Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017 Pengaruh Iklan Dan Harga Dalam Meningkatklan Tingkat Hunian Kamar Hotel Ani Solihat1, Heri Hamzah2, Elliana Susan3 1 AMIK BSI Bandung, [email protected] 2 Universitas BSI, [email protected] 3 Universitas BSI, [email protected] ABSTRAK Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung diklasifikasikan sebagai hotel bintang empat karena memiliki fasilitas yang cukup lengkap dan merupakan salah satu hotel unggulan di Kabupaten Bandung. Dengan semua fasilitasnya dan keunggulan yang dimiliki Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung, tentunya hotel ini perlu melakukan strategi promosi yang baik guna memperkenalkan produknya agar bisa bersaing dengan hotel-hotel lain yang ada di Kabupaten Bandung. Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung menggunakan media internet untuk melakukan kegiatan promosinya terhadap jasa yang mereka tawarkan serta pada penjualan jasa akomodasi yaitu perhotelan, meningkatnya tingkat hunian kamar tidak hanya tergantung pada promosi yang dilakukan perusahaan tetapi juga tergantung pada layanan kebijakan harga yang diberikan, misalnya berupa potongan harga. Variabel terdiri dari independen iklan (X1) dan harga (X2) terhadap variabel dependen tingkat hunian kamar (Y). Metode menggunakan analisis regresi dengan populasi adalah jumlah penginap dari bulan januari 2015 sampai dengan bulan Desember 2015 dengan sempel berjumlah 100 responden yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian terlihat bahwa sampai saat ini baik iklan maupun harga hanya memiliki pengaruh yang hampir sama dalam meningkatkan tingkat hunian kamar hotel yaitu masingmasing variable hanya berpengaruh sebesar 25% dan 29,5%. Hal ini menunjukan bahwa jika perusahaan meningkatnya promosi melalui iklan dan harga maka hotel tersebut dapat meningkat atau bertambah jumlah pendapatannya melalui tingkat hunian kamar. Kata Kunci : Iklan, Harga, Tingkat Hunian Kamar ABSTRACT Sutan Raja Hotel and Convention Centre Bandung regency is classified as a four star hotel because it has a fairly complete facilities and is one of the featured hotels in Bandung regency. With all the amenities and advantages of the Sutan Raja Hotel and Convention Centre Bandung District, this hotel certainly need to do a good promotion strategy to introduce products that can compete with other hotels in Bandung regency. Sutan Raja Hotel and Convention Centre Bandung Regency uses the internet to carry out promotional activities to the services they offer as well as the sale of accommodation services, namely hospitality, increasing occupancy rate depends not only on the sale of the company but also depends on the service policy of a given price, for example in the form of a rebate. The variable is composed of independent advertising (X1) and the price (X2) on the dependent variable occupancy rate (Y). Methods used regression analysis to the population is the number of sleepovers from January 2015 to December 2015 with a sample of 100 respondents drawn amounted use for Simple random sampling technique. The result of this research shows that until now both advertisement and price only have the same effect in increasing the occupancy rate of hotel room, each variable only influence 25% and 29,5%. This shows that if the company increased promotion through advertising and prices then the hotel can increase or increase the amount of income through the occupancy rate room. Keywords: Advertising, Price, Room Occupancy Rate Naskah diterima: 30 Juli 2017, Naskah dipublikasikan: 25 September 2017 ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 103 Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017 PENDAHULUAN Daerah Kabupaten Bandung yang memiliki luas wilayah 176.238,67 Ha kini mulai dikenal sebagai daerah yang kaya akan obyek wisata alam menarik. Mulai dari wisata alam pegunungan, pemandian air panas hingga perkemahan. Disamping wisata alam, potensi pariwisata unggulan di Kabupaten Bandung dilengkapi pula dengan kawasan pariwisata budaya, kawasan pariwisata agro dan kawasan pariwisata terpadu & olah raga. Mengingat semakin popularnya destinasi wisata di Kabupaten Bandung, didukung pula dengan dibangunnya akses jalan tol Soreang-Pasirkoja sepanjang ± 8,15 kilometer, maka diyakini akan berdampak besar terhadap sektor pariwisata. Kondisi tersebut diharapkan menjadi pemicu bagi para wisatawan, baik itu wisatawan dalam negeri maupun wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Kabupaten Bandung. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa negara. Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya di Indonesia adalah hotel. (http://www.kabarindonesia.com) Dari data yang disampaikan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kabupaten Bandung menyebutkan, jumlah hotel bungalow dan penginapan tahun 2015 tercatat 44 bangunan hotel mulai dari bintang empat hingga non bintang yang terdiri, hotel bintang empat 1 buah, bintang tiga 5 buah, bintang dua 8 buah, bintang satu 2 buah dan sisanya hotel kelas melati yang kini telah berdiri disejumlah kawasan obyek wisata. yang tersebar di Kecamatan Soreang, Ciwidey, Pasirjambu, Banjaran, Pangalengan, Cimaung, Cileunyi, Cimenyan dan Kecamatan Rancaekek. Dilihat dari fungsi utamanya, produk usaha yang dijual usaha perhotelan adalah sewa kamar atau jasa penginapan. Sejalan dengan perkembangan, maka sebelumnya produk atau jasa utama sebuah hotel adalah menyediakan kamar atau penginapan, sekarang sudah mengalami perkembangan. Konsumen mengharapkan sesuatu yang bukan hanya sekedar kamar menginap, namun mereka lebih mengharapkan hal lain seperti pelayanan, kondisi lingkungan yang menyenangkan, sopan santun dan rasa hormat dari seluruh karyawan. Salah satu sarana penting dalam dunia pariwisata khususnya untuk memenuhi ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp kebutuhan orang yang berpergian lebih dari satu hari adalah hotel. (Atun Yulianto, 2012) Dengan berkembangnya hotel modern, dunia perhotelan semakin meningkatkan kualitas pelayanan mereka dengan merencanakan strategi pemasaran yang baik. Begitu pula perhotelan yang ada di Kabupaten Bandung. Dengan semakin ketatnya persaingan diindustri perhotelan, maka hotel perlu merencanakan dan menyusun suatu strategi pemasaran yang dapat digunakan dalam menjaga kelangsungan hidup bisnisnya, terutama bagi pendatang baru. Karena itu diperlukan strategi pemasaran yang efektif guna mendapatkan pendapatan hotel. Keberadaan suatu hotel sebenarnya tidak hanya terlihat dalam keterkaitannya dengan sektor pariwisata semata, lebih dari pada itu eksistensi hotel lebih luas dari sekedar tempat menginap wisatawan. Saat ini hotel juga menjadi tempat diadakannya pertemuan berskala besar seperti seminar, lokakarya, diskusi panel dan lain sebagainya. Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung ini diklasifikasikan sebagai hotel bintang empat karena memiliki fasilitas yang cukup lengkap, disamping itu karena Sutan Raja Hotel and Convention Centre merupakan salah satu hotel unggulan di Kabupaten Bandung. Hotel ini terletak dekat dengan kantor dinas pemerintahan Kabupaten Bandung. Lokasi hotel ini di Jalan Soreang No. 10 Km. 17 Kabupaten Bandung 40911. Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung menawarkan akses mudah ke kota, tujuan penting dan ke berbagai tujuan wisata Kabupaten Bandung. Hotel ini memiliki konsep dengan arsitektur modern dengan gaya kerajaan kalimantan yang elegan, dimana konsep tersebut terlihat klasik dan mewah. Hal tersebut membuktikan bahwa Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung sebagai hotel bintang empat yang cukup modern, namun tetap tidak meninggalkan kesan klasik dalam perkembangannya. Sutan Raja Hotel and Convention Centre mempunyai 171 kamar yang terbagi menjadi empat jenis kamar yang indah bagi kenyamanan pengunjung yaitu Superior, Deluxe, Grane Deluxe, Junior Suite Semakin tinggi kualitas kamar, maka fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh hotel akan bertambah. Hotel ini juga menyediakan pelayanan diluar dari pelayanan kamar berupa 104 Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017 meeting package dimana layanan ini disediakan untuk berbagai kegiatan baik itu miting, rapat, seminar, wisuda dan lain sebagainya. Ada pula pelayanan lain yaitu weeding package, birthday package, arisan package dan prom night package. Beberapa package ini merupakan keunggulan tersendiri dari hotel disamping dari fasilitas yang disediakan oleh Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung guna meningkatkan penjualan. Tingkat hunian kamar yang tinggi dari sebuah hotel akan memberikan keuntungan dan penghasilan yang tinggi bagi hotel tersebut. Hal ini dikarenakan kamar sebagai produk utama yang memberikan profit margin yang paling tinggi dibandingkan dengan produk-produk hotel lainnya seperti laundry, bar, restoran, room service dan sebagainya. Pada dasarnya suatu industri wisata yang bergerak di bidang bisnis khususnya hotel terdapat istilah yang disebut dengan room occupancy yang berarti tingkat hunian kamar pada suatu hotel. Tingkat hunian kamar yang dinyatakan dalam presentase dari perbandingan kamar yang telah dijual karena terkadang terdapat kamar pada hotel yang memiliki status out of order atau kamar yang sedang dalam perbaikan ataupun karena alasan lainnya. Berikut adalah tabel penjualan kamar tahun 2015 pada Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung : Tabel 1 Penjualan Kamar Sutan Raja Hotel dan Convention Centre Kabupaten Bandung 2015 Room available Total Room Sold % Of Occupancy Januari 5107 368 7.2 Februari 4654 365 7.8 Maret 5184 547 10.6 April 5025 942 18.7 Mei 5165 1100 21.3 Juni 5006 1015 20 Juli 5196 963 18.5 Agustus 5209 1489 29 September 5125 2425 47.3 Oktober 5296 1870 35 November 5125 1437 28 Desember 5296 1410 27 Bulan Sumber : Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung 2015 ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp Tabel 1 tersebut memperlihatkan bahwa hunian Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung dari bulan januari 2015 sampai dengan desember 2015 rata-rata 1.161 kamar/nett per bulan dengan persentase berkisar 23% per bulan. Lebih jelasnya ditunjukkan grafik persentase hunian yang dicapai oleh Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung yang ditunjukkan pada Gambar 1 sebagai berikut: Gambar 1 Grafik Persentase Pendapatan Sumber : Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung 2015 Persentase penjualan kamar pada Sutan Raja and Convention Centre Kabupaten Bandung, diketahui bahwa penjualan paling tinggi dalam dua belas bulan yaitu dicapai pada bulan September 2015 sebesar 47.3% dan terjadi penurunan kembali di bulan selanjutnya. Persentase mengalami penurunan menunjukkan terjadinya persaingan dalam bidang perhotelan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berbagai masukan dari divisi pengelola pemasaran Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung, memberikan suatu masukan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi penjualan kamar diantaranya yaitu dari harga, dan promosi yang 105 Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017 diberikan dan diterapkan oleh pihak pengelola hotel selama ini perlu ditinjau kembali. Dengan semua fasilitasnya dan keunggulan yang dimiliki Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung, tentunya hotel ini perlu melakukan strategi promosi yang baik guna memperkenalkan produknya agar bisa bersaing dengan hotelhotel lain yang ada di Kabupaten Bandung. Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung menggunakan media internet untuk melakukan kegiatan promosinya terhadap jasa yang mereka tawarkan dengan alamat webnya yaitu www.sutanrajasoreanghotel.com. Promosi yang dilakukan bukan hanya sebatas pada media internet, namun ada serangkaian kegiatan promosi lainnya yang dilakukan oleh pihak hotel diantaranya, promosi melalui situs travel pada Boking.com, Pegi-pegi dan Agoda.com, koran pada Pikiran rakyat dan juga brosur. Tercatat Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung melakukan iklan disitus travel Boking.com sejak 11 Januari 2014, dan iklan di koran Pikiran Rakyat terbitan 31 Desember 2015. Salah satu tujuan iklan dari Sutan Raja Hotel and Convention Centre ini adalah untuk mengidentifikasikan produknya dengan baik dan menunjukan perbedaan dan keunggulan dari produk lain sehingga konsumen dapat mengenal dan memilih produk dari Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung. Melalui iklan sebuah produk dapat dikenal dan dicari oleh khalayak. Hal ini disebabkan oleh potensi iklan yang luar biasa untuk mempengaruhi serta membujuk opini dan persepsi masyarakat selain itu juga perusahaan harus kreatif dalam beriklan agar dapat menarik perhatian konsumen. (Oktaviasari 2011). Pada penjualan jasa akomodasi yaitu perhotelan, meningkatnya tingkat hunian kamar tidak hanya tergantung pada promosi yang dilakukan perusahaan tetapi juga tergantung pada layanan kebijakan harga yang diberikan, misalnya berupa potongan harga (Z Zulkarnain, 2016). Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix, penentuan harga sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp KAJIAN LITERATUR Menurut Kotler & Amstrong (2012) iklan adalah “Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan bayaran”. Dan menurut Peter & Donnely (2010) iklan adah “Iklan adalah sebuah bentuk terbayar komunikasi non-personal tentang sebuah organisasi , produk-produk atau kegiatan yang dilakukan atau disebarkan melalui media massa kepada target pasar”. Sedangkan menurut Moriarty et.al (2011) iklan adalah “Jenis komunikasi pemasaran yang merupakan istilah umum yang mengacu kepada semua bentuk teknik komunikasi yang digunakan pemasar untuk menjangkau dan menyampaikan pesan kepada konsumennya”. Berdasarkan pengertian diatas maka iklan adalah merupakan usaha komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan untuk memberikan informasi dengan tujuan untuk menawarkan suatu produk atau jasa melalui sebuah media yang dapat membujuk untuk membeli. Indikator periklanan menurut Kotler & Keller (2008) yaitu : a. Menentukan tujuan periklanan (mission). Tujuan ini harus dilandasi keputusankeputusan terdahulu mengenai pasar sasaran, positioning, dan bauran pemasaran yang nantinya akan menentukan tugas yang harus dilakukan periklanan yang program pemasaran secara keseluruhan. Beberapa tujuan periklanan diantaranya: iklan bersifat memberikan informasi, iklan bersifat membujuk konsumen dan iklan mengingatkan konsumen akan produk yang dihasilkan perusahaan. b. menentukan anggaran periklanan (money). setelah menentukan tujuan periklanan, perusahaan kemudian menetapkan anggaran periklanan untuk setiap produk atau jasa. Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan pada waktu menetapkan anggaran periklanan yaitu tahapan didalam daur hidup produk, pangsa pasar, persaingan, frekuensi periklanan dan diferesiansi produk. c. Menciptakan pesan iklan (message) Ada dua tahap yang harus dilalui penciptaan iklan yaitu merencanakan strategi pesan yang dimana untuk memutuskan pesan 106 Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017 iklan yang harus dikomunikasikan ada tiga karakteristik yang perlu diperhatikan yaitu pesan yang bermakna, dapat dipercaya, dan khas, tahap kedua adalah pelaksanaan pesan, yaitu pesan harus memiliki gaya, ciri, kata, serta format terbaik untuk mengungkapkan pesan yang dikehendaki. d. Menyeleksi media iklan (media). Salah satu menyeleksi media iklan yang terbaik biasanya disesuaikan dengan target market yang ingin dituju serta disesuaikan dengan anggaran biaya yang dimiliki perusahaan. e. Evaluasi periklanan (measurement). Ada dua cara yang dilakukan guna mengukur iklan terhadap penjualan yaitu membandingkan penjualan dimasa lampau dengan pengeluaran periklanan dimasa lampau dan melakukan eksperimen. Harga merupakan nilai barang atau jasa yang diungkapkan dalam satuan rupiah atau satuan mata uang lainnya. Dalam hal ini harga jual merupakan suatu yang digunakan untuk mendapatkan sejumlah barang dan jasa serta pelayanannya. Menurut Kotler & Keller (2009) “Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran dan bahkan komunikasi membutuhkan banyak waktu”. Fandy Tjiptono (2008) menyebutkan bahwa “Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan”. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2011) pengertian harga adalah “Sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau sejumlah nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut”. Dari tiga definisi tersebut menjelaskan bahwa harga adalah unsur penting dalam sebuah perusahaan dimana dengan adanya harga maka perusahaan akan mendapatkan income bagi keberlangsungan perusahaan. Selain itu harga juga merupakan alat yang nantinya dijadikan proses pertukaran terhadap suatu barang atau jasa oleh konsumen. Tingkat hunian kamar adalah suatu keadaan sampai sejauh mana jumlah kamar terjual jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang tersedia untuk terjual. Tingkat hunian kamar merupakan tolok ukur keberhasilan dari ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp sebuah hotel. Bahwa dengan tingginya tingkat hunian kamar sebuah hotel, secara tidak langsung akan mempengaruhi penghasilan dan keuntungan hotel tersebut. Maka dari itu semua hotel selalu berusaha untuk meningkatkan jumlah hunian kamarnya. Menurut Sugiarto (2009), tingkat hunian kamar adalah “suatu keadaan sampai sejauh mana jumlah kamar terjual jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang tersedia”. Dalam Agin dan Christiono (2012) tingkat hunian kamar hotel adalah “Banyaknya kamar yang dihuni dibagi kamar yang tersedia dikalikan 100%. Tingkat okupansi menjadi salah satu unsur pengitung pendapatan hotel”. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat hunian kamar adalah jumlah seluruh kamar yang terjual atau disewakan kepada tamu atau langganan dibandingkan dengan jumlah seluruh kamar hotel yang tersedia dalam satu periode atau dalam jangka waktu tertentu baik dalam jangka waktu satu hari, satu minggu, satu bulan ataupun satu tahun yang dinyatakan dalam presentase. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif bersifat deskriptif dan verifikatif. Penelitan yang bertujuan untuk dapat mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang sedang berkembang dengan cara menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian dengan pengungkapan berupa narasi, grafik maupun gambar. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Iklan (X1) dengan dimensi terdiri dari tujuan, pesan, media dan harga (X2) dengan indicator terdiri dari price list, kesesuaian, harga sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah Tingkat Hunian Kamar (Y) dengan indikator tingkat perhatian, minat, dan keputusan. Populasi dalam penelitian ini merupakan data penjualan kamar hotel Sutan Raja Hotel & Convention Centre 2015 yang berjumlah 13931 kamar dengan jumlah sample ditetapkan sebanyak 100 anggota. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linier Berganda Ananlisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel iklan dan harga secara parsial maupun 107 Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017 bersama-sama terhadap tingkat hunian kamar hotel. Perhitungan statistik dalam regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 20. Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Standard Coefficients ized Coefficie nts B Std. Beta Error (Constant) 5.142 1.192 1 X1 .258 .114 .240 X2 .295 .110 .287 a. Dependent Variable: Y Model t Sig. Tabel 3 Uji Analisis Korelasi Y Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N 4.315 2.258 2.691 .000 .026 .008 Model persamaan regresi yang dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi adalah sebagai berikut: Y =5,142+ 0,258X1 + 0,295X2 Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Konstanta sebesar 5.142 menunjukan bahwa apabila iklan dan harga nilainya adalah 0, maka tingkat hunian kamar nilainya adalah 5,142. Variabel iklan sebesar 0,258 menunjukan bahwa apabila variabel independen lain nilainya tetap dan iklan mengalami kenaikan 1 satuan, maka tingkat hunian kamar mengalami peningkatan sebesar 0,258. Variabel harga sebesar 0,295 menunjukan bahwa apabila variabel independen lain nilainya tetap dan nilai harga diturunkan sebesar 1 satuan, maka tingkat hunian kamar mengalami peningkatan sebesar 0,295. Persamaan tersebut dapat terlihat bahwa keseluruhan variabel bebas iklan dan variabel harga berpengaruh positif terhadap tingkat hunian kamar. Berdasarkan hasil regresi linier berganda dapat diketahui bahwa variabel bebas yang berpengaruh lebih besar adalah variabel harga dengan koefisien 0,295. Analisis Korelasi Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel independen dengan dependen yaitu antara variabel iklan dan harga. Hasil uji analisis korelasi dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp Y X1 X2 Y X1 X2 Y X1 X2 1.000 .394 .415 . .000 .000 100 100 100 X1 X2 .394 1.000 .534 .000 . .000 100 100 100 .415 .534 1.000 .000 .000 . 100 100 100 Hubungan antara variabel iklan (X1) dan harga (X2) adalah 1,000 dengan signifikasi 0,00. Tingkat hubungan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 dan dapat dikatakan hubungan tersebut “positif dan signifikan (0,00 < 0,05), serta tingkat hubungannya sangat kuat, karena nilai 1,000 berada dalam interval 0,800– 1,000” . Hubungan antara variabel iklan (X1) dan tingkat hunian kamar (Y) adalah 0,394 dengan signifikasi 0,00. Tingkat hubungan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 dan dapat dikatakan hubungan tersebut “positif dan signifikan (0,00 < 0,05), tingkat hubungannya rendah, karena nilai 0,394 berada dalam interval 0,200– 0,399”. Hubungan antara variabel harga (X2) dan tingkat hunian kamar (Y) adalah 0,415 dengan signifikasi 0,00. Tingkat hubungan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 dan dapat dikatakan tingkat hubungan tersebut “positif dan signifikan (0,00 < 0,05), serta sedang, karena nilai 0,415 berada dalam interval 0,400 – 0,599”. Secara ringkas hasil dapat diartikan sebagai berikut: “Bila sebuah jasa memiliki iklan yang bagus pasti jasa itu dapat meningkatkan tingkat hunian kamar hotel, lalu jika sebuah jasa memiliki harga yang baik pasti jasa itu memiliki iklan yang baik serta dapat meningkatkan tingkat hunian kamar. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Dalam analisis ini digunakan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel bebas secara individual dalam menjelaskan variasi variabel terikat yaitu tingkat hunian 108 Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017 kamar. Berdasarkan data yang diperoleh dari output SPSS, hasil analisis disajikan berikut: Tabel 4 Hasil Uji t Model Unstandardized Coefficients B 1 Std. Error (Con stant ) 5.14 2 1.192 X1 .258 .114 X2 .295 .110 Standardized Coefficients t 2) Nilai signifikasi (P value) < 0,05 0,08 < 0,05 Dapat disimpulkan yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pada penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh iklan dan harga terhadap tingkat hunian kamar. Berdasarkan data yang diperoleh dari output SPSS, hasil analisis dilihat pada Tabel 5 berikut ini: Tabel 5 Hasil Uji F Sig. Beta 4.3 15 2.2 58 2.6 .287 91 .240 .000 .026 .008 a. Dependent Variable: Y sumber : Data SPSS yang telah diolah, 2016 a. Variabel Iklan (X1) Berdasarkam hasil uji diatas untuk variabel iklan (X1) diperoleh nilai t hitung 2,258 dengan tingkat signifikasi 0,026, dengan menggunakan batas signifikasi 0,05, serta t tabel dengan taraf kesalahan 5% yang dihitung dengan dk = n-k-1, n=(jumlah sampel) k=(jumlah variabel independen (Sugiyono 2014: 258) berarti: dk = 100-2-1 dk = 97 kemudian dicari pada distribusi nilai t tabel, lalu didapat nilai t tabel dengan taraf kesalahan 5% dan dk = 97 yaitu 1,985. Berarti ini dapat dilihat bahwa: 1) thitung > ttabel 2,258 > 1,985 2) Nilai signifikasi (P value) < 0,05 0,026 < 0,05 Dapat disimpulkan yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. b. Variabel Harga Berdasarkam hasil uji diatas untuk variabel kualitas produk (X2) diperoleh nilai t hitung 2,691 dengan tingkat signifikasi 0,08, dengan menggunakan batas signifikasi 0,05, serta t tabel dengan taraf kesalahan 5% yang dihitung dengan dk = n-k-1, n=(jumlah sampel) k=(jumlah variabel independen (Sugiyono 2014: 258) berarti: berarti: dk = 100-2-1 dk = 97 kemudian dicari pada distribusi nilai t tabel, lalu didapat nilai t tabel dengan taraf kesalahan 5% dan dk = 97 yaitu 1,985. Berarti ini dapat dilihat bahwa: 1) thitung > ttabel 2,691 > 1,985 ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp Model Regression ANOVAa Sum of df Squares Mean Square 35.454 2 Residual 130.546 Total 166.000 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2, X1 97 99 F Si g. .0 17.727 13.172 00 b 1 1.346 Berdasarkan hasil statistik Tabel 5, bahwa F hitung sebesar 13,172 dengan tingkat signifikan 0,000, dengan menggunakan batas signifikasi 0,05, serta F tabel yang terlebih dahulu ditentukan derajat kebebasan (dk1 dan dk2), dengan menggunakan signifikasi α=5%, dk1 = k dk2= n-k-1 dengan k= jumlah variabel independen dan n= jumlah sampel (Sugiyono. 2014:258), maka: dk1= 2 dk2= 100-2-1 = 97 Berarti F tabel terdapat diantara dk pembilang 2 serta dk penyebut 97, sehingga F tabel yang diperoleh adalah 3,09. Berdasarkan data di atas didapatkan hasil bahwa jkh: Fhitung > Ftabel 13,172 > 3,09 Nilai signifikasi (P value) ˂ 0,05 0,00 < 0,05 Dapat disimpulkan yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel independen secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Uji Determinasi (R2) Koefisien determinasi dilakukan untuk menunjukan besarnya sumbangan atau kontribusi dari variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut merupakan tabel R2, dengan nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 2 atau (0<R <1). 109 Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017 Tabel 6 Uji Determinasi (R2) Model R R Square Adjusted R Square 1 .462a .214 a. Predictors: (Constant), X2, X1 .197 Std. Error of the Estimate 1.16010 Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat koefisien determinasi (R square) adalah 0,214. Artinya R square (R2) pada Tabel IV.26 menunjukan besarnya sumbangan atau kontribusi dari variabel iklan dan harga terhadap tingkat hunian kamar yaitu sebesar 21,4% (0,214×100%), sedangkan sisanya 78,6% (100% - 21,4%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Iklan Sutan Raja Hotel dan Convention Centre Kabupaten Bandung Iklan merupakan usaha komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan untuk memberikan informasi dengan tujuan untuk menawarkan suatu produk atau jasa melalui sebuah media yang dapat membujuk untuk membeli. Setelah dilakukan penelitian iklan pada konsumen Sutan Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten Bandung untuk variabel iklan mendapat total sekor sebesar 1.105 yang menunjukan bahwa iklan Sutan Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten Bandung bila dilihat menurut rentang sekor berada dalam kondisi baik. Karena mayoritas responden memberikan penilaian setuju terhadap iklan tersebut. Dari hasil tersebut dapat digambarkan bahwa responden menyatakan bahwa Iklan Sutan Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten Bandung telah memberikan pengetahuan informasi dan pesan makna yang baik pada responden. Harga Kamar Sutan Raja Hotel dan Convention Centre Harga adalah Sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau sejumlah nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Menurut Kotler dan Amstrong (2012:52), didalam variabel harga ada beberapa unsur kegiatan utama harga yang meliputi daftar harga, diskon, potongan harga dan periode pembayaran. Setelah dilakukan penelitian harga pada konsumen Sutan Raja Hotel & Convention ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp Centre Kabupaten Bandung untuk variabel harga mendapat total sekor sebesar 1.090 yang menunjukan bahwa harga kamar Sutan Raja Hotel dan Convention Centre bila dilihat menurut rentang sekor berada dalam kondisi baik. Karena mayoritas responden memberikan penilaian setuju terhadap harga. Tingkat Hunian Kamar Sutan Raja Hotel & Convention Centre Tingkat hunian kamar adalah suatu keadaan sampai sejauh mana jumlah kamar terjual jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang tersedia untuk terjual. Tingkat hunian kamar merupakan tolok ukur keberhasilan dari sebuah hotel. Bahwa dengan tingginya tingkat hunian kamar sebuah hotel, secara tidak langsung akan mempengaruhi penghasilan dan keuntungan hotel tersebut. Setelah dilakukan penelitian tingkat hunian kamar pada konsumen Sutan Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten Bandung untuk variabel tingkat hunian kamar mendapat total sekor sebesar 1.120 yang menunjukan bahwa tingkat hunian kamar Sutan Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten Bandung bila dilihat menurut rentang sekor berada dalam kondisi baik. Karena mayoritas responden memberikan penilaian setuju terhadap tingkat hunian kamar tersebut. Pengaruh Iklan Dalam Meningkatkan Tingkat Hunian Kamar Sutan Raja Hotel dan Convention Centre Pengaruh kualitas produk (X1) terhadap keputusan pembelian (Y) konsumen. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel iklan (X1), bernilai 0,258 artinya iklan mempunyai pengaruh yang sejajar dimana nilai iklan ditaikan sebesar 1 satuan maka tingkat hunian kamar akan naik sebesar 0,258. Sedangkan untuk pengujian parsial (uji t) diperoleh t hitung dengan nilai thitung lebih dari ttabel (2,258 > 1,985), serta nilai signifikasi (P value) dibawah 0,05 (0,000 < 0,05), ini dapat diartiakan variabel iklan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel tingkat hunian kamar hotel. Hal ini menunjukan bahwa konsumen memandang jasa hotel Sutan Raja Hotel & Convention Centre sebagai jasa dengan iklan baik yang menjadi alasan konsumen untuk menginap sehingga dapat meningkatkan tingkat hunian kamar hotel. 110 Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017 Pengaruh Harga Dalam Meningkatkan Tingkat Hunian Kamar Sutan Raja Hotel & Convention Centre Pengaruh kualitas produk (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) konsumen. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel harga (X2), bernilai 0,295 artinya harga memiliki pengaruh sebab timbal balik dimana bila nilai harga diturunkan sebesar 1 satuan maka tingkat hunian kamar akan naik sebesar 0,295. Sedangkan untuk pengujian parsial (uji t) diperoleh t hitung dengan nilai thitung lebih dari ttabel (2,2691 > 1,985), serta nilai signifikasi (P value) dibawah 0,05 (0,000 < 0,05), ini dapat diartiakan variabel harga memiliki pengaruh dalam meningkatkan tingkat hunian kamar Sutan Raja Hotel & Convention Centre. Pengaruh Iklan Dan Harga Dalam Meningkatkan Tingkat Hunian Kamar Sutan Raja Hotel dan Convention Centre Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh iklan dan harga dalam meningkatkan tingkat hunian kamar hotel pada Sutan Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi menggunakan SPSS versi 20.0 yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam meningkatkan variasi variabel independen, diperoleh sebesar 0,214. hal ini berarti 21,4% tingkat hunian kamar hotel dapat dipengaruhi oleh iklan dan harga, dan sisanya 78,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Melalui uji regresi linier ganda, atas variabel iklan dan harga terbukti positif mempengaruhi tingkat hunian kamar dengan, Fhitung yang lebih besar dari Ftabel (13,172 > 3,11) dan nilai signifikasi (P value) dibawah 0,05 (0,000 < 0,05). Hasil uji regresi juga menemukan bahwa variabel harga (β = 0,287, p < 0,05) berpengaruh lebih besar terhadap tingkat hunian kamar dari pada pengaruh yang diberikan variabel iklan (β = 0,240, p < 0,05) terhadap keputusan pembelian, hal ini berarti konsumen lebih mempertimbangkan harga dari pada iklan untuk menginap di hotel. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh iklan dan harga dalam meningkatkan tingkat hunian kamar hotel Sutan Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten Bandung, maka beberapa kesimpulan diambil diantaranya : Iklan Sutan Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten Bandung menurut persepsi pelanggan adalah baik. Harga Sutan Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten Bandung menurut persepsi pelanggan adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari garis kontinum menunjukan posisi yang baik dengan skor 1090. Tingkat hunian kamar Sutan Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten Bandung menurut persepsi pelanggan adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari garis kontinum menunjukan posisi yang baik dengan sekor 1.120. yang menunjukan bahwa tingkat hunian kamar Sutan Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten Bandung bila dilihat menurut rentang sekor berada dalam kondisi baik. Karena mayoritas responden memberikan penilaian setuju terhadap tingkat hunian kamar tersebut. Memiliki pengaruh positif dan signifikan variabel iklan (X1) tingkat hunian kamar (Y), dengan hasil pengujian hipotesis (secara parsial) yaitu sebesar 2,258 dengan nilai signifikan 0,026. ini dapat diartiakan variabel harga memiliki pengaruh dalam meningkatkan tingkat hunian kamar Sutan Raja Hotel & Convention Centre. Memiliki pengaruh positif dan signifikan variabel harga (X2) terhadap tingkat hunian kamar (Y), dengan hasil pengujian hipotesis (secara parsial) yaitu sebesar 2,691 dengan nilai signifikan 0,08. Memiliki pengaruh positif dan signifikan variabel iklan (X1) dan harga (X2) secara bersama-sama (secara simultan) terhadap tingkat hunian kamar (Y), berarti konsumen lebih mempertimbangkan harga dari pada iklan untuk menginap di hotel. REFERENSI Kotler, Philip dan Gary Amstrong. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran Edisi 3. Yogyakarta: Andy Offset PENUTUP ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 111 Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017 Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, (2012). Marketing Managemen. Edisi 14. Jakarta : Erlangga Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Subagyo. (2010). Marketing In Busisness. edisi I. Jakarta: Mitra Wacana Media Paul Peter, J dan Jemes H Donnely. (2010). Marketing Managemen. Edisi 10. New York :McGraw-Hill Moriarty, Sandra., Nancy Mitchell., dan William Wells. (2011). Advertising. Edisi kedelapan. Jakarta: Kencana Sufren., dan Natanael, Y. (2014). Belajar Otodidak SPSS Pasti. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Yulianto Atun, Analisis Faktor-Faktor Pertumbuhan Keuangan Hotel Menggunakan Metode Analisis Statis dan Dinamis (Studi Kasus : PT Hotel Mandarine Regency Tbk), Khasanah Ilmu, Vol. III No.1 Maret 2012. ISSN 2087-0086 Z Zulkarnain. (2016) Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian pada Hotel Karya Tapin 1 di Tenggarong. Jurnal Ekonomi & Manajemen Indonesia, ejurnal.unikarta.ac.id http://www.bandungkab.go.id http://www.sutanrajasoreanghotel.com http://www.kabarindonesia.com ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 112