SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA

advertisement
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU
PADA MASA ABAD PERTENGAHAN
Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita bisamenjumpai pandanganpandangan tentang apa saja (kompleksitas, mendiskusikan dan menguji kesahihan dan
akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang bisa dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dan intelektual (Bagir, 2005). Abad pertengahan disebut masa kelam bagi pemikiran
filsafat, karena kebebasan berpikir manusia telah dipangkas dan didominasi oleh dogma
gereja. Tetapi, justru abad pertengahan menjadi titik balik bagi munculnya cahaya baru,
pemikiran filsafat yang ditandai dengan gerakan Renaissance yang kembali kembali
melahirkan budaya berpikir ilmiah.
Renaissance inilah yang menjadi cikal bakal bagi munculnya pemikiran filsfat dengan
budaya pikir ilmiah yang berujung pada lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir,
juga memberikan karakterisitik negatif berupa menyurunnya kepercayaan atas dogma
gerakan dan mulai tumbuh masyarakat anti agama.
Simbol bagi perubahan zaman dari gelapnya abad pertengahan menuju abad modern adalah
terbentuknya teori Copernicus, yang juga diperkuat oleh galileo dan Keppler. Hal ini semakin
menyudutkan posisi gereja yang telah salah memberikan doktrin mati, bahwa bumi itu pusat
tata surya. Sementara pada masa modern dapat dibuktikan bahwa mataharilah yang
merupakan pusat tata surya.
Perubahan yang sangat mendasar bagi corak pemikiran pada abad pertengahan adalah para
filosof dan ilmuan pertengahan berpikir mengandalkan rasio, maka bebas mengungkapkan
argumen-argumen tanpa adanya batasan dari otoritas gereja sehingga filsafat dapat
berkembang luas. Dengan ini filsafat abad pertengahan itu juga melahirkan para filosof yang
handal. Filsafat pada abad pertengahan juga memasuki waktu periode yang panjang, Namun
pada hakikatnya di pengaruhi oleh kristen. Akal yang di kekang oleh Agama kristen.
Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh
dengan upaya menggiring manusia kedalam kehidupan atau kepercayaaan yang picik dan
fanatic, dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta.perkembangan ilmu
pengetahuan pad masa ini terhambat, pihak gereja sangat mendominasi, yang tujuannya
untuk membimbing umat ke arah hidup yang saleh. Di sisi lain, pihak gereja tidak
memmikirkan martabat dan kebebasan manusia yang memiliki perasaan, keinginan dan citacita untuk menentukan masa depannya sendiri. Sehingga dalam kesempatan ini saya
mengambil tema tentang perkembangan ilmu pada masa abad pertengahan
DEFINISI DAN KARAKTERISTIK PEMIKIRAN
Filsafat abad pertengahan (476-1492 M) dapat dikatakan sebagai abad gelap, karena
pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah Gereja. Memang pada saat itu, tindakan
gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi mendapatkan
kebebasan untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Para ahli fikir pada saat itu tidaak
memiliki kebebasan berfikir. Pada abad ini, apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang yang
bertentangan dengan ajaran gereja, maka orang yang mengungkapakan pemikiran tersebut
akan mendapat hukuman yang berat. Pihak gereja melarang adanya penyelidikanpenyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian terhadap agama (teologi)
yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapat larangan yang ketat,yang berhak
mengadaknan penyelidikan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja.[2]
Sejarah filsafat abad Pertengahan dimulai kira-kira pada abad ke-5 sampai awal abad
ke-17. Para sejarawan umumnya menentukan tahun 476, yakni masa berakhirnya Kerajaan
Romawi Barat yang berpusat di kota Roma dan munculnya Kerajaan Romawi Timur yang
1
kelak berpusat di Konstantinopel (sekarang Istambul), sebagai data awal zaman Abad
Pertengahan dan tahun 1492 (penemuan benua Amerika oleh Columbus) sebagai data
akhirnya.
Filasafat Yunani yang mengeluarkan banyak pemikir ulung, memiliki tempat yang
cukup berpengaruh pada perkembangan ilmu filsafat di abad pertengahan.Pada masa itu,
perkembangan kehidupan di dunia tidak bisa lepas dari dua agama besar yang saat itu saling
mempengaruhi, Islam dan Nasrani.Masyarakat tersebut memiliki kontribusi besar dalam
perkembangan dunia selanjutnya.
Pada masa pertengahan ini, terdapat periode yang membuat perkembangan filsafat
tidak berlanjut, yaitu pada masa skolastik Kristen.Hal ini dikarenakan pihak gereja
membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan terhambat dan tidak bisa
berkembang, karena semuanya diatur oleh doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan
kenyakinan. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para
gerejawan, maka filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat samapai pada
hukuman mati. Untuk pembahasan lebih lanjut, kami akan membahasnya dalam pembahasan
selanjutnya. Zaman pertengahan merupakan suatu kurun waktu yang ada hubungannya
dengan sejarah bangsa-bangsa di benua Eropa. Pengertian umum tentang zaman pertengahan
yang berkaitan dengan perkembangan pengetahuan ialah suatu periode panjang yang dimulai
dari jatuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M hingga timbulnya Renaissance di Italia.
Zaman Pertengahan (Middle Age) ditandai dengan pengaruh yang cukup besar dari
agama Katolik terhadap kekaisaran dan perkembangan kebudayaan pada saat itu. Pada
umumnya orang Romawi sibuk dengan masalah keagamaan tanpa memperhatikan masalah
duniawi dan ilmu pengetahuan. Pada masa itu yang tampil dalam lapangan ilmu pengetahuan
adalah para teolog. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan.. Dengan kata lain, kegiatan ilmiah
diarahkan untuk mendukung kebenaran agama. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa
ini adalah ancilla theologiae, abdi agama. Oleh karena itu sejak jatuhnya kekaisaran Romawi
Barat hingga kira-kira abad ke-10, di Eropa tidak ada kegiatan dalam bidang ilmu
pengetahuan yang spektakuler yang dapat dikemukakan. Periode ini dikenal pula dengan
sebutan abad kegelapan.
TOKOH DAN PEMIKIRAN
PLOTINUS ( 204-270 )
Plotinus adalah filosof pertama yang mengajukan teori penciptaan alam semesta. Ia
mengajukan teori emanasi yang terkenal itu. Teori ini diikuti oleh banyak filosof Islam. Teori
itu merupakan jawaban terhadap pertanyaan Thales kira-kira delapan bad sebelumnya: apa
bahan alam semesta ini. Plotinus menjawab: bahannya Tuhan. Filsafat Plotinus kebanyakan
bernapas mistik, bahkan tujuan filsafat menurut pendapatnya adalah mencapai pemahaman
mistik. Permulaan abad pertengahan barangkali dapat dikatakan dimulai sejak Plotinus.
Karena pengaruh agama Kristen kelihatannya sangat besar; filsafatnya berwatak spiritual.
Secara umum ajaran plotinus di sebut Plotinisme atau neoplatonisme. Jadi, ajaran plotinus
tentulah berkaitan erat dengan ajaran PLATO. Pengaruhya jelas sangat besar, pengaruh itu
ada pada teologi kristen, juga pada renaissance. Kosmologi Plotinus cukup tinggi, terutama
dalam kedalaman spekulasinya dan daya imajinasinya. Dan pandangan mistis merupakan ciri
filsafatnya. Ada beberapa point yang akan di bahas mengenai Filsafat Plotinus ini :
b.
Metafisika Plotinus
Dalam berbagai hal Plotinus memang bersandar pada doktrin-doktrin Plato. Sama
dengan Plato, ia menganut realitas idea,. Pada Plato idea itu umum: artinya setiap jemis objek
2
hanya ada satu idenya. Pada Plotinus idea itu partikular, sama dengan dunia partikular.
Perbedaan mereka yang pokok ialah pada titik tekan ajaran mereka masing-masing.
Sistem metafisika Plotinus di tandai dengan konsep transendens. Menurut
pendapatnya dalam pikiran terdapat tiga realitas : The One, The Mind, The Soul.
The One( Yang Esa ) adalah Tuhan dalam pandangan philo(Avey: 49), yaitu suatu
realitas yang tidak mungkin dapat di pahani melalui metode sains dan logika. ia berada di luar
eksistensi, diluar segala nilai. Yang Esa itu adalah puncak semua yang ada; Ia itu cahaya di
atas cahaya. Kita tidak mungkin mengetahui esensinya; kita hanya mengetahui bahwa ia itu
pokok atau prinsip yang berada di belakang akal dan jiwa. Ia adalah pencipta semua yang
ada. Mereka merasa memiliki pengetahuan keilahian juga tidak akan dapat merumuskan apa
Ia itu sebenarnya (lihat Mayer: 323).
The Mind( Nous ) (lihat Runes: 215) adalah gambaran tentang Yang Esa dan di
dalamnya mengandung idea-idea Plato. Idea-idea itu merupakan bentuk asli objek-objek.
Kandungan Nouns adalah benar-benar kesatuan. Untuk menghayatinya kita harus melaui
perenungan.
The Soul( psykhe ) merupakan arsitek dari semua fenomena yang ada di alam, soul
itu mengandung satu jiwa dunia dan banyak dunia kecil. Jiwa dunia dapat dilihat dalam dua
aspek, ia adalah energi di belakang dunia, dan pada waktu yang sama ia adalah bentuk-bentuk
alam semesta. Jiwa manusia juga mempunyai dua aspek: yang pertama intelek yang tunduk
pada reinkarnasi, dan yang kedua adalah irasional.
AUGUSTINUS (352-430)
Augustinus mempunyai tempat tersendiri dalam filsafat ini. Penamaan abad
Augustinus ( The Age of Augustine) seperti yang ditulis oleh mayer dalam bukunya
disebabkan oleh Augustinus telah meletakkan dasar – dasar bagi pemikiran Abad
Pertengahan mengadaptasikan Platonisme dengan ide ide kristen. Augustinus dianggap telah
meletakkan dasar dasar pemikiran abad pertengahan, mengadapsikan Platonisme ke dalam
idea – idea kristen, memberikan formulasi sistematis tentang filsafat kristen. Filsafat
Augustinus merupakan sumber atau asal usul yang dilakukan pleh protestan, khususnya pada
Luther, Zwingli, dan calvin. Kutukannya kepada seks, pujiannya kepada kehidupan pertapa ,
pandangan tentangdosa asal, semuanya itu merupakan faktor yang memberikan
kondisi untuk wujud abad – abad pertengahan.
Filsafatnya tentang sejarah berpengaruh pada gerakan – gerakan agama dan pada
pemikiran sekular. Dalam pertarungan dalam berbagai ideologi politik sekarang , da
kesamaan dalam keabsolutan, dalam dogmatisme, dan juga dalam fenatisme. Kita
menghadapi konflik antar ideologi yang tidak dapat di satukan.
Paham teosentris pada Augustinus menghasilkan suatu revolusi dalam pemikiran
orang barat. Anggapannya yang meremehkan pengetahuan duniawi, kebenciannya terhadap
teori –teori kealaman, imannya kepada Tuhan tetap merupakan bagian peradapan modern.
Sejak zaman Augustinuslah orang barat lebih memiliki sifat introspektif, karena
Augustinuslah hubungannya dengan Tuhan menjadi penting dalam filsafat. Bagian yang
penting dalam juga dalam filsafat Augustinus ialah pertanyaan sekalipun, umpannya, bukan
jawabannya. Kita juga sering diganggu oleh keraguan dan sering mencari kepastian. Kita
selalu ingin memperoleh norma yang dapat mengulur tindakn –tindakan kita. Singkatnya,
pemikiran Augustinus penting bagi manusia modern.
Sejak minat pokoknya tertuju pada agama, penghargaan Augustinus pada studi fisika
mengecil ; mengajarkan ilmu – ilmu kealamn merupakan pemborosan waktu saja. Ia
berpendapay bahwa astronomi adalah ilmu yang menyelidiki prinsip – prinsip cakrawala
yang manusia tidak diizinkan mengetahuinya. Anatomi lebih tidak di senanginya; ilmu itu
menjadikan manusia berpandangan materialistis duniawiah
3
Menerima Bibel adalah sumber pandangan tentang dunia. Augustinus percaya secara
harfiah teori penciptaan seperti tertulis dalam Genesis dan menolak paham heliosentris.
Baginya bumi merupakan pusat alam semesta, bulat seperti bola; jadi ia penganut geosentris.
Hukum alam menurut pendapatnya lebih rendah daripada hukum Tuhan. Mukjizat
menunjukkan kebesaran Tuhan dan membuktikan kekuasaan – Nya yang tidak terbatas .
Alam semesta tidak hanya berisi manusia dan malaikat, tetapi juga berisi hantu utusan setan.
Ia amat senang menjelaskan gejala alam di sesuaikan dengan pengertian supernatural.
Augustinus mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah filsafat. Mungkin penamaan
Abad Augustinus ( The Age of Augustine) seperti yang ditulis oleh Mayer dalam bukunya
disebabkan oleh Augustinus telah meletakkan dasar – dasar pada pemikiran abad
pertengahan, mengadaptasikan platonisme dengan ide – ide kristen. Ia telah memberikan
formulasi yang sisitematis tentang filsafat kristen, suatu filsafat yang dominan terhadap
katholik dan protestan ( Mayer, 1950:366).
Stuart Hampshire dalam intoduksi bukunya , The Age of Reason), menyatakan bahwa
filsafat adalah suatu kegiatan fikir manusia yang bersinambumh. Fikiran seorang tokoh pada
masa tertentu baru bisa difahami telah melihat hubungannya dengan pemikiran – pemikiran
sebelumnya ( Hampshire,1956:11). Kalau demikian, maka beberapa pemikiran sebelum
Augustinus perlu dibicarakan lebih dulu. Mungkin saja pemikiran itu merupakan latar
belakang pemikiran Augustinus.
Filsafat kristen pada abad pertengahan
Filsafat kristen yang banyak mendominasi Abad Pertengahan banyak berhutang budi
pada pola – pola pemiikiran Yunani dan Romawi. Ini tidak berarti bahwa teologi kristen
sekadar meminjam pemikiran itu. Lebih dari itu pemikiran lama itu disentesis serta diberi
pengertian baru yang supernatural.
Pada masa permulaan kristen ,doktrin tentang kepercayaan tidak rumit. Agama diliput
oleh harapan akan kembali yesus kristus. Pengikut kristen tidak tertarik pada teologi, begitu
agam kristen mengadakan kontak dengan Agama Yunani , timbullah kebutuhan akan suatu
formulasi baru yang definitif tentang dogma – dogma. Augustinus yakin benar bahwa
pemikiran dapat mengenal kebenaran, karena itu ia menolak skeptisisme. Ia beranggapan
bahwa setiap pengertian tentang kemungkinan pasti mengundang kesungguhan. Bila ia
menganggap doktrin adalah suatu kemungkinan, maka harus menganggap didalam
doktrin itu ada kebenaran.
Menurut Augustinus jalan ke filsafat terbentang pada pengetahuan tentang diri
sendiri. Berdasarkan pendapat tentang sifat pikiran, marilah kita maju pada persoalan
pengetahuan yang diperoleh indera. Karena manusia meragukan kemampuan hidup ,
kemampuan mengerti,mau, berfikir, menimbang, maka manusia menjadi tidak tahu apa - apa.
Akan tetapi, bila seseorang meraguakan bahwa ia hidup, ia mengingat,ia berfikir, ia
mengetahui, ia mau, ia menimbang, maka sekalipun ia ragu, mestilah ia ingin pada ketidak
raguan.
Sejak Augustinus menyakini adanya dirinya, ia yakin sekarang bahwa dirinya dapat
memahami prinsip – prinsip metafisika. Seperti Plato , ia berpendapat bahwa tugas manusia
ialah memahami gejala kenyataan yang selalu berubah. Jadi ia memperjelas perbedaan
penginderaan yang hanya memberikan kepada kita pandangan semuka tentang sesuatu
dengan memberikan kepada kita suatu pengertian tentang kebenaran yang sebenarnya yang
abadi, yaitu kebenaran yang berada dibawah permukaan. Pemikiran katanya bukanlah
pencapaian manusia yang tertinggi, sebab pada tingkat tertinggi pengetahuan kita mengalami
pencerahan ilahiah, dan dari situ kita memperoleh secara langsung kesadaran tentang
keagungan Tuhan.
Filsafat Augustinus tentang materi penting juga diperhatikan dalam menelusuri
perkembangan pemikiran Abad Pertengahan. Kadang – kadang ia mengajarkan adanya
4
kesatuan antara materi dalam perwujudan sesuatu . Augustinus memperkirakan Tuhan telah
menciptakan dalam materi dalam suatu pemikiran yang benih. Pikiran benih itu adalah benih
yang merupakan model – model ciptaan Tuhan. Penciptaan alam itu sudah ada di dalam
rencana Tuhan sejak azali. Dengan adanya alam semesta ini dari tiada , maka mulailah waktu,
karena benih – benih itu maka bentuk baru yang akan muncul secara berangsur (Mayer :360)
BOETHIUS
Boethius adalah filosof yang hampir semasa dengan Augustinusdan memiliki gaya
yang hampir serupa. Selain itu ia juga menullis karya – karya lain yang berpengaruh pada
abad pertengahan. Ia dikatakan sebagai penemu quadrium yang merupakan bidang study
pokok pada pendidikan abad pertengahan. Ia dianggap sebagai filosof skolastik yang
pertama, karena ia berpendapat bahwa filsafat merupakan pendahulu kepada agama.
Didalam bukunya itu ia menyatakan pendapatnya sama dengan stoa,bahwa kejahatan
bukan realitas. Tuhan mengatur dengan menggunakan kekuasaan dan takdir. Kekuasaan
dibedakan dari takdir ; kekuasaan merupakan pikiran tertinggi yang mengawasi semua yang
bersangkutan dengan dunua abadi;sementara takdir menyusun metode sesuai dengan rencana
Tuhan yang dapat dinyatakan dalam ruang dan waktu. Tak satupun yang dapat bertumbuh
dan berkembang di luar pengawasan kekuasaan Tuhan.
Di dalam consolation itu menyimpulkan bahwa kebebasan yang sebenarnya ialah
hidup di bawah bimbingan Tuhan. Mematuhi ajaran tuhan bukan berarti terikat, justru itulah
kebebasan yang sebenarnya menurut Boethius, Tuhan masa lalu, sekarang , dan akan datang
adalah satu. Tuhan tidak mengenal perpindahan atau perjalanan waktu (bahan diambil dari
Mayer: 367 - 370)
ANSELMUS (1033 - 1109)
Dalam membicarakan abd pertengahan , St. Anselmus tidak dapat di lewati begitu
saja. Tohok inilah yang mengeluarkan pernyataan credo ut intelligam yang dapat di anggap
merupakan ciri utama flsafat abad pertengahan . Sekalipun pada umumnya filosof Abad
Pertengahan berpendapat seperti itu mengenai hubungan akal dan iman, Anselmuslah yang
diketahui mengeluarkan pernyataan itu.
Di dalam filsafat kelihatan mempunyai iman yaitu memiliki tema yang sentral sesuai
pemikirannya. Iman kepada Kristus adalah hal yang sangat pentingsebelum yang lain. Dari
sini kita dapat memahami pernyataan yang terkenal itu. Ungkapan ini menggambarkan bahwa
ia mendahulukan iman dari pada akal.
Dalam membuktikan adanya Tuhan , Anselmus menjelaskan lebih dulu bahwa semua
jonsep adalah relatif. Karena didalam makhluk kesempurnaan itu bervariasi, maka
kesempurnaan yang universal haruslah ada. Menurut pendapatnya, makhluk terbatas itu
tidaklah menciptakan dirinya sendiri, namun mereka memerlukan pencipta itu adalah Tuhan.
Tuhan itu kebesarannya tidak terfiirkan dan tidak mungkin hanya di dalam fikiran. Menurut
Anselmus, berpendapat bahwa suatu konsep yang ada di dalam fikiran tidak mengharuskan
objek itu benar – benar ada di luar fkiran. Singkat nya , kata Anselmus , bila kita berfikir
tentang yang maha besar, kita berfikir tentang Tuhan. Di sini, kelihatan bahwa Anselmus
dapat di pengaruhi oleh kata hatinya,imannya.
Mengenai sifat Tuhan, Anselmus menyebutkan Tuhan bersifat esa, kekal, baik, dan
sempurna. Tentang penyelamatan, ajaran sama dengan filosof abad pertengahan lainnya.
Teori pengetahuan Anselmus menyatakan bahwa pengetahuan dimulai dari penginderaan,
lalu terbentuknya pengetahuan akliah, terakhir adalah menangkap kebesaran Tuhan melalui
jalur mistik. Kebaikan tertinggi bagi manusia ialah perenungan tentang kebesaran Tuhan.
THOMAS AQUINAS (1225 – 1274)
5
Aquinas memancarkan seluruh babakan pemikiran Abad Pertengahan. Lewat Aquinas
, Aristoteles membimbing katholik. Dalam sistemnya terkihat dengan jelas hubungan antara
agama dengan filsafat. Melalui gurunya, Albertus Magnus , Aquinas belajar tentang alam dan
ia saksikan dalam filsafatnya lebih empiris dari pada pandangan banyak menggunakan
observasi terhadap alam dan menopang arguman – argumennya.
Aquinas mendasarkan filsafatnya pada kepastian adanya Tuhan. Ia mengetahui
banyak ahli teologi percaya pada adanya Tuhan hanya berdasarkan pendapat umum. Ada juga
ahli teologi yang menganggap eksistensi Tuhan tidak bisa di ketahui dengan akal. Hal itu
hanya di ketahu berdasarkan iman. Menurut Aquinas, eksistensi Tuhan dapat diketahui
dengan akal. Untuk membuktikan pendapatnya ini ia mengajukan lima dalil (argumen)seperti
yang di bawah ini :
1. Argumen Gerak
Diangkat dari sifat alam yang selalu bergerak. Setiap yang bergerak pasti di gerakan
oleh yang lain, sebab tidak mungkin suatu perubahan dari potensialitas ke aktualitas bergerak
tanpa ada penyebabnya, dari sini dapat dibuktikan bahwa Tuhan itu ada.
2. Sebab yang Mencukupi (efficient cause)
Sebab pasti menghasilkan musabab, tidak ada sesuatu yang mempunyai sebab pada
dirinya sendiri sebab. Itu berarti membuang sebab sama dengan membuang musabab,
olehkarena itu dapat disimpulkan bahwa Tuhanlah yang menjadi penyebab dari semua
musabab.
3. Kemunginan dan Keharusan (possibility and necessity)
Kita menyaksikan di dalam alam ini segala sesuatu bersifat mungkin ada dan mungkin
tidak ada. Adanya alam ini bersifat mungkin. Kesimpulan itu kita ambil karena
kenyataannya isi alam ini dimulai tidak ada, lalu muncul, lantas berkembang, akhirnya rusak
atau menghilang. Kenyataan itu, yaitu alam berkembang menuju hilang, membawa kita
kepada konsekuensi bahwa alam ini tidak mungkin selalu ada karena ada dan tidak ada tidak
mungkin menjadi sifat sesuatu sekaligus dalam waktu yang sama. Bila sesuatu tidak mungkin
ada, ia tidak akan ada. Nah, semestinya sekarang ini tidak ada sesuatu. Ini berlawanan
kenyataannya.
4. Memperhatikan Tingkatan yang Terdapat pada Alam
Isi alam ini masing-masing berkelebihan dan berkekurangan, misalnya ada yang
indah, lebih indah dan terindah. Dengan demikian sebab tertinggi menjadi sebab tingkatan di
bawahnya. Maha sempurna, Maha Benar adalah Tuhan sebagai tingkatan tertinggi.
5. Keteraturan Alam
Kita saksikan isi alam dari jenis yang tidak berakal bergerak atau bertindak menuju
tujuan tertentu,dan pada umumnya berhasil menuju tujuan itu, sedangkan ia tidak mempunyai
pengetahuan tentang tujuan itu. Dari situ kita mengetahui bahwa benda-benda itu diatur oleh
sesuatu yang berakal dan berpengetahuan dalam bertindak mencapai tujuannya, itulah Tuhan.
KESIMPULAN
Akal pada abad pertengahan ini benar – benar kalah . Hal ini kelihatan dengan jelas pada
filsafat Plotinus, Augustinus, Anselmus. Pada aquinas penghargaan terhadap akal muncul
kembali. Sebagainya telah di katakan, abad pertengahan merupakan pembalasan terhadap
dominasi akal yang hampir seratus persen pada zaman yunani sebelumnya, terutama pada
zaman sofis. Pemasungan akal dengan jelas terlihat pada pemikiran Plotinus. Ia mengatakan
bahwa Tuhan bukan untuk di fahami, melainkan untuk dirasakan.
Oleh sebab itu tujuan hidup secara umum yaitu bersatu dengan Tuhan. Jadi dalam hidup
rasa itu yang di tuntun oleh kitab suci, pedoman hidup manusia. Salah seorang pengikut
plotinus telah menutup sama sekali ruang gerak hidup rasional, iman telah menang mutlak.
Karena iman harus menang mutlak, orang – orang yang masih juga menghidupkan filsafat
6
harus dimusuhi. Maka pada tahun 415 Hypatia, seorang yang terpelajar dan ahli dalam
filsafat Aristoteles dibunuh. Agustinus mengganti akal dengan iman. potensi manusia yang
diakui pada zaman Yunani diganti dengan kuasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu
dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relatif. Kebenaran itu mutlak, yaitu ajaran
agama. Moral berpuncak pada dosa adam dan kehidupan bertapa adalah kehidupan terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir Ahmad, 2009, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung
:Remaja Rosdakarya Offset.
Suhendi Hendi, 2008, Filsafat umum dari metologi sampai Teofilosofi, Cv Pustaka
Setia, Bandung.
________
Oleh: Sri Wahyuni
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin,
M.Pd.)
7
Download