Sudut ham kejahatan perang sudan

advertisement
Kelompok 2 by:
Norma Doryana
Hidayat
Budi
Arief Kurniawan
Noprizal
Achmad Hilman
ICC (International Criminal Court):
Merupakan pengadilan permanen dan
independen internasional yang dibentuk oleh
masyarakat negara-negara di dunia untuk
menjatuhkan hukuman kepada pelaku
kejahatan menurut hukum internasional
yang meliputi genosida, kejahatan terhadap
kemanusiaan dan kejahatan perang
Statuta tentang ICC (Statuta Roma) disahkan
pada bulan Juli 1998 dalam sebuah
Konferensi Diplomatik di Roma Italia dengan
suara sebanyak 120 setuju dan hanya 7 yang
tidak setuju (21abstein)
Statuta ini menjelaskan apa yang dimaksud
dengan kejahatan, cara kerja pengadilan dan
negara-negara mana saja yang dapat bekerja
sama dengan ICC.
Statuta Roma tentang ICC ini telah berlaku
aktif sejak 1 Juli 2002 setelah memenuhi
syarat ratifikasi oleh negara
Jaksa ICC (Luis Moreno Ocampo) akan
mengajukan kepada hakim bukti kejahatan di
Darfur yg menewaskan 200 s/d 3000rb orang
yang diuga dilakukan oleh presiden Sudan Omar
Hassan al Bashir
4 kepentingan asing:
1. Melalui
Genosida
darfur,ICC
ingin
mengalihkan perhatian dunia dari negara
muslim.
2. Barat salibis berupaya mencegah bangkitnya
kekuatan Islam di Sudan.
3. War for Oil.
4. Menguasai
air sungai Nil yang bisa
dimaanfaatkan untuk Israel
Dalam Statuta “genosida” berarti:
Setiap perbuatan berikut ini yang dilakukan dengan
tujuan untuk menghancurkan, seluruhnya atau untuk
sebagian, suatu kelompok nasional, etnis, ras atau
keagamaan, seperti misalnya:





Membunuh anggota kelompok tertentu;
Menimbulkan luka fisik atau mental yang serius terhadap
para anggota kelompok tersebut;
Secara sengaja menimbulkan kondisi kehidupan atas
kelompok tersebut yang diperhitungkan akan
menyebabkan kehancuran fisik secara keseluruhan atau
untuk sebagian;
Memaksakan tindakan-tindakan yang dimaksud untuk
mencegah kelahiran dalam kelompok tersebut;
Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok itu
kepada kelompok lain.
Unsur-Unsurnya:
1. Pelakunya membunuh (kill)2 satu atau lebih orang.
2. Orang atau orang-orang tersebut [yang dibunuh itu]
berasal dari suatu bangsa tertentu, kelompok etnis,
ras atau agama tertentu.
3. Pelaku tersebut memang berniat untuk
menghancurkan, baik seluruh maupun sebagian,
bangsa tersebut, kelompok etnis, ras atau agama
tertentu tersebut.
4. Tindakan tersebut terjadi dalam konteks suatu pola
yang manifes dari tindakan serupa yang diarahkan
kepada kelompok tersebut atau tindakan tersebut
merupakan tindakan yang tidak bisa tidak pasti akan
berakibat pada kehancuran terhadap kelompokkelompok tersebut.
Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Untuk keperluan Statuta ini, “kejahatan terhadap
kemanusiaan” berarti salah satu dari perbuatan berikut ini
apabila dilakukan sebagai bagian dari serangan meluas
atau sistematik yang ditujukan kepada suatu kelompok
penduduk sipil, dan kelompok penduduk sipil tersebut
mengetahui akan terjadinya serangan itu:
(a) Pembunuhan;
(b) Pemusnahan;
(c) Perbudakan;
(d) Deportasi atau pemindahan paksa penduduk;
(e) Pemenjaraan atau perampasan berat atas kebebasan
fisik dengan melanggar aturan-aturan dasar hukum
internasional;
(f) Penyiksaan;
(g) Perkosaan, perbudakan seksual, pemaksaan prostitusi,
penghamilan paksa, pemaksaan sterilisasi, atau suatu
bentuk kekerasan seksual lain yang cukup berat;
(h) Penganiayaan terhadap suatu kelompok yang dapat
diidentifikasi atau kolektivitas atas dasar politik, ras,
nasional, etnis, budaya, agama, gender
Tujuan pembentukan ICC adalah
menghentikan praktek impunity
terhadap pelaku pelanggaran HAM
berat yang sering kali dilakukan oleh
aktor negara-bangsa. Mereka tidak
dapat berlindung dibalik ketentuan
nasional karena pelaku pelanggaran
HAM berat musuh umat manusia.
Kewajiban dari masyarakat
internasional untuk mengejar
menangkap, menahan, mengadili,
serta menghukum mereka.
Karenanya, dapat dikatakan bahwa
ICC memiliki pengaruh sebagai
penangkal (deterrent) terhadap
praktek pelanggaran HAM berat
 Dibutihkan
pendekatan HAM yang disebut
PANEL;
1. Participation
2. Accuontability
3. Non-discrimantion
4. Empowerment
5. Linkage to HR
Kejahatan genosida, kejahatan terhadap
kemanusiaan dan kejahatan perang diatur dalam
Statuta Roma, karena memerlukan proses
penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan
disusunnya unsur-unsur kejahatan dan tanggung
jawab komandan serta hukum acara tersendiri.
 Rumusan kejahatan-kejahatan perlu
penyempurnaan, bahkan untuk penyiksaan
ditempatkan pada bagian yang lain. Rumusan
penyiksaan cukup memadai, namun harus juga
diatur tentang “perbuatan atau perlakuan lain
yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan
martabat”.

1.Kedepannya untuk penjahat perang
seharusnya tidak harus mendapatkan impunitas
dari negaranya sendiri termasuk Presiden
Sudan yaitu Omar Hassan Al-Bashir, selain itu
ICC sebagai lembaga independent seharusnya
tidak memberikan pengecualian kepada orang
yang dianggap melakukan kejahatan perang
(Genosida) walaupun dalam kenyataan negara
Sudan sendiri eblum meratifikasi ICC
2. Seharusnya ada willing and able dari dalam
negeri Sudan sendiri dalam pembentukan
pengadilan HAM untuk menghindari ICC masuk
dan memanggil Presiden Bashir, hal ini pernah
terjadi ketika indoenesia akhirnya membentuk
UU No 26 tehun 2000 tentang pengadilan HAM,
untuk menghidari pemanggilan penjahat
kemanusiaan seperti ;kasus tanjung Priok,Kasus
Talangsari, Kasus Semanggi, dan terakhir kasus
Munir.
 3. ICC sebagai lembaga independent diharapkan
tidak mendapatkan tekanan dari negara Barat
dalam pengambilan keputusan mengani
pemidanaan.

Download