PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN ANALISIS JARINGAN KERJA UNTUK OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE JALUR KRITIS Studi Kasus Pada Kajeng Handicraft Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Nama : Rahmawati Yuli Astuti Nim : 012214011 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO Kala ketidakberesan terjadi sebagaimana lumrahnya, kala yang kita tempuh terasa mendaki kala ingin senyum tetapi keluhan pahit yang memolesi, kala sandang pangan menindih menghimpit gairah, beristirahatlah bila perlu, tetapi jangan menyerah Hidup ini aneh penuh liku-liku, seperti kita masing-masing tahu, dan banyak yang gagal memahami, bahwa “bila ingin menang, ia harus bertahan” jangan menyerah walau lajunya amat lamban, mungkin kita berhasil dengan ayunan langkah yang lain Sukses itu hanya kebalikan dari kegagalan, warna gelap di balik awan keraguan, tak pernah kita sadar seberapa dekat diri ini, boleh jadi sudah dekat, meski kelihatannya masih di angkasa Maka teruslah berjuang, walau biru lebam kena pukulan, kalau segala sesuatunya memburuk, kita tetap tidak boleh menyerah ( Edgar A. Guest) iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Penuh syukur kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda kasih kepada : ♥ Allah SWT ♥ Ayah dan Ibu, yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayangnya padaku, maaf kalau tidak sesuai target ♥ Kakak-kakakku : Mbak Amy n Mas Hari, Mas Gogo n Mbak Kitri, Mas Ipung, Mbak Ida; mereka yang selalu mendukungku baik moril maupun materiil ♥ Om Gun n Bulik Siti; terima kasih banyak atas semua bantuan dalam penyelesaian skripsi ini v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK PENERAPAN ANALISIS JARINGAN KERJA UNTUK OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE JALUR KERJA Rahmawati Yuli Astuti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui penyusunan diagram jaringan kerja pembuatan puzzle, 2) untuk mengetahui waktu penyelesaian tercepat untuk pembuatan puzzle, 3) untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan puzzle jika waktu penyelesaian dipercepat. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi dimana penulis mengamati secara langsung keadaan dan kegiatan proses produksi. Alat analisis yang digunakan adalah Critical Path Methods atau CPM. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu normal menurut perusahaan dalam pembuatan satu unit puzzle adalah 1.800 detik dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.1.420,00. Dan menurut analisis jaringan kerja waktu normalnya 1.140 detik dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.770,66, sehingga perbandingan keduanya menunjukkan bahwa penyelesaian pembuatan puzzle dengan menggunakan analisis jaringan kerja mempunyai selisih waktu dan biaya yang lebih kecil. Apabila dilakukan percepatan dengan penambahan tenaga kerja maka penyelesaian pembuatan puzzle memerlukan waktu 940,2 detik, dengan tambahan biaya sebesar Rp.90,00. Jika dilakukan percepatan dengan memberlakukan kerja lembur maka pembuatan puzzle dapat diselesaikan dengan biaya tambahan sebesar Rp.4.909,34. Dengan demikian sebaiknya Kajeng Handicraft menerapkan analisis jaringan kerja agar tertundanya pekerjaan dapat diperkecil dan dapat merencanakan percepatan waktu serta biaya pembuatan puzzle dengan lebih efisien. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT IMPLEMENTATION OF NETWORK ANALYSIS TO OPTIMIZE THE PRODUCTION PLAN BY CRITICAL PATH METHOD Rahmawati Yuli Astuti Sanata Dharma Unversity Yogyakarta 2007 The purpose of this research were to know 1) the composing of network in the puzzle production, 2) the fastest completion time for the puzzle production, 3) how much the cost needed for the puzzle production if the completion time is sped up. The data gathering technique was done by interview and observation by directly observing the situation and the activities of production process. The instrument used was Critical Path Method or CPM. The research result showed the normal time from the company for the production of 1 unit puzzle was 1.800 seconds with the direct cost of labor in the amount of 1,420 rupiahs. Then, according to the analysis of network, the normal time was 1.140 seconds with the direct cost of labor in the amount of 770.66 rupiahs. Therefore, the comparison of both of them showed that the completion of puzzle production by using network analysis had shorter time and fewer cost. If acceleration was done by increasing the labor, the completion of puzzle production was 940,2 seconds with the additional cost in the amount of 90 rupiahs. If acceleration was done by applying overtime work, the puzzle production could be finished with additional cost in amount of 4,909.34 rupiahs. Therefore, it is better if Kajeng Handicraft applies network analysis so that the delayed work could be minimized, the company was able to plan the acceleration of time and the puzzle production cost could be more efficient. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan serta bimbingan yang sangat berguna bagi penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaiakan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing I yang dengan kesabarannya telah memberikan bimbingan dan dorongan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 3. Ibu M.T. Ernawati, SE, MA, selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberi petunjuk dan bimbingannya demi penyempurnaan penulisan skripsi ini. 4. Bapak Drs. G. Hendra Purwanto, M.Si, selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Bapak / Ibu Mandar Utomo, selaku pimpinan Kajeng Handicraft yang telah memberikan ijin penelitian dan pemberian informasi yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Mbak Anik, Budi beserta semua karyawan, yang telah membantu dalam memberikan informasi dan data yang penulis perlukan dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Ayah, Ibu, Kakak-kakakku tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa dan kasih sayangnya. Buat Amri, pantang menyerah, jangan banyak pertimbangan N ‘be your self’. Buat Fitri, moga tercapai cita-citamu jadi bu Tani! Buat Fachri, Hilmy, Hanan, dan Vira, I love u all. 8. Untuk Lisa dan Tanti, terima kasih untuk kebersamaan, bantuan dan motivasi kalian. Tanpa kalian perjalanan hidupku tak kan berwarna. 9. Untuk Berta, Reni, Patrick dan Andi terima kasih dukungan semangatnya. Penulis menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini, karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Yogyakarta, 29 Maret 2007 Penulis Rahmawati Yuli Astuti x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………….... i HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN iii MOTTO …………………………………………………………………... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………….. vi ABSTRAK ………………………………………………………………... vii ABSTRACT ………………………………………………………………. viii KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ix DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xi DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………xiv DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 3 C. Batasan Masalah ………………………………………………… 3 D. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 3 E. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 4 F. Sistematika penulisan ………………………………………….....5 BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Produksi ………………………………………….... 6 B. Manajemen Proyek …………………………………………….. 8 C. Fungsi Perencanaan Produksi ……………………………….........8 D. Metode Jaringan …………………………………………………. 12 E. Metode Jalur Kritis ……………………………………………… 13 F. Kondisi Kegiatan Dalam Jalur Kritis …………………………… 15 G. Manfaat Analisis Metode Jalur Kritis …………………………… 16 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI H. Metode Algorithma ……………………………………………… 17 I. Analisis Waktu …………………………………………………... 19 J. Total Slack (waktu longgar) …………………………………….. 20 K. Faktor Penentu Lama Kegiatan …………………………………. 21 L. Analisis Biaya dan Sumber Daya ……………………………….. 22 M. Analisis Jaringan Kerja………………………………………… 23 N. Pembuatan Jalringan Kerja…………………………………….. 24 O. Model Jaringan Kerja……………………………………………. 25 P. Penyelesaian Produksi Lebih Cepat Dari Waktu Normal ………. 29 Q. Kerangka Pemikiran Teoritis ……………………………………. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………………………………………………….. 35 B. Lokasi Penelitian …………………………………………………35 C. Waktu Penelitian ………………………………………………… 35 D. Subjek dan Objek Penelitian ……………………………………. 35 E. Variabel Penelitian ………………………………………………. 35 F. Definisi Operasional …………………………………………….. 36 G. Data yang Dibutuhkan ………………………………………….. 36 H. Metode Pengumpulan Data ……………………………………… 37 I. Metode Analisis Data …………………………………………… 38 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembangan Perusahaan ………………………………42 B. Personalia ………………………………………………………42 C. Produksi ………………………………………………………….47 D. Pemasaran ………………………………………………………. 50 E. Permodalan …………………………………………………….... 52 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data …………………………………………………… 53 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Pembahasan ……………………………………………………. 101 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………………...104 B. Keterbatasan Penelitian ………………………………………….105 C. Saran ……………………………………………………………..105 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 107 DAFTAR PERTANYAAN………………………………………………... 109 LAMPIRAN ………………………………………………………………. 111 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 Diagram Jaringan Kerja AOA …………………………….. 26 Gambar II.2 Diagram Jaringan Kerja AON …………………………….. 27 Gambar II.3 Diagram Jaringan Kerja Produk X ………………………… 28 Gambar II.4 Kerangka Pemikiran Teoritis ……………………………... 33 Gambar IV.5 Struktur Organisasi Kajeng Handicraft …………………… 46 Gambar V.6 Diagram Jaringan Kerja Pembuatan Puzzle………………. 74 Gambar V.7 Diagram Jaringan Kerja Percepatan Pembuatan Puzzle …. 97 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel II.1 Jenis-jenis Pekerjaan Guna Penyelesaian Produk X ……… 27 Tabel V.2 Pengamatan Waktu Kegiatan Pembuatan Puzzle …………. 54 Tabel V.3 Rata-rata Waktu (AT) Kegiatan Pembuatan Puzzle ………. 57 Tabel V.4 Penghitungan Koefisien Variasi Hasil Pengamatan ………. 63 Tabel V.5 Penilaian Rata-rata Performance Tenaga Kerja dalam Pembuatan Puzzle …………………………………………. 64 Tabel V.6 Penghitungan Waktu Normal Kegiatan-kegiatan Pembuatan Puzzle …………………………………………. 66 Tabel V.7 Persentase Penilaian Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Kelonggaran Dalam Pembuatan Puzzle …………... 67 Tabel V.8 Penghitungan Waktu Standar Kegiatan-kegiatan Dalam Pembuatan Puzzle …………………………………………. 71 Tabel V.9 Urut-urutan Kegiatan Dalam Proses Pembuatan Puzzle ….. 72 Tabel V.10 Rekapitulasi Seluruh Kegiatan, Urut-urutan dan Waktu Kegiatan Dalam Pembuatan Puzzle ………………………. 73 Tabel V.11 Hasil Analisis Waktu Pembuatan Puzzle………………….. 74 Tabel V.12 Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Unit dalam Pembuatan Puzzle…………………………………………. 76 Tabel V.13 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung, Waktu Standar Perusahaan dan Waktu Standar Analisis Network ………………………………………………….. 78 Tabel V.14 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Menurut Analisis Network …………………………………………. 80 Tabel V.15 Perbandingan Waktu dan Biaya Menurut Perusahaan dan Analisis Network …………………………………….. 81 Tabel V.16 Penentuan Kegiatan Kritis pada Pembuatan Puzzle ………. 84 Tabel V.17 Rekapitulasi Kegiatan Yang Dipercepat Dengan Penambahan Tenaga Kerja …………………………………95 Tabel V.18 Rekapitulasi Urutan Kegiatan Dengan Waktu Cepat xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada Pembuatan Puzzle …………………………………… 96 Tabel V.19 Perbandingan Waktu dan Biaya Antara Penyelesaian Normal dan Cepat …………………………………………. 97 Tabel V.20 Rekapitulasi Kegiatan dan Biaya Cepat dengan Lembur Pada Kegiatan Pembuatan Puzzle …………………………. 99 Tabel V.21 Perbandingan Biaya antara Penyelesaian Produksi Normal dan Percepatan dengan Lembur ……………………101 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat dan mempengaruhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam. Kemajuan ini tampak dari semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berusaha memenuhi kebutuhan konsumen sehingga tingkat persaingan di antara perusahaan semakin tajam. Dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain dan dalam upaya agar dapat mengembangkan perusahaan, maka perusahaan harus meningkatkan efisiensi tanpa melupakan kualitas hasil produksinya. Pelaksanaan kegiatan produksi suatu perusahaan memerlukan perencanaan dan tindakan yang tepat untuk dapat mencapai kualitas hasil produksi sesuai yang diharapkan, tepat waktu, serta dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Dalam melaksanakan kegiatan produksinya setiap perusahaan akan membuat perencanaan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang untuk seluruh operasional perusahaannya. Perencanaan produksi mutlak diperlukan agar kegiatan produksi terkoordinasi sehingga tujuan dari perencanaan dapat tercapai dengan baik. Sistem pengendalian yang dilaksanakan oleh perusahaan akan mempengaruhi keberhasilan kegiatan produksi perusahaan. Penerapan sistem pengendalian yang tepat dalam proses produksi suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain sumber daya manusia, 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 peralatan atau mesin produksi, jumlah produksi, dan jenis produksi yang dilaksanakan perusahaan. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor produksi yang mempengaruhi kegiatan perusahaan, maka perusahaan dituntut untuk membuat perencanaan, melakukan pengawasan dan evaluasi yang matang, sehingga dapat menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk yang diharapkan. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk perencanaan produksi adalah metode jalur kritis (Critical Path Methods atau CPM). Perencanaan produksi dengan metode jalur kritis ini mempertimbangkan waktu penyelesaian suatu produk dan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk tersebut. Informasi mengenai waktu dan biaya pembuatan suatu produk yang efisien tersebut diperoleh dengan melakukan analisis terhadap jaringan kerja dalam proses produksi. Dengan informasi diatas, manajer dapat menentukan waktu penyelesaian suatu produk yang paling efisien serta mempunyai patokan yang tepat untuk menyelesaikan suatu produk. Sehingga jika ada pesanan yang menginginkan waktu penyelesaian lebih cepat dari waktu yang ditentukan dan dengan kualitas produk yang diinginkan pelanggan, maka perusahaan dapat menentukan percepatan pekerjaan dan menentukan kebijakan yang lain. Ketepatan penyelesaian suatu produk menjadi hal yang sangat penting untuk memperoleh kepercayaan dari pelanggan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Penerapan Analisis Jaringan Kerja Untuk Optimalisasi Perencanaan Produksi Dengan Metode Jalur Kritis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah penyusunan diagram jaringan kerja pembuatan puzzle ? 2. Berapakah waktu penyelesaian tercepat untuk pembuatan puzzle ? 3. Berapakah besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan puzzle jika waktu penyelesaian produk dipercepat? C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mempersempit lingkup permasalahan yang akan diteliti. Masalah perencanaan produksi dalam penelitian ini dibatasi pada produk yang paling banyak dan sering dipesan oleh pelanggan dan proses pembuatannya membutuhkan waktu yang lama dan harus selesai tepat dengan waktu yang diinginkan pelanggan. Penentuan waktu dalam penelitian ini menggunakan waktu standar yang diperlukan untuk menganalisis masing-masing kegiatan. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penyusunan diagram jaringan kerja pembuatan puzzle. 2. Untuk mengetahui waktu penyelesaian tercepat untuk pembuatan puzzle. 3. Untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan puzzle jika waktu penyelesaian dipercepat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di dalam perusahaan terutama dalam perencanaan jaringan kerja. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memperkaya kasanah pustaka sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan. 3. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan memperluas wawasan, serta sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dalam dunia usaha secara riil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 F. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembahasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistem penelitian. BAB II : Landasan Teori Bab ini berisi tentang teori-teori dari hasil studi pustaka yang menjadi acuan dalam penulisan ini. Uraian dalam bab ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian. BAB III : Metode Penelitian Bab ini berisi tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, data yang dicari, definisi operasional, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi tentang sejarah Kajeng Handicraft, struktur organisasi Kajeng Handicraft, proses produksi puzzle, pemasaran puzzle di Kajeng Handicraft, dan personalia di Kajeng Handicraft. BAB V : Analisa Data dan Pembahasan Dalam bab ini djelaskan tentang pengolahan data, hasil penelitian, penafsiran hasil penelitian dengan teknik analisa yang sudah ditetapkan. BAB VI : Penutup Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, saran-saran dari penulis, dan keterbatasan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Produksi 1. Pengertian Manajemen Menurut T. Hani Handoko (1996 : 8), manajemen didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan manajemen terdapat unsur -unsur : a. Proses perencanaan b. Pengorganisasian c. Pengarahan d. Pengawasan, dan e. Efisiensi penggunaan sumber daya 2. Pengertian Produksi Pengertian produksi mencakup setiap usaha manusia yang, baik secara langsung atau tidak langsung, menghasilkan barang dan jasa supaya (lebih) berguna untuk memenuhi suatu kebutuhan manusia (Gilarso, 1992 : 85). Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (Assauri, 1978 : 7). Secara umum fungsi produksi bertanggung jawab atas pengolahan bahan baku dan penolong menjadi barang jadi atau jasa yang akan memberikan hasil pendapatan bagi perusahaan. Untuk melaksanakan fungsi produksi ini diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan suatu sistem. Agar sistem tersebut dapat berjalan atau beroperasi secara efektif maka diperlukan manajemen. Tugas manajemen adalah mengatur bagaimana seluruh kegiatan direncanakan, dipadukan dan dikendalikan agar menghasilkan output atau hasil sesuai dengan jumlah, kualitas, waktu dan biaya yang telah ditetapkan. 3. Manajemen Produksi Manajemen produksi merupakan usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya, seperti tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya, dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa (Handoko, 1996 : 3). Sedangkan menurut Sofjan Assauri (1980 : 7), Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Hubungan antara faktor-faktor produksi seperti mesin, tenaga kerja, teknologi, bahan mentah dengan hasil produksinya digambarkan dalam fungsi produksi. Dalam hal ini akan diingat prinsip ekonomi, yaitu dengan pengorbanan tertentu akan memberikan hasil yang maksimal. Manajemen produksi mengatur penggunaan sumber daya-sumber daya (faktor-faktor produksi) sedemikian rupa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 sehingga proses produksi dapat berjalan lancar dengan efektif dan efisien. Efisien berarti bahwa sumber daya yang dipakai dapat memberikan hasil (output) yang sebesar-besarnya. Sedangkan efisiensi adalah proses produksi yang dapat berjalan dengan biaya rendah dan kualitas tertentu serta dapat diselesaikan tepat pada waktunya. B. Manajemen Proyek Manajemen proyek timbul karena semakin dibutuhkannya penanganan yang spesifik untuk mendapatkan efektivitas dan efisiensi suatu proyek. Proyek merupakan suatu kegiatan yang diawali dengan kegiatan tertentu dan diakhiri dengan suatu kegiatan tertentu pula. Kegiatan tersebut terdiri dari sekumpulan kegiatan yang saling terkait antara yang satu dengan yang lain dan dibatasi dengan waktu serta anggaran yang telah ditetapkan. Manajemen proyek dapat dikatakan sebagai usaha merencanakan, mengkoordinasikan, serta mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu serta anggaran yang telah ditetapkan (Reksohadiprojo, 1995 : 4). C. Fungsi Perencanaan Produksi Perencanaan merupakan fungsi terpenting di antara semua fungsi manajemen yang ada. Suatu perusahaan perlu membuat perencanaan agar proses produksi dapat berjalan lancar. Dalam semua kegiatan perusahaan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 dahulu daripada fungsi pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan. Ini merupakan salah satu sifat dari fungsi perencanaan. Adapun sifat yang lain dari fungsi perencanaan adalah sumbangannya terhadap tujuan serta efisiensi dari perencanaan itu sendiri (Swastha, 1982 : 92). Untuk dapat membuat perencanaan yang baik perlu diperhatikan kondisi intern dan ekstern perusahaan. Kondisi intern ini dapat berupa mesin, tenaga kerja, bahan baku, dan sebagainya. Sedangkan kondisi ekstern berasal dari luar perusahaan, yaitu berupa inflasi, politik, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Dengan memahami lingkungan intern dan ekstern, diharapkan rencana yang disusun perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan karena kegiatan perusahaan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencananya. Manfaat perencanaan menurut T. Hani Handoko (1987 : 81) adalah : 1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan. 2. Membantu dalam kristalisasi pada masalah-masalah utama. 3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas. 4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih jelas. 5. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami. 6. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti. Kelemahan dari perencanaan (Handoko, 1987 : 81-82) adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan dibandingkan kontribusi nyata. b. Pekerjaan cenderung menunda kegiatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 c. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi. d. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan dalam penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi. e. Ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten Perencanaan produksi merupakan perencanaan dan pengorganisasian manusia, bahan baku, peralatan, mesin-mesin serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang atau jasa pada periode atau suatu waktu tertentu di masa yang akan datang sesuai dengan perencanaan yang dilakukan oleh manajemen. Perencanaan produksi ini merupakan dasar penentuan produksi dan kebijakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pada umumnya perencanaan produksi ini disajikan dalam hubungannya dengan kebutuhan fisik (barang), sehingga dari perencanaan produksi ini dapat dihitung jumlah yang harus diproduksi dengan mudah. Perencanaan produksi juga tidak dapat lepas dari perhitungan peramalan penjualan dalam menghitung produk yang dapat dipasarkan sebagai pedoman jumlah barang yang paling mungkin untuk diproduksi agar kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Rencana produksi dapat dihitung dengan cara (Adisaputro, 1995 : 183) : Rencana penjualan = xx (ditambah)Persediaan akhir = xx Barang yang harus tersedia = xx (dikurangi)Persediaan awal = xx Rencana produksi = xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 Rencana-rencana yang harus disusun dalam bidang produksi ada 3 macam (Gitosudarmo, 1985 : 6-7) : 1) Perencanaan tentang pabrik (factory planning) Factory planning yaitu perencanaan yang berhubungan dengan pabrik, terdiri dari beberapa macam perencanaan, antara lain : letak pabrik, layout pabrik, luas pabrik, bentuk pabrik, jenis mesin yang dipakai dan lingkungan kerja. 2) Perencanaan tentang pengerjaan (manufacturing planning) Perencanaan ini berhubungan dengan produksi pembuatan barang atau proses penciptaan kegunaan bentuk (form utility). Perencanaan ini terdiri dari beberapa macam bidang, yaitu rute aliran proses produksi, metode kerja, alat pembantu yang dipakai, waktu yang dipakai, jenis dan jumlah bahan yang dibutuhkan, bagian-bagian yang harus dibeli dari perusahaan lain, standardisasi, spesialisasi, simplifikasi, dan sebagainya. 3) Perencanaan tentang produksi (production planning) Perencanaan ini akan lebih banyak merencanakan masalah-masalah produksi dalam aspek software, sedangkan pada jenis perencanaan lainnya (factory dan manufacturing) banyak berhubungan dengan perencanaan produksi dalam aspek fisik. Production planning ini terdiri dari beberapa macam bidang antara lain : desain baru, metode penyediaan bahan, metode penyediaan barang jadi, pola produksi, jadwal produksi, pengaturan tenaga kerja dan komunikasi, pengendalian kualitas, pengendalian biaya, dan sebagainya. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan produksi (Gitosudarmo, 1985 : 30) adalah sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 a) Menentukan tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut harus memiliki tiga syarat yaitu jelas, mungkin dicapai, dan tidak terlalu ringan. b) Menentukan kedudukan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai. Hal ini juga dapat berarti menentukan tujuan-tujuan antara atau sub tujuan yang akan menopang pencapaian tujuan utama tersebut. c) Menentukan faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat tercapainya tujuan perusahaan. d) Merumuskan kegiatan yang harus dilaksanakan. Guna memperoleh perencanaan yang efektif haruslah dipastikan bahwa keengganan dalam merumuskan tujuan dapat dihindari. Dalam hal ini banyak diantara kita yang sangat enggan untuk merumuskan secara terperinci tujuan maupun tujuan antara yang harus dicapai oleh suatu organisasi atau suatu departemen tertentu dalam organisasi itu. Padahal dengan dapat dirumuskannya secara jelas dan tegas apa yang menjadi tujuan yang hendak dicapainya, maka semua pihak akan memperoleh kejelasan atas sasaran yang dikehendaki. D. Metode Jaringan Metode jaringan atau metode Network menggunakan konsep dengan menggunakan istilah-istilah : Jalur rawan atau “Critical Path” dan Waktu menganggur atau “Slack”. Metode Network terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain sebagai berikut (Sumayang, 2003 : 154) : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 1. Metode jaringan waktu tetap atau Constant Time Networks Metode constant-Time digunakan untuk penjadwalan proyek dengan waktu aktivitas konstan/tetap. 2. Metode acak atau Random Time Methods atau metode Penelitian kembali atau metode PERT Metode PERT digunakan untuk penjadwalan proyek jika waktu aktivitas random atau acak dan menunjukkan arah yang tidak pasti seperti pada proyek R & D, perencanaan sistem komputer dan penjadwalan penyerangan militer di mana waktu aktivitas diperkirakan berubah-ubah. 3. Metode keseimbangan Waktu dan Biaya atau Time-Cost Trade offs methods atau metode jaringan kritis atau critical path Method atau CPM Metode CPM adalah metode penjadwalan proyek jika waktu aktivitas mendekati tetap dan dapat dikurangi dengan penambahan biaya, seperti pada proyek pembangunan. 4. Metode diagram prasyarat atau Precedence diagramming methods atau PDM Kemampuan metode PDM adalah menggambarkan jadwal dengan lebih mudah dan dapat menjelaskan hubungan aktivitas sekarang dengan aktivitas yang telah lalu atau sebelumnya sehingga penjadwalan dengan metode ini dapat mudah dimengerti oleh para pelaksana. E. Metode Jalur Kritis CPM atau “Critical Path Method” adalah sebuah metode penjadwalan jaringan proyek yang menggunakan penyeimbangan antara waktu dan biaya. Masing-masing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 aktivitas dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan yaitu dengan cara merubah dan menambah biaya (Sumayang, 2003 : 168). Pengertian jalur kritis adalah : 1. Menurut T. Hani Handoko (1997 : 407), jalur kritis adalah jalur terpanjang pada network dan waktunya menjadi waktu penyelesaian minimum yang diharapkan untuk masing-masing alternatif. 2. Menurut Lalu Sumayang (2003 : 157), jalur kritis adalah aktivitas yang mempunyai waktu penyelesaian terlama. Aktivitas pada jalur kritis ini berarti mempunyai waktu longgar atau slack sebesar Nol. Aktivitas ini harus selesai pada waktunya untuk mencegah penyelesaian proyek tertunda. Jalur kritis memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai berikut (Gitosudarmo, 1985 : 123): a. Jalur kritis merupakan jalur yang mempunyai waktu terpanjang dalam proses produksi. b. Jalur kritis tidak memiliki tenggang waktu antara waktu selesainya suatu tahap kegiatan dengan waktu mulainya suatu tahap kegiatan yang lain dalam proses produksi. Komponen-komponen dalam CPM terdiri dari (Handoko, 1997 : 402) : 1) Kegiatan atau activity Kegiatan adalah bagian dari keseluruhan pekerjaan yang harus dilaksanakan. 2) Peristiwa atau event Peristiwa merupakan pelaksanaan kegiatan dalam rencana program yang menandai mulainya dan akhirnya suatu kejadian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 3) Waktu kegiatan Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam network planning adalah penentuan waktu setiap kegiatan yang diperlakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau proyek secara keseluruhan. F. Kondisi Kegiatan Dalam Jalur Kritis Ada empat kondisi kegiatan dalam metode jalur kritis, yaitu (Sumayang, 2003 : 162) : 1. Waktu normal atau normal time yaitu waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek atau pekerjaan dibawah program normal. 2. Biaya normal atau normal cost adalah biaya yang terjadi pada waktu normal. 3. Waktu percepatan atau crash time yaitu waktu minimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. 4. Biaya percepatan atau crash cost adalah biaya yang berhubungan dengan crash time. Jadwal proyek pertama kali disusun dengan menggunakan normal time dan normal cost untuk semua kegiatan. Kalau waktu penyelesaian dan biaya proyek memuaskan maka semua kegiatan akan dijadwalkan pada waktu normal. Jika waktu penyelesaian terlalu lama, proyek dapat dipercepat dengan menambah biaya, sehingga akan diperoleh jaringan atau penjadwalan dengan kemungkinan yang sangat banyak. Kegiatan yang mengalami perubahan biaya dan waktu penyelesaian ini dinamakan “crashed” kegiatan. Dengan demikian apabila waktu penyelesaian suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 pekerjaan atau proyek tidak memuaskan maka kegiatan tertentu dapat di “crash”kan untuk mengurangi waktu penyelesaian proyek atau pekerjaan. Penulis menentukan metode jalur kritis (CPM) sebagai metode dalam penelitian ini berdasarkan waktu yang dipakai dalam proses produksi. Waktu yang dipakai dalam proses produksi ini adalah waktu standar, bukan waktu kemungkinan (waktu optimistik, waktu realistik dan waktu pesimistik) yang dipakai dalam PERT (Program Evaluation and Review Technique). G. Manfaat Analisis Metode Jalur Kritis Metode jalur kritis merupakan bagian dari metode jaringan kerja yang terutama digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak rutin atau terutama tipe produksi yang intermiten, produksi berdasarkan pesanan. Menurut Agus Ahyari (1987 : 455) keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh dengan mempergunakan analisis jaringan kerja ini adalah : 1. Mengorganisir data dan informasi secara sistematis. 2. Penentuan urutan /prioritas pekerjaan. 3. Dapat menemukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek/pekerjaan secara keseluruhan, sehingga dari pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu, dan dana. 4. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus segera diselesaikan tepat pada waktunya, karena penundaan pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan tertundanya penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 5. Dapat segera mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak (jangka waktu penyelesaian proyek yang diminta oleh konsumen) tidak sama dengan jangka waktu penyelesaian proyek secara normal. 6. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dikerjakan dengan lembur atau pekerjaan mana yang harus disubkontrakkan agar penyelesaian proyek atau pekerjaan secara keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan konsumen. H. Metode Algorithma Untuk menyelesaikan penyusunan network dari pekerjaan-pekerjaan yang masih sederhana, dapat diperhitungkan waktu untuk masing-masing jalur secara satu per satu, akan tetapi untuk pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar serta kompleks, maka metode perhitungan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap jalur pekerjaan tersebut kurang menguntungkan lagi. Hal ini disebabkan karena metode tersebut memerlukan waktu yang cukup banyak untuk membuat perhitungan dan kemudian membandingkan setiap jalur pekerjaan. Oleh karena itu disusunlah metode yang lain yang lebih menguntungkan untuk menyelesaikan penyusunan perencanaan tersebut terutama untuk mencari jalur kritis untuk setiap pekerjaan atau proyek secara keseluruhan. Metode algorithma adalah metode untuk mempermudah analisis network dalam mencari jalur kritis. Sebagaimana diketahui apabila terdapat banyak jalur penyelesaian pekerjaan, maka untuk mengadakan perhitungan satu per satu adalah kurang efisien. Hal ini disebabkan disamping perhitungan dengan cara tersebut akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 memakan waktu yang lama, maka perhitungan yang harus dikerjakan akan lebih banyak pula. Dengan demikian tentu saja akan mempertinggi probabilitas terjadinya kesalahan. Apabila kita mempergunakan metode algorithma di dalam menyusun dan menganalisis network maka akan dapat diadakan perhitungan yang lebih cepat, terutama dalam hal menentukan jalur kritis tidak perlu mengadakan perhitungan waktu yang dipergunakan untuk penyelesaian setiap jalur secara satu per satu (Ahyari, 1986 : 465). Beberapa notasi yang dipergunakan dalam metode algorithma (Ahyari, 1987 : 465) adalah : 1. ES : Earliest Start Earliest start adalah waktu dimana pekerjaan yang bersangkutan dapat dimulai paling awal, tanpa menimbulkan gangguan pada pekerjaan yang lain. Dengan kata lain dapat pula disebutkan sebagai waktu yang paling awal untuk memulai pekerjaan tersebut. 2. EF : Earliest Finish Earliest finish adalah waktu dimana pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secepat-cepatnya (paling cepat) tanpa menimbulkan gangguan pada pekerjaan yang lain. Penyelesaian yang secepat-cepatnya disini masih dipergunakan waktu penyelesaian yang normal, belum mempergunakan percepatan dan praktis belum membayar ongkos percepatan pekerjaan. 3. LS : Latest Start Latest start adalah waktu yang paling akhir untuk memulai suatu pekerjaan, tanpa menimbulkan gangguan atau diundurnya pekerjaan proyek secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 keseluruhan. Dengan kata lain, latest start dapat diartikan sebagai batas waktu penundaan dimulainya suatu pekerjaan, agar pekerjaan proyek secara keseluruhan tidak tertunda. 4. LF : Latest Finish Latest finish adalah waktu yang paling akhir untuk selesainya suatu pekerjaan, tanpa menimbulkan gangguan atau ditundanya pekerjaan lain. Latest finish adalah batas waktu terakhir untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, agar pekerjaan proyek secara keseluruhan dapat selesai tepat pada waktunya, tidak mengalami penundaan. I. Analisis Waktu Analisis waktu dalam penyelenggaraan kegiatan adalah mempelajari tingkah laku pelaksanaan kegiatan selama penyelenggaraan kegiatan. Dengan analisis waktu ini diharapkan bisa ditetapkan skala prioritas pada tiap tahap. Bila terjadi perubahan waktu pelaksanaan kegiatan, segera bisa diperkirakan akibat-akibatnya sehingga keputusan yang diperlukan dapat diambil. Di samping itu, analisis waktu memungkinkan disesuaikan umur perkiraan proyek atau pekerjaan dengan umur proyek atau pekerjaan yang direncanakan dengan cara yang rasional, sepanjang masih memungkinkan, bahkan umur rencana poyek atau pekerjaan dapat ditentukan lamanya sesuai dengan tingkat probabilitas yang dikehendaki. Tujuan analisis waktu dalam penyelenggaraan proyek atau pekerjaan ini adalah untuk menekan tingkat ketidakpastian dalam waktu pelaksanaan selama penyelenggaraan pekerjaan atau proyek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 Dalam menghitung waktu tercepat digunakan dua cara yaitu (Sumayang, 2003 : 155) : 1. Perhitungan ke arah depan atau forward pass computation yaitu menghitung waktu mulai dari kegiatan terdahulu dilakukan ke kegiatan berikutnya. 2. Perhitungan ke arah belakang atau backward pass computation adalah menghitung mulai dari event terakhir menuju ke depan atau event dengan kegiatan yang dilakukan terdahulu. Perhitungan dengan cara ini dapat diketahui waktu yang paling lama dimana kegiatan dapat dilakukan tanpa mengakibatkan proyek tertunda. Dengan forward dan backward pass ini maka manajemen akan dapat mengetahui hal-hal sebagai berikut (Sumayang, 2003 : 156) : a. Critical path atau jalur kritis b. Menghitung waktu menganggur atau slack c. Menentukan saat-saat penyelesaian proyek J. Total slack (waktu longgar) Dalam diagram network yang telah disusun apabila ditemukan pada beberapa pekerjaan ES sama dengan LS dan EF sama dengan LF, hal ini berarti pekerjaan tersebut dikatakan pekerjaan kritis yaitu pekerjaan yang tidak mempunyai tenggang waktu (idle time) atau kelonggaran waktu. Untuk pekerjaan-pekerjaan dimana ES sama dengan LS atau pun EF sama dengan LF, harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal waktu yang ada. Sebab dengan adanya penundaan pekerjaan-pekerjanan tersebut akan mengakibatkan tertundanya penyelesaian proyek secara keseluruhan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 Disamping ada pekerjaan-pekerjaan dimana ES sama dengan LS dan EF sama dengan LF ada juga pekerjaan-pekerjaan yang antara ES dan LS serta EF dengan LFnya tidak sama yang berarti ada selisih waktu. Selisih waktu tersebut merupakan kelonggaran waktu atau sering disebut Total Slack. Kelonggaran waktu yang ditunjukkan oleh selisih ES dan LS ataupun EF dan LF adalah maksimum waktu yang dapat ditunda untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (pekerjaan yang mempunyai total slack tersebut), tanpa mengakibatkan tertundanya pekerjaan proyek secara keseluruhan. Ada beberapa macam slack yaitu (Ahyari, 1987 : 472) : 1. Free Slack Free slack yaitu kelonggaran waktu yang terdapat dalam suatu pekerjaan, apabila tidak dipergunakan akan hilang begitu saja. 2. Slack Slack merupakan kelonggaran waktu yang terdapat dalam suatu pekerjaan, apabila tidak dipergunakan masih dapat dipergunakan pada pekerjaan berikutnya. 3. Total Slack Total slack adalah total dari slack atau free slack untuk suatu pekerjaan. Total Slack ini ditunjukkan pula oleh selisih antara ES dan LS atau EF dan LF pada masing-masing pekerjaan. K. Faktor Penentu Lama Kegiatan Lama kegiatan adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan, yaitu mulai dari saat awal pada saat kegiatan mulai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 dikerjakan sampai dengan saat akhir pada saat kegiatan selesai dikerjakan. Satuan untuk mengukur lama kegiatan tergantung dari macam kegiatannya, bisa dalam detik, menit, jam, minggu, bulan, atau tahun. Ada dua faktor penentu lama kegiatan, yaitu (Haedar Ali, 1986 : 48) : 1. Faktor teknis Yang termasuk faktor teknis adalah volume penjualan, sumber daya, ruangan, jam kerja per hari kerja. 2. Faktor non teknis Yang termasuk faktor non teknis adalah kondisi kesehatan tenaga kerja, banyaknya hari-hari hujan dan cuaca yang tidak memungkinkan menyelenggarakan pekerjaan. Untuk mengerjakan atau menyelesaikan kegiatan yang jenis maupun volumenya sama, dengan menggunakan sumber daya yang relatif banyak akan lebih cepat selesai bila dibandingkan dengan menggunakan sumber daya yang relatif sedikit. L. Analisis Biaya dan Sumber daya Di dalam penyelenggaraan suatu pekerjaan atau proyek diperlukan masukan yang akan diproses dengan tingkat kesulitan dan waktu tertentu sehingga tujuan pekerjaan atau proyek yang berupa produk akhir tercapai. Masukan yang diperlukan adalah berapa sumber daya yang meliputi biaya, tenaga kerja, peralatan, dan bahan harus selalu siap pada saat jumlah dan mutu yang diminta (Baroto, 2002 : 224). Analisis biaya dan sumber daya bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui jumlah biaya, tenaga kerja, peralatan, dan bahan yang diperlukan setiap saat selama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 pekerjaan atau proyek diselenggarakan. Dari analisis waktu dapat dibuat jadwal yang berupa kumpulan jadwal semua kegiatan. Analisis biaya dan sumber daya masingmasing kegiatan akan membantu manajemen dalam mengalokasikan biaya dan sumber daya dengan rencana kerja dan sasaran yang akan dicapai tanpa ada gangguan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain. M. Analisis Jaringan Kerja Untuk mengadakan analisis jaringan kerja pada suatu proyek diperlukan data sebagai berikut (Ahyari, 1987 : 456) : 1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan proyek tersebut secara keseluruhan. 2. Taksiran waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan Taksiran waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan tidak dapat ditentukan dengan mutlak, maka taksiran yang digunakan adalah dengan pengalaman masa lalu berapa waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan serupa. 3. Urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan Urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pekerjaan apa yang harus diselesaikan sebelum suatu pekerjaan bisa dimulai, dan pekerjaan apa yang kemudian mengikutinya. 4. Ongkos untuk mempercepat setiap pekerjaan Pada prinsipnya ongkos untuk mempercepat pekerjaan ini adalah tambahan ongkos yang diperlukan karena dipercepatnya suatu pekerjaan dari taksiran waktu normal dan dengan perhitungan ongkos normal pula. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 Berdasarkan data diatas, dapatlah disusun suatu diagram dari urutan pekerjaan untuk penyelesaian proyek secara keseluruhan. Diagram inilah yang disebut diagram jaringan kerja. Dengan demikian maka proses pelaksanaan pekerjaan untuk penyelesaian proyek tersebut dapat digambarkan secara visual, yang mana hal tersebut lebih memudahkan penglihatan manajemen untuk mengadakan pengawasan pelaksanaan proyeknya. N. Pembuatan Jaringan Kerja Adapun cara pembuatan diagram kerja untuk menyelesaikan suatu proyek secara keseluruhan ditulis dalam bentuk simbol-simbol, yaitu (Baroto, 2002 : 212) : 1. Anak panah melambangkan kegiatan (activity) yang merupakan bagian dari keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan, kegiatan mengkonsumsi waktu dan sumber daya serta mempunyai waktu mulai dan berakhir. 2. Lingkaran melambangkan peristiwa yang menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. 3. Anak panah terputus-putus melambangkan kegiatan semu (dummy activity). Kegiatan semu bukan suatu kegiatan senyatanya dan tidak memerlukan alokasi sumber daya (waktu dan biaya). Dalam menyusun analisa jaringan (Gitosudarmo,1985 : 80) sebagai berikut : kerja ada langkah-langkahnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 a. Menginvestasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam proses produksi secara keseluruhan. b. Menentukan urutan pekerjaan yang akan dilakukan. c. Menentukan perhitungan waktu yang diperlukan untuk setiap jenis kegiatan di dalam produksi. d. Penyusunan diagram network/jaringan kerja. e. Menentukan jalur kritis. O. Model Jaringan Kerja Dalam menggambarkan diagram jaringan kerja, lingkaran dan anak panah melukiskan hubungan antar kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan proyek. Arti dari penggunaan simbol tergantung pada model yang dipakai dalam pembuatan diagram jaringan kerja. Ada dua macam model jaringan kerja untuk pembuatan jaringan kerja, yaitu (Schroeder, 1989 : 412) : 1. Model activity on arc (AOA) AOA adalah model jaringan kerja yang menekankan titik hubungan kegiatan yang berorientasi pada peristiwa dengan menggunakan anak panah untuk menggambarkan kegiatan (activity) dan lingkaran (node) untuk menggambarkan kejadian atau peristiwa (event). Sebuah event adalah titik dimana ada satu atau lebih kegiatan yang diselesaikan dan satu atau lebih kegiatan dimulai. Sebuah kegiatan memerlukan waktu serta sumber daya. Model ini digunakan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 menggambarkan jaringan kerja dengan metode Program Evaluation and Review Technique (PERT). Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa hubungan kegiatan pendahulu diperlukan agar sebuah kejadian tidak terjadi sebelum aktivitas yang mendahuluinya selesai (kejadian 4 tidak dapat terjadi sebelum aktivitas A,B dan C selesai). A 1 3 2 C 4 B Gambar II.1 : Diagram Jaringan Kerja AOA = kejadian = kegiatan 2. Model activity on node (AON) AON adalah model diagram jaringan kerja yang berorientasi pada kegiatan dengan menggunakan lingkaran (node) untuk menggambarkan kegiatan dan anak panah menunjukkan urutan kegiatan dimana kegiatan harus dilaksanakan. Model ini digunakan untuk menggambarkan jaringan kerja dengan metode jalur kritis (CPM). Pada gambar di bawah ini hubungan kegiatan pendahulu diperlukan agar sebuah aktivitas tidak dapat dimulai sebelum aktivitas yang mendahuluinya selesai (aktivitas C tidak dapat dimulai sebelum aktivitas A dan B selesai). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 A C B Gambar II.2 : Diagram Jaringan Kerja AON = kegiatan = kejadian Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan suatu contoh jenis-jenis pekerjaan guna penyelesaian produk barang X dalam bentuk tabel 2.1 (Ahyari, 2000 : 8): Tabel II.1 : Jenis-jenis pekerjaan guna penyelesaian produk X Pekerjan Simbol Mulai Memasukkan material A Memasukkan material B Memproses material A Memproses material B Mengecat B Memasang A dengan B Selesai A B C D E F G H Pekerjaan yang mendahului A A B, C B, C E D, F G Waktu normal (hari) 0 10 20 30 20 40 20 0 Berdasarkan data dalam tabel tersebut, maka dapat disusun diagram jaringan kerja untuk menyelesaikan produk barang X tersebut sebagai berikut : = kegiatan = kejadian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 A B C D E G F H Gambar II.3 : Diagram jaringan kerja produk X Setelah kita menyusun diagram jaringan kerja, maka kita dapat melakukan perhitungan terhadap jalur kritis dan waktu kritisnya. Jalur kritis merupakan jalur yang mempunyai waktu paling lama yang terdapat pada diagram jaringan kerja (Ahyari, 2000 : 14). Sedangkan waktu kritis adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan jalur kritis (Ahyari, 2000 : 15). Dari gambar diatas, empat jalur penyelesaian pekerjaan tersebut secara keseluruhan beserta waktu penyelesaiannya, yaitu : 1. A – B – E – F – G – H = 0 + 10 + 20 + 40 + 20 + 0 = 90 hari 2. A – B – D – G – H = 0 + 10 + 30 + 20 + 0 = 60 hari 3. A – C – D – G – H = 0 + 20 + 30 + 20 + 0 = 70 hari 4. A – C – E – F – G – H = 0 + 20 + 20 + 40 + 20 + 0 = 100 hari Dari gambar diatas yang merupakan jalur kritis adalah jalur keempat yaitu A – C – E – F – G – H. Jalur ini merupakan jalur kritis dengan waktu 100 hari. Seandainya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 penyelesaian proyek ini tidak menggunakan analisis jaringan kerja, maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini adalah A – B – C – D – E – F – G – H yang berarti 0 + 10 + 20 + 30 + 20 + 40 + 20 + 0 = 140 hari. P. Penyelesaian Produksi Lebih Cepat Dari Waktu Normal Dengan menyusun diagram network dari produksi yang akan dilaksanakan, serta mencari jalur kritis dari diagram network tersebut maka dapat segera diketahui waktu penyelesaian suatu produksi A kapan produk dapat diselesaikan. Apabila ada pelanggan memesan produk tersebut, manajemen perusahaan akan memberikan perkiraan selesainya pesanan pelanggan tersebut. Perusahaan meubel misalnya, segera dapat memberikan perkiraan selesainya pembuatan produk sesuai dengan permintaan pelanggan. Dengan menyusun diagram network serta mengetahui perkiraan waktu dari masing-masing pekerjaan, maka walaupun permintaan pelanggan tersebut mempunyai bentuk, model, serta ukuran yang belum pernah dibuatnya, segera manajemen perusahaan dapat memberikan perkiraan selesainya pembuatan produk tersebut. Hal ini disebabkan karena perubahan bentuk, model, serta ukuran tersebut berpengaruh kepada penyelesaian masing-masing pekerjaan dan mungkin juga merubah urutan dari proses pembuatan produk tersebut. Walaupun demikian, dengan menyusun diagram network dari pembuatan produk yang dikehendaki, akan segera diadakan perhitungan waktu yang diperlukan untuk penyelesaian pembuatan produk tersebut. Hal ini disebabkan karena apabila manajemen perusahaan menjanjikan waktu yang cepat maka dia sendiri belum yakin apakah pesanan tersebut dapat diselesaikan sesuai yang dijanjikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 Sebaliknya apabila menjanjikan waktu yang lama karena ia ingin agar pada waktu yang dijanjikan itu barang betul-betul siap, maka ada kekuatiran juga apakah langganan tidak lari kepada perusahaan lain yang dapat melayani pesanan lebih cepat. Dengan diagram network manajemen dapat menggunakan sebagai alat perencanaannya, sehingga dapat ditentukan segera berapa lama pesanan dapat diselesaikan. Dengan diagram network dapat ditunjukkan waktu penyelesaian pesanan dengan tepat yaitu pada waktu penyelesaian yang ditunjukkan oleh jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis dari setiap proyek atau pekerjaan, maka manajemen dapat menentukan sikap dengan cepat dan tepat, terutama dalam perkiraan penyelesaian proyek atau pesanan suatu produk. Namun manajemen tidak cukup hanya berbekal jalur kritis saja, sebab walaupun manajemen sudah memperhitungkan dengan baik tetapi pelanggan atau konsumen meminta agar waktu penyelesaian lebih cepat, maka akan ditemukan jalan buntu. Manajemen tidak berani mengurangi waktu penyelesaian dari waktu yang diperlukan jalur kritis, sedangkan pelanggan tetap meminta waktu lebih cepat dari kesanggupan manajemen perusahaan. Tentu saja agar dapat melayani konsumen dengan sebaik-baiknya dan menjaga agar perusahaan tidak kehilangan langganan, manajemen perusahaan akan menyanggupi permintaan pelanggan atau konsumen tersebut. Hal ini menuntut konsekuensi lebih lanjut bahwa perusahaan harus mengadakan kerja lembur atau sub kontrak dan lain sebagainya agar pesanan pelanggan dapat selesai lebih cepat dari penyelesaian normal. Sampai disini justru timbul persoalan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 baru, yaitu pekerjaan-pekerjaan mana yang akan dikerjakan lembur serta berapa tambahan biaya untuk percepatan tersebut. 1. Percepatan produksi dengan menambah tenaga kerja atau regu kerja Dari teori diatas, maka pekerjaan-pekerjaan proyek atau produksi suatu barang dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih pendek daripada jangka waktu normal. Hal ini sangat berguna terutama untuk melayani pesanan-pesanan yang masuk, yang meminta diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih cepat dengan membayar ongkos yang lebih tinggi. Adapun perbedaan biaya untuk penyelesaian pesanan (proyek) antara waktu normal dengan waktu penyelesaian yang lebih cepat ini dapat dimengerti, karena untuk mempercepat pekerjaan proyek secara keseluruhan memerlukan shift tambahan (kerja lembur) untuk beberapa segmen pekerjaan. Namun persoalannya sekarang adalah pekerjaan-pekerjaan yang mana yang harus diselesaikan lebih cepat dari waktu normal tersebut. Di dalam pemilihan pekerjaan yang akan dipercepat penyelesaiannya, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah : a. Pekerjaan tersebut terletak di dalam jalur kritis, atau pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan kritis. b. Apabila pekerjaan tersebut dipercepat maka jalur kritis masih tetap melalui pekerjaan tersebut, atau pekerjaan tersebut masih tetap menjadi pekerjaan kritis, walaupun ada kemungkinan akan timbul jalur kritis baru (lebih dari satu jalur kritis). c. Apabila sesudah dipercepatnya suatu pekerjaan kritis, kemudian pekerjaan tersebut tidak lagi dilalui jalur kritis (tidak menjadi pekerjaan kritis), maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 pemilihan percepatan pekerjaan tersebut tidak akan mendapatkan hasil yang diharapkan. Dengan demikian pemilihan percepatan pekerjaan pada pekerjaan tersebut perlu ditinjau kembali. 2. Percepatan produksi dengan biaya percepatan yang berbeda Percepatan untuk masing-masing pekerjaan mempunyai biaya percepatan yang berbeda, maka pemilihan percepatan pekerjaan adalah dengan jalan memiliki pekerjaan pada jalur kritis yang mempunyai biaya percepatan yang paling kecil, baru kemudian kalau masih diperlukan percepatan lagi, maka dipilih lagi pada pekerjaan pada jalur kritis yang belum dipercepat yang mempunyai biaya percepatan paling kecil, dan seterusnya. Atau dengan kata lain, pekerjaanpekerjaan yang akan dipercepat tersebut adalah pekerjan-pekerjan yang terdapat di dalam jalur kritis serta mempunyai urutan prioritas pemilihan dari pekerjaan yang mempunyai biaya percepatan pekerjaan yang paling kecil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Q. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada gambar di bawah ini menggambarkan suatu perusahaan dalam menyusun perencanaan untuk proses produksinya. Pengelolaan proyek Analisa Jaringan Kerja PERT (berdasar kegiatan) CPM (berdasar peristiwa) Perencanaan Produksi Gambar II.4 : Kerangka pemikiran teoritis Proyek merupakan suatu kegiatan yang diawali dengan kegiatan tertentu dan diakhiri dengan suatu kegiatan tertentu pula. Agar proyek dapat diselesaikan dengan baik maka proyek tersebut harus dikelola dengan baik juga. Masalah utama dalam pengelolaan proyek adalah perencanaan, penjadualan dan pengurutan pekerjaan untuk menyelesaikan seluruh proyek. Untuk mengatasi masalah dalam pengelolaan proyek dapat digunakan analisa jaringan kerja. Terdapat dua metode penjadwalan khusus dalam analisis jaringan kerja, yaitu PERT dan CPM. Pada dasarnya PERT dan CPM adalah sama. Metode PERT digunakan bila jaringan kerja yang digunakan disusun berdasarkan kegiatan. Sedangkan metode CPM digunakan bila jaringan kerja yang digunakan disusun berdasar peristiwa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode CPM karena waktu kegiatan pada Kajeng Handicraft adalah tetap. Penggunaan metode jalur kritis atau CPM harus mempertimbangkan waktu penyelesaian dan biaya pembuatan suatu produk. Berdasarkan data tersebut, perusahaan dapat menyusun diagram jaringan kerja dan melakukan perhitungan untuk mencari jalur kritisnya. Dengan perhitungan itu maka dapat segera diketahui perencanaan produksi yang optimal dalam penyelesaian produk yang dihasilkan oleh perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan pada satu objek tertentu dengan mempelajarinya sebagai kasus, dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku untuk perusahaan yang diteliti. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi pada perusahaan Kajeng Handicraft di Senggotan Ring Road selatan No. 360 Kasihan Bantul Yogyakarta. C. Waktu Penelitian Waktu penelitian pada bulan November 2006. D. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian ini adalah bagian produksi. 2. Objek penelitian ini adalah jaringan kerja dalam pembuatan produk. E. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah jaringan kerja serta perencanaan pembuatan produk puzzle. 35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 F. Definisi Operasional 1. Jaringan kerja Jaringan kerja merupakan visualisasi dari urut-urutan kegiatan pembuatan produk yang hubungan serta pengaruh kegiatan satu dengan kegiatan lainnya diperlihatkan. 2. Optimalisasi Optimalisasi merupakan usaha yang dilakukan agar kegiatan pembuatan produk efisien baik dari sudut biaya maupun waktu penyelesaiannya. 3. Perencanaan produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan dan pengorganisasian terhadap proses produksi yang diperlukan untuk memproduksi produk. Perencanaan ini dilakukan sebelum produksi dilaksanakan. 4. Jalur Kritis Jalur kritis merupakan jalur dari urut-urutan kegiatan yang digunakan untuk menyelesaikan pembuatan produk yang mempunyai waktu penyelesaian terpanjang. G. Data yang dibutuhkan 1. Gambaran umum perusahaan yang meliputi : a. Sejarah perusahaan b. Struktur organisasi perusahaan c. Bagian personalia d. Bagian pemasaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 e. Bagian produksi f. Permodalan perusahaan 2. Data khusus Data khusus ini digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan. Data khusus ini terdiri dari : a. Jenis produk yang dihasilkan. b. Urutan kegiatan dalam menyelesaikan suatu produksi. c. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan. d. Biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing kegiatan. H. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara merupakan salah satu cara mengumpulkan informasi dengan bertanya jawab secara bertatap muka dengan responden tentang kegiatan perusahaan. Wawancara ini dilakukan dengan karyawan bagian produksi. 2. Dokumentasi Dokumentasi merupakan data yang diperoleh dari catatan-catatan dan dokumendokumen historis. Data yang dikumpulkan berupa data tentang gambaran umum perusahaan dan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan suatu produk. 3. Observasi Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dan dokumentasi, misal tentang proses produksi dan urut-urutan kegiatan produksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 I. Metode Analisis Data Dengan melihat hubungan antara masalah pertama dengan masalah kedua dan ketiga, maka pembahasan dilakukan per jenis produk. Untuk menjawab masalah yang pertama digunakan analisis jaringan kerja. Langkah-langkah yang digunakan adalah : 1. Mengidentifikasikan dan merumuskan kegiatan Langkah pertama dalam menyusun jaringan kerja adalah merumuskan kegiatan dan menyusunnya berdasarkan urut-urutan pelaksanaannya. 2. Penentuan waktu kegiatan Untuk memperkirakan waktu kegiatan dalam penelitian ini menggunakan studi waktu untuk menentukan waktu standar yang diperlukan untuk menganalisis masing-masing kegiatan. a. Menentukan sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (Simamora, 2004 : 36). Sampel dalam penelitian ini adalah produk yang dihasilkan oleh Kajeng Handicraft yaitu puzzle. Dalam studi waktu penentuan jumlah sampel menggunakan teknik sampling ganda yang dikembangkan untuk menghindari pemborosan biaya dan waktu penelitian. Dalam sampling ganda, penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel pendahuluan yang ukurannya relatif kecil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 b. Pengamatan tahap pertama Pengamatan pendahuluan dilaksanakan dengan mengamati jumlah waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing kegiatan sebanyak sampel yang telah ditentukan sebelumnya. c. Uji kecukupan data Setelah dilakukan penelitian dengan sampel yang kecil kemudian diuji untuk menentukan cukup tidaknya sampel yang telah diambil. Pengujian kecukupan data ini dilakukan dengan menghitung koefisien variasi dari hasil penelitian tiap-tiap kegiatan. Setelah diperoleh angka koefisien variasi dari masingmasing kegiatan kemudian dibandingkan dengan bagan ukuran sampel studi waktu yang dapat dilihat pada lampiran. Dengan demikian jumlah sampel yang diperlukan untuk tingkat kepercayaan tertentu dapat diketahui. d. Pengamatan tahap kedua Jika jumlah pendahuluan sudah mencukupi maka pengamatan dapat dihentikan dan jika sampel yang diambil belum mencukupi maka dapat dilakukan pengamatan tahap selanjutnya dan hasil dari pengamatan tahap kedua ini digabungkan dengan hasil pengamatan sebelumnya dan diuji kembali. Demikian seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang representatif. e. Menghitung waktu normal Setelah pengamatan waktu dilaksanakan dan diperoleh waktu rata-rata dari masing-masing kegiatan langkah selanjutnya adalah menghitung waktu normal dari masing-masing kegiatan tersebut. Waktu normal dihitung melalui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 perkalian antara waktu rata-rata dengan tingkat penyesuaian (rating factor) tenaga kerja yang ada pada masing-masing pekerjaan. Rating factor diperoleh berdasarkan hasil pengamatan penulis dengan melakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi performance dari masing-masing tenaga kerja. f. Menghitung waktu standar Setelah waktu normal dari masing-masing kegiatan diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung waktu standar dari masing-masing kegiatan dengan melakukan penambahan antara waktu normal dengan waktu cadangan (allowance). Waktu cadangan disini diperoleh dengan melakukan penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan. g. Penyusunan urut-urutan kegiatan Kegiatan yang ada diurutkan sesuai dengan urut-urutan pelaksanaan berdasarkan logika ketergantungan masing-masing kegiatan. h. Analisis jaringan kerja Setelah data urut-urutan kegiatan serta waktu masing-masing kegiatan dibuat, langkah selanjutnya adalah menyusun bagan jaringan kerja atau network. Setelah bagan jaringan kerja terbentuk maka dapat dicari jalur kritisnya (critical path), waktu kritisnya serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau proyek. Untuk menjawab masalah yang kedua dan masalah ketiga digunakan alat analisis kemungkinan mempercepat penyelesaian pekerjaan. Tetapi untuk menganalisis percepatan ini harus terlebih dahulu diketahui waktu normal siklus produksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 berdasarkan jalur kritis, kemudian dilakukan perbandingan waktu yang telah ditetapkan perusahaan dengan waktu yang telah diperkirakan dengan menggunakan analisis jaringan kerja. Dalam mengadakan percepatan ini harus diperhitungkan waktu dan biayanya. Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Membuat diagram kerja yang lengkap, sehingga diketahui jalur kritisnya dan waktu perkiraan pengerjaan. 2) Menentukan kegiatan-kegiatan yang dapat dipercepat. 3) Membuat diagram jaringan kerja yang baru setelah ada percepatan. 4) Menganalisis biaya total. 5) Membandingkan waktu serta biaya antara penyelesaian produk secara normal dan dengan percepatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembanagan Perusahaan Kajeng Handicraft merupakan perusahaan perseorangan. Perusahaan ini, didirikan oleh Bapak Mandar Utomo,SH dan mulai beroperasi pada tanggal 15 januari 1994. Sejak awal perusahaan ini beroperasi di Ring Road selatan 360 Senggotan Bantul Yogyakarta. Sampai saat ini perusahaan telah membuka 4 unit workshop yaitu di daerah Tempel, Minomartani, Wirobrajan, dan Kretek. Pada awal berdirinya, perusahaan ini memproduksi patung dan puzzle dari limbah kayu jati. Pada tahun 1995 perusahaan melakukan spesialisasi untuk produk yang dihasilkan, yaitu puzzle. Spesialisasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa para konsumen lebih banyak memesan produk puzzle daripada produk patung. B. Personalia 1. Karyawan Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan/aktivitas perusahaan. Kajeng Handicraft sebagai perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi membutuhkan adanya tenaga kerja untuk mengolah produknya. Hingga saat ini jumlah karyawan di Kajeng Handicraft ada 108 orang. Karyawan tetap untuk staff di Kajeng Handicraft berjumlah 8 orang, yang terdiri atas 1 orang di bagian administrasi, 1 orang kepala bagian produksi, 1 orang di bagian gudang, 1 orang di bagian pemasaran, 4 42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 orang kepala bagian unit produksi di mana setiap kepala unit produksi mengepalai 8-14 orang. Untuk bagian produksi, karyawan tetap ada 30 orang. Proses penerimaan karyawan di Kajeng Handicraft tidak menggunakan caracara yang lazimnya dipakai oleh perusahaan-perusahaan lain. Karyawan pada umumnya datang dan berasal dari kerabat maupun dari warga di sekitar perusahaan. Jadi perusahaan tidak mempunyai batas waktu dalam perekrutan karyawan. Tingkat pendidikan karyawan di perusahaan ini tidaklah begitu penting, karena perusahaan ini lebih mementingkan keterampilan daripada pendidikan karyawannya. Keterampilan itupun mudah untuk dipelajari dan tidak memerlukan waktu yang terlalu lama untuk mempelajarinya. Bagi perusahaan, keterampilan karyawan dalam mengolah bahan baku akan membawa dampak pada kualitas produk yang dihasilkan. 2. Jam Kerja Karena perusahaan Kajeng Handicraft ini adalah perusahaan yang beroperasi atas dasar pesanan, maka jam kerja di perusahaan ini tidak tetap. Secara umum karyawan di perusahaan ini bekerja mulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 16.00. Jam istirahat karyawan pada pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00. Akan tetapi jika ada pesanan yang sekiranya harus segera diselesaikan, karyawan biasanya tetap bekerja dengan mengerjakan pesanan secara lembur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 3. Sistem Pembayaran Karyawan Sistem pembayaran karyawan di perusahaan Kajeng Handicraft dibedakan menjadi dua macam, yaitu upah dan gaji. Upah diberikan pada karyawan bagian produksi. Upah ini diberikan pada karyawan setiap seminggu sekali yaitu hari Sabtu. Cara penghitungan upah adalah jumlah hari masuk kerja dikalikan upah per hari. Sedangkan gaji diberikan pada karyawan non produksi atau staff, yang besarnya ditentukan berdasarkan kebijakan perusahaan. 4. Tunjangan Kesejahteraan Karyawan Dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja karyawan, selain memberi gaji dan upah, perusahaan juga memberikan tunjangan kesejahteraan pada para karyawannya. Hal ini berdasarkan anggapan dari pimpinan bahwa tanpa adanya kerjasama yang baik antara pimpinan dan seluruh karyawan, tidak akan terjamin kelancaran produksi yang merupakan satu kegiatan untuk tercapainya tujuan perusahaan secara keseluruhan. Tunjangan ini diberikan sebesar kemampuan perusahaan, mengingat kondisi perusahaan yang merupakan perusahaan perseorangan. Adapun tunjangan yang diberikan perusahaan pada para karyawannya adalah : a. Biaya kesehatan Diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dengan ketentuan karyawan mengalami musibah atau kecelakaan pada saat menyelesaikan pekerjaan di perusahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 b. Makan Uang makan diberikan perusahaan di luar gaji atau upah, pengambilannya sesuai permintaan karyawan, yaitu setiap hari atau setiap minggu. c. Pemberian THR Pada perusahaan Kajeng Handicraft, tidak ada istilah THR tetapi fitrah. Pemberian fitrah besarnya tergantung dari kebijakan perusahaan dan pertimbangan lamanya bekerja. d. Pemberian bingkisan Hari Raya Bingkisan Hari Raya berbentuk sembako. e. Bonus Perusahaan memberikan bonus setiap minggu keempat untuk karyawan yang bekerja memenuhi target, yaitu karyawan masuk dalam satu bulan penuh. Jika dalam satu bulan tiga kali tidak masuk, maka bonus tersebut hilang. 5. Struktur Organisasi Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya memerlukan efisiensi kerja sehingga tidak menimbulkan pemborosan yang akan dapat merugikan perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu struktur organisasi yang baik dan jelas, karena dengan struktur organisasi yang baik dan jelas akan dapat diketahui secara jelas tugas dan tanmggung jawab masing-masing bagian dalam organisasi sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaannya. Perusahaan Kajeng Handicraft adalah perusahaan perseorangan. Sesuai dengan bentuknya maka struktur organisasi di perusahaan Kajeng Handicraft PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 masih sangat sederhana. Adapun susunan struktur organisasi, tugas dan wewenang pada perusahaan ini adalah sebagai berikut : Direktur Wakil Direktur Bagian Umum Administrasi Produksi Gudang Marketing Unit-unit Produksi Karyawan Sumber Data : Kajeng Handicraft Gambar IV.5 : Struktur Organisasi Kajeng Handicraft Keterangan : a. Direktur dan wakil direktur Direktur dan wakil direktur adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan, perencanaan pengorganisasian, pengawasan, penentuan kebijakan perusahaan dan pemberi perintah langsung pada para karyawan. b. Bagian umum Bagian umum bertanggung jawab secara keseluruhan dan membantu bagianbagian yang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 c. Bagian administrasi Bagian administrasi bertugas untuk melayani segala keperluan mengenai keuangan, pembayaran gaji dan upah, mencatat hasil kerja karyawan untuk menentukan besarnya upah yang akan diberikan.. d. Bagian produksi Bagian produksi bertugas untuk mengerjakan semua pesanan sesuai dengan perintah yang diberikan oleh pimpinan. e. Bagian gudang Bagian gudang bertugas mendata stok dan barang-barang orderan. f. Bagian pemasaran Bagian pemasaran bertugas menawarkan produk dan menjaga stand dalam pameran-pameran. g. Unit produksi Unit produksi untuk mempermudah konsumen dalam melakukan pembelian secara langsung. C. Produksi 1. Jenis Produk Produk yang dihasilkan perusahaan Kajeng Handicraft adalah bermacammacam puzzle. Yang membedakan masing-masing produk ini adalah bentuk dan cara pembuatan produknya, serta cara bermainnya. Semakin rumit bentuk dan cara bermain puzzle, maka semakin tinggi harganya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 2. Bahan Baku Bahan baku dalam pembuatan puzzle di perusahaan ini dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu bahan baku utama dan bahan baku penolong. Bahan baku utama yang dipergunakan adalah limbah kayu jati. Sedangkan bahan baku penolong yang dipergunakan adalah : amplas, lem kayu, pewarna. 3. Mesin dan Peralatan Mesin dan peralatan sangat diperlukan oleh perusahaan dalam menghasilkan produknya. Mesin dan peralatan yang dipergunakan antara lain : a. Mesin sirkel b. Jekso c. Mesin amplas d. Benzo e. Mesin bor f. Alat pewarna g. Mesin sikat 4. Proses Produksi Proses produksi adalah proses mengolah bahan baku menjadi barang jadi yaitu puzzle. Proses produksi yang berlangsung di perusahaan Kajeng Handicraft dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : Persiapan Penyetelan Pemotongan Pengeprasan Pengamplasan halus Penyemiran Penyikatan Pengemalan bagian jekso Pengamplasan kasar Pengamplasan dengan tangan Pembusaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Keterangan : a. Persiapan : limbah kayu jati atau bahan baku dipilih yang bagus. b. Pemotongan : bahan baku dipotong-potong menjadi persegi dengan menggunakan mesin sirkel. c. Pengemalan : potongan kayu diberi pola. d. Bagian jekso : bahan baku dipotong sesuai pola dengan menggunakan mesin jekso. e. Penyetelan : menyetel potongan kayu yang sudah dipotong sesuai pola. f. Pengeprasan : mengepras bagian sisi kayu yang sudah disetel dan dipasang agar menjadi puzzle sesuai bentuk. g. Pengamplasan kasar : mengamplas bagian sisi puzzle yang sudah dikepras agar menjadi halus dengan menggunakan mesin amplas ukuran 60. h. Pembusaan : mengamplas bagian sisi puzzle yang sudah diamplas kasar agar bersih dari serabut. i. Pengamplasan halus : mengamplas bagian sisi atau permukaan puzzle agar permukaannya lebih halus dengan menggunakan mesin amplas ukuran 80. j. Amplas tangan : menghilangkan serabut pada sisi atau permukaan puzzle agar menjadi lebih bersih dari serabut dengan menggunakan amplas ukuran 180. k. Penyemiran : menyemir bagian permukaan puzzle yang sudah di amplas tangan dengan menggunakan semir kayu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 l. Penyikatan : menyikat bagian permukaan puzzle yang sudah disemir agar permukaan puzzle lebih mengkilat. D. Pemasaran 1. Promosi Pemasaran merupakan kegiatan terakhir dari seluruh kegiatan yang ada di perusahaan, yang merupakan kegiatan yang sangat penting guna membantu kelancaran proses produksi selanjutnya. Dalam memasarkan produknya, Kajeng Handicraft tidak mengalami kesulitan karena perusahaan ini telah memiliki banyak pelanggan yang pada umumnya ikut andil dalam mempromosikan produk perusahaan ini dari mulut ke mulut. Ini terbukti dari konsumen baru yang datang ke perusahaan tidak hanya dari Yogyakarta tetapi juga dari kota-kota lain, seperti Bali, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sedangkan konsumen dari luar negri meliputi Perancis, Yunani, Italia, Belanda, Belgia, Spanyol, Amerika, Jepang, Australia. Adanya persaingan dengan perusahaan kerajinan yang lain, Kajeng Handicraft mengambil kebijakan penentuan harga yang tepat serta usaha promosi untuk merebut hati konsumen atau calon pembeli untuk dapat mempertahankan serta meningkatkan volume penjualannya. Adapun jenis-jenis promosi yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut : a. Mengadakan periklanan baik melalui media cetak maupun melalui media elektronik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 b. Melakukan penawaran melalui internet dengan alamat e-mail : www.geocities.com/Kajeng_Craft c. Menyediakan art shop yang terletak di Jalan Bantul 19A Kweni Panggung Harjo Sewon Bantul Telp/Fax. 0274-414858. 2. Saluran Distribusi Saluran produksinya distribusi kepada mempengaruhi konsumen. perusahaan Perusahaan dalam Kajeng menjual Handicraft hasil dalam mendistribusikan hasil produksinya melalui saluran distribusi langsung yaitu penjualan produk dimana konsumen memesan sendiri tanpa perantara baik datang langsung maupun melalui telephone atau faximile. Untuk pesanan di luar kota, perusahaan menggunakan jasa paket untuk mengantarkan pesanan. Sedangkan untuk pesanan dari konsumen luar negri, perusahaan menggunakan jasa kargo. 3. Pelayanan atau servis Untuk menarik konsumen dan untuk meningkatkan volume penjualan selain usaha promosi, perusahaan juga memberikan pelayanan/servis yang baik pada para konsumennya dengan cara : a. Memberikan contoh-contoh produk yang dihasilkan perusahaan yang ditempatkan di art shop di Jalan Bantul 19 A Kweni Yogyakarta. b. Menyelesaikan pesanan tepat pada waktunya. c. Memberikan kesempatan pada para pelanggan atau konsumen untuk melakukan pembayaran dengan uang muka minimal 30% yang menandakan bahwa pesanan siap untuk dikerjakan, dan dilunasi pada waktu pengambilan barang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 d. Untuk pesanan dalam jumlah banyak, perusahaan akan memberikan potongan harga. E. Permodalan Modal yang digunakan perusahaan Kajeng Handicraft merupakan modal sendiri dan bantuan dari pihak bank. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai penentuan waktu setiap kegiatan berdasarkan studi waktu, penyusunan urutan kegiatan berdasarkan ketergantungan kegiatan-kegiatan produksi, pembuatan diagram jaringan kerja (network), penentuan waktu penyelesaian produksi berdasarkan jalur kritis dan kemungkinan percepatan penyelesaian produksi degan waktu maksimal. 1. Penentuan Waktu Kegiatan Pembuatan jaringan kerja (network) memerlukan adanya waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam proses produksi. Penentuan waktu kegiatan ini merupakan penentuan waktu standar yang pada umumnya menggunakan studi waktu (time study). Berikut ini adalah penentuan waktu kegiatan berdasarkan studi waktu : a. Pengamatan waktu kegiatan Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan waktu kegiatan untuk memperoleh data besarnya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam proses pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft. Pada studi waktu ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel ganda dimana penulis dapat menentukan jumlah sampel awal yang akan diteliti. Setelah penelitian sampel awal dilaksanakan 53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 dan dilakukan uji kecukupan data maka dapat ditentukan apakah masih perlu diadakan penambahan jumlah sampel yang harus diteliti. Pada penelitian ini, penulis menentukan jumlah sampel awal yang akan diteliti sebesar 2,5 % dari jumlah target produksi per harinya. Pada setiap harinya, target produksi Kajeng Handicraft adalah 400 unit puzzle, sehingga diperoleh angka 10 unit sampel. Pengamatan waktu kegiatan dilakukan oleh penulis sendiri dengan mengukur waktu pelaksanaan tiap-tiap kegiatan dengan menggunakan alat pengukur waktu yaitu Stop Watch. Waktu hasil pengukuran dicatat dan dilanjutkan pengamatan pekerjaan unit berikutnya sampai diperoleh 10 unit pengamatan. Berikut ini adalah tabel hasil pengamatan waktu kegiatan pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft : Tabel V.2 Pengamatan Waktu Kegiatan Pembuatan Puzzle pada Kajeng Handicraft Pengamatan (Detik) Kegiatan Jumlah Pemotongan 1 39,24 2 43,08 3 44,74 4 44,20 5 35,49 6 41,08 7 45,08 8 42,36 9 35,64 10 42,04 412,95 Pengemalan 34,20 30,06 30,84 30,24 25,02 32,16 30,54 29,64 27,12 24,90 294,72 Jekso 121,02 126,50 127,08 124,24 125,04 129,16 125,72 125,80 124,24 120,90 1249,7 Penyetelan 10,51 11,20 10,13 8,41 9,53 8,77 9,40 8,76 9,60 7,38 93,69 Pengeprasan 26,36 27,43 25,30 26,89 30,12 27,46 32,11 33,78 29,20 29,95 288,6 216,26 213,27 211,85 214,39 218,55 213,44 215,48 215,03 206,43 211,07 2136,37 113,28 96,06 101,78 111,54 112,50 112,39 96,30 116,39 97,46 98,20 1055,9 25,17 27,36 30,43 29,11 27,52 26,38 28,62 27,89 25,63 30,04 278,15 80,64 83,10 80,73 81,18 84,30 85,54 81,65 87,90 86,16 83,66 834,86 Pengamplasan Kasar Pembusaan Pengamplasan Halus Pengamplasan Tangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Penyemiran 69,60 68,70 70,92 70,62 67,50 72,66 68,52 66,12 69,51 68,58 692,73 Penyikatan 29,54 32,69 29,77 27,78 28,95 31,52 31,46 32,24 25,31 24,65 295,8 Sumber Data : Kajeng Handicraft b. Penentuan waktu kegiatan rata-rata (Average Time) Rata-rata waktu kegiatan diperoleh dari pembagian jumlah sepuluh kali pengamatan dengan jumlah unit pengamatan yaitu 10 unit. X = ∑X X = Waktu rata-rata setiap kegiatan ∑X = Jumlah waktu pengamatan setiap kegiatan n = Jumlah sampel n Perhitungan waktu rata-rata setiap kegiatan dalam pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft adalah sebagai berikut (data tabel V.2) : ¾ Bagian pemotongan = 39,24 + 43,08 + 44,74 + 44,20 + 35,49 + 41,08 + 45,08 + 42,36 + 35,64 + 42,04 10 = 412 , 95 10 = 41,295 detik ¾ Bagian pengemalan = 34,20 + 30,06 + 30,84 + 30,24 + 25,02 + 32,16 + 30,54 + 29,64 + 27,12 + 24,90 10 = 294 , 72 = 29,472 detik 10 ¾ Bagian jekso = 121,02 + 126,50 + 127,08 + 124,24 + 125,04 + 129,16 + 125,72 + 125,80 + 124,24 + 120,90 10 = 1.249,7 = 124,97 detik 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 ¾ Bagian penyetelan = 10,51 + 11,20 + 10,13 + 8,41 + 9,53 + 8,77 + 9,40 + 8,76 + 9,60 + 7,38 10 = 93,69 10 = 9,369 detik ¾ Bagian pengeprasan = 26,36 + 27,43 + 25,30 + 26,89 + 30,12 + 27,46 + 32,11 + 33,78 + 29,20 + 29,95 10 = 288,6 10 = 28,86 detik ¾ Bagian pengamplasan kasar = 216,26+ 213,27+ 211,85+ 214,39+ 218,55+ 213,44+ 215,48+ 215,03+ 206,43+ 211,07 10 = 2.136,37 = 213,637 detik 10 ¾ Bagian Pembusaan = 113,28 + 96,06 + 101,78 + 111,54 + 112,50 + 112,39 + 96,30 + 116,39 + 97,46 + 98,20 10 = 1.055,9 10 = 105,59 detik ¾ Bagian pengamplasan halus = 25,17 + 27,36 + 30,43 + 29,11 + 27,52 + 26,38 + 28,62 + 27,89 + 25,63 + 30,04 10 = 278,15 = 27,815 detik 10 ¾ Bagian pengamplasan tangan = 80,64 + 83,10 + 80,73 + 81,18 + 84,30 + 85,54 + 81,65 + 87,90 + 86,16 + 83,66 10 = 834,86 = 83,486 detik 10 ¾ Bagian penyemiran = 69,60 + 68,70 + 70,92 + 70,62 + 67,50 + 72,66 + 68,52 + 66,12 + 69,51 + 68,58 10 = 692,73 10 = 69,273 detik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 ¾ Bagian penyikatan = 29,54 + 32,69 + 29,77 + 27,78 + 28,95 + 31,52 + 31,46 + 32,24 + 25,31 + 26,54 10 = 295,8 = 29,58 detik 10 Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan waktu rata-rata setiap kegiatan pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft : Tabel V.3 Waktu rata-rata setiap kegiatan pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft Waktu kegiatan No. Kegiatan 1 Pemotongan 41,295 2 Pengemalan 29,472 3 Jekso 124,97 4 Penyetelan 9,369 5 Pengeprasan 28,86 6 Pengamplasan Kasar 213,637 7 Pembusaan 105,59 8 Pengamplasan Halus 27,815 9 Pengamplasan Tangan 83,486 19 Penyemiran 69,273 11 Penyikatan 29,58 rata-rata (Detik) Sumber Data : Data Yang Diolah c. Uji kecukupan data Penentuan cukup tidaknya sampel yang sudah diambil untuk mewakili populasi yang ada tergantung apakah waktu rata-rata setiap kegiatan adalah representative untuk waktu yang nyata. Hal ini dilakukan karena waktu siklus produksi berbeda-beda sehingga perlu dihitung waktu siklus produksi secukupnya untuk mendapatkan estimasi waktu rata-rata yang valid. Dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 studi waktu penentuan jumlah sampel yang mencukupi merupakan syarat agar sampel dapat representative. Besarnya sampel yang harus diamati dapat dilakukan dengan menghitung deviasi standard dari masing-masing kegiatan yang diamati. Untuk mencari deviasi standar digunakan rumus sebagai berikut : ∑ (X − X) s = 2 n −1 Sedangkan untuk mencari koefisien variasi (CV) dari setiap kegiatan digunakan rumus sebagai berikut : CV = s X Perhitungan koefisien variasi untuk setiap kegiatan pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft adalah sebagai berikut : ¾ Bagian pemotongan (39,24− 41,295)2 + (43,08− 41,295)2 + (44,74− 41,295)2 + (44,20− 41,295)2 + 35,49− 41,295)2 + s= (41,08 − 41,295) 2 + (45,08 − 41,295) 2 + (42,36 − 41,295) 2 + (35,64 − 41,295) 2 +(42,04 − 41,295) 2 10 − 1 ( − 2 , 055 ) 2 + (1, 785 ) 2 + ( 3, 445 ) 2 + ( 2 ,905 ) 2 + ( − 5 ,805 ) 2 + ( − 0 , 215 ) 2 + ( 3, 785 ) 2 + = (1, 065 ) 2 + ( − 5 , 655 ) 2 + ( 0 , 745 ) 2 9 4,223025 + 3,186225 + 11,868025 + 8,439025 + 33,698025 + 0,046225 + = 14 ,326225 + 1,134225 + 31,979025 + 0 ,555025 9 = 109,45505 9 CV = 3 , 48735891 41 , 295 = 12,1616722 2 = 3,487358918 detik = 0,084449907 = 0,09 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 ¾ Bagian Pengemalan (34,20− 29,472)2 + (30,06− 29,472)2 + (30,84− 29,472)2 + (30,24− 29,472)2 + (25,02− 29,472)2 + s= (32,16 − 29,472) 2 + (30,54 − 29,472) 2 + (29,64 − 29,472) 2 + (27,12 − 29,472) 2 + (24,90 − 29,472) 2 10 − 1 (4,728)2 + (0,588)2 + (1,368)2 + (0,768)2 + (−4,452)2 + (2,688)2 + (1,068)2 + = (0,168) 2 + (−2,352) 2 + (−4,572) 2 9 22,353984 = 1,140624 = 79,81056 9 + 0,345744 + 0,028224 = + 1,871424 + 5,531904 8,86784 + 0,589824 + 19,820304 + 7,225344 + + 20,903184 9 = 2,977891872 detik CV = 2,97789187 2 = 0,10104139 = 0,10 29,472 ¾ Bagian jekso (121,02 − 124,97) 2 + (126,50 − 124,97) 2 + (127,08 − 124,97) 2 + (124,24 − 124,97) 2 + (125,04 − 124 ,97 ) 2 + (129 ,16 − 124 ,97 ) 2 + (125,72 − 124 ,97 ) 2 + (125,80 − 124 ,97 ) 2 + s= = = = (124 ,24 − 124 ,97 ) 2 + (120 ,90 − 124 ,97 ) 2 10 − 1 (−3,95)2 + (1,53)2 + (2,11)2 + (−0,73)2 + (0,07)2 + (4,19)2 + (0,75)2 + (0,83)2 + (−0,73)2 + (−4,07)2 9 15,6025 + 2,3409 + 4,4521 + 0,5329 + 0,0049 + 17,5561 + 0 ,5626 + 0 , 6889 + 0 , 5329 + 16 , 5649 9 58,8386 9 = 6,53762222 2 = 2,556877436 detik CV = 2,55687743 6 = 0,020459929 = 0,02 124,97 ¾ Bagian penyetelan (10,51 − 9,369) 2 + (11,20 − 9,369) 2 + (10,13 − 9,369) 2 + (8,41 − 9,369) 2 + (9,53 − 9,369) 2 + s= (8,77 − 9,369 ) 2 + (9,40 − 9,369 ) 2 + (8,76 − 9,369 ) 2 + (9,60 − 9,369 ) 2 + (7,38 − 9,369 ) 2 10 − 1 (1,141) 2 + (1,831) 2 + (0,761) 2 + ( −0,959) 2 + (0,161) 2 + ( −0,599) 2 + = (0,031) 2 + ( −0,609) 2 + (0,231) 2 + ( −1,989) 2 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 1,301881 + 3,352561 + 0,579121 + 0,919681 + 0,025921 + 0,358801 + = 0 , 000961 + 0 ,370881 + 0 , 053361 + 3,95612 9 = 10,91929 9 = 1,21325444 4 = 1,1014783 detik CV = 1,1014783 9 , 369 = 0,117566261 = 0,12 ¾ Bagian pengeprasan (26,36 − 28,86)2 + (27,43 − 28,86)2 + (25,30 − 28,86)2 + (26,89 − 28,86)2 + (30,12 − 28,86)2 + 2 2 2 2 2 s = (27,46 − 28,86) + (32,11 − 28,86) + (33,78 − 28,86) + (29,20 − 28,86) + (29,95 − 28,86) 10 − 1 = (−2,5)2 + (−1,43) 2 + (−3,56) 2 + (−1,97)2 + 1,26) 2 + (−1,4)2 + (3,25) 2 + (4,92)2 + (0,34) 2 + (1,09) 2 9 6 , 25 + 2 , 0449 + 12 , 6736 + 3 ,8809 + 1, 5876 + 1, 96 + 10 , 5625 + = 24 , 2064 + 0 ,1156 + 1,1881 9 = 64 , 4696 9 = CV = 2 , 676432119 7 ,163288889 = 2,676432119 detik = 0,092738465 = 0,09 28 , 86 ¾ Bagian pengamplasan kasar (216,26 − 213,637)2 + (213,27 − 213,637)2 + (211,85 − 213,637)2 + (214,39 − 213,637)2 + (218,55 − 213,637)2 + (213,44 − 213,637)2 + (215,48 − 213,637)2 + (215,03 − 213,637)2 + s= (206,43 − 213,637)2 + (211,07 − 213,637)2 10 − 1 ( 2 , 623 ) 2 + ( − 0 ,367 ) 2 + ( − 1, 787 ) 2 + ( 0 , 753 ) 2 + ( 4 , 913 ) 2 + ( − 0 ,197 ) 2 + (1,843 ) 2 + = 1,393 ) 2 + ( − 7 , 207 ) 2 + ( − 2 ,567 ) 2 9 6 ,880129 + 0 ,134689 + 3 ,193369 + 0 ,567009 + 24 ,137569 + 0 , 038809 + = 3 , 396649 + 1, 940449 + 51 , 940849 + 6 , 589489 9 = 98 , 81901 9 CV = 3 , 313591707 213 , 637 = 10 , 97989 = 3,313591707 detik = 0,015510383 = 0,02 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 ¾ Bagian pembusaan (113 , 28 − 105 ,59 ) 2 + (96 ,06 − 105 ,59 ) 2 + (101 ,78 − 105 ,59 ) 2 + (111 ,54 − 105 ,59 ) 2 + (112 ,50 − 105 ,59 ) 2 + (112 ,39 − 105 ,59 ) 2 + (96 ,30 − 105 ,59 ) 2 + (116 ,39 − 105 ,59 ) 2 + s= (97 , 46 − 105 ,59 ) 2 + (98 , 20 − 105 ,59 ) 2 10 − 1 ( 7 , 69 ) 2 + ( − 9 , 53 ) 2 + ( − 3 , 81 ) 2 + ( 5 , 95 ) 2 + ( 6 , 91 ) 2 + ( 6 ,8 ) 2 + ( − 9 , 29 ) 2 + = (10 , 8 ) 2 + ( − 8 ,13 ) 2 + ( − 7 , 39 ) 2 9 = = 59 ,1361 + 90 ,8209 + 14 , 5161 + 35 , 4025 + 47 , 7481 + 46 , 24 + 86 , 3041 + 116 , 64 + 66 , 0969 + 54 , 621 9 617 , 5168 9 = CV = 8 , 283295104 105 , 59 68 , 61297778 = 8,283295104 detik = 0,078447723 = 0,08 ¾ Bagian pengamplasan halus ( 25 ,17 − 27 ,815 ) 2 + ( 27 ,36 − 27 ,815 ) 2 + ( 30 , 43 − 27815 ) 2 + ( 29 ,11 − 27 ,815 ) 2 + ( 27 ,52 − 27 ,815 ) 2 + ( 26 ,38 − 2 ,815 ) 2 + ( 28 , 62 − 27 ,815 ) 2 + ( 27 ,89 − 27 ,815 ) 2 + s= ( 25 , 63 − 27 ,815 ) 2 + ( 30 , 04 − 27 ,815 ) 2 10 − 1 ( −2,645 ) 2 + ( −0,455 ) 2 + ( 2,615 ) 2 + (1,295 ) 2 + ( −0,295 ) 2 + ( −1,435 ) 2 + ( 0,805 ) 2 + = (0,075 ) 2 + ( −2,185 ) 2 + ( 2,225 ) 2 9 = = 6 ,996025 + 0 , 207025 + 6 ,838225 + 1, 677025 + 0 , 087025 + 2 , 059225 + 0 , 648025 + 0 , 005625 + 4 , 774225 + 4 ,950625 9 28 , 24305 9 CV = 1, 771473022 27 ,815 = 3 ,138116667 = 1,771473022 detik = 0,063687687 = 0,06 ¾ Bagian pengamplasan tangan (80 , 64 − 83 , 486 ) 2 + (83 ,10 − 83 , 486 ) 2 + (80 , 73 − 83 , 486 ) 2 + ( 81 ,18 − 83 , 486 ) 2 + (84 ,30 − 83 , 486 ) 2 + (85 ,54 − 83 , 486 ) 2 + (81 , 65 − 83 , 486 ) 2 + (87 ,90 − 83 , 486 ) 2 + s= (86 ,16 − 83 , 486 ) 2 + (83 , 66 − 83 , 486 ) 2 10 − 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 ( − 2 ,846 ) 2 + ( − 0 ,386 ) 2 + ( − 2 , 756 ) 2 + ( − 2 ,306 ) 2 + ( 0 ,814 ) 2 + ( 2 , 054 ) 2 + = ( − 1,836 ) 2 + ( 4 , 414 ) 2 + ( 2 , 674 ) 2 + ( 0 ,174 ) 2 9 8 , 099716 + 0 ,148996 + 7 , 595536 + 5 , 317636 + 0 , 662596 + 4 , 218916 + = 3 , 370896 + 19 , 483396 + 7 ,150276 + 0 , 030276 9 = 56 , 07824 9 CV = = 6 , 230915556 = 2,496180193 detik 2,496180193 = 0,029899386 = 0,03 83,486 ¾ Bagian penyemiran (69,60 − 69,273) 2 + (68,70 − 69,273) 2 + (70,92 − 69,273) 2 + (70,62 − 69,273) 2 + (67 ,50 − 69,273) 2 + (72,66 − 69,273) 2 + (68,52 − 69,273) 2 + (66,12 − 69,273) 2 + s= (69,51 − 69,273) 2 + (68,58 − 69,273) 2 10 − 1 ( 0 , 327 ) 2 + ( − 0 , 573 ) 2 + (1 , 647 ) 2 + (1 , 347 ) 2 + ( − 1 , 773 ) 2 + ( 3 , 387 ) 2 + = = = CV = ( − 0 , 753 ) 2 + ( − 3 ,153 ) 2 + ( 0 , 237 ) 2 + ( − 0 , 693 ) 2 9 0 ,106929 + 0 ,328329 + 2 , 712609 + 1,814409 + 3,143529 + 11, 471769 + 0 ,567009 + 9 ,941409 + 0 ,056169 + 0 , 480249 9 30 , 62241 9 = 3,40249 = 1,844583964 detik 1,844583964 = 0,026627747 = 0,03 69,273 ¾ Bagian penyikatan (29,54 − 29,58)2 + (32,69 − 29,58)2 + (29,77 − 29,58)2 + (27,78 − 29,58)2 + (28,95 − 29,58)2 + s= (31,52 − 29,58)2 + (31,46 − 29,58)2 + (32,24 − 29,58)2 + (25,31− 29,58)2 + (26,54 − 29,58)2 10 − 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 = (−0,04) + (3,11) + (0,19) + (−1,8) + (−0,63) + (1,94) + (1,88) + (2,66) + (−4,27) + (−3,04) 9 = 0 , 0016 + 9 , 6721 7 , 0756 + 18 , 2329 + 0 , 0361 + 3 , 24 + 0 , 3969 + 9 , 2416 9 = 55 ,1948 = 9 6 ,132755556 = 2,476440097 detik + 3 , 7636 + 3 , 5344 + PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 CV = 2 , 476440097 29 , 58 = 0,083720084 = 0,08 Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan koefisien variasi setiap kegiatan pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft : Tabel V.4 Penghitungan Koefisien Variasi Untuk Setiap Kegiatan Pembuatan Puzzle Pada Kajeng Handicraft No. Kegiatan Rata-rata (Detik) Stdv (Detik) Koefisien Besar Variasi sampel (Stdv/Rata- yang rata) dibutuhkan 1 Pemotongan 41,295 3,487358918 0,09 12 2 Pengemalan 29,472 2,977891872 0,10 15 3 Jekso 124,97 2,556877436 0,02 1 4 Penyetelan 9,369 1,1014783 0,12 17 5 Pengeprasan 28,86 2,676432119 0,09 12 6 Pengamplasan Kasar 213,637 3,313591707 0,02 1 7 Pembusaan 105,59 8,283295104 0,08 9 8 Pengamplasan Halus 27,815 1,771473022 0,06 5 9 Pengamplasan Tangan 83,486 2,496180193 0,03 1 10 Penyemiran 69,273 1,844583964 0,03 1 11 Penyikatan 29,58 2,476440097 0,08 9 Sumber Data : Data Yang Diolah Besarnya sampel yang dibutuhkan dapat dilihat dengan membandingkan koefisien variasi dengan Bagan Ukuran Sampel (dapat dilihat pada lampiran) yang disusun oleh T. Hani Handoko. Dengan koefisien variasi seperti di atas maka masih perlu untuk diadakan penambahan jumlah sampel pada beberapa kegiatan, tetapi mengingat keterbatasan waktu yang diberikan oleh perusahaan dalam mengadakan penelitian maka penambahan pengamatan tersebut tidak dapat dilaksanakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 d. Penghitungan waktu normal (Normal Time : NT) Penghitungan waktu normal dilakukan dengan mengalikan antara rata-rata waktu setiap kegiatan dengan tingkat kecakapan (Rating Factor : RF) yang ditentukan oleh penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi serta kemampuan kerja karyawan. Penilaian tingkat kecakapan karyawan ini bertujuan untuk penyesuaian, dimana sering kali karyawan bekerja secara tidak wajar, baik karena terlalu cepat maupun terlalu lambat. Penilaian dilakukan oleh penulis dengan mengamati proses kerja masing-masing karyawan untuk melihat faktor-faktor yang dapat diamati yang merupakan penentu dalam menentukan kelas mereka dan dapat menentukan skor faktorfaktor penilaian. Untuk lebih jelasnya pengamatan dalam menentukan performance karyawan ini dapat dilihat pada lampiran. Tingkat kecakapan (rating factor) karyawan ini dipengaruhi oleh performance masing-masing karyawan yang mengerjakan pekerjaan tersebut. Berikut ini adalah tabel penilaian rata-rata performance tenaga kerja dalam menghitung rating factor menurut cara Westinghouse pada masing-masing kegiatan dalam pembuatan puzzle (data lampiran 2,3 dan 4): Tabel V.5 Penilaian Rata-rata Performance Tenaga Kerja Pembuatan Puzzle No. Kegiatan skill Usaha Kondisi kerja Konsistensi Jumlah 1 Pemotongan 0,06 0,075 0,02 0,01 0,165 2 Pengemalan 0,05 0,04 0,02 0,01 0,12 3 Jekso 0,07 0,05 0,02 0,01 0,15 4 Penyetelan 0,057 0,02 0,02 0,01 0,107 5 Pengeprasan 0,11 0,05 0,02 0,01 0,19 6 Pengamplasan Kasar 0,08 0,08 0,02 0,01 0,19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 7 Pembusaan 0,11 0,05 0,02 0,01 0,19 8 Pengamplasan Halus 0,046 0,03 0,02 0,01 0,106 9 Pengamplasan Tangan 0,04 0,05 0,02 0,01 0,12 10 Penyemiran 0,08 0,032 0,02 0,01 0,142 11 Penyikatan 0,085 0,02 - 0,03 0,01 0,085 Sumber Data : Data Yang Diolah Setelah dilakukan penilaian rata-rata performance karyawan masingmasing kegiatan, maka dapat diketahui jumlah penyesuaian yang akan dipakai dalam menentukan besarnya Rating Factor karyawan. Cara mencari Rating factor adalah jumlah performance ditambah 1 (+ 1). Untuk menghitung waktu normal digunakan rumus : Waktu normal = Waktu kegiatan rata-rata (data tabel V.3) x Rating factor (data tabel V.5) Contoh penghitungan waktu normal dalam pembuatan puzzle : ¾ Bagian pemotongan waktu normal = 41,295 x 1,165 = 48,108675 detik ¾ Bagian pengemalan waktu normal = 29,472 x 1,12 = 33,00864 detik ¾ Bagian jekso waktu normal = 124,97 x 1,15 = 143,7155 detik ¾ Bagian penyetelan waktu normal = 9,369 x 1,107 = 10,371483 detik ¾ Bagian pengeprasan waktu normal = 28,86 x 1,19 = 34,3434 detik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 ¾ Bagian pengamplasan kasar waktu normal = 213,637 x 1,19 = 254,22803 detik ¾ Bagian pembusaan waktu normal = 105,59 x 1,19 = 125,6521 detik ¾ Bagian pengamplasan halus waktu normal = 27,815 x 1,106 = 30,76339 detik ¾ Bagian pengamplasan tangan waktu normal = 83,486 x 1,12 = 93,50432 detik ¾ Bagian Penyemiran waktu normal = 69,273 x 1,142 = 79,109766 detik ¾ Bagian penyikatan waktu normal = 29,58 x 1,085 = 32,0943 detik Dan berikut ini adalah tabel penghitungan waktu normal kegiatan dalam pembuatan puzzle : Tabel V.6 penghitungan waktu normal kegiatan-kegiatan pembuatan puzzle No. Kegiatan jumlah rata-rata waktu penilaian pengamatan performance (Detik) Rating Factor waktu normal (Detik) 1 Pemotongan 0,165 41,295 1,165 48,108675 2 Pengemalan 0,12 29,472 1,12 33,00864 3 Jekso 0,15 124,97 1,15 143,7155 4 Penyetelan 0,107 9,369 1,107 10,371483 5 Pengeprasan 0,19 28,86 1,19 34,3434 6 Pengamplasan Kasar 0,19 213,637 1,19 254,22803 7 Pembusaan 0,19 105,59 1,19 125,6521 8 Pengamplasan Halus 0,106 27,815 1,106 30,76339 9 Pengamplasan Tangan 0,12 83,486 1,12 93,50432 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 10 Penyemiran 0,142 69,273 1,142 79,109766 11 Penyikatan 0,085 29,58 1,085 32,0943 Sumber Data : Data Yang Diolah e. Penentuan Waktu Standar Penentuan waktu standar menggunakan studi waktu (time study) yang diperoleh melalui penambahan waktu normal dengan waktu cadangan (allowance). Waktu cadangan (allowance) ditentukan berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Westinghouse dan waktu cadangan akan ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor yang memiliki standar untuk melakukan penilaian. Berikut ini adalah tabel penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kelonggaran (allowance) masing-masing kegiatan dalam pembuatan puzzle (data lampiran 5) : Tabel V.7 Persentase Penilaian Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kelonggaran dalam pembuatan puzzle No Kegiatan TYD SK GK KM KTTK KA Kepri Jumlah 1 Pemotongan 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295 2 Pengemalan 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295 3 Jekso 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295 4 Penyetelan 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295 5 Pengeprasan 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,02 0,05 0,265 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,02 0,05 0,265 6 7 8 9 10 Pengamplasan Kasar Pembusaan Pengamplasan Halus Pengamplasan Tangan Penyemiran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 11 Penyikatan 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,02 0,05 0,265 Sumber Data : Data Yang Diolah Keterangan : TYD : Tenaga Yang Dikeluarkan SK : Sikap Kerja GK : Gerakan Kerja KM : Kelelahan Mata KTTK : Keadaan Temperatur Tempat Kerja KA : Keadaan Atmosfir KEPRI : Keperluan Pribadi Setelah dilakukan penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kelonggaran masing-masing kegiatan, selanjutnya dapat dihitung besarnya waktu cadangan dan waktu standar dari masing-masing kegiatan. waktu cadangan = waktu normal (data tabel V.6) x jumlah kelonggaran (data tabel V.7) waktu standar = waktu normal (data tabel V.6) + waktu cadangan Perhitungan waktu cadangan dan waktu standar untuk setiap kegiatan pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft : ¾ Bagian pemotongan waktu cadangan = 48,108675 x 0,295 = 14,19205913 detik waktu standar = 48,108675 + 14,19205913 = 62,30073413 detik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 ¾ Bagian pengemalan waktu cadangan = 33,00864 x 0,295 = 9,7375488 detik waktu standar = 33,00864 + 9,7375488 = 42,7461888 detik ¾ Bagian jekso waktu cadangan = 143,7155 x 0,295 = 42,3960725 detik waktu standar = 143,7155 + 42,3960725 = 186,1115725 detik ¾ Bagian penyetelan waktu cadangan = 10,371483 x 0,295 = 3,059587485 detik waktu standar = 10,371483 + 3,059587485 = 13,43107049 detik ¾ Bagian pengeprasan waktu cadangan = 34,3434 x 0,295 = 10,131303 detik waktu standar = 34,3434 + 10,131303 = 44,474703 detik ¾ Bagian pengamplasan kasar waktu cadangan = 254,22803 x 0,295 = 74,99726885 detik waktu standar = 254,22803 + 74,99726885 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 = 329,2252989 detik ¾ Bagian pembusaan waktu cadangan = 125,6521 x 0,295 = 37,0673695 detik waktu standar = 125,6521 + 37,0673695 = 162,7194695 detik ¾ Bagian pengamplasan halus waktu cadangan = 30,76339 x 0,295 = 9,07520005 detik waktu standar = 30,76339 + 9,07520005 = 39,83859005 detik ¾ Bagian pengamplasan tangan waktu cadangan = 93,50432 x 0,265 = 24,7786448 detik waktu standar = 93,50432 + 24,7786448 = 118,2829648 detik ¾ Bagian penyemiran waktu cadangan = 79,109766 x 0,265 = 20,96408799 detik waktu standar = 79,109766 + 20,96408799 = 100,073854 detik ¾ Bagian penyikatan waktu cadangan = 32,0943 x 0,265 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 = 8,5049895 detik waktu standar = 32,0943 + 8,5049895 = 40,5992895 detik Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan waktu standar setiap kegiatan pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft : Tabel V.8 Penghitungan waktu standar setiap kegiatan pembuatan puzzle Pada Kajeng Handicraft Waktu No. Kegiatan normal (Detik) Jumlah Waktu cadangan kelonggaran (Detik) Waktu standar (Detik) 1 Pemotongan 48,108675 0,295 14,19205913 62,30073413 2 Pengemalan 33,00864 0,295 9,7375488 42,7461888 3 Jekso 143,7155 0,295 42,3960725 186,1115725 4 Penyetelan 10,371483 0,295 3,059587485 13,43107049 5 Pengeprasan 34,3434 0,295 10,131303 44,474703 6 Pengamplasan Kasar 254,22803 0,295 74,99726885 329,2252989 7 Pembusaan 125,6521 0,295 37,0673695 162,7194695 8 Pengamplasan Halus 30,76339 0,295 9,07520005 39,83859005 9 Pengamplasan Tangan 93,50432 0,265 24,7786448 118,2829648 10 Penyemiran 79,109766 0,265 20,96408799 100,073854 11 Penyikatan 32,0943 0,265 8,5049895 40,5992895 Sumber Data : Data Yang Diolah 2. Penyusunan urut-urutan kegiatan Untuk mengetahui total waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pembuatan puzzle, maka kegiatan-kegiatan disusun menjadi sebuah jaringan kerja. Sebelum menyusun sebuah jaringan kerja perlu dilakukan pengurutan setiap kegiatan yang ada sesuai dengan urut-urutan pelaksanaan kegiatan berdasarkan logika ketergantungan masing-masing kegiatan. Logika yang dimaksud dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 sebuah jaringan kerja adalah suatu kegiatan akan dapat dilaksanakan apabila kegiatan lain yang mendahuluinya sudah selesai dilaksanakan. Dengan kata lain, saat akhir suatu kegiatan merupakan awal pelaksanaan dari kegiatan lainnya dan kemudian ada kemungkinan bahwa beberapa kegiatan dapat dilaksanakan secara bersama-sama tanpa mengganggu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan. Sesuai logika ketergantungan tersebut di atas, pada tabel berikut ini disampaikan urut-urutan kegiatan dalam pembuatan puzzle berdasarkan observasi yang dilakukan penulis : Tabel V.9 Urut-urutan kegiatan dalam proses pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft Kegiatan No. Kegiatan Kode 1 Pemotongan A - 2 Pengemalan B A 3 Jekso C B 4 Penyetelan D C 5 Pengeprasan E D 6 Pengamplasan Kasar F E 7 Pembusaan G F 8 Pengamplasan Halus H G 9 Pengamplasan Tangan I H 10 Penyemiran J I 11 Penyikatan K J sebelumnya Sumber Data : Data Yang Diolah 3. Penyusunan jaringan kerja atau Network Langkah selanjutnya untuk mencari jalur kritis dan waktu kritis dapat dilakukan dengan menggunakan diagram jaringan kerja atau network. Diagram jaringan kerja ini berfungsi untuk mengetahui efisiensi dari perencanaan waktu pelaksanaan produksi yang dipakai perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 a. Rekapitulasi kegiatan dan waktu pelaksanaan Setelah data urut-urutan kegiatan serta waktu masing-masing kegiatan dibuat maka langkah selanjutnya adalah menyusun bagan diagram jaringan kerja (network). Perlu disusun rekapitulasi dari keseluruhan kegiatan dan waktu masing-masing kegiatan. Pada tabel berikut ini disusun rekapitulasi dari keseluruhan kegiatan dan waktu untuk menyusun bagan diagram jaringan kerja (network). Waktu yang dipakai disini adalah pembulatan dari waktu standar untuk memudahkan proses penghitungan selanjutnya. Tabel V.10 Rekapitulasi seluruh kegiatan, urut-urutan dan waktu setiap kegiatan pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft No. Kegiatan Kode Kegiatan Waktu standar sebelumnya (Detik) 1 Pemotongan A - 62 2 Pengemalan B A 43 3 Jekso C B 186 4 Penyetelan D C 13 5 Pengeprasan E D 45 6 Pengamplasan Kasar F E 329 7 Pembusaan G F 163 8 Pengamplasan Halus H G 40 9 Pengamplasan Tangan I H 118 10 Penyemiran J I 100 11 Penyikatan K J 41 Sumber Data : Data Yang Diolah b. Diagram jaringan kerja Dengan menggunakan data dari tabel V.10 tersebut maka dapat disusun satu bagan diagram jaringan kerja sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 62 43 186 13 45 A B C D E F 118 H 40 G 163 K 41 J 100 I 329 Gambar V.6 : Diagram Jaringan Kerja Pembuatan Puzzle Tabel V.11 Hasil Analisis Waktu Pembuatan Puzzle pada Kajeng Handicraft Kegiatan Waktu Kegiatan ES EF LS LF Slack A 62 0 62 0 62 0 B 43 62 105 62 105 0 C 186 105 291 105 291 0 D 13 291 304 291 304 0 E 45 304 349 304 349 0 F 329 349 678 349 678 0 G 163 678 841 678 841 0 H 40 841 881 841 881 0 I 118 881 999 881 999 0 J 100 999 1099 999 1099 0 K 41 1099 1140 1099 1140 0 Sumber Data : Data Yang Diolah c. Jalur kritis dan waktu kritis Jalur kritis dan waktu kritis dapat ditentukan dengan mencari jalur terpanjang pada diagram jaringan kerja atau dapat ditentukan dari kegiatan- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 kegiatan yang mempunyai kelonggaran (slack) 0. Berikut ini adalah penghitungan waktu pada jalur-jalur yang ada pada diagram jaringan kerja : A – B –C – D –E – F – G – H – I – J – K Waktu kegiatan yang dibutuhkan untuk pembuatan satu unit puzzle adalah 1.140 detik atau 19 menit. 4. Analisis biaya Biaya yang dianalisis dalam analisis biaya pembuatan puzzle adalah biaya tenaga kerja langsung dimana biaya-biaya lain-lain yang terkait dengan pembuatan puzzle diasumsikan tidak akan mengalami perubahan dengan diadakannya analisis network, oleh karena itu tidak disertakan dalam analisis biaya. a. Biaya tenaga kerja langsung menurut perusahaan Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang berhubungan dengan pembuatan puzzle. Kegiatan-kegiatan dalam pembuatan puzzle dilakukan oleh tenaga kerja yang memiliki tingkat upah, target output per hari serta sistem pengupahan yang berbeda, sehingga penulis akan mengkonversikan biaya tenaga kerja langsung kegiatan-kegiatan ini ke dalam biaya per unit produksi. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi biaya tenaga kerja langsung menurut perusahaan dengan waktu penyelesaian produksi selama 30 menit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Tabel V.12 Biaya tenaga kerja langsung per unit dalam pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft Tenaga kerja No. Kegiatan jumlah (orang) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Pemotongan Pengemalan Jekso Penyetelan Pengeprasan Pengamplasan Kasar Pembusaan Pengamplasan Halus Pengamplasan Tangan Penyemiran Penyikatan upah per hari (Rp) jumlah produksi jumlah X upah per hari upah total per (unit) biaya per unit hari(Rp) 1 25.000 25.000 52.000 400 130 1 27.000 27.000 1 18.000 18.000 58.000 400 145 2 20.000 40.000 1 21.000 21.000 46.000 400 115 1 25.000 25.000 1 25.000 25.000 90.000 400 225 1 30.000 30.000 1 35.000 35.000 1 20.000 20.000 20.000 400 50 1 20.000 20.000 20.000 400 50 1 26.000 26.000 26.000 400 65 1 14.000 14.000 88.000 400 220 1 15.000 15.000 1 17.500 17.500 2 20.000 40.000 2 12.500 25.000 70.000 400 175 3 15.000 45.000 2 12.500 25.000 70.000 400 175 3 15.000 45.000 1 13.000 13.000 28.000 400 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 1 15.000 15.000 TOTAL 1.420 Sumber Data : Data Yang Diolah b. Biaya tenaga kerja langsung menurut analisis network Biaya tenaga kerja langsung menurut analisis network diperoleh melalui perbandingan antara waktu tiap departemen yang ditentukan oleh analisis network. Waktu yang ditentukan oleh Kajeng Handicraft untuk memproduksi satu unit puzzle adalah 30 menit, sedangkan menurut analisis network waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit puzzle adalah 19 menit , maka biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dihitung melalui proses sebagai berikut : Agar dapat menghitung biaya menurut analisis network maka biaya tenaga kerja kegiatan-kegiatan menurut perusahaan harus dirubah ke dalam biaya tenaga kerja tiap-tiap departemen dan waktu standar kegiatan-kegiatan menurut analisis network harus dirubah ke dalam waktu standar tiap-tiap departemen serta merubah satuan waktu standar menurut perusahaan yaitu dari satuan menit menjadi satuan detik. Berikut ini adalah tabel proses penghitungan hal-hal yang dimaksud di atas : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Tabel V.13 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Tiap-tiap Bagian, Waktu Standar Perusahaan Ke Dalam Satuan Hari dan Waktu Standar Analisis Network Tiap-tiap Bagian Analisis Perusahaan No. Kegiatan Biaya per unit (Rp) Network Waktu Waktu Waktu standar standar standar (menit) (detik) (detik) 1 Pemotongan 130 2 120 62 2 Pengemalan 145 2 120 43 3 Jekso 115 5 300 186 4 Penyetelan 225 2 120 13 5 Pengeprasan 50 2 120 45 50 7 420 329 65 3 180 163 220 2 120 40 175 2 120 118 6 7 8 9 Pengamplasan Kasar Pembusaan Pengamplasan Halus Pengamplasan Tangan 10 Penyemiran 175 2 120 100 11 Penyikatan 70 1 60 41 1.420 30 1.800 1.140 Sumber Data : Data Yang Diolah Setelah biaya tenaga kerja langsung per unit tiap kegiatan menurut perusahaan dan waktu standar tiap kegiatan menurut analisis perusahaan dan analisis network diketahui, maka biaya tenaga kerja langsung per unit menurut analisis network dapat dihitung dengan perbandingan antara waktu standar menurut analisis network dan waktu standar menurut perusahaan dikalikan dengan biaya tenaga kerja langsung tiap kegiatan menurut perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 Biaya per unit = waktu standar analisis network x biaya per unit perusahaan waktu standar perusahaan Perhitungan biaya per unit untu setiap kegiatan pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft dengan analisis network adalah sebagai berikut : ¾ Bagian pemotongan ⎛ 62 ⎞ Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.130,00 = Rp.67,17 ⎝ 120 ⎠ ¾ Bagian pengemalan ⎛ 43 ⎞ Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.145,00 = Rp.51,96 ⎝ 120 ⎠ ¾ Bagian jekso ⎛ 186 ⎞ Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.115,00 = Rp.71,30 ⎝ 300 ⎠ ¾ Bagian penyetelan ⎛ 13 ⎞ Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.225,00 = Rp.24,38 ⎝ 120 ⎠ ¾ Bagian pengeprasan ⎛ 45 ⎞ Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.50,00 = Rp.18,75 ⎝ 120 ⎠ ¾ Bagian pengamplasan kasar ⎛ 329 ⎞ Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.50,00 = Rp.39,17 ⎝ 420 ⎠ ¾ Bagian pembusaan ⎛ 163 ⎞ Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.65 = Rp.58,86 ⎝ 180 ⎠ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 ¾ Bagian pengamplasan halus ⎛ 40 ⎞ Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.220,00 = Rp.73,33 ⎝ 120 ⎠ ¾ Bagian pengamplasan tangan ⎛ 118 ⎞ Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.175,00 = Rp.145,83 ⎝ 120 ⎠ ¾ Bagian penyemiran ⎛ 100 ⎞ Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.175,00 = Rp.145,83 ⎝ 120 ⎠ ¾ Bagian penyikatan ⎛ 41 ⎞ Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.70,00 = Rp.47,83 ⎝ 60 ⎠ Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan biaya tenaga kerja langsung setiap kegiatan pembuatan puzzle menurut analisis network : Tabel V.14 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Setiap kegiatan Pembuatan Puzzle pada Kajeng Handicraft Menurut Analisis Network Perusahaan Kegiatan Analisis Network Biaya per Waktu standar Waktu standar Biaya per unit unit (Rp) (detik) (detik) (Rp) Pemotongan 130 120 62 67,17 Pengemalan 145 120 43 51,96 Jekso 115 300 186 71,30 Penyetelan 225 120 13 24,38 Pengeprasan 50 120 45 18,75 50 420 329 39,17 65 180 163 58,86 Pengamplasan Kasar Pembusaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Pengamplasan 220 120 40 73,33 175 120 118 172,08 Penyemiran 175 120 100 145,83 Penyikatan 70 60 41 47,83 JUMLAH 1.420 1.800 1.140 770,66 Halus Pengamplasan Tangan Sumber Data : Data Yang Diolah 5. Perbandingan waktu dan biaya produksi menurut perusahaan dan analisis network Perbandingan waktu dan biaya produksi menurut perusahaan dan analisis network digunakan untuk mengetahui apakah Kajeng Handicraft dalam memproduksi puzzle sudah efisien atau belum. Untuk tujuan tersebut maka diberikan tabel perbandingan waktu dan biaya produksi menurut perusahaan dan analisis network. Tabel V.15 Perbandingan Waktu dan Biaya Menurut Perusahaan dan Analisis Network Analisis Waktu produksi (detik) Biaya tenaga kerja (Rp) Perusahaan 1.800 1.420 Jaringan kerja 1.140 770,66 Selisih 660 649,34 Sumber Data : Data Yang Diolah Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa proses produksi puzzle di Kajeng Handicraft kurang efisien karena waktu yang digunakan oleh perusahaan lebih besar daripada waktu produksi yang diperoleh dari metode analisis jaringan kerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 dan biaya yang harus dikeluarkan juga lebih besar jika dibandingkan dengan biaya yang dianalisis dari jaringan kerja. 6. Percepatan produksi puzzle Percepatan produksi dalam pembuatan puzzle bertujuan untuk memperpendek waktu produksi. Memperpendek waktu produksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menambah tenaga kerja maupun dengan menambah jam kerja (lembur) karyawan bagian produksi. Tetapi perlu diingat bahwa penambahan tenaga kerja maupun penambahan jam kerja (lembur) harus memperhatikan beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan untuk menambah tenaga kerja atau menambah jam kerja. Penambahan tenaga kerja baru diperlukan jika perusahaan ingin memperpendek umur produksi dalam jangka panjang. Hal tersebut dapat diakibatkan karena bertambahnya permintaan dari bagian pemasaran. Oleh karena itu departemen produksi harus merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan jika tenaga kerja yang ada sudah tidak dapat memenuhi target produksi maka dapat merekrut tenaga kerja baru untuk ditambahkan dalam bagian pekerjaan agar proses produksi dapat dipercepat. Untuk mempercepat umur produksi jangka panjang tidak dapat dilakukan dengan penambahan jam kerja (lembur) karena akan berakibat pada tidak seimbangnya output tiap-tiap pekerjaan yang mempunyai waktu kegiatan yang berbeda-beda. Selain itu penambahan jam kerja tidak dapat dilakukan setiap hari kerja karena karyawan akan merasakan kelelahan dan pekerjaan lembur tidak dapat dipaksakan kepada karyawan karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 hal ini menyangkut hak-hak mereka dimana mereka telah melaksanakan pekerjaan mereka pada jam normal. Hal-hal yang diperhatikan dalam menambah tenaga kerja baru adalah bahwa untuk memperoleh tambahan tenaga kerja baru yang sesuai dengan kebutuhan dengan ketrampilan yang dibutuhkan akan sulit dan juga memerlukan penyesuaian untuk keharmonisan kerja dalam setiap bagian. Satu pekerjaan hanya dapat ditangani oleh bagian tertentu, karena apabila ditangani oleh bagian lain akan timbul permasalahan yaitu mengenai tanggung jawab kualitas hasil kerja serta dalam hal pemberian upah. Penambahan jam kerja (lembur) dilakukan jika perusahaan ingin mempercepat umur produksi dalam jangka pendek. Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan konsumen maupun karena permintaan bagian pemasaran menghadapi keterlambatan target penyelesaian produk atau pesanan dari konsumen dalam waktu yang lebih singkat dari pada waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam menentukan penambahan jam kerja (lembur), perusahaan menetapkan kebijakan bahwa jam lembur dilaksanakan setelah jan kerja normal yaitu dari jam 16.00 sampai dengan jam 21.00. Upah kerja yang mereka terima adalah sebesar ((gaji / 8) dikalikan 2)) per jam. Untuk bekerja lembur harus dilaksanakan oleh semua bagian kegiatan dalam proses produksi. Dari uraian di atas pihak manajemen dapat mempertimbangkan berbagai hal dalam menentukan kebijakan yang akan diambil untuk dapat mempercepat umur produksi yang berhubungan dengan jumlah tenaga kerja yang akan dipakai dan jumlah jam kerja yang harus dilakukan penambahan melalui lembur. Untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 memberikan gambaran, berikut adalah analisa percepatan umur produksi dengan menambah tenaga kerja baru pada bagian kerja serta menambah jam kerja (lembur). a. Percepatan produksi dengan menambah tenaga kerja 1) Penentuan prioritas pekerjaan yang akan dipercepat Satu hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan percepatan produksi dari waktu normal adalah dalam menentukan pekerjaan yang akan dipercepat. Pekerjaan yang akan dipercepat adalah pekerjaan yang berada pada jalur kritis, dengan demikian pekerjaan-pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan kritis. Kegiatan dikatakan kegiatan kritis apabila kegiatan tersebut memiliki kelonggaran (slack) 0 atau LS dan EF sama dengan LF dari kegiatan tersebut. Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan tabel hasil analisa jaringan kerja yang menunjukkan ES, LS, EF, LF dan besarnya kelonggaran dari masing-masing kegiatan. Tabel V.16 Penentuan Kegiatan Kritis Pembuatan Puzzle pada Kajeng Handicraft No. Kegiatan ES EF LS LF Slack 1 Pemotongan 0 62 0 62 0 2 Pengemalan 62 105 62 105 0 3 Jekso 105 291 105 291 0 4 Penyetelan 291 304 291 304 0 5 Pengeprasan 304 349 304 349 0 349 678 349 678 0 6 Pengamplasan Kasar 7 Pembusaan 678 841 678 841 0 8 Pengamplasan 841 881 841 881 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Halus 9 Pengamplasan Tangan 881 999 881 999 0 10 Penyemiran 999 1099 999 1099 0 11 Penyikatan 1099 1140 1099 1140 0 Sumber Data : Data Yang Diolah Berdasarkan tabel V.16 dapat diketahui kegiatan yang merupakan kegiatan kritis yang menjadi prioritas dalam percepatan produksi. 2) Identifikasi kegiatan-kegiatan yang dipercepat Tabel V.16 menunjukkan prioritas kegiatan yang berada pada jalur kritis dimana dapat dilakukan percepatan. Dengan menambah tenaga kerja baru pada kegiatan kerja perlu diidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang menurut perusahaan dapat dipercepat, karena walaupun kegiatan tersebut merupakan kegiatan kritis belum tentu dapat dilakukan percepatan jika sudah pada batas maksimal kapasitas produksi dan seimbang dengan kapasitas produksi bagian lain. Kegiatan yang dapat dilakukan percepatan adalah : a) Pemotongan Kegiatan pemotongan dikerjakan oleh 2 orang dengan produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 62 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka waktu pengerjaan tiap unit harus dipercepat. Untuk dapat mempercepat kegiatan tersebut maka tenaga kerja yang diperlukan adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 500 unit X 2 orang = 2,5 orang (dibulatkan menjadi 3 orang) 400 unit Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar : (Dalam 1 hari kerja ada 7 jam = 25.200 detik) 25.200detik = 50,4 detik 500unit Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan : 1 X Rp.25.000,00 = Rp.27.000,00 Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 2 orang tenaga kerja adalah Rp.130,00 per unit dan jika perusahaan melakukan percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per unit adalah : (1 X Rp.25.000,00) + (2 X Rp.27.000,00) = Rp.158,00 per unit 500 Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah : Rp.158,00 - Rp.130,00 = Rp.28,00 per unit b) Pengemalan Kegiatan pengemalan dikerjakan oleh 3 orang dengan produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 43 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan adalah : 500 unit X 3 orang = 3,75 orang (dibulatkan menjadi 4 orang) 400 unit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar : 25.200detik = 50,4 detik 500unit Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan : 1 X Rp.20.000,00 = Rp.20.000,00 Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 3 orang tenaga kerja adalah Rp.145,00 per unit dan jika perusahaan melakukan percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per unit adalah : (1 x Rp. 18.000,00) + (2 x Rp. 20.000,00) = Rp.156,00 per unit 500 Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah : Rp.156,00 - Rp.145,00 = Rp.11,00 per unit c) Jekso Kegiatan jekso dikerjakan oleh 2 orang dengan produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 186 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka waktu pengerjaan tiap unit harus dipercepat. Untuk dapat mempercepat kegiatan tersebut maka tenaga kerja yang diperlukan adalah : 500 unit X 2 orang = 2,5 orang (dibulatkan menjadi 3 orang) 400 unit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar : 25.200detik = 50,4 detik 500unit Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan : 1 X Rp.25.000,00 = Rp.25.000,00 Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 2 orang tenaga kerja adalah Rp.115,00 per unit dan jika perusahaan melakukan percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per unit adalah : (1 X Rp.22.000,00) + (2 X Rp.25.000,00) = Rp.142,00 per unit 500 Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah : Rp.142,00 - Rp.115,00 = Rp.27,00 per unit d) Penyetelan Kegiatan penyetelan dikerjakan oleh 3 orang dengan produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 13 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan adalah : 500 unit X 3 orang = 3,75 orang (dibulatkan menjadi 4 orang) 400 unit Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 25.200detik = 50,4 detik 500unit Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan : 1 X Rp.35.000,00 = Rp.35.000,00 Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 3 orang tenaga kerja adalah Rp.225,00 per unit dan jika perusahaan melakukan percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per unit adalah : = (1 x Rp. 25.000,00) + (1 x Rp. 30.000,00) + (2 x Rp.35.000,00) 500 = Rp.250,00 per unit Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah : Rp.250,00 - Rp.225,00 = Rp.25,00 per unit e) Pengeprasan Kegiatan pengeprasan dikerjakan oleh 1 orang dengan produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 45 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan adalah : 500 unit X 1 orang = 1,25 orang (dibulatkan menjadi 1 orang) 400 unit Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari belum diperlukan tambahan tenaga kerja pada kegiatan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 f) Pengamplasan kasar Kegiatan pengamplasan kasar dikerjakan oleh 1 orang dengan produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 329 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan adalah : 500 unit X 1 orang = 1,25 orang (dibulatkan menjadi 1 orang) 400 unit Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari belum diperlukan tambahan tenaga kerja pada kegiatan tersebut. g) Pembusaan Kegiatan pembusaan dikerjakan oleh 1 orang dengan produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 163 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan adalah : 500 unit X 1 orang = 1,25 orang (dibulatkan menjadi 1 orang) 400 unit Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari belum diperlukan tambahan tenaga kerja pada kegiatan tersebut. h) Pengamplasan halus Kegiatan pengamplasan halus dikerjakan oleh 5 orang dengan produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 40 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan adalah : 500 unit X 5 orang = 6,25 orang (dibulatkan menjadi 6 orang) 400 unit Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar : 25.200detik = 50,4 detik 500unit Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan : 1 X Rp.20.000,00 = Rp.20.000,00 Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 5 orang tenaga kerja adalah Rp.220,00 per unit dan jika perusahaan melakukan percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per unit adalah : = (1xRp.14.000)+(1xRp.15.000)+(1xRp.17.500)+(3xRp.20.000) 500 = Rp.213,00 per unit Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah : Rp.213,00 - Rp.220,00 = - Rp.7,00 per unit i) Pengamplasan tangan Kegiatan pengamplasan tangan dikerjakan oleh 5 orang dengan produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 118 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka waktu pengerjaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 tiap unit harus dipercepat. Untuk dapat mempercepat kegiatan tersebut maka tenaga kerja yang diperlukan adalah : 500 unit X 5 orang = 6,25 orang (dibulatkan menjadi 6 orang) 400 unit Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar : 25.200detik = 50,4 detik 500unit Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan : 1 X Rp.15.000,00 = Rp.15.000,00 Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 5 orang tenaga kerja adalah Rp.175,00 per unit dan jika perusahaan melakukan percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per unit adalah : (2 X Rp12.500,00) + (4 X Rp.15.000) = Rp.170,00 per unit 500 Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah : Rp.170,00 - Rp.175,00 = - Rp.5,00 per unit j) Penyemiran Kegiatan pengamplasan tangan dikerjakan oleh 5 orang dengan produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 100 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka waktu pengerjaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 tiap unit harus dipercepat. Untuk dapat mempercepat kegiatan tersebut maka tenaga kerja yang diperlukan adalah : 500 unit X 5 orang = 6,25 orang (dibulatkan menjadi 6 orang) 400 unit Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar : 25.200detik = 50,4 detik 500unit Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan : 1 X Rp.15.000,00 = Rp.15.000,00 Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 5 orang tenaga kerja adalah Rp.175,00 per unit dan jika perusahaan melakukan percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per unit adalah : (2 X Rp12.500,00) + (4 X Rp.15.000) = Rp.170,00 per unit 500 Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah : Rp.170,00 - Rp.175,00 = - Rp.5,00 per unit k) Penyikatan Kegiatan penyikatan oleh 2 orang dengan produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 41 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 500 unit X 2 orang = 2,5 orang (dibulatkan menjadi 3 orang) 400 unit Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar : 25.200detik = 50,4 detik 500unit Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan : 1 X Rp.15.000,00 = Rp.15.000,00 Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 2 orang tenaga kerja adalah Rp.70,00 per unit dan jika perusahaan melakukan percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per unit adalah : = (1 x Rp.13.000,00) + (2 x Rp.15.000,00) 500 = Rp.86,00 per unit Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah : Rp.86,00 - Rp.70,00 = Rp.16,00 per unit Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah table rekapitulasi kegiatan, waktu, tenaga kerja, dan biaya percepatan dengan penambahan tenaga kerja langsung pada pembuatan puzzle : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 Tabel V.17 Rekapitulasi Kegiatan Yang Dipercepat Dengan Penambahan Tenaga Kerja Waktu (detik) No Kegiatan Tenaga kerja (orang) Kode Normal Cepat Selisih Awal Tambahan Jumlah Biaya (Rp) rencana Sesungguh nya 1 Pemotongan A 62 50,4 11,6 2 1 3 27.000 28 2 Pengemalan B 43 50,4 -7,4 3 1 4 20.000 11 3 Jekso C 186 50,4 135,6 2 1 3 25.000 27 4 Penyetelan D 13 50,4 -37,4 3 1 4 35.000 25 H 40 50,4 -10,4 5 1 6 20.000 -7 I 118 50,4 67,6 5 1 6 15.000 -5 5 6 Pengamplasan Halus Pengamplasan Tangan 7 Penyemiran J 100 50,4 49,6 5 1 6 15.000 -5 8 Penyikatan K 41 50,4 -9,4 2 1 3 15.000 16 603 403,2 199,8 27 8 35 172.000 90 jumlah Sumber Data : Data Yang Diolah Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa percepatan dapat dilakukan pada 8 kegiatan tersebut dengan waktu percepatan maksimal adalah 199,8 detik atau 3 menit 19,8 detik lebih cepat dari waktu semula. Percepatan harus dilakukan pada seluruh kegiatan tersebut karena percepatan tersebut sudah dikondisikan untuk penyesuaian kapasitas produksi puzzle pada Kajeng Handicraft. Dengan percepatan maksimal tersebut maka siklus produksi dapat diselesaikan dalam waktu 940,2 detik atau 15 menit 40,2 detik. Angka tersebut diperoleh dari 1.140 detik dikurangi 199,8 detik (waktu produksi normal – jumlah selisih waktu kegiatan yang dipercepat) diperoleh angka 940,2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 detik dengan tambahan biaya tenaga kerja sebesar Rp.90 ,00. Jadi total biaya produksi 1 unit puzzle dengan percepatan adalah : Rp.770,66 – Rp.90,00 = Rp.680,66 per unit 3) Rekapitulasi kegiatan, urut-urutan kegiatan dengan waktu percepatan Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi kegiatan, urut-urutan kegiatan dengan percepatan pada pembuatan puzzle : Tabel V.18 Rekapitulasi Urutan Kegiatan Dengan Waktu Cepat Pada Pembuatan Puzzle No. Kegiatan Kode Kegiatan sebelumnya Waktu (detik) 1 Pemotongan A - 50,4 2 Pengemalan B A 50,4 3 Jekso C B 50,4 4 Penyetelan D C 50,4 5 Pengeprasan E D 45 F E 329 G F 163 H G 50,4 I H 50,4 6 7 8 9 Pengamplasan Kasar Pembusaan Pengamplasan Halus Pengamplasan Tangan 10 Penyemiran J I 50,4 11 Penyikatan K J 50,4 Sumber Data : Data Yang Diolah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 4) Diagram jaringan kerja percepatan pembuatan puzzle dengan percepatan penambahan tenaga kerja Berikut ini adalah diagram jaringan kerja percepatan produksi dengan melakukan penambahan tenaga kerja pada kegiatan pembuatan puzzle : 50,4 50,4 A B K 50,4 50,4 50,4 C D J 50,4 I 50,4 45 E H 50,4 329 F G 163 Gambar V.7 : Diagram jaringan kerja percepatan pembuatan puzzle 5) Perbandingan waktu dan biaya antara penyelesaian produksi normal dan cepat dengan penambahan tenaga kerja Tabel V.19 Perbandingan Waktu dan Biaya Antara Penyelesaian Normal dan Cepat Waktu produksi per unit Biaya tenaga kerja per unit (detik) (Rp) Network 1.140 770,66 Percepatan 940,2 680,66 Selisih 199,8 90 Analisis Sumber Data : Data Yang Diolah Perbandingan waktu dan biaya antara penyelesaian normal dan penyelesaian produk cepat diatas menunjukkan bahwa pembuatan puzzle PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 dapat dipercepat menjadi 940,2 detik dengan tambahan biaya sebesar Rp.90,00. b. Percepatan produksi dengan menambah jam kerja (lembur) Percepatan produksi dengan menambah jam kerja atau lembur dilakukan jika perusahaan menghadapi keterlambatan penyelesaian produk maupun karena pesanan dari konsumen yang menghendaki penyelesaian produk dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan waktu normal perusahaan. Dengan lembur ini perusahaan menargetkan 100 unit output untuk tiap-tiap pekerjaan lembur. Waktu yang lebih cepat ini oleh perusahaan diperhitungkan dari hari penyelesaian produk dan bukan dari jumlah siklus penyelesaian produk yang dalam kasus ini dipakai satuan detik. Pada proses produksi pembuatan puzzle ini jika dilakukan lembur harus pada semua kegiatan, karena kegiatan satu tergantung pada selesainya kegiatan sebelumnya. Berikut ini adalah tabel kegiatan, jumlah tenaga kerja dan upah karyawan pada tiap kegiatan : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 Tabel V.20 Rekapitulasi Kegiatan dan Biaya Cepat dengan Lembur Setiap Kegiatan Pembuatan Puzzle pada Kajeng Handicraft Tenaga kerja No. Kegiatan Jumlah (orang) Upah per lembur (Rp) Jumlah X Upah Jumlah Produksi upah per total per lembur lembur (unit) Biaya per unit (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemotongan Pengemalan Jekso Penyetelan Pengeprasan Pengamplasan Kasar Pembusaan Pengamplasan Halus Pengamplasan Tangan 1 25.000 25.000 1 27.000 27.000 1 18.000 18.000 2 20.000 40.000 1 22.000 22.000 1 25.000 25.000 1 25.000 25.000 1 30.000 30.000 1 35.000 35.000 1 20.000 1 52.000 100 520 58.000 100 580 46.000 100 460 90.000 100 900 20.000 20.000 100 200 20.000 20.000 20.000 100 200 1 26.000 26.000 26.000 100 260 1 14.000 14.000 88.000 100 880 1 16.000 16.000 1 18.000 18.000 2 20.000 40.000 2 12.500 25.000 70.000 100 700 3 15.000 45.000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 10 11 Penyemiran Penyikatan 2 12.500 25.000 3 15.000 45.000 1 13.000 13.000 1 15.000 15.000 70.000 100 700 28.000 100 280 TOTAL 5.680 Sumber Data : Data Yang Diolah Pada Produksi puzzle ini diawasi oleh satu orang pengawas yang diupah per hari sebesar Rp.37.500,00. Target produksi apabila dilakukan lembur adalah 100 unit, dengan demikian biaya per unit yang harus dikeluarkan perusahaan untuk melaksanakan lembur adalah : Rp.5.680,00 + Rp.37.500,00 = Rp.6.055,00 per unit 100 Jadi tambahan biaya tenaga kerja per unit sesungguhnya pada produksi puzzle dengan dilakukan lembur adalah : Rp.6.055,00 – Rp.1.420,00 = Rp.4.635,00 per unit Angka tersebut diperoleh dari jumlah biaya tenaga kerja per unit pada produksi puzzle dengan lembur dikurangi dengan jumlah biaya tenaga kerja per unit pada produksi puzzle dengan waktu normal. Perbandingan biaya antara penyelesaian normal dengan penyelesaian produk cepat adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Tabel V.21 Perbandingan Biaya antara Penyelesaian Produksi Normal dan Percepatan dengan Lembur Analisis Network Biaya tenaga kerja per unit (Rp) 770,66 lembur 5.680 Selisih 4.909,34 Sumber Data : Data Yang Diolah B. Pembahasan 1. Perencanaan dan pengawasan produksi dengan analisis jaringan kerja a. Waktu produksi Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan diagram jaringan kerja dapat diketahui bahwa waktu penyelesaian pembuatan puzzle per unitnya adalah 1.140 detik atau 19 menit. Sedangkan menurut perusahaan waktu penyelesaian pembuatan puzzle adalah 1.800 detik atau 30 menit per unit. Dengan demikian hasil tersebut menunjukkan bahwa perencanaan dengan analisis jaringan kerja dapat menekan waktu penyelesaian produksi selama 660 detik atau 11 menit. b. Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja untuk 1 unit puzzle adalah Rp.1.420,00. Jika digunakan analisis jaringan kerja biaya tersebut sebesar Rp.770,66. Hal ini menunjukkan bahwa dengan analisis jaringan kerja ada keuntungan sebesar Rp.649,34. Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft dengan menggunakan analisis jaringan kerja dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 diperoleh waktu produksi yang lebih efisien dan juga biaya produksi lebih murah. 2. Percepatan produksi dengan menggunakan analisis jaringan kerja a. Percepatan produksi dengan menambah tenaga kerja 1) Waktu percepatan Proses pembuatan puzzle secara keseluruhan dapat dipercepat waktu penyelesaiannya dengan menggunakan analisis jaringan kerja. Dari hasil analisis di atas dapat diketahui beberapa alternatif percepatan. Percepatan dapat direalisasikan dengan menambah jumlah tenaga kerja yaitu sebanyak 8 orang dengan waktu percepatan maksimal dapat dilakukan selama 940,2 detik atau 15 menit 40,2 detik, sehingga waktu penyelesaian dapat lebih awal dari waktu normal. 2) Biaya percepatan dengan menambah tenaga kerja Percepatan produksi dilakukan dengan menambah tenaga kerja dengan konsekuensi adanya peningkatan biaya tenaga kerja langsung. Dari analisis di atas menunjukkan adanya tambahan biaya percepatan sesungguhnya sebesar Rp.90,00 per unit yang dihasilkan dari jumlah rekapitulasi biaya tenaga kerja langsung dengan waktu normal sebesar Rp.770,66 dikurangi dengan jumlah rekapitulasi biaya tenaga kerja langsung dengan percepatan melalui penambahan tenaga kerja Rp.680,66. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat menggunakan analisis jaringan kerja untuk melihat berapa waktu yang dapat dipercepat dan berapa tambahan biaya untuk percepatan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 penambahan tenaga kerja pada kegiatan kerja. Analisis ini akan sangat berguna untuk menghadapi meningkatnya pesanan puzzle dengan melihat perkembangan perusahaan. b. Percepatan produksi dengan menambah jam kerja atau lembur Percepatan maksimal yang dilakukan dengan menggunakan lembur setiap kegiatan menyebabkan peningkatan biaya per unit produk yang dilaksanakan dengan kerja lembur. Biaya tenaga kerja lembur per unit puzzle menurut analisis network normal adalah Rp.770,66 dan biaya tenaga kerja per unit jika dilaksanakan lembur menjadi Rp.5.680,00 sehingga besarnya peningkatan biaya per unit Rp. 4.909,34. Dari analisis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat menggunakan analisis jaringan kerja untuk melihat berapa waktu yang dapat dipercepat dan berapa tambahan biaya untuk percepatan. Perusahaan harus mempertimbangkan untuk menerima pesanan dalam waktu penyelesaian yang dipercepat karena berkaitan dengan biaya yang harus dialokasikan untuk melakukan percepatan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian pada Kajeng Handicraft yang berkaitan dengan pembuatan puzzle, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kajeng Handicraft adalah perusahaan yang menghasilkan produk puzzle dengan bahan baku limbah kayu jati. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa proses penyusunan jaringan kerja dalam pembuatan produk puzzle pada Kajeng Handicraft dengan urutan sebagai berikut : pemotongan, pengemalan, jekso, penyetelan, pengeprasan, pengamplasan kasar, pembusaan, pengamplasan halus, pengamplasan tangan, penyemiran, dan penyikatan. 2. Produksi untuk 1 unit puzzle menurut perusahaan Kajeng Handicraft memerlukan waktu penyelesaian selama 1.800 detik dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.1.420,00 per unit. Sedangkan bila menggunakan metode CPM, produksi 1 unit puzzle memerlukan waktu penyelesaian selama 1.140 detik atau 660 detik lebih cepat dari perusahaan dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.770,66 per unit atau lebih rendah Rp.649,34 per unit dari perusahaan. 3. Percepatan pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft dengan menggunakan dua cara yaitu menambah tenaga kerja dan memberlakukan lembur. Tambahan biaya tenaga kerja langsung jika perusahaan menambah tenaga kerja langsung sebanyak 104 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 8 orang sebesar Rp.90,00 per unit. Tambahan biaya tenaga kerja langsung jika perusahaan memberlakukan kerja lembur adalah Rp.4.909,34 per unit. B. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menjumpai beberapa keterbatasan, yaitu : 1. Penulis tidak memperoleh informasi secara mendetail dari pimpinan perusahaan untuk mendukung penelitian. 2. Waktu penelitian yang terbatas, terutama pada pengambilan sampel lanjutan sehingga penulis tidak dapat melakukan tambahan pengamatan untuk mendukung penelitian. 3. Penilaian yang dilakukan penulis didasarkan pada hasil pengamatan penulis sendiri (subyektif). C. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Dalam melaksanakan proses produksi sebaiknya perusahaan menerapkan analisis jaringan kerja agar urut-urutan pekerjaan dalam proses pembuatan puzzle dapat diatur dengan baik sehingga dapat memperkecil tertundanya pekerjaan dan dari segi waktu serta biaya juga menjadi lebih efisien. 2. Untuk menjaga kepercayaan konsumen, ketepatan waktu penyelesaian produk sangat penting. Perusahaan dapat menerapkan metode jalur kritis sebagai alat untuk perencanaan dan pengawasan produksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 3. Dalam melakukan percepatan produksi hendaknya perusahaan mempertimbangkan biaya yang harus ditambahkan baik dalam percepatan produksi dengan memberlakukan lembur atau dengan menambah tenaga kerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 Daftar Pustaka Ahyari, Agus. (1987). Manajemen Produksi : Pengendalian Sistem Produksi. Yogyakarta: BPFE Assauri, Sofyan. (1978). Manajemen Produksi. Jakarta : LPUI Baroto, Teguh. (2002). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta : Ghalia Indonesia Boediono. (1982). Analisa Network. Yogyakarta : BPFE UGM Buffa, Elwood S. (1984). Manajemen Produksi/Operasi. Jakarta : Erlangga Gilarso, T. (1992). Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Yogyakarta : Kanisius Gitosoedarmo, Indriyo. (1985). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta : BPFE G. Schroeder, Roger (alih bahasa oleh Team penerjemah Penerbit Erlangga). (1989). Manajemen Operasi : Pengambilan Keputusan dalam Suatu Fungsi Operasi. Jakarta : Erlangga Haedar Ali, Tubagus. (1986). Prinsip-prinsip Network Planning. Jakarta : PT Gramedia Handoko, T.H. (1997). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi (edisi 1). Yogyakarta : BPFE -------------------. (1996). Manajemen edisi II. Yogyakarta : BPFE Koolma, A, & C.J.M. Van de Schoot (Penerjemah : Soeheba Kramadibrata). (1988). Manajemen Proyek : Pedoman Untuk Mengelola dan Memimpin serta Bekerjasama Dalam Proyek. Jakarta : UI-Press Martadi, Alif. (1991). Perencanaan Proyek dengan Metode Jaringan Kerja, seri Teknikteknik Manajemen. Jakarta : Golden Terayon Pers Reksohadiprojo, Sukanto, dan Gitosudarmo, Indriyo. (1986). Manajemen Produksi. Yogyakarta : BPFE UGM Ritzman, Krawjeski. (1996). Operations Management : Strategy and Analysis. Wesley Publishing Company Inc. Siswanto. (1990). Management Science. Jakarta : PT. Elex Media Komputendo 107 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 Sumayang,Lalu. (2003). Dasar-dasar Manajemen dan Operasi. Jakarta : Salemba Empat Swastha, Basu & Ibnu Sukotjo. (1982). Pengantar Ekonomi Perusahaan edisi II. Yogyakarta : Liberty Warsito, Hermawan. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 Daftar Pertanyaan Pedoman wawancara Sejarah perusahaan a. Apakah nama perusahaan tempat penelitian ? b. Siapa pendiri perusahaan ? c. Dimana lokasi perusahaan ? d. Faktor-faktor apa saja yang melandasi pemilihan lokasi perusahaan ? e. Apa bentuk perusahaan ? f. Kapan perusahaan mulai berproduksi ? g. Kapan ijin resmi dari pemerintah keluar ? h. Bagaimana permodalan perusahaan ? i. Siapa yang bertanggung jawab terhadap perusahaan ? j. Apa latar belakang pendirian perusahaan ? Produksi a. Bahan baku dan bahan pembantu apa saja yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk ? b. Peralatan apa yang digunakan untuk menyelesaikan produk ? c. Produk apa saja yang bisa dihasilkan di perusahaan ? d. Bagaimana alur produksi pembuatan produk ? e. Kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan untuk menghasilkan produk ? f. Bagaimana urut-urutan kegiatan dalam produksi ? g. Berapa waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing kegiatan dalam memproduksi 1 unit produk ? h. Apa usaha yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk meningkatkan hasil produksi ? i. Bagaimana usaha pengembangan produktivitas perusahaan yang telah dilakukan ? Pemasaran a. Bagaimana sistem pemasaran hasil produksi yang digunakan oleh perusahaan ? b. Di daerah mana saja produk perusahaan dipasarkan ? 109 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 c. Berapa harga jual produk ? d. Siapa saja konsumen atau pelanggannya ? e. Bagaimana sistem pembayaran dari pelanggan ? Personalia a. Berapa jumlah tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap ? b. Bagaimanakah perekrutan tenaga kerja dalam perusahaan ? c. Apa syarat menjadi tenaga kerja tetap ? d. Bagaimanakah struktur penempatan tenaga kerja ? e. Berapakah jumlah jam kerja per hari ? f. Bagaimanakah sistem pengupahan pekerja,apakah ada kerja lembur atau kerja borongan ? g. Tunjangan apa yang diberikan perusahaan pada karyawannya ? Pedoman observasi Proses produksi yang menyangkut : a. Bagaimana tahap-tahap penyelesaian suatu produk ? b. Berapa waktu penyelesaian suatu produk ? Pedoman dokumentasi a. Bagaimana struktur organisasi perusahaan ? b. Tugas dan wewenang masing-masing bagian dalam perusahaan c. Data-data biaya yang terjadi selama penyelesaian produk d. Modal perusahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1 : Bagan ukuran sampel studi waktu menurut T Hani Handoko PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2 : Penilaian ketrampilan (skill) menurut cara Westinghouse Untuk memudahkan dalam penilaian penyesuaian ketrampilan maka dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri dari setiap kelas yang dikemukakan sebagai berikut : Super Skill (A) 1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya. 2. Bekerja dengan sempurna. 3. Tampak seperti telah terlatih dengan baik. 4. Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk diikuti. 5. Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin. 6. perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau terlihat karena lancarnya. 7. tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencanakan tentang apa yang akan dikerjakan (sudah sangat otomatis). 8. secara umum dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan adalah pekerja yang baik. Exellent Skill (B) 1. Percaya pada diri sendiri. 2. Tampak cocok dengan pekerjaannya. 3. Terlihat telah terlatih baik. 4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran-pengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan. 5. Gerakan-gerakan kerjanya beserta uru-urutannya dijalankan dengan tanpa kesalahan. 6. Menggunakan peralatan dengan baik. 7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu. 8. Bekerjanya cepat tetapi halus. 9. Bekerjanya berirama dan terkoordinasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Good Skill (C) 1. Kwalitas hasil baik. 2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerja pada umumnya. 3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang ketrampilannya lebih rendah. 4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap. 5. Tidak memerlukan banyak pengawasan. 6. Tiada keragu-raguan. 7. Bekerjanya stabil. 8. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik. 9. Gerakan-gerakannya cepat. Average Skill (D) 1. Tampak ada kepercayaan pada diri sendiri. 2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat. 3. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan yang direncanakan. 4. Tampak sebagai pekerja yang cakap. 5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tiadanya keragu-raguan. 6. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik. 7. tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaan. 8. Bekerjanya cukup teliti. 9. Secara keseluruhan cukup memuaskan. Fair Skill (E) 1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik. 2. Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya. 3. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup. 4. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan di pekerjaan itu sejak lama. 5. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tidak selalu yakin. 6. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Jika tidak bekerja sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah. 8. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan pekerjaannya. Poor Skill (F) 1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran. 2. Gerakan-gerakannya kaku. 3. Kelihatan ketdak yakinannya pada urut-urutan pekerjaan. 4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan. 5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya. 6. Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja. 7. Sering melakukan kesalahan-kesalahan. 8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri. 9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 : Penilaian usaha (effort) menurut cara Westinghouse Untuk usaha atau effort cara Westinghouse membagi juga atas kelas-kelas dengan cirri masing-masing. Yang dimaksud usaha disini adalah kesungguhan yang ditujukan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya. Berikut ini adalah enam kelas usaha beserta cirri-cirinya : Excessive Effort (A) 1. Kecepatan sangat berlebihan. 2. Usaha sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya. 3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja. Exellent Effort (B) 1. Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi. 2. Gerakan-gerakan lebih ekonomis daripada operator biasa. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya. 4. Banyak memberi saran-saran. 5. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang. 6. Percaya pada kebaikan pengukuran waktu. 7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari. 8. Bangga atas kelebihannya. 9. Gerakan-gerakan yang salah terjadi jarang sekali. 10. Bekerjanya sistematis. 11. Karena lancarnya, perpindahan dari satu elemen ke elemen lainnya tidak terlihat. Good Effort (C) 1. Bekerja berirama. 2. Saat-saat menganggur sangat sedikit bahkan kadang tidak ada. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya. 4. Senang pada pekerjaannya. 5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu. 7. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang. 8. Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja. 9. Tempat kerjanya diatur baik dan rapi. 10. Menggunakan alat yang tepat dan baik. 11. Memelihara dengan baik kondisi peralatan. Average Effort (D) 1. Tidak sebaik good tetapi lebih baik daripada poor. 2. Bekerja dengan stabil. 3. Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya. 4. Set up dilaksanakan dengan baik. 5. Melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan. Fair Skill (E) 1. Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal. 2. Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya. 3. Kurang sungguh-sungguh. 4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya. 5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku. 6. Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik. 7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya. 8. Terlampau hati-hati. 9. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja. 10. Gerakan-gerakannya tidak terencana. Poor Skill (F) 1. Banyak membuang-buang waktu. 2. Tidak memperhatikan adanya minat kerja. 3. Tidak mau menerima saran-saran. 4. Tampak malas dan lambat bekerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat-alat dan bahanbahan. 6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi. 7. Tidak peduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai. 8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang sudah diatur. 9. Set up kerjanya terlihat tidak baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Angka-angka yang diberikan bagi setiap kelas dari faktor-faktor di atas diperhatikan pada table 9.2. dalam menghirtung faktor penyesuaian, bagi keadaan yang dianggap wajar diberi harga. Table 9.2 Penyesuaian menurut Westinghouse Faktor Ketrampilan Kelas Super skill Excellent Lambang A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 Penyesuaian + 0,15 + 0,13 + 0,11 + 0,08 + 0,06 + 0,03 0,00 - 0,05 - 0,10 - 0,16 - 0,22 A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 + 0,13 + 0,12 + 0,10 + 0,08 + 0,05 + 0,02 0,00 - 0,04 - 0,08 - 0,12 - 0,17 Ideal Excellenty Good Average Fair Poor A B C D E F + 0,06 + 0,04 + 0,02 0,00 - 0,03 - 0,07 Perfect Excellent Good Average Fair Poor A B C D E F + 0,04 + 0,03 + 0,01 0,00 - 0,02 - 0,04 Good Average Fair Poor Usaha Excessive Excellent Good Average Fair Poor Kondisi kerja Konsistensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI