STASIUN BUMI PENGINDERAAN JAUH PAREPARE Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 6, Kota Parepare 91112, Provinsi Sulawesi Selatan Telp. (0421) 22288 (hunting), Fax. (0421) 22270, 3311664 Mail: [email protected] Web: www.rsgs.lapan.go.id LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) STASIUN BUMI PENGINDERAAN JAUH PAREPARE TAHUN 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah bentuk transparansi dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan visi dan misi, capaian sasaran strategis dan target Indikator Kinerja Utama (IKU), Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare sebagai sebuah Unit pelaksana tenis (UPT) dari Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh (Pustekdata) telah menyusun laporan tersebut sebagai pertanggungjawaban tertulis. LAKIP SBPJ Parepare merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapain tujuan dan sasaran strategis. LAKIP SBPJ Parepare disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP merupakan bentuk akuntabilitas kinerja yang berfungsi antara lain sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif. LAKIP juga sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat dan merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja satuan kerja. Sebagai fungsi kendali, kebijakan dan capaian yang dilaporkan secara transparan kepada masyarakat membantu perwujudan good corporate governance. Sedangkan dari fungsi pemacu peningkatan kinerja, LAKIP dapat membantu internal SBPJ Parepare LAKIP 2016 I dalam melaksanakan self assesment atas kinerjanya guna perbaikan dan peningkatan di masa mendatang. Visi SBPJ Parepare adalah menjadi stasiun bumi satelit penginderaan jauh multimisi berstandar internasional untuk memenuhi kontinuitas ketersediaan data nasional harus menjadi ruh dalam setiap pelaksanaan tugas dan fungsi. Dalam visi tersebut terkandung tanggungjawab yang harus diemban dan tantangan Hubungi Kami Telp. (0421) 22288 (HUNTING), FAKSIMILE (0421) 3311664, 22270 Mail: [email protected], Web: www.rsgs.lapan.go.id yang harus profesionalisme, ditaklukan kredibilitas, demi terwujudnya tranparansi dan akuntabilitas. Misi yang telah ditetapkan telah mampu mencapai target kinerja pada tahun 2016, keberhasilan tersebut adalah integrasi dari berbagai komponen, mulai dari peralatan dan fasilitas stasiun bumi, sumber daya manusia, tata kerja dan tentu saja dukungan anggaran. Tidak kalah pentingnya adalah masyarakat pengguna data penginderaan jauh, khususnya pemerintah daerah yang menjadi tolok ukur kepuasan pelayanan publik SBPJ Parepare. LAKIP ini perlu dianalisis dan direview secara objektif, sehingga apa yang dilaporkan adalah bentuk transparansi yang diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk peningkatan kinerja tahun berikutnya baik di internal SBPJ Parepare maupun instansi Pusat di atasnya. Atas tercapainya target kinerja Tahun 2016, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran SBPJ Parepare yang telah memberikan kontribusinya. Parepare, Januari 2017 KEPALA STASIUN BUMI PENGINDERAAN JAUH PAREPARE SUTAN TAKDIR ALI MUNAWAR, B.Eng. NIP. 19690711 198901 1 001 LAKIP 2016 II IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN IKHTISAR EKSEKUTIF Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare adalah sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang melaksanakan tugas teknis operasional di bidang teknologi dan data penginderaan jauh (inderaja). Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare adalah ujung tombak sistem stasiun bumi penginderaan jauh LAPAN. SBPJ Parepare adalah cerminan keberhasilan dan kegagalan sistem akuisisi data penginderaan jauh LAPAN. Sebagai sebuah UPT, wilayah kerja SBPJ Parepare dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional serta urusan pemerintah tidak lagi dibatasi oleh wilayah administrasi pemerintahan tertentu. SBPJ Parepare mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, perekaman dan pengolahan data satelit penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca, serta distribusi dan pelayanan teknis pemanfaatan data satelit penginderaan jauh. Dalam rangka merealisasikan visi dan misi, SBPJ Parepare telah menetapkan dua sasaran strategis pada tahun 2016, yaitu (1) kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan, dan cuaca secara near real time dan (2) pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial. Indikator Kinerja untuk mencapai sasaran strategis tersebut direpresentasikan dengan empat Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu (1) Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh, (2) Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi, (3) Jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani, (4) Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek penerbangan dan antariksa. Pencapaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumberdaya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time telah disukung oleh Kegiatan Operasional Stasiun Bumi (Akuisisi Data Satelit Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam dan Lingkungan) dengan indikator kinerja adalah ) Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh dan Kegiatan Operasional Produksi Data Satelit Inderaja Level Standar Stasiun Bumi dengan indikator kinerja adalah Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi. Kegiatan Operasional Stasiun Bumi (akuisisi data satelit penginderaan jauh) dilakukan selama 365 hari dalam satu tahun dan dilakukan secara real time dengan keberhasilan akuisisi tahun 2016 secara keseluruhan mencapai 115,15% dari target yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Dari 7 satelit yang dilakukan akuisisi dan perekaman di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare, ada 6 satelit dengan jumlah data raw hasil akuisisi dan perekamanan berada diatas target tahun 2016, satelit tersebut yaitu Satelit MODIS (Terra/AQUA) sebesar 2.693 dari target 2.368 data raw, NPP sebesar 1.339 dari target 1.124 data raw, Landsat-7 sebesar 676 dari target 672 data raw, SPOT-6/7 sebesar 840 dari target 552 data raw. Terdapat 1 satelit dengan jumlah data raw hasil akuisisi dan perekaman berada dibawah target tahun 2016, satelit tersebut yaitu Satelit Landsat-8. Target data raw hasil akuisisi dan perekaman Landsat-8 pada tahun 2016 sebesar 624, sedangkan data raw yang dihasilkan dari kegiatan akuisisi dan perekaman selama tahun 2016 sebanyak 601, tidak tercapainya data raw hasil perekaman ini disebabkan karena konflik LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare iii IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN satelit dengan satelit resolusi tinggi(SPOT-6/7). Konflik satelit disini adalah melintasnya dua satelit atau lebih dalam waktu yang hampir bersamaan, dan di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare apabila terjadi konflik satelit antara Landsat-7/8 dengan SPOT-6/7 maka yang dilakukan penerimaan datanya adalah Satelit SPOT-6/7. Kegiatan Operasional Produksi Data Satelit Inderaja Level Standar Stasiun Bumi terdiri dari produksi SPOT6 & SPOT7 level primary dan secondary, Landsat7/8 level 1G/1T, data MODIS (Terra/Aqua) pada level 1B dan 2, NPP level 1B, NOAA18/19, METOP-A dan METOP-B, dengan indikator kinerja adalah Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi. Target yang akan dicapai pada tahun 2016 adalah 7668 equivalent scene data SPOT-6/7, 5496 scene data Landsat-7, 5496 scene data Landsat-8, 2250 granule data MODIS dan 1067 granule data NPP. Kegiatan Operasional Produksi Data Satelit Inderaja ini meliputi pengolahan awal data yang direkam ke level standar, pembuatan data master satelit Landsat-7 dan data MODIS (Terra/Aqua) pada level 1B serta menyimpan data tersebut pada media penyimpanan, quality control dan backup data hasil pengolahan, pengelolaan katalog, website dan jaringan. Selama tahun 2016 sebagian besar target jumlah data tercapai, hanya target jumlah data Landsat-7/8 yang tidak tercapai. Hal ini disebabkan karena pada awal bulan april sistem produksi Landsat-7/8 SBPJP di upgrade sehingga tidak dapat melakukan operasional produksi data. Upaya agar proses produksi data Landsat-7/8 terus berlanjut telah dilakukan dengan mengirimkan raw data ke Pustekdata melalui jaringan VPN. Pengiriman tersebut dimaksudkan untuk proses produksi data Landsat-7/8 dilakukan pada server produksi yang ada di Pustekdata. Namun dikarenakan server produksi di Pustekdata memiliki keterbatasan dalam memproduksi data dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan, hal ini berdampak pada data yang dikirimkan dari SBPJP ke Pustekdata masuk dalam daftar tunggu mengingat mesin produksi di Pustekdata diprioritaskan untuk memproduksi data dari Stasiun Bumi Rumpin. Hal tersebut juga mengakibatkan data Landsat-7/8 terproduksi tidak maksimal untuk bulan April sd Oktober 2016. Adapun penyelesaian upgrading sistem produksi Landsat-7/8 pada pertengahan oktober 2016 dan masih dalam tahap maintenance. Inventarisasi liputan data SPOT-6/7 dilakukan pada data yang clear (awan kurang dari 30%). Permintaan programming telah dilakukan sejak tahun 2013, sehingga analisa liputan sejak 2013 sampai dengan 2015 dijadikan bahan untuk perencanaan permintaan programming pada tahun 2016. Demikian juga untuk tahun 2017, analisa liputan tahun 2016 akan dijadikan bahan pertimbangan untuk perencanaan permintaan programming pada tahun 2017 tersebut. Dalam rangka pencapaian sasaran strategis Pemanfaatan Data Satelit Penginderaan Jauh untuk Pembuatan Paket Informasi Spasial didukung oleh Kegiatan Operasional Pelayanan Teknis Pemanfaatan Teknologi Inderaja, dengan indikator kinerja adalah Jumlah pemerintah daerah yang dilayani. Pelaksanaan kegiatan Operasional Pelayanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja dan Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja untuk Pemerintah Daerah terdiri dari pelayanan data satelit LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare iv IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN inderaja dan sampel produk pemanfaatannya, pelayanan pembinaan teknis dan sosialisasi pemanfaatan data satelit inderaja dan pelayanan informasi berbasis data satelit inderaja. Pengguna dan calon pengguna data penginderaan jauh tidak dibatasi, baik secara administrasi wilayah maupun institusi, lembaga maupun swasta, dapat dilayani dengan berpedoman pada ketentuan dan peraturan yang berlaku, kemampuan data dan sumber daya manusia (SDM) SBPJ Parepare. Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT), pelayanan pengguna yang dilaksanakan SBPJ Parepare terbuka untuk seluruh daerah, sehingga pada tahun 2016 ini dari target pelayanan pemerintah daerah (pemda) sebanyak 4 pemda, dapat dilayani sebanyak 11 pemda. Sebenarnya bisa lebih dari 11 pemda, hanya beberapa tidak bisa dilayani karena dibatasi tupoksi, kemampuan data dan kemampuan SDM. Tujuh pemda tambahannya adalah Pemda Kabupaten Sinjai, Pemda Kabupaten Wajo, Pemda Kabupaten Mamuju, Pemda Kota Parepare, Pemda Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemda Kabupaten Enrekang. Ketujuh pemda tambahan tersebut memang sudah pernah dilayani terkait data and informasi berbasis citra satelit inderaja pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga ada pengalaman untuk pelayanan dan penyediaan informasinya. Pada Tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan pelayanan informasi daerah untuk sepuluh (10) wilayah setingkat kabupaten/kota dan provinsi dengan menghasilkan sebelas (11) informasi spasial berbasis data inderaja. Kegiatan pelayanan informasi daerah ini bersifat diseminasi teknologi dan data inderaja, dimulai dengan sosialisasi mengenai potensi dan pemanfaatan data satelit inderaja, distribusi data dan pelayanan pengguna. Kemudian potensi citra tersebut dimanfaatkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhannya. Dalam rangka analisis dan mencapai hasil yang valid, maka tim dari pemerintah daerah dapat dilibatkan selama proses pekerjaan dan survei lapangan. Untuk menambah wawasan dan kemampuan SDM pemda, juga bisa dilaksanakan kegiatan bimbingan teknis/magang kerja SDM pemda di SBPJ Parepare, dengan mengerjakan kegiatan terkait yang memerlukan input data inderaja. kegiatan tahap akhir yaitu diseminasi informasi hasil pengolahan dan analisis citra satelit inderaja, kegiatan ini juga dilaksanakan secara bersama-sama dengan pemerintah daerah. Capaian lain terkait Layanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja Untuk Pemerintah Daerah, SBPJ Parepare juga melaksanakan kegiatan Operasional Pelayanan Pengguna yang terdiri dari beberapa sub kegiatan, yaitu; 1) pelayanan konsultasi data penginderaan jauh (42 instansi); 2) pelayanan data inderaja (36 instansi dengan 975 scene/strip data); 3) pelayanan sosialisasi teknologi dan data penginderaan jauh (5 kali untuk instansi instansi dan pemerintah daerah yang berbeda); 4) pelayanan pembinaan teknis (bimtek)/magang kerja untuk peningkatan kapasitas SDM pemerintah daerah (6 Instansi pemerintah daerah); dan 5) pelayanan kunjungan edukasi teknologi (murid, siswa, mahasiswa, guru dan dosen) sebanyak 71 kunjungan dari sekolah/universitas yang berbeda. Untuk mengukur kinerja pelayan publik SBPJ Parepare kepada para pengguna data penginderaan jauh, telah dilaksanakan survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sepanjang Tahun 2016. Mengacu pada Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam Kemenpan dan RB No. 25 Tahun 2004, hasil survei IKM SBPJ Parepare mencapai Nilai Interval 3.32, kemudian setelah dikonversi mencapai 82,92%, sehingga LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare v IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN termasuk memiliki Mutu Pelayanan dalam kategori A atau menunjukkan Kinerja Unit Pelayanan yang Sangat Baik. Capaian kinerja tahun 2016 perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan pada Tahun 2017, dengan pemeliharaan peralatan stasiun bumi dan peralatan pengolahan data yang menjadi kunci penting keberhasilan SBPJ Parepare dalam akuisisi dan produksi data penginderaan jauh. Selain itu kajian dalam otomatisasi produksi dan kajian Stasiun Bumi dilakukan untuk mencapai kemandirian teknologi. Sedangkan untuk pelayanan pengguna, peningkatan kinerja diarahkan untuk mempercepat pelayanan distribusi data dan peningkatan kualitas pelayanan teknis pemanfaatan data/informasi spasial berbasis data satelit penginderaan jauh. Pada Dokumen LAKIP ini telah diuraikan mengenai penetapan tujuan, sasaran, indikator-indikator kinerja yang menyatakan kriteria keberhasilan hingga kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran yang telah ditetapkan SBPJ Parepare pada tahun anggaran 2016. Dokumen LAKIP ini dapat dijadikan dasar untuk acuan kerja eselon II di atasnya yaitu Pustekdata LAPAN dalam menyusun Rencana Kinerja Tahunan berikutnya. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare vi IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................... i RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................................ iii DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................................. ix DAFTAR TABEL................................................................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................................................... xiv I II III LAKIP 2016 PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1 1.2 Aspek Strategis Organisasi dan Permasalahan Utama .......................................... 5 1.3 Sumber Daya Manusia (SDM) dan Fasilitas................................................................ 8 PERENCANAAN STRATEGIS ........................................................................................................... 17 2.1 Visi dan Misi.............................................................................................................................. 17 2.1.1 Visi............................................................................................................................ 17 2.1.2 Misi .......................................................................................................................... 18 2.1.3 Tujuan Strategis ................................................................................................. 18 2.1.4 Sasaran Strategis ............................................................................................... 18 2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahunan 2017 ..................................................... 19 2.3 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016 ............................................................................ 22 AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................................................... 25 3.1 Analisis Capaian Kinerja...................................................................................................... 25 3.1.1 Sasaran Strategis Kontinuitas Ketersediaan Data Penginderaan Jauh Satelit Sumberdaya Alam, Lingkungan Dan Cuaca Secara Near-Real Time ......................................................................................................... 27 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare vii IKHTISAR EKSEKUTIF LAKIP 2016 DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN 3.1.1.1 Capaian IKU 1 : Jumlah Keberhasilan Akuisisi Data Satelit Penginderaan Jauh ................................................................................. 27 3.1.1.2 Capaian IKU 2 : Jumlah Data Satelit Penginderaan Jauh Satelit Terproduksi Hasil Akuisisi ................................................... 31 3.1.2 Capaian Sasaran Pemanfaatan Data Satelit Penginderaan Jauh Untuk Pembuatan Paket Informasi Spasial .................................................. 36 3.1.2.1 Capaian IKU 3 : Jumlah Pemerintah yang Dilayani .................. 37 3.1.2.2 Capaian IKU 4: Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek penerbangan dan antariksa .................................................... 51 3.2 Perbandingan Realisasi IKU Terhadap Tahun Sebelumnya ................................ 53 3.3 Capaian Lain di Luar IKU .................................................................................................... 54 3.3.1 Pelayanan Konsultasi Data Inderaja ................................................................ 54 3.3.2 Pelayanan Data Inderaja ....................................................................................... 56 3.3.3 Pelayanan Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja .................................. 58 3.3.4 Pelayanan Pembinaan Teknis SDM Pengguna ............................................ 60 3.3.5 Pelayanan Kunjungan Edukasi Teknologi ..................................................... 63 Akuntabilitas Keuangan ...................................................................................................... 66 3.4.1 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare Tahun 2016 ......................................... 66 3.4.2 Pagu dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Strategis Tahun 2016 ...... 68 3.4.3 Capaian IKU dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Strategis Tahun 2016 ............................................................................................................................... 68 3.4.4 Capaian IKU dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Strategis Tahun 2016 ............................................................................................................................... 69 PENUTUP…… ......................................................................................................................................... . 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................................... 71 3.4 IV DAFTAR ISI Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare viii RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Halaman LAKIP 2016 Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pustekdata ......................................................................... 2 Gambar 1.2 Struktur organisasi Balai Penginderaan Jauh Parepare.......................... 2 Gambar 1.3 Struktur organisasi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare ........ 3 Gambar 1.4 SPOT Direct Receiving Station Network ........................................................ 5 Gambar 1.5 Lokasi BPJ Parepare secara geografis ............................................................. 6 Gambar 1.6 Distribusi SDM Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berdasarkan tingkat pendidikan ....................................................................... 8 Gambar 1.7 Distribusi SDM Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berdasarkan jabatan ............................................................................................... 9 Gambar 1.8 Citra Satelit Pleiades resolusi 0.5 meter lokasi Fasilitas Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare ................................................................. 10 Gambar 1.9 Fasilitas Gedung Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare ............. 11 Gambar 1.10 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Landsat ............................ 12 Gambar 1.11 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit SPOT 6/7.......................... 12 Gambar 1.12 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Aqua/Terra ..................... 13 Gambar 1.13 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit NPP ..................................... 13 Gambar 1.14 Gedung dan Antena Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare ........ 14 Gambar 1.15 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit NPP ..................................... 15 Gambar 1.16 Fasilitas Pelayanan Pengguna Teknologi dan Data Penginderaan Jauh ................................................................................................................................. 16 Gambar 3.1 Bagan mekanisme penyampaian data dan informasi dari masingmasing Ketua Kelompok Kerja kepada Kepala Stasiun .......................... 26 Gambar 3.2 Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja satelit Tahun 2016 .................................................................................................. 28 Gambar 3.3 Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit Terra, Aqua, dan NPP per bulan Tahun 2016.............................. 29 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare ix RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP 2016 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN Gambar 3.4 Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit Landsat 7 dan Landsat 8 per bulan Tahun 2016 ....................... 30 Gambar 3.5 Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit SPOT 6 dan SPOT 7 per bulan Tahun 2016 .................................. 30 Gambar 3.6 Capaian produksi data SPOT 6/7 tahun 2016 ............................................. 32 Gambar 3.7 Liputan data SPOT 6/7 clear (awan < 30%) tahun 2016 ..................... 33 Gambar 3.8 Capaian produksi data Landsat7/8 tahun 2016......................................... 34 Gambar 3.9 Liputan data Landsat7 tahun 2016 .................................................................. 34 Gambar 3.10 Liputan data Landsat8 tahun 2016 .................................................................. 35 Gambar 3.11 Capaian produksi data MODIS tahun 2016................................................... 35 Gambar 3.12 Capaian produksi data NPP tahun 2016 ........................................................ 36 Gambar 3.13 Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Minahasa Utara .................... 40 Gambar 3.14 Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Kupang ..................................... 41 Gambar 3.15 Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur .......... 42 Gambar 3.16 Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Halmahera Timur ................ 43 Gambar 3.17 Paket informasi spasial lahan sawah berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Sinjai........................................................ 44 Gambar 3.18 Paket informasi spasial penutup/penggunaan lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Wajo ........................ 45 Gambar 3.19 Paket informasi spasial komoditas perkebunan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Provinsi Sulawesi Selatan ..... 46 Gambar 3.20 Paket informasi spasial komoditas pertanian berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Enrekang ............... 47 Gambar 3.21 Paket informasi spasial batas administrasi berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kota Parepare ............................................... 48 Gambar 3.22 Paket informasi spasial Ruang Terbuka Hijau berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kota Parepare ............................. 49 Gambar 3.23 Paket informasi spasial jaringan jalan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Mamuju .................................... 50 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare x RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP 2016 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN Gambar 3.24 Dokumentasi Kegiatan Konsultasi Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 ............................................................................................................................... 56 Gambar 3.25 Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 ........................................................................ 59 Gambar 3.26 Dokumentasi Bimbingan Teknis/Magang Kerja SDM Pengguna Tahun 2016 ................................................................................................................. 62 Gambar 3.27 Dokumentasi Kunjungan Edukasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 ........................................................................ 65 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare xi RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL LAKIP 2016 Tabel 2.1 Tujuan Strategis BPJ Parepare Tahun 2015 dan SBPJ Parepare Tahun 2016 ................................................................................................................. 18 Tabel 2.2 Tujuan, Sasaran Strategis dan IKU Tahun 2016 (setelah reorganisasi menjadi SBPJ Parepare) ............................................................. 19 Tabel 2.3 Tujuan, Sasaran Strategis dan IKU Tahun 2016 ......................................... 20 Tabel 3.1 Penetapan Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 ................................................................................................................. 26 Tabel 3.2 Capaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam dan lingkungan secara real time .................. 28 Tabel 3.3 Capaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam dan lingkungan secara real time (Indikator Kinerja: Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi) ................................................................................... 32 Tabel 3.4 Capaian sasaran pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial Tahun 2016 ......................... 37 Tabel 3.5 Pelayanan Informasi Daerah Berbasis Data Inderaja Tahun 2016 .... 39 Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik yang dilaksanakan oleh SBPJ Parepare ..................... 52 Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi IKU dari tahun 2012 – 2016 .............................. 53 Tabel 3.8 Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Inderaja Tahun 2016 ................................................................................... 55 Tabel 3.9 Rekapitulasi Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Konsultasi Data Inderaja Tahun 2016 .............................................................................................. 55 Tabel 3.10 Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Data Inderaja Tahun 2016 ....... 57 Tabel 3.11 Daftar Data Inderaja yang Terdistribusi kepada Pengguna Tahun 2016 ............................................................................................................................... 57 Tabel 3.12 Daftar Kegiatan Sosialisasi Teknologi dan data Inderaja Tahun 2016 ............................................................................................................................... 58 Tabel 3.13 Daftar Pembinaan Teknis SDM Pengguna Tahun 2016 .......................... 60 Tabel 3.14 Frekuensi Kunjungan Kelompok Sekolah atau Perguruan Tinggi Tahun 2016 ................................................................................................................. 63 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Parepare xii RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP 2016 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN Tabel 3.15 Daftar Kunjungan Edukasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 ................................................................................................................. 64 Tabel 3.16 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016................................................. 66 Tabel 3.17 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 (Per Jenis Belanja)......... 67 Tabel 3.18 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 Per Sasaran Strategis ... 68 Tabel 3.19 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 Per Sasaran dan Capaian IKU................................................................................................................. 68 Tabel 3.20 Perbandingan Pagu Anggaran dan Realisasi Tahun 2015 dengan Tahun 2016 ................................................................................................................. 69 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Parepare xiii RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAKIP 2016 Lampiran 1. Dokumen Perjanjian Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 ............................................................................................. 72 Lampiran 2. Lampiran Dokumen Penetapan Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 .................................................... 73 Lampiran 3. Rencana Aksi dan Capaian Penetapan Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 Triwulan I – Triwulan IV 74 Lampiran 4. Pengukuran Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 ................................................................................................................. 75 Lampiran 5. Lampiran Rencana Kinerja Tahunan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2017 .................................................................................. 76 Lampiran 6. Tabel-tabel hasil pencapaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara near real time ................................................................................. 77 Lampiran 7. Tabel-tabel hasil pencapaian sasaran kontinuitas produksi data penginderaan jauh level awal dan lanjut hasil akuisisi ........................... 81 Lampiran 8. Strategy Map 2015 – 2019 SBPJ Parepare dengan Balance Scorecard (BSC) ........................................................................................................ 82 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Parepare xiv BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare adalah ujung tombak sistem stasiun bumi penginderaan jauh LAPAN. SBPJ Parepare adalah cerminan keberhasilan dan kegagalan sistem penginderaan jauh LAPAN. Sesuai dengan visi Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh (Pustekdata) LAPAN yaitu Pusat Unggulan Dalam Bidang Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri, SBPJ Parepare harus mampu menyediakan data satelit penginderaan jauh untuk kebutuhan pengguna. Keberhasilan akusisi dan ketersediaan data satelit penginderaan jauh hasil akuisisi merupakan indikator utama kinerja SBPJ Parepare. STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 5 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanan Teknis (UPT) LAPAN, Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare adalah UPT di bidang penginderaan Jauh yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh di bawah Kedeputian Penginderaan Jauh. Secara lengkap struktur organisasi Pustekdata ditunjukkan pada Gambar 1.1. Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 5 Tahun 2011 SBPJ Parepare mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, perekaman dan pengolahan data satelit penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca, serta distribusi dan pelayanan teknis pemanfaatan data satelit penginderaan jauh. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, SBPJ Parepare menyelenggarakan berbagai fungsi diantaranya penyiapan dan penyusunan program dan kegiatan Stasiun Bumi, pelaksanaan penerimaan, perekaman dan pemeliharaan peralatan teknis stasiun bumi. Fungsi lainnya adalah melaksanakan pengolahan data satelit dan produksi data master serta katalog, pelayanan pengguna, sosialisasi pemanfaatan data satelit dan penyiapan bahan kerjasama teknis serta melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Stasiun Bumi. Sebagai sebuah UPT, wilayah kerja SBPJ Parepare dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional serta urusan pemerintah tidak lagi dibatasi oleh wilayah administrasi pemerintahan tertentu. Pelaksanaan fungsi pelayanan pengguna dan sosialisasi pemanfaatan data satelit terbuka untuk seluruh wilayah Indonesia, demikian juga dengan peluang rintisan kerjasama teknis. Produk-produk data-data digital standar dan hasil pengolahannya bisa dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan SBPJ Parepare senantiasa siap memberikan pembinaan dalam rangka membangun kemandirian pengguna. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 1 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Peluang ini juga sekaligus merupakan tantangan untuk terus meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pustekdata Balai Penginderaan Jauh Parepare Subbagian Tata Usaha Seksi Akuisisi Seksi Data Seksi Pengguna Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1.2 Struktur organisasi Balai Penginderaan Jauh Parepare (Peraturan Kepala LAPAN Nomor 5 Tahun 2011) Pada tahun 2015 telah dilaksanakan reorganisasi menyeluruh di lingkungan LAPAN mulai dari Eselon I sampai eselon IV, termasuk UPT SBPJ Parepare. Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 18 Tahun 2015 tanggal 9 Oktober 2015, Balai Penginderaan Jauh Parepare telah berubah menjadi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare (SBPJ Parepare), dengan perubahan struktur organisasi yang signifikan namun sedikit mengalami perubahan tupoksi. Secara struktur organisasi, paska reorganisasi SBPJ Parepare menjadi lebih ramping, semula ketika masih BPJ Parepare memiliki 1 eselon III yaitu Kepala BPJ Parepare dan 4 eselon IV, yaitu 1 Kepala Subbagian Tata Usaha (KaSubBag TU) dan 3 LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 2 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP Kepala Seksi. Setelah menjadi SBPJ Parepare, eselon III tetap ada yaitu Kepala SBPJ Parepare dan eselon IV tinggal satu yaitu Kasubbag TU dan ada Kelompok Jabatan Fungsional. Kepala Stasiun Bumi merupakan jabatan struktural eselon III.a atau jabatan Administrator dan Kepala Subbagian Tata Usaha merupakan jabatan struktural eselon IV.a atau jabatan Pengawas. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, sumber daya manusia aparatur, tata usaha, penatausahaan Barang Milik Negara dan rumah tangga. Sementara Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kelompok Jabatan Fungsional dibagi dalam beberapa kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya yang pengangkatannya. Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang pejabat fungsional yang ditetapkan atau ditunjuk oleh Kepala Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare. Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Subbagian Tata Usaha Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1.3 Struktur organisasi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare (Peraturan Kepala LAPAN Nomor 18 Tahun 2015, mulai berlaku tanggal 9 Oktober 2016) Dalam melaksanakan fungsi pemberian layanan publik, Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berkoordinasi langsung dengan Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh LAPAN di Jakarta. Kepala Stasiun Bumi menyampaikan laporan kepada Kepala Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang penginderaan jauh secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Kepala Stasiun Bumi, Kepala Subbagian Tata Usaha, dan Ketua Kelompok Jabatan Fungsional wajib menyusun laporan berkala (laporan berkala dalam Log Book Bulanan). LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 3 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP TUGAS POKOK SBPJ PAREPARE Paska reorganisasi menjadi Stasiun Bumi Pengideraan Jauh Parepare (SBPJ Parepare), berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 18 Tahun 2015 tanggal 9 Oktober 2015, tertulis bahwa SBPJ Parepare adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh. SBPJ Parepare mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, perekaman dan pengolahan data awal, serta pengoperasian dan pemeliharaan stasiun bumi penginderaan jauh. FUNGSI SBPJ PAREPARE Menurut Peraturan Kepala LAPAN Nomor 18 Tahun 2015 tanggal 9 Oktober 2015, untuk mendukung pelaksanaan tugasnya, SBPJ Parepare menyelenggarakan fungsi : a) penyusunan rencana kegiatan dan anggaran; b) pelaksanaan penerimaan, perekaman, pengolahan data awal, dan pengelolaan data c) penginderaan jauh; d) pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan stasiun bumi dan peralatan lainnya; e) pelaksanaan kerja sama teknis di bidang penerimaan, perekaman, dan pengolahan data f) penginderaan jauh; g) pemberian layanan publik penerbangan dan antariksa; h) evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan; dan i) LAKIP 2016 pelaksanaan urusan keuangan, sumber daya manusia aparatur, tata usaha, penatausahaan Barang Milik Negara, dan rumah tangga; Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 4 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP 1.2 ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN PERMASALAHAN UTAMA ASPEK STRATEGIS STASIUN BUMI PENGINDERAAN JAUH PAREPARE Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare adalah satu satunya Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh Multi Misi di Indonesia, dengan kemampuan menerima, merekam dan memproduksi data-data satelit penginderaan jauh multi resolusi. SBPJ Parepare sampai Akhir Desember Tahun 2016 telah mampu menerima, merekam dan memproduksi data-data dari satelit penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca (Landsat7, Landsat8, SPOT6, SPOT7, Aqua, Terra dan NPP). Dari sisi karakter resolusi spasial, SBPJ Parepare juga telah mampu menerima, merekam dan memproduksi data-data dari satelit penginderaan jauh resolusi rendah, resolusi menengah dan resolusi tinggi. SBPJ Parepare adalah partner Air Bus Defence and Space (formely Space Imaging, ASTRIUM) sebagai salah satu SPOT Direct Receiving Station sejak tahun 2006. Sebagai partner dalam kerjasama, Air Bus Defence and Space telah memberikan SPOT Direct Reception Service, yaitu mendapatkan data SPOT dan mendistribusikan produk ke pengguna dan pasar. Juga memfasilitasi akses terhadap konstelasi satelit SPOT6 dan SPOT7 untuk memenuhi kebutuhan citra dan mengembangkan layanan dan aplikasi yang disesuaikan dengan wilayah kewenangan DRS SBPJ Parepare. Gambar 1.4 SPOT Direct Receiving Station Network Secara administratif, lokasi kantor SBPJ Parepare berada di Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan, dengan jarak dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (Maros-Makassar) sekitar 140 km atau kira-kira 3 jam perjalanan darat. Kota Parepare merupakan kota jasa dengan sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah di sektor jasa, mulai dari perdagangan, transportasi, kuliner, pariwisata, perhotelan dan lain-lain. Dari sudut pandang nasional, lokasi kantor SBPJ Parepare yang berada di Kota Parepare, secara geografis letaknya hampir di tengah-tengah wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehingga hampir seluruh wilayah Indonesia dapat near real time datanya LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 5 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP diterima, direkam dan diproduksi di SBPJ Parepare. Saat ini beberapa satelit penginderaan jauh mampu menyimpan sementara data hasil akuisisinya di satelit dan bisa ditransmisikan ke stasiun bumi setelah mencapai jangkauan komunikasi langsung. Jadi tidak ada lagi kendala jika daerah yang akan direkam wilayahnya relatif jauh dari stasiun bumi. Teknologi satelit saat ini juga mampu mengambil gambar secara oblique, dimana teleskop sensor mampu miring sampai beberapa derajat, sehingga wilayah-wilayah tertentu yang tidak persis di bawah footprint satelit juga mampu diakuisisi, terutama untuk kebutuhan yang urgent. Gambar 1.5 Lokasi SBPJ Parepare secara geografis Dalam pelaksanaan tugasnya, SBPJ Parepare perlu didukung oleh SDM, sarana/prasarana fisik utama dan pendukung, serta anggaran yang memadai. Anggaran di Satuan Kerja SBPJ Parepare diarahkan untuk mendukung tugas pokok, fungsi dan kegiatan operasional SBPJ Parepare. Untuk menjamin bahwa Stasiun Bumi ini mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam sistem stasiun bumi satelit penginderaan jauh LAPAN, disusunlah program kerja dengan penentuan indikator kinerja terhadap sasaran-sasaran yang telah ditentukan dan terukur secara jelas sehingga keberhasilan dan kegagalan program kerja ini dapat dimonitor untuk diperbaiki dan/atau dipertahankan. Sebagai Organisasi yang bersifat mandiri, SBPJ Parepare adalah satuan kerja yang diberikan kewenangan mengelola kepegawaian, keuangan dan perlengkapan sendiri dan tempat kedudukan yang terpisah dari organisasi induknya. SBPJ Parepare memiliki struktur organisasi tersendiri untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana disajikan pada Gambar 1.3. SBPJ Parepare dipimpin oleh seorang Kepala Stasiun Bumi, didukung oleh kelompok jabatan fungsional, serta dibantu oleh Subbagian Tata Usaha. SBPJ Parepare juga memiliki beberapa pejabat Fungsional Umum dan Fungsional Khusus dalam menjalankan roda organisasi Stasiun Bumi dan merealisasikan program kerja Stasiun Bumi. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 6 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP STRATEGIC ISSUED Pencapaian kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare adalah hasil integrasi dari berbagai faktor pendukung, supporting keys (M5TE) mulai dari Man, Machine, Methods, Materials, Money, Times and Environment. Dukungan Man (Sumber Daya Manusia) yang memiliki kompetensi dan profesional dalam penguasaan dan pengoperasian stasiun bumi mutlak diperlukan. Tanpa SDM yang memadai maka stasiun bumi tidak akan bertahan dan tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi. Machine (peralatan dan perangkat stasiun bumi dan pengolahan serta pengelolaan data), ini adalah bagian hulu dan hilir peralatan dan perangkat akusisi dan pengolahan data penginderaan jauh. Pembaharuan dan pemeliharaan peralatan dan perangkat tersebut perlu kontinyu dan terskedul dengan tepat. Suku cadang yang relatif sulit diperoleh karena hampir semua berasal dari luar negeri, memerlukan waktu untuk penyediaan yang bisa memutus keberlangsungan akuisisi dan pengolahan data. Penguasaan methods (metoda) penerimaan, perekaman dan pengolahan data penginderaan jauh mutlak diperlukan, sehingga data penginderaan jauh yang dikeluarkan oleh stasiun bumi adalah berstandar internasional, transferable, readble dan reformatable. Data penginderaan jauh memerlukan Materials (peralatan, media dan bahan penyimpanan data) yang durable dan rugged, sehingga data yang berada di dalamnya dapat tersimpan aman untuk jangka waktu yang lama. Materials dengan kualitas tersebut tentu sangat mahal yang akan berimbas kepada kemampuan anggaran (Money). Selain untuk materials, seluruh peralatan dan perangkat stasiun bumi adalah high tech, dimana pengadaan dan pemeliharaannya akan memerlukan anggaran yang besar. Untuk dapat mempertahankan kinerja, maka perlu dukungan anggaran tahunan untuk redundansi antena dan perangkat penyimpanan data penginderaan jauh. Times and Environment sudah cukup memadai, kawasan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare adalah Kawasan Vital Nasional. Dalam Peraturan daerah Kota Parepare nomor 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kota Parepare 2011 – 2031, Kawasan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional. Dukungan dari Pemerintah Kota Parepare sudah cukup banyak dirasakan, pemeliharaan fasilitas jaringan jalan dan rambu-rambu keamananya sudah dilaksanakan dan melibatkan LAPAN Parepare dalam Musyawarah Pimpinan Daerah maupun berbagai acara publik. Dari sudut pandang nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang Indonesia telah menyusun Rancangan Peraturan Presiden Republik Indonesia (Raperpres) Tentang Kawasan Strategis Nasional, salah satunya adalah Kawasan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare akan ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional Teknologi Tinggi. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 7 BAB I PENDAHULUAN BAB II BAB III PERENCANAAN KINERJA KINERJA AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP 1.3 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DAN FASILITAS Sumber daya manusia di SBPJ Parepare berdasarkan data kepegawaian bulan Desember 2016 terdiri dari 28 orang pegawai negeri sipil (PNS), 11 orang tenaga perbantuan teknis, 7 orang tenaga perbantuan non-teknis serta 9 tenaga perbantuan SATPAM. Rincian tenaga PNS adalah: 1 (satu) orang golongan IV, 24 (dua puluh empat) orang golongan III dan 3 (tiga) orang golongan II. Berdasarkan jabatannya, terdapat dua orang pejabat struktural, yaitu satu orang Kepala dan satu orang Kepala SubBagian Tata Usaha. Berdasarkan jabatan fungsionalnya, pegawai yang berstatus PNS dapat dikelompokkan menjadi pejabat fungsional khusus dan pejabat fungsional umum. Pejabat fungsional khusus Perekayasa terdiri dari 1 orang Perekayasa Muda, 7 orang Perekayasa Pertama. Pejabat fungsional khusus Peneliti terdiri dari 1 orang Peneliti Pertama. Pejabat fungsional khusus Litkayasa terdiri dari 8 orang Litkayasa Penyelia, 2 orang Litkayasa Pelaksana Lanjutan, 1 orang Litkayasa Pelaksana. Sisanya adalah pejabat fungsional umum sebanyak 8 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan tertingginya PNS tersebut terdiri dari 4 (empat) orang Magister (S2), 6 (enam) orang sarjana (S1), dan 18 (delapan belas) orang SMA. Klasifikasi PNS SBPJ Parepare berdasarkan tingkat pendidikan dan jabatan fungsional digambarkan pada diagram Gambar 1.6 dan Gambar 1.7 Selain SDM PNS, SBPJ Parepare juga memiliki tenaga bantu yaitu Tenaga Teknis Strategis 11 orang (dengan rincian terdiri dari Tenaga Pengolahan Data Tematik dan Engineer Stasiun Bumi setingkat S1 sebanyak 10 (sepuluh) orang dan 1 (satu) orang Engineer Stasiun Bumi setingkat DIII), Tenaga Satuan Pengamanan 9 orang, Pramubakti 5 orang dan Pengemudi 2 orang. SDM SBPJP 2016 BERDASARKAN PENDIDIKAN S2 (4 Org) 14% S1 (6 Org) 22% Gambar 1.6 LAKIP 2016 SMA (18 Org) 64% SMA (18 Org) S1 (6 Org) S2 (4 Org) Distribusi SDM Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berdasarkan tingkat pendidikan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 8 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP SDM SBPJP 2016 BERDASARKAN JABATAN FUNGSIONAL 29% 4% 3% 3% 25% 7% 29% Peneliti Pertama (1 Org - 3%) Perekayasa Muda (1 Org - 3%) Litkayasa Pelaksana Lanjutan (2 Org - 4%) Litkayasa Pelaksana (1 Org - 3%) Perekayasa Pertama (7 Org - 25%) Fungsional Umum (8 Org - 29%) Gambar 1.7 Litkayasa Penyelia (8 Org - 29%) Distribusi SDM Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berdasarkan jabatan fungsional Aset lahan kantor dan komplek perumahan pegawai SBPJ Parepare sampai akhir tahun 2012 adalah seluas 57.870 m2. Status lahan tersebut terdiri dari 44.655 m2 bersertifikat Hak Pakai No. 93, kemudian yang belum bersertifikat (penguasaan hak) terdiri dari penguasaan hak sejak tahun 1991 adalah 7.744 m2 dan penguasaan hak baru tahun 2012 adalah seluas 5.471 m2. Sarana gedung perkantoran terdiri dari Gedung Operasional, Gedung Laboratorium Pengolahan Data Tematik, Gedung Serbaguna (Aula) serta Gedung Administrasi dan Pelayanan Teknis Pemanfaatan Data Inderaja. Total luas keempat bangunan tersebut adalah 723,52m2. Operasional kegiatan akuisisi data satelit penginderaan jauh dilakukan dengan tiga antena parabola yaitu antena SeaSpace diameter 6,1 m dengan radome, Viasat diameter 5,4 m, dan antena Orbital diameter 3 m dengan radome. Ketiga antena tersebut bekerja secara redundan, namun semenjak bulan Oktober 2016 antena SeaSpace mengalami kerusakan komponen dan perusahaan tersebut tutup yang mengakibatkan tidak dapat dioperasikannya antenna tersebut sehingga hanya digunakan dua antena yaitu Viasat dan Orbital. Antena Viasat digunakan untuk akuisisi data satelit Landsat 7, Landsat 8, SPOT 6, SPOT 7, Terra, dan Aqua, sedangkan antena Orbital digunakan untuk akuisisi Terra, Aqua, NPP, NOAA-18/19, METoP-A/B dan Feng Yun-3B/3C. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 9 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP Gambar 1.8 Citra Satelit Pleiades resolusi 0.5 meter lokasi Fasilitas Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 10 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP Gedung Stasiun Bumi (Fasilitas Ruang Kontrol dan Produksi) Gedung Serbaguna dan Ruang Staf Gedung Pelayanan Teknis dan Ruang Staf Gedung Pelayanan Pengguna dan Ruang Staf Gambar 1.9 Fasilitas Gedung Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Fasilitas penerimaan data dan perekaman data terdiri dari 4 subsistem, yaitu sistem perekam dan pengolahan data SPOT, sistem perekam dan pengolahan data MODIS dan sistem perekaman dan pengolahan data Landsat7/8 dan sistem perekaman dan pengolahan data NPP. Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare ini didukung pula dengan server pengolahan data awal, fasilitas pengolahan data lanjut untuk cloudfree mosaic citra satelit SPOT6/7 berbasis perangkat lunak Pixel Factory. Seluruh data level Standar dikirimkan ke Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh LAPAN di Jakarta via elektronik maupun media fisik dan metadatanya diunggah ke bdpjn-catalog.lapan.go.id. SBPJ Parepare juga memiliki website katalog data Landsat, SPOT, MODIS di www.rsgs.lapan.go.id dan katalog SPOT6/7real time yang tergabung dengan sistem stasiun bumi. Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Landsat dimulai dari data raw hasil perekaman satelit Landsat-7 dan Landsat-8 diproduksi ke processing server menggunakan file ancillary dari website USGS-NASA yang nantinya akan menghasilkan data satelit dengan berbagai level seperti L1G, L1T, dan L1GT. Data Landsat-7 terdiri atas 8 Band dan Landsat-8 terdiri atas 11 Band dengan karakteristik yang bervariasi. Data Landsat-7 dan Landsat-8 disimpan pada penyimpanan online dan offline. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 11 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP Gambar 1.10 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Landsat Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit SPOT6/7dimulai dari data raw hasil perekaman satelit SPOT 6 dan 7 di-inventory terlebih dahulu oleh ingest server untuk membedakan datastrip masing – masing satelit. Data yang telah masuk disimpan ke archive server lalu diproduksi dengan spectral band Multispektral dan Pankromatik serta level processing yang bervariasi seperti Rsensor, Ortho maupun Pansharp. Proses produksi melibatkan Internal Catalog SPOT yang terhubung langsung dengan server Airbus di Perancis. Gambar 1.11 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit SPOT 6/7 LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 12 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Aqua/Terra dan NPP dimulai data raw hasil perekaman satelit MODIS diproduksi menggunakan internal server menggunakan RTSTPS dan IMAPP untuk memastikan pemrosesan data satelit terproses secara berurutan dan reliabel. Proses pengolahan data menuju level yang lebih tinggi seperti Level1A/B dan Level2 menggunakan software HDF Algorithm yang menghasilkan beberapa data MODIS seperti NDVI, TrueColor, SST, dan OCL. Gambar 1.12 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Aqua/Terra Data raw hasil perekaman satelit Suomi NPP diproduksi menggunakan internal server menggunakan CSPP untuk memastikan pemrosesan data satelit terproses secara berurutan dan reliabel. Proses pengolahan data menuju level yang lebih tinggi seperti Level1A/B dan Level2 menggunakan software HDF Algorithm yang menghasilkan beberapa data seperti Cloud Mask, Aerosol Optical Thickness, dan SST. Gambar 1.13 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit NPP LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 13 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP Sarana pendukung lainnya dalam pelaksanaan pekerjaan di SBPJ Parepare adalah 1 (satu) unit Genset 100KVA dan 7 (tujuh) unit kendaraan bermotor roda-4 (sampai akhir tahun 2015). Pada tahun 2013 telah ditambah satu unit Genset 100KVA yang baru dengan sistem otomatis dan silent untuk redundansi Genset yang lama yang masih manual. Sarana akomodasi yang tersedia di komplek SBPJ Parepare adalah 3 (tiga) unit rumah tipe 120m2, dan 13 unit rumah 70m2. Sedangkan untuk sarana penunjang kebugaran pegawai, di SBPJ Parepare tersedia 1 lapangan tenis dan 1 buah kolam renang. Gedung dan Antena Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Antena Viasat 5,4 m dan Antena Sea Space 5 m (belakang) Antena SeaSpace 6,1 m dan Antena JERS (belakang) Antena Orbital 3 m (instalasi Tahun 2015) Gambar 1.14 Gedung dan Antena Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Fasilitas penerimaan data dan perekaman data terdiri dari 3 subsistem, yaitu sistem akuisisi dan pengolahan data SPOT 6/7, sistem akuisisi dan pengolahan data Landsat7/8, sistem akuisisi dan pengolahan data MODIS Terra dan Aqua, serta Suomi NPP. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 14 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP Mount rack server sistem akuisisi dan pengolahan data SPOT6/7 Mount rack server sistem akuisisi dan pengolahan data Landsat7/8, MODIS dan NPP Ruang kontrol akuisisi dan pengolahan data satelit penginderaan jauh multimisi Redundansi Genset 100KVA full automatic and silent Gambar 1.15 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit NPP Sebagai sebuah UPT, wilayah kerja SBPJ Parepare dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional serta urusan pemerintah tidak lagi dibatasi oleh wilayah administrasi pemerintahan tertentu. Pelaksanaan fungsi pelayanan pengguna terbuka untuk seluruh wilayah Indonesia, produk-produk data-data digital standar dan informasi daerah berbasis citra satelit inderaja bisa dimanfaatkan oleh pemerintah daerah. Pelayanan pengguna yang dilaksanakan oleh Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare mulai dari Pelayanan Konsultasi Data, Pelayanan Data Digital Standard (disposisi dari Pustekdata), Pelayanan Informasi Daerah, Pelayanan Sosialisasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh untuk Pemerintayh Daerah dan Kunjungan Tamu Edukasi Teknologi, Pelayanan Bimbingan Teknis atau Magang Pemeintah Daerah. Dalam rangka melayani pengguna untuk pengolahan informasi daerah berbasis data satelit inderaja, SBPJ Parepare didukung pula oleh fasilitas pengolahan citra satelit informasi daerah untuk pelayanan pengguna pemerintah daerah yang dilengkapi empat unit plotter yang mampu mencetak paper print ukuran A3 sampai A0+, beberapa printer berwarna, cold laminator dan fasilitas bimbingan teknis dan mes untuk tamu. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 15 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA Fasilitas Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh dan Pelayanan Teknis Pengguna Fasilitas Guest House untuk Tamu Pengguna dan Pemerintah Daerah BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB IV PENUTUP Fasilitas Bimbingan Teknis/Magang untuk Pemerintah Daerah Fasilitas Guest House untuk Tamu Pengguna dan Pemerintah Daerah Gambar 1.16 Fasilitas Pelayanan Pengguna Teknologi dan Data Penginderaan Jauh LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 16 BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP BAB II RENCANA STRATEGIS Perencanaan Kinerja tahun 2016 telah disusun dalam Rencana Strategis (Renstra) Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare 2015-2019. Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik, yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu. Perencanaan strategis (Renstra) pada hakekatnya merupakan upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaian tujuan yang produktif, efektif dan efisien. Rencana Strategis SBPJ Parepare 2015-2019 disusun dengan mengacu pada Renstra LAPAN, Renstra Deputi Bidang Penginderaan Jauh dan Renstra Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh 2015-2019. Rencana strategis ini juga harus mampu menjawab isu aktual yang berkembang dengan mempertimbangkan lingkungan strategis yang ada, sehingga SBPJ Parepare mampu berperan sebagai penggerak kemandirian dalam pengintegrasian dan pengoperasian stasiun bumi serta mampu menyediakan data satelit multimisi dan multiresolusi secara berkelanjutan. 2.1 VISI DAN MISI Visi dan misi merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah kedepan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya SBPJ Parepare berpatokan pada visi dan misi Pustekdata yang disesuaikan dan juga berdasarkan perkembangan dan kondisi nyata di lapangan sehingga visi dan misi tersebut dapat dijadikan dasar dari setiap tujuan dan sasaran untuk melaksanakan setiap program di lingkungan Satuan Kerja SBPJ Parepare. 2.1.1 VISI Visi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare adalah menjadi stasiun bumi satelit penginderaan jauh multimisi berstandar internasional untuk memenuhi kontinuitas ketersediaan data nasional. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 17 BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP 2.1.2 MISI Untuk mewujudkan visi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare menjadi kenyataan maka diperlukan beberapa misi pendukungnya yaitu menguasai pengoperasian, integrasi dan pembaruan sistem stasiun bumi, mempertahankan kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit multimisi dan melaksanakan layanan teknis kepada pengguna teknologi dan data penginderaan jauh di daerah 2.1.3 TUJUAN STRATEGIS Tujuan strategis Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare periode waktu 2015 sampai dengan 2019 telah direvisi setelah reorganisasi seperti disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Tujuan Strategis Balai Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2015 dan SBPJ Parepare Tahun 2016 Periode Sebelum Reorganisasi (BPJ Parepare) Setelah Reorganisasi (SBPJ Parepare) 1. Melaksanakan operasional dan 1. Tersedianya data penginderaan integrasi sistem stasiun bumi multijauh satelit hasil akuisisi stasiun misi dalam rangka mendukung dan bumi mempertahankan ketersediaan data penginderaan jauh. Tujuan Strategis 2. Melaksanakan pengembangan dan operasional sistem produksi dan pengolahan data awal/lanjut serta distribusi data satelit penginderaan jauh pada para pengguna. 3. Meningkatkan partisipasi stakeholder dalam pemanfataan data satelit pengindeaan jauh untuk perencanaan dan pemantauan pembangunan nasional. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 2. Terlaksananya layanan teknis bidang teknologi dan data penginderaan jauh untuk pemerintah daerah 18 BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP 2.1.4 SASARAN STRATEGIS Sasaran strategis Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare adalah penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh Stasiun Bumi ini dalam jangka waktu tahunan mulai dari 2015 sampai dengan 2019. Penetapan sasaran strategis ini diperlukan guna memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun. Sasaran strategis Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare mengalami revisi setelah reorganisasi tahun 2015 yang telah ditetapkan oleh Keputusan kepala LAPAN Nomor 253 Tahun 2015 tanggal 16 November 2015 Tentang Indikator Kinerja Utama Unit Pelaksana Teknis seperti disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Tujuan, Sasaran Strategis dan IKU Tahun 2016 (setelah reorganisasi menjadi SBPJ Parepare) Periode Sebelum Reorganisasi (BPJ Parepare) Setelah Reorganisasi (SBPJ Parepare) Sasaran Strategis 1. Kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time 1. Meningkatnya data penginderaan jauh terproduksi hasil akuisisi 2. Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial 2. Meningkatnya layanan teknis pemanfaatan bidang teknologi dan data penginderaan jauh untuk pemerintah daerah LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 19 BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP 2.2 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 Dalam rangka pencapaian sasaran strategis, perlu ditetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang akan dijalankan untuk mencapai sasaran yang terkait. Penetapan RKT harus mempertimbangkan capaian-capaian pada periode sebelumnya dan sasaran yang tercantum dalam dokumen rencana strategis. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, pada Tahun Anggaran 2016 telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk masing-masing sasaran tersebut seperti tercantum pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Tujuan, Sasaran Strategis dan IKU Tahun 2016 Tujuan Sasaran IKU Melaksanakan operasional dan integrasi Kontinuitas ketersediaan Jumlah keberhasilan akuisisi sistem stasiun bumi multi-misi dalam rangka data penginderaan jauh data satelit penginderaan mendukung dan mempertahankan satelit sumber daya jauh ketersediaan data penginderaan jauh. alam, lingkungan dan Jumlah data penginderaan cuaca secara near-real jauh satelit terproduksi hasil Melaksanakan pengembangan dan time akuisisi operasional sistem produksi dan pengolahan data awal/lanjut serta distribusi data satelit penginderaan jauh pada para pengguna. Meningkatkan partisipasi stakeholder dalam Pemanfaatan data satelit Jumlah Pemerintah Daerah pemanfataan data satelit pengindeaan jauh penginderaan jauh untuk yang dilayani untuk perencanaan dan pemantauan pembuatan paket pembangunan nasional. informasi spasial Indikator kinerja utama (IKU) dari Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare merupakan cerminan dari output masing-masing Kelompok Kerja. Selanjutnya outcome dari Stasiun Bumi Penginderaan Jauh merupakan output atau outcome dari Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh. Pencapaian kinerja di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh ini akan mendukung kinerja Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh dalam menjamin kontinuitas ketersediaan data satelit penginderaan jauh yang mempunyai standar internasional. Sehingga relasi antara IKU Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare, dan kemudian IKU Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh harus sesuai/sejalan dengan IKU yang digariskan Kedeputian Penginderaan Jauh. Pada akhirnya semua target indikator yang ditetapkan harus sesuai dengan IKU LAPAN sehingga peran dan manfaat LAPAN akan lebih berhasil untuk mendukung Pembangunan Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera. Sejalan dengan itu sesuai dengan mekanisme kerja di lingkungan Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh perlu dibangun sinergisitas antar bidang yang terkait saling mengisi dan mendukung dalam pelaksanaan peran Pustekdata di lingkungan Kedeputian Penginderaan Jauh. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 20 BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Untuk dapat mengukur keberhasilan dari implementasi Rencana Strategis, Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare menetapkan target untuk masing-masing sasaran kegiatan yang harus dicapai. Target tersebut dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan Tahunan mulai 2015 - 2019. Dengan memperhatikan kondisi nyata perkembangan penguasaan teknologi penginderaan jauh di LAPAN maupun di luar LAPAN, serta dengan juga mencermati lingkungan strategis nasional, regional maupun internasional, maka strategi dasar untuk penguasaan dan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh untuk lima tahun ke depan adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan iptek penginderaan jauh satelit untuk mendukung b. Memantapkan pembinaan iptek penginderaan jauh satelit melalui pengembangaan pembangunan berkelanjutan dan mitigasi bencana; kemampuan sumberdaya iptek penginderaan jauh satelit (SDM, fasilitas, metodologi) dan akuntabilitas; c. Memantapkan difusi iptek penginderaan jauh satelit melalui pemasyarakatan data dan informasi penginderaan jauh satelit guna mendukung berbagai sektor pembangunan nasional, pelaksanaan otonomi daerah, pelestraian lingkungan hidup, dan mitigasi bencana; d. Memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak/instansi di dalam dan luar negeri yang dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam membangun kemampuan/kapasitas nasional di bidang penginderaan jauh; e. Mengembangkan dan memperkuat kerja sama guna mendorong pemanfaatan teknologi penginderaan jauh satelit pada dunia usaha, pemerintah dan masyarakat. Arah kebijakan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare dalam renstra 5 tahunan ini tidak lepas dari perannya sebagai stasiun bumi satelit penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca yang merupakan bagain paling hulu dalama penyediaan data satelit inderaja. SBPJ Parepare juga menjalankan perannya sebagai sebuah UPT dalam operasional kegiatan dan pelayanan kepada pengguna data pengideraan jauh. Secara garis besar arah kebijakan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut; a. b. c. d. e. LAKIP 2016 Menjamin kontinuitas data penginderaan jauh Nasional berstandar Internasional; Upgrading stasiun bumi penginderaan jauh LAPAN yang sesuai dengan state of the art teknologi terkini; Meningkatkan kapasitas SDM melalui capacity building; Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan dan program nasional melalui upaya pemanfaatan teknologi penginderaan jauh; Mendorong sinergi lembaga/institusi lain dengan memanfaatkan seluruh kemampuan dan potensi yang dimiliki. Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 21 BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Dalam menjalankan arah kebijakan tersebut, dilakukan secara bertahap, mulai dengan kebijakankebijakan untuk jangka pendek, kemudian dilanjutkan dengan program kebijakan jangka menengah dimana kedua kebijakan ini akan mendukung arah kebijakan jangka panjang. Kebutuhan akan data satelit penginderaan jauh semakin meningkat, demikian juga kebutuhan akan pemanfaatan data tersebut. Pengguna data penginderaan jauh memerlukan membutuhkan informasi spasial yang bisa diturunkan dari data satelit penginderaan jauh, demikian juga dengan ketelitianya yang semakin kini semakin tinggi karena sudah didukung oleh data satelit inderaja dengan resolusi spasial tinggi. Informasi spasial yang bisa dihasilkan juga semakin variatif seiring dengan perkembangan teknologi informasi, nilai tambah dari data satelit inderaja tersebut dapat dimanfaatkan dalam mendukung aspek pembangunan nasional. Dalam rangka pemanfaatan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi secara optimal dan untuk mmeningkatkan efisiensi penggunaan anggaran Negara serta menghindari duplikasi alokasi anggaran dalam pengadaan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi, maka Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang patut kita banggakan adalah dengan adanya INPRES Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi yang bertujuan untuk mensinergikan pengguna data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi di tingkat Kementerian/Lembaga Pusat, Daerah, Tingkat Provinsi, Kabupaten Kota. Selanjutnya Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare dalam rangka implementasi INPRES tersebut perlu adanya suatu kegiatan yaitu upgrading peralatan stasiun bumi guna meningkatkan kapasitas dan operasi sistem akuisisi data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi. Upgrading yang menyeluruh juga di lakukan pada peralatan pengolah data guna melakukan sistem koreksi radiometrik dan geometrik secara sistematik. Seiring dengan jumlah data yang tersedia di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare yang semakin banyak, maka diperlukan pengembangan dan pembangunan insfrastruktur fasilitas penyimpanan data dan sistem otomatisasi distribusi data dalam rangka mendukung Bank Data Penginderaan Jauh Nasional. Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare akan berperan sebagai back up BDPJN, dimana data-data archive dan raw data juga tersimpan di SBPJ Parepare. Untuk itu diperlukan perbaikan sistem pengelolaan data hingga manajemen penyimpanan dan distribusi data, persiapan upgrading ground station dengan melanjutkan integrasi system control, monitoring dan peralatan serta membangun capacity building mengantisipasi peningkatan kapasitas ground station. Sebagai sebuah UPT, SBPJ Parepare juga berperan sebagai perpanjangan tangan dari Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh dalam hal pendistribusian data kepada pengguna. Untuk mendukung peran tersebut maka diperlukan pelayanan data dan pelayanan pengguna yang memadai, mulai dari gedung dan bangunan penunjang, sistem katalog data online, perangkat keras dan perangkat lunak untuk prapengolahan dan produksi sampel-sampel produk citra satelit. Dengan demikian diperlukan LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 22 BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP peningkatan kapasitas SDM pelayanan pengguna dalam rangka menjamin terlayaninya pengguna data inderaja secara near real time dan proses pelayanan yang cepat dan berkualitas. Pada akhirnya kebijakan SBPJ Parepare akan bermuara pada peningkatan partisipasi dalam pembangunan dan program nasional melalui upaya pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dan mendorong sinergi dengan memanfaatkan seluruh kemampuan dan potensi nasional. Sebagai sebuah stasiun bumi multimisi, SBPJ Parepare akan memiliki kemampuan dalam penerimaan data resolusi rendah (NPOESS, MTSAT, MODIS), resolusi menengah (LDCM), resolusi tinggi (SPOT6/7), sistem radar dan penguasaan pengolahannya untuk menjamin ketersediaan data seluruh wilayah Indonesia secara kontinu. SBPJ Parepare juga akan berperan sebagai mirror Bank Data Penginderaan Jauh Nasional dan melayani pengguna data inderaja seluruh wilayah Indonesia. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 23 BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP 2.3 PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2016 Dalam rangka memenuhi kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time, SBPJ Parepare melaksanakan kegiatan operasional akuisisi dan produksi data untuk mecapai target indikator kinerja. Kontinuitas ketersediaan data dapat dijelaskan dengan indikator jumlah keberhasilan akuisisi dan jumlah data terproduksi hasil akuisisi. Satelit-satelit yang diakuisisi dan direkam pada tahun 2016 yaitu Satelit SPOT 7, SPOT 6, Landsat 8, Landsat 7, Terra, Aqua, dan NPP. Kegiatan akuisisi dan perekaman data satelit penginderaan jauh dilakukan selama 365 hari dalam satu tahun dan dilakukan secara real time. Sebagai lanjutan kegiatan akuisisi adalah kegiatan produksi data, yaitu data SPOT6/SPOT7 level primary dan secondary, Landsat7/8 level 1G/1T, data MODIS (Terra/Aqua) pada level 1B dan 2, dan NPP level 1B dengan indikator kinerja adalah jumlah data satelit inderaja level standar. Untuk memenuhi pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial, SBPJ Parepare melaksanakan kegiatan layanan teknis pemanfaatan teknologi dan data penginderaan jauh. Pemanfaatan data penginderaan jauh ini dapat diukur dengan indikator kinerja jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani. Kegiatan layanan teknis pemanfaatan teknologi dan data penginderaan jauh ini dilaksanakan dengan memanfaatkan data yang telah diproduksi SBPJ Parepare maupun data yang tersedia di Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh. Kegiatan ini bersifat diseminasi untuk pembinaan pemanfaatan data penginderaan jauh dan distribusi data serta sampel produk kepada pengguna. Pembinaan pemanfaatan ini merupakan tuntutan dari pengguna dan dalam rangka peningkatan pelayanan teknis. Target pelayanan pemanfaatan data satelit inderaja adalah pemerintah daerah dan pada tahun 2016 ditargetkan 4 daerah setingkat pemerintah kabupaten/kota. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 24 BAB I BAB II PENDAHULUAN PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 ANALISIS CAPAIAN KINERJA Untuk melihat sampai sejauh mana pencapaian pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dilakukan metode pengukuran kinerja kegiatan. Atas dasar hasil-hasil yang telah diperoleh dari pengukuran kinerja kegiatan, selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja sasaran, melalui indikator-indikator kinerja pencapaian sasaran sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja. Pengukuran kinerja merupakan perbandingan antara target kinerja (performance plan) yang telah ditetapkan dengan realisasinya (performance result). Dengan perbandingan tersebut dapat diketahui celah kinerja (performance gap) yang kemudian dianalisis untuk mengetahui penyebab ketidakberhasilan dan selanjutnya terhadap kekurangan yang terjadi akan ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement). Metode ini akan menghasilkan suatu angka capaian kinerja SBPJ Parepare untuk setiap kegiatan dan sasaran maupun capaian kinerja secara menyeluruh. Hingga akhir tahun 2016 SBPJ Parepare telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya, mulai dari hulu yaitu operasional stasiun bumi hingga bagian hilir atau kegiatan pelayanan data kepada pengguna dalam rangka memenuhi pencapaian target kinerja yang telah disepakati dan ditetapkan. Pencapaian hasil indikator SBPJ Parepare merupakan indikator dari kegiatan yang saling terkait, yaitu keberhasilan akusisi data satelit penginderaan jauh yang berhasil akan menghasilkan produk standar data inderaja sehingga kontinuitas dan ketersediaan data inderaja dapat dipertahankan dan data tersebut siap distribusikan kepada pengguna dengan demikian komitmen pelayanan kepada pengguna dapat dipertahankan. Dalam Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 terdapat dua sasaran strategis, yaitu (1) kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan, dan cuaca secara near real time dan (2) pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial.Indikator Kinerja untuk mencapai sasaran strategis tersebut direpresentasikan dengan tiga Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu (1) jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh, (2) jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi dan (3) jumlah pemerintah daerah yang dilayani. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) SBPJ Parepare Tahun 2016 disajikan dalam Tabel 3.1. Capaian kinerja untuk masing-masing sasaran secara rinci dijelaskan pada sub bab berikutnya. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 25 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Tabel 3.1 Penetapan Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 Sasaran Strategis Utama (1) 1 2 Indikator Kinerja Utama (2) Kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumberdaya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time 1 Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh 2 Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial 3 Jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani 4 Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek penerbangan dan antariksa Target (3) Lintasan MODIS Lintasan NPP Lintasan LANDSAT7 Lintasan LANDSAT8 Lintasan SPOT6/7 Granule MODIS Granule NPP Scene LANDSAT7 Scene LANDSAT8 Eqiv. Scene SPOT6/7 Pemerintah Daerah % Indeks Kepuasan Masyarakat 4 2.368 1.124 672 624 552 2.250 1.067 5.496 5.496 7.668 4 80% Waktu Penyelesaian 5 Desember Desember Desember Desember Adapun untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut, terdapat mekanisme penyampaian data dan informasi dari masing-masing Ketua Kelompok Kerja kepada Kepala Stasiun, dimana Ketua Kelompok Kerja memiliki tanggung jawab sebagai pengumpul data dan informasi dari seluruh anggota tim dalam kelompok tersebut. Untuk lebih jelasnya pada gambar bagan berikut: Gambar 3.1 LAKIP 2016 Bagan mekanisme penyampaian data dan informasi dari masing-masing Ketua Kelompok Kerja kepada Kepala Stasiun Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 26 BAB I BAB II PENDAHULUAN 3.1.1 PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP SASARAN STRATEGIS KONTINUITAS KETERSEDIAAN DATA PENGINDERAAN JAUH SATELIT SUMBERDAYA ALAM, LINGKUNGAN DAN CUACA SECARA NEAR-REAL TIME Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, maka dilaksanakan Kegiatan Operasional Stasiun Bumi (Akuisisi Data Satelit Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam dan Lingkungan) dengan indikator kinerja adalah jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh dan Kegiatan Operasional Produksi Data Satelit Inderaja Tervalidasi dengan indikator kinerja adalah jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi. 3.1.1.1 CAPAIAN IKU 1: JUMLAH KEBERHASILAN AKUISISI DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH Dalam rangka menjaga kontinuitas dan ketersediaan data satelit penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca yang meliputi data satelit resolusi tinggi, menengah, maupun rendah untuk wilayah Indonesia, maka kegiatan akuisisi dan perekaman data satelit di stasiun bumi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare tetap dilaksanakan hingga kini. Adapun satelit yang diakuisisi dan direkam di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare yaitu Satelit SPOT 7, SPOT 6, Landsat 8, Landsat 7, Terra, Aqua, dan NPP. Kegiatan akuisisi dan perekaman data satelit ini pada tahun 2016 memiliki target data raw hasil perekaman sebanyak 5.340 data raw. Kegiatan akuisisi dan perekaman data satelit penginderaan jauh dilakukan selama 365 hari dalam satu tahun dan dilakukan secara real time. Keberhasilan dan kegagalan kegiatan ini ditentukan oleh faktor kesiapan peralatan teknis, pelaksanaan tugas operator, serta keberhasilan sistem perawatan/pemeliharaan peralatan teknis stasiun bumi. Jumlah data raw hasil akuisisi dan perekaman data satelit penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara keseluruhan pada tahun 2016 sebesar 6.149 data raw. Jumlah ini melebihi target yang telah ditetapkan yakni sebesar 5.340 data raw. Dari 7 satelit yang dilakukan akuisisi dan perekaman di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare, ada 6 satelit dengan jumlah data raw hasil akuisisi dan perekamanan berada diatas target tahun 2016, satelit tersebut yaitu Satelit MODIS (Terra/AQUA) sebesar 2.693 dari target 2.368 data raw, NPP sebesar 1.339 dari target 1.124 data raw, Landsat-7 sebesar 676 dari target 672 data raw, SPOT-6/7 sebesar 840 dari target 552 data raw. Terdapat 1 satelit dengan jumlah data raw hasil akuisisi dan perekaman berada dibawah target tahun 2016, satelit tersebut yaitu Satelit Landsat-8. Target data raw hasil akuisisi dan perekaman Landsat-8 pada tahun 2016 sebesar 624, sedangkan data raw yang dihasilkan dari kegiatan akuisisi dan perekaman selama tahun 2016 sebanyak 601, tidak tercapainya data raw hasil perekaman ini disebabkan karena konflik satelit dengan satelit resolusi tinggi(SPOT-6/7). Konflik satelit disini adalah melintasnya dua satelit atau lebih dalam waktu yang hampir bersamaan, dan LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 27 BAB I BAB II PENDAHULUAN PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare apabila terjadi konflik satelit antara Landsat-7/8 dengan SPOT-6/7 maka yang dilakukan penerimaan datanya adalah Satelit SPOT-6/7. Tabel 3.2 Capaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam dan lingkungan secara real time Indikator Kinerja Utama Target 2016 Realisasi 2016 Capaian 2016 Landsat7 672 lintasan 676 lintasan 101% MODIS 2368 lintasan 2693 lintasan SPOT6/7 Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh Total Landsat8 NPP 552 lintasan 840 lintasan 624 lintasan 1.124 lintasan 601 lintasan 14.523 lintasan 1339 lintasan 14.706 lintasan 152% 96% 114% 119% 115.15% Pada tahun 2016 telah dilakukan akuisisi dan perekaman Satelit MODIS (Terra/Aqua) sebanyak 2.715 lintasan dan dari jumlah tersebut sebanyak 2.693 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam datanya dan sebanyak 22 lintasan gagal diakuisisi dan direkam datanya. Persentase keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit MODIS (Terra/Aqua) terendah terjadi pada Bulan Mei. Kegagalan ini terjadi pada saat akuisisi dan perekaman malam hari, dimana pada perekaman malam hari sistem akuisisi dan perekaman dijalankan secara otomatis tanpa monitoring operator. Operator hanya dapat mengetahui perekaman malam gagal ketika data raw tersebut dilakukan pengolahan ke level pengolahan awal. Kegagalan yang terjadi pada Satelit MODIS AQUA ini disebabkan karena antena hang sehingga pada saat perekaman berlangsung antena tidak bergerak mengikuti pergerakan satelit. Persentase keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit MODIS (Terra/Aqua) adalah 99,19 %. Keberhasilan Akuisisi Tahun 2016 100,00 90,00 Persentase Keberhasilan 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Persentase Gambar 3.2 LAKIP 2016 TERRA 99,63 AQUA 98,74 NPP 99,85 LANDSAT7 99,56 LANDSAT8 98,69 SPOT6 98,15 SPOT7 96,96 Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja satelit Tahun 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 28 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Sedangkan untuk Satelit NPP telah dilakukan akuisisi dan perekaman sebanyak 1.341 lintasan dan dari jumlah tersebut sebanyak 1.339 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam datanya dan sebanyak 2 lintasan gagal diakuisisi dan direkam datanya. Akuisisi dan perekaman Satelit NPP yang dilakukan pada tahun 2016 ini memiliki tingkat keberhasilan perekaman sempurna dan hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Persentase keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit NPP adalah 99.85 %. Hasil capaian akuisisi data inderaja Satelit Terra, Aqua dan NPP selama tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini. PERSENTASE KEBERHASILAN KEBERHASILAN AKUISISI SATELIT MODIS / NPP TAHUN 2016 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Jan Feb Mar Apr Mei Terra 100,00 100,00 100,00 100,00 98,33 Aqua 100,00 100,00 100,00 100,00 92,04 NPP Gambar 3.3 100,00 99,02 100,00 99,10 Jun Jul 100,00 99,17 100,00 95,73 Agst Sep 100,00 98,21 100,00 100,00 Okt 98,28 99,08 Nov Des 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit Terra, Aqua, dan NPP per bulan Tahun 2016 Pada tahun 2016 telah dilakukan akuisisi dan perekaman Satelit Landsat 7 sebanyak 721 lintasan dan dari jumlah tersebut sebanyak 676 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam datanya dan sebanyak 3 lintasan gagal diakuisisi dan direkam datanya serta 42 lintasan konflik. Persentase keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit Landsat 7 adalah 99,56%. Untuk Satelit Landsat 8 telah dilakukan akuisisi dan perekaman sebanyak 692 lintasan, dan dari jumlah tersebut sebanyak 601 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam datanya, 8 lintasan mengalami kegagalan dalam proses akuisisi dan perekaman data dan 83 lintasan konflik. Persentase keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit Landsat 8 adalah 98,69%. Kegagalan yang terjadi pada kegiatan akuisisi dan perekaman Landsat-7/8 disebabkan karena dilakukan proses integrasi sistem software pengolahan Landsat-7/8 dengan sistem perekaman AVTEC(Sistem otomatisasi perekaman dan pengolahan Pinkmatter). Selain itu tidak optimalnya perekaman Satelit Landsat- 7/8 disebabkan karena konflik satelit dengan Satelit SPOT-6/7 sehingga akuisisi dan perekaman Satelit Landsat-7/8 harus dikorbankan atau tidak diambil datanya. Hasil capaian akuisisi data inderaja Satelit Landsat 7 dan Landsat 8 selama tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 29 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP PERSENTASE KEBERHASILAN KEBERHASILAN AKUISISI SATELIT LANDSAT 7/8 TAHUN 2016 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des Landsat 7 100,00 100,00 100,00 98,28 100,00 100,00 100,00 100,00 98,21 98,33 100,00 100,00 Landsat 8 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 90,48 92,31 100,00 100,00 Gambar 3.4 Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit Landsat 7 dan Landsat 8 per bulan Tahun 2016 Pada tahun 2016 telah dilakukan akuisisi dan perekaman Satelit SPOT 6 sebanyak 433 lintasan dan dari jumlah tersebut sebanyak 425 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam datanya dan 8 lintasan gagal diakuisisi dan direkam datanya. Hasil persentase capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit SPOT 6 pada tahun 2016 adalah 98.15%. Untuk Satelit SPOT 7 telah dilakukan akuisisi dan perekaman datanya sebanyak 428 lintasan selama tahun 2016. Dan dari jumlah tersebut sebanyak 415 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam datanya dan sebanyak 13 lintasan gagal diakuisisi dan direkam datanya. Hasil persentase capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit SPOT 7 pada tahun 2016 adalah 96,96%. Kegagalan akuisisi dan perekaman data SPOT ini diakibatkan karena kerusakan master servo amplifier dan juga karena salah satu motor pada antena tiba-tiba berhenti pada saat akuisisi sehingga menyebabkan antena tidak dapat bergerak mengikuti pergerakan satelit. Hasil capaian akuisisi data inderaja Satelit SPOT 6/7 PERSENTASE KEBERHASILAN selama tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini. 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 KEBERHASILAN AKUISISI SATELIT SPOT 6/7 TAHUN 2016 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des SPOT 6 93,75 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 86,84 100,00 97,22 100,00 SPOT 7 96,88 100,00 100,00 100,00 97,44 100,00 100,00 92,31 Gambar 3.5 LAKIP 2016 82,86 94,12 100,00 100,00 Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit SPOT 6 dan SPOT 7 per bulan Tahun 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 30 BAB I BAB II PENDAHULUAN 3.1.1.2 PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP CAPAIAN IKU 2: JUMLAH DATA PENGINDERAAN JAUH SATELIT TERPRODUKSI HASIL AKUISISI Kegiatan yang kedua untuk mendukung pencapaian sasaran Kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumberdaya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time adalah Operasional Produksi Data Satelit Inderaja. Kegiatan ini terdiri dari produksi SPOT-6/7 level primary dan secondary, Landsat-7/8 level 1G/1T, data MODIS (Terra/Aqua) pada level 1B dan 2, dan NPP level 1B, dengan indikator kinerja adalah jumlah data satelit inderaja level standar. Target yang akan dicapai pada tahun 2016 adalah 7668 equivalent scene data SPOT-6/7, 5496 scene data Landsat-7, 5496 scene data Landsat-8, 2250 granule data MODIS dan 1067 granule data NPP. Pencapaian sasaran produksi data untuk masing-masing data satelit tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3. Kegiatan Operasional Produksi Data Satelit Inderaja ini meliputi pengolahan awal data yang direkam ke level standar, pembuatan data master satelit Landsat-7 dan data MODIS (Terra/Aqua) pada level 1B serta menyimpan data tersebut pada media penyimpanan, quality control dan backup data hasil pengolahan, pengelolaan katalog, website dan jaringan. Selama tahun 2016 sebagian besar target jumlah data tercapai, hanya target jumlah data Landsat-7/8 yang tidak tercapai. Hal ini disebabkan karena pada awal bulan april sistem produksi Landsat-7/8 SBPJP di upgrade sehingga tidak dapat melakukan operasional produksi data. Upaya agar proses produksi data Landsat-7/8 terus berlanjut telah dilakukan dengan mengirimkan raw data ke Pustekdata melalui jaringan VPN. Pengiriman tersebut dimaksudkan untuk proses produksi data Landsat- 7/8 dilakukan pada server produksi yang ada di Pustekdata. Namun dikarenakan server produksi di Pustekdata memiliki keterbatasan dalam memproduksi data dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan, hal ini berdampak pada data yang dikirimkan dari SBPJP ke Pustekdata masuk dalam daftar tunggu mengingat mesin produksi di Pustekdata diprioritaskan untuk memproduksi data dari Stasiun Bumi Rumpin. Hal tersebut juga mengakibatkan data Landsat-7/8 terproduksi tidak maksimal untuk bulan April sd Oktober 2016. Adapun penyelesaian upgrading sistem produksi Landsat-7/8 pada pertengahan oktober 2016 dan masih dalam tahap maintenance. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 31 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN Tabel 3.3 BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Capaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam dan lingkungan secara real time (Indikator Kinerja: Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi) Indikator Kinerja Utama 800 Realisasi 2016 Capaian 2016 3675 scene 66.87% 5496 scene Landsat-8 5496 scene MODIS NPP 12008 eq.scene 156.59% 5037 granule 91.65% 2250 granule 2693 granule 119.69% 21977 32.077 112.63% 1067 granule 1339 granule 125.49% Capaian Produksi Data SPOT-6/7 Tahun 2016 1400 1000 7668 eq. scene Landsat-7 Total 1200 Target 2016 SPOT-6/7 Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi Equiv. Scene BAB III 968 905 1137 1226 1198 1255 1220 1041 966 676 600 1061 400 355 200 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Data SPOT-6/7 Sep Okt Nov Des Gambar 3.6 Capaian produksi data SPOT-6/7 tahun 2016 Satelit SPOT-6/7 memiliki kemampuan viewing swing 360 deg. Dengan kemampuan tersebut memungkinkan perolehan data dalam jumlah besar. Pada awal tahun perolehan datanya masih sedikit karena permintaan programming dari SBPJP masih sedikit. Sejak bulan Maret mengalami peningkatan sampai dengan September dan relatif stabil, sementara untuk bulan Oktober perolehan data menurun, dikarenakan permintaan programming tidak sebanyak sebelumnya dan juga data yang telah direkam dengan hasil baik tidak akan diprogram lagi. Namun kenaikan perolehan data terjadi kembali pada bulan November, dikarenakan terdapat programming request dengan level urgen yang diturunkan tingkat cloud covernya 50%. Sedangkan pada bulan Desember terjadi penurunan drastic jumlah data yang diperoleh dikarenakan tidak adanya programming request pada bulan ini dan programming request pada bulan-bulan sebelumnya telah banyak yang tervalidasi sehingga tidak dilakukan perekaman ulang. Salah satu issue yang penting diperhatikan adalah apabila terjadi trouble pada peralatan penerima yang mengakibatkan direct acquisition tidak dapat dilakukan. Jika problem tersebut LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 32 BAB I BAB II PENDAHULUAN PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP terjadi, SBPJP harus meminta kepada operator untuk melakukan virtual reception pada SPOT-6/7 karena secara default Airbus akan merekam datanya on-board sehingga SBPJP dapat meminta data tersebut ketika stasiun buminya tidak dapat menerima data tersebut. Inventarisasi liputan data SPOT-6/7 dilakukan pada data yang clear (awan kurang dari 30%). Permintaan programming telah dilakukan sejak tahun 2013, sehingga analisa liputan sejak 2013 sampai dengan 2015 dijadikan bahan untuk perencanaan permintaan programming pada tahun 2016. Demikian juga untuk tahun 2016, analisa liputan tahun 2016 akan dijadikan bahan pertimbangan untuk perencanaan permintaan programming pada tahun 2016 tersebut. Peta liputan ditunjukkan pada berikut. Gambar 3.7 Liputan data SPOT-6/7 clear (awan kurang dari 30%) tahun 2016 Produksi data Landsat-7/8 tidak memenuhi target capaian untuk tahun 2016. Perhitungan target capaian dikhususkan pada batas wilayah Indonesia yaitu pada 95 deg – 141 deg BT, 6 deg LU – 11 deg LS, begitu pula untuk Landsat-8. Hal ini dikarenakan server dan software pengolahan Landsat sedang diupgrade dan proses upgrade membutuhkan waktu yang cukup lama dimulai dari bulan April sd Oktober 2016. Operasional produksi Landsat-7/8 kembali normal sejak bulan November namun kembali bermasalah dibulan desember karena pada bulan desember provider melakukan proses finalisasi upgrading terhadap server dan software produksi Landsat. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 33 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN 800 700 600 500 400 300 200 100 0 BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Capaian Produksi Data Landsat Wil. Indonesia dsk Tahun 2016 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Landsat-7 Jul Ags Landsat-8 Sep Okt Nov Des Gambar 3.8 Capaian produksi data Landsat-7/8 tahun 2016 Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa server produksi Landsat-7/8 diupgrade sehingga mengganggu proses produksi Landsat-7/8, hal tersebut dapat dilihat pada grafik capaian produksi data Landsat-7/8 pada Gambar 3.8. Upaya untuk menjamin kontinuitas ketersediaan data Landsat-7/8 dilakukan dengan mengirimkan data raw ke Pustekdata melalui jaringan VPN untuk dilakukan produksi pada server produksi Landsat-7/8 namun hal ini belum cukup untuk mengembalikan kondisi proses produksi Landsat-7/8 dikarenakan server produksi di Pustekdata memprioritaskan data dari stasiun bumi Rumpin. Gambar 3.9 Liputan data Landsat-7 tahun 2016 LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 34 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Gambar 3.10 Liputan data Landsat-8 tahun 2016 Sistem pengolahan MODIS cukup stabil pada tahun 2016 dengan adanya beberapa demodulator (Orbital, Terascan dan Avtec) untuk menerima data MODIS dan menjaga kontinuitas ketersediaan data, data yang diolah diprioritaskan diambil dari demodulator Orbital namun jika data dari demodulator Orbital tidak dapat diproses atau rusak maka data diambil dari demodulator Terascan begitu seterusnya sampai demodulator Avtec. Capaian data MODIS tiap bulan relatif stabil dan melebihi target tahun 2016 seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Capaian Produksi Data MODIS Tahun 2016 140 120 100 80 60 40 20 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Terra Jul Ags Aqua Sep Okt Nov Des Gambar 3.11 Capaian produksi data MODIS tahun 2016 Kendala pada sistem produksi data MODIS adalah server produksi yang tidak stabil, sehingga mengganggu proses produksi dan pengiriman data raw ke Pustekdata. Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah melakukan instalasi server produksi MODIS yang baru sebagai backup dan juga server terminal untuk data raw MODIS dan NPP yang berfungsi sebagai pendistribusi data raw hasi akuisisi ke server produksi masing-masing serta pengiriman ke Pustekdata. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 35 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Produksi data NPP relative stabil untuk tahun 2016, kendala yang terjadi hanya pada saat pergantian bulan, dimana pada saat pergantian bulan data tidak terkirim secara otomatis di NAS jadi harus diproses secara manual. Dan pada bulan april sistem produksi data NPP diupgrade dari SDR 2.0 menjadi SDR 2.2 dikarenakan sistem produksi tidak dapat berjalan normal untuk memproduksi data SDR dan EDR. Namun setelah diupgrade barulah sistem produksi data NPP kembali normal. Capaian data NPP tiap bulan relatif stabil dan melebihi target tahun 2016 seperti ditunjukkan pada gambar berikut. 140 120 NPP 115 Granule 100 114 101 80 116 110 111 113 117 109 115 106 112 60 40 20 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul NPP Ags Sep Okt Nov Des Gambar 3.12 Capaian produksi data NPP tahun 2016 3.1.2 SASARAN STRATEGIS PEMANFAATAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH UNTUK PEMBUATAN PAKET INFORMASI SPASIAL Sasaran Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial tahun 2016 ini ditunjukkan dengan indikator kinerja jumlah pemerintah daeah yang dilayani. Pada perencanaan kegiatan tahun 2016 ditargetkan untuk melayani 4 Pemerintah Daerah, yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara (Provinsi Sulawesi Utara), Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang (Provinsi Nusa Tenggara Timur), Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (Provinsi Kalimantan Tengah) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Timur (Provinsi Maluku Utara). Keempat pemerintah daerah sudah menyampaikan kebutuhan akan informasi spasial berbasis data satelit penginderaan jauh dan ketertarikan untuk pemanfaatannya, sehingga menjadi target pelayanan pengguna pada tahun 2016. Kegiatan pelayanan pengguna SBPJ Parepare tersebut telah didukung oleh kegiatan Operasional Pelayanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja dan Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja untuk keempat daerah tersebut. Kegiatan Operasional Pelayanan Teknis Pemanfaatan Teknologi Inderaja adalah diseminasi teknologi dan data satelit inderaja dan pemanfaatannya untuk pengguna khususnya pemerintah daerah. Kegiatan diseminasi ini adalah adalah salah satu bagian LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 36 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP dari pelaksanaan tugas pokok Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare, yaitu melaksanakan distribusi dan pelayanan teknis pemanfaatan data satelit penginderaan jauh (Peraturan Kepala LAPAN Nomor 5 Tahun 2011). Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, SBPJ Parepare menyelenggarakan berbagai fungsi, salah satu diantaranya adalah melaksanakan pelayanan pengguna, sosialisasi pemanfaatan data satelit dan penyiapan bahan kerjasama teknis dalam bidang penginderaan jauh dan pemanfaatannya. 3.1.2.1 CAPAIAN IKU 3: JUMLAH PEMERINTAH DAERAH YANG DILAYANI Pelaksanaan kegiatan Operasional Pelayanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja dan Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja untuk Pemerintah Daerah terdiri dari pelayanan data satelit inderaja dan sampel produk pemanfaatannya, pelayanan pembinaan teknis dan sosialisasi pemanfaatan data satelit inderaja dan pelayanan informasi berbasis data satelit inderaja. Pengguna dan calon pengguna data penginderaan jauh tidak dibatasi, baik secara administrasi wilayah maupun institusi, lembaga maupun swasta, dapat dilayani dengan berpedoman pada ketentuan dan peraturan yang berlaku, kemampuan data dan sumber daya manusia (SDM) SBPJ Parepare. Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT), pelayanan pengguna yang dilaksanakan SBPJ Parepare terbuka untuk seluruh daerah, namun melihat sisi kemampuan anggaran, wilayah Indonesia yang luas dan kemampaun SDM, maka pada tahun 2016 ini dari target pelayanan pemerintah daerah (pemda) sebanyak 4 pemda, dapat dilayani sebanyak 11 pemda (Tabel 3.4). Tujuh pemda tambahannya adalah Distan TPH Kabupaten Sinjai, Bappeda Kabupaten Wajo, Disbun Provinsi Sulsel, Distan Kabupaten Enrekang, Setda Kota Parepare, Bappeda Kota Parepare, dan Dinas Tata Ruang Kabupaten Mamuju. Ketujuh pemda tambahan tersebut sebagian sudah pernah dilayani terkait data dan informasi berbasis citra satelit inderaja pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga ada pengalaman untuk pelayanan dan penyediaan informasinya. Permohonan pelayanan pemerintah daerah terkait informasi berbasis data penginderana jauh sebenarnya lebih banyak, namun beberapa diantaranya tidak bisa dilayani karena dibatasi tupoksi, kemampuan data dan kemampuan SDM. Tabel 3.4 Capaian sasaran pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial Tahun 2016 Indikator Kinerja 2016 Jumlah pemerintah daerah yang dilayani LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Target 2016 4 Daerah Capaian 2016 11 Daerah Capaian 2016 275% 37 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Pemerintah daerah yang dimaksud adalah pemerintah daerah setingkat kabupaten/kota, dimana partner kerja bisa diwakili oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) atau SKPD tertentu yang terkait dengan pemanfaatan citra untuk informasi spasial yang mereka butuhkan. Informasi spasial yang dimaksud adalah turunan dari data satelit inderaja baik resolusi rendah, menengah atau tinggi yang diperlukan oleh instansi yang bersangkutan dan disesuaikan dengan kemampuan citra. Untuk satu daerah (kabupaten/kota) bisa dilayani lebih dari satu SKPD, sehingga volume informasi yang dihasilkan dapat lebih dari satu. Informasi spasial berbasis data inderaja ini adalah informasi daerah yang ditujukan kepada pemerintah daerah untuk membantu dalam perencanaan, pengelolaan dan pengambilan kebijakan terkait pembangunan wilayah. Informasi daerah yang dimaksud adalah turunan (added value) dari data satelit inderaja baik resolusi rendah, menengah atau tinggi. Sebagain besar informasi yang dihasilkan adalah yang berkaitan dengan penutup/penggunaan lahan berbagai skala, monografi kelurahan/desa, informasi spasial jaringan jalan dan jembatan, pemetaan lahan perkebunan, pertanian dan hortikultura, inventarisasi dan pemetaan lahan tambak dan pemetaan jaringan irigasi teknis dan informasi lain yang dibutuhkan oleh pengguna sesuai kemampuan citra dan kemampaun SDM. Pada Tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan pelayanan informasi daerah untuk sebelas (11) wilayah setingkat kabupaten/kota dengan menghasilkan tujuh (7) informasi spasial berbasis data inderaja, mulai dari Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Kupang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulsel, Kabupaten Enrekang, Kota Parepare (2 informasi), dan Kabupaten Mamuju (Tabel 3.5). Kegiatan pelayanan pemerintah daerah ini bersifat diseminasi teknologi dan data inderaja, dimulai dengan sosialisasi potensi dan pemanfaatan data satelit inderaja, distribusi data dan pelayanan pengguna. Bila ada beberapa kegiatan yang memerlukan input data Penginderaan jauh, maka dapat dilakukan kerjasama dengan pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhannya. Dalam rangka analisis dan mencapai hasil yang valid, maka tim dari pemerintah daerah dapat dilibatkan selama proses pekerjaan dan survei lapangan. Untuk menambah wawasan dan kemampuan SDM pemda, juga bisa dilaksanakan kegiatan bimbingan teknis/magang kerja SDM pemda di SBPJ Parepare, dengan mengerjakan kegiatan terkait yang memerlukan input data inderaja. kegiatan tahap akhir yaitu diseminasi informasi hasil pengolahan dan analisis citra satelit inderaja, kegiatan ini juga dilaksanakan secara bersama-sama dengan pemerintah daerah. Selama pelaksanaan kegiatan pengolahan, analisis, survei lapangan dan penyusunan laporan, tim dari pemerintah daerah dilibatkan untuk memperoleh hasil yang valid dan sesuai apa yang diperlukan. Hasil survei lapangan akan digunakan untuk memperbaharui hasil analisis citra, kemudian dilakukan pemilahan layer-layer tematik, perhitungan jumlah, panjang dan luas untuk tema-tema tertentu dan terakhir dibuat komposisi peta tematik sesuai kebutuhan pengguna yang LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 38 BAB I BAB II PENDAHULUAN PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP dapat diakomodir berbasis citra satelit inderaja. Tabel 3.5 merinci nama pemerintah daerah dan jenis informasi daerah berbasis data inderaja yang dihasilkan. No 1 Wilayah (Pemerintah Daerah) Kabupaten Minahasa Utara 2 Kabupaten Kupang 3 Kabupaten Kotawaringin Timur Kabupaten Halmahera Timur 4 5 Kabupaten Sinjai 6 Kabupaten Wajo 7 Provinsi Sulawesi Selatan Kabupaten Enrekang 8 LAKIP 2016 Tabel 3.5 Pelayanan Informasi Daerah Berbasis Data Inderaja Tahun 2016 9 Kota Parepare 10 Kota Parepare 11 Kabupaten Mamuju Jenis Informasi dan Kegiatan Pengguna Inventarisasi Penutup/Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Minahasa Utara Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7, Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja, Survei Lapangan Inventarisasi Penutup/Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Kupang Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7, Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja, Survei Lapangan, Penyerahan Hasil oleh Kepala Pustekdata Inventarisasi Penutup/Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7 Inventarisasi Penutup/Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Halmahera Timur Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7 Bappelitbang Kabupaten Minahasa Utara Inventarisasi Lahan Sawah Baku di 3 kecamatan (Sinjai Barat, Bulupoddo dan Pulau Sembilan) Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7, Survei Lapangan, Adopsi Teknologi di Bidang Pertanian Inventarisasi Penutup/Penggunaan Lahan 6 kecamatan (Tanasitolo, Maniangpajo, Gilireng, Majauleng, Penrang, dan Takkalalla), Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja, Survei Lapangan Inventarisasi Komoditas Perkebunan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Bimtek Penguatan Kapasitas Daerah, Survei Lapangan Inventarisasi Lahan Komoditi Pertanian (Padi, Jagung, Bawang, Kopi) di Kecamatan Baraka; Ploting hasil survey lapangan Penyusunan Peta Administrasi Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7, Bimtek Penguatan Kapasitas Daerah Penyusunan Informasi Spasial Ruang Terbuka Hijau Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7, Bimtek Penguatan Kapasitas Daerah Penyusunan Informasi Spasial Jaringan Jalan Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Bappeda Kabupaten Kupang Bappeda Kabupaten Kotawaringin Timur Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Halmahera Timur Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Sinjai Bappeda Kab. Wajo Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Enrekang Sekretariat Daerah Kota Parepare Bappeda Kota Parepare Dinas Tata Ruang Kabupaten Mamuju 39 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Informasi daerah berbasis data inderaja ini disajikan secara digital maupun paperprint sesuai dengan permintaan dan kemampuan pemerintah daerah. Informasi dalam format digital biasanya digunakan oleh para pejabat daerah, karena lebih mudah dibawa dan disajikan serta informasi spasial daerahnya secara cepat dapat diperoleh. Pengemasan produk hasil pemanfaatan citra satelit inderaja secara digital masih terkendala dengan perangkat lunak, sehingga untuk mengatasi hal ini, SBPJ Parepare membuat sampel-sampel pemanfaatan hasil ekstraksi citra satelit penginderaan jauh dan data-data pendukung lainnya yang dikemas secara digital dalam perangkat lunak open source. Paket sampel produk pemanfaatan digital dikemas dalam sebuah perangkat lunak, sehingga dapat dibuka, dibaca dan dianalisis dalam komputer. Perangkat lunak tersebut dapat diinstall pada komputer tanpa memerlukan lisensi. Gambar 3.13 sampai Gambar 3.23 merupakan beberapa sampel screenshoot paket informasi spasial digital untuk beberapa wilayah kabupaten sebagai hasil kegiatan tahun 2016. Gambar 3.13 LAKIP 2016 Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Minahasa Utara Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 40 BAB I PENDAHULUAN Gambar 3.14 LAKIP 2016 BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Kupang Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 41 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Gambar 3.15 Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 42 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Gambar 3.16 Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Halmahera Timur LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 43 BAB I PENDAHULUAN Gambar 3.17 LAKIP 2016 BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Paket informasi spasial lahan sawah berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Sinjai Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 44 BAB I PENDAHULUAN Gambar 3.18 LAKIP 2016 BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Paket informasi spasial penutup/penggunaan lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Wajo Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 45 BAB I PENDAHULUAN Gambar 3.19 LAKIP 2016 BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Paket informasi spasial komoditas perkebunan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Provinsi Sulawesi Selatan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 46 BAB I PENDAHULUAN Gambar 3.20 LAKIP 2016 BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Paket informasi spasial komoditas pertanian berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Enrekang Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 47 BAB I PENDAHULUAN Gambar 3.21 LAKIP 2016 BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Paket informasi spasial batas administrasi berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kota Parepare Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 48 BAB I PENDAHULUAN Gambar 3.22 LAKIP 2016 BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Paket informasi spasial Ruang Terbuka Hijau berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kota Parepare Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 49 BAB I PENDAHULUAN Gambar 3.23 LAKIP 2016 BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Paket informasi spasial jaringan jalan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Mamuju Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 50 BAB I BAB II PENDAHULUAN 3.1.2.2 PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP CAPAIAN IKU 4: INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ATAS LAYANAN IPTEK PENERBANGAN DAN ANTARIKSA Indeks Kepuasan Masyarakat atau IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif atas pendapat masyarakat, dalam hal ini para stakeholder yang memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggaraan pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Pelaksanaan survey IKM yang dilaksanakan secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali oleh Tim Pelayanan Pengguna SBPJ Parepare yang merupakan langkah rutin dalam menjaga kualitas mutu pelayanan publik. selain itu, peningkatan kualitas pelayanan publik dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pelayanan publik dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan menjadikan keluhan masyarakat sebagai sarana untuk melakukan perbaikan pelayanan publik. Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik yang merupakan salah satu tuntutan dalam mewujudkan Reformasi Birokrasi di lingkungan instansi pemerintah, SBPJ Parepare secara rutin melakukan survey untuk melihat aspek kepuasan masyarakat terutama mengenai kualitas layanan yang diberikan oleh SBPJ Parepare. Hal ini sejalan dengan amanat yang tertera pada UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dimana mekanisme survey berpedoman pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggara Pelayanan Publik. Pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat dengan berpedoman pada pilar-pilar reformasi birokrasi adalah dalam rangka mewujudkan good governance dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip yang harus didahulukan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Diperlukan inovasi, improvisasi, kemampuan menilai, menanggapi saran dan melakukan perbaikan dalam memberikan pelayanan publik sehingga akuntabel dan memberikan kepuasan. Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan satu langkah yang tepat untuk mengakomodasi harapan masyarakat, menilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan sebagai acuan dalam membuat program-program yang efektif dan tepat sasaran. SBPJ Parepare adalah sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebagai perpanjangan tangan dari pusatnya, dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang prima kepada publik/masyarakat/instansi terkait pelayanan teknologi dan data penginderaan jauh. Pelayanan prima merupakan suatu layanan yang diberikan kepada publik/masyarakat yang mampu memuaskan pihak yang dilayani, hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri pendayagunaan Aparatur negara Republik Indonesia Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan dan RB) LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 51 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelengaraan Pelayanan Publik. Pelayanan publik SBPJ Parepare yang disurvei kepuasan masyarakatnya adalah berkaitan dengan Pelayanan Data Penginderaan Jauh. Dimana data penginderaan jauh adalah core competence dari SBPJ Parepare dan Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh (Pustekdata) sebagai clearinghouse Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN). Kuesioner/instrumen Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang digunakan oleh SBPJ Parepare, mengacu kepada instrumen IKM yang digunakan oelh Pustekdata, karena SBPJ Parepare melaksanakan pelayanan data adalah berdasarkan disposisi dari Pustekdata. Unsur-unsur pelayanan yang menjadi parameter survei IKM terdiri dari 15 jenis, mulai dari Prosedur Pelayanan, Persyaratan Pelayanan sampai Keamanan Pelayanan dan Lisensi Data Satelit Penginderaan Jauh. Jumlah responden yang berhasil disurvei adalah sebanyak 90 responden dengan instansi bermacam-macam. Sebagian besar responden tersebut adalah dari pemerintah daerah, yang nota bene tercatat sebagai user terbanyak, baik yang datang untuk konsultasi atau memesan dan memperoleh data pengindeaan jauh. Mengacu pada Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam Kemenpan dan RB No. 25 Tahun 2004, hasil survei IKM SBPJ Parepare mencapai Nilai Interval 3.32, kemudian setelah dikonvesi mencapai 82,92, sehingga termasuk memiliki Mutu Pelayanan dalam kategori A atau menunjukkan Kinerja Unit Pelayanan yang Sangat Baik. Selengkapnya hasil survei tersebut disajikan dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik yang dilaksanakan oleh SBPJ Parepare NO. UNSUR PELAYANAN 1 Persyaratan 3 Waktu Pelayanan 2 4 Prosedur Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan 5 Kompetensi Pelaksana 7 Maklumat Pelayanan 6 8 LAKIP 2016 JUMLAH POINT RATARATA NILAI IKM (RATARATA*0,125) 283 3,14 0,39 302 588 591 3,36 3,27 3,28 0,42 0,41 3,48 0,44 210 3,33 0,42 923 Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan 208 3,42 3,25 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare NILAI IKM SETELAH KONVERSI KINERJA UNIT PELAYANAN 3,32 82,92 SANGAT BAIK 0,41 627 Perilaku Pelaksana JUMLAH NILAI IKM 0,43 0,41 52 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN 3.2 BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP PERBANDINGAN REALISASI IKU TERHADAP TAHUN SEBELUMNYA Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi IKU dari tahun 2012 - 2016 Indikator Kinerja Target 2016 Capaian 2016 Capaian 2015 IKU 1: Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh % Total SPOT6/7 Landsat7 Landsat8 115,15% 101.3% 552 lintasan 840 lintasan (152%) 740 lintasan (134%) 624 lintasan 601 lintasan (96%) 655 lintasan (105%) 672 lintasan MODIS 2368 lintasan NPP 1.124 lintasan 676 lintasan (101%) 2693 lintasan (114%) 1339 lintasan (119%) Capaian 2014 Capaian 2013 Capaian 2012 IKU 1: Prosentase keberhasilan akuisisi data penginderaan jauh satelit 98,49% 99,62% 96,52% 687 lintasan (102%) 1678 lintasan (123%) 795 lintasan (127%) IKU 2: Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi penginderaan jauh SPOT6/7 7668 eq. scene 12008 eq.scene (156,59%) 8113 eq.scene (93.9%) 1528 segmen(83.7%) belum ada dalam PK belum ada dalam PK Landsat7 5496 scene 3675 scene (66,87%) 5929 scene (107.4%) 5725 scene (122.4%) 4972 scene (106.24%) 1196 granule (99.67%) Landsat8 5496 scene 5037 granule (91,65%) 5646 granule (123.8%) 4637 scene (127%) 1304 scene (55.73%) 986 granule (135,07%) MODIS level 1B 2250 granule 2693 granule (119,69%) 1369 granule (103.7%) 1378 granule (125.8%) 1108 granule (92.33%) 2796 granule (95,75%) NPP 1067 granule 1339 granule (125,49%) 8149 granule (97.0%) 8614 granule (112.4%) 516 granule (86%) belum ada dalam PK 14 Informasi 8 paket 4 paket IKU 3: Jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani 4 Daerah 11 Daerah 8 Daerah Jumlah informasi Jumlah paket informasi spasial pemanfaatan data IKU 4: Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek penerbangan dan antariksa 80% LAKIP 2016 82,92% 80,13% Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 79,13% 78,74% 53 BAB I PENDAHULUAN 3.3 BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP CAPAIAN LAIN DI LUAR IKU Selaian kegiatan Layanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja Untuk Pemerintah Daerah, SBPJ Parepare juga melaksanakan kegiatan Operasional Pelayanan Pengguna yang terdiri dari beberapa sub kegiatan, yaitu; 1) pelayanan konsultasi data penginderaan jauh; 2) pelayanan data inderaja; 3) pelayanan sosialisasi teknologi dan data penginderaan jauh; 4) pelayanan pembinaan teknis (bimtek)/magang untuk peningkatan kapasitas SDM pemerintah daerah; dan 5) pelayanan kunjungan edukasi teknologi (murid, siswa, mahasiswa, guru dan dosen). 3.3.1 PELAYANAN KONSULTASI DATA INDERAJA Pelayanan konsultasi data inderaja adalah melayani pengguna maupun calon pengguna yang memerlukan informasi mengenai data inderaja dan potensi pemanfaatannya. Pengguna tersebut bisa datang langsung ke SBPJ Parepare, atau melalui surat permohonan atau melalui telpon atau email dan disposisi dari Pustekdata Jakarta. Pengguna data inderaja yang dilayani SBPJ Parepare pada umumnya adalah pemerintah daerah setingkat kabupaten/kota (Bappeda maupun SKPD setingkat Eselon II), namun ada juga pemerintah daerah setingkat provinsi, yaitu Pemprov Sulawesi Selatan. Secara keseluruhan pada tahun 2016 untuk konsultasi pengguna data inderaja telah dilayani sebanyak 42 instansi (Tabel 3.8). Dari jumlah tersebut, 25 diantaranya adalah pemerintah daerah, kemudian disusul oleh oleh Akademisi, BUMN/Swasta, Kementerian/Lembaga dan TNI/Polri (Tabel 3.9). Kebutuhan citra untuk pemerintah daerah biasanya digunakan dalam rangka menyusun informasi spasial kewilayahan (penutup/penggunaan lahan, jaringan jalan, jaringan irigasi, pemetaan fasilitas umum dsb). Informasi spasial tersebut digunakan dalam rangka perencanaan, pengelolaan dan pemantauan pembangunan. Sementara bagi BUMN dan swasta biasanya hanya konsultasi untuk pemanfaatan citra dalam menunjang kinerja mereka, ada yang berlanjut dengan permohonan data namun ada juga yang hanya sampai tahap konsultasi. Kebutuhan citra untuk BUMN dan swasta biasanya hanya untuk pemetaan jaringan jalan, kantor cabang dan perencanaan pembukaan cabang baru. Bagi TNI/Polri biasanya digunakan untuk perencanaan latihan dan operasi, pemetaan detasemen perhubungan dan pemetaan lokasi fasilitas-fasilitas militer. Selain itu khusus TNI di tahun 2016 ini ada tugas untuk mengecek luas lahan pertanian yang dipetakan oleh Kementerian Pertanian. Kementerian yang aktif menggunakan citra satelit inderja dari SBPJ Parepare adalah Kementerian Lingkungan Hidup, khususnya Pusat Pengelolaan Ekoregion Kalimantan. Citranya digunakan untuk penyusunan Dokumen Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dan Ekoregion (SLHE), dimana salah satu informasinya adalah pentup/penggunaan lahan, degradasi lingkungan dengan menggunakan multitemporal citra satelit dan evaluasi bencana alam (banjir, longsor dan kematian masal ikan dsb.). Kalangan universitas biasanya digunakan untuk penelitian mahasiswa, baik skripsi, tesis maupun disertasi dan sebagian besar adalah universitas yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 54 BAB I PENDAHULUAN No BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA Instansi PT. Borneo Cemerlang 3 4 5 6 7 8 9 16 17 18 19 20 21 Instansi CV. Matahari Putra 24 Dinas PU Kab. Pinrang BPS Kab. Barru 26 Dinas PSDA Pinrang 23 Dinas Tata Ruang dan Permukiman Luwu Timur Bappeda Kab. Soppeng 25 29 BRIMOB Parepare S1 Fisika UNM 30 31 Disbun Sulsel 32 Biro Tapem Sulbar 34 Bappeda Kab. Pinrang 36 KLH Kalimantan BPN Kab. Enrekang Distan Kab. Enrekang Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Sidrap 28 ESDM Mamuju UMPAR 27 S2 Unhas PU Soppeng 15 No Dinas Tata Ruang Parepare 12 14 PENUTUP Dinas Tata Ruang Mamuju PT. TASAD 13 AKUNTABILITAS KINERJA 22 10 11 BAB IV Tabel 3.8 Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Inderaja Tahun 2016 1 2 BAB III Mahasiswa UMI Distarwasbang Parepare Bappeda Kab. Wajo SMP Islam Athirah 33 Bappeda Kab. Sidrap 35 FKIP UNHAS 37 MAN 2 Model Makassar Bappeda Kab. Muna Barat Balitbang Prov Sulsel Mahasiswa Ilmu Tanah UNHAS 38 Bappeda Kab. Mamuju Utara Bappeda Kab. Intan Jaya 40 KODIM 1405 Mallusetasi Dinas Bina Marga Sulsel 42 Dinas PU Kab. Luwu Utara Bappeda Kab. Polman 39 Camat Paleteang Kab. Pinrang 41 Bag. Pemerintahan Kab. Polman PDAM Kota Parepare Tabel 3.9 Rekapitulasi Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Konsultasi Data Inderaja Tahun 2016 No Nama Instansi Jumlah Instansi 1 K/L 3 Pemda 2 4 5 LAKIP 2016 TNI/Polri BUMN/Swasta Akademisi Jumlah Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 3 2 25 4 8 42 55 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Pelayanan Konsultasi Data Penginderaan Jauh kepada Pemerintah Daerah Bappeda Kabupaten Pinrang (5 April 2016) Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh kepada Bappeda Kabupaten Wajo (15 Maret 2016) Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh kepada BPN Kabupaten Enrekang (8 Juni 2016) Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh kepada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sidrap (27 Januari 2016) Gambar 3.24 Dokumentasi Kegiatan Konsultasi Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 3.3.2 PELAYANAN DATA INDERAJA Pelayanan citra bagi pengguna adalah pelayanan data digital level standar (basic ortho atau ortho sistematik). Semua permohonan citra digital harus melalui Pustekdata (Bank Data Penginderaan Jauh Nasional/BDPJN) yang ada di Jakarta. Jadi walaupun surat permohonan dan dokumen pendukungnya dikirim ke SBPJ Parepare, tetap harus diteruskan ke Pustekdata. SBPJ Parepare hanya akan melayani delivery citra satelit jika sudah ada disposisi dari Pustekdata/BDPJN. Umumnya untuk wilayah Indonesia Tengah dan Timur, permohonan citra ke BDPJN biasanya dilimpahkan kembali ke SBPJ Parepare untuk dilayani penyiapan dan pengirimannya. Pada tahun 2016 terlaksana pelayanan citra digital standar kepada 36 instansi, yang terdiri dari pemerintah daerah, kementerian/lembaga, dosen dan mahasiswa (Tabel 3.10). Jenis citra yang dibutuhkan oleh pengguna tersebut mulai dari resolusi rendah (sensor MODIS), resolusi menengah (SPOT4, Landsat2/4/5/7/8), resolusi tinggi (SPOT5/6/7), maupun resolusi sangat tinggi (Pleiades, QuickBird, WorldView, GeoEye). Total data yang terdistribusi dari SBPJ Parepare mencapai 975 (granule/scene/strip), selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.11. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 56 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Tabel 3.10 Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Data Inderaja Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Instansi No Bappeda Kab. Intan Jaya 20 KOOPSAU II 22 BPN Enrekang Distarkim Kab. Polman BRIMOB Polda Sulsel Instansi 19 Dinas ESDM Mamuju Utara 21 Setda Halmahera Selatan 23 Mahasiswa UNM 25 Mahasiswa UGM Distarkim Sulsel KKN UMPAR BKPMD Prov. Sulsel 24 Dinas PU Kab. Pinrang 26 Mahasiswa STIP Muhammadiyah Sinjai DKP Kab. Banggai Laut 28 Mahasiswa IPB Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan, DKP (Wakatobi) Bappeda Kab. Kupang 27 Mahasiswa UNHAS Mahasiswa UMI Setda Kab. Barru 29 KODIM 1405 Mallusetasi Bappeda Kab. Muna Barat 31 POLRES Parepare Setda Kota Parepare 30 Bappeda Kab. Intan Jaya 32 Distan Kab. Sinjai 33 Distan Kab. Enrekang 35 Setda Kab. Soppeng 34 Setda Kab. Luwu Timur 36 AJENDAM VII Wirabuana Dinas PU Kab. Soppeng Bappelitbang Minahasa Utara Setda Kotawaringin Timur Bappeda Kota Parepare Brimob Kota Parepare Untuk citra resolusi menengah yang paling banyak dimanfaatkan oleh pengguna adalah citra Spot4 (28 scene), kemudian untuk citra resolusi tinggi yang paling banyak dimanfaatkan adalah SPOT6/7 hasil pengolahan Pixel Factory (180 scene). Sebagian besar pemanfaatanya adalah untuk penelitian, infomasi spasial penutup/penggunaan lahan, pemetaan dan inventarisasi lahan sawah, jaringan jalan dan irigasi desa. Tabel 3.11 Daftar Data Inderaja yang Terdistribusi kepada Pengguna Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 LAKIP 2016 Citra Satelit MODIS Spot4 Spot5 Spot6/7 Spot6/7 PF Landsat2 Landsat4 Landsat5 Landsat7 Landsat8 Pleiades QuickBird WorldView GeoEye Total Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Volume 664 28 1 28 180 2 1 3 6 10 17 6 17 12 975 Satuan Granule Scene Scene Strip Scene Scene Scene Scene Scene Scene Strip Strip Strip Strip 57 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP 3.3.3 PELAYANAN SOSIALISASI TEKNOLOGI DAN DATA INDERAJA Kegiatan sosialisasi ini diperlukan sebagai media delivery tupoksi SBPJ Parepare, BDPJN, ketersedian data, potensi dan pemanfaatan data penginderaan jauh dan pelayanan teknis dan distribusi data bagi pengguna. Kegiatan sosialisasi ini menggunakan anggaran DIPA SBPJ Parepare, namun juga bila ada undangan dari pemerintah daerah atau instansi manapun yang berkepentingan bisa juga dilayani. Sebagian besar pengguna yang menjadi target sosialisasi adalah pemerintah daerah setingkat kabupaten/kota, dengan total jumlah kegiatan sosialisasi pada tahun 2016 mencapai 5 kali (rincian pada Tabel 3.12). Sosialisasi dilaksanakan sebagai media promosi teknologi dan data inderaja, sesuai tupoksinya SBPJ Parepare sebagai sebuah Unit Pelaksana Teknis. Pascasosialisasi biasanya pengguna tertarik dengan pemanfaatan data inderaja untuk berbagai keperluan di daerahnya dan lebih dalam lagi meminta penjelasan mengenai prosedur permohonan citra satelit sesuai Inpres nomor 6 Tahun 2012 dan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2013. Dalam Inpres tersebut dinyatakan bahwa citra satelit penginderaan jauh bagi keperluan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah tidak dikenakan tarif alias nol rupiah. Tabel 3.12 Daftar Kegiatan Sosialisasi Teknologi dan data Inderaja Tahun 2016 No. 1 2 3 4 5 LAKIP 2016 Pemerintah Daerah Pelaksanaan Topik Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat 11 April 2016 Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja, Penandatanganan MoU antara LAPAN dengan Pemrov Sulbar Bappeda Kab. Wajo 17 Mei 2016 Bappeda Kab. Minahasa Utara 3 Juni 2016 Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Wajo Bappeda Kab. Kupang 30 Agustus 2016 Bappeda Kab. Kupang 23 November 2016 Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Minahasa Utara Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Kupang Sosialisasi dan Penyerahan Hasil Akhir Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Kupang Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 58 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja (11 April 2016) Penandatanganan MoU antara LAPAN dengan Pemrov Sulbar (11 April 2016) Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Wajo (17 Mei 2016) Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Minahasa Utara (3 Juni 2016) Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Kupang (30 Agustus 2016) Sosialisasi dan Penyerahan Hasil Akhir Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Kupang Gambar 3.25 Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 59 BAB I BAB II PENDAHULUAN PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP 3.3.4 PELAYANAN PEMBINAAN TEKNIS SDM PENGGUNA Pembinaan teknis (bimtek) kepada pengguna adalah dalam rangka membangun kemandirian pengguna dalam hal pengolahan pemanfaatan data inderaja sampai bisa mengekstraksi informasi yang diperlukan. Sasarannya adalah kemandirian pengguna, sehingga jika ada kebutuhan selanjutnya berkaitan dengan informasi berbasis data inderja dapat diolah sendiri oleh pengguna yang bersangkutan. Sementara Lapan (SBPJ Parepare) menyediakan citranya sebagai input data awal, tentunya penyediaan data ini setelah mendapat persetujuan dan dokumen permohonan sudah lengkap. Jumlah instansi yang dapat dilayani pada tahun 2016 adalah 6 dinas/SKPD/instansi (Tabel 3.13). Tabel 3.13 Daftar Pembinaan Teknis SDM Pengguna Tahun 2016 No Instansi/Pemda Pelaksanaan Jumlah Peserta 1 Balai Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa & Atmosfer dan Penginderaan Jauh Biak 29 Maret - 1 April 2016 3 orang 2 Dinas Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan Kota Parepare 23 - 26 Mei 2016 3 4 Pemerintah Kabupaten Bulukumba 20 - 24 Juni 2016 Sekretariat Daerah Kota Parepare 19 - 23 September 2016 24 - 28 Oktober 2016 5 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan 6 Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sinjai 21 – 23 Desember 2016 17 orang 13 orang 30 orang 25 orang 20 orang Metode pembelajaran pada pelaksanaan bimtek dimulai dengan pemaparan materi secara singkat dan praktikum pengolahan citra digital, Pengenalan Lingkungan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh selama satu hari. Pada hari pertama peserta mendapat teori mengenai metode pengolahan dan analisis citra berbasis objek (OBIA) dan langsung hari itu juga mulai praktikum. Pada tahap awal praktikum masih menggunakan beberapa software yang sudah familiar digunakan untuk mempersiapkan citra SPOT6 dan data vektor pendukungnya, seperti menggunakan Er Mapper 7.1, ArcGIS 10.3, Envi 5.2, Global Mapper 15. Pengenalan E-Cognition dimulai dengan penjelasan windows user interface dan beberapa fitur awal pengolahan, kemudian dilanjutkan dengan trial and error segmentasi dengan berbagai ukuran segmen. Hari kedua dilanjutkan dengan membangun ruleset dari berbagai fitur-fitur optimum, misalnya rerata nilai reflektansi masing-masing kanal, standar deviasinya, berbagai rasio kanal tunggal maupu rasio operasi kanal, geometri objek (shape), Elevasi (DEM), texture (GDM Brightness) dan lain-lain. Kemudian ruleset tersebut langsung dicoba eksekusi dan dievaluasi hasil eksekusinya. Pada hari ketiga dilanjutkan dengan metode training sampel untuk beberapa kelas objek yang belum bisa dipisahkan LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 60 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP dengan menggunakan threshold fitur-fitur optimum. Dilanjutkan dengan eksekusi training sampel yang ternyata memakan waktu cukup lama (paling cepat 16 jam), sehingga beberapa komputer dibiarkan bekerja pada malam hari dan ditinggalkan dalam ruangan. Pada hari berikutnya dilakukan evaluasi hasil klasifikasi secara keseluruhan, baik hasil threshold maupun training sampel, ternyata masih ada beberapa kelas yang salah dan unclasified. Kemudian dilakukan refinement dengan merevisi threshold dan memperbaharui training sampel sekaligus mencoba eksekusi lagi dan baru bisa dilihat hasilnya pada hari berikutnya. Kemudian dilakukan evaluasi hasil eksekusi klasifikasi, kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan metode lainnya yaitu delineasi visual dan praktek pengolahan vektor. Pengolahan data dimulai dengan interaksi dengan perangkat lunak, mengolah data raster dan data vektor, digitasi dan editing data-data vektor, menyusun topologi, membuat layout dan pencetakkan sampai menyusun informasi tabular. Untuk menundukung hasil digitasi, maka telah dilakukan survei lapangan untuk memvalidasi objek penutup/penggunaan lahan tersebut sesuai dengan wilayah kerjanya, atau menyesuaikan dengan kondisi. Biasanya diambil daerah yang dekat tetapi tetap representatif, misalnya Kota Parepare, Kabupaten Barru, Sidrap maupun Pinrang. Seluruh peserta ikut bersama-sama ke lapangan, namun tentunya tidak seluruh wilayah Kota/kabupaten yang menjadi target dapat disurvei, yang utama adalah metode dan tujuan survei dapat disampaikan kepada peserta bimtek. Survei biasanya dilaksanakan satu sampai dua hari tergantung jarak ke lokasi dan jumlah peserta, semakin jauh dan semakin banyak peserta akan semakin lama dan perlu dibagi ke dalam beberapa kelompok. Pascasurvei lapangan peserta diajarkan untuk download dan menyajikan hasil survei, kemudian menggunakanya dalam revisi hasil klasifikasi dan menghitung akurasi hasil klassifikasi. Pada bagian akhir bimtek akan diberikan materi dan praktikum penyajian peta/informasi spasial sehingga hasil pengolahan dapat lebih informatif. Hasil penyajian tersebut sekaligus menjadi hasil akhir pekerjaan/tugas bimtek peserta dan boleh dicetak/dibawa filenya sebagai bahan laporan bimtek peserta kepada atasannya di daerah. Gambar 3.26 adalah cuplikan kegiatan bimbingan teknis/magang beberapa peserta dari daerah terutama dari provinsi Sulawesi Selatan. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 61 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA Bimbingan Teknis Balai Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa & Atmosfer dan Penginderaan Jauh Biak (29 Maret - 1 April 2016) BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Bimbingan Teknis Dinas Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan Kota Parepare (23 – 26 Mei 2016) Bimbingan Teknis Pemerintah Kabupaten Bulukumba (20 – 24 Juni 2016) Bimbingan Teknis Sekretariat Daerah Kota Parepare (19 – 23 September 2016) Bimbingan Teknis Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan (24 – 28 Oktober 2016) Bimbingan Teknis Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (21 – 23 Desember 2016) Gambar 3.26 Dokumentasi Bimbingan Teknis/Magang Kerja SDM Pengguna Tahun 2016 LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 62 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP 3.3.5 PELAYANAN KUNJUNGAN EDUKASI TEKNOLOGI Kunjungan edukasi teknologi adalah kunjungan dari para siswa, mahasiswa, dan atau masyarakat umum ke Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare. Pada saat kunjungan, para peserta dibawa ke aula untuk diterima oleh pejabat Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare atau yang mewakili kemudian diadakan perkenalan tentang LAPAN secara umum dan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare secara khusus. Di aula juga dijelaskan tentang tugas dan fungsi pokok dari LAPAN, bidang-bidang yang ada di LAPAN, penelitian dan pengembangan yang ada di LAPAN, dan produk-produk hasil penelitian dan pengembangan yang berguna bagi masyarakat. Setelah diadakan penjelasan, para peserta dipersilahkan untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan LAPAN, saran, atau kritik kepada LAPAN. Setelah itu para peserta dibawa berkunjung ke fasilitas Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berupa stasiun perekaman data dan laboratorium pengolahan data tematik. Untuk mengunjungi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare ini syaratnya adalah mengajukan surat permohonan kepada Kepala Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare. Setelah itu, pihak TU akan menjadwalkannya. Tahun 2016 ini terdapat total 71 kunjungan dari sekolah atau perguruan tinggi baik S1 maupun S2. Pada Tabel 3.15 disajikan daftar kunjungan pada tahun 2016. Sementara pada Tabel 3.14 ditunjukkan banyaknya kunjungan kelompok sekolah atau perguruan tinggi. Pada Tabel 3.14 terlihat bahwa yang paling banyak berkunjung adalah kelompok SLTA yaitu 31 kunjungan. Tabel 3.14 Frekuensi Kunjungan Kelompok Sekolah atau Perguruan Tinggi Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6 LAKIP 2016 Sekolah SD SLTP SLTA D3/D4/S1 S2 Instansi Total Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Frekuensi 7 10 31 15 3 5 71 63 BAB I PENDAHULUAN NO. 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Tabel 3.15 Daftar Kunjungan Edukasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 SEKOLAH TANGGAL NO. SEKOLAH 21/01/2016 38 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO 25/01/2016 40 27/01/2016 42 09/02/2016 44 18/02/2016 46 SMA 1 BARRU 20/02/2016 48 SMA 1 BARRU 50 SMA 10 BULUKUMBA MAN 1 WATAMPONE BONE 12/01/2016 3 S2 MANAJEMEN PESISIR DAN TEKNOLOGI KELAUTAN UMI 25/01/2016 5 SMPN 10 PAREPARE 26/01/2016 7 SMPN 10 PAREPARE 28/01/2016 9 SMAIT AL-ISHLAH MAROS 2 4 6 8 SMPN 6 WAJO SMPN 10 PAREPARE SMPN 10 PAREPARE SMPN 6 PAREPARE 11/02/2016 10 MA PONPES AL URWATUL WUTSQAA SIDRAP 12 AJENDAM VII WIRABUANA MAKASSAR 14 SMAIT PUTRI AL ISHLAH MAROS 25/02/2016 16 SMAN 2 PAREPARE 09/03/2016 18 SMPN 7 PAREPARE 09/03/2016 20 SDIT BINA INSAN PAREPARE 09/03/2016 22 POLITEKNIK NEGERI PANGKEP 23/03/2016 24 STITEK BALIKDIWA 26 SDN 17 PAREPARE HIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI UMPAR 11 13 15 17 19 21 23 25 27 28 29 SDIT BINA INSAN PAREPARE 19/02/2016 SMAN 1 PINRANG 22/02/2016 S1 PERENCANAAN WILAYAH KOTA UNHAS SMPN 10 PAREPARE SMPN 4 MALLUSETASI BARRU INKANAS PAREPARE DINAS PERTANIAN SINJAI SDN 35 PAREPARE TEKNIK SIPIL POLITEKNIK UJUNG PANDANG POLITEKNIK NEGERI PANGKEP 08/03/2016 09/03/2016 09/03/2016 37 TANGGAL AJENREM 18/08/2016 SMAN 5 PAREPARE 29/08/2016 41 SMAN 3 MAROS 05/09/2016 43 SD 3 PAREPARE 07/09/2016 45 SMA 8 BULUKUMBA 39 47 49 51 52 22/08/2016 SMAN 2 MAJENE 01/09/2016 SMAN 1 BULUKUMBA 06/09/2016 SMA 1 LAMURU BONE 08/09/2016 19/09/2016 20/09/2016 SMA 1 BARRU 21/09/2016 SMA 1 MASALLE ENREKANG 26/09/2016 SMA 1 POLEWALI 29/09/2016 22/09/2016 27/09/2016 SMAN 1 MAIWA ENREKANG 06/10/2016 53 MA DARUSSALAM ANRONG APPAKA PANGKEP 55 MA DDI PAREPARE 12/10/2016 SMKK KIFRAH BANGSA MAMASA 19/10/2016 54 10/10/2016 MAN 1 BONE 11/10/2016 56 SMA 1 TELLU LIMPOE SIDRAP 58 STITEK BALIKDIWA 20/10/2016 29/03/2016 60 SMA N 2 WATAMPONE, BONE 02/11/2016 31/03/2016 62 SMP ISLAM ATHIRAH 1 MAKASSAR 04/11/2016 09/03/2016 57 23/03/2016 59 30/03/2016 PERIKANAN UNHAS 61 SMA 1 CENDANA ENREKANG 02/04/2016 63 MA HJ HANIAH MAROS 12/04/2016 64 14/04/2016 66 13/04/2016 65 13/10/2016 31/10/2016 03/11/2016 08/11/2016 IKATAN MAHASISWA PERENCANA WIL IND TIMUR POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BONE 17/11/2016 17/11/2016 30 DKP KALTARA 32 SDN 5 PAREPARE 21/04/2016 68 SMA ATHIRAH BONE 29/11/2016 34 UIN ALAUDDIN MAKASSAR 12/05/2016 70 SMA 14 BULUKUMBA 21/12/2016 36 STUDI CLUB INFORMATIKA PAREPARE 08/08/2016 31 33 35 LAKIP 2016 SDIT BINA INSAN PAREPARE S2 ILMU PERIKANAN UNHAS KOOPSAU II MAKASSAR 20/04/2016 22/04/2016 26/07/2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 67 69 71 TEKNIK PWK, UIN ALAUDDIN MAKASSAR 22/11/2016 S2 GEOLOGI UNHAS 28/11/2016 MAN 2 MODEL MAKASSAR 16/12/2016 SMA YPPP WONOMULYO, POLMAN 21/12/2016 64 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Kunjungan Edukasi Teknologi SDIT BINA INSAN PAREPARE (19/02/2016) Kunjungan Edukasi Teknologi SMPN 10 PAREPARE (28/01/2016) Kunjungan Edukasi Teknologi SMA 8 BULUKUMBA (19/09/2016) Kunjungan Edukasi Teknologi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO (22/08/2016) Kunjungan Edukasi Teknologi S2 ILMU PERIKANAN UNHAS (22/04/2016) Kunjungan Edukasi Teknologi KOOPSAU II MAKASSAR (26/07/2016) Kunjungan Edukasi Teknologi POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BONE (17/11/2016) Kunjungan Edukasi Teknologi MAN 2 MODEL MAKASSAR (16/22/2016) Gambar 3.27 Dokumentasi Kunjungan Edukasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 65 BAB I BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA PENDAHULUAN 3.4 BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP AKUNTABILITAS KEUANGAN 3.4.1 REALISASI ANGGARAN SBPJ PAREPARE TAHUN 2016 Alokasi anggaran Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare terbagi dalam tujuh output: (1) Data Penginderaan Jauh Satelit (2) Data Penginderaan Jauh Satelit Yang Terproduksi (3) Layanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja Untuk Pemerintah Daerah (4) Layanan Perkantoran (5) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (6) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran dan (7) Gedung/ Bangunan. Masing-masing output terbagi lagi dalam beberapa komponen. Realisasi Anggaran per output dan per komponen pada Tahun Anggaran 2016 disajikan dalam Tabel 3.16. Tabel 3.16 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 (Per Komponen) NO KODE 1 3522 003.001 1 051 2 052 KEGIATAN/OUTPUT/KOMPONE N % Realisasi (2016) Data Penginderaan Jauh Satelit Operasional Akuisisi Data Satelit Penginderaan Jauh dan Perekayasaan Operasional Pengolahan Data Penginderaan Jauh Satelit dan Perekayasaan 004.001 Layanan Teknis Pemanfaatan Bidang Teknologi dan Data Inderaja untuk Pemerintah Daerah 1 051 2 052 Diseminasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Layanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja untuk Pemerintah Daerah JUMLAH ANGGARAN (Rp.) LAKIP 2016 REALISASI (Rp.) Pengembangan Teknologi dan Data Penginderaan Jauh JUMLAH ANGGARAN (Rp.) 1 ANGGARAN (Rp.) 004.002 Penyelenggaraan RB 051 Penyelenggaraan RB Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 338.490.000 310.623.150 91.77 289.550.000 287.235.100 99.20 628.040.000 597.858.250 95.19 248.791.000 214.725.300 86.31 496.506.000 472.981.900 95.26 745.297.000 687.707.200 92.27 280.549.000 243.612.800 86.83 66 BAB I BAB II PENDAHULUAN PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP JUMLAH ANGGARAN (Rp.) 280.549.000 ANGGARAN 003, 004 1 2 994 Layanan Perkantoran 001 Pembayaran Gaji dan Tunjangan 002 Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran JUMLAH ANGGARAN (Rp.) 996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 1 A 2 B Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Peralatan Pengamatan Antariksa JUMLAH ANGGARAN (Rp.) 1 2 997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran A Fasilitas Kantor B Meubelair 1.653.886.000 243.612.800 1.529.178.250 86.83 3.471.357.000 2.787.987.000 3.167.654.880 2.685.695.270 91.25 6.259.344.000 5.853.350.150 93.51 736.920.000 735.059.500 99.75 81.600.000 818.520.000 81.600.000 816.659.500 100.00 99.250.000 99.250.000 100.00 178.250.000 100.00 79.000.000 JUMLAH ANGGARAN (Rp.) 178.250.000 TOTAL ANGGARAN TA.2016 8.910.000.000 92.46 96.33 99.77 79.000.000 100.00 8.377.437.900 94.02 Tabel 3.17 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 (Per Jenis Belanja) NO JENIS BELANJA 1 51 Belanja Pegawai 3 53 Belanja Modal 2 52 Belanja Barang ANGGARAN (Rp.) 3.471.357.000 4.441.873.000 996.770.000 REALISASI (Rp.) 3.167.654.880 4.214.873.520 994.909.500 % (2016) 91.25 94.89 99.81 Dari tabel 3.17 terlihat bahwa persentase serapan yang rendah adalah di belanja pegawai yaitu untuk output 001A. Serapan anggarannya rendah terutama karena adanya sisa anggaran belanja uang lembur. MAK belanja uang lembur diperuntukkan bagi kelebihan jam kerekayasaan. Mulai Bulan Januari, sebagian besar PNS yang bekerja di hari libur digantikan hari liburnya di hari kerja sehingga tidak diberikan honor kelebihan jam kerekayasaan. Total serapan anggaran TA.2016 cukup baik yaitu sebesar 94.02% dan sebagian besar sisa anggaran berasal dari belanja pegawai 51 dan barang 52 dengan kontribusi terbesar dari sisa anggaran lembur dan honor output kegiatan. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 67 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP 3.4.2 PAGU DAN REALISASI ANGGARAN PER SASARAN STRATEGIS TAHUN 2016 Tabel 3.18 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 Per Sasaran Strategis No. SASARAN STRATEGIS 1 Kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumberdaya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time 2 Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial INDIKATOR KINERJA Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh ANGGARAN REALISASI 338.490.000 Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi 310.623.150 (91.77%) 289.550.000 287.235.100 (99.20%) Jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani 1.025.846.000 931.320.000 (90.79%) Serapan anggaran untuk sasaran strategis pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial relatif rendah (90.79%), hal ini dikarenakan adanya sisa anggaran honor output kegiatan yang diperuntukkan bagi kelebihan jam kerekayasaan dan honor tenaga outsourcing teknis. Selain itu kurang maksimalnya penyerapan anggaran pada belanja jasa profesi(honor narasumber) dan konsumsi rapat, juga salah satu hal yang menyebabkan penyerapan pada output sasaran strategis ini kurang maksimal. Sementara serapan anggaran untuk sasaran strategis kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara near real time cukup tinggi (91.77 dan 99.20%), dimana hampir semua kegiatan dapat terealisasi. 3.4.3 CAPAIAN IKU DAN REALISASI ANGGARAN PER SASARAN STRATEGIS TAHUN 2016 Tabel 3.19 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 Per Sasaran Strategis dan Capain IKU No. SASARAN STRATEGIS 1 Kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumberdaya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time 2 Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial LAKIP 2016 INDIKATOR KINERJA Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi Jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare CAPAIAN IKU REALISASI (%) 115.15% 310.623.150 (91.77%) 112.63% 287.235.100 (99.20%) 100% 931.320.000 (90.79%) 68 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP Serapan yang rendah bukan berarti kinerja rendah, hal ini yang tidak bisa dilinearkan, karena faktor pendukung kinerja bukan hanya dari sisi anggaran. Semua capaian IKU lebih dari 100%, artinya semua target kinerja tercapai dan bahkan melebihi yang ditargetkan. Serapan anggaran rendah tidak mempengaruhi kinerja, serapan yang rendah sebagian besar karena kinerja SDM yang ada sangat tinggi sehingga anggaran yang diperuntukkan bagi penambahan jam kerekayasaan (di luar jam kantor) tidak digunakan secara utuh. Mulai bulan Januari, sebagian besar PNS yang bekerja di hari libur digantikan hari liburnya di hari kerja sehingga tidak diberikan honor kelebihan jam kerekayasaan. 3.4.4 PERBANDINGAN PAGU ANGGARAN REALISASI TAHUN 2015 DAN 2016 Tabel 3.20 Perbandingan Pagu Anggaran dan Realisasi Tahun 2015 dengan Tahun 2016 PROGRAM Pengembangan Teknologi dan Data Penginderaan Jauh TAHUN 2015 PAGU ANGGARAN 11.384.517.000 REALISASI 10.600.813.757 (93.12%) TAHUN 2016 PAGU ANGGARAN 8.910.000.000 REALISASI 8.377.437.900 (94.02%) Secara total serapan anggaran mengalami peningkatan dari Tahun 2015 (93.12%) menjadi 94.02% pada Tahun 2016. Dari sisi pagu anggaran mengalami penurunan dikarenakan output gedung dan bangunan ditiadakan sehingga pada tahun 2016 tidak ada pembangunan gedung dan bangunan di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 69 BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP BAB IV PENUTUP 1. Secara umum sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja tahun 2016 telah dipenuhi seluruhnya oleh SBPJ Parepare. Capaian sasaran strategis jika dirata-ratakan sudah tercapai lebih dari 100%. Prosentase keberhasilan akuisisi telah mencapai 115,15% dari target keberhasilan, kemudian jumlah produksi data satelit inderaja level standar hasil akuisisi jika dirata-ratakan telah mencapai 112,63% dan pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial juga lebih dari yang ditargetkan (275%). Dari sisi outcome ketersediaan data SPOT6/7 hasil akuisisi tahun 2013-2016 telah mampu meliputi lebih dari 90% wilayah Daratan Indonesia (cloudfree mosaic). 2. Keberhasilan dan kekurangan pencapaian sasaran tidak lepas dari dukungan kelayakan peralatan, kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), kerjasama tim pelaksana dan koordinasi dan pembinaan tingkat Balai dan koordinasi dan pembinaan vertikal. Faktor pendukung utama keberhasilan akuisisi adalah telah tersedianya redundansi antena, sehingga konflik orbit dapat dikurangi. Faktor internal pada peralatan sistem antenna dan server produksi, meskipun menyumbang penurunan kinerja masih dalam batas wajar. Gangguan ini lebih banyak disebabkan faktor usia alat dan dapat diperbaiki dengan terus melakukan otomatisasi, upgrading serta integrasi sistem. Faktor eksternal juga menjadi penyebab penurunan kinerja SBPJ Parepare, misalnya kegagalan programming oleh operator satelit yang tidak bisa diintervensi karena kewenangan operator. Kajian kemandirian teknologi stasiun bumi perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan pencapaian target pada tahun-tahun selanjutnya. 3. Dari akuntabilitas keuangan realisasi anggaran Satker LAPAN Parepare adalah 94,02% dengan prosentase realisasi untuk setiap sasaran kinerja berkisar antara 90,79% – 99,20%. Realisasi secara keseluruhan mengalami mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya (realisasi tahun 2015 mencapai 93,12%). 4. Hasil tahun ini akan menjadi dasar pelaksanaan kinerja tahun 2017 agar pencapaian kinerja SBPJ Parepare dapat lebih baik. LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 70 BAB I BAB II PENDAHULUAN PERENCANAAN KINERJA KINERJA BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENUTUP L A M P I R A N- L A M P I R A N LAKIP 2016 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare 71 [Lampiran - Lampiran] Lampiran 1. [2016] Dokumen Perjanjian Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017) 72 [Lampiran - Lampiran] Lampiran 2. [2016] Lampiran Dokumen Perjanjian Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017) 73 [Lampiran - Lampiran] Lampiran 3. [2016] Rencana Aksi dan Capaian Penetapan Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 Triwulan I – Triwulan IV Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017) 74 [Lampiran - Lampiran] Lampiran 4. Sasaran Strategis Pengukuran Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 Indikator Kinerja Meningkatnya data penginderaan jauh terproduksi hasil akuisisi IKU 1: Jumlah data mentah (raw data) penginderaan jauh hasil akuisisi IKU 2: Jumlah data penginderaan jauh terproduksi hasil akuisisi Terselenggaran ya layanan publik iptek penerbangan dan antariksa [2016] IKU 3: Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan iptek penerbangan dan antariksa IKU 4: Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek penerbangan dan antariksa Target 2016 % SPOT6/7 Total 552 lintasan Landsat7 672 lintasan Landsat8 624 lintasan MODIS 2368 lintasan NPP 1124 lintasan % SPOT6/7 Total 7668 Eqiv. scene Landsat8 5496 scene MODIS 2250 granule NPP 1067 granule Daerah 4 Daerah Landsat7 5496 scene 80% Realisasi dan Capaian 2016 115.15% 840 lintasan (152%) Pagu Anggaran 2016 (Rp.) 338.490.000 Realisasi Anggaran 2016 (Rp.) 310.623.150 % Realisasi Anggaran Tahun 2016 91.77% 289.550.000 287.235.100 99.20% 1.025.846.000 931.320.000 90.79% 676 lintasan (101%) 601 lintasan (96%) 2693 lintasan (114%) 1339 lintasan (119%) 112.63% 12008 eq.scene (157%) 3675 scene (67%) 5037 granule (92%) 2693 granule (120%) 1339 granule (125%) 4 Daerah (100%) 82,92% Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017) 75 [Lampiran - Lampiran] Lampiran 5. [2016] Lampiran Rencana Kinerja Tahunan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2017 Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017) 76 [Lampiran - Lampiran] Lampiran 6. [2016] Tabel-tabel hasil pencapaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara near real time No Tabel 1. Capaian akusisi data satelit SPOT6/7 Bulan 1 Januari 3 Maret 2 Lintasan Februari 4 April 5 Mei 6 Juni 7 Juli 8 Agustus 9 September 10 Oktober 11 November 12 Desember Total Bulan 1 Januari 3 Maret 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Februari 32 28 36 39 38 34 39 39 38 38 36 36 28 2 32 SPOT-7 Berhasil Gagal 28 0 31 0 38 38 0 38 0 39 38 1 39 0 39 39 0 33 5 35 29 6 35 1 37 37 0 425 8 428 415 13 0 0 0 0 0 37 37 34 34 39 36 34 32 36 36 96,96 Tabel 2. Capaian akusisi data satelit Aqua dan Terra Aqua Lintasan Berhasil Konflik Gagal 106 106 0 0 0 0 0 0 105 0 0 108 0 1 116 0 0 118 114 118 114 113 113 0 112 September 112 110 Oktober 109 Desember 116 0 0 117 105 0 104 Juli 114 114 1351 1334 98,74 1 36 98,15 113 Persentase 0 36 Juni Total 28 30 38 114 November Lintasan 39 114 Agustus Gagal 34 April Mei Berhasil 39 433 Persentase No SPOT-6 0 0 0 0 Lintasan 119 86 Terra Berhasil 119 86 0 0 3 2 0 Konflik 0 0 Gagal 0 0 0 118 118 0 0 9 120 118 0 2 5 120 119 0 1 2 112 112 0 0 0 113 113 0 0 17 1364 1359 0 5 111 116 116 116 117 111 0 116 0 116 0 114 117 99,63 Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017) 0 0 0 0 0 2 0 77 [Lampiran - Lampiran] No Bulan 1 Januari 3 Maret 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 [2016] Tabel 3. Capaian akusisi data satelit Landsat7 dan Landsat8 Lintasan Landsat-8 54 Februari Berhasil Konflik Gagal Lintasan Berhasil Konflik Gagal 51 3 0 56 56 0 0 5 0 52 4 0 52 12 0 58 4 60 54 51 48 3 0 48 8 53 53 5 Juli 47 47 September 42 38 17 4 51 51 6 0 609 601 83 8 April 51 Juni 52 Mei Agustus 51 52 Oktober 52 November Desember 48 56 Total Persentase Landsat-7 56 98,69 9 7 4 60 0 60 0 55 0 55 56 0 60 0 0 60 0 55 5 0 55 6 0 55 3 1 52 52 7 679 676 42 58 57 54 54 58 59 55 55 99,56 0 5 9 0 1 0 0 0 1 7 0 0 3 Tabel 4. Capaian akusisi data satelit NPP No Bulan Lintasan Berhasil Konflik Gagal Februari 102 101 0 1 April 111 110 0 1 111 111 0 0 Agustus 117 117 0 Oktober 115 115 0 112 112 1 Januari 3 Maret 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 NPP 115 114 Mei 116 Juli 113 Juni September November Desember Total Persentase 109 106 1341 115 114 116 113 109 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 106 0 0 1339 0 2 99,85 0 0 Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017) 78 [Lampiran - Lampiran] [2016] Tabel 5. Total capaian keberhasilan akusisi dalam satu tahun (dalam %) No Bulan Lintasan 1 Januari 3 Maret 536 Mei 544 Juli 2 4 6 8 10 12 3 3 528 Persentase 99,43 1 99,78 100,00 522 10 12 97,75 545 524 15 6 September 524 486 20 18 96,43 November 522 508 13 1 99,80 6330 6149 526 519 523 514 547 Oktober 11 456 3 Gagal 0 Agustus 9 Konfilk 8 Juni 7 527 460 April 5 Berhasil 533 Februari Total Persentase 21 514 539 Total 2 9 523 531 Desember 5 7 528 0 100,00 3 99,43 98,87 10 11 98,10 0 125 99,10 99,62 100,00 56 99,02 Tabel 6. Rata-rata capaian akusisi untuk setiap triwulan (dalam %) pada Tahun 2016 Triwulan Lintasan I 1529 II 1593 III 1616 IV No 1592 Satelit Terra 3 NPP 4 5 6 7 Konflik 1555 24 14 1550 31 11 1511 1533 Gagal 14 56 4 Persentase Target 99,74 27 1335 Realisasi Capaian 1511 28,00 99,11 2670 3066 57,00 99,30 5340 6149 115,15 98,27 4005 4599 86,00 Tabel 7. Rata-rata capaian akusisi untuk setiap satelit (dalam %) pada Tahun 2016 1 2 Berhasil Aqua Landsat-7 Landsat-8 SPOT-6 SPOT-7 Total Berhasil 1359 Gagal Konflik 5 0 2 0 1334 17 676 3 1339 0,37 1,26 42 721 99,56 0,44 433 98,15 6330 99,10 415 13 0 56 99,63 Gagal 98,74 83 6149 Berhasil 1351 8 8 1364 Persentase 0 601 425 Total Lintasan 0 125 1341 692 428 99,85 0,15 98,69 1,31 96,96 3,04 Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017) 1,85 0,90 79 [Lampiran - Lampiran] No Satelit [2016] Tabel 8. Rata-rata capaian akusisi untuk setiap satelit setiap bulan (dalam %) pada Tahun 2016 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt 1 SPOT-6 93,75 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 86,84 100,00 3 Landsat-8 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 90,48 92,31 Terra 100,00 100,00 100,00 98,33 99,17 100,00 100,00 100,00 99,10 100,00 100,00 2 4 5 6 7 SPOT-7 Landsat-7 Aqua NPP Rata-Rata 96,88 100,00 100,00 100,00 98,66 100,00 100,00 100,00 100,00 99,02 99,86 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 98,28 100,00 99,63 97,44 100,00 92,04 100,00 98,26 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 95,73 100,00 99,27 92,31 100,00 100,00 98,90 82,86 98,21 98,21 93,80 Nov 100,00 100,00 97,45 96,96 100,00 98,33 100,00 100,00 100,00 100,00 99,08 Rata-Rata 97,22 94,12 98,28 Des 100,00 100,00 100,00 99,60 Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017) 98,15 98,69 100,00 99,56 100,00 99,63 100,00 98,74 100,00 99,85 100,00 99,10 80 [Lampiran - Lampiran] Lampiran 7. [2016] Tabel-tabel hasil pencapaian sasaran kontinuitas produksi data penginderaan jauh level awal dan lanjut hasil akuisisi Tabel 1. Rekapitulasi capaian sasaran kontinuitas produksi data penginderaan jauh level awal dan lanjut hasil akuisisi (Semester I Tahun 2016) No Satelit 1 MODIS (granule) Aqua 3 NPP (granule) 1067 LS8 (scene wil.Indonesia) 5496 LS7 (scene wil.Indonesia) 4 5 SPOT 6/7 (equivalent scene) Jumlah No 1 2 3 4 5 Jan 2250 Terra 2 Target Feb 237 905 2277 110 591 357 583 676 968 458 7668 114 547 469 1974 225 111 114 101 Apr 118 106 115 551 232 86 118 5496 Mar 192 119 21977 Capaian 2488 Mei Jun 222 229 118 116 114 104 113 0 163 486 1137 1829 116 111 476 421 1041 1226 2018 2473 Tabel 2. Rekapitulasi capaian sasaran kontinuitas produksi data penginderaan jauh level awal dan lanjut hasil akuisisi (Semester II Tahun 2016) Satelit MODIS (granule) Terra Aqua NPP (granule) Target 2250 Ags 221 116 1067 113 117 5496 269 5496 SPOT 6/7 (equivalent scene) 7668 Jumlah 231 119 LS7 (scene wil.Indonesia) LS8 (scene wil.Indonesia) Jul 21977 112 0 1198 1811 105 0 176 1255 1769 Capaian Sep Okt 112 114 113 115 106 697 222 222 Nop 227 110 108 0 388 593 1220 966 1061 109 76 1627 450 2141 114 2684 Des 233 Total 2693 120% 112 1339 125% 597 5037 92% 117 116 364 355 1661 Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017) 3675 12008 24752 67% 157% 112.63% 81 [Lampiran - Lampiran] Lampiran 8. [2016] Strategy Map 2015 – 2019 SBPJ Parepare dengan Balance Scorecard (BSC) Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017) 82