49 dipilih dan ditemukan strategi yang tepat dalam upaya meningkatkan kualitas perusahaan agar dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan nilai, kapabilitas, dan kompetensi perusahaan sehingga perusahaan memiliki keunggulan bersaing (competitive advantage) dalam industri retail buku dan alat tulis di Denpasar. 4.2 Variabel Penelitian 4.2.1 Identifikasi variabel Berdasarkan kajian dan hasil wawancara dengan beberapa responden yang paham keberadaan serta kapasitas TB Gramedia Duta Plaza sebagai usaha retail buku dan alat tulis, maka dapat diidentifikasi sembilan (9) variabel dengan 29 indikator yang termasuk faktor eksternal, dan sembilan (9) variabel dengan 25 indikator yang termasuk faktor internal. Identifikasi variabel eksternal dapat dilihat pada Lampiran 14, dan identifikasi variabel internal dapat dilihat pada Lampiran 15. Dalam lingkungan eksternal pada analisis SWOT, variabel yang diidentifikasi dan akan dianalisis lebih lanjut merupakan variabel-variabel yang berada di luar kendali perusahaan, terdiri dari lingkungan eksternal makro dan mikro. Dalam lingkungan internal, variabel yang diidentifikasi dan dianalisis lebih lanjut merupakan variabel-variabel yang berada dalam kendali perusahaan dan berpengaruh secara langsung terhadap perusahaan. Analisis lingkungan internal menggunakan metode balanced scorecard yang menganalisis variabel lingkungan internal melalui empat perspektif, yaitu : perspektif keuangan, pelanggan, proses 50 bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Identifikasi variabel dilakukan berdasarkan teori yang relevan, dan diperkuat dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, dan telah diuji kebenarannya. 4.2.2 Definisi operasional variabel Definisi operasional dari variabel dan indikator variabel lingkungan eksternal makro TB Gramedia Duta Plaza adalah sebagai berikut : 1) Ekonomi, merupakan kondisi situasi ekonomi yang digambarkan melalui indikator-indikator sebagai berikut : a) Pertumbuhan ekonomi regional Bali adalah situasi perekonomian di Bali, khususnya di Kota Denpasar. b) Tingkat pendapatan masyarakat adalah tinggi rendahnya penghasilan masyarakat dalam bentuk uang, yang dapat mempengaruhi daya beli atau kemampuan masyarakat membeli buku di TB Gramedia Duta Plaza. 2) Pemerintah adalah lembaga yang mengurus, mengatur, dan membuat kebijakan terkait masalah pendidikan. Pemerintah digambarkan melalui indikator sebagai berikut : a) Kepedulian pemerintah terhadap suksesnya program pendidikan merupakan dukungan pemerintah terhadap kelancaran dan kesuksesan program pendidikan yang telah dicanangkan. 3) Politik adalah situasi pemerintahan yang terkait dengan dunia politik, yang digambarkan dalam indikator-indikator berikut ini : 51 a) Tingkat keamanan adalah kondisi keamanan nasional dan regional yang akan berpengaruh terhadap rasa aman usahawan dalam berusaha dan kenyamanan masyarakat dalam berbelanja. Kemudian akan berpengaruh terhadap penjualan buku. b) Situasi politik yang stabil adalah stabilnya politik nasional tanah air yang akan membawa situasi politik yang kondusif di daerah yang kemudian menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. 4) Sosial Budaya merupakan kondisi kehidupan masyarakat terkait dengan tradisi dan budaya masyarakat yang menciptakan jalinan hubungan antara TB Gramedia Duta Plaza dengan masyarakat, yang akan mempengaruhi keberlangsungan usaha dan keberhasilan perusahaan. Variabel ini digambarkan melalui indikator-indikator berikut ini : a) Tingkat pertumbuhan penduduk merupakan tingkat bertambahnya jumlah penduduk di Bali, khususnya di Kota Denpasar. Penduduk inilah yang dapat menjadi konsumen potensial bagi TB Gramedia Duta Plaza. b) Kesadaran masyarakat akan haknya sebagai konsumen, artinya bahwa masyarakat sudah sadar akan haknya sebagai konsumen, yaitu untuk dilayani dengan baik, sehingga tuntutan masyarakat kepada perusahaan menjadi semakin tinggi. c) Kepedulian masyarakat akan pentingnya pendidikan, artinya seberapa besar kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan ilmu 52 pengetahuan, juga peran serta masyarakat dalam kesuksesan pendidikan. d) Budaya gemar membaca adalah kebiasaan membaca oleh masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman hidup masyarakat. Semakin tinggi budaya gemar membaca dalam masyarakat Bali, maka akan berpengaruh semakin baik bagi TB Gramedia Duta Plaza. 5) Teknologi merupakan perkembangan sistem teknologi informasi yang semakin canggih, sebagai alat bantu untuk mempermudah pekerjaan. Variabel teknologi ini terbagi dalam tiga indikator, yaitu : a) Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah kemampuan TB Gramedia Duta Plaza dalam menyerap atau mengadaptasi perkembangan tekonologi informasi dan komunikasi. b) Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi adalah kemampuan TB Gramedia Duta Plaza dalam memahami dan mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi yang ada dalam upaya meningkatkan pelayanan ataupun kehandalan sistem informasi dan komunikasi yang telah digunakan oleh perusahaan saat ini. c) Perkembangan software dan hardware yang user friendly adalah perkembangan teknologi yang mudah diikuti, mudah dipahami sistemnya, dan mudah dioperasikan oleh penggunanya, baik pengguna yang sudah ahli di bidang teknologi maupun yang awam teknologi. 53 6) Lingkungan Industri adalah pengelolaan toko-toko sejenis yang dapat mempengaruhi jumlah pengunjung yang berbelanja. Lingkungan industri terdiri atas beberapa variabel yaitu : a) Persaingan diantara perusahaan sejenis, yaitu situasi persaingan bisnis antar toko buku dalam upaya untuk memperbesar pangsa pasar dengan berbagai strategi, dengan indikator : bertambahnya jumlah kompetitor, kemampuan kompetitor yang semakin kuat, dan tingkat pertumbuhan industri. Bertambahnya jumlah kompetitor adalah semakin banyaknya pesaing yang bergerak di bidang industri yang sama, sehingga memperketat persaingan; kemampuan kompetitor yang semakin kuat berarti perusahaan sejenis sebagai pesaing memiliki keunggulan kompetitif yang semakin tinggi, dan; tingkat pertumbuhan industri adalah perkembangan industri bisnis retail toko buku. b) Kemungkinan masuknya pesaing baru adalah besar kecilnya kemungkinan pesaing baru untuk memasuki industri bisnis toko buku, dengan indikator : mudahnya kompetitor baru masuk dalam industri bisnis. Mudahnya kompetitor baru masuk dalam industri bisnis merupakan penyebab semakin tingginya tingkat persaingan karena perusahaan sejenis yang baru tidak memiliki kesulitan untuk masuk dalam industri bisnis toko buku. c) Potensi pengembangan produk substitusi adalah besar kecilnya kesempatan dan kemampuan produk lain yang berfungsi sama, untuk dikembangkan sebagai pengganti produk yang dijual oleh TB 54 Gramedia Duta Plaza. Dengan indikator : tawaran produk substitusi sebagai produk pengganti adalah kemampuan dan daya saing produk pengganti. d) Kekuatan tawar-menawar penjual atau pemasok, merupakan daya tawar penjual atau pemasok dalam mempengaruhi proses transaksi jual beli buku. Indikator dari variabel ini adalah peran penting supplier atau penerbit selaku pencetak produk dan; peran penting distributor sebagai penyalur produk, yang berarti kemampuan supplier atau penerbit dan distributor untuk mempengaruhi ketersediaan dan kelengkapan buku dalam upaya memenuhi permintaan pelanggan TB Gramedia Duta Plaza. e) Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen, merupakan daya tawar pembeli atau konsumen dalam transaksi jual beli barang di TB Gramedia Duta Plaza yang akan mempengaruhi keberlangsungan usaha. Terdiri atas indikator sebagai berikut : sensitifitas harga bagi konsumen yang peduli terhadap perbedaan harga adalah besarnya kemungkinan konsumen akan berpindah toko buku karena perbedaan harga; potensi belanja konsumen adalah tingkat kepastian konsumen memilih berbelanja di TB Gramedia Duta Plaza, dan; konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan tempat berbelanja artinya besarnya kemungkinan konsumen untuk berpindah tempat berbelanja. 55 Definisi operasional dari variabel dan indikator variabel lingkungan eksternal mikro TB Gramedia Duta Plaza adalah sebagai berikut : 1) Gaya Hidup Konsumen merupakan sikap masyarakat di lingkungan eksternal TB Gramedia Duta Plaza selaku konsumen, yaitu fashionable lifestyle yang cenderung konsumtif. Indikator gaya hidup terdiri dari : a) Aktivitas belanja konsumen adalah kegiatan konsumen menggunakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang alur atau urutan pemenuhan kebutuhan tersebut disusun oleh konsumen yang berkepentingan. b) Minat konsumen adalah keinginan konsumen terkait dengan hobi, lingkungan pergaulan, kebiasaan, dan kebutuhan konsumen. c) Cara pandang dan sikap konsumen adalah pola pikir, cara pandang, dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima. 2) Market share merupakan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar industri buku dan alat tulis. Indikator market share terdiri atas : a) Jumlah pengunjung yaitu banyaknya pelanggan yang berkunjung ke TB Gramedia Duta Plaza b) Jumlah penjualan adalah besar nilai nominal seluruh transaksi belanja yang dilakukan oleh pelanggan dalam satu periode waktu tertentu. 3) Customer satisfaction adalah tingkat kepuasan pelanggan yang dialami oleh pelanggan selama berada di lingkungan perusahaan. Variabel customer satisfaction terdiri atas indikator : 56 a) Kepuasan pelanggan, yaitu perasaan senang atau kecewa pelanggan yang didapat atas pelayanan perusahaan b) Loyalitas konsumen, adalah kesetiaan konsumen untuk selalu berbelanja di TB Gramedia Duta Plaza apabila membutuhkan buku dan alat tulis. Definisi operasional dari variabel dan indikator lingkungan internal TB Gramedia Duta Plaza saat ini adalah sebagai berikut : 1) Perspektif Keuangan merupakan bagian internal perusahaan yang terkait erat dengan arus uang atau dana perusahaan. Variabel Keuangan merupakan kemampuan TB Gramedia Duta Plaza dalam mengelola keuangannya. Variabel keuangan terdiri atas indikator-indikator berikut : a) Arus kas (cash flow) perusahaan adalah arus (aliran) uang tunai dalam penerimaan kas perusahaan serta penggunaan kas dalam pembiayaan yang dikeluarkan oleh TB Gramedia Duta Plaza. b) Biaya merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan oleh TB Gramedia Duta Plaza untuk mengembangkan usaha. c) Keuntungan merupakan tingkat kemampulabaan yang dapat dihasilkan oleh TB Gramedia Duta Plaza. 2) Perspektif Pelanggan merupakan bagian internal perusahaan yang berhubungan langsung dengan penyampaian produk dalam pelanggan, upaya terkait dengan proses mengenalkan produk kepada konsumen, memenuhi kebutuhan, dan keinginan konsumen terhadap buku. Perspektif pelanggan ini terdiri atas variabel-variabel berikut : 57 a) Product adalah barang atau produk yang dijual di TB Gramedia Duta Plaza. Variabel ini terdiri atas indikator : jenis produk yang bervariasi adalah penawaran jenis produk selain buku yang juga dijual di TB Gramedia Duta Plaza, seperti : CD, stik pijat, kartu ucapan, postcard, poster, tabel, globe, peta dinding, puzzle, kalkulator, kamera, supplies computer, dll; kualitas fisik produk yang baik adalah tampilan buku yang menarik dari tampak luar atau fisik buku, seperti kemasan, kualitas kertas, tampilan cover, cetakan tulisan yang terbaca jelas, dan penjilidan buku yang kuat; kualitas isi produk yang mendidik yaitu tema dan isi buku sesuai dengan usia pembacanya. b) Customer relationship adalah hubungan baik yang berkelanjutan antara pelanggan dengan perusahaan. Salah satunya adalah kepuasan pelanggan terhadap keseluruhan proses pembelian yang dialaminya di TB Gramedia Duta Plaza. Variabel ini terdiri atas indikator : layanan prima sesuai standar perusahaan adalah upaya memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan yang ditetapkan perusahaan, bila perlu melebihi standar sehingga dapat memenuhi harapan konsumen, dan menjadikan konsumen sebagai pelanggan yang loyal; layanan yang bersifat personal untuk konsumen adalah layanan khusus terkait dengan kehidupan pribadi konsumen, seperti ucapan selamat ulang tahun dan berteman baik dengan konsumen. c) Image and Reputation merupakan faktor-faktor intangible yang menarik pelanggan untuk datang dan berbelanja di TB Gramedia Duta 58 Plaza. Variabel ini terdiri atas indikator-indikator berikut : citra perusahaan adalah kesan yang didapat masing-masing konsumen yang akan membentuk kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan sesuai dengan pengalaman yang dialami konsumen, terkait produk dan pelayanan selama berbelanja di TB Gramedia Duta Plaza sebagai cerminan kinerja perusahaan; intensitas promosi secara continue ke masyarakat merupakan kegiatan promosi yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan untuk memperkenalkan produk perusahaan agar dikenal masyarakat dengan harapan produk tersebut akan mendapat respon positif, kemudian dibeli, dan; fasilitas sarana dan prasarana toko adalah ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana pendukung terkait dengan kenyamanan konsumen dalam berbelanja, seperti : fasilitas gedung yang nyaman, fasilitas eskalator, tempat parkir, fasilitas AC ataupun penataan cahaya yang baik. 3) Perspektif Proses Bisnis Internal merupakan proses operasional di TB Gramedia Duta Plaza, disesuaikan dengan prosedur standar operasional yang digambarkan melalui variabel-variabel berikut ini : a) Operasional, merupakan proses penyampaian produk atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan. Indikator yang masuk dalam variabel operasional adalah : penerapan standard operational procedures (SOP), merupakan penggunaan pedoman standar pelaksanaan kegiatan dalam menjalankan tanggungjawab pekerjaan, dari semua unit kerja pada setiap lini; kesesuaian antara data komputer yang diakses oleh 59 pelanggan dengan data fisik di lapangan, merupakan kesesuaian jumlah stok buku dan lokasi buku (kode rak) yang tercantum di komputer informasi untuk konsumen dengan jumlah stok dan lokasi buku di rak jual, sehingga konsumen mudah dan cepat menemukan buku yang diinginkan, serta; proses pembelian yang mudah dan cepat merupakan kemudahan dan kecepatan proses pembelian dimulai dari saat konsumen masuk ke dalam toko, mencari buku yang diinginkan, baik mencari (widyaniaga), sendiri ataupun pembayaran di dilayani kasir oleh hingga store associate konsumen keluar meninggalkan TB Gramedia Duta Plaza. b) Layanan purna jual adalah jasa pelayanan setelah penjualan produk tersebut dilakukan. Variabel ini terdiri atas indikator : garansi atas barang cacat produksi adalah komitmen perusahaan yang merupakan hak pelanggan atas cacatnya produk yang dibeli, dan kewajiban perusahaan untuk bertanggungjawab atas ketidaknyamanan tersebut. Garansi ini berlaku selama batas waktu yang telah ditentukan. 4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan adalah bagian internal perusahaan, terkait dengan pelaksana kegiatan perusahaan. Merupakan serangkaian kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang mendukung operasional perusahaan, dengan variabel-variabel sebagai berikut : a) Kemampuan berinteraksi/ komunikasi internal merupakan kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu. Variabel ini terdiri atas indikator berikut ini : budaya 60 kerja perusahaan, merupakan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh perusahaan, yang menjadi tuntunan karyawan dalam bekerja, tuntunan manajemen dalam mengambil keputusan, dan telah menjadi kebiasaan baik bagi kelangsungan hidup perusahaan; sistem dan kualitas pelatihan karyawan adalah prosedur yang digunakan perusahaan dalam pelaksanaan pelatihan karyawan, dengan kualitas yang baik disesuaikan dengan anggaran yang ada, dan; penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu merupakan informasi yang tersosialisasi ke seluruh karyawan dengan baik, dipahami oleh semua karyawan secara akurat pada waktu yang tepat, sehingga dapat diwujudkan demi kemajuan perusahaan. b) Kemampuan sumber daya manusia (SDM) merupakan kemampuan karyawan yang dapat dilakukan melalui pemilihan karyawan yang tepat, pelatihan yang berguna untuk menunjang kecerdasan dan kreativitas karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Indikatorindikator dari variabel kemampuan SDM adalah kesesuaian karyawan dengan kualifikasi yang disyaratkan, merupakan kesesuaian antara moral karyawan, pendidikan, keahlian, dan pengalaman bekerja karyawan dengan persyaratan yang diinginkan oleh perusahaan untuk jabatan karyawan yang bersangkutan, sehingga setiap karyawannya dapat menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik; kompetensi karyawan terkait keterampilan dan pengalaman bekerja, adalah pengetahuan dan keterampilan karyawan yang profesional 61 dalam melaksanakan setiap tugasnya, sesuai dengan visi dan misi perusahaan; sistem training dan kontrak karyawan adalah pola training dan kontrak karyawan yang dilaksanakan oleh perusahaan, serta; penampilan dan keluwesan karyawan adalah kebersihan, kerapihan atas penampilan karyawan, serta sikap luwes dan ramah karyawan TB Gramedia Duta Plaza dalam melayani para pelanggan. c) Motivasi dan Inisiatif adalah upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya kepada para karyawan. Indikator dari variabel ini adalah kemampuan manajemen terkait dengan kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan pihak manajemen TB Gramedia Duta Plaza dalam merencanakan, mengorganisasikan, mendelegasikan tugas dengan kepemimpinannya, sekaligus mengendalikan operasional perusahaan dengan baik. Mampu memberi motivasi dan inisiatif pada karyawan, sehingga karyawan mampu membawa nama baik perusahaan melalui kinerja yang prima; reward dan punishment yang tegas merupakan ketegasan dan kejelasan sikap manajemen terhadap karyawan yang melanggar atau karyawan yang berprestasi. 4.3 Pengumpulan Data 4.3.1 Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Data kualitatif, merupakan data-data yang tidak berbentuk angka. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa informasi-informasi terkait 62 perusahaan yang sumbernya jelas dan dapat dipercaya, seperti lokasi perusahaan yang menjadi obyek penelitian, struktur organisasi, sejarah berdirinya perusahaan, serta penentuan variabel eksternal dan variabel internal perusahaan. 2) Data kuantitatif adalah data berupa angka, yang menggambarkan kinerja perusahaan. Data kuantitatif dalam penelitian ini diantaranya adalah data word of mouth marketing index, jumlah pengunjung, jumlah transaksi, pertumbuhan omzet, perbandingan harga, data karyawan, data pelanggan, dan jawaban responden terhadap kuesioner. Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Masing-masing sumber data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama atau secara langsung diperoleh di TB Gramedia Duta Plaza, yaitu data yang bersumber dari responden internal (key person). 2) Data sekunder, yaitu data yang digunakan sebagai pelengkap data primer. Data sekunder bersumber dari pihak-pihak tertentu terkait usaha TB Gramedia Duta Plaza untuk merumuskan strategi bisnis yang tepat. Dalam penelitian ini diperoleh dari responden eksternal yang selama ini telah menjalin hubungan baik dan bekerjasama dengan TB Gramedia Duta Plaza. Selain itu, data juga diperoleh dari penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan data dari berbagai referensi yang ada hubungannya dengan pembahasan penelitian, seperti : data yang bersumber dari artikel, jurnal, 63 internet, perpustakaan, dan perusahaan terkait seperti penerbit atau distributor buku. 4.3.2 Populasi dan sample penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Subyek yang menjadi responden dalam penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu : 1) Responden internal Responden internal selaku key person. Penentuan responden internal dilakukan secara sensus, yaitu diambil keseluruhan manajemen inti yang terdiri atas sembilan orang sebagai responden kunci, yang berperan dalam menentukan kebijakan dan pengambil keputusan strategis perusahaan. Dilakukan wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap sembilan narasumber, yang terdiri atas : a) Store Manager (Kepala Toko) : satu orang b) Sales Superintendent (Supervisor Penjualan) : tiga orang c) Merchandising Superintendent (Supervisor Pembelian) : dua orang d) Entry Data Process Superintendent (Supervisor Komputer) : satu orang e) Administration Superintendent (Kepala Administrasi) : satu orang f) Chief Cashier (Kepala Kasir) : satu orang Diambil semua manajemen inti karena sembilan orang ini yang paling memahami situasi dan kondisi TB Gramedia Duta Plaza, mereka memiliki hak 64 dan kedudukan yang sama dalam memberi masukan, usulan, dan pendapatnya dalam rapat manajemen (management review). 2) Responden eksternal Penelitian ini juga melibatkan responden eksternal dalam wawancara dan pengisian kuesioner, khususnya untuk lingkungan eksternal makro dan eksternal mikro perusahaan. Jawaban dari responden eksternal hanya bersifat konfirmasi, dengan tujuan untuk memberikan pandangan dan masukan terkait lingkungan eksternal perusahaan, sehingga manajemen internal dapat mengambil keputusan yang lebih tepat. Hasil wawancara dan kuesioner responden eksternal, dikonfirmasi kepada responden internal, didiskusikan bersama, dan diputuskan oleh responden internal selaku key person. Responden eksternal merupakan perwakilan organisasi diluar TB Gramedia Duta Plaza, yang selama ini telah menjalin hubungan kerja dan bekerjasama dengan TB Gramedia Duta Plaza. Digunakan responden ekstrenal karena dipandang perlu untuk mencari responden yang ahli, memahami situasi dan kondisi lingkungan eksternal, yaitu lingkungan di luar TB Gramedia Duta Plaza dan diluar kendali perusahaan. Dipilih responden tersebut diatas sebagai responden ekstrenal karena : 1) Responden eksternal dan perusahaan mereka telah menjalin hubungan kerja dan bekerjasama dengan TB Gramedia Duta Plaza sejak lama. Mereka mengenal TB Gramedia Duta Plaza dengan baik. 2) Responden eksternal adalah sumber daya manusia dengan level manajerial menengah keatas di perusahaan mereka, memangku 65 jabatan dengan masa kerja lebih dari lima tahun. Mereka sudah menguasai bidang kerja masing-masing, sehingga dipandang layak untuk menjawab kuesioner, khususnya pada faktor lingkungan eksternal (ekonomi, pemerintah, politik, sosial budaya, teknologi, lingkungan industri, gaya hidup konsumen, market share, dan customer satisfaction). Responden eksternal terdiri atas : a) Pimpinan Cabang Pembantu KCP Bank Rakyat Indonesia b) Dosen Ilmu Sosial Politik salah satu Universitas Swasta di Denpasar c) Pimpinan Redaksi Koran Tokoh Grup media Bali Post d) Information and Technology Supervisor Citibank Denpasar e) Entry Data Process Superintendent TB Gramedia Mall Bali Galeria*) f) Account Receivable TB Gramedia Regional Wilayah Bali*) g) Public Relation PT BPR Sri Artha Lestari. Keterangan : *) Responden e) dan f) termasuk dalam responden eksternal, meskipun sama-sama berasal dari TB Gramedia. Hal ini dikarenakan, setiap TB Gramedia memiliki manajemen dan kebijakan sendiri. Kedua responden ini adalah pihak luar, karena keduanya tidak memiliki wewenang dalam mengambil keputusan di TB Gramedia Duta Plaza ataupun menentukan kebijakan apapun bagi TB Gramedia Duta Plaza. 66 4.3.3 Metode pengumpulan data Untuk mengumpulkan data digunakan cara : 1. Studi literatur, merupakan langkah awal untuk memperoleh landasan teori mengenai konsep strategi bersaing, penggambaran kinerja berdasarkan balanced scorecard, melakukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal perusahaan berdasarkan analisis SWOT, kemudian memilih alternatif strategi melalui Matriks Internal Eksternal. Landasan teori ini diperoleh dari berbagai literatur, jurnal, dan artikel yang terkait dengan penelitian. Selain itu, studi literatur juga diperlukan sebagai data pendukung penelitian. 2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang dilakukan kepada responden agar mendapatkan penjelasan lebih rinci tentang pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. 3. Kuesioner, dilakukan pengumpulan data dengan menyusun terlebih dahulu daftar pertanyaan kepada responden terkait dengan variabel dan indikator lingkungan perusahaan, tingkat kepentingan, dan penilaian terhadap kinerja TB Gramedia Duta Plaza. Penilaian terhadap variabel yang teridentifikasi menggunakan skala numerik. Responden diminta memberikan respon terhadap setiap pertanyaan dengan memilih salah satu diantara empat pilihan yang sifatnya berjenjang, yaitu sangat penting atau sangat baik (4), penting atau baik (3), kurang penting atau kurang baik (2), dan tidak penting atau tidak baik (1). 67 4. Metode delphi (delphi techniques), yaitu wawancara dan pengisian kuesioner secara bertahap dari masing-masing responden. Dalam metode ini, kuesioner disampaikan 2-3 kali putaran kepada para responden penelitian, namun tiap responden tidak harus berada di tempat yang sama. 4.3.4 Skala pengukuran Instrumen yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah pertanyaan tertutup, artinya setiap pertanyaan sudah disediakan alternatif jawabannya. Skala pengukuran menggunakan Skala Likert, karena kemungkinan jawaban lebih banyak, tidak hanya sekedar setuju dan tidak setuju (Rangkuti, 2003:66). Kuesioner tahap 1, menggunakan skala 1-2 untuk setiap jawaban responden, selanjutnya dibagi kedalam 2 (dua) kategori, yaitu : Setuju (S) dan Tidak Setuju (TS). Jawaban responden ini digunakan untuk menentukan variabel serta indikator variabel lingkungan eksternal dan internal dalam penelitian. Pada kuesioner tahap 2, digunakan skala 1-4 untuk setiap jawaban responden. Skala pengukuran diukur melalui modifikasi dengan poin yang disesuaikan dengan materi penelitian yang dikembangkan. Untuk kuesioner tahap 2 dan tahap 3, dibagi ke dalam 4 (empat) kategori, yaitu : 1) Sangat Setuju (SS) diberi skor 4 2) Setuju (S) diberi skor 3 3) Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 4) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 68 Setelah skor diperoleh, kemudian dicari rata-rata skor per responden. Data responden secara individu didistribusikan berdasarkan kriteria tertentu sehingga dapat dideskripsikan distribusi jawabannya. 4.4 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif tentang profil perusahaan, gambaran kinerja perusahaan saat ini, kondisi eksternal dan internal perusahaan, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan, kemudian membuat gambaran atau uraian dari hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut secara baik, sehingga mendapatkan gambaran tentang strategi TB Gramedia Duta Plaza dalam usahanya memenangkan persaingan untuk mempertahankan posisi market leader. Selanjutnya dianalisis menggunakan Matriks I-E. Langkah awal dalam menggunakan matriks I-E adalah dengan menentukan External Factors Analysis Summary (EFAS) dan Internal Factors Analysis Summary (IFAS), dengan tahapan sebagai berikut : 1. Membuat faktor-faktor sukses kunci (critical success factors) Pada tahapan ini dibuat daftar variabel yang terdiri dari beberapa indikator, yang memiliki pengaruh penting terhadap kesuksesan ataupun kegagalan usaha, dalam memenangkan persaingan usaha baik lingkungan eksternal maupun internal. 69 2. Menentukan bobot dari faktor-faktor sukses kunci Pembobotan lingkungan eksternal dan internal menggunakan metode Delphi, yaitu sebuah metode yang digunakan dengan meminta pendapat ahli yang berkompeten dalam memberi bobot mengenai variabel strategis sebagai penentu keberhasilan usaha, yang digunakan sebagai peramal masa depan, dan meminimalkan aspek yang tidak diinginkan dalam kelompok (Umar, 2005:105). Skala pembobotan yang digunakan adalah : sangat penting (4), penting (3), kurang penting (2), dan tidak penting (1). 3. Menentukan nilai (rating) dari setiap faktor-faktor sukses kunci Responden, baik lingkungan eksternal ataupun internal akan menilai setiap faktor sukses kunci dengan menggunakan skala Likert, yaitu memberikan respon terhadap setiap pertanyaan dengan memilih salah satu dari empat pilihan yang sifatnya berjenjang, yaitu : sangat baik (4), baik (3), kurang baik (2), dan tidak baik (1). Langkah 1 sampai dengan 3 dijabarkan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Tabel 4.1 Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) Faktor-faktor Strategi Eksternal Peluang : Bobot Ancaman : Total Sumber : Rangkuti (2008:24) 1,00 Rating Bobot x Rating (nilai terbobot) Komentar 70 Tabel 4.2 Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Faktor-faktor Strategi Internal Kekuatan : Bobot Rating Bobot x Rating (nilai terbobot) Komentar Kelemahan : Total 1,00 Sumber : Rangkuti (2008:25) 4. Pemberian penilaian terhadap indikator variabel eksternal dan internal menggunakan rentang nilai (interval), yang diperlukan untuk menentukan posisi diantara peluang dan ancaman pada variabel eksternal dan posisi diantara kekuatan dan kelemahan pada variabel internal. Penentuan kriteria penilaian digunakan rumus sebagai berikut : πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ = = π π π π π π π π π π π π π π πΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎ 3 4 = 0,75 Berdasarkan hasil perhitungan kriteria penilaian tersebut, maka diketahui bahwa kriteria hasil analisis adalah sebagaimana tampak pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Kriteria Hasil Analisis Nilai 4 3 2 1 Rentang 3,26 – 4,00 2,51 – 3,25 1,76 – 2,50 1,00 – 1,75 Sumber : Wardhani (2005:64) Sebutan Hasil Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik 71 5. Berdasarkan Tabel 4.3, variabel eksternal memberikan gambaran mengenai peluang dan ancaman organisasi. Apabila nilai yang diperoleh adalah sangat baik dan baik (rentang nilai 2,51 – 4,00), akan merupakan suatu peluang bagi organisasi, namun apabila nilai yang diperoleh adalah kurang baik dan tidak baik (rentang nilai 1,00 – 2,50), akan merupakan ancaman. Sedangkan variabel internal akan memberikan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan organisasi. Apabila nilai yang diperoleh adalah sangat baik dan baik (rentang nilai 2,51 – 4,00), akan merupakan kekuatan bagi organisasi, akan tetapi apabila nilai yang diperoleh adalah kurang baik dan tidak baik (rentang nilai 1,00 – 2,50), akan merupakan kelemahan. 6. Selanjutnya data yang diperoleh dimasukkan ke dalam Matriks I-E (Gambar 4.1) untuk mengetahui posisi bisnis TB Gramedia Duta Plaza saat ini dan masa yang akan datang, kemudian ditentukan strategi yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan demi mencapai tujuan yang diinginkan. 4.4.1 Matriks faktor strategi eksternal Rangkuti (2008:22-23) menjelaskan, Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, perlu diketahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) adalah sebagai berikut : 1) Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman) 72 2) Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. 3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 dan jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. 4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). 5) Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. 6) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. 73 Jika manager strategis telah menyelesaikan analisis faktor-faktor strategis eksternalnya (peluang dan ancaman), lanjutkan dengan menganalisis faktor-faktor strategis internalnya (kekuatan dan kelemahan) dengan cara yang sama. 4.4.2 Matriks faktor strategi internal Rangkuti (2008:24-26) melanjutkan, bahwa setelah faktor-faktor strategis internal perusahaan diidentifikasi, suatu Tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut kedalam kerangka kekuatan dan kelemahan perusahaan. Tahapannya adalah : 1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1. 2) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00). 3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik), sedangkan variabel yang bersifat negatif adalah kebalikannya. 4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor 74 pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). 5) Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. 6) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor strategis internalnya. Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matriks Internal Eksternal (IE). 4.4.3 Matriks Internal Eksternal (Matriks IE) David (2006:300-302) dan Rangkuti (2008:42-46) menerangkan bahwa Matriks IE memposisikan berbagai divisi organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE dilakukan juga dengan menggunakan informasi dalam Tabel EFAS dan Tabel IFAS. Gambar 4.1 mengidentifikasikan sembilan sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu : 75 1) Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1,2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8). 2) Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan (sel 4). 3) Retrenchment Strategy (sel 3, 6 dan 9) adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan. Kekuatan Internal Bisnis Kuat/ Tinggi 3,0-4,0 4,0 Kuat/ Tinggi 3,0-4,0 Daya Tarik Industri 1 Rata-rata 2,0-2,99 3,0 2 Growth Konsentrasi melalui integrasi vertical 3,0 4 1,0 3 Growth Konsentrasi melalui integrasi horisontal 5 Stability Retrenchment Turn around 6 Growth Konsentrasi melalui integrasi horizontal Hati-hati Rata-rata 2,0-2,99 2,0 Lemah/ Rendah 1,0-1,99 Retrenchment Captive Company atau Divestment Stability Tak ada perubahan profit strategi 2,0 7 Lemah/ Rendah 1,0-1,99 1,0 8 Growth Diversifikasi Konsentrik 9 Growth Difersivikasi Konglomerat Retrenchment Bangkrut atau likuidasi Keterangan gambar : Kuadran 1,2,4 = tumbuh dan bina (growth and build) Kuadran 3,5,7 = pertahankan dan pelihara (hold and maintain) Kuadran 6,8,9 = panen dan divestasi (harvest and diverst) Gambar 4.1 Matriks IE Sebagai Model Strategi Korporat Sumber : Rangkuti (2008:42) & David (2006:301) 76 Rangkuti (2008:43-46) menerangkan bahwa untuk memperoleh penjelasan detail mengenai kesembilan strategi yang ada pada sembilan sel Matriks IE di atas, berikut akan dijelaskan tindakan dari masing-masing strategi : 1) Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy) Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga dapat meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha meningkatkan pangsa pasar. Dengan demikian, perusahaan yang belum mencapai critical mass (mendapat profit dari large-scale production) akan mengalami kekalahan, kecuali bila perusahaan dapat fokus pada pasar tertentu yang menguntungkan. 2) Strategi Pertumbuhan melalui Konsentrasi dan Diversifikasi Ada dua strategi dasar pada pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu konsentrasi pada satu industri atau diversifikasi ke industri lain. Perusahaan yang memiliki kinerja baik, cenderung mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang kinerjanya relatif kurang baik cenderung melakukan diversifikasi agar dapat meningkatkan kinerjanya. Jika perusahaan memilih strategi konsentrasi, ia dapat tumbuh melalui integrasi horizontal maupun 77 vertikal, baik secara internal melalui sumber dayanya sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan sumber daya dari luar. Jika perusahaan tersebut memilih strategi diversifikasi, ia dapat tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat, baik secara internal melalui pengembangan produk baru, maupun eksternal melalui akuisisi. 3) Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1) Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan cara forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat dalam industri yang berdaya tarik tinggi. Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya, perusahaan ini harus melaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengontrol kualitas serta distribusi produk. 4) Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (Sel 2 dan 5) Adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Jika perusahaan tersebut berada dalam industri yang sangat atraktif (sel 2), tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dan profit. Sementara jika perusahaan berada dalam moderate attractive industry, strategi yang diterapkan adalah konsolidasi (sel 5). Tujuannya relatif lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Perusahaan yang berada di sel ini dapat memperluas pasar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui 78 pengembangan internal maupun ekstrenal melalui akuisisi atau joint ventures dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. 5) Diversifikasi Konsentris (Sel 7) Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat tetapi daya tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan tersebut berusaha memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien karena perusahaan ini sudah memiliki kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik. Prinsipnya adalah untuk menciptakan sinergi, dengan harapan bahwa dua bisnis secara bersama-sama dapat menciptakan lebih banyak profit daripada jika melakukannya sendiri-sendiri. 6) Diversifikasi Konglomerat (Sel 8) Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position yang tidak begitu kuat (average) dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Untuk itu strategi diversifikasi konglomerat sangat diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada sinergi finansial daripada product market sinergy (seperti yang terdapat pada strategi diversifikasi konsentris).