan oleh peristiwa tersebut. dalam artian, orang yang mempunyai kontrol diri bisa mengantisipasi, menafsirkan dan mengambil keputusan terkait peristiwa itu. Calhoun dan Acocella, mendefinisikan bahwa kontrol diri (selfcontrol) sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Pandangan Goldfried dan Merbaum, kontrol diri diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang 22 disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan (http://www.damandiri.or.id/file/mnurgufronugmbab2.html diakses 15/09/2016). Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai bagi orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain dan menutup perasaannya. Kontrol diri (self control) banyak disebutkan dalam berbagai budaya maupun keagamaan. Self control dalam berbagai budaya maupun tradisi keagamaan dipandang sebagai kemampuan individu untuk hidup secara bebas, sekaligus secara harmonis dengan lingkungannya (menurut pandangan yunani). Menurut pandangan kaum muslim self control adalah pembatasan diri (self-restraint). Dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 72 tentang kontrol diri Allah berfirman : Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orangorang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (Al-Qur‟an dan terjemahan, 2007:143) Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam memberikan saran sebaliknya. Agar marah ini diredam dengan mengambil posisi yang lebih rendah dan lebih rendah. Dari Abu Dzar radhiyallahu „anhu, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menasehatkan, ِ ِ ِ َِح ُد ُكم و ُهو قَائِم فَ ْليَ ْجل ضطَ ِج ْع ْ َب َوإِاَّل فَ ْلي َ َب َعْنهُ الْغ ٌ َ َ ْ َبأ ُض َ فَإ ْن َذ َه،س َ إ َذا َغض ْ Artinya: “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur” (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth). Seseorang ketika melakukan hubungan sosial dengan orang lain, maka untuk menjaga kelancaran hubungan tersebut antara individu dalam hubungan tersebut harus mengontrol diri agar bisa tambil menyenangkan dan tidak menyinggung orang lain. Orang yang tidak mempunyai kontrol diri yang baik sering kali melukai perasaan lawan bicara. Oleh karena itulah Calhoun dan Acocella mengemukakan dua alasan yang mengharuskan individu mengontrol diri secara terus-menerus. Pertama, individu hidup bersama kelompok sehingga dalam memuaskan keinginan individu, mengontrol perilakuagar tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Kedua, masyarakat mendorong individu untuk secara konstan menyusun standar yanglebih baik. Ketika berusaha memenuhi tuntutan, dibuatkan pengontrolan diri agar dalam proses pencapaian standar tersebut individu tidak melakukan hal-hal yang menyimpang (Ghufron dan Risnawita, 2011:23). Kontrol diri berkaitan erat dengan kontrol emosi individu. Hurlock (dalam Ghufron dan Risnawita, 2011:24) mengemukakan tiga kriteria emosi yang dilakukan individu untuk mengarahkan kearah yang lebih baik, sebagai berikut: a. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial. b. Dapatmemahamiseberapa untukmemuaskan banyak kebutuhannya kontrol dan sesuai yang dibutuhkan dengan harapan masyarakat. c. Dapat menilai situasi secara kritis sebelum merespon dan memutuskan cara beraksi terhadap situasi tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian dan penjelasan tentang kontrol diri diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kontrol diri merupakan suatu usaha dalam mengendalikan perilaku dan merespon atau memutuskan sesuatu tindakan dengan mempertimbangkan segala dampak atau konsekuensi yang akan terjadi. 2. Ciri-ciri Kontrol Diri Menurut Prijosaksono dalam artikel “Kuasai dan Kendalikan Dirimu”, kontrol diri memiliki dua dimensi yaitu mengendalikan emosi dan disiplin. Mengendalikan emosi berarti kita mampu mengenali atau memahami serta mengelola emosi kita. Sedangkan kedisiplinan adalah melakukan hal-hal yang harus kita lakukan secara stabil dan teratur dalam upaya mencapai tujuan atau sasaran kita (http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2012/0160/man01.html diakses pada 20/09/2016). Adapun ciri-ciri kontrol diri mengacu pada ciri-ciri kontrol personal, yaitu kemampuan mengontrol perilaku dan situasi/keadaan,kemampuanmenafsirkandanmengantisipasiperistiwasertak emampuanmengontrolkeputusan.Orang yang masuk pada kategori mempunyai kontrol diri tinggi ketika ia mampu mengontrol ketiga varian itu. Sedangkan orang memiliki sistem kontrol diri yang rendah ketika orang itu tidak bisa mengontrol perilaku dan situasi/keadaan, tidak bisa menafsirkan dan mengantisipasi peristiwa serta tidak bisa mengontrol diri dalam membuat keputusan. Untuk lebih jelasnya, peneliti akan menjelaskan ciri-ciri kontrol diri, sebagai berikut: a. Kemampuan mengontrol perilaku, yaitu kemampuan untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi. b. Kemampuan mengontrol situasi/keadaan, yaitu kemampuan untuk menghadapi situasi/keadaan yang tidak diinginkan dengan cara mencegah atau menjauhi sebagian dari situasi/keadaan, menempatkan tenggang waktu diantara rangkaian situasi/keadaan yang sedang berlangsung, menghentikan situasi/keadaan sebelum berakhir, dan membatasi intensitas situasi/keadaan. c. Kemampuan mengantisipasi peristiwa, yaitu kemampuan untuk mengantisipasi keadaan melalui berbagai pertimbangan secara relatif objektif. d. Kemampuanmenafsirkan peristiwa yaitu kemampuan untuk menilaidan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. Kemampuan mengambil keputusan, yaitu kemampuan untuk memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujui. 3. Fungsi dan Perkembangan Self Control Logue (1995) mengatakan bahwa pembentukan self control dipengaruhi oleh faktor genetik dan miliu. Anak-anak keturunan orang yang impulsif akan mempunyai kecenderungan berperilaku impulsif. Faktor miliu yang mempengaruhi perkembangan self control antara lain perilaku orang tua yang diamati anak, gaya pengasuhan, termasuk aspek budaya. Usia turut mempengaruhi kondisi kontrol diri pada anak. Kanakkanak cenderung lebih impulsif dibanding anak yang lebih dewasa, artinya sejalan dengan bertambahnya usia anak, kemampuan mengen-dalikan diri akan semakin baik. Hal ini terjadi karena anak mengalami proses adaptasi ketika dihadapkan pada berbagai situasi yang menuntut kontrol diri. Pembentukan self control sudah diawali sejak masa kanak-kanak, ketika anak masih dalam buaian orang tuanya. Dalam hal ini orang tua menjadi pembentuk pertama self control pada anak. Cara orang tua menegakkan disiplin, cara orang tua merespon kegagalan anak, gaya berkomunikasi, cara orang tua mengekspresikan kemarahan (penuh emosi atau mampu menahan diri) merupakan awal anak belajar tentang kontrol diri. Sejalan dengan bertambahnya usia anak, bertambah luas pula komunitas sosial mempengaruhi pengalaman-pengalaman sosial anak, yang serta dialami. bertambah Anak banyak belajar dari lingkungan bagaimana cara orang merespon terhadap suatu keadaan, anak belajar bagaimana merespon ketidaksukaan atau kekecewaan, bagaimana merespon kegagalan, bagaimana orang-orang mengekspresikan keinginan atau pandangannya yang menuntut kemampuan kontrol diri. Dari berbagai kejadian, ada orang yang dapat mengendalikan diri secara baik, ada pula orang yang pengendalian dirinya rendah, setiap perilaku akan memberikan efek tertentu dan anak bisa belajar dari semua itu termasuk dari efek yang ditimbulkan dari suatu perilaku. Sebagaimana Bandura (1977) menyatakan bahwa seseorang tidak hanya belajar dari mengamati perilaku orang lain, tetapi juga belajar dari efek yang ditimbulkan oleh suatu perilaku. Self control mempunyai peran besar untuk pembentukan perilaku yang baik dan kontruktif, Gul dan Pesendofer (dalam Sriyanti, 2012:4) menyatakan fungsi pengendalian diri adalah untuk menyelaraskan antara keinginan pribadi self interest dengan godaan (temptation). Kemampuan seseorang mengendalikan keinginan-keinginan diri dan menghindari godaan ini sangat berperan dalam pembentukan perilaku yang baik. Ada kecenderungan manusiawi dalam diri anak untuk berperilaku semaunya, ada kecenderungan anak untuk menentang aturan, tidak patuh pada orang tua serta menuruti kemauan sendiri. Malas belajar, menyontek, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), menonton tv/film berjam-jam, bermain game, pulang larut malam, minuman keras adalah godaan-godaan yang mengganggu anak. Godaan tersebut dapat ditangkal dengan self control yang baik. Messina dan Messina (dalam Sriyanti, 2012:5) mengemukakan fungsi dari self control sebagaimana tertuang di bawah ini: a. Membatasi perhatian individu pada orang lain. b. Membatasi keinginan untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya. c. Membatasi untuk bertingkah laku negatif. d. Membantu memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang. Surya (dalam Sriyanti, 2012:6) menambahkan fungsi self control adalah mengatur kekuatan dorongan yang menjadi inti tingkat kesanggupan, keinginan, keyakinan, keberanian dan emosi yang ada dalam diri seseorang. Berbagai pelanggaran yang muncul karena rendahnya self control, sekaligus bersumber dari sikap orang tua yang salah. Rice (dalam Sriyanti, 2012:6) mengemukakan beberapa sikap orang tua yang kurang tepat yang mengangggu self control anak adalah: 1) pengabaian fisik (physical neglect) yang meliputi kegagalan dalam memenuhi kebutuhan atas makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang memadai, 2) pengabaian emosional (emotional neglect) yang meliputi perhatian, perawatan, kasih sayang, dan afeksi yang tidak memadai dari orang tua, atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan remaja akan penerimaan, persetujuan, dan persahabatan, 3) pengabaian intelektual (intellectual neglect), termasuk di dalamnya kegagalan untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, membiarkan remaja membolos sekolah tanpa alasan apa pun, dan semacamnya, 4) pengabaian sosial (social neglect) meliputi pengawasan yang tidak memadai atas aktivitas sosial remaja, kurangnya perhatian dengan siapa remaja bergaul, atau karena gagal mengajarkan atau mensosialisasikan kepada remaja mengenai bagaimana bergaul secara baik dengan orang lain, 5) pengabaian moral (moral neglect), kegagalan dalam memberikan contoh moral atau pendidikan moral yang positif. Surya (2009) menambahkan fungsi self control adalah mengatur kekuatan dorongan yang menjadi inti tingkat kesanggupan, keinginan, keyakinan, keberanian dan emosi yang ada dalam diri seseorang. Self control sangat diperlukan agar seseorang tidak terlibat dalam pelanggaran norma keluarga, sekolah dan masyarakat. Santrock (1998) menyebut beberapa perilaku yang melanggar norma yang memerlukan self control kuat meliputi dua jenis pelanggaran, yaitu tipe tindakan pelanggaran ringan (status-offenses) dan pelanggara berat (index-offenses). Pelanggaran norma tersebut secara rinci meliputi: a. Tindakan yang tidak diterima masyarakat sekitar karena bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku masyarakat, seperti bicara kasar dengan orang tua dan guru. b. Pelanggaran ringan yaitu; melarikan diri dari rumah dan membolos c. Pelanggaran berat merupakan tindakan kriminal, seperti: merampok, menodong, membunuh, menggunakan obat terlarang. Berbagai pelanggaran yang muncul karena rendahnya self control, sekaligus bersumber dari sikap orang tua yang salah. Rice (1999) mengemukakan beberapa sikap orang tua yang kurang tepat yang mengangggu self control anak adalah: 1) pengabaian fisik (physical neglect) yang meliputi kegagalan dalam memenuhi kebutuhan atas makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang memadai, 2) pengabaian emosional (emotional neglect) yang meliputi perhatian, perawatan, kasih sayang, dan afeksi yang tidak memadai dari orang tua, atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan remaja akan penerimaan, persetujuan, dan persahabatan, 3) pengabaian intelektual (intellectual neglect), termasuk di dalamnya kegagalan untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, membiarkan remaja membolos sekolah tanpa alasan apa pun, dan semacamnya, 4) pengabaian sosial (social neglect) meliputi pengawasan yang tidak memadai atas aktivitas sosial remaja, kurangnya perhatian dengan siapa remaja bergaul, atau karena gagal mengajarkan atau mensosialisasikan kepada remaja mengenai bagaimana bergaul secara baik dengan orang lain, 5) pengabaian moral (moral neglect), kegagalan dalam memberikan contoh moral atau pendidikan moral yang positif. Gilliot et.al (2002) menyebutkan bahwa pengendalian diri dipengaruhi oleh emotion regulation antara lain: active distraction, pasive waiting, information gathering, comfort seeking, focus on dealy object, peach anger. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dari keluarga miskin lebih sulit menahan diri (delayed gratification), resiliensi (kemampuan menghadapi stres dan tantangan hidup) yang lebih rendah, lebih aktif secara seksual, dan juga lebih tidak mengindahkan metode-metode pengamanan yang dapat mencegah kehamilan atau penyakit menular seksual (Hart & Matsuba, 2008). 4. Jenis dan Aspek Self Control a. Jenis Kontrol Diri (Self Control) Menurut Galih Fajar Fadillah (2013:17) Setiap individu memiliki kemampuan pengendalian diri yang berbeda-beda. Ada individu yang pandai dalam mengendalikan diri mereka namun ada juga individu yang kurang pandai dalam mengendalikan diri.Block, Block, Zulkarnaen (dalam Fadillah, 2013:17) berdasarkan kualitasnya kendali diri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1) Over control merupakan kendali diri yang dilakukan oleh individu secara berlebihan yang menyebabkan individu banyak menahan diri dalam bereaksi terhadap situasi/keadaan. 2) Under control merupakan suatu kecenderungan individu untuk melepaskan impuls dengan bebas tanpa perhitungan yang masak. 3) Appropriate control merupakan kendali individu dalam upaya mengendalikan impuls secara tepat. Kemampuan individu dalam mengendalikan diri memiliki tiga tingkatan yang berbeda-beda. Individu yang berlebihan dalam mengendalikan diri mereka yang disebut dengan over control. Individu yang cenderung untuk bertindak tanpa berpikir panjang atau melakukan segala tindakan tanpa perhitungan yang matang (under control). Sementara individu yang memiliki pengendalian diri yang baik, yaitu individu yang mampu mengendalikan keinginan atau dorongan yang mereka miliki secara tepat (appropriate control). b. Aspek Kontrol Diri (Self Control) Kontrol diri terdapat 3 aspek pengendalian diri seseorang (Elliot dkk dalam Fadillah, 2013: 20) yaitu: 1) Self-Assesment or Self Analysis Seseorang menguji perilaku mereka sendiri atau pikiran yang mereka miliki kemudian menentukan perilaku atau proses berpikir yang mana yang akan ditampilkan. Penilaian diri ini membantu individu untuk memenuhi standar yang mereka ciptakan sendiri dengan membandingkan keberhasilan atau kesuksesan orang dewasa disekitarnya atau teman sebaya. Dengan melakukan penilaian diri, individu akan mengetahui kelemahan serta kelebihan yang mereka miliki dan berusaha untuk memperbaikinya agar memenuhi standar yang mereka ciptakan. 2) Self-Monitoring Suatu proses di mana seseorang merekam atau mencatat penampilan mereka atau menyimpan sebuah rekaman atau catatan dari apa yang telah mereka lakukan. Alasan untuk melakukan pencatatan itu adalah pertama, catatan itu akan memberitahukan apakah kendali diri dapat memberikan manfaat atau tidak. Kedua, catatan tersebut akan berguna dalam memberikan balikan yang positif ketika seseorang mengalami peningkatan (McFall, Calhoun, dan Acocella dalam Fadillah, 2013: 21). 3) Self-Reinforcement Self-reinforcement adalah pemberian penghargaan atau hadiah kepada diri sendiri atas keberhasilannya dalam memenuhi segala bentuk perilaku yang telah ditetapkannya atau termonitorir. Penggunaan pengukuhan diri bisa dalam bentuk konkrit, seperti makanan, mainan, permen dan bisa pula berupa simbolis, seperti senyum, pujian, dan persetujuan. Pengukuran diri positif akan membantu anak mengubah gambaran dirinya menjadi lebih positif yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan diri anak (Safaria dalam Fadillah, 2013: 20). Seseorang dikatakan telah memiliki pengendalian diri yang baik jika seseorang menguji perilaku mereka sendiri kemudian menentukan perilaku atau proses berpikir yang mana yang akan ditampilkan (self-analysis), merekam atau mencatat penampilan dari apa yang telah mereka lakukan guna untuk memberitahukan manfaat dari perlakuan ke arah yang lebih positif (self-monitoring) serta dapat memberikan penghargaan terhadap diri sendiri atas apa yang telah dilakukan (self-reinforcement). Menurut Averill dan Ghufron (dalam Fadillah, 2013:22) menjelaskan bahwa dalam mengukur kendali diri yang dimiliki oleh individu dapat melalui beberapa aspek yang terdapat dalam diri seorang individu, hal tersebut dapat diamati melalui beberapa aspek pengendalian diri, sebagai berikut: 1) Kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration) Merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan. Individu yang kurang mampu mengendalikan situasi atau keadaan maka mereka memiliki kecenderungan untuk patuh terhadap kendali eksternal. Dengan kata lain kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration) mengarah kepada pengertian apakah individu mampu menggunakan aturan perilaku dengan menggunakan kemampuannya sendiri, jika tidak mampu individu menggunakan sumber eksternal. Kemampuan akan mengatur pelaksanaan menitik-beratkan peranan individu untuk mengatur perilaku mereka guna mencapai perihal yang diharapkan. 2) Kemampuan mengontrol situasi/keadaan (situasi/keadaan modifiability) Kemampuan mengatur situasi/keadaan merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu situasi/keadaan yang tidak dikehendaki dihadapi. Kemampuan ini mengandung pengertian bahwa individu memiliki prediksi dari perbuatan yang mereka kerjakan. Hal ini bertujuan agar individu mampu mempersiapkan diri atas segala kemungkinan yang akan terjadi sebagai akibat dari tindakan yang mereka kerjakan. Dengan demikian ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh individu untuk mencegah atau menjauhi situasi/keadaan, yaitu dengan menempatkan tenggang waktu di antara rangkaian situasi/keadaan yang sedang berlangsung, menghentikan situasi/keadaan sebelum waktunya berakhir dan membatasi intensitasnya. 3) Kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian. Untuk dapat mengantisipasi suatu peristiwa individu memerlukan informasi yang cukup lengkap dan akurat, sehingga dengan informasi yang dimiliki mengenai keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. 4) Kemampuan menafsirkan perisitiwa atau kejadian Kemampuan ini berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. Kemampuan dalam menafsirkan peristiwa setiap individu ini berbeda antara satu dan lainnya. Hal ini erat kaitannya dengan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki. 5) Kemampuan mengambil keputusan Kemampuan mengontrol keputusan merupakankemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kendali diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan. Terdapat beberapa aspek yang dimiliki oleh individu dalam mengendalikan diri mereka. Individu yang mampu mengendalikan diri adalah mereka yang dapat mengelola dengan baik informasi yang diperoleh, mengendalikan prilaku, mengantisipasi suatu peristiwa, menafsirkan suatu peristiwa dan mengambil sebuah keputusan yang tepat. Aspek lain yang terdapat dalam pengendalian diri seseorang meliputi kendali emosi, pikiran dan mental (Fadillah, 2013:24). Ketiga aspek tersebut dapat diuraikan, sebagai berikut: 1) Kendali emosi Seseorang dengan kendali emosi yang baik, cenderung akan memiliki kendali pikiran dan fisik yang baik pula. 2) Kendali pikiran Jika belum apa-apa sudah berpikir gagal, maka semua tindakan akan mengarah pada terjadinya kegagalan. Jika berpikir bahwa sesuatu pekerjaan tidak mungkin dilakukan, maka akan berhenti berpikir untuk mencari solusi. 3) Kendali fisik Kondisi badan yang fit merupakan salah satu faktor kunci dalam menunjukkan kemampuan kita berfungsi dengan optimal (Roy Sembel dalam Fadillah, 2013:24). Aspek dalam pengendalian diri tidak hanya sebatas dalam mengendalikan perilaku, memperoleh informasi, menilai informasi dan mengambil sebuah keputusan. Pengendalian diri juga memiliki aspek lain yang meliputi aspek emosional, pikiran dan fisik. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Aspek-aspek pengendalian diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan aspek-aspek pengendalian diri menurut pendapat Averill dan Ghufron (dalam Fadillah, 2013: 24) yaitu pengendalian tingkah laku (behavior control), pengendalian kognitif (cognitive control)dan mengendalikan keputusan (decision control). 1) Kendali tingkah laku (behavior control), merupakan kesiapan tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. 2) Kendali kognitif (cognitive control), merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. 3) Mengontrol keputusan (decision control), merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. 5. Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri Berbagai pelanggaran yang muncul karena rendahnya self control, sekaligus bersumber dari sikap orang tua yang salah. Rice (dalam Sriyanti, 2012) mengemukakan beberapa sikap orang tua yang kurang tepat yang mengangggu self control remaja adalah: a. Pengabaian Fisik (physical neglect), meliputi kegagalan dalam memenuhi kebutuhan atas makanan, pakaian dan tempat tinggal yang memadai. b. Pengabaian Emosional (emotional neglect), meliputi perhatian, perawatan, kasih sayang dan afeksi yang tidak memadai dari orang tua atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan remaja akan penerimaan, persetujuan dan persahabatan. c. Pengabaian Intelektual (intellectual neglect), termasuk didalamnya kegagalan untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, membiarkan remaja membolos sekolah tanpa alasan apapun dan semacamnya. d. Pengabaian Sosial (social neglect), meliputi: pengawasan yang tidak memadai atas aktivitas sosial remaja, kurangnya perhatian dengan siapa remaja bergaul atau karena gagal mengajarkan atau mensosialisasikan kepada remaja mengenai bagaimana bergaul secara baik dengan orang lain. e. Pengabaian Moral (moral neglect), kegagalan dalam memberikan contoh moral atau pendidikan moral yang positif. Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kontrol diri seseorang biasanya disebabkan oleh banyak faktor. Namun pada dasarnya, kontrol diri itu secara garis besar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal, meliputi: faktor hirarki dasar biologi yang telah terorganisasi dan tersusun melalui pengalaman evolusi dan kontrol emosi yang sehat diperoleh bila seorang remaja memiliki kekuatan ego, yaitu suatu kemampuan untuk menahan diri dan tindakan luapan emosi. Sedangkan, faktor eksternal dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungan, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya. Lingkungan cukup kondusif, dalam arti kondisidiwarnai dengan hubungan yang harmonis, saling mempercayai, saling menghargai dan penuh tanggung jawab, maka remaja cenderung memiliki kontrol diri yang baik. Hal ini dikarenakan remaja mencapai kematangan emosi oleh faktorfaktor pendukung tersebut (Yusuf, 2001:71). Menurut Gilliom et al. ada beberapa sub-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan kontrol diri dalam diri individu. Keseluruhan sub-faktor tersebut termasuk dalam faktor emotion regulation (terdiri dari active distraction, passive waiting, information gathering, comfort seeking, focus on delay object/task, serta peak anger). Dijelaskan oleh Gilliom bahwa cara active distraction (pengalihan terhadap suatu situasi), cara passive waiting (penginstruksian terhadap perilaku), maka semakin anak tidak mampu mengendalikan atau menahan tingkah laku yang bersifat menyakiti, merugikan atau menimbulkan kekesalan bagi orang lain (eksternalizing). Terkadang cara passive waiting (menuruti instruksi untuk berdiri atau duduk dengan tenang), maka semakin anak mampu bekerja sama dengan orang lain dan mematuhi peraturan yang ada (Gunarsa, 2004:253) Cara focus on delay object/task yang dilakukan oleh anak, dapat menimbulkan efek negatif pada kemampuan pengendalian diri, khusunya pada aspek cooperation. Artinya semakin anak mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustasi yang dialaminya dengan cara focus on delay object/task (misalnya, dengan membicarakan sumber perasaan frustasi, memandang sumber perasaan frustasi dan menyatakan bahwa ia ingin berusaha mengakhiri sumber frustasinya), maka semakin anak mampu mengendalikan tingkah laku yang bersifat menyakiti atau merugikan orang lain (externalizing). Untuk sub-faktor information gathering, Gilliom et al. menyatakan bahwa semakin anak mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustasi yang dialaminya dengan cara information gathering (mencari tahu dengan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan perasaan frustasi yang dialaminya tanpa menyatakan bahwa ia ingin mengakhiri sumber frustasinya), maka semakin anak mampu menunjukkan assertivenessnya kepada orang lain. Dengan kata lain, anak semakin mampu mengungkapkan keinginan atau perasaan kepada orang lain tanpa menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain tersebut (Gunarsa, 2004:254). Di samping kelima faktor tersebut di atas, ada faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi kontrol diri individu. Oleh karena kontrol diri merupakan pengembangan self-regulation pada masa kanak-kanak, dapat dikatakan bahwa konrol diri juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membentuk self-regulation. Menurut Papila et al. faktor-faktor yang turut mempengaruhi pembentukan self-regulation adalah faktor proses perhatian dan faktor kesadaran terhadap emosi-emosi negatif. Semakin anak mampu menyadari emosi negatif yang mencul dalam dirinya dan semakin anak mampu mengendalikan perhatiannya pada sesuatu (attentional process), maka anak semakin mampu menahan dorongan-dorongan dan mengendalikan tingkah lakunya. Menurut Bandura, faktor-faktor yang turut mempengaruhi pembentukan self-regulation adalah faktor umpan balik (adequate feedback) dan faktor perasaan mampu (self-efficacy). Semakin individu diberikan umpan balik yang bersifat membangun serta disampaikan dengan cara yang baik dan semakin individu memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya, maka semakin individu mampu dalam mempertahankan komitmennya terhadap suatu tujuan selama periode waktu tertentu. Kemampuan individu mempertahankan komitmennya terhadap suatu tujuan yang bersifat jangka panjang tersebut dapat dinyatakan sebagai tingkat self-regulation yang baik pada individu, sedangkan self-regulation yang baik merupakan kriteria dari self-control yang baik pula (Gunarsa, 2004:255). B. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Kata prokrastinasi akademik sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan dalam salah satu prasasti di Universitas Ottawa Canada, pada abad ke-17 kata ini telah dituliskan oleh Walker dalam khotbahnya. Di sana dikatakan bahwa prokrastinasi sebagai salah satu dosa serta kejahatan manusia, dengan menunda-nuda pekerjaan manusia akan kehilangan kesempatan dan menyia-nyiakan karunia Tuhan, Ferrari (Anonim, 2000:1). Prokrastinasi juga tidak selalu diartikan sama dalam bahasa dan budaya manusia. Bangsa Mesir kuno, misalnya: mempunyai dua kata kerja yang memiliki arti sebagai prokrastinasi, yang pertama menunjuk pada suatu kebiasaan yang digunakan untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan penting dan usaha yang impulsif. Sedangkan kedua menunjuk pada kebiasaan yang berbahaya akibat kemalasan dalam menyelesaikan suatu tugas yang penting untuk nafkah hidup. Bangsa Romawi menggunakan kata procrastinare dalam istilah militer mereka, yaitu perbuatan yang bijaksana untuk menangguhkan keputusan menyerang dengan cara menunggu musuh keluar yang menunjukkan suatu sikap sabar dalam konflik militer (Anonim, 2000: 1). Pada abad lalu prokrastinasi bermakna positif bila penunda-nunda sebagai upaya yang konstruktif untuk menghindari keputusan impulsif dan tanpa pemikiran yang matang dan tanpa tujuan yang pasti. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinus”. yang berarti keputusan hari esok, atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Burka & Yuen, 2008: 5). Burka & Yuen (2008: 6), kata prokrastinasi yang ditulis dalam American College Dictionary, memiliki arti menangguhkan tindakan untuk melaksanakan tugas dan dilaksanakan pada lain waktu. Kamus The Webster New Collegiate mendefinisikan prokrastinasi sebagai suatu pengunduran secara sengaja dan biasanya disertai dengan perasaan tidak suka untuk mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan. Prokrastinasi di kalangan ilmuwan, pertama kali digunakan oleh Brown dan Hoizman untuk menunjukkan kecenderungan untuk menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Seseorang yang mempunyai kecenderungan menunda atau tidak segera memulai kerja disebut procrastinator (Ghufron, 2003: 14). Prokrastinasi dapat juga dikatakan sebagai penghindaran tugas, yang diakibatkan perasaan tidak senang terhadap tugas serta ketakutan untuk gagal dalam mengerjakan tugas. Knaus (2010: 41), berpendapat bahwa penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai trait prokrastinasi. Artinya prokrastinasi dipandang lebih dari sekedar kecenderungan melainkan suatu respon tetap dalam mengantisipasi tugas-tugas yang tidak disukai dan dipandang tidak diselesaikan dengan sukses. Dengan kata lain, penundaan yang dikategorikan sebagai prokrastinasi adalah apabila penundaan tersebut sudah merupakan kebiasaan atau pola yang menetap, yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas dan penundaan yang diselesaikan oleh adanya keyakinan irasional dalam memandang tugas. Bisa dikatakan bahwa istilah prokrastinasi bisa dipandang dari berbagai sisi dan bahkan tergantung dari mana seseorang melihatnya. Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003: 17), pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai batasan tertentu, yaitu: (1) prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan; (2) prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki individu, yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon tetap yang selalu dilakukan seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irasional; (3) prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja, akan tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait yang melibatkan komponen-komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan pengertian dari pemaparan sebelumnya, peneliti menyimpulkan pengertian prokrastinasi sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas yang penting. Seseorang yang memiliki kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan, sering mengalami keterlambatan mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu bisa dikatakan sebagai procrastinator. 2. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik Burka & Yuen (2008: 8), menjelaskan ciri-ciri seorang pelaku prokrastinasi, antara lain: a. Prokrastinator lebih suka untuk menunda pekerjaan atau tugastugasnya. b. Berpendapat lebih baik mengerjakan nanti dari pada sekarang dan menunda pekerjaan adalah bukan suatu masalah. c. Terus mengulang perilaku prokrastinasi. d. Pelaku prokrastinasi akan kesulitan dalam mengambil keputusan. Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003: 22), mengatakan sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat terminifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati dalam ciri-ciri tertentu, berupa: a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas (dalam konteks ini skripsi). c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi yakni skripsi, mahasiswa yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi harus segera diselesaikan, akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakan atau menundanunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas skripsi, mahasiswa yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang dimiliki untuk mempersiapkan diri secara berlebihan maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam arti lambannya mahasiswa dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, mahasiswa yang melakukan prokrastinasi mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah ditentukan sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah ditentukan akan tetapi ketika saatnya tiba tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara memadai dengan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harusnya dikerjakan. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. 3. Jenis-jenis Prokrastinasi Akademik Menurut Ferrari (dalam Husetiya, 2010: 6), membagi prokrastinasi menjadi dua jenis prokrastinasi berdasarkan manfaat dan tujuan melakukannya yaitu: a. Functional Procrastination Yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi lengkap dan akurat. b. Dysfunctional Procrastination Yaitu penundaan yang tidak bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah. Dysfunctional procrastination ini dibagi lagi menjadi dua hal berdasarkan tujuan mereka melakukan penundaan: 1) Decisional procrastination Menurut Janis & Mann (dalam Ghufron, 2003: 18), bentuk prokrastinasi yang merupakan suatu penghambat kognitif dalam menunda untuk mulai melakukan suatu pekerjaan dalam menghadapi situasi yang dipersepsikan penuh stress. Menurut Ferrari (dalam Ghufron 2003: 18), prokrastinasi dilakukan sebagai suatu bentuk coping yang ditawarkan untuk menyesuaikan diri dalam pembuatan keputusan pada situasi yang dipersepsikan penuh stress. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam identifikasi tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu, sehingga akhirnya seseorang menunda untuk memutuskan sesuatu. Decisional procrastination berhubungan dengan kelupaan atau kegagalan proses kognitif, tidak berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang. 2) Behavioral atau avoidance procrastination Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003: 19), penundaan dilakukan dengan suatu cara untuk menghindari tugas yang di rasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan pekerjaan, yang akan mendatangkan nilai negatif dalam dirinya atau mengancam self esteem nya sehingga seseorang menunda untuk melakukan sesuatu yang nyata yang berhubungan dengan tugasnya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan tujuan dan manfaat penundaan, yaitu prokrastinasi yang dysfunctional (yang menampakan penundaan yang tidak bertujuan dan merugikan dan prokrastinasi yang fungsional, yaitu penundaan yang disertai alasan yang kuat, mempunyai tujuan pasti sehingga tidak merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu upaya konsumtif agar suatu tugas dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini dibatasi pada jenis dysfunctional behavioral procrastination, yaitu penundaan yang dilakukan pada tugas yang penting, tidak bertujuan, dan bisa menimbulkan akibat negatif. 4. Faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik Burka & Yuen (2008: 11), terbentuknya tingkah laku prokrastinasi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: konsep diri, tanggung jawab, keyakinan diri dan kecemasan terhadap evaluasi yang akan diberikan, kesulitan dalam mengambil keputusan, pemberontakan terhadap kontrol dari figur otoritas, kurangnya tuntutan dari tugas, standar yang terlalu tinggi mengenai kemampuan individu. Burka & Yuen (2008:5), menjelaskan prokrastinasi terjadi karena tugas-tugas yang menumpuk terlalu banyak dan harus segera dikerjakan. Pelaksanaan tugas yang satu dapat menyebabkan tugas lain tertunda. Burka & Yuen (2008:103), kondisi lingkungan yang tingkat pengawasan rendah atau kurang akan menyebabkan timbulnya kecenderungan prokrastinasi, dibandingkan dengan lingkungan yang penuh pengawasan. Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003:28) menyatakan prokrastinasi mengganggu dalam dua hal: a. Faktor internal Faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk melakukan prokrastinasi, meliputi: 1) Kondisi kodrati, Terdiri dari jenis kelamin anak, umur, dan urutan kelahiran. Anak sulung cenderung lebih diperhatikan, dilindungi, dibantu, apalagi orang tua belum berpengalaman. Anak bungsu cenderung dimanja, apalagi bila selisih usianya cukup jauh dari kakaknya. 2) Kondisi fisik dan kondisi kesehatan, munculnyaprokrastinasi akademik. Menurut mempengaruhi Ferrari (dalam Ghufron, 2003:22-28), tingkat itelegensi tidak mempengaruhi prokrastinasi walaupunprokrastinasi sering disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan. 3) Kondisi psikologis, trait kepribadian yang dimiliki individu turut mempengaruhi munculnya perilaku prokrastinasi, misalnya: hubungan kemampuan sosial dan tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial. Sikapperfeksionis yang dimiliki seseorang biasa mempengaruhiperilaku prokrastinasi lebih tinggi. Besarnya motivasi seseorang juga akan mempengaruhi prokrastinasi secara negatif. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki individu ketika menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi akademik (Ghufron, 2003:28-29). b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang ikut menyebabkan kecenderungan munculnya prokrastinasi akademik dalam diri seseorang yaitu faktor pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Menurut Ferrari & Ollivete (dalam Ghufron, 2003:28), tingkat pengasuhan otoriter ayah akan menyebabkan munculnya kecenderungan prokrastinasi yang kronik pada subyek peneliti anak wanita, sedangkan tingkat otoritatif ayah menghasilkan perilaku anak wanita yang tidak melakukan prokrastinasi. Menurut Millgram (dalam Ghufron, 2003:30), kondisi lingkungan yang linent, yaitu lingkungan yang toleran terhadap prokrastinasi mempengaruhi tinggi rendahnya prokrastinasi seseorang daripada lingkungan yang penuh dengan pengawasan. 5. Dampak Prokrastinasi Akademik Menurut Burka & Yuen (2008:165), prokrastinasi mengganggu dalam dua hal: a. Prokrastinasi menciptakan masalah eksternal, seperti menundamengerjakan tugas skripsi membuat kita tidak dapat mengerjakan tugasdengan baik. b. Prokrastinasi menimbulkan masalah internal, seperti merasa bersalahatau menyesal. Prokrastinasi yang dilakukan oleh sebagian mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi mempunyai dampak yang berbagai macam, akan tetapi kebanyakan dampak dari perilaku prokrastinasi akademik tersebut merupakan dampak yang merugikan bagi mahasiswa. Seperti yang dikemukakan oleh (Knaus, 2010) perilaku menunda dapat mempengaruhi keberhasilan akademik dan pribadi individu. Sirois (2004) mengemukakan konsekuensi negatif yang timbul dari perilaku penunda, yaitu: a. Performa akademik yang rendah, b. Stres yang tinggi, c. Menyebabkan penyakit, d. Kecemasan yang tinggi. Bruno (1998) menyatakan bahwa perilaku menunda mempengaruhi mutu kehidupan seseorang dan merendahkan segala yang ada dalam diri individu. Djamarah (2002) menemukan bahwa banyak mahasiswa yang gelisah akibat menunda-nunda penyelesaian tugas, seperti: tidur kurang nyenyak, duduk tidak tenang, berjalan terburu-buru, istirahat tidak dapat dinikmati. Menurut Knaus (2010), prokrastinasi dapat mempengaruhi keberhasilan akademik dan pribadi mahasiswa. Apabila kebiasaan menunda ini muncul terus-menerus pada mahasiswa, tentu akan memberikan dampak negatif dalam kehidupan akademik. Menurut Solomon dan Rothblum (1984), beberapa kerugian akibat kemunculan prokrastinasi akademik adalah tugas tidak terselesaikan, akan terselesaikan tetapi hasilnya tidak memuaskan disebabkan karena individu terburu-buru dalam menyelesaikan tugas tersebut untuk mengejar batas waktu pengumpulan, akan menimbulkan kecemasan sepanjang waktu sampai terselesaikan bahkan kemudian depresi, tingkat kesalahan yang tinggi karena individu merasa tertekan dengan batas waktu yang semakin sempit disertai dengan peningkatan rasa cemas sehingga individu sulit berkonsentrasi secara maksimal, waktu yang terbuang lebih banyak dibandingkan dengan orang lain yang mengerjakan tugas yang sama dan pada mahasiswa akan dapat merusak kinerja akademik seperti kebiasaan buruk dalam belajar, motivasi belajar yang sangat rendah serta rasa percaya diri yang rendah. C. Hubungan Kontrol Diri (Self-Control) dengan Prokrastinasi Akademik Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri, sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama, ada individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang membawa pada konsekuensi positif. Seorang mahasiswa bertugas menyelesaikan tugas skripsi sebagai syarat mendapat gelar sarjana, bila mempunyai kontrol diri yang tinggi akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mereka mampu menginterpretasikan situasi/keadaan yang dihadapi, mempertimbangkan konsekuensi sehingga mampu memilih tindakan dan melakukannya dengan meminimalkan akibat yang tidak diinginkan. Mereka mampu mengatur situasi/keadaan sehingga dapat menyesuaikan perilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang belajarnya. Kontrol Diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Individu yang kontrol dirinya rendah tidak mampu mengarahkan dan mengatur perilaku, sehingga diasumsikan seorang mahasiswa yang dengan kontrol diri yang rendah akan berprilaku lebih bertindak kepada hal-hal yang lebih menyenangkan diri, bahkan akan menunda-nunda tugas yang seharusnya dikerjakan terlebih dahulu. Kontrol diri yang rendah, mahasiswa tidak mampu memandu, mengarahkan, menginterpretasikan mengatur situasi/keadaan perilaku yang dan tidak mampu dihadapi, tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak mampu memilih tindakan yang tepat. Secara umum seseorang yang mempunyai kontrol diri yang tinggi akan menggunakan waktu yang sesuai dan mengarah pada perilaku yang lebih utama, sedangkan seseorang yang mempunyai kontrol diri rendah tidak mampu mengatur dan mengarahkan perilakunya. Sehingga akan lebih mementingkan sesuatu yang lebih menyenangkan serta banyak melakukan prokrastinasi akademik. BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN Salatiga Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 tentang status IAIN/Fakultas merupakan justifikasi yuridis yang amat mengokohkan eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam ini. Pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sendiri sebenarnya tengah terjadi pula proses penguatan institusional, baik berupa sarana fisik maupun sumber daya tenaga kependidikannya. Alih Status Menjadi STAIN Salatiga, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan keputusan itu, STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam. Sebagai salah satu bentuk satuan Pendidikan Tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun universitas negeri lainnya.Alih Status dari STAIN menjadi IAIN Salatiga telah dikukuhkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 143 Tahun 2014, tertanggal 17 Oktober 2014 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 56 Berdasarkan keputusan BAN-PT No. 1122/SK/BAN - PT/Akred/S/X/2015, menyatakan bahwa program studi sarjana pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga terakreditasi dengan peringkat akreditasi A berlaku selama 5 (lima) tahun sejak 31 Oktober 2015 sampai dengan 31 Oktober 2020. 2. Visi dan Misi Program Studi/JurusanPAI IAIN Salatiga a. Visi Menjadi agen pencetak guru pendidikan agama Islam yang profesional pada jenjang pendidikan menengah yang menjunjung nilai-nilai profesionalitas, intelektualitas dan spiritualitas. b. Misi i. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berkualitas. ii. Mengembangkan budaya akademik dan budaya kerja yang Islami. iii. Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait. iv. Menyelenggarakan sistem administrasi akademik yang tertib. v. Memberikan landasan moral yang kuat dalam pengembangan ilmu kependidikan Islam sehingga tercipta integrasi IPTEK dan IMTAQ. vi. Melakukan kajian-kajian kritis terhadap fenomena kependidikan dan pengembangan teori-teori kependidikan. 3. Tujuan Program Studi/Jurusan Pendidikan Agama Islam a. Menyiapkan lulusan menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan agama Islam. b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam serta mengupayakan penggunaannya guna meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya khasanah kebudayaan nasional. 4. Jumlah Dosen FTIK jurusan PAI IAIN Salatiga Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian akademik FTIK PAI IAIN Salatiga jumlah dosen sebanyak 80 orang (daftar nama dosen terlampir). 5. Jumlah Mahasiswa FTIK PAI IAIN Salatiga a. Jumlah mahasiswa yang masih aktif: Angkatan 2012 : 135 mahasiswa Angkatan 2013 : 298 mahasiswa Angkatan 2014 : 389 mahasiswa Angkatan 2015 : 383 mahasiswa Angkatan 2016 : 425 mahasiswa b. Jumlah mahasiswa yang telah lulus 4 periode terakhir: Tabel 3.1 Daftar Jumlah Wisuda Mahasiswa Jurusan PAI 4 Periode Terakhir Angkatan Periode April 2015 Oktober 2015 April 2016 Oktober 2016 2007 1 - - - 2008 13 9 1 - 2009 18 4 4 16 2010 84 11 4 6 2011 4 81 62 25 2012 1 4 10 104 2013 - - 1 - Jumlah 121 109 82 151 Sumber: data wisudawan FTIK PAI IAIN(terlampir) B. Penyajian Data Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden (mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012IAIN Salatiga). Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket tersebut kemudian dideskripsikan dengan membuat tabulasi yang merupakan proses mengubah data dari instrument pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka. Data yang penulis kumpulkan terdiri dari dua macam data yaitu data mengenai kontrol diri (self control) dan data mengenai prokrastinasi akademikdalam menyelesaikan skripsi mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga yang diambil dari hasil angket. 1. Daftar Responden Tabel 3.2 Daftar Responden No Inisial Nama No Inisial Nama 1 NSR 16 ISW 2 WATCP 17 MAF 3 MDN 18 TPK 4 RRI 19 IZ 5 AM 20 MAA 6 MFH 21 MNF 7 MBP 22 HM 8 MCH 23 AHM 9 SG 24 AH 10 MKJ 25 RA 11 SNH 26 HP 12 MSF 27 NK 13 MA 28 DVD 14 EKK 29 MR 15 MZA 30 EP 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Adapun kisi-kisi instrumen penelitian, dapat peneliti sajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut: [ Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Penelitian Variabel Aspek Kontrol Behavioral diri(self Control Indikator a. Kemampuan mengendalikan situasi b. Kemampuan mengatur situasi control) yang tidak dikehendaki Cognitive Control a. Memperoleh informasi mengenai situasi yang tidak menyenangkan b. Melakukan penilaian dan situasi yang segi positif menafsirkan memperhatikan yang subjektif Decisional Pemilihan Control pada situasi yang diyakini Prokrastinasi Menunda akademik memulai atau mengakhiri tindakan a. Penundaan berdasarkan dalam memulai mengerjakan skripsi. b. Penundaan dalam tugas menyelesaikan mengerjakan akademik skripsi secara tuntas. (skripsi) Lamban dalam mengerjakan tugas akademik (skripsi) a. Membutuhkan waktu lama untuk mengerjakan skripsi. b. Tidak memperhitungkan waktu untuk menyelesaikan skripsi. Variabel Aspek Indikator Lebih banyak a. Ketidaksesuaian antara berencana niat/rencana untuk mengerjakan daripada kerja dengan dalam mengerjakan. menyelesaikan tindakan b. Keterlambatan tugas (skripsi) untuk dalam dalam menyelesaikan skripsi (batas waktu). Cenderung a. Melakukan kegiatan yang lebih melakukan menyenangkan aktifitas yang menyelesaikan skripsi. bersifat lebih b. Mengerjakan menyenangkan dari daripada skripsi sambil melakukan kegiatan lain. pada menyelesaikan tugas (skripsi) [ 3. Uji Validitas dan Reabilitas Angket a. Uji Validitas Angket Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakan soal yang dibuat. Arikunto dalam Ridwan (2011:97) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 173). Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Mengukur validitas digunakan program komputer SPSS 16 for windows dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai rhitung) dibandingkan dengan nilai rtabel. Kriteria soal dikatakan valid, jika nilai r hitung> 0,3 (Sugiyono, 2010: 178). Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Kontrol Diri (Self Control) Item Pernyataan rhitung r kritis Keterangan Pernyataan 1 .616 0,30 Valid Pernyataan 2 .465 0,30 Valid Pernyataan 3 .770 0,30 Valid Pernyataan 4 .807 0,30 Valid Pernyataan 5 .770 0,30 Valid Pernyataan 6 .309 0,30 Valid Pernyataan 7 .465 0,30 Valid Pernyataan 8 .465 0,30 Valid Pernyataan 9 .878 0,30 Valid Pernyataan 10 .712 0,30 Valid Pernyataan 11 .465 0,30 Valid Pernyataan 12 .807 0,30 Valid Pernyataan 13 .807 0,30 Valid Pernyataan 14 .878 0,30 Valid Pernyataan 15 .712 0,30 Valid Sumber:berdasarkan data yang telah diolah (terlampir) Tabel 3.6 menunjukkan hasil uji validitas instrumen variabel x “kontrol diri (self control)” yang dilakukan oleh peneliti padaresponden, pada tanggal 07Februari 2017, pukul 08.00 WIB selesai.Instrumen angket berjumlah 15 pernyataan dengan jawaban yang telah disediakan peneliti. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16 for windows dengan menggunakan Coreected ItemTotal Correlation dan dibandingkan dengan r kritis, diketahui 15 pernyatan dinyatakan valid. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Prokrastinasi Akademik Item Pernyataan rhitung r kritis Keterangan Pernyataan 1 .648 0,30 Valid Pernyataan 2 .744 0,30 Valid Pernyataan 3 .572 0,30 Valid Pernyataan 4 .381 0,30 Valid Pernyataan 5 .326 0,30 Valid Pernyataan 6 .326 0,30 Valid Pernyataan 7 .438 0,30 Valid Pernyataan 8 .558 0,30 Valid Pernyataan 9 .474 0,30 Valid Pernyataan 10 .558 0,30 Valid Pernyataan 11 .474 0,30 Valid Pernyataan 12 .457 0,30 Valid Pernyataan 13 .438 0,30 Valid Pernyataan 14 .303 0,30 Valid Pernyataan 15 .438 0,30 Valid Sumber:berdasarkan data yang telah diolah (terlampir) Tabel 3.7 menunjukkan hasil uji validitas instrumen variabel y “prokrastinasi akademik” yang dilakukan oleh peneliti pada responden, pada tanggal 07 Februari 2017, pukul 08.00 WIB - selesai. Instrumen angket berjumlah 15 pernyataan dengan jawaban yang telah disediakan peneliti. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16 for windows dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation dan dibandingkan dengan r kritis, diketahui 15 pernyataan dinyatakan valid. b. Uji Reliabilitas Angket Selain pengujian validitas, juga diperlukan pengujian reliabilitas. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Kalau dalam objek kemarin berwarna biru, maka hari ini dan besok tetap berwarna biru. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas berarti suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik (Ridwan,2009:348). Pengujian reliabilitas menggunakan program komputer SPSS 16 for windows dengan menggunakan Gutman Split Half Coefficien. Tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 155) sebagai berikut : Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak Rendah Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tidak berkorelasi) Sumber:Suharsimi Arikunto. Hasil uji reliabilitas item pernyataan angket dengan bantuan SPSS 16 for windows dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut: Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Kontrol Diri (Self Control) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .935 .929 Sumber: berdasarkan data yang telah diolah (terlampir) Tabel 3.9 menunjukkan jumlah item pernyataan angket adalah 15, dengan nilai Alhpa 0,935. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal pada tabel 3.8, maka nilai Alpha 0,935 dikategorikan reliabilitas tinggi sehingga instrumen angket ini dapat digunakan untuk penelitian berikutnya. Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Prokrastinasi Akademik Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .837 .848 Sumber: berdasarkan data yang telah diolah (terlampir) Tabel 3.10 menunjukkan jumlah item pernyataan angket adalah 15, dengan nilai Alhpa 0,837. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal pada tabel 3.8, maka nilai Alpha 0,837 dikategorikan reliabilitas tinggi sehingga instrumen tes ini dapat digunakan untuk penelitian berikutnya. 4. Data Jawaban Angket tentang Kontrol Diri (Self Control) Untuk mengetahui nilai kontrol diri (self control) diperoleh dengan cara menjumlah hasil jawaban angket yang masing-masing jawaban telah diberikan skor, sebagai berikut: point alternatif jawaban (SS) = 4, (S) = 3, (TS) = 2, (STS) = 1.Adapun hasil penyebaran angket tentang kontrol diri (self control), dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel3.9 Jawaban Angket Kontrol Diri (Self Control) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 No. Responden 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 6 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 No Item 8 9 10 11 12 13 14 15 2 4 4 2 3 3 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 5. Data JawabanAngket tentang Prokrastinasi Akademik Untuk mengetahui nilai prokrastinasi akademik diperoleh dengan cara menjumlah hasil jawaban angket yang masing-masing jawaban telah diberikan skor, sebagai berikut: point alternatif jawaban (SS) = 4, (S) = 3, (TS) = 2, (STS) = 1.Adapun hasil penyebaran angket tentang prokrastinasi akademik, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.10 Jawaban Angket Prokrastinasi Akademik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 No. Responden 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 1 1 2 1 2 1 2 1 3 2 1 1 2 2 1 2 4 1 1 2 3 1 2 2 2 1 3 2 1 3 1 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 3 2 1 3 1 1 3 2 2 1 3 1 1 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 1 2 1 1 2 1 2 4 1 1 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 4 2 1 2 1 3 1 1 3 1 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 7 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 No Item 8 9 10 11 12 13 14 15 1 1 1 1 1 3 2 3 1 2 1 2 1 3 2 3 1 2 1 2 1 3 2 3 1 2 1 2 1 4 2 4 1 2 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 1 4 4 4 1 1 1 1 1 4 1 4 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 1 2 2 4 2 4 1 1 1 1 1 4 1 4 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 4 1 4 1 2 1 2 1 4 2 4 1 1 1 1 1 3 1 3 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 1 4 2 4 1 1 1 1 1 4 1 4 2 2 2 2 2 4 3 4 1 2 1 2 2 3 1 3 2 1 2 1 1 4 1 4 2 1 2 1 2 4 1 4 1 2 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 1 3 2 3 1 1 1 1 1 3 2 3 1 2 1 2 1 4 2 4 1 2 1 2 1 3 2 3 1 1 1 1 1 4 1 4 1 2 1 2 1 4 2 4 2 2 2 2 1 3 3 3 6. Identifikasi Instrumen Berdasarkan tabel 3.3, diperoleh hasil identifikasi bahwa mahasiswa yang mengalami prokrastinasi,dengan adanya kontrol diri akan mampu mengontrol perilaku dalam melaksanakan tugas sehari-hari baik tugas akademik atau tidak; mampu mengontrol stimulus yang tidak diinginkan yang akan merusak tugas akademik dengan cara menghindar, mencegah, menghentikan atau membatasi stimulus tersebut; mampu mengantisipasi peristiwa yang terjadi atau yang akan terjadi dengan mempertimbangkan secara objektif; mampu menafsirkan peristiwa yang terjadi atau yang akan terjadi dengan memberikan penilaian terhadap peristiwa itu; mampu mengambil keputusan terkait dengan tugas sehari-hari baik tugas akademik atau tugas diluar akademik. BAB IV ANALISIS DATA Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proposinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian dan penulis menganalisis dari pertama, kedua dan ketiga, antara lain : A. Analisis Kontrol Diri (Self Control) Adapun langkah-langkah yang diambil,sebagai berikut : 1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar rating scale pada variabel kontrol diri (self control). 2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket 3. Memprosentasikan jawaban 4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden Untuk menganalisis poin pertama digunakan persentase dengan rumus: P F 100% N Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden (Sudijono, 2000:40) Untuk lebih jelasnya peneliti memaparkan dalam bentuk tabel, sebagai berikut: 69 Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Kontrol Diri (Self Control) No No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 SS 8 8 2 11 2 11 11 4 11 11 2 11 11 1 11 11 11 5 11 1 11 11 7 7 2 11 1 11 11 3 Jawaban S TS STS 3 4 0 3 4 0 9 4 0 0 4 0 9 4 0 0 4 0 0 4 0 7 4 0 0 4 0 0 4 0 9 4 0 0 4 0 0 4 0 10 4 0 0 4 0 4 0 0 0 4 0 6 4 0 0 4 0 10 4 0 0 4 0 0 4 0 4 4 0 4 4 0 9 4 0 0 4 0 10 4 0 4 0 0 4 0 0 8 4 0 4 32 32 8 44 8 44 44 16 44 44 8 44 44 4 44 44 44 20 44 4 44 44 28 28 8 44 4 44 44 12 Nilai 3 2 9 8 9 8 27 8 0 8 27 8 0 8 0 8 21 8 0 8 0 8 27 8 0 8 0 8 30 8 0 8 12 0 0 8 18 8 0 8 30 8 0 8 0 8 12 8 12 8 27 8 0 8 30 8 12 0 12 0 24 8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 49 49 43 52 43 52 52 45 52 52 43 52 52 42 52 56 52 46 52 42 52 52 48 48 43 52 42 56 56 44 Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus : i Xt Xr 1 Ki Keterangan : i xt xr ki : Interval : Nilai tertinggi : Nilai terendah : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah) Dari data hasil angket kontrol diri (self control), diperoleh nilai tertinggi adalah 56 dan nilai terendah adalah 42. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 4 kelas maka dapat diketahui inteval kelasnya, yaitu: 75 dibulatkan menjadi 4 Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sebagai berikut : 1. Untuk kategori sangat tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 54 – 58 2. Untuk kategori tinggi dengan jawaban B mendapat nilai 50 – 53 3. Untuk kategori sedang dengan jawaban C mendapat nilai 46 – 49 4. Untuk kategori rendah dengan jawaban D mendapat nilai 42 – 45 Kemudian dicari prosentasi tentang kontrol diri (self control). Hal ini menggunakan rumus prosentase, sebagai berikut : P F X 100% N 1. Untuk kategori sangat tinggi tentang kontrol diri (self control), ada 3 responden: = 10 % 2. Untuk kategori tinggi tentang kontrol diri (self control), ada 13 responden: = 43,3 % 3. Untuk kategori sedang tentang kontrol diri (self control), ada 5 responden: = 16,7 % 4. Untuk kategori rendah tentang kontrol diri (self control), ada 9 responden: = 30 % Untuk lebih jelas peneliti sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kontrol diri (self control), sebagai berikut: Tabel 4.2 Prosentase Jawaban Angket Kontrol Diri (Self Control) Frequency Percent Valid 54-58 50-53 46-49 42-45 Total 3 13 5 9 30 10 43,3 16,7 30 100.0 Valid Percent Cumulative Percent 10 43,3 16,7 30 100.0 10 53.3 70 100.0 Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwakontrol diri (self control) adalah 10 % dengan jumlah 3 responden dalam kategori sangat tinggi, tingkat kontrol diri (self control) sebanyak 13 responden dengan persentase 43,3 % dalam kategori tinggi, tingkat kontrol diri (self control) dengan kategori sedang16,7 % dengan jumlah 5 responden dan tingkat kontrol diri (self control) dengan kategori rendah30 % dengan jumlah 9 responden. Dengan demikian tingkat kontrol diri (self control) dalam kategori tinggi. B. Analisis Prokrastinasi Akademik Untuk mengetahui tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. Adapun langkah-langkah yang diambil, sebagai berikut : 1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar rating scale tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. 2. Membuat tabel distribusi frekuensi tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. 3. Memprosentasikan jawaban 4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden Untuk lebih jelasnya peneliti memaparkan dalam bentuk tabel, sebagai berikut: Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Prokrastinasi Akademik Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 No 1 2 3 4 5 6 No Responden 001 002 003 004 005 006 SS Jawaban S TS STS 1 1 0 4 0 5 3 3 4 0 4 0 3 8 6 7 6 8 8 3 5 4 5 2 4 Nilai 2 3 1 4 4 0 16 0 20 9 9 12 0 12 0 8 3 5 4 5 2 6 16 12 14 12 16 Total 27 32 29 34 29 38 No No Responden 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 SS Jawaban S TS STS 4 2 4 4 0 4 4 0 4 5 4 3 4 0 5 4 1 1 0 4 0 4 4 1 0 6 0 0 4 0 0 4 0 4 0 1 2 5 0 1 3 3 4 3 4 2 5 4 3 7 8 2 4 5 8 2 9 6 9 3 9 6 4 7 7 10 3 5 6 0 3 7 8 0 3 9 7 6 3 9 2 0 2 8 0 4 6 3 4 1 8 3 5 9 3 3 4 Nilai 2 3 1 16 8 16 16 0 16 16 0 16 20 16 12 16 0 20 16 4 4 0 16 0 16 16 4 0 18 0 0 12 0 0 12 0 12 0 3 6 15 0 3 9 9 12 9 12 6 15 12 8 0 3 9 7 6 3 9 2 0 2 8 0 4 6 3 4 1 8 3 5 9 3 3 6 14 16 4 8 10 16 4 18 12 18 6 18 12 8 14 14 20 6 10 12 0 6 14 Total 30 40 35 29 27 32 35 25 36 44 36 29 40 31 34 36 31 34 26 38 29 31 40 33 Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus : i Xt Xr 1 Ki Keterangan : i xt xr ki : Interval : Nilai tertinggi : Nilai terendah : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah) Dari data hasil angket prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012, diperoleh nilai tertinggi adalah 40 dan nilai terendah adalah 25. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 4 kelas maka dapat diketahui inteval kelasnya, yaitu: 4 Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sebagai berikut : 1. Untuk kategori sangat tinggi dengan jawaban A mendapat 37 – 40 2. Untuk kategori tinggi dengan jawaban Bmendapat nilai 33–36 3. Untuk kategori sedang dengan jawaban C mendapat nilai 29–32 4. Untuk kategori rendah dengan jawaban Dmendapat nilai 25–28 Kemudian dicari prosentasi tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P F X 100% N 1. Untuk kategori sangat tinggi tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012, ada 5 responden : = 16,7 % 2. Untuk kategori tinggi tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012, ada 9 responden : = 30 % 3. Untuk kategori sedang tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012, ada 12 responden : = 40 % 4. Untuk kategori rendah tentang prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012, ada 4 responden : = 13,3 % Untuk lebih jelas peneliti sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012, sebagai berikut: Tabel 4.4 Prosentase Jawaban Angket Prokrastinasi Akademik Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 Frequency Percent Valid Valid Percent Cumulative Percent 37-40 5 16,7 16,7 33-36 9 30 30 16.7 46.7 29-32 12 40 40 86,7 25-28 Total 4 30 13,3 100.0 13,3 100.0 100.0 Total Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 adalah 16,7 % dengan jumlah 5 responden dalam kategori sangat tinggi, 46,7 % dengan jumlah 9 responden dalamkategori tinggi, tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 sebanyak 12 responden dengan persentase 40 % dalam kategori sedang, tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 dengan kategori rendah 13,3 % dengan jumlah 4 responden. Dengan demikian, tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 dalam kategori sedang. C. Analisis Uji Hipotesis Analisis uji hipotesis untuk menjawab pertanyaan atau untuk mengetahui tujuan yang ketiga untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. Maka untuk mengetahui tujuan tersebut penulis menggunakan rumus statistik korelasi product moment angka kasar dengan langkah, sebagai berikut: a. Membuat tabel persiapan untuk mencari hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. b. Mencari x, y, x2, y2 dan xy dengan cara mengalikannya. c. Untuk mengetahui kenormalan data dilakukan uji kolmogorof smirnov. d. Apabila data normal menggunakan uji statistik korelasi product moment pearson dan jika data tidak normal menggunakan uji statistik spearman rho, uji ini dipakai karena skala data yang dikumpulkan berbentuk ordinal dengan bantuan software spss 16 for windows. Tabel 4.5 Daftar Nilai Variabel X dan Variabel Y No. Responden X Y Σ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 49 49 43 52 43 52 52 45 52 52 43 52 52 42 52 56 52 46 52 42 52 52 48 48 43 52 42 56 56 27 32 29 34 29 38 30 40 35 29 27 32 35 25 36 44 36 29 40 31 34 36 31 34 26 38 29 31 40 76 81 72 86 72 90 82 85 87 81 70 84 87 67 88 100 88 75 92 73 86 88 79 82 69 90 71 87 96 No. Responden X Y Σ 30 030 44 33 77 Tabel 4.6 Persiapan Untuk Mencari Hubungan Signifikan Antara KontrolDiri (Self-Control) Dengan Prokrastinasi Akademik dalamMenyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 X Y X2 Y2 XY 49 49 43 52 43 52 52 45 52 52 43 52 52 42 52 56 52 46 52 42 52 52 48 48 43 52 42 56 56 44 1471 27 32 29 34 29 38 30 40 35 29 27 32 35 25 36 44 36 29 40 31 34 36 31 34 26 38 29 31 40 33 990 2401 2401 1849 2704 1849 2704 2704 2025 2704 2704 1849 2704 2704 1764 2704 3136 2704 2116 2704 1764 2704 2704 2304 2304 1849 2704 1764 3136 3136 1936 72735 729 1024 841 1156 841 1444 900 1600 1225 841 729 1024 1225 625 1296 1936 1296 841 1600 961 1156 1296 961 1156 676 1444 841 961 1600 1089 33314 1323 1568 1247 1768 1247 1976 1560 1800 1820 1508 1161 1664 1820 1050 1872 2464 1872 1334 2080 1302 1768 1872 1488 1632 1118 1976 1218 1736 2240 1452 48936 Diketahui : N = 30 x = 1471 y = 990 x2 = 72735 y2 = 33314 xy = 48936 Langkah selanjutnya kedua variabel dilakukan uji normalitas, sebagai berikut: Tabel 4.7 Tests of Normality Variabel X dan Variabel Y Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Kontrol Diri (Self Control) .275 30 .000 .862 30 .001 Prokrastinasi Akademik .102 30 .200* .971 30 .574 a. Lilliefors Significance Correction ZSumber: berdasarkan data yang telah diolah dengan bantuan software spss 16 for windows (terlampir) Diagram 4.1 Normal Q-Q Plot of Kontrol Diri (Self Control) Diagram 4.2 Normal Q-Q Plot of Prokrastinasi Akademik Berdasarkan hasil uji normalitas antara variabel x dan variabel y dalam distribusi tidak normal dikarenakan nilai Sig. < dari 0,05. Maka langkah selanjutnya menghitung koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dengan menggunakan uji statistik spearman rho (nonparametric correlation), sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Korelasi Kedua Variabel Kontrol Diri Prokrastinasi (Self Control) Akademik Spearman's rho Kontrol Diri Correlation 1.000 .652** (Self Control) Coefficient (X) Sig. (2-tailed) . .000 N 30 30 Prokrastinasi Correlation .652** 1.000 Akademik Coefficient (Y) Sig. (2-tailed) .000 . N 30 30 Sumber: berdasarkan data yang telah diolah dengan bantuan software spss 16 for windows (terlampir) Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y diketahui, maka untuk mengetahui dapat dan tidaknya hipotesis diterima atau tidak harus dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung dengan rtabel signifikan atau tidak. Hal ini dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari rtabel, maka rhitung dapat dikatakan signifikan. Sesuai dengan data responden sebanyak 30 orang maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment adalah pada taraf 5 % = 0,362. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai yang diperoleh ialah : 0,652> 0,362 pada taraf signifikan 5 %. Dari analisis data tersebut maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga”,diterima. Berdasarkan hasil interprestasi di atas dapat disimpulkan bawah ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan dan analisis data yang terkumpul tentang hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kontrol diri (self control) Berdasarkan distribusi frekuensi angket diperoleh kontrol diri (self control)adalah 10 % dengan jumlah 3 responden dalam kategori sangat tinggi, tingkat kontrol diri (self control) sebanyak 13 responden dengan persentase 43,3 % dalam kategori tinggi, tingkat kontrol diri (self control) dengan kategori sedang16,7 % dengan jumlah 5 responden dan tingkat kontrol diri (self control) dengan kategori rendah30 % dengan jumlah 9 responden. Dengan demikian tingkat kontrol diri (self control) dalam kategori tinggi. 2. Prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga Berdasarkan distribusi frekuensi angket diperoleh prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga adalah 16,7 % dengan jumlah 5 responden dalam kategori sangat tinggi, 46,7 % dengan jumlah 9 responden dalam kategori tinggi, tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 sebanyak 12 responden dengan persentase 40 % dalam kategori sedang, tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 dengan kategori rendah 13,3 % dengan jumlah 4 responden. Dengan demikian, tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 dalam kategori sedang. 3. Berdasarkan analisis uji hipotesis dengan dengan menggunakan uji hipotesis spearman rho, diperoleh hasil rhitung0,652. Dengan mengkonsultasikan dengan nilai tabel (rtabel) taraf signifikansi 5 % = 0,362, maka diperoleh data bahwa Ha lebih besar dari rtabel. Berdasarkan hasil studi empirik tersebut, maka hipotesis yang menyatakan: (Ha)"ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga" diterima.Sehingga dalam kontrol diri ini aspek yang paling mendominasi untuk mengurangi terjadinya prokrastinasi yaitu aspek tingkah laku dan pengambilan keputusan. B. Saran 1. Bagi mahasiswa jurusan PAI Mahasiswa yangmemiliki kontrol diri dan prokrastinasi dalam kategori diharapkan dapat mengatur tingkah laku, sehingga dapat mengetahui bagaimana dan kapan suatu tindakan yang tidak dikehendaki serta dapat mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian berkaitan dengan mengerjakan skripsi sehingga skripsinya cepat selesai dan tidak tertunda. 2. Bagi pihak lembaga Bidang kemahasiswaan dapat memberikan program pelatihan kepada mahasiswa dalam hal kontrol diri dan penyelesaian skripsi melalui Biro Tazkia yaitu mengarahkan mahasiswa untuk mengeksplorasiidenya secara terinci, bertanggung jawab dan percaya diri terhadapkemampuannya, sehingga penundaan akademik dapatdiminimalisir. 3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi disarankan agar menggunakan variabel lain selain kontrol diri. DAFTAR PUSTAKA Abu. 2005. Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta). Ahmadi, Abdillah dan Rahmasari, Penerapan Konseling Kelompok KognitifPerilaku untuk Menurunkan Perilaku Prokrastinasi Siswa. Jurnal Psikologi Unesa, Volume 11 no 2 Desember 2010) dalam http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/lib/, diakses 18/09/2016). Arikunto, Suharsimi. 1995. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta) Burka, J.B., & Yuen, L.M. 2008. Procrastination: Why you do it. What to doabout it (New York : Perseus Books). Darmono, A & Hasan, A. 2002. Menyelesaikan Skripsi dalam Satu Semester (Jakarta: Grasindo). Fibrianti, D. 2009. Prokrastinasi Akademik Dalam Menyelesaikan SkripsiPada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang(Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro). Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita S. 2011. Teori-Teori Psikologi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media). Gunarsa, Singgih D. 2004. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan dari Anak sampai Usia Lanjut (Jakarta: BPK Gunung Mulia). Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research (Yogyakarta : Andi Yogyakarta). Kartono, Kartini dan Dali Gulo. 1987. Kamus Psikologi (Bandung: Pionir Jaya). Knaus, W. 2010. End procrastination now (New York : McGraw Hill). Logue.A.W. 1995. Self Control. Waiting until Tomorrow for What You Want Today. Englewood Cliffs (New Jersey : Practice hall). Mardalis. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara) Monks, FJ. 2002. Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press). Poerwodarminto. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya (Yogyakarta: Media Wacana Pres). Hart, D., Atkins, R., & Matsuba, M. K. 2008. The Association of Neighborhood Poverty with Personality Change in ChildhoodJournal of Personality and Social Psychology, 94(6), 1048-1061. Husetiya, Yemima. 2010. Hubungan Asertivitas dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang (online) http://eprints.undip.ac.id/24780/1/jurnal1_mima.pdf. diakses pada tanggal 10 Oktober 2013. Ilfiandra. 2009. Penanganan Prokrastinasi Akademik Siswa Sekolah Menengah Atas (Konsep dan Aplikasi) Jurnal. http://www.google.com. Diunduh tgl 18 September 2016. Muhid, A. (2009). Hubungan Antara Self-Control dan Self-Efficacy dengan Kecenderungan Perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Jurnal Ilmu Dakwah. Vol,18. http://www.library gunadarma.com. Diund uh tgl 18 September 2016. Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. http://www.library gunadarma.com. Diunduh tgl 18 September 2016 Sirois, F. M. 2004. Procrastination and Counterfactual Thinking: Avoiding what might have been (British: Journal of Social Psychology, 43, 269-286). Solomon, L.J., & Rothblum, E.D. 1984. Academic Procrastination: Frequency and Coginitive Behavioral Correlates. Journal of Counceling Psychology, Vol.31, No. 4 (h. 503-509). Sriyanti, Lilik. 2012. Pembentukan Self Control dalam Perspektif Multikultural (Madurrisa. Vol. 4. No. 1). Yuanita, I. 2010. Prokrastinasi. Available. http://www.library gunadarma.com. Diunduh tgl 18 September 2016 Yusuf, Syamsul L.N. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: Rosda Karya). DAFTAR NILAI SKK Nama : Akhlis Nurul Majid Fakultas: Tarbiyah dan IlmuKeguruan Nim Jurusan : Pendidikan Agama Islam : 111 11 048 Dosen PA : M. Gufron, M.Ag. No 1. Nama Kegiatan Opak STAIN Salatiga 2011 “Revitalisasi Gerakan Mahasiswa Di Era Modern Untuk Kejayaan Indonesia” oleh DEMA ODK (Orientasi Dasar Keislaman) oleh DEMA Pelaksanaan 20-22 Agustus 2011 Status peserta Nilai 3 24 Agustus 2011 Peserta 2 3. Pendidikan Dasar (PEDAS) Musik XII Dan Workshop Paduan Suara Mahasiswa (PSM) VI 2011 oleh SMC 2011 Peserta 2 4. Pendidikan Dasar (PEDAS) dan Workshop PSM VI Stain Musik Club (SMC) Salatiga oleh SMC 13-26 Desember 2011 Peserta 2 5. PIAGAM PENGHARGAAN ”Pendakian Massal Konservasi dan Bersih” oleh Mapala Mitapasa 26-27 Desember 2011 Peserta 2 6. Konser Perdana Angkatan Cambioso Dengan Tema “Musik Cermin Manusia Berekspresi” oleh SMC 20 Maret 2012 Peserta 2 7. PIAGAM PENGHARGAAN “Kompetisi Rebana STAIN Music Club (SMC)” oleh SMC 8 Juli 2012 Panitia 3 8. SERTIFIKAT 15 Oktober 2012 Panitia 3 19-23 November 2012 peserta 2 27 Desember 2012 Panitia 3 2. Music In Campus “A Day White Music” oleh SMC 9. PIAGAM “Pelatihan Dasar Keteateran (LATSAR)” oleh Teater GETAR 10. SERTIFIKAT “Ekspresi Dn Kreasi Music In Campus Tribute “Iwan Fals” bersama Diplomat Mild oleh SMC 11. PIAGAM PENGHARGAAN 7-13 Januari 2012 Peserta 2 12. SEMINAR NASIONAL “HIV/AIDS Bukn Kutukan Dari Tuhan” oleh DEMA 13 Maret 2013 Peserta 8 13. SERTIFIKAT 16 maret 2013 Peserta 2 14. SEMINAR NASIONAL “ Ahlussunah Waljamaah dalam Perspektif Islam Indonesia” oleh DEMA 26 Maret 2013 Peserta 8 15. PIAGAM PENGHARGAAN “Pementasan Teater Getar STAIN Salatiga dalam Rangka Studi Pentas dengan Judul BIADAB” oleh Teater GETAR 10 APRIL 2013 Panitia 3 16. SERTIFIKAT Music in Campus “Togetherness With Music” oleh SMC 6 Juli 2013 panitia 3 17. SERTIFIKAT Konser Produksi PSM “Senandung Nada Dalam Warna” oleh SMC 19 Oktober 2013 panitia 3 18. PIAGAM PENGHARGAAN 9-10 November 2013 Panitia 3 24 November 2013 Panitia 3 Panitia 3 Peserta 2 Diklatsar IV oleh SSC Pelatihan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) HMJ Tarbiyah Stain Salatiga “Karya Ilmiah Sebagai Wujud Pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi” oleh HMJ Tarbiyah SSC Cup III Futsal Competition 2013 19. PIAGAM PENGHARGAAN Pentas Produksi #34 dengan Judul “Kisah Laras dan Lain-lain” oleh Teater GETAR 30 November – 1 Desember LPJ dan MUBES SSC 2013 oleh SSC 2013 21. PIAGAM “Pelatihan Dasar (LATSAR) 2-5 Desember yang ke XXIII Teater Getar STAIN 2013 Salatiga” oleh Teater GETAR 20. PIAGAM PENGHARGAAN 22. PIAGAM PENGHARGAAN Pedas XIX dan Workshop PSM VIII oleh SMC 4-12 Desember 2013 Panitia 3 23. PIAGAM PENGHARGAAN 17-26 Desember 2013 Panitia 3 24-25 Maret 2014 Panitia 3 25. SERTIFIKAT “Siba Sibi Training UTS Semester Genap Tahun 2014” oleh CEC San ITTAQO 2-3 Mei 2014 Peserta 2 26. SERTIFIKAT “Pendidikan Massal Dan Aksi Pungut Sampah” oleh MAPALA Mitapasa 11-12 Oktober 2014 Peserta 2 27. SERTIFIKAT “Siba Sibi Training UTS Semester Ganjil Tahun 2014” oleh CEC dan ITTAQO 24-25 Oktober 2014 Peserta 2 28. SERTIFIKAT “CEC Festifal 2014” oleh CEC 20-22 November 2014 Peserta 2 29. PIAGAM PENGHARGAAN 6-7 Desember 2014 Panitia 3 30. SERTIFIKAT “Siba Sibi Training UTS Semester Ganjil Tahun 2014” oleh CEC dan ITTAQO 19-20 Desember 2014 Peserta 2 31. SERTIFIKAT “Harmonisasi Lingkungan” oleh Mapala MITAPASA 27 Desember 2014 Peserta 2 32. PIAGAM PENGHARGAAN “Lomba Fasi (Festifal Anak Sholeh Indonesia)” oleh KKN IAIN Salatiga 2015 5 April 2015 Panitia 3 33. PIAGAM PENGHARGAAN “Konser 10 April 2015 Perdana Cakrawangsa Seni Musik Club (SMC) oleh SMC Salatiga Panitia 3 34. SEMINAR NASIONAL “Perempuan Indonesia di Mata Hukum dan Ham oleh Fakultas Syariah dan MUI Salatiga Peserta 8 Diklatsar V oleh SSC 24. PIAGAM PENGHARGAAN PORS VI oleh SSC LPJ dan MUBES SSC 2014 oleh SSC 21 Desember 2016 TOTAL 102 Salatiga, 15 maret 2017 Mengetahui Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dan Kerjasama Achmad Maimun, M.Ag NIP.19700510 199803 1003 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Akhlis Nurul Majid Tempat/Tanggal lahir : Grobogan / 05Desember 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Alamat : Batur Agung, RT. 004 RW. 001 Kel. Baturagung, Kec. Gubug, Kab. Grobogan Email : [email protected] No. Hp : 0858 6881 3137 Riwayat Pendidikan : SD Negeri 3 Baturagung, Kec. Gubug Lulus 2005 SMP Negeri 3 Baturagung, Kec. Gubug Lulus 2008 SMA Muhammadiyah Gubug Lulus 2011 IAIN Salatiga 2011 Salatiga, 8 Maret 2017 Hormat Saya, Akhlis Nurul Majid 111 11 048 DOKUMENTASI