tata kelola perusahaan good corporate governance

advertisement
7$7$ .(/2/$ 3(586$+$$1
*22'&25325$7(*29(51$1&(
7$+81
GOOD CORPORATE
GOVERNANCE
PT PLN BATUBARA
LEMBAR PENGESAHAN
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
(CODE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE)
PT PLN BATUBARA
Pada hari ini, Senin tanggal sepuluh bulan November tahun dua ribu empat belas
(10-11-2014), kami yang bertanda tangan di bawah ini, mengesahkan Pedoman
Tata Kelola Perusahaan (Code of Good Corporate Governance) PT PLN Batubara
yang telah dimutakhirkan berdasarkan SK-16/S.MBU12012 tentang Indikator/
Parameter Penilaian Dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik (Good Corporate Governance) dan yang selanjutnya diterapkan dalam
pengelolaan perusahaan sehari-hari.
Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT PLN Batubara berlaku sejak tanggal
disahkan.
Komisaris Utama,
Direktur Utama,
Eddy D. Erningpradja
Khairil Wahyuni
KATA PENGANTAR KOMISARIS
Assalaamu'alaikum Wr. Wb
Dengan rahmat Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang kami sangat
bersyukur bahwa Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang baik atau Code of Good
Corporate Governance (GCG) PT PLN Batubara akhirnya dapat diselesaikan.
Tata kelola perusahaan yang baik harus dijalankan sesuai prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness.
Prinsip-prinsip GCG ini merupakan suatu keharusan yang harus dijalankan bagi
suatu perusahaan publik.
Sebenarnya apabila kita cermati dengan seksama, jiwa dari prinsip-prinsip GCG
yang dijabarkan melalui Code of GCG adalah pedoman dan langkah-langkah
sebagai upaya untuk meningkatkan nilai dan citra perusahaan, serta memperkuat
kompetensi dalam praktek bisnis, termasuk mampu bersaing di pasar global.
Code of GCG merupakan pedoman bagi pelaksanaan tugas Komisaris dan
Direksi yang mengatur dengan rinci dan jelas tentang hak dan kewajiban maupun
wewenang serta tanggung jawabnya. Dengan adanya pedoman ini semua tata
kelola perusahaan menjadi mudah, terarah, dan dapat dipertanggung jawabkan.
Oleh karena itu, pedoman ini menjadi penting dan untuk dilaksanakan dengan
seksama oleh penentu, pengarah dan pengambil kebijakan tertinggi dalam
perusahaan.
Pedoman ini merupakan implementasi dari berbagal peraturan dan perundangundangan yang berlaku, baik undang-undang yang langsung bersinggungan
dengan tata kelola perusahaan maupun tidak.
Pada akhirnya pedoman ini merupakan bagian yang terpenting yang harus
dilaksanakan dengan seksama dan konsisten agar PT PLN Batubara dapat
menjadi perusahaan yang bersih, sehat dan berkembang sesuai dengan amanat
dari masyarakat.
Komisaris Utama,
Eddy D. Erningpradja
KATA PENGANTAR DIREKTUR UTAMA
Assalaamu`aiaikum Wr. Wb
Pertama-tama kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran kepada tim yang menyusun Pedoman
Tata Kelola Perusahaan (Code of Good Corporate Governance) sehingga
pedoman ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami sampaikan apresiasi kepada
Tim yang terdiri dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dan PT PLN Batubara
yang telah berusaha menghasilkan pedoman ini secara utuh dan komperhensif,
sehingga nantinya pedoman ini benar-benar menjadi pedoman atau pengarah
yang jelas dan rinci sehingga tercipta perusahaan yang mempunyai kompetensi
yang tinggi dan siap bersaing.
Direksi PT PLN Batubara sebagai pemangku kebijakan tertinggi di perusahaan
ini, dalam menjalankan tugasnya harus mengacu kepada prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) yang penjabarannya tertuang dalam Code of
Corporate Governance. Direksi PT PLN Batubara tentu saja menyambut gembira
pedoman ini karena pedoman ini juga mengatur dengan jelas hak dan kewajiban
serta wewenang dan tanggung jawab direksi.
Disamping itu kami melihat bahwa pedoman ini merupakan cermin dari arah dan
kebijakan perusahaan yang dilandasi oleh berbagai ketentuan yang berlaku di
perusahaan. ini akan memudahkan tercapainya tata kelola perusahaan yang baik,
itu artinya tanggung jawab Direksi dalam mengemban amanat GCG akan mudah
direalisasikan.
Kami berharap prinsip dasar dari tata kelola perusahaan yang balk adalah taat azas,
karena itu tidaklah berlebihan kalau kami juga mengajak seluruh jajaran Direksi
serta seluruh staf dan karyawan agar selalu tetap taat azas, agar perusahaan ini
akan terus menjadi perusahaan yang bersih dan sehat serta tumbuh dan terus
berkembang.
Direktur Utama,
Khairil Wahyuni
Pedoman Tata Kelola Perusahaan
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................
13
B.
Pengertian ..........................................................................................
14
C. Tujuan .................................................................................................
14
D. Prinsip-prinsip Dasar .......................................................................
14
E.
Maksud dan Tujuan Pedoman Tata Kelola Perusahaan ..............
15
F.
Visi dan Misi Perusahaan ................................................................
15
G. Kegiatan Pokok Perusahaan ...........................................................
16
H. Dasar Hukum dan Acuan dalam Penyusunan Pedoman ….....
16
PEMEGANG SAHAM DAN RUPS
A. Pengertian ..........................................................................................
21
B.
Hak-hak dan Kewenangan ..............................................................
21
C. Akuntabilitas Pemegang Saham .....................................................
24
D. Rapat umum Pemegang Saham .....................................................
24
E.
27
Hubungan Perusahaan dengan Pemegang Saham ......................
DEWAN KOMISARIS
A. Pengertian .........................................................................................
31
B. Persyaratan, Jumlah dan Komposisi .............................................
31
C. Masa Jabatan .....................................................................................
32
D. Benturan Kepentingan ....................................................................
33
E.
Perangkapan Jabatan ........................................................................
34
F.
Hak-hak dan Kewenangan ..............................................................
34
G. Tugas dan Tanggung Jawab ..............................................................
36
H. Program Pengenalan dan Pelatihan/Pembelajaran .....................
39
I.
Rapat Dewan Komisaris .................................................................
40
J.
Penilaian Kinerja ...............................................................................
44
K. Hubungan Kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi ...........
45
PT PLN Batubara
7
Daftar Isi
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
8
DIREKSI
A. Pengertian ..........................................................................................
49
B.
Persyaratan, Jumlah dan Komposisi .............................................
49
C. Masa Jabatan .....................................................................................
50
D. Benturan Kepentingan ....................................................................
51
E.
Perangkapan Jabatan .......................................................................
52
F.
Hak-hak dan Kewenangan .............................................................
52
G. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab .........................................
53
H. Program Pengenalan dan Pelatihan/Pembelajaran ....................
60
I.
Rapat Direksi dan Mekanisme Pengambilan Keputusan ..........
62
J.
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) ...............................
65
K. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) ...................
66
L.
67
Hubungan Kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi ..........
ORGAN PENDUKUNG
A. Organ Pendukung Dewan Komisaris ..........................................
71
B.
Satuan Pengawas Intern (SPI) / Internal Audit ...........................
83
C. Sekretaris Perusahaan ....................................................................
86
AUDITOR EKSTERNAL
A. Pengertian ..........................................................................................
91
B.
Persyaratan .......................................................................................
91
C. Proses Penunjukan ..........................................................................
92
D. Kewenangan .....................................................................................
92
E.
93
Tugas dan Tanggung Jawab ..............................................................
KEBIJAKAN POKOK PERUSAHAAN
A. Pengendalian Internal ......................................................................
97
B.
Manajemen Risiko ...........................................................................
99
C. Teknologi Informasi .........................................................................
99
D. Kebijakan Mutu .................................................................................
100
PT PLN Batubara
Daftar Isi
E.
Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi ....................................
101
F.
Hubungan dengan Pemegang Saham ...........................................
103
G. Hubungan dengan Anak Perusahaan ............................................
104
H. Pengelolaan Stakeholders ................................................................
104
I.
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Pelestarian Lingkungan.....
107
J.
Human Capital Management System ..........................................
107
K. Pengelolaan Keuangan dan Sistem Akuntansi ............................
108
L.
Pengadaan Barang dan Jasa ............................................................
108
M. Tata Kelola Penyediaan Batubara .................................................
109
N. Benturan Kepentingan ....................................................................
110
O. Tanggung Jawab Sosial .....................................................................
110
Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) ...........
111
Q. Etika Berusaha, Anti Korupsi dan Donasi ....................................
111
R. Pemantauan dan Pengukuran Penerapan GCG .........................
112
BAB VIII PENUTUP ...............................................................................................
117
P.
PT PLN Batubara
9
BAB I
PENDAHULUAN
Pedoman Tata Kelola Perusahaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT PLN Batubara menyadari pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik/
Good Corporate Governance (GCG) guna menumbuhkan kepercayaaan dari mitra
bisnis, pemegang saham dan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya.
PT PLN Batubara juga percaya bahwa komitmen yang tinggi dalam penerapan GCG
merupakan faktor yang penting agar perusahaan dapat bertahan dan tangguh dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat. GCG diharapkan dapat menjadi sarana
untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan secara lebih baik.
Untuk itu PT PLN Batubara berkomitmen untuk menerapkan praktik-praktik
GCG dalam pengelolaan perusahaan sehari-hari. Komitmen tersebut diwujudkan
antara lain dengan membuat infrastruktur GCG yang melandasi penerapan GCG di
lingkungan perusahaan, di antaranya adalah dengan penyusunan Pedoman Tata Kelola
Perusahaan (Code of Corporate Governance) PT PLN Batubara yang menjadi acuan/
pedoman bagi organ utama perusahaan (Pemegang Saham/RUPS, Dewan Komisaris
dan Direksi) dalam menerapkan praktik-praktik GCG di lingkungan Perusahaan.
Namun penerapan GCG pada perusahaan tetap harus dilaksanakan dengan tetap
memperhatikan ketentuan dan norma yang berlaku dan anggaran dasar perusahaan.
Dalam hal ini keberhasilan implementasi Pedoman Tata Kelola Perusahaan sangat
tergantung pada komitmen dari seluruh organ perusahaan dalam menegakkan dan
melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dengan didukung oleh seluruh
jajaran manajemen perusahaan.
Mengingat lingkungan bisnis yang bersifat dinamis dan berkembang, maka Pedoman
Tata Kelola Perusahaan yang disusun oleh perusahaan juga selalu disesuaikan dengan
kondisi internal maupun eksternal yang ada. Pengkajian secara berkesinambungan
selalu dilakukan sebagai upaya mencapai standar kerja yang terbaik bagi perusahaan.
PT PLN Batubara
13
BAB I Pendahuluan
B. Pengertian
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance), yang selanjutnya
disebut GCG adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme
pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika
berusaha.
C. Tujuan
Adapun tujuan penerapan Good Corporate Governance menurut Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus
2011 terutama adalah :
1.
Mengoptimalkan nilai perusahaan agar memiliki daya saing yang kuat, baik
secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan
keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan
perusahaan.
2.
Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, efisien, dan efektif, serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Perusahaan.
3.
Mendorong agar organ perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan
tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap Pemangku Kepentingan (Stakeholders) maupun
kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan.
4.
Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional.
5.
Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.
D. Prinsip-prinsip Dasar
Pedoman Tata Kelola PT PLN Batubara dilandasi prinsip-prinsip GCG yang terdiri
dari :
1.
Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan
relevan mengenai perusahaan.
2.
Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari pihak manapun yang
14
PT PLN Batubara
BAB I Pendahuluan
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat.
3.
Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggung-jawaban
organ perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
4.
Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat
5.
Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders
yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
E. Maksud dan Tujuan Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Pedoman Tata Kelola PT PLN Batubara disusun dengan maksud dan tujuan sebagai :
1.
Panduan bagi Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi dalam menata
kelola perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
2.
Bukti penuangan komitmen perusahaan secara tertulis dalam menerapkan
prinsip-prinsip dan praktek GCG.
3.
Standar kualitas dalam memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar Perusahaan dan prinsip-prinsip Korporasi yang merupakan best
practices dalam batas ketentuan yang berlaku.
F.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan adalah perusahaan adalah partner usaha yang terpilih untuk
pemasokan batubara yang berkualitas, memberikan nilai tambah bagi PLN, mitra dan
pelanggan dan dengan kinerja Perusahaan setara dengan perusahaan sejenis di pasar
modal di dalam lima tahun mendatang, serta selanjutnya menjadi pemain batubara
yang kompeten pada jangka panjang.
Adapun Misi Perusahaan adalah “Menyelenggarakan usaha di bidang penyediaan
batubara untuk mendukung pengamanan sebagian pasokan batubara untuk kebutuhan
unit-unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara ataupun kebutuhan lainnya
berdasarkan prinsip-prinsip industri dan niaga yang sehat dengan menerapkan prinsipprinsip perseroan terbatas”.
PT PLN Batubara
15
BAB I Pendahuluan
G. Kegiatan Pokok Perusahaan
Sesuai dengan Anggaran Dasar, PT PLN Batubara dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:
1.
Kegiatan penambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi,
pengolahan dan penyimpanan batubara;
2.
Kegiatan transportasi, termasuk mengoperasikan dermaga dan pelabuhan
bongkar muat;
3.
Kegiatan di bidang yang terkait, seperti coal blending dan customization plant,
liquification dan gasification;
4.
Kegiatan perniagaan batubara serta derivatifnya;
5.
Kegiatan pemberian jasa konsultasi dalam bidang pertambangan batubara dan
logistik lainnya.
H. Dasar Hukum dan Acuan Dalam Penyusunan Pedoman
1.
Undang-undang No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
2.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3.
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
4.
Undang-undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
5.
Undang-undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
6.
Anggaran Dasar PT PLN Batubara.
7.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik.
8.
Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara.
9.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-07/
MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris,
dan Dewan Pengawas BUMN.
16
PT PLN Batubara
BAB I Pendahuluan
10. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/
MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN.9.
11. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-02/MBU/2013 tentang Panduan
Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara.
12. Keputusan Menteri BUMN No. KEP-102/MBU/2002 tentang Penyusunan
Rencana Jangka Panjang BUMN.Anggaran Dasar PT. PLN Batubara.
13. Standar Profesi Audit Internal, Tahun 2004.
14. Pedoman Umum GCG Indonesia Tahun 2006, Komite Nasional Kebijakan
Governance.
15. Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-496/BL/2008
tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal.
16. Praktik-praktik yang terbaik dalam penerapan Tata Kelola Perusahaan.
17. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian
Dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Governance) Pada BUMN.
18. Risalah RUPS PT PLN Batubara tentang pengesahan RKAP tahun 2013.
19. Keputusan Pemegang Saham secara sirkuler tentang Persetujuan dan Pengesahan
RKAP PT PLN Batubara tahun buku 2014.
20. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No. 0355.K/DIR/2014 tentang Penerapan
Manajemen Risiko di Lingkungan PT PLN (Persero).
21. Keputusan Direksi No. 004.K/DIRPLNBB/2011 tentang Tata Kelola Penyediaan
Batubara.
22. Peraturan Direksi PT PLN Batubara No. 010.K/DIRPLNBB/2014 tentang
Pedoman PLN Batubara Bersih.
23. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 1504.K/DIR/2011 tentang Sistem
Manajemen Kinerja Pegawai.
24. Surat Edaran Direksi PT PLN (Persero) No. 021.E/DIR/2012 tentang Sistem
Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System).
25. Pedoman Kebijakan Akuntansi PT PLN Batubara, tahun 2009.
PT PLN Batubara
17
BAB II
PEMEGANG SAHAM dan RUPS
Pedoman Tata Kelola Perusahaan
BAB II
PEMEGANG SAHAM dan RUPS
A.
Pengertian
Pemegang Saham adalah pemilik modal perusahaan. Pemegang
Saham PT PLN Batubara adalah PT PLN (Persero) sebagai
pemegang saham mayoritas yang memiliki 99,996% saham
dan Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Karyawan PT PLN
(Persero) yang memilki 0,004% saham dari modal dasar.
Pemegang Saham sebagai pemilik modal memiliki hak dan
tanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan anggaran dasar Perusahaan.
B.
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut
RUPS, adalah organ perusahaan yang mempunyai wewenang
yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris
dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang dan/atau
anggaran dasar.
UU 40/2007 Pasal 1
(4)
RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para
pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang
berkaitan dengan modal yang ditanam dalam perusahaan,
dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan.
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
Hak-hak dan Kewenangan
1.
Hak-hak Pemegang Saham/RUPS harus dilindungi, agar
Pemegang Saham dapat melaksanakan hak-haknya
berdasarkan Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku.Hak-hak tersebut diantaranya:
PER-01/MBU/2011
Pasal 5
a.
UU 40/2007 Pasal 85 (1)
PER- 01/MBU/2011
Pasal 5a
PT PLN Batubara
Menghadiri dan memberikan suara dalam suatu
RUPS sesuai jumlah saham yang dimiliki.
21
BAB II Pemegang Saham dan RUPS
2.
b.
Memperoleh informasi material mengenai
perusahaan, secara tepat waktu, terukur dan
teratur.
PER-01/MBU/2011 Pasal
5c
c.
Menerima pembagian dari keuntungan perusahaan
dalam bentuk deviden dan pembagian keuntungan
lainnya, sebanding dengan jumlah saham yang
dimilikinya.
PER- 01/MBU/2011 Pasal
5d
d)
Memperoleh penjelasan lengkap dan informasi
yang akurat berkenaan dengan penyelenggaraan
RUPS.
PER- 01/MBU/2011
Pasal 6
Kewenangan RUPS:
PER-01/MBU/2011
Pasal 5
a)
AD Pasal 10 (6,12), Pasal
14 (8, 9)
Mengusulkan, mengangkat dan memberhentikan
anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
Anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
diangkat dari calon yang diusulkan oleh Pemegang
Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi
RUPS.
Pengangkatan anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris Anak Perusahaan dilakukan
oleh RUPS Anak Perusahaan yang bersangkutan
melalui mekanisme Uji Kelayakan dan Kepatutan
(fit and proper test).
22
PER- 03/MBU/2012 Pasal
2(2)
b)
Menetapkan Jumlah dan komposisi anggota
Direksi dan Dewan komisaris.
SK-16/S.MBU/2012
c)
Menetapkan pengaturan mengenai rangkap
jabatan bagi anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris, serta jumlah jabatan sebagai komisaris
yang dapat dipegang oleh seorang anggota
komisaris.
SK-16/S.MBU/2012
PT PLN Batubara
BAB II Pemegang Saham dan RUPS
d)
Menetapkan
pedoman
penyusunan
dan
memberikan pengesahan Rencana Jangka Panjang
Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP).
SK-16/S.MBU/2012
e)
Menetapkan pedoman dan memberikan penilaian
kinerja Direksi dan Dewan Komisaris yang
memuat sekurang-kurangnya indikator kinerja
utama dan kriteria keberhasilan baik secara
individu maupun kolegial.
SK-16/S.MBU/2012
f)
Menetapkan gaji/honorarium, tunjangan, fasilitas
dan tantiem Direksi dan Dewan Komisaris.
SK-16/S.MBU/2012
g)
Menetapkan Auditor Eksternal untuk mengaudit
Laporan Keuangan Perseroan.
Risalah RUPS pengesahan
RKAP tahun 2010
Apabila RUPS melimpahkan kewenangan tersebut
kepada Pemegang Saham mayoritas, pelimpahan
kewenangan tersebut dilaksanakan melalui
mekanisme RUPS.
h)
Memberikan persetujuan laporan tahunan
termasuk pengesahan laporan keuangan serta
tugas pengawasan Dewan Komisaris.
SK-16/S.MBU/2012
i)
Menetapkan penggunaan laba bersih perseroan.
SK-16/S.MBU/2012
j)
Memberikan arahan mengenai penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik kepada Direksi dan
Dewan Komisaris.
SK-16/S.MBU/2012
k)
Menetapkan sistem dan memberikan tanggapan
atas informasi mengenai gejala penurunan kinerja
perusahaan yang signifikan yang disampaikan
Direksi dan/atau Dewan Komisaris.
SK-16/S.MBU/2012
l)
Memberikan persetujuan atas perbuatanperbuatan hukum sesuai yang ditetapkan
Anggaran Dasar yang hanya dapat dilaksanakan
Direksi setelah mendapat tanggapan tertulis/
rekomendasi dari Dewan Komisaris.
AD Pasal 11
(8,9,10,11,13)
PT PLN Batubara
23
BAB II Pemegang Saham dan RUPS
C.
D.
m) Mengurangi pembatasan terhadap tindakan
Direksi yang diatur dalam Anggaran Dasar atau
menentukan pembatasan lain kepada Direksi
selain yang diatur dalam Anggaran Dasar.
AD Pasal 11 (17)
n)
AD Pasal 11(24)
Akuntabilitas Pemegang Saham
1.
Pemegang Saham berkewajiban untuk memastikan
bahwa pengelolaan perusahaan tetap sesuai dengan
tujuan pendirian perusahaan.
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
2.
Pemegang Saham melaksanakan Good Corporate
Governance sesuai wewenang dan tanggung jawabnya
PER-01/MBU/2011 Pasal
11
3.
Pemegang Saham tidak mencampuri kegiatan
operasional perusahaan yang menjadi tanggung jawab
Direksi.
SK-16/S.MBU/2012
Rapat Umum Pemegang Saham
1.
RUPS terdiri dari:
a.
b.
24
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota
Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS
tidak menetapkan, maka ditetapkan oleh Direksi.
AD Pasal 20 (1), Pasal
21 (1)
RUPS Tahunan yang diadakan tiap-tiap tahun, yang
meliputi:
1)
RUPS Tahunan mengenai
Laporan Tahunan.
persetujuan
2)
RUPS Tahunan mengenai persetujuan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP).
RUPS lainnya yaitu RUPS Luar Biasa
PT PLN Batubara
BAB II Pemegang Saham dan RUPS
2.
3.
RUPS Tahunan untuk menyetujui Laporan Tahunan
diadakan paling lambat bulan Juni, atau 6 (enam) bulan
setelah penutupan tahun buku yang bersangkutan,
dalam rapat tersebut Direksi menyampaikan :
a.
Laporan Tahunan.
b.
Usulan penggunaan Laba Bersih Perusahaan.
c.
Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk
kepentingan Perusahaan.
RUPS untuk menyetujui RKAP tahun buku berikutnya
diadakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
tahun anggaran berjalan, dalam RUPS tersebut Direksi
menyampaikan
a.
Rancangan RKAP termasuk Proyeksi Laporan
Keuangan.
b.
Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk
kepentingan Perusahaan yang belum dicantumkan
dalam rancangan RKAP.
AD Pasal 21 (2)
AD Pasal 22 (1)
4.
RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu
berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perusahaan.
AD Pasal 22
5.
Semua RUPS diadakan di tempat kedudukan Perusahaan
atau di tempat lain di wilayah Republik Indonesia.
AD Pasal 23(1)
6.
Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal
RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
pemanggilan dan tanggal RUPS.
AD Pasal 23 (15)
7.
Pemanggilan RUPS dilakukan dengan melalui surat
tercatat dan/atau iklan dalam surat kabar. Dalam
panggilan RUPS dicantumkan tanggal, waktu, tempat dan
mata acara rapat disertai pemberitahuan bahwa bahan
yang akan dibicarakan tersedia di kantor perusahaan.
AD Pasal 23 (17)
8.
RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang saham
yang dipilih dari antara mereka yang hadir.
AD Pasal 24 (1)
PT PLN Batubara
25
BAB II Pemegang Saham dan RUPS
9.
Setiap penyelenggaraan RUPS, risalah RUPS wajib dibuat
dan ditandatangani oleh Ketua Rapat dan paling sedikit
1 (satu) orang Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan
oleh peserta RUPS, dan isinya menjadi bukti yang sah
terhadap semua Pemegang Saham dan pihak ketiga.
AD Pasal 24 (2 & 3)
PER- 01/MBU/2011 Pasal
6 (4,5,6)
Tanda tangan tersebut tidak disyaratkan apabila Risalah
RUPS tersebut dibuat dengan akta notaris.
26
10. Risalah RUPS sekurang-kurangnya memuat waktu,
agenda, peserta, pendapat-pendapat yang berkembang
dalam RUPS, dan keputusan RUPS.
PER-01/MBU/2011 Pasal
6(4)
11.
RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS lebih dari
51% (lima puluh satu persen) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali
peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran
Dasar menentukan lain.
AD Pasal 25 (1)
12.
RUPS untuk mengubah Anggaran Dasar dapat
dilangsungkan jika dalam rapat paling sedikit 2/3 (dua
per tiga) bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak
suara hadir atau diwakili dan keputusan adalah sah jika
disetujui oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian
dari jumlah suara yang dikeluarkan.
UU 40/2007 Pasal 88 (1)
13.
Pengambilan keputusan RUPS harus dilakukan secara
wajar dan transparan dengan memperhatikan hal-hal
yang diperlukan untuk menjaga kepentingan usaha
perusahaan dalam jangka panjang.
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
14.
Semua keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah
untuk mencapai mufakat, dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
keputusan adalah sah jika disetujui lebih dari ½ (satu
per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.
AD Pasal 25 (6, 7)
15.
RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil
keputusan kecuali Pemegang Saham hadir dan/atau
diwakili dalam RUPS dan menyetujui penambahan mata
acara rapat.
AD Pasal 20 (3)
PER- 1/MBU/2011 Pasal
6 (2)
PT PLN Batubara
BAB II Pemegang Saham dan RUPS
16.
Keputusan atas mata acara RUPS yang ditambahkan
harus disetujui dengan suara bulat.
AD Pasal 20 (4)
PER-01/MBU/2011 Pasal
6(3)
17. Pemegang Saham dapat mengambil keputusan yang sah
tanpa mengadakan RUPS secara fisik, dengan ketentuan
semua Pemegang Saham telah diberitahu secara tertulis
dan semua Pemegang Saham memberikan persetujuan
mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta
menandatangani persetujuan tersebut.
AD Pasal 25 (10)
PER-01/MBU/2011 Pasal
7(1)
Keputusan tersebut mempunyai kekuatan hukum
mengikat yang sama dengan keputusan RUPS secara
fisik.
18.
E.
RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi,
video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya
yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat
dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi
dalam rapat.
UU 40/2007 Pasal 77
Hubungan Perusahaan dengan Pemegang Saham
1.
Perusahaan menjamin perlakuan yang setara dan
wajar terhadap seluruh Pemegang Saham agar dapat
menggunakan hak-hak dan kewajibannya sesuai
peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar
perusahaan.
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
2.
Perusahaan berupaya keras untuk
peningkatan nilai bagi Pemegang Saham.
Best Practices
3.
Pemegang Saham harus menyadari bahwa dalam
melaksanakan hak dan tanggungjawabnya juga harus
memperhatikan kelangsungan hidup perusahaan.
PT PLN Batubara
memberikan
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
27
BAB III
DEWAN KOMISARIS
Pedoman Tata Kelola Perusahaan
BAB III
DEWAN KOMISARIS
A.
Pengertian
Dewan Komisaris adalah organ Perusahaan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai
dengan Anggaran Dasar serta memberi nasehat kepada
Direksi.
B.
UU 40/2007 Pasal 1 (6)
Persyaratan, Jumlah dan Komposisi
1.
2.
Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris
adalah orang perseorangan yang cakap melakukan
perbuatan hukum, kecuali dalam 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatannya pernah:
a.
Dinyatakan pailit;
b.
Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan
Komisaris atau anggota Dewan Pengawas
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perusahaan dinyatakan pailit, atau
c.
Dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan Negara dan/atau Badan
Usaha Milik Negara dan/atau yang berkaitan
dengan sektor keuangan.
Selain memenuhi kriteria tersebut diatas, pengangkatan
anggota Dewan Komisaris dilakukan dengan
mempertimbangkan integritas, dedikasi, pemahaman
mengenai masalah-masalah manajemen perusahaan
yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen,
memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha
perseroan, dan dapat menyediakan waktu yang cukup
untuk melaksanakan tugasnya.
PT PLN Batubara
AD Pasal 14 (4)
AD Pasal 14 (5)
31
BAB III Dewan Komisaris
3.
Dewan Komisaris terdiri atas 1 (satu) orang atau lebih.
Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih 1 (satu) orang
anggota merupakan majelis dan setiap anggota Dewan
Komisaris tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, melainkan
berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
AD Pasal 14 (1), (2)
4.
Dalam hal Dewan Komisaris lebih dari 1 (satu) orang
anggota, maka salah seorang anggota Dewan Komisaris
diangkat sebagai Komisaris Utama.
AD Pasal 14 (3)
5.
Dalam Komposisi Dewan Komisaris, paling sedikit
20% (dua puluh persen) merupakan anggota Dewan
Komisaris Independen yang ditetapkan dalam keputusan
pengangkatannya.
PER 01/MBU/2011
Pasal 13 (1)
Anggota Dewan Komisaris Independen adalah anggota
Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau
hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya, anggota Direksi dan /atau pemegang saham
pengendali atau hubungan dengan perusahaan, yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.
C.
32
PER 01/MBU/2011
Pasal 13 (3)
Masa Jabatan
1.
Masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan
4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
1 (satu) kali masa jabatan.
AD Pasal 14 (10)
2.
Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat
diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS dengan
menyebutkan alasannya.
AD Pasal 14 (11)
3.
Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:
AD Pasal 14 (27)
a.
Meninggal Dunia
b.
Masa jabatannya berakhir
c.
Diberhentikan berdasarkan RUPS
PT PLN Batubara
BAB III Dewan Komisaris
d.
D.
Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai
anggota Dewan Komisaris berdasarkan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik
antara kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan
ekonomis pribadi anggota Dewan Komisaris.
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya anggota Dewan
Komisaris harus senantiasa mendahulukan kepentingan
ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi
atau keluarga maupun pihak lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut:
Pedoman Umum
GCG KNKG 2006
1.
Dewan Komisaris wajib melaporkan kepada perseroan
mengenai kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya
pada perseroan yang bersangkutan dan perusahaan
lain.
AD Pasal 15.2b.9
PER 01/MBU/2011
Pasal 12(9)
2.
Antara para anggota Dewan Komisaris dan antara
anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi
dilarang memiliki hubungan keluarga sampai dengan
derajat ke-3 (ketiga), baik menurut garis lurus maupun
garis ke samping termasuk hubungan yang timbul
karena perkawinan.
AD Pasal 14 (19)
3.
Anggota Dewan Komisaris dilarang melakukan tindakan
yang mempunyai benturan kepentingan (conflict of
interest) dan mengambil keuntungan pribadi, dari
pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan
Perusahaan yang bersangkutan, selain penghasilan yang
sah.
PER 01/MBU/2011
Pasal 17
PT PLN Batubara
33
BAB III Dewan Komisaris
4.
E.
Anggota Dewan Komisaris diharuskan membuat
pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan pada
awal pengangkatan dan diperbaharui setiap awal tahun
terhadap setiap keputusan yang dibuat olehnya dan
telah melaksanakan pedoman perilaku yang diterapkan
perusahaan.
Perangkapan Jabatan
Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan
rangkap sebagai :
a.
Anggota Direksi pada BUMN, BUMD, Badan Usaha
Milik Swasta;
b.
Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, pengurus partai politik dan/
atau calon/anggota legislatif; dan/atau
Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan.
c.
F.
SK-16/S.MBU/2012
AD Pasal 14 (30)
Hak-hak dan Kewenangan
Dewan Komisaris berhak untuk:
34
1.
Memperoleh honorarium, dan tunjangan/fasilitas
termasuk santunan purna jabatan yang jenis dan
jumlahnya ditetapkan RUPS dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
AD Pasal 14 (21)
2.
Mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya
kepada Perseroan dengan tembusan kepada Pemegang
Saham, anggota Dewan Komisaris lainnya dan Direksi
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
pengunduran dirinya.
AD Pasal 14 (25)
PT PLN Batubara
BAB III Dewan Komisaris
3.
Memperoleh akses dan informasi tentang perusahaan
secara tepat waktu dan lengkap, baik Dewan Komisaris
secara bersama-sama atau sendiri.
Pedoman Umum
GCG KNKG 2006
Kewenangan Dewan Komisaris diantaranya:
a.
Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumendokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan
verifikasi, lain-lain surat berharga dan memeriksa
kekayaan perseroan;
AD Pasal 15 (2.a.1)
b.
Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang
dipergunakan oleh perseroan;
D Pasal 15 (2.a.2)
c.
Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat
lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut
pengelolaan perseroan;
AD Pasal 15 (2.a.3)
d.
Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah
dan akan dijalankan oleh Direksi;
AD Pasal 15 (2.a.4)
e.
Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah
Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk
menghadiri rapat Dewan Komisaris;
AD Pasal 15 (2.a.5)
f.
Mengangkat sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap
perlu;
AD Pasal 15 (2.a.6)
g.
Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar;
AD Pasal 15 (2.a.7)
h.
Membentuk komite-komite lain selain komite audit,
jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan
perusahaan;
AD Pasal 15 (2.a.8)
i.
Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam
jangka waktu tertentu atas beban Perusahaan jika
dianggap perlu.
AD Pasal 15 (2.a.9)
j.
Melakukan tindakan pengurusan perseroan dalam
keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar;
AD Pasal 15 (2.a.10)
k.
Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandanganpandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan;
AD Pasal 15 (2.a.11)
PT PLN Batubara
35
BAB III Dewan Komisaris
l.
G.
Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau
keputusan RUPS.
AD Pasal 15 (2.a.12)
Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas Dewan Komisaris, diantaranya melakukan pengawasan
terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan
yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada
Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan RJPP,
RKAP serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS,
serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk
kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan.
AD Pasal 15 (1)
Tanggung Jawab Dewan Komisaris, diantaranya:
36
l.
Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan
Komisaris yang merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari RKAP.
ER 01/MBU/2011 Pasal
12(5)
2.
Membuat pembagian kerja di antara para anggota
Dewan Komisaris yang diatur oleh mereka sendiri.
AD Pasal 14(22)
3.
Meneliti dan menelaah serta menandatangani RJPP dan
RKAP yang disiapkan Direksi.
AD Pasal 15.2b.2)
4.
Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS
mengenai RJPP dan RKAP mengenai alasan Dewan
Komisaris menandatangani RJPP dan RKAP.
AD Pasal 15.2b.3)
5.
Memastikan bahwa dalam Laporan Tahunan perseroan
telah memuat informasi mengenai identitas, pekerjaanpekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris di
perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan
dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat
gabungan dengan Direksi), serta honorarium, fasilitas,
dan/atau tunjangan lain yang diterima dari perseroan
yang bersangkutan.
PER 01/MBU/2011 Pasal
12(8)
PT PLN Batubara
BAB III Dewan Komisaris
6.
Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan
tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani
laporan tahunan.
AD Pasal 15.2b.6)
7.
Memantau dan memastikan bahwa GCG telah
diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
PER 01/MBU/2011 Pasal
12 Ayat (7)
8.
Melakukan
terhadap:
SK-16/S.MBU/2012
9.
pengawasan
dan
pemberian
nasihat
a)
Kebijakan/rancangan sistem pengendalian intern
dan pelaksanaannya;
b)
Kebijakan sistem teknologi informasi perusahaan
dan pelaksanaannya;
c)
Kebijakan pengelolaan sumber daya manusia,
khususnya tentang manajemen karir di
perusahaan, sistem dan prosedur promosi, mutasi
dan demosi di perusahaan dan pelaksanaan
kebijakan tersebut;
d)
Kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia;
e)
Kebijakan pengadaan barang dan jasa beserta
pelaksanaannya;
f)
Kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan
kebijakan tersebut.
Melakukan proses penunjukan calon auditor eksternal
dan/atau penunjukan kembali auditor eksternal dan
penyampaian usulan calon auditor eksternal kepada
RUPS.
SK-16/S.MBU/2012
10. Melakukan pengawasan terhadap efektivitas pelaksanaan
audit eksternal dan audit internal, serta pelaksanaan
telaah atas pengadaan yang berkaitan dengan perseroan
yang diterima oleh Dewan Komisaris.
SK-16/S.MBU/2012
11. Berperan dalam seleksi bagi calon Direksi dan
pengusulan calon tersebut kepada Pemegang Saham.
SK-16/S.MBU/2012
PT PLN Batubara
37
BAB III Dewan Komisaris
12. Melakukan penilaian kinerja Direksi berdasarkan
telaahan kriteria, target dan indikator kinerja utama
yang tercakup dalam Kontrak Manajemen Direksi
baik secara kolegial maupun individu dan uraian hasil
penilaian kinerja Direksi tersebut dituangkan dalam
laporan pengawasan Dewan Komisaris yang disampaikan
kepada Pemegang Saham.
SK-16/S.MBU/2012
13. Merespon/menindaklanjuti permasalahan atau keluhan
dari stakeholders dan menyampaikan kepada Direksi
tentang saran penyelesaian yang diperlukan.
SK-16/S.MBU/2012
14. Berperan dalam pengangkatan Direksi dan Dewan
Komisaris anak perusahaan.
SK-16/S.MBU/2012
15. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang
telah dilakukan selama satu tahun buku yang baru lampau
kepada RUPS yang sekaligus merupakan pengukuran
dan penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris.
AD Pasal 15 (2.b.10)
PER 01/MBU/2011
Pasal 12(6)
SK-16/S.MBU/2012
16. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota
Dewan Komisaris harus :
38
a.
Mematuhi Anggaran Dasar, peraturan perundangundangan dan komitmen dengan pihak ke tiga,
serta prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi,
transparansi, kemandirian, akuntabilitas
AD Pasal 15 (3)
b.
Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat kepada
Direksi untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perusahaan.
SK-16/S.MBU/2012
PT PLN Batubara
BAB III Dewan Komisaris
H.
Program Pengenalan dan Pelatihan/Pembelajaran
1.
Program Pengenalan
Kapada anggota Dewan Komisaris yang baru wajib
diberikan program pengenalan mengenai perusahaan
yang bersangkutan.
PER 01/MBU/2011
Pasal 43
Tanggung jawab untuk mengadakan program
pengenalan berada pada Sekretaris Perusahaan.
Program pengenalan meliputi antara lain:
Good
Corporate
a.
Pelaksanaan prinsip-prinsip
Governance oleh perusahaan;
b.
Gambaran mengenai perusahaan berkaitan dengan
tujuan, sifat dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan
dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek
dan jangka panjang, posisi kompetitif, penanganan
risiko dan masalah-masalah strategis lainnya;
c.
Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang
didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem
dan kebijakan pengendalian internal, termasuk
Komite Audit;
d.
Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris dan Direksi serta hal-hal yang
tidak diperbolehkan.
Program pengenalan perusahaan dapat berupa
presentasi, pertemuan, kunjungan ke perusahaan
dan pengkajian dokumen atau program lainnya yang
dianggap sesuai dengan perusahaan dimana program
tersebut dilaksanakan.
PT PLN Batubara
39
BAB III Dewan Komisaris
2.
Program Pelatihan/Pembelajaran
Dewan Komisaris menyelenggarakan program
pelatihan/pembelajaran yang terstruktur dan sistematis
untuk meningkatkan dan memperdalam kemampuan
(skill and knowledges) bagi Dewan Komisaris.
SK-16/S.MBU/2012
Perusahaan
menyediakan
program
pelatihan/
pembelajaran Dewan Komisaris yang didukung
dengan dana yang dianggarkan secara terpisah dengan
pelatihan karyawan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan.
Program tersebut dibuat oleh Dewan Komisaris secara
terstruktur dan sistematis yang dapat berupa tambahan
pengetahuan yang bersifat informal berupa seminar,
training, workshop, studi banding.
I.
40
Rapat Dewan Komisaris
1.
Dewan Komisaris mengadakan rapat paling sedikit
setiap 1 (satu) bulan sekali, dalam rapat tersebut Dewan
Komisaris dapat mengundang Direksi.
AD Pasal 16 (8)
2.
Dewan Komisaris harus menetapkan tata tertib rapat
Dewan Komisaris.
PER 01/MBU/2011
Pasal 14(2)
3.
Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktuwaktu atas permintaan 1 (satu) atau beberapa
anggota Dewan Komisaris, permintaan Direksi, atau
atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau beberapa
Pemegang Saham yang mewakili sekurang-kurangnya
1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham dengan
hak suara, dengan menyebutkan hal-hal yang akan
dibicarakan.
AD Pasal 16 (9)
PT PLN Batubara
BAB III Dewan Komisaris
4.
Panggilan rapat Dewan Komisaris disampaikan secara
tertulis oleh Komisaris Utama atau oleh anggota
Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama
dan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3
(tiga) hari sebelum rapat diadakan atau dalam waktu
yang lebih singkat jika dalam keadaan mendesak dengan
tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal
rapat.
AD Pasal 16 (10, 11, 12)
Panggilan rapat mencantumkan acara, tanggal, waktu
dan tempat rapat.
Panggilan rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan
melalui sarana elektronik agar pemberitahuan
mengenai agenda rapat dapat lebih cepat disampaikan,
tanpa mengesampingkan ketentuan Anggaran Dasar
mengenai tata cara panggilan rapat tertulis. Panggilan
rapat tersebut tidak diisyaratkan apabila semua anggota
Dewan Komisaris hadir dalam rapat.
5.
Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri
atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah
anggota Dewan Komisaris.
AD Pasal 16 (13)
6.
Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam
rapat hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya
berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk
keperluan itu.
AD Pasal 16 (15)
7.
Seorang anggota dewan komisaris hanya dapat mewakili
seorang anggota Dewan Komisaris lainnya
AD Pasal 16 (16)
8.
Semua rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris
Utama.
AD Pasal 16 (17)
PT PLN Batubara
41
BAB III Dewan Komisaris
9.
10.
42
Dalam hal :
a.
Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan,
rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang
anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk
oleh Komisaris Utama;
b.
Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan,
maka anggota Dewan Komisaris yang terlama
menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris
bertindak sebagai pimpinan rapat Dewan
komisaris;
c.
Anggota Dewan Komisaris yang terlama menjabat
sebagai anggota Dewan Komisaris lebih dari satu
orang, maka anggota Dewan Komisaris yang
tertua dalam usia bertindak sebagai pimpinan
rapat.
AD Pasal 16 (18,19,20)
Keputusan Rapat :
a.
Semua Keputusan dalam rapat diambil dengan
musyawarah untuk mufakat, apabila tidak tercapai
mufakat maka keputusan diambil dengan suara
terbanyak biasa;
AD Pasal 16 (21, 22)
b.
Setiap anggota Dewan Komisaris berhak untuk
mengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu)
suara untuk anggota Dewan Komisaris yang
diwakilinya;
AD Pasal 16 (23)
c.
Apabila suara yang setuju dan tidak setuju sama
banyaknya, maka pimpinan rapat memutuskan
hasil rapat, dengan tetap memperhatikan
ketentuan mengenai pertanggung jawaban
Dewan Komisaris, kecuali mengenai diri orang,
pengambilan keputusan rapat dilakukan dengan
pemilihan secara tertutup;
AD Pasal 16 (24)
PT PLN Batubara
BAB III Dewan Komisaris
11.
d.
Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul
yang diajukan dalam rapat;
AD Pasal 16 (25)
e.
Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif dan
hasil pemungutan suara belum mendapatkan satu
alternatif dengan suara lebih dari ½ (satu per
dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan,
maka dilakukan pemilihan ulang terhadap dua
usulan yang memperoleh suara terbanyak
sehingga salah satu usulan memperoleh suara
lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan;
AD Pasal 16 (26)
f.
Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak
dihitung dalam menentukan jumlah suara yang
dikeluarkan dalam rapat;
AD Pasal 16 (27)
g.
Keputusan Dewan Komisaris dikomunikasikan
kepada Direksi, maksimal 7 hari sejak disahkan/
ditandatangani.
SK-16/S.MBU/2012
Keputusan dapat pula diambil di luar rapat Dewan
Komisaris sepanjang seluruh anggota Dewan Komisaris
setuju tentang cara dan materi yang diputuskan.
AD Pasal 16 (2)
Rapat Dewan Komisaris dapat juga dilakukan melalui
media telekonferensi, video konferensi, atau sarana
media elektronik lainnya yang memungkinkan semua
peserta rapat saling melihat dan mendengar secara
langsung serta berpartisipasi dalam rapat.
UU 40/2007 Pasal 77
PT PLN Batubara
43
BAB III Dewan Komisaris
12.
Dalam setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuatkan
risalah rapat yang berisi hal-hal yang dibicarakan
(termasuk pernyataan ketidak setujuan/dissenting
opinion anggota Dewan Komisaris, jika ada) dan hal-hal
yang diputuskan.
AD Pasal 16 (3)
PER 01/MBU/2011
Pasal 14 (3)
Rapat yang dilaksanakan melalui sarana elektronik harus
dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan ditandatangani
oleh semua peserta rapat Dewan Komisaris.
Dokumen elektronik dapat dipakai sebagai bukti sah
risalah rapat selain risalah rapat yang tertulis.
J.
13.
Risalah rapat ditandatangani oleh Ketua rapat dan
seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam
rapat.
AD Pasal 16 (4)
14.
Risalah asli dari setiap rapat Dewan Komisaris harus
disimpan oleh perusahaan serta harus tersedia
bila diminta setiap saat oleh setiap anggota Dewan
Komisaris dan Direksi.
PER 01/MBU/2011 Pasal
14 Ayat (5)
15.
Setiap anggota Dewan Komisaris berhak menerima
salinan risalah rapat Dewan Komisaris, baik yang
bersangkutan hadir maupun tidak hadir dalam rapat
Dewan Komisaris tersebut.
PER 01/MBU/2011 Pasal
14 Ayat (4)
16.
Jumlah rapat Dewan Komisaris serta jumlah kehadiran
masing-masing anggota Dewan Komisaris dimuat dalam
Laporan Tahunan.
PER 01/MBU/2011 Pasal
14 Ayat (6)
Penilaian Kinerja
1.
44
RUPS wajib menetapkan indikator Pencapaian
Kinerja (Key Performance Indicators) Dewan Komisaris
berdasarkan usulan Dewan Komisaris yang
bersangkutan.
Pedoman Umum
GCG KNKG 2006
PT PLN Batubara
BAB III Dewan Komisaris
K.
2.
Indikator Pencapaian Kinerja merupakan ukuran
penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab pengawasan dan pemberian nasihat oleh
Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau anggaran dasar.
3.
Dewan Komisaris wajib menyampaikan laporan
triwulanan perkembangan realisasi Indikator Pencapaian
Kinerja kepada para Pemegang Saham.
Hubungan Kerja antara Dewan Komisaris dan
Direksi
1.
Dewan Komisaris dan Direksi mempunyai tanggungjawab
untuk memelihara kesinambungan usaha perusahaan
dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris
dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap
visi, misi dan nilai-nilai (values) perusahaan.
2.
Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam
mengambil keputusan operasional. Dalam hal Dewan
Komisaris mengambil keputusan mengenai hal-hal
yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan
perundang-undangan, pengambilan keputusan tersebut
dilakukan dalam fungsinya sebagai pengawas, sehingga
keputusan kegiatan operasional tetap menjadi tanggung
jawab Direksi. Kewenangan yang ada pada Dewan
Komisaris tetap dilakukan dalam fungsinya sebagai
pengawas dan penasihat.
PT PLN Batubara
Pedoman Umum
GCG KNKG 2006
45
BAB IV
DIREKSI
Pedoman Tata Kelola Perusahaan
BAB IV
DIREKSI
A.
Pengertian
Direksi adalah Organ Perusahaan yang berwenang dan
bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan untuk
kepentingan Perusahaan, sesuai dengan maksud dan tujuan
Perusahaan serta mewakili Perusahaan, baik di dalam maupun
di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
B.
UU 40/2007 Pasal 1 (5)
Persyaratan, Jumlah dan Komposisi
1.
Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah
orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan
hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatannya pernah :
a.
Dinyatakan pailit;
b.
Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan
Komisaris atau anggota Dewan Pengawas
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
Perusahaan atau Perum dinyatakan pailit; atau
c.
Dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara dan/atau Badan
Usaha Milik Negara dan/atau yang berkaitan
dengan sektor keuangan.
AD Pasal 10 (2)
2.
Memiliki keahlian, pengalaman, serta persyaratan lain
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
AD Pasal 10 (4)
3.
Antara para anggota Direksi dan antara anggota Direksi
dengan anggota Dewan Komisaris dilarang memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik
menurut garis lurus maupun garis ke samping, termasuk
hubungan yang timbul karena perkawinan.
AD Pasal 10 (22)
PT PLN Batubara
49
BAB IV Direksi
C.
50
4.
Jumlah Direksi disesuaikan dengan kebutuhan
Perusahaan. Dalam hal Direksi terdiri atas lebih dari
1 (satu) orang anggota Direksi, seorang diantaranya
diangkat sebagai Direktur Utama.
AD Pasal 10 (1)
5.
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota
Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak
menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut,
maka pembagian tugas dan wewenang di antara Direksi
ditetapkan oleh Direksi.
AD Pasal 11 (24)
Masa Jabatan
1.
Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 4 (empat)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan.
AD Pasal 10 (10)
2.
RUPS dapat memberhentikan para anggota Direksi
sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya.
AD Pasal 10 (12)
3.
Jabatan anggota Direksi berakhir apabila :
AD Pasal 10 (29)
a.
Meninggal dunia;
b.
Masa jabatannya berakhir;
c.
Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS;
d.
Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota
Direksi berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar
dan peraturan perundang-undangan.
PT PLN Batubara
BAB IV Direksi
D.
Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik
antara kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan
ekonomis pribadi anggota Direksi.
Best Practices
Pedoman Umum
GCG KNKG 2006
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya anggota Direksi
harus senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis
perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga
maupun pihak lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut:
1.
2.
3.
Anggota Direksi wajib melaporkan kepada perusahaan
mengenai kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya
pada perusahaan dan perusahaan lain.
Anggota Direksi dilarang :
a.
Memanfaatkan jabatan;
b.
Melakukan transaksi yang mempunyai benturan
kepentingan;
c.
Mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan
perusahaan;
d.
Menggunakan informasi penting dan rahasia
yang dilakukan untuk kepentingan pribadi atau
untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang
merugikan kepentingan Perusahaan Dalam hal
pembahasan dan pengambilan keputusan yang
mengandung unsur benturan kepentingan, pihak
yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut
serta.
AD Pasal 10 (29)
Anggota Direksi diharuskan membuat pernyataan tidak
memiliki benturan kepentingan pada awal pengangkatan
dan diperbaharui setiap awal tahun terhadap setiap
keputusan yang dibuat olehnya dan telah melaksanakan
pedoman perilaku yang diterapkan perusahaan.
PT PLN Batubara
51
BAB IV Direksi
E.
Perangkapan Jabatan
Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap
sebagaimana tersebut di bawah ini, yaitu :
F.
1.
Anggota Direksi pada BUMN, BUMD, Badan Usaha
Milik Swasta;
2.
Anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada
BUMN;
3.
Jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/
lembaga Pemerintah Pusat dan atau Daerah;
4.
Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan, pengurus dan/atau calon/anggota
legislatif; dan atau;
5.
Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan.
AD Pasal 10 (33)
Hak-hak dan Kewenangan
Direksi berhak atas:
52
1.
Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan;
AD Pasal 10 (24)
2.
Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk
mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan;
AD Pasal 10 (27)
3.
Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian
Perusahaan termasuk penetapan gaji, pensiun atau
jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi karyawan
Perusahaan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan keputusan RUPS;
AD Pasal 11 (2.a.3)
4.
Mengangkat dan memberhentikan karyawan Perusahaan
berdasarkan peraturan kepegawaian Perusahaan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
AD Pasal 11 (2.a.4)
PT PLN Batubara
BAB IV Direksi
G.
5.
Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya
mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan
Perusahaan, mengikat Perusahaan dengan pihak lain
dan/atau pihak lain dengan Perusahaan, serta mewakili
Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan tentang
segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan keputusan
RUPS.
AD Pasal 11(2.a.6)
6.
Melakukan transaksi jual beli batubara dengan pola
trading, reserve portfolio/KSO dan virtual mining.
Keputusan Direksi
No:004.K/DIR PLNBB
/2011
Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
Tugas Direksi :
1.
Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan
pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan;
2.
Mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar
Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian
dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar
dan/atau Keputusan RUPS;
3.
Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai RJPP,
RKAP dan Laporan Tahunan;
AD Pasal 11 (2.b.1)
4.
Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus,
Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi;
AD Pasal 11(2.b .2)
5.
Membuat Laporan Tahunan sebagai
pertanggungjawaban pengurusan Perusahaan;
AD Pasal 11 (2.b 3, 8)
6.
Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus,
Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan
Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen
keuangan Perusahaan dan dokumen Perusahaan
lainnya
PT PLN Batubara
wujud
AD Pasal 11(1)
AD Pasal 11(2.b .4)
53
BAB IV Direksi
7.
Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan
Publik
AD Pasal 11(2.b .5)
Kewajiban Direksi :
54
1.
Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan
kegiatan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan
serta kegiatan usahanya;
AD Pasal 11 (2.b.1)
2.
Menyiapkan pada waktunya RJPP, RKAP dan
perubahannya serta menyampaikannya kepada Dewan
Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan
pengesahan RUPS;
AD Pasal 11(2.b .2)
3.
Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai RJPP,
RKAP dan Laporan Tahunan;
AD Pasal 11 (2.b 3, 8)
4.
Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus,
Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi;
AD Pasal 11(2.b .4)
5.
Membuat Laporan Tahunan sebagai
pertanggungjawaban pengurusan Perusahaan;
AD Pasal 11(2.b .5)
6.
Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus,
Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan
Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen
keuangan Perusahaan dan dokumen Perusahaan
lainnya
AD Pasal 11 (2.b. 10)
7.
Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan
Publik untuk diaudit;
AD Pasal 11(2.b .6)
8.
Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan
Keuangan kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan;
AD Pasal 11 (2 .b .7)
9.
Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip
pengendalian intern.
AD Pasal 11 (2.b .12)
10.
Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan
lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/
atau Pemegang Saham;
AD Pasal 11 (2.b .13)
wujud
PT PLN Batubara
BAB IV Direksi
11.
Menyiapkan susunan organisasi Perusahaan lengkap
dengan perincian dan tugasnya;
AD Pasal 11 (2.b .14)
12.
Melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan
sahamnya dan/atau keluarganya (istri/suami dan anakanaknya) pada perusahaan yang bersangkutan dan
perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya.
PER-01/MBU/2011 Pasal
19 (4)
13.
Menetapkan tata kelola teknologi informasi yang efektif,
menyampaikan laporan pelaksanaan fungsi tata kelola
teknologi informasi secara periodik kepada Dewan
Komisaris, serta menjaga dan mengevaluasi kualitas
fungsi tata kelola teknologi informasi di perusahaan.
PER-01/MBU/2011 Pasal
30 (1), (2), (3)
14.
Membangun dan melaksanakan program manajemen
risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian
dari pelaksanaan program GCG serta menyampaikan
laporan profil manajemen risiko dan penanganannya
bersamaan dengan laporan berkala perusahaan.
PER-01/MBU/2011 Pasal
25 (2), (4)
15.
Menetapkan sistem pengendalian intern yang efektif
untuk mengamankan investasi dan asset perusahaan;
PER-01/MBU/2011 Pasal
26 (1)
16.
Menyusun ketentuan yang mengatur mekanisme
pelaporan atas dugaan penyimpangan (Whistle Blowing
System) pada perusahaan;
PER-01/MBU/2011 Pasal
27
17.
Membuat/menetapkan pedoman/kebijakan/prosedur /
mekanisme tentang :
SK-16/S.MBU/2012
a.
Kebijakan program pengenalan bagi anggota
Direksi yang baru diangkat;
b.
Kebijakan tentang pelatihan bagi anggota Direksi
sesuai kebutuhan;
c.
Pedoman penyusunan SOP di perusahaan;
d.
SOP untuk seluruh proses bisnis perusahaan;
e.
Mekanisme pengambilan keputusan atas tindakan
perusahaan sesuai ketentuan perundangundangan dan tepat waktu;
PT PLN Batubara
55
BAB IV Direksi
56
f.
Kebijakan, prosedur dan pedoman penyusunan
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP);
g.
Kebijakan, prosedur dan pedoman penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP);
h.
Kebijakan/pedoman manajemen karir, dan sistem
dan prosedur promosi, demosi dan mutasi;
i.
Mekanisme untuk merespon usulan peluang
bisnis dari manajemen di bawah Direksi/anggota
Direksi/Dewan Komisaris;
j.
Mekanisme bagi Direksi untuk sewaktu-waktu
segera membahas isu-isu terkini mengenai
perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan
yang berdampak besar pada usaha perusahaan
dan kinerja perusahaan;
k.
Sistem/pedoman
kinerja;
l.
Kebijakan teknologi informasi;
m.
Kebijakan standar pelayanan minimal dan SOP
Layanan Pelanggan;
n.
Kebijakan mutu (sistem pengendalian mutu
produk);
o.
Pedoman pengadaan barang dan jasa;
p.
Kebijakan/program pendidikan dan pelatihan
karyawan;
q.
Program pengembangan SDM melalui training,
coaching dan assignment ;
r.
Kebijakan
perlindungan
keselamatan kerja (K3);
s.
Kebijakan remunerasi dan pemenuhan hak-hak
kesejahteraan karyawan;
t.
Kebijakan/program reward dan punishment;
pengukuran
dan
penilaian
kesehatan
dan
PT PLN Batubara
BAB IV Direksi
u.
Kebijakan mengenai keterbukaan informasi
mengenai perencanaan Perusahaan yang dapat
berpengaruh pada pekerja;
v.
Kebijakan pengaturan untuk anak perusahaan
(subsidiary governance) dan/atau perusahaan
patungan;
w.
Kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan;
x.
Kebijakan manajemen risiko;
y.
Kebijakan
Sistem
Perusahaan;
z.
Mekanisme untuk menjaga kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan dan perjanjian
dengan pihak ketiga;
aa.
Kebijakan
pelanggan;
bb.
Mekanisme penanganan keluhan pelanggan;
cc.
Kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban
perusahaan kepada kreditur;
dd.
Kebijakan yang mendorong partisipasi karyawan;
ee.
Metode penilaian untuk mengukur kepuasan
karyawan dan melaksanakan survai kepuasan
karyawan;
ff.
Mekanisme penanganan keluhan stakeholders
(pemasok, karyawan dan lain-lain);
gg.
Kebijakan tentang tanggung jawab sosial dan
lingkungan perusahaan;
hh.
Kebijakan tentang pembinaan usaha kecil;
PT PLN Batubara
mengenai
Pengendalian
hak-hak
Intern
konsumen/
57
BAB IV Direksi
18.
58
ii.
SOP yang memuat kewajiban perusahaan
memastikan bahwa asset-asset dan lokasi usaha
serta fasilitas perusahaan lainnya, memenuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku
berkenaan dengan pelestarian lingkungan,
kesehatan dan keselamatan kerja;
jj.
Mekanisme untuk mencegah pengambilan
keuntungan pribadi Direksi dan pejabat
struktural perusahaan yang disebabkan benturan
kepentingan;
kk.
Pedoman/tata tertib Rapat Direksi;
Melaksanakan kewajiban terkait penerapan tata kelola
perusahaan yang baik :
a.
Melaksanakan program pelatihan/pembelajaran
secara berkelanjutan;
b.
Melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang
dan tanggung jawab secara jelas;
c.
Menyusun perencanaan perusahaan;
d.
Berperan dalam pemenuhan target kinerja
perusahaan;
e.
Melaksanakan pengendalian operasional dan
keuangan terhadap implementasi rencana dan
kebijakan perusahaan;
f.
Melaksanakan pengurusan perusahaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan anggaran dasar;
g.
Melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi
perusahaan dan stakeholders;
h.
Memonitor dan mengelola potensi benturan
kepentingan anggota Direksi dan manajemen di
bawah Direksi;
SK-16/S.MBU/2012
PT PLN Batubara
BAB IV Direksi
19.
i.
Memastikan
perusahaan
melaksanakan
keterbukaan informasi dan komunikasi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris
dan Pemegang Saham tepat waktu;
j.
Menyelenggarakan rapat Direksi dan menghadiri
rapat Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
k.
Menyelenggarakan pengawasan
berkualitas dan efektif ;
l.
Menyelenggarakan fungsi sekretaris perusahaan
yang berkualitas dan efektif;
m.
Menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS
lainnya sesuai peraturan perundang-undangan;
intern
yang
Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar
dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
AD Pasal 11 ( 2.b .16)
Tanggung Jawab Direksi:
1.
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap anggota Direksi
harus mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan, serta wajib melaksanakan
prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta
kewajaran;
AD Pasal 11 (4)
2.
Beritikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugas untuk kepentingan dan usaha Perusahaan dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
AD Pasal 11 (5)
3.
Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara
pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha
Perusahaan;
AD Pasal 11 (6)
PT PLN Batubara
59
BAB IV Direksi
H.
4.
Menjaga kerahasiaan informasi Perusahaan;
PER-01/MBU/2011 Pasal
33 (2)
5.
Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi
atau lebih, tanggung jawab berlaku secara tanggung
renteng bagi setiap anggota Direksi;
UU 40/2007 Pasal 97 (4)
6.
Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar
yang diputuskan oleh rapat Direksi menjadi tanggung
jawab pribadi yang bersangkutan sampai dengan
tindakan dimaksud disetujui oleh rapat Direksi;
AD Pasal 11 (7)
7.
Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan
atas kerugian perusahaan, apabila dapat membuktikan :
UU 40/2007 Pasal 97 (5)
a.
Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya;
b.
Telah melakukan pengurusan dengan itikad
baik dan kehati-hatian untuk kepentingan
Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perusahaan;
c.
Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik
langsung maupun tidak langsung atas tindakan
pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
d.
Telah mengambil tindakan untuk mencegah
timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut
Program Pengenalan dan Pelatihan/Pembelajaran
1.
Program Pengenalan
Kepada anggota Direksi yang diangkat untuk pertama
kalinya wajib diberikan program pengenalan mengenai
Perusahaan yang bersangkutan. Tanggung jawab untuk
mengadakan program pengenalan tersebut berada
pada Sekretaris Perusahaan.
PER-01/MBU/2011 Pasal
43 (1,2,3, 4)
Program pengenalan meliputi antara lain:
60
PT PLN Batubara
BAB IV Direksi
Good
Corporate
a.
Pelaksanaan prinsip-prinsip
Governance oleh perusahaan;
b.
Gambaran mengenai perusahaan berkaitan
dengan tujuan, sifat dan lingkup kegiatan,
kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana
usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi
kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis
lainnya;
c.
Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang
didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem
dan kebijakan pengendalian internal, termasuk
Komite Audit;
d.
Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab
Direksi serta hal-hal yang tidak diperbolehkan.
Program pengenalan perusahaan dapat berupa
presentasi, pertemuan, kunjungan ke perusahaan
dan pengkajian dokumen atau program lainnya yang
dianggap sesuai dengan perusahaan di mana program
tersebut dilaksanakan.
2.
Program Pelatihan/Pembelajaran
Direksi melaksanakan program pelatihan/ pembelajaran
dalam rangka meningkatkan kompetensi anggota
Direksi sesuai kebutuhan.
Perusahaan
menyediakan
program
pelatihan/
pembelajaran Direksi yang didukung dengan dana
yang dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan.
Program tersebut dibuat oleh Direksi secara
terstruktur dan sistematis yang dapat berupa tambahan
pengetahuan yang bersifat informal berupa seminar,
training, workshop, studi banding.
PT PLN Batubara
61
BAB IV Direksi
I.
Rapat Direksi
Keputusan
dan
Mekanisme
Pengambilan
Rapat Direksi:
1.
Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap
waktu apabila:
a.
Dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota
Direksi;
b.
Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih
anggota Dewan Komisaris;
c.
Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang
atau lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari
jumlah seluruh saham hak suara.
AD Pasal 12 (4)
2.
Direksi harus menetapkan tata tertib rapat Direksi.
PER-01/MBU/2011 Pasal
24 (2)
3.
Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil
keputusan-keputusan yang mengikat, apabila dihadiri
atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah
anggota Direksi.
AD Pasal 12 (10)
4.
Panggilan rapat Direksi dilakukan secara tertulis oleh
anggota Direksi yang berhak mewakili Perusahaan
dan disampaikan jangka waktu paling lambat 3 (tiga)
hari sebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang
lebih singkat. Panggilan rapat Direksi dapat dilakukan
melalui sarana elektronik
agar pemberitahuan
mengenai agenda rapat dapat lebih cepat disampaikan,
tanpa mengenyampingkan ketentuan Anggaran Dasar
mengenai tata cara panggilan rapat tertulis.
AD Pasal 12 (7,8, 9)
Panggilan rapat mencantumkan acara, tanggal, waktu
dan tempat rapat.
Panggilan rapat terlebih dahulu tidak disyaratkan apabila
semua anggota Direksi hadir dalam rapat.
62
PT PLN Batubara
BAB IV Direksi
5.
Semua rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama.
AD Pasal 12 (12)
6.
Rapat Direksi dapat juga dilakukan melalui media
telekonferensi, video konferensi, atau sarana media
elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta
rapat saling melihat dan mendengar secara langsung
serta berpartisipasi dalam rapat
UU 40/2007 Pasal 77
7.
Risalah rapat Direksi harus dibuat untuk setiap rapat
Direksi yang memuat segala sesuatu yang dibicarakan
dan diputuskan dalam rapat, termasuk tetapi tidak
terbatas pada pendapat-pendapat yang berkembang
dalam rapat, baik pendapat yang mendukung maupun
tidak mendukung atau pendapat berbeda (dissenting
opinion), serta alasan ketidakhadiran anggota Direksi
apabila ada.
PER-01/MBU/2011 Pasal
24 (3)
Rapat yang dilaksanakan melalui sarana elektronik
harus dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan
ditandatangani oleh semua peserta rapat Direksi.
Dokumen elektronik dapat dipakai sebagai bukti sah
risalah rapat selain dari risalah rapat tertulis.
8.
Setiap anggota Direksi berhak menerima salinan risalah
rapat Direksi, baik yang bersangkutan hadir maupun
tidak hadir dalam rapat Direksi tersebut
PER-01/MBU/2011 pasal
24 (4)
9.
Risalah asli dari setiap rapat Direksi harus disimpan
oleh perusahaan.
PER-01/MBU/2011 Pasal
24 (5)
10. Jumlah rapat Direksi serta jumlah kehadiran masingmasing anggota Direksi dalam setiap rapat Direksi
dimuat dalam Laporan Tahunan.
PER-01/MBU/2011 Pasal
24 (6)
Mekanisme Pengambilan Keputusan
1.
Semua keputusan dalam rapat diambil dengan
musyawarah untuk mufakat, apabila tidak tercapai
kesepakatan maka keputusan diambil dengan suara
terbanyak biasa;
PT PLN Batubara
AD Pasal 12 (18,19)
63
BAB IV Direksi
2.
Untuk memberikan suara dalam pengambilan keputusan,
seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat
hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan kuasa
tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan itu.
AD Pasal 12 (16, 17)
Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakili seorang
anggota Direksi lainnya;
64
3.
Setiap anggota Direksi berhak untuk mengeluarkan
1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suara untuk anggota
Direksi yang diwakilinya;
AD Pasal 12 (20)
4.
Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama
banyaknya, maka keputusan rapat adalah yang sesuai
dengan pendapat ketua rapat;
AD Pasal 12 (21
5.
Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang
diajukan dalam rapat dan bertanggung jawab atas hasil
keputusan rapat;
AD Pasal 12 (23)
6.
Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif dan hasil
pemungutan suara belum mendapatkan satu alternatif
dengan suara lebih dari ½ (satu per dua) bagian
dari jumlah suara yang dikeluarkan, maka dilakukan
pemilihan ulang terhadap dua usulan yang memperoleh
suara terbanyak sehingga salah satu usulan memperoleh
suara lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan;
AD Pasal 12 (22)
7.
Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak
dihitung dalam menentukan jumlah suara yang
dikeluarkan dalam rapat;
AD Pasal12 (24)
8.
Keputusan dapat pula diambil di luar rapat Direksi
sepanjang seluruh anggota Direksi menyetujui secara
tertulis dan menandatangani tentang cara dan materi
yang diputuskan;
AD Pasal 12 (2)
9.
Direksi menetapkan standar waktu tingkat kesegeraan
pengambilan keputusan Direksi;
SK-16/S.MBU/2012
PT PLN Batubara
BAB IV Direksi
10.
J.
Direksi menetapkan ketentuan tentang kesegeraan
untuk mengkomunikasikan kepada tingkatan organisasi
di bawah Direksi terkait keputusan tersebut, maksimal
7 hari sejak disahkan/ ditandatangani.
SK-16/S.MBU/2012
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)
Direksi wajib menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) yang
merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan
yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
PER-01/MBU/2011 Pasal
20 (1)
1.
PER-01/MBU/2011 Pasal
20 (2)
Muatan RJPP
RJPP sekurang-kurangnya memuat :
2.
a.
Evaluasi pelaksanaan Rencana Jangka Panjang
sebelumnya;
b.
Posisi Perusahaan saat ini;
c.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan
RJPP;
d.
Penetapan misi, sasaran, strategi, kebijakan dan
program kerja jangka panjang.
Penyusunan dan Pengesahan RJPP
a.
Dewan Komisaris mengkaji dan memberikan
pendapat mengenai RJPP yang disiapkan Direksi
sebelum ditandatangani bersama;
PER-01/MBU/2011 Pasal
20 (3)
b.
Rancangan RJPP yang telah ditandatangani Direksi
bersama dengan Dewan Komisaris, disampaikan
kepada RUPS untuk mendapat pengesahan;
KEP-102/MBU/2002 Pasal
6 (3)
c.
Pengesahan RJPP ditetapkan selambat-lambatnya
dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah
diterimanya Rancangan RJPP secara lengkap;
KEP-102/MBU/2002 Pasal
6 (5)
d.
Jika dalam waktu tersebut Rancangan RJPP
belum disahkan, maka Rancangan RJPP tersebut
dianggap telah mendapat persetujuan;
KEP-102/MBU/2002 Pasal
6 (6)
PT PLN Batubara
65
BAB IV Direksi
e.
K.
Dalam waktu 60 (enam puluh) hari sebelum
berakhirnya RJPP, Direksi wajib menyampaikan
RJPP periode berikutnya.
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Direksi wajib menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) sebagai penjabaran tahunan dari RJPP.
1.
2.
66
KEP-102/MBU/2002
Pasal 9
PER-01/MBU/2011 Pasal
21 (1)
Muatan RKAP
RKAP sekurang-kurangnya memuat :
a.
Misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan
perusahaan dan program kerja/kegiatan;
b.
Anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap
anggaran program kerja/kegiatan;
c.
Proyeksi keuangan
perusahaan;
d.
Program kerja Dewan Komisaris;
e.
Hal-hal lain yang memerlukan Keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
perusahaan
dan
PER-01/MBU/2011 Pasal
21 (2)
AD Pasal 17 (1)
anak
Penyusunan dan Pengesahan RKAP
a.
Rancangan RKAP yang telah ditandatangani
oleh seluruh anggota Direksi disampaikan
kepada Dewan Komisaris untuk ditelaah dan
ditandatangani sebelum disampaikan kepada
Pemegang Saham.
AD Pasal 17 (2)
b.
Rancangan RKAP yang telah ditandatangani
oleh semua anggota Direksi dan semua anggota
Dewan Komisaris disampaikan oleh Direksi
kepada Pemegang Saham paling lambat 60 (enam
puluh) hari sebelum tahun buku RKAP yang
bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan
RUPS dengan memperhatikan ketentuan yang
berlaku.
AD Pasal 17 (3)
PT PLN Batubara
BAB IV Direksi
L.
c.
Rancangan RKAP disetujui oleh RUPS paling
lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun
anggaran berjalan (tahun anggaran RKAP yang
bersangkutan).
AD Pasal 17 (4)
d.
Dalam hal rancangan RKAP belum disampaikan
oleh Direksi dan/atau RKAP belum disetujui
dalam kurun waktu tersebut di atas, maka RKAP
tahun sebelumnya yang diberlakukan.
AD Pasal 17 (5)
Hubungan Kerja antara Dewan Komisaris dan
Direksi
1.
Dewan Komisaris dan Direksi mempunyai tanggung
jawab untuk memelihara kesinambungan usaha
perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu,
Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan
persepsi terhadap visi, misi dan nilai-nilai (values)
perusahaan
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
2.
Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam
mengambil keputusan operasional. Dalam hal Dewan
Komisaris mengambil keputusan mengenai hal-hal
yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan
perundang-undangan, pengambilan keputusan tersebut
dilakukan dalam fungsinya sebagai pengawas, sehingga
keputusan kegiatan operasional tetap menjadi tanggung
jawab Direksi. Kewenangan yang ada pada Dewan
Komisaris tetap dilakukan dalam fungsinya sebagai
pengawas dan penasihat.
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
PT PLN Batubara
67
BAB V
ORGAN PENDUKUNG
Pedoman Tata Kelola Perusahaan
BAB V
ORGAN PENDUKUNG
A.
Organ Pendukung Dewan Komisaris
PER-12/MBU/2012
Organ pendukung Dewan Komisaris adalah perangkat Dewan
Komisaris yang berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam
melaksanakan tugasnya.
UU 40/2007 Pasal 1 (5)
1.
Sekretariat Dewan Komisaris
a.
b.
Pengangkatan dan pemberhentian
1)
Dewan Komisaris dapat membentuk
sekretariat Dewan Komisaris yang dipimpin
oleh seorang sekretaris Dewan Komisaris
dibantu oleh staf sekretaris Dewan
Komisaris;
2)
Sekretaris Dewan Komisaris dan staf
sekretaris Dewan Komisaris diangkat dan
diberhentikan oleh Dewan Komisaris;
3)
Sekretaris Dewan Komisaris berasal dari
luar Perusahaan.
Tugas sekretariat Dewan Komisaris
1)
PER-12/MBU/2012
PER-12/MBU/2012
Sekretaris Dewan Komisaris bertugas
melakukan kegiatan untuk membantu
Dewan Komisaris dalam melaksanakan
tugasnya berupa :
(a)
PT PLN Batubara
PER-12/MBU/2012
Mempersiapkan rapat, termasuk
undangan rapat dan bahan rapat
yang disampaikan kepada seluruh
Dewan Komisaris dan pihak lain yang
diundang;
SK-16/S.MBU/2012
71
BAB V Organ Pendukung
2)
72
(b)
Membuat risalah rapat Dewan
Komisaris sesuai ketentuan anggaran
dasar Perusahaan;
(c)
Menyediakan data/informasi berkaitan
dengan monitoring tindak lanjut hasil
keputusan, rekomendasi dan arahan
Dewan Komisaris;
(d)
Mengadministrasikan
dokumen
Dewan Komisaris, baik surat masuk,
surat keluar, risalah rapat maupun
dokumen lainnya;
(e)
Menyusun rancangan rencana kerja
dan anggaran Dewan Komisaris;
(f)
Menyusun rancangan laporan Dewan
Komisaris;
(g)
Melaksanakan tugas lain dari Dewan
Komisaris.
Melaksanakan tugas lain berupa :
(a)
Memastikan bahwa Dewan Komisaris
mematuhi peraturan perundangundangan serta menerapkan prinsipprinsip GCG;
(b)
Memberikan
informasi
yang
dibutuhkan oleh Dewan Komisaris
secara berkala dan/atau sewaktuwaktu apabila diminta;
(c)
Mengkoordinasikan
anggota
komite, jika diperlukan dalam
rangka memperlancar tugas Dewan
Komisaris;
(d)
Sebagai penghubung (liason officer)
Dewan Komisaris dengan pihak lain.
PT PLN Batubara
BAB V Organ Pendukung
3)
c.
Dalam rangka tertib administrasi dan
pelaksanaan tata kelola Perusahaan yang
baik, sekretaris Dewan Komisaris wajib
memastikan dokumen penyelenggaraan
kegiatan tersimpan dengan baik di
Perusahaan.
Masa jabatan sekretaris dan staf sekretaris
Dewan Komisaris
PER-12/MBU/2012
Masa jabatan sekretaris dan staf sekretaris Dewan
Komisaris ditetapkan oleh Dewan Komisaris
maksimal 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk paling lama 2 (dua) tahun dengan
tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk
memberhentikannya sewaktu-waktu.
d.
e.
PT PLN Batubara
Persyaratan sekretaris Dewan Komisaris
Sekretaris Dewan Komisaris harus memenuhi
persyaratan :
1)
Memahami sistem pengelolaan pengawasan
dan pembinaan BUMN;
2)
Memiliki integritas yang baik;
3)
Memahami fungsi kesekretariatan;
4)
Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi
dan berkoordinasi dengan baik.
Penghasilan sekretaris Dewan Komisaris
1)
Penghasilan sekretaris dan staf sekretaris
Dewan Komisaris ditetapkan oleh Dewan
Komisaris
dengan
memperhatikan
kemampuan Perusahaan
2)
Besaran dan jenis penghasilan sekretaris
Dewan Komisaris dapat terdiri dari :
PER-12/MBU/2012
PER-12/MBU/2012
73
BAB V Organ Pendukung
f.
(a)
Honorarium maksimal sebesar 15%
(lima belas persen) dari gaji Direktur
Utama Perusahaan;
(b)
Fasilitas;
(c)
Tunjangan; dan/atau
(d)
Tantiem atau insentif kinerja.
3)
Besaran dan jenis penghasilan staf
sekretaris Dewan Komisaris ditetapkan
oleh Dewan Komisaris dengan ketentuan
total penghasilan setahun tidak lebih besar
dari penghasilan organ pendukung Dewan
Komisaris lainnya.
4)
Pajak atas penghasilan sekretaris dan staf
sekretaris Dewan Komisaris ditanggung
Perusahaan, kecuali tantiem/insentif kinerja
bagi sekretaris Dewan Komisaris dan bonus
bagi staf sekretaris Dewan Komisaris.
Akses dan kerahasiaan Informasi
1)
Berdasarkan surat penugasan tertulis dari
Dewan Komisaris, sekretariat Dewan
Komisaris dapat mengakses catatan atau
informasi tentang karyawan, dana, asset,
serta sumber daya lainnya milik Perusahaan
yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugasnya.
2)
Sekretariat Dewan Komisaris wajib
melaporkan secara tertulis hasil penugasan
kepada Dewan Komisaris.
PER-12/MBU/2012
Sekretaris Dewan Komisaris wajib menjaga
kerahasiaan dokumen, data, dan informasi
Perusahaan, baik dari pihak eksternal dan hanya
digunakan untuk kepentingan pelaksanaan
tugasnya.
74
PT PLN Batubara
BAB V Organ Pendukung
g.
Evaluasi kinerja sekretaris Dewan Komisaris
PER-12/MBU/2012
Evaluasi terhadap kinerja sekretaris Dewan
Komisaris dilakukan setiap 1 (satu) tahun dengan
menggunakan metode yang ditetapkan Dewan
Komisaris.
2.
Komite Audit
a.
PT PLN Batubara
Pengangkatan dan pemberhentian komite audit
1)
Dewan Komisaris wajib membentuk komite
audit yang terdiri dari ketua dan anggota;
2)
Ketua dan anggota komite audit diangkat
dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris;
3)
Ketua komite audit adalah anggota Dewan
Komisaris yang merupakan anggota Dewan
Komisaris Independen atau anggota
Dewan Komisaris yang dapat bertindak
independen;
4)
Anggota komite audit dapat berasal dari
anggota Dewan Komisaris atau dari luar
Perusahaan;
5)
Pengangkatan dan pemberhentian anggota
komite audit dilaporkan kepada RUPS;
6)
Anggota komite audit yang merupakan
anggota Dewan Komisaris berhenti dengan
sendirinya apabila masa jabatannya sebagai
anggota Dewan Komisaris berhenti;
7)
Dalam hal terdapat anggota Dewan
Komisaris yang menjabat sebagai ketua
komite audit berhenti sebagai anggota
Dewan Komisaris, maka ketua komite audit
wajib diganti oleh anggota Dewan Komisaris
lainnya dalam waktu paling lambat 30 (tiga
puluh) hari.
PER-12/MBU/2012
75
BAB V Organ Pendukung
b.
Tugas Komite Audit
1)
Komite audit bekerja secara kolektif dalam
melaksanakan tugasnya membantu Dewan
Komisaris.
2)
Komite audit bersifat mandiri baik dalam
pelaksanaan tugasnya maupun dalam
pelaporan, dan bertanggung jawab kepada
Dewan Komisaris.
3)
Komite audit bertugas untuk:
4)
76
(a)
Membantu Dewan Komisaris untuk
memastikan
efektivitas
sistem
pengendalian intern dan efektivitas
pelaksanaan tugas eksternal auditor
dan internal auditor;
(b)
Menilai pelaksanaan kegiatan serta
hasil audit yang dilaksanakan oleh
satuan pengawasan intern maupun
auditor eksternal;
(c)
Memberikan rekomendasi mengenai
penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen serta pelaksanaannya;
(d)
Memastikan telah terdapat prosedur
evaluasi yang memuaskan terhadap
segala informasi yang dikeluarkan
Perusahaan;
(e)
Melakukan identifikasi hal-hal yang
memerlukan
perhatian
Dewan
Komisaris serta tugas-tugas Dewan
Komisaris lainnya.
PER-12/MBU/2012
Selain tugas tersebut diatas, Dewan
Komisaris dapat memberikan penugasan
lain kepada komite audit yang ditetapkan
dalam piagam komite audit.
PT PLN Batubara
BAB V Organ Pendukung
c.
Masa jabatan anggota komite audit
PER-12/MBU/2012
Masa jabatan anggota komite audit yang bukan
merupakan anggota Dewan Komisaris Perusahaan
paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang
satu kali selama 2 (dua) tahun masa jabatan,
dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris
untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
d.
Persyaratan keanggotaan komite audit
PER-12/MBU/2012
1)
PER 12/MBU/2012
2)
PT PLN Batubara
Anggota komite audit harus memenuhi
persyaratan:
(a)
Memiliki integritas yang baik dan
pengetahuan serta pengalaman kerja
yang cukup di bidang pengawasan/
pemeriksaan;
(b)
Tidak
memiliki
kepentingan/
keterkaitan pribadi yang dapat
menimbulkan dampak negatif dan
benturan kepentingan terhadap
perusahaan;
(c)
Mampu berkomunikasi secara efektif;
(d)
Dapat menyediakan waktu yang
cukup untuk menyelesaikan tugasnya;
dan
(e)
Persyaratan lain yang ditetapkan
dalam piagam komite audit, jika
diperlukan.
Salah seorang dari anggota komite audit
harus memiliki latar belakang pendidikan
atau memiliki keahlian di bidang akuntansi
atau keuangan, dan salah seorang harus
memahami industry/bisnis Perusahaan.
77
BAB V Organ Pendukung
e.
3.
1)
Penghasilan
anggota
komite
audit
ditetapkan oleh Dewan Komisaris dengan
memperhatikan kemampuan Perusahaan.
2)
Penghasilan anggota komite audit berupa
honorarium maksimal sebesar 20%
(dua puluh persen) dari gaji Direktur
Utama Perusahaan, dengan ketentuan
pajak ditanggung Perusahaan, dan tidak
diperkenankan menerima penghasilan lain
selain honorarium tersebut.
3)
Anggota Dewan Komisaris yang menjadi
/anggota komite audit tidak diberikan
penghasilan tambahan dari jabatan tersebut
selain penghasilan sebagai anggota Dewan
Komisaris.
Komite Lain
a.
78
Penghasilan anggota komite audit
PER 12/MBU/2012
PER-12/MBU/2012
Pengangkatan dan pemberhentian komite-komite
lain
1)
Dewan Komisaris dapat membentuk
satu komite lain yang nama dan tugasnya
disesuaikan dengan kebutuhan Dewan
Komisaris yang terdiri dari ketua dan
anggota.
2)
Ketua dan anggota komite lain diangkat dan
diberhentikan oleh Dewan Komisaris.
3)
Ketua komite lain adalah anggota Dewan
Komisaris.
4)
Anggota lain dapat dijabat oleh Dewan
Komisaris atau berasal dari luar
Perusahaan.
PT PLN Batubara
BAB V Organ Pendukung
b.
5)
Pemberhentian dan pengangkatan ketua
dan anggota komite lain, dilaporkan kepada
RUPS.
6)
Anggota komite lain yang merupakan
anggota Dewan Komisaris, berhenti dengan
sendirinya apabila masa jabatannya sebagai
Dewan Komisaris berakhir.
7)
Dalam hal terdapat anggota Dewan
Komisaris yang menjabat sebagai ketua
komite lain berhenti sebagai anggota
Dewan Komisaris, maka ketua komite lain
wajib diganti oleh anggota Dewan Komisaris
lainnya dalam waktu paling lambat 30 (tiga
puluh) hari.
Tugas komite Lain
1)
Komite lain bekerja secara kolektif dalam
melaksanakan tugasnya membantu Dewan
Komisaris.
2)
Komite lain bersifat mandiri baik dalam
pelaksanaan tugasnya maupun dalam
pelaporan, dan bertanggung jawab langsung
kepada Dewan Komisaris.
Tugas komite lain ditetapkan oleh Dewan
Komisaris dalam piagam komite sesuai dengan
kebutuhan Dewan Komisaris.
c.
Masa Jabatan Anggota Komite Lain
PER-12/MBU/2012
Masa jabatan anggota komite lain yang bukan
merupakan anggota Dewan Komisaris Perusahaan
paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang
satu kali selama 2 (dua) tahun masa jabatan,
dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris
untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.
PT PLN Batubara
79
BAB V Organ Pendukung
d.
e.
80
Persyaratan keanggotaan komite Lain
1)
Memiliki integritas yang baik dan
pengetahuan serta pengalaman kerja yang
cukup yang berhubungan dengan tugas
komite lain;
2)
Tidak memiliki kepentingan/keterkaitan
pribadi yang dapat menimbulkan dampak
negatif dan benturan kepentingan terhadap
BUMN yang bersangkutan;
3)
Memiliki pengetahuan yang memadai di
bidang usaha BUMN,dan dapat menyediakan
waktu yang cukup untuk menyelesaikan
tugasnya;
4)
Mampu bekerjasama dan berkomunikasi
secara efektif.
Penghasilan Anggota Komite Lain
1)
Penghasilan
anggota
komite
lain
ditetapkan oleh Dewan Komisaris dengan
memperhatikan kemampuan Perusahaan.
2)
Penghasilan anggota komite lain berupa
honorarium maksimal sebesar 20%
(dua puluh persen) dari gaji Direktur
Utama Perusahaan, dengan ketentuan
pajak ditanggung Perusahaan dan tidak
diperkenankan menerima penghasilan lain
selain honorarium tersebut.
3)
Anggota Dewan Komisaris yang menjadi
ketua/anggota komite tidak diberikan
penghasilan tambahan dari jabatan tersebut
selain penghasilan sebagai anggota Dewan
Komisaris.
PER-12/MBU/2012
PER-12/MBU/2012
PT PLN Batubara
BAB V Organ Pendukung
4.
Tata Kerja Komite
1.
2.
3.
PT PLN Batubara
PER-12/MBU/2012
Piagam Komite
a)
Dewan Komisaris menetapkan piagam
komite berdasarkan usulan komite yang
ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala.
b)
Asli piagam komite disampaikan kepada
Direksi untuk didokumentasikan.
PER-12/MBU/2012
SK-16/S.MBU/2012
Rencana Kerja dan Penganggaran
a)
Sebelum tahun buku berjalan, komite wajib
menyusun dan menyampaikan rencana
kerja dan anggaran tahunan kepada Dewan
Komisaris untuk ditetapkan.
b)
Salinan rencana kerja dan anggaran komite
disampaikan oleh Dewan Komisaris kepada
Direksi untuk diketahui.
c)
Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran
tahunan komite dilaporkan kepada Dewan
Komisaris.
PER-12/MBU/2012
SK-16/S.MBU/2012
Rapat-rapat Komite
a)
Komite mengadakan rapat sekurangkurangnya sama dengan ketentuan minimal
rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan
dalam anggaran dasar.
b)
Setiap rapat komite dituangkan dalam
risalah rapat yang ditandatangani oleh
seluruh anggota komite yang hadir.
c)
Risalah rapat disampaikan disampaikan
secara tertulis oleh komite kepada Dewan
Komisaris.
d)
Kehadiran anggota komite dalam rapat,
dilaporkan dalam laporan triwulanan dan
laporan tahunan komite.
81
BAB V Organ Pendukung
4.
5.
6.
Pelaporan
a)
Komite bertanggung jawab kepada Dewan
Komisaris dan wajib menyampaikan
laporan kepada Dewan Komisaris atas
setiap pelaksanaan tugas, disertai dengan
rekomendasi jika diperlukan.
b)
Komite membuat laporan triwulanan dan
laporan tahunan kepada Dewan Komisaris.
c)
Laporan komite ditandatangani oleh ketua
dan anggota komite.
Akses dan Kerahasiaan Informasi
a)
Komite bertanggung jawab kepada Dewan
Komisaris dan wajib menyampaikan
laporan kepada Dewan Komisaris atas
setiap pelaksanaan tugas, disertai dengan
rekomendasi jika diperlukan.
b)
Komite wajib melaporkan secara tertulis
hasil penugasan kepada Dewan Komisaris.
c)
Komite wajib menjaga kerahasiaan
dokumen, data dan informasi Perusahaan,
baik dari pihak internal maupun pihak
eksternal dan hanya digunakan untuk
kepentingan pelaksanaan tugasnya.
Evaluasi Kinerja Komite
PER-12/MBU/2012
PER-12/MBU/2012
PER-12/MBU/2012
Evaluasi terhadap kinerja komite dilakukan setiap
1 (satu) tahun dengan menggunakan metode yang
ditetapkan Dewan Komisaris.
82
PT PLN Batubara
BAB V Organ Pendukung
B.
Satuan Pengawas Internal (SPI) / Internal Audit
1.
PER-12/MBU/2012
Pengertian
Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah unit kerja yang
menjalankan fungsi audit internal.
Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi
yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan
operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi
untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan
yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi
dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko,
pengendalian, dan proses governance.
2.
3.
Struktur dan Kedudukan
a.
SPI dipimpin oleh seorang Kepala SPI.
b.
Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur Utama berdasarkan mekanisme
internal perusahaan dengan persetujuan Dewan
Komisaris.
c.
Kepala SPI bertanggungjawab secara langsung
kepada Direktur Utama
PER-01/MBU/2011
Pasal 28 (3)
Persyaratan
Persyaratan Auditor SPI antara lain
a.
Memiliki integritas dan perilaku yang profesional,
independen, jujur, dan obyektif dalam pelaksanaan
tugasnya;
b.
Memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai
teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan
dalam bidang tugasnya;
PT PLN Batubara
Kep-496/BL/2008
83
BAB V Organ Pendukung
4.
5.
84
c.
Memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara
efektif;
d.
Mematuhi kode etik;
e.
Bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian
dan kemampuan profesionalismenya secara
terus-menerus.
Hak dan Kewenangan
a.
Mengakses seluruh informasi yang relevan
tentang perusahaan;
b.
Melakukan
komunikasi
secara
langsung
dengan Direksi, Komite Audit, dan atau Dewan
Komisaris;
c.
Mengadakan pertemuan secara berkala dan
insidentil dengan Direksi, Komite Audit, dan atau
Dewan Komisaris;
d.
Melakukan koordinasi kegiatannya
kegiatan Auditor Eksternal;
e.
Menetapkan metode, cara, teknik dan pendekatan
audit yang akan dilakukan.
Kep-496/BL/2008
dengan
Standar Profesi Audit
Internal, 2004
Tugas dan Tanggungjawab
a.
Menyusun serta melaksanakan rencana audit
internal;
b.
Menguji
dan
mengevaluasi
pelaksanaan
pengendalian intern sesuai dengan kebijakan
perusahaan;
c.
Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas
efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan,
akuntansi, operasional, teknologi informasi dan
kegiatan lainnya;
Kep-496/BL/2008
PT PLN Batubara
BAB V Organ Pendukung
6.
d.
Memberikan saran perbaikan dan informasi yang
obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada
semua tingkatan manajemen;
e.
Membuat
laporan
hasil
audit
dan
menyampaikannya ke Direktur Utama dan Dewan
Komisaris dengan tembusan ke Komite Audit;
f.
Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
direkomendasikan;
g.
Mendukung pelaksanaan tugas Komite Audit; dan
h.
Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukannya.
i.
Melakukan
diperlukan.
pemeriksaan
khusus
apabila
Pola Hubungan
a.
PT PLN Batubara
Hubungan Komite Audit dengan SPI
1)
Pola hubungan antara Komite Audit dengan
SPI harus dituangkan dalam Piagam Komite
Audit dan Piagam SPI.
2)
SPI menyampaikan rencana audit internal
tahunan kepada Dewan Komisaris c.q.
Komite Audit.
3)
Komite Audit melakukan kajian atas rencana
audit internal tahunan yang disampaikan
oleh SPI.
4)
Secara berkala Komite Audit dan SPI
melakukan rapat koordinasi untuk
membahas
antara
lain
efektivitas
pengendalian intern, penyajian laporan
keuangan, kebijakan akuntansi, laporan hasil
audit, program kerja audit, dan hambatan
pelaksanaan audit.
Best Practices
85
BAB V Organ Pendukung
b.
C.
5)
Penyampaian laporan hasil audit SPI maupun
laporan kegiatan SPI kepada Dewan
Komisaris c.q. Komite Audit diatur dalam
masing-masing Piagam SPI dan Piagam
Komite Audit.
6)
Komite Audit melakukan kajian atas
efektivitas pelaksanaan tugas SPI.
Hubungan SPI dengan Auditor Eksternal
1)
SPI
melaksanakan
koordinasi
dan
memfasilitasi pelaksanaan tugas Auditor
Eksternal untuk terciptanya kelancaran
pelaksanaan tugas.
2)
SPI bersama dengan Komite Audit
melakukan pembahasan terhadap sasaran
dan ruang lingkup audit yang akan
dilakukan Auditor Eksternal dan untuk
memastikan semua risiko yang penting
telah dipertimbangkan.
3)
SPI bersama dengan Komite Audit
melakukan pemantauan atas pelaksanaan
tugas Auditor Eksternal.
Sekretaris Perusahaan
1.
Pengertian
Sekretaris Perusahaan merupakan penghubung (liaison
officer) antara Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang
Saham serta wakil perusahaan dalam berhubungan
dengan regulator, lembaga atau asosiasi lain yang
berkaitan dengan perusahaan.
86
PT PLN Batubara
BAB V Organ Pendukung
2.
3.
4.
Struktur dan Kedudukan
Struktur organisasi Sekretaris Perusahaan sesuai
dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugasnya
SK-16/S.MBU/2012
Posisi Sekretaris Perusahaan dalam struktur organisasi
di bawah Direktur Utama, diangkat dan diberhentikan
oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal
perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris
PER-01/MBU/2011 Pasal
29 (3)
Persyaratan
a.
Sekretaris perusahaan telah memenuhi kualifikasi
pendidikan yang ditentukan oleh perusahaan.
SK-16/S.MBU/2012
b.
Pengalaman professional dan kompetensi sesuai
yang ditentukan oleh perusahaan.
Job Description/KKJ
c.
Memahami dan menguasai praktik bisnis PT PLN
Batubara
Job Description/KKJ
Tugas dan Fungsi
a.
Memastikan bahwa perusahaan mematuhi
peraturan tentang persyaratan keterbukaan
sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG;
PER-01/MBU/2011 Pasal
29 (4.a)
b.
Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala
dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta;
PER-01/MBU/2011 Pasal
29 (4.b)
c.
Sebagai penghubung (liaison officer).
PER-01/MBU/2011 Pasal
29 (4.c)
d.
Menatausahakan serta menyimpan dokumen
perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada,
Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan
risalah rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan
RUPS;
PER-01/MBU/2011 Pasal
29 (4.d)
e.
Memberikan informasi yang materil dan relevan
kepada stakeholders;
SK-16/S.MBU/2012
PT PLN Batubara
87
BAB V Organ Pendukung
88
f.
Menyelenggarakan program pengenalan bagi
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas yang baru diangkat;
SK-16/S.MBU/2012
g.
Melaporkan pelaksanaan
Direktur Utama.
SK-16/S.MBU/2012
tugasnya
kepada
PT PLN Batubara
BAB VI
AUDITOR EKSTERNAL
Pedoman Tata Kelola Perusahaan
BAB VI
AUDITOR EKSTERNAL
A.
Pengertian
Auditor eksternal adalah pihak yang independen dan
profesional yang ditunjuk oleh RUPS dari calon-calon yang
diajukan oleh Dewan Komisaris untuk melakukan pemeriksaan
laporan keuangan Perseroan.
B.
PER-01/MBU/2011 Pasal
31 (1)
Persyaratan
1.
Auditor eksternal harus bebas dari pengaruh Dewan
Komisaris, Direksi dan pihak yang berkepentingan di
Perusahaan (stakeholders).
PER- 01/MBU/2011 Pasal
31 (4)
2.
Auditor eksternal tidak boleh memberikan jasa lain di
luar audit selama periode audit.
UU 5/2011 Pasal 28 (2c)
3.
Audit oleh auditor eksternal wajib mematuhi:
PMK No:17/ Pmk.01/
2008 Pasal 40
a.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI);
b.
Etika Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI);
c.
Peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang berhubungan dengan bidang jasa yang
diberikan.
PT PLN Batubara
91
BAB VI Auditor Eksternal
C.
Proses Penunjukan
Proses penunjukan Auditor Eksternal adalah sebagai berikut:
PER-01/MBU/2011 Pasal
31 (1)
Dewan Komisaris melalui Komite Audit melakukan
proses penunjukan calon auditor eksternal sesuai
dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa
perusahaan dan apabila diperlukan dapat meminta
bantuan Direksi dalam proses penunjukannya.
Dewan Komisaris wajib menyampaikan kepada RUPS
mengenai alasan pencalonan tersebut dan besarnya
honorarium/imbal jasa yang diusulkan untuk auditor
eksternal tersebut.
Auditor eksternal yang ditetapkan oleh RUPS harus
diikat dengan kontrak/perjanjian yang memuat hak dan
kewajiban masing-masing pihak.
Direksi dan/atau Dewan Komisaris dapat menunjuk
auditor eksternal untuk melakukan pemeriksaan
khusus (special audit).
Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan
Perusahaan dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk
6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang
Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku
berturut-turut.
Dalam hal proses penunjukkan Auditor Eksternal
dilimpahkan oleh RUPS kepada Pemegang Saham
Mayoritas, maka ketentuan di atas tidak berlaku.
PER- 01/MBU/2011 Pasal
31 (2)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
D.
Best Practices
PMK No:17/Pmk.01/
2008 Pasal 2 (3)
PMK No.17/Pmk.01/
2008 Pasal 3 (1)
Risalah RUPS pengesahan
RKAP tahun 2010
Kewenangan
Perusahaan harus menyediakan semua catatan akuntansi dan
data penunjang yang diperlukan oleh auditor eksternal.
92
PER-01/MBU/2011 Pasal
31 (3)
PER- 01/MBU/2011 Pasal
31 (5)
PT PLN Batubara
BAB VI Auditor Eksternal
E.
Tugas dan Tanggung Jawab
1.
2.
Memberikan pendapat secara independen dan obyektif
mengenai kewajaran, ketaat-azasan dan kesesuaian
laporan keuangan Perusahaan dengan standar Akuntansi
Keuangan.
Auditor eksternal melaporkan hasil auditnya kepada
Direksi dan Dewan Komisaris.
PT PLN Batubara
PER- 01/MBU/2011 Pasal
31 (5)
Best Practices
93
BAB VII
KEBIJAKAN POKOK PERUSAHAAN
Pedoman Tata Kelola Perusahaan
BAB VII
KEBIJAKAN POKOK PERUSAHAAN
A.
Pengendalian Internal
Pengendalian Internal merupakan suatu proses yang
dilaksanakan oleh Direksi, manajemen dan pegawai lainnya,
dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai
(reasonable assurance) dalam pencapaian tujuan organisasi
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan
Efektivitas pengendalian internal sangat dipengaruhi oleh
keunggulan dari pimpinan puncak yaitu Direksi, Dewan
Komisaris dan para Manajer dalam melakukan pengendalian
internal ini, antara lain :
COSO
Best Practices
1.
Keaktifan dan ketertiban Direksi, Dewan Komisaris dan
para Senior Manajer dalam berinteraksi secara wajar
dalam seluruh proses manajemen.
2.
Interaksi yang wajar antara SPI, Komite Audit dan
Auditor Eksternal dalam seluruh proses kerjanya
dengan menggunakan metode yang layak, berkecukupan
dan dapat diterima.
3.
Dalam melaksanakan peran pengawasan internal
hendaknya tetap mempertahankan azas manfaat dan
menjaga kewibawaan manajemen serta memperhatikan
pandangan dari pihak pelaksana proses.
4.
Direksi menetapkan suatu sistem pengendalian intern
yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset
perusahaan
PER-01/MBU/2011 Pasal
26 (1)
5.
Sistem pengendalian
mencakup:
PER-01/MBU/2011 Pasal
26 (1)
PT PLN Batubara
internal
yang
antara
lain
PER- 01/MBU/2011 Pasal
31 (4)
97
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
98
a.
Lingkungan pengendalian internal dalam
perusahaan yang dilaksanakan dengan disiplin dan
terstruktur.
b.
Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha
(risk assessment), yaitu suatu proses untuk
mengidentifikasi,menganalisis,menilai pengelolaan
risiko yang relevan.
c.
Aktivitas pengendalian, yaitu tindakan-tindakan
yang dilakukan dalam suatu proses pengendalian
terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat
dan unit dalam struktur organisasi perusahaan,
antara lain mengenai kewenangan, otorisasi,
verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja,
pembagian tugas dan keamanan terhadap asset
perusahaan.
d.
Sistem informasi dan komunikasi, yaitu suatu
proses penyajian laporan mengenai kegiatan
operasional,
finansial, serta ketaatan dan
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e.
Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap
kualitas sistem pengendalian internal, termasuk
fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit
dalam struktur organisasi perusahaan sehingga
sehingga dapat dilaksanakan secara optimal.
PER-01/MBU/2011 Pasal
26 (2)
PT PLN Batubara
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
B.
Manajemen Risiko
Direksi dalam setiap pengambilan keputusan /tindakan,harus
mempertimbangkan risiko usaha.
PER-01/MBU/2011 Pasal
25 (1), (3)
Pelaksanaan program manajemen risiko dapat dilakukan,dengan
membentuk unit kerja tersendiri yang ada dibawah Direksi
atau memberi penugasan kepada unit kerja yang ada dan
relevan untuk menjalankan fungsi manajemen risiko.
Manajemen risiko adalah suatu langkah yang terkoordinasi
untuk mengarahkan dan mengendalikan Perusahaan dalam
mengelola risikonya.
Penerapan manajemen risiko Perusahaan bertujuan untuk
meningkatkan kesiapan (preparedness) Perusahaan dalam
menghadapi ketidakpastian (uncertainly) yang semakin tinggi
di lingkungan global, regional maupun lokal yang berpotensi
mengancam sumber daya dan bahkan kelangsungan
Perusahaan.
C.
Peraturan Direksi PT PLN
(Persero)
No:0355.K/
DIR/2014 ttg Penerapan
Manajemen Risiko
di
Lingkungan
PT
PLN
(Persero)
Teknologi Informasi
Pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi
perusahaan dilakukan berdasarkan pada tata kelola teknologi
informasi.
PER-02/MBU/2013 Pasal
2
Perusahaan menetapkan Information Technology Master Plan
(ITMP) sebagai pedoman dalam pengembangan technology
informasi dan Information Technology Detail Plan (ITDP)
sebagai penjabaran lebih lanjut serta kebijakan pengelolaan
data, prosedur pengelolaan data dan pelaporan TI.
SK-16/S.MBU/2012
PT PLN Batubara
99
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
D.
Kebijakan Mutu
Perusahaan harus menerapkan sistem manajemen mutu di
semua fungsi dan tingkatan. Standar Operasi dan Prosedur
(SOP) yang digunakan dalam perusahaan dapat secara efektif
mengendalikan kualitas jasa produk dan pelayanan yang
dihasilkan.
Best Practices
Perusahaan selalu menjaga dan mengendalikan mutu produk
dan layanan dalam rangka meningkatkan daya saing dan
memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Sistem manajemen mutu harus selalu dikembangkan sejalan
dengan perubahan ketentuan perundang-undangan, tuntutan
pelanggan, meningkatkan daya saing.
E.
Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi
1.
100
Keterbukaan Informasi
a.
Perusahaan wajib mengungkapkan informasi
penting dalam Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan Perusahaan secara tepat waktu, akurat,
jelas, dan obyektif.
b.
Laporan Tahunan sekurang-kurangnya memuat:
1)
Laporan Keuangan yang terdiri atas
sekurang-kurangnya neraca akhir tahun
buku yang baru lampau dalam perbandingan
dengan tahun buku sebelumnya, laporan
laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan,
laporan arus kas, dan laporan perubahan
ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan
tersebut;
2)
Laporan mengenai kegiatan Perusahaan;
3)
Laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan;
PER-01/MBU/2011 Pasal
34
UU 40/2007 Pasal 66 (2)
PT PLN Batubara
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
c.
PT PLN Batubara
4)
Rincian masalah yang timbul selama tahun
buku yang mempengaruhi kegiatan usaha
Perusahaan;
5)
Laporan mengenai tugas pengawasan yang
telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris
selama tahun buku yang baru lampau;
6)
Nama anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris, pekerjaan mereka dan pekerjaan
utama mereka di luar Perusahaan;
7)
Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi
dan gaji atau honorarium dan tunjangan
bagi anggota Dewan Komisaris untuk tahun
buku yang lampau.
Informasi yang wajib disediakan oleh perusahaan
adalah:
UU 14/2008 Pasal 14
1)
Nama dan tempat kedudukan, maksud
dan tujuan serta jenis kegiatan usaha,
jangka waktu pendirian dan permodalan
sebagaimana tercantum dalam anggaran
dasar;
UU 40/2007 Pasal 66 (2)
2).
Nama lengkap pemegang saham, anggota
Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
3).
Laporan tahunan, laporan keuangan, neraca,
laporan laba rugi dan laporan tanggung
jawab sosial perusahaan yang telah diaudit;
4).
Hasil penilaian oleh auditor eksternal,
lembaga pemeringkat kredit dan lembaga
pemeringkat lainnya;
5).
Sistem dan alokasi dana remunerasi anggota
Komisaris dan Direksi;
6).
Kasus hukum yang berdasarkan UndangUndang sebagai informasi publik;
101
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
7).
Pedoman
pelaksanaan
tata
kelola
perusahaan yang baik berdasarkan
prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, kemandirian, dan
kewajaran;
8).
Pengumuman penerbitan efek yang bersifat
utang;
9).
Penggantian
perusahaan;
akuntan
yang
mengaudit
10). Perubahan tahun fiskal perusahaan;
11). Kegiatan penugasan Pemerintah dan/atau
kewajiban pelayanan umum atau subsidi;
12). Mekanisme pengadaan barang dan jasa;
13). Informasi lain yang ditentukan oleh UndangUndang.
2.
102
Kerahasiaan Informasi
a.
Kecuali disyaratkan dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan, anggaran dasar dan/atau
peraturan perusahaan, auditor eksternal, auditor
internal, dan Komite Audit, serta komite lainnya
jika ada, harus merahasiakan informasi yang
diperoleh sewaktu melaksanakan tugasnya;
PER-01/MBU/2011 Pasal
33 (1)
b.
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab
kepada perusahaan untuk menjaga kerahasiaan
informasi perusahaan;
PER-01/MBU/2011 Pasal
33 (2)
c.
Informasi yang berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan
dan/atau
ketentuan
perusahaan merupakan informasi rahasia yang
berkenaan dengan perusahaan, harus dirahasiakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan/atau ketentuan perusahaan;
PER-01/MBU/2011 Pasal
33 (3)
PT PLN Batubara
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
d.
F.
Perusahaan tidak mempubilkasikan informasi
yang bersifat rahasia, antara lain:
-
Informasi yang meliputi metode produksi,
metode pengolahan, metode penjualan
atau informasi lain di bidang teknologi dan/
atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan
tidak diketahui oleh masyarakat umum;
UU 30/2000 Pasal 2
-
Informasi yang dapat mengganggu
kepentingan perlindungan hak atas
kekayaan intelektual dan perlindungan dari
persaingan usaha tidak sehat;
UU 14/2008 Pasal 17.b
-
Informasi lainnya yang tidak boleh
diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.
UU 14/2008 Pasal 17.j
Hubungan dengan Pemegang Saham
Perusahaan akan memperlakukan Pemegang Saham sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Hak Pemegang Saham harus dilindungi dan dapat dilaksanakan
sesuai peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar
perusahaan.
Pemegang Saham yang memiliki saham dengan klasifikasi yang
sama harus diperlakukan setara (equal treatment)
PT PLN Batubara
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
PER-01/MBU/2011 Pasal
10
103
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
G.
Hubungan dengan Anak Perusahaan
Perusahaan dapat membentuk anak perusahaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pembentukan anak perusahaan untuk pengembangan bisnis
berkaitan dengan diversifikasi usaha yang dilakukan dalam
rangka memberikan nilai tambah dan mendukung bisnis
utama Perusahaan;
Best Practices
Kinerja anak perusahaan diukur dengan indikator kinerja
yang terdiri dari aspek keuangan, aspek operasional dan aspek
administrasi. Indikator kinerja tersebut juga didasarkan pada
jenis industri, pangsa pasar tertentu, nilai tambah ekonomis
dan/atau nilai strategis bagi Perusahaan.
H.
Pengelolaan Stakeholders
Perusahaan harus menghormati hak stakeholders yang timbul
berdasarkan peraturan perundangan-undangan dan/atau
perjanjian yang dibuat oleh perusahaan dengan karyawan,
pelanggan, pemasok, dan kreditur serta masyarakat sekitar
tempat usaha Perusahaan, dan stakeholders lainnya.
1.
104
PER-01/MBU/2011 Pasal
38
Karyawan
a.
Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan
pekerja, perusahaan menghormati hak asasi serta
hak dan kewajiban pekerja sesuai peraturan
perundangan yang berlaku;
UU 13/2003
b.
Direksi mempekerjakan, menetapkan gaji,
memberikan pelatihan, menetapkan jenjang
karir, serta , menentukan persyaratan kerja
lainnya tanpa memperhatikan latar belakang
etnik, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang
dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya
yang dilindungi oleh peraturan perundangan yang
berlaku;
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
PER-01/MBU/2011 Pasal
37 (1)
PT PLN Batubara
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
2.
c.
Sistem penilaian kinerja pekerja ditetapkan dan
dilaksanakan berdasarkan standar prestasi kerja
setiap jabatan / pekerjaan , yang dibuat secara adil
dan transparan.
Keputusan Direksi PT
PLN (Persero) 1504.K/
DIR/2011 tentang Sistem
Manajemen Kinerja
d.
Perusahaan wajib menyediakan lingkungan
kerja yang bebas dari segala bentuk tekanan
(pelecehan) yang mungkin timbul sebagai akibat
perbedaan watak, keadaan pribadi dan latar
belakang kebudayaan seseorang;
PER-01/MBU/2011 Pasal
37 (2)
e.
Peraturan kepegawaian diatur dalam Peraturan
Perusahaan/Perjanjian Kerja Bersama, yang diatur
sesuai ketentuan yang berlaku;
UU 13/2003
f.
Perusahaan harus mengembangkan kebijakan
dan prosedur manajemen sumber daya manusia
berdasar prinsip-prinsip yang disepakati dalam
Perjanjian Kerja Bersama dan prinsip-prinsip good
corporate governance;
UU 13/2003
g.
Setiap pekerja berhak/dapat membentuk dan
menjadi anggota Serikat Pekerja.
UU 13/2003 Pasal 104
(1)
Pelanggan
a.
Dalam pelayanan kepada pelanggan, Perusahaan
bertanggungjawab atas kualitas produk dan jasa
yang dihasilkan serta dampak negatif terhadap
keselamatan pengguna.
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
b.
Penanganan keluhan pelanggan dilakukan secara
profesional melalui mekanisme yang baku dan
transparan;
Best Practices
c.
Memelihara hubungan yang berkelanjutan dengan
pelanggan;
Best Practices
d.
Perusahaan memiliki metode untuk mengukur
tingkat kepuasan pelanggan
Best Practices
e.
Manajemen memastikan bahwa perusahaan
memperlakukan/melayani konsumen secara
benar dan jujur sesuai haknya.
Best Practices
PT PLN Batubara
105
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
3.
4.
106
Pemasok
a.
Menghormati hak stakeholders yang timbul
berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan atau perjanjian yang dibuat oleh
perusahaan dengan pemasok / penyedia barang
dan jasa;
Best Practices
b.
Menjalin kerjasama dengan pemasok yang
dilandasi itikad baik dan saling menguntungkan;
Best Practices
c.
Pengikatan dalam hubungan kerja dilakukan
berdasarkan prinsip persaingan usaha yang sehat
melalui pemilihan penyedia jasa dengan cara
pelelangan umum / terbatas / pemilihan langsung
/ penunjukan langsung sesuai Prosedur Pengadaan
Barang / Jasa yang berlaku di perusahaan.
Best Practices
Kreditur
RUPS memberi persetujuan kepada Perusahaan
untuk meminjam kepada Pemegang Saham Mayoritas
(Shareholder Loan) dan meminta kepada Direksi
Perusahaan untuk memenuhi semua persyaratan yang
ditetapkan oleh Pemegang Saham Mayoritas dalam
pencairan shareholder loan.
Risalah RUPS PT PLN
Batubara tentang
Pengesahan RKAP Tahun
2013
Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan berkewajiban
memenuhi covenant sebagaimana dimaksud dalam
Indenture of Guaranteed Note yang diterbitkan oleh
Majapahit Holding, B.V atas jaminan PT PLN (Persero)
dan covenant obligasi sebagaimana dimaksud dalam
Indenture Program Global Medium Term Note (GMTN)
PT PLN (Persero) Tahun 2011, dalam setiap aksi
korporasi yang diambil oleh Perusahaan antara lain
termasuk namun tidak terbatas pada transaksi additional
indebtedness, layering of indebtedness, liens, asset sales and
leaseback, issuance or sale of equity interest, issuance of
guarantees, merger and acquisition.
Keputusan Pemegang
Saham secara sirkuler
tentang Persetujuan dan
Pengesahan RKAP PT
PLN Batubara Tahun
Buku 2014
PT PLN Batubara
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
5.
6.
I.
Masyarakat
a.
Perusahaan harus memiliki peraturan yang dapat
menjamin terjaganya keselarasan hubungan antara
perusahaan dengan masyarakat sekitar.
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
b.
Perusahaan bertanggungjawab atas dampak
negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan usaha
perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan
di mana perusahaan beroperasi. Oleh karena
itu, perusahaan harus menyampaikan informasi
kepada masyarakat yang dapat terkena dampak
kegiatan perusahaan.
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
Pemerintah
a.
Perusahaan harus mempunyai maksud dan tujuan
serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundangundangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan;
UU 40/2007 Pasal 2
b.
Perusahaan mendukung penerimaan negara baik
langsung maupun tidak langsung sesuai peraturan
perundang-undangan.
Best Practices
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Pelestarian
Lingkungan
Perusahaan senantiasa memastikan bahwa aset dan lokasi
usaha serta fasilitas perusahaan lainnya memenuhi peraturan
perundang-undangan berkenaan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja serta pelestarian lingkungan.
J.
PER-01/MBU/2011 Pasal
36
Human Capital Management System
Human capital management system merupakan pedoman
pengelolaan sumber daya manusia yang kompetitif, adil
dan transparan, yang selaras dengan optimasi sumber daya
manusia terutama biaya-biaya jangka panjang yang harus
ditanggung perusahaan.
PT PLN Batubara
Keputusan Direksi PT
PLNBB tentang HCMS
107
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
K.
Pengelolaan Keuangan dan Sistem Akuntansi
Prosedur, kebijakan serta peraturan yang berhubungan
dengan pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi disusun
dan direview dengan memperhatikan standar akuntansi
keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta sebagai cerminan sistem pengendalian internal yang
baik yang menjamin keandalan sistem akuntansi keuangan.
Keputusan Direksi PT
PLNBB tentang HCMS
Perusahaan senantiasa memelihara catatan dan menyajikan
laporan keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum, yang mewajibkan pengungkapan seluruh transaksi
material yang mempengaruhi perubahan nilai asset, kewajiban
dan modal. Hal tersebut dilakukan untuk menghindarkan diri
dari penyelewengan keuangan.
Penyajian laporan keuangan (neraca, laporan rugi laba, laporan
arus kas, laporan perubahan ekuitas) pada setiap tahun buku,
dilaksanakan untuk memenuhi kepentingan semua pihak
yang terkait dengan perusahaan secara adil dan transparan
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia.
L.
108
Pengadaan Barang dan Jasa
Dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa perusahaan
menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
PER-05/MBU/2008
Pasal 2
1.
Efisien, berarti Pengadaan Barang dan Jasa diusahakan
untuk mendapatkan hasil yang optimal dan terbaik
dalam waktu yang cepat dengan menggunakan dana
dan kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan
bukan hanya didasarkan pada harga terendah;
Risalah RUPS PT PLN
Batubara tentang
Pengesahan RKAP Tahun
2013
2.
Efektif, berarti Pengadaan Barang dan Jasa sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan dan memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran
yang ditetapkan;
PT PLN Batubara
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
M.
3.
Kompetitif, berarti Pengadaan Barang dan Jasa terbuka
bagi Penyedia Barang dan Jasa yang memenuhi
persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang
sehat di antara Penyedia Barang dan Jasa yang setara
dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;
4.
Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi
mengenai Pengadaan Barang dan Jasa, termasuk syarat
teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil
evaluasi, penetapan calon Penyedia Barang dan Jasa,
sifatnya terbuka bagi peserta Penyedia Barang dan Jasa
yang berminat;
5.
Adil dan wajar, berarti memberikan perlakuan yang
sama bagi semua calon Penyedia Barang dan Jasa yang
memenuhi syarat;
6.
Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga menjauhkan dari
potensi penyalahgunaan dan penyimpangan.
Tata Kelola Penyediaan Batubara
Tata cara pelaksanaan penyediaan batubara perusahaan
dilaksanakan secara cepat dan tepat agar dapat segera
menyediakan batubara guna keperluan PLN termasuk anak
perusahaannya dalam mengamankan pasokan batubara
meliputi pengamanan mutu, pengamanan jumlah kebutuhan,
pengamanan saat penyerahan dan pengamanan biaya.
PT PLN Batubara
Keputusan Direksi
No:004.K/DIRPLNBB
/2011 tentang Tata Kelola
Penyediaan Batubara
109
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
N.
Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan di mana terdapat konflik
antara kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan
ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris
dan Direksi, serta karyawan perusahaan.
Pedoman Umum GCG
KNKG 2006
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan
perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk
kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihakpihak lain.
Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang
mengandung unsur benturan kepentingan, pihak yang
bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta.
O.
110
Tanggung Jawab Sosial
1.
Perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya
di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya
alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan;
UU 40/2007 Pasal 74 (1)
2.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan
kewajiban perusahaan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perusahaan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran;
UU 40/2007 Pasal 74 (2)
3.
Perusahaan ikut serta dalam memelihara kondisi sosial
yang tenang, aman, stabil, dan kondusif di lingkungan
lokasi usaha perusahaan.
Best Practices
PT PLN Batubara
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
P.
Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing
System)
Pelaporan pelanggaran (whistle blowing) adalah pengungkapan
tindakan pelanggaran atau perbuatan melawan hukum atau
korupsi atau perbuatan lain yang dapat merugikan Perusahaan
maupun stakeholder yang disampaikan oleh personil atau
badan hukum dari lingkungan internal maupun eksternal
Perusahaan kepada pimpinan Perusahaan untuk dapat diambil
tindakan atas pelaporan tersebut.
SE DIreksi PT PLN
(Persero) No.021.E/
DIR/2012 tentang Sistem
Pelaporan Pelanggaran
(WBS)
Penyelenggaraan Sistem Pelaporan Pelanggaran atau Whistle
Blowing System untuk memberikan kepastian dan keyakinan
bahwa laporan yang disampaikan akan ditindaklanjuti oleh
Direksi sekaligus memberikan keamanan pelapor pelanggaran
dan penerima laporan melalui jaminan kerahasiaan pelapor,
penyediaan perlindungan pelapor dan insentif untuk
pelapor yang memberikan laporan dengan benar dan dapat
ditindaklanjuti.
Q.
Etika Berusaha, Anti Korupsi dan Donasi
1.
Anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan karyawan
perusahaan dilarang untuk memberikan atau
menawarkan atau menerima baik langsung maupun
tidak langsung sesuatu yang berharga kepada atau dari
pelanggan atau seorang pejabat pemerintah untuk
mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah
dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
PER-01/MBU/2011 Pasal
40 (1)
2.
Tidak termasuk dalam pengertian di atas adalah
pemberian insentif kepada karyawan atau pihak lain yang
telah ditetapkan perusahaan dalam rangka kepentingan
perusahaan;
PER-01/MBU/2011 Pasal
40 (2)
PT PLN Batubara
111
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
R.
3.
Perusahaan wajib membuat suatu pedoman tentang
perilaku etika (code of conduct) yang pada dasarnya
memuat nilai-nilai etika berusaha;
PER-01/MBU/2011 Pasal
40 (3)
4.
Direksi wajib menandatangani Pakta Integritas untuk
tindakan transaksional yang memerlukan persetujuan
Dewan Komisaris dan/atau RUPS;
PER-01/MBU/2011 Pasal
41 (1)
5.
Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan pejabat
tertentu perusahaan yang ditunjuk oleh Direksi, wajib
menyampaikan laporan harta kekayaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PER-01/MBU/2011 Pasal
41 (2)
6.
Perusahaan dalam batas kepatutan, hanya dapat
memberikan donasi untuk tujuan amal atau tujuan
sosial sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PER-01/MBU/2011 Pasal
40
7.
Perusahaan menetapkan pedoman bagi Direksi/
Pegawai/Pejabat/Stakeholders di lingkungan PLN
Batubara untuk terciptanya PLN Batubara yang
tangguh, unggul, bermartabat (bersih dari segala bentuk
penyimpangan dan kecurangan termasuk korupsi, kolusi
dan nepotisme) dan memenuhi prinsip-prinsip GCG
serta meningkatkan budaya perusahaan (corporate
culture) yang sehat di lingkungan PLN Batubara.
Peraturan Direksi
No:010.K/DIRPLNBB
/2014 tentang Pedoman
PLN Batubara Bersih
Pemantauan dan Pengukuran Penerapan GCG
1.
Tim Pemantauan ketaatan GCG yang berada di
bawah Sekretaris Perusahaan bertugas memastikan
ketaatan terhadap aturan GCG dan secara berkala
melaporkannya kepada Direksi dan Dewan Komiasaris
2.
BUMN wajib melakukan pengukuran
penerapan GCG dalam bentuk :
a.
112
terhadap
PER-01/MBU/2011 Pasal
44 (1)
Penilaian (assesment) yaitu program untuk
mengidentifikasi pelaksanaan GCG di perusahaan
melalui pengukuran pelaksanaan dan penerapan
GCG di perusahaan yang dilaksanakan secara
berkala setiap 2 (dua) tahun;
PT PLN Batubara
BAB VII Kebijakan Pokok Perusahaan
b.
Evaluasi (review), yaitu program untuk
mendeskripsikan tindak lanjut pelaksanaan dan
penerapan GCG di perusahaan yang dilakukan
pada tahun berikutnya setelah penilaian yang
meliputi evaluasi terhadap hasil penilaian dan
tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan.
3.
Sebelum pelaksanaan penilaian didahului dengan
tindakan sosialisasi GCG pada perusahaan yang
bersangkutan.
PER-01/MBU/2011 Pasal
44 (2)
4.
Pelaksanaan penilaian dan evaluasi dilakukan dengan
menggunakan indikator/parameter yang ditetapkan
oleh Sekretaris Kementerian BUMN.
PER-01/MBU/2011 Pasal
44 (6)
5.
Hasil pelaksanaan penilaian dan evaluasi dilaporkan
kepada RUPS bersamaan dengan penyampaian Laporan
Tahunan.
PER-01/MBU/2011 Pasal
44 (5)
PT PLN Batubara
113
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman Tata Kelola Perusahaan
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT PLN Batubara disusun untuk dijadikan acuan
penerapan prinsip-prinsip GCG di lingkungan Perusahaan.
Setiap perubahan atas Pedoman Tata Kelola Perusahaan dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi dan Dewan Komisaris untuk kemudian disampaikan kepada
Pemegang Saham.
Pedoman Tata Kelola Perusahaan akan ditinjau dan direview secara berkala sesuai dengan
tuntutan perkembangan dan kebutuhan Perusahaan.
Pedoman Tata Kelola Perusahaan dinyatakan berlaku efektif sejak ditetapkan oleh Dewan
Komisaris dan Direksi dan akan diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Direksi.
Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan, tetap mengacu pada
ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
PT PLN Batubara
117
WdW>EdhZ
WdW>E;WĞƌƐĞƌŽͿ<ĂŶƚŽƌWƵƐĂƚ'ĞĚƵŶŐ/>ƚ͘ϴ
:ů͘dƌƵŶŽũŽLJŽůŽŬD/ͬϭϯϱ<ĞďĂLJŽƌĂŶĂƌƵ͕:ĂŬĂƌƚĂ^ĞůĂƚĂŶϭϮϭϲϬ
dĞůĞƉŚŽŶĞ͗нϲϮϮϭϳϮϬϲϴϭϯ͕ϳϮϬϲϴϭϰ͕ϳϮϬϲϴϯϳ
&ĂĐƐŝŵŝůĞ͗нϲϮϮϭϳϮϬϲϴϯϴ
ŵĂŝů͗<ŽŶƚĂŬΛƉůŶďĂƚƵďĂƌĂ͘ĐŽ͘ŝĚ
WKKyϰϱϲϲ:<dDϭϮϳϬϬ
Download