starmag februari 2013 - Bethany FOG Balikpapan

advertisement
Demikianlah orang itu menyeret temannya dan menuntut, "Aku
ingin $3000 itu kembali!". Orang itu bersujud dan memohon,
"Tolonglah kasihani aku ini. Aku tidak punya $3000 di
kantongku tapi aku tentu saja akan mengembalikan kepadamu
$3000". Adalah mungkin membayar kembali $3000. Uang itu
masih cukup banyak tetapi masih dalam jangkauan rata-rata
pekerja, asal ada cukup waktu untuk mengembalikannya.
Tetapi orang itu menolaknya dan menjebloskan temannya ke
dalam penjara karena $3000!
ajaran yang paling mirip dengan ajaran purgatori yang saya
temukan dalam ajaran Protestan. Sungguh luar biasa! Jika
melalui penyiksaan, dosa kita dapat diampuni, mengapa Yesus
perlu mati? Jika dengan disiksa selama 1000 tahun, $1,5
milyar dapat dihapuskan, mengapa Yesus perlu mati?
Inilah situasi tragis yang dialami oleh mereka yang tidak mau
berhadapan dengan Firman Allah. Ini menunjukkan bahwa
ketika kita datang kepada Firman Allah, kita harus datang
tanpa belenggu doktrin dalam pikiran kita. Jika tidak, kita akan
mengelak dan menyalahtafsirkan pernyataan yang sangat jelas
ini yang dengan baik dipahami oleh Professor Schweizer dan
H.A.W. Meier. Tetapi karena kita terikat pada dogma, maka kita
coba memutar-mutar Firman Allah yang sudah jelas, hasilnya
kita beromong kosong. Dan akibatnya sangat mengerikan. Apa
yang disabdakan Yesus di sini sangatlah jelas dan tegas. Para
penafsir yang besar itu tidak ada kesulitan sama sekali dalam
memahami makna dari kata-kata sederhana ini.
Masalah ini kemudian disampaikan kepada raja, yang berkata
kepada hambanya yang menteri keuangan itu, "Jika aku telah
mengampunimu, tidakkah seharusnya engkau mengampuni
orang yang berhutang padamu?" Apa yang diajarkan oleh Doa
Bapa Kami kepada kita? "Ampunilah kami akan kesalahan
[hutang] kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah[berhutang] kepada kami" (lihat Matius 6:12). Yesus
berkata jika kita tidak mengampuni pengutang kita, kita tidak
akan diampuni. Demikian pula pengampunan yang diberikan
kepada pelayan itu akhirnya dicabut. Raja berkata kepadanya,
"Engkau hamba yang jahat! Aku mengampuni segala
hutangmu karena engkau memohon kepadaku. Tidakkah
semestinya kamu merasa kasihan kepada temanmu, seperti
yang aku perbuat kepadamu?" Dalam kemarahan, raja
mengirimnya untuk disiksa sampai dia mengembalikan $1,5
milyar. Tetapi dia tidak akan pernah bisa mengembalikannya,
karena ia sudah dipenjara!
3.
PRINSIP-PRINSIP HIDUP KRISTEN :
Dua prinsip kerohanian yang penting tentang bagaimana
orang-orang Kristen mestinya hidup dapat ditarik dari apa yang
telah kita diskusikan. Pertama kita harus memperlakukan
orang lain seperti apa yang Allah telah lakukan terhadap diri
kita. Yesus menyebutkan secara khusus dalam Lukas 6:36:
"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu
adalah murah hati." Prinsip ini dapat disederhanakan
sebagai berikut: Allah berharap kita memperlakukan orang
lain sebagaimana Dia memperlakukan kita.
Pesan dari kutipan ini jelas. Sebagaimana ditafsirkan oleh
Professor Schweizer dari Zurich dalam buku tafsirannya Das
Neue Testament Deutsch, yang telah diterjemahkan ke dalam
Bahasa Inggris dengan judul Loss of Grace: yaitu kasih karunia
sebenarnya telah diberikan, tetapi karena orang yang
menerimanya tidak pantas, akibatnya kasih karunia itu hilang.
Kehidupan rohani diatur dalam tingkat ketelitian yang persis
sama sebagaimana alam semesta yang diciptakan Allah.
Siapapun yang telah mempelajari Fisika tahu bahwa ada
hukum yang mengatur materi. Pelanggaran terhadap hukum ini
akan menimbulkan petaka, dan kita tidak bisa melarikan diri.
Contohnya hukum gravitasi. Tanpa adanya kuasa, seseorang
yang melompat dari lantai tiga tubuhnya akan hancur, bahkan
lehernya juga. Jika dia melompat dari lantai yang lebih tinggi,
dia pasti akan hancur berkeping-keping karena daya gravitasi
menariknya. Tidak ada alasan bagi dia untuk berkata,
"Gravitasi akan ditunda. Jika aku melangkah ke jendela, Aku
akan melayang di udara". Gravitasi akan menariknya turun jika
dia tidak memiliki sarana untuk mengatasinya.
Seorang cendekiawan besar dari Jerman, H.A.W. Meier juga
membahas poin ini dengan sangat baik dalam tafsirannya yang
berjumlah 20 jilid tentang Perjanjian Baru berbahasa Yunani.
Malahan ini adalah tafsiran terbaik yang ada sampai sekarang
ini walaupun naskah itu ditulis ratusan tahun yang lalu, dan
hanya dicetak ulang pada tahun 1980. Dengan judul "Doctrine
of this Parable (Doktrin dari Perumpamaan Ini)" dia menulis:
"Remisi yang telah engkau dapatkan dari Allah, dari hutang
dosa yang tak terbayarkan hendaknya merangsang hatimu
untuk memaafkan saudaramu dengan hutang yang lebih kecil.
Jika tidak penghakiman Mesias akan datang, kebenaran Allah
akan menentangmu dan engkau akan dijatuhkan ke Gehenna
untuk dihukum selamanya." Dengan jelas, Meier menunjukkan
bahwa kasih karunia yang awalnya diberikan - pengampunan
yang awal - kemudian ditarik. Dan orang akan dibuang ke
Gehenna (yang berarti Neraka) untuk dihukum selamanya.
Juga di dalam kehidupan rohani, kita harus mengerti bahwa
ada hukum Allah yang mengatur. Jika kita melanggar hukum ini
kita akan menanggung akibatnya. Itulah hukum di mana kita
harus memperlakukan orang lain sebagaimana Allah
memperlakukan kita. Karena Allah baik pada kita, kita harus
baik pada orang lain. Karena Allah mengampuni kita, kita harus
mengampuni orang lain. Tidak masalah bagaimana orang lain
memperlakukan kita. Apa yang kita pentingkan adalah
bagaimana hubungan kita dengan Allah. Jika kita mengerti
hukum rohani ini, kita akan mengetahui bahwa, sebagai orang
Kristen, tindakan kita tidak ditentukan oleh orang lain. Cara kita
bertindak itu diatur hanya oleh cara Allah menangani kita.
Ajaran ini tentu saja tidak akan diterima dengan baik oleh
gereja-gereja Tionghua. Demi doktrin mereka, mereka menolak
kata-kata Yesus yang jelas ini. Sangat menyedihkan cara
Watchman Nee coba menjelaskan masalah ini. Semakin dia
mencoba, semakin banyak kekacauan yang muncul. Dia
mengatakan bukanlah kasih karunia mula-mula yang ditarik
kembali, tetapi kasih karunia berikutnya yang ditarik. Hal ini
sungguh tidak masuk akal. Jika kasih karunia mula-mula tidak
ditarik, maka si hamba masih diampuni hutang $1.5 milyar
dolar itu. Dengan demikian dia tidak akan dijebloskan ke dalam
penjara, karena tidak ada hutang yang harus dikembalikan.
Pernyataan seperti itu menjadi tidak jelas. Inilah yang terjadi
ketika kita mengorbankan kebenaran Firman Allah demi
dogma. Ketika ditanya bagaimana cara si hamba membayar
hutangnya di penjara, Watchman Nee membuat pernyataan
yang mirip dengan ajaran bidat. Dia mengatakan bahwa si
hamba akan dihukum selama 1000 tahun di kerajaan mesianik
sehingga suatu saat nanti ia mendapat pengampunan. Inilah
Berapa dari kita yang hidup sesuai dengan hukum ini? Jika
seseorang menyakiti kita, kita dengan senang hati akan
membalasnya. Jika itu masalahnya, maka itu berarti bahwa
orang lainlah yang mengatur hidup kita. Dan kita seperti robot,
perbuatan kita diatur oleh orang lain. Jika seseorang berbuat
jahat kepada kita, kita akan membalas dia. Perilaku balas
membalas ini membuat diri kita pasif, jarang berinisiatif untuk
melakukan sesuatu. Kita hanya bereaksi terhadap apa yang
dilakukan orang lain terhadap diri kita. Ini menunjukkan bahwa
kita belum sampai kepada tahap di mana kita mengerti prinsip
bahwa hidup kita tidak ditentukan oleh perilaku orang lain
terhadap kita. Apakah mereka berbuat jahat terhadap kita atau
[4]
Download