Pengaruh Iklan Dan Harga Dalam Meningkatklan - E

advertisement
Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017
Pengaruh Iklan Dan Harga Dalam Meningkatklan
Tingkat Hunian Kamar Hotel
Ani Solihat1, Heri Hamzah2, Elliana Susan3
1
AMIK BSI Bandung, [email protected]
2
Universitas BSI, [email protected]
3
Universitas BSI, [email protected]
ABSTRAK
Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung diklasifikasikan sebagai hotel bintang
empat karena memiliki fasilitas yang cukup lengkap dan merupakan salah satu hotel unggulan di
Kabupaten Bandung. Dengan semua fasilitasnya dan keunggulan yang dimiliki Sutan Raja Hotel and
Convention Centre Kabupaten Bandung, tentunya hotel ini perlu melakukan strategi promosi yang
baik guna memperkenalkan produknya agar bisa bersaing dengan hotel-hotel lain yang ada di
Kabupaten Bandung. Sutan Raja Hotel and Convention Centre Kabupaten Bandung menggunakan
media internet untuk melakukan kegiatan promosinya terhadap jasa yang mereka tawarkan serta pada
penjualan jasa akomodasi yaitu perhotelan, meningkatnya tingkat hunian kamar tidak hanya
tergantung pada promosi yang dilakukan perusahaan tetapi juga tergantung pada layanan kebijakan
harga yang diberikan, misalnya berupa potongan harga. Variabel terdiri dari independen iklan (X1)
dan harga (X2) terhadap variabel dependen tingkat hunian kamar (Y). Metode menggunakan analisis
regresi dengan populasi adalah jumlah penginap dari bulan januari 2015 sampai dengan bulan
Desember 2015 dengan sempel berjumlah 100 responden yang diambil menggunakan teknik simple
random sampling. Hasil penelitian terlihat bahwa sampai saat ini baik iklan maupun harga hanya
memiliki pengaruh yang hampir sama dalam meningkatkan tingkat hunian kamar hotel yaitu masingmasing variable hanya berpengaruh sebesar 25% dan 29,5%. Hal ini menunjukan bahwa jika
perusahaan meningkatnya promosi melalui iklan dan harga maka hotel tersebut dapat meningkat atau
bertambah jumlah pendapatannya melalui tingkat hunian kamar.
Kata Kunci : Iklan, Harga, Tingkat Hunian Kamar
ABSTRACT
Sutan Raja Hotel and Convention Centre Bandung regency is classified as a four star hotel because it
has a fairly complete facilities and is one of the featured hotels in Bandung regency. With all the
amenities and advantages of the Sutan Raja Hotel and Convention Centre Bandung District, this hotel
certainly need to do a good promotion strategy to introduce products that can compete with other
hotels in Bandung regency. Sutan Raja Hotel and Convention Centre Bandung Regency uses the
internet to carry out promotional activities to the services they offer as well as the sale of
accommodation services, namely hospitality, increasing occupancy rate depends not only on the sale
of the company but also depends on the service policy of a given price, for example in the form of a
rebate. The variable is composed of independent advertising (X1) and the price (X2) on the dependent
variable occupancy rate (Y). Methods used regression analysis to the population is the number of
sleepovers from January 2015 to December 2015 with a sample of 100 respondents drawn amounted
use for Simple random sampling technique. The result of this research shows that until now both
advertisement and price only have the same effect in increasing the occupancy rate of hotel room,
each variable only influence 25% and 29,5%. This shows that if the company increased promotion
through advertising and prices then the hotel can increase or increase the amount of income through
the occupancy rate room.
Keywords: Advertising, Price, Room Occupancy Rate
Naskah diterima: 30 Juli 2017, Naskah dipublikasikan: 25 September 2017
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
103
Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017
PENDAHULUAN
Daerah Kabupaten Bandung yang memiliki
luas wilayah 176.238,67 Ha kini mulai dikenal
sebagai daerah yang kaya akan obyek wisata
alam menarik. Mulai dari wisata alam
pegunungan, pemandian air panas hingga
perkemahan. Disamping wisata alam, potensi
pariwisata unggulan di Kabupaten Bandung
dilengkapi pula dengan kawasan pariwisata
budaya, kawasan pariwisata agro dan kawasan
pariwisata terpadu & olah raga. Mengingat
semakin popularnya destinasi wisata di
Kabupaten Bandung, didukung pula dengan
dibangunnya akses jalan tol Soreang-Pasirkoja
sepanjang ± 8,15 kilometer, maka diyakini
akan berdampak besar terhadap sektor
pariwisata. Kondisi tersebut diharapkan
menjadi pemicu bagi para wisatawan, baik itu
wisatawan dalam negeri maupun wisatawan
luar negeri yang berkunjung ke Kabupaten
Bandung.
Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada
umumnya sangat menjanjikan dalam meraih
devisa negara. Salah satu komponen industri
pariwisata yang besar peranannya di Indonesia
adalah hotel. (http://www.kabarindonesia.com)
Dari data yang disampaikan Dinas Pemuda,
Olahraga
dan
Pariwisata
(Dispopar)
Kabupaten Bandung menyebutkan, jumlah
hotel bungalow dan penginapan tahun 2015
tercatat 44 bangunan hotel mulai dari bintang
empat hingga non bintang yang terdiri, hotel
bintang empat 1 buah, bintang tiga 5 buah,
bintang dua 8 buah, bintang satu 2 buah dan
sisanya hotel kelas melati yang kini telah
berdiri disejumlah kawasan obyek wisata.
yang tersebar di Kecamatan Soreang, Ciwidey,
Pasirjambu, Banjaran, Pangalengan, Cimaung,
Cileunyi,
Cimenyan
dan
Kecamatan
Rancaekek.
Dilihat dari fungsi utamanya, produk usaha
yang dijual usaha perhotelan adalah sewa
kamar atau jasa penginapan. Sejalan dengan
perkembangan, maka sebelumnya produk atau
jasa utama sebuah hotel adalah menyediakan
kamar atau penginapan, sekarang sudah
mengalami
perkembangan.
Konsumen
mengharapkan sesuatu yang bukan hanya
sekedar kamar menginap, namun mereka lebih
mengharapkan hal lain seperti pelayanan,
kondisi lingkungan yang menyenangkan,
sopan santun dan rasa hormat dari seluruh
karyawan. Salah satu sarana penting dalam
dunia pariwisata khususnya untuk memenuhi
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
kebutuhan orang yang berpergian lebih dari
satu hari adalah hotel. (Atun Yulianto, 2012)
Dengan berkembangnya hotel modern, dunia
perhotelan semakin meningkatkan kualitas
pelayanan mereka dengan merencanakan
strategi pemasaran yang baik. Begitu pula
perhotelan yang ada di Kabupaten Bandung.
Dengan
semakin
ketatnya
persaingan
diindustri perhotelan, maka hotel perlu
merencanakan dan menyusun suatu strategi
pemasaran yang dapat digunakan dalam
menjaga kelangsungan hidup bisnisnya,
terutama bagi pendatang baru. Karena itu
diperlukan strategi pemasaran yang efektif
guna mendapatkan pendapatan hotel.
Keberadaan suatu hotel sebenarnya tidak
hanya terlihat dalam keterkaitannya dengan
sektor pariwisata semata, lebih dari pada itu
eksistensi hotel lebih luas dari sekedar tempat
menginap wisatawan. Saat ini hotel juga
menjadi tempat diadakannya pertemuan
berskala besar seperti seminar, lokakarya,
diskusi panel dan lain sebagainya.
Sutan Raja Hotel and Convention Centre
Kabupaten Bandung ini diklasifikasikan
sebagai hotel bintang empat karena memiliki
fasilitas yang cukup lengkap, disamping itu
karena Sutan Raja Hotel and Convention
Centre merupakan salah satu hotel unggulan di
Kabupaten Bandung. Hotel ini terletak dekat
dengan kantor dinas pemerintahan Kabupaten
Bandung. Lokasi hotel ini di Jalan Soreang
No. 10 Km. 17 Kabupaten Bandung 40911.
Sutan Raja Hotel and Convention Centre
Kabupaten Bandung menawarkan akses
mudah ke kota, tujuan penting dan ke berbagai
tujuan wisata Kabupaten Bandung. Hotel ini
memiliki konsep dengan arsitektur modern
dengan gaya kerajaan kalimantan yang elegan,
dimana konsep tersebut terlihat klasik dan
mewah. Hal tersebut membuktikan bahwa
Sutan Raja Hotel and Convention Centre
Kabupaten Bandung sebagai hotel bintang
empat yang cukup modern, namun tetap tidak
meninggalkan
kesan
klasik
dalam
perkembangannya. Sutan Raja Hotel and
Convention Centre mempunyai 171 kamar
yang terbagi menjadi empat jenis kamar yang
indah bagi kenyamanan pengunjung yaitu
Superior, Deluxe, Grane Deluxe, Junior Suite
Semakin tinggi kualitas kamar, maka fasilitas
dan pelayanan yang disediakan oleh hotel akan
bertambah. Hotel ini juga menyediakan
pelayanan diluar dari pelayanan kamar berupa
104
Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017
meeting package dimana layanan ini
disediakan untuk berbagai kegiatan baik itu
miting, rapat, seminar, wisuda dan lain
sebagainya. Ada pula pelayanan lain yaitu
weeding package, birthday package, arisan
package dan prom night package. Beberapa
package ini merupakan keunggulan tersendiri
dari hotel disamping dari fasilitas yang
disediakan oleh Sutan Raja Hotel and
Convention Centre Kabupaten Bandung guna
meningkatkan penjualan. Tingkat hunian
kamar yang tinggi dari sebuah hotel akan
memberikan keuntungan dan penghasilan yang
tinggi bagi hotel tersebut. Hal ini dikarenakan
kamar
sebagai
produk
utama
yang
memberikan profit margin yang paling tinggi
dibandingkan dengan produk-produk hotel
lainnya seperti laundry, bar, restoran, room
service dan sebagainya. Pada dasarnya suatu
industri wisata yang bergerak di bidang bisnis
khususnya hotel terdapat istilah yang disebut
dengan room occupancy yang berarti tingkat
hunian kamar pada suatu hotel. Tingkat hunian
kamar yang dinyatakan dalam presentase dari
perbandingan kamar yang telah dijual karena
terkadang terdapat kamar pada hotel yang
memiliki status out of order atau kamar yang
sedang dalam perbaikan ataupun karena alasan
lainnya. Berikut adalah tabel penjualan kamar
tahun 2015 pada Sutan Raja Hotel and
Convention Centre Kabupaten Bandung :
Tabel 1
Penjualan Kamar Sutan Raja Hotel dan
Convention Centre Kabupaten Bandung 2015
Room
available
Total Room
Sold
% Of
Occupancy
Januari
5107
368
7.2
Februari
4654
365
7.8
Maret
5184
547
10.6
April
5025
942
18.7
Mei
5165
1100
21.3
Juni
5006
1015
20
Juli
5196
963
18.5
Agustus
5209
1489
29
September
5125
2425
47.3
Oktober
5296
1870
35
November
5125
1437
28
Desember
5296
1410
27
Bulan
Sumber : Sutan Raja Hotel and Convention Centre
Kabupaten Bandung 2015
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
Tabel 1 tersebut memperlihatkan bahwa
hunian Sutan Raja Hotel and Convention
Centre Kabupaten Bandung dari bulan januari
2015 sampai dengan desember 2015 rata-rata
1.161 kamar/nett per bulan dengan persentase
berkisar 23% per bulan. Lebih jelasnya
ditunjukkan grafik persentase hunian yang
dicapai oleh Sutan Raja Hotel and Convention
Centre Kabupaten Bandung yang ditunjukkan
pada Gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1
Grafik Persentase Pendapatan
Sumber : Sutan Raja Hotel and Convention
Centre Kabupaten Bandung 2015
Persentase penjualan kamar pada Sutan Raja
and Convention Centre Kabupaten Bandung,
diketahui bahwa penjualan paling tinggi dalam
dua belas bulan yaitu dicapai pada bulan
September 2015 sebesar 47.3% dan terjadi
penurunan kembali di bulan selanjutnya.
Persentase
mengalami
penurunan
menunjukkan terjadinya persaingan dalam
bidang perhotelan yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Berbagai masukan dari divisi
pengelola pemasaran Sutan Raja Hotel and
Convention Centre Kabupaten Bandung,
memberikan suatu masukan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi penjualan kamar
diantaranya yaitu dari harga, dan promosi yang
105
Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017
diberikan dan diterapkan oleh pihak pengelola
hotel selama ini perlu ditinjau kembali.
Dengan semua fasilitasnya dan keunggulan
yang dimiliki Sutan Raja Hotel and
Convention Centre Kabupaten Bandung,
tentunya hotel ini perlu melakukan strategi
promosi yang baik guna memperkenalkan
produknya agar bisa bersaing dengan hotelhotel lain yang ada di Kabupaten Bandung.
Sutan Raja Hotel and Convention Centre
Kabupaten Bandung menggunakan media
internet untuk melakukan kegiatan promosinya
terhadap jasa yang mereka tawarkan dengan
alamat
webnya
yaitu
www.sutanrajasoreanghotel.com.
Promosi
yang dilakukan bukan hanya sebatas pada
media internet, namun ada serangkaian
kegiatan promosi lainnya yang dilakukan oleh
pihak hotel diantaranya, promosi melalui situs
travel pada Boking.com, Pegi-pegi dan
Agoda.com, koran pada Pikiran rakyat dan
juga brosur. Tercatat Sutan Raja Hotel and
Convention Centre Kabupaten Bandung
melakukan iklan disitus travel Boking.com
sejak 11 Januari 2014, dan iklan di koran
Pikiran Rakyat terbitan 31 Desember 2015.
Salah satu tujuan iklan dari Sutan Raja Hotel
and Convention Centre ini adalah untuk
mengidentifikasikan produknya dengan baik
dan menunjukan perbedaan dan keunggulan
dari produk lain sehingga konsumen dapat
mengenal dan memilih produk dari Sutan Raja
Hotel and Convention Centre Kabupaten
Bandung. Melalui iklan sebuah produk dapat
dikenal dan dicari oleh khalayak. Hal ini
disebabkan oleh potensi iklan yang luar biasa
untuk mempengaruhi serta membujuk opini
dan persepsi
masyarakat selain itu juga
perusahaan harus kreatif dalam beriklan agar
dapat
menarik
perhatian
konsumen.
(Oktaviasari 2011).
Pada penjualan jasa akomodasi yaitu
perhotelan, meningkatnya tingkat hunian
kamar tidak hanya tergantung pada promosi
yang dilakukan perusahaan tetapi juga
tergantung pada layanan kebijakan harga yang
diberikan, misalnya berupa potongan harga (Z
Zulkarnain,
2016).
Penentuan
harga
merupakan salah satu aspek penting dalam
kegiatan marketing mix, penentuan harga
sangat penting untuk diperhatikan mengingat
harga merupakan salah satu penyebab laku
tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan.
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
KAJIAN LITERATUR
Menurut Kotler & Amstrong (2012) iklan
adalah “Segala bentuk penyajian dan promosi
ide, barang atau jasa secara non-personal oleh
suatu sponsor tertentu yang memerlukan
bayaran”.
Dan menurut Peter & Donnely (2010) iklan
adah “Iklan adalah sebuah bentuk terbayar
komunikasi non-personal tentang sebuah
organisasi , produk-produk atau kegiatan yang
dilakukan atau disebarkan melalui media
massa kepada target pasar”. Sedangkan
menurut Moriarty et.al (2011) iklan adalah
“Jenis komunikasi pemasaran yang merupakan
istilah umum yang mengacu kepada semua
bentuk teknik komunikasi yang digunakan
pemasar
untuk
menjangkau
dan
menyampaikan pesan kepada konsumennya”.
Berdasarkan pengertian diatas maka iklan
adalah
merupakan
usaha
komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh organisasi atau
perusahaan untuk memberikan informasi
dengan tujuan untuk menawarkan suatu
produk atau jasa melalui sebuah media yang
dapat membujuk untuk membeli.
Indikator periklanan menurut Kotler & Keller
(2008) yaitu :
a. Menentukan tujuan periklanan (mission).
Tujuan ini harus dilandasi keputusankeputusan terdahulu mengenai pasar
sasaran,
positioning,
dan
bauran
pemasaran
yang
nantinya
akan
menentukan tugas yang harus dilakukan
periklanan yang program pemasaran
secara keseluruhan. Beberapa tujuan
periklanan diantaranya: iklan bersifat
memberikan informasi, iklan bersifat
membujuk
konsumen
dan
iklan
mengingatkan konsumen akan produk
yang dihasilkan perusahaan.
b. menentukan anggaran periklanan (money).
setelah menentukan tujuan periklanan,
perusahaan
kemudian
menetapkan
anggaran periklanan untuk setiap produk
atau jasa. Ada lima faktor yang harus
dipertimbangkan pada waktu menetapkan
anggaran periklanan yaitu tahapan didalam
daur hidup produk, pangsa pasar,
persaingan, frekuensi periklanan dan
diferesiansi produk.
c. Menciptakan pesan iklan (message) Ada
dua tahap yang harus dilalui penciptaan
iklan yaitu merencanakan strategi pesan
yang dimana untuk memutuskan pesan
106
Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017
iklan yang harus dikomunikasikan ada tiga
karakteristik yang perlu diperhatikan yaitu
pesan yang bermakna, dapat dipercaya,
dan khas, tahap kedua adalah pelaksanaan
pesan, yaitu pesan harus memiliki gaya,
ciri, kata, serta format terbaik untuk
mengungkapkan pesan yang dikehendaki.
d. Menyeleksi media iklan (media). Salah
satu menyeleksi media iklan yang terbaik
biasanya disesuaikan dengan target market
yang ingin dituju serta disesuaikan dengan
anggaran biaya yang dimiliki perusahaan.
e. Evaluasi periklanan (measurement). Ada
dua cara yang dilakukan guna mengukur
iklan
terhadap
penjualan
yaitu
membandingkan penjualan dimasa lampau
dengan pengeluaran periklanan dimasa
lampau dan melakukan eksperimen.
Harga merupakan nilai barang atau jasa yang
diungkapkan dalam satuan rupiah atau satuan
mata uang lainnya. Dalam hal ini harga jual
merupakan suatu yang digunakan untuk
mendapatkan sejumlah barang dan jasa serta
pelayanannya.
Menurut Kotler & Keller (2009) “Harga
adalah salah satu elemen bauran pemasaran
yang menghasilkan pendapatan, elemen lain
menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen
termudah dalam program pemasaran untuk
disesuaikan, fitur produk, saluran dan bahkan
komunikasi membutuhkan banyak waktu”.
Fandy Tjiptono (2008) menyebutkan bahwa
“Harga merupakan satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan atau
pendapatan bagi perusahaan”. Sedangkan
menurut Kotler dan Amstrong (2011)
pengertian harga adalah “Sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa atau
sejumlah nilai yang ditukar konsumen atas
manfaat-manfaat karena memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut”.
Dari tiga definisi tersebut menjelaskan bahwa
harga adalah unsur penting dalam sebuah
perusahaan dimana dengan adanya harga maka
perusahaan akan mendapatkan income bagi
keberlangsungan perusahaan. Selain itu harga
juga merupakan alat yang nantinya dijadikan
proses pertukaran terhadap suatu barang atau
jasa oleh konsumen.
Tingkat hunian kamar adalah suatu keadaan
sampai sejauh mana jumlah kamar terjual jika
diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar
yang tersedia untuk terjual. Tingkat hunian
kamar merupakan tolok ukur keberhasilan dari
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
sebuah hotel. Bahwa dengan tingginya tingkat
hunian kamar sebuah hotel, secara tidak
langsung akan mempengaruhi penghasilan dan
keuntungan hotel tersebut. Maka dari itu
semua
hotel
selalu
berusaha
untuk
meningkatkan jumlah hunian kamarnya.
Menurut Sugiarto (2009), tingkat hunian
kamar adalah “suatu keadaan sampai sejauh
mana
jumlah
kamar
terjual
jika
diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar
yang tersedia”.
Dalam Agin dan Christiono (2012) tingkat
hunian kamar hotel adalah “Banyaknya kamar
yang dihuni dibagi kamar yang tersedia
dikalikan 100%. Tingkat okupansi menjadi
salah satu unsur pengitung pendapatan hotel”.
Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat hunian kamar
adalah jumlah seluruh kamar yang terjual atau
disewakan kepada tamu atau langganan
dibandingkan dengan jumlah seluruh kamar
hotel yang tersedia dalam satu periode atau
dalam jangka waktu tertentu baik dalam
jangka waktu satu hari, satu minggu, satu
bulan ataupun satu tahun yang dinyatakan
dalam presentase.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analisis
data kuantitatif bersifat deskriptif dan
verifikatif. Penelitan yang bertujuan untuk
dapat mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
dan kejadian yang sedang berkembang dengan
cara menggambarkan atau menguraikan hasil
penelitian dengan pengungkapan berupa
narasi, grafik maupun gambar.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah Iklan
(X1) dengan dimensi terdiri dari tujuan, pesan,
media dan harga (X2) dengan indicator terdiri
dari price list, kesesuaian, harga sedangkan
variabel terikat pada penelitian ini adalah
Tingkat Hunian Kamar (Y) dengan indikator
tingkat perhatian, minat, dan keputusan.
Populasi dalam penelitian ini merupakan data
penjualan kamar hotel Sutan Raja Hotel &
Convention Centre 2015 yang berjumlah
13931 kamar dengan jumlah sample
ditetapkan sebanyak 100 anggota.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linier Berganda
Ananlisis regresi linier berganda digunakan
untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
iklan dan harga secara parsial maupun
107
Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017
bersama-sama terhadap tingkat hunian kamar
hotel. Perhitungan statistik dalam regresi linier
berganda yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan bantuan program
komputer SPSS versi 20. Hasil pengolahan
data dengan menggunakan program SPSS
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standard
Coefficients
ized
Coefficie
nts
B
Std.
Beta
Error
(Constant)
5.142
1.192
1
X1
.258
.114
.240
X2
.295
.110
.287
a. Dependent Variable: Y
Model
t
Sig.
Tabel 3
Uji Analisis Korelasi
Y
Pearson
Correlation
Sig. (1-tailed)
N
4.315
2.258
2.691
.000
.026
.008
Model persamaan regresi yang dituliskan dari
hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi
adalah sebagai berikut:
Y =5,142+ 0,258X1 + 0,295X2
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Konstanta sebesar 5.142 menunjukan bahwa
apabila iklan dan harga nilainya adalah 0,
maka tingkat hunian kamar nilainya adalah
5,142. Variabel iklan sebesar 0,258
menunjukan
bahwa
apabila
variabel
independen lain nilainya tetap dan iklan
mengalami kenaikan 1 satuan, maka tingkat
hunian kamar mengalami peningkatan sebesar
0,258.
Variabel harga sebesar 0,295 menunjukan
bahwa apabila variabel independen lain
nilainya tetap dan nilai harga diturunkan
sebesar 1 satuan, maka tingkat hunian kamar
mengalami peningkatan sebesar 0,295.
Persamaan tersebut dapat terlihat bahwa
keseluruhan variabel bebas iklan dan variabel
harga berpengaruh positif terhadap tingkat
hunian kamar. Berdasarkan hasil regresi linier
berganda dapat diketahui bahwa variabel
bebas yang berpengaruh lebih besar adalah
variabel harga dengan koefisien 0,295.
Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui
tingkat hubungan antara variabel independen
dengan dependen yaitu antara variabel iklan
dan harga. Hasil uji analisis korelasi dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
Y
X1
X2
Y
X1
X2
Y
X1
X2
1.000
.394
.415
.
.000
.000
100
100
100
X1
X2
.394
1.000
.534
.000
.
.000
100
100
100
.415
.534
1.000
.000
.000
.
100
100
100
Hubungan antara variabel iklan (X1) dan harga
(X2) adalah 1,000 dengan signifikasi 0,00.
Tingkat hubungan kedua variabel tersebut
dapat dilihat pada Tabel 3 dan dapat dikatakan
hubungan tersebut “positif dan signifikan
(0,00 < 0,05), serta tingkat hubungannya
sangat kuat, karena nilai 1,000 berada dalam
interval 0,800– 1,000” .
Hubungan antara variabel iklan (X1) dan
tingkat hunian kamar (Y) adalah 0,394 dengan
signifikasi 0,00. Tingkat hubungan kedua
variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3
dan dapat dikatakan hubungan tersebut “positif
dan signifikan (0,00 < 0,05), tingkat
hubungannya rendah, karena nilai 0,394
berada dalam interval 0,200– 0,399”.
Hubungan antara variabel harga (X2)
dan tingkat hunian kamar (Y) adalah 0,415
dengan signifikasi 0,00. Tingkat hubungan
kedua variabel tersebut dapat dilihat pada
Tabel 3 dan dapat dikatakan tingkat hubungan
tersebut “positif dan signifikan (0,00 < 0,05),
serta sedang, karena nilai 0,415 berada dalam
interval 0,400 – 0,599”.
Secara ringkas hasil dapat diartikan
sebagai berikut: “Bila sebuah jasa memiliki
iklan yang bagus pasti jasa itu dapat
meningkatkan tingkat hunian kamar hotel, lalu
jika sebuah jasa memiliki harga yang baik
pasti jasa itu memiliki iklan yang baik serta
dapat meningkatkan tingkat hunian kamar.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji
Statistik t)
Dalam analisis ini digunakan untuk
menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel
bebas secara individual dalam menjelaskan
variasi variabel terikat yaitu tingkat hunian
108
Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017
kamar. Berdasarkan data yang diperoleh dari
output SPSS, hasil analisis disajikan berikut:
Tabel 4
Hasil Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
Std. Error
(Con
stant
)
5.14
2
1.192
X1
.258
.114
X2
.295
.110
Standardized
Coefficients
t
2) Nilai signifikasi (P value) < 0,05
0,08 < 0,05
Dapat disimpulkan yang berarti Ho ditolak dan
Ha diterima. Artinya variabel independen
secara parsial mempengaruhi
variabel
dependen secara signifikan.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Pada penelitian ini, uji F digunakan untuk
mengetahui signifikasi pengaruh iklan dan
harga terhadap tingkat hunian kamar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari output
SPSS, hasil analisis dilihat pada Tabel 5
berikut ini:
Tabel 5
Hasil Uji F
Sig.
Beta
4.3
15
2.2
58
2.6
.287
91
.240
.000
.026
.008
a. Dependent Variable: Y
sumber : Data SPSS yang telah diolah, 2016
a. Variabel Iklan (X1)
Berdasarkam hasil uji diatas untuk
variabel iklan (X1) diperoleh nilai t hitung
2,258 dengan tingkat signifikasi 0,026,
dengan menggunakan batas signifikasi
0,05, serta t tabel dengan taraf kesalahan
5% yang dihitung dengan dk = n-k-1,
n=(jumlah sampel) k=(jumlah variabel
independen (Sugiyono 2014: 258)
berarti: dk = 100-2-1
dk = 97
kemudian dicari pada distribusi nilai t
tabel, lalu didapat nilai t tabel dengan
taraf kesalahan 5% dan dk = 97 yaitu
1,985. Berarti ini dapat dilihat bahwa:
1) thitung > ttabel
2,258 > 1,985
2) Nilai signifikasi (P value) < 0,05
0,026 < 0,05
Dapat disimpulkan yang berarti Ho ditolak dan
Ha diterima.
b. Variabel Harga
Berdasarkam hasil uji diatas untuk
variabel kualitas produk (X2) diperoleh
nilai t hitung 2,691 dengan tingkat
signifikasi 0,08, dengan menggunakan
batas signifikasi 0,05, serta t tabel dengan
taraf kesalahan 5% yang dihitung dengan
dk = n-k-1, n=(jumlah sampel) k=(jumlah
variabel independen (Sugiyono 2014: 258)
berarti:
berarti: dk = 100-2-1
dk = 97
kemudian dicari pada distribusi nilai t tabel,
lalu didapat nilai t tabel dengan taraf
kesalahan 5% dan dk = 97 yaitu 1,985. Berarti
ini dapat dilihat bahwa:
1) thitung > ttabel
2,691 > 1,985
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
Model
Regression
ANOVAa
Sum of
df
Squares
Mean
Square
35.454
2
Residual
130.546
Total
166.000
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
97
99
F
Si
g.
.0
17.727 13.172 00
b
1
1.346
Berdasarkan hasil statistik Tabel 5, bahwa F
hitung sebesar 13,172 dengan tingkat
signifikan 0,000, dengan menggunakan batas
signifikasi 0,05, serta F tabel yang terlebih
dahulu ditentukan derajat kebebasan (dk1 dan
dk2), dengan menggunakan signifikasi α=5%,
dk1 = k dk2= n-k-1 dengan k= jumlah variabel
independen dan n= jumlah sampel (Sugiyono.
2014:258), maka:
dk1= 2
dk2= 100-2-1
= 97
Berarti F tabel terdapat diantara dk pembilang
2 serta dk penyebut 97, sehingga F tabel yang
diperoleh adalah 3,09. Berdasarkan data di atas
didapatkan hasil bahwa jkh:
Fhitung > Ftabel
13,172 > 3,09
Nilai signifikasi (P value) ˂ 0,05
0,00 < 0,05
Dapat disimpulkan yang berarti Ho ditolak dan
Ha diterima.
Artinya variabel independen secara simultan
(bersama-sama)
mempengaruhi
variabel
dependen secara signifikan.
Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dilakukan untuk
menunjukan besarnya sumbangan atau
kontribusi dari variabel independen terhadap
variabel dependen. Berikut merupakan tabel
R2, dengan nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1
2
atau (0<R <1).
109
Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017
Tabel 6
Uji Determinasi (R2)
Model
R
R
Square
Adjusted R
Square
1
.462a
.214
a. Predictors: (Constant), X2, X1
.197
Std. Error
of the
Estimate
1.16010
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat koefisien
determinasi (R square) adalah 0,214. Artinya
R square (R2) pada Tabel IV.26 menunjukan
besarnya sumbangan atau kontribusi dari
variabel iklan dan harga terhadap tingkat
hunian kamar yaitu sebesar 21,4%
(0,214×100%), sedangkan sisanya 78,6%
(100% - 21,4%) dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti.
Iklan Sutan Raja Hotel dan Convention
Centre Kabupaten Bandung
Iklan merupakan usaha komunikasi pemasaran
yang dilakukan oleh organisasi atau
perusahaan untuk memberikan informasi
dengan tujuan untuk menawarkan suatu
produk atau jasa melalui sebuah media yang
dapat membujuk untuk membeli.
Setelah dilakukan penelitian iklan pada
konsumen Sutan Raja Hotel & Convention
Centre Kabupaten Bandung untuk variabel
iklan mendapat total sekor sebesar 1.105 yang
menunjukan bahwa iklan Sutan Raja Hotel &
Convention Centre Kabupaten Bandung bila
dilihat menurut rentang sekor berada dalam
kondisi baik. Karena mayoritas responden
memberikan penilaian setuju terhadap iklan
tersebut.
Dari hasil tersebut dapat digambarkan bahwa
responden menyatakan bahwa Iklan Sutan
Raja Hotel & Convention Centre Kabupaten
Bandung telah memberikan pengetahuan
informasi dan pesan makna yang baik pada
responden.
Harga Kamar Sutan Raja Hotel dan
Convention Centre
Harga adalah Sejumlah uang yang dibebankan
atas suatu produk atau jasa atau sejumlah nilai
yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat
karena memiliki atau menggunakan produk
atau jasa tersebut. Menurut Kotler dan
Amstrong (2012:52), didalam variabel harga
ada beberapa unsur kegiatan utama harga yang
meliputi daftar harga, diskon, potongan harga
dan periode pembayaran.
Setelah dilakukan penelitian harga pada
konsumen Sutan Raja Hotel & Convention
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
Centre Kabupaten Bandung untuk variabel
harga mendapat total sekor sebesar 1.090 yang
menunjukan bahwa harga kamar Sutan Raja
Hotel dan Convention Centre bila dilihat
menurut rentang sekor berada dalam kondisi
baik.
Karena
mayoritas
responden
memberikan penilaian setuju terhadap harga.
Tingkat Hunian Kamar Sutan Raja Hotel
& Convention Centre
Tingkat hunian kamar adalah suatu keadaan
sampai sejauh mana jumlah kamar terjual jika
diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar
yang tersedia untuk terjual. Tingkat hunian
kamar merupakan tolok ukur keberhasilan dari
sebuah hotel. Bahwa dengan tingginya tingkat
hunian kamar sebuah hotel, secara tidak
langsung akan mempengaruhi penghasilan dan
keuntungan hotel tersebut.
Setelah dilakukan penelitian tingkat hunian
kamar pada konsumen Sutan Raja Hotel &
Convention Centre Kabupaten Bandung untuk
variabel tingkat hunian kamar mendapat total
sekor sebesar 1.120 yang menunjukan bahwa
tingkat hunian kamar Sutan Raja Hotel &
Convention Centre Kabupaten Bandung bila
dilihat menurut rentang sekor berada dalam
kondisi baik. Karena mayoritas responden
memberikan penilaian setuju terhadap tingkat
hunian kamar tersebut.
Pengaruh Iklan Dalam Meningkatkan
Tingkat Hunian Kamar Sutan Raja Hotel
dan Convention Centre
Pengaruh kualitas produk (X1) terhadap
keputusan pembelian (Y)
konsumen.
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan,
diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel
iklan (X1), bernilai 0,258 artinya iklan
mempunyai pengaruh yang sejajar dimana
nilai iklan ditaikan sebesar 1 satuan maka
tingkat hunian kamar akan naik sebesar 0,258.
Sedangkan untuk pengujian parsial (uji t)
diperoleh t hitung dengan nilai thitung lebih
dari ttabel (2,258 > 1,985), serta nilai
signifikasi (P value) dibawah 0,05 (0,000 <
0,05), ini dapat diartiakan variabel iklan
mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap variabel tingkat hunian kamar hotel.
Hal ini menunjukan bahwa konsumen
memandang jasa hotel Sutan Raja Hotel &
Convention Centre sebagai jasa dengan iklan
baik yang menjadi alasan konsumen untuk
menginap sehingga dapat meningkatkan
tingkat hunian kamar hotel.
110
Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017
Pengaruh Harga Dalam Meningkatkan
Tingkat Hunian Kamar Sutan Raja Hotel
& Convention Centre
Pengaruh kualitas produk (X2) terhadap
keputusan pembelian (Y)
konsumen.
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan,
diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel
harga (X2), bernilai 0,295 artinya harga
memiliki pengaruh sebab timbal balik dimana
bila nilai harga diturunkan sebesar 1 satuan
maka tingkat hunian kamar akan naik sebesar
0,295. Sedangkan untuk pengujian parsial (uji
t) diperoleh t hitung dengan nilai thitung
lebih dari ttabel (2,2691 > 1,985), serta nilai
signifikasi (P value) dibawah 0,05 (0,000 <
0,05), ini dapat diartiakan variabel harga
memiliki pengaruh dalam meningkatkan
tingkat hunian kamar Sutan Raja Hotel &
Convention Centre.
Pengaruh Iklan Dan Harga Dalam
Meningkatkan Tingkat Hunian Kamar
Sutan Raja Hotel dan Convention Centre
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tentang pengaruh iklan dan harga
dalam meningkatkan tingkat hunian kamar
hotel pada Sutan Raja Hotel & Convention
Centre Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil
uji koefisien determinasi menggunakan SPSS
versi 20.0 yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan model dalam
meningkatkan variasi variabel independen,
diperoleh sebesar 0,214. hal ini berarti 21,4%
tingkat hunian kamar hotel dapat dipengaruhi
oleh iklan dan harga, dan sisanya 78,6%
dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Melalui uji regresi linier ganda, atas
variabel iklan dan harga terbukti positif
mempengaruhi tingkat hunian kamar dengan,
Fhitung yang lebih besar dari Ftabel (13,172 >
3,11) dan nilai signifikasi (P value) dibawah
0,05 (0,000 < 0,05). Hasil uji regresi juga
menemukan bahwa variabel harga (β = 0,287,
p < 0,05) berpengaruh lebih besar terhadap
tingkat hunian kamar dari pada pengaruh yang
diberikan variabel iklan (β = 0,240, p < 0,05)
terhadap keputusan pembelian, hal ini berarti
konsumen lebih mempertimbangkan harga
dari pada iklan untuk menginap di hotel.
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh
iklan dan harga dalam meningkatkan tingkat
hunian kamar hotel Sutan Raja Hotel &
Convention Centre Kabupaten Bandung, maka
beberapa kesimpulan diambil diantaranya :
Iklan Sutan Raja Hotel & Convention Centre
Kabupaten Bandung menurut persepsi
pelanggan adalah baik. Harga Sutan Raja
Hotel & Convention Centre Kabupaten
Bandung menurut persepsi pelanggan adalah
baik. Hal ini dapat dilihat dari garis kontinum
menunjukan posisi yang baik dengan skor
1090. Tingkat hunian kamar Sutan Raja Hotel
& Convention Centre Kabupaten Bandung
menurut persepsi pelanggan adalah baik. Hal
ini dapat dilihat dari garis kontinum
menunjukan posisi yang baik dengan sekor
1.120. yang menunjukan bahwa tingkat hunian
kamar Sutan Raja Hotel & Convention Centre
Kabupaten Bandung bila dilihat menurut
rentang sekor berada dalam kondisi baik.
Karena mayoritas responden memberikan
penilaian setuju terhadap tingkat hunian kamar
tersebut.
Memiliki pengaruh positif dan signifikan
variabel iklan (X1) tingkat hunian kamar (Y),
dengan hasil pengujian hipotesis (secara
parsial) yaitu sebesar 2,258 dengan nilai
signifikan 0,026. ini dapat diartiakan variabel
harga
memiliki
pengaruh
dalam
meningkatkan tingkat hunian kamar Sutan
Raja Hotel & Convention Centre.
Memiliki pengaruh positif dan signifikan
variabel harga (X2) terhadap tingkat hunian
kamar (Y), dengan hasil pengujian hipotesis
(secara parsial) yaitu sebesar 2,691 dengan
nilai signifikan 0,08.
Memiliki pengaruh positif dan
signifikan variabel iklan (X1) dan harga (X2)
secara bersama-sama (secara simultan)
terhadap tingkat hunian kamar (Y), berarti
konsumen lebih mempertimbangkan harga
dari pada iklan untuk menginap di hotel.
REFERENSI
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. (2012).
Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT
INDEKS Kelompok Gramedia
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran
Edisi 3. Yogyakarta: Andy Offset
PENUTUP
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
111
Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 2 September 2017
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, (2012).
Marketing Managemen. Edisi 14.
Jakarta : Erlangga
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, (2009).
Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid
1. Jakarta : Erlangga.
Subagyo. (2010). Marketing In Busisness.
edisi I. Jakarta: Mitra Wacana Media
Paul Peter, J dan Jemes H Donnely. (2010).
Marketing Managemen. Edisi 10. New
York :McGraw-Hill
Moriarty, Sandra., Nancy Mitchell., dan
William Wells. (2011). Advertising.
Edisi kedelapan. Jakarta: Kencana
Sufren., dan Natanael, Y. (2014). Belajar
Otodidak SPSS Pasti. Jakarta : PT
Elex Media Komputindo.
Yulianto Atun, Analisis Faktor-Faktor
Pertumbuhan
Keuangan
Hotel
Menggunakan Metode Analisis Statis
dan Dinamis (Studi Kasus : PT Hotel
Mandarine Regency Tbk), Khasanah
Ilmu, Vol. III No.1 Maret 2012. ISSN
2087-0086
Z Zulkarnain. (2016) Pengaruh Harga
Kamar Terhadap Tingkat Hunian pada
Hotel Karya Tapin 1 di Tenggarong.
Jurnal Ekonomi & Manajemen
Indonesia, ejurnal.unikarta.ac.id
http://www.bandungkab.go.id
http://www.sutanrajasoreanghotel.com
http://www.kabarindonesia.com
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
112
Download