komunikasi antar pribadi guru terhadap murid

advertisement
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU TERHADAP MURID
(Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid
Dalam Membentuk Kepercayaan Diri Siswa di SLB ABCD Bakti Sosial Simo
Pada Tingkat SMP Tahun Ajaran 2013/2014)
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
TOTOK PRISTIYANTO
L100090093
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ABSTRAK
Totok Pristiyanto, L100090093, Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap
Murid Dalam Membangun Kepercayaan Diri Anak, Skripsi, Program Studi
Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Informatika, Universitas
Muhammadiyah Surakarta 2014.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) tetap berhak mendapatkan perlakuan
dan dianggap sama seperti anak normal pada umumnya, siswa ABK memerlukan
peran komunikasi antar pribadi guru dalam membangun kepercayaan diri anak
sehingga mampu memiliki kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang
normal dan lingkungan baru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan dilakukan di SLB ABCD Bakti Sosial Simo yang bertempat di Jln.
Raya Simo-Kalioso Km.3 Bendungan Simo. Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahwa komunikasi antar pribadi guru terhadap murid didalam kegiatan kurikuler
maupun non kurikuler yang disampaikan secara verbal ataupun non verbal terjalin
dengan baik dimana guru memfokuskan pada memberikan semangat dan pujian
untuk memberikan motivasi dan menumbuhkan kepercayaan diri anak. SLB
ABCD Bakti Sosial Simo juga menerapkan empat cara guna memaksimalkan
hasil komunikasi antar pribadi guru terhadap murid dalam membangun
kepercayaan diri anak yaitu dengan cara : A). Mengevaluasi pola asuh. B). Pujian
yang tepat. C). Agenda sosialisasi. D). Kenalkan anak pada beragam karakter
melalui cerita.
Kata kunci : komunikasi antar pribadi, guru terhadap murid, kepercayaan d
sikap, dan cita-cita sosial, dan juga
A. PENDAHULUAN
perkembangan dalam berinteraksi dengan
1. Latar Belakang
teman dan lingkungan (Ahmad 1989:88)
Seseorang yang terlahir dengan
Dalam dunia pendidikan di sekolah
kebutuhan khusus atau yang sering disebut
diperlukan Komunikasi antar pribadi yang
dengan
Khusus
baik antara guru dan murid sehingga
(ABK) tetap memerlukan dan berhak
tercipta hubungan antar pribadi yang lebih
mengenyam
mendalam
orang
Anak
Berkebutuhan
dunia
normal
pendidikan
pada
seperti
umumnya
yang
memungkinkan
yang
terciptanya proses penyampaian pesan
tentunya didapat dari Sekolah Luar Biasa
berupa materi pembelajaran secara lebih
(SLB).
maksimal.
Komunikasi
antar
pribadi
Proses belajar mengajar diperlukan
adalah komunikasi yang dilakukan oleh
anak berkebutuhan khusus karena dalam
orang-orang secara langsung sehingga
kegiatan
orang-orang
belajar
tersebut
anak
belajar
tentang
komunikasi tersebut dapat menerima reaksi
materi pembelajaran yang hampir sama
atau respon lawan bicara secara langsung
dengan anak normal, selain itu anak
baik secara verbal maupun non verbal
berkebutuhan
berkebutuhan
berinteraksi
khusus
khusus
dengan
yang
terlibat
juga
belajar
karena
teman
sesama
langsung. (Mulyana, 2005:73)
dilakukan
secara
tatap
dalam
muka
berkebutuhan khusus dan orang normal
Bagi anak berkebutuhan khusus,
seperti guru. Belajar tidak hanya terjadi
diperlukan peran komunikasi yang baik
dalam
kegiatan-kegiatan
seperti
membaca
dan
yang
biasa,
antara guru dengan murid. Guru harus
menulis
tetapi
mampu
menyampaikan
pesan
kepada
sebagaimana dinyatakan oleh Higard dan
siswa dengan baik. Guru juga diharapkan
Bower
(1966)
perolehan
dalam
belajar
juga
meliputi
terus berupaya untuk mengembangkan cara
prasangka,
prefensi,
berinteraksi dan berkomunikasi agar pesan
4
5
yang disampaikan dapat diterima dan
alumninya yang memiliki usaha pribadi di
dipahami
berkebutuhan
lingkungan masyarakat, dan juga dari
berkebutuhan
siswa siswinya yang memliki prestasi di
khusus juga memerlukan bantuan dari
tingkat daerah maupun propinsi saat
sekolah dan guru untuk membangun rasa
mengikuti
percaya
mampu
berkebutuhan lainnya sehingga menarik
berinteraksi secara nyaman di masyarakat
untuk diteliti bagaimana komunikasi antar
hingga nantinya siswa mampu hidup
pribadi guru dan murid dalam membangun
membaur bersama masyarakat normal
kepercayaan diri siswanya.
oleh
khusus.Selain
itu
diri
lainnya
siswa
siswa
agar
sebagai
mereka
individu
dengan
lomba
antar
sekolah
2. Rumusan Masalah
keterbatasan diri yang mampu hidup
Berdasarkan latar belakang yang
sendiri tanpa ketergantungan terhadap
telah diuraikan di atas, maka rumusan
bantuan dari orang tua ataupun warga
permasalahan dari penelitian ini adalah
masyarakat sekitarnya.
Bagaimana Komunikasi Antar Pribadi
Penelitian ini dilakukan di SLB
Guru dan Murid di SLB ABCD Bakti
ABCD Bakti Sosial Simo yang bertempat
Sosial
di
Kepercayaan Diri Siswa?
jln.
Raya
Simo-Kalioso
Km.3
Bendungan Simo atau tepatnya berada di
tengah
Desa
Bendungan
Bendungan
Simo
RT.
dalam
Membentuk
3. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
Penulis
mengetahui bagaimana komunikasi antar
memilih SLB Bakti Sosial Simo sebagai
pribadi guru dan murid di SLB ABCD
lokasi penelitian dikarenakan merupakan
Bakti Sosial Simo dalam Membentuk
satu-satunya
Kepercayaan Diri Siswa
Sekolah
Boyolali.
05/02
Simo
Luar
Biasa
di
kecamatan Simo dimana sekolahan ini
4. Manfaat Penelitian
mampu mendidik kepercayaan diri siswa
a. Manfaat Praktis
secara baik dapat dilihat dari beberapa
6
1) Bagi peneliti, penelitian ini dapat
menambah
pengetahuan
dan
B. Landasan Teori
1. Komunikasi
wawasan mengenai komunikasi dan
komunikasi antar pribadi
Menurut Rogers dan D. Lawrence
Kincaid, komunikasi adalah suatu proses
2) Bagi pembaca, penelitian ini dapat
dimana dua orang atau lebih membentuk
memberikan informasi secara tertulis
atau
maupun sebagai referensi mengenai
dengan satu sama lainnya, yang pada
komunikasi antar pribadi khususnya
gilirannya akan tiba pada saling pengertian
komunikasi antar pribadi guru dan
yang mendalam. (Cangara, 2002:19)
murid di SLB Bakti Sosial Simo
melakukan
Sean
pertukaran
MacBride,
informasi
ketua
komisi
dalam membangun kepercayaan diri
masalah-masalah komunikasi UNESCO
siswa
(1980) mengemukakan bahwa komunikasi
b. Manfaat Teoritis
tidak bisa diartikan sebagai pertukaran
1) Bagi program studi Ilmu Komunikasi
FKI-UMS,
hasil
penelitian
berita dan pesan, tetapi juga sebagai
ini
kegiatan individu dan kelompok mengenai
diharapkan tidak hanya memberikan
pertukaran data, fakta dan ide. (Cangara
sumbangan pemikiran bagi studi /
2002:63)
kajian ilmu komunikasi, tetapi juga
2. Komunikasi Antarpribadi
dapat sebagai pertimbangan dari
Komunikasi antar pribadi adalah
evaluasi belajar mengajar program
komunikasi antara orang orang secara tatap
studi Ilmu Komunikasi.
muka,
2) Bagi
kajian
diharapkan
memberikan
ilmu
penelitian
komunikasi,
ini
sumbangsih
dapat
yang
memungkinkan
setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara
langsung,
baik
secara
verbal
maupun
maupun non verbal. (Mulyana, 2005:73).
rujukan referensi bagi para peneliti
Bentuk khusus dari komunikasi antar
kajian ilmu komunikasi.
pribadi ini adalah komunikasi diadik yang
7
melibatkan hanya dua orang secara tatapmuka,
yang
memungkinkan
berarti
“tanpa
kata-kata”
proses
Nonverbal
setiap
penggunaan
pesertanya menangkap reaksi orang lain
komunikasi
dimana
pesan
secara
verbal
disampaikan
secara
lisan
ataupun nonverbal, seperti suami-istri, dua
disampaikan
dengan
sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru
bahasa isyarat. seperti ekspresi muka,
dengan seorang muridnya, dan sebagainya.
gerak
langsung,
baik
secara
Adapun fungsi komunikasi antar
pribadi
adalah
berusaha
untuk
meningkatkan hubungan insani (human
gekstur
tidak
namun
menggunakan
badan,
ataupun
menggunakan benda lain (Moekijat,
1993:137-142)
4. Kepercayaan Diri
relations), menghindari dan msengatasi
Rasa percaya diri secara sederhana
konflik-konflik yang sering muncul secara
bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan
pribadi, mengurangi ketidakpastian akan
yang dimiliki seseorang terhadap segala
sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan
aspek kelebihan yang dimilikinya dan
pengalaman dengan orang lain (Cangara
dengan keyakinan tersebut membuatnya
2002 :62)
merasa lebih dan mampu melakukan segala
3. Komunikasi verbal dan non verbal
2002:6)
a. Komunikasi verbal
Verbal
kegiatan dengan penuh keyakinan (Hakim,
berarti
“melalui
Ciri-ciri tertentu dari orang orang
penggunaan kata-kata,” baik tertulis
yang mempunyai percaya diri tinggi adalah
maupun lisan. Sehingga komunikasi
sebagai berikut :
secara
a. Selalu
verbal
komunikasi
adalah
dimana
dalam
proses
proses
penyampaian pesan dilakukan secara
lisan ataupun tertulis secara langsung.
b. Komunikasi non verbal
bersikap
tenang
di
dalam
mengerjakan sesuatu
b. Mempunyai potensi dan kemampuan
yang memadai
8
c. Mampu menetralisir ketegangan yang
muncul di dalam berbagai situasi
d. Mampu
menyesuaikan
yang berbeda dari anak-anak normal dalam
beberapa hal :
diri
dan
berkomunikasi di berbagai situasi
a. cirri-ciri mental,
b. kemampuan panca indra,
e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang
cukup menunjang penampilannya
c. kemampuan komunikasi,
d. perilaku sosial, atau
f. Memiliki kecerdasan yang cukup
e. sifat-sifat fisiknya.
g. Memiliki tingkat pendidikan formal
yang cukup
Perbedaan tersebut membuat anak
tersebut memerlukan penanganan khusus
h. Memiliki ketrampilan dan keahlian lain
yang menunjang
sesuai dengan kecacatannya dan juga
memerlukan penanganan yang berbeda
i. Memiliki kemampuan bersosialisasi
dibidang pendidikan dimana metode dan
j. Selalu
dalam
praktek pendidikan disesuaikan dengan
menghadapi berbagai masalah(Hakim,
kemampuan dan kekurangannya (Purwanta
2002:5)
2012:102)
bereaksi
positif
Ada beberapa pengklasifikian anak
5. Anak Berkebutuhan Khusus
Konsep anak dengan kekurangan
berkelainan
dalam
atau kecacatan mulai diperhalus dengan
khusus
menyebutnya sebagai anak berkebutuhan
pengklasifikasian
khusus,
sebagai berikut :
secara
sederhana
anak
berkebutuhan khusus adalah anak yang
perkembangannya tumbuh secara berbeda
dari beberapa aspek seperti anak normal
pada umumnya, Kirk dan Gallagher (1989)
serta smith dan ruth (1992) mendifinisikan
anak berkebutuhan khusus sebagai anak
a. Bagian
di
A
dunia
pendidikan
Indonesia,
dapat
adalah
maka
disederhanakan
sebutan
untuk
kelompok anak tunanetra
b. Bagian
B
adalah
sebutan
untuk
kelompok anak tunarungu
c. Bagian
C
adalah
sebutan
kelompok anak tunagrahita
untuk
9
d. Bagian
D
adalah
sebutan
untuk
kelompok anak tunadaksa
e. Bagian
E
adalah
memberikan pujian sehingga anak
sebutan
untuk
kelompok anak tunalaras
f. Bagiian
F
adalah
dikerjakan anak adalah dengan
menjadi percaya diri bahwa apa
yang telah dikerjakannya dapat
sebutan
untuk
diterima oleh orang lain dan
kelompok anak dengan kemampuan di
dihargai.
atas rata-rata/superior
memberikan pujian yang nantinya
g. Bagian
G
adalah
sebutan
untuk
jangan
membebani anak seperti kamu
kelompok anak tunaganda
anak
(Efendi 2006:11)
terhebat,
6. 7 Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri
Namun
terpandai,
yang
memberikan
kamu
anak
nantinya
dapat
beban
terhadap
kinerja anak,
Anak
c. Agenda sosialisasi
a. Mengevaluasi pola asuh anak
Idealnya
setiap
orangtua
Masukan agenda sosialisasi
bersikap demokratis terhadap anak
dalam
dengan member kebebasan anak,
sehingga
namun harus dengan pengawasan.
disibukan dengan kegiatan belajar,
Orang tua hendaknya melakukan
anak
evaluasi pola asuh anak karena
lingkungannya,
pada dasarnya tiap anak memiliki
lama, dengan teman barun untuk
pola asuh yang berbeda yang tidak
meningkatkan
bisa dipaksakan.
anak. Namun tetap perhatikan
b. Pujian yang tepat
kepada anak, wujud dari kita
apa
anak
perlu
lingkungannya
Berikan pujian yang tepat
menghargai
jadwal
yang
telah
kegiatan
anak
tidak
selalu
sosialisasi
dengan
dengan
teman
kepercayaan
jangan
diri
sampai
lingkungan memberikan pengaruh
buruk terhadap anak.
10
d. Kenalkan
Anak
Pada
Beragam
anak
berusaha
melakukannya
Karakter Melalui Cerita
mencoba
sendiri
semaksimal
Hal ini dapat dilakukan dengam
mungkin sesuai kemampuan biarkan
membacakan cerita fiksi, mengenalkan
anak berkembang dengan masalah
tokoh-tokoh yang ada didalam cerita
baru yang dihadapi jangan terburu-
tersebut, atau biasa juga menceritakan
buru untuk membantunya.
pengalaman berteman guru atau orang
tua,
kemudian
mempelajari
diceritakan
membiarkan
tokoh-tokoh
dan
anak
menceritakan kembali apa yang ia
dengar dan pahami dari karakter
Bermain peran untuk melatih
diri
berkomunikasi,
anak
misalnya
dalam
bermain
peran saat telefon. Anak menjadi
penelfon dan orang tua menjadi
terjadi
kesabaran dalam hal tersebut, Dengan
memahami kepribadian anak berarti kita
telah
menyingkat
waktu
untuk
memahami anak, kita lebih mudah
e. Bermain peran
penerima
anak dimana dibutuhkan kedekatan dan
menebak-nebak, berusaha mengerti dan
tokoh-tokoh tersebut.
kepercayaan
Berusaha memahami kepribadian
anak
yang
meminta
g. Pahami kepribadian mereka
telefon
interaksi
disitu
untuk memahami seorang anak dengan
memperhatikan tipologi kepribadianya.
(Wibowo, 2010:12-19)
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
usahakan
komunikasi yang
panjang.
f. Biarkan kesalahan terjadi dan berikan
resiko teringan.
Dukung anak untuk selalu
mencoba melakukan hal baru, biarkan
yang
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor
metodologi
kualitatif
sebagai
prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang
11
orang dan perilaku yang dapat diamati.
dengan
(Moleong, 2011:4)
proses penelitian.
Dalam
penelitian
ini
pengamatan
dilakukan secara langsungterhadap obyek,
penulis
sehingga
memudahkan
3. Validitas Data
Trianggulasi
adalah
yaitu SLB ABCDBakti Sosial Simo. Untuk
pemerikasaan
memperolehinformasi
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar
penelitian,
data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebanyak
sebagai pembanding terhadap data itu.
berbagai
(Moleong, 2011:330)
berkaitan
dengan
penelitiberusaha
mungkin
dan
obyek
menyaring
informasi
macamsumber.
didasarkan
dari
Pemilihan
pada
data
informan
Pada
keabsahan
teknik
penelitian
ini
data
yang
menggunakan
banyak
trianggulasi sumber, berarti membandingkan
pengetahuan
dan mengecek balik derajat suatu informasi
komunikasi antar pribadi dalam membentuk
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
kepercayaan diri siswa.
berbeda, yaitu dengan jalan :
sedikitnyapengalaman
dan
20111:330)
2. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLB Bakti
Sosial Simo yang bertempat di jln. Raya
Simo-Kalioso Km.3 Bendungan Simo atau
tepatnya berada di tengah Desa Bendungan
RT. 05/02 Bendungan Simo Boyolali.
Penulis memilih SLB Bakti Sosial Simo
sebagai
lokasi
(Moleong,
penelitian
dikarenakan
merupakan satu-satunya Sekolah Luar Biasa
a. Membandingkan data hasil pengamatan
dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan hasil wawancara dengan
isi dokumen yang berkaitan.
D. HASIL PENELITIAN
1. Komunikasi antar pribadi dalam kegiatan
kurikuler :
a. Komunikasi verbal
di kecamatan Simo sehingga menarik untuk
Komunikasi verbal dalam membangun
diteliti dan juga Lokasi tersebut dekat
kepercayaan diri siswa dalam kegiatan
kurikuler terjalin dengan baik, dimana
12
guru memancing siswa untuk bercerita
sehingga
tentang kesehariannya sehingga guru
kepercayaan dirinya tumbuh karena hasil
mengetahui bagaimana perkembangan
kerjanya diterima.
kepercayaan siswa berkomunikasi dengan
orang lain di sekitarnya.
membangun
non
senang dan
non
verbal
dalam
membangun kepercayaan diri siswa di
verbal
kepercayaan
diri
dalam
kegiatan non kurikuler berjalan dengan
siswa
cukup baik, dimana guru melakukan
dalam kegiatan kurikuler berjalan dengan
ayunan
baik.
acungan
Guru
merasa
2. Komunikasi nonverbal
Komunikasi
b. Komunikasi nonverbal
Komunikasi
siswa
memberikan
sentuhan-
tangan
jempol
(menyuruh
kebawah
pergi),
(payah),
sentuhan kepada siswa sehingga terjalin
menjulurkan lidah (mengejek), berusaha
kedekatan
mendorong siswa agar tertantang untuk
emosianal
yang
lebih
mendalam antara guru dan siswa, dengan
menciptakan kedekatan emosional yang
berlebih maka mempermudah guru dalam
berinteraksi dengan lingkungan barunya.
3. 7
upaya
meningkatkan
kepercayaan diri anak :
memberikan masukan motivasi kepada
siswa.
dalam
Selain dengan komunikasi verbal
dan non verbal dalam kegiatan kurikuler
2. Komunikasi antar pribadi dalam kegiatan
dan non kurikuler, SLB ABCD Bakti
non kurikuler :
Sosial Simo juga menerapkan empat
1. Komunikasi verbal
teory timothy wibowo dari 7 upaya dalam
Komunikasi verbal dalam kegiatan non
meningkatkan kepercayaan diri anak
kurikuler antara guru dan murid dalam
yaitu :
membangun kepercayaam
diri
siswa
a. Mengevaluasi pola asuh
berjalan dengan efektif dimana guru
Melakukan evaluasi terhadap pola
memfokuskan membesarkan hati siswa
asuh
dengan pujian terhadap hasil kerja siswa,
mempermudah
siswa
berguna
dalam
untuk
kegiatan
13
pembelajaran, misalnya saja dalam
melalui study tour. Dalam study tour
menentukan kegiatan prakarya siswa
guru member kebebasan terhadap
bebas
akan
anak agar mamu berinteraksi dengan
ketrampilan
dunia luar dan hal ini dilakukan agar
memilih
menekuni
apakah
bidang
membuat sangkar burung ataukah
siswa
dengan ketrampilan menjahit yang
sehingga siswa memiliki keberanian
nantinya sebagai bekal setelah lulus
berinteraksi dengan lingkungan baru
sekolah.
dan orang baru.
b. Pujian yang tepat
menemukan
d. Kenalkan
anak
teman
pada
baru
beragam
dalam membangun kepercayaan diri
karakter melalui cerita
anak diperlukan pujian yang tepat.
Guru
Pujian memang baik untuk anak,
pembelajaran
namun jangan berlabihan. Jangan
selingan dengan bercerita mengenai
mengulang pujian pada anak yang
sosok
sifatnya
hewan
membangga-banggakan
selain
memberikan
juga
pahlawan
dengan
materi
memberikan
ataupun
cerita
kisah
yang
talenta dirinya. Seperti “kamu adalah
membangun kepercayaan diri siswa
anak terpintar disekolah” atau “kamu
sehingga siswa tertarik untuk meniru
adalah pebasket terhandal”.Jangan
dan mencontoh sosok tokoh tersebut.
memberikan pujian yang membuat
terbebani untuk yang selalu menjadi
yang terhebat.
Bhakti
mengadakan
dengan
Sosial
agenda
mengajak
berinteraksi
A. Kesimpulan
1. Komunikasi
c. Agenda sosialisasi
SLB
E. PENUTUP
dengan
antar
pribadi
dalam
kegiatan kurikuler :
simo
juga
a. Komunikasi verbal
sosialisasi
anak
luar,
untuk
yaitu
Guru
untuk
memancing
bercerita
kesehariannya,
sehingga
siswa
tentang
guru
14
mengetahui
bagaimana
jempol
kebawah
(payah),
perkembangan kepercayaan siswa
menjulurkan
berkomunikasi dengan orang lain di
berusaha
sekitarnya.
tertantang untuk berinteraksi dengan
b. Komunikasi non verbal
kepada
(mengejek),
mendorong siswa
agar
lingkungan barunya.
Guru memberikan sentuhansentuhan
lidah
siswa
3. Didalam membangun kepercayaan
sehingga
diri siswa, guru juga menggunakan
terjalin kedekatan emosional yang
beberapa cara untuk memaksimalkan
lebih mendalam antara guru dan siswa,
upaya
dengan kedekatan emosional yang
kepercayaan
berlebih maka mempermudah guru
diantaranya :
dalam memberikan masukan motivasi
a) Mengevaluasi pola asuh
memotivasi
kepada siswa.
siswa
dirinya
agar
tumbuh,
Melakukan evaluasi pola
2. Komunikasi antar pribadi dalam
asuh siswa karena tiap individu
kegiatan non kurikuler :
siswa memerlukan penanganan
a. Komunikasi verbal
secara berbeda dari Guru.
Guru
memfokuskan
b) Pujian yang tepat
membesarkan hati siswa dengan
pujian
terhadap
hasil
kerja
Memberikan
pujian
terhadap segala bentuk hasil
siswa, sehingga siswa merasa
upaya
senang dan kepercayaan dirinya
khusus agar siswa percaya diri
tumbuh karena hasil kerjanya
bahwa karyanya bisa diterima
diterima.
orang lain.
b. Komunikasi non verbal
Guru
melakukan
siswa
berkebutuhan
c) Agenda sosialisasi
ayunan
tangan (menyuruh pergi), acungan
Mengadakan
agenda
sosialisasi dengan lingkungan
15
luar
agar
siswa
terbiasa
b. Untuk guru sekolah SLB
menghadapi limgkungan yang
ABCD Bakti Sosial Simo
baru.
sebaiknya sering mengadakan
d) Kenalkan anak pada beragam
inovasi
karakter melalui cerita
Mennggunakan
komunikasi
cerita
pada
cerita
yang
proses
antar
pribadi
terkait dengan membangun
agar siswa mencontoh prilaku
karakter
dalam
kepercayaan diri siswa.
c. Untuk
guru
(BP)
bimbingan
mampu membangun percaya diri
konseling
sebaiknya
anak.
sering melakukan pendekatan
dan evaluasi keadaan siswa
B. Saran
1. Praktis
tanpa menunggu timbulnya
Peneliti
memberikan
saran
masalah pada siswa karena
kepada SLB Bakti ABCD Sosial
pada
Simo, antara lain :
berkebutuhan khusus lebih
a. Untuk kepala sekolah SLB
mengadakan
evaluasi tiap minggunya guna
siswa
mudah mendapatkan masalah
ABCD Bakti Sosial Simo
sebaiknya
dasarnya
dan mengalami depresi.
2. Akademis
Ditujukan
kepada
penelitian
mengetahui apa keluhan dari
selanjutnya, peneliti berharap nantinya
permasalahan yang di alami
akan muncul penelitian lainnya dengan
guru terkait dengan proses
obyek dan sudut pandang permasalahan
pembelajaran
proses
yang berbeda sehingga dapat memberikan
membangun kepercayaan diri
wawasan baru dan sumbangsih bagi
siswa
perkembangan ilmu komunikasi.
dan
16
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana,
Deddy.
Komunikasi,
Ahmad, husi. 1989. Perencanaan dan
Desain
Kurikulum
Dalam
Pendidikan jasmani. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Komunikasi (Cetakan Keempat).
:
PT.
Rajagrafindo
Persada.
:
Pengantar.
PT.
Purwanto, Edi. 2012. Modifikasi Perilak,
Penanganan
Berkebutuhan
Anak
Khusus.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wibowo,
Timothy.
2010.
7
cara
Anak
anak.
http//www.pendidikankarakter.co
Berkebutuhan Khusus. Jakarta :
m/7-cara-meningkatkan-
PT. Bumi Aksa.
kepercayaandiri-anak/
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi rasa
tidak percaya diri. Jakarta :
Pustaka Pembangunan Swadaya
Nusantara.
Remaja
meningkatkan kepercayaan diri
Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar
Psikopedagogik
Suatu
Ilmu
Rosdakarya.
Alternative
Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu
Jakarta
Bandung
2005.
Download