##common.downloadPdf

advertisement
ANALISIS DENSITAS STOMATA TANAMAN ANTANAN (Centella asiatica, L)
DENGAN PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA
Laurencius Sihotang
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP-UKI
email: [email protected]
ABSTRAK
This study aims to determine the effect of light intensity on stomatal density and shade effect
on the formation of plant stomata antanan. This study using 60 samples with two treatments
of 30 samples from places with shade and 30 samples from places without shade. The method
used to observe the stomata in the leaf surface is a replica method of transparent nail polish.
The parameters observed in this study is the density of stomata. A data were analyzed using
SPSS 21 using t-test, to determine the effect of light intensity on stomatal density antanan
plants. Statistical tests showed that there is a real difference between the density of stomata on
the leaves of plants antanan in places without shade and the shade on the level of 5% ie t =
10.848> table = 2.045. It can be concluded that the intensity of sunlight due to shading greatly
affect the formation and density of stomata on the leaves of plants antanan.
Key word: Stomata, Antanan, Density, Intensity.
PENDAHULUAN
diantara epidermis daun yang diapit oleh
Cahaya matahari merupakan sumber
dua sel epidermis khusus yang disebut sel
energi utama bagi kehidupan seluruh
penutup. Menurut Baharsyah dkk, (1985)
makhluk hidup yang ada di bumi. Semua
cahaya matahari sangat besar peranannya
makhluk hidup menggantungkan hidupnya
dalam proses fisiologis diantaranya pada
baik
membuka
secara
langsung
langsung terhadap
maupun
dan
menutupnya
stomata.
cahaya
Mekanisme menutup dan membukanya
matahari. Tumbuhan berklorofil secara
stomata salah satunya tergantung pada
langsung dapat memanfaatkan cahaya
intensitas
matahari
fotosintesis.
tumbuhan. Penelitian dengan daun Iris
Fotosintesis merupakan proses dasar pada
yang ditumbuhkan pada intensitas cahaya
tumbuhan untuk menghasilkan makanan
yang
yang akan mempengaruhi proses fisiologis
stomata berkurang dengan
tumbuhan tesebut. Fotosintesis diantaranya
intensitas cahaya (Fahn, 1992).
akan
untuk
keberadaan
tidak
proses
mempengaruhi
pertumbuhan,
reproduksi dan hasil produksi tumbuhan.
Proses
fotosintesis
dapat
cahaya
berbeda
Banyak
diperoleh
menunjukkan
atau
mempengaruhi
yang
jumlah
menurunnya
sedikitnya
kerapatan
stomata
(densitas)
terjadi
stomata pada daun. Tumbuhan pegagan
karena adanya CO2 yang masuk ke dalam
merupakan salah satu tumbuhan terna
daun melalui stomata. Stomata celah
tahunan
yang
memiliki
daerah
329
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 2, Juli 2017
penyebaran sangat luas terutama di daerah
sebagai
tropis
Menurut
memiliki ukuran yang relatif sama. Metode
Tjitrosoepomo (2000) tumbuhan pegagan
yang yang digunakan yaitu metode replika
termasuk spesies Centella asiatica L.
dengan mengoleskan kutek (cat kuku)
Tumbuhan pegagan atau sering disebut
yang berwarna transparan pada permukaan
antanan dapat tumbuh baik pada intensitas
bawah daun. Setelah mengering (10-15
cahaya matahari antara 30-40% sehingga
menit), ditempeli potongan selotip lalu
dapat dikembangkan sebagai tumbuhan
dikelupas secara perlahan-lahan. Replika
sela musiman maupun tahunan (Januwati
permukaan daun diletakkan di atas objek
& Yusron, 2004). Pada penelitian ini
gelas yang sudah diberi grid 0,25mm x
peneliti
0,25mm, lalu diamati dibawah mikroskop
dan
pengaruh
sub
tertarik
tropis.
untuk
intensitas
menganalisis
cahaya
matahari
terhadap densitas stomata pada tumbuhan
antanan.
dan
sampel
dihitung
dalam
penelitian
jumlah
stomata
ini
dan
densitasnya.
Data yang diperoleh dibuat grafik
METODE
berdasarkan variabel
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun
yang ditetapkan,
untuk analisis kualitatif
Raya Cibodas, Bogor Jawa Barat. Waktu
dianalisis
pelaksanaan penelitian ini pada bulan
signifikansi 5%.
September
tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan
yaitu
2014.
Alat
yang
mikroskop,
grid
dengan
selanjutnya
uji-t
pada
taraf
Hasil pengamatan densitas stomata
transparan 0,5mm x 0,5mm pada gelas
tumbuhan
penutup, cat kuku bening, buku (album
mikroskop dengan luas area 0,25mm2,
stomata), dan label tempel. Bahan yang
dapat dilihat pada gambar 1.
digunakan yaitu daun Centella asiatica L.
sampel dan tempat terbuka sebanyak 30
sampel
Parameter yang diamati penelitian ini
adalah jumlah atau densitas stomata pada
tamanan antanan (Centella asiatica L.)
yang terdapat pada tempat ternaung dan
tempat yang yang tidak ternaung. Ukuran
menggunakan
120
Jumlah Stomata/0,25
mm2
yang hidup di bawah naungan sebanyak 30
antanan
96.50
100
80
60
40
32.17
20
0
Ternaung
Tidak Ternaung
Gambar 1. Rata-rata jumlah stomata/0,25
mm2
tumbuhan
antanan
ternaung dan tidak ternaung.
daun tumbuhan antanan yang digunakan
330
ISSN e-journal 2579-7557
Laurencius Sihotang: Analisis Densitas Stomata Tanaman Antanan (Centella asiatica, L) dengan Perbedaan
Intensitas Cahaya
Hasil
SPSS
antanan tidak memiliki batang tetapi
dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada
memiliki rimpang pendek dengan stolon-
taraf signifikansi 5% maka diperoleh
stolon yang menjalar dengan panjang 10-
bahwa nilai thitung = 10,848 > ttabel = 2,045.
80
Apabila thitung dikonsultasikan dengan ttabel
merupakan daun tunggal, tersusun dalam
pada taraf siginikansi 0,1% yaitu nilai
roset yang terdiri dari dua sampai sepuluh
thitung= 10,848 > ttabel = 3,659. Bahkan nilai
daun. Struktur daun antanan merupakan
thitung lebih besar jika dibandingkan dengan
daun lengkap karena memiliki pelepah,
nilai ttabel pada taraf signifikansi 0,5% dan
tangkai dan helai daun.
0,1%,
hal
uji-t
ini
statistik
menunjukkan
cm.
bahwa
Daun
Helai
daun
tumbuhan
antanan
tumbuhan
antanan
perbedaaan intensitas cahaya matahari
berbentuk ginjal, lebar dan bundar dengan
sangat mempengaruhi densitas stomata
garis tengah 1-7cm. Tumbuhan antanan
pada daun tumbuhan antanan. Tumbuhan
dapat tumbuh baik pada tanah yang
antanan yang tumbuh didaerah tidak
agak lembab dengan sedikit
ternaung memiliki densitas stomata daun
Perlakuan dengan taraf naungan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan densitas
berbeda
stomata daun tumbuhan antanan yang
berbeda juga terhadap luas helaian daun
tumbuh didaerah ternaung. Dalam hal ini
tumbuhan antanan. Tumbuhan antanan
cahaya
peranan
yang tumbuh di daerah ternaung 65%
penting dalam pembentukan stomata daun
menunjukkan ukuran daun lebih lebar
tumbuhan antanan.
dibandingkan dengan helai daun tumbuhan
matahari
memegang
Antanan merupakan tumbuhan herba
tahunan
yang
tumbuh
menjalar
dan
memberikan
ternaung.
pengaruh
yang
antanan yang tumbuh didaerah ternaung
55% (Musyarofah et al., 2007).
berbunga sepanjang tahun. Tumbuhan
Tabel 1. Hasil uji-t menggunakan SPSS 21 dengan tingkat kepercayaan 5%.
Paired Differences
Mean
TIDAK
Pair 1 TERNAUNG –
TERNAUNG
64.333
Std.
Deviation
32.484
Std.
Error
Mean
5.931
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
52.204
76.463
T
df
Sig. (2tailed)
10.848
29
0.0000
331
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 2, Juli 2017
Tumbuhan antanan yang dijadikan
yang diterima rendah, maka jumlah cahaya
sampel pada penelitian ini memiliki ukuran
yang diterima oleh satuan luas permukaan
daun yang relatif sama. Faktor pembeda
daun dalam jangka waktu tertentu juga
pada penelitian ini adalah lingkungan
rendah (Gardner et al., 1991). Salah satu
tumbuh di daerah dengan intensitas cahaya
faktor
matahari tinggi
cahaya yang sampai pada daun adalah
intensitas
(tidak ternaung) dan
cahaya
matahari
rendah
(ternaung).
yang
mempengaruhi
intensitas
naungan. Perbedaan intensitas cahaya yang
diterima tumbuhan akan mempengaruhi
Menurut Salisbury dan Ross (2010)
ketersediaan energi cahaya yang akan
cahaya matahari mempunyai peranan besar
diubah menjadi energi kimia. Energi
dalam proses fisiologi tumbuhan seperti
cahaya tersebut diubah menjadi energi
fotosintesis, respirasi, pertumbuhan dan
kimia melalui proses fotosintesis untuk
perkembangan, menutup dan membukanya
menghasilkan
stomata, perkecambahan tanaman, dan
hasil fotosintesis akan digunakan dalam
metabolisme
proses pertumbuhan dan perkembangan
matahari
tanaman
hijau.
mempengaruhi
Cahaya
fisiologis
karbohidrat.
Karbohidrat
tumbuhan.
tumbuhan baik secara langsung maupun
Adanya naungan baik secara alami
tidak langsung. Pengaruh cahaya matahari
maupun buatan mengakibatkan terjadinya
secara
penurunan intensitas cahaya yang diterima
langsung
terhadap
tumbuhan
misalnya pada proses fotosintesis karena
oleh
cahaya matahari berperan secara langsung
terhadap tanaman disamping mengurangi
dalam proses fotosintesis. Pengaruh tidak
intensitas cahaya matahari yang sampai
langsung
pada
misalnya
pada
proses
tumbuhan.
permukaan
Pengaruh
daun,
dapat
mempengaruhi
cahaya tidak dimamfaatkan langsung tetapi
Naungan dapat mempengaruhi beberapa
zat
faktor lingkungan tumbuhan diantaranya,
fotosintesis
yang
dihasilkan
dibutuhkan
untuk
pada
proses
pertumbuhan dan perkembangan.
temperatur,
mikro
juga
pertumbuhan dan perkembangan, sebab
makanan
iklim
naungan
kelengasan
tanaman.
tanah,
dan
pergerakan
udara
(Chambers,
Tumbuhan
dalam
kondisi
dipengaruhi oleh tingkat intensitas cahaya
cahaya
berakibat
matahari, kualitas dan lamanya penyinaran,
metabolisme,
tetapi yang terpenting adalah intensitasnya
penurunan laju fofosintesis dan sintesa
(Daniel et al., 1979). Bila intensitas cahaya
karbohidrat (Sopandie et al., 2003). Energi
Proses fotosintesis tumbuhan hijau
sehingga
1978).
kekurangan
terganggunya
menyebabkan
332
ISSN e-journal 2579-7557
Laurencius Sihotang: Analisis Densitas Stomata Tanaman Antanan (Centella asiatica, L) dengan Perbedaan
Intensitas Cahaya
cahaya sebagai energi utama tumbuhan
daun tumbuhan yang terpapar cahaya
dalam proses fotosintesis dan sejumlah
menjadi
pengikatan N melalui reaksi kimia. Untuk
tanaman yang menerima intensitas cahaya
mengatasi rendahnya intensitas cahaya
tinggi menghasilkan daun yang lebih kecil,
tumbuhan yang hidup dibawah naungan
lebih tebal, lebih kompak, dinding sel lebih
harus
sehingga
tebal dengan ruang antar sel lebih kecil dan
menjadi toleran dengan intensitas cahaya
tekstur daun keras. Menurut Haris (1999)
yang
yang
peningkatan luas daun pada tumbuhan
dikemukakan oleh Gregoriou et al., (2007),
yang ternaung merupakan salah satu
bahwa
yang
mekanisme toleransi terhadap naungan
tumbuh pada intensitas cahaya rendah
untuk memperoleh cahaya yang lebih
dilakukan
tinggi atau optimalisasi penerimaan cahaya
melakukan
rendah.
adaptasi
Sesuai
adaptasi
pada
dengan
penangkapan
dengan
tanaman
memaksimalkan
cahaya
luas. Sebaliknya pada
cara
oleh tanaman. Penyataan Haris didukung
mengubah anatomi dan morfologi daun
dengan yang dikemukakan oleh Hale dan
untuk fotosintesis yang efisien. Adaptasi
Orcutt (1987), bahwa semakin tinggi
tersebut
tingkat naungan semakin luas helaian daun
dapat
tumbuhan
dengan
lebih
berlangsung
memiliki
karena
sebagai
bentuk
mendeteksi keberadaan, arah, intensitas
tanaman
terhadap
dan panjang gelombang cahaya.
cahaya rendah yang bertujuan untuk
Peningkatan
kemampuan
adaptasi
cekaman
intensitas
terhadap
memperbesar area penyerapan cahaya
intensitas cahaya bertujuan agar proses dan
matahari. Cahaya merupakan salah satu
fungsi fisiologi tumbuhan tidak terganggu.
faktor lingkungan yang sangat penting
Evans & Poorter (2001) menjelaskan
dalam kehidupan tumbuhan.
bahwa
respon
avoidance
toleransi
mekanisme
menghindar
response)
tanaman
(shade
Agar dapat bertahan hidup setiap
yang
makhluk hidup harus beradaptasi terhadap
mengalami cekaman intensitas cahaya
lingkungan
rendah dilakukan dengan memaksimalkan
intensitas cahaya tumbuhan melakukan
penangkapan
cara
adaptasi untuk mendukung kelangsungan
mengubah anatomi dan morfologi daun
fungsi fisiologis tubuh tumbuhan. Salah
sehingga proses fotosintesis berlangsung
satu bentuk adaptasi tumbuhan yaitu
efisien, yaitu daun tanaman yang ternaung
respon pembentukan stomata pada daerah
menjadi lebih tipis dan luas permukaan
ternaung dan tidak ternaung. Champbell et
daun menjadi lebih lebar sehingga jaringan
al., (2010) kerapatan stomata pada daun
cahaya
dengan
hidupnya.
Adanya
faktor
333
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 2, Juli 2017
dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan.
berperan
Hal ini didukung juga dari penyataan
angkutan air dan garam mineral, mengatur
Kimball dalam Sundari dan Atmaja (2011)
suhu daun dengan cara melepaskan panas
bahwa
stomata
dan kelebihan air dari tubuh serta mengatur
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
tekanan turgor optimum didalam sel
suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban.
(Sasmitamihardja et al., 1990).
tingkat
kerapatan
dalam
meningkatkan
laju
Menurut Wahyuningsih dkk (2006)
Dalam batas tertentu, jika jumlah
bahwa daun pada tumbuhan yang terpapar
stomata semakin banyak laju penguapan
cahaya
tinggi
akan semakin cepat. Laju penguapan akan
mempunyai stomata lebih kecil serta
maksimal jika jarak antara stomata 20 kali
jumlahnya banyak dibandingkan dengan
diameternya
yang
dan
Artinya, jika jarak antara stomata kurang
lembab. Hal ini sejalan dengan Treshow
dari 20 kali diameternya laju penguapan
(1970) yang menyatakan bahwa stomata
menurun. Apabila ukuran stomata semakin
akan berukuran besar jika tumbuhan
besar maka dibutuhkan jarak antar stomata
berada
dengan
yang
rendah
penguapan dapat berlangsung optimal.
(ternaung). Hal ini didukung dengan yang
Tumbuhan yang tumbuh di daerah dengan
dikemukakan oleh Willmer (1983) nilai
intensitas cahaya matahari tinggi (tidak
kerapatan
ternaung) dengan ukuran stomata daun
dengan
tumbuh
ditempat
tumbuh
intensitas
intensitas
pada
cahaya
naungan
daerah
matahari
stomata
dipengaruhi
oleh
semakin
besarnya ukuran stomata, semakin kecil
lebih
stomata
stomata
ukuran
semakin
besar
nilai
kerapatannya.
(Dwijoseputro,
kecil
jauh
maka
yang
1978).
sehingga
diperlukan
banyak
proses
jumlah
sehingga
laju
penguapan tetap optimal. Hal ini didukung
Menurut Salisbury & Ross (1995)
dengan pendapat dari Dwijoseputro (1978)
variasi ukuran stomata dipengaruhi oleh
yang menyatakan bahwa jika jarak stomata
penebalan sel penjaga terhadap respon
terlalu dekat akan menghambat proses
cahaya,
penguapan.
CO2,
dan
konservasi
air.
Terhambatnya
penguapan
Tumbuhan yang tumbuh di lingkungan
melalui stomata pada daun terjadi karena
ternaung dan tidak ternaung, ukuran
jalur yang ditempuh molekul-molekul air
stomata dan jumlah stomata merupakan
melewati stomata tidak lurus, melainkan
faktor
berbelok akibat dari sudut-sudut sel-sel
penting
dalam
transpirasi
(penguapan). Penguapan merupakan proses
yang sangat penting bagi tumbuhan karena
penjaga stomata.
Dalam
penelitian
ini
tumbuhan
334
ISSN e-journal 2579-7557
Laurencius Sihotang: Analisis Densitas Stomata Tanaman Antanan (Centella asiatica, L) dengan Perbedaan
Intensitas Cahaya
antanan yang tumbuh di lingkungan yang
kearah dasar daun atau basipetal. Pada
tidak ternaung memiliki kerapatan stomata
tumbuhan yang memiliki pertulangan daun
lebih
dengan
berbentuk jala misalnya pada kebanyakan
kerapatan stomata tumbuhan antanan yang
tumbuhan dikotil memiliki stomata dalam
tumbuh dilingkungan ternaung. Penelitian
taraf perkembangan yang berbeda-beda.
tinggi
dibandingkan
yang dilakukan Fahn (1991) menggunakan
Stomata terdapat pada semua bagian
daun iris yang tumbuh di bawah intensitas
tumbuhan di atas tanah, tetapi paling
sinar yang berbeda menunjukkan bahwa
banyak ditemukan pada daun. Stomata
kerapatan
dengan
merupakan celah pada lapisan epidermis
Menurut
yang diapit dua sel penjaga. Lakitan (1996)
Batos et al., (2010) daun yang terpapar
menjelaskan bahwa pertumbuhan awal
oleh sinar matahari pada intensitas cahaya
daun terjadi karena meristem apikal dan
tinggi memiliki kerapatan stomata yang
marginal
lebih tinggi dibandingkan daun yang
berbeda. Pada daun pembelahan sel akan
ternaung. Hal ini didukung pula dengan
membentuk
penyataan Campbell, et al. (2010) bahwa
Pembentukan ruang-ruang tersebut diikuti
paparan sinar yang tinggi dengan kadar
pula
CO2 yang rendah selama perkembangan
(Hamim & Sulistyaningsih, 2005). Pada
daun menyebabkan peningkatan kerapatan
tumbuhan
Angiospemae
stomata pada berbagai tumbuhan. Hasil ini
berkembang
dari
juga sejalan dengan pernyataan Bolhar
membelah menjadi sel besar dan sel kecil.
Nordenkampf
bahwa
Sebelum sel membelah inti berpindah ke
tanaman di bawah naungan memiliki
ujung dan vakuola menempati ujung sel
sedikit stomata.
yang lain kemudian inti membelah. Sel
stomata
menurun
menurunnya intensitas
Stomata
et
al.
mulai
sinar.
(1993),
berkembang
kecil
memiliki
pola
pembelahan
ruang-ruang
dengan
antar
pembentukan
membelah
stomata
stomata
protoderm
menjadi
yang
dua
berdiferensiasi
epidermis dan terus berkembang selama
Selama perkembangannya, lamela tengah
beberapa waktu pada saat daun memanjang
diantara kedua sel penjaga membengkak
dan meluas karena perbesaran sel. Pada
dan
tumbuhan yang memiliki tulang daun
terurai
sejajar memiliki stomata yang tersusun
Menurut Steven & Martin dalam Mulyani
dalam
(2006)
memanjang.
Stomata
terbentuk mulai dari ujung dan berlanjut
sel
dan
menjelang aktivitas meristematik pada
deretan
menjadi
sel.
penjaga.
berbentuk seperti lensa kemudian
membentuk
pembentukan
berlangsung
secara
lubang
stomata.
lubang
stomata
enzimatis
melalui
335
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 2, Juli 2017
proses osmosis dan hidrolisis tepung,
elastis
sehingga kedua sel penjaga terpisah. Sel
menyerap air akan mengakibatkan sel tidak
penjaga dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel
dapat membesar diameternya melainkan
tetangga, 2 diantaranya berbentuk bulat
memanjang. Kedua ujung sel penjaga
dan lebih kecil dari yang lain, terletak pada
menyatu satu sama lain, sehingga apabila
ujung sel penutup. Sel tetangga pada
terjadi penyerapan air kedua ujung sel
stomata
penjaga
merupakan
sel-sel
yang
sehingga
akan
apabila
sel
penjaga
memanjang
mengelilingi sel penjaga (guard cell). Sel-
mengakibatkan
sel tetangga ini terdiri dari dua buah sel
melengkung ke arah luar. Akibat adanya
atau
khusus
lengkungan kebagian luar sehingga bagian
dengan
tengah menjadi terbuka, kejadian ini yang
lebih
yang
melangsungkan
secara
fungsinya
berasosiasi dengan sel-sel penjaga.
kedua
yang
selnya
akan
menyebabkan celah stomata membuka.
Sel penjaga terdiri dari sepasang sel
yang kelihatannya semetris, umumnya
KESIMPULAN
berbentuk ginjal, pada dinding sel atas dan
Berdasarkan hasil penelitian dan
bawah tampak adanya alat yang berbentuk
pembahasan yang diuraikan dapat ditarik
birai
kesimpulan yaitu 1) Intensitas cahaya
(ledges),
kadang-kadang
birai
tersebut hanya terdapat pada dinding sel
mayahari
bagian atas. Adapun fungsi birai pada
densitas stomata pada daun tumbuhan
dinding sel bagian atas itu adalah sebagai
antanan
pembatas ruang depan (front cavity) diatas
128,68/mm2 dan tempat tidak ternaung
porusnya
sebanyak
sedangkan
pembatas
ruang
mempengaruhi
dengan
mempengaruhi
dengan
pembentukan
ruang
udara
yang
terdapat
rata-rata
386,00/mm2.
belakang (basic cavity) antara porus
perbedaan
2)
kerapatan
Naungan
mempengaruhi
stomata
pada
tumbuhan
dibawahnya. Sel penjaga memiliki serat
antanan. Pengaruh tersebut dapat terlihat
selulosa halus (cellulose microfibril) pada
dari hasil statistik uji-t pada taraf 5% yaitu
dinding selnya. yang tersusun melingkari
thitung = 10,848 > ttabel = 2,045. Artinya
sel
tersusun
densitas stomata daun tumbuhan antanan
melingkari sel penjagan sehingga dikenal
di tempat tidak ternaung lebih tinggi
sebagai
dibandingkan dengan densitas stomata di
penjaga.
Serat
miselasi
selulosa
radial
(radial
micellation). Sifat serat selulosa tidak
tempat yang ternaung.
336
ISSN e-journal 2579-7557
Laurencius Sihotang: Analisis Densitas Stomata Tanaman Antanan (Centella asiatica, L) dengan Perbedaan
Intensitas Cahaya
DAFTAR PUSTAKA
Asadi, Dimiarti, Arsyad. 1991. Adaptasi
varietas kedelai pada pertumbuhan
tumpang sari dan naungan buatan.
Seminar hasil penelitian tumbuhan
pangan, Bogor.
Baharsyah, J. S, Suwardi,D dan Irsal Las.
1985.
Hubungan Iklim
dengan
Pertumbuhan
Kedelai.
Badan
penelitian
dan
pengembangan
tumbuhan pangan. Pusat penelitian
dan pengembangan tumbuhan pangan.
Bogor.
Batos, B., D. Vilotic, S. Orlovic and D.
Miljkovic. 2010. Inter and intrapopulation variation of leaf stomatal
traits of Quercus robus L. In northern
serbia. Archives of Biological Science
62: 1125-1136.
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell.
2010. Biologi. Jilid 2 Edisi 8. Terj.
Erlangga, Jakarta
Daniel T. W, Helm J. W, Baker F. S. 1979.
Principles of silviculture, Edisi ke-2.
Mc.Graw Hill, Inc., New York
Dwijoseputro, D. l978 Pengantar Fisiologi
Tumbuhan. PT Gramedia Jakarta.
Estiti B. Hidayat. 1995. Anatomi
Tumbuhan Berbiji. Bandung. ITB.
Bandung.
Evans,
J.R.,
H.
Poorter.
2001.
Photosynthetic acclimation of plants
to growth irradiance: the relative
importance of specific leaf area and
nitrogen partitioning in maximizing
carbon gain. Plant Cell Environ.
24:755-767.
Fahn, A . 1992. Anatomi Tumbuhan.
Yogyakarta. Gadjah Mada Press
Gardner F. P, Pearce R. B, Mitchell R. L
(1991) Physiology of crop plants.
Diterjemahkan oleh H. Susilo.
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Gregoriou, K, Pentikis, K, Vemmos, K,
2007, „Effects Of Reduced Irradiance
On Leaf Morphology, Photosynthetic
Capacity, and Fruit Yield in Olive
(Olea europaea L.)‟, Photosynthica,
vol.45, no.2, hal.172-181
Hale, M. G., D. M. Orcutt. 1987. The
Physiology of Plant Under Stress.
Canada: John Wiley and Sons. 206pp.
Hamim, Sulistyaningsih Yohana C. 2005.
Perkembangan
Tumbuhan.
Universitas Terbuka. Jakarta.
Haryati, Sri. 2010a. Pengaruh Naungan
yang Berbeda terhadap Jumlah
Stomata dan Ukuran Porus Stomata
Daun Zephyranthes Rosea. Buletin
Anatomi dan Fisiologi. Vol. XVIII.
Haryanti, Sri. 2010b. Jumlah dan distribusi
stomata pada daun beberapa spesies
tumbuhan dikotil dan monokotil.
Jurnal Anatomi Fisiologi 18.2.
Hetherington, A. M., dan Woodward, F.
(2003). The role of stomata in sensing
and driving environmental change.
Nature, 424(6951), 901.
Januwati M., Yusron. 2004. Standar
Operasional : Budidaya Pegagan,
Lidah Buaya, Sambiloto dan Kumis
Kucing. Circular No. 9. Bogor: Balai
Penelitian Tumbuhan Rempah dan
Obat.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan
dan Perkembangan Tumbuhan. P.T.
Grafindo Persada. Jakarta.
Lukitasari, M. 2010. Ekologi Tumbuhan.
Diktat Kuliah. IKIP PGRI Press.
Madiun
Martin, J. T. dan Juniper, B. E. 1970. The
Cuticle of Plants. E. Arnotld. London
Mayer , E. E. dan Meola, S. M. 1978
Morphological Characteristics of
Leaves and Stems of Selected Texas
Woody Plants. USDA. Technical Bull,
No 1564.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan.
Yogyakarta : Kanisius
Musyarofah, N., Susanto, S., Aziz, S. A.,
Kartosoewarno, S. 2007. Respon
Tanaman Pegagan (Centella asiatica
L. Urban) Terhadap Pemberian Pupuk
Alami di Bawah Naungan. Bul. Agron.
(35) (3) 217 – 224
337
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 4 Nomor 2, Juli 2017
Pazourek , J. 1970. The effect of light
intensity on stomatal frequency in
leaves of Iris hollandica hort. Var.
Wedgwood. Biol. Plant 12: 208-15
Rachmawaty, R. 2005. Pengaruh Naungan
dan Jenis Pegagan (Centella asiatica.
L) Terhadap pertumbuhan, Produksi
dan
Kandungan
Triterpenoinya
Sebagai Bahan Obat. Departemen
Budidaya Pertanian Faperta IPB.
Sallisbury, F.B. dan Ross,C.W. 1992.
Plant
Physiology.
Wadsworth
Publishing
Company
Belmont,
California.
Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbayah
H.S. 1990. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. Bandung: FMIPA-ITB.
Sopandie,
D.,
M.A.
Chozin,
S.
Sastrosumarjo, T. Juhaeti, Sahardi.
2003b. Toleransi terhadap naungan
pada padi gogo. Hayati. 10:71-75
Sundari, T dan R. P. Atmaja. 2011. Bentuk
Sel Epidermis, Tipe dan Indeks
Stomata 5 Genotipe Kedelai pada
Tingkat Naungan Berbeda. Jurnal
Biologi Indonesia. 7 (1): 67-69.
Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R,
1991, Inventaris Tanaman Obat
Indonesia. edisi kedua. Departemen
Kesehatan RI, Jakarta
Tjitrosoepomo,
Gembong.
2000.
Taksonomi
Tumbuhan
(Spermatophyta).
Gajah
Mada
University Press.Yogyakarta.
Treshow, M. L. 1970. Environment and
plant response. Mc Graw Hill
Company, New York
Wahyuningsih, Elimasni, R. Sinaga. 2006.
Buku ajar “Inovasi Pembelajaran
Melalui
ELearning
Untuk
Meningkatkan Belajar Mahasiswa
Pada
Matakuliah
Fisiologi
Tumbuhan”. Hibah Kompetisi Konten
Matakuliah E-Learning, Departemen
Biologi,
FMIPA,
Universitas
Sumatera Utara.
Willmer, C.M. 1983. Stomata. London:
Longman
Group
limited.
338
ISSN e-journal 2579-7557
Download