abstraksi - Repository Unhas

advertisement
ABSTRAKSI
Adi Rio Arianto, E 131 08 273, dengan “Rivalitas Perancis-Amerika Serikat di
North Atlantic Treaty Organization Pasca Perang Dingin”, dibawah bimbingan
Jonathan Salusu selaku konsultan I dan Burhanuddin selaku konsultan II, pada
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Hasanuddin.
Penelitian ini menggambarkan tentang rivalitas antara Perancis dan Amerika Serikat
di North Atlantic Treaty Organization (NATO) pasca Perang Dingin. Pembahasan ini
difokuskan pada konflik kepentingan antara Perancis dan Amerika Serikat di NATO.
Penelitian ini mencoba memahami perilaku kedua negara ––Perancis dan Amerika
Serikat di NATO, kemudian menelaah pengaruhnya terhadap bentuk kebijakan dan
kinerja NATO dalam melihat postur keamanan internasional di masa kekinian.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode
deskriptif. Sedangkan, teknik pengumpulan data yang digunakan berdasarkan pada
telaah pustaka (Library Research), yaitu dengan cara mengakumulasikan seluruh data
dari berbagai literatur yang telah diperoleh dari beberapa tempat penelitian seperti
buku, majalah, surat kabar harian, artikel ilmiah, situs internet, jurnal, dokumen,
perjanjian, dan makalah ilmiah yang berkaitan langsung dengan permasalahan.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dalam posisi yang sama sebagai anggota
NATO, Perancis dan Amerika Serikat memiliki kepentingan nasional di NATO yang
didasarkan pada kebijakan luar negeri negara masing-masing. Kepentingan nasional
Perancis dan Amerika Serikat mengalami perkembangan di NATO setelah periode
Perang Dingin. Revitalisasi kepentingan di NATO menjadi agenda utama bagi
Perancis dan Amerika Serikat dalam mencapai kepentingan nasional di NATO.
Kepentingan nasional Perancis sesuai mandat Buku Putih adalah memperbaharui
keseimbangan kekuasaan antara Perancis dan Amerika Serikat di NATO. Sedangkan,
kepentingan nasional Amerika Serikat sesuai mandat US National Security adalah
mempertahankan pengaruhnya di Eropa melalui NATO. Masuknya Perancis dalam
struktur integrasi militer NATO tahun 2009 mewakili transformasi besar dalam
pemikiran strategis Amerika Serikat sekaligus membawa efek besar bagi NATO yang
akan menggeser pola keseimbangan politik kekuasaan di NATO. Masuknya perwira
Perancis dalam dua posisi Komando Senior Aliansi, yaitu Allied Command
Transformation (ACT): satu dari dua komando tertinggi NATO yang berbasis di
Norfolk, Virginia dan Joint Command Lisabon (JCL): satu dari tiga markas operasi
utama NATO yang juga termauk Komando Pasukan Reaksi Cepat NATO, merupakan
sebuah langkah penyesuaian yang akan memberikan pengaruh lebih besar di NATO.
Bagi Amerika Serikat, kembalinya Perancis ke struktur integrasi militer NATO harus
disambut kembali ke struktur pimpinan NATO, namun hanya pada istilah yang dapat
diterima semua anggota NATO. Realitas ini untuk menjaga NATO tetap berada
dalam keseimbangan kekuasaan antara Perancis dan Amerika Serikat, yang mana
akan mempengaruhi kinerja NATO selepas masuknya Perancis ke struktur integrasi
militer NATO tahun 2009.
ix
Download