Tidak berjudul

advertisement
Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016
ISSN : 2355 -9535
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
KETRAMPILAN MEMBACA TEXTS BAHASA INGGRIS DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER
DI KELAS XI TIPTL SMK NEGERI I BIREUEN
Saimah
Guru SMK Negeri 1 Bireun
Email: [email protected]
ABSTRAK
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama melaksanakan kegiatan
pembelajaran bahasa Inggris di SMK Negeri I Bireuen, penulis melihat bahwa
hasil belajar siswa kelas XI TIPTL dalam membaca teks bahasa inggris masih
rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis merasa perlu
melakukan suatu langkah kongkrit yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri I Bireuen pada materi membaca
teks bahasa Inggris. Alternatif pemecahan masalah yang penulis pilih dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah dengan cara melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Number Head
Together (NHT). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Sumber data
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri I Bireuen yang
berjumlah 30 orang siswa dengan subjek wawancara 6 orang siswa yang
terdiri dari 2 orang dengan kemampuan akademik tinggi, 2 sedang dan 2
orang dengan tingkat kemampuan akademik rendah. Data yang akan
dikumpulkan bersumber dari tes, observasi, wawancara, dan catatan lapangan.
Hasil penelitian diolah secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran Number Head Together dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri I Bireuen pada
materi membaca teks bahasa Inggris, dimana pada pelaksanaan tes awal
diperoleh persentase ketuntasan belajar sebanyak 13,89% meningkat menjadi
58,33% pada pelaksanaan siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 94,44%
pada pelaksanaan siklus II. Hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang teman
sejawat menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat
meningkatkan aktivitas belajar mengajar, dimana pada pelaksanaan siklus I
diperoleh persentase rata-rata hasil observasi adalah 74,61% dan pada siklus
II diperoleh persentase rata-rata hasil observasi adalah 88,46%. Disamping
itu dari hasil wawancara yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa respon
siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri I Bireuen terhadap pembelajaran dengan
model pembelajaran Number Head Together sangat positif.
Kata-kata kunci: Hasil Belajar, Membaca Teks, number head together
70
Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016
ISSN : 2355 -9535
PENDAHULUAN
Pelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran wajib yang ada
disetiap jenjang pendidikan di Indonesia. Hanya saja yang membedakannya adalah
dalam penekanan disetiap jenjang yang diikuti oleh siswa. Salah satu dasar yang
menjadikan bahasa inggris menjadi salah satu pelajaran wajib layaknya pelajaran
Bahasa Indonesia dan Matematika adalah diujiankannya secara nasional pelajaran
tersebut.
Pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pelajaran bahasa inggris
memilki jam wajib sebanyak 2 jam pelajaran dari sebelumnya 4 jam pelajaran. Ada
sedikit perubahan yang terjadi di kurikulum 2013 dan ini tidak mengurangi akan
pentingnya pelajaran bahasa inggris itu sendiri.
Bahasa inggris sebagai bahasa internasional memiliki peran penting sebagai alat
komunikasi yang harus bisa dikuasai oleh siswa khususnya siswa sekolah menengah
kejuruan. Alasan yang dapat kami sampaikan adalah di samping siswa menguasai skill
sesuai dengan jurusan yang digeluti, peran komunikasi lewat bahasa juga menjadi
cerminan yang sangat dinamis untuk dapat berkompetensi ditingkal lokal bahkan
regional dan internasional sekalipun.
Melihat betapa pentingnya pelajaran bahasa inggris terlebih lagi di SMK Negeri
1 Bireuen penulis mencoba menawarkan solusi dalam menyampaikan materi gagasan
kepada siswa. Sehingga apa yang dipelajari tidak hanya bisa dimengerti namun mampu
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Penguasaan bahasa inggris yang demikian penting bagi siswa tidak terlepas
dari fungsi bahasa itu sendiri. Selain sebangai kunci untuk membuka pengetahuan
dunia, Bahasa inggris juga menjadi bahasa untuk pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
Dengan alasan itu, siswa yang telah yang telah selesai studinya selama minimal enam
tahun, terhitung mulai tingkat SMP sampai SMK, diharapkan telah mampu
menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi secara aktif, seperti: membaca,
mendengar, menulis, dan berbicara.
Bedasarkan kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Kejuruan, siswa
mempunyai beberapa problem dalam ketrampilan membaca bahasa Inggris di dalam
kelas. Sayangnya, tidak banyak siswa yang berhasil sesuai apa yang diharapkan.
Misalnya ketika proses belajar dan mengajar sedang berlangsung siswa kelas XI TIPTL
SMK Negeri I Bireuen , banyak siswa memperoleh nilai rendah walaupun fasilitas
sekolah sudah memadai. Bedasarkan observasi dari 30 orang siswa yang terdiri dari 28
orang laki-laki dan 2 orang perempuan hanya 30 % yang memperoleh prestasi dalam
ketrampilan membaca bahasa Inggris dan 70 % kurangnya motivasi membaca bahasa
Inggris. Umumnya mereka masih kesulitan berkomunikasi secara aktif dalam bahasa
inggris. Hal ini juga terjadi pada kemampuan membaca siswa. Menggunakan bahasa
Inggris dalam membaca sebagai bahasa sasaran jauh dari harapan. Kasus yang terjadi
adalah siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri I Bireuen mengalami kendala pada
71
Saimah
kemampuan ketrampilan membaca bahasa Inggris. Akibatnya pembelajaran bahasa
Inggris kurang dapat berhasil dengan baik.
Dari pengamatan peneliti, pencapaian siswa pada kemampuan berkomunikasi
bahasa Inggris membaca sangat rendah. Sesuai target KKM, nilai 80 merupakan target
pencapaian prestasi yang tinggi bagi siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri I Bireuen.
Siswa yang mampu mencapai angka tersebut masih di bawah 50 % dilihat dari
perolehan nilai keseluruhan. Dalam upaya membantu siswa , peneliti berusaha
memadukan dengan salah satu metode pembelajran kooperatif tipe Number Head
Together. Metode ini menekan siswa untuk bekerja secara berkelompok-kelompok,
bahkan jika memungkinkan kelompok-kelompok siswa tersebut berasal dari ras yang
berbeda-beda (Widyantini 2006). Number Head Together adalah suatu pendekatan
yang di kembangkan oleh Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang tercatum dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman siswa
terhadap isi materi pembelajaran tersebut (Muslimin 2000) menyebutkan terhadap
empat langkah dalam proses pembelajran menggunakan metode Number Head
Together, yakni: 1).penomoran, 2).mengajukan pertanyaan, 3) berfikir bersama, dan 4)
menjawab. keempat langkah tersebut masing-masing dilakukan secara berstruktur
dalam berinteraksi di kelas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI TIPTL SMK Negeri I Bireuen selama 3
bulan yakni dari bulan Maret sampai Mei 2016.di desa Geulanggang Baro, Kecamatan
Kota Juang, Jalan Taman Siswa Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen
Provinsi Aceh.
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap/IV (Empat)
pada tahun 2016, selama 3 bulan, sejak tanggal 1 Maret sampai dengan 31 Mei 2016.
Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik di SMK Negeri I Bireuen kabupaten Bireuen yang terdiri
sebanyak 30 orang siswa 28 siswa laki-laki dan 2 siswi perempuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di rancang dalam 2 siklus secara berulang,
dengan tindakan tertentu berulang sebanyak 2 kali , dengan procedure penelitian yaitu;
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan tes awal dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
alokasi waktu selama selama 90 menit. Nilai ketuntasan belajar yang digunakan dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah 80. Berdasarkan hasil tes awal tersebut di atas terlihat
bahwa siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar yang
ditetapkan, yaitu 80 adalah sebanyak 9 orang, dengan demikian diperoleh persentase
adalah x100% = 30 % dan siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan
belajar yang ditetapkan, yaitu < 80 adalah sebanyak 21 orang, sehingga diperoleh
72
Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016
persentase adalah
ISSN : 2355 -9535
x100% = 70 %. Untuk lebih jelasnya tentang persentase hasil tes
pada pelaksanaan pratindakan dalam penelitian ini, maka dapat diperhatikan grafik
berikut.
Grafik 1 Persentase hasil tes pada pelaksanaan tes awal
30 %
70 %
Dari hasil pelaksanaan tes awal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri I Bireuen dalam ketrampilan
membaca bahasa Inggris masih rendah. Berdasarkan hasil tes awal tersebut, peneliti
melakukan konsultasi dengan sesama guru bidang studi bahasa Inggris di SMK Negeri
I Bireuen.
SIKLUS I
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dilakukan oleh peneliti sendiri
dan dibantu oleh 2 orang teman sejawat yang bertugas untuk mengamati pelaksanan
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Untuk mengetahui persentase ketuntasan
belajar yang diperoleh oleh siswa setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran
keterampilan membaca bahasa Inggris dengan menggunakan model pembelajaran
Number head together, maka peneliti mengadakan tes akhir. Pelaksanaan tes akhir ini
dilakukan dengan menggunakan alokasi waktu selama 90 menit. Nilai ketuntasan
belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah ≥ 80. Hasil tes akhir yang diperoleh
oleh siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri 1 Bireuen pada pelaksanaan siklus I dapat
dilihat hasil pelaksanaan tes akhir pada pelaksanaan siklus I tersebut di atas, maka
terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 14 orang, dengan demikian
diperoleh persentase adala
x100% = 46.66 %, dan siswa yang memperoleh nilai < 80
adalah sebanyak 16 orang, sehingga diperoleh persentase adalah
x100% = 53.33 %.
Untuk lebih jelasnya persentase ketuntasan belajar yang diperoleh pada pelaksanaan
siklus I, maka dapat diperhatikan pada grafik berikut ini.
73
Saimah
Grafik 2. Persentase Hasil Tes pada Pelaksanaan Tes Siklus I
53.33 %
46.66%
SIKLUS II
Persentase ketuntasan belajar yang diperoleh oleh siswa setelah pelakasanaan
kegiatan pembelajaran materi keterampilan membaca teks bahasa Inggris dengan
menggunakan model pembelajaran Number Head Together pada pelaksanaan siklus II,
maka peneliti melaksanakan tes akhir. Alokasi waktu yang digunakan dalam
pelaksanaan tes akhir siklus II adalah 90 menit.
Hasil pelaksanaan tes akhir pada pelaksanaan siklus II tersebut di atas, maka
terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 23 orang, dengan demikian
diperoleh persentase adalah
x100% = 76,66 %, dan siswa yang memperoleh nilai <
80 adalah sebanyak 5 orang, sehingga diperoleh persentase adalah
x100% = 16,66 %.
Untuk lebih jelasnya persentase ketuntasan belajar yang diperoleh pada pelaksanaan
siklus I, maka dapat diperhatikan pada grafik berikut ini.
Grafik 3. Persentase Hasil Pelaksanaan pada Tes Siklus II
16,66%
83,33%
Tuntas
Tidak Tuntas
74
Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016
ISSN : 2355 -9535
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian yang telah peneliti lakukan pada
pelaksanaan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan
pembelajaran sudah berhasil. Hal ini karena hasil observasi yang dilakukan oleh 2
orang pengamat telah mencapai 90% dan persentase siswa yang memperoleh nilai
> 80 telah mencapai 83 %.
Pembahasan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian mulai dari siklus I dan II serta
observasi, wawancara dan catatan lapangan, ternyata pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Number Head Together dapat meningkatkan
aktifitas guru dan keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal
ini dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang teman sejawat yang
bertugas mengamati pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi terhadap
kegiatan guru dan siswa pada pelaksanaan siklus I diperoleh persentase rata-rata adalah
74,61%, dengan demikian hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang teman sejawat
selama pelaksaan siklus I termasuk dalam kategori cukup. Ditinjau dari segi hasil pada
pelaksaaan tes akhir siklus I terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan
kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan, yaitu > 80 adalah sebanyak 46.66 % dan
siswa yang memperoleh nilai > 80 adalah sebanyak 53.33 %. Berdasarkan hasil
observasi dan hasil tes yang dilakukan pada pelaksanaan siklus I, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I belum berhasil sehingga perlu
dilakukan pengulangan siklus. Dengan demikian peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada siklus II.
Hasil obsevasi yang dilakukan oleh 2 orang teman sejawat pada pelaksanaan
siklus II terhadap kegiatan guru dan siswa diperoleh persentase rata-rata adalah 90 %,
dengan demikian hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang teman sejawat selama
pelaksaan siklus II termasuk dalam kategori baik. Selanjutnya hasil pelaksanaan tes
pada pelaksanaan siklus II terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan
kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan, yaitu > 80 sebanyak 90 % dan siswa yang
memperoleh nilai > 80 adalah sebanyak 10 %. Dari hasil pelaksanaan observasi dan
hasil tes, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah
berhasil dan tidak lagi dilakukan pengulangan siklus.
Selain itu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Number
Head Together pada materi membaca teks bahasa Inggris mendapat respon yang baik
dari siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri 1 Bireuen. Hal ini terlihat dari hasil
wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa yang dijadikan subjek wawancara
dalam penelitian ini. Hasil wawancara yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa
siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri 1 Bireuen menyukai pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Number Head Together karena menurut mereka
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Head Together dapat
meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca teks bahasa Inggris.
75
Saimah
Dengan demikian bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Number Head Together merupakan salah satu alternatif yang dilakukan
oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat meningkatkan
aktivitas belajar mengajar serta kemapuan siswa dalam membaca teks bahasa Inggris .
Hal terbukti dari hasil pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan di kelas XI TIPTL
SMK Negeri 1 Bireuen.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan
sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa simpulan yaitu:
1. Penerapan model pembelajaran Number Head Together dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri I Bireuen pada materi
ketrampilan membaca teks bahasa Inggris . Hal ini terlihat dari hasil pelaksanaan
tes yang penulis lakukan, dimana pada pelaksanaan tes awal diperoleh persentase
ketuntasan belajar sebanyak 30 % meningkat menjadi 46.66% pada pelaksanaan
siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 90% pada pelaksanaan siklus II.
2. Aktivitas guru dan siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri I Bireuen dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada materi ketrampilan membaca bahasa
Inggris dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran
Number Head Together. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh
2 orang teman sejawat, dimana pada pelaksanaan siklus I diperoleh persentase ratarata hasil observasi adalah 74,61% dan pada siklus II diperoleh persentase ratarata hasil observasi adalah 88,46%.
3. Respon siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri I Bireuen terhadap pelaksanaan
kegiatan pembelajaran materi membaca
teks bahasa Inggris dengan
menggunakan model pembelajaran Number Head Together sangat positif.
Hal ini terlihat hasil pelaksanaan wawancara dengan subjek wawancara
dalam penelitian ini.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti dapat
menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
Diharapkan kepada guru SMK Negeri I Bireuen agar dapat menerapkan pembelajaran
dengan model pembelajaran Number Head Together dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran materi ketrampilan membaca teks bahasa Inggris. Pembelajaran dengan
model pembelajaran Number Head Together membutuhkan waktu yang lama, maka
disarankan kepada guru agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat memanfaatkan
waktu seefisien mungkin, pastikan semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif, lebih-lebih ketika
siswa bekerja sama dalam group untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil
kerjanya di depan kelas.
76
Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016
ISSN : 2355 -9535
DAFTAR PUSTAKA
Ansari. 2009. Komunikasi Pembelajaran Konsep dan Aplikasi, Banda Aceh : Pena
Adesanjaya. 2010. Pengertian hasil belajar siswa, http://aadesanjaya.blogspot.com,
diakses 18/08/2013
Arif, 2010. Metode Think-Pair-Share (online) http://ariffadholi.blogspot.com, diakses
15/02/2013
Danim. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia
Jelantik I ketut, 2009. Pengertian hasil Belajar (online) http://pgri1ampura.co.cc.
Diakses 15/02/2013
Margaretha, 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Regina
Nurhadi, dkk. 2004 Pembelajaran Kontekstual, Malang : Universitas Negeri Malang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Rusdy. 2003, Model Pembelajara Alternatif, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Sanjaya, Wina, 2006. Strategi Pembelajaran. Bandung: Kencana
Sudjana, Nana. 2002.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Cet III, Bandung:Sinar
Baru
Sumiati, 2007. Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima
Sunartombs, 2009. Pengertian Prestasi Belajar. (online) http://sunartombs.
blogspot.com Diakses 03/03/2013
Susilo. 2006. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pustaka Book
Publisher
Sutisna. 2009. Konsep Mengajar. (online) http://sutisna.com. Diakses 30/01/2013
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstriktivisme,
Surabaya : presentasi Pustaka Publisher
Usman, dkk. 2008, Penelitian Tindakan kelas, Darussalam : Banda Aceh
77
Download