i IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA (Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017) oleh YASIN NIM. 12010150004 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017 i ii iii iv ABSTRAK Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Konservasi Lingkungan Hidup dalam Membentuk Karakter Siswa (studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017). Tesis. Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, 2) implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, 3) hasil pembentukan karakter siswa melalui Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pendekatan yang digunakan adalah studi kasus. Subjek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Wakil kepala Madrasah, Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Siswa Madrasah. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan trianggulasi data. Teknik analisis data menggunakan model Miles and Huberman. Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup telah tertuang dalam kurikulum pendidikan Madrasah dengan mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup dalam materi-materi PAI yang meliputi Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak dan Fiqih, 2) Implementasi Pendidikan Agama Islam melalui integrasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas (indoor) dan integrasi outdoor tertuang dalam kegiatan pembiasaan piket kelas, Jumat bersih, dan melalui berbagai slogan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. 3) Karakter yang terbentuk melalui Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup digolongkan menjadi 2 yaitu karakter individual antara lain: religius, disiplin, kreatif, mandiri. Kemudian yang kedua yaitu karakter sosial antara lain: peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Kontribusi yang dapat diberikan dalam penelitian ini dapat memberikan paradigma baru yaitu untuk mengatasi kerusakan lingkungan dapat dilakukan melalui pemahaman dan penanaman cinta lingkungan kepada siswa melalui lembaga pendidikan, dengan memasukan materi-materi tentang lingkungan alam dalam materi-materi yang tertuang dalam mata pelajaran. Kata kunci: pendidikan agama islam, konservasi lingkungan, karakter. v ABSTRACT Implementing Islamic Religion Education Based on the Environment Conservation to Build the Students Character (Study in MTs Sudirman Getasan Kabupten Semarang in the academic year 2016/2017). Thesis. Graduate Program Islamic Institute Salatiga. 2017. This research aims to determine: 1) The concept of Islamic Religion Education based on the environment conservation, 2) The Implementationof Islamic Religion Education based on the environment conservation, 3) the results of the students character building through Islamic Religion education based environment conservation in MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Academic Year 2016 / 2017. This research is a qualitative research approach used is a case study. The subjects were Principals, the vice head master, the al-Qur'an Hadith, Morals Aqeedah, Fiqh teachers, Students. The technique of collecting data through observation, interviews, documentation and data triangulation. Data were analyzed using a model of Miles and Huberman. The results of the implementation showed that has been done that: 1) The concept of Islamic Religion Education based on the environment conservation has been stated in the curriculum MTs Sudirman Getasan by integrating of environment education in the subject matter of the which include of Al -Qur'an Hadith, Morals Aqeedah and Fiqh, 2) Implementation of Islamic Religion education through the integration of teaching and learning activities in the classroom (indoor) and the integration of outdoor activities in habituation of picket class on Friday, and through various slogans about the importance of keeping the environment . 3) The result of character formed through Islamic Religion education based on the environment conservation was classified into two, individual characters such as: religious, disciplined, creative, independent. And the social character such as: environment care, social care, responsibility. Hopetully the findings on the research could benefit in providing a new paradigm one way to resolve the natural harm that can be done through understanding and implanting of loving the environment to the students through the educational institutions, by including materials about the natural environment in the materials of subjects matters. Keywords: Islamic religion education, environment conservation, character. vi PRAKATA Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul " Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Konservasi Lingkungan Dalam Membentuk Karakter Siswa (studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017).)". Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Shalawat dan salam disampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammmad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat-Nya di yaumul akhir nanti, Amin. Berbagai bentuk kerusakan lingkungan alam dewasa ini telah memperoleh perhatian dari berbagai pihak, upaya-upaya juga telah dilakukan agar kerusakan terhadap terhadap lingkungan alam tidak semakin parah. Penelitian merupakan salah satu upaya agar lingkungan alam tetap lestari dan terpelihara, yakni dengan melihat konsep-konsep kurikulum yang terkait dengan lingkungan alam. Pendidikan ternyata dapat mengambil peran yang signifikan dalam upaya untuk mencegah berbagai kerusakan lingkungan alam melalui penanaman karakter positif terhadap siswa untuk cinta terhadap alam. vii Sebagai manusia, Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 3. Dr. Imam Sotomo, M. Ag, Pembimbing dalam penulisan tesis ini yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan sejak penulisan sampai dengan selesainya tesis ini. 4. Prof. Dr. Mansur, M.Ag, selaku penguji tesis ini yang telah memberikan arahan dan wawasan untuk perbaikan. 5. Istiqomah, S.Pd, pendamping sejati, terima kasih untuk semua kesabaran, pengertian dan motivasinya. 6. Natisya Adha Hanindya dan Raisya Ayunda Happy, bidadari-bidadari kecilku yang telah menghilangkan setiap lelah, dan maaf telah mengurangi waktu berkasih sayang buat kalian, semoga menjadi anak-anak yang sholehah, amin. 7. Bapak dan ibu dosen Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan. viii 8. Kepala MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang atas ijin belajar dan kebijaksanaan yang diberikan kepada penulis. 9. Teman-teman guru dan karyawan MTs Sudirman Getasan atas dukungannya. 10. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga, sebagai teman berbagi rasa dalam suka dan duka dan atas segala bantuan dan kerjasamanya sejak mengikuti studi sampai penyelesaian penelitian dan penulisan tesis ini. 11. Semua orang yang meluangkan waktu untuk membaca karya ini 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Penulis menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan dari isi maupun tulisan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di masa mendatang. Salatiga, Maret 2017 Yasin ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ii HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii ABSTRAK ............................................................................................................ iv PRAKATA ..............................................................................................................v DAFTAR ISI ........................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xi BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...1 A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................3 C. Signifikansi Penelitian ............................................................................4 D. Kajian Pustaka ........................................................................................5 E. Metode penelitian .......................................................................... …...11 F. Sistematika Penulisan ............................................................................12 BAB II KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP ………………………………………………13 x A.Paradigma Integratif Mengatasi Kerusakan Lingkungan ……………13 B. Membumikan Nilai-Nilai Sosial Islam.................................................19 BAB III IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP ………………………….25 A. Gambaran Umum MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang …...25 B.Upaya Realisasi Pemaknaan Fungsi Khalifatullah fi Al-ardh ………..26 C.Upaya Konkret Penyelamatan Krisis Lingkungan Hidup …………….29 BAB IV PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER AGAMA ISLAM DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KOSERVASI LINGKUNGAN HIDUP ………………………………………………32 A. Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Individual ………………………….32 B. Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Sosial ………………………………35 BAB V PENUTUP ……………………………………………………………...39 A.Simpulan ……………………………………………………………..39 B. Saran …………………………………………………………………40 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................41 LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS xi DAFTAR GAMBAR A. Struktur Organisasi MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang TahunPelajaran 2016/2017 ………………………………………….44 B. Kondisi Lingkungan Madrasah ……………………………………...45 C. Aktivitas Siswa Membersihkan Lingkungan Madrasah …………….48 xii DAFTAR LAMPIRAN A. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ………………………………………50 B. Jadwal Observasi Penelitian …………………………………………52 C. Pedoman Wawancara Guru………………………………………….54 D. Pedoman Wawancara Siswa…………………………………………56 E. Pedoman Observasi ………………………………………………….58 F. Pedoman G. Dokumentasi ………………………………………………59 H. Surat ijin mengadakan penelitian ……………………………………60 I. Surat Keterangan telah mengadakan penelitian ……………………..61 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerusakan lingkungan yang terjadi dewasa ini telah mengakibatkan terganggunya ekosistem baik di darat maupun di laut. Berbagai aktivitas manusia yang tanpa kendali telah menyebabkan dampak yang buruk terhadap lingkungan. Berbagai kerusakan yang begitu parah pada puncaknya adalah bencana-bencana yang semakin sering terjadi akhir-akhir ini. dimana manusia mengalami dampak yang parah. Fenomena bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini, mayoritas akibat kerusakan lingkungan yang sudah semakin parah. Selama tahun 2016 kejadian bencana naik 35% jika dibandingkan dengan jumlah bencana pada tahun 2015.1 Dari berbagai bencana yang terjadi, bencana banjir, longsor, kombinasi banjir dan longsor dan kebakaran hutan mendominasi. Banjir adalah bencana paling banyak seperti yang terjadi di Pangkal Pinang, Bandung maupun Bima. Bencana tersebut terjadi selain karena faktor cuaca maupun alam, juga karena berbagai aktivitas manusia yang belum mempunyai kesadaran menjaga kelestarian lingkungan. 1 Selama tahun 2016 terdapat 2.342 kejadian bencana, menurut Sutopo Purwo Nugroho selaku kepala pusat data informasi dan humas BNBP merupakan yang tertinggi sejak pencatatan kejadian bencana pada tahun 2002. Selama tahun 2016 terjadi 766 bencana banjir, 612 longsor, 669 puting beliung, 74 kombnasi banjir dan tanah longsor, 178 kebakaran hutan dan lahan, 13 gempa, 7 gunung meletus, 23 gelombang pasang dan abrasi. Pusat Data Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana per Oktober 2016 http://www.bnbp.go.id. 1 2 Fakta bahwa krisis lingkungan sudah begitu kritis adalah data yang dilansir oleh World Wide Fund for Nature (WWF),2 bahwa Indonesia merupakan negara pemilik hutan hujan tropis terluas ke-3 sedunia setelah Brazil dan Kongo dengan luas hutan sekitar 109 juta hektar (2003). Akan tetapi, dari luasan hutan yang tersisa itu, hampir setengahnya terdegradasi.3 Rehabilitasi terhadap lingkungan hidup yang telah mengalami kerusakan wajib dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan yang lebih parah lagi, sehingga dapat mengancam kehidupan manusia di bumi. Penanaman karakter yang peduli terhadap pelestarian dan pemeliharaan lingkungan pada generasi muda merupakan salah satu upaya menyelamatkan lingkungan. Kemudian lembaga-lembaga pendidikan dapat memberikan kontribusi dalam upaya menanamkan karakter positif dalam berbagai usaha pelestarian lingkungan. Generasi penerus perlu diberikan pemahaman yang tepat tentang pemanfaatan dan penjagaan kekayaan ekosistem, sehingga keseimbangan alam akan terjaga untuk kelangsungan kehidupan manusia. MTs Sudirman Getasan sebagai lembaga pendidikan dapat berkontribusi dalam melakukan konservasi lingkungan hidup melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang di dalamnya terdapat materimateri tentang lingkungan sebagai basis dalam membentuk karakter siswa. 2 World Wide Fund for Nature (WWF) adalah sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, dulunya bernama World Wild Life Fund dan masih menjadi nama resmi di Kanada dan Amerika Serikat. WWF adalah organisasi konservasi independen terbesar di dunia dengan lebih dari 5 juta pendukung di seluruh dunia yang bekerja di lebih dari 100 negara, mendukung sekitar 1.300 proyek konservasi dan lingkungan. http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare. 3 Abd. Aziz, “ Konservasi Alam Dalam Perspektif Etika Islam: Tantangan dan Tuntutan Globalisasi”, Jurnal Akademika, Volume 19, Nomer 2, (Juli 2014), 305-321. 3 B. Rumusan Masalah 1. Identifikasi masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut, (a) kerusakan lingkungan alam yang disebabkan oleh manusia, (b) fenomena bencana alam akibat kerusakan lingkungan, (c) pembiaran terhadap eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, (d) peran lembaga pendidikan melalaui Pendidikan Agama Islam untuk menumbuhkan kesadaran melestarikan alam belum maksimal, (e) karakter untuk menjaga dan memelihara lingkungan hidup belum tertanam secara kuat. 2. Pembatasan Masalah Objek penelitian: konsep dan implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup dalam membentuk karakter siswa, lokasi penelitian: MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang, waktu penelitian: bulan Nopember Tahun 2016 sampai bulan Pebruari Tahun 2017. 3. Perumusan Masalah Mengacu pada latar belakang di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup? b. Bagaimanakah implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup? c. Bagaimanakah hasil pembentukan karakter siswa melalui Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup? 4 C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah keinginan-keinginan seorang peneliti atas hasil penelitian yang dilakukannya terutama terkait dengan variabel-variabel yang diteliti.4 Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui: konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup dan hasil pembentukan karakter siswa melalui Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup. Penelitian ini semoga juga menjadi pondasi dalam pembentukan karakter bagi generasi yang cinta dan peduli terhadap lingkungan. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan penjelasan mengenai kegunaan dari penelitian itu sendiri.5 Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang berguna bagi peningkatan keilmuan, juga dapat menjadi sumber yang akurat untuk memberikan informasi dan rekomendasi bagi guru mengenai konsep-konsep pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup dalam membentuk karakter siswa. Dan juga bagi para penyelenggara pendidikan untuk dapat dijadikan salah satu sumber dalam membentuk karakter bagi peserta didik yang peduli, cinta terhadap lingkungan. 4 Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009, 5 Riduan, Metode dan Teknik...,2009, 11. 11. 5 D. Kajian Pustaka 1. Tinjauan Pustaka Hasil penelitian B Hadia Martanti, bahwa Islam memiliki konsep mengenai etika terhadap lingkungan hidup, konsep tersebut tersurat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber hukum.6 Tesis Binti Salamah konsep implementasi Pendidikan Agama Islam berwawasan lingkungan hidup di MAN Yogyakarta II dengan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran seperti : Biologi, Bahasa Indonesia, Akidah Akhlak, Fiqih, Al-Qur’an Hadist.7 Penelitian lain tesis oleh Afik Ahsanti bahwa program wawasan lingkungan hidup dalam Pendidikan Agama Islam adalah untuk mewujudkan peserta didik yang cinta lingkungan.8 Berikutnya Mumtaz Akhter menyampaikan bahwa, Islam melalui lembaga-lembaga pendidikan mempunyai peran penting dalam menyelesaikan masalah-masalah lingkungan.9 Selanjutnya Haleema Sadia Mian dkk menyampaikan bahwa, Islam memiliki etika yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist, bagaimana hubungan manusia dengan alam.10 Berikutnya Azila Ahmad Sarkawi dkk Islam mempunyai pandangan tentang konsep keberlanjutan pada konteks sumber daya terbarukan dan kemampuan ekologi untuk mendukung 6 B Hadia Martanti, “Kajian Etika Islam Tentang Lingkungan Hidup (Tinjauan Filosofis)”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2009. 7 Binti Salamah, “Implementasi Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup di MAN Yogyakarta II”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2014. 8 Afik Ahsanti, “Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup (Studi Kasus di SMA Negeri Banyumas Kabupaten Banyumas)", Tesis, UIN Yogyakarta, 2015. 9 Mumtaz Akhter, “Islamic Educational Approach to Environment Protection:A Strategic Approach for Secure and Peaceful World” , International Journal of Business and Social Science, Volume 1, Number 3 ( Desember 2010 ), 182 – 191. 10 Haleema Sadia Mian, Janas Khan, “Ata ur Rahman, Environmental Ethics of Islam”, Journal of Culture, Society and Development, Volume 1, ( 2013 ), 69 – 74. 6 kehidupan manusia sebagai khalifah di bumi.11 Kemudian Abdur-Rahman Olalekan Olayiwola berpendapat bahwa alam semesta, air dan bumi, tanaman, hewan dan manusia perlu diperlakukan dengan hormat yang disebabkan makhluk Allah.12 Penelitian berikutnya O.M. Ashtankar menyampaikan manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan karena sesuai dengan amanah yang telah diberikan kepada manusia yaitu sebagai khalifah.13 Menurut Ekpenyong Obo Ekpenyong, Bahwa Islam memiliki potensi untuk menempatkan hubungan, alam dan manusia yang berkaitan dengan makna dan tanggung jawab melalui otoritas moral dan kekuatan institusional yang membantu efek perubahan.14 Menurut peneliti, dari berbagai penelitian yang telah dilakukan masih menfokuskan kepada relevansi Pendidikan Islam dengan lingkungan baik dari aspek normatif maupun konseptual, ataupun kontribusi Islam terhadap lingkungan yang baru sebatas pada substansi. Oleh karena itu peneliti berusaha melanjutkan penelitian yang terdahulu dengan menfokuskan pada proses pembentukan karakter melalui Pendidukan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan. 11 Azila Ahmad Sarkawi, Alias Abdullah, Norimah Md. Dali, “The Concept of Sustainability From The Islamic Perspectives”, International Journal of Business, Economics and Law, Volume 9, ( April 2016 ), 112 – 116. 12 Abdur-Rahman Olalekan Olayiwola, “Mass Media of Communication and Environmental Problems: Islamic Religious Communication Solutions Perspectives”, International Journal of Academic Research and Reflection, Volume 2, Number 4 ( 2014 ), 1 – 18. 13 O.M. Ashtankar, “Islamic Perspectives on Environmental Protection” , International Journal of Applied Research, Volume 2, Number 1, ( 2016 ), 438 – 441. 14 Ekpenyong Obo Ekpenyong, “Islam and Global Ecological Crisis: An Eco-Theological Review”, International Journal of Asian Social Science, Volume 3, Number 7, ( 2013 ), 1591 – 1596. 7 2. Kerangka Teori a. Pendidikan Agama Islam Berbasis Konservasi Lingkungan Pendidikan Agama Islam merupakan proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengarahan, pengembangan pengasuhan, potensi-potensinya guna pengawasan, mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat, jasmani dan rohani.15 Pendidikan Islam juga merupakan proses pembentukan individu berdasarkan ajaran Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad SAW yaitu Al-Qur’an. Melalui proses dimana individu dibentuk agar dapat mencapai derajat yang tinggi sehingga ia mampu menunaikan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.16 Bahwa manusia mengelola bumi diciptakan oleh Allah SWT adalah untuk dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan kesejahteraan, kemakmuran dan kenyamanan untuk hidup, Allah memberikan kewenangan kepada manusia untuk mengelola alam semesta tapi tidak dibenarkan apabila manusia merusakanya.17 Sehingga tugas untuk merawat dan memelihara lingkungan merupakan kewajiban manusia yang harus dilaksanakan secara istiqomah. 15 Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011, 26. 16 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Mileniun III, Jakarta: Kencana2010, 6. 17 Diah Soeprobowati, Akhlak Siswa Terhadap Alam, Semarang: PT. Sindua Press, 2008, 11. 8 Konservasi merupakan amanah bagi manusia untuk menjaga dan memelihara beraneka ragam kehidupan, konservasi dapat dilakukan melalui pelestarian, pemanfaatan secara lestari, rehabilitasi dan peningkatan mutu lingkungan untuk dapat menjamin terus berlangsungnya kemaslahatan manusia beserta seluruh makhluk hidup lainnya dalam jangka panjang dan berkesinambungan.18 Etika pengelolaan lingkungan dalam Islam mencari keselarasan dengan alam sehingga manusia tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri tetapi menjaga lingkungan dari kerusakan. Setiap perusakan terhadap lingkungan harus dilihat sebagai perusakan terhadap manusia itu sendiri. Sikap ini berbeda dengan cara pandang para teknokrat yang melihat alam sebagai modal untuk mencapai tujuan komsumtif.19 Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan adalah konsep Pendidikan yang mengembangkan kesadaran, pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan partisipasi peserta didik terhadap konservasi lingkungan dan permasalahannya melalui materi-materi dan kurikulum yang semuanya didasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist.20 Islam telah memberikan berbagai contoh tentang pentingnya penanaman kesadaran kepada anak sejak dini mengenai alam beserta isinya. 18 Mudhofir Abdullah, Al-Qur’an dan Konservasi Lingkungan, Jakarta: Dian Rakyat, 2010, 329. 19 M Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Penerbit Mizan, 2004, 297. 20 Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan…, 2011, 26. 9 Penddidikan Agama Islam yang didalamnya terdapat muatan materi-materi tentang lingkungan hidup, menjadi investasi strategis untuk mewujudkan madrasah yang hijau dimana salah satu tujuan pembelajaran yang dilakukan adalah untuk membentuk siswa yang peduli terhadap kelestarian lingkungan. menciptakan madrasah hijau selaras dengan program Kementerian Lingkungan Hidup melalui pembentukan sekolah adiwiyata atau dikenal dengan green school,21 merupakan program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam pelestarian lingkungan hidup. Secara bahasa green school yaitu sekolah hijau, tetapi bukan hanya tampilan fisik sekolah yang hijau atau rindang, tetapi wujud sekolah yang memiliki program dan aktifitas pendidikan mengarah pada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup. Green school yaitu sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program program tertentu untuk menginternalisasikan nilai nilai lingkungan kedalam seluruh aktifitas sekolah. Tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk bersikap arif dan berperilaku ramah terhadap lingkungan. Sehingga konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup dapat dijadikan model untuk mewujudkan madrasah hijau dimana materi tentang lingkungan hidup include dalam kurikulum madrasah. 21 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. 10 b. Karakter Karakter terbentuk oleh tiga macam bagian yang saling berkaitan yaitu: pengetahuan moral, perasaan moral, perilaku moral, karakter yang terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan kebaikan kebiasaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan.22 Karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada siswanya.23 Bahwa penanaman dan penumbuhan karakter penting dilakukan sejak dini seperti juga yang disampaikan Ratna Megawangi tentang pilar-pilar karakter yang perlu ditanamkan pada anak sejak dini.24 Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan telah teridentifikasi nilai-nilai karakter yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional,25 yang sudah dilaksanakan pada satuan pendidikan diberbagai tingkatan. Implementasi penanaman karakter kepada anak dilakukan melalaui berbagai aktivitas baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. 22 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Baik dan Pintar, Terjemahaan Lita S, Bandung: Nusa Media, 2014, 70. 23 Albertus dan Doni Kusuma, Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan Visi Guru Sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter, PT Grasindo, Jakarta, 2009, 43. 24 Sembilan karakter baik yaitu: (1) mulai dari cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya, (2) Tanggung Jawab, Kedisiplinan, Kemandirian, (3) Kejujuran, (4) hormat dan Santun, (5) Kasih Sayang, Kepedulian, dan Kerjasama, (6) Percaya Diri, Kreatif, Kerja Keras dan Pantang Menyerah, (7) Keadilan dan Kepemimpinan, (8) Baik dan Rendah Hati, (9) Toleransi, Cinta Damai, Persatuan. Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa Cetakan Kedua (Revisi), Bogor: Indonesia Heritage Foundation, 2007, 24. 25 Delapan belas nilai karakter yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, (18) Tanggung Jawab. Kemendiknas, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011, 7. 11 E. Metode Penelitian Menurut jenisnya penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reseacrh), pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data, Observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Wawancara, dengan Kepala Madrasah dan Wakil Kepala Madrasah untuk mengetahui program-program berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, wawancara dengan siswa untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi-materi yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Dokumentasi, dalam penelitian ini untuk mengecek dokumen kurikulum, materi-materi Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan lingkungan hidup, dokumen pembelajaran, dokumen kegiatan-kegiatan siswa yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Trianggulasi data dalam penelitian ini untuk mengecek informasi yang telah didapatkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan model Miles and Huberman. Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interakatif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.26 26 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2014, 337. 12 F. Sistematika Penulisan 1. BAB I, pendahuluan, yang mengantarkan pada inti pembahasan selanjutnya yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi Penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. 2. BAB II, memuat konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, paradigma integratif mengatasi kerusakan lingkungan, membumikan nilai-nilai sosial Islam. 3. BAB III, memuat implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, meliputi pembahasan tentang gambaran umun MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang, upaya realisasi pemaknaan fungsi khalifatullah fi Al-ardh, upaya konkret penyelamatan krisis lingkungan hidup. 4. BAB IV, pembahasan tentang pembentukan karakter dalam pembelajaran Penddikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, yang terdiri aktualisasi nilai-nilai karakter individual, aktualisasi nilai-nilai karakter sosial. 5. BAB V, penutup, yang berisikan simpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan saran yang bertujuan untuk memberi masukan kepada Kementerian Agama, Kepala Madrasah dan Guru. 13 \ BAB II KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP A. Paradigma Integratif Mengatasi Kerusakan Lingkungan Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi. Melalui interaksi sosial, diharapkan pendidikan lingkungan hidup dapat tersampaikan dengan baik di sekolah. Proses belajar-mengajar sebagai salah satu bentuk interaksi sosial, mempunyai peran dalam menghasilkan pribadi murid yang sadar lingkungan.27 Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan bertujuan untuk meningkatan rasa kepedulian, memberikan prespektif baru, memberikan pengetahuan, yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan kebiasaan yang mendukung pelestarian lingkungan hidup sesuai dengan nilainilai yang diajarkan oleh agama Islam. Sebagaimana penjelasan dari Bapak Risnan, S.Ag, selaku Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum mengatakan: Materi-materi yang berkaitan dengan lingkungan diajarkan melalui Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari al-Qur’an Hadist, Fiqih dan Aqidah akhlak yang di dalamnya terdapat muatan-muatan tentang lingkungan, dengan tujuan siswa memiliki 27 Anisa Muslicha, “Metode Pengajaran dalam Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta)”, Jurnal Pendidikan, volume 16, Nomer 2, (September 2015), 110-126. 14 pemahaman dan pengetahuan untuk menjaga lingkungan di sekitar mereka.Tentang pemeliharaan lingkungan.28 Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan yang disampaikan melalui materi-materi yang terkait dengan lingkungan hidup di MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang, materi tentang lingkungan hidup disampaikan melalui kegiatan belajar mengajar yang sudah dirangcang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Guru mata pelajaran Fiqih dan al-Qur’an Hadist, Bapak Sholihin, S.Pd.I mengatakan: Pendidikan yang terkait tentang lingkungan hidup di madrasah kami ini memang diajarkan kepada anak didik, pada awalnya, anak didik kami perkenalkan kepada lingkungan yang ada disekitar baik tumbuhan, hewan dan bagaimana cara merawatnya. Siswa juga diajak untuk melihat berbagai fenomena alam misalnya tentang bencana alam, kerusakan lingkungn maupun berbagai fenomena tentang tanda-tanda terjadinya kiamat. Adapun materi pendidikan islamnya akan kami masukkan di dalam kegiatan tersebut dengan model pembelajaran lebih bersifat tematik teaching.29 Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya terkait dengan materi lingkungan hidup di MTs Sudirman Getasan disajikan dengan berusaha mengajak siswa untuk belajar menangkap informasi lalu mengolahnya menjadi bermanfaat bagi kebutuhan dirinya maupun dapat memberikan manfaat untuk lingkungan sekitar mereka yang mayoritas tinggal di sekitar lereng gunung Merbabu dan Telomoyo. Hal ini terlihat bahwa Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan adalah bagaimana memadukan pengetahuan siswa yang didapat di madrasah dengan aplikasi di masyarakat. Sehingga siswa dibekali dengan pengetahuan tentang pentingnya menciptakan 28 29 Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kurikulum tanggal 21 Januari 2017. Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Fiqih Tanggal 25 Januari 2017. 15 lingkungan yang bersih,siswa diajak secara langsung menjaga kebersihan madarasah. Lebih lanjut Bapak Risnan, S.Ag guru Aqidah Akhlak mengatakan: Pendidikan Agama Islam yang terkait dengan lingkungan hidup di MTs Sudirman Getasan ini bersifat kontekstual learning, jadi pembelajaran dengan menyampaikan materi-materi yang terkait lingkungan hidup dengan melihat berbagai fenomena tentang lingkungan alam yang ada disekitar mereka agar anak-anak dapat memahami bahwa setiap materi pelajaran itu ada didalam kehidupan sehari-hari terutama terkait lingkungan hidup.Misalnya tentang materi Aqidah Akhlak yang terkait akhlak terhadap lingkungan, anak-anak akan diberikan pemahaman bahwa seluruh lingkungan hidup ini adalah hasil ciptaan Allah yang diberikan kepada manusia dan kita harus menjaga dan melestarikannya.30 Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di madrasah dapat langsung diterapkan dalam kehidupan masyarakat, terkait dengan kesadaran tentang menjaga lingkungan yang sudah disampaikan oleh guru merupakan konsep yang dapat diaplikasikan pada lingkungan masing-masing siswa. Dengan demikian manfaat tidak hanya terciptanya lingkungan yang bersih di madrasah tetapi juga di rumah masing-masing. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Qur’an dan Hadist dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan bertindak bagi umat islam dalam menyikapi kerusakan lingkungan, dengan kekayaan nilai yang terkandung dalam ayat-ayat Al Qur’an maupun Hadist Nabi Muhammad SAW dapat menjadi pendorong bagi umat Islam dalam melastarikan alam dan lingkungan karena merupakan perintah suci. Pendidikan lingkungan yang diajarkan secara Islami merupakan sarana penting bagi muslim untuk mengenal dan menyadari lingkungan hidup mereka secara baik dan benar sehingga mampu berperan secara sadar dan aktif dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup, 30 Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Tanggal 21 Januari 2017. 16 yang dapat memberikan manfaat untuk dirinya sendiri sebagai individu dan masyarakat dalam konteks sosial. Lembaga pendidikan utamanya madrasah memiliki peran penting dalam upaya mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, karena lembaga madrasah yang dalam sistem pembelajarannya tidak terlepas dari konsepkonsep Al Qur’an dan Hadits. Selain itu Islam perlu melakukan modernisasi ekologis melalui pemutahiran contents pemahaman syari’ah tentang konservasi lingkungan dan mengintegrasikannya pada strategi kebudayaan, yakni melalui Pendidikan Agama Islam disemua jenjang. 31 Karena dalam karakteristik Pendidikan Agama Islam tidak hanya untuk diketahui dan dikembangkan melainkan sekaligus dipraktikkan dalam kehidupan nyata.32 Madrasah dapat mengambil peran yang konkret dalam mengatasi berbagai kerusakan lingkungan melalui pembelajaran yang berbasis lingkungan hidup, yang sudah tertuang dalam kurikulum madrasah yang didalamnya tedapat materi-materi tentang lingkungan hidup. Dari berbagai mata pelajaran materi tentang lingkungan sudah terintegrasi di dalamnya, misalnya yang terdapat dalam mata pelajaran Al Qur’an Hadist, Akidah Akhlak dan Fiqih, membahas tentang fenomena alam, adab terhadap lingkungan maupun tentang kebersihan diri. Pembelajaran untuk memberikan pengetahauan ekologis kepada siswa dengan menggunakan media lingkungan sekitar secara langsung yang merupakan media faktual, dapat memberikan gambaran secara konkret 31 Mudhofir Abdullah, Al-Qur’an dan Konservasi Lingkungan …, 2010, 331. Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi …., 2010, 10. 32 17 berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan hidup, yang dapat dimulai dari lingkungan madrasah maupun lingkungan mereka masing-masing. Penanaman pengetahuan tidak hanya dilakukan melalui pembahasan teoretis, tetapi melalui pengalaman-pengalaman aktual pada lingkungan sekitar mereka tinggal. Alam sebagai media pembelajaran original yang dapat membantu guru dalam upaya menanamkan kepedulian terhadap lingkungan alam kepada siswa. Berbagai fenomena yang terjadi pada lingkungan merupakan sumber pengetahuan yang berharga, bagi guru maupun siswa. Memelihara kelestarian lingkungan adalah kewajiban penting dalam kehidupan ekosistem bumi seperti yang disampaikan Bapak Sholihin, S.Pd.I, “materi-materi tentang berbagai fenomena kerusakan lingkungan dapat memberikan gambaran kepada siswa, dapat menjadi sumber pengetahuan mengenai pentingnya menjaga lingkungan sekitar”.33 Lingkungan yang buruk dapat memberikan dampak yang negatif dan mempengaruhi seluruh aspek aktivitas manusia. Sehingga implementasi pembelajaran yang mengakomodasi pemeliharaan lingkungan sebagai kajian dalam kelas merupakan upaya nyata mengatasi kerusakan ekosistem. Melalui aktivitas pembelajaran yang mengaplikasikan lingkungan hidup sebagai bahan kajian, maka proses pengkaderan terhadap relawan penyelamatan lingkungan telah dilakukan. Siswa yang nantinya kembali kepada lingkungan sosialnya dapat menjadi relawan yang tangguh dalam melakukan upaya-upaya penyelamatan kerusakan lingkungan, yang dimulai dari lingkungan mereka 33 2017. Wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadist kelas 9 Tanggal 2 Pebruari 18 masing-masing. Aktivitas pencegahan kerusakan lingkungan yang sederhana tetapi dapat menjadi efek global. Efektivitas penanaman kesadaran penjagaan lingkungan melalui pembelajaran akan menjadi sarana strategis dalam mencetak relawan penyelamatan kerusakan lingkungan. Pendidikan Agama Islam mempunyai akses yang luas untuk menjangkau berbagai jenjang pendidikan baik pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, sehingga akan menjadi sarana yang sangat strategis untuk mengembangkan peradaban manusia yang mempunyai kepedulian terhadap upaya pelestarian lingkungan. Berbagai aktivitas yang dilakukan dalam dunia pendidikan dapat mendorong berbagai upaya pencegahan terhadap kerusakan lingkungan pada dewasa ini sudah semakin akut dan mengancam berlangsungnya kehidupan manusia. Aktivitas yang dilaksanakan dalam lembaga pendidikan, baik berupa kegiatan belajar mengajar ataupun pembiasaan merupakan upaya konkret untuk menanamkan, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup agar tidak terdegradasi sehingga menimbulkan bencana alam yang dapat merugikan manusia. Pembentukan kondisi lingkungan yang bersih, sehat, rapi akan membantu proses pembelajaran di sekolah, sehingga penting dibuat pembiasaanyang dapat menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk ditempati seluruh komunitas sekolah. Siswa sebagai salah satu aspek penting dalam lingkungan sekolah perlu ditanamkan berbagai pembiasaan positif sehingga menjadi karakter yang 19 tertanam misalnya menjaga kebersihan, menanamkan kedisiplinan, menanam dan merawat tumbuhan.34 B. Membumikan Nilai-Nilai Sosial Islam Aktivitas yang dilaksanakan di MTs Sudirman Getasan dalam rangka untuk membentuk siswa yang peduli terhadap lingkungan, dilakukan dalam berbagai pembiasaan dalam aktivitas sehari-hari. Sehingga konsep tentang kesadaran menjaga lingkungan tidak hanya tekstual yang didapat melalui pembelajaran tetapi juga melalui berbagai aktivitas konkret sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Zakaria, S.Pd.I selaku Wakil Kepala Madrasah bidang kesiswaan: Untuk membentuk siswa yang peduli terhadap kebersihan Madrasah siswa dibiasakan untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, dan untuk itu terus dilakukan bentuk penyadaran secara lesan dalam apel pagi. Siswa juga di ingatkan untuk melakukan aktivitas membersihkan ruang kelasnya masing-masing sesuai dengan jadwal yang sudah ditempael dikelas. Kewajiban untuk menjaga kebersihan lingkungan Madrasah juga dituangkan dalam Tata Tertib yang ditempelkan dalam ruang kelas. Selanjutnya untuk menjaga kebersihan lingkungan Madrasah siswa diajak untuk membawa alat-alat kebersihan dari rumah yang dilakukan melalui program Jumat bersih. Semuanya dilakukan untuk menjaga lingkungan Madrasah agar tetap bersih dan nyaman untuk kegiatan belajar juga membiasakan siswa untuk hidup dengan lingkungan yang bersih. Harapannya juga siswa dapat menerapkan apa yang sudah dilaksanakan di Madrasah dapat diaplikasikan di lingkungan masing-masing.35 Pembiasaan yang dilakukan oleh madrasah juga bagian proses pembentukan karakter terhadap siswa, begitu juga terkait dengan menanamkan kesadaran terhadap pelestarian lingkungan. Pembiasaan yang sudah tertanam akan menumbuhkan budaya positif bagi setiap siswa, yang dapat dijadikan bekal 34 Diah Soeprobowati, Akhlak Siswa…, 2008, 11. Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Tanggal 24 Januari 2017. 35 20 bagi untuk ikut serta menjaga dan melestarikan lingkungannya dimana mereka tinggal, sebagai bagian aktivitas sosial. Penanaman kesadaran menjaga kelestarian lingkungan hidup yang dilakukan melalui aktivitas pembelajaran melalui Pendidikan Agama Islam merupakan penanaman doktrin tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem antara manusia dan alam. Islam melalui mata pelajaran Al Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak dan Fiqih, memberikan pondasi dalam membentuk pribadi yang cinta lingkungan. sebagaimana yang tertuang dalam Kompetensi Inti maupun Kompetensi Dasar mata pelajaran Al Qur’an Hadist.36 Contents dalam ketiga mata pelajaran tersebut dapat menjadi jembatan untuk mengarahkan peserta didik dalam memahami lingkungan hidup sebagai objek yang tidak boleh dirusak keberadaannya, sebagaimana yang disampaikan Bapak Sholihin, S.Pd.I “materi-materi dalam mata pelajaran 36 Al-Qur’an Hadist Kelas IX: Kompetensi Inti: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya. Kompetensi Dasar: 1.1. Menyadari pentingnya kelestarian alam, 1.2. Meyakini kekuasaan allah pada fenomena alam yang terjadi. Kompetensi Inti: 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Kompetensi Dasar: 2.1. Terbiasa menyikapi dengan baik fenomenafenomena alam sebagai penerapan isi kandungan QS al Qori’ah (101), QS al Zalzalah (99). 2.2. Memiliki sikap peduli terhadap lingkungan sesuai isi kandungan Hadits tentang kelestarian ling kungan. Kompetensi Inti: 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi Dasar: 3.1. Memaknai isi kandung an QS al Qori’ah (101) QS al Zalzalah (99) tentang fenomena alam. 3.2. Memahami keterkaitan isi kandungan QS al Qori’ah (101) QS al Zalzalah (99) tentang feno mena alam. 3.3. Memahami keterkaitan isi kandungan Hadits tentang perilaku menjaga dan melestarikan ling kungan dengan fenomena kehidupan dan akibatnya. Kompetensi Inti: 4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (meng gunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajarai disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi Dasar: 4.2. Menulis Hadits tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam.4.3. Menerjemahkan Hadits tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam.4.4. Menghafal Hadits ten tang menjaga dan melesta rikan lingkungan alam. 21 Al-Qur;an Hadist dapat memberikan bekal bagi siswa untuk menjaga lingkungannya masing-masing”.37 Materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadist tertuang dalam tema “kulestarian alam dengan melestarikan bumiku”, dalam bab tersebut membahas tentang fenomena alam yang terjadi berdasarkan surat Al-Qari’ah dan surat Al-Zalzalah mempunyai kesamaan dan keterkaitan yang erat. Keduanya menjelaskan fenomena alam pada saat terjadinya kiamat. Diantaranya hancurnya alam semesta, gunung meletus, gempa bumi, angin ribut, badai dan lain-lain dalam waktu yang bersamaan dan maha dahsyat. Islam melalui Pendidikan agama Islam terlihat telah memberikan gambaran bahwa menjaga lingkungan hidup tidak hanya memiliki dampak bagi kehidupan dunia, tetapi menjaga lingkungan juga dapat memberikan kebahagian akherat. Sehingga aktivitas menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan seluruh ekosistemnya merupakan ibadah dengan nilai yang tinggi, ibadah yang di dalamnya melibatkan individu-individu lain yang mana manusia juga sebagai mahkluk sosial. Pendidikan lingkungan yang diajarkan secara Islami merupakan sarana penting bagi Muslim untuk mengenal dan menyadari lingkungan hidup mereka secara baik dan benar sehingga mampu berperan secara sadar dan aktif dalam pengelolaan dan pembinaan lingkungan.38 Keterlibatan agama dalam gerakan konservasi lingkungan sangat penting, untuk mengatasi krisis lingkungan yakni melalui Pendidikan 37 Wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadist kelas 9 Tanggal 2 Pebruari 2017. 38 Jumarddin La Fua, “Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju Kesalehan Ekologis”, Jurnal Al-Ta’dib, Volume 7, Nomer 1 (Januari-Juni 2014), 19-36. 22 Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup yang diajarkan melalui berbagai institusi pendidikan dalam berbagai jenjang. Penghormatan terhadap lingkungan termasuk di dalamnya adalah meletakkan pada bagian ibadah kepada Allah SWT, karena lingkungan beserta potensinya merupakan karya monumental di bumi. Aktivitas ibadah tidak hanya ritual individual misalnya sholat, puasa, zakat dan haji. Menjaga lingkungan juga dapat menjadi sumber amaliyah bagi manusia jika mampu menjadikannya tetap dalam kondisi yang stabil, artinya apabila lingkungan telah mengalami kerusakan maka manusia akan terganggu dalam menjalankan amaliyah-amaliyah positif, yang berarti juga ibadah menjadi tidak khusyu’. Penyelamatan lingkungan hidup dapat menjadi ibadah sosial, yang mempunyai nilai lebih karena tidak hanya melakukan kebaikan untuk manusia sebagai individu tetapi kabaikan yang mempunyai dampak sosial yang luas karena mengandung nilai untuk kebaikan bersama seperti yang disampaikan Bapak Risnan, S.Ag, “pembelajaran tentang lingkungan hidup di madrasah dapat dipraktekan siswa setelah kembali kemasyarakat”.39 Sebagaimana digambarkan ketika seorang individu melakukan sholat sendiri akan mempunyai nilai yang berbeda ketika individu melakukan sholat dengan individu lainnya secara berjamaah, yang jelas mempunyai nilai lebih. 39 2017. Wawancara dengan guru mata pelajaran Akidah Akhlak kelas 9 Tanggal 6 Pebruari 23 Pemeliharaan, penyelamatan lingkungan merupakan bentuk kepedulian sosial yang dapat memberikan kebaikan untuk orang banyak. Aspek sosial sangat terlihat dalam aktivitas manusia memelihara lingkungan, karena manfaatnya akan memiliki dampak yang luas. Berbagai gerakan untuk peduli terhadap lingkungan telah banyak dilakukan melalui lembaga-lembaga pendidikan, madrasah juga telah mampu menjadi yang terdepan dalam berbagai gerakan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. Melalui Pendidikan Agama Islam yang didalamnya terdapat materi-materi yang terkait dengan menjaga kelestarian lingkungan maupun pembentukan akhlak yang baik terhadap lingkungan,40 merupakan modal dasar bagi madrasah untuk melakukan usaha-usaha yang lebih konkret dalam upaya menjaga, melestarikan maupun mengembalikan lingkungan yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal manusia. Islam tidak melarang manusia untuk melakukan eksploitasi terhadap alam, karena memang Allah SWT menyediakan alam beserta isinya untuk aktivitas kehidupan manusia, hanya 40 Aqidah Akhlak Kelas IX: Kompetensi Inti: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya. Kompetensi Dasar: 1.1. Menghayati adab terha dap lingkungan yaitu: kepada binatang dan tum buhan di tempat umum dan di jalan. Kompetensi Inti: 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Kompetensi Dasar: 2.3. Terbiasa beradab islami terhadap lingkungan yaitu: kepada binatang dan tum buhan di tempat umum dan di jalan. Kompetensi Inti: 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi Dasar: 3.3. Memahami adab ter hadap lingkungan yaitu: kepada binatang dan tum buhan di tempat umum dan di jalan. Kompetensi Inti: 4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (meng gunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajarai disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi Dasar: 4.4. Mensimulasikan adab terhadap lingkungan yaitu: kepada binatang dan tum buhan di tempat umum dan di jalan. 24 bentuk pengambilan manfaat tidak bisa dilakukan dengan mengabaikan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Bahwa alam mutlak dijaga keberadaannya, agar kehidupan dunia seimbang karena alam dan manusia saling membutuhkan. Melalui interaksi sosial, diharapkan pendidikan lingkungan hidup dapat tersampaikan dengan baik di sekolah.41 Sebagaimana penjelasan dari Bapak Risnan, S.Ag, selaku Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum mengatakan: Tentang pemeliharaan lingkungan juga dilakukan melalui pembiasaan kepada anak misalnya menjaga kebersihan kelas, membuang sampah pada tempatnya maupun kegiatan jumat bersih dan juga bhakti masyarakat dengan membersihkan masjid dan mushola di sekitar madrasah, dan kegiatan bekerjasama dengan Balai Taman Nasional 42 Gunung Merbabu wilayang Kopeng yaitu menanam pohon. Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup bertujuan untuk meningkatan rasa kepedulian, memberikan prespektif baru, memberikan pengetahuan, yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan kebiasaan yang mendukung pelestarian lingkungan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama Islam. Materi tentang lingkungan hidup yang tertuang dalam kurikulum melalui berbagai mata pelajaran di atas merupakan konsep dalam menanamkan kepedulian terhadap lingkungan hidup kepada siswa yang disampaikan melalui aktivitas kegiatan belajar mengajar. Selain melalui pembelajaran di kelas konsep penanaman kesadaran untuk peduli terhadap lingkungan juga dituaangkan dalam berbagai program madrasah, yang 41 Anisa Muslicha, “Metode Pengajaran dalam Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta)”, Jurnal Pendidikan, volume 16, Nomer 2, (September 2015), 110-126. 42 Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kurikulum tanggal 21 Januari 2017. 25 dilaksanakan melalalui aktivitas pembiasaan bagi seluruh warga madrasah. Berbagai yang telah dilakukan di atas dapat mendukung terbentuknya madrasah yang hijau, yang sangat relevan dengan program Kememterian Lingkungan Hidup tentang pembentukan sekolah-sekolah adiwiyata. 26 BAB III IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP A. Gambaran Umum MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semaraang berdiri pada tahun 1991 yang dipelopori oleh para guru agama dan tokoh masyarakat muslim. Pada Tahun 1991 hingga Tahun 1997 adalah satu – satunya Madrasah Tsanawiyah di Kecamatan Getasan. Mengingat waktu itu belum ada lembaga pendidikan Islam setingkat Sekolah Menengah Pertama. Oleh karena sekolah berbasis Islam sangat dibutuhkan,untuk mencetak generasi yang Islami yang tertuang dalam visi dan misi,43 maka para tokoh masyarakat muslim merasa terpanggil untuk mendirikan lembaga pendidikan yang berbasis Islam. Madrasah ini berada dibawah pengelolaan Yayasan Pusat Pendidikan Islam (YAPPIS) Ambarawa. Guru dan karyawan di MTs Sudirman Getasan 23 orang dengan rincian guru 20 orang, karyawan 3 orang. Sedangkan jumlah siswa 357, dengan rincian kelas 7: 123 siswa, kelas 8: 121, kelas 9: 113.44 43 Visi dan Misi MTs Sudirman Getasan: Visi, Beriman, Berprestasi, Terampil dan Berakhlakul Karimah. Misi, a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga Madrasah.c. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal. d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama Islam dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. e. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan warga Madrasah dan kelomlok kepentingan yang terkait dengan Madrasah. f. Mendorong dan menyediakan fasilitas untuk meningkatkan wawasan IMTAQ dan IPTEK seluruh warga Madrasah. 44 Dokumen Emis Pendis MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2016. 27 B. Upaya Realisasi Pemaknaan Fungsi Khalifatullah fi Al-ardh Dalam ajaran Islam menegaskan bahwa manusia ditugaskan Allah menjadi khalifah di bumi yang mempunyai derajat istimewa dibandingkan dengan makhluk lain, namun demikian manusia juga mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar karena manusia sebagai makhluk yang ditunjuk sebagai pengelola bumi. Khalifah, dapat diartikan sebagai pemimpin para makhluk Allah. Oleh karena itu, adanya saling mendukung dan menopang antara makhluk adalah fitrah yang berarti hidup mempunyai manfaat atas sesama makhluk dalam satu ekosistem. Manusia sebagai makhluk Allah yang diberi amanat dan dijadikan khalifah di bumi, wajib mengelola daya sumber alam dan lingkungan hidupnya. Sebab sumber daya alam ini merupakan unsur penting yang sangat menunjang kehidupan manusia dalam satu lingkungan hidup. Khalifah bukan berarti raja yang mempunyai kekusaan penuh dengan tindakan yang sewenang-wenang terhadap lingkungan, tetapi khalifah merupakan penjaga lingkungan beserta isinya sebagai amanah yang yang harus dipertanggung jawabkan kepada pencipta alam. Tanggung jawab yang diembannya tidak hanya secara horizontal kepada manusia yang dipimpinnya tetapi khalifah mempunyai tanggung jawab secara vertikal kepada Allah terkait lingkungan yang ditempatinya, karena merupakan ciptaan-Nya. Sebagai seorang pemimpin yang memegang kebijakan politik, seorang khalifah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap upaya pemeliharaan, pelestraian maupun penyelamatan lingkungan. 28 Dengan kekuasaan politik yang dimiliki khalifah dapat melahirkan kebijakan terkait pengelolan lingkungan, disini jelas hubungan yang terkait antara politik dan lingkungan. Peran yang dimiliki seorang khalifah bukan peran biasa, tetapi peran istimewa yang terkait dengan manusia maupun pencipta manusia itu sendiri, yaitu Allah SWT. Pararel antara politik dan lingkungan dapat menjadi keuntungan untuk melakukan berbagai upaya pelestarian lingkungan, artinya bahwa Islam mempunyai visi yang jelas tentang kepemimpinan yaitu sebagai pemelihara bumi. Sikap khalifatullah fi al-ardh merupakan sikap yang peduli terhadap lingkungan, sikap yang tanggap secara cepat dan tepat terhadap fenomena yang terjadi pada alam. Islam memandang bahwa ada hubungan yang sangat erat antara manusia dan alam yang terkandung dalam makna khalifatullah fi al-ardh. Bahwa manusia sebagai penjaga bumi mempunyai fungsi melindungi keberadaan seluruh makhluk yang berada di dalamnnya dengan sebaik-baiknya. Harmonisasi yang tercipta merupakan wujud saling membutuhkan antara manusia dengan makhluk bumi lainnya. Melalui proses pengajaran keterlibatkan manusia dalam upaya menjaga dan memelihara lingkungan dibumi dapat diarahkan secara tepat, karena di dalamnya melibatkan aspek-aspek sosial, religius yang merupakan edukasi yang seimbang dalam memberikan penyadaran-penyadaran ekologis terhadap manusia sebagai pengelola bumi beserta seluruh kekayaannya. Pengelola juga mempunyai makna kewajiban untuk menjaga dan melestarikan seluruh lingkungan hidupnya. 29 Etika lingkungan perlu dibangun melalui uswatun hasanah seorang pemimpin, contoh sikap positifnya akan mudah diadopsi oleh masyarakat lainnya. Perwujudan khalifah adalah tokoh sentral dalam kehidupan masyarakat, berbaur dalam lingkungan sosial yang luas, begitu juga dengan pengaruh yang dimiliki. Sehingga etika yang memiliki rasa cinta terhadap lingkungan patut dimiliki seorang pemimipin kemudian dapat diimitasi seluruh anggota masyaratkat. Sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Menjaga bumi ini berarti menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk Allah termasuk manusia, sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupannya. Seluruh ekosistem bumi secara tidak langsung merupakan tugas manusia untuk menjaganya, manusia telah diberikan kepercayaan dan tanggung jawab oleh Allah SWT, termasuk di dalamnya melakukan upaya melestarikan lingkungan yang merupakan bagian ekosistem bumi. Tugas mulia untuk menjaga lingkungan bumi yang dilekatkan pada khalifah merupakan bentuk penghargaan, sehingga menjaganya merupakan bagian upaya syukur, yakni memanfaatkannya tanpa melupakan tugas utama untuk menjaga kelestarinnya. Keramahan ekologis perlu ditanamkan sehingga adab-adab positif terhadap lingkungan dapat menjadi budaya seluruh manusia bumi untuk menjamin berlangsungnya kehidupan ekosistem bumi dan membangun peradaban penduduk yang ramah terhadap lingkungan dan meninggalkan pola perilaku destruktif terhadap lingkungan. 30 C. Upaya Konkret Penyelamatan Krisis Lingkungan Hidup Peran serta guru sebagai pendidik, adalah menumbuh-kembangkan kesadaran siswa akan pelestarian lingkungan. Karena bagaimanapun kurikulum mengenai lingkungan itu dibuat, tidak akan efektif jika belum adanya kesadaran dari para peserta didik, dan kalangan lain yang peduli akan kelestariannya. Pelestarian lingkungan dapat diartikan sebagai upaya menjadikan lingkungan itu tetap pada posisinya dan fungsinya sebagai unsurunsur alam yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya dalam ekosistem. Upaya penyelamatan terhadap berbagai kerusakan lingkungan dapat dimulai dari poses pembelajaran di madrasah, sehingga guru merupakan tokoh penting, guru perlu mempunyai pemahaman secara tepat tentang keberadaan lingkungan, pemanfaatan maupun usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestariannya. Guru sebagai model dalam menanamkan kepedulian terhadap lingkungan , melalui uswatun khasanah dengan demikian guru merupakan agen prolingkungan yang akan membantu siswa dalam memahami pentingnya menjaga keberadaan lingkungan tetap nyaman untuk ditinggali sebagaimana disampaikan Bapak Saderi, S.Ag, M.Pd.I, “guru harus dapat memberi contoh kepada siswa tentang menjaga kebersihan dan keindahan madrasah, yang dapat memberikan manfaat kepada seluruh warga madrasah”.45 45 Wawancara dengan Kepala Madrasah Tanggal 8 Pebruari 2017. 31 Guru dapat menanamkan tentang pentingnya penyelamatan lingkungan dari kerusakan karena perilaku yang tidak peduli terhadap lingkungan, misalnya membuang sampah sembarangan yang dapat mengakibatkan bencana banjir, sehingga merugikan lebih dari satu manusia. Satu perilaku buruk yang dapat menyebabkan keburukan sosial yang luas, disini peran guru menjadi sangat vital bagaimana agar terbentuk perilaku yang sehat yang diawali dari diri sendiri, sebagaimana tentang konsep thaharah dalam mata pelajaran fiqih.46 Siswa perlu diberikan pemahaman secara benar terhadap pemanfaatan maupun pemeliharaan lingkungan, sehingga akan memberikan dampak terhadap perilaku mereka terhadap lingkungan alam disekitar mereka. Aktivitas pembelajaran yang mengacu pada kurikulum Pendidikan Agama Islam kemudian dijabarkan dalam silabus dan diuraikan melalui langkah-langkah konkret dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan menampilkan karakter-karakter yang ingin ditanamkan dalam proses pembelajaran utamanya terkait dengan kesadaran pentingnya konservasi terhadap lingkungan. 46 Fiqih Kelas VII: Kompetensi Inti: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya. Kompetensi Dasar: 1.1. Meyakini ketentuan ber suci dari hadas dan najis. Kompetensi Inti: 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Kompetensi Dasar: 2.1. Menghayati kaifiah ber suci dari hadas dan najis. Kompetensi Inti: 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi Dasar: 3.1. Memahami najis dan tatacara mensucikan. Kompetensi Dasar: 3.2. Menganalisis hadas dan kaifiyah mensucikan. 32 Pemahaman tentang konsep menjaga kelestarian lingkungan perlu diberikan kepada siswa yang pada masa depan akan menjadi generasi yang akan menempati dan juga memanfaatkannya. Sehingga upaya penanaman terhadap konsep melestarikan lingkungan sama dengan upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah lagi pada masa datang. Ketika kebiasaan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan telah menjadi budaya maka siswa merupakan aset berharga dalam upaya membangun kembali hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Dengan demikian kerusakan lingkungan alam yang semakin akut akan dapat ditangkal melalui pola perilkau menghargai alam sebagai komunitas yang perlu dijaga kelestariannya, karena manusia dan alam saling membutuhkan. Tanggung jawab moral yang diemban oleh seorang guru untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan mendapatkan ruang yang tepat yakni melalui konsep belajar mengajar, pembelaran dapat dilakukan dengan dengan metode kontekstual dengan melihat berbagai fonemena yang terjadi, baik yang dapat disaksikan secara langsung di lingkungan sekitar ataupun yang dapat didengar, dilihat melalui berbagai media. Partisipasi yang dilakukan guru secara tidak langsung merupakan kontribusi terhadap usaha untuk mencegah kerusakan lingkungan, yang akan berdampak kedepan. Berbagai degradasi lingkungan yang telah terjadi tidak sepenuhnya harus diberikan solusi secara fisik, tetapi pembangunan pemahaman cara memperlakukan lingkungan secara arif juga merupakan langkah strategis dalam upaya mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. 33 BAB IV PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP C. Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Individual Pembentukan karakter siswa terkait dengan perilaku menjaga kelestarian lingkungan dilakukan melalui pembelajaran mata pelajaran al Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak dan Fiqih. Dalam mata pelajaran tersebut melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dicantumkan karakter yang ingin capai setelah proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran siswa memperoleh berbagai pengalaman yang merupakan bagian dari penanaman karakter kepada siswa. Penanaman karakter kepada siswa juga dilakukan melalui berbagai aktivitas pembiasaan, misalnya melalui piket kelas, aktivitas membersihkan lingkungan madrasah melalui jumat bersih. Aktivitas tersebut merupakan penanaman karakter kepada siswa dengan memberikan pengalaman secara langsung kepada anak terkait pentingnya menjaga menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Karakter peduli terhadap pemeliharaan lingkungan hidup yang tertanam terhadap siswa dapat diajadikan salah satu upaya dalam mencegah terjadinya degradasi lingkungan hidup. Penanaman karakter sejak dini melalui lembaga pendidikan yang terintegrasi dalam berbagai mata pelajaran, merupakan upaya konkret dalam menyelamatkan kerusakan lingkungan. 34 Efek terciptanya lingkungan yang sehat di masa depan adalah tujuan dari penanaman karakter peduli terhadap lingkungan kepada siswa, kondisi lingkungan yang sehat dapat mendukung berbagai aktivitas manusia, keutuhan lingkungan hidup sebagai sebuah ekosistem, juga akan memberikan dampak posistif terhadap makhluk lainnya yang di bumi. Heru Santoso (dalam Jumarddin La Fua) menyampaikan prinsip-prinsip yang harus dipenuhi untuk menumbuhkan kesadaran ekologi manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan hidup sebagai berikut: 1) Sikap hormat terhadap alam (respect for nature), 2) Prinsip tanggung jawab (Moral responsibility for nature), 3) Solidaritas kosmic (cosmic solidarity), 4) Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring for nature).47 Dengan menanamkan prinsip-prinsip di atas pada setiap individu sejak dini merupakan pondasi yang kuat bagi penyelamatan kerusakan lingkungan yang lebih parah lagi, karena perlu pembentukan pola pikir dan sikap yang peduli terhadap keselamatan lingkungan melalui lembaga pendidikan dalam berbagai jenjang melalui kurikulum, sehingga penanaman kesadaran terhadap menjaga kelestarian lingkungan memiliki role yang jelas. Karakter individual yang ditanamkan terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan yang dikembangkan dalam implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan, yang dikembangkan Kementerian Pendidikan Nasional, antara lain: 47 Heru Santoso, Landasan Etis bagi Perkembangan Teknologi, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000, dikutip Jumarddin La Fua, “Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju Kesalehan Ekologis”, Jurnal Al Ta’dib, Volume 7, Nomer 1, (JanuariJuni 2014), 19-36. 35 1. Religius Menjaga kelestarian lingkungan merupakan perwujudan syukur manusia kepada sang pencipta atas keberkahan alam, manusia selalu mengambil manfaat dari lingkungan sekitarnya, karena alam diciptakan merupakan perwujudan kasih sayang Allah SWT kepada manusia, sehingga menjaga keutuhan, kelestariannya bagian dari ibadah. 2. Disiplin Kedisiplinan merupakan pola sikap yang terbentuk karena kebiasaan, karakter disiplin erat kaitannya dengan aktivitas menjaga lingkungan, yakni bagaimana memperlakukan lingkungan sebagaimana mestinya, tidak melakukan tindakan destruktif, ataupun melakukan eksploitasi yang berlebihan. Sikap disiplin dalam memperlakukan lingkungan, merupakan bagian upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. 3. Kreatif Karakter yang kreatif terkait dengan lingkungan adalah bagaimana seorang individu mampu melakukan inovasi-inovasi dalam usaha pemeliharaan lingkungan misalnya pembuatan biopori dan pengolahan sampah dalam upaya untuk mencegah banjir. 4. Mandiri Karakter mandiri dalam konteks pemeliharaan lingkungan yakni dapat dimulai dari sendiri secara mandiri, yang tentunya usaha terkait penyelamatan lingkungan secara mandiri dapat memiliki efek sosial untuk menyelamatkan orang banyak. 36 D. Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Sosial Berbagai kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu segera di berikan solusi salah satunya dengan jalan mengubah pola pandang, ideologi yang bisa mengarah pada perubahan perbaikan lingkungan, estetika dan budaya.48 Pelestarian lingkungan merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh umat manusia. Namun demikian, perlu adanya pengetahuan yang mendasar untuk meningkatkan kesadaran untuk secara aktif mengambil bagian dalam pelestarian lingkungan, baik itu melalui kegiatan sehari-hari atau melalui kegiatan-kegiatan yang difokuskan dalam pemeliharaan lingkungan. Budaya yang mengakar kuat akan menjadi modal berharga dalam upaya untuk membantu mencegah terjadinya penghancuran ekosistem yang lebih parah akibat ulah manusia. Dalam agama Islam, pendidikan karakter merupakan misi utama Nabi Muhammad SAW ketika diutus menjadi Nabi atau dengan kata lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Al-Qur’an adalah buku ajarnya di dalam menghadapi “peserta didik” masyarakat Arab yang ketika dulu sangat jahiliyah. Dimulai dari perintah membaca, karakter Islam dibentuk kemudian perlahan-lahan diingatkan untuk bangun dari selimut, menghayati pergantian alam semesta, menghargai sesuatu dengan kodratnya dan membersihkan perilaku.49 48 Fachruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam Dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, 36. 49 Fauzi Annur, “Pendidikan karakter berbasis keagamaan (studi kasus di SDIT Nur Hidayah Surakarta)”, Jurnal At-Tarbawi, Volume 1, Nomer 1, (Januari-Juni 2016), 39-56. 37 Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), acting, menuju kebiasaan (habit). Karakter tidak sebatas pada pengetahuan, karakter lebih dalam lagi menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Hal ini diperlukan agar siswa mampu memahami, merasakan, dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebijakan.50 Proses pembentukan karakter kepada anak yang dilaksanakan di sekolah melalui aktivitas pembelajaran merupakan salah satu proses. Selanjutnya aktivitas melatih siswa dalam bentuk perilaku positif yang pada akhirnya menjadi kebiasaan, maka sangat penting apabila suatu lembaga pendidikan memiliki program-program pembiasaan untuk melatih siswa melaksanakan aktivitas konkret dalam rangka menunjang penanaman dan penumbuhan karakter siswa. Institusi pendidikan yang dirancang dengan tujuan agar manusia memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang rasional dan bertanggung jawab terhadap pemanfaatan sumber daya alam sehingga terwujud pribadipribadi yang peduli pada kelestarian lingkungan. Ajaran Islam yang dihayati dan diresapi dalam kepribadian seseorang akan mampu menangkal dampak negatif perubahan paradigma nilai di masyarakat dan akan memperkuat dan memunculkan suatu dinamika paradigma nilai baru yang lebih harmonis dan stabil.51 Pembentukan kepribadian terhadap anak dalam lingkungan pendidikan dapat menumbuhkan pola piker bahwa lingkunganadalah mitra dalam komunitas bumi yang mutlak untuk dijaga kualitasnya. 50 Hardianto Rahman, “Pengembangan Karakter Anak Melalui Fungsi Edukatif Agama Islam”, Jurnal Lisan Al-Hal, Volume 4, Nomer 2, (Desember 2012), 251-272. 51 Siswanto, “Islam Dan Pelestarian Lingkungan Hidup: Menggagas Pendidikan Islam Berwawasan Lingkungan”, Jurnal Karsa, Volume XIV, Nomer 2, (Oktober 2008), 82-90. 38 Karakter tidak sebatas pada pengetahuan, karakter lebih dalam lagi menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri.52 Proses pembentukan karakter kepada anak yang dilaksanakan di sekolah melalui aktivitas pembiasaan merupakan salah satu proses yang dapat dilakukan, sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Zakaria, S.Pd.I selaku Wakil Kepala Madrasah bidang kesiswaan: Untuk menciptakan lingkungan yag bersih seluruh warga madrasah diajak untuk melakukan berbagai aktivitas pembiasaan misalanya melalui kegiatan jumat bersih dengan mengajak siswa membawa alat-alat kebersihan dari rumah sebagai bentuk penanaman tanggung jawab. Semuanya dilakukan untuk menjaga lingkungan Madrasah agar tetap bersih dan nyaman untuk kegiatan belajar juga membiasakan siswa untuk hidup dengan lingkungan yang bersih. Dalam berbagai aktivitas pembiasaan yang telah dilakukan melalui program-program madrasah juga bertujuan melakukan pembentukan karakter positif kepaada seluruh siswa, agar di masyarakat dapat memberikan contoh yang baik, berbagai aktvitas pembiasaan ini akan terus dilakukan dalam rangka untuk menciptakan lingkungan madrasah yang nyaman untuk aktivitas seluruh warga madrasah termasuk di dalamnya kegiatan belajar mengajar 53 siswa. Aktivitas pembiasaan merupakan bagian dari proses pembentukan karakter terhadap siswa, terkait dengan menanamkan kesadaran terhadap pelestarian lingkungan hidup maka berbagai pembiasaan melalui piket kelas, jumat bersih merupakan upaya untuk menuju green school yang dapat memberikan kenyamanan kepada seluruh siswa madrasah dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga program pembiasaan untuk melatih siswa melaksanakan aktivitas konkret dalam rangka menunjang penanaman dan penumbuhan karakter siswa merupakan salah satu komponen strategis. 52 Hardianto Rahman, “Pengembangan Karakter Anak Melalui Fungsi Edukatif Agama Islam”, Jurnal Lisan Al-Hal, Volume 4, Nomer 2, (Desember 2012), 251-272. 53 Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Tanggal 24 Januari 2017. 39 Karakter sosial yang ditanamkan terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan yang dikembangkan dalam implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan, yang dikembangkan Kementerian pendidikan Nasional dapat, antara lain: 1. Peduli lingkungan Peduli terhadap lingkungan mencakup aspek yang luas, misalnya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Karakter peduli lingkungan dalam upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dapat dimulai dari masing-masing lingkungan tempat seorang individu tinggal. 2. Peduli sosial Kepedulian sosial sangat dibutuhkan dalam usaha untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, sikap peduli sosial terkait kepekaan seorang individu terhadap kondisi lingkungannya, misalnya kebersihan, keasrian maupun keindahan. 3. Tanggung jawab Dalam upaya untuk menjaga kondisi lingkungan tetap nyaman untuk ditinggali, karakter tanggung jawab diimplentasikan lebih kepada tanggung jawab sosial untuk memberikan kenyamanan umum dengan menciptakan lingkungan yang bersih terbebas dari polusi. 40 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari hasil observasi dan analisis peneliti tentang implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup dalam membentuk karakter siswa di MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017, beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: 1. Konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan telah tertuang dalam kurikulum pendidikan madrasah, dengan mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup dalam materi-materi PAI yang meliputi Al-Qur’an Hadist, Akidah Akhlak dan Fiqih, serta pengembangannya yang dilakukan oleh guru yang dimulai dari membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hingga proses penyampaiannya di dalam kelas, untuk itu kompetensi guru tentang pentingnya menjaga keestarian lingkungan hidup menjadi hal yang sangat penting. 2. Implementasi Pendidikan Agama Islam melalui integrasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas (indoor), dan integrasi outdoor tertuang dalam kegiatan pembiasaan piket kelas, Jumat bersih. Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup yang dapat membentuk karakter peduli terhadap lingkungan juga diimplementasikan melalui metode keteladanan (uswatun khasanah), latihan, pembiasaan dan praktik . 41 3. Karakter yang terbentuk melalui Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan digolongkan menjadi 2 yaitu karakter individual antara lain: religius, disiplin, kreatif, mandiri. Kemudian yang kedua yaitu karakter sosial antara lain: peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. B. Saran Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi selama proses penelitian, penyusun memberikan saran yang dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan, khususnya guru mata pelajaran PAI guna perbaikan kedepan. Berikut ini merupakan beberapa saran dari peneliti : 1. Kepada Kementerian Agama, untuk memasukan materi-materi tentang lingkungan hidup ke dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk semua jenjang pendidikan. 2. Kepada Keapala Madrasah, meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk menumbuhkan budaya peduli terhadap lingkungan pada madrasah. Keapada guru, dalam penulisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seharusnya guru juga memperlihatkan integrasi pendidikan lingkungan hidup dalam materi Pendidikan Agama Islam secara jelas. Hal ini sangat penting karena RPP merupakan acuan pembelajaran yang digunakan oleh guru ketika melaksanakan proses pembelajaran. 42 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Mudhofir. Al-Qur’an dan Konservasi Lingkungan. Jakarta: Dian Rakyat, 2010. Ahsanti, Afik, “Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup (studi kasus di SMA Negeri Banyumas Kabupaten Banyumas)”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2015. Annur, Fauzi, “Pendidikan karakter berbasis keagamaan (studi kasus di SDIT Nur Hidayah Surakarta)”, Jurnal At-Tarbawi, (J2016), 39-56. Akhter, Mumtaz, “Islamic Educational Approach to Environment Protection:A Strategic Approach for Secure and Peaceful World”, International Juornal of Busines and Social Sains 1 ( 2010 ): 182 – 191. Ashtankar, O.M, “Islamic Perspectives on Environmental Protection”, International Journal of Applied Research 2, ( 2016 ): 438 – 44. Aziz, Abd, “ Konservasi Alam Dalam Perspektif Etika Islam: Tantangan dan Tuntutan Globalisasi”, Jurnal Akademika, (2014): 305-321. Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III. Jakarta: Kencana, 2010. Doni Kusuma dan Albertus. Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan visi guru Sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter. Jakarta: PT Grasindo, 2009. 43 Ekpenyong, Ekpenyong Obo, “Islam and Global Ecological Crisis: An EcoTheological Review”, International Journal of Asian Social Science 3 ( 2013 ): 1591 – 1596. Kemendiknas. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011. La Fua, Jumarddin., “Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju Kesalehan Ekologis”, Jurnal Al-Ta’dib, (2014): 19-36. Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Baik dan Pintar. Terjemahaan Lita S. Bandung: Nusa Media, 2014. Megawangi, Ratna, Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa Cetakan Kedua (Revisi), Bogor: Indonesia Heritage Foundation, 2007. Majid bin Aziz, Abdul, Mujizat Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang IPTEK, Jakarta: Gema Insani Press, 1997. Mangunjaya, Fachruddin Majeri, “Lingkungan Hidup dan Konservasi Alam Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Islamia, 90-96. Mangunjaya, Fachruddin M, Konservasi Alam Dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005. 44 Martanti, B Hadia, “Kajian Etika Islam Tentang Lingkungan Hidup (Tinjauan Filosofis)”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2009. Mian, Haleema Sadia, Janas Khan, Ata ur Rahman, “Environmental Etichs of Islam”, Journal of Culture, Society and Development 1 ( 2002 ): 69 – 74. Muslicha, Anisa, “Metode Pengajaran Dalam Pendidikan Lingkunganhidup Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta)”, Jurnal Pendidikan, volume 16, (2015), 110-126. Nafis, Muhammad Muntahibun. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011. Olayiwola, Abdur-Rahman Olalekan, “Mass Media of Communication and Environmental Problems: Islamic Religious Communication Solutions Perspectives”, International Juornal of AcademicResearch and reflection 2 (2014): 1 – 16. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Rahman, Hardianto, “Pengembangan Karakter Anak Melalui Fungsi Edukatif Agama Islam”, Jurnal Lisan Al-Hal, (2012): 251-272. Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009. Safrilsyah dan Fitriani, “Agama dan Kesadaran Menjaga Lingkungan Hidup”, Jurnal Substansia, (2014): 61-78. Salamah, Binti, “Implementasi Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup di MAN Yogyakarta II”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2014. 45 Heru Santoso, Landasan Etis bagi Perkembangan Teknologi, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000, dikutip Jumarddin La Fua, “Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju Kesalehan Ekologis”, Jurnal Al Ta’dib, (2014): 19-36. Sarkawi, Azila Ahmad, Alias Abdullah, Norimah Md. Dali, “The Concept of Sustainability From The Islamic Perspectives”, International Journal of Business, Economics and Law 9 ( 2016 ): 112 – 116. Shihab, M Quraish. Membumikan Al Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Penerbit Mizan, 2004. Siswanto, “Islam Dan Pelestarian Lingkungan Hidup: Menggagas Pendidikan Islam Berwawasan Lingkungan”, Jurnal Karsa, (2008), 82-90. Soeprobowati, Diah. Akhlak Siswa Terhadap Alam. Semarang: PT. Sindua Press, 2008. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2014. 46 GAMBAR 1 Kondisi Lingkungan Madrasah 1.1 Gambar depan madrasah 47 1.2 Gambar kamar kecil guru dan siswa 48 1.3 Gambar ruang kelas 49 GAMBAR 2 Aktivitas Siswa Membersihkan Lingkungan Madrasah 2.1 Gambar siswa dalam kegiatan jumat bersih 50 2.2 Gambar siswa dalam kegiatan piket kelas 51 Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian NO 1. DATA YANG DIPERLUKAN Gambaran Umum MTs Sudirman Getasan Kab. Semarang SUB DATA SUMBER DATA PENGAMBILAN DATA Profil MTs Sudir-man Getasan Kepala Madrasah Observasi Wawancara, Dokumentasi Letak Geografis Dokumen Dokumentasi Sejarah berdiri dan proses perkembangannya Visi, Misi Kepala madrasah dan dokumen Kepala madrasah dan dokumen Staff TU Wawancara, Dokumentasi Staff TU Dokumentasi, Wawancara, Observasi Dokumen Dokumentasi, Wawancara, Observasi Wawancara, Dokumentasi Struktur Organisasi Keadaan guru, pegawai, karyawan, dan peserta didik Keadaan sarana dan Prasarana 2. Konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup Kurikulum di MTs Sudirman Getasan 3. Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis konservasi lingkungan hidup Proses Pembelajaran PAI Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis konservasi lingkungan hidup melalui integrasi indoor, outdoor, dan pe- Kepala Madrasah, Waka Kurikulum,Guru PAI Guru PAI Guru PAI, Siswa Wawancara, Dokumentasi Dokumentasi Wawancara, Observasi Wawancara, Observasi, Dokumentasi 52 4. Hasil pembentukan karakter siswa melalui Pendidikan Agama Islam Berbasis konservasi lingkungan hidup mbudayaan sikap cinta lingkungan Karakter yang ditampilkan siswa Guru PAI, Siswa Wawancara , Observasi 53 Lampiran 2: Jadwal Observasi Penelitian NO TANGGAL 1. 2. 3. 8 Januari 2017 8 Januari 2017 9 Januari 2017 4. 5. 6. 7. 8. 9. 9 Januari 2017 10 Januari 2017 11 Januari 2017 12 Januari 2017 13 Januari 2017 13 Januari 2017 10. 13 Januari 2017 11. 13 Januari 2017 12. 13. 14. 13 Januari 2017 13 Januari 2017 14 Januari 2017 15. 20 Januari 2017 16. 21 Januari 2017 17. 25 Januari 2017 18. 25 Januari 2017 19. 26 Januari 2017 20. 26 Januari 2017 21. 30 Januari 2017 22. 2 Februari 2017 23. 6 Februari 2017 KETERANGAN Observasi Lokasi Penelitian Dokumentasi Data Madrasah Wawancara dengan Bapak Saderi, S.Ag, M.Pd.I, selaku Kepala Madrasah, mengenai sejarah singkat berdirinya MTs Sudirman Getasan Kab. Semarang. Dokumentasi Dokumentasi Kurikulum Dokumentasi Arsip Tata Usaha Dokumentasi Kurikulum Dokumen Kurikulum Wawancara dengan Bapak Risnan, S.Ag., Selaku Waka Kurikulum Dokumentasi Data Madrasah Bagian Tata Usaha Bapak Muh Mujiono Dokumentasi Data Madrasah Bapak Nurkus Budiyantomo, SH Dokumentasi Arsip Tata Usaha Bapak Jumali, A.Md Dokumentasi Arsip Tata Usaha Observasi dan Wawancara denga Bpak Jumali, A.Md di Perpustakaan Wawancara dan Observasi dengan Bapak Saderi, S.Ag, M.Pd.I Selaku Kepala Madrasah Wawancara dan Observasi dengan Bapak Risnan, S.Ag Selaku Waka Kurikulum Wawancara dan Observasi dengan Bapak Sholihin, S.Pd.I, Selaku guru mata pelajaran Fiqih kelas 7 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Risnan, S.Ag, Selaku guru mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas 9 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Risnan, S.Ag Selaku Waka Kurikulum Wawancara dan Observasi dengan Bapak Zakaria,S.Pd.I, Selaku Waka Kesiswaan Wawancara dan Observasi dengan Bapak Sholihin, S.Pd.I.Selaku Guru mata pelajaran Fiqih kels 7 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Sholihin, S.Pd.I., guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas 9 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Risnan, S.Ag, Akidah Akhlak kelas 9 54 24. 8 Februari 2017 25. 9 Februari 2017 26. 27. 11 Februari 2017 17 Februari 2017 28. 19 Februari 2017 29. 30. 21 Februari 2017 22 Februari 2017 31. 23 Februari, 2017 32. 25 Februari 2017 33. 34. 35. 36. 26 Februari 2017 1 Maret 2017 3 Maret 2017 3 Maret 2017 37. 3 Maret 2017 38. 3 Maret 2017 39. 4 Maret 2017 40. 5 Maret 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Saderi, S.Ag, M.Pd.I Selaku Kepala Madrasah Wawancara dan Observasi dengan Bapak Sholihin, S.Pd.I., guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas 9 Observasi Proses Pembelajaran Fiqih kelas 7a Observasi Proses Pembelajaran Al-Qur’an Hadits kelas 9 Wawancara dan observasi dengan Bapak Risnan, S.Ag, Selaku Guru Akidah Akhlak kelas 9 Observasi Proses pembelajaran Akidah Akhlak kelas 9 Wawancara dengan Ayu Oktaviani, Uswatun Khasanah, Siti Sulistyowati, Putrid Ayu pratiwi, Azis, Kelas 9 Wawancara dengan Yumratun, Ahmad Mudzain, wahyudi kelas 7 Wawanacara dengan Dwi handoyo, AA Baharis, Nasrul Sani, Wahyu Hidayat Fetiawan, agus Setiawan, Sholihin kelas 9 Observasi kegiatan ekstra pramuka kelas 7 Observasi Kegiatan sholat berjamaah Obsrevasi kegiatan jumat bersih Wawancara dengan Bapak Zakaria, S.Pd.I, selaku Waka Kesiswaan Wawancara dengan Bapak Risnan, S.Ag selaku Waka Kurikulum Wawancara dengan Bapak Sholihin, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan Fiqih kelas 9 dan kelas 7 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Nurkus Budiyantomo, SH selaku operator data emis Wawancara dan Observasi dengan Bapak Saderi, S.Ag, M.Pd.I selaku Kepala Madrasah 55 Lampiran 3: Pedoman wawancara IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA (Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017) 1. Bagaimana kurikulum Penddikan Agama Islam di MTs Sudirman Getasan Kabupaten semarang 2. Apakah Materi tentang lingkungan hidup masuk ke dalam kurikulum 3. Bagaimanakan konsep-konsep Pendidikan Agama Islam pembelajaran yang disiapkan guru 4. Apakah dalam melaksanakan pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam menggunakan media pembelajaran 5. Bagaiamana langkah-langkah guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksankan pembelajaran 6. Mengapa materi tentang lingkungan dijarakan kepada siswa 7. Bagaimana evalusi yang dilakukan setelah pembelajaran terkait materimateri tentang lingkungan 8. Bagaimana bentuk pendidikan lingkungan hidup di MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang 9. Apakah tujuan pembelajaran tentang lingkungan hidup 10. Apakah ada perbedaan perilaku siswa sebelum dan setelah memperoleh materi lingkungan hidup 11. Bagaimana peran Madrasah dalam menciptakan lingkungan yang bersih 12. Bagaimana upaya-upaya guru dalam menciptakan lingkungan Madrasah yang bersih dan nyaman 13. Program-program apa saja yang dimiliki madrasah untuk mencipatakan lingkungan yang nyaman untuk pembelajaran 14. Bagaiman cara untuk membangun kesadaran siswa agar membuag sampah pada tempatnya 56 15. Apakah ada hambatan-hambatan untuk menciptakan lingkungan Madrasah yang bersih dan nyaman 16. Apakah ada kerjasama dengan pihak lain untuk memberikan pembelajaran terhadap siswa dalam menjaga lingkungan hidup 17. Bagaiamana respon siswa terhadap program-program Madrasah terkait menciptakan lingkungan yang bersih 18. Bagaimana kondisi kebersihan Madrasah saat ini 19. Apakah ada program khusus terkait menjaga kebersihan Madrasah 20. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam menjaga lingkungan Madrasah 57 Lampiran 4: Pedoman wawancara IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA (Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017) 1. Apakah guru Penddikan Agama Islam menyampaikan materi-materi tentang lingkungan hidup 2. Materi apa yang saja yang disampaikan 3. Apakah guru menyampaikan contoh-contoh nyata tentang kerusakan lingkungan hidup 4. Apakah kamu tertarik dengan materi lingkungan hidup 5. Apakah guru melakukan evalusi setelah melaksanakan pembelajaran terkait materi lingkungan hidup 6. Mengapa lingkungan perlu dijaga keberadaannya 7. Apakah kamu pernah melihat kerusakan lingkungan didaerah kamu 8. Apakah kamu pernah membuang sampah disembarang tempat 9. Apakah ada fasilitas tempat sampah di kelas 10. Apakah ada fasilitas tempat sampah yang disediakan Madrasah 11. Dimana saja letak tempat sampah 12. Apakah manfaat lingkungan yang bersih 13. Apakah kamu pernah berpartisi dalam kerja bhakti di daerah tempat kamu tinggal 14. Apakah kamu senang dengan lingkungan Madrasah yang nyaman 15. Apakah kamu pernah ikut dalam kegiatan membersihkan Madrasah 16. Mengapa kamu ikut dalam kegiatan menjaga Madrasah 17. Apakah ada jadwal piket di kelas kamu 18. Bagaimana piket kelas dilaksanakan 58 19. Apakah kamu pernah tidak ikut piket di kelas kamu 20. Apakah ada sanksi apabila tidak ikut piket kelas 21. Apakah ada alat-alat kebersihan di kelas kamu 22. Apakah ada fasilitas untuk berwudhu di Madrasah 23. Apakah ada sholat berjamaah di Madrasah 24. Kegiatan ekstrakurikuler apa yang kamu ikuti 25. Apakah kamu tahu ada program untuk membersihkan madrasah 26. Apakah kamu merasa nyaman berada di Madrasah ini 27. Aktivitas apa yang kamu lakukan apabila ada kegiatan membersihkan Madrasah 28. Bagaimana pendapatmu tentang kegiatan membersihkan madrasah 29. Bagaimana uasaha-usaha kamu untuk menjaga agar lingkungan Madrasah tetap bersih 30. Apakah kegiatan yang kamu lakukan kamu praktekan di rumah kamu 59 Lampiran 4: Pedoman Observasi IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA (Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017) NO 1. PENGAMATAN Lingkungan Madrasah VARIBEL Kondisi Fisik INDIKATOR 1.Tata ruang lingkungan 2.Kondisi ruang kelas 3.Kondisi toilet/WC 2. Guru Pembelajaran 1.Persiapan materi 2.Proses Pembelajaran di kelas 3. siswa karakter 1.Aktivitas siswa dalam pembelajaran 2.Aktivitas siswa dalam membersihkan lingkungan Madrasah 3.Aktivitas siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler 4.Aktivitas siswa dalam kegitan berwudhu dan sholat berjamaah 60 Lampiran 4: Pedoman Dokumentasi IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA (Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017) 1. Data Kelembagaan a. Sejarah MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang b. Data Emis Madrasah 2. Data Pembelajaran a. Kurikulum b. Rencana Pelaksaan Pembelajaran c. Silabus Pembelajaran d. Jadwal Pelajaran 3. Data siswa a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran b. Aktivitas siswa dalam membersihkan lingkungan Madrasah 3.