mengenal dunia animal

advertisement
Acara II
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI
MENGENAL DUNIA ANIMAL
Oleh :
CHRISTINA NATALYA
NIM : 08.70.0036
Kelompok A5
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008
1. PENDAHULUAN
1.1.Tinjauan Pustaka
Semua hewan mencerna makanan, berespirasi, mengeluarkan zat sisa, mengedarkan
nutrisi dan zat sisa baik dari dalam maupun dari luar sel, bergerak, melindungi diri
mereka sendiri, dan bereproduksi serta melestarikan keturunannya. Berbagai organ
dibutuhkan untuk membentuk suatu organisme yang kompleks. Namun, tiap-tiap
hewan memiliki masing-masing organ dengan fungsi yang berbeda-beda (Anonim,
2008).
Ikan merupakan vertebrata air yang bersifat ektotermis (berdarah dingin), tertutup
oleh sisik, dan dilengkapi dengan dua sirip yang berpasangan dan beberapa sirip
yang tidak berpasangan. Kebanyakan ikan memiliki sisik dan bernafas dengan
insang. Ada sebanyak 22.000 spesies ikan sejak 480 milyar tahun yang lalu. Ikan
memiliki banyak kegunaan dalam berbagai kebudayaan yang meliputi usia dan
simbol religious (Anonim,2008).
Ikan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian kepala, bagian tubuh, dan bagian
ekor. Bagian kepala terdiri atas jungur, mata, rahang, operkulum (tutup insang), dan
pipi. Rahang yang semakin rendah mendefinisikan dagu ikan. Mulut dapat maju
pada akhir kepala (terminal), mungkin menengadah (unggul), atau mungkin
berpaling ke bawah atau pada bagian bawah ikan (subterminal atau rendah).
Posisi ikan mulutnya:
(a) - terminal, (a) - terminal,
(b) - superior, (b) - unggul,
(c) - subterminal, inferior (c) - subterminal, rendah
(Wikipedia, 2007).
39
40
Bagian badan ikan terdiri atas sisik, linea lateralis, anus, dan sirip. Sedangkan ekor
ikan terdiri dari sirip yang memiliki berbagai macam tipe. Di bawah ini merupakan
gambar yang menunjukkan bagian luar dari ikan :
(Dery, 2008)
Kulit ikan dibagi menjadi dua lapisan, yang kulit ari (luar) dan lapisan dermis.
Epidermis terdiri dari sel-sel epitel yang secara konstan diganti dengan yang baru.
Pada antarsel epitel terdapat celah yang berupa lendir yang memproduksi sekresi
mantel lendir yang digunakan sebagai perlindungan ikan. Dermis terletak di bawah
kulit ari dan banyak fungsi penting terjadi di sana. Banyak warna yang cantik dan
pola dilihat pada ikan yang dihasilkan oleh sel di dermis. Sel-sel tersebut
mengandung bermacam-macam pigmen, yaitu :
Melanophores, pigmen hitam kecoklatan yang disebut melanin
Erythrophores,pigmen merah
Xanthophores, pigmen kuning
Iridophores, mengandung kristal yang mencerminkan dan membiaskan cahaya.
Pergerakkan butir melanin dalam setiap sel ikan menyerbabkan ikan dapat
mengubah warna tubuhnya (Anonim, 2006).
Kebanyakan ikan dilindungi lapisan lendir untuk memudahkan ikan dalam bergerak
di dalam air/berenang dan menghindarkan ikan dari hama serta penyakit. Tubuh luar
ikan banyak ditutupi dengan sisik. Ada empat jenis sisik ikan, yaitu :

Sisik kosmoid (cosmoid).
sisik kosmoid (Grouther, 2005)
Sisik kosmoid yang sesungguhnya hanya dijumpai pada ikan-ikan bangsa
Crossopterygi yang telah punah. Sisik ini berlapis-lapis, di mana lapisan
terdalam terbangun dari tulang yang memipih. Di atasnya berada selapis tulang
yang berpembuluh darah, dan di atasnya lagi, selapis bahan serupa email gigi
yang disebut kosmin (cosmine). Kemudian di bagian terluar terdapat lapisan
keratin (Grouther, 2005).

Sisik ganoid.
sisik ganoid (Grouther, 2005)
Sisik-sisik ganoid ditemukan pada ikan-ikan suku Lepisosteidae dan
Polypteridae. Sisik-sisik ini serupa dengan sisik kosmoid, dengan sebuah lapisan
ganoin terletak di antara lapisan kosmin dan enamel. Sisik-sisik ini berbentuk
belah ketupat, mengkilap dan keras (Grouther, 2005).
39
40

Sisik placoid (plakoid).
sisik plakoid (Grouther, 2005)
Sisik-sisik plakoid dimiliki oleh ikan hiu dan ikan-ikan bertulang rawan lainnya.
Sisik-sisik ini memiliki struktur serupa gigi (Grouther, 2005).

Sisik leptoid. Sisik-sisik leptoid didapati pada ikan-ikan bertulang keras, dan
memiliki dua bentuk, yakni sisik sikloid (cycloid) dan ktenoid (ctenoid).

Sisik-sisik sikloid memiliki tepi luar yang halus dan ditemukan pada
ikan-ikan yang lebih primitif yang memiliki sirip-sirip yang lembut. Sisik
sikloid memiliki bentuk seperti lingkaran (cyclo : lingkatan; Yunani).
Misalnya adalah ikan-ikan salem dan karper (Grouther, 2005).
sisik sikloid (Grouther, 2005)

Sisik-sisik ktenoid bergerigi seperti sisir (cteno : sisir; Yunani) di tepi
luarnya, dan biasanya ditemukan pada ikan-ikan yang lebih ‘modern’
yang memiliki sirip-sirip berduri. Sisik ktenoid, terdiri dari tiga macam,
yaitu crenate, spinoid, dan ctenoid (Grouther, 2005).
sisik ktenoid (Grouther, 2005)
Sejalan dengan pertumbuhannya, sisik-sisik sikloid dan ktenoid terus bertambah
lingkaran tahunnya. Sisik-sisik ini tersusun di tubuh ikan seperti genting, dengan
arah menutup ke belakang. Dengan demikian memungkinkan aliran air yang
lebih lancar di sekeliling tubuh dan mengurangi gesekan (Wikipedia, 3
September 2008).
Sirip merupakan bagian dari ikan yang sangat penting. Ikan menggunakan sirip
untuk mengatur posisi, bergerak, mengendalikan dan memberhentikan tubuh.
Ada beberapa jenis sirip ikan, yaitu :
o
Sirip punggung terletak pada bagian belakang. Sebuah ikan dapat
memiliki hingga tiga dari mereka. Sirip punggung berguna untuk
melindungi ikan dari penggulungan dan membantu pergerakan serta
penghentian tubuh ikan ketika berada di dalam air.
o
Sirip ekor terletak di bagian akhir dari ikan.
Jenis-jenis sirip ekor :
(A) - Heterocercal, (B) – Protocercal
39
40
(C) - Homocercal, (D) - Diphycercal
o
Sirip ekor bertipe heterocercal, yang berarti memperpanjang menjadi
tulang punggung yang lebih besar dari cuping ekor atau ekor berbentuk
asimetris. Ada dua tipe sirip heterocercal, yaitu :

Epicercal berarti atas adalah cuping lagi (seperti hiu)

Hypocercal berarti lebih rendah lagi adalah daun telinga (seperti
ikan terbang)
o
Protocercal berarti sirip ekor membentang di sekitar tulang belakang.
Hal ini membentuk dampingan antara sirip belakang dan sirip anal.
o
Diphycercal merujuk ke sirip khusus dimana ada perpanjangan tulang
belakang menuju ke ujung ekor.
o
Kebanyakan ikan memiliki ekor bertipe homocercal, dimana tulang
punggung tidak memanjang menjadi cuping dan sirip kurang simetris.
Hal ini dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk :

Sirip ekor mungkin dibulatkan pada akhir

Sirip ekor mungkin terpotong, atau yang lebih di akhir-atau
kurang-tepi vertikal

Tangan yang dapat bercabang dua

Sirip ekor mungkin sedikit melengkung

Sirip ekor mungkin semi bulan, atau berbentuk seperti bulan sabit
(Wikipedia, 3 September 2008).
Bagian dalam dari ikan terdiri atas :

Insang :
Insang merupakan alat pernafasan pada ikan dan memiliki warna merah yang
cerah akibat dari pembuluh darah yang banyak. Operkulum (tutup insang)
merupakan lapisan yang fleksibel untuk melindungi insang yang sensitif. Air
dihirup melalui mulut, melewati insang, dan dihembuskan keluar dari bawah
operkulum.

Tulang punggung:
Tulang punggung merupakan struktur utama dari tubuh yang dibangun;
menghubungkan tengkorak depan dan ekor
di bagian belakang. Tulang
punggung yang terdiri dari berbagai tulang punggung, yang berlubang dan
lembut yang melindungi saraf tulang belakang.

Saraf tulang belakang:
Menghubungkan otak ke bagian tubuh dan indera informasi dari badan ke otak,
serta instruksi dari otak ke bagian tubuh.

Otak :
Kontrol pusat ikan, di mana kedua fungsi otomatis (seperti respirasi) dan
perilaku yang lebih tinggi terjadi. Semua informasi indera diproses di sini.

Linea Lateralis/garis rusuk tidak
sempurna:
Salah satu organ perasa utama pada ikan yang befungsi untuk mendeteksi
getaran-getaran di bawah dan mampu menentukan arah sumber mereka.

Gelembung renang:
Sebuah rongga berisi gas dan berguna sebagai organ keseimbangan.

Ginjal:
Filter/penyaring limbah cair dari bahan darah. Limbah tersebut kemudian
dikeluarkan dari tubuh. Buah pinggang (ginjal) juga sangat penting dalam
pengaturan air dan garam konsentrasi dalam tubuh ikan.

Perut dan
usus/intestines:
Berfungsi untuk mencerna makanan dan menyerap nutrien. Kebiasaan makan
ikan dapat ditentukan dengan memeriksa isi perut.

Pyloric caeca:
Organ ini seperti proyeksi jari yang terletak di dekat persimpangan dari perut
dan usus. Fungsinya tidak sepenuhnya dipahami, tetapi diketahui bahwa untuk
mengeluarkan bantuan enzim di pencernaan, dapat berfungsi untuk menyerap
makanan dicerna, atau lakukan keduanya.

Vent:
Saluran pembuangan sampah dari tubuh ikan.

Hati:
Hati merupakan organ penting yang membantu dalam pencernaan oleh enzim
yang dapat mendegradasi lemak, dan juga sebagai tempat untuk penyimpanan
karbohidrat dan lemak. Hati juga adalah penting dalam penghancuran sel darah
39
40
merah yang lama, serta beperan dalam penambahan nitrogen pada zat sisa
metabolisme.

Jantung:
Jantung pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu atrium di bagian atas dan
ventrikel di bagian bawah. Jantung ikan dilapisi oleh lapisan pericardium. Sinus
venosus akan mengumpulkan darah dan membawanya ke atrium. Sedang conus
arteriosus akan membawa darah keluar dari ventrikel. Jantung berfungsi untuk
mengalirkan darah di seluruh tubuh. Oksigen dan nutrien dicerna dan diangkut
ke sel dari berbagai organ melalui darah. Darah juga sebagai alat transportasi
limbah produk dari sel ke buah pinggang dan hati untuk penghancuran.
(a)kontaksi atrium; (b)kontraksi ventrikel; (c)kontraksi konal (Anonim, 2008).

Gonad/organ reproduksi
Pada ikan betina terdapat telur yang dapat diidentifikasi meskipun tidak sedang
berada dalam masa kawin. Pada ikan jantan terdapat telur yang berwarna putih
dan lebih kecil daripada ikan betina.

Otot:
Otot memiliki fungsi untuk menyediakan pergerakan dan tenaga. Ini adalah
bagian dari ikan yang biasanya dimakan dan yang banyak dalam bentuk fillet
ikan (Anonim, 2008).
Gambaran dari anatomi ikan ada pada gambar di bawah ini.
(Anonim, 2008).
Ikan karper (Cyprinus carpio) yang memiliki beberapa nama sebutan yakni ikan
mas, kancera, tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah
penyebarannya merupakan ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah
tersebar luas di Indonesia. Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh
agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat
disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek.
Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagian
kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif
besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning
keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya
(Wikipedia, 2008).
Ikan mas berbadan panjang dengan perbandingan antara panjang total dengan tinggi
badan 3 : 1 (tergantung varitas). Bila dipotong di bagian tengah badan memilki
perbandingan antara tinggi badan dan lebar badan 3 : 2 (tergantung varitas). Warna
tubuh ikan mas juga tergantung dari varitas, ada merah, kuning, abu-abu, kehijauan,
dan ada juga yang belang (Arie, 2008).
Tubuh ikan mas terbagi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Mulut, sepasang
mata, hidung, dan tutup insang terletak di kepala. Seluruh bagian tubuh ikan mas
39
40
ditutupi dengan sisik yang besar. Pada bagian itu terlihat ada garis linea lateralis,
memanjang mulai dari belakang tutup insang sampai pangkal ekor (Arie, 2008).
Mulut kecil, membelah bagian depan kepala. Sepasang mata bisa dibilang cukup
besar terletak di bagian tengah kepala di kiri, dan kanan. Sepasang lubang hidung
terletak di bagian kepala. Sepasang tutup insang terletak di bagian belakang kepala.
Selain itu, pada bagian bawah kepala memiliki dua pasang kumis sungut yang
pendek (Arie, 2008).
Ikan mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip
dubur, dan sirip ekor. Sirip punggung panjang terletak di bagian punggung. Sirip
dada sepasang terletak di belakang tutup insang, dengan satu jari-jari keras, dan
yang lainnya berjari-jari lemah. Sirip perut hanya satu terletak pada perut. Sirip
dubur hanya terletak di belakang dubur. Sirip ekor juga hanya satu, terletak di
belakang, dengan bentuk cagak. (Arie, 2008).
Kodok (bahasa Inggris: frog) dan katak alias bangkong (bahasa Inggris: toad) adalah
hewan amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya
menyukai kodok dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat,
tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan, kecuali kodok dan katak beracun.
Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan
terhadap kodok (Wikipedia, 2008).
Struktur badan, atau anatomi, dari katak sangat mirip dengan anatomi manusia.
Akan tetapi, organ yang terdapat di dalam katak lebih sederhana daripada organ
pada manusia. Bagian- kepala dari katak terdiri atas :

mata

mulut

selaput anak telinga atau disebut juga membrane timpani yang terletak di
belakang mata dan berfungsi sebagai gendang telinga

nostril/nares/lubang hidung merupakan celah untuk keluar masuknya udara
pernafasan

lidah berfungsi untuk membantu menangkap mangsa

mata soket

nostril internal

pembuluh eustachius digunakan untuk menyamakan tekanan di dalam dan di
luar telinga

celah suara merupakan bagian yang terhubung dengan paru-paru

gigi vomarin digunakan untuk memegang mangsa

gigi maksilary digunakan untuk memegang mangsa

kerongkongan merupakan bagian yang menyambungkan mulut dengan perut
Struktur eksternal dari katak terdiri atas:

mata

mulut

selaput anak telinga

nostril

kaki

kloaka
Struktur internal dari katak terdiri atas :

paru-paru

hati

kandung empedu
39
40

lemak badan

usus halus

ginjal sebagai penyaring darah

testis terdapat pada katak jantan untuk membentuk sperma.

ovarium terdapat pada katak betina sebagai penghasil telur

oviduk sebagai saluran telur pada katak betina,

buah pinggang/ginjal

usus besar

ureter/saluran kencing adalah saluran yang membawa air kencing dari
ginjal/buah pinggang ke kandung kemih.

kandung kemih

jantung katak terdiri dari tiga bagian, yaitu dua atrium, atrium kanan dan kiri
atrium, dan satu ventrikel. Jantung katak yang merupakan satu-satunya organ
yang terdapat dalam rongga yang memiliki perlindungan berupa perikardium.
Darah dari paru-paru yang kaya oksigen dialirkan ke atrium kiri dan darah dari
kedua atrium akan mengalir ke sebuah ventrikel yang akan mengalirkan darah
ke seluruh tubuh.
Jantung pada katak memiliki ketahanan yang cukup baik. Jika jantung katak
dipisahkan dari tubuhnya, jantung tersebut akan terus berdenyut selama
beberapa waktu. Jantung yang telah terpisah dari tubuh ini dapat terus berdenyut
dalam selang waktu yang cukup lama dibandingkan dengan hewan lain yang
lebih besar seperti ikan (Anonim, 2008).
o
pankreas
o
perut merupakan bagian katak yang mencerna makanan.
o
limpa
o
kloaka atau pipa kanalisasi merupakan lubang di mana sperma, telur,
urin, dan kotoran keluar dari dalam tubuh katak.
Di bawah ini merupakan strutur tubuh internal katak.
Tubuh katak didukung dan dilindungi oleh kerangka bertulang disebut skeleton.
Katak memiliki tengkorak yang rata dan hanya memiliki sembilan tulang punggung.
Katak yang tidak memiliki ekor. Adapun bagian yang menyerupai katak merupakan
perpanjangan dari bawah kolom tulang belakang. Bahu depan dan kaki dari katak
masih sedikit mirip dengan bahu dan lengan manusia (Anonim,2005).
Seperti di vertebrata lain, kerangka katak tersebut akan dibungkus oleh otot. Organ
internal berisi jaringan otot. Katak yang ditutupi oleh kulit lunak, tipis, basah yang
terdiri dari dua lapisan, yang luar kulit ari dan dermis. Kulit tidak hanya melindungi
katak tetapi membantu dalam respirasi. Jaringan yang ekstensif dengan pembuluh
darah berjalan sepanjang's kulit katak. Oksigen dapat melewati membran kulit,
39
40
sehingga langsung masuk ke dalam darah. Ketika katak berada di bawah air, semua
respirasi berlangsung melalui kulit. Oksigen yang diperoleh langsung dari air. Katak
yang tidak bernafas melalui kulitnya saja. Dewasa katak paru-paru sederhana.
Limbah cair dari buah pinggang perjalanan dengan cara yang ureter air kencing ke
kandung kemih. Limbah padat dari usus besar dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
kloaka. Kedua limbah padat dan cair meninggalkan tubuh dengan melalui kloaka
(Anonim, 2006).
Katak memiliki sistem saraf yang terdiri dari otak, saraf tulang belakang, dan saraf.
Sumsum belakang otomatis mengatur fungsi seperti pencernaan dan pernafasan.
Sikap tubuh dan berotot koordinasi dikontrol oleh otak kecil. Otak yang sangat kecil
dalam katak. Hanya 10 tengkorak berasal saraf di otak katak dan katak hanya
memiliki 10 pasang saraf tulang belakang (Anonim, 2006).
Dua lubang sederhana menyatakan nostril untuk katak. Lubang ini berfungsi sebagai
alat penciuman pada katak. Mata adalah indera penglihatan pada katak. Lensa mata
pada katak tetap, tidak dapat diubah fokusnya. Katak tidak memiliki daun telinga.
Kedua selaput anak telinga terletak di dalam. Hanya ada satu tulang di telinga
tengah katak. Kanal setengah lingkaran membantu tubuh katak agar tetap seimbang
(Anonim, 2006).
Telur adalah zigot yang dihasilkan melalui fertilisasi sel telur dan berfungsi menjaga
embrio. Telur juga dapat dikatakan sesbagai ovum yang dihasilkan oleh hewan
betina untuk pembiakan. Telur mempunyai kandungan gizi yang cukup lengkap
meliputi karbohidrat, protein, dan delapan asam amino sehingga berguna bagi tubuh
(Wikipedia, 2008).
Dilihat dari luar, telur memiliki kulit yang keras sebagai pelindung yang terbuat
dari kalsium karbonat. Kulit ini berlubang-lubang (berpori). Sekitar 17000 pori
terdapat pada kulit telur ayam. Pori ini digunakan sebagai tempat masuknya gas ke
dalam sel. Karbon dioksida dan kelembapan keluar dengan menembus pori-pori dan
gas dari atmosfer, termasuk oksigen akan masuk menggantikannya (Anonim, 2006).
Kulit telur terdiri dari dua membran, membran luar dan membran dalam. Membran
ini melindungi isi telur dari bakteri dan menjaga kelembapan telur tersebut. Karena
temperatur dari seekor ayam betina adalah sekitar 106 F, sedangkan temperature
udara biasanya lebih rendah sehingga telur akan mendingin sesuai dengan suhu
udara di sekitarnya. Dingin akan membuat isi dari telur mengecil dan terbentuk
ruang hampa dan udara akan mengalir masuk ke dalam telur melelui pori. Sebagai
akibatnya, sebuah ruang udara terbentuk di bagian yang besar di ujung telur. .
Lubang udara yang terbentuk terletak di antara membran luar dan membran dalam.
Lubang ini akan membesar seiring dengan pertambahan waktu. Membran luar dan
membran dalam terletak di antara kulit telur dan putih telur, dua membran protein
transparan ini memiliki pertahanan untuk melawan serangan bakteri. Lapisan ini
sangat kuat dan terbuat dari keratin, protein yang juga terdapat pada rambut manusia
(Peace, 2006).
Ketika embrio bertumbuh, membran berisi putih telur/albumen akan mengelilingi
embrio. Albumen ini memberikan medium cair dimana embrio akan bertumbuh.
Selain itu, albumen juga mengandung sejumlah besar protein yang akan membantu
dalam pertumbuhan. Empat lapisan alternative dan albumen yang tipis mengandung
kurang lebih 40 protein berbeda (Peace, 2006).
Pada telur segar dapat dilihat bahwa tali putih mengikat kuning telur. Dua tali ini
dikenal dengan nama kalaza. Kalaza terbuat dari untaian berpilin dari mucin fiber
yang merupakan bentuk khusus dari protein. Kalaza memegang kuning telur
sehingga tetap berada di tengah. Kalaza seperti jangkar kecil yang mengikatkan
penutup kuning telur/membrane vitelin dengan membrane dari kulit telur (Peace,
2006).
Kuning telur merupakan sumber makanan bagi embrio yang membawa semua lemak
dalam telur. Bintik putih kecil yang terdapat pada kuning telur disebut sebagai
germinal disk yang membawa material genetic betina. Selain itu, kuning telur
mengandung sedikit air, protein yang lebih banyak dari albumen, lemak, dan
kebanyakan vitamin dan mineral yang mencakup zat besi, vitamin A, vitamin D,
39
40
fosforus, kalsium, thiamin, dan riboflavin. Kuning telur juga merupakan sumber
lesitin, sejenis emulsifier. Warna kuning telur bermacam-macam mulai dari kuning
muda hingga oranye tua sesuai dengan makanan dan cara ternaknya.
(Peace, 2006).
Pengetahuan tentang fertil dan tidaknya telur sangat diperlukan terutama di
peternakan. Selain pengetahuan terhadap seleski fisik telur, kefertilan telur juga
perlu diketahui. Seleksi fisik yang dapat dilakukan diantaranya kebersihan telur dari
kotoran induknya, retak atau tidaknya telur serta bentuk ukuran telur (normal atau
tidak). Namun terlepas dari hal tersebut tidak kalah pentingnya pengetahuan
mengenai fertil/infertil telur dilihat dari dalam telurnya yang dapat dibandingkan
sebagai berikut :
Gambar di atas menunjukkan telur infertil. Telur infertil merupakan telur yang
memiliki lempengan embrio yang terakumulasi oleh material putih di tengah.
Gambar tersebut di atas merupakan gambar telur fertil, di mana lempengan embrio
terlihat seperti cincin, pada pusat area berwarna lebih terang seperti rumah embrio.
Perkembangan embrio pada telur ayam dari hari ke hari dapat dilihat melalui
gambar-gambar di bawah ini :
1. Hari Pertama
Tahap blastodermal merupakan asal mula lempengan embrio. Pada hari pertama
nampak ada rongga segmentasi yang berada di bawah area pelucida dan terdapat
pada cincin yang berwarna lebih gelap dari sekitarnya.
39
40
2. Hari kedua
Pada hari kedua, nampak jalur pertama pada pusat blastoderm. Di antara
extraembrionic annexis nampak membran vitelin yang memiliki peranan utama
dalam nutrisi embrio.
3. Hari ketiga
Pada hari ketiga, embrio berada di sisi kiri, dikelilingi oleh sistem peredaran darah,
membran viteline menyebar di atas permukaan kuning telur. Kepala dan badan dapat
dibedakan, demikian juga otak. Selain itu, struktur jantung yang mulai berdenyut
sudah dapat terlihat.
4. Hari keempat
Pada hari keempat, rongga amniotik (rongga yang akan mengelilingi embrio) yang
berisi
cairan
amniotik
dan
berfungsi
untuk
melindungi
embrio
serta
memperbolehkan embrio bergerak mulai berkembang. Tampak juga gelembung
alantois yang berperan utama dalam penyerapan kalsium, pernapasan dan tempat
penyimpanan sisa-sisa.
5. Hari kelima
Terjadi peningkatan ukuran embrio pada hari kelima. Embrio membentuk huruf C
dan kepala bergerak mendekati ekor, serta ada perkembangan sayap.
6. Hari keenam
Membran viteline terus berkembang dan mengelilingi lebih dari separuh kuning
telur. Pada hari keenam, fissura berada diantara jari kesatu, kedua dan ketiga dari
anggota badan bagian atas dan antara jari kedua dan ketiga anggota badan bagian
bawah, jari kedua lebih panjang dari jari lain.
7. Hari ketujuh
Pada hari ketujuh, cairan yang berada di bagian leher makin mengencer. Kepala dan
badannya dengan jelas terpisah. Otak tampak ada di daerah kepala, yang lebih kecil
ukurannya dibanding dengan embrio dan paruh juga sudah mulai terbentuk.
39
40
8. Hari kedelapan
Membran vetiline menyelimuti (menutupi) hampir seluruh kuning telur. Pigmentasi
pada mata mulai nampak. Bagian paruh mulai terpisah antara bagian atas dan bagian
bawah, demikian juga dengan sayap dan kaki. Leher merenggang dan otak telah
berada di dalam rongga kepala. Selain tiu, pada hari kedelapan ini terjadi
pembukaan indra pendengar bagian luar.
9. Hari kesembilan
Pada hari kesembilan, kuku mulai nampak, mulai tumbuh folikel bulu pertama, serta
alantois mulai berkembang dan pembuluh darah pada vitelus meningkat.
10. Hari kesepuluh
Pada hari kesepuluh, lubang hidung masih sempit. Akan tetapi, terjadi pertumbuhan
kelopak mata dan perluasan bagian distal anggota badan. Membran viteline pun
sudah mengelilingi kuning telur dengan sempurna. Folikel bulu mulai menutup
bagian bawah anggota badan dan patuk paruh mulai nampak.
11. Hari kesebelas
Hari kesebelas embrio sudah nampak seperti anak ayam. Lubang palpebral memiliki
bentuk elips yang cenderung menjadi encer. Alantois mencapai ukuran maksimal,
sedangkan vitellus makin menyusut.
12. Hari kedua belas
Folikel bulu mengelilingi bagian luar indera pendengar meatus dan menutupi
kelopak mata bagian atas, kelopak mata bagian bawah menutupi 2/3 atau bahkan ¼
bagian kornea terjadi pada hari kedua belas.
39
40
13. Hari ketiga belas.
Pada hari ketiga belas, alantois menyusut menjadi membran chorioalantois. Kuku
mulai nampak jelas.
14. Hari keempat belas.
Pada hari keempat belas, bulu-bulu halus hampir menutupi seluruh tubuh dan
berkembang dengan cepat.
15. Hari kelima belas dan enam belas.
Pada hari kelima belas dan hari keenam belas, beberapa morfologi embrio berubah :
anak ayam dan bulu halus terus berkembang vitelus menyusut cepat, putih telur
mulai menghilang. Kepala bergerak ke arah kerabang telur (posisi pipping) di bawah
sayap kanan.
16. Hari ketujuh belas
Sistem ginjal dari embrio mulai memproduksi urates (garam dari asam urat). Paruh
yang berada di bagian bawah sayap kanan, menuju rongga udara (yang ada di dalam
telur), dan putih telur telah terserap semua pada hari ketujuh belas ini.
17. Hari kedelapan belas
Permulaan internalisasi vitelin terjadi pada hari kedelapan belas. Terjadinya
pengurangan cairan amniotik juga terjadi pada hari ini. Biasanya, pada umur ini
dilakukan transfer dari mesin setter (inkubtor) ke mesin hatcher dan juga bisa
dilakukan vaksin in Ovo.
18. Hari kesembilan belas.
Penyerapan vitelus secara cepat dan terbentuknya paruh yang mulai mematuk
selaput/membran kerabang bagian dalam dan siap untuk menembusnya terjadi pada
hari kesembilan belas.
39
40
19. Hari kedua puluh
Pada hari kedua puluh, vitelus terserap semua, menutup pusar (umbilicus). Anak
ayam menembus selaput kerabang telur bagian dalam dan bernafas pada rongga
udara. Pertukaran gas terjadi melalui kerabang telur dan anak ayam telah siap
menetas dan mulai memecah kerabang telur.
20. Hari kedua puluh satu
Pada hari kedua puluh satum anak ayam menggunakan sayap sebagai pemandu dan
kakinya memutar balik, paruh memecah kerabang dengan cara sirkular.
Anak ayam mulai melepaskan diri dari kerabang telur dalam waktu 12 – 18 jam dan
membiarkan bulunya menjadi kering. (Anonim, 2006).
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dunia animal, mengenal morfologi dan
anatomi dari ikan dan katak, serta mengetahui bagian-bagian dari telur yang
dierami.
2. MATERI DAN METODE
2.1. Materi
2.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah talenan, pinset,
pisau/silet, gunting, mikroskop, kaca preparat, stopwatch, dan kapas.
2.1.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah ikan mas,
katak dewasa, obat bius, dan telur.
2.2. Metode
2.2.1. Mengamati Morfologi Sisik Ikan
Sisik dari ikan diambil dengan menggunakan pinset dan diletakkan di atas kaca
preparat, ditetesi dengan air, dan ditutup dengan kaca penutupnya. Sisik ikan
tersebut diamati dengan menggunakan mikroskop, digambar, dan diberi keterangan
mengenai jenis sisiknya.
2.2.2. Mengamati Jantung Ikan
Ikan dibedah mulai dari anus hingga insang dengan pisau/silet kemudian digunting
dan diteruskan hingga ke atas melingkar sampai bagian badan rongga ikan terbuka.
Ketahanan jantung ikan diamati dengan stopwatch (waktu yang diperlukan hingga
jantung ikan berhenti berdetak). Bagian-bagian jantung ikan diamati dengan
mikroskop tiga dimensi.
2.2.3. Mengamati Jantung Katak
Katak dibius dengan menggunakan eter dan diletakkan di atas talenan dengan
memberikan pines pada kaki dan tangan katak. Katak tersebut dibedah dati bagian
tengah (membentuk huruf T) dengan menggunakan silet dan gunting. Ketahanan
jantung katak diamati dengan stopwatch (waktu yang diperlukan hingga jantung
katak
berhenti
berdetak).
Bagian-bagian
menggunakan mikroskop tiga dimensi.
39
jantung
katak
diamati
dengan
40
2.2.4. Pengamatan Telur
Telur yang dierami dikeluarkan isinya secara perlahan-lahan ke dalam cawan petri.
Telur tersebut diamati bagian-bagiannya dengan menggunakan mikroskop dan
diidentifikasi umurnya.
3. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Pengamatan Sisik Ikan
No.
Gambar
1.
Sisik Ikan
Keterangan
Pada pengamatan sisik ikan mas, diperoleh bahwa sisik ikan mas berbentuk seperti
belah ketupat dengan salah satu sisinya berbentuk melingkar seperti lingkaran. Sisik
ikan mas terdiri dari bagian-bagian yang tipis dan halus sehingga dikategorikan ke
dalam sisik sikloid.
Tabel 2. Pengamatan Jantung Ikan
Gambar
2.
Keterangan
Jantung Ikan
1. atrium
2. ventrikel
Ketahanan jantung ikan : 13 menit 30
detik
Dari pengamatan dapat diketahui bahwa jantung pada ikan terdiri atas dua ruangan yaitu
atrium dan ventrikel. Jantung pada ikan berwarna merah karena adanya pembuluh darah
39
40
di dalamnya. Selain itu, jantung ikan dapat berdenyut selama 13 menit 30 detik setelah
dipisahkan dari bagian tubuhnya.
Tabel 3. Pengamatan Katak
No.
Gambar
1.
Jantung Katak
Keterangan
1. atrium kiri
2. atrium kanan
3. ventrikel
aroma : masam
ketahanan jantung katak : 13 menit
50 detik
Pada pengamatan jantung katak diperoleh bahwa jantung katak terdiri atas tiga
ruangan, yaitu atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel. Jantung katak beraroma
masam dan berwarna merah. Jantung pada katak dapat berdenyut selama 13 menit
50 detik setelah dipisahkan dari tubuhnya.
Tabel 4. Pengamatan Telur
No
1.
Gambar
Telur
Keterangan
1. tunas kepala
2. pembuluh darah
3. bola mata dan
lensanya
4. bagian belakang
tubuh embrio
5. kuning telur
Pada pengamatan enbrio dari telur ayam yang telah dierami, terdapat bagian tunas
kepala, pembuluh darah,bola mata dengan lensanya, bagian belakang tubuh embrio,
serta kuning telur yang terlihat jelas. Akan tetapi, meski bagian-bagian tubuh embrio
sudah mendekati sempurna, denyut jantung pada embrio tidak terlihat.
39
40
4. PEMBAHASAN
4.1. Pengamatan Sisik Ikan
Ikan merupakan vertebrata yang hidup di dalam air. Sisik merupakan bagian luar
dari tubuh ikan yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan kulit pada manusia,
yaitu berfungsi untuk melindungi tubuh ikan dari lingkungan di sekitarnya. Sisik
ikan biasanya juga dilengkapi dengan lendir yang juga membantu ikan dalam
bergerak di air. Untuk mengetahui jenis sisik pada ikan mas, sisik ikan mas diambil
dan diletakkan di atas preparat dan diamati di bawah mikroskop. Dari hasil
pengamatan diperoleh data bahwa sisik pada ikan mas memiliki satu ujung yang
melengkung di bagian atas dan ujung yang lainnya berukuran lebih kecil dan
memiliki bentuk yang agak meruncing. Bagian ujung dari sisik ini mengacu pada
jenis sisik sikloid/cycloid yang bertepi luar halus dan melengkung. Selain itu, pada
sisik ikan mas terdapat guratan-guratan halus yang juga merupakan salah satu cirri
dari sisik sikloid. Hal ini sesuai dengan daftar pustaka yang diperoleh dari
Wikipedia yang menyatakan bahwa ikan mas/ikan karper memiliki sisik sikloid
yang bertepi halus dan berbentuk seperti lingkaran.
4.2.Pengamatan Jantung Ikan
Ikan merupakan hewan vertebrata (bertulang belakang) yang hidup di dalam air.
Pada praktikum ini, tubuh ikan dibelah agar dapat melihat isi dari tubuh ikan.
Sebelum dibelah, ikan terlebih dahulu dibius dengan menggunakan eter. Pembiusan
ini bertujuan agar ikan tidak meronta ketika dibelah tubuhnya. Dari hasil
pembelahan, diperoleh bahwa bagian dalam ikan terdiri atas berbagai macam organ.
Bagian dalam dari ikan terdiri atas insang, tulang punggung, otak, gelembung
renang, ginjal, usus, hati, jantung, serta organ reproduksi (Anonim, 2008). Di mana
insang pada ikan digunakan sebagai alat pernafasan yang nantinya oksigen akan
terikat oleh pembuluh darah yang berada di dalam insang ketika air masuk ke dalam
insang melalui operkulum/tutup insang.
Hewan vertebrata pasti memiliki tulang punggung. Demikian halnya dengan ikan,
ikan memiliki tulang punggung yang merupakan kerangka yang memberikan
struktur sehingga ikan memilliki bentuk. Tulang punggung merupakan tulang utama
dalam tubuh ikan yang menghubungkan antara bagian depan dan belakang ikan
sehingga ikan memiliki bentuk yang memanjang.
Pada umumnya, otak merupakan bagian yang mengatur seluruh aktivitas mahkluk
hidup. Ikan yang termasuk makhluk hidup pun demikian. Otak ikan yang terletak di
rongga kepala/tengkorak ikan merupakan pusat pengatur kegiatan dalam tubuh. Apa
yang akan dilakukan oleh ikan akan diatur oleh pusat aktivitas ini.
Ikan memiliki alat keseimbangan berupa gelembung renang yang juga berguna
untuk mengurangi berat ikan di dalam air. Prinsip gelembung renang mirip dengan
prinsip balon udara, di mana gelembung renang pada ikan berisi gas/udara yang
akan membuat tubuh ikan menjadi lebih ringan jika berenang di dalam air. Dengan
ringannya tubuh ikan, ikan dapat bergerak lebih cepat dalam berenang atau
mengikuti arus/aliran air.
Ikan juga memiliki ginjal yang berfungsi sama pada manusia yaitu sebagai alat
penyaring darah dan sebagai pengatur kadar garam dalam tubuh. Ginjal ini yang
membantu ikan dalam menyesuaikan diri jika terjadi peralihan lingkungan (dari air
tawar menjadi air asin dan sebaliknya) karena situasi alam maupun untuk
berkembang biak. Selain ginjal, ikan juga memiliki alat pencernaan yang berupa
usus yang mampu mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan yang dimakan ikan.
Hati juga merupakan bagian alat pencernaan ikan yang menghasilkan beberapa
enzim yang berperan penting dalam proses pencernaan makanan. Hati juga
mensekresikan suatu zat yang memberi warna pada faeces ikan. Meskipun
pembuahan pada ikan berlangsung di luar tubuh, organ reproduksi pada ikan terletak
di dalam tubuh. Ikan betina memiliki telur di dalam tubuhnya sebagai organ
reproduksi, sedang ikan jantan tidak memiliki telur seperti pada ikan betina. Ikan
jantan meiliki organ reproduksi mirip telur pada ikan betina yang berukuran lebih
kecil dan berwarna putih.
Ikan memiliki sistem peredaran darah tertutup (darah mengalir melalui pembuluh
darah) dengan sebuah jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh. Darah hanya
melewati jantung satu kali pada satu peredaran. Jantung pada ikan terdiri dari dua
39
40
ruangan, yaitu satu atrium/serambi dan satu bilik/ventrikel (Anonim, 2008). Seperti
pada jantung manusia, jantung pada ikan juga memiliki selaput
yang disebut
dengan perikardium. Perikardium ini melindungi bagian-bagian dari dalam jantung
termasuk atrium dan ventrikel. Meskipun terdiri dari dua ruang, selaput yang
membungkus jantung hanya ada satu. Jadi perikardium tersebut menyelubungi
atrium, ventrikel, dan bagian-bagian lain di dalamnya sekaligus. Selain atrium dan
ventrikel, jantung pada ikan juga memiliki bulbus arteriosus dan sinus venosus.
Sinus venosus merupakan kantong yang menampung darah dari pembuluh darah
sebelum menuju ke atrium. Atrium akan mengalirkan darah tersebut ke ventrikel
yang akan memompa darah hingga sampai ke bulbus arteriosus yang nantinya akan
menuju ke aorta. Dari aorta, darah akan dibawa ke insang. Darah yang berasal dari
jantung akan mengalir ke insang, dari insang darah akan diedarkan ke seluruh tubuh,
dan kembali lagi ke jantung. Pada praktikum tidak terlihat adanya bulbus arteriosus
dan sinus venosus karena kedua bagian jantung ikan tersebut terletak di dalam
jantung. Ketahanan jantung dari masing-masing hewan berbeda-beda. Jantung pada
ikan memiliki ketahanan yang cukup bagus. Setelah dipisahkan dari tubuh ikan,
jantung ikan mas pada praktikum ini masih dapat berdenyut selama 13 menit 30
detik.
4.3.Pengamatan Jantung Katak
Katak merupakan hewan yang dapat hidup di darat dan di air (hewan amphibi).
Katak memiliki struktur tubuh yang hampir mirip dengan manusia. Untuk
mengetahui organ-organ yang terdapat dalam tubuh katak, katak dibelah bagian
perutnya dengan irisan yang membentuk huruf T. Akan tetapi, sebelum dibelah,
katak terlebih dahulu dibius dengan menggunakan eter agar tidak melompat/meronta
ketika dibelah. Dari pembelahan, diperoleh bahwa organ-organ yang terdapat pada
katak lebih sederhana daripada organ-organ yang terdapat pada manusia. Pada
bagian dalam katak terdapat organ-organ seperti paru-paru, hati, kandung empedu,
usus, ginjal, kandung kemih, serta jantung. Fungsi dari masing-masing organ ini
juga hampir sama dengan fungsi dari organ-organ yang terdapat pada manusia.
Paru-paru merupakan alat pernafasan darat. Akan tetapi katak tidak hanya bernafas
dengan menggunakan paru-paru, kulit pada katak juga membantu proses pernafasan
pada katak. Selain itu, kulit katak juga berfungsi untuk menjaga agar suhu tubuh
pada katak tetap. Pada katak dewasa, alat pernafasannya berupa paru-paru, namun
pada berudu/kecebong, alat pernafasannya berupa insang.
Organ-organ lain pada katak seperti hati, kantung empedu, dan usus merupakan
organ pencernaan katak. Hati pada katak memiliki fungsi sama seperti kebanyakan
makhluk hidup yang lainnya yaitu untuk mensekresikan enzim-enzim yang
berfungsi untuk membantu proses pencernaan. Selain itu, biasanya hati juga
memiliki kemampuan untuk menawarkan racun (menetralkan) dari makanan yang
telah dimakan. Beda halnya dengan kantong empedu. Kantung empedu berfugnsi
untuk menghasilkan empedu dan zat yang memberikan warna pada faeces katak. Di
dalam usus katak terjadi peristiwa pencernaan makanan, penyerapan nutrisi, serta
penyerapan air.
Ginjal pada katak berfungsi untuk menyaring darah seperti yang ginjal yang terdapat
pada manusia dan ikan. Hasil penyaringan darah ini akan menghasilkan urin yang
akan ditampung di dalam kantung kemih. Dengan kata lain, kantung kemih
merupakan bagian dalam dari katak yang berguna sebagai tempat penyimpanan urin
sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh.
Katak memiliki jantung yang lebih sempurna dibandingkan dengan ikan. jantung
katak telah memiliki pembagian yang jelas antara atrium dan ventrikel, atrium pada
katak terbagi menjadi dua, yaitu atrium kiri/atrium sinister dan atrium kanan/atrium
dekster sehingga darah kotor/darah kaya CO2 dan darah yang kaya O2 tidak
tercampur. Selain itu, dengan adanya ruang jantung yang lebih kompleks, sistem
peredaran darah pada katak pun menjadi sedikit lebih rumit daripada peredaran
darah pada ikan yang hanya melalui atrium, ventrikel, dan ke seluruh tubuh.
(Anonim,2008). Jantung katak merupakan satu-satunya organ yang terdapat dalam
rongga yang memiliki perlindungan berupa perikardium. Darah kaya oksigen dari
paru-paru akan masuk ke atrium kiri dan darah tersebut akan dialirkan ke ventrikel
39
40
yang akan memompa darah ke seluruh tubuh. Pada praktikum ini, jantung katak
masih dapat berdenyut selama 13 menit 50 detik setelah dipisahkan dari tubuhnya.
Dari pengamatan jantung ikan dan jantung katak tersebut dapat dikatakan bahwa
jantung katak memiliki ketahanan yang lebih baik daripada jantung ikan, di mana
jantung katak dapat berdenyut 20 detik lebih lama dari jantung ikan yang masingmasing telah dipisahkan dari tubuhnya. Hal ini sesuai dengan teori yang praktikan
peroleh
dari
http://books.google.co.id/books?id=jcfRmOQ3ltsC&printsec=frontcover&dq=anato
mi+katak yang menyatakan bahwa katak memiliki ketahanan jantung yang lebih
baik daripada ikan. Perbedaan ketahanan jantung dari katak dan ikan ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Ukuran katak yang relatif lebih kecil dari ikan
menyebabkan jantung katak dapat lebih lama berdenyut. Selain itu, struktur jantung
katak yang lebih kompleks dapat menjadi penyebab jantung katak dapat berdenyut
lebih lama daripada jantung ikan. Pada ikan, jantung akan bekerja lebih keras untuk
memompa darah ke seluruh tubuh karena tubuh ikan yang lebih besar namun
memiliki jantung yang kurang kompleks (hanya terdiri dari atrium pada bagian atas
dan ventrikel pada bagian bawah). Sedangkan pada katak, jantungnya terdiri dari
tiga ruangan dan dengan tubuh katak yang relatif lebih kecil dari tubuh ikan mas,
jantung katak tidak memerlukan tenaga yang cukup besar untuk memompa darah ke
seluruh tubuh. Perbedaan lingkungan hidup antara katak dan ikan juga dapta
menjadi salah satu hal ynag mempengaruhi ketahanan jantungnya di mana ikan
merupakan hewan air yang memperoleh oksigen dari air dan kodok merupakan
hewan yang dapat hiduo di dua alam, darat dan air. Padahal, pembelahan ini
dilakukan di darat, dengan kata lain, ikan berada dalam lingkungan yang tidak
sesuai dengan habitatnya. Ini menyebabkan ikan bekerja lebih keras untuk
mendapatkan oksigen dari udara yang dapat merusak insang. Jika insang rusak,
transport darah dari jantung ke seluruh tubuh ikan akan terganggu, penyebaran darah
yang tidak merata akan menyebabkan tidak sempurnanya penyebaran nutrisi dan
oksigen yang dibawa oleh darah. Maka, secara otomatis jantung akan memompa
darah dengan lebih kuat lagi sehingga darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.
Kontraksi jantung secara terus-menerus akan menyebabkan otot jantung menjadi
lemah dan pada suatu saat tertentu, otot jantung tersebut akan berhenti. Lain halnya
dengan katak yang dapat hidup di dua alam, katak dapat bernafas menggunakan
paru-paru jadi apabila pembelahan katak di lakukan di darat tidak akan
mempengaruhi ketahanan jantung yang dimiliki katak. Dengan demikian, jantung
pada katak akan memiliki ketahanan yang lebih baik daripada jantung ikan.
4.4. Pengamatan Telur
Pada praktikum ini juga diamati embrio telur yang dierami. Pengamatan embrio
telur dilakukan dengan memecah telur yang sudah dierami secara perlahan-lahan.
Pemecahan telur secara perlahan-lahan dilakukan agar tidak merusak struktur dari
embrio sehingga bagian-bagian dari embrio masih dapat teramati dengan jelas. Pada
embrio telur yang diamati sudah terbentuk tunas kepala, bola mata dan lensanya,
tubuh embrio bagian belakang, pembuluh darah, serta masih tersedianya kuning
telur. Sedangkan detak jantung dari embrio yang telah terbentuk tersebut tidak
terlihat.
Embrio pada awalnya merupakan telur yang mengalami pembuahan sehingga terjadi
perubahan struktur dari telur menjadi fase blastula yang biasanya terjadi pada hari
pertama setelah telur dibuahi oleh induk jantan. Selama di dalam telur, embrio
mendapatkan nutrisi dari membran vitelin. Pada tahap selanjutnya, embrio akan
berpindah tempat ke bagian kiri dan dikelilingi oleh sistem peredaran darah dimana
membrane vitelin akan tersebar pada permukaan kuning telur. Pada tahap ini,
kepala, badan, dan otak dari embrio dapat dibedakan. Perkembangan embrio
selanjutnya diikuti dengan perkembangan rongga amniotik yang melindungi embrio.
Selain itu, mulai terbentuk gelembung alantois yang berfungsi untuk menyerap
kalsium dan sebagai alat pernafasan. Pada usia lima hari, embrio akan berbentuk
huruf C dan akan diikuti dengan perkembangan membran vitelin, anggota badan
bagian atas, terpisahnya kepala dan badan, otak dan paruh, pigmentasi pada mata,
dan perkembangan-perkembangan lain pada embrio selama enam belas hari setelah
adanya perubahan posisi kepala yang mendekati ekor sehingga embrio nampak
menyerupai anak ayam dan siap untuk menetas pada hari kedua puluh satu
(Anonim, 2006).
39
40
Dari pengamatan dan ciri-ciri dari embrio telur, embrio tesebut berumur sekitar lima
hari di mana pada hari kelima, ukuran dari embrio telur akan meningkat, embrio
membentuk huruf C, dan kepala bergerak mendekati ekor, serta ada perkembangan
sayap (Anonim, dari Sumber Ceva animal Health, Hatchery expertise online No. 8,
2006). Dari gambar yang diperoleh dengan gambar dari hasil praktikum terdapat
kemiripan bentuk dan morfologi. Perbandingan dari teori dengan hasil praktikum
dapat kita lihat di bawah ini:
(Gambar di sebelah kanan tersebut merupakan bagian dari embrio telur yang diperoleh dari
teori (http://ciptapangan.com) sedangkan pada gambar di sebelah kiri ditunjukkan gambar
embrio telur yang diperoleh saat praktikum)
Pada gambar dapat terlihat dengan lebih jelas persamaan dari kedua embrio di mana
masing-masing embrio memiliki bagian mata yang lensa matanya sudah jelas
terlihat, bagian kepala, dan bagian badan yang terdiri atas tubuh bagian atas dan
tubuh bagian bawah. Selain itu, embrio dari telur nampak seperti huruf C, dan pada
perkembangan selanjutnya, bagian kepala akan mendekati bagian akhir dari embrio.
Dari embrio yang diamati tersebut juga terdapat pembuluh-pembuluh darah dan
masih tersedianya kuning telur sebagai cadangan makanan yang akan habis pada
saat hari telur siap menetas. Akan tetapi, dari embrio tersebut tidak nampak adanya
denyut jantung embrio. Hal ini mungkin dikarenakan terlalu lemahnya detak jantung
pada embrio tersebut sehingga tidak teramati oleh mata praktikan. Akan tetapi,
lingkungan tempat telur itu berada juga mempengaruhi aktivitas kehidupan di dalam
telur. Suhu ruangan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hidup atau
tidaknya embrio di dalam telur. sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa untuk
menetaskan sebuah telur, telur tersebut harus berada di bawah eraman induknya atau
diletakkan di tempat yang suhunya hampir sama dengan suhu induknya. Karena
suhu ruangan yang tidak sesuai dengan suhu tubuh induknya, embrio ini dapat mati
dan tidak ada detak jantung yang terlihat.
Kehadiran mikroorganisme juga dapat menyebabkan kematian dari embrio.
Meskipun memiliki kulit yang keras, mikroorganisme masih dapat masuk ke dalam
telur dan menginfeksi telur tersebut sehingga membunuh seluruh sel-sel hidup yang
terdapat di dalam telur. Serangan mikroorganisme ini dapat terjadi juga ketika
embrio telah diletakkan dalam cawan petri (berada di dalam ruangan terbuka tanpa
perlindungan sama sekali sehingga embrio telur mudah terinfeksi mikroorganisme
dan akhirnya mati.
39
40
5. KESIMPULAN

Jenis sisik dari ikan mas adalah sisik sikloid yang memiliki tepi halus dan seperti
lingkaran.

Bagian dalam dari ikan terdiri atas jantung, ginjal, usus, gelembung renang, hati,
organ reproduksi, insang, dan otak.

Jantung ikan terbagi menjadi dua ruang, yaitu atrium dan ventrikel.

Jantung ikan terdiri atas empat bagian, yaitu atrium (serambi), ventrikel (bilik),
bulbus arteriosis, dan sinus venosus.

Bagian dalam dari katak terdiri atas jantung, ginjal, usus, hati dan kantung
emperdu, kantung kemih, organ reproduksi, serta otak.

Jantung katak terbagi menjadi tiga ruangan, yaitu atrium (serambi) kanan, atrium
(serambi) kiri, dan ventrikel (bilik).

Embrio pada hari kelima akan meningkat ukurannya dan akan membentuk huruf
C dimana kepala akan bergerak mendekati ekor dan ada perkembangan sayap.
Semarang, 1 November 2008
Praktikan,
Asisten Dosen :
-
Arya Widinatha
Christina Natalya
-
Agustin Nitta P.
NIM : 08.70.0036
-
Adhiprana W.
6. DAFTAR PUSTAKA
Anonim
(2006).
Perkembangan
Embrio
dari
Hari
ke
Hari.
http://www.ciptapangan.com/files/downloadsmodule/@random4413d85398188/118
5953410_buletin_maret_2007.pdfSumber Ceva animal Health, Hatchery expertise
online No. 8, 2006.
Anonim.
(2006).
Anatomy
of
Frog.
http://www.lookd.com/frogs/anatomy.html&prev=/search%3Fq%3Dfrog%2527s%2
Banatomy%26hl%3Did%26sa%3DG&usg=ALkJrhi3zwGsUlZX_JM4TG2Mf9clmBv9g.
Anonim. (2006). Fish Anatomy. http://www.fishlore.com/Pictures/FishAnatomy.gif
Anonim.
(2006).
http://www.itresourcing.com.au/aquaculture/species/fish/fish.htm 2006
Fish.
Anonim. (2006). Scales. /http://www.myflorida.com/myflorida/copyright.html 2006.
Anonim.
(2008).
Anatomy
of
Fishes.
http://www.floridaconservation.org/Fishing/Fishes/anatomy.html&prev=/search%3F
q%3Danatomy%2Bfish%26hl%3Did%26sa%3DG&usg=ALkJrhgsNE9O7_oqotji9z
wJ5JCCcDqtFA#external 2008.
Anonim.
(2008).
Anatomy.
http://www.iowas.co.uk/information.html&prev=/search%3Fq%3Danatomy%2Bof
%2Ba%2Bfish%26hl%3Did%26sa%3DG&usg=ALkJrhimm6qjUkmibJzNTNpScW
-iCOg1nw 2008.
Anonim. (2008). Fish Scales. http://www.lifeunderthesea.co.uk/397794d0.gif 2008.
Anonim. (2008). Fish. http://www.marine.csiro.au/LeafletsFolder/31sbt/31sbt.html).
Anonim.
(2008).
Frog’s
Anatomy.
http://www.kent.k12.wa.us/staff/TimLynch/sci_class/index.html&prev=/search%3F
q%3Danatomy%2Bfrog%26hl%3Did%26sa%3DG&usg=ALkJrhinexaCgKWu5hEd
ZVhrgHCQbiHUmw 2008.
Anonim.
(2008).
Katak.
http://books.google.co.id/books?id=jcfRmQ3ltsC&pg=pT58&lpg=PT58&dq=anato
mi+katak&source=web&ots=JSqmXhwwuq&sig=FtW74lujjSzgW4Ay9jovFQtlytk
&hl=id&sa=X&oi=book_result&resnum=1&ct=result#PPT59M1
Anonim.
(2008).
Ketahanan
Jantung
Katak.
http://books.google.co.id/books?id=jcfRmOQ3ltsC&printsec=frontcover&dq=anato
mi+katak 2008.
Arie. (2008). Ikan Mas. http://solusiikanmas..com/2008/03/morfologi-ikan-mas.html
Maret 2008.
39
40
Bailey,
Regina.
(2008).
Frog
Anatomy/Dissection.
http://slohs.slcusd.org/pages/teachers/rhamley/Biology/Frog%20Dissection/frog%20
heart.JPG
Dery,
Bernard.
(2008).
Anatomy
of
Fish.
http://www.infovisual.info/&prev=/search%3Fq%3Danatomy%2Bfish%26hl%3Did
%26sa%3DG&usg=ALkJrhiqW0DKcjyzB6QfFffWG2v8zYiGUw 12 Oktober 2008
10:27.
Fishlore 2006.
Grouther,
M.
Mc.
(2005).
Scales.
Australian
Museum
2005.
http://www.amonline.net.au Desember 2005.
Peace. (2006). Anatomy of An Egg. http://animalspeek.com/2006/03/anatomy-ofegg.htm 7 Maret 2006.
Wikipedia.
(2007).
Fish
Anatomy.
Wikipedia
10
April
2007.
http://en.wikipedia.org/wiki/Fish_anatomy&prev=/search%3Fq%3Danatomy%2Bfis
h%26hl%3Did%26sa%3DG&usg=ALkJrhif1TYDhiK-7TrSQAfp4TwWD8UB_g
10 April 2007 12:14.
Wikipedia. (2008). Ikan Mas. http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas.
Wikipedia.
(2008).
Sisik
Ikan.
Wikipedia
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik 3 September 2008 08:52.
September
2008.
7. LAMPIRAN
7.1.Laporan Sementara
39
Download