KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU TERHADAP MURID (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Dalam Membentuk Kepercayaan Diri Siswa di SLB ABCD Bakti Sosial Simo Pada Tingkat SMP Tahun Ajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : TOTOK PRISTIYANTO L100090093 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 ABSTRAK Totok Pristiyanto, L100090093, Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Dalam Membangun Kepercayaan Diri Anak, Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014. Anak berkebutuhan khusus (ABK) tetap berhak mendapatkan perlakuan dan dianggap sama seperti anak normal pada umumnya, siswa ABK memerlukan peran komunikasi antar pribadi guru dalam membangun kepercayaan diri anak sehingga mampu memiliki kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang normal dan lingkungan baru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dilakukan di SLB ABCD Bakti Sosial Simo yang bertempat di Jln. Raya Simo-Kalioso Km.3 Bendungan Simo. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi antar pribadi guru terhadap murid didalam kegiatan kurikuler maupun non kurikuler yang disampaikan secara verbal ataupun non verbal terjalin dengan baik dimana guru memfokuskan pada memberikan semangat dan pujian untuk memberikan motivasi dan menumbuhkan kepercayaan diri anak. SLB ABCD Bakti Sosial Simo juga menerapkan empat cara guna memaksimalkan hasil komunikasi antar pribadi guru terhadap murid dalam membangun kepercayaan diri anak yaitu dengan cara : A). Mengevaluasi pola asuh. B). Pujian yang tepat. C). Agenda sosialisasi. D). Kenalkan anak pada beragam karakter melalui cerita. Kata kunci : komunikasi antar pribadi, guru terhadap murid, kepercayaan d sikap, dan cita-cita sosial, dan juga A. PENDAHULUAN perkembangan dalam berinteraksi dengan 1. Latar Belakang teman dan lingkungan (Ahmad 1989:88) Seseorang yang terlahir dengan Dalam dunia pendidikan di sekolah kebutuhan khusus atau yang sering disebut diperlukan Komunikasi antar pribadi yang dengan Khusus baik antara guru dan murid sehingga (ABK) tetap memerlukan dan berhak tercipta hubungan antar pribadi yang lebih mengenyam mendalam orang Anak Berkebutuhan dunia normal pendidikan pada seperti umumnya yang memungkinkan yang terciptanya proses penyampaian pesan tentunya didapat dari Sekolah Luar Biasa berupa materi pembelajaran secara lebih (SLB). maksimal. Komunikasi antar pribadi Proses belajar mengajar diperlukan adalah komunikasi yang dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus karena dalam orang-orang secara langsung sehingga kegiatan orang-orang belajar tersebut anak belajar tentang komunikasi tersebut dapat menerima reaksi materi pembelajaran yang hampir sama atau respon lawan bicara secara langsung dengan anak normal, selain itu anak baik secara verbal maupun non verbal berkebutuhan berkebutuhan berinteraksi khusus khusus dengan yang terlibat juga belajar karena teman sesama langsung. (Mulyana, 2005:73) dilakukan secara tatap dalam muka berkebutuhan khusus dan orang normal Bagi anak berkebutuhan khusus, seperti guru. Belajar tidak hanya terjadi diperlukan peran komunikasi yang baik dalam kegiatan-kegiatan seperti membaca dan yang biasa, antara guru dengan murid. Guru harus menulis tetapi mampu menyampaikan pesan kepada sebagaimana dinyatakan oleh Higard dan siswa dengan baik. Guru juga diharapkan Bower (1966) perolehan dalam belajar juga meliputi terus berupaya untuk mengembangkan cara prasangka, prefensi, berinteraksi dan berkomunikasi agar pesan 4 5 yang disampaikan dapat diterima dan alumninya yang memiliki usaha pribadi di dipahami berkebutuhan lingkungan masyarakat, dan juga dari berkebutuhan siswa siswinya yang memliki prestasi di khusus juga memerlukan bantuan dari tingkat daerah maupun propinsi saat sekolah dan guru untuk membangun rasa mengikuti percaya mampu berkebutuhan lainnya sehingga menarik berinteraksi secara nyaman di masyarakat untuk diteliti bagaimana komunikasi antar hingga nantinya siswa mampu hidup pribadi guru dan murid dalam membangun membaur bersama masyarakat normal kepercayaan diri siswanya. oleh khusus.Selain itu diri lainnya siswa siswa agar sebagai mereka individu dengan lomba antar sekolah 2. Rumusan Masalah keterbatasan diri yang mampu hidup Berdasarkan latar belakang yang sendiri tanpa ketergantungan terhadap telah diuraikan di atas, maka rumusan bantuan dari orang tua ataupun warga permasalahan dari penelitian ini adalah masyarakat sekitarnya. Bagaimana Komunikasi Antar Pribadi Penelitian ini dilakukan di SLB Guru dan Murid di SLB ABCD Bakti ABCD Bakti Sosial Simo yang bertempat Sosial di Kepercayaan Diri Siswa? jln. Raya Simo-Kalioso Km.3 Bendungan Simo atau tepatnya berada di tengah Desa Bendungan Bendungan Simo RT. dalam Membentuk 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk Penulis mengetahui bagaimana komunikasi antar memilih SLB Bakti Sosial Simo sebagai pribadi guru dan murid di SLB ABCD lokasi penelitian dikarenakan merupakan Bakti Sosial Simo dalam Membentuk satu-satunya Kepercayaan Diri Siswa Sekolah Boyolali. 05/02 Simo Luar Biasa di kecamatan Simo dimana sekolahan ini 4. Manfaat Penelitian mampu mendidik kepercayaan diri siswa a. Manfaat Praktis secara baik dapat dilihat dari beberapa 6 1) Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan B. Landasan Teori 1. Komunikasi wawasan mengenai komunikasi dan komunikasi antar pribadi Menurut Rogers dan D. Lawrence Kincaid, komunikasi adalah suatu proses 2) Bagi pembaca, penelitian ini dapat dimana dua orang atau lebih membentuk memberikan informasi secara tertulis atau maupun sebagai referensi mengenai dengan satu sama lainnya, yang pada komunikasi antar pribadi khususnya gilirannya akan tiba pada saling pengertian komunikasi antar pribadi guru dan yang mendalam. (Cangara, 2002:19) murid di SLB Bakti Sosial Simo melakukan Sean pertukaran MacBride, informasi ketua komisi dalam membangun kepercayaan diri masalah-masalah komunikasi UNESCO siswa (1980) mengemukakan bahwa komunikasi b. Manfaat Teoritis tidak bisa diartikan sebagai pertukaran 1) Bagi program studi Ilmu Komunikasi FKI-UMS, hasil penelitian berita dan pesan, tetapi juga sebagai ini kegiatan individu dan kelompok mengenai diharapkan tidak hanya memberikan pertukaran data, fakta dan ide. (Cangara sumbangan pemikiran bagi studi / 2002:63) kajian ilmu komunikasi, tetapi juga 2. Komunikasi Antarpribadi dapat sebagai pertimbangan dari Komunikasi antar pribadi adalah evaluasi belajar mengajar program komunikasi antara orang orang secara tatap studi Ilmu Komunikasi. muka, 2) Bagi kajian diharapkan memberikan ilmu penelitian komunikasi, ini sumbangsih dapat yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun maupun non verbal. (Mulyana, 2005:73). rujukan referensi bagi para peneliti Bentuk khusus dari komunikasi antar kajian ilmu komunikasi. pribadi ini adalah komunikasi diadik yang 7 melibatkan hanya dua orang secara tatapmuka, yang memungkinkan berarti “tanpa kata-kata” proses Nonverbal setiap penggunaan pesertanya menangkap reaksi orang lain komunikasi dimana pesan secara verbal disampaikan secara lisan ataupun nonverbal, seperti suami-istri, dua disampaikan dengan sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru bahasa isyarat. seperti ekspresi muka, dengan seorang muridnya, dan sebagainya. gerak langsung, baik secara Adapun fungsi komunikasi antar pribadi adalah berusaha untuk meningkatkan hubungan insani (human gekstur tidak namun menggunakan badan, ataupun menggunakan benda lain (Moekijat, 1993:137-142) 4. Kepercayaan Diri relations), menghindari dan msengatasi Rasa percaya diri secara sederhana konflik-konflik yang sering muncul secara bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan pribadi, mengurangi ketidakpastian akan yang dimiliki seseorang terhadap segala sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan aspek kelebihan yang dimilikinya dan pengalaman dengan orang lain (Cangara dengan keyakinan tersebut membuatnya 2002 :62) merasa lebih dan mampu melakukan segala 3. Komunikasi verbal dan non verbal 2002:6) a. Komunikasi verbal Verbal kegiatan dengan penuh keyakinan (Hakim, berarti “melalui Ciri-ciri tertentu dari orang orang penggunaan kata-kata,” baik tertulis yang mempunyai percaya diri tinggi adalah maupun lisan. Sehingga komunikasi sebagai berikut : secara a. Selalu verbal komunikasi adalah dimana dalam proses proses penyampaian pesan dilakukan secara lisan ataupun tertulis secara langsung. b. Komunikasi non verbal bersikap tenang di dalam mengerjakan sesuatu b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai 8 c. Mampu menetralisir ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi d. Mampu menyesuaikan yang berbeda dari anak-anak normal dalam beberapa hal : diri dan berkomunikasi di berbagai situasi a. cirri-ciri mental, b. kemampuan panca indra, e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya c. kemampuan komunikasi, d. perilaku sosial, atau f. Memiliki kecerdasan yang cukup e. sifat-sifat fisiknya. g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup Perbedaan tersebut membuat anak tersebut memerlukan penanganan khusus h. Memiliki ketrampilan dan keahlian lain yang menunjang sesuai dengan kecacatannya dan juga memerlukan penanganan yang berbeda i. Memiliki kemampuan bersosialisasi dibidang pendidikan dimana metode dan j. Selalu dalam praktek pendidikan disesuaikan dengan menghadapi berbagai masalah(Hakim, kemampuan dan kekurangannya (Purwanta 2002:5) 2012:102) bereaksi positif Ada beberapa pengklasifikian anak 5. Anak Berkebutuhan Khusus Konsep anak dengan kekurangan berkelainan dalam atau kecacatan mulai diperhalus dengan khusus menyebutnya sebagai anak berkebutuhan pengklasifikasian khusus, sebagai berikut : secara sederhana anak berkebutuhan khusus adalah anak yang perkembangannya tumbuh secara berbeda dari beberapa aspek seperti anak normal pada umumnya, Kirk dan Gallagher (1989) serta smith dan ruth (1992) mendifinisikan anak berkebutuhan khusus sebagai anak a. Bagian di A dunia pendidikan Indonesia, dapat adalah maka disederhanakan sebutan untuk kelompok anak tunanetra b. Bagian B adalah sebutan untuk kelompok anak tunarungu c. Bagian C adalah sebutan kelompok anak tunagrahita untuk 9 d. Bagian D adalah sebutan untuk kelompok anak tunadaksa e. Bagian E adalah memberikan pujian sehingga anak sebutan untuk kelompok anak tunalaras f. Bagiian F adalah dikerjakan anak adalah dengan menjadi percaya diri bahwa apa yang telah dikerjakannya dapat sebutan untuk diterima oleh orang lain dan kelompok anak dengan kemampuan di dihargai. atas rata-rata/superior memberikan pujian yang nantinya g. Bagian G adalah sebutan untuk jangan membebani anak seperti kamu kelompok anak tunaganda anak (Efendi 2006:11) terhebat, 6. 7 Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri Namun terpandai, yang memberikan kamu anak nantinya dapat beban terhadap kinerja anak, Anak c. Agenda sosialisasi a. Mengevaluasi pola asuh anak Idealnya setiap orangtua Masukan agenda sosialisasi bersikap demokratis terhadap anak dalam dengan member kebebasan anak, sehingga namun harus dengan pengawasan. disibukan dengan kegiatan belajar, Orang tua hendaknya melakukan anak evaluasi pola asuh anak karena lingkungannya, pada dasarnya tiap anak memiliki lama, dengan teman barun untuk pola asuh yang berbeda yang tidak meningkatkan bisa dipaksakan. anak. Namun tetap perhatikan b. Pujian yang tepat kepada anak, wujud dari kita apa anak perlu lingkungannya Berikan pujian yang tepat menghargai jadwal yang telah kegiatan anak tidak selalu sosialisasi dengan dengan teman kepercayaan jangan diri sampai lingkungan memberikan pengaruh buruk terhadap anak. 10 d. Kenalkan Anak Pada Beragam anak berusaha melakukannya Karakter Melalui Cerita mencoba sendiri semaksimal Hal ini dapat dilakukan dengam mungkin sesuai kemampuan biarkan membacakan cerita fiksi, mengenalkan anak berkembang dengan masalah tokoh-tokoh yang ada didalam cerita baru yang dihadapi jangan terburu- tersebut, atau biasa juga menceritakan buru untuk membantunya. pengalaman berteman guru atau orang tua, kemudian mempelajari diceritakan membiarkan tokoh-tokoh dan anak menceritakan kembali apa yang ia dengar dan pahami dari karakter Bermain peran untuk melatih diri berkomunikasi, anak misalnya dalam bermain peran saat telefon. Anak menjadi penelfon dan orang tua menjadi terjadi kesabaran dalam hal tersebut, Dengan memahami kepribadian anak berarti kita telah menyingkat waktu untuk memahami anak, kita lebih mudah e. Bermain peran penerima anak dimana dibutuhkan kedekatan dan menebak-nebak, berusaha mengerti dan tokoh-tokoh tersebut. kepercayaan Berusaha memahami kepribadian anak yang meminta g. Pahami kepribadian mereka telefon interaksi disitu untuk memahami seorang anak dengan memperhatikan tipologi kepribadianya. (Wibowo, 2010:12-19) C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian usahakan komunikasi yang panjang. f. Biarkan kesalahan terjadi dan berikan resiko teringan. Dukung anak untuk selalu mencoba melakukan hal baru, biarkan yang menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang 11 orang dan perilaku yang dapat diamati. dengan (Moleong, 2011:4) proses penelitian. Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan secara langsungterhadap obyek, penulis sehingga memudahkan 3. Validitas Data Trianggulasi adalah yaitu SLB ABCDBakti Sosial Simo. Untuk pemerikasaan memperolehinformasi yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar penelitian, data itu untuk keperluan pengecekan atau sebanyak sebagai pembanding terhadap data itu. berbagai (Moleong, 2011:330) berkaitan dengan penelitiberusaha mungkin dan obyek menyaring informasi macamsumber. didasarkan dari Pemilihan pada data informan Pada keabsahan teknik penelitian ini data yang menggunakan banyak trianggulasi sumber, berarti membandingkan pengetahuan dan mengecek balik derajat suatu informasi komunikasi antar pribadi dalam membentuk yang diperoleh melalui waktu dan alat yang kepercayaan diri siswa. berbeda, yaitu dengan jalan : sedikitnyapengalaman dan 20111:330) 2. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB Bakti Sosial Simo yang bertempat di jln. Raya Simo-Kalioso Km.3 Bendungan Simo atau tepatnya berada di tengah Desa Bendungan RT. 05/02 Bendungan Simo Boyolali. Penulis memilih SLB Bakti Sosial Simo sebagai lokasi (Moleong, penelitian dikarenakan merupakan satu-satunya Sekolah Luar Biasa a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. D. HASIL PENELITIAN 1. Komunikasi antar pribadi dalam kegiatan kurikuler : a. Komunikasi verbal di kecamatan Simo sehingga menarik untuk Komunikasi verbal dalam membangun diteliti dan juga Lokasi tersebut dekat kepercayaan diri siswa dalam kegiatan kurikuler terjalin dengan baik, dimana 12 guru memancing siswa untuk bercerita sehingga tentang kesehariannya sehingga guru kepercayaan dirinya tumbuh karena hasil mengetahui bagaimana perkembangan kerjanya diterima. kepercayaan siswa berkomunikasi dengan orang lain di sekitarnya. membangun non senang dan non verbal dalam membangun kepercayaan diri siswa di verbal kepercayaan diri dalam kegiatan non kurikuler berjalan dengan siswa cukup baik, dimana guru melakukan dalam kegiatan kurikuler berjalan dengan ayunan baik. acungan Guru merasa 2. Komunikasi nonverbal Komunikasi b. Komunikasi nonverbal Komunikasi siswa memberikan sentuhan- tangan jempol (menyuruh kebawah pergi), (payah), sentuhan kepada siswa sehingga terjalin menjulurkan lidah (mengejek), berusaha kedekatan mendorong siswa agar tertantang untuk emosianal yang lebih mendalam antara guru dan siswa, dengan menciptakan kedekatan emosional yang berlebih maka mempermudah guru dalam berinteraksi dengan lingkungan barunya. 3. 7 upaya meningkatkan kepercayaan diri anak : memberikan masukan motivasi kepada siswa. dalam Selain dengan komunikasi verbal dan non verbal dalam kegiatan kurikuler 2. Komunikasi antar pribadi dalam kegiatan dan non kurikuler, SLB ABCD Bakti non kurikuler : Sosial Simo juga menerapkan empat 1. Komunikasi verbal teory timothy wibowo dari 7 upaya dalam Komunikasi verbal dalam kegiatan non meningkatkan kepercayaan diri anak kurikuler antara guru dan murid dalam yaitu : membangun kepercayaam diri siswa a. Mengevaluasi pola asuh berjalan dengan efektif dimana guru Melakukan evaluasi terhadap pola memfokuskan membesarkan hati siswa asuh dengan pujian terhadap hasil kerja siswa, mempermudah siswa berguna dalam untuk kegiatan 13 pembelajaran, misalnya saja dalam melalui study tour. Dalam study tour menentukan kegiatan prakarya siswa guru member kebebasan terhadap bebas akan anak agar mamu berinteraksi dengan ketrampilan dunia luar dan hal ini dilakukan agar memilih menekuni apakah bidang membuat sangkar burung ataukah siswa dengan ketrampilan menjahit yang sehingga siswa memiliki keberanian nantinya sebagai bekal setelah lulus berinteraksi dengan lingkungan baru sekolah. dan orang baru. b. Pujian yang tepat menemukan d. Kenalkan anak teman pada baru beragam dalam membangun kepercayaan diri karakter melalui cerita anak diperlukan pujian yang tepat. Guru Pujian memang baik untuk anak, pembelajaran namun jangan berlabihan. Jangan selingan dengan bercerita mengenai mengulang pujian pada anak yang sosok sifatnya hewan membangga-banggakan selain memberikan juga pahlawan dengan materi memberikan ataupun cerita kisah yang talenta dirinya. Seperti “kamu adalah membangun kepercayaan diri siswa anak terpintar disekolah” atau “kamu sehingga siswa tertarik untuk meniru adalah pebasket terhandal”.Jangan dan mencontoh sosok tokoh tersebut. memberikan pujian yang membuat terbebani untuk yang selalu menjadi yang terhebat. Bhakti mengadakan dengan Sosial agenda mengajak berinteraksi A. Kesimpulan 1. Komunikasi c. Agenda sosialisasi SLB E. PENUTUP dengan antar pribadi dalam kegiatan kurikuler : simo juga a. Komunikasi verbal sosialisasi anak luar, untuk yaitu Guru untuk memancing bercerita kesehariannya, sehingga siswa tentang guru 14 mengetahui bagaimana jempol kebawah (payah), perkembangan kepercayaan siswa menjulurkan berkomunikasi dengan orang lain di berusaha sekitarnya. tertantang untuk berinteraksi dengan b. Komunikasi non verbal kepada (mengejek), mendorong siswa agar lingkungan barunya. Guru memberikan sentuhansentuhan lidah siswa 3. Didalam membangun kepercayaan sehingga diri siswa, guru juga menggunakan terjalin kedekatan emosional yang beberapa cara untuk memaksimalkan lebih mendalam antara guru dan siswa, upaya dengan kedekatan emosional yang kepercayaan berlebih maka mempermudah guru diantaranya : dalam memberikan masukan motivasi a) Mengevaluasi pola asuh memotivasi kepada siswa. siswa dirinya agar tumbuh, Melakukan evaluasi pola 2. Komunikasi antar pribadi dalam asuh siswa karena tiap individu kegiatan non kurikuler : siswa memerlukan penanganan a. Komunikasi verbal secara berbeda dari Guru. Guru memfokuskan b) Pujian yang tepat membesarkan hati siswa dengan pujian terhadap hasil kerja Memberikan pujian terhadap segala bentuk hasil siswa, sehingga siswa merasa upaya senang dan kepercayaan dirinya khusus agar siswa percaya diri tumbuh karena hasil kerjanya bahwa karyanya bisa diterima diterima. orang lain. b. Komunikasi non verbal Guru melakukan siswa berkebutuhan c) Agenda sosialisasi ayunan tangan (menyuruh pergi), acungan Mengadakan agenda sosialisasi dengan lingkungan 15 luar agar siswa terbiasa b. Untuk guru sekolah SLB menghadapi limgkungan yang ABCD Bakti Sosial Simo baru. sebaiknya sering mengadakan d) Kenalkan anak pada beragam inovasi karakter melalui cerita Mennggunakan komunikasi cerita pada cerita yang proses antar pribadi terkait dengan membangun agar siswa mencontoh prilaku karakter dalam kepercayaan diri siswa. c. Untuk guru (BP) bimbingan mampu membangun percaya diri konseling sebaiknya anak. sering melakukan pendekatan dan evaluasi keadaan siswa B. Saran 1. Praktis tanpa menunggu timbulnya Peneliti memberikan saran masalah pada siswa karena kepada SLB Bakti ABCD Sosial pada Simo, antara lain : berkebutuhan khusus lebih a. Untuk kepala sekolah SLB mengadakan evaluasi tiap minggunya guna siswa mudah mendapatkan masalah ABCD Bakti Sosial Simo sebaiknya dasarnya dan mengalami depresi. 2. Akademis Ditujukan kepada penelitian mengetahui apa keluhan dari selanjutnya, peneliti berharap nantinya permasalahan yang di alami akan muncul penelitian lainnya dengan guru terkait dengan proses obyek dan sudut pandang permasalahan pembelajaran proses yang berbeda sehingga dapat memberikan membangun kepercayaan diri wawasan baru dan sumbangsih bagi siswa perkembangan ilmu komunikasi. dan 16 DAFTAR PUSTAKA Mulyana, Deddy. Komunikasi, Ahmad, husi. 1989. Perencanaan dan Desain Kurikulum Dalam Pendidikan jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Komunikasi (Cetakan Keempat). : PT. Rajagrafindo Persada. : Pengantar. PT. Purwanto, Edi. 2012. Modifikasi Perilak, Penanganan Berkebutuhan Anak Khusus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wibowo, Timothy. 2010. 7 cara Anak anak. http//www.pendidikankarakter.co Berkebutuhan Khusus. Jakarta : m/7-cara-meningkatkan- PT. Bumi Aksa. kepercayaandiri-anak/ Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi rasa tidak percaya diri. Jakarta : Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Remaja meningkatkan kepercayaan diri Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Suatu Ilmu Rosdakarya. Alternative Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Jakarta Bandung 2005.