1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikatnya

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hakikatnya, manusia adalah makhluk individu dan sosial. Sebagai
makhluk individu, manusia memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing.
Karakteristik yang khas dari seorang individu dapat disebut kepribadian. Setiap
individu memiliki kepribadian yang unik yang berasal dari dalam diri dan dari
luar diri individu. Sedangkan sebagai makhluk sosial dapat diartikan bahwa
manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Makhluk sosial
adalah makhluk hidup yang bermasyarakat.
Sebagai makhluk sosial, manusia perlu bekerjasama dengan orang lain
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kerjasama dilakukan oleh semua
kalangan usia, tidak terkecuali oleh peserta didik. Menurut Nurfitriah (2006:78)
“Kerjasama merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat
juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma
kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerjasama”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa bekerjasama
merupakan proses belajar berkomunikasi dengan orang lain agar dapat
menyesuaikan dengan norma, moral dan tradisi. Sedangkan menurut Baron dan
Byane (2004: 75) “Kerjasama adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai
suatu hasil”. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa kerjasama merupakan
usaha untuk menggapai suatu tujuan. Oleh karena itu, jika kerjasama terjadi di
dalam kelas maka yang dimaksud adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan
belajar yaitu berupa pemahaman materi yang telah disampaikan dari guru.
Tercapainya tujuan belajar tidak semata-mata disebabkan oleh faktor
intrinsik dari peserta didik yang berupa intelegensi dan motivasi, namun juga dari
faktor eksternal yang berupa hubungan sosial dengan teman, guru dan warga
sekolah lainnya. Adanya kerjasama di dalam kelas akan mendukung tercapainya
tujuan belajar. Kerjasama yang terjalin dalam proses belajar di ruang kelas adalah
antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik.
Hubungan kerjasama antar peserta didik di dalam kelas merupakan bentuk
1
2
interaksi kerjasama yang mengaitkan antara peserta didik dengan lingkungan
belajar, yang juga akan melatih keterlibatan peserta didik di dunia nyata.
Pembentukan kelompok kerja dalam belajar di kelas memang dianjurkan untuk
mengembangkan kecakapan hidup.
Kenyataan yang terjadi di SD Negeri 04 Asemdoyong Taman Pemalang
masih banyak peserta didik yang tidak memiliki ketrampilan bekerjasama. Hasil
tersebut diperoleh ketika peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan
guru dan peserta didik pada hari Senin 5 Oktober 2015. Berdasarkan informasi
yang diperoleh dari Wali Kelas V SD Negeri 04 Asemdoyong Taman Pemalang,
pola interaksi komunikasi di kelas terkadang hanya satu arah. Guru yang lebih
dominan dan aktif. Selain itu terdapat beberapa peserta didik yang tidak dapat
berpartisipasi dalam kegiatan diskusi dengan kelompok di dalam kelas. Hal
tersebut disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik yaitu
merasa malu, takut dan kurang percaya diri untuk ikut memberikan pendapat.
Kurangnya komunikasi juga tidak hanya terjadi saat proses belajar berlangsung,
namun dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini terjadi antara peserta didik perempuan
yang kurang mau bergaul dan berteman dengan peserta didik laki-laki
dikarenakan merasa suka dijahili. Maka dari itu, kerjasama yang terjalin antara
peserta didik perempuan dan laki-laki juga masih kurang .
Kondisi tersebut berbeda dengan keadaan kelas serta kemampuan guru
dalam mengajar. Berdasarkan pengamatan, sebenarnya kondisi kelas sangat
mendukung untuk kegiatan belajar. Suasana kelas sangat tenang karena SD
Negeri 04 Asemdoyong Taman Pemalang ini terletak di daerah pedesaan sehingga
jauh dari keramaian. Selain itu ketika menjelaskan, guru juga menampilkan
kemampuan mengajar yang baik yaitu dengan suara yang jelas, bahasa mudah
dipahami, serta memberikan contoh yang konkrit mengenai materi yang
disampaikan. Melihat keadaan sekolah tersebut, seharusnya dapat tercipta suasana
belajar yang kondusif. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru bukan hanya
pembelajaran klasikal, namun juga kerja kelompok. Namun pemberian layanan
bimbingan kelompok berupa bimbingan kelompok teknik diskusi dengan metode
NHT belum dilaksanakan oleh guru.
3
Mengacu pada fenomena yang terjadi di lapangan, maka harus ada upaya
penanganan permasalahan keterampilan bekerjasama pada peserta didik melalui
bimbingan dan konseling. Terdapat beberapa penelitian yang telah meneliti
tentang upaya untuk meningkatkan kemampuan bertanya pada peserta didik. Azza
Kadarwati Nugraini (2012) meneliti tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan
Kerjasama Peserta Didik melalui Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match
Dengan Tema Mekanisme Pendengaran di SMP N 2 Piyungan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a
match dapat meningkatkan kemampuan kerjasama peserta didik kelas VIII SMP
N 2 Piyungan.
Sementara itu Dewi Apriyani (2013) melakukan penelitian tentang
Upaya Meningkatkan Kerjasama Peserta didik dalam Pembelajaran Matematika
melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya (PTK Pada Peserta didik Kelas VIII A
Semester Genap SMP Negeri 1 Karangnongko Tahun ajaran 2012/2013), Hasil
penelitian menunjukkan ada peningkatan kerjasama peserta didik dalam
pembelajaran matematika melalui model pembelajaran tutor teman sebaya. Hal
ini dapat dilihat dari indikator yang meliputi 1) keterlibatan dalam kerja kelompok
sebelum tindakan 35,29% dan setelah tindakan 70,59%, 2) tanggungjawab dalam
kerja kelompok sebelum tindakan 29,41% dan setelah tindakan 64,70%, 3)
kepercayaan dalam kerja kelompok sebelum tindakan 17,65% dan setelah
tindakan 58,82%. Kesimpulan penelitian tersebut adalah bahwa model
pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan kerjasama peserta didik dalam
pembelajaran matematika.
Penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan menandakan bahwa
implementasi peningkatan cooperative skills atau ketrampilan bekerjasama
berperan dalam proses belajar dan peningkatan prestasi belajar peserta didik.
Peserta didik yang memiliki cooperative skills cenderung lebih terampil dan aktif
dalam proses belajar di dalam kelas. Seperti yang dikemukakan oleh Miftahul
Huda (2014: 196-197) “Peserta didik yang mampu bekerjasama adalah peserta
didik yang: menerima orang lain, membantu orang lain, menghadapi tantangan
dan bekerja dalam tim”. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian tersebut dapat
4
diketahui bahwa terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan kerjasama peserta didik. Berkaitan dengan bidang
Bimbingan dan Konseling, salah satunya dengan menggunakan layanan
bimbingan kelompok teknik diskusi metode numbered heads together.
Dipilihnya
layanan
bimbingan
kelompok
adalah
karena
dalam
mengembangkan keterampilan bekerjasama, menuntut proses interaksi dengan
orang lain dan membutuhkan dinamika kelompok. Kelompok yang dibentuk oleh
konselor maupun guru, lebih dari 2 orang dengan tujuan menyelesaikan masalah.
Serta dinamika kelompok yang dijabarkan oleh Cartwright dan Zander (dalam
Tatiek Romlah, 2006: 32), “dinamika kelompok menekankan pentingnya
kepemimpinan yang demokratis, keikutsertaan para anggota dalam pengambilan
keputusan, dan pencapaian tujuan melalui kegiatan kerjasama dalam kelompok
demi kepentingan individu dan masyarakat”. Berdasarkan pendapat tersebut,
dapat disimpulkan bahwa dinamika dalam sebuah kelompok dibutuhkan agar
tujuan kelompok dapat tercapai yaitu dengan kerjasama dan keikutsertaan
anggota. Bimbingan kelompok sendiri memiliki banyak teknik, yaitu: teknik
pemberian informasi atau ekspositori, diskusi kelompok, pemecahan masalah
(problem-solving), penciptaan suasana kekeluargaan (homeroom), permainan
peran (role-playing), karyawisata, dan permainan simulasi. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik diskusi kelompok. Tohirin (dalam Damayanti, 2012:
43) menjelaskan “diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana peserta didik
memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama”.
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa teknik diskusi kelompok memberikan
peserta didik kesempatan untuk melatih kerjasama dengan cara memecahkan
masalah secara bersama-sama dengan kelompoknya. Dalam penelitian ini, metode
diskusi kelompok yang dipilih adalah metode numbered heads together.
Model numbered heads together menekankan pada struktur-struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik.
Keunggulan numbered heads together adalah mencakup suatu kelompok kecil
peserta didik yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah
masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan
5
bersama. Melalui kelompok kecil yang bekerja sebagai sebuah tim ini, peserta
didik dapat mengasah keterampilan bekerjasama.Numbered heads together
merupakan pendekatan yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil peserta
didik untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai
tujuan belajar (Suherman, 2003). Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa dengan pemilihan penggunakan layanan bimbingan kelompok
dengan teknik diskusi metode numbered heads together untuk menumbuhkan
ketrampilan bekerjasama akan dinilai efektif. Hal tersebut dikarenakan pada saat
pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi dengan metode Numbered Heads
Together, setiap anggota mendapatkan tanggung jawab untuk ikut serta dalam
pemecahan masalah kelompoknya.
Berdasarkan paparan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Metode
Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keterampilan
Bekerjasama”.
B. Permasalahan
1.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut:
a. Ketrampilan bekerjasama di kelas masih kurang.
b. Saat belajar kelompok, beberapa peserta didik terkesan pasif.
c. Belum dilaksanakan bimbingan kelompok teknik diskusi metode
Numbered Heads Together untuk meningkatkan ketrampilan bekerjasama
peserta didik, upaya yang sudah dilakukan guru baru sebatas kerja
kelompok.
2.
Pembatasan Masalah
Agar diperoleh pengertian yang tepat, maka perlu adanya pembatasan
masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan kelompok teknik diskusi metode Numbered Heads Together yaitu
teknik yang digunakan di dalam teknik diskusi dengan cara mengelompokan
6
peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil dengan memberikan nomer
pada setiap peserta didik dengan tujuan agar semua anggota dalam kelompok
bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam kelompok dan dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan guru saat nomor yang disebutkan dipanggil.
b. Ketrampilan bekerjasama adalah kemampuan peserta didik untuk saling
membantu dan saling tergantung satu sama lain dalam melakukan proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan bersama.
c. Peserta didik yang diberikan perlakuan menggunakan bimbingan kelompok
teknik diskusi metode Numbered Heads Together yaitu peserta didik kelas V
SD Negeri 04 Asemdoyong Taman Pemalang
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan: “Apakah bimbingan kelompok teknik diskusi metode
Numbered Heads Together efektif untuk meningkatkan ketrampilan bekerjasama
pada peserta didik kelas V SD Negeri 04 Asemdoyong Taman Pemalang?”
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan
bimbingan kelompok teknik diskusi metode Numbered Heads Together untuk
meningkatkan keterampilan bekerjasama peserta didik kelas V SD Negeri 04
Asemdoyong Taman Pemalang.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.
Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelititan ini adalah sebagai berikut:
Menambah khazanah teoritik bimbingan dan konseling bahwa bimbingan
kelompok teknik diskusi metode Numbered Heads Together mampu
meningkatkan ketrampilan bekerjasama peserta didik.
7
2.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Memberi penguatan kepada peserta didik untuk dapat meningkatkan
ketrampilan bekerjasama di kelas secara efektif.
b.
Memberi masukan kepada guru dan wali kelas tentang bimbingan kelompok
teknik diskusi metode Numbered Heads Together untuk meningkatkan
ketrampilan bekerjasama peserta didik.
c.
Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya
Download